The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Tahbisan dari:<br>1. RD. Albertus Bondika Widyaputra,<br>2. RD. Stevanus Harry Yudanto,<br>3. RD. Salto Deodatus Simanullang,<br>4. RD. Stefanus Tino Dwi Prasetiyo,<br>5. RP. Benardus Teguh Raharjo, MSC.<br><br>Simak refleksi mereka dalam buku ini ya.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Frater Projak, 2021-05-13 11:26:54

Tahbisan Imam Diosesan KAJ 2021

Tahbisan dari:<br>1. RD. Albertus Bondika Widyaputra,<br>2. RD. Stevanus Harry Yudanto,<br>3. RD. Salto Deodatus Simanullang,<br>4. RD. Stefanus Tino Dwi Prasetiyo,<br>5. RP. Benardus Teguh Raharjo, MSC.<br><br>Simak refleksi mereka dalam buku ini ya.

Keywords: Jakarta,Catholic,Katolik,Tahbisan,Ordination,MSC,Diocesan,Diosesan,Jesus,Yesus,Keuskupan Agung Jakarta,KAJ,Frater Projak,Seminari Tinggi KAJ

halaman
judul





Pertama-tama, bersama sekalipun membawa pengalaman
dengan para rekan imam, ber- hidup yang tidak mudah dapat
sama seluruh umat Keuskupan menjadi warta gembira dan suka
Agung Jakarta, dan keluarga besar cita yang menumbuhkan hara-
Tarekat MSC Provinsi Indonesia, pan bagi banyak orang. Karena
saya ucapkan proficiat, selamat itulah para imam baru memilih
mensyukuri rahmat Imamat yang semboyan tahbisan, “Tinggallah
para Rama terima pada hari penah- di dalam kasih-Ku ...” (Yoh. 15: 9),
bisan ini. Semoga hidup, kehadiran Semboyan “Tinggallah di
dan pelayanan para Rama selan- dalam Kasih-Ku ...” merupakan
jutnya menjadi berkat bagi ba- ajakan Yesus kepada para mu-
nyak orang dan kemuliaan Tuhan. rid untuk tinggal di dalam “Pokok
Tahbisan pada tahun 2021 anggur yang benar” agar para mu-
ini kita laksanakan dalam keadaan rid dapat hidup dan berbuah ba-
usaha pemulihan dunia dari pan- nyak, sebab di luar Sang Pokok,
demi virus Covid-19. Banyak para murid tidak dapat berbuat
refleksi akan penyertaan Allah se- apa-apa (bdk. Yoh. 15: 4-6). Ung-
lama pandemi ini bagi orang ber- kapan Yesus ini, juga merupakan
iman. Pengalaman iman untuk ajakan Yesus kepada para mu-
dapat tetap tinggal dalam kasih rid untuk menaati perintah-Nya:
Tuhan bahkan dalam masa tersulit “Jikalau kamu menuruti pe-
rintah-Ku, kamu akan tinggal di
dalam kasih-Ku ...”(Yoh. 15: 10).
Perintah Yesus dinyatakan de-
ngan sangat jelas, yaitu perintah
supaya saling mengasihi : “Inilah
perintah-Ku, yaitu supaya kamu
saling mengasihi ...” (Yoh. 15: 12).
Semoga selanjutnya, dalam
hidup, kehadiran dan pelaksa-
naan tugas pelayanan dan peru-
tusan sebagai imam, semboyan
tahbisan para imam baru ini pun
––dengan bantuan rahmat Tuhan
––menjadi semboyan yang dapat
menjadikan para imam baru se-

4

bagai teladan kasih bagi sesa- baik dan khidmat. Semoga peris-
ma para imam maupun juga bagi tiwa penahbisan ini juga menja-
umat Gereja Katolik secara khusus di kesempatan bagi kaum muda
di KAJ. Teladan kasih ini pula yang untuk dapat melihat panggilan
terus memperbarui penghayatan hidup sebagai imam, biarawan,
imamat sehingga para imam terus maupun biarawati sebagai salah
dibawa menjadi semakin serupa satu jalan hidup penuh kegem-
dengan Yesus Kristus Sang Imam biraan dan berkat yang ditawar-
Agung, semakin setia kepada Al- kan oleh Tuhan bagi kita semua.
lah dan semakin berbelas kasih
kepada sesama (bdk. Ibr. 1:17). Salam dan Berkat Tuhan,
Terima kasih kepada orang
tua dan keluarga para imam baru + Ignatius Kardinal Suharyo
yang telah merelakan dan men- Uskup Keuskupan Agung Jakarta.
dukung orang-orang muda ini da-
lam memilih jalan hidup menang-
gapi panggilan Tuhan sebagai
imam. Terima kasih kepada semua
pihak yang terlibat dalam per-
siapan dan pelaksanaan ibadat
Ekaristi penahbisan ini, sehing-
ga semua dapat berjalan dengan

5

Pertama-tama, bersama kami sampaikan kepada para pen-
keluarga besar Seminari Tinggi damping dan siapa saja yang de-
KAJ kami mengucapkan proficiat ngan peran masing-masing, khu-
kepada para imam baru. Melalui susnya melalui kasih dan doanya,
perayaan tahbisan ini, para Rama telah membantu para imam baru
memutuskan jalan hidup untuk ini sampai pada Imamat Tuhan
mengikuti Yesus dan menerima Terima kasih banyak kepa-
rahmat Allah yang merupakan ber- da Bapa Uskup Ignatius Kardinal
kat khusus dalam perjalanan dan Suharyo, bersama Pater Provin-
pelayanan sebagai seorang imam. sial MSC. Pater Samuel Maran-
Kami juga mengucapkan resy, MSC, yang sudah berke-
turut berbahagia bersama para nan menerima mereka atas
orang tua dan keluarga atas tah- nama Gereja sebagai pelayan
bisan imam bagi putra-putra umat dan menganugerahkan
ibu dan bapak. Terima kasih ba- Sakramen Imamat dalam Pe-
nyak kepada para orang tua imam rayaan Ekaristi Tahbisan Imam ini.
baru dan keluarga yang sudah Tahbisan pada tahun 2021
memperkenankan putranya un- ini kita laksanakan masih dalam
tuk memilih jalan imamat dan upaya pemulihan dunia dari wa-
menghantarnya sampai tahbisan bah virus Covid-19. Banyak hal
hari ini. Terima kasih banyak juga yang tidak mudah, tetapi seper-
ti semboyan tahbisan yang telah
dipilih oleh para imam baru. “...
Tinggallah dalam kasih-Ku..” (Yoh.
15:9), kita semua tetap merasakan
penyelenggaraan Ilahi, secara khu-
sus atas terlaksananya tahbisan
imamat. Semboyan ini sekaligus
mengingatkan kita semua un-
tuk terus dekat dan bersatu den-
gan Kristus Sang Pokok Anggur
sebagai sumber kasih bagi kita.
Kita yakin dan percaya bah-
wa kasih adalah hal yang utama
yang ditawarkan Tuhan bagi para
umat-Nya. Sehingga setiap karya

6

imamat selalu disertakan dalam menanggapi panggilan menjadi
bingkai kasih dan senantiasa di- imam, biarawan, dan biarawati.
sempurnakan dalam kepenuhan Mari kita saling mendo-
kasih Tuhan. Yesus hadir bagi kita akan, mohon rahmat khusus un-
secara istimewa melalui Ekaristi. tuk selalu tinggal dalam kasih
Kita bersyukur atas anuge- Tuhan, dan secara khusus ber-
rah Ekaristi sebagai wujud nya- doa bagi tugas dan pelayanan
ta kehadiran dan penyertaan para imam baru. Berkah Dalem.
Tuhan dalam peziarahan hidup
sebagai umat beriman. Semoga Rm. Yohanes Purbo Tamtomo, Pr
cinta akan Ekaristi terus terpe- Rektor Seminari Tinggi
lihara, sehingga Ekaristi menja- St. Yohanes Paulus II Jakarta.
di saat dan peristiwa bagi para
imam baru untuk mengalami
kasih Yesus dan tetap tinggal da-
lam kasih-Nya yang tanpa batas.
Semoga penerimaan rah-
mat Tahbisan ini menjadi peris-
tiwa rahmat bagi para tertahbis,
Gereja, keluarga, kerabat dan
sahabat, serta kita semua. Se-
moga peristiwa ini juga meng-
gerakkan dan menginspirasi, se-
cara khusus, kaum muda untuk

