41
baik. Hal ini selaras dengan Permendikbud Nomor 143 tahun 2014 tentang
petunjuk teknis jabatan pengawas sekolah dan angka kreditnya, kompetensi
ini juga sangat dibutuhkan dalam pengembangan profesi pengawas sekolah
pada sub unsur membimbingdan melatih profesional guru.
Beberapa alasan dilaksanakannya Bimlat dalam bentuk workshop
proses pelaksanaan pembelajaran adalah hasil / nilai rapot mutu untuk proses
pembelajaran masih kurang dan hasil wawancara dengan peserta didik yang
mengatakan bahwa pembelajaran daring dianggap tidak menarik, tidak
menyenangkan dan sangat membosankan. Rendahnya kemampuan guru
dalam penggunaan aplikasi pada pembelajaran daring dan kebanyakan guru
hanya menggunakan WA sebagai sarana pembelajaran untuk memberi tugas,
sehingga peserta didik pasif dan enggan mengikuti pembelajaran.
Berdasarkan hal diatas maka dilaksanakanlah ‘Workshop peningkatan
kemampuan guru dalam penggunaan aplikasi google meet pada
pembelajaran daring.”
Tahap-tahap kegiatan Bimlat (Workshop) diantaranya ialah :
Siklus 1
a. Persiapan
Menyadari akan arti pentingnya usaha untuk meningkatkan kualitas proses
dan hasil pembelajaran di SMP Negeri 2 dawuan, maka dipandang perlu untuk
melakukan terobosan-terobosan untuk melaksanakan usaha tersebut.
Untuk melaksanakan terobosan tersebut maka CPS memandang perlu untuk
melaksanakan Workshop dengan materi peningkatan kemampuan guru dalam
penggunaan aplikasi google meet pada pembelajaran daring. Selanjutnya ide tersebut
diajukan kepada kepala sekolah untuk mendapat persetujuan. Kemudian
berkoordinasi dengan dengan wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan bidang
hubungan masyarakat, ide tersebut disosialisasikan kepada warga sekolah secara
informal atau formal lewat undangan bimlat.
Langkah selanjutnya adalah membuat panduan dan proposal pelaksanaan
kegiatan Workshop, dan secara rinci dapat dijelaskan pada lampiran.Kemudian CPS
membuat instrumen indikator ketercapaian kemampuan guru dalam
42
menggunakan aplikasi google meet pada pemelajaran daring. Serta menyusun
angket untuk beberapa orang siswa tentang efektifitas penggunaan aplikasi
google meet pada pembelajaran daring,
b. Pelaksanaan
Workshop penggunan aplikasi google meet dilakukan pada saat akhir
september atau pada pertengan semster tahun pelajaran 2020/2021 dengan moda
tatap muka yaitu tepatnya pada hari Sabtu dan tanggal 25 september 2021 mulai
pukul 08.00 – 15.30, bertempat di ruang multimedia SMPN 2 Dawuan. Kegiatan
yang diikuti oleh sebagian besar guru SMP Negeri 2 Dawuan dengan narasumebr
narasumebr Dini Sri Widyaningsih, S.Pd, M.Pd (saya sendiri). Acara dibuka oleh
penata acara (Kasman S.Pd.), dilanjutkan dengan laporan oleh ketua panitia (Nono
Kartono, S.Pd), diteruskan sambutan oleh kepala sekolah (Drs. Gunadi Mopobela)
dan pengawas pembina (Nunung Nurmilah M.Pd)
Kegiatan inti dari pelaksanaan Workshop ini yaitu pada hari Sabtu tanggal 25
september 2021, Pada sesi 1, narasumber meminta peserta untuk membuat kelompok
dengan anggota kelompok 5 orang. Masing-masing kelompok berdiskusi untuk
membuat suatu pernyataan tentang pembelajaran dimasa pandemik lalu
mempresentasikannya ke depan secara singkat.
Selanjutnya pada sesi 2, narasumber menguraikan materi selanjutnya yaitu
tentang pengenalan fitur-fitur pada google meet, manfaat google meet, keunggulan
dan kelemahan google meet. Setelah menjelaskan materi melalui power point
selanjutnya narasumber mempersilahkan peserta untuk membuka aplikasi google meet
dengan langkah-langkah yang sederhana menggunakan komputer atau gadzet.
Dan setelah istirahat, sholat dan makan, tepatnya pada sesi 3 narasumber
membantu peserta untuk mempraktekkan aplikasi google meet, dimulai dari cara
mengundang siswa lewat link yang dibagikan lewat WA, membuat jadwal pertemuan
yang akan datang, mengirim undangan pertemuan. Semua fitur pada google meet
dicoba dibuka mulai dari tombol voice, kamera, raise hand, share screen, papan tulis
aktif, perekam dan pengubah back ground serta pengubah layar komputer untuk
tampilan. Tepat pukul 15.45, acara ditutup, dengan catatan perlu diadakan monitoring
dan evaluasi dari pelaksanaan kegiatan tersebut untuk melihat penerapannya pada
proses pembelajaran.
43
c. Tindak lanjut
Hasil yang diharapkan guru mengenal, mamahami dan trampil
menggunakan aplikasi google meet pada pembalajaran daring dimasa pandemi.
Pengawas sekolah berdiskusi dengan guru tentang kesulitan-kesulitan
menggunakan aplikasi google meet Bagi guru yang belum trampil
menggunakan aplikasi googl meet maka diperlukan pembelajaran selanjutnya
berupa pembelajaran tatap maya (Moda Daring pada siklus kedua) untuk
mempraktikkan langsung aplikasi google mett pada pembelajaran daring.
Siklus 2
a. Persiapan
Berdasarkan refleksi dari siklus 1, CPS merencanakan untuk
melaksanakan siklus kedua, mengingat perolehan nilai dari instrumen
penggunaan aplikasi google meet dan angket siswa yang masih rendah. Tahap
awal yang dilakukan CPS adalah berdiskusi dengan kepala sekolah dan
wakasek bidang kurikulum, tentang pelaksanaan siklus 2. Tentunya pada siklus
ini, kegiatan bimbingan hanya berkisar pada pemanta[an dan pelatihan /praktik
menggunakan google meet saat pembelajaran. Instrumen yang digunakanpun
masih sama dengan instrumen pada siklus 1.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus ini dilakukan dengan moda daring, hal ini disebabkan
bahwa proses PKKM diberbagai kabupaten di wilayah Provinsi Jawa Barat mulai
diberlakukan. Siklus 2 dilaksanakan selama satu hari, yaitu tanggal 27 septemer 2021,
3. Tindak lanjut
Kemampuan guru menggunakan aplikasi google meet pada pembelajaran
daring mengalami peningkatan. Ketrampilan ini akan diterapkan pada kegiatan
pembelajaran oleh guru-guru yang sedang melaksanakan pemebajaran daring.
2. Waktu dan tempat pelaksanaan
Waktu pelaksanaan Bimlat adalah hari sabtu tanggal 25 september 2021
untuk moda tatap muka untuk siklus 1 dan hari senin tanggal 27 september 2021
moda daring untuk siklus 2. Bertempat di ruang multimedia SMPN 2 Dawuan.
