راتب قطب الأنفاس
2vol
awrad
1
disusun ulang, diketik dan didisain oleh
al-faqir ila ‘afwillah
Jakarta Timur
Rabiul Awal 1439 H/ Desember 2017 M
2
Aا Dد DH ض Kك
Bب DZ ذ TH ط Lل
Tت Rر ZH ظ Mم
TS ث Zز ‘A ع Nن
Jج Sس GH غ Wو
Hح SY ش Fف A’ ء
KH خ SH ص Qق
3
أسماء الله الحسنى
4
ته ْد ُع ْوا هما ه اَّ ْحـ هم هن وها ِْو هلا ْسْد هم ُعا ُوءا ال هل ا ْد ُعوا قُ ِل
ويا ا ْلُـ ْس هن هفله ُه
●
Katakanlah, ‘Serulah Allah atau serulah Al-Rahman dengan nama
apa saja yang kamu seru, Dia memiliki Al-Asma` Al-Husna”
[QS. Al-lsra`: 110]
ُه هو ال ُل اَّ ِل ْي هل له ِال ُه هو
Dialah Allah yang tiada Tuhan kecuali Dia
اَّ ِحـيْ ُم اَّ ْحـ هم ُن ال ُل
Yang Maha Yang Maha ALLAH
Penyayang Pengasih
اّْ هم ِل ُك
اّس هل ُم الْ ُقد ْو ُس
5
73. Dan mereka memperoleh padanya manfaat-manfaat dan
minuman. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur?
74. Mereka mengambil sembahan-sembahan selain Allah, agar
mereka mendapat pertolongan.
75. Berhala-berhala itu tiada dapat menolong mereka; padahal
berhala-berhala itu menjadi tentara yang disiapkan untuk
menjaga mereka.
76. Maka janganlah ucapan mereka menyedihkan kamu.
Sesungguhnya Kami mengetahui apa yang mereka
rahasiakan dan apa yang mereka nyatakan.
77. Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami
menciptakannya dari setitik air (mani), maka tiba-tiba ia
menjadi penantang yang nyata!
78. Dan ia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa
kepada kejadiannya; ia berkata: "Siapakah yang dapat
menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh?"
79. Katakanlah: "Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang
menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha
Mengetahui tentang segala makhluk.
80. yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang
hijau, maka tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu".
81. Dan tidaklah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itu
berkuasa menciptakan yang serupa dengan itu? Benar, Dia
berkuasa. Dan Dialah Maha Pencipta lagi Maha
Mengetahui.
33
82. Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki
sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka
terjadilah
83. Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaaan
atas segala sesuatu dan kepada-Nya-lah kamu
dikembalikan.
34
------------------------------------------------- -----------------------------------------------
Catatan Singkat Mengenai Al-Fatihah (Surah Pembukaan)
1. Maksudnya: saya memulai membaca al-Fatihah ini
dengan menyebut nama Allāh. Setiap pekerjaan yang
baik, hendaknya dimulai dengan menyebut asma
Allāh, seperti makan, minum, menyembelih hewan
dan sebagainya. Allāh ialah nama zat yang Maha Suci,
yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya, yang
tidak membutuhkan makhluk-Nya, tapi makhluk yang
membutuhkan-Nya.
2. Ar-Rahmaan (Maha Pemurah): salah satu nama Allāh
yang memberi pengertian bahwa Allāh melimpahkan
karunia-Nya kepada makhluk-Nya, sedang ar-Rahiim
(Maha Penyayang) memberi pengertian bahwa Allāh
senantiasa bersifat rahmah yang menyebabkan Dia
selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk-
Nya.
3. Al-Hamdu (segala puji). Memuji orang adalah karena
perbuatannya yang baik yang dikerjakannya dengan
kemauan sendiri. Maka memuji Allāh berrati:
menyanjung-Nya karena perbuatan-Nya yang baik.
Lain halnya dengan syukur yang berarti: mengakui
keutamaan seseorang terhadap nikmat yang
35
diberikannya. Kita menghadapkan segala puji bagi
Allāh ialah karena Allāh sumber dari segala kebaikan
yang patut dipuji.
