rasa seolaholah telah dilampaui begitu sadia. Tapi
plkirnja kemudian, barangkali Hasibuan belum nrem'
beri putusan kepada keluarga gadis itu. Tak pertja-
ja ia, bahwa Hasibuan gkan. memutuskan begitu sa-
dja tanpa minta nasihatnja.
bbiaaeikd--rarikalnaakptdsTJaaiaalatantpka,maiun,eSkapnbaekagunbuukamaapgdnseeaaamirl?miatjPamda-jeniarrami.hnai-innataigksglaakiuhnagatiai.gtnne-ibjlaadagj'pKkuaegtaa.maukou,r-tadepninaegtHqrtktrauassatwjeiubtiniekualauaannpnhg '
sekali lagi drsengat listrik. Tak tahu ia muka orang-
tua itu- sudah djadi putjat dan badannja gemetar.
lLaamlubkisatbaanrjuablaargui,in- i, Gadis itulah jang kutemui da-
Pak -
Sekarang listrik iang menjengat naik beberapa kilo-
wat lagi. Mukania fang putjat djadi btuu' Ditatap-
nja Hasibuan dengan mata tadjam. Lalu tjep?rt ia
.
berd,iri dari Dan bibirnja bergerakgerak
duduknja.
seperti hendak memaki.
Tapi Hasibuan iang tidak melihat perubahan itu,
bertanja lagi dengan wadjah jang malutersipu: -
m- elalui mulutnja
Apa nasihat bapak dalam hal ini ?
Sekali ini nasihat itu tak keluar
iang peramah, -seperti biasanja." Hanja pintu kamar-
iid"rnia jang berdentang kentjang dibantingkannja
dari dalam'
Manindjau, 27 Djuni lg5g.
51
topihelem
runOlUtlr.-,,UNcNJA TOPIHELEM DIATAS KE-
pala hran O.M, seolah mendjamin kelantjaran ker.Jja
Kereta Apl dikotaketjil padangpandjane.
$Mlbeesk1igpkuenl tuan , O.M itu pendek, tapi oleh topinja
iang, besar itu, seolah tersandang dlugalah wibrwa-
nja sebagai opseter masinis dibengkel itu. Dan oleh
bawahannja dilengketkan. djukkan,,sitopihelem"
atas tuan O.M, jang oleh ajahnja sendiri dinarnai
Gunarso. Malah pakai R.l\4 pula didepannja sebab '
turunannja.
Demikian besamja wibarlanja. Hingga kalau seke-
lompok.orahgorang sedang ngobrol selagi kerdja di-
bengkel itu, lalu diantaranja membisikkan : Sssst. Si-
ktoeprdihjaeledmen.g-an maka berdjungkirbaliklah mereka be-
tekunnja.
52
Kadangkali hal ini mend;adi olokolok. Ivlisalnja se-
kelompok orang mengobrol, lalu seseorang menjebut i
,,sitopihelerd' dengan tibatiba, maka seperti rubung-
an iemut jang terganggu'sarangnja, tungganglang-
ganglah nrereka ketempat kerdjanja kembali' Dan
purapura asiklah mereka bekerdla, seolah mereka "
sedjak dari tadi menjelesaikan kerdjanja itu' Tapi
tibatiba kedengaran tawa terbahak. L'Iaka tahuiah
nrereka bahwa mereka telali tei'tipu.
Karena seringnja olokolok demikian dilakukan,
achirnja orang selalu tjuriga akan bisikan - Sssst.
Sitopihelem. - itu.
olokolokan itu menjebabkhn
Tapi pada suatu hari
seorang masinis turun pangkat djadi setokar kemba-
.li. Biasanja untuk membersihkan bahagian bawah
ilari sebuah lok, hanja dilakukan oleh dua orang.
Lok itu berdiri diatas sebuah lobang pandjang, hing-
ga orangorang dapat bdkerdja tegak untuk member-
sihkan. diselelah bawahnja' Tapi simasinis, jtrng ba-
dannja besar hingga dipanggilkan ,,kingkong" oleh
pegawai lainnja dan pelawak pula, setelah ia tnasuk
kelobang itu untuk memeriksa, ia tidak'*keluar lagi'
Ia rnengobrol dulu rnemenuhi kebiasaannja. Obrolan-
nja makin lama kian enak, hingga mereka tertarva
kesenangan. Dan mendenga.r batapa meriahnja sua-
sana dalam lobang dibarvah lok, orangorang lain jang
sedang bekerdja dibagian lain clari lok, . ikut pula
masuk kelobang itu.
Sedang simasinis asik mengobrol clengan segala
geraknja jang lutju, tanpa setahunja tuan O.M sudah
ada sadja didekat lok. Didengamja sadja obrolarr
pegawainja itu diamdiam. .Tibatiba salah seorang di-
antara orangorang jang didalam lobang itu melihat
sepatu dan tjelana,tjoklat-tuan O.N{ dari tjelahtjelah
djaridjari roda lok, lalu dengan ketakutan dia berbi-
sik: - Sssst sitopihelem -
Ruburabai antara pertjaja dan tidak mer€ka seren-
tak sepura asjik bekerdja. Ada jang tnembersihkan
roda, ada jang membersihkan as, malah diantaranja
mengetok apa sadja jang dirasanja patut diketok. Ta-
pi simasinis melihat betapa takutnja orangorang oleh
bisikan ja{rg berbisa itu, djadi tertawa sendiri. Lutju
benar dianggapnja.
'-pa-daianjHamm?en. gASepdipajeeknia.dne-kg kalian takutkan ? Sitopihelem ?
Apa pula jang kalian takutkan
itu. Patutnja kepadaku kalian
taltut, si Kingkong ini. Ini tidak, pada sitopihelem
jang pendek seperti kera itu kalian jang takut. Priah.
Kalau sekarang ada sitopihelem itu disini, aku patah-
/kan lehernja. Seperti Kingkong mematahkan leher
kera tentunja. Ha ha ha. Kalian benarbenarlah, ada
sadia seseor?ng ebkeorrkakatali:dn- Sssst Isnidtojipnihgekleentar,ku-t-
waahh ketjutlah seperti
an sadja. Adukan sama Kingkong, kawan. Adukan
sss,....,..."., -
tt
Ia tak dladi meriludahkan kalimatnja..Karena tiba-
tiba didengarnja orang mendehem. Dan dehem ltu
dikenalnja. Lalu diintipnja dari ,antara rodnroda
lolnja kearah datangnja deheman itu. Terbitlah ke-
tjutnja. Hilanglah segala omongannja jang besar tadi.
Tak seorangpun jang berani ketawa, meski seharus-
nja mereka ketawa melihat betapa urenggelikannja
keadaan Kingkong itu ketakutan melihat kera. Be-
lum sempat ia berpikir aPaapa, tuan O'M sudah per-
gi dari situ, Seorang demi seorang keluarlah .dari
bawah kolong lok itu, kembali ketempatnja masing-
masing bekerdia.
Selagi belum sempat masinis melenjapkan keku-
iuann;'a, datanglah panggilan dari tiran O.M terha-
dapnja. Dan si Kingkong kini merasa telah mendjadi
kera.
Demikianlah kisahnia. Tapi semendpk itu, tuaR
O.M tidak lagi memakai helemnja. Entah karena to-
pi itu sudah fua, entah karena ia sudah tahu grang-
orang mengedjekinia dengan topihelemnja iang be-
sar itu,
Namun setahun kemudiannja, topihelem itu tidak
punja wibawa benarbenar lagi. Jaitu semendjak ke-
pala pak Kari iang mendjundjungnja. Diwaktu topi-
helem itu berpindah kepala, sebenarnja terdjadilah
peristiwa penting atas keluarga tuan O.I{. Topi itu
tiga tahun jang lalu dibelinla di Semarang, ketika ia
dipindahkan kekotaketjil Padangpandjang.
55
Setelah hanja topihelem itu tinggal teryantung <li-
kapstok, .namun dlulukan ,,sitopihelem" masih djuga
lengket pada tuan O.M, sampai iB dipindahkan ke
Bandung.
Pada wakfu orangorang sibuk merlgepak senrri;1
perabotan rumah R.M Gunarso, topihelem jang tua
ifu sampai terlupakan. Barulah ketika rumah ifu su-
dah kosong, njonja Gunarso melotot matanja melilra,t
sang topi tergantunggantung pada paku didinding.
rkeam-npkuaKalenanuiatudpi.ab-uianniPgb.aips:,akkkaeaultuappnaajakaanlia, sgpai.adplal?ah-, kata pe-
ja. Sajang-
gin-i Ah, djangan, ah. Masa pembesar bawa topi be-
ran-g
kekapal. Malu, adhib, irlii.irnamap-a ? Semua barangba-
Habis ? Mau
sudah dimasukkan kepeti. Dan petipeti ifu su-
dah diangkut tkueastnasOiu.nlv-l melirik kepada orangorant;
, Dan mata
iang membantunja mengepak barangbarang. SenJua
ia kenal baik, iakni tukangrem, anakbuahnja, Kepadrr '
siapa harus diberikan supaja adil, ia raguragu mene-
tapkan. Tapi ketika matanja tertumbuk kepada pak
Kari, sesuatu pada djantung orangtua itu terasa ber-
getar.
dib-erikDaanrikpeapdaadadimbuearenkga, mam, apa tidak baik kalau
O,\.t minta inu-
? - tuan
sawarat.
56
Dan pak Kari menatap mata perempuan itu de-
ngan nanap, sepeyti ada suatu perdjandjian bntara
meroka, bahwa topi itu seharusnja buat dia. Tapi
peretnpuao ltu membilang :- Tjoba dulu siapa jang
ketukangrem jang da-
paTsubaentuOl .-M mernandang lagi
rahnja sudah degapan oleh harapan bakal mendapat
topihelem itu. Lalu masingmasingnja mentjobakan-
nia. Dan kebetulirn, ja kebetulan'sekali, pak Kari
jang sama pendeknja dengan hran O'M-lah jang pas
dikepalanja, Maka djadilah topi itu haknja.
Sedang pak Kart niengirnjengir kegirangan oleh
redjekinla, tibatiba Perempuan itu berkata r'- Ah.