7

Dalam kunjungan-kunju- Kami meminta supaya MSC, ja-
ngan saya kepada para anggota ngan angkat kaki dari wilayah ini
MSC, selain mengadakan pembi- dan meninggalkan kami. Kami
caraan pribadi dengan setiap juga meminta supaya para pas-
anggota, pertemuan komunitas tor yang melayani umat di paro-
dan melihat karya-karya para MSC, ki-paroki pesisir setia tinggal ber-
saya juga mengadakan wawanha- sama-sama dengan umat. Kami
ti dengan umat paroki, yang biasa minta supaya para pastor tidak
diwakili oleh DPP, DPS dan ke- sering pergi meninggalkan umat”.
tua-ketua rukun atau ketua-ketua Ungkapan ini menimbul-
wilayah. Dalam sebuah kunjungan kan rasa haru dan bangga dalam
kepada para anggota MSC yang diri saya. Pertama, saya mera-
hidup dan berkarya di kepulauan sa terharu, karena di tengah per-
Maluku, ketika saya mengadakan soalan-persoalan, yang dialami
wawanhati dengan DPP/DPS/ke- oleh para MSC, baik pribadi mau-
tua-ketua rukun, ada seorang ibu, pun komunitas, baik di kota-kota
berdiri dan mengatakan begini, maupun di desa-desa, di wilayah-
“Pater Provinsial, kami mencin- wilayah pelayanan yang diper-
tai MSC dan sangat mendukung cayakan kepada MSC, umat tetap
para pastor, bruder dan frater menyatakan perhatian, cinta dan
MSC yang bekerja di wilayah ini. dukungan mereka terhadap hi-
dup dan karya para MSC. Kedua,
saya merasa bangga karena umat
masih terbuka untuk melihat se-
suatu yang baik dalam hidup dan
karya-karya para MSC. Lepas dari
kelemahan dan kekurangan ma-
nusiawi dalam diri anggota dan
komunitas, umat masih terbuka
untuk melihat karisma dan spiri-
tualitas yang dihayati oleh para
MSC, sebagai salah satu dari
kekayaan spiritual, yang mesti
tetap ada dan dikembangkan di
wilayah-wilayah pelayanan para
MSC, demi pengembangan ke-

8

hidupan umat dan masyarakat ngan umat”. Ibu itu mengatakan,
dalam setiap dimensi kehidupan: “Kami minta supaya para pastor
ekonomi dan sosial, pendidikan tidak sering pergi meninggalkan
dan kebudayaan, mental-psikolo- umat”. Permintaan ini merujuk
gis dan spiritual umat. Karena itu
umat tetap memberikan duku- pada tugas seorang gembala. Ke-
ngan, yang jujur dan tulus untuk
para MSC, yang diutus kepada tika seorang gembala menuntun
mereka.
Ungkapan hati dari ibu itu, domba-dombanya keluar dari kan-
menyuarakan apa yang diharap-
kan dan dirindukan oleh umat dang ke padang rumput yang hijau,
terhadap setiap gembala. Umat
mengharapkan dan merindukan ia tidak akan membiarkan dom-
kehadiran seorang gembala di
tengah-tengah mereka. Kehadiran ba-domba itu sendirian di padang,
seorang gembala menjadi tanda
kehadiran Kristus, Sang Gemba- sementara ia pulang ke rumah,
la utama. Kristus, setia menjaga
dan menggembalakan domba- atau jalan-jalan, atau mengurus
domba-Nya. Ia tidak tidak per-
nah meninggalkan kawanan dom- pekerjaan-pekerjaan lain. Perilaku
ba-Nya. Ia memastikan tiada satu
pun dari mereka akan binasa. Ia seperti itu akan membahayakan
rela menyerahkan nyawa-Nya
demi keselamatan umat manusia. keselamatan domba-domba-
Seperti Kristus, kehadiran seorang
gembala memberikan sebuah nya. Sebagai gembala, ia tinggal
rasa aman untuk umat. Umat tahu
dengan pasti kepada siapa me- bersama domba-dombanya di
reka akan berlari dan berlindung,
ketika mereka ada dalam baha- padang. Ketika domba-domba-
ya. Umat tahu dengan pasti ke-
pada siapa mereka akan datang nya sedang makan rumput ia akan
ketika membutuhkan pendampi-
ngan dan bimbingan. Mereka tahu berjaga. Ia melihat ke segala pen-
bahwa mereka tidak akan ditolak.
Umat meminta “…supaya juru, jangan-jangan ada binatang
para pastor yang melayani umat…
setia tinggal bersama-sama de- buas yang sedang mengintai, un-

tuk menemukan saat yang tepat,

untuk menerkam dan membunuh

salah satu dari domba-domba itu.

Sebagai gembala ia akan berdiri di

depan, ketika bahaya mengancam

hidup domba-domba-nya. Ia rela

menantang bahaya dan menye-

rahkan hidupnya demi dom-

ba-dombanya. Sesudah membi-

arkan mereka makan rumput, ia

akan menuntun domba-domba

itu ke sumber air dan memberi

mereka minum. Sesudah minum,

ia akan menuntun domba-domba

masuk ke dalam kandang. Ia me-

mastikan bahwa tidak ada dari an-

tara domba-domba itu tertinggal

di padang, tersesat dan hilang. Ia

9

akan pergi mencari sampai me- tab Suci menjadi keharusan bagi
nemukan kembali yang hilang itu. anda setiap hari. Umat rindu un-
Itulah ciri khas yang sesungguh- tuk mendengarkan inspirasi-
nya dari seorang gembala sejati. inspirasi yang baik dari Sabda Tuhan
Pastor: Albertus Bondika bagi hidup dan karya-karya mere-
Widyaputra, Stevanus Harry Yu- ka. Sebagai gembala, Anda diha-
danto, Salto Deodatus, Stefanus rapkan untuk mengunjungi semua
Tino Dwi Prasetiyo dan Benar- umat, mendengarkan umat, men-
dus Teguh Raharjo, kalian telah dampingi dan membimbing umat.
ditahbiskan menjadi imam, nabi Kita ditahbiskan untuk
dan gembala umat. Inilah tritugas melaksanakan dan membuat jadi
Kristus yang dipercayakan kepada benar tritugas Kristus ini dalam hi-
anda oleh tahbisan suci ini. Tritu- dup dan pelayanan kita. Kita ditah-
gas Kristus menjadi tugas utama biskan bukan untuk menjadi “busi-
anda demi keselamatan umat. Se- ness man” menurut pengertian
bagai imam, Anda diharapkan oleh duniawi. Mengurus “bisnis-bisnis”
umat untuk rajin dan setia mem- lain adalah bagian dari kaum awam,
persembahkan kurban ekaristi dan yang menjadi mitra kerja kita para
menerimakan sakramen-sakra- imam, guru dan gembala umat.
men lain demi pengudusan umat.
Sebagai nabi, Anda diharapkan Jakarta, 31 Maret 2021
untuk mewartakan Sabda Allah, P. Sam Maranresy, MSC
bukan mewartakan diri sendiri. Pemimpin MSC Provinsi Indonesia.
Karena itu membaca dan mere-
nungkan sabda Tuhan dalam Ki-

10





Nama lengkap : Albertus Bondika Widyaputra

Nama panggilan : Bondi

Tepat, tanggal lahir : Queensland, 16 November 1992

Nama Ayah : Yohanes Gama Widyanarko

Nama Ibu : Ceacilia Heriati Rini Wardhani

Anak ke/dari : Pertama (1) dari dua (2) bersaudara

Asal Paroki : Santo Matias, Cinere - Keuskupan Bogor

Tahbisan Diakonat : Gereja Katedral Jakarta, 2 Februari 2021

Moto Tahbisan Pribadi : Aku mengucap syukur kepada Allahku

setiap kali aku mengingat kamu (Filipi 1:3)

1999-2005 : SD Pangudi Luhur, Jakarta
2005-2008 : SMP Kolese Kanisius, Jakarta
2008-2012 : SMA St. Petrus Canisius, Seminari Menengah Mertoyudan
2013-2017 : S1 Filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta
2018-2020 : S2 Teologi di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta

2012-2013

Tahun Orientasi Rohani di Wisma Puruhita, Jakarta

Mengajar Bina Iman di SD Strada Dipamarga, Klender-Jakarta
2013-2017

Mengajar anak-anak jalanan di Wisma Ozanam, Cilincing

Mengajar Bina Iman di SMP Markus 2, Lubang Buaya

Melayani pendampingan warga di Forum Warga Kota (FAKTA)-Jakarta

Melayani pastoral lansia di Paroki Kelapa Gading, Jakarta
2017-2018

Tahun Orientasi Pastoral di Seminari Menengah Mertoyudan
2018-2021

Melayani di Komisi Hubungan Antar Agama dan Kemasyarakatan KAJ

Menjalani masa diakonat di Gereja Bunda Teresa, Cikarang



Refleksi tentang Menangga- terlibat dalam kegiatan Bina Iman
pi Panggilan Tuhan dan Misdinar. Di masa-masa inilah
aku mulai mengenal sosok imam
Hidup adalah sebuah peng- yang berkarya di paroki. Menyusul
hayatan untuk memperjuangkan sesudahnya, aku juga mengenal
suatu nilai yang luhur. Di dalam kehadiran para imam yang berkarya
suatu nilai, terdapat sukacita un- di bidang pendidikan di sekolah.
tuk mengusahakan segala sesuatu Suatu hari di tengah kehen-
yang berarti untuk itu. Dalam nilai ingan Retret Misdinar di Pertapaan
itu pula, seseorang dapat menem- Karmel, Cikanyere, Tuhan me-
puh langkah-langkah bera- nitipkan keinginan kuat di dalam
ni untuk semakin mendekat- hatiku untuk berani menyerahkan
kan dirinya pada nilai tersebut. diri secara penuh kepada-Nya.
Aku lahir dari sebuah kelu- Aku hendak menyempurnakan
arga sederhana pasangan Bapak pelayanan altar sebagai Misdi-
Yohanes Gama Widyanarko dan nar dengan pelayanan yang leb-
Ibu Ceacilia Heriati Rini Wardhani. ih luas di dalam Gereja-Nya. Pe-
Bersama dengan adikku, Godeli- ngalaman itulah yang mem-
va Pradnyasari Widyaputri, kami bawaku dalam proses pembinaan
bertumbuh berempat di dalam calon imam di Seminari Menengah
keluarga kecil ini. Setelah berpin- St. Petrus Canisius, Mertoyudan.
dah-pindah ke beberapa tempat Selama empat tahun, aku
tinggal, kami akhirnya mulai me- mengalami pemurnian diri un-
netap di Cinere pada tahun 2000. tuk semakin menemukan nilai-
nilai luhur yang dititipkan Tuhan
Aku mengenal Gereja dari di dalam hidupku. Aku belajar
kedua orangtuaku yang aktif da- melayani dalam kerendahan hati
lam pelayanan paduan suara. Be-
berapa saat sesudahnya, aku mulai

15

kepada sesamaku. Keluarga ke- Seminari Tinggi St. Yohanes Pau-
cilku kini bertumbuh dalam ke- lus II, Keuskupan Agung Jakarta.
bersamaan panggilan yang lebih Aku berjalan melalui 12 ta-
besar. Pengalaman persaudaraan hun perjalanan hidup untuk se-
inilah yang membawaku sam- makin menyerahkan diri pada
pai pada proses pembinaan di kehendak Allah dalam jalan pang-
gilan imamat. Di dalam hidup seo-
rang imam, aku menemukan nilai
yang hendak kuperjuangkan da-
lam langkah hidupku sehari-hari.
Langkah-langkah kecil senantiasa
kujalani penuh iman untuk men-
jadi semakin dekat dengan Kris-
tus. Hingga dalam kepenuhan
waktu-Nya, aku dipenuhi dengan
pengharapan agar aku layak meng-
hadirkan Kristus dalam diriku. Da-
lam hal inilah, kasihku mampu ter-
curah dalam setiap pilihan hidupku
sebagai seorang imam-Nya di
dalam kehidupan yang nyata. 

16

Refleksi tentang Menjalani si-Nya dengan Bapa yang penuh
dan Menghidupi Panggilan kasih. Pengalaman hidup di semi-
nari membuka mata dan pikiranku
Sebagai seorang Imam Di- akan hal ini. Melalui tugas perutu-
osesan Keuskupan Agung Jakarta, san sehari-hari, tanggung jawab
aku menempatkan keutamaan injili perbidelan, dan kepercayaan yang
sebagai suatu nilai berharga yang diberikan dalam hal sederhana,
patut untuk diperjuangkan. Dito- kehendak dan keinginan beru-
pang oleh kerinduan hidup doa, bah nama menjadi kreativitas dan
perayaan sakramen, dan perjump- inovasi dalam pelayanan. Hanya
aan bimbingan rohani, aku terus dalam diri seseorang yang taat,
mengusahakan yang terbaik untuk terdapat dorongan kasih untuk
menyatukan diriku sepenuhnya senantiasa mengusahakan yang
dalam perwujudan keutamaan in- terbaik atas segala sesuatu yang
jili yang nyata. Dalam Salib Kristus, diembannya. Dalam kemurahan
aku berjumpa dengan pribadi taat, hati untuk terus mengusahakan
miskin, dan murni yang hadir se- totalitas dalam ketaatan, dari hari
bagai saudara untuk sesama-Nya. ke hari aku mengalami keterbu-
Dalam semangat ketaatan, kaan untuk terus menemukan
aku melihat Yesus dalam rela-

17

kehendak Allah di dalam diriku. miskinan Kristiani di bawah salib.
Dalam semangat ke- Sebagai seorang imam kelak, aku
miskinan, aku melihat Yesus dalam dipanggil untuk menjadi penya-
relasi-Nya dengan diri-Nya sendi- lur rahmat dengan kemurahan
ri. Pengalaman hidup di seminari hati untuk senantiasa berbagi, ter-
membuka mata dan pikiranku utama kepada sesama yang paling
akan hal ini. Melalui semangat membutuhkan dan bahkan tidak
berbagi, keterbukaan untuk me- dapat membalas segala sesuatu
nyalurkan berkat, dan kepekaan yang telah aku lakukan kepadanya.
akan kehadiran sesama yang Dalam hidup selibat, aku
jauh lebih membutuhkan, aku melihat Yesus dalam relasi-Nya
menemukan semangat berba- dengan Roh Kudus. Pengalaman
gi untuk tidak lagi terikat pada hidup di seminari membuka mata
hal-hal tersebut. Sebagaimana dan pikiranku akan hal ini. Melalui
Yesus yang tidak melekat pada pengalaman pastoral, perjum-
perkara du- niawi apapun, aku paan dengan umat Allah, dan ke-
diundang untuk mampu mem- sempatan bekerja sama dengan
bagikan segala yang kumiliki sesama, aku menemukan bah-
sampai pada pengalaman ke- wa hanya dalam hidup selibat

18

aku bisa mengalami kasih yang Refleksi tentang Nilai-nilai
luhur dalam setiap tindakan kasih untuk Pelayanan
yang kubagikan kepada sesa-
ma. Aku semakin percaya bahwa Dengan menjadi taat,
di balik setiap pengalaman me- miskin, dan selibat, aku mengha-
ngasihi, aku semakin mengala- dirkan diri sebagai seorang sauda-
mi kepenuhan sebagai pribadi ra yang penuh di dalam Gere-
yang dikasihi oleh Allah. Roh Allah ja-Nya. Dalam kesatuan kasih
menghadirkan kasih Kristus da- Tritunggal Mahakudus, aku
lam setiap usaha kasih dan per- menghidupi keutamaan injili yang
hatian nyata yang kuberikan ke- semakin nyata dalam setiap per-
pada sesama. Kasih bertumbuh
dalam hidupku sebagai sebuah
kemurahan hati yang mengge-
bu-gebu untuk menghadirkan
pengharapan di tengah dunia.