4. Rabb (Tuhan) berarti: Tuhan yang ditaati Yang
Memiliki, Mendidik dan Memelihara. Lafal rabb tidak
dapat dipakai selain untuk Tuhan, kecuali kalau ada
sambungannya, seperti rabbul bait (tuan rumah).
5. 'Alamiin (semesta alam) semua yang diciptakan Tuhan
yang terdiri dari berbagai jenis dan macam, seperti:
alam manusia, alam hewan, alam tumbuh-tumbuhan,
benda-benda mati dan sebagainya. Allāh pencipta
semua alam-alam itu.
6. Maalik (Yang Menguasai) dengan memanjangkan
mim,ia berarti: pemilik. Dapat pula dibaca dengan
Malik (dengan memendekkan mim tanpa alif) yang
berarti, Raja.
7. Yaumiddin (Hari Pembalasan): hari yang diwaktu itu
masing-masing manusia menerima pembalasan
amalannya yang baik maupun yang buruk. Yaumiddin
disebut juga yaumulqiyaamah, yaumulhisaab,
yaumuljazaa' dan sebagainya.
8. Na'budu diambil dari kata 'ibaadat: kepatuhan dan
ketundukkan yang ditimbulkan oleh perasaan terhadap
kebesaran Allāh , sebagai Tuhan yang disembah,
karena berkeyakinan bahwa Allāh mempunyai
kekuasaan yang mutlak terhadapnya.
36
9. Nasta'iin (minta pertolongan), terambil dari kata
isti'aanah: mengharapkan bantuan untuk dapat
menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak sanggup
dikerjakan dengan tenaga sendiri.
10. Ihdina (tunjukilah kami), dari kata hidayaat: memberi
petunjuk ke suatu jalan yang benar.
11. Yang dimaksud dengan mereka yang dimurkai dan
mereka yang sesat ialah semua golongan yang
menyimpang dari ajaran Islam
Isi Surah Al-Fatihah adalah tentang makrifatullah dan sifat-
sifat Allāh, sifat-sifat dan ciri-ciri hamba saleh, menjelaskan
masalah petunjuk, jalan lurus dalam bentuk doa dan ekspresi
penolakan atas penyimpangan dan penyelewengan.
Kandungan utama surah ini adalah tauhid dan pujian kepada
Allāh Swt. Sebelum membaca surah ini atau surah-surah
lainnya, menurut sebuah pendapat, bahkan ketika salat, harus
didahului dengan membaca isti’adz (membaca Audzu billahi
min al-syaithan al-rajim).
Surah ini berbeda dengan seluruh surah lainnya diturunkan
sebanyak dua kali: Sekali waktu di Mekkah dan sekali waktu
di Madinah. Atas dasar itu, surah ini juga disebut sebagai
matsāni. Namun karena secara resmi untuk pertama kalinya
diturunkan di Mekkah maka surah Al-Fatihah ini tergolong
sebagai surat Makkiyah. Berdasarkan urutan mushaf dan
berdasarkan kronologi pengumpulan surah Al-Fatihah ini
37
adalah surah pertama dan berdasarkan urutan pewahyuan
termasuk sebagai surah kelima. Surah ini terdiri dari 7 ayat,
28 kalimat dan 143 huruf. Surah ini dari sisi lafaz dan isi
tergolong sebagai surah pendek Al-Quran yaitu mufasshalat
dan dalam kategori mufasshalat termasuk sebagai surah
Qishar.
Surah ini dibaca pada saat shalat-shalat wajib ataupun sunnah
disebabkan oleh karena surah ini merupakan surah pertama
yang diturunkan sehingga disebut sebagai Fatihah Al-Kitab.
Juga dikenal sebagai Sab’a al-Matsāni dan Ummu al-Qur’ān.