Kari. Gagah betul kau. Tapi djangan berlagak laki-
ku pula -
Diantara suara tertawaan, pak Kari merasa badarr-
'tnijagatedrjalahm. bung setinggi rumah dan membesar seper-
Bagaimalna hematnja tuan O.M dengan helemnja,
lebih lagi pak Kari. Ia tak tega membiarkan topinja
kena hudjan setitikpun. Betapa bangganja kalau topi
itu dikepalaoia, demikian pula sajangnia kepada he-
Iemnla itu. Sering pak fari t"ttp"j"Li. sendirian kal
lau ia terlihat rupania pada katja padjangan toko
iang diliwatinja saban pergi dan pulang kerdla' Dan
teniu sadja kelakuan pak Kari jang berlebihlebihan
itu mendjadi bahan olokan oleh kawankawannja. Ta-
pi djuga pangkal kedjengkelan bagi sepnja. Karena
57
oleh sebab topi itu, pak Kari bisa djadi lalai dalam ,
pekerdjaannja. Namuq pak Kari berpendapat olokan
dengan kedjengkelan itu, adalah disebabkan irl hati
karena tak punja topihelem seperti jang dia punja.
Dan semendlak pak l(ari mendjadi pemilik baru
dari topihelem Jang besar itu, ia mendapat nama
diulukan. Tapi bukannja,,sitopihelem" sebagaimana
jang ditonggokkan kepada tuan O.M, melainkan pak
Kari kini mendapat diulukan si Gunarso.
Tapi berbeda dengan tuan O.ltI jang tidak rne-
njenangi nama diulukan ,,sitopihelem", pak Kari
merasa bahagia dipanggilkan. si Gunarso. Dan ia
benarbenar merasakan dirinja sebagai si Gunarso ka-
dangkadang. i
Pak Kari adalah tukangrem semendjak delapanbe-
las tahun lamanja. Sebelum itu dia hanjalah seorang
anak orangfuania iang sulung. Dan ia tahu benar apa
artinja mendjadi tukangrem dikala itu. Bangun pagi-.
pagi dan sebelum setengah lima sudah mesti berada'
distasiun. Pulangnja kadangkadang pada djam sete.
ngahsembilan malam. Dan potongan Eadannia jang
ketjil kurus, mendladikan ia lebih merasa ketjildiri
serta mempunjai kesabaran jang sampai diluar ke-
mampuannja sebagai manrrsia.
Apalagi semendjak pak Kari punja helem, kesa-
barannia mondapat tantangan jang seringkali sangat
tongiknja.
58
Kotaketjil Padangpandjarig, kota penghudjan' Sela-
ma'belum bertoplhelem, pak Kari tak pandai me-
njumpahi hudlan, akan. tetapi semehdjak ia berhe-
lem itu ia selalu menjumpahi hudjan, karena hudjan.
itu memaksa pak Kari tidak dapat memakai topinja
dengan selajaknja dikepalanja. Dan oleh kawan'-
nia pak Kiri sering mendapat gangguan..Kadangka-
dang selagi ia sembahjang, ada sadja kawan'nja jang
meniembunjikan helemnja, hingga orang hra itu tja-
ritjarian.dengan rasa sedih dan kedorigkolan.
Dan pada ketika seluruh tukangrLm nrendapat
topidinas tertenfu, Bak Kari bukan main sakit hati-
nja. Ia tetap berkeras kepala tak hendak mernakai
topidinas iang seperti tudung orang kesawah itu.
Hanjalah ketika sepnja mengantjam hendak rnernber-
hentikan dlia, barulah pak Kari menerima kalah' Na-
mun topihelem tetap lekat dikepalanja. Sedang to-
pidinasnja dipasang diatas topihelem. Akan tetapi
bila dia tidak dinas, topihelemnja lagi jang meng-
hiasi kepalanja. Untunglah bagi pak Kari, bahw.a '
kewadjiban memakai topi dinas itu tidak lama ber-
langsungnja. Karena orang Pusat. Djawatannja, jang
menetapkan pemakaian topi itu, tidak tahu beful
d"trgan topi matjam mana jang tjotjok untuk tukang-'
tukang rem. Dernikianlah pak Kari jang penjabar
mendapat kemenangannja Pula.
Lambat-laun kemenangan pak Kari tiba djuga di-
puntjaknja. Djika sernendjak pak Kari memakainja,
topi itu selain kehilangan kewibalvaannja, djufa
topi itu mendladi sasaran olokolokan jang meriah.
Tapi semendjak kemenangan pak Kari jang sudah
tiba dipuntjak itu, topi itu kembdi mendapali zarnan
gemilangnja pula, Dan amanlah pak Kari dari sasar-
an olokolokan rekanrekannja.
Kedjadiannja adalah ketika pak Kari dengan be-
. berapa .tukangrem lainnja dalam perdjalanan b6d6
dari Kajutanam ke Padangparidjang. Djalan kereta-
api dari Padangpandjang ke Kajutauam menurun di-
sepandjang lbmbah Anai jang tjuram itu.'l\faka tiap-
tiap gerbong dikaryali oleh seorang tukangremr
Akan tetapi bila keretaapi menudju Padangpandjang
dari Kajutanam, karena djalannja meudndjak, dua-
pertiga dari tukangrem itu mendjadi b6d6 menurlrt
istilah mereka, jang artinja kependekan dari kata
buiten dienst ata:u bebas dinas. Dikala ifu, tukang-
,tukang rem jang b6d6 dapatlah dudukduduk senang
diatas gerborrg, atau tidurtiduran dibangkrpandjahg-
nja bila penumpang tidak banjak.
Pak Kari ketika itu tidur membudjur pada bangku-
pandjang digerbong itu. Topihelemnja menutup mu-
kanja. Dalam tidurnja ia bermimpi, bah'rva ia benar-
benar telah mendjadi tuan O.M. Ditakuti oleh setiap
bawahannja. Ketika ia pulang ke_rdja, alangkah ka-
getnja isteririja melihat pak Kari sudah djadi O.N,l.
Dan dalam mtrnpinia itu djuga, rasanja isterinja pre-
sis menierupai njonja Gunarso jang tjdntik. Maka di-
60
peluknja perempudn itu kuatkuat. Tapi ketika ia me-
meluk itu, badannja mlring dan rdiatuhlah topinja
kelantat gerbong.
Presis ketika itu, lewatlah seoraug tukangrem lain-
nja. Dan seolah tak sengadja disepaknja topi itu. Se-
dang pak Kari jang sudah tersintak bangun melihat
topinja disepak terbang, lalu memburui topinja. Ta-
pi hawanlawannja tak puas mengganggu sampai se-
kian sadja. Sekarang topi itu dilemparkan dari ta-
ngan ketangan. Dan pak-Kari memburuinja djuga
dari seorang keseorang. Seperti anakketjil main bola-
bolaan sadja.' Semua orang pada tertawa. Penum-
pangpenumpang djuga ketawa. Tapi pak Kari iAk'
bisa ketawa. Marahnja bangkit. Ditjabutnia pisaunja
dan dia mau menikam siapa jang berani menghina
topinja lagi.
Maka semendiak itu topihefem itu punja wibawa-
nji lagi. Tak seorangpun jang berani mengganggrr
topihelemnja lagi"
Tapi pada suatu hari jang tak.baik 6aginja, pak
Kari dinas pagi lagi dengan keretqapi pertama ke
Kajutanam. Hudjan semendjak serdalam turun de-
ngan lebatnjd. Dan pada pagi itu masih meninggal-
kan renjainja, hingga rel .jang keras itu 4jadi litjin.
Seperti biasanja keietaapi jang mengangkut puluhan
gerbongarang itu akan meluntjur sadja sekentjang-
kentjangnia, bila tukangrem tidak hatihati.
61
Pak Kari jang bertugas pada gerobak jang pa'ling
belakang begitu sibulinJa. - RemnJa sangat makan.
Hingga roda praktis ttdaf berputar lagi. Ini sangat
berbahaja. Gerobalnja biia rnelompat dari rel. Ma'
sinis tiap sebentar membunjikan peluit loknja me'
minta supaja rem dimakankan lagi. Dan pak Kari
merem lagi. Tdpi roda gerobaknja mendjadjar diatas
rel pula. Lalu dilepaskannja lagi remnja. Berulang- ,.
ulang dia berbuat demikian.
Seperti biasanja dilakukan tukangtukang rem, an-
daikata rem sudah banjak tingkah, mereka lalu ber-
djongkok ditangga bordes dan tangannja bergajutan
'pada handelnja. Kalau dilihatnia rodaroda gerobak-
nia tak berputar lagi, lalu dilepaskannja rernnja sedi-
kit, maka dilihatnja lagi bagaimana keadaan rodanja.
Demikianlah ia lakukan terusmenerus semendlak 'ke-
retaapi mulal berangkat dari stasiun Padangpan' \
djang.
Dalam keadaan demikian, sibuksibuk bergajutan
pada hauSel bordes dan berdjongkokan ditangganja,
pak Kari djadi lupa, bahwa kereta4pi sedang me.
Lempuh djembatan jang berpelengkung. Ketika ia
sadar, pak Kari kalah tjepat menarikkan badannja
supaja djangan dilanggar pelengkuirg djembatan
itu....,.........
Barulah ketika keretaapi sudah sarnpai disebuah.
stasiun ketjil, Kandang Aurpat, orang tahu bahwa
pak Kari tidak lagi ditempatnja. Seorang tukangrem
62
b
, meng&takan, bahwa pak Kari dilihatnia ketika ba-
kal menempuh sebuah djembatan jang'baru sadia
ditempnhnja sodang'berdjongkokan ditangga trordes.
Bergalauplah semua orang. Karena p:ida beberapa
tahun jang silam, pernah seorang tukangrem jang
t- sedang bergajutan dibordes disambar oleh besi.pe-
lengkung djembatan. Djatuh dan mati kedalam su-
ngai. Presis didjembatan seperti jang diterangkan
_' oleh tukangrem itu. Maka saklah hati orang, bahwa
pak Kari mengulangi peristiwa jang ngeri itu.
