The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

E-Book ini membantu agar pembaca dapat memahami Bimbingan dan Konseling Karir

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Ratna Ningseh, 2020-12-16 19:27:23

BIMBINGAN DAN KONSELING KARIR

E-Book ini membantu agar pembaca dapat memahami Bimbingan dan Konseling Karir

Keywords: Bimbingan dan konseling Karir

2. Pola kemampuan dan potensi yang tampak pada seseorang menunjukkan hubungan yang
berlain-lainan dengan kemampuan dan keterampilan yang dituntut pada seorang pekerja di
berbagai bidang pekerjaan.

3. Kurikulum sekolah yang berbeda akan menuntut kapasitas dan minat yang
berbeda. Dengan kata lain, individu akan belajar dengan lebih mudah dan efektif apabila
potensi dan bakatnya sesuai dengan tuntutan kurikulum.

4. Setiap individu mampu, berkeinginan, dan berkecenderungan untuk mengenal diri sendiri
serta memanfaatkan pemahaman diri itu dengan berpikir baik-baik.

Sesuai dengan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa asumsi yang mendasari
teori trait and factor adalah setiap individu mempunyai keunikan, pola kemampuan dan potensi
yang tampak pada individu disesuaikan dengan pemilihan pekerjaan, kurikulum sekolah yang
akan menuntut kapasitas dan minat yang berbeda pada diri individu, dan kecenderungan
mengenal diri sendiri serta pemanfaatan diri sendiri untuk memahami diri dengan berpikir
baik-baik.

H. TUJUAN KONSELING TRAIT AND FACTOR
Menurut Sayekti (2002:51) Tujuan konseling Trait and Factor adalah sebagai berikut:

1. membantu individu merasa lebih baik dengan menerima pandangan dirinya sendiri dan
membantu individu berfikir lebih jernih dalam memcahkan masalah dan mengontrol
perkembangannya secara rasional.

2. Memperkuat keseimbangan antara pengaktifan dan pemahaman sifat-sifat sehingga dapat
bereaksi secara wajar dan stabil.

3. Mengubah sifat-sifat subjektif, dan kesalahan dalam penilaian diri (konsep diri) dengan
menggunakan metode atau cara ilmiah.

Lebih lanjut Slamet Riyadi (2010 :106) memaparkan tujuan konseling menggunakan
pendekatan Trait and Factor adalah:

1. Membantu individu mencapai perkembangan kesempurnaan berbagai aspek kehidupan
manusia.

45

2. Membantu individu dalam memperoleh kemajuan memahami dan mengelola diri dengan cara
membantunya menilai kekuatan dan kelamahan diri dalam kegiatan dengan perubahan
kemajuan tujuan-tujuan hidup dan karir.

3. Membantu individu untuk memperbaiki kekurangan, tidakmampuan, dan keterbatasan diri
serta membantu pertumbuhan dan integrasi kepribadian.

4. Mengubah sifat-sifat subyektif dan kesalahan dalam penilaian diri dengan mengggunakan
metode ilmiah.

Dengang demikian, tujuan dari konseling Trait and Factor adalah membantu individu
merasa lebih baik dengan menerima pandangan dirinya sendiri dan membantu individu berfikir
lebih jernih dalam memcahkan masalah dan mengontrol perkembangannya secara rasional,
memperkuat keseimbangan antara pengaktifan dan pemahaman sifat-sifat sehingga dapat
bereaksi secara wajar dan stabil, mengubah sifat-sifat subjektif, dan kesalahan dalam penilaian
diri (konsep diri) dengan menggunakan metode atau cara ilmiah.

I. HUBUNGAN ANTARA KONSELOR DAN KLIEN
Menurut Sayekti (2002:51) peranan konselor dalam hubungan antara klien dan konselor

adalah:
1. Memberi tahu klien tentang berbagai kemampuannya yang diperoleh konselor dari hasil

testing, angket dan alat pengkukur yang lain. Berdasarkan hasil testing dan lain-lain
tersebut konselor mengetahui kelemahan dan kekuatan klien, sehingga dapat meramalkan
jurusan, pendidikan atau jabatan apa yang cocok bagi klien. Konselor membantu klien
menentukan tujuan yang akan dicapainya disesuaikan dengan hasil testing. Dengan
memberitakukan sifat serta bakat klien, maka klien dapat mengelola hidupnya sendiri dapat
hidup bahagia.
2. Konselor secara aktif mempengaruhi perkembangan klien.
3. Konselor membantu mencari sebab individu tidak memiliki sumber personal untuk
menentukan individualitasnya, karena ia tak dapat memahami dirinya secara penuh,
diagnosis ekternal yang dilakukan konselor melengkapi persepsinya. Berdasarkan data yang
ada, konselor merumuskan hipotesis untuk memahami individu.

46

4. Konselor aktif dalam situasi belajar, melakukan diagnosis, menyajikan informasi,
mengumpulkan dan menilai data, untuk membantu individu. Konselor berperan sebagai
guru, yang bertugas mengajar klien belajar tentang dirinya sendiri dan lingkungannya.

Sesuai dengan penjabaran peran konselor di atas, dapat kesimpulan sebagai peranan
konselor disini adalah memberitahukan, memberikan informasi, mengarahkan, karena itu
pendekatan ini disebut pendekatan yang kognitif rasional.

J. PROSES KONSELING
Sayekti (1998:48) teori Trait and Factor di dalam pendekatannya baik terhadap proses

konseling maupun pemecahan kesulitan klien, secara rasional, logis, dan intelektual, tetapi
dasar filsafatnya bukan Rationalisme. Teori ini lebih dekat kepadaEmpirisme, yang
mempunyai pandangan optimistis, bahwa walaupun manusia telah dibekali pembawaan,
tetapi itu tidak menentukan.

Sayekti (1998:52) menjelaskan ada dua teknik konseling yang diaplikasikan dalam
teori Trait and Factor:

1. Teknik tes, untuk mengungkapkan kepribadian, bakat, minat, dan data yang lain
yang hanya dapat diungkap dengan tes.

2. Teknik non tes, meliputi wawancara, angket, observasi, otobiografi, dokumentasi,
dan yang lain.

Lutfi Fauzan (2004:92) Konseling Trait and Factor memiliki enam tahap dalam
prosesnya, yaitu: analisis, sistesis, diagnosis, prognosis, konseling (treatment) dan tindak lanjut
( follow-up ).

1. Analisis
Analisis merupakan langkah mengumpulkan informasi yang diperoleh tentang diri klien

beserta latar belakangnya. Data yang dikumpulkan mencakup segala aspek kepribadian
yang dimiliki klien, seperti kemampuan, minat, motif, kesehatan fisik, dan karakteristik lain
yang dapat mempermudah atau mempersulit penyesuaian diri klien pada umumnya. Data
yang dikumpulkan diklasifikasikan menjadi dua yaitu:

➢ Data Vertikal (mencakup diri klien) yang dapat dibagi lebih lanjut atas

47

➢ Data Fisik: kesehatan, ciri-ciri fisik, penampakan atau penampilan fisik dan lain
sebagainya.

➢ Data Psikis: bakat, minat, sikap, cita-cita, hobi, kebiasaan dan lain sebagainya.
➢ Data Horizontal (berkenaan dengan lingkungan klien yang berpengaruh

terhadapnya): keluarga klien, hubungan dengan familinya, teman-temannya,
orang-orang terdekatnya, lingkungan tempat tinggalnya, sekolahnya dan lain
sebagainya.
2. Sintesis
Sintesis adalah usaha merangkum, mengolong-golongkan dan menghubungkan data
yang telah terkumpul pada tahap analisis, yang disusun sedemikian sehingga dapat
menunjukkan keseluruhan gambaran tentang diri klien. Dari hasil analisis dapat
menunjukkan bakat klien, kelemahan serta kekuatan, penyesuaian diri maupun
ketaksanggupan menyesuaikan diri. Rumusan diri klien dalam sistesis ini bersifat ringkas
dan padat. Ada tiga cara yang dapat dilakukan dalam merangkum data pada tahap sistesis
tersebut: cara pertama dibuat oleh konselor, kedua dilakukan klien, ketiga adalah cara
kolaborasi antara konselor dan klien.
3. Diagnosis
Diagnosis merupakan tahap menginterpretasikan data dalam bentuk (dari sudut)
problema yang ditunjukkan. Rumusan diagnosis dilakukan melalui proses pengambilan atau
penarikan simpulan yang logis. Sesuai dengan Sayekti (2002:53) dalam tahap ini terdapat
tiga kegiatan yang dilakukan, yaitu :
➢ Identifikasi masalah, yang bersifat deskriptif berdasar pada data yang diperoleh,
dapat merumuskan dan menarik kesimpulan permasalahan klien.
➢ Menentukan sebab-sebab, mencangkup pencaharian hubungan antara masa lalu,
masa kini atau masa depan yang dapat menerangkan sebab-sebab gejala. Konselor
menggunakan intuisinya yang dicek oleh logika, oleh uji coba dari program kerja
berdasarkan diagnosis sementara.
➢ Menentukan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Konselor
bertanggung jawab dan membantu siswa untuk mencapai tingkat pengambilan
tanggung jawab untuk dirinya sendiri, berarti ia mampu dan mengerti secara logis,
tetapi juga secara emosional mau. Sebab mungkin saja secara logis mengerti, tetapi
emosional belum mau menerima.

48

4. Prognosis
Winkel (2010:412) prognosis atau perkiraan tentang perkembangan klien serta berbagai

implikasi dari hasil diagnosis. Menurut Williamson prognosis ini bersangkutan dengan
upaya memprediksikan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi berdasarkan data
yang ada sekarang. Misalnya: bila seorang klien (siswa di sekolah) berdasarkan data
sekarang dia malas, maka kemungkinan nilainya akan rendah, kemungkinan nanti tidak
dapat diterima dalam seleksi penerimaan mahasiswa baru.
5. Konseling (Treatment)

Dalam konseling, konselor membantu klien untuk menemukan sumber-sumber pada
dirinya sendiri, sumber-sumber lembaga dalam masyarakat guna membantu klien dalam
penyesuaian yang optimum sejauh dia bisa.

49

BAB VI
TEORI KARIER MYER BRIGHT TYPE INDIKATOR (MBTI)

A. KAJIAN TEORI MYER BRIGHT TYPE INDIKATOR (MBTI)

Myers-Briggs Type Indicator (MBTI IB Myers Briggs & KC, 1943/1 976) adalah
instrumen kepribadian dengan berbagai aplikasi. Tipe ini dapat dimanfaatkan dalam proses
konseling karir. MBTl telah terbukti berguna untuk para profesional dalam konseling dan
strategi dengan klien tentang preferensi klien psikologis, keluarga karir yang optimal, dan
peluang pekerjaan yang potensial.

Tipe kepribadian, sebagaimana gaya kognitif, tipe kepribadian juga merujuk pada
konstruk-konstruk yang telah digunakan untuk menjelaskan kesamaan dan pebedaan dalam
modus pemikiran, persepsi dan prilaku yang disukai oleh individu. Pada dasarnya, tipe-tipe
kepribadian adalah kategori-kategori yang dirumuskan oleh konfigurasi dua atau lebih ciri atau
atribut tertentu. Sebagai penjelasan untuk perilaku manusia, tipologi memiliki sejarah untuk
prilaku manusia, tipologi memiliki sejarah yang panjang. Sistem-sistem tipologi kerap kali
memiliki daya tarik populer yang luar biasa karena sistem-sistem ini menawarkan basis
pemahaman yang relatif sederhana namun kuat dan bisa menjelaskan prilaku seseorang atau
orang lain.

Salah satu kualifikasi tipologis yang paling bertahan dirancang oleh C.G Jung (1921-
1971). Dimana MBTI Myers-Briggs Type Indicator ini didasarkan pada pemikiran C.G Jung
(1921-1971) mengenai persepsi, judgment dan sikap yang digunakan oleh setiap tipe yang
berbeda dari individu. Persepsi adalah kemampuan psikologis individu untuk sadar pada hal-
hal, orang-orang dan ide-ide. Judgment melibatkan berbagai cara untuk menyimpulkan apa
yang telah dipersepsikan individu tersebut. Kalau orang berbeda satu sama lain ketika
mempersepsikan sesuatu juga ketika melakukan judgment, maka perbedaan ini juga
mempengaruhi minat, ketrampilan, nilai-nilai serta reaksi mereka.8

8Mudrika, N. 2004. “Membaca Kepribadian Menggunakan Tes MBTI (Myer Briggs Type Indicator)”. 2
Psikologi UGM Press. Yogyakarta

50

B. EMPAT SKALA KECENDERUNGAN

MBTI bersandar pada empat dimensi utama yang saling berlawanan (dikotomis).
Walaupun berlawanan sebetulnya kita memiliki semuanya, hanya saja kita lebih cenderung /
nyaman pada salah satu arah tertentu. Seperti es krim dan coklat panas, mungkin kita mau dua-
duanya tetapi cenderung lebih menyukai salah satunya. Masing-masing ada sisi positifnya tapi
ada pula sisi negatifnya. Nah, seperti itu pula dalam skala kecenderungan MBTI.