44
Tabel 3.5 Pedoman Pelaksanaan Workshop
No Hari / Tgl Waktu Materi
1 Sabtu, 25 08.00-09.00 Pembukaan
- Sambutan Kepala Sekolah
September
2021 - Sambutan Pengawas Pembina
2 09.00-10.00 1. Pembelajaran dimasa Pandemik
Istirahat (10.00-1015)
3 10.15- 12.00 2. Penggunaan Aplikasi Google Meet Pada
Pembelajaran Daring
a. Pengenalan fitur-fitur Google Meet
b. Manfaat Google Meet
c. Keunggulan Google Meet
d. Kelemahan Google Meet
Istirahat (12.00-13.00)
4 13.00-15.00 3. Praktik Aplikasi Google Meet Pada
Laptop dan Android
Penutup (15.00-15.30)
3. Sasaran Bimlat
Mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor12 tahun
2007 tentang Standar Pengawas Sekolah, maka sasaran dari bimlat ini adalah
guru-guru binaan dan kepala sekolah binaan. Sasaran utama dalam Bimlat
(workshop penggunaan google meet pada pembeajaran daring) yang
diselenggarakan oleh Calon Pengawas Sekolah ini adalah guru–guru di sekolah
sendiri, yakni SMP negeri 2 Dawuan.
Tabel 3.6 Daftar Guru Yang mengikuti Workshop
No Nama Guru NIP Bidang Studi
1 Siti Masitoh, S.Pd 19740415 200012 2 002 Matematika
2 Kasman, S.Pd IPS
3 Thamrin, S.T - Matematika
4 Deni Suhendra, S.Pd 19750430 200604 1 007 IPA
5 Nono kartono, S.Pd 19730426 199903 1 004 IPS
6 Feri Afrizal, S.Pd 19740604 199903 1 005 IPS
7 Bambang Supena, S.Pd 19720929 199903 1 008 Bahasa sunda
8 Ading Wiganda, S.Pd 19750101 200501 1 013 Bahasa Indonesia
9 Vina Eka O S.Pd 19680523 199903 1 004 Bahasa Inggris
10 Nunu Nurwaiyah, s.Pd Bahasa Inggris
-
-
45
Berdasarkan tabel diatas, guru yang hadir dan mengikuti workshop
penggunaaan aplikasi google meet sebanyak 25 guru namun yang diambil
sebagia sampel dalam kegiatan ini hanya 10 orang guru yang tertera pada tabel
diatas.
4. Pendekatan dan Metode
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kolaboratif dengan
metode workshop
a. Pendekatan
Pendekatan yang digunakan pada kegiatan supervisi akademik ini
adalah pendekatan kolaboratif, yaitu cara pendekatan yang memadukan cara
pendekatan direktif dan non–direktif menjadi pendekatan baru. Pada
pendekatan ini baik supervisor maupun guru bersama-sama, bersepakat untuk
menetapkan struktur, proses dan kriteria dalam melaksanakan proses
percakapan terhadap masalah yang dihadapi guru
b. Metode
Metode yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan pembimbingan dan
pelatihan profesional guru adalah workshop.
Workshop atau lokakarya merupakan salah satu metode yang dapat
ditempuh pengawas dalam melakukan supervisi akademik Metode ini tentunya
bersifat kelompok dan dapat melibatkan beberapa kepala sekolah, wakil kepala
sekolah dan/atau perwakilan komite sekolah. Penyelenggaraan workshop ini
tentu disesuaikan dengan tujuan atau urgensinya, dan dapat diselenggarakan
bersama dengan. Sebagai contoh, pengawas dapat mengambil inisiatif untuk
mengadakan workshop tentang pengembangan KTSP, sistem administrasi,
peran serta masyarakat, sistem penilaiandan sebagainya.
Agar kegiatan workshop berjalan efektif, perlu dilakukan langkah- langkah
berikut : (1). Menentukan materi yang akan dibahas, terkait dengan sesuatu
yang praktis, (2) Menentukan opeserta. Peserta workshop hendaknya mereka
yang terkait dengan materi diatas, (3) Menentukan penyaji. Penyaji harus
46
praktisi yang menyukai materi tersebut, punya pemahaman yang baik, punya
kemampuan mempresentasikan dan membimbing , punya kemampuan menulis
dan alokasi waktu yang cukup serta menyiapkan sarana dan fasilitas yang
memadai.
5. Target Keberhasilan
Target yang ingin capai dalam pelaksanaan bimbingan dan pelatihan
profesiona guru adalah:
1). Semua guru mampu menggunakan IT saat pembelajaran daring
2). Semua guru mampu menggunakan aplikasi google meet pada
pembelajaran daring
Indikator Keberhasilan
Pelaksanaan bimbingan dan pelatihan ini dikatakan berhasil jika:
1). 80 % guru mampu menggunakan IT saat pembelajaran daring
2). 80 % guru mampu menggunakan aplikasi google saat pembelajaran
daring .
6. Hasil Pelaksanaan Bimlat
Hasil pelaksanaan BimLat (Workshop) diukur dengan menggunakan
Instrumen kemampuan guru dibawah ini :
Tabel 3.7 Instrumen Kemampuan Guru Menggunakan Aplikasi Google Meet
No Pernyataan Skor Penilaian
Siklus 1 Siklus 2
Guru mampu menenmukan kesesuaian 8 10
1 isi materi workshop dengan tujuan yang
ingin dicapai
Guuru memahami fungsi dan trampil 6 8
2 6 8
menggunakan fitur-fitur google meet
Guru trampil menggnakan tombol voice
3 dan kamera yang diperlukan untuk bicara
dan tampil pada layar
Guru mengetahui maanfat dari google 8 10
4 6 8
meet selain untuk pertemuan maya
5 Guru mengetahui manfaat google meet
47
No Pernyataan Skor Penilaian
Siklus 1 Siklus 2
untuk mempresentasikan materi
pelajaran
Guru mengetahui manfaat google meet 6 8
6
lainnya yaitu untuk chat dan recording
Guru mampu menggunakan fitur raise 6 8
7
hand untuk bertanya selain chat
Guru mampu menggunakan papan tulis 4 6
8
pada google meet dengan baik
Guru mampu mengundang siswa lewat 4 6
9 link melalui WA group dan men share
nya.
Guuru mampu mengubah back groud 6 8
10
layar pada google meet
Skor 60 80
Nilai = jumlah diperoleh x 100 60x100= 60% 80 x 100 = 80%
Jumlah maksimal 100 100
Berdasarkan tabel 3.7 diatas pada siklus kesatu diperoleh 60% guru
mampu menggunakan aplikasi google meet artinya masih banyak kompetensi
guru yang perlu ditingkatkan terutama dalam praktik mengundang siswa untuk
masuk kedalam link google meet dan menggunakan papan tulis pada google
meet. Pada siklus kedua mengalami peningkatan yaitu 80% guru mampu
menggunakan aplikasi google meet. Dengan demikian indikator keberhasilan
kemampuan guru dalam meggunakan aplikasi google meet pada pembelajaran
daring dinyatakan tercapai.
