Bahan Ajar Diklat Lanjut
Pengembangan Media Digital
dalam Pembelajaran PAUD
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Direktorat Guru Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Tahun 2021
Diklat Lanjut
MODUL 7
Pengembangan Media Digital dalam Pembelajaran PAUD
PENULIS
Edi Suswantoro, M.Ds.
Sugiarto, S.Psi.
PENATA LETAK (Desainer)
Tri Kumala Syaputri
Direktorat Guru Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
2021
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengopi sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk
kepentingan komersial tanpa izin dari Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Kata
Tim Modul Pengembangan Media Digital dalam Pembelajaran
PengantarPAUD:
1. Edi Suswantoro, M.Ds.
2. Sugiarto, S.Psi.
Pendidik dan Tenaga Kependidikan PAUD memiliki peran penting
dalam memberikan layanan PAUD bermutu di satuan PAUD. Khususnya
Guru yang mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan proses
pembelajaran guna memberi stimulasi terhadap lima aspek
perkembangan Anak Usia Dini agar cerdas dan menjadi generasi emas
berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset dan Teknologi melalui Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan (Dit. Guru PAUD dan Dikmas) berkomitmen penuh
dalam meningkatkan kompetensi Guru-Guru PAUD dengan terus
mengembangkan berbagai program pembelajaran di antaranya melalui
Diklat Berjenjang maupun Diklat Teknis.
Melalui berbagai program
Diklat tersebut, diharapkan
kompetensi Guru-Guru PAUD yang
tersebar di seluruh pelosok Indonesia
dapat meningkat sesuai dengan misi
Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset dan Teknologi
yaitu mewujudkan pendidikan yang
relevan dan berkualitas tinggi, merata
dan berkelanjutan, yang didukung
oleh infrastruktur dan teknologi.
Namun dalam mewujudkan misi
tersebut, kita dihadapkan pada
berbagai tantangan.
Mulai dari tantangan umum seperti tersebarnya Guru-Guru PAUD di
seluruh penjuru Indonesia, pesatnya perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi, ancaman keselamatan dan kesehatan dari kondisi
pandemi Covid-19, hingga tantangan yang lebih spesifik seperti kesulitan
guru dalam mengoperasikan komputer, ketidakstabilan jaringan internet
di berbagai wilayah Indonesia, kesulitan guru mengomunikasikan pesan
kepada orang tua, kesulitan guru dalam menyusun perencanaan
pembelajaran yang sederhana dan sesuai untuk diterapkan di rumah anak,
kesulitan guru dalam melakukan penilaian terhadap hasil belajar anak di
rumah, dan lain sebagainya.
Berdasarkan Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 4 Tahun 2020 tentang Kebijakan Pelaksanaan Pendidikan dalam
Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19) yang
diberlakukan mulai 24 Maret 2020, Dit. Guru PAUD dan Dikmas menjawab
tantangan dan kendala tersebut melalui program Diklat Pembelajaran
Jarak Jauh (PJJ) yang kemudian berganti nama menjadi Diklat Inovasi
Pembelajaran PAUD. Diklat Inovasi Pembelajaran PAUD ini dirancang
untuk memfasilitasi Pendidik PAUD agar tidak lagi mengalami kesulitan
dalam merancang, melaksanakan, dan menilai pembelajaran pada Anak
Usia Dini, khususnya di masa Pandemi Covid-19 ataupun kondisi khusus
lainnya.
Akhirnya, kami menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu mulai dari
persiapan hingga tersusunnya Pedoman Diklat Inovasi Pembelajaran
PAUD ini. Diharapkan melalui pedoman ini, Guru PAUD, orang tua maupun
pihak terkait lainnya memiliki pedoman dalam melaksanakan
pembelajaran bersama anak di rumah yang lebih efektif dan optimal, serta
pada akhirnya dapat mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.