19

jumpaanku dengan sesama. Bah- dan karyaku tidak lepas dari se-
kan dalam arti lain, aku sadar bah- orang teman yang bersama-sama
wa tanpa kehadiran sesama, sulit membangun Gereja-Nya di dunia.
bagiku untuk dapat menjadi pri- Di dalam diri sesama itulah,
badi yang taat, miskin, dan selibat. aku senantiasa mampu bersyukur
Hidup bersama sebagai kepada Allah yang hadir dan ber-
saudara membuatku terbuka karya bagi hidup dan panggilanku
untuk membiarkan diri ditang- sebagai imam (Filipi 1:3). Di dalam
gung dan diinspirasi oleh orang kebersamaan itu pula aku sema-
lain, terutama oleh para teman kin sadar akan kerapuhanku un-
seperjalanan di dalam pergulatan tuk senantiasa memperjuangkan
panggilan. Hidup bersama sebagai hidup taat, miskin, dan selibat.
saudara membuatku sadar agar Aku percaya keutamaan injili ada-
saling bahu membahu untuk me- lah sesuatu yang bernilai dalam
mikul beban dalam karya dan pe- perjalananku untuk semakin utuh
rutusan Kerajaan Allah. Hidup ber- dan penuh menyerahkan diri se-
sama sebagai saudara membuatku bagai imam dalam Gereja-Nya di
mampu untuk tolong-menolong Keuskupan Agung Jakarta. Untuk
dalam keyakinan bahwa hidup itulah, aku semakin yakin bah-

20

wa di dalam setiap lika-liku ke- dan belas kasih kepada sesama,
hidupanku, Kristus hadir dan hi- Roh Allah senantiasa memampu-
dup di dalam aku secara penuh. kanku untuk tetap tinggal di da-
Pada akhirnya, dalam doa lam kasih Allah sebagai seorang
dan bimbingan dari Bunda Maria, imam dalam Gereja-Nya di Ke-
aku menyerahkan seluruh perja- uskupan Agung Jakarta (Yoh. 15:9).
lananinikepada rencana Bapa yang
luhur atas hidupku. Aku akan te-
rus terbuka pada gambaran imam
yang mampu menghadirkan Kris-
tus di tengah dunia yang terus
berkembang. Dalam kesetiaan

21



Nama lengkap : Stevanus Harry Yudanto

Nama panggilan : Harry

Tempat dan Tgl lahir : Jakarta, 15 Juli 1987

Nama Ayah : Florentinus Sudarmanto

Nama Ibu : (Alm.) Florentina Sri Rahayu

Anak ke/dari : Dua (2) dari dua (2) bersaudara

Asal Paroki : St. Nikodemus, Ciputat

Tahbisan Diakonat : Gereja Katedral Jakarta, 2 Februari 2021

Moto Tahbisan Pribadi : Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab

dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi

sempurna (2 Kor. 12:9)

1992-1993 TK Kartika Patria, Mabad
1993-1999 SD Kartika Putra I, Mabad
1999-2002 SMP Charitas, Lebak Bulus
2002-2005 SMA Charitas, Lebak Bulus
2005-2009 UNIKA Atma Jaya, Semanggi (Fakultas Tekno Biologi)
2009-2012 Sales & Marketing Executive PT. Gene Craft Labs
2013-2017 Studi S1 Teologi di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara
2018-2021 Studi S2 Teologi di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara

2012-2013
Tahun Orientasi Rohani di Wisma Puruhita, Jakarta
Mengajar Bina Iman di SD Strada Van Lith, Duren Sawit
Mengajar Bina Iman di SD Strada Maria Dipamarga, Klender
2013-2017
Mendampingi anak-anak di Sanggar Anak Akar, Kebon Nanas
Mengajar Bina Iman di SMP St. Lukas, Sunter
Mendampingi warga binaan di LP bersama Komunitas Kasih Tuhan
Mendampingi penderita HIV/AIDS di Ruang Carlo, RS. Sint Carolus
2017-2018
Tahun Orientasi Pastoral Gereja HSPMTB, Tangerang
2018-2021
Mendampingi orang muda di Komunitas Domus Cordis
Menjalani masa diakonat di Gereja St. Laurensius, Alam Sutra
Menjalani masa diakonat di Gereja St. Matius Rasul, Kosambi Baru



Menjadi Pendoa Bagi Keluar- jutkan studi ke Fakultas Teknobi-
ga dan Orang Lain ologi Universitas Katolik Atma Jaya,
Jakarta. Saya tertarik mempelajari
Saya lahir dalam keluarga biologi molekuler yang meneliti
sederhana yang penuh cinta dan mikroorganisme dengan rekayasa
bahagia. Bapak berprofesi se- genetika untuk kepentingan me-
bagai Tentara Angkatan Darat dan dis, obat, pangan, dan sebagainya.
Mama seorang ibu rumah tangga. Di tengah masa kuliah saya, Mama
Saya memiliki kakak perempuan dipanggil Tuhan tahun 2008.
yang bekerja sebagai perawat di Kepergian Mama tercin-
rumah sakit di kawasan Semanggi. ta menggoreskan duka. Kem-
Sebagai anak tentara, Bapak bali teringat permintaan beliau
membekali saya dengan nilai-nilai supaya saya menjadi pendoa.
seperti kedisiplinan, ketekunan, Tetapi, kalau saya masuk ke se-
kerajinan, dan lainnya. Sedangkan minari, Bapak akan sendirian di
Mama menanamkan nilai-nilai re- rumah. Kakak telah menikah dan
ligius di antaranya berdoa, berde- tinggal bersama keluarganya di
vosi kepada Bunda Maria, meno- tempat berbeda. Saya tak tega.
long sesama, dan berempati kepa- Menyadari kondisi terse-
da orang lain. Perpaduan nilai-nilai but, saya memilih bekerja setelah
ini membuat saya bisa melewa- meraih gelar sarjana. Di masa
ti masa pendidikan dengan baik. ini saya semakin dekat den-
Benih panggilan mu- gan Bapak tanpa merepotkan
lai bersemi, justru ketika Mama beliau, karena saya bisa hid-
sakit gagal ginjal. Beliau cuci da- up mandiri dengan gaji saya se-
rah seminggu dua kali di RSPAD bagai Sales & Marketing Execu-
Gatot Subroto. Saat kondi- tive PT GeneCraft Labs, pemasok
si Mama menurun, beliau sem- alat dan bahan laboratorium.
pat berkata kepada saya, “Mama Namun, saya tetap mera-
ingin melihat kamu jadi pendoa sa ada bagian yang kosong da-
bagi keluarga dan orang lain.” lam hidup. Saya mulai mencari
Kata-kata itu terus meng- info tentang seminari dan mengi-
gema dalam hati. Muncul keingin- kuti retret promosi panggilan. Ke-
an menjadi imam, agar saya tika Bapak menemukan pendam-
bisa menjadi pendoa seper- ping baru, sepertinya Tuhan mem-
ti harapan Mama. Ketika saya buka jalan bagi saya untuk bera-
menyampaikan niat itu kepa- ni menanggapi panggilan-Nya.
da Mama dan Bapak, orang tua
menghendaki saya menyele-
saikan pendidikan lebih dulu.
Setamat SMA, saya melan-

25

26

Dari Laboratorium Bio- Kami berasal dari latar be-
teknologi ke Laboratorium lakang keluarga, pendidikan, bu-
Kehidupan daya yang berbeda. Saya ber-
juang untuk beradaptasi dengan
Saya masuk Tahun Ori- rekan-rekan sekomunitas yang
entasi Rohani (TOR) di Puruhi- berasal dari Seminari Menengah.
ta bersama tujuh rekan pada Saya bersyukur, di tengah pro-
2012. Proses pembinaan di Sem- ses adaptasi, saya justru diban-
inari Tinggi bagaikan sebuah tu untuk semakin masuk dalam
perjalanan dengan aneka tan- dinamika kehidupan bersama.
tangan, namun tetap dilingkupi Di laboratorium kehidupan
kegembiraan. Di sinilah saya me- ini, saya didampingi para staf Semi-
mulai babak baru peziarahan hi- nari, dosen, psikolog, pembimbing
dup saya. Sebelumnya saya beker- rohani, karyawan, dan rekan-rekan
ja di laboratorium bioteknologi, se- komunitas yang turut ambil bagian
karang saya belajar hidup bersama dalam pertumbuhan dan perkem-
dalam laboratorium kehidupan. bangan saya di Seminari. Tak ja-