Sedangkan untuk mengukur pencapaian student weilbeing disebarlah
angket kepada siswa tentang efektifitas penggunaan aplikasi google meet pada
pembelajaran daring. Dari hasil penyebaran angket kepada siswa satu kelas
yang berjumlah 16 orang dan telah menggunakan aplikasi google meet pada
pembelajarannya didapatkan hasil sbb :
48
Tabel 3.8 Instrument Pencapaian Student Weilbeing
No Pernyataan Ya Tidak
16 0
Pembelajaran daring dengan menggunakan aplikasi 14 2
1 14 2
15 1
google membuat saya menyukai pelajaran 15 1
Saya dapat mengikuti pembelajaran daring dengan 15 1
2 16 0
baik dengan bantuan aplikasi google meet 15 1
Pelajaran dengan menggunakan aplikasi google meet
3 72 8
dapat dipahami dengan mudah
Aplikasi google meet memudahkan saya untuk
4
menyimak pelajaran yang ditayangkan guru
Aplikasi google meet memudahkan saya untuk
5
bertanya
Aplikasi goole meet memudahkan saya untuk
6
merekam
Dengan menggunakan aplikasi google meet, saya
7
tidak pernah absen dalam mengikuti KBM daring
Dengan menggunakan aplikasi google meet, saya
8 menjadi lebih bersemangat untuk mengikuti
pembelajaran daring
Skor
Nilai = skor yang didapat/skor max x 100% 72/80 = 90 % 8/80=10%
Berdasarkan tabel 3.8 pencapaian student weilbeing diatas didapatkan
nilai 90% untuk yang menjawab ya dan 10% untuk yang menjawab tidak,
artinya dari 16 orang siswa yang dijadikan sampel dalam kegiatan ini setuju
bahwa penggunaan aplikasi google meet pada pembelajaran daring bisa
mewujudkan student weilbeing. Siswa merasa tertarik /suka, senang, bahagia
dan bersemangat mengikuti pemebelajaran daring dengan menggunakan
aplikasi google meet.
49
7. Tindak Lanjut
Untuk menindaklanjuti keterlaksanaan kegiatan BimLat melalui workshop
CPS memberikan masukan kepada peserta Workshop untuk melengkapi
perangkat pembelajarannya dengan perangkat penilaian yang lengkap dan
autentik.
8. Kesimpuan
Adapun manfaat dari BimLat Profesional guru melalui Workshop
Penggunaan Aplikasi Google Pada Pembeelajaran daring di sekolah asal
SMPN 2 Dawuan adalah:
1). Guru memiliki ketrampilan penguasaan IT
2). Guru memiliki kemampuan menggunakan aplikasi goole meet pada
pembelajaran daring
3).Siswa merasa tertarik, senang dan bersemangat mengikuti pembelajaran
daring dengan menggunakan aplikasi googe meet sehingga terwujud
student weilbeing
9. Rekomendasi
Calon pengawas sekolah memberikan rekomendasi kepada:
1. Guru :
Mampu mendesiminasikan hasil workshop ke guru-guru di MGMP.
Meningkatkan profesi kinerjanya yaitu dengan membuat perangkat
penilaian.
2. Panitia :
CPS memberi masukan kepada panitia untuk menyusun proposal dengan
waktu pelaksanaan lebih lama agar materi yang didapat lebih banyak dan
diberikan sertifikat workshop.
3. Sekolah
CPS memberi masukan kepada sekolah untuk terus memfasilitasi guru-
guru dengan kegiatan-kegiatan seperti BimLat agar kemampuan guru terus
meningkat.
50
D. Penyusunan Desain PTS (Penilaian Tindakan Sekolah)
Permendiknas Nomor 12 tahun 2007 tentang Standar Pengawas
Sekolah mengisyaratkan bahwa salah satu dimensi kompetensi yang harus
dimiliki pengawas sekolah adalah dimensi penelitian pengembangan.
Kompetensi ini penting dimiliki oleh pengawas sekolah dalam
melaksanakan tugas kepengawasan terutama dalam melaksanakan
bimbingan dan pelatihan profesional guru dan kepala sekolah pada
MGMP dan/atau MKKS.
Desain penelitian adalah kerangka kerja yang digunakan untuk
melaksanakan riset. Desain penelitian memberikan prosedur untuk
mendapatkan informasi yang diperlukan untuk menyusun atau
menyelesaikan masalah penelitian. Desain penelitian merupakan dasar
dalam melakukan peneleitian. Penelitian yang akan dilakukan adalah
Penelitian Tindakan Sekolah yang dilakukan oleh pengawas sekolah.
Desain PTS yang sudah disusun adalah sebagai berikut
Bab I. Pendahuluan
a. Latar Belakang
Keberhasilan seorang guru dalam melaksanakan tupoksinya yang
meliputi menyusun perencanaan pembelajaran, melaksanakan proses
pembelajaran dan melakukan penilaian pemblajaran akan selalu
berkorelasi dengan kompetensi yang dimiliki guru tersebut, terutama
dengan kompetensi paedogogik dan profesional. Guru yang kemampuan
paedogogik dan profesfionalnya tinggi selalu dapat menghadapi tantangan
yang ada. Seperti halnya dimasa pandemi seperti ini, dimana proses
pembelajaran berlangsung secara tatap muka virtual dengan menggunakan
berbagai alat teknologi sebagai alat /media dalam pemeblajaran jarak jauh.
Rendahnya kemampuan IT guru dalam pembelajaran daring pada
masa pandemi menyebabkan kegiatan belajar mengajar terkesan tidak
menarik dan tidak menyenangkan. Sehingga peserta didik cenderung pasif
bahkan malas untuk mengikuti pembelajaran karena metodenya tidak
51
variatif dan cenderung monoton. Terlalu banyaknya guru memberi tugas
lewat WA menyebabkan peserta didik bosan dan lalai dalam mengerjakan
tugas.
Lemahnya kemampuan IT guru menyebabkan semangat belajar
peserta didik menurun bahkan hasil belajar peserta didik tidak maksimal.
Guru yang hebat akan mennggunaan metode yang variatif dalam setiap
pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi menarik, relevan dan
menyenangkan. Tujuan pendidkan nasional secara umum adalah
terwujudnya student wellbeing dan untuk meraihnya dibutuhkan kerja
keras guru untuk selalu melakukan pembelajaran yang inovatif.
Berdasarkan latar belakang permaslahan diatas, maka peneliti akan
melakukan penelitian tentang “ Upaya Peningkatan Kemampuan Guru
Dalam Menggunakan Aplikasi Google Meet Pada Pembelajaran Daring Di
SMP Negeri 2 Dawuan Tahun Pelajaran 2021 /2022”
b. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah dalam Penelitaian ini adalah
1. Bagaimana kegiatan workshop penggunaan aplikasi google meet
meningkatkan kemampuan guru pada pembelajaran daring ?
2. Apakah kegiatan workshop penggunaan aplikasi google meet dapat
meningkatkan pengetahuan guru dalam pembelajaran daring?
c. Tujuan Penelitian
Penelitian Tindakan Sekolah ini memiliki Tujuan diantaranya :
1. Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam penggunaan aplikasii
google meet pada pembelajaran daring
2. Untuk meningkatkan pengetahuan guru dalam penggunaan aplikasi
google meet pada pembelajaran dariing
d. Manfaat Penelitian
Manfaat hasil Penelitian ini adalah :
1. Bagi Guru :
52
Guru memiliki pengetahuan dan ketrampialan tentang penggunaan
aplikasi google meet pada pembelajaran daring
2. Bagi Kepala sekolah :
Kepala sekolah memiliki teman sejawat (guru-guru) yang mampu
meneraplakn aplikasi google meet pada pembelajaran daring
3. Bagi Pengawas Sekolah :
Pengawas sekolah mampu memiliki sekolah binaan yang menjadi
model dalam pengembangan pembelajaran daring.
4. Bagi Peserta didik :
Meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran daring
Bab II. Kajian Pustaka
a. Kajian Teori dan Karya Penelitian Yang Relevan
1) Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam hal
pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Indikator kompetensi pedagogik guru berdasarkan ketentuan dari
pedoman pengelolaan penilaian kinerja guru adalah sebagai berikut;
a). Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial,
kultural, emosional, dan intelektual; Guru mencatat dan menggunakan
informasi tentang karakteristik peserta didik untuk membantu proses
pembelajaran. Karakteristik ini terkait dengan aspek fisik intelektual,
sosial emosional, moral, dan latar belakang sosial budaya.
b). Menguasai teori belajar dan prinsip–prinsip pembelajaran yang
mendidik; Guru menetapkan berbagai pendekatan, strategi,
metode,dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif sesuai
dengan standar kompetensi guru. Guru menyesuaikan metode
pembelajaran agar sesuai dengan karakteristik peserta didik dan
memotivasi mereka untuk belajar.