Karena nilai dan signifikansi tipikal surah ini, terdapat kurang
lebih 20 nama untuk surah ini dan yang paling masyhur di
antaranya Hamd (Pujian), Saba’a al-Matsāni (Tujuh yang
Diulang),Ummu Al-Qur’an (Induk Al-Quran), Kafiyah (Yang
Mencukupi), Syifa (Menyembuhkan), Kanz (Khazanah), Asas
(Asas), Wafiyah (Yang Sempurna), Raqiyah (Tempat
berlindung), Do’a (permohonan),
Nabi Saw bersabda: “Demi Yang Jiwaku ada ditanganNya,
tidaklah diturunkan di dalam Taurat, injil, Zabur, dan Al-
Furqan yang sepertinya, dia adalah sab’un minal matsani
(tujuh ayat yang diulang-ulang) dan Al-Qur’ān yang agung
yang mana aku telah diberikan.” (HR. Tirmidzi)
38
Rasul Allāh Saw bersabda: “Tidak ada shalat bagi yang tidak
membaca Fatihatul Kitab.” (HR. Bukhari, Muslim, Abu
Daud, dll)
------------------------------------------------- -----------------------------------------------
Surah Ya Sin adalah surah ke-36 berdasarkan susunan mushaf,
dan surah ke-41 menurut urutan pewahyuan Al-Quran. Surah
ini tergolong sebagai salah satu surah Makkiyah Disebut
Yasin karena dimulai dengan kata Ya Sin dan sesuai dengan
beberapa riwayat surah Yasin termasuk salah satu surah yang
paling banyak keutamaannya sedemikian sehingga surah ini
digelari sebagai jantung Al-Quran. Barang siapa yang
menghafal dan membacanya dijanjikan ganjaran yang besar
dan memiliki pengaruh dunia dan akhirat. Dalam masalah
keutamaan membacanya, riwayat tentang surah Yasin lebih
banyak ketimbang surah lainnya. Surah ini disebut sebagai
surah Yasin karena dimulai dengan huruf muqattha’ah Ya
Sin. Huruf muqattha’ah terkadang terhitung sebagai satu ayat
termasuk pada surah ini. Menurut sebagian mufassir, kata ini
di samping sebagia huruf muqattha’ah, juga memiliki makna
khusus sebagaimana kata-kata lainnya.
Surah Yasin adalah salah satu surah yang memiliki banyak
nama. Nama kedua surah ini adalah Habib Najjar dan
kisahnya disebutkan pada ayat 13 hingga ayat 30. Nama ketiga
adalah Dafi’ah karena menjadi penolak keburukan dari
manusia dan kehidupannya. Nama lainnya adalah
39
Mu’asshamah yang derivasinya dari kata “umum” yang
berarti bahwa surah ini menjamin dan mengumpulkan
kebaikan dunia dan akhirat secara umum dan menyeluruh
(bagi para pembaca dan orang yang mengamalkannya), dll.
Jumlah ayat pada surah Yasin menurut para qari Kufah adalah
83 dan berdasarkan pendapat para qari lainnya adalah 82. Di
antara dua pendapat ini pendapat pertama yang lebih
masyhur. Surah Yasin terdiri dari 733 kata dan 3067 huruf.
Rasul Allah Saw bersabda, “Sesungguhnya segala sesuatu itu
memiliki hati, dan yang menjadi hati al-Qur’an adalah surat
Yasin. Siapa saja yang membacanya Allah akan mencatatkan
pahala 10 kali bacaan al-Qur’an.” (HR. Darimi)
Rasul Allah Saw bersabda, “Tidaklah orang yang akan
meninggal yang dibacakan surat Yasin, melainkan Allah akan
berikan kemudahan dari sakaratul maut.” (HR. Dailami)
40
راتب العطاس
41
Wafat pada malam Kamis 3 Rabi' Tsani, 1072 H/1660 M
di kediamannya di nafhun dan dikebumikan di kota
Huraydah, Hadramawt, Yaman
Senantiasa Rahmat Allah ta’ala tercurah atasnya
Quthbil-Irsyād Sayiddinal Habib Abdullah bin Alwi al-Haddād
dalam qashidah-nya berjudul al-'Ayniyyah memuji Quthbil Anfās
Sayiddinal Habib Umar bin' Abdur-Rahman Al-Attas dengan bait
syairnya :
“Ayah al-Husain,'Umar Al-Attas adalah
salah satu dari orang-orang yang
berperingkat Yaqin (kepastian).”