' Dan masinis jang memegang pimpinan keretahpi \
' arang itu, mengambl,pufusan untuk menunggu bebe-
rapa menit dan menjuzul beberapa orang mentjari
,. majatnja pak Kari, Beberapa tukangrem disuruhnja
meniusuri tepi sungai Anai , kalaukalau dihanjutkan
air kehilir. Dan tak putusputusnja masinis membunii-
kan peluit loknja, seolah mau memberi tanda kepada
majat pak Kari, bahwa orangorang sedang mentjari'
njd Setiap mata tertudju kesungai, jang mengalir
disepandjang djalan keretaapi itu. Tapi pekerdjaan'
itu UdaHah mudah, karena hari masih gelap oleh
sebab mataharl belum lagi terbit menerangi iembah
Akan tetapi kirakira sekilo mendjelang djembatan
jang disangkakan itu, ditemuilah pak Kari. Bukan
- banjut dan belum pula djadi majat seperti jang di-
nglnan menjusuri tepi iel. Dan seperti dikomandoi
sadja, semua orang pada nren.raki pak Kari. Dan ke-
tika ia telgh sampai distasiun, masinis jang bukan
kep"lang neradangnja, memanggil ,pak Kari keatas
lo}nia.
tan-gguMnegn-dgjaapwaabkkaauntukreudnja?diaBnaginaiimsaenmauaak?u-mehmaperdr- ik 'r
masini$. j.
Pak Kari diam sadja. Kepalanja ditekurkannja, sc- ,_.'-r
olah hendak mengatakan bahwa ia mengaku salah. \
sa-dja Kalau kau mati, seperti -si Bujuhg dylu, bisa ,'
aku mempertanggung-i{awabkannja. Tapi kau
tidak mati. Kenapa kau hidup djuga ? Kenapa tidak
maH sadja ? -
Pak Kari maslh djuga diam.
-TakOdi.juDgjaawbaebrdlalahw. aKb.enapa kau tak miti sadja ? -
ima-sinAis kituu tak senang. Kau mesti dipetjat - kata
pula.
Mu-ka pak Kari jang sudah putjat dan menggigil
karena kedinginan, tambah pasi dan tambah gemetar'
oleh ketakutannja mendengar kata masinis jang mau
memetjatnja. Ia mau memberi keterangan, Tapi li-
dahnia kell'. Ia tetap menekur djuga.
Djawablah. Mengapa kau tinggalkan tempat-
mu - masinis itu menghardik lagi.
dje-mbTdioepmibsaatajan....-.....d..ja..wtaobpipsaakjaKdaiaritugha.gaDp.ilanggar
64
tem- paOtmhu., Karena topi rni diatuh, kau tinggalkan
he ? Karena topi ioi sadja I Karena ,topi
tni sadja aku terpaksa melalaikan ke$erangkatan ke-
retaapi ? Kenapa topi ini sadja jang djatuh ? Kena-
tidak ?
pa kau Bagus benar .kelakuanmu -topi iang
Lalu masinis
itu memandang kepada
dslleeajumnmtgn'bkijiaetlu.tm&-sekraeedtnp(jg4aag1la.r6takTpaqajonktboatKpoaiplirihini.aiit,-tu=kt.adoOrapehrinri.naku-eppiunaskliaaa.kta-panajskaiktoaKspteaailrhanin.eja--
nja- Oh. Basah betul topimu, ja ? Kasihan - kata-
lagi.
dja-hrhJas,apmapka.i Djatuh rnasuk sungai. Untung tidak
ditengah sungai. Untung ditepi sadja,
-utjakpaatnakpaasikhaKnamriajsainrigs mulai sedikit lega, karena
itu dengan suara jang scdih
djuga.
slr-rrbilOmhe. nKgagseilheannggseeleknaglika-4 masinis itu mengulangi
kepalanja seperti orang
terharu sangat. Sedang lidahnja menljepaktiepak. *
Kena air topi ini basah. Kena api bagairnana ? --,
katanja lagi Dan serentak dengan itu dibrrkanja
pintu api lok itu dan dilemparkannja topihelem itu
kedalam api iang sedang' njala. Lalu dia rnemar.'
dang pada pak Kari jang terkedjut melihat peristiwa
ia"S tak disangkakannja itu. - Ah' Topi biasa sadia
topimu itu" Kari, Kena kena
.air'basah, api hangus
djuga -
5 Robohnja Sruau Klmi
Dan sebelum pak Kart sedar kepada apa jang di;
lihatnia, masinis Aioh. Tiepat
menghardtknja lagi. *
ketempatmu, bangsat _-
Pak Kari lang kekuiupan pada pagi hari dtP"tatt-
nungan itu, ddak m€rasa dingln lagt, ia merase be-
gitu panasnja oleh bakaran api didalarn dadania'
Ferbuatan memanggang topibelemnja itt, tidak da-
pat dtmaafkannia begitu sadia. Tapi ketika ittr ia tak
*i"a.,mmeneumnbdajluakskkaannnkiae.saIabadraianrnnjasjaadniag,
Lh., sePerti
mrrtlak
biasa
itu.
Hari datang, hari pergi. Semua orang suclah lrrpa' '
pada peristiwa topihelemnia pak Kari' Malah orang-
pak
i"rr *a* lupa diuga, bahrva pada suatu O-k'Mali iang
tuan
kari pernah mend;undlung topihelem
ditak;ti mereka' Orang diuga lupa, bahwa oleh topi-
helem itu pak Kari pernah bernama Gunarso' djugn
pernah mau mengBmuk dan djuga pernah pak- Kari
ineninggT lkan ge*obaknja karena topi itu diatuh .di-
langgar pelongkung diernbatan-
Tapi sekali harl, ketrka pak Kari sedang, bekgrrlia
meng;rukngeruk tahiarang dari lambung lok dista-
siun Kajutanam" tibatiba dilihatnia seorang mandur
baan memakai topihelem' Topihelem itu Pre'sis se-
porti topi helemnja iang terbakat dalam larntrung lok
itu' Dan ketika matania
i"ng $udang dibersihkannja lok, dimana api s€dang
meigalih f"d"l"* lambung
garaig meqala, pak Kari melihat topinia iang duhr
66
lagi. Menarinari digeral&an niAla api. Dan kemudr-
an ia melihat dirinja sendiri dibawah topi jang me-
narinari ifu. Ja seorang tukangrem, melihat wadjah-
nia setampan tuan O.M dibawah topihelem. Lalu se-
landiutnla terkenanglah dia pada suatu peristiwa di-
rumah tuan O,M.
Ketika itu pak Kari tidak bekerdja, perai. Tapi
dia disuruh fuan O.M membantu dirumahnja me-
ngeping kaju, seperti jang biasa ia lakukan setiap
hari perainja. Dalam pada ia mengepingngeping ka-
fu didengarnja teriakan njonja Gunarso dikamar
mandi. Ia buruburu kekamar man&. Dan dilihatnla
p€rempuan itu terduduk dilantai karnar mandi itu,
sambil mengurutngurut pinggangnja. Tahulah pak
Kari bahwa perempuan itu tergelintjir dan djatuh
terduduk. Ia tak tahu mau berbuat apa ketika itu.
Lama ia tertjenung melihat perempuan itu kesakitan.
Tapi ketika PeremPuan itu merninta bantuannja, pak
Kari bertambah hilang akal. Ia merasa sangat malu
sekali mau memegang PeremPuan jang tjantik itn,
apalagi peremPuan itu isteri sepnja pula.
Tapi achirnja diberanikannja djuga dirinja. Dito'
l,ongnja menegakkan Perempuan itu meskipun dalam
hati lang raguragu. Tapi ketika ia mulai hendak me-
negakkan perempuan itu, pak Kari tahu benar, bah-
wa ia merasa bahagia diuga. Lalu sambil memelulq
pinggang Perempuan ifu, diantarkannia perempuan
itu kekamarnja. Dibaringkannja ditempat tidur. Dan
trt
Pak Kari merasakan s€sudah iiu, brrhwa ia rneskiPun
seorang jang kerdil, sesungguhnia seorang jang tli'
takdirkan Tuhan sebagai pahlawan bagi isteri scp-
nja. Sepnja djuga seorang jang kerdil. Dan ia bersa-
ma sepnja adalah manusia jang telah mernberikarr
sesuatu jang berarti bagi perempuan jane tiantik itu'
Pikiranpikiran itu, dan perlakuau iang manis kemrr-
dian jang diberikan oleh isteri sepnja kepadanj:r,
lambat laun menumbuhkan tjintanja kepada Peren-
puan ifu. Tjinta iang menggila dan rnenrbrrdaki cliri-
nja oleh anganangannja seorang.
Dan iopihelem itu, topi iang diberikan tuan 0'\f
kepadanja dikala hendak berpisah dulu' dirasakan-
nja sebagai suatu tandamata dan perlambangan, per-
tiintaannja jang suiii dengan njonia Currarso' Trrhan
telah menakdirkaonia demikial, kalau tidtrk, kcn'rpir
cljusteru dikepalanja banr topihelcnr itrr pas ?
Tuan O'M' dengarr topihelemnja itu, telah rncja-
'kirri.un dirinja bal-rwa ntanusia jang kerrlil seperti cli-
rinja, bukanlah suatu model manusia jang clittklir-
kan sematamata untuk dladi bahan olokclok dan di-'
hina. Keunggulan tuan O.N{ jang telah rnerturirrri<arr
pangkat si Kingkong dulu, dirasakannia djuga st'hrr-
gai kemenhngan segala utanusia kerciii. djnga lor:nri"-
nangan dirinla sendiri. Alangkah br:rdiaiarja trriil
0.N{ itu clengarr topihelerl dikepal;:"lja' Topih*k'rrr
iang tak obahnla scbagai mahltota l{atu Wilirel'rilr
68
menurut Pandangannia. Dan topihelern itu, rnahkota
tuan Gunarso itu achirnja djadi kepunjaarxrja.