53
c). Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang
pengembangan yang diampu; Guru menyusun/menggunakan silabus
sesuai dengan tujuan terpenting kurikulum dan menggunakan RPP
sesuai dengan tujuan dan lingkungan pembelajaran. Guru memilih,
menyusun, dan menata materi pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan peserta didik.
d). Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik; Guru
menyusun dan melaksanakan rancangan pembelajaran yang mendidik
secara lengkap. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Guru menyusun dan
menggunakan berbagai materi pembelajaran dan sumber belajar sesuai
dengan karakteristik peserta didik. Jika relevan, maka guru
memanfaatkan teknologi informasi komunikasi (TIK) untuk
kepentingan pembelajaran.
e). Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki; Guru
menganalisis potensi pembelajaran setiap peserta didik dan
mengidentifikasi pengembangan potensi peserta didik melalui
program pembelajaran yang mendukung peserta didik
mengaktualisasikan potensi akademik, kepribadian, dan kreativitasnya
sampai ada bukti jelas bahwa peserta didik mengaktualisasikan
potensi mereka.
f). Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta
didik; Guru berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan
peserta didik dan bersikap antusias dan positif. Guru memberikan
respon yang lengkap dan relevan kepada komentar atau pertanyaan
peserta didik.
g). Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar;
Guru menyelenggarakan penilaian proses dan hasil belajar secara
berkesinambungan. Guru melakukan evaluasi atas efektivitas proses
54
dan hasil belajar dan menggunakan informasi hasil penilaian dan
evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan. Guru
menggunakan hasil analisis penilaian dalam proses pembelajarannya.
2). Kompetensi Profesional
Indikator Kompetensi Profesional Guru dapat diuraikan berikut:
a). Mampu menjabarkan berbagai bentuk pembelajaran ke dalam
berbagai bentuk cara penyampaian tujuan belajar.
b). Mampu merumuskan tujuan pembelajaran kognitif tingkat tinggi,
seperti analisis, sintesis, dan evaluasi. Melalui tujuan tersebut maka
kegiatan belajar peserta didik akan lebih aktif dan komprehensif.
c). Menguasai berbagai cara belajar yang efektif sesuai dengan tipe dan
gaya belajar yang dimiliki oleh peserta didik secara individual.
d). Memiliki sifat positif terhadap tugas profesinya, mata pelajaran yang
dibinanya sehingga selalu berupaya untuk meningkatkan kemampuan
dan melaksanakn tugasnya sebagai guru.
e). Terampil dalam membuat alat peraga pembelajaransederhana sesuai
dengan kebutuhan dan tuntutan mata pelajaran yang dibinanya serta
penggunaannya dalam proses pembelajaran.
f). Terampil dalam menggunakan berbagai model dan metode
pembelajaran yang dapat menumbuhkan minat sehingga diperoleh
hasil belajar yang optimal.
g). Terampil dalam melakukan interaksi dengan peserta didik, dengan
mempertimbangkan tujuan dan materi pelajaran, kondisi pesertadidik,
suasana belajar, jumlah peserta didik, waktu yang tersedia, dan faktor
yang berkenaan dengan diri guru itu sendiri.
h). Memahami sifat dan karateristik peserta didik, terutama kemampuan
belajarnya, cara dan kebiasaan belajar, motivasi untuk belajar, dan
hasil belajar yang telah dicapai.
55
i). Terampil dalam menggunakan sumber-sumber belajar yang ada
sebagai bahan ataupun media belajar bagi peserta didik dalam proses
pembelajaran.
j). Terampil dalam mengelola kelas atau memimpin peserta didik dalam
belajar sehingga suasana belajar menjadi menarik dan menyenangkan.
3) Pembelajaran daring
Aplikasi IT di dunia pendidikan antara lain sebagai perangkat
lunak pengajaran, memberikan fasilitas untuk peserta didik untuk belajar
mengambil keuntungan dari IT, belajar jarak jauh, informasi dan
pengetahuan tentang pendidikan. Menurut Davies (dalam Suyanto: 326),
Penggunaan perangkat lunak IT dalam proses pembelajaran akan
meningkatkan efisiensi, meningkatkan motivasi, memberi fasilitas belajar
aktif memfasilitasi belajar eksperimental, konsisten dengan belajar yang
berpusat pada siswa dan memandu untuk belajar lebih baik.
Aplikasi IT pada masa pandemik ini memudahkan guru dalam
melakukan pembelajaran daring / pembeljaran jarak jauh. Seiring zaman
pemanfaat IT dibidang pendidikan begitu banyak, bahkan aplikasi
senantiasa mengalami perubahan kearah yang lebih praktis, efektif dan
efisian. Pada Pembelajaran jarak jauh kesulitan yang utama adalah
pertemuan antara peserta didik dan guru, untuk keperluan tersebut maka
munculnya beberapa aplikasi seperti Google Meet, Zoom Meet dan
Webinar pada Microsof Team yang bisa memfasilitasi pertemuan secara
virtual anatara pengajar dengan peserta didik.
4) Aplikasi Google Meet
a) Pengertiam Google Meet
Google Meet adalah layanan konferensi video/ meeting online yang
dikembangkan oleh Google. Layanan Google Meet merupakan gabungan
dari Google Chat dan Google Hangouts dengan pengembangan yang lebih
dikhususkan pada pertemuan online. Oktober 2019, Google Hangouts
56
menghentikan versi klasiknya dan pengguna dapat beralih menggunakan
Hangouts untuk versi yang lebih modern.
Google Meet diperkenalkan pada bulan Februari 2017 secara diam-
diam untuk pengguna iOS (iPhone). Pada bulan berikutnya, Google Meet
diperkenalkan secara publik dan dapat di akses melalui browser web, iOS,
dan Android. Pada versi gratis, pengguna dapat melakukan pertemuan
dengan jumlah maksimal 100 peserta. Sedangkan versi premium / bisnis,
pengguna dapat melakukan pertemuaan dari 100 hingga 250 peserta.
Siapapun yang memiliki akun Google dapat membuat pertemuan atau
berpartisipasi dalam meeting online. Untuk alasan keamanan, host
memiliki akses penuh dalam sebuah meeting. Host dapat menolak masuk
dan menghapus pengguna selama pertemuan berlangsung. April 2020,
Google juga telah menambahkan fitur audio peredam bising khusus untuk
paket bisnis.
Untuk alasan privasi, Google juga menyatakan bahwa tidak merekam
ataupun menyimpan video meeting untuk penargetan iklan. Namun
informasi dari analisis kebijakan privasi Meet, Google berhak untuk
menyimpan durasi panggilan, pengguna yang ikut berpartisipasi, hingga
alamat IP pengguna.
b) Manfaat Fitur-fitur Google Meet
Google Meet hadirkan segudang fitur dan manfaat untuk
memaksimalkan pengguna dalam melakukan pertemuan online. Simak
beberapa fitur ungulan Google Meet berikut ini (1). Pengguna dapat
bergabung dalam sebuah rapat melalui web, aplikasi Android atau iOS
(iPhone), (2) Integrasi dengan Google Kalender yang memungkinkan
pengguna untuk membuat jadwal rapat, (3) Meungkinkan pengguna untuk
berbagi layar untuk kebutuhan presentasi dokumen, spreadsheet, atau
presentasi, (4) Tersedia fitur Chat sehingga pengguna dapat melakukan
diskusi atau mengirim pesan teks ketika meeting berlangsung., (5).