27

rang kami berkonflik karena per- ti saya dapat menikmati studi di
bedaan pendapat dan pemikiran, STF Driyarakara dengan sukacita.
tetapi saya bisa melihat keindahan Dalam refleksi saya, sela-
variasi sudut pandang yang sa- ma sekitar sembilan tahun pro-
ling melengkapi. Saya mulai me- ses pembinaan di Seminari Tinggi,
nyadari, Seminari adalah tempat saya diajak untuk masuk kepada
saya bertumbuh dan berkembang, jalan pertobatan. Jalan ini me-
termasuk mengalami kegagalan. mang tidak populer dan penuh
Salah satu perjuangan perjuangan, tetapi di sinilah saya
saya yang tak mudah ialah pros- ditempa untuk sedikit demi sedi-
es belajar di STF Driyarkara. Dari kit berani “dipreteli ” – meninggal-
bidang bioteknologi yang sarat kan ego dan masuk dalam proses
data eksak, saya beralih ke bidang metanoia, transformasi kehidupan
filsafat dan teologi yang lebih saya menuju jalan kekudusan un-
abstrak. Di awal masa studi fil- tuk menjadi murid-Nya. Jalan per-
safat, saya sulit memahami ma- tobatan ini merupakan jalan kecil
teri-materi perkuliahan. Berkat du- dan sempit yang perlu dilalui de-
kungan teman-teman seangkatan ngan penuh ketekunan dan kesa-
melalui proses diskusi dan belajar baran. Saya yakin, jalan hidup yang
bersama, perlahan namun pas- saya pilih ini akan semakin me-

28

ngantar saya menuju kepenuhan Kata-kata St. Teresa Avila
hidup Kristiani dan kesempurnaan juga meneguhkan saya: “Jangan
cinta kasih (Lumen Gentium 40). biarkan apapun mengganggumu,
jangan biarkan apapun menakut-
Kasih Karunia-Nya Cukup kanmu. Segala hal berlalu, Allah
Bagiku tidak pernah berubah. Kesaba-
ran mencapai segalanya. Ia yang
“Cukuplah kasih karunia- memiliki Allah tidak kekurangan
Ku bagimu, sebab justru dalam apapun. Hanya Tuhan saja, cukup.”
kelemahanlah kuasa-Ku men-
jadi sempurna.” (2 Kor. 12:9)
Sepanjang proses pembinaan di
Seminari, ayat ini menjadi pegang-
an dalam hidup dan karya pe-
layanan saya. Sebab, salah satu
godaan dalam karya pelayanan
adalah merasa tidak puas dan
membandingkan dengan karya
orang lain. Bagi saya, kata “cuk-
up” berarti mensyukuri se-
gala kebaikan dan berkat Tu-
han yang diberikan kepada saya
(good enough is good). Saya
merasa dicintai Tuhan den-
gan kasih karunia-Nya yang
cukup dalam kehidupan saya.

29

Saya percaya, Tuhan yang melengkapi segalanya.
akan menyempurnakan karya pe- Panggilan hidup Imamat,
layanan saya, baik yang sudah selain merupakan jalan menuju
dilakukan maupun yang akan di- kekudusan, terkait erat pula de-
jalankan di masa mendatang. Saya ngan kasih, seperti yang diamanat-
menyadari, sebagai manusia tentu kan Yesus: “Tinggallah di dalam
ada kekurangan dan kelemahan, kasih-Ku” (Yoh. 15:9). Tindakan
tetapi kuasa Tuhanlah yang akan kasih merupakan panggilan hidup
menyempurnakannya. Diperlukan yang bergerak ke bawah, meya-
keberanian untuk melangkah da- kini kebenaran bahwa diri saya yang
lam tugas perutusan apapun dan di sejati bukan lantaran saya melebi-
manapun, disertai keyakinan bah- hi orang lain, melainkan jika saya
wa Tuhan senantiasa yang mem- menjadi sesama untuk orang lain.
beri kekuatan untuk menyempur- Bagi dunia yang ukuran ke-
nakannya. Kesempurnaan tidak berhasilannya adalah bergerak
lain adalah kesediaan melakukan
kehendak-Nya. Bukan saya, me-
lainkan Dialah yang mengerjakan-
nya di dalam diri saya. Tuhan akan

30

ke atas, gerakan ke bawah bu-
kan hanya tidak populer, tetapi
seringkali dinilai aneh dan tidak
waras. Bersama St. Theresia Li-
sieux, saya meyakini jalan kasih
bukan soal keberhasilan, popu-
laritas, dan kekuasaan, melain-
kan kegembiraan dan damai se-
bagai anak-anak Allah. Jalan inilah
yang akan saya tempuh. Saya ya-
kin, dari surga Mama senantiasa
menjadi pendoa buat saya dalam
meniti panggilan Imamat ini.

31



Nama Lengkap : Salto Deodatus Simanullang

Nama Panggilan : Salto

Tempat/Tgl Lahir : Jakarta, 29 September 1993

Nama Ayah : Sahat Xaverius Bakkara Simanullang

Nama Ibu : Tumiar Magdalena Sinaga

Anak ke/dari : Pertama (1) dari empat (4) bersaudara

Asal Paroki : St. Albertus Agung, Harapan Indah

Tahbisan Diakonat : Gereja Katedral Jakarta, 2 Februari 2021

Moto Tahbisan Pribadi : Kasih Kristus Menguatkan Kami (2 Kor. 5:14)

1999-2005 : SD Flora II, Bekasi
2005-2008 : SMP Flora, Bekasi
2008-2011 : SMK Strada Budi Luhur, Bekasi
2011-2012 : Kelas Persiapan Atas (KPA) di Wacana Bhakti, Jakarta
2013-2017 : Studi S1 Filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara
2018-2020 : Studi S2 Teologi di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara

2012-2013
Tahun Orientasi Rohani di Wisma Puruhita, Klender
Mengajar Bina Iman Anak di SD Strada Dipamarga, Klender
2013-2017
Mendampingi lansia dan orang sakit di Paroki Kelapa Gading
Mengajar Agama Katolik di SMP St. Markus, Cililitan
Berpastoral di Gereja Salib Suci, Cilincing
Mendampingi kelompok kategorial Mitra ImaDei
2017-2018
Tahun Orientasi Pastoral di Gereja Maria Menerima Kabar Gembira
(MMKG), Paroki Bomomani
2018-2021
Mendampingi mahasiswa di Pastoral Mahasiswa Unika Atma Jaya
Mengkoordinir Tim Spiritualitas St. Yohanes Paulus II
Menjadi Prefek Studi Seminari Menengah Wacana Bhakti, Jakarta



Refleksi tentang Menangga- Budi Luhur, Bekasi. Apa yang Ye-
pi Panggilan Tuhan sus katakan, “Bukan kamu yang
memilih Aku, tetapi Akulah yang
Tahun 2004, menjelang me- memilih kamu” (Yoh. 15:16), sung-
nerima Komuni Pertama di Paro- guh kualami. Tanggal itu adalah
ki St. Clara, Bekasi Utara, bersa- tanggal ujian praktek mata pelaja-
ma teman-teman yang lain, aku ran agama untuk siswi/a kelas XII
mengikuti ujian. Syukur kepada Akuntansi-2. Ibu Agnes Mei, Guru
Tuhan, tidak tahu bagaimana, Ba- Agama waktu itu menugaskan
pak Tony yang menjadi guru bagi kami sekelas mengkoordinir satu
kami waktu itu menghampiriku ibadat. Pedoman pelaksanaan-
dan memberi tahu kalau nilai uji- nya adalah perayaan Ekaristi leng-
anku bagus. Pak Tony juga me- kap dengan kor, lektor, organis,
ngabari bahwa aku dipilih menjadi mazmur, persembahan, tata ter-
lektor kelak saat Ekaristi peneri- tib, dan seterusnya. Ibadatnya su-
maan Komuni Pertama di Aula Se- dah seperti Ekaristi, hanya tanpa
roja. Pengalaman ini menjadi pe- Doa Syukur Agung. Lalu jadilah
ngalaman pertamaku menyadari ternyata teman-teman sekelas
rahmat panggilan untuk mencin- memilihku untuk menjadi ‘Romo-
tai Sabda Tuhan dan rahmat pi- nya’. Ketika pengalaman ini di-
lihan dari-Nya. Usai Misa, yang anugerahkan kepadaku sepuluh
terus membekas dalam kenangan tahun lalu perasaanku biasa saja.
imanku hingga kini adalah umat Namun kini, menjelang Tahbisan
lingkungan Fransiskus Asisi 7 yang Imamat, dengan kaca mata reflek-
datang ke rumah, mengucapkan si iman, hatiku terkagum-kagum
selamat, dan memberikan ha- dan dipenuhi rasa syukur dengan
diah. Salah satu hadiah yang dibe- cara Tuhan mengarahkan hati-
rikan umat lingkungan adalah salib. ku pada Ekaristi. Panggilan me-
Enam tahun kemudian, te- mang adalah karunia dan mis-
patnya pada 26 Maret 2011, cara teri. Dan Paulus benar, sebab
Tuhan memanggil, memilih, atau rasanya, “Aku pun telah ditang-
bahkan menangkapku sangat kap oleh Kristus Yesus.” (Flp. 3:12)
kuat lagi terasa di SMK Strada