42
------------------------------------------------- -----------------------------------------------
Sejarah hidup Quthbil Anfās tidak banyak dicatat kaum sejarawan
khususnya dari negeri asal beliau. Hal itu karena beliau mengambil
jalan khumul (pengasingan diri dari popularitas dan superioritas).
Walau demikian, masih dapat direkam, terutama melalui karya
tulis al-Habib Ali bin Hasan Al-Attas (dikenal dengan sebutan
Shahibul-Masyhad) sekaligus sebagai sumber utama akan sejarah
Shahibur-Ratib dan juga yang berhubungan dengan Ratib Al-Attas,
selain beliau sebagai syārih (komentator) Ratib. Kita tentu tidak
asing lagi dengan Ratib Al-Attas yang selalu dibaca baik itu di
majelis-majelis ta’lim maupun diamalkan secara individu di
berbagai tempat untuk berbagai maksud dan hajat.
Ratib Al-Attas adalah sekumpulan frase-frase dzikir yang disusun
oleh Quthbil Anfās. Beliau terbilang salah satu dari kaum ārifin
besar di masanya. Dari beliau banyak menurunkan keturunan lintas
generasi dan tersebar hi penjuru dunia hingga kini. Keturunan
beliau dikenal dengan “Marga Al-Attas”. Bentuk penulisan umum
dari marga atau nama keluarga ini ialah “Al-Attas” adapula yang
menulisnya dengan “Al-Atas” atau menurut transkripsi adalah “Al-
‘Aththās.”
Adapun garis kerurunan Quthbil Anfās dari pihak ayah beliau ialah:
Sayyidina Umar bin (putra) Abdur-Rahman bin Aqil bin Salim bin
Abdullah bin Abdur-Rahman bin Abdullah bin Abdur-Rahman
(As-Seqqāf) bin Muhammad (Maula Duawaileh atau Dawileh) bin
43
Ali bin ‘lawi (al-Ghuyur) bin (al-Faqih al-Muqaddam) Muhammad
bin Ali Ba’Alawi. Nasab (pohon keluarga) beliau terus bersambung
hingga ke Sayyidil wujud Sayyidina Rasulillah, Muhammad bin
Abdillah melalui jalur cucunda al-Imam al-Husain (shalawat dan
salam atas Nabi dan keluarga suci beliau).
Kakek Shahibur-Ratib bernama Sayyidina Aqil bin Sālim − yakni
saudara kembar Syeikh Abubakar, Shāhib Aynāt − dikenal sebagai
Si Pembangkis [aththās ]عـطاسsejak masih dalam kandungan
bundanya. Kelak leluhur marga Al-Attas آل العـطاسdikenal melalui
jalur putranya yang bernama Abdur-Rahman atau lebih tepat mulai
dari Quthbil Anfās. Adapun dari dari keturunan putra lain
umumnya dikenal dengan nama Marga Aqil آل عقيلtermasuk
keturunan dari saudara kandung Quthbil Anfās yang bernama
‘Aqil. Sayyidina ‘Aqil ibn Salim adalah saudara kembar, kakak dari
Sayyidina Syeykh Abūbakar (Shāhib ‘Aynāt, leluhur marga
Syekhbu yang pernah menyatakan perihal kemasyhuran
kedudukan spiritualnya berkat kakak kembarnya sendiri dengan
ungkapan:
“ ما المشهور إلا من المستورApa yang ada di wali masyhur, tidak lain
hanyalah berkat wali mastur.” (yakni yang memiliki kewalian
tersembunyi, sebagai isyarah kepada saudara kembarnya).
Ibunda Quthbil Anfās bernama Syarifah Muznah bint Muhammad
ibn Ahmad ibn ‘Alwi al-Jufri. Selain Shāhib al-Rātib, Syarifah
Muznah juga dikaruniai beberapa putra dan putri, diantaranya:
Sayyid Aqil dan Sayyid Shaleh. Bunda Quthbil Anfās termasuk
seorang wanita shalihah.