Host memiliki akses penuh untuk menolak atau mengizinkan pengguna
57
untuk terhubung, (6). Panggilan dilakukan enkripsi sehingga keamanan
lebih terjamin dan (6). Paket G Suite memiliki akses ke banyak fitur yang
lebih baik seperti recording, attendance tracking, retention, serta cloud
storage yang lebih besa.
c). Kelebiham dam Kekurangan Google Meet
Selain integrasi dengan akun Google, Google Meet hadirkan beragam
fitur yang memungkinkan pengguna untuk meeting online,
presentasi, chatting, hingga recording. Google Meet berusaha
menghadirkan layanan dan fitur sesuai dengan keinginan dan kebutuhan
pengguna. Meskipun demikian, Google Meet juga tak lepas dari
kekurangannya. Berikut beberapa kelebihan dan kekurangan Google Meet
yang perlu anda ketahui
Kelebihan Google Meet, dantaranya : (1). Kemudahan untuk
bergabung. Bergabung dalam sebuah meeting di Google Meet terbilang
sangat mudah, partisipan dapat bergabung melalui web, aplikasi Android
atau iOS, (2). Akses menggunakan akun Google. Mayoritas pengguna
Android memiliki akun Google sehingga akses Google Meet akan lebih
mudah dan cepat, tanpa harus mendaftarkan diri, (3). Waktu pertemuan
cukup panjang. Pertemuan di Google Meet dapat berlangsung selama 60
menit (gratis). Hal ini dirasa jauh lebih baik ketimbang zoom meeting
yang hanya 40 menit. (4). Terhubung ke Google Drive. Google Meet
terintegrasi dengan Google Drive untuk penyimpanan
file recording dandokumen yang sekiranya dibutuhkan. Pengguna yang
memilih paket premium G Suite dapat merekam dan hasil rekaman
tersimpan di Google Drive.
Kekurangan Google Meet diantaranya : (1) Versi gratis tidak support
recording. Sayangnya versi gratis dari Google Meet tidak tersedia
fitur recording. Berbeda dengan Zoom Meeting dan Skype yang dalam
versi gratisnya telah tersedia fitur recording. (2). Berbagi layar terasa berat
dan lambat. Ketika melakukan presentasi dengan berbagi layar
58
melalui browser, komputer terasa sangat berat. Mungkin dibutuhkan
komputer dengan spesifikasi hardware yang lebih baik agar presentasi
terasa lancer, (3). Tidak dapat mengubah layar background. Beberapa
layanan konferensi video telah menghadirkan fitur untuk mengubah layar
background sehingga visualisasi terlihat lebih menarik. Sayangnya,
Google Meet belum menyediakan fitur ini. (4). Belum ada Google Meet
versi Desktop. Hingga saat ini, belum tersedia Google Meet versi desktop
yang artinya meeting melalui komputer harus dilakukan melalui browser.
Mengingat banyaknya cara pengguna internet untuk tetap
terhubung baik itu secar mobile atau yang tetap duduk di depan layar
komputer, maka Google Meet melakukan integrasi terhadap semua
perangkat agar memudahkan semua penggunanya.
Google Meet untuk pengguna smartphone/HP
Bagi Anda yang lebih banyak mobile atau lebih memilih menggunakan
smartphone/HP maka Anda dapat mengunduh aplikasi ini Play Store dan
App Store. Lakukan pendaftaran atau Sign Up dengan menggunakan
Gmail Anda. Apabila Anda sudah terdaftar, Anda akan dapat melakukan
konferensi online dengan menggunakan fitur chat atau video conference.
Klik ikon (+) pada pojok kanan bawa aplikasi dan pilih New Video Call,
kemudian tambahkan partisipan dengan memasukkan alamat email atau
nomor telepon mereka.
Google Meet untuk pengguna komputer/desktop
Pengguna komputer dapat mengakses Google Meet pada laman resmi
mereka, kemudian klik Join or Start a Meeting. Disini pengguna harus
membuat kode rapat dan judul meeting sebelum mengundang partisipan.
Website akan meminta izin untuk mengakses mikrofon dan kamera. Klik
Join Now untuk bergabung dengan ruang rapat virtual, presentasi akan
dilakukan pada layar komputer. Jika Anda ingin mengundang lebih banyak
orang, silahkan copy paste video conference atau cukup menambah email
partisipan baru.
59
b. Penyelesaian Masalah
Berdasarkan kajian teori di atas, agar pembelajaran di kelas
menjadi menarik, relevan dan menyenangkan maka guru yang hebat harus
kreatif dan inovatif menyajikan proses pembelajaran di kelas. Kemampuan
paedogogik atau profesional guru akan meningkat ketika guru terus
berinovasi dan mau belajar segala hal yang terkait dengan proses
pembelajaran baik. Bimlat adalah bimbingan dan pelatihan profesional
guru untuk meningkatkan kompetensi guru itu sendiri. Melalui kegiatan
yang berkesinambungan calon pengawas sekolah dapat meningkatkan
kemampuan professional guru. Dengan program yang tersusun dengan
baik mulai dari perencanaan sampai dengan evaluasi pembelajaran akan
terjamin kualitasnya. Workshop merupakan salah satu alternatif
pemecahan masalah untuk membekali guru dalam berbagai masalah
tentang pembelajaran. Baik itu pembelajaran tatap muka atau
pembelajaran jarak jauh (Daring). Adanya situasi wabah penyakit pandemi
covid-19 telah memberikan beban yang serius terhadap kegiatan
pembelajaran di sekolah. Maka hal ini menjadikan pembelajaran di
sekolah menjadi berbeda dari biasanya. Penerapan pembelaaran dengan
sistem blended learning perpaduan antara belajar tatap muka dan belajar
daring di rumah adalah upaya sekolah untuk terus meningkatkan kegiatan
pembelajaran dimasa pandemik ini. Menyikapi adanya pembelajaran
daring ini disepakati untuk menggunakan aplikasi google meet. Namun
permasalahan muncul yaitu belum semua guru yang ada di SMP Negeri 2
Dawuan dapat mengoperasikan model aplikasi google meet. Maka dari
masalah utama pembelajaran yang ditemukan CPS perlu adanya
bimbingan dan latihan secara khusus melalui Workshop.
Untuk penyelesaian masalah yang dapat dilakukan oleh CPS
adalah menyusun program kegiatan bimbingan dan latihan melalui
Workshop dalam upaya peningkatan kemampuan guru dalam
pembelajaran daring melalui model aplikasi google meet. Harapan CPS
60
dengan adanya bimbingan dan latihan melalui Workshop kemampuan guru
SMP Negeri 2 Dawuaan akan meningkat
Bab III. Metode Penelitian
a. Subyek, Lokasi dan Waktu Penelitian
Yang menjadi tempat penelitian adalah SMPN 2 Dawuan yang berada
di desa Gandu kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka. Penelitian akan
dilakukan mulai dari bulan Agustus samai dengan bulan Oktober, dengan
subyek penelitian adalah guru-guru di SMPN 2 Dawuan.
b. Prosedur Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah model Kemmis Mc
Taggart seperti pada gambar dibawah ini.