35

(Mat. 4:19) Maka lagu ini secara

pribadi sungguh amat menyentuh-
ku, “Aku dengar bisikan suara-Mu,
menggema lembut di dalam ba-
tinku. Sungguh Engkau saha-
bat-Ku jikalau Engkau menaati
perintah-Ku […] . Bukanlah engkau
yang memilih-Ku, melainkan aku
yang memilihmu. Kini aku serah-
kan tugas supaya Engkau meng-
hasilkan buah limpah. Pergilah dan
sebarkanlah kabar sukacita-Ku.
Sampai akhir zaman Aku sertamu”
(Puji Syukur 695/Madah Bakti 465).

Pengalaman-pengalaman Refleksi tentang Menjalani
ini baru dapat kumaknai sebagai dan Menghidupi Panggilan
cara Tuhan memanggil, memilih,
atau bahkan menangkapku ke- Perjalanan panggilan yang
tika aku sudah dilatih untuk me- kurefleksikan di sini terintegra-
ngenakan kaca mata refleksi iman. si dengan gambaran imamat.
Panggilan (vocation) berasal dari Aku menyadari kalau perjalanan
Bahasa Latin vocare yang berarti panggilanku adalah latihan for-
memanggil. Kata kerja vocare pun masi diri dalam bimbingan Roh
dekat dengan kata benda Latin Kudus. Latihan yang kumak-
vox yang artinya suara. Maka Karl sud adalah latihan menghayati,
Rahner sungguh tepat. Sikap dasar mewujudkan, dan merefleksikan
seorang murid adalah pendengar suatu cara hidup pemberian diri
Sabda (hearer of The Word). Sikap yang utuh. Sepanjang perja-
batin para Rasul pun sebelum lanan bersama Tuhan Yesus ini,
mengikuti Kristus (sequela Christi) ada empat yang kupegang: ber-
adalah mendengar Dia memang- doa, melayani, gembira, dan setia.
gil. Dua orang bersaudara Simon 2.1 Pendoa
yang disebut Petrus dan Andreas Empat tahun di Wisma Cem-
meninggalkan jala lalu mengikuti paka Putih Timur aku memper-
Yesus setelah mendengar Ia ber- juangkan dan menjaga kebiasaan
kata, “Mari, ikutlah Aku, dan kamu berdoa di waktu rohani yang dise-
akan Kujadikan penjala manusia.” diakan jadwal seminari pada pukul
18.00 – 19.00. Mengapa? Aku pri-
badi suka berdoa. Entahlah aku
merasakan kedekatan dengan

36

Tuhan dalam doa, mengasah ke- Kehidupan Para Imam menuliskan,
heningan serta ketenangan da- “Dengan menerima Sakramen
lam doa, dan aku diberikan-Nya Tahbisan, mereka telah disucikan
kekuatan dalam doa. Lebih-le- oleh Allah dan telah menjadi alat
bih di seminari aku belajar, betapa yang hidup bagi Kristus Imam
luhurnya martabat imam sebagai Abadi, agar karya-Nya yang
pelayan iman. “Sakramen imamat mengagumkan telah membarui
membuat para imam serupa de- seluruh umat manusia (PO 12).”
ngan Kristus, Imam” (PO 12). Dari Tak lepas dari praktik doa
kuliah Teologi Pelayanan pun aku untuk kutekuni itu, yang sangat
diteguhkan pesan Paus Emeri- penting juga adalah Ekaristi ha-
tus Benediktus XVI yang pernah rian dan perayaan Sakramen To-
mengingatkan para imam bah- bat setiap bulan. Telah kualami:
wa, “Umat beriman mengharap- pewartaan tanpa keheningan ke-
kan hanya satu hal dari imam- hilangan kedalaman. Lagipula,
imam: Yakni bahwa mereka menja- bukankah tugas imam menjadi
di spesialis dalam mempromosikan jembatan yang mempertemukan
perjumpaan manusia dengan Tu- manusia dengan Allah? Bukankah
han … Imam didambakan menjadi tugas imam mendekatkan ma-
seorang ahli dalam hidup rohani.” nusia dengan Tuhan? Bagaimana
Ya, Dekrit tentang Pelayanan dan imam dapat mendekatkan Tuhan
pada sesama kalau ia sendiri ti-
dak dekat dengan-Nya? Bahkan
di tengah banyaknya tantangan,
keutamaan-keutamaan ilahi kute-
mukan, kukenali, berkat me-
ngambil jarak dari kesibukan karya
dengan berdoa. Keheningan di
hadirat-Nya dalam doa pribadi
memberikan kekuatan tersen-
diri bagiku untuk dengan rendah
melayani dan “Menaruh pikiran
dan perasaan yang terdapat juga
dalam Kristus Yesus” (Flp. 2:5).
Refleksi dan brevir harian, doa
rosario, dan visitasi adalah bebe-
rapa latihan rohani yang kugemari.
2.2 Pelayan
Dinamika hidup beriman
kusadari terwujud dalam relasi-

37

aksi, doa-karya, atau mistik- walaupun dalam rupa Allah, tidak
politik. Tentu tidak dikotomis. mengganggap kesetaraan de-
Yang jelas kedekatan dengan Tu- ngan Allah itu sebagai milik yang
han semakin mendorongku me- harus dipertahankan, melain-
layani sesama. Bila imam bertin- kan telah mengosongkan diri-Nya
dak in persona Christi (LG 28), ia sendiri, dan mengambil rupa se-
akan dengan gembira mengha- orang hamba, dan menjadi sama
biskan waktu, pikiran, tenaga, dan dengan manusia” (Flp. 2:6-7).
seluruh dirinya untuk melayani. Jalan turun ini pada dasarnya
Sabda Yesus: “Anak manusia tidak mengenakkan bagi manusia.
datang bukan untuk dilayani, me- Umumnya manusia lebih nyaman
lainkan untuk melayani dan untuk dilayani. Menanamkan karakter
memberikan nyawa-Nya menjadi pelayan adalah jalan agere con-
tebusan bagi banyak orang (Mat. tra. Jalan ini adalah jalan keren-
28:20).” Jalan yang ditempuh Kris- dahan hati untuk turun seperti
tus Tuhan untuk menyelamatkan Tuhan turun mengosongkan diri
manusia adalah jalan turun untuk menjadi hamba. Syukur kepada
menjadi hamba. Kristus, “Yang Tuhan, sebagai anak pertama yang
punya tiga adik kecil sejak SD, di
rumah aku dilatih melayani dalam
pekerjaan-pekerjaan kecil. Di ru-
mah aku punya tanggung jawab
membantu mama untuk meman-
dikan serta menggantikan popok
atau pakaian adik-adikku ketika
masih bayi hingga balita, lalu men-
yapu, mencuci, bahkan menyetri-
ka pakaian bapak-ibu, serta
adik-adikku ketika sudah mulai
sekolah. Di seminari karakter se-
orang yang terus ingin melayani ini
diwujudkan dalam kebidelan. Pe-
ngalamanku memberi makan
anjing ketika menjadi bidel he-
wan, pengalamanku mengu-
rusi pompa air dan listrik Wis-
ma CPT ketika menjadi bidel
pelayanan umum, dan ban-
yak lagi tugas-tugas keseha-
rian lainnya, adalah latihan mena-