Berikut empat skala kecenderungan MBTI :

1. Extrovert (E) vs. Introvert (I)
Dimensi EI melihat orientasi energi kita ke dalam atau ke luar. Ekstrovert artinya tipe

pribadi yang suka dunia luar. Mereka suka bergaul, menyenangi interaksi sosial, beraktifitas
dengan orang lain, serta berfokus pada dunia luar dan action oriented. Mereka bagus dalam hal
berurusan dengan orang dan hal operasional. Sebaliknya, tipe introvert adalah mereka yang
suka dunia dalam (diri sendiri). Mereka senang menyendiri, merenung, membaca, menulis dan
tidak begitu suka bergaul dengan banyak orang. Mereka mampu bekerja sendiri, penuh
konsentrasi dan focus. Mereka bagus dalam pengolahan data secara internal dan pekerjaan
back office.

2. Sensing (S) vs. Intuition (N)

Dimensi SN melihat bagaimana individu memproses data. Sensing memproses data
dengan cara bersandar pada fakta yang konkrit, praktis, realistis dan melihat data apa adanya.
Mereka menggunakan pedoman pengalaman dan data konkrit serta memilih cara-cara yang
sudah terbukti. Mereka fokus pada masa kini (apa yang bisa diperbaiki sekarang). Mereka bagus
dalam perencanaan teknis dan detail aplikatif. Sementara tipe intuition memproses data dengan
melihat pola dan hubungan, pemikir abstrak, konseptual serta melihat berbagai kemungkinan
yang bisa terjadi. Mereka berpedoman imajinasi, memilih cara unik, dan berfokus pada masa
depan (apa yang mungkin dicapai di masa mendatang). Mereka inovatif, penuh inspirasi dan ide
unik. Mereka bagus dalam penyusunan konsep, ide, dan visi jangka panjang.

3. Thinking (T) vs. Feeling (F)

51

Dimensi ketiga melihat bagaimana orang mengambil keputusan. Thinking adalah
mereka yang selalu menggunakan logika dan kekuatan analisa untuk mengambil keputusan.
Mereka cenderung berorientasi pada tugas dan objektif. Terkesan kaku dan keras kepala.
Mereka menerapkan prinsip dengan konsisten. Bagus dalam melakukan analisa dan menjaga
prosedur/standar. Sementara feeling adalah mereka yang melibatkan perasaan, empati serta
nilai-nilai yang diyakini ketika hendak mengambil keputusan. Mereka berorientasi pada
hubungan dan subjektif. Mereka akomodatif tapi sering terkesan memihak. Mereka empatik dan
menginginkan harmoni. Bagus dalam menjaga keharmonisan dan memelihara hubungan.9

4. Judging (J) vs. Perceiving (P)

Dimensi terakhir melihat derajat fleksibilitas seseorang. Judging di sini bukan berarti
judgemental (menghakimi). Judging diartikan sebagai tipe orang yang selalu bertumpu pada
rencana yang sistematis, serta senantiasa berpikir dan bertindak teratur (tidak melompat-
lompat). Mereka tidak suka hal-hal mendadak dan di luar perencanaan. Mereka ingin
merencanakan pekerjaan dan mengikuti rencana itu. Mereka bagus dalam penjadwalan,
penetapan struktur, dan perencanaan step by step. Sementara tipe perceiving adalah mereka
yang bersikap fleksibel, spontan, adaptif, dan bertindak secara acak untuk melihat beragam
peluang yang muncul. Perubahan mendadak tidak masalah dan ketidakpastian membuat mereka
bergairah. Bagus dalam menghadapi perubahan dan situasi mendadak.

Masing-masing tipe diidentifikasi dengan 4 huruf seperti ENFJ. Metode ini sangat
populer, sehingga dapat menemukannya pada pribadi seseorang. Dengan menggabungkan
dimensi yang berlainan, Myers dan briggs mengidentifikasi 16 jenis kepribadian yang berbeda,
setiap kepribadian dengan kelebihan dan minatnya sendiri. Dengan menjelaskan sebagai berikut

:

9Journal . “The Myers-Briggs Type Indicator and Career Obstacles”. Charles C. Healy Georffrey A. 3
Woodward

52

ISTJ ISFJ INFJ INTJ
ISTP ISFP INFP INTP
ESTP ESFP ENFP ENTP
ESTJ ESFJ ENFJ ENTJ

1. ISTJ (Introverted sensing with thinking)

Perasaan introvert dengan berfikir. Mereka ini adalah tulang punggung kekuatan. Mereka
saling berusaha mengubah pasangan atau orang lain. Mereka cocok menjadi praktisi bank,
auditor, akuntan, analis pajak, pengawas perpustakaan, dan rumah sakit, pebisnis, dan
sebagainya.

2. ISFJ (Introverted sensing with feeling)

Pengindraan introvert dengan perasaan. Orang ini senang melayani dan pekerja keras.
Mereka tidak menyenangi waktu luang dan akan berusaha mencari-cari masalah apabila tidak
ada yang

akan dikerjaan. Mereka cocok menjadi perawat, guru, sekretaris, pustakawan, manager, dan ibu
rumah tangga.

3. INFJ (Introverted intuiting with feeling)

Pengintuisian introvert dengan perasaan. Tipe ini adalah pelajar atau pekerja serius yang
benar-benar ingin punya andil. Mereka suka menyendiri dan mudah tersinggung. Mereka bisa
menjadi pasangan yang baik dan seara fisik sangat menyenangkan. Mereka dianggap mampu
memahami aspek kejiwaan orang lain. Mereka dapat menjadi terapis, pengabdi masyarakat dan
menteri yang baik.

4. INTJ (Introverted intuiting with thinking)

53

Pengintuisian dengan berfikir. Ini adalah tipe yang paling independen dibanding tipe-tipe
yang lain. Mereka menyenangi logika dan gagasan baru serta mau terjun kedalam penelitian
ilmiah. Tapi tidak jarang diantara mereka menjadi orang yang picik. Mereka cocok dalam
pekerjaan analisis komputer, insinyur, hakim, pengacara, ilmuwan, ilmuan sosial.

5. ISTP (Introverted thinking with sensing)

Berpikir introvert dengan mengindra. Orang semacam ini menyenangi tindakan, tidak
memiliki rasa takut dan selalu ingin gembira. Mereka akan sangat impulsif dan berbahaya
apabila dihentikan. Mereka lebih menyenangi perkakas, alat-alat dan senjata, dan biasanya
cocok sebagai ahli teknik. Mereka tidak senang berkomunikasi dan kerap didiagnosis sebagai
orang yang hiperaktif. Biasanya orang semacam ini tidak pintar disekolah.

6. ISFP (Introverted feeling with sensing)

Perasaan introvert dengan mengindra. Mereka ini adalah orang yang pemalu dan cepat
lelah, tidak suka bicara tapi senang pekerja fisik. Mereka cocok jadi pelukis, pematung,
komposer, dan penari (seni seara umum), dan mereka mencintai alam. Mereka ini tidak terlalu
peduli dengan komitmen.

7. INFP (introverted feeling with intuiting)
Perasaan intreovert dengan intuisi. Mereka ini adalah orang-orang yang idealis, mau

mengorbankan dirinya, sangat dingin dan mampu menahan diri. Mereka lebih mementingkan
keluarga, tapi dengan cara yang santai. Anda akan menemukan mereka berkiprah dibidang
psikologi, arsitekturm, agama tapi tidak dalam bisnis.
8. INTP (introverted thinking with intuiting)

Berpikir introvert dengan intuisi. Orang ini dapat dipercaya, selalu berpikir masak-masak,
dan pemaaf serta sangat mencintai buku. Mereka cenderung sangat hemat dengan bahasa yang
dipakai, menyenangi logika dan matematika. Mereka cocok jadi filosof atau ilmuan teoritis, tapi
tidak tepat menjadi penulis atau sales.

9. ESTP (Extroverted sensing with thinking)

Mengindra extrovert dengan berpikir. Tipe ini adalah orang yang berorientasi pada
tindakan, kadang canggih, kadang sembrono, seperti James Bond. Sebagai pasangan, orang ini

54

sangat menyenangkan dan hangat, tapi mereka lemah pada soal komitmen. Mereka dapat
menjadi pengusaha atau artis yang baik.

10. ESFP (Extroverted sensing with feeling)

Mengindra ekstrovert dengan perasaan. Orang ini bersifat impulsif, mereka tidak tahan
dengan kecemasan. Mereka cocok sebagai sosok yang tampil kedepan karena sangat
menyenangi publi relation dan sangat senang dengan telepon. Mereka tidak akan pernah
menyenangi hal-hal akademis, terutama sains. Mereka cocok dalam pekerjaan penitipan anak,
insinyur pertambangan, sekertaris dan supervaisor.

11. ENFP (Extroverted Intuiting With Feeling)

Pengintuisian extrovert lewat perasaan. Tipe orang ini suka hal-hal yang baru dan kejutan.
Mereka sangat dikuasai oleh perasaan dan ekspresi. Mereka sangat peka dengan perubahan
tubuh dan mempunyai kesadaran diri yang baik. Mereka cocok menjadi sales, politisi, dan actor.

12. ENTP (Extroverted Intuiting With Thinking)

Pengintuisian ekstrovert dengan berpikir. Tipe ini adalah orang yang hidup dan
bersemangat, tidak cuek, dan tidak pula rapi. Sebagai pasangan, mereka sedikit tidak
menyenangkan, khususnya secara ekonomi. Mereka cocok menjadi analis dan entertainer.
Mereka juga cenderung ingin mengedepankan diri.

13. ESTJ (Extroverted thinking with sensing)

Berfikir ekstrovert dengan mengindra. Mereka adalah pasangan yang bertanggung jawab,
orang tua yang baik dan pekerja yang loyal. Mereka bersifat realistis dan menyayangi tradisi
yang berlaku. Mereka cocok menjadi administrator, manajer keuangan, pengawas.

14. ESFJ (Extroverted Feeling With Sensing)

Perasaan ekstrovert dengan mengindra. Tipe ini adalah orang yang menyukai harmoni.
Mereka bisa tegas untuk menyatakan “ya atau tidak”. Mereka cenderung tergantung, terutama
pada orang tua dan kemudian pada keluarga. Mereka mengabdikan hati dan hidupnya untuk
orang lain. Mereka cocok menjadi pekerja kesehatan, manajer kantor, sekertaris dan guru.

15. ENFJ (Extroverted Feeling With Intuting)

55

Perasaan extrovert lewat intuisi. Tipe orang ini adalah suka bicara. Mereka cenderung
melebih-lebihkan kawannya. Mereka akan menjadi orang tua yang baik, tapi cenderung
membiarkan diri mereka dimanfaatkan oleh orang lain. Mereka cocok menjadi Ahli terapi,
guru, eksekutif perusahaan dan sales.

16. ENTJ (Extroverted Thinking With Intuiting)

Berfikir ekstrovert dengan intuisi. Tipe kepribadian ini adalah orang yang suka dirumah
dan berkumpul dengan keluarga. Mereka menyenangi organisasi dan struktur yang tertata.
Tipe ini sangat cocok untuk eksekutif perusahaan dan administrator.

Myers-Briggs Type Indicator dapat digunakan bagi pendidik untuk memahami banyaknya
ragam cara yang dapat dilakukan peserta didik untuk merasakan dan menilai informasi saat
belajar.

C. MANFAAT MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR (MBTI)
1. Bimbingan Konseling

MBTI sangat berguna di dunia pendidikan dan pengembangan karir. MBTI bisa
digunakan sebagai panduan untuk memilih jurusan kuliah sampai dengan profesi yang cocok
dengan kepribadian.

2. Pengembangan Diri
Dengan MBTI kita bisa memahami kelebihan (Strength) diri kita sekaligus kelemahan

(Weakness) yang ada pada diri sendiri. Kita bisa lebih fokus mengembangkan kelebihan kita
sekaligus mencari cara memperbaiki sisi negatif kita.

3. Memahami Orang Lain Dengan Lebih Baik
MBTI membantu memperbaiki hubungan dan cara pandang kita terhadap orang lain.

Kita bisa lebih memahami dan menerima perbedaan. Tidak semua orang berfikir, bersikap dan
berperilaku seperti cara kita berprilaku. Jadi terimalah perbedaan yang ada.

D. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR (MBTI)

56

1. Kelebihan
➢ Individu lebih mudah dipahami melalui tes kepribadian karena hanya ada 2 pilihan
alternatif yaitu “Ya atau Tidak”.
➢ Dengan metode ENFJ dalam MBTI memudahkan individu untuk menyesuaikan
pribadinya dengan pekerjaan yang di sukainya.
➢ Individu menggunakan minat, bakat, kemampuan, dan niat dalam dirinya untuk memilih
karir yang sesuai dengan kepribadiannya tanpa ada paksaan dari luar.
➢ Individu mencoba menggunakan logika dan kekuatan analisa untuk mengambil
keputusan karirnya berdasarkan fakta yang ada dilingkungannya.
➢ Dengan MBTI kita bisa memahami kelebihan (Strength) diri kita sekaligus kelemahan
(Weakness) yang ada pada diri sendiri.