44
Sedangkan Quthb al-Anfās sendiri dikaruniai sebilang putra dan
putri, diantara mereka ada yang wafat saat usia balita. Para putra
beliau adalah Muhsin, Sālim (Mawlā Khamiysah), Musyayyikh,
Syeikh al-Akbar, Husain, Abdur-Rahman, Ali, Syeikh al-Ashghar,
dan Abdullah. Adapun para putri beliau adalah: Syayhah, Alwiyah,
Asma’, Fāthimah dan Salma.
Dikisahkan bahwa salah satu putra Syarifah Muznah meninggal
dunia pada usia kecil, bernama Ahmad. Setelah beberapa hari dari
kematiannya, ada seekor burung kecil berwarna hijau sering datang
mengunjungi bunda beliau. Lalu bundanya berkata. “Jika engkau
adalah ruh putraku yang telah wafat, maka datanglah ke tanganku”.
Setelah Syarifah Muznah mengulurkan tangannya, maka burung
kecil itu pun hinggap dan mencium tangannya. Tak lama kemudian
burung itu terbang dan menghilang.
------------------------------------------------- -----------------------------------------------
Perihal kakek Quthbil Anfās yang bersin saat masih berada dalam
kandungan bundanya, merupakan satu dari sekian bentuk karamah
yang ditampakkan oleh Allah Yang Maha Berkuasa atas segala
sesuatu dan merupakan sebagian yang bersumber dari kebesaran
mu’jizat Nabi Muhammad Saw.
Al-Habib Ali bin Hasan Al-Attas dalam kitabnya Al-Qirthās
mengkisahkan peristiwa yang terbilang sebagai khāriqul ‘ādah
45
(karamah). “Ada seorang wanita shalehah, Syeikhah binti Sahal bin
Abubakar Syaiban mengatakan: Pada suatu hari sewaktu aku duduk
bersama Sharifah Fatmah bin Muhammad Bashurrah Ba’Alawi,
waktu itu aku sedang mengandung putera pertamaku, kuberi nama
Hasan nantinya, aku mendengar ia bersin ketika masih berada di
dalam perutku. Aku dan Syarifah Fatmah mendengar suara bersin
itu dengan jelas. Putraku itu lahir pada 1147 H, tetapi ia meninggal
sewaktu masih kecil.” Al-Habib Ali bin Husain Al-Attas
menyebutkan dalam kitabnya Tājul A’rās kisah yang senada bahwa
di kota Mekah pernah tersiar kabar ada beberapa orang mendengar
suara bersin bayi yang masih dalam kandungan ibunya.
Tentunya kejadian seperti itu termasuk kejadian karamah yang
diakui oleh mayoritas kalangan ahli ilmu syariat dan tasawuf,
sebagaimana yang disebutkan di dalam kitab-kitab Tauhid dan
Aqa’id mereka, beserta dalil-dalilnya yang terkenal yang bersumber
dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Al-Imam an-Nawawi pernah menyebutkan di dalam kitabnya
berjudul Riyādhus Shālihin dalam bab Karamat. Ada Hadits yang
memberitakan kisah seorang rahib shaleh bernama Juraij.
Berkatnya maka Allah menakdirkan seorang bayi dapat bercakap-
cakap untuk membe-rikan kesaksian tentang diri Juraij, bahwa
beliau bersih dari segala celaan dan tuduhan masyarakat atas
dirinya. Tentunya bersin seorang bayi yang masih berada di dalam
kandungan ibunya tidak berbeda dengan seorang bayi yang masih
dalam buaian dan mampu bercakap-cakap di hadapan orang banyak.
Kejadian-kejadian semacam ini tidak sulit bagi Allah, sebab Dia
Maha Kuasa atas apa saja yang Dia kehendaki.