38

namkan karakter seorang pelayan. biraanku adalah menghadirkan
2.3 Gembira kegembiraan di tengah-tengah
Kuliah Injil Sinoptik bersama komunitas maupun umat ber-
Rm. Vitus, SX sangat menginspi- iman yang kulayani. Kendati de-
rasiku. Injil adalah Kabar Gembi- mikian, tentu saja aku tidak meng-
ra. Injil adalah Kabar Baik. Dalam identikkan kegembiraan injili de-
etimologi Bahasa Yunani, kata In- ngan bersenang-senang atau
jil berasal dari kata Euanggelion. lucu-lucuan. Sebagai bagian
Eu berarti baik. Angelos adalah dari warna-warni hidup bersama
pembawa (malaikat) kabar baik. yang mempersatukan, rasa hu-
Bila menelusuri tulisan Lukas, cara mor memang punya daya tarik.
berpikirnya dekat dengan teologi Bab 4 Anjuran Apostolik Gaudete
Yahudi. Cara berpikir Lukas adalah et Exultate pada artikel ke-122
cara berpikir orang Yahudi. Lukas hingga 128 menulis tentang
memakai kata Ibrani bishar. Da- kegembiraan dan rasa humor.
lam bahasa Arab yang serumpun, Kendati demikian aku me-
bashar berarti pembawa kebaha- nyadari, terlebih ketika bermisi
giaan. Artinya, kegembiraan Injil ti- ke Papua. Suka cita sebagai buah
daklah abstrak. Injil sejatinya berar- Roh adalah berkat dari pemberian
ti pembawa kabar baik, pembawa diri. Kapan kegembiraan batin ku-
kebahagiaan. Tekanan diberikan
kepada pelaku yang mewartakan
Injil. Dengan demikian, sebetul-
nya siapa pun yang membawakan
Injil, membagikan kebaikan dan
kegembiraan. Lantas, bagaima-
na kabar gembira diwartakan ka-
lau pewartanya tidak bergembira?
Atau, bagaimana umat beriman
merasakan kebaikan Tuhan kalau
pembawa kabar baik itu belum
merasakan kebaikan Tuhan hing-
ga hidup dalam dirinya? Injil bukan
tentang buku saja, melainkan Pri-
badi Yesus Kristus yang membe-
rikan kegembiraan dan kebaikan
bagi manusia, yang tidak lain ti-
dak bukan adalah keselamatan
dalam persekutuan dengan Allah.
Pada dasarnya kegem-

39

alami? Salah satunya saat bermisi! mangatmu memberikan diri?
Ketika anak-anak yang belajar di Bagiku perasaan kagum dan cinta
komplek misi Bomomani semakin yang besar pada Kristus yang me-
pandai membaca serta berhitung, manggil dan mengasihiku itulah
ketika anak-anak di pedalaman spirit yang menyala dalam hatiku.
mau mandi serta bersih-bersih, Paus Fransiskus memadatkannya
ketika kopi yang dijual mama-ma- de-ngan jitu dalam mukadimah
ma dan bapa-bapa dihargai de- seruan apostolik Evangelii Gaudi-
ngan layak. Inilah kegembiraan! um: “Sukacita Injil memenuhi hati
Kegembiraan sejati adalah buah dan hidup semua orang yang men-
dari pemberian diri yang didorong jumpai Yesus (EG 1).” Ringkasnya,
cinta kasih gembala (caritatis pas- dalam bahasa Paulus, “Kasih Kris-
toralis). Ada kegembiraan dalam tus menguasai kami (2 Kor. 5:14).”
jerih payah, ada kegembiraan ke- 2.4 Setia
tika setia kendati tak mudah, dan Setia yang kumaksudkan di
ada kegembiraan dalam berkre- sini adalah menjadi imam hing-
asi di medan misi. Pertanyaan- ga di Surga nanti. Aku meng-
nya sekarang untukku memang, ikuti pesan berulang-ulang Kar-
dari mana sumber kegembiraan dinal Suharyo untuk para imam.
itu? Atau bila ditanyakan pada Kerap kali Beliau memakai ana-
tataran yang lebih mendasar logi jurus dasar. Setiap keterampi-
lagi, apa yang menyalakan se- lan bagi Beliau memerlukan jurus
dasar. Dan bagi Bapak Kardinal,
jurus dasar menjadi imam adalah
setia dan berbelas kasih. Dasar-
nya tentu sangat biblis. Penulis Ki-
tab Ibrani menggambarkan bahwa
kualitas utama Imam Besar ada-
lah, “Menaruh belas kasihan dan
yang setia kepada Allah” (Ibr. 2:17).
Kesetiaan erat kaitannya
dengan cinta, sebab cinta yang
sejati tetap setia. Tugas imam
adalah menjadi saksi iman Ge-
reja. Dan, Bunda Gereja mengimani
kehidupan abadi. Presbyterorum
Ordinis 16 mencatatkan bahwa,
“Mereka menjadi lambang hi-
dup dunia yang akan datang, teta-
pi sekarang sudah hadir melalui
iman dan cinta kasih.” Imam ada-

40

lah orangnya Gereja (man of the hidup panggilan dalam tegang-
Church) dan manusia bagi sesa- an dan tarik-menarik tata nilai. Be-
ma (man for others). “Gereja ha- berapa kali kurefleksikan ulang.
nya mempunyai Kristus sebagai Sampai kusadari: “Keutamaan ber-
mempelai satu-satunya. (PO 16).” diri di tengah-tengah” (“Virtus stat
Dengan kesetiaan, imam, “Lebih in medio”). Sampai rasa-rasanya
mudah berpaut pada-Nya dengan secara pribadi aku menemukan
hati tak terbagi, lebih bebas da- keseimbangan dalam dua karak-
lam Kristus dan melalui Dia mem- ter dan dua keutamaan. Karakter
baktikan diri dalam pengabdian yang kumaksud adalah pendoa
kepada Allah dan sesama (PO 16).” dan pelayan. Semakin aku berdoa
Dan di samping itu, tentu kesetiaan dalam keheningan, semakin Roh
yang kumaksud mencakup kese- Allah mendorongku memberikan
tiaan dalam perkara-perkara kecil. diri dalam pelayanan. Lantas, un-
“Barangsiapa setia dalam perka- tuk keutamaan, yang kumaksud
ra-perkara kecil, ia setia juga dalam adalah gembira dan setia. Kegem-
perkara-perkara besar” (Luk. 16:10). biraan adalah disposisi dasar, ke-
setiaan adalah pegangan seumur
Aku Berdoa dan Melayani hidup. Sebab bahkan ketika dalam
dengan Gembira serta Setia tantangan pengorbanan di tengah
kesulitan, di situ pun dapat terletak
Aku menghayati dari pe- kegembiraan yang mendalam.
ngalaman dan merumuskan Tentu saja gambaran imamatku
gambaran imamat sejak ting- untuk berdoa dan melayani de-
kat III (2015-2016): “Aku ber- ngan gembira serta setia tidak
doa dan melayani dengan gem- dapat dipisahkan. Gambaran ima-
bira serta setia.” Gambaran ini mat ini adalah satu kesatuan utuh.
kubentuk dari pengalaman.
Gambaran ini kurefleksikan dari
dialektika menemui pergulatan

41



Nama lengkap : Stefanus Tino Dwi Prasetiyo

Nama panggilan : Tino

Tempat dan Tgl lahir : Situbondo, 8 Mei 1985

Nama Ayah : (Alm.) Paulus Iwan Prasetiyo

Nama Ibu : MM. Sinta Meriawati

Anak ke/dari : Dua (2) dari Dua (2) bersaudara

Asal Paroki : Gereja Maria Bintang Samudera, Situbondo

Tahbisan Diakonat : Gereja Katedral Jakarta, 2 Februari 2021

Moto Tahbisan Pribadi : “Sungguh, Aku datang untuk melakukan ke

hendak-Mu” (Ibr. 10:9)

1990-1991 : TK Katolik St. Theresia, Situbondo
1991-1997 : SD Katolik St. Fransiskus Xaverius, Situbondo
1997-2000 : SMP Katolik St. Elias, Situbondo
2000-2004 : SMAK Mater Dei (Seminari Menengah Marianum)
2006-2010 : Studi S1 Bimbingan dan Konseling di UNIKA Atma Jaya
2010-2012 : Bekerja sebagai dosen tetap di UNIKA Atma Jaya
2013-2017 : Studi S1 Filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara
2018-2020 : Studi S2 Teologi di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara

2012-2013
Tahun Orientasi Rohani Wisma Puruhita, Jakarta
Mengajar Bina Iman di SD Strada Van Lith Duren Sawit, Jakarta
2013-2016
Mengajar anak-anak di Pedongkelan, Jakarta
Mengajar Agama Katolik di SMP St. Markus II Lubang Buaya, Jakarta
Mendampingi Pastoral Mahasiswa KAJ-Unit Selatan, Depok
2016-2017
Tahun Orietasi Pastoral di Seminari Menengah Mertoyudan, Magelang
2018-2019
Melayani pendampingan di Perkumpulan Sekolah Strada, Jakarta
Februari 2021
Menjalani masa diakonat di Gereja St. Thomas Rasul, Bojong Indah



Benih Pertama Panggilanku iman di lingkungan), hingga saya
dibimbing untuk berani memim-
Saya Stefanus Tino D. Prase- pin doa Rosario di lingkungan.
tiyo (akrab disapa Tino) lahir di te- Bagi saya, ini adalah benih-benih
ngah-tengah keluarga sederhana. pengalaman rohani yang dipu-
Saya lahir di kota Situbondo-Jawa puk dan terus bertumbuh dalam
Timur persis 36 tahun yang lalu (8 diri saya melalui kedua orangtua
Mei 1985). Saya dibesarkan oleh saya. Setelah itu, saya mulai ikut
kedua orang tua dengan penuh pelajaran komuni pertama dan
cinta kasih. Mulai dari dalam kan- aktif sebagai misdinar (Putra Al-
dungan Ibu, pada saat saya di- tar) di Gereja Paroki Situbondo.
lahirkan, hingga saat ini, saya sung- Melalui pengalaman hidup
guh merasakan kehangatan dari rohani yang sederhana ini, saya
tangan-tangan kasih Papa (†Alm) merasakan mulai tumbuh benih-
dan Mama saya. Begitu banyak benih panggilan. Semenjak saya
bentuk dan cara kedua orangtua aktif sebagai misdinar, saya sering
saya memberi perhatian dan kasih kali diajak oleh Romo Paroki untuk
sayangnya. Sapaan, teguran, ter- membantu Romo merayakan pe-
kadang omelan, hal-hal yang bersi- rayaan Ekaristi ke stasi-stasi. Ken-
fat materi, pendidikan, moral hing- dati terkadang secara fisik merasa
ga hal yang bersifat rohani inilah lelah, saya tetap merasa sukacita.
yang diberikan kepada saya secara Benih-benih panggilan, saya juga
cuma-cuma. Oleh karena itu, saya rasakan ketika saya mengikuti pe-
yakin dan percaya, Roh Kudus ha- lajaran menggambar di sekolah.
dir dan menuntun dan membim- Saya ingat betul, ketika saya SD
bing saya melalui kedua orangtua. kelas 3 sampai 6, setiap pelaja-
Saya pun menyadari dan ran menggambar, salah satu yang
meyakini benih-benih panggilan saya gambar adalah bangunan ge-
yang saya rasakan berawal dari ke- reja Paroki Situbondo dan sebagian
luarga. Semenjak kecil (usia kelas peralatan misa. Ada salah seorang
3 SD), Mama mengajak saya untuk guru yang bertanya, “Kenapa kamu
ikut doa lingkungan (pendalaman

45

kok menggambar bangunan ge- saya pernah menjalani pendidikan
reja dan peralatan misa? Mau jadi seminari menengah di Marianum
Romo?” Spontan saya menjawab, Malang (waktu itu) dan seminari
“Iya” sambil tersenyum. Peng- sempat pindah ke Probolinggo
alaman sederhana ini meyakinkan hingga selesai. Setelah itu, saya ke
saya bahwa Tuhan menabur dan Jakarta untuk melanjutkan pendi-
menanamkan benih-benih pang- dikan di perguruan Tinggi. Selama
gilan kendati waktu kecil saya be- menjalani proses pendidikan di
lum sepenuhnya menanggapinya. Universitas, hasrat dan kerinduan
Dalam perjalanan panggilan, akan ketertarikan menjadi Imam
mulai memudar. Entah karena si-
buk dengan urusan studi dan ke-

46

giatan, tetapi sebagai mahasiswa, hi-dup saya. Sebagaimana ung-
saya aktif di kegiatan rohani Pas- kapan pemazmur yang me-
toran Atma Jaya. Setelah menye- ngatakan “Tuhanlah Gem-
lesaikan kuliah, saya mendapat balaku, aku tak kan keku-
kesempatan bekerja di Atma Jaya. rangan” (Mzm. 23). Peme-
Selama bekerja, saya mu- liharaan dan penyertaan Tuhan
lai merasa galau dan muncul ke- tak berkesudahan selama hidup
tertarikan menjadi imam. Saya dan dalam perziarahan panggilan
merasa kegiatan rohani yang ini. Dalam perjalanan menang-
saya ikuti di Pastoran Atma Jaya, gapi panggilan Tuhan, banyak
khususnya Ekaristi harian mem- anugerah kegembiraan dan su-
beri kekuatan dan inspirasi bagi kacita yang Tuhan berikan dalam
saya untuk menanggapi pang- hidup saya. Selama saya menjalani
gilan Tuhan sebagai calon imam. masa pendidikan di Seminari Ting-
Selain itu, pengalaman berjumpa gi St. Yohanes Paulus II-Keuskupan
dan berinteraksi dengan situa- Agung Jakarta, saya merasakan
si Jakarta, khususnya banyak ter- sukacita dan kegembiraan karena
jadi kesenjangan sosial, terutama saya merasa semakin dekat de-
antara yang kaya dan yang mis- ngan Tuhan yang memanggil saya.
kin membuat hati saya tergerak Relasi yang semakin dekat dengan
untuk memperhatikan terutama
mereka yang lemah, kecil, miskin,
tersingkir, dan difabel. Kemu-
dian saya mencari Romo pembim-
bing rohani untuk proses peng-
olahan hingga saya memberanikan
diri menanggapi panggilan Tuhan
dan memutuskan untuk masuk
Seminari Tinggi St. Yohanes Pau-
lus II Keuskupan Agung Jakarta.

Menjawab Panggilan Tuhan
dengan Sukacita

Pertama-tama, saya ingin
menyampaikan ungkapan syukur
atas anugerah Tuhan selama pe-
ziarahan hidup panggilan yang
saya jalani sampai saat ini. Be-
gitu banyak rahmat, anugerah,
dan kasih Tuhan melimpah dalam

47

Tuhan senantiasa menguatkan ziarahan hidup dan dalam perja-
dan meneguhkan jalan panggilan lanan formatio, Tuhan membentuk
imamat yang saya jalani ini. Saya saya melalui aneka peristiwa dan
mengimani bahwa jalan pang- pengalaman, sehingga aku sema-
gilan Tuhan sebagai calon imam kin bertumbuh dan berkembang
merupakan jalan menuju perto- dalam iman, harapan, dan kasih.
batan dan kekudusan bagi saya. SebagaicalonimamDiosesan
Relasi dengan Tuhan yang Keuskupan Agung Jakarta, saya
memanggil saya senantiasa saya pun menyadari aneka tantang-
pelihara dan perjuangkan, melalui an yang dihadapi. Namun, saya
Ekaristi dan ibadat harian ber- yakin dan percaya Tuhan senan-
sama, membaca Kitab Suci dan tiasa mengutus Roh Kudus-Nya
bacaan rohani, doa-doa pribadi untuk membimbing saya. Tan-
(termasuk di dalamnya mengem- tangan yang ada menjadi inspi-
bangkan devosi kepada Bunda rasi yang meneguhkan dan me-
Maria), bimbingan rohani, dan ke- nguatkan jalan panggilan imam-
sempatan merayakan sakramen at. Tentu selama menjalani pros-
rekonsiliasi. Upaya-upaya peng- es pendidikan di seminari, keber-
alaman hidup rohani ini merupakan samaan dalam komunitas menjadi
perwujudan iman dan rasa syukur semangat tersendiri bagi saya. Sa-
saya kepada Tuhan. Selama pe- ling mendoakan dan mendukung

48


Click to View FlipBook Version