2. Kekurangan:
➢ Individu cenderung merasa terpaksa atas pilihannya, karena harus memilih salah satu
pilihan yang keduanya dianggap sesuai dengan kemampuannya.
➢ Individu lebih dituntut atas niat dalam dirinya saja, tanpa melihat faktor pendukung lain
yang berada dilingkungannya.10
➢ Konseling yang mencakup bimbingan dan teknik yang mempunyai pengaruh teraputik
atau kuratif.
➢ Konseling bentuk redukasi bagi diperolehnya kataris secara terapiutik.

10 Journal . “Using the myers-briggs type indicator® in career counseling”. R. Bryan Kennedy 8
D. Ashley Kennedy

57

BAB VII
TEORI KARIER DONALD SUPER”

A. KONSEP-KONSEP DASAR TEORI DONALD SUPER
Donal Super memberikan suatu pandangan bahwa perkembangan karier merupakan

suatu yang luas, karena perkembangan karier tersebut mencakup berbagai faktor, baik dalam
dirinya sendiri maupun faktor lingkungan yang mempengaruhi pekembangan karier. Faktor
dalam diri yaitu bisa mencakup sifat-sifat kepribadiannya, intelektual dan diluar diri individu
bisa faktor ekonomi keluarga, sosial serta budaya, tetapi titik berat dari semua yang disebutkan
di atas yaitu faktor-faktor dalam diri individu itu sendiri. Teori donald Super ini lebih menekan
tentang self consept, unsur yang paling mendasar dari teori Super ini ialah konsep diri atau
gambaran diri sehubung dengan pekerjaan yang akan di lakukannya dan di pegangnya.
B. TEORI PERKEMBANGAN DONALD SUPER

Teori self-concept merupakan bagian yang sangat penting dari pendekatan Super
terhadap perilaku vokasional. Penelitian menunjukkan bahwa vocational self-concept
berkembang melalui pertumbuhan fisik dan mental, observasi kehidupan bekerja,
mengidentifikasi orang dewasa yang bekerja, lingkungan umum, dan pengalaman pada
umumnya. Pada akhirnya, perbedaan dan persamaan antara diri sendiri dan orang lain akan
terasimilasi. Bila pengalaman yang terkait dengan dunia kerja sudah menjadi lebih luas, maka
konsep diri vokasional yang lebih baik pun akan terbentuk. Meskipun vocational self-concept
hanya merupakan bagian dari konsep diri secara keseluruhan, namun konsep tersebut
merupakan tenaga penggerak yang membentuk pola karir yang akan diikuti oleh individu
sepanjang hidupnya.

Jadi, individu mengimplementasikan konsep dirinya ke dalam karir yang akan menjadi
alat ekspresi dirinya yang paling efisien.

58

NO JENIS TAHAP UMUR

1 Tahap Pengembangan (Growth) 0-15 tahun
2 Tahap Eksplorasi (Exploration) 15-24 tahun
3 Tahap Pemantapan (Establishment) 25-44 tahun
4 Tahap Pembinaan (Maintenance) 45-64 tahun
5 Tahap penurunan ( decline ) 65 tahun ke atas

Tahapan umur Karakteristik Tahap pertumbuhan ( growth ) 0-15 tahun Pembentukan
konsep diri, mengembangkan kapasitas, sikap, minat, dan kebutuhan serta membentuk sebuah
pemahaman umum dari dunia kerja.

Tahap penjajakan (ekplorasi ) 15-24 tahun try out” melalui kelas – kelas, pengalaman
kerja, hobi – hobi. Mengumpulkasn informasi yang relevan. Pilihan tentative dan
pengembangan skill – skill terkait

Tahap pemantapan (establishment) 25-44 tahun Memasuki pembangunan skill dan
stabilisasi melalui pengalaman kerja. Tahap pembinaan (maintenance) 45-65 tahun Proses
penyesuaian berlanjut untuk meningkatkan posisi.

Tahap penurunan ( decline ) 65 tahun ke atas Mengurangi output, menyiapkan diri
untuk masa pensiun. 4 Pemetaan Tahap Tugas perkembangan vokasional yaitu :

Berdasarkan tahapan umur diatas maka setiap tahapan umur mempunyai tugas-tugas
perkembangan vokasional berdasarkan umur tertentu yaitu :

NO JENIS TUGAS PERKEMBANGAN UMUR
1 Perencanaan (Crystalization) umur 14-18 tahun
2 Penentuan (Specification) umur 18-21 tahun
3 Implementasi umur 21-24 tahun
4 Pemantapan (Establishment) umur 24-35 tahun
5 Pengakaran (Consolidation) sesudah umur 35
tahun

59

Vokasional Umur Karakteristik Crystalization 14-18 tahun Mengembangkan dan
merencanakan sebuah tujuan vokasional yang mungkin untuk diraih oleh individu.

Spesifikasi 18-21 tahun Memantapkan tujuan vokasional yang dipilih. Implementasi 21-
24 tahun Melakukan Pelatihan dan menghasilkan pekerjaan. Stabilitasi 24-35 tahun Bekerja
dan memantap pilihan karir. Konsolidasi 35 tahun ke atas Peningkatan dalam karir yang dipilih.
Super berpendapat bahwa penyelesaian tugas-tugas yang sesuai pada masing-masing tahapan
merupakan indikasi kematangan vokasional (vocational maturity).

Kematangan vokasional itu tampaknya lebih terkait dengan inteligensi daripada usia.
Hasil penelitian longitudinal (Super, 1951) yang mengikuti perkembangan sejumlah siswa kelas
9 menunjukkan bahwa berbagai ciri kematangan vokasional (seperti merencanakan, menerima
tanggung jawab, dan kesadaran akan berbagai aspek pekerjaan yang disukai) tidak beraturan
dan tidak stabil selama periode SMA

C. IMPLEMENTASI TEORI DONALD SUPER
Konsep kematangan karir yang dikembangkan oleh Super itu mempunyai implikasi

yang besar bagi program pendidikan karir dan konseling karir. Fase-fase perkembangan
kematangan karir merupakan titik di mana kita dapat mengidentifikasi dan mengakses sikap
dan kompetensi yang terkait dengan pertumbuhan karir yang efektif. Perkembangan aspek
psikologis dan sosio ekonomis inilah terbantuk konsep diri (self concept) individu sebagai
hasil dari upaya mempelajari diri sendiri dan lingkungan sekitarnya.

Dengan kata lain, teori Super Mengemukakan teorinya tentang pemilihan karir sebagai
implementasi dari konsep diri. Menurut teori Super (Surya, 1988 : 234) berkaitan dengan
pemilihan karir adalah sebagai berikut.
1. Individu itu mempunyai kualifikasi atau kewenangan untuk banyak bidang pekerjaan.
2. Setiap bidang pekerjaan menurut pola karakteristik kecakapan dan ciri-ciri pribadi.
3. Meskipun konsep diri individu dan situasi sosial berubah, proses pemilihan tetap
berlangsung sejalan dengan pertumbuhan, mulai dari tahap eksplorasi, pemantapan,
pemeliharaan, dan perumusan.
4. Pola-pola karir (tingkat, urutan, dan durasi pekerjaan) berkaitan dengan tingkat sosio-
ekonomi orangtua, kecakapan, kepribadian, dan kesempatan).

60

5. Perkembangan vokasional (karir) sebagai implementasi konsep diri merupakan hasil
interaksi antara pembawaan, faktor fisik, kesempatan peran-peran tertentu, dan dukungan
dari teman sebaya dan orang yang memiliki kelebihan.

6. Keterpaduan antara variabel individu dan lingkungan, antara konsep diri dan tantangan
realitas dibuat melalui kesempatan bermain peranan dan fantasi tantangan, konseling,
sekolah, atau pekerjaan.

Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut lahirlah konsep Super yang berkaitan dengan peran-
peran hidup (life roles) dan tahap-tahap perkembangan (developmental tasks).

1. Peran-peran Hidup (Life Roles)

Konsep yang dikembangkan dalam teori super salah satunya adalah konsep tentang

peran hidup (life roles). Super mendeskripsikan pada enam peran hidup yang pertama, yaitu

anak-anak (child), pelajar (student), aktivitas diwaktu luang (leisure), warga

masyarakat (citizen), pekerja (worker), dan peran dalam keluarga (homemaker).Peran aktivitas

dalam waktu luang, pelajar dan anak-anak merupakan informasi penting bagi anak-anak,

sedangkan peran pekerja, warga masyarakat, dan rumah tangga (dalam konsep tanggung

jawab masing-masing peran) sangatlah minim. Baru pada tahap remaja, peran warga

masyarakat dan pekerja dapatmenjadi peran penting, tetapi tetap dalam batas-batas

tertentu. Pada tahap ini, bekerja sering dihubungkan secara tidak langsung untuk

pengetahuan tentang karir. Pada masa dewasa fungsi dan kemampuan dalam memilih

peranan hidup menjadi unsur penting dalam perkembangan karir, khususnya sejak

menginjak masa remaja akhir.

b. Tahap Perkembangan
Tollbert (Marrihu, 1986:20) mengatakan bahwa penggunaan istilah “perkembangan”

dalam karir mempunyai makna khusus karena mengimplikasikan bahwa individu terlibat
dalam suatu proses jangka panjang untuk membuat keputusan-keputusan karir dari banyak
pilihan, yang masing-masing pilihan itu dipengaruhi oleh banyak orang dan faktor,
berbagai kondisi, serta kebutuhan-kebutuhan dan sifat-sifat pribadi individu itu sendiri.

Super (Manrihu, 1992:12) meringkas konsep life-stages kedalam 12 proposisi
perkembangan karir berikut.

61

1. Individu berada dalam kemampuan-kemampuan, minat-minat, dan kepribadian-kepribadiannya.
2. dengan sifat-sifat yang berbeda, individu mempunyai kewenangan untuk melakukan sejumlah

pekerjaan.
3. masing-masing pekerjaan menuntut pola khas kemampuan, minat, dan sifat-sifat kepribadian.
4. Preferensi dan kompetensi vokasional dapat berubah sesuai dengan situasi kehidupan.
5. Proses perubahan dapat dirangkumdalam satu rangkaian tahap kehidupan.
6. Sifat dan pola karir ditentukan oleh tarap sosioekomonik, kemampuan mental, dan kesempatan

yang terbuka dan karakteristik kepribadian individu.
7. Perkembangan karir adalah fungsi dari kematnagan biologis dan realitas dalam perkembangan

konsep diri.
8. Faktor yang banyak menentukan dalam perkembangan karir adalah perkembangan dan

implementasi konsep diri.
9. Proses pemulihan karir merupakan hasil perpaduan antara faktor individual dan faktor sosial,

serta antara konsep diri dan kenyataan.
10. Keputusam karir tergantung pada dimana individu menemukan jalan keluar yang menandai

bagi kemampuan, minat, sifat kepribadian dan nilai.
11. Taraf kepuasan yang individu peroleh dari pekerjaan sebanding dengan tingkat dimana mereka

telah sanggup mengimplementasikan konsep dirinya.
12. Peekerjaan dan okupasi menyediakan suatu fokus untuk organisasi kepribadian baik pria

maupun wanita

Dalam teori rentang hidup dari Super terdapat suatu konsep yang disebut dengan
kematangan karir (career maturity). Kematangan karir (career maturity ) merupakan temasentral
dalam teori perkembangan karir masa hidup (life span career development) yang dicetuskan oleh
super. Super memperkenalkan dan mempopolurkan konsep tentang kematangan karir setelah
penelitiannya tentang pola karir di tahun 1950-an.

Kematangan karir(career maturity) didefinisikan sebagai kesesuaian antara perilaku karir
individu dengan perilaku karir yang diharapkan pada usia tertentu disetiap tahap. Criter (Herr
&cramer, 1979 : 174) berpendapat bahwa“…the maturity of an individual’s vocational behavior as
indicated by the similarity between his behavior and that of the oldest individual’s in his vocational
stages”. Definisi ini lebih menekanakan pada kematangan karir sebagai tahapan hidup (life-

62

stages). Sementara itu, super (Sharf , 1992 : 155) menyatakan bahwa kematangan karir
didefinisikan sebagai “… the readiness to make appropriate career decisious”… rediness to make (a)
good choice (s )atau kesiapan individu untuk membuat pilihan karir yang tepat. Definisi kedua ini
lebih menekanakan padakesiapan untuk membuat pilihan dan keputusan karir secara tepat.

Berdasarkan dari urai anter sebut, dapat dimaknai bahwa kematangan karir remaja
dapat diukur dari dimilikinya indikator – indikator kematangan karir sebagai berikut.