Diagram Model Kemmis MCTaggart Sikus PTS
Diagram diatas menggambarkan terjadinya 2 siklus dalam penelitian
tindakan sekolah ini, yang masing-masing siklusnya terjadi 4 tahapan,
diantaranya : perencanaan pelaksanaan pengamatan refleksi . Jika
hasil refleksi pertama masih belum sesuai dengan target atau indikator
pencapaian maka dilakukan siklus kedua dengan tahapan yang sama.
61
Siklus pertama
Guru-guru melaksanakan workshop melalui moda tatap muka bersama
narasumber dengan materi penggunaan aplikasi google meet saat
pembelajaran daring.
Siklus kedua
Guru-guru melaksanakan workshop melalui moda daring dengan
mengguakan aplikasi goole meet yang sudah dipelajari pada workshop
pertama.
C. Tehnik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data melalui Tehnik Observasi dan catatan
lapangan (Wawancara). Untuk lebih jelasnya tehnik pengumpulan data bisa
dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3. 9 Teknik Pengumpulan Data
Target Data Instrumen
Kemampuan guru dalam: Hasil kegiatan Hasil Aplikasi Google
Pembelajaran Daring Pembelajaran Daring Meet
Unjuk kerja guru dalam - Aktivitas guru pada Presensi / Daftar hadir
mengoperasikan aplikasi aplikasi google meet Hasil instrumen unjuk
google Meet kerja guru dalam
mengoperasikan aplikasi
google meet
Sedangkan Indikator kemampuan guru dalam menggunakan
aplikasi google meet, bisa dilihat dari tabel dibawah ini :
Tabel 3.10 Instrumen Indikator Kemampuan Guru
No Uraian Kegiatan Indikator Kemampuan Guru
123 4
1. Membuka dan menyalakan lapotop /
komputer
2 Memiliki akun e mail pribadi
3 Memasukkan akun e mail pribadi ke
dalam laman google meet
4 Dapat mengakses area google meet
5 Mengetahui fungsi fitur-fitur yang ada
pada google meet
62
6 Mengetahui maanfaat google meet
untuk meeting, chatting, presetasion dan
recording
7 Dapat mengoperasikan fitur voivce,
canera dan share screen untuk meeting
dan presentasion
8 Dapat mengoperasikan fitur raise hand
dan chatt untuk diskusi, tanya jawab
dan chatting
9 Dapat mengoperasikan fungsi fitur
papan tulis aktif untuk presentasi
10 Dapat mengoperasikan fitur recording
untuk merekam
11. Mampu mengundang siswa melalui link
google meet melalui google kalender
12 Mampu mengirim atau menshare
undangan meetting ke WA group kelas
13 Mampu memasukkan materi bahan ajar
berupa power point atau video
pembelajaran
14 Mampu mengubah peran peserta didik
menjadi host pada saat meetting
15 Mampu mengubah layar back ground
Jumlah skor Total
Keterangan : Skor 4 = sangat mampu
Skor 3 = cukup mampu
Skor 2 = kurang mampu
Skor 1 = tidak mampu
d. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis dengan merujuk pada teknik analisis
yaitu interpretasi data Hasil Unjuk Kerja Guru dalam mengoperasikan
aplikasi classroom, dengan kategori :
Skor yang diperoleh dibagi Skor ideal X 100% = nilai akhir
60 : 80 X 100% = 75% Kategori Baik
63
Tabel 3.11 Kualifikasi Kemampuan Guru pada Aplikasi Goog;e Meet
Rentang Niiai Kategori
100 - 81 % Sangat baik
80 - 61 % Baik
60 - 41 % Cukup
40 - 0 % Kurang
Daftar Pustaka
Faridatun Nadziroh (2017) Analisa Efektivitas Sistem Pembelajaran
Berbasis E-Learning. Yogyakarta. Jkdiskomvis
Nona Isnawati (2018) Implementasi Program Pembelajaran Berbasis IT
(E-Learning. Yogyakarta. UIN
E. Peningkatan kompetensi calon pengawas sekolah berdasarkan hasil
Analisis Kebutuhan Pengembangan Keprofesian (AKPK)
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007
tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah yang menegaskan bahwa
seorang pengawas harus memiliki 6 (enam) dimensi kompetensi, yaitu
kompetensi kepribadian, supervisi manajerial, supervisi akademik,
evaluasi pendidikan, penelitian dan pengembangan serta kompetensi
sosial.
Berdasarkan hasil analisis dari Lembaga Pengembangan dan
Penberdayaan Kepala Sekolah tentang AKPK yang penulis terima, bahwa
hasil AKPK penulis yang paling lemah adalah kompetensi manajerial yaitu
72,29. Adapun hasil AKPK dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.12 Pencapaian Hasil AKPK CKS
Kode Kompetensi Jumlah
1. Kepribadian 75,00
2. Manajerial 72,29
3. Supervisi Akademik 75,00
4. Evaluasi Pendidikan 75,00
5. Penelitian Pengembangan 75,00
6. Sosial 75,00
64
Berdasarkan tabel 3.12 pencapaian hasil AKPK di atas, maka dimensi
kompetensi manajerial merupakan dimensi kompetensi yang paling lemah
dimiliki penulis. Oleh karena itu untuk meningkatkan kompetensi ini maka
penulis berusaha menggali semua subkompetensi manajerial yaitu ; saya
memantau pelaksanaan standar nasional Pendidikan dan memanfaatkan
hasil- hasilnya untuk membantu kepala sekolah dalam mempersiapkan
akreditasi sekolah pada kegiatan peningkatan kompetensi (PK) dilakukan di
sekolah Magang 2 yaitu di SMPN 1 Kasokandel 1.
Dari hasil tersebut, maka penulis berusaha untuk meningkatkan
kompetensi tersebut di sekolah magang 2. Kegiatan tersebut dilaksanakan
dengan langkah langkah sebagai berikut.
1. Persiapan
Upaya untuk mencapai peningkatan kompetensi yang masih dianggap
lemah berdasarkan AKPK yaitu dimensi kompetensi manajerial, maka penulis
terlebih dahulu harus mempelajari dokumen Permendiknas Nomor 12 pasal 5
Tahun 2007 tentang standar Pengawas Sekolah terutama kompetensi
manajerial..CPS juga harus menghubungi dan berkonsultasi dengan kepala
sekolah magang 2 tentang kegiatan peningkatan kompetensi dengan
memberikan Surat Perintah Tugas kegiatan peningkatan kompetensi yang
diterbitkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka no 094 / 3027-
Disdik tentang pelaksanaan magang di sekolah magang II (SMPN 1
Kasokandel ) dalam upaya Peningkatan Kompetensi (PK).
Pada tahap ini juga, penulis lakukan dengan menyusun sejumlah
pertanyaan berkaitan dengan kompetensi manajerial , yang akan digunakan
oleh penulis untuk mewancarai pengawas pembina sekolah magang, agar
memperoleh informasi berkenaan dengan kompetensi manajerial., khusunya
tentang akreditasi sekolah. Pertanyaan tersebut adalah.
1). Apakah yang dimaksud dengan akreditasi sekolah?
2). Siapakah yang berhak melakukan akreditasi sekolah?
65
3). Apakah fungsi dari assesor pada kegiatan akreditasi sekolah?
4). Apakah yang dimaksud dengan istilah “DIA”?
5). Ada berapa tahapan akreditasi? Jelaskan!
6). Apakah bedanya ICM dengan ICR ? Jelaskan !
7). Apakah yang dimaksud dengan visitasi kinerja !
8). Apakah pembobotan pada butir soal di indikator pemenuhan dengan 8
SNP berbeda ? Jelaskan !