46
Kitab Suci Al-Qur’an menyebutkan orang shaleh yang memperoleh
karunia besar dari sisi Allah Swt, sebagai tanda-tanda
kemahabesaran-Nya dan sebagai pemberitaan kepada manusia,
bahwa di setiap bumi dan masa, ada hamba-hamba pilihan -Nya,
diantaranya berupa karamah sebagai kemulian bagi mereka. Antara
lain kisah yang sangat menakjubkan, kisah manusia misteris, kisah
hamba Allah yang shaleh, dikenal dengan nama Khidir as. Anda
bisa membaca kisahnya bersama Nabi Musa as dalam Surah al-
Kahfi. Siapa yang mengingkari karamah, tergolong mereka yang
buta hatinya. Semoga kita bukan termasuk orang-orang yang
dibutakan oleh Allah Swt di dunia maupun akherat. Sesiapa yang
buta di akherat maka sesungguhnya itu adalah keruguian yang
terbesar. Walau kita tak bisa beramal seperti amal-amal kaum
shaleh terdahulu, pula berilmu seperti ilmu-ilmu mereka, paling
tidak kita berusaha senang mendengar kisah-kisah mulia mereka.
Sewbagaimana dikata, bila kita tak mampu menjual minyak wangi,
paling tidak kita mencoba untuk sewsering bergaul dengan para
peracik dan penjual minyak wangi, sehingga dapat wewangiannya
dan melekat ke baju kehidupan keseharian. Sebagaimana
diriwayatkan dari sabda Nabi, bahwa seseorang bisa bersama orang
yang dicintai kelak.
------------------------------------------------- -----------------------------------------------
Kembali pada kisah singkat dari perjalanan hidup yang mulia
Quthbil Anfās al-Habib Umar. Sejak usia kanak-kanak,, beliau
sudah mengalami gangguan indra penglihatan hingga mengalami
47
kebutuan sejak usia dini. Namun hal itu tidaklah menjadikan beliau
enggan dalam belajar dan berkarya, tidak mengurangi semangat
beliau dalam menuntut ilmu dari banyak para guru dan beribadah
sebagaimana kebiasaan para tokoh spiritual dalam kehidupan
mereka terutama di kawasan Hadramaut. Beliau berada di jalan
leluhurnya, jalan (thariqah) Saadah Alawiyah dalam tradisi yang
mulia, ahklak kehambaan yang luhur, warisan Muhammadiyah
yang agung, hingga memperoleh karunia besar, mawahabi
laduniyah dengan nampaknya berbilang karamat gemilang.
Quthbil Anfās belajar dari ayahandanya dan ulama-ulama setempat
lainnya, seperti Syeikh Umar bin Isa Barakwah as-Samarqandi al-
Husaini, Syeikh al-Husein bin Abu Bakar bin Salim. Beliau
membuka majlis dzikir dan ilmu, berdakwah dari satu ke kampung
ke kampung pedalaman lain melintasi daerah-daerah gersang dan
bebatuan. Tidak sedikit beliau mengalami rintangan dalam
perjalanan maupun dalam dakwah beliau sebagaimana perjalanan
para leluhur agung beliau maupun banyak kehidupan para penyebar
ilmu pengajak ke jalan lurus. Berkat ‘ināyah rabbāniyah dan minan
rahmāniyah, seruan beliau diterima banyak penduduk dan murid
serta pengikut beliau tersebar. Beliau dikenal sebagai pengayom
anak yatim piatu, janda, dan fakir miskin. Siang hari mengajar,
malamnya melakukan ibadah, riyadhah, munajat kepada Allah
SWT dan sangat sedikit waktu tidur beliau di malam maupum
siang hari.
Nama beliau sempat dikenal oleh beberapa kaum musafir yang arif
dari dataran India dan Cina. Hal itu diketahui saat salah seorang
dari keluarga beliau, saat al-Habib Abdur-Rahman melawat ke sana.