1. Aspek perencanaan karir (career planning). Aspek ini meliputi indikator –indikator berikut :

➢ Mempelajari informasi karir ;
➢ Membicarakan karir dengan orang dewasa;
➢ Mengikuti pendidikan tambahan (kursus) untuk menambah pengetahuan tentang
keputusan karir;
➢ Berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler;
➢ Mengikuti pelatihan – pelatihan berkaitan dengan pekerjaan yang diinginkan;
➢ Mengetahui kondisi pekerjaan yang diinginkan;
➢ Mengetahui persyaratan pendidikan untuk pekerjaan yang diinginkan;
➢ Dapat merencanakan apa yang harus dilakukan setelah tamat sekolah;
➢ Mengetahui cara dan kesempatan memasuki dunia kerja yang diinginkan; dan

2. Aspek eksplorasi karir (career exploration). Eksplorasi karir didefinisikan sebagai keinginan
individu untuk mengeksplorasi. Eksplorasi karir (sharf, 1992 : 52-53) merupakan waktu
ketika individu mengupayakan agar dirinya memiliki pemahaman yang lebih terutama
tentang informasi pekerjaan, alternatif karir, pilihan karir dan mulai bekerja. Aspek ini
mencakup indikator sebagai berikut: 1) berusaha menggali dan mencari informasi karir dari
berbagai sumber (guru bk, orang tua, orang yang sukses, dan sebagainya); 2) memiliki
pengetahuan tentang potensi diri, di antara bakat, minat, intelegensi, kepribadian, nilai-
nilai, dan prestasi; 3) meiliki cukup banyak informasi.

3. Pengetahuan tentang membuat keputusan karir (decision making) aspek ini terdiri dari
indikator berikut :

63

➢ mengetahui cara bagaimana membuat keputusan karir;
➢ mengetahui langkah-langkah dalam membuat keputusan karir, terutama penyusunan

rencana karir;
➢ mempelajari cara orang lain membuat keputusan karir;
➢ menggunakan pengetahuan dan pemikiran dalam membuat keputusan karir.
4. Pengetahuan (informasi) tetang dunia kerja (world of work information). Menurut Super
(Sharf, 1993 : 158) konsep ini memiliki dua komponen dasar, yaitu : pertama, berhubungan
dengan tugas perkembangan ketika individu harus mengetahui minat dan kemapuan
dirinya, mengetahui cara orang lain mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan
pekerjaannya, dan mengetahui alasan orang lain berganti pekerjaan. Kedua, konsep yang
berkaitan dengan pengetahuan tentang tugas-tugas pekerjaan dalam satu vokasional dan
perilaku-perilaku dalam bekerja.

5. Aspek pengetahuan tentang kelompok pekerjaan yang lebih disukai (knowledge of preferred
occupational group). Aspek ini terdiri dari indikator-indikator berikut:

➢ Memahami tugas dari pekerjaan yang diinginkan;
➢ mengetahui sarana yang dibutuhkan dari pekerjaan yang diinginkan;
➢ mengetahui persyaratan fisik dan psikologis dari pekerjaan yang diinginkan;
➢ mengetahui minat-minat dan alasan-alasan tepat dalam memilih pekerjaan.

6. Aspek realisme keputusan karir (realism). Realisme keputusan karir adalah perbandingan
antara kemampuan individu dengan pulihan pekerjaan secara realistis (Sper dalam Sharf,
1992 : 159). Aspek ini terdiri dari indikator berikut:
➢ memiliki pemahamaan yang baik tentang kekuatan dan kelemahan diri behubungan
dengan pilihan karir yang diinginkan:
➢ mampu melihat faktor-faktor yang akan mendukung atau menghambat karir yang
diinginkan;
➢ mampu melihat kesempatan yang ada berkaitan dengan pilihan karir yang diinginkan;
➢ mampu memilih salah satu alternatif pekerjaan dari berbagai pekerjan dari berbagai
pekerjaan yang beragaam; dan

64

➢ dapat mengembangkan kebiasaan belajar dan bekerja secara efektif.

7. orientasi karir (career orientation). Orientasi karir di definisikan sebagai skor total dari:
➢ sikap terhaddap karir;
➢ keterampilan membuat keputusan karir; dan
➢ informasi dunia kerja (Super dalam Sharf,1992:159).

Sikap terhadap karir terdiri dari perencanaan dan eksplorasi karir. Keterampilan membuat
keputusan karir terdiri dari kemampun menggunakan pengetahuan dan pemikiran dalam
membuat keputusan karir. Informasi dunia kerja terdiri atas memiliki informasi tentang,
pekerjaan tertentu dan memiliki informasi tentang orang lain dalam dunia kerjanya.

D. PERANAN INFORMASI DAN SELEKSI KARIR
Peranan informasi dan seleksi karir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari teori

Super, khususnya di masa remaja awal, remaja akhir, hingga perkembangan karir dewasa
awal, informasi dan seleksi karir menjadi fokus dari kegiatan konseling. Perolehan informasi
karir sangat berperan bagi kematangan karir seseorang, khususnya menjadi sebuah konsep
yang paling penting di masa remaja. Teori Super memiliki konstruksi yang valid sehingga
dapat digunakan sebagai instrumen yang membantu pekerjaan konselor.

Donald super mencanangkan suatu pandangan tentang perkembangan karier yang
berlingkup sangat luas, karena perkembangan jabatan itu di pandang sebagai suatu proses yang
mencakup banyak factor. Factor tersebut untuk sebagian terdapat pada individu sendiri dan
untuk sebagian terdapat pada lingkungan hidupnya, yang semuanya berinteraksi satu sama lain
dan bersama-sama membentuk proses perkembangan karier seseorang.

Donald super menaruh perhatian pada psikologi diferensial sebagai cabang ilmu psikologi
yang mempelajari perbedaan bermakna antara individu-individu, antara lain dengan
menggunakan alat-alat tes untuk memperoleh data tentang berbagai ciri kepribadian yang jelas
mempunyai kaitan dengan memegang suatu jabatan, seperti kemampuan intelektual, bakat
khusus, minat, dan sifat-sifat kepribadian.

65

Unsur yang mendasar dalam pandangan super adalah konsep diri atau gambaran diri
sehubungan dengan pekerjaan yang akan dilakukan dan jabatan yang akan dipegang (vocational
self-concept), yang merupakan sebagian dari keseluruhan gambaran tentang diri sendiri.

Pandangan Super oleh banyak pakar psikologi vokasional dinilai sebagai teori yang paling
komprehensif dan mendapat banyak dukungan dari hasil penelitian. Pandangan Super
mengandung beberapa implikasi bagi pendidikan karier dan konseling karier yang sangat
relevan. Konsepsi super tentang gambaran diri dan kematangan vokasional menjadi pegangan
bagi seorang tenaga pendidik bila merancang program pendidikan karier dan bimbingan karier,
yang membawa orang muda ke pemahaman diri dan pengolahan informasi tentang dunia kerja,
selaras dengan tahap perkembangan karier tertentu.

66

BAB VIII

PEMAHAMAN DIRI

A. PEMAHAMAN DIRI
Pemahaman diri merupakan suatu bentuk upaya pencitraan diri seseorang tentang

bagaimana individu tersebut memahami akan kekurangan dan kelebihannya. Maka individu
tersebut akan membentuk rasa percaya diri yang timbul dari pemahaman dirinya. Karena,
orang dengan percaya diri batin juga sangat sadar diri. Mereka tidak terus menerus merenungi
diri sendiri, tetapi secara teratur mereka memikirkan perasaan, pikiran dan perilaku mereka,
dan mereka selalu ingin tahu bgaimana pendapat orang lain tentang diri mereka.

Maria Antoinete menjelaskan bahwa orang yang memahami diri adalah mereka yang
memiliki tujuan hidup, memiliki arah, rasa memiliki kewajiban dan alasan untuk ada (eksis),
identitas diri yang jelas dan kesadaran sosial yang tinggi. Pemahaman diri adalah suatu cara
untuk memahami, menaksir karakteristik, potensi dan atau masalah (gangguan) yang ada pada
individu atau sekelompok individu.

Menurut Santrock, Pemahaman diri (self – Understanding) adalah gambaran kognitif
remaja mengenai dirinya, dasar, dan isi dari konsep diri remaja. Menurut Hartono pemahaman
diri siswa SMA adalah pengenalan secara mendalam atas potensi-potensi dirinya yang
mencakup ranah minat, abilitas, kepribadian, nilai dan sikap yang mana pengenalan siswa atas
pribadinya sendiri mencakup dua sisi yaitu pengenalan siswa atas keunggulannya dan
pengenalan siswa atas kekurangannya sendiri. Kekuatan merupakan seperangkat kemampuan
yang dimiliki siswa baik yang bersifat potensial maupun aktual. Kekuatan siswa
menggambarkan keunggulan, kehebatan pribadi siswa, sedang kekurangan siswa adalah
sejumlah keterbatasan yang dimiliki siswa. Kekurangan siswa menggambarkan ketidak
mampuan siswa yang menjadi hambatan siswa dalam meraih cita-cita.

Apabila kita sudah memahami tentang dirinya maka akan timbul citra diri. Maksudnya
adalah jika kita memiliki citra diri positif, maka kita akan mengalami berbagai macam hal positif
sesuai dengan apa yang kita pikirkan. Banyak ahli percaya bahwa orang yang memiliki citra
positif adalah orang yang beruntung.

67

1. Tujuan Pemahaman Diri

Pemahaman diri merupakan aspek penting bagi siswa SMA. Siswa yang memahamai
diri lebih memiliki peluang yang besar dalam meraih cita-cita dari pada siswa yang belum
mengenal dengan baik akan diri mereka sendiri, karena mereka yang memahami diri telah
memahi kemampun, minat, kepribadian, dan nilai termasuk kelebihan dan kekurangan yang ada
dalam diri mereka sehingga mereka memiliki arah dan tujuan hidup yang realistis dimana
mereka memilliki cita-cita yang sesuai dengan potensi diri.

pemahaman diri ditujukan agar siswa mampu mempersiapkan diri dalam memasuki
dunia kerja, sehingga dapat mencapai kesuksesan dalam karier.Pemahaman diri atau disebut
knowing yourself oleh Levinson, Ohler, Caswell dan Kiewra merupakan aspek penting dalam
pengambilan keputusan selanjutnya kemampuan siswa dalam pengambilan keputusan karier
merupakan wujud nyata dari kematangan perkembangan karier siswa.

Tujuan pemahaman diri bagi siswa adalah:

➢ Mampu mengeksplorasi potensi diri mereka yang mencakup: minat, abilitas, dan cita-
cita sehingga individu dapat merencanakan karier yang sesuai dengan potensi diri.

➢ Siswa bisa mempersiapkan diri dengan baik dalam memasuki dunia kerja. Dengan
persiapan yang matang individu dapat mencapai kesuksesan dalam berkarier.

➢ Siswa mencapai kematangan dalam perkembangan karier
➢ Siswa mampu mengambil keputusan karier secara mandiri

Ciri-ciri Siswa yang memahami yang memahami diri yaitu :

➢ Orang yang percaya bahwa hidupnya bermakna , secara positif pasti meyakini konsep-
konsep tertentu, seperti humanistik, religiusitas, atau idiosyncratic yang berhubungan
dengan makna kehidupan.

➢ Konsep meaning yang mereka yakini, memunculkan kekonsistensian mereka untuk
mencapai arah dan tujuan hidup mereka.

➢ Orang yang percaya bahwa hidup mereka bermakna , entah hidup mereka sudah
bermakna atau mereka yang masih berusaha mencapai tujuan hidupnya.

68

➢ Dalam proses mencapai tujuan hidup yang mereka buat, dalam diri seseorang , akan
muncul perasaan signifikan pada diri mereka sendiri dan rasa bangga terhadap
kehidupan mereka.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Diri Siswa

Pemahaman diri (minat, abilitas, kepribadian, nilai-nilai dan sikap, kelebihan dan
kekurangan) di pengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang turut
mempengaruhi pemahaman diri ditentukan oleh diri terbuka dan tertutup. Kepribadian yang
terbuka berkonstribusi positif terhadap pemahaman diri, sedangkan kepribadian yang tertutup
adalah faktor penghambat dalam pemahaman diri. Faktor eksternal (lingkungan) yang
mempengaruhi pemahaman diri antara lain, lingkungan keluarga, teman sebaya, dan sekolah.

Terhadap pemahaman diri siswa terletak pada peran kepala sekolah, sataf administrasi,
guru mata pelajaran, dan peran konselor sekolah dalam melaksanakan program bimbingan dan
konseling. Program bimbingan yang dilaksanakan oleh konselor sekolah mencakup empat
bidang antara lain; bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan karier, dan bimbingan
belajar. Untuk mewujudkan tujuan bimbingan di sekolah, konselor perlu melaksanakan
berbagai kegiatan layanan bantuan dimana salah satunya adalah layanan informasi.

Pemahaman diri siswa di pengaruhi oleh pelaksanaan layanan informasi dalam bidang
bimbingan karier, yang mana materi dalam pemberian informasi kepada siswa mencakup,
potensi diri (minat, abilitas, nilai-nilai dan sikap) serta kekuatan atau kelebihan dan
kekurangan/ kelemahan diri.