Lalu ia ingat topihelemnja lagi, jang sudah terba-
kar oleh api dilambung lok itu. N{aka serentak tlc-
ngan ingatannja itu, menjala la'gilah dendan'nj:r. Ingin
ia membalaskannja sekarang. Dan lupalair ia kepa-
da dirinja, iang hanja seorang hrkangrern j.rng ber'
baclan kurus kerdil dan tak berdaia. Ia luprL segala-
nja. Jang ia ingat tjuma satu sckuran.tl, api chndanr-
nja telah marak menjalanjala, I)an koclrat rnc:njunrir
6ssini5 da-tang melihat pekerd.iaan pak Knri nrern .
bersihkan tungku loknja. Saat iniiah jtrng clinantikan
pak Kari. Baru sadja nrasinis itu nrengglpaikan ta-
ngannja untuk berpegang pada gagang Ciirir:rtrrlok
rrntuk menaiki tangga loknja, pak Kari rneletrp,trkarr
sesodok tahiarang jang njala keluar pintrr. I)an tepat
rnengenai muka masinis jang malang itu, ses,.rli dc-
ngan rentjana pak Kari. Hingga masinis itu ntulti
laat itu mendjacli rnanusia jang tak berqur',l s'rba{ai
rnanusitr lagi. Hidup clalam kegel*ptrt clan tob,rsanhl
orang selain dari wang pensittnnia jang enrpaipuluh-
Iima rupiah itr.r,
Lalu pak Kari rncmarrdang ketopihelem rnanchrr
baan itu dcngan senjum puasnja, seolah henthk rrit'-
rrjatakau kepada topihelemnja bahwa hutang tt'lah
tlibajar dengan setimpal.
Tid;rk seorangprur jang <.lapat menjnlairkan p:,i<
Kari. K*rena ih.r hanja seburlt kctir:lakaan i.'rrig ttk
,. sengadia sadja. Dan P* Karipun tldak rnerasa diri-,
nja bersalah, meski ia tahu bahwa ketjelakaan ihr '
bukan ddal disengadianja"
Bukittinggi, Desember 1956-
i:t- €
7A
datangnia
dan perginia
KETIKA SU}Lq,T PERTAMA \{AS}li DATANG,
melondlaklah keinginannja hendak menernuinja di-
tahun jang lalu. Surat itu ditjiumnjn benrlangrrianq.
Dan disimpaunia diantara lembaran Quran. Setiirp
hari ia membatia Quran itu, setiap itu pula ia rncri-
tjiurnnja. Dan sebuah kalimat jang di*nang-inja se-
lalu sadia mengikat matanja. N{c-ski kalinr;rt ittr srr-
dah lengket dalarn ingatannja, masih djuua dib.rtia-
nja lagi
* Datanglah afah, Hati kzuri rasa terbakar kare-
na rindu. Tidak ajah ingin b€rdiumpa dengan Arni.
men{ntu ajah ? Dan derrgan kedua tjrltju rrjirh l{asra
dan lrma P -
?1
su-dahjatutae.ntSue, baenluamkkua.kTuemntaut.i, Kenapa tidak,'Aku
aku mesti berternu
dengan kau semua -dadkaantiaa orangtua itu dalam hati'
Lalu dirabarabanja
sebelah kanan. Mentjari-
tjari sesuatu dalam sakudalarir pada djasnja' l)en
kemudian tangannia itu hilang dibalik lipatan djas-
nja. Sebentar sadja. Keluar lagi bersa'na selernbar
empelop iang tepinja telah lusuh' Dibukanja tutup
it" d*" dari dalamnja dikeluarkannja sebuah
"fo*tpo"fsoepbesar poskar. Dan matanja menataP bulat' Ser-
ta dibibirnia jang mentjekung keclalam tergores se-
njjrm kepuasan
ob-ah Pakai kumis kau sekarang, Masri' Suda-h ber-
benar, Berbahagia
kau dengan Arni. ia'l Sudah
dua anakmu sekarang. Ajah djuga turut berbaliagia
bersamamu, nak. Selamanja a1'ahmu merasa bahagie
melihat rumahtfugga jang berbahagia' Apalagi eng-
Lalu poskar itu
,kau, kaendaaklkaum- enTpelopnja. Baru dinrasukkannja kern-
bali setengah, ia i<ehtar-
kan lagi. Dibawanja kebibirnja. Tak sarrpai' Ia ingai '
ada orangorang disekelilingnja'
Dan poskar itu di-
nasukkannja lagi kedalam empelop' Disirnparnja
kembalt kedalarn saku diasnja' Ia bersandar selela*
nja. Dan kenanganlja melajang lagi kemasanja jang
lalu,
Selagi Masri benrmur tiga tahun, isterinia iang
meninggaL Waktu itu ia rnasih n.ruda'
ditjintai , itu patah zudah. Dan ia merasarasakan!
Dan hatinia
72
bahwa bahagia tak mungkin lagi datang padanja.
Maunja ia takkan kawinkawin lagi. Tapi kesunjran
menerpanja selalu. Dan kesepian sekali. Itu tiadn
terderitakan, Dan datangnja pada malam diwaktu
matanja tak hendak terpitjingkan. Datangnja mengo-
jakngojak. Maka akirnja ia kawin lagi.
Tapi malah perkawinan ini tambah n.renrsakkan
hatinja. Hatinja iang masih mengenang tjintakasih
mendiang ibu Masri, diobrakabrik oleh kedatangan
perempuan ini. Ia ingin s€galanja tiada berubah. Srr-
sunan rumahnja, afuran makannia ia mau seperti
jang dilakukan oleh ibu Masri" Tapi isterinjrr jang
baru ini tiada rela suaminja tenggelam dalam suasa-
na lama. Dan mereka tak berbahagia. PertengLaran
sering terdiadi sampai m€reka bertjerai, lvleski si-
isteri dalam mengandung.
Lama kemudian ia kawin lagi.'Tapi bertjerai pula
akirnja. Kawin dan bertjerai lagi. Dan terasalah oleh-
uia, bahwa rumahtangga tak mungkin memberikan
kesenangan baginia lagi. Lalu kesepian hatinja *i-
isinja dengan perempuan jang taklcen mengikatnja
rlcngau sarat kawin.
pu-an Ab, ibu Masri tjuma setu. Tjuma satu pcrem,
seperti dia. Dia baik. Baik
sei<ali. Semua orang
suka padanji. Semua orang, Dan dia pandai, Pandai
dalam segaia hal. Tapi, jah, Tuhan terlalu tjepat
mengambil tiaptiap fang d&asihi. Ah, aku tak me-
ngerti, kenapa semua orang iang berbudi baik, terla-
lu iekas meninggalkan rn&nusia jang rnengasihirrja,
Aku tak mengerti Xenapa mesti begitu. Ataukah du-
nia ini hanja boleh ditempati orangr jang tak baik
sadja ? Ah, maka itu dunia ini tak mungkin djadi
sorga gerangan ? e-ligeIleangmgeenlegnogmkaennntajari. lamunannfa-
Dan kepalanja Dan pada
matanja berlinang puntj:rk kepiluannja. Diangkatnja
ka$amatania" lalu dipidiitprdjitnja djangat dibawalr
bidjimatanja, menahani linangan djangan sarnpiri
diatuh. Dipasangnia kembali katjamalrnja. Dan ia
bersandar lagi pada sandaran tempat duduknja.
Ker.etaapi iang ditompanginia masih meladju kt:n-
tJang. Orangorang sekitarnia sudah habis mengantuk-
Kepalania menganggukangguk bagai kepala boneka
bergojang. Bahkan ada iang pulas sama sekali,
hingga airludahnja meleleh seperti lendir dari sudut
bibirnja. Dan ada iang teranggukangguk dan ketikn
kepalania seperti akan dlatuh kepangkuannja, is
terbangun lagi, Namun orangtua itrr masih urenjalang
<fuga. Dilemparkannja pandangannia keluar djend6-
la. Alam diluar merrghidjau dan disungkupi oleh
awan Jang memutih dilangit. Dikedjauhan burung
elang terbang berbegar. LaIn semuanja djaili me-
n'ludar lagi. -Dipn:dari oleh kenangannja kepada L{as-
ri, anaknja.
Pengisian kehampaan dengan clambaan pc'!(rnpu-
:rn disepandlang uralam ifu, mendjadikanrrja hanjut
74
berlaratlarat. Merusakkan hidupnja sendiri. Hinggb
Masri terdidik diluar kasihsajangnja. Dan hirlup
anaknja disiksa oleh olgkolokan kawan&awannja di-
sekolah. .Namun siaaak tetap tak pertiaja dengan
kesutjian ajahnja jang telah rusak itu. Sianak ingin
kesaksian, Sianak ingin melihat dengan matakepala-
nja sendiri: benarkah ajahnja seperti jang dikaiakan
temantemannia. Dan sianak me.gintip. Mengintipi
kebahagiaan ajalrnja dalam rangkulao perempuan-
djalang itu. Ah, betapalah hantjur ha['.ja. lngin ia
membutakan matania, agar segala jang didepan ma-
tanja itu tiada terlihat. Dan ia temui ajahnja clalanr
dendam tiada terbada" Kehadiran r\{asri rnendjadi
olokolokan perempuan jang dibajarnja. Dan ia me-
rasa terhina dan marah sekali. Tapi s.ianaklah jang
dladi sasaran marahnja. Ditamparnja sekuasa kuat-
nja. Namun sianak diam dalanr ketenaugan. Dibiar-
$a-n-njaKuarjaahnngjaadbjearrbukaatu.seBsuikkianhamtinaja"lu. Ajoh pergi.
Kau bukan anakku lbaugki a-n anak ajah. Karena ajahlrr
Memang aku
*
bukan begini, Aku memang mau pergi * sianak
membangkang.
- Kau kurangadjar -
bu-atanKaaljaahu aku kurangadjar, bukan salahku. pcr-
jang menjebabkan aku begirri. Ajah jang
menjebabkan aku lahir tanpa kemauanku. Setelah
aku lahir, ajah lagi jang merusakkannja *-
Siajah hilang kesabarannja. Djika tadi pereinpuarr-.
djalang jang dibajarnja sudah pandai rnenertawakart-
nja. maka sekarang anakpja sendiri jang menghiru-
nja. Ia henclak memukul lagi. Tapi sianak tjepat pcr-
gi untuk tak kernbali lagi kepada ajahnja.
Orangtua itu merasa napasnja tertahart. Djautung-
nja kentjang berdebar. Dan ia sadar lagi dari ia-
munannja. Terpekur ia dalam kesadaran pikirannj;t
iPaenrgkawtaaaransM. -asrMi memelaunkgaitehralatilkuu*suknagta{uhaht.inTjae.n-ttr
Masri takkan berkata begitu kalau bukan aku ajah-
nja. Tenfu anak orenglain takkan berkata begitu pa-
da ajnhnja. Tentu aku ajah iang salah' Djahat. Kalarr
aku pikir" kini, Masri, aku merasa kau telsndjangi
bila alnr bertemu kau nanti. Aku nlenang ejah
jang tak baik. Tapi, anakku, perkataanrnu dulu ittr'
benar anakku. Perkataanmu dulu meninbulkln kt -
sadaranku kemudian. Malammalam ketika nku ber-
baring ditempat tidur dirumah, lanibatlaun aku ir1-
sap. Akulah jang salah. Akulah ajah jang tjelaka.