9).Apakah akreditasi yang dilakukan dulu dengan sekarang berbeda ?
Jelaskan !
2. Pelaksanaan
Pada kegiatan ini, penulis melakukan wawancara dengan kepala
sekolah magang dan para wakasek, kemudian mengkaji dokumen 1 dan rapot
mutu yang dilakukan bersama dengan wakasek kurikulum, diteruskan dengan
pengamatan lapangan bersama wakasek sarana prasarana, kemudian
melakukan wawancara dengan wakasek kesiswaan terkait tentang kegiatan
dan prestasi siswa lalu melakukan wawancara dengan wakasek humas terkait
tentang kerjasama akademik atau non akademik apa saja yang sudah
dilakukan sekolah. Kegiatan ini dilaksanakan dari tanggal 7 oktober.2020
Kegiatan selanjutnya dilakukan hari berikutnya tanggal 8 oktober
2021 yaitu berdiskusi tentang segala hal yang berkaitan dengan akreditasi
sekolah bersama dengan pengawas pembina sekolah magang. Bertanya
tentang segala hal yang ada kaitannya dengan akreditasi sekolah seperti yang
tertera pada tahap persiapan diatas.
Kegiatan akhir dari peningkatan kometensi CPS berdasarkan AKPK
ini adalah telaah dokumentasi analisis kebutuhan pengembangan kompetensi
CPS yang dilakukan oleh pengawas pembina dan kepala sekolah magang 2
yaitu pada hari sabtu tanggal 9 oktober. Sedangkan hari terakhir yang penulis
lakukan adalah menyusun laporan kegiatan peningkatan kompetensi CPS.
66
3. Hasil
Hasil yang penulis peroleh dari pengawas pembina di sekolah magang
adalah cara membimbing warga sekolah untuk meningkatkan area yang
masih perlu diperbaiki dalam rangka persiapan akreditasi berikutnya. Oleh
karena itu CPS berkesimpulan bahwa kompetensi supervisi manajerial
khusunya tentang akreitasi sekolah yang dimiliki Pengawas Pembina Sekolah
magang cukup tinggi dan bisa dijadikan sebagai pembelajaran yang berarti
bagi penulis sebagai calon pengawas sekolah.
Berdasarkan rekapitulasi hasil instrumen peningkatan kompetensi
calon pengawas sekolah menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan
berdasarkan penilaian dari kepala sekolah dan pengawas pembina di sekolah
magang 2, adapun hasilnya dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 3.13 : Instrumen Peningkatan Kompetensi CPS Berdasarkan AKPK
No Telaah Dokumentasi Yang Dipelajari Skor Keterangan
12 3 4
1 Kompetensi Manajerial
Menunjukkan pemahaman saya tentang cara
membimbing warga sekolah untuk
meningkatkan area yang masih perlu
diperbaiki dalamrangka persiapan akreditasi
berikutnya.
1) Mengetahui bahwa akreditasi V
merupakan penilaian eksternal dan
bersifat indenpendent
2) Mengetahui bahwa akreditasi V
dilakukan BAN yang menunjukkan
akuntabilitas, pengakuan dan refleksi
3) Mengetahui fungsi assesor adalah V
memverifikasi, mengklarifikasi dan
memvisitasi.
4) Mengetahui DIA ( Daftar Isian V
67
Akreditasi ) yang harus didisi V
sekolah beserta perangkat V
pendudkungnya lewat Dapodik.
5) Menunjukkan pemahaman bahwa V
tahapan pertama akreditasi adalah
Indicator Compliance (assesmen V
Kecukupan) yang terdiri atas ICM V
(Indicator Comliance Mutlak) dan
ICR (Indicator Compliance Relatif)
6) Menunjukkan pemahaman bahwa
ICM atau syarat mutlak yang harus
ada dan dimiliki sekolah adalah
diantaranya izin operasional, STTPL
Kepala sekolah, sekolah sudah
meluluskan, mengikuti kurikulum
nasional dan alokasi waktu mata
pelajaran mengikuti ketentuan yang
berlaku)
7) Menunjukkan pemamhaman bahwa
ICR atau syarat relatif yang dimiliki
sekolah diantaranya harus ada
kesesuaian mapel dengan linieritas
guru mengajar, prosentase guru yang
sudah sertifikasi, kepala
perpustakaan dan kepala lab sudah
bersertifikat, jumalah WC putri 1: 30
dan WC putra 1:40, ada listrik
sekolah.
8) Menunjukkan pemahaman bahwa
tahapan kedua akreditasi adalah
visitasi kinerja yang intinya
melakukan pembobotan akreditasi
9) Mengetahui pembobotan untuk
68
Indicator compliance / assesmen V
pemenuhan adalah 15 % (dari 9 9 28
butir instrumen yang harus dijawab)
dan untuk 8 SNP adalah 85 % (dari
35 butir instruemn yang harus
dijawab)dan visitasi
10) Mengetahui ada perubahan
paradigman dari orientasi studi
dokumen ke proses menuju
peningkatan kinerja dan mutu. 8
SNP diakomodasi menjadi 4
komponen yaitu (1) mutu lulusan,
(2) proses pembelajaran, (3) mutu
guru dan (4) pengelolaan sekolah
Skor
Jumlah Nilai = skor yang diperoleh x 100 % = 367x 100 % = 92,5%
skor maksimal 40
Nilai = 92,5 % Predikat = sangat baik
Berdasarkan tabel 3.13 peningkatn kompetensi CPS untuk
kompetensi manajerial khusus tentang persiapan akreditasi mendapatkan
nilai 92,5% dengan predikat sangat baik. Namun demikian masih banyak
yang harus dipahami dan digali lebih dalam tentang kompetensi manajerial
lainnya untuk meningkatkan kompetensi pengawas.
Hasil dari pelaksanaan bimbingan oleh pengawas pembina pada
kegiatan peningkatan kompetensi CPS adalah :
1). CPS mendapatkan ilmu yang sangat bermanfaat dalam tugas
kepengawasan sebuah sekolah terutama di bidang supervisi manajerial.
2). CPS dapat meningkatan kompetensi manajerial di masa yang
akan datang yaitu tentang cara membimbing warga sekolah untuk
meningkatkan area yang masih perlu diperbaiki dalam rangka persiapan
akreditasi berikutnya.
69
Kegiatan peningkatan kompetensi CPS berdasarkan Analisis
Kebutuhan Pengembangan Keprofesian (AKPK) sangat bermanfaat bagi
CPS, diantanya CPS mampu memahami cara melakukan supervisi
manajerial dengan metode, tehnik dan prinsif yang tepat. CPS mampu
menyusun dan mengembangkan instrumen supervisi manajerial yang tepat
di masing- masing sekolah binaan dengan karakteristik yang berbeda.
70
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Dari hasil pelaksanaan On the Job Training (OJT) yang dilaksanakan
selama kurang lebih 2 bulan, maka Calon Pengawas Sekolah (CPS) dapat
memperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Kegiatan pembinan guru melalui supervisi akademik yang telah
dilaksanakan CPS di SMPN 2 Dawuan mendapatkan hasil bahwa
kemampuan guru dalam menyusun perangkat pembelajaran (RPP)
mengalami peningkatan ketercapaian dari 73,6 % (baik) menjadi 86,7%
(sangat baik.). Peningkatan ketercapaian dapat dilihat dari adanya perbaikan
pada metode dan media pembelajaran serta penyusunan perangkat
peniliaian pembelajaran
2. Kegiatan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (PKKS) dan Penialain Kinerja
Guru (PKG) digunakan untuk mengetahui nilai kinerja kepala sekolah dan
guru. Kegiatan PKKS yang telah dilaksanakan oleh CPS di SMPN 2
Dawuan mendapatkan nilai 98,28 % (sangat baik). Sedangan nilai PKG
mata pelajaran matematika mencapai nilai 88 (baik)
3. Kegiatan pembimbingan dan pelatihan profesional guru melalui workshop
dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan aplikasi google
meet pada pembelajran daring sehingga terwujud Student Weilbeing.