Direktur guru PAUD dan Dikmas
Dr. Santi Ambarrukmi, M.Ed
NIP. 196508101989022001
Petunjuk
Penggunaan Modul
Agar semua paparan dalam bahan ajar ini efektif dikuasai oleh Bapak/Ibu
Pendidik PAUD, maka sebelum mempelajarinya secara lebih jauh, terdapat
beberapa hal yang hendaknya diperhatikan, antara lain:
1. Bacalah doa sebelum Bapak/Ibu Pendidik PAUD mempelajari bahan
ajar ini.
2. Modul/Buku ini terdiri dari beberapa bab, dan disajikan secara
berurutan. Jadi, Bapak/Ibu Pendidik PAUD dianjurkan dalam
mempelajarinya mulai dari bagian pertama menuju bagian akhir secara
bertahap, terutama bagi Bapak/Ibu Pendidik PAUD yang baru pertama
kali mempelajarinya.
3. Bahan ajar ini dalam pembahasannya memuat juga contoh-contoh
sesuai dengan topik yang dibahas, bahkan beberapa materi disertakan
video atau bahan tayang. Perlu disampaikan kepada Bapak/Ibu
Pendidik PAUD, bahwa contoh-contoh tersebut hanya sebagai inspirasi
dan pembuka kreativitas saja. Bapak/Ibu Pendidik PAUD sebaiknya
melakukan penyesuaian-penyesuaian sesuai kondisi dan daya dukung
yang tersedia di tempat Bapak/Ibu Pendidik PAUD bertugas.
4. Jika Bapak/Ibu Pendidik PAUD mendapat kesulitan dalam membahami
isi atau substansi, baik sebagian kecil maupun sebagian besar,
Bapak/Ibu Pendidik PAUD dapat bertanya atau berkonsultasi langsung
dengan tim pelatih saat pertemuan berlangsung.
5. Semoga Bapak/Ibu Pendidik PAUD dalam memahami semua isi bahan
ajar ini berjalan lancar dan sukses.
6. Salam dari penyusun, tetap jaga kesehatan kebiasaan baik.
iii
Spesifikasi Minimal
Perangkat TIK
yang Harus
Dimiliki Guru
Para Guru PAUD sangat diharapkan dapat mempraktikkan setiap instruksi
dalam bahan ajar ini. Untuk itu, maka para guru perlu melengkapi diri
dengan perangkat yang memiliki spesifikasi minimal sebagai berikut.
1. Komputer
PC Desktop Processor Intel Core2 Duo CPU 2.XX GHz atau AMD
Processor dan RAM 512 MB (Rekomendasi: RAM 2 GB atau lebih)
Sistem Operasi:
Windows, Minimal Windows 7 atau versi yang lebih baru.
Mac OS (Minimal versi 10.6, atau yang lebih baru)
Browser:
Internet Explorer, Mozilla Firefox, Safari, Google Chrome, atau Microsoft
Edge (usahakan versi terbaru).
Koneksi Internet:
Koneksi internet minimal untuk unggah dan unduh video.
2. Mobile Devices / Smartphone
Processor minimal Dual Core
Sistem Operasi
Android Lolipop 5.1 atau versi yang terbaru.
Kapasitas ROM 3Gb dan RAM 32 atau lebih tinggi.
(Semua PC dan HP Android produksi 2016 s.d. seri terbaru sudah
mendukung kebutuhan untuk unggah dan unduh video).
iv
Daftar Isi
Kata Pengantar i
Petunjuk Penggunaan Modul iii
Spesifikasi Minimal Perangkat TIK yang Harus Dimiliki Guru iv
Daftar Isi v
BAB 1 - Pendahuluan 3
A. Latar Belakang 3
B. Kompetensi Dasar 6
C. Indikator Keberhasilan 6
BAB 2 - Media Digital untuk Pembelajaran Anak Usia Dini 7
A. Tujuan 8
B. Apa Itu Media Digital? 9
C. Mengapa Media Digital? 12
D. Bagaimana Guru Menggunakan Media Digital 16
Menumbuhkan Kemampuan Praliterasi pada Anak?