Tapi kau sudah pergi, anakkrr. Kepergianrmr jang
takkan kembali lagi ltu, menghantiurkan luttiku.
Aku tngtn kau terus disisiku, karena katr. anakkrr i{e-
tusatuni.&. Karen* kau duniaku, tempat aku berp.,-
gang lagi. Tapi kau tak rrda lagi. Ingin rlku rnnafrriu,
nak. Ingin sekali ketika itu, Tapi kau tak kuldlung
datang -
76
.* Kemudian rtku tobat, anakku. Aku lemparkar:
kehidupan duniawi. Aku djual segrda hartabend;,r
kita. Aku wakapkan. Dan aku pergi kedusun djauh.
Aku tinggal dimesdjid sana, Aku rcrahkan dirikt
kepada Allah. Bertahun lamanja. Dan disamping itu
kuadjak rnanusia disekitarku hidup dalam rukurrda-
mai. Semuanja, semuanja rumahtangga didusuri itu,
ikut aku mendamaikannja, menrbahagiakannja, ka-
lau ada terdjadi tiektjok. Alangkah bahagianja hati-
ku, nak, kalau aku melilr.:rt kebahagiaan rumahtang-
ga mereka. Karena aku sendrri rnengerti apa arti ke-
bahagiaan rumahtangga itu -
Tapi Masri, ketika aku menerima suratnru se-
tah-un iang lalu, kuakui aku bimbang mnlanja mene-
rima adjakanmu. "{ku merssa ditelandiangi. Anak
iang kutampar, anak Jang kurrsir dtrlunja, anak itu
jirng mengedjak aku datang kenrmahnja. Aku n:alu.
Malu sekall Masri. Dan.aku tak mau datang. Bah-
kan rnembalas $uratmu, aku enggan. Enggan-kareno
malu. Tapi tahu kau, slratmu itu selalu kutjiun ? -
kub-alaDs.aDn aknemsuudraiatmn udaiatannggkestuigraatrbneurslaegrtia. Diuga tal
wesel
itu,
tidak menggontjangkan hatiku dari p;ndirianku sc-
nrula. Tapi, Masri, warg itu alt ambil djuga. Karcn^
terpaksa. Karena ada oranglain iang henilak kuto-
long dengan wang kirimannru itu. Kalau aku sr.rclah
mengambil wangmu, &nakku, al'u terpaksa djuga
OtaD
mengundiungimu. Terpaksa bukan berarti aku tak
mau, tapi karena aku sangat malu bertomu dengan-
mu.
Tapi sekeli aku ingat, aku sudah tua. Umurkrr
taRan lama lagi. Dan kalau aku mati, aliu mau tak
semiang dosapun lengket dibadanku. Dosaku iallJ
terbesar akan hapus oleh maafmu, anakku. Kini akrr
datang menierahkan diriku padamu' Sebagai seorang
ajah jang kalah"
Tahu kau, anakku, oleh suratsurattnu jang tak
bosanbosannja datan3 itu, sampai emPat kali, clan
tak pemah kubalas, merubuhkan stpatsipatkrr jang
buruk. Sipatsipatku jang tinggihati, merasa rnalu
minta maaf kepada orang iang lebih muda. Aku in-
sap sekarang, kesombongan itulah iang menghantiur-
kan kehidupanku selan-ra ini "'........'..
reb-uaAh dsauaarapam, apsaukk?k,Keteenlianpgaa obraapnagkfuma eintua.ngl'eisr?se-n-
tak ia darl lamunannja. Dan dirasanja 16l6han air di-
atas udiung mulutnja" Dis6kania tjepat' Lalu ditio- '
bania terseniummanis kepada sipenegur. Kenucliarr
dipalingkannia matanja keluar djendela. Dilihatnia
alam iang hidiau membiru disela oleh rumahrumah
jang berkelompok Uada teratur. Kian lama kian ra-
mai. Tapi keretaapi masih ladju djuga djalannja. Ke-
dengaran deslsan lok kedlarberkedjaran' Dan kota
jang dihrdjunja harnplr sampai kini' Ketika kercta
bertambah perlalran djalannia, bertambah kentiang-
?8
lah djantungnja memukul. Maka jaktnlah ia, ia akan
berdjumpa dengan anaknja, Dan tentu maapan akan
&perolehnja sepenuh iklas. Tentu. Terasalah betapa
damainja dunia ini olehnja. Dan kaliu ia nrati ke-
lak, matinia tanpa membawa dosa' Dalarn kedarnai-
an.itu, keretapun berhenti. Dan dalam liputan ke-
damaian itu pula ia meningkat anaktangga rumah
anaknja. Tiadalah ia merasa tjapek sedikitpun oleh
gontjangan keretaapi hampir sepenuh hari itu' Tapi
napasnia menjesak oleh pukulan cljantungnja jattg
tambah berilebar. Namun ia merasa dirinla segar'
sesegar usia mudanja mula memasuki ambangpintu
bilik isteriraja. Dan ia rq3rp hawa disekitar rumah-
analorja sedalamdalamnja, hingga ia lebih merasa
bersatu dengan kehidupan sekitar jang indah ttu. Di-
hadapkarmja mukanja kebarat, kerrtara, ketimur dan
keselatan. Sedang pada garisbibunja terguris senium
bahagia.
'K"tik* ia membalikkan badannia menghadap pin'
tu lagi, alangkah terkedjutnja orangtua itu' Keda'-
maian alam jang memagutnia tadi melemparkannia,
hingga dlauh terpelanting remuk. Seorang Perem-
puan jang kurus, hampir setuPa_ rlajat, berketiak
tegak diambang pintu, Nlemanclangi orangtua jang
terpukau nanap dalam keketjutan <ian menggigil. Ia
tak nrengerti keriapa perernPusn ittt hr.rus ada disitu.
fapi bcgitu lrrmban kemudian. ia rrleng:rdjak alarn-
nja berdamai kembali dengan sefbasangka i*g r:
gala baik atas kehadirarr pererrpuan ihr dtsitu.
pu-an I{engapa kDaaundkaetapnaglitdajungpae?rta-rrjataannjiatupedrecrrnli--
ifu pahit.
kiankelat terasa masuk ketelinganja. Hatinja ter-
singgung. Rasa kesonrbongannja jang telah lama
mengendap djauh didasar hati:rja, lalu rnendjolak
dengan pairasnja. I)an dengarr pandangau mata ;ang
imatnueankhjalinllaar,nbgK6radarineugcn,lajuiandgbimebrinkibataitranc:jlaa-tajnaAgnt-gu
kemari kerumah
tapi utjapannia
gr:rnentar. Tak
.bersuara mentjapai sasarannja,
-- Kalau clatangrnu irendak membarva keonaran,
pergilah kinikini - perempuan itu menegas lagi.
dip-angRguiml *ah ini, rumah anaklcu. Aku datang kruena
orangtua itu berkata dengan n:arahnjn'
Tapi perempuan itu tiada rnendengar apaapa dari
padanja, lalu dia berkata lagi. k-alaLuedbaihtanpgamhiut nreng-
untuk
kuelabnagikiakna,tamnajasutkaladhi:*- Tapi
Dan olangtua itu tak hendak bcrtengkar ditugga
rumah, Ia masuk membawa keraguannja. Dan kera-
guan itu menjingkirlah djauh, ketika ia memandang
keliling nrangan run.rah. Begihr sederhana, tapi se-
muanja teratur rapi. Bersih, I\{aka tahulah !a bahwa
anaknja, Iv{asri, hidup dalam kedarnaian dan keba-
hagiaan bersruna isteriuia. Iapun ikut bersama baha-
80
gia. Dan lupalah ia scdjenak kepada perernpuan jang.
memandangnja nanap dalam keketiutan.
se-olahAollaarhigkkaehpabdearbdaihraingjiaansjae,ncMliari.sr-i-- ia .berkat*
Tentu Arni,
pisat-enridj$aasinmgrunt6ejonptgjoehrkeam-rgpauiaonratjnogtjolakinba- gipterraekmilPaukai niairhrgr
rncntjetus.
Dan orairgtua itu terantuk lagi pada kehadiran pe-
remPuan ihr. Serta tahuiah ia utiapan peremtrruan ihr
menempelak dirinja. Suatu pukui*n untuk rnenge-
nang kehidupannja jang lalu, jang disalahLarr perL'nr-
puan itu, Dan hatinja tersirrggulg lagi. Kini ia tak
kuasa membangldtkaq kesombongannja jang tarli te-
lah mendjolak. Ia kini d;adi lenali dan k.rlah oleh
pukulan itu, Ditjapainja sebuah kursi. Serta dalam
kenonongannja itu, berbalikbaliklah sediarah kelii-
dupannja jang lama, Sernua leubaran jar:g pahit-
pahitlah jang paling terkenalg.
jan-g Maapkanlah aku, Ijah. Aku iuernang oradg
tak baik. Urnurku jang setua ini, hampir mali
malah, menginginkan sernuanja dalam kedanraian
dan kebaikan" Hendaknia djika aku nrati, rnatiku
dalam kebersihan dari dosadosa jang tclah kulaku-
pkaarnau- katanja lanra kemudian dengan sraranjn iang
bergetar.
tel-ah Tjerita maap, demang mudah baqi orang janr:
merasakan hidup senang. 'I'api tragiku, orang
6 Robohnja Surau Karni 81
jang selamania datsm kesulitan ini" g€rita malp1ra-
rus diperhitungkan dulu, Perhitungan anJt'ia aku
dan kaIiauh- * katania dengan suara jang.inemilta l-x:-
*
dIauslu- , Kctika iama scsudah rku mentjeraikan kau
alft telah menjesal * tapi. perkataan ituprrrr.
tak diuga keluar dari mulutnja.
ng-an Sekarang kau datang ft6'n16yi - tata Ijah de-
kepahitan jang tak mereda.