Dia bertemu dengan seorang darwis yang memberi salam dan
48
hormat untuk Quthbil Anfās, padahal dia tidak mengenal orang itu
sebelumnya. ”Bagaimana engkau mengenalku, padahal kita belum
pernah berjumpa?” tanyanya. ”Bagaimana aku tidak mengenal
engkau? Ayahmu, Sayyidinal Imam Umar adalah guru kami, dan
kami sangat menghormatinya. Beliau sering berkunjung ke
kawasan kami dan beliau sangat terkenal di ini,” jawab darwis
tersebut. Padahal jarak antara Hadramaut dan keduanya sangat
jauh, namun Quthbil Anfās telah berdakwah sampai ke sana. Wa-
Allahu a’lam bi-muradihi wa-Allahu ‘ala kulli syay-in qadir.
Syeikh Muhammad Bāqais, salah satu murid Quthbil Anfās
bercerita, ”Satu masa beliau mendamaikan beberapa suku yang
berperang, hingga dalam pertemuan dengan mereka, beliau meinta
berkali-kali untuk berdamai. Tetapi tetap saja mereka tidak
menanggapi dengan tanggapan baik terhadap ajakan dan anjuran
beliau. Hingga beliau pun melemparkan biji tasbihnya di hadapan
dua kelompok itu. Dengan izin Allah Swt biji tasbih itu menjadi
ular seketika. Barulah mereka meminta maaf kepada beliau dan
sadar bahwa beliau termasuk hamba-hamba yang shaleh mulia.
Quthbil Anfās tidak mewariskan untuk generasi di masa hidup
beliau maupun yang akan datang akan karya tulis yang
ditinggalkan, kecuali hanya Ratib saja, walau ada sumber lain
menyebutkan satu susunan doa yang disnisbatkan ke beliau dan
saya peroleh dari kumpulan buku tua.
Adapun Ratib beliau dikenal dengan beberapa nama, paling
masyhur ialah ‘Azizul Manāl wa Fathu Bābil Wishāl" (Anugerah nan
Agung dan Pembuka Pintu Tujuan). Dan dibelakang hari sangat
terkenal sebagai Ratib Al-Attas, sebagai nisbah dari nama keluarga
49
(marga) beliau sendiri. Perihal Ratib ini, Quthbil Anfās sendiri
pernah berkata, “Rahasia dan hikmah telah kutitipkan di dalam
ratib itu.”
Menurut Al-Habib Ali Al-Habsyi (Kwitang) bahwa Ratib Al-Attas
lebih awal disusun dari Ratib Al-Haddad (walau keduanya hidup
semasa dan senegeri, tapi berlainan kota tinggal, Quthbil Anfās
berada di kota Huraidhah dan Quythbil Irsyād berada di Al-Hāwi).
Ada beberapa bentuk dzikir yang terkandung dalam Ratib Al-Attas
tapi tidak ada dalam Ratib Al-Haddad, demikian pula sebaliknya.
Namun, seperti ratib-ratib yang lain, keduanya tetap mengacu
bersumber pada doa dan dzikir yang ada di dalam Kitab Allah dan
Sunnah Nabi-Nya. Dengan kata lain, sejalan dengan ajaran dan
anjuran para ulama sebelumnya lintas mazhab, hingga ke para
tabi’in dan sahabat Nabi Muhammad Saw. Terkecuali jalan, ajaran
dan anjuran mereka yang membenci Bani Hasyim umumnya dan
Saadah Alawiyyin khususnya, seperti termaktub dalam lembaran-
lembaran sejarah yang ditulis sejarawan dan memenuhi khazanah
pustaka dunia Islam.
Quthbil Anfās memiliki kehormatan yang agung, dan para
ulamapun menghormati beliau. Hal itu telah nampak senampak
matahari di siang hari, kecuali bagi yang sakit matanya. Misalnya,
kisah seorang ulama bernama Syeikh Salim bin Ali mengunjungi
Imam Masjidil Haram, bernama Al-Habib Muhammad bin Alwi
As-Seqqaf dan menyampaikan salam kepadanya dari Quthbil
Anfās. Seketika itu Al-Habib Muhammad menundukan kepala
sejenak, lalu berkata, ”Suatu kelayakan bagi setiap orang
menundukkan kepala kepada Sayyidinal Habib Umar. Demi Allah,
saya mendengar suara gemuruh di langit untuk menghormati
50