2. Aspek-aspek pemahaman diri

a. Aspek Fisik. Seluruh anggota badan individu termasuk bagian-bagiannya. Artinya

individu harus mengenali dan memahami kondisi jasmaniahnya dengan segala
potensinya. Apakah kondisi jasmani semua sehat ? Apakah kondisi jasmaniahnya normal
dan sebagainya. Hal ini penting agar individu mampu mengambil keputusan dengan
tepat dan mampu menyikapi hidup ini dengan benar.

➢ Aspek Psikis adalah yang berhubungan dengan kondisi kejiwaan individu.Bagaimana
kecerdasannya, bagaimana emosinya.Sehingga individu mampu menyikapi pilihan-

69

pilihan karir dan masa depan juga mampu menempatkan dirinya dalam berhubungan
dengan orang lain
➢ Aspek Minat. Minat adalah rasa tertarik yang kuat terhadap obyek tertentu. Hal ini
penting untuk dipahami individu,karena dengan adanya minat yang kuat terhadap
obyek pilihan maka prestasi, keberhasilan yang diharapkan mudah tercapai demikian
juga sebaliknya. Oleh karena itu perlu penanaman minat terhadap diri individu terhadap
berbagai obyek positif,sehingga timbul rasa menyenangi dengan motivasi tinggi.
➢ Aspek Bakat. Bakat adalah kemampuan yang dibawa oleh seseorang sejak lahir dan
bersifat menurun ( genetik ). Pentingnya individu memahami bakat ini adalah agar
individu mampu mengembangkan dirinya secara optimal. Bakat akan cepat berkembang
dengan baik apabila ditunjang dengan sarana dan prasarana.
➢ Aspek Cita-cita. Cita-cita adalah gambaran diri yang ada pada diri seseorang. Ada yang
menyebut “Potret Diri” seseorang. Artinya apabila individu mengatakan dengan lisan.
➢ Aspek Kebutuhan-kebutuhan Pokok. Hal ini penting juga untuk dipahami oleh
individu,kebutuhan-kebutuhan pokok seperti apa yang diinginkan dalam menjalani
kehidupan ini. Apakah hidup ini hanya untuk makan atau makan untuk hidup.Apakah
individu hanya menginginkan kebutuhan jasmani saja, atau individu disamping perlu
kebutuhan-kebutuhan untuk jasmani,juga memerlukan kebutuhan bathin, dan
sebagainya.
➢ Aspek Gaya Hidup. Gaya hidup yang diinginkan oleh masing-masing orang berbeda
antara satu dengan lainnya. Ada yang ingin bergaya hidup elite, ada yang ingin bergaya
hidup biasa-biasa saja atau bergaya hidup.
B. POTENSI DIRI
Secara harfiah, kata potensi berasal dari bahasa Inggris to potent yang berarti keras
atau kuat. Budianto (2004) mengartikan kata potensi berarti kemampuan ,kekuatan dayab
baik yang belum terwujud maupun yang sudah terwjud tetapi belum optimal. Dalam kamus
bahasa Indonesia dikemukakan bahwa potensi adalah kemampuan-kemampuan atau
kualitas-kualitas yang dimiliki seseorang namun belum dipergunakan secara maksimal.
Sedangkan menurut Buchori Zainun seebagaimana di kutip Budianto (2004), potensi adalah
daya. Daya tersebut bisa bersifaat positif yang berupa power (kekuatan) dan bersifat negatif
atau kelemahan (weakness). Contoh potensi manusia antara lain : Kejujuran, Ketegasan,
Kematangan, Kedewasaan, Kecerdasan, Kebijakan, Kebenaran, dll

70

Potensi diri merupakan suatu gambaran citra diri individu tentang sejauh mana kita
mempunyai perasaan positif terhadap diri sendiri, sejauh mana kita punya sesuatu yang kita
rasakan bernilai atau berharga di dalam diri sendiri.Citra diri yang sehat sangat penting
untuk dimiliki oleh semua orang untuk bidang apapun. Bagaimana kita melihat diri sendiri
sangat mempengaruhi seberapa baik dan seberapa jauh kita menjalani kehidupan. Itu
sebabnya Mark Browser berpendapat “Jika seseorang yang mempunyai profesi namun tidak
memiliki citra diri yang baik, maka orang tersebut tidak akan berhasil di bidangnya.
1. Secara umum, potensi dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

➢ Kemampuan dasar: seperti tingkat intelegensi, kemampuan abstraksi, logika dan
daya tangkap.

➢ Etos kerja : seperti ketekunan, ketelitian, efisiensi kerja dan daya tahan terhadap
tekanan.

➢ Kepribadian : yaitu pola menyeluruh semua kemampuan, perbuatan, serta
kebiasaan seseorang, baik jasmaniah, rohaniah, emosional maupun sosial yang
ditata dalam cara khas di bawah aneka pengaruh luar.

2. Cara kita memperbaiki potensi diri, di antaranya : merasa
➢ Intropeksi diri
➢ Merasa terus kecewa dengan diri sendiri apabila selalu
mengecewakanorang lain.
➢ Menghabiskan terlalu banyak waktu untuk berusaha memperbaiki diri.
➢ Menerima kritikan untuk diperbaiki lagi.

3. Adapun aspek-aspek memahami akan potensi diri dari setiap cara hidup yang ada:
➢ Watak / karakter
Watak atau karakter, kepribadian (personality) menurut Allport adalah satu dan
semua akan tetapi bisa berbeda bila dipandang dari segi yang berlainan. Kalau kita
hendak menggunakan norma atau menggunakan penilaian, maka lebih tepat
dipergunakan istilah “watak” dan kalau kita tidak memberikan penilaian atau hanya
memberikan gambaran apa adanya maka dipakai istilah “kepribadian”.
➢ Bakat

71

Bakat yaitu kemampuan individu untuk melakukan sesuatu dengan sedikit sekali
tergantung pada faktor latihan, hal ini sering juga disebut bakat khusus. Sedang
bakat umum adalah kemampuan untuk menyelesaikan sesuatu yang berkaitan
dengan intelegensi. Bakat merupakan potensi-potensi yang berisi kemungkinan
untuk berkembang kesuatu arah. Bakat bukanlah sesuatu yang terjadi dan terbentuk
pada waktu individu dilahirkan, tetapi baru merupakan potensi-potensi saja, agar
potensi ini menjadi nyata/terwujud dibutuhkan kesempatan untuk
mengaktualisasikan bakat-bakat tersebut, karena itu ada bakat yang tidak dapat
berkembang karena kesempatan kurang atau tidak memungkinkan, sehingga muncul
istilah bakat terpendam.
➢ Minat/Inters
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang
beberapa kegiatan yang biasanya diikuti dengan perasaan senang, apa yang
direnungkan individu sehari-hari seringkali mempengaruhi minat individu tersebut
dalam mempelajari sesuatu. Jika sejak dini individu diperkenalkan atau diberikan
informasi yang menarik tentang sesuatu hal, maka potensi yang di miliki individu
tersebut akan lebih menonjol.
➢ Cita-cita
Cita-cita atau keinginan merupakan tujuan atau hal yang ingin dicapai pada
kehidupan mendatang. Oleh karena itu belajar yang efektif baik dan teratur diyakini
dapat membantu tercapainya cita-cita yang diinginkan.
➢ Sikap
Menurut Bimo Walgito, sikap adalah sebagai suatu efek baik yang bersifat positif
maupun negatif dalam hubungan dengan obyek psikologis. Efek positif yaitu senang,
dengan demikian adanya sikap menerima atau setuju. Sedangkan efek negatif adalah
adanya sikap menolak atau tidak senang.

72

C. CIRI POTENSI DIRI
Ciri-ciri seseorang yang memahami atau mengerti potensi dirinya itu dapat atau bisa

dilihat dalam sikap serta perilakunya sehari-hari baik itu di dalam kehidupan keluarga,
sekolah serta masyarakat disebabkan ini bisa menjadi tolak ukur bagi seseorang terebut.
Selain dari itu seseorang yang berpotensi itu memiliki ciri-ciri diantaranya sebagai berikut :

➢ Senang belajar dan selalu melihat kekurangan dirinya.
➢ Mempunyai sikap yang luwes.
➢ Tidak takut melakukan perubahan secara total untuk perbaikan.
➢ Tidak menyalahkan orang lain maupun keadaan.
➢ Mempunyai sikap yang tulus bukan kelicikan.
➢ Rasa tanggung jawab ada padanya.
➢ Menerima kiritik dan saran dari orang.
➢ Berjiwa optimis, tidak mudah putus asa.

1. Mengembangkan Potensi Diri
a. Introspeksi Diri “Pengukuran Individual”
Dengan berdasarkan cara ini, seseorang itu meluangkan waktunya untuk dapat
mengevaluasi apa yang sudah dilakukannya selama ini, apa yang sudah atau telah ia
raih serta apa yang ia punyai saat yang mana hal tersebut sebagai suatu kelebihan yang
dapat atau bisa mendukung serta apa yang ia miliki yakni sebagai suatu kekurangan
yang memperlambat tercapainya prestasi tinggi. Cara ini sangat efektif yang mana
individu tersebut bersikap jujur, terbuka pada dirinya sendiri, mau dengan sungguh-
sungguh untuk memperhatikan kata hatinya.

73

b. Feedback Dari Orang Lain
Feedback dari orang lain artinya seseorang itu kemudian meminta masukan

berupa data penilaian atau juga informasi mengenai dirinya menurut pendapat orang
lain. Masukan berupa umpan balik “feedback” tersebut kemudian mencangkup segala
sesuatu mengenai sikap serta juga perlikau seseorang yang terlihat dipersepsi oleh
orang lain yang berjumpa dengannya, berinteraksi dengannya. Cara lain untuk
memiliki tujuan untuk membantu seseorang memperbaiki diri serta juga
meningkatkan potensi diri.
2. Jenis Kemampuan Potensi Diri
Jenis potensi diri tersebut bisa atau dapat dipahami yakni sebagai kemampuan atau juga
kecerdasan seseorang yang munculnya bisa dari bakat, atau juga dari belajar.

a. Kemampuan sosiologis

Merupakan kemampuan dimana seseorang untuk peka terhadap suatu permasalahan
sosial di lingkungan sekitar. Kepekaan tersebut mendorong dirinya untuk kemudian
berpikir kritis serta emansipatoris. Simpati serta empati adalah wujud dari kepekaan yang
dimiliki mereka yang punya potensi kemampuan berpikir secara sosiologis.

b. Kemampuan naturalis

Merupakan suatu kemampuan yang seseorang untuk kemudian merasa peka
terhadap lingkungan alam sekitar. Orang yang memiliki potensi kemampuan naturalis
tersebut kemudian akan merasa sakit apabila alam itu disakiti. Tak hanya itu, potensi
tersebut juga dapat atau bisa digambarkan dengan adanya kemampuan di dalammemahami
kehidupan ekologi di bumi.

74

c. Kemampuan musical

Merupakan kecerdasan seseorang di dalam menciptakan harmoni lewat suatu suara.
Suara ini umumnya diciptakan lewat permainan dari alat musik. Skill di dalam memainkan
alat musik serta kecerdasan dalam menghayati alunan nada ini adalah beberapa contoh
potensi yang hanya dipunyai oleh orang tertentu.

d. Kemampuan spasial

Merupakan suatu kecerdasan yang berhubungan dengan adanya pemahaman akan
ruang spasial. Ruang spasial tersebut sering dikaitkan dengan suatu pemetaan. Sopir
profesional itu biasanya akan mengembangkan potensi ini. Contoh, pada saat ia lewat suatu
jalan yang asing, kemudian masuk ke dalam gang-gang yang sempit, ia masih tetap bisa
keluar dari gang itu tanpa kesasar. Kemampuan ini adalah kemampuan spasial.

e. Kemampuan visual

Merupakan kecerdasan di dalam menciptakan kreasi visual. Kreasi tersebut dapa atau
bisa berupa gambar, lukisan, atau juga film. Tak hanya hal tersebut, mereka yang punya
potensi tersebut bisa atau dapat memahami suatu teka-teki yang tampak dengan secara
visual, misalnya seperti menerjemahkan makna dari sebuah lukisan.

f. Kemampuan logika

Merupakan suatu kemampuan seseorang di dalam berpikir logis serta matematis.
Potensi tersebut berhubungan dengan kecerdasan di dalam pikirannya untuk kemudian
memahami sesuatu hal itu secara numerik, termasuk itu menghitung serta juga menghapal
rumus-rumus matematis. Potensi kemampuan logika tersebut dapat atau bisa diperoleh dari
bakat atau juga belajar.

g. Kemampuan linguistik

Merupakan suatu kemampuan individu di dalam berbahasa. Kemampuan tersebut
mempunyai cakupan yang luas, tidak hanya memahami teks deskriptif tersebut, tetapi juga
berceramah, berbicara,serta diskusi. Kemampuan tersebut berhubungan erat dengan

75

kecerdasan yang dipunyai seseorang di dalam mengembangkan skill aktualisasi diri dengan
secara verbal.

h. Kemampuan kinestetik

Merupakan suatu kemampuan seseorang di dalam menggerakkan tubuhnya. Tak hanya
bergerak tetapi juga dalam mengembangkan elastisitas (kelenturan) dari tubuh serta juga
mencipakan harmoni itu dengan melalui gerakanfisik yang mempesona serta juga tepat
seperti penari profesional.

i. Kemampuan interpersonal

Merupakan suatu kemampuan seseorang di dalam menjalin hubungan sosial. Potensi
kecerdasan seseorang yang piawai di dalam melakukan hubungan interpersonal tersebut
terlihat dari kemampuannya melobi, mewawancarai, berkomunikasi dengan orang lain atau
semacamnya. Kemampuan tersebut ini ialah mengenai menciptakan serta menjaga
hubungan antar manusia.

j. Kemempuan intrapersonal

Merupakan suatu kemampuan seseorang di dalam mengatur, memahami, dan juga
memanajemen diri sendiri. Orang yang berhasil dalam mengembangkan potensi
intrapersonalnya itu akan piawai di dalam merancang visi, mengambil keputusan,serta
menetapkan tujuan hidup. Kemampuan intrapersonal tersebut dapat dilatih dengan melalui
upaya di dalam pengendalian emosi diri.