Kau tahu aku datang ? *
-
- Tahu. fapi aku selalu berusaha supaja kau t:rk
jff": Tapi aku tak bisa melarang kedatangau,
dia---kanKTtrIeahedpnidaigtuaaappknkuaguasknuuamdnuuatuhmmktaeoukrbueamsbta.eaklAaik-rlataunngs. u?Ad-ka-uli iarna m",ujr..
sridah lan:ra
aoengerti apa guna hidup - mernbawa dosa *
,- Tapi kedatanganmu kcmarl
rdtniisi-ndutriausMbimnedair.anatbLpaanaawglnuaakdkedkiomsusaaa.mri?DbuueKnnmegtnnui ajkakp.ea,rb..ad.-.loi.as.,ag.\i.ra?.taaBnk-usukaadniankaukkbakeuhurhnacdtunkerk--r
ngAn isterinja - anakku. Djuga anakmu -*
* Isteri Masri
nja-. Iiuh t-jepiaat terpekik dalarn keparauan suaratua.
Tapi kemudian tubuhnja djadi gementir
luj". Terperangah ia duduk diku$i, Tak dapat ia
w
rberkata lagt. Pikiian dan perasaannia menampak ba"
Jangan katiau iang bertelausn tiada berbenhrk apa.
Memenuhi segala ruang..Laura sekali' Dan ketika ia
sadar pada dirinja lagi, ia tak berani menjalaugkan
" matanja unfuk melihat segala kenJataan sckitarnia.
Ia mau menqoba berpikir dan menimbang segalania
dengan dirinja sendiri. ini ? Demiki*n
dju-$aPaakhui.t kau menerima peristiwa bersarrdara karr'
Sediak aku tahu mereka
dung, sampai sekarang aku sediakan diriku dipul<uli
kutukan. Rela aku menderita segala dosadosa, asal
srereka tetap bahagia - Suara Ijah memasuki rum-
pun telinganja lagi"
*
--DanMMeeonnragganaPgPatauaatakiktuukkaamtuaekmkaanbtua?kkaa-kraPn dan ber-
matania
t,an'-*ia:(Bx-e1nsa4Br4.ukBiataungkkiaashuiaiPbtuaiaridakoansnga t?mae-hruek-a tak tahWuail)a-upinia
mulai membangkangkan dirinja Hlaagrui s-"
bagaimana harus mereka tahu. Mesti' Wa-
djib :-
Orangtua itu djadi lenah lagi. I)arr dengan suara-
nia iang mDeonsdaesbiessiaar.bDeroksaatabpaugliak:it-a. Ini semua do-
sa, Iialr-
.' Dosa bagilm'
dosa bagi kau. Djuga dboesrakabtaagsiemolsalhskksep-ada dirinja
Dan ke.rnudian ia
sendiri: - Aku harus memberitahuiian kepadania"
Setelah itu rnereka harus bertjerai. Ini nresti-,.Kar.e-
na sudah selama ini aku meadapat keridaan Tujran,
kenapa pula harus kukotori diakir hidupku ? Maii
mmaetsatni jkauklaagtai,ftaenngkgeapn-adrnaenljiaha-t Laiu dipitjinglannir
kenjataan,
segala
Dalarn pacla itu ia dengar ljali mengedjeknj,; 1 --
Oh, alangkah tamaknja. kau, illnumtr hanja supai,r
kau sadja bebas dari akibat perbuatanmu jarrg salah
dulu. Hingga kini kau djuga ingin merusakknn lrc-
bahagiaan anakanakmu. Hanja karena kau takr.rt n:r:-
mi-*kulIBjhuiuahkrku-amnaknmauetlaurnej-kaalebseur.bahagia dalam keti.lakts-
huarmia - tak sanggup _ kutukan Tuhrrn-
IF---h_AATakkuku staankggsuapng?gu-p nrenghadapi
'* 11*. Sekarang pandai kau nrengatakan itu. Ke-
napa tidak duludulu ?- oleh etljekan ljali. Tapr iri
Hatinja luka lagi.
Luka
tahu, ia iang salah. Talu ia diam sadia. Tapi i:eniu-
dian ketika ia berkata lagi suaranja nrenjatakau ke-
pastian dan leluar dengan nada jang tegas, katanja
-- Ijah. Walaupun apa katamu, walaupun bagirirrra-
na, meski jang kau katakan itu benar, adalagi Lebe-
naran iang mesti kita djundjung lebih tinggi. Kebe-
naran Tuhan. Manusia han-rs berahi rnelgurbankarr
84
dirinja untuk mendjundjung tinggi peraturatt Ttr-
htaa-nng-kHembe.naSreaknarTaunhgakna.uKebnaarpua parxlai berketa ten-
? Karena kau hendak
nreuiembunjikan kesalahan perbuatanrnu sernata. Ka-
rena kau hendak mengelakkan akibat perbuatannru
jang srrlah dulu. Kau pikir, dapatkah ampunan itu di-
kedjar dengan menjerabkan diri begitu sadja tanpa
berani menanggung resiko kesalahan itu I -
ne-gasWlaaglia. u bagaimana, rnesH kukatakan, - ia rrre-
dtsthueu--a-m--punbtmajT-DaODIhatapeumrePsaurmiornnaitsnaniiidpaggkmimeulkdlseageaooainannrsaniddonaulj.inlnumuangKnnta.duaaddlakAariju-eumr.iknnmnaagkg-elerpkmptuaaeebakurrunuii,nnhutatkt-iamasnaihh:nal pniTTtkauueukdhbahabaautnehPnrahea?garikaninaab'nj"rlaar,-gnlabs'kauhedrarir--r-'
ke-s-DaalanKLheaasnbuilmiahmukibula-arktiaki dmd,eaIrjratihsoar-atangk Pengetjut seperti kau --
perh.r txrbantah lagi.
Ia
telah mengambil putusan. Putusan jang sesuai clr'-
ngan kepertjajaannja, jang ia djuncljung bertalrun''
tahun lanranja.
8S
Ijah djuga merasa, bahwa lawannja tak herxlat
'mundur dari pendiriannja. Tapi dia tahu djuga, bah,
wa kepertjajaan manusia sukar melenjapkannja de.
ngan perdebatan dan dengan dalildalil. pan tllrpLrn
kenal manusia seperti bekas suaminja itu, bahkarr
manusia lainnja, akan kalah oleh tusukan jang n,e-
lalui perasaan kemanusiaannja. ilIaka ia berkai,: l:r-
gi dengan nada jang merendah se&h, dan seoi;:h-
olah ditudlukannja pada dirinja sendiri. Katanja: --
Sebentar lagi anakanakrnu akan datang. Kau lihat-
lah nanti, betapa bahagianja. I\.Iereka sudah punja
anak dua. Malah hampir tiga, Kalau mereka karr
beritahukan, bahwa mereka bersaudara kandurrg,
mereka mesti berpisah. Kalau mereka mengerti dan
beriman seperti kau, boleh sadja. Ta^oi kalau mereka
tak berinran, hautjurlah hari kemudiannja. Hantjur-
lah kehidupannja, kehidupannja jang duluclulunj'r
sudah pernah djuga kau rusakkan. \{ereka bertjerai.
Dan anakanaknja hendak dladi apa ? Tisa oraJrg
bukan sedikit. Betapalah dalamnja tusukan ediekan
orang kelak kepadanja hingga tumntemurun. Dan
edjekan itu menjakitkan hati. Hanja baiknja kalarr
mereka berinran. Berirnal seperti kau, Tapi kniarr
Hdak? - -
Ijah berkata lama sekali. Dan selanra itu pula
orang fua ifu tanpa disadarinja, bangunan pendirian-
nja d-ikorbeakhkwoarekha-l inAi kduostaahbue,sa-r kata Ijah seterus-
nia, kalau tidak diberi-
88
tahuken kepada mereka. Tapi aku dari mula srrdah
salah. Aku kaslp mengetahui hubungan mdreka. Da-
lam hal ini nrereka tidak salah. Dan selagi aku tak
rnengatakan sesuatu, aku. tertindih dosa sepandiang
waktu. Tapi aku tahani bertahuntahun lamanja. Ku-
r*ngkah imanku ? Dosaku adalah dosaku' Dau dosa-
ku itu trkkan kubagibagikarr keorang lain. apalagi
kepada anakanakku. Takkan kubagibagilan kalarr
mereka itu akan hantjur karenanja' Kau sebagai laki-
laki, tak pernah merasa pahitnla hidup ditjeraikan
suarni, Aku merasakan itu. Dan aktr tak rela kalau
Arni akan menelan kepahitan s€Perti iang kutt:lan
duTlua-pi suara ljah tak tetap }agi. Sudah serak darr
putusputus. Dia menangis tersedusedu. Dan ketika
itulah bangunan kelrukuhan pendrriarr orangtua itu
hantjur berderai semuanja. Dia kalah sudah' Kalah
oleh perasaan kemamrsiaarrnja jang bertentangan r1e-
ngan kejakinan ketuhanannja sendiri. Diambilrrja
bungkusan kainnjalalu ia melangkab kepintu. Ketika
ia sudah diseberang pintu dan sc.belum pintu ditu-
taukpuntjaaklakgeim, baerir,kaIjtaahla.hBaiahkdaenngkaanlausadjuosra-sadSieabdaaiklrarjnar
hidup kita ini, sebaiknja djuga kita mamrsia ini tak
usah ada. Tapi manusia itu tetap djuga ada dan 'lu-
banpun ada. Dosa kepada Tuhan, mudair mendapat
ampunannja, karena Tuhan itn pengasih dan pcnl'a'
jang. Tapi kalau ciosa itu kepada ruantrsiil, sr.rkarlal:
87
rnendapat penjelesaiannia. Akri, aku tak hendak ber-
buat dosa lagi bagi rnanusia, apalagi djika manusia
itu terdiri dari darahdagingku sendiri. Aku pergi,
Ijah. Dan djangau kau katakan pada'siapapun. Dan
djangan pkianututjiaJirtiutaulcpunl-a lambat sekali. Ia pergi to- €
Lalu 4
nang kemuka. Terpekur sebagai orang kalah. Tapi
kakinja melangkah sebagai orang jang mendapat ke-
menangan pasti. Dan Ijah tingral dalam perasaan
jang cljuga perqi dan :nenghilang djauh menuruti ,1 ,
bekas srraminja, ajah Masri jang djugn ajah Arni,
Bukittinggi, l8 Djamrari 1956.