E. Rangkuman 21
F. Tugas Peserta 22
BAB 3 - Merancang dan Membuat Media Digital 23
A. Tujuan 24
B. Membuat Desain Grafis Praktis untuk Media 25
Pembelajaran
C. Membuat Komik Sederhana 45
D. Membuat Video Pembelajaran Sederhana untuk 53
Anak PraSD
BAB 4 - Penutup 65
Evaluasi Modul 66
Referensi 69
Kompetensi Guru
Dalam Penguasaan
Teknologi Informasi
dan Komunikasi
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007
Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, menyebutkan setidaknya
terdapat 2 Kompetensi Inti Guru TK/PAUD yang berkaitan dengan pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK), sebagai berikut.
Tabel 1
Standar Kompetensi Guru PAUD/TK/RA
No. Kompetensi Inti Guru Kompetensi Guru TK/PAUD
Kompetensi Pedagogik 5.1. Memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi untuk
5. Memanfaatkan teknologi informasi meningkatkan kualitas kegiatan
dan komunikasi untuk kepentingan pengembangan yang mendidik.
penyelenggaraan kegiatan
pengembangan yang mendidik.
Kompetensi Profesional
24. Memanfaatkan teknologi informasi 24.1 Memanfaatkan teknologi
dan komunikasi untuk berkomunikasi informasi dan komunikasi dalam
dan mengembangkan diri. berkomunikasi.
24.2 Memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi untuk
pengembangan diri.
Sumber: Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun
2007 Tanggal 4 Mei 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru
1
Kemudian, dalam Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional
Pendidikan Anak Usia Dini, menyebutkan kompetensi dan subkompetensi Guru PAUD
adalah sebagai berikut.
Tabel 2
Kompetensi dan Subkompetensi Guru PAUD
Kompetensi Subkompetensi
I. Pedagogik 1. Memilih teknologi informasi dan
komunikasi serta bahan ajar yang sesuai
E. Memanfaatkan teknologi, dengan kegiatan pengembangan anak
informasi dan komunikasi usia dini
untuk kepentingan
penyelenggaraan kegiatan 2. Menggunakan teknologi informasi dan
pengembangan yang komunikasi untuk meningkatkan kualitas
mendidik kegiatan pengembangan yang mendidik
Sumber: Lampiran II Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini
Berdasarkan tabel-tabel di atas, sangat jelas bahwa setiap Guru PAUD dituntut memiliki
kompetensi dalam penguasaan TIK. Untuk itu, sebelum lebih lanjut membaca modul ini,
ada baiknya para guru membekali diri dengan kompetensi minimal dalam pemanfaatan
TIK. Kompetensi minimal yang dimaksud adalah kemampuan dasar TIK yaitu
kemampuan mengoperasikan perangkat gawai yang dimilikinya, baik itu komputer
maupun gadget/ponsel pintar, dan menguasainya secara baik.
2
bab i
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Virus Corona atau Covid-19 yang menjadi pandemi, sudah sangat meresahkan
dan mempengaruhi perilaku dan pola hidup masyarakat. Bukan hanya bidang
kesehatan saja yang terkena dampaknya, namun juga bidang ekonomi sampai
dengan pendidikan harus beradaptasi meskipun dengan melakukan pembatasan
sosial.
Pada tataran global, perubahan cara belajar akibat merebaknya virus
Covid-19 juga berlangsung sangat cepat. Berdasarkan data United Nations
Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO), tanggal 12 Maret
2020 baru ada 29 negara menerapkan kebji akan meliburkan sekolah. Pada 18 Maret
2020, angka itu bertambah menjadi 112 negara termasuk Indonesia. Dampaknya,
merujuk pada data UNESCO, dialami paling tidak oleh 849,4 juta siswa dan mahasiswa.
Jumlah itu belum termasuk siswa dan mahasiswa dari 11 negara yang
baru menerapkan libur sekolah di wilayah-wilayah tertentu.
(Litbang Kompas, 2020)
3
Pada bidang pendidikan, dari PAUD sampai dengan perguruan tinggi. Tentu strategi
yang dilaksanakan supaya proses pembelajaran tetap dapat berjalan juga berbeda
sesuai dengan karakteristik siswa yang dihadapi (mulai dari umur sampai dengan
kondisi sosial).