3. Faktor Mengembangkan Potensi Diri

Ada faktor yang mendukung dalam potensi diri dan juga ada faktor yang justru
menghambat potensi dir.

a. Faktor Pendukung Dalam Potensi Diri

➢ Minat serta kegemaran, hobi
➢ Motivasi

76

➢ Kepintaran atau juga intelektual
➢ Lingkungan baik itu keluarga, sekolah atau juga masyarakat
➢ Sarana prasarana

b. Faktor Penghambat Potensi Diri
➢ Merasa tidak yakin atas kemampuan diri
➢ Tidak mempunyai rasa percaya diri yang cukup atau juga kurang percaya diri
➢ Tidak tekun dalam melatih potensi yang ada

secara umum potensi diri yang ada pada setiap manusia dapat dibedakan menjadi 5
macam yaitu:

1. Potensi Fisik (Psychomotoric)

Merupakan potensi fisik manusia yang dapat diberdayakan sesuai fungsinya untuk berbagai
kepentingan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup. Misalnya mata untuk melihat, kaki
untuk berjalan, telinga untuk mendengar dan lain-lain.

2. Potensi Mental Intelektual (Intellectual Quotient)

Merupakan potensi kecerdasan yang ada pada otak manusia (terutama otak sebelah kiri).
Fungsi potensi tersebut adalah untuk merencanakan sesuatu, menghitung dan menganalisis.

3. Potensi Sosial Emosional (Emotional Quotient)

Merupakan potensi kecerdasan yang ada pada otak manusia (terutama otak sebelah kanan).
Fungsinya antara lain untuk mengendalikan amarah, bertanggungjawab, motivasi dan
kesadaran diri.

4. Potensi Mental Spiritual (Spiritual Quotient)

Merupakan potensi kecerdasan yang bertumpu pada bagian dalam diri manusia yang
berhubungan dengan jiwa sadar atau kearifan di luar ego. Secara umum Spiritual Quotient
merupakan kecerdasan yang berhubungan dengan keimanan dan akhlak mulia.

5. Potensi Daya Juang (Adversity Quotient)

77

Merupakan potensi kecerdasan manusia yang bertumpu pada bagian dalam diri manusia yang
berhubungan dengan keuletan, ketangguhan dan daya juang tinggi.

D. ARAH PILIH KARIR

Pemilihan karir merupakan salah satu proses pembuatan keputusan terpenting dalam
kehidupan individu. Keputusan yang ia buat akan berdampak pada apa yang akan dilalui dalam
hidupnya. Pemilihan karir juga merupakan aspek kehidupan sosial seseorang yang tidak dapat
terelakkan karena hal tersebut merupakan salah satu proses pembuatan keputusan setelah
individu melewati beberapa tahap perkembangan dalam hidupnya.
Memilih sebuah karir lebih dari sekedar menentukan apa yang akan dilakukan seseorang untuk
mencari nafkah. Henderson (Gladding, 2012: 402) menyebutkan bahwa:

Individu yang sangat bahagia dengan pekerjaannya akan setia dalam menjalankan apa
yang menjadi minatnya, memperlihatkan kompetensi dan kekuatan pribadi yang luas, dan
berfungsi dalam lingkungan kerja yang dicirikan dengan kebebasan, tantangan, arti, dan
atmosfer sosial yang positif.
Menurut Byrne dan Reinhart (Purnamasari, 2006:40) kesesuaian antara jenis pekerjaan dengan
karakteristik kepribadian merupakan hal yang diharapkan oleh semua orang yang bekerja,
khususnya bagi individu yang baru atau akan memasuki dunia kerja. Pada masa-masa orientasi
karir, individu selalu diharapkan memiliki pertimbangan mengenai kecocokan antara
karakteristik pribadi dengan pekerjaan yang dipilih, baik dalam minat, bakat maupun nilai-nilai
pribadi yang dianut karena dengan kecocokan antara jenis pekerjaan dengan karakteristik
kepribadian sangat besar kemungkinan bagi individu untuk mencapai kesuksesan dalam karir.

Menurut Crites (1969) arah pilihan karir adalah pemilihan karir yang tidak dibuat
berdasarkan fantasi atau khayalan namun berdasarkan minat, kapasitas, dan nilai-nilai yang
dianut oleh seseorang setelah mengekploitasi dunia dengan cara mengelaborasi serta
mengklarifikasi minat, bakat, kemampuan serta nilai-nilai.

78

E. TEKNIK PENGUKURAN POTENSI DIRI

Pengenalan dan pengukuran potensi diri sangat diperlukan bagi seseorang. Pengertian diri
adalah keseluruhan dari self maupun ego yang ada pada diri dan kepribadian. Sedangkan
potensi adalah kemampuan-kemampuan dan kualitas-kualitas yang dimiliki oleh seseorang
namun belum dipergunakan secara maksimal.

Jadi Pengenalan dan pengukuran potensi diri adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk
mengetahui kemampuan, kekuatan dan daya yang ada pada diri dengan menggunakan cara,
metode, dan alat ukur atau instrument tertentu dengan aturan/tolok ukur atau karakteristik
tertentu. Adapun tujuan dari pengenalan dan pengukuran potensi diri ini adalah untuk
memberikan gambaran kepribadian seseorang, gambaran kecenderungan seseorang dalam
berperilaku, sementara manfaatnya adalah untuk mengembangkan nature (kepribadian manusia
yang terbentuk dari bawaan/lahir/bakat) dan nurture (kepribadian manusia yang terbentuk
karena pengaruh lingkungan). Sementara metode pengukuran potensi diri dapat dilakukan
melalui diri sendiri (self assessment), melalui feedback dari orang lain dan tes-tes psikologis
seperti tes kecerdasan, tes kepribadian, tes kepemimpinan, tes kreativitas dll.

Sebelum melakukan pengembangan potensi diri, diperlukan pengukuran. Pengukuran
dilakukan dengan menggunakan metode:

1. Self assessment (introspeksi)

adalah menilai diri sendiri. Ada juga yang mengatakan instropeksi. Sebagian orang mengatakan
bahwa dengan cara ini penilaian yang dilakukan sangat subyektif, karena orang umumnya tidak
mau melihat kelemahan-kelemahan yang dimilikinya. Tapi pendapat lain mengatakan bahwa
yang paling kenal diri anda adalah anda sendiri.

2. Feed back : langsung dan tidak langsung; evaluatif dan deskriptif.
Feed back merupakan komunikasi yang ditujukan kepada seseorang yang akan memberikan
informasi kepada orang yang bersangkutan, bagaimana orang lain terkena dampak olehnya,
bagaimana kesan yang ditimbulkan pada orang lain dengan tingkah laku yang
ditunjukkannya. Feed back membantu seseorang untuk menelaah dan memperbaiki tingkah

79

lakunya dan dengan demikian ia akan lebih mudah mencapai hal-hal yang diinginkannya.

3. Tes psikologis/kepribadian
➢ Tipologi diri: Kepribadian Sanguinis Populer (ekstrovert, membicara, optimis);
Kepribadian Koleris Kuat (ekstrovert, pelaku, optimis); Kepribadian Melankolis
Sempurna (introvert, pemikir, pesimis); Kepribadian Phlegmatis Damai (Introvert,
Pengamat, Pesimis)
➢ Tingkat Kepercayaan Diri: Menciptakan definisi diri positif, memperjuangkan keinginan
yang positif, mengatasi masalah secara positif, memiliki dasar keputusan yang positif,
memiliki metode/teladan yang positif (menghindari mencari-cari alasan, menggunakan
daya imajinasi, tidak takut gagal, berpenampilan membentuk kepercayaan diri,
menyusun catatan mengenai sukses yang diperoleh)
➢ Ambisi: menumbuhkan dan mengendalikan ambisi dengan cara: miliki tujuan yang jelas
dan mengacu pada tujuan tersebut, tentukan kapan akan dikerja untuk direalisasikan,
jika gagal pelajari penyebabnya, jangan ubah tujuan hanya karna gagal, bekerjasama
dengan orang-orang yang dapat membantu tercapainya tujuan, eksploitasi gagasan
untuk merumuskan tujuan yang jelas, selalu berpikir positif.

Pengembangan potensi diri tidak semudah dibayangkan. Ada banyak hambatan, baik
dari diri sendiri maupun lingkungan, dan yang paling menghambat biasanya ada dalam diri
seperti ketidakmampuan mengatur diri, nilai pribadi yang tidak jelas, tujuan pribadi yang tidak
jelas, pribadi yang kerdil, kemampuan yang tidak memadai untuk memecahkan masalah,
kreativitas rendah, wibawa rendah, kemampuan pemahaman manajerial rendah, kemampuan
menyelia rendah, kemampuan latih rendah, kemampuan membina tim rendah. Oleh krena itu,
yang pertama harus disingkirkan adalah hambatan-hambatan yang ada dalam diri sendiri.
Kemudian untuk dapat mengembangkan potensi diri, perlu diperjelas dalam pikiran seperti apa
yang kita ingin menjadi di masa yang akan datang, misalnya dengan: menentukan sasaran yang
jelas, menentukan cara menilai keberhasilan, mensyukuri kemajuan waluapun hanya sedikit,
berani mengambil resiko, perkembangan diatur oleh diri sendiri, memanfaatkan setiap
kesempatan yang ada, terbuka untuk belajar dari siapa saja, belajar dari kesalahan dan selalu
bersikap realistis, jangan hanya berbicara, tetapi kerjakan yang kita ucapkan. Sedangkan

80

langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk rancangan pengembangan haruslah tertulis,
karena kalau tidak tertulis sama saja dengan angan-angan bukan tujuan.

Adapun langkah-langkahnya yakni: menuliskan gambaran yang kita inginkan dalam
bidang-bidang, menuliskan potensi atau perilaku yang kita ingin hilangkan dan upaya untuk
menghilangkan, menuliskan potensi yang ingin kita kembangkan, menentukan langkah-
langkah kegiatan serta waktu pencapaiannya, menentukan tolok ukur untuk nilai
keberhasilannya Pengembangan diri harus diawali dengan pengenalan diri, salah satu caranya
adalah melalui pengukuran potensi diri. Pengenalan diri akan membantu individu melihat
kemampuan-kemampuan yang ada pada dirinya, mengetahui hal-hal yang berkembang dengan
hal-hal yang masih perlu dikembangkan. Pengukuran potensi diri dimaksudkan untuk
mengetahui sejauh manakah potensi-potensi yang dimiliki oleh seorang individu, baik yang
diperoleh melalui introspeksi diri maupun malalui feed back dari orang lain serta tes psikologis.

4. Mengukur Keputusan Karir

pengukuran tentang kematangan karier sangat diperlukan agar:

➢ dapat menilai kesiapan pribadi untuk mengambil keputusan-keputusan
pendidikan/karier, atau untuk berperan serta dalam berbagai macam pengalaman
perkembangan karier yang khusus

➢ berfungsi sebagai instrumen-instrumen diagnostik dalam menentukan perlakuan
➢ dapat mengevaluasi tingkat di mana strategi-strategi yang ditujukan dapat membantu

layanan bimbingan karier mencapai tujuan-tujuannya. Sehingga maklum jika selama ini
guru pembimbing atau konselor sekolah mengembangkan dan menjalankan program
layanan bimbingan karier “seadanya”, tanpa didasari oleh kondisi objektif siswa, baik
kemampuan maupun kebutuhan-kebutuhan pribadinya.
Diharapkan dengan hadirnya alat ukur kematangan karier yang baku (teruji validitas
dan reliabilitasnya), nantinya guru pembimbing atau konselor di SMA bisa
mendapatkan data atau informasi yang valid, reliabel dan akurat berkaitan dengan
kematangan karier siswa SMA.

pengambilan keputusan karir adalah suatu proses seleksi atau pemilihan dari
beberapa alternatif pilihan karir yang ada, berdasarkan hasil pemahaman diri dan

81

pemahaman karir serta perilaku pengambilan keputusan karir meliputi bersekolah, serta
memasuki program pelatihan, melamar pekerjaan, meningkatkan pekerjaan, perubahan
jabatan dan memasuki pekerjaan baru.

a. Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Karir
➢ Genetik
Faktor ini dibawa dari lahir merupa wujud dan keadaan fisik (wajah, jenis kelamin, suku
bangsa, dan cacatnya) dan kemampuan. Keadaan diri bisa membatasi preferensi atau
keterampilan seseorang untuk menyusun rencana pendidikan dan akhirnya untuk
bekerja.
➢ Kondisi lingkungan.
Faktor lingkungan yang berpengaruh pada pengambilan keputusan kerja ini, berupa
kesempatan kerja (apa dan beberapa banyak), kesempatan pendidikan dan pelatihan (
formal, nonformal, negeri, swasta), kebijakan dan prosedur seleksi (peraturan,
persyaratan, dsb), imbalan (uang penghargaan sosial), undang-undang dan peraturan
pemburuhan, peristiwa alam (bencana), sumber alam (tersedianya dan kebutuhan),
kemajuan teknologi, perubahan dalam organisasi sosial, sumber keluarga (pendidikan,
kemampuan keuangan, nilai, penghargaan), sistem pendidikan (organisasi,
kebijaksanaan, keterampilan dan kepribadian guru dan sebagainya), lingkungan
tetangga dan masyarakat sekitar (pengaruhnya), pengalaman belajar.

82

➢ Faktor belajar. Kegiatan yang paling banyak dilakukan manusia adalah belajar.
Pengalaman belajar akan mempengaruhi tingkah laku dan perilaku seseorang. sejarah
pengalaman belajar yang khas. Ada dua jenis belajar, yaitu belajar instumental dan
asosiatif. Belajar instrumental ialah belajar yang terjadi melalui pengalaman orang
waktu berada didalam suatu lingkungan dan ia “mengajarkan” langsung (berbuat
sesuatu atas, mereaksi terhadap) lingkungan itu, dan ia mendapatkan sesuatu sebagian
hasil dari tindak perbuatannya itu, yaitu hasil yang dapat diamatinya.

b. Keterampilan Mengancang Tugas dan Pengambilan Keputusan Karir
Menurut Krumboltz dan Barker (Munandir, 1996), hal yang penting dalam
pengambilan keputusan karir adalah kemampuan untuk :

➢ Mengenal situasi keputusan yang penting.
➢ Menentukan apa keputusan atau tugas yang dapat dikelola dan yang realistis.
➢ Memeriksa dan menilai secara cermat dan tepat generalisasi observasi diri dan

generalisasi pandangan atas dunia.
➢ Menyusun alternatif-alternatif yang luas dan beragam.
➢ Mengumpulkan informasi yang diperlukan tentang alternatif-alternatif itu.
➢ Menentukan sumber informasi mana yang paling handal, cermat, dan relevan.
➢ Merencanakan dan melaksanakan urutan langkah-langkah pengambilan keputusan yang

disebut diatas.

83

BAB IX

PELAKSANAAN BIMBINGAN KONSELING KARIR DI SEKOLAH

A. Bimbingan Karir di Sekolah Menengah Pertama (SMP)
1. Pengertian anak SMP

Sekolah Menengah Pertama yang disingkat dengan SMP merupakan jenjang pendidikan
dasar SD yang memasuki anak pada usia 13-15 tahun pada pendidikan formal di Indonesia
setelah lulus sekolah dasar (atau sederajat). Sekolah menengah pertama ditempuh dalam
waktu 3 tahun, mulai dari kelas 7 sampai kelas 9.

Anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) dapat dikategorikan sebagai anak usia
remaja awal. Pada umumnya ketika usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah masa
remaja awal setelah mereka melalui masa-masa pendidikan Sekolah Dasar. Masa remaja awal
atau masa puber adalah periode unik dan khusus yang ditandai dengan perubahan-perubahan
perkembangan yang tidak terjadi dalam tahap-tahap lain dalam rentang kehidupan.

Bimbingan karir di SMP merupakan kelanjutan dari bimbingan karir di SD, melalui guru
pembimbing siswa mendapatkan berbagai informasi tentang karir sehingga dapat membina
sikap dan apresiasinya terhadap jenis pendidikan, jenis pekerjaan, dan menelusuri hubungan
antara kerja dan waktu luang, memperluas minat kerja, serta memberikan berbagai informasi
tentang pekerjaan sehingga memunculkan kesadaran siswa untuk menentukan pilihan
pekerjaannya dimasa datang sesuai dengan bakat dan minat yang dimilkinya.11

2. Karakteristik siswa di SMP

a. Siswa berusia antara 12/13 – 15/16 tahun.

b. Tugas-tugas pokok perkembangan yang harus dicapai anak , yaitu:

➢ Mengenal kemampuan, bakat, minat, serta arah kecenderungan karir.
➢ Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk pendidikan lanjutan.
➢ Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap pribadi yang mandiri.

11Prayitno, pelayanan bimbingan dan konseling sekolah lanjutan tingkat pertama, jakarta:ikrar mandiri,
1997, hal: 68

84

➢ Mengarahkan diri pada peranan sosial sebagai pria atau sebagai wanita.

c. Perkembangan kemampuan berpikir anak sudah pada tahap operasional formal, dimana anak
sudah mulai berpikir secara abstrak, namun masih perlu bantuan dengan contoh-contoh konkrit
dalam kehidupan sehari-hari.

d. Konsep belajar sudah mulai berkembang pada tahap pemahaman, dimana setiap
informasi/konsep atau peristiwa belajar dapat dicerna oleh aspek kognitifnya sehingga mereka
memperoleh pemahaman diri yang lebih baik.

e. Berada pada tahap perkembangan remaja, sedang mengalami masa pubertas dan mencari
identitas diri.12

3. Tujuan Bimbingan karir di SMP

a. Tujuan Umum

Tujuan umum bimbingan karir di SMP/SLTP adalah memberikan kesempatan pada
siswa untuk melibatkan diri secara aktif dalam suatu proses yang dapat mengungkapkan
berbagai macam karir. Melalui proses tersebut diharapkan siswa menyadari dirinya,
kemampuannya, dan hubungan antara keduanya dengan berbagai karir dalam masyarakat.

b. Tujuan khusus bimbingan karir di SMP adalah:

➢ Memahami lebih tepat tentang keadaan dan kemampuan diri para siswa.
➢ Membina kesadaran terhadap nilai-nilai yang ada pada diri pribadi siswa.
➢ Mengenal berbagai jenis sekolah lanjutan tingkat menegah atas (SMA/MA).
➢ Mengenal berbagai jenis pekerjaan.13
➢ Memberi penghargaan yang obyektif dan sehat terhadap dunia kerja.

4. Fungsi bimbingan karir di SMP

➢ Memberikan arahan kepada siswa agar mempunyai wawasan awal yang objektif
tentang pendidikan lanjutan dan lapangan pekerjaan

12Tarmidzi, Pengantar Bimbingan dan Konseling, Medan: Perdana Publishing, 2011, Hal:120
13Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling Studi dan Karir, Yogyakarta: CV andi offset, 2010, hal:202.

85

➢ Memberikan bekal tambahan dalam melalui masa peralihan yang sistematis dari
status siswa menjadi anggota masyarakat yang produktif.

➢ Memberikan kesempatan untuk mengenal serta membina sikap, minat, dan nilai
terhadap dunia kerja.

5. Materi pokok bimbingan karir di SMP

Ada lima materi pokok bimbingan karir di SMP/SLTP, yaitu:

➢ Pengenalan konsep diri berkenaan dengan bakat dan kecenderungan pilihan
karir/jabatan serta arah pengembangan karir.

➢ Pengenalan bimbingan karir khususnya berkenaan dengan pilihan pekerjaan.
➢ Orientasi dan informasi jabatan dan usaha untuk memperoleh penghasilan.
➢ Pengenalan berbagai jenis lapangan pekerjaan yang dapat dimasuki tamatan SMP.
➢ Orientasi dan informasi pendidikan menengah sesuai dengan cita-cita melanjutkan

pendidikan dan pengembangan karir.

Bimbingan karir di SMP merupakan kelanjutan dari bimbingan karir di SD, melalui
guru pembimbing siswa mendapatkan berbagai informasi tentang karir sehingga dapat
membina sikap dan apresiasinya terhadap jenis pendidikan, jenis pekerjaan, dan menelusuri
hubungan antara kerja dan waktu luang, memperluas minat kerja, serta memberikan
berbagai informasi tentang pekerjaan sehingga memunculkan kesadaran siswa untuk
menentukan pilihan pekerjaannya dimasa datang sesuai dengan bakat dan minat yang
dimilikinya.

B. Bimbingan karir di sekolah Menengah Atas (SMA)
Siswa SMA berada pada rentang usia 17-22 tahun yaitu masa remaja akhir, yang pada

perkembangannya mereka dihadapkan pada berbagai masalah yang harus dipecahkan
diantaranya penentuan karirnya. Pada tahap ini individu diharapkan mulai merencanakan
masa depan karirnya sebagai persiapan memasuki dunia kerja.

Berdasarkan tahap perkembangan karir pada usia 17-22 tahun ini merupakan tahap
eksplorasi yang diawali sejak individu memiliki kesadaran bahwa pekerjaan merupakan
bagian dari kehidupannya. Setiap orang harus bekerja dan untuk bekerja harus
mempersiapkan diri dengan sebaik dan sedini mungkin. Salahsatunya yaitu dengan

86

pendidikan dan latihan. Di sekolah permasalahan-permasalahan pribadi (individu, sosial,
akademik, dan karir) menjadi tanggung jawab seluruh lembaga sekolah, termasuk orangtua
dan siswa, salahsatu lembaga yang terkait dan bertanggungjawab secara formal adalah
Bimbingan dan Konseling (BK). Sebagai guru BK harus berperan dan membantu siswa
dalam mencapai tingkat perkembangan optimal, baik dalam mengatasi masalah pribadi,
akademik, maupun karir berdasarkan tugas perkembangan dan potensi-potensi individu.

1. Prinsip-prinsip pelakasanaan bimbingan karir di SMA

➢ Seluruh siswa hendaknya mendapat kesempatan yang sama untuk mengembangkan
dirinya dalam percapaian karirnya secara cepat semua siswa memiliki hak yang
sama untuk mengembangkan diri dan merencanakan karir. Setiap siswa hendaknya
memahami bahwa karir itu adalah sebagai suatu jalan hidup, dan pendidikan adalah
sebagai persiapan dalam hidup. Bimbingan karir meberikan pemahaman kepada
siswa dalam berkarir, bahwa dalam setelah lulus, mereka mebutuhkan suatu tempat
dan karya untuk mengaplikasikan ilmu yang telah diterimah dibangku sekolah.

➢ Siswa secara keseluruhan hendaknya dibantu untuk memperoleh pemahaman
tentang hubungan antara pendidikannya dan karirnya kelak.

➢ Setiap siswa hendaknya memilih kesempatan untuk menguji konsep, berbagai
peranan dan ketrampilannya guna mengembangkan nilai-nilai dan norma-norma
yang memiliki aplikasi bagi karir di masa depannya.

➢ Program Bimbingan Karir di sekolah hendaknya diintegrasikan secara fungsional
dengan program bimbingan dan konseling pada khususnya. Program materi
bimbingan karir dalam penyampaiannya diintegrasikan dengan materi bimbingan
konseling. Hal ini dilakukan karena bimbingan karir merupakan bagian dari
bimbingan konseling.

➢ Program bimbingan karir di sekolah hendaknya berpusat di kelas, dengan
koordinasi oleh pembimbing, disertai partisipasi orang tua dan kontribusi
masyarakat.14

14Rani mega putri, pengaruh layanan informasi bidang bimbingan karir dalam perencanaan karir siswa
kelas XII IPA di SMA Negeri 1 indralaya selatan, Vol.16, 2018, hal:12.

87

2. Tujuan Pelaksanaan Bimbingan Karir di SMA

Tujuannya adalah membantu siswa dalam pemahaman dirinya dan lingkungannya,
dalam pengambilan keputusan, perencanaan, dan pengarahan kegiatan-kegiatan yang
mengarah kepada karir dan cara hidup yang memberikan rasa kepuasan karena sesuai,
serasi dan seimbang dengan dirinya dan lingkungannya. Sedangkan tujuan khusus yang
menjadi sasaran bimbingan karir di SMA, di antaranya:

a. Agar siswa dapat meningkatkan pengetahuan tentang dirinya sendiri (self concept).
Pemahaman diri (konsep diri) adalah merupakan citra diri sendiri. Hal ini nantinya
sebagai langkah awal dalam menentukan arah pilih karir yang tepat bagi siswa sehingga
tercipta adanya sikap kemandirian siswa dalam memilih karir yang sesuai dengan
pemahaman dirinya.

b. Agar siswa dapat meningkatkan pengetahuannya tentang dunia kerja. Pemahaman
tentang dunia kerja meliputi pemahaman tentang informasi berbagai persyaratan
penerimaan dalam dunia kerja, isi serta sifat suatu lapangan kerja, situasi pekerjaan
termasuk dalam aspek sosial, fisik, administrasi, masa depan suatu pekerjaan,
organisasinya, serta gaya hidup dalam suatu jabatan dengan dirinya.

c. Agar siswa dapat mengembangkan sikap dan nilai diri sendiri dalam menghadapi pilihan
lapangan kerja serta menghadapi hambatan-hambatan yang mungkin timbul yang
disebabkan oleh dirinya sendiri dan faktor lingkungan, serta mencari jalan untuk
mengatasi hambatan-hambatan tersebut.

d. Agar siswa dapat meningkatkan ketrampilan berpikir agar mampu mengambil
keputusan tentang jabatan yang sesuai dengan dirinya dan tersedia dalam dunia kerja.
Melalui bimbingan karir siswa akan diarahkandalam mengenal diri dan kemampuannya
untuk memahami diri dan senantiasa mampu meningkatkan kemampuannya, melatih
dalam merencanakan karirnya sehingga dengan demikian siswa menjadi terlatih dan
bersikap dewasa dalam berpikir dan merencanakan karirnya.15

3. Pentingnya Pelaksanaan Bimbingan Karir bagi Siswa di Sekolah
Keberadaan bimbingan karir sebagai bagian dari layanan bimbingan konseling di SMA

mengandung konsekuensi terhadap peran dan tugas konselor dalam memberikan layanan

15Siti rahmaniah abu bakar, pelaksanaan bimbingan karir bagi siswa SMA sebagai persiapan awal
memasuki dunia kerja, Vol.1, 2011, hal: 141.

88

bimbingan terhadap siswanya.Peran dan tugas konselor tidak hanya sekedar membimbing
siswa dalam menentukan pilihan-pilihan karirnya, tetapi dituntut pula untuk membimbing
siswa agar dapat mmahami diri dan lingkungannyadalam rangka perencanaan karir dan
penetapan karir pada kehidupan masa mendatang. Setiap siswa di sekolah menengah akan
sampai pada tingkat kematangan karir yang berbeda melalui rute yang berbeda (lancar atau
tidak lancar) aktivitas bimbingan karir harus memiliki tiga penekanan: mendorong
perkembangan karir, menyediakan perlakuan,dan membantu penempatan (mengacu kepada
perpindahan pelajar ke tingkat pendidikan selanjutnya atau ke kehidupan pekerjaan).
Kegiatan (aktivitas) bimbingan karir pada sekolah menengah harus bisa mengantar setiap
pelajar untuk menanggulangi tugas perkembangan menuju perkembangan karir, dan
membimbing pelajar kepada kreasi dan prestasi dari seperangkat pilihan dan rencana yang
akan ditetapkan.

Penekanan-penekanan utama dalam aktivitas aktivitas bimbingan karir untuk berbagai
individu haruslah didasarkan pada intensitas perencanaan, kesiapan berpartisipasi dalam
kehidupan sebagai pribadi yang independent, dan keterarahan individu-individu kepada
tujuan.

Dengan demikian, dapat direkomendasikan tujuan-tujuan untuk aktivitas-aktivitas
bimbingan karir di sekolah menengah sebagai berikut:

➢ Siswa mengembangkan kesadaran akan perlunya implementasi yang lebih khusus
dari tujuan-tujuan karier.

➢ Siswa mengembangkan rencana-rencana yang lebih khusus guna
mengimplementasikan tujuan-tujuan karier.

➢ Siswa melaksanakan rencana-rencana untuk dapat memenuhi syarat-syarat
memasuki pekerjaan dengan mengambil mata pelajaran di tingkat sekolah lanjutan,
dengan latihan dalam jabatan, atau dengan mengejar latihan lebih lanjut di
perguruan tinggi atau pendidikan pasca sekolah lanjutan yang mengantar pada
kualifikasi-kualifikasi untuk suatu okupasi khusus

Terdapat empat kegiatan bimbingan karir, yaitu sebagai berikut:
➢ Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karir yang hendak

dikembangkan

89

➢ Pemantapan orientasi dan informasi karir pada umumnya, khususnya karir yang
hendak dikembangkan

➢ Pemantapan pengembangan diri untuk pengambilan keputusan pemilihan karir
sesuai dengan potensi yang dimilikinya

➢ Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan
untuk memenuhi kepentingan hidup.

90

BAB X

INFORMASI DAN PERENCANAAN KARIR

A. DUNIA KERJA

Pekerjaan dalam arti luas adalah aktivitas utama yang dilakukan oleh manusia. Dalam
arti sempit, istilah pekerjaan digunakan untuk suatu tugas atau kerja yang menghasilkan uang
bagi seseorang. Dalam pembicaraan sehari-hari istilah ini sering dianggap sinonim dengan
profesi. Pekerjaan yang dijalani seseorang dalam kurun waktu yang lama disebut sebagai
Karir.Seseorang mungkin bekerja pada beberapa perusahaan selama karirnya tapi tetap dengan
pekerjaan yang sama.

1. Pengertian Dunia Kerja

Dunia kerja adalah gambaran tentang beberapa jenis dan proporsi pekerjaan yang ada
seperti dalam bidang pertanian, usaha dan perkantoran, rekayasa, kesehatan, militer
kemasyarakatan, kerumah tanggaan, dan seni budaya. Dalam era globalisasi seluruh dunia
kerja dan industeri berusaha meningkatkan efisiensi dan produktifitas kerja. Adanya
peningkatan efisiensi dan produktifitas kerja menunjukkan bahwa perusahaan telah
melaksanakan re-engineering dan re-strukturing dalam rangka mempersingkat proses
produksi

2. Banyak Faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Memasuki Dunia Kerja
➢ Motivasi Kerja adalah sesuatu yang mengarahkan timbulnya tingkah laku seseorang, dan

memelihara tingkah laku tetrsebut untuk mencapai tujuan, yaitu suatu dorongan dari dalam
diri individu untuk dapat mengerjakan tugas-tugas atau pekerjaan yang bermamfaat bagi
diri individu sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
➢ Kemampuan Kerja juga dipandang sebagai ukuran keberhasilan peserta didik dalam
menyelesaikan tugas-tugas dalam berpraktek. Kemampuan Beradabtasi dengan Pekerjaan
adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan jenis-jenis pekerjaan, kemampuan

91

beradaptasilingkungan, adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan,
kemampuan berkomunikasi16
3. Beberapa aspek yang disiapkan untuk memasuki dunia kerja
➢ Komitmen, yaitu kemauan/kesungguhan dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan

aturan yang berlaku
➢ Inisiatif / Kreatif, yaitu mempunyai inisiatif dan kreatifitas yang tinggi dalam

mengembangkan suatu keputusan tentang tugas yang di berikan.
➢ Ketekunan dalam bekerja, yaitu mempunyai keyakinan dan kesabaran dalam

menyelesaikan pekerjaan.
➢ Kecakapan kerja, yaitu mempunyai kemampuan yang tinggi dalam melaksanakan

pekerjaan baik dari segi pengetahuan, maupun keterampilan.
➢ Kedisiplinan, yaitu mempunyai sikap disiplin yang tinggi, patuh dan taat mengikuti

segala peraturan dan ketentuan yang berlaku.
➢ Motivasi Berprestasi, yaitu mempunyai kemauan yang tinggi untuk mengembangkan

diri
➢ Kemampuan Bekerja Sama, yaitu mempunyai sikap terbuka dan siap untuk bekerja sama

dengan siapa saja dan bekerja dalam satu tim,
➢ Tanggung Jawab, yaitu mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap

pekerjaan yang diberikan.

B. STUDY LANJUT
1. Pengertian Merencanakan Studi Lanjutan

Wajib belajar 9 tahun di Indonesia disosialisasikan sekitar tahun 1995. dan hanya
sampai pada tingkatan menengah pertama atau setelah tamat dan lulus dari sekolah dasar, akan
tetapi bukan tidak mungkin bahwa beberapa siswa yang akan melanjutkan sekolah pada jenjang
yang lebih tinggi sehingga mampu menunjang inteligensi dan kompetensi yang dimilikinya.

Pada zaman globalisasi seperti ini tidak menutup kemungkinan bahwa setiap pekerjaan
membutuhkan tenaga yang profesional di bidangnya, untuk mewujudkan semua itu maka
individu harus memiliki kompetensi yang cukup. Berbicara tentang pekerjaan tampaknya sulit

16Kartini, kartono, 1990. Seri Psikologi Terapan: Menyiapkan dan Memandu Karier. Jakarta: CV Rajawali.

92

untuk dipisahkan dari yang namanya persekolahan, sebab sekolah sebagai wadah untuk
mempersiapkan diri masuk pada kehidupan riil di masyarakat, oleh karena itu sekolah harus
bisa mempersiapkan peserta didiknya sesuai dengan apa yang dibutuhkan masyarakat.

Oleh karena itu untuk memilih dan menentukan studi lanjutan suatu pekerjaan maka
dipandang perlu untuk melakukan suatu perencanaan, atau dalam suatu organaisasi biasa
disebut dengan planning yaitu merencanakan sesuatu sebelum suatu kegiatan itu dilakukan. Hal
ini dilakukan agar sesuai dengan apa yang diimpikan dan dicita-citakan. Maka dari itu maksud
dari perencanaan studi lanjutan ialah menyusun dan mempertimbangkan segala sesuatunya
sebelum memasuki sekoalah pada jenjang selanjutnya.

2. Langkah-langkah Dalam Merencanakan Dan Memilih Studi Lanjutan

Untuk memilih suatu sekolah tak lepas dari prospek masa depan individu yang dapat
menunjang cita-citanya. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa ada semacam perbedaan
sekolah lanjutan antara sekolah umum dan sekolah kejuruan, yang mana sekolah umum
mempersiapkan siswanya untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Sedangkan sekolah
kejuruan mempersiapkan siswanya untuk masuk dunia kerja atau siap kerja.

Siswa sebagai peserta didik bila ditinjau dari segi usia, mereka tergolong pada usia
remaja, yang mana pada masa tersebut mempunyai karakteristik, kebiasaan, harapan, cita-cita,
kebutuhan tersendiri. Selain itu mengingat pada usia tersebut biasa disebut dengan masa
perkembangan. Kadang kala mereka dirisaukan pada suatu pilihan tentang pendidikan
keberhasilan belajar dan kelanjutan studi dan pekerjaan setelah mereka tamat.

Untuk mengatasi semua itu diperlukan suatu bimbingan yang biasa disebut dengan
bimbingan karir. Oleh karena itu perlu adanya bimbingan karier di sekolah agar siswa dapat
memperoleh gambaran tentang berbagai jenis pekerjaan yang ada di masyarakat, serta jenis-
jenis pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan siswa, dan mengetahui bagaimana cara
menempuh atau memperoleh pekerjaan yang diinginkan. Hal ini dapat dilakukan dengan
memilih terlebih dahulu sekolah lanjutan yang diinginkan dan sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki.

93

C. PENGERTIAN PERENCANAAN KARIR (CAREER PLANNING)

Perencanaan Karir (career planning) terdiri atas dua suku kata, yaitu perencanaan dan
karir. perencanaan didefinisikan sebagai proses penentuan rencana atau kegiatan-kegiatan yang
akan dilakukan pada masa yang akan datang. sedangkan karir adalah semua pekerjaan yang
dilakukan seseorang selama masa kerjanya yang memberikan kelangsungan, keteraturan dan
nilai bagi kehidupan seseorang.

Jadi perencanaan karir (career planning) adalah suatu proses dimana individu dapat
mengidentifikasi dan mengambil langkah-langkah untuk mencapai tujuan-tujuan karirnya.

Melalui perencanaan karir (career planning) setiap individu mengevaluasi kemampuan
dan minatnya sendiri, mempertimbangkan kesempatan karir alternative, menyusun tujuan
karir, dan merencanakan aktivitas-aktivitas pengembangan praktis.

Pada dasarnya perencanaan karir terdiri atas 2 (dua) elemen utama yaitu :

➢ Perencanaan Karir Individual (Individual Career Planning). Perencanaan karir
individual terfokus pada individu yang meliputi latihan diagnostic, dan prosedur untuk
membantu individu tersebut menentukan “siapa saya” dari segi potensi dan
kemampuannya.

Perencanaan karir individual meliputi :

a. Penilaian diri untuk menentukan kekuatan, kelemahan, tujuan, aspirasi, preferensi,
kebutuhan, ataupunjangka karirnya (career anchor)

b. Penilaian pasar tenaga kerja untuk menentukan tipe kesempatan yang tersedia baik di
dalam maupun di luar organisasi

c. Penyusunan tujuan karir berdasarkan evaluasi diri
d. Pencocokan kesempatan terhadap kebutuhan dan tujuan serta pengembangan strategi

karir
e. Perencanaan transisi karir.

94


Click to View FlipBook Version