8B
pada pembotakan
terachir
SUDAH LAMA PERISTIWA INI BERT,ALU. TAPI
apalah arU waktu. Waktu hanja suatu ukuran iang
tak mampu memisahkan ingatan dan kenangan iaug
pernah terdjadi. Dan dalam waktu iang berlalu, se-
nua tjerita jang terdjadi dalam dlaraknja, barrjSk
iang tumbuh dan hidup sepandiang masa, rneski an-
iara pelahrnia tiada lagi
kini' Dan kisah iui s'rnggulr
sebuah kisah tjelaka, iang menakutkan arukanak dan
ibuibu. Takut kalau sianak ditinggalkan mati oieh
siibu. Takut akan peristiwa ketirian jang menoncljci'
kan pantasi kekedjaman iang djarang ada, tapi per-
nah ada. Dan bagiku adalah merupakan hadialr
ulangtahun terakir iang tak terlupakan 5glan.l usia-
ku meningkat ladju.
B9
Ibuku selalu suka membotaki kepalaku litjin. Se-
mendjak aku masih baji, setiap umurku bertambah
setahun, aku nrendapat.hadiah kepAla botak. Penr-
botakan pertama kali merupakan perajaan tergemi-
Iang dalam segala perajaan jang diuntukkan bagiktr.
Hampir seluruh kenalan ibu dan ajah dikota kamr
ikut berdatangau. Bertiepaktjepong dengan kcladlat-
an makanan jang tersedia. Dan seorang lebai jurq
punja djubah panEang, tapi belum pernah ke 1\lc-
kah, menggelenggelengkan kepalanja dan rnenatlah-
kan tangannia setinggi dagu, memimpin olang rnen-
doakan rahmat bagiku dengan mulutnja jang unr-
pong. &mua orang gembira tentu. Ibu bapakku lc-
bih lagi. Tapi aku, aku tak tahu apaapa, aku masilr
baii ketika itu. Lebih separoh dari orangorang irng
memegang peranan peraiaan dikala itu, tidak ada
lagi ktni. Sudah berpulang.
* Tapi dikala pembotakanku terakir, jaihr dikala
usiaku mendiadi tudjuh tahun, sengadja tak diraja-
kan. Kami baru sadia dapat kema.lbaanggiaknu., Nenekku,
Promotor segala upaqara perajaan
telah tli-
kuburkan orang limabelas hari sebelumnja, Namun
badiah pembotakan berlaku terus tanpa npatjara dan
pestapestaafr. Hanja tiga orang sadja jang ikrrt hadir
dalam upatjara pernbotakanku, iaitu aku, kakek
Montok situkang tjukur, dan ltlaria. Dan lvlaria ini-
lah iang memberikah polcok $erita tjelaka ini, mela-
lui upatinra pembotakanku.
s
Belakang rumah Maria adalah &belakang rumtfi-
ku. Djadi rumah kami bertolak belakang. Dan se-
buah selokan besar, tempat segala buangan belakang
drlemparkan, membatasi halaman rumirh karni. Lc-
barnja hanja tiga meter sadja. Tapi tak pernah orang
tuatua berniat untuk membuat djembatan diatasnja-
Hingga untuk mendatangi rumah dibelakang harus-
lah dialan berbelok dahulu melintasi tidak kura:rg
dari sepuluh rumah. Untuk anakanak sebesarku, dja-
lan iang akan dilalui itu sudah sangat djauh. Maka
itu djarang aku mendatangi rumah tetangga jang dt-
belakang itu. Ibupun djarang. Hania sekalisekali, bi-
la ada keperluan iang sangat penting sadlalah ibu
pergi, dao itupun djarang pula aku dibawanja' Hing-
ga dengan Maria djarang aku bergaul, walaupun dia
tiga kali sehari datang kerumahku.
Kami ada dfuga bertjakaptjakap, itupun kalau aku
sedang bermain ditepi selokan dan Maria sedang
membuang sampah. Maka kami asiklah seketika. Da-
ri semua pertlakapan itu, tahulah aku, bahwa tah
sebuahpun jang diketahuinja tentang bermatjarr-
matjam permainan. Dia tak pandai main sembaug,
tak tahu main tjongklak, tak tahu main lore, apalagi
basbal. Tapi biasania, kami selalu berdlandii bahwa
dia mau beladlar dan aku mau mengadjarkan segala
kepandaian jang kuperdapat. Tapi seperti biasanja
pula, sesudah terdjadi pertemuan kami, kedengaran-
lah pekik Maria, dan raungannja sepilu hati memin*
ta ampun, diantara suaia makian Mak Pasah, etek-
nja. Kalau ibuku tahu, bahwa aku sudah bertiakap-
tjakap dengan Maria, lalu kemudiannja Maria meme-
kik dipukuli etekoja, ibu lalu memarlggilku dan rle-
marahi.
--- Djangan suka maininain cle.ngan r\{aria -* katt
ibu.
sa-dja Al:u ta* mairunain.- Aku tjunir onrongomong
- O- mongomong djr"rga tidak boleh --
-
- Kenapa, bu P- kan ? *
mi-lu Kau sajang
Padanja,
- Tentu. Tentu, bu. Kalau tidak sajang, akLr t:rk
oKmaoungtiodmakonsgukcalerdrqiaandcipliuak-uli, bukan ? --
Na--nJtai Nk"aablhua,u-dmjaankgaPnaslaa:hwamnedliihaa.bt eirl{oamrioangoronmonognogmolanggi.'
'dia*'Kdiepunkaupl a- <lipukul, bu? tr{arit baik, bu. tilat
Pasah djuga baik. Dia suka datang kesini, riia snk:'r'
tjiu-AmkuJaakta,umk-atakhPuasaapha baik. il{arirr djuga luik '-
sebab mak Pasah
suka mcrrti-
kuli Maria, terlebih lagi setiap dia habis berijakap-
tjakap denganku. dari rumah kami selalu -.ailia, bah-
kan hampir setiap'hari, bisa diclengat pckikiln sar'i
Maria memjnta amPtln, atan makitrn tnak Pasah jarrrl
s2
tak alangkepalang sera,rnnja, Aku ketjut meodengar
makian, tapi aku sedih mendengarkan pekik minta
ampun. Dan dalam hatiku selalu timbul perianjaan,
kenapa ? Tapi pikiran kanakkanakku tak pernah
rnemberi djawatr, Kalau ibu ada dirurnah, terdj:rdi
pula ribut dirumah mak Pasah, makian dan pekiral,
ibu selalu membawaku kemang muka dan biasaniir
aku bisa diadl lupa tentang peristi*'a rumah bela-
l."tg. Tapi bila aku tak lupa, aku mr:niin;iri ibu.
I)an ibu biasania tak ruendjarvab banjak.
nnkigan----algp-gaaKKMTldaaaa-ilapuariiuadsMiuapaaknruariaakiakukdlrtjlpai?adutta-iikmmukl'indAa?ipjkaTauhilkd,nuajbalk,nt?ba.uknI\Pa'aIahd-r,aia,djibLaranr-girknaj.anlnInreat,---
,m. a--*-*JtlaAIJDKb-alajcua,uunibtgtdaauajkakntdmaminkaajaaukmutaimmadl.ualaK-trid,naialkaaatuin,naKkkbaaujulaa'tluinr-ratk,akbu:uI,ta-nk anntktai lib-.rr
- Aku talc mau nakai lagi - kuc ,:lan tr{.iria
Kehidupan mak Pasoh membuat
disuru,hnja mendjadjakannja sepandjanq hriri. Pagi
penekuk, siang bubur delima dan sorc lilnping. Krrc
Maria selalu laku, Orang suka rnenrbeli krpailar:j.r'
33
Dla tak perlu nenjoralkan djailjaannia. Asal die da-
tang kerumah orang, tentu orang membelinja. Ib'i
selalu membelikanku. Dan karena ltu aku selalu
mendapat diadjan tiga kali sehari. Tapi kaiau kebe-
tulan orang banjak dirumah, ada tamu datang, ibrr
tak membeli kue M;liia banjal',:baajak' Ibtt beli kue
Iain. Dan aku'djadi heran, kenapa ibu tak beli lcue
Maria sadja, kenapa ibu beli kue lain. Tak pernah
aku melahirkan keherananku itu. Sebab sebenarnja
aku mengutjapkan sukur, aku rncndapat kue extra"
Xadangkadang aku bosan sama kue Maria. Akrr marr
kue lain. Dan aku merengek mernintanja kcpada ibu.
Dan ibu selalu mengabulkan pintaku. Tapi bila Ma-
ria datang, ibupun membeh diuga sebuah. Dan ibu
sendiri tak pernah rnemakan kue I\{aria, selain hanja.
6ekali, dikala Maria mulai mendiadiakan Lrrenja.
Sekali ibu tak dirumah. Aku ditinggalkan ibu se-
buah remis untuk beli kue Maria nanti. Tapi remis'
ditanganku, kubelikan kepada gulatare. Dan ketika
Maria datang, aku tak punja wang lagi. Tapi Maria
memberiku sebuah limping. Nanti kalau ibu sudah
kembali akan diminta wangnja' Ketika djadjaannia
habis, dia datang padaku menaniakan ibu. Tapi ibu
belum pulang djuga. Dan sambil menunggu ibu, ka-
mi bermainmain, Dia beladiar main lore, sembang.
dan tjongklak. Kami asik sekali bermain dan \aku
gembira benar telah mengadjarnia" Tapi ta,hutahu
sendja datang. Tibadba sadia Maria djadi putjat. -
94
Dan dla berlarf menlnggelkanku. Sedang ibu rnasiti
djuga belum pulang. Dari rumah .trelakang, nrmala
lrak Pasah, fudeogar mgkian mak Pasah lagi. Ku-
dengar pekikan Maria lagi. Ketika ibu pulanq, aku
kaku sadja diambang pinh. Lupa aku dengan oleh-
oleh bawaan ibu,
lum- Bu. Aku makan ltmping sebuah. Tapi aku be-
baiar .-
* Wang tadi ? *:-
-rne--nghKDuutla"bndegilikk?eannapgualaktaarue - lagi lirnpingnia I Karr
rnakan
sam- a Tidak, bu. Tapi Maria mau rninta wangnirr
ibu. Ibu lambat pulang. Sekarang trtaria dipu-
4?-kulihACtio-, pergi auterkan wangnja lckas. I-ekas,
-
Aku berlari kerumah mak Pacah, dengan r€E?s
dftanganku orat kugenggam. Tapi......... tapi.........
ketika aku sampai diambang pintu dapur mak Pasah,
aku tak berani mazuk, Bahkan aku tak bisa berkata
tpoapq, Aku dradf lupa mengapa sku datang, Akrr
dfuga ikut menekrk dan berlari lagi pulang kerumah.