Proses pembelajaran jarak jauh kini sudah berlangsung 6 bulan. Kesiapan guru
dan siswa dalam home learning ini bervariasi, ada yang siap, terpaksa siap, dan
betul-betul tidak siap. Tanpa persiapan apa pun, sistem belajar mengajar berubah
dari tatap muka menjadi daring dengan memanfaatkan teknologi.
Berdasarkan Dapodik PAUD dan Dikmas tahun 2020, Indonesia memiliki 222.592
satuan pendidikan PAUD. Jumlah peserta didik 8.363.829 orang. Pendidik berjumlah
596.721. Ini mencerminkan profil target sasaran dari kegiatan ini, dimana di satu sisi
muncul permasalahan, namun di sisi lain merupakan potensi yang dapat dioptimalkan
menjadi komunitas PAUD dan Dikmas yang kreatif.
Hasil riset Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2020
juga menunjukkan, 64% (175,4 juta jiwa) penduduk Indonesia terkoneksi internet, 96%
menggunakan ponsel pintar, 80% menggunakan internet untuk media sosial, dan
youtube menjadi media sosial terpopuler di Indonesia. Data penetrasi pengguna
internet dalam bidang pendidikan juga tinggi. Ada sekitar tujuh dari sepuluh siswa dan
92% mahasiswa menggunakan internet. Namun untuk Pendidik PAUD masih rendah.
Tantangan bagi Pemerintah adalah jika pembelajaran jarak jauh ini meluas ke
wilayah-wilayah yang aksesibilitas, infrastruktur, dan literasi digitalnya masih
rendah. Dari data pengguna internet itu, separuh lebih berada di wilayah Jawa, diikuti
wilayah Sumatera (21,6%), kemudian 10,9% di kawasan Sulawesi-Maluku-Papua (10,9%),
lalu di Kalimantan sebanyak 6,6%, serta Bali dan Nusa Tenggara sebanyak 5,2%.
(Litbang Kompas, 2020)
Sejumlah sekolah yang terbiasa menggunakan perangkat teknologi dalam
proses belajar mengajar tentu tidak menemui banyak masalah. Namun, hal sebaliknya
berlaku bagi sekolah, guru, dan siswa yang baru pertama kali menjalankannya.
Apalagi, daerah minim fasilitas, baik piranti maupun jaringannya.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menerima banyak pengaduan dari
berbagai daerah yang mengeluhkan anak menjadi tertekan dan kelelahan karena
beban tugas. Tenggat waktu yang diberikan sempit, padahal banyak tugas yang
harus dikerjakan segera dari guru mata pelajaran yang lain. Jika anak terbebani, bisa
menimbulkan masalah kesehatan fisik dan mental yang justru akan memengaruhi
imunitasnya.
4
Dalam hal ini, KPAI mendorong para pemangku kepentingan di pendidikan
membangun rambu-rambu untuk para guru sehingga proses belajar dari rumah ini bisa
berjalan dengan menyenangkan dan bermakna buat semua. Tugas yang diberikan
tidak selalu mengerjakan soal, tetapi dengan kreativitas lain yang justru
menimbulkan semangat dan mengasah rasa ingin tahu anak-anak. (Litbang Kompas,
2020)
Dari data dan fakta di atas dapat disimpulkan, banyak lembaga pendidikan
khususnya PAUD masih belum siap untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dari
rumah. Banyak siswa yang hanya diberikan tugas yang menumpuk. Orang tua pun
merasa terbebani dalam pelaksanaan kegiatan belajar dari rumah. Padahal
seharusnya proses belajar dari rumah bisa dilaksanakan dengan proses yang
inovatif dan menyenangkan. Pendidik yang sebagian besar belum menguasai tentang
literasi digital terutama teknologi kelas dalam jaringan (daring) dan isu
kesejahteraan pendidik PAUD yang masih rendah menjadi kendala tersendiri, sehingga
perlu dicarikan solusi yang mampu menjawab tantangan ini.
Untuk mengatasi permasalahan di atas dan melaksanakan tugas serta fungsi
Direktorat Guru PAUD dan Dikmas Kemendikbudristek, perlu disusun sebuah bahan ajar
Pengembangan Media Digital untuk Pembelajaran Anak Usia Dini, sebagai materi baru
pada diklat berjenjang tingkat lanjut. Sebuah modul pembelajaran yang praktis, fokus
untuk jenjang PAUD yang bertujuan meningkatkan kompetensi pendidik khususnya
literasi digital pemanfataan media pembelajaran digital serta kreasi pembelajaran
yang menarik dan menyenangkan. Dalam proses ini, Pendidik PAUD dituntut untuk selalu
kreatif dalam pembelajaran daring, luring serta kombinasi sesuai wilayahnya dan
aktif berjejaring di media sosial serta mempublikasikannya melalui akun media
sosialnya (misal youtube), sebagai media untuk berbagi, juga memudahkan para
orang tua memahami, yang selanjutnya dapat memberikan pendampingan kepada
anak selama belajar di rumah.
5
B. Kompetensi Dasar
Peserta diklat berjenjang tingkat lanjut diharapkan memiliki kemampuan
mengembangkan media digital dan memanfaatkannya dalam pembelajaran anak usia
dini.
C. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dari materi ini adalah, peserta diklat mampu:
1. Menjelaskan pengertian dan manfaat media digital untuk menumbuhkan kemampuan
praliterasi pada anak usia dini
2. Menjelaskan pengertian desain grafis serta pemanfaatannya dalam pembelajaran
PAUD
3. Merancang dan membuat media pembelajaran poster dan komik/fotonovela
menggunakan aplikasi canva dan comica
4. Merancang dan membuat media pembelajaran berbasis video.
6
bab ii
Media Digital
untuk Pembelajaran
Anak Usia Dini
Perkembangan teknologi tak perlu dilawan atau dihindari, namun harus
diadaptasikan dengan kebutuhan pendidikan saat itu. Sehingga bukannya tertinggal,
tapi pendidikan Indonesia justru mampu bersanding dengan negara lain. Peradaban
selalu berevolusi termasuk bagaimana cara manusia baca-tulis dan berkomunikasi.
Diawali berkomunikasi dengan media batu, kini pelan namun pasti tergantikan oleh
media digital.
Selain untuk beradaptasi dengan perubahan zaman, konsep pembelajaran
digital juga ditujukan untuk mengatasi permasalahan pengadaan buku di Indonesia.
Contohnya, penggunaan Buku Sekolah Elektronik dan Kelas Digital bisa menghemat
waktu dan biaya untuk mendapatkan bahan belajar. Kini tugas kita adalah
memberikan respon balik pada teknologi, misalnya dengan memanfaatkannya
sebagai sarana belajar yang efisien. Kita dapat menggunakan dan memanfaatkan
perangkat teknologi yang sudah dimiliki, bahkan bisa dimulai dari perangkat yang
sehari-hari berada dalam genggaman (inhand). Sudah siapkah kita?
7
A. Tujuan
Setelah mempelajari materi Media Digital untuk Pembelajaran
Anak Usi Dini, peserta dapat:
1. Mengetahui pengertian dari media digital
2. Menjelaskan manfaat media digital
3. Memanfaatkan media digital untuk menumbuhkan kemampuan
praliterasi pada anak
8
B. Apa Itu Media Digital?
Media pembelajaran dengan teknologi digital tidak dapat dipungkiri sebagai
media yang canggih atau memenuhi kebaruan (novelty) yang biasanya akrab dengan
peserta didik. Anak-anak yang menjadi peserta didik kita merupakan generasi yang
terbiasa dengan dengan teknologi digital (digital native). Hal ini merupakan sesuatu
yang wajar karena setiap generasi memiliki karakteristik tersendiri sesuai zamannya.
Dengan memperhatikan gambar berikut, guru dan peserta didik berada di generasi
yang mana?
9
Perbedaan antar generasi sebagai suatu hal yang wajar, dan tidak untuk
dipermasalahkan. Hadirnya teknologi dapat dimanfaatkan untuk meminimalisir
kesenjangan antar generasi. Sekarang ini, komputer dan teknologi digital sudah bukan
lagi barang asing yang dianggap rumit dan sangat canggih. Komputer menjadi bagian
keseharian warga abad 21. Terutama apabila kita mencermati perilaku generasi
milenial atau generasi Y yakni mereka yang lahir antara tahun 1980-1994 dan
generasi Z yang lahir antara tahun 1995-2010 (sumber: kompas.com). Dua generasi
tersebut menjadi pengguna mayoritas komputer (dan internet) saat ini. Selain
terampil menggunakan komputer dan gawai mereka pun piawai dalam
mengembangkan beragam sistem informasi sesuai dengan kebutuhan zaman.
Pada era digital atau era informasi sekarang ini ilmu pengetahuan dan
teknologi berkembang dengan pesat. Perkembangan ini memiliki dampak semakin
terbuka dan tersebarnya informasi dan pengetahuan dari dan ke seluruh dunia
menembus batas jarak, tempat, ruang dan waktu. Kenyataannya dalam kehidupan
manusia di era digital ini akan selalu berhubungan dengan teknologi. Teknologi pada
hakikatnya adalah proses untuk mendapatkan nilai tambah dari produk yang
dihasilkannya agar bermanfaat. Teknologi telah mempengaruhi dan mengubah
manusia dalam kehidupannya sehari-hari, sehingga jika sekarang ini ‘gagap teknologi’
maka akan terlambat dalam menguasai informasi, dan akan tertinggal pula untuk
memperoleh berbagai kesempatan maju. Informasi memiliki peran penting dan nyata,
pada era masyarakat informasi (information society) atau masyarakat ilmu
pengetahuan (knowledge society).
Informasi dan komunikasi sebagai bagian dari teknologi juga berkembang
sangat pesat, mempengaruhi berbagai kehidupan dan memberikan perubahan
terhadap cara hidup dan aktivitas manusia sehari-hari, termasuk dalam dunia
Pendidikan. Pendidikan mengalami perkembangan yang sangat pesat pula, di
antaranya dengan adanya pembelajaran digital (digital learning). Dengan
memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi itu, Pendidikan
dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Pendidikan tidak antipasti atau alergi
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut, namun sebaliknya
menjadi subyek atau pelopor dalam pengembangannya. Orang-orang yang
berkepentingan dengan pendidikan dituntut memiliki kemampuan memahami teknologi
sesuai dengan kebutuhannya atau melek teknologi yang disebut juga memiliki literasi
teknologi, karena akan berperan dalam kehidupan masa kini dan masa yang akan
datang. Akibatnya, dalam dunia Pendidikan pada masa kini dan masa yang akan
datang ada beberapa kecenderungan antara lain sistem pembelajaran yang semakin
berkembang dengan adanya kemudahan untuk menyelenggarakan Pendidikan melalui
pembelajaran digital.
10
Secara umum yang dimaksud dengan konsep pembelajaran digital adalah
konsep pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik untuk
menyampaikan isi materi yang diajarkan. Komputer, internet, satelit, tape audio/
video, TV interaktif dan CD ROM adalah sebagian media elektronik yang dimaksudkan
di dalam kategori ini.
Jaya Kumar C. Koran (2002), mendefinisikan media pembelajaran digital
sebagai “…sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian
elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi,
atau bimbingan.”
Sedangkan Dong (dalam Kamarga, 2002) mendefinisikan sebagai “kegiatan
belajar melalui perangkat elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar yang
sesuai dengan kebutuhannya.”
Teknologi digital adalah teknologi yang dioperasikan dengan menggunakan
sistem komputerisasi, sistem tersebut didasari dari bentuk informasi sebagai nilai
numeris 0 dan 1 yang mengidentifikasikan tombol hidup dan mati. Teknologi digital juga
dapat dikatakan teknologi nirkabel, maksudnya adalah teknologi ini memanfaatkan
signal sebagai sarana penghubung kepada medianya sebagai penyampai pesan.
Sinyal digital mempunyai keistimewaan tersendiri bahwa kecepatan yang di kirimkan
oleh sinyal tersebut melebihi kecepatan cahaya yang mana sistem ini tidak
ditemukan dalam teknologi analog. Teknologi digital dalam perspektif komunikasi
merupakan sistem penyampaian yang efisien, komunikasi menjadi lebih dinamis tanpa
terhalang oleh ruang dan waktu. (Muhasim, 2017)
Dari kutipan tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan mengenai pengertian
media pembelajaran digital adalah suatu jenis media belajar berupa audio visual
(suara dan gambar) yang dipergunakan dalam proses mengajar sehingga
memungkinan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan lebih efektif dan mudah
dimengerti. Adapun media yang dipergunakan seperti: internet, presentasi digital dan
media jaringan komputer lainnya.
11
C. Mengapa Media Digital?
Ciri utama kegiatan pembelajaran adalah adanya interaksi. Interaksi tersebut
terjadi antara peserta didik dengan lingkungan belajarnya, baik itu dengan guru,
teman-temannya, alat, media pembelajaran dan atau sumber-sumber belajar yang
lain. Dengan demikian dapat dikatakan proses pembelajaran pada hakikatnya adalah
proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan ke penerima
pesan. Pesan dalam pembelajaran berupa isi atau materi ajar pada kurikulum yang
dituangkan oleh guru atau sumber lain ke dalam simbol-simbol komunikasi.
Simbol-simbol komunikasi berupa simbol verbal (lisan ataupun tulisan) dan/atau simbol
nonverbal.
Dalam sistem pembelajaran modern saat ini, peserta didik tidak hanya
berperan sebagai komunikan atau penerima pesan, namun peserta didik juga
bertindak sebagai komunikator atau penyampai pesan. Dalam kondisi seperti itu,
maka terjadi proses komunikasi dua arah (two ways communication) atau komunikasi
banyak arah (multiways traffic communication). Pembelajaran dengan kedua model
komunikasi tersebut membutuhkan peran media agar dapat meningkatkan
efektivitas pencapaian tujuan atau kompetensi.
12
Media pembelajaran yang berhasil adalah yang dapat mengubah perilaku
peserta didik (behavior change) serta meningkatkan hasil belajar peserta didik
tertentu. Keberhasilan penggunaan media pembelajaran tersebut tidak terlepas dari
bagaimana media itu direncanakan dengan baik. Untuk mempersiapkan media yang
efektif, tidak dapat dilakukan secara spontan, namun diperlukan analisis yang
komprehensif dengan memperhatikan berbagai aspek yang dapat mempengaruhi
keberhasilan pembelajaran. Aspek-aspek tersebut di antaranya tujuan, kondisi
peserta didik, fasilitas pendukung, waktu yang tersedia dan kemampuan guru untuk
menggunakannya dengan tepat.
Guru harus mempelajari terlebih dahulu berbagai teori belajar yang
terkandung dalam tujuan instruksional yang akan dicapai. Dalam satu tujuan
instruksional dapat terkandung salah satu atau beberapa macam belajar sebagai
berikut:
Sudahkah media pembelajaran yang Guru manfaatkan membantu peserta
didik dalam mempelajari jenis belajar di atas? Tentu saja guru akan berusaha
memberikan pengalaman belajar terbaik untuk peserta didiknya.
Beberapa ahli pendidikan membagi media pembelajaran menjadi tiga kelompok,
yaitu media penyaji, media objek, dan media interaktif. Masing-masing kelompok media
tersebut menghasilkan jenis media yang berbeda pula. Pada proses pemilihan jenis
media yang tepat perlu mempertimbangkan teori kerucut pengalaman yang
dikemukan Edgar Dale.
Kerucut Pengalaman