4. Kegiatan penyusunan proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTS) dapat
digunakan untuk mengidentifikasi masalah akademik atau manajerial di
sekolah binaan. Kegiatan penyusunan proposal PTS juga membantu CPS
dalam belajar mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah,
mengumpulkan data, merancang tindakan kepengawasan yang tepat dan
menganalisis hasil penelitian.
71
5. Kegiatan peningkatan kompetensi CPS berdasarkan Analisis Kebutuhan
Pengembangan Keprofesian (AKPK) sangat bermanfaat bagi CPS,
diantanya CPS mampu memahami cara melakukan supervisi manajerial
dengan metode, tehnik dan prinsif yang tepat. CPS mampu menyusun dan
mengembangkan instrumen suervisi manajerial yang tepat di masing-
masing sekolah binaan dengan karakteristik yang berbeda.
B. Saran dan Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan yang ditemukan di atas, maka terdapat saran-
saran yang perlu disampaikan sebagai berikut:
1. Setelah melakukan kegiatan On the Job Training ini diharapkan calon
pengawas sekolah dapat mempraktekkan kompetensi kepribadian,
supervisi manajerial, supervisi akademik, evaluasi pendidikan, Litbang
dan Sosial ketika dipercaya menjadi pengawas sekolah sesuai dengan
teori;
2. Pengawas sekolah senantiasa menjalin kerjasama dengan pihak lain
terutama untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yang
dipimpinnya;
3. Guru hendaknya dapat meningkatkan kemampuan IT nya sehingga
mampu mengunakan aplikasi dalam pembelajaran daring sehingga siswa
bisa termotivasi dalam KBM, salah satunya guru mampu menggunakan
aplikasi googe meet
72
Daftar Pustaka
Utomo dan Samsuri. 2021. Bahan Bacaan Diklat Calon Pengawas Sekolah:
Rencana Tindak Lanjut. Jakarta: Direktorat Pendidikan Profesi dan
Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan Kemdikbud RI.
Yetty Fatri Dewi dan Mulida Hadrina Harjanti. 2021. Bahan Bacaan Diklat Calon
Kepala Sekolah: Coaching dalam Supervisi Guru dan Tenaga Kependidikan.
Jakarta: Direktorat Pendidikan Profesi dan Pembinaan Guru dan Tenaga
Kependidikan Kemdikbud RI.
Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007. Standar
Kompetensi Pengawas Sekolah/Madrasah. Kemdiknas. Jakarta.
Permen PAN dan RB No 16 tahun 2009 Tugas Tmbahan dan / Tugas lain yang
relevan dengan Tugas Kepala Sekolah / Madrasah. Jakarta
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 143 Tahun 2014 Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka
Kreditnya. Kemendikbud. Jakarta
Dokumen 1 KTSP SMPN 2 Dawuan dan SMPN 1 Kasokandel Tahun 2020.
https://pmp.dikdasmen.kemdikbud.go.id/rapormutu2019/SMPN2Dawuan
[Diakses 22 Juni 2021]
https://pmp.dikdasmen.kemdikbud.go.id/rapormutu2019/SMPN1Kasokandel
[Diakses 2 Juli 2021]
73
RAPOT MUTU SMPN 2 DAWUAN
Raport Mutu
Grafik 2.1 : Peta Rapor Mutu SMP Negeri 2 Dawuan Tahun 2019
Angka Capaian Raot Mutu Pendidikan 2017 2018 2019
No Standar Nasional Pendidikan 5.90 6,61 6,69
1 Standar Kompetensi Lulusan 4,78 5,75 6,99
2 Standar Isi 5,31 5,36 5,15
3 Standar Proses 6,38 6.22 6,39
4 Standar Penilaian Pendidikan
Standar Pendidik dan Tenaga 3.58 3,46 5,94
5
Kependidikan 4,75 2,88 4,53
Standar Sarana dan Prasarana
6 5.98 6,12 6,92
Pendidikan 6,03 6.14 6,99
7 Standar Pengelolaan Pendidikan
8 Standar Pembiayaan
74
RAPOT MUTU SMPN 1 KASOKANDEL
RAPOT MUTU
Radar PMP Antar Tahun
Standar Kompetensi
Lulusan
8
Standar Pembiayaan 6 Standar Isi
4
Standar Pengelolaan 2 Standar Proses
Pendidikan 0
Standar Sarana dan Standar Penilaian
Prasarana Pendidikan Pendidikan
Standar Pendidik dan Capaian 2018
Tenaga Kependidikan
Capaian 2016 Capaian 2017
Capaian 2019 Capaian 2020
Grafik 2.2 : Rapor Mutu Tahun 2019
Angka Capaian Mutu Pendidikan Rapor 2019
No Standar Nasional Pendidikan Kategori Nilai
1 Standar Kompetensi Lulusan **** 6,03
2 Standar Isi **** 6,20
3 Standar Proses **** 6,44
4 Standar Penilaian Pendidikan **** 5,95
5 Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan **** 3,67
6 Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan **** 2,93
7 Standar Pengelolaan Pendidikan **** 5,66
8 Standar Pembiayaan **** 6,03
75
RAPOT MUTU SMPN 1 KASOKANDEL
RAPOT MUTU
Radar PMP Antar Tahun
Standar Kompetensi
Lulusan
8
Standar Pembiayaan 6 Standar Isi
4
Standar Pengelolaan 2 Standar Proses
Pendidikan 0
Standar Sarana dan Standar Penilaian
Prasarana Pendidikan Pendidikan
Standar Pendidik dan Capaian 2018
Tenaga Kependidikan
Capaian 2016 Capaian 2017
Capaian 2019 Capaian 2020
Grafik 2.2 : Rapor Mutu Tahun 2019
Angka Capaian Mutu Pendidikan Rapor 2019
No Standar Nasional Pendidikan Kategori Nilai
1 Standar Kompetensi Lulusan **** 6,03
2 Standar Isi **** 6,20
3 Standar Proses **** 6,44
4 Standar Penilaian Pendidikan **** 5,95
5 Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan **** 3,67
6 Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan **** 2,93
7 Standar Pengelolaan Pendidikan **** 5,66
8 Standar Pembiayaan **** 6,03
76
77
78
79
80
81
82
83
84
DOKUMEN SOSIALISASI
Kegiatan : Sosialisasi (Menyampaikan Surat Tugas Magang)
Lokasi : Ruang Kepala Sekolah SMPN 2 Dawuan
Hari/Tanggal : Jumat / 10 September
85
DOKUMENTASI
PENYUSUNSAN PERSIAPAN RTLPP
Kegiatan : Penyusunan Persiapan RTLPP
Lokasi ; Ruang Multi Media SMPN 2 Dawuan
Hari/TGl : Sabtu, 11 September 2021
86
DOKUMENTASI
KOORDINASI DENGAN TEMAN SEJAWAT
Kegiatan : Rapat Koordinasi
Lokasi : Ruang Kepala Sekolah
Hari/Tanggal : Senin. 13 September 2021
87
87
88
89