Dan pipiku besah ak kutahu. Kugeritakan pada ibu,
apa fang lnrlihat didapur mak Pasah tadi. Tapi itnr
ak berkata apa4a. DIa reih aku kedadania dan ke-
palahr diusapnin, Krmudian kudengar ibu bcrbisik :
I
96
* O, Tuhan, semogo anakku tidak akan djadi iatim"
PaAndkjuanmgkearanslaahibuumumrkinuta- njawa. Dan kueratkan pr:*
lukanku kedadanja dan elalam sedanku, rasanja ku-
katakan kepada ibu: l-vlaIrbiau., ibu djangan nrati, brt.
Al-u tak mau seporti Kalau ibu rnrti, aku-
pbeurnkamtaadtia-lamThaaptiikiubusetoerkanmg.e. njahuti. Ja, aku hanja
Peristiwa itu terdj'adi sehari sebelum pembotakan
terakirku. Djadi artinja emPatbelas hari sesudah ne-
nek &kuburkan. Dan malanrnja aku tak bemrirnpi
nenek, tapi aku bermimpi Maria. Adegan ll{aria se-
eendja tadi berulang dalam minrpiku. Tapi jang me-
mukulnja bukan lagi mak Pasah' tapi hantuhantt
iang bermata api, bergigi pandjang, berL:uku tadjarn'
Maria rlipukulnia
lebih kediam. f)an hantu itu sa-
ngat banjak dan semuanja menarinari diatas dad,r
ditanah. Ketika dari mulut
*Maria iang telentang hanhrh46'a itu berterialtterials-
lv{arra keluar darah,
LaIu diambilnja ptrntung api iSng ,njala dari tungku
Jang sedang memasak kantjah besar, berisi airpanas'
Puntung itu disnlatr<anniq kemu}rt dan kemuka NIa..
ria" Rambut Maria terbakar. Tapi Maria tak menle-
kft lagl. Eia diam sadia, tenang tak bergerak' Tapi
brntuhanfu itu bertambah garang. Kantjah 3ang ber-.
isi airpanas ttu diangkatnja bersamasama. Lalu air
jang sedang msrdi&h mendiadikan Maria putih' Aku
mendlerit" Mendierit sekuatkuptnia. Dan sinar api
90
dari rirata hantuhantu itu memandang kepadaku. Gi-
ginja jang tadjam menjeringai. Aku terpekik lagi.
Dan ibu datang membangunkalku.
Semalammalaman aku tak tidur lagi. Aku takut
tidur. Al<u takut pada n-rimpi hantu itu. Tapi ketika
a aku bangun, hari sudah tinggi, Jang pertarna kali
kuingat, ialah Maria. Apakah dia tidak apaapa. Apa-
kah dia sudah mengantarkan kue buatku. Aku pergi
keruarrg makan dengan Iiati ketjut. Kuangkat tu-
clungsadji diatas media lambatlambat. Darr aku rne-
rasa bahagia, Ada penekuk <iidalannja. Penekuk il,Ia-
ria. Dan ketika aku memakannja, bukan n-rain enak
rasanja, Tidak pernah seenak jang sudrrh. Dan aku
mengumPat ibu dalam hatiku, kenapa penekuk jans
seenak itu hanja sebuah jang <libeli.
Kakek Montok situkangtjukur, telah mulai beker-
dja. Sebingkah deni sebingkah kepalaku kehilangan
rambutnja. Alu merasa senang sekali, ketika pisau-
tjukur berdesir diatas benakku dan tangan kakek
jang lembutlunak itu meraba kepalaku. Sampai akrr'
Iupa kepada segala peristiwa, bahkan aku lupa bah-
wa hari itu umurku sudah tudjuh tahun.
Tapi tibatiba sadja rok l\,Iaria terpampang dinata-
ku. Aku dladi ketlut melihat kerirukinja, kalaukalau
muka l\{aria jang didalam mimpiku sernalam, sung-
guh itu jang akan kulihat. Kudengar dia batuk. ba-
tuk jang dalarn sekali. Lalu dia rneludah. Dan iu-
dahnja itu merah seperti darah. Seperti darah, Ticlak,
7 Robohnja Surau Kami 97
ticlak seperti darah. Memang bukan ludah lagi'- Trtpi
.larah s,lngg.,h iang diludahkannja' Dan darah itu'
tepat diatis sebingkah rambutku clitnnah' Aku tam-
bah tak berani melihat mtrkanja'
bertjukur lagi t
Lrn-lurml(u3, 1ja Srrclah ttrcliuh -lgittllf*
? Ah, ktru sungg:rh scnang, ja ? Tapi aku
gembira djtrga - lagi. Aku dladi bert:rnrbrrl.r ketjut' fr
Dia batukbatuk $
kalaukalau aku akan rnelihat darah lagi' Tapi tidak'
iDnai,nkduibaebrierkkaattralirpnualarn: a-ngkKoair-'
clia tak meluclah lagi.
aku punla bub.:,r
hu
Tirr"a,;rk;it.urs'"ipt*k"aaiunktblatoaja.k.r.bdKisaaanubmseuarciinlakiratjotatndagjapkralkaaakpn'trKa' Akauukrtatlr.rt'rirrrlkt'
fkt.iabq-ua*. tKiFb"apear,ui.,mrpuAa"puk.i,kuT.kaatMepn{iur?kkeaa-nlmaguauraukkehunapapacaclala?pu-p-neirakk'aatakakeaaknnixkkrakrtikrbetr.k'rL'i
Aku rnelihat kemuka il{aria' Tapi tiepat aku menekur
lagi. Apa iang kutakutkan tadi, bersrra dirrga liiranjrr'
Selunrh bulu rasa berdiri'
ticlali
Tidak apaaPa, kek' Aku djahrh' TtlPi sa-
kit- lagi*
- Tidak kTaiuclaokbasta,knitakla?gi--
- Tidak.
dia membohong' tapi
Aku tahu liclahkti keltt nretn-
bantahiija. Setelah dia pergi rnehgantarkan kuc ke-
9B
piDbeiu--ddjdadijDTiaapta,iuaapksduiitanilddrakmidaeikaarnbthduao,jharhekho?nuan.k-tag,At,kakkakuneaknl?i.hp-Daatidasaetnkiddaaikrkie, kdD:jaia-tudhiKp,aukkkeeukk'i
dengan puntung berapi, kek. Aku lihat sendiri -
Ja, kakek tahu. Tapi dia tidak mau berbohong,
- ? Dia tidak pernah berbohong, karena dia anak
kan
baik. Kalau dia tidak anak baik, dis suka berbo-
hoola--nnggTD-maiaepnikgataattadakkiaaintnuaapdpaaiajjaabnnogghoddgiiarag,rra.aksseaakkab-nenbaern, aitru' Kalau
tidak
kkbaao--hmu.oDitna-Ngihaaunhka,,asmiut-uaunnsgjubgakdeua-ahrtahabrbtekiorahbtkaoredkhkjoulnamhggetinatasghecauklliani,hrkkaseanukngd.a-pIhteurutjmabkuearrupararrtnri.,
Dbngan kepala baru kau menempulr umur delapan.
Bila sampai masn sekolah nanti, rambutmu . sudal'r
pandjang lagi - :
Aku merabaraba kepala botak hadiah ulangtahun-
ku. Lalu aku bertjermin dikatja. kakek. Geli hatiku
melihat sikepala trotak didalam katja itu. Aku terta-
wa terbahakbahak dan menarinari bbgai beruk dapat
katja. Alcu melompatlompat kegirangan. Tapi tiba-
tiba sesuatu berderai djatuh ditanah. Bubur delima
bersafu pada rambutku iang berserakan. Dan warna-
99
nrerah bubur rlelinia bersatu dengan darah l{arja
tadi. I\{aria menangis. Akn dalam kegiranganku tt'lah
nrenjentuh N'Iaria, hingga djacijaal jang didjundjung-
nja tumpah ketanah' Ibu datang. Ibu rnembrrdink
Ir,Iar.a. Ibn nenjuruh Nlaria pulang sircija tluhr clan
menlatakan, bahwa segala kerttgiau akan ibu glanti
nanti, Tapi \.{aria tak mau prrlzrng' Illu mernbucijuk
cljuga, Ibu mengatakan, bila irjahku suclair ken-rbali
sebentar iagi ibu akan datang mengantarkan u'ang
penggantinjrr semua' I\'{aria tzlk cliuqa nrau' Seteltrh
lama ibtt membudjuk, barulah l{aria melntrut'
Ketika ajah sudah pulang, barulah ibtr tlapat me-.
ngantarkan rvang ganti kerugian nak Pasa'rr' Akt
dibau,a ibu ikut. Aku tidak taht apa akrt sertan'f
atau tidak dibawa ikut sekali itu. Divgaktu ktrmi te-
lah sampai diclapur mak Pasah, Perempuan itrr tak
tlisana. \{aria diuga tidak. Tapi"""""" tlilantai clIr-
pur itu kulihat baniak air tergenang' Aku tliadi tju-
- me-
iigo Dan nrataku mentiaritiari sestatrr untuk
*.l,n.k^n napsu tjurigaku' I-arna baru mak PAsah
datang, setelzrh dipanggilpanggil ibu namanja' Pe-
,.,lrp.ior. itu gerrrbira benar nampaknia' 'iebih" bil'r
melihat kepala botakku. Dirabnnja sambil tertarvrr
terkekehkekeh. Tapi nrataku tidak melihat mak Pa-
sah lagi. l\'lelainkan mataku n'relilrat hantu iang rirc-
njeringai tliclalanr milrpikrt senalatr' Lllrr kupegang
tangan ibu eraterat. Dan setelalr itru :lembaiirr giur-
ti kerugian, karni pergi' Latna brrru remang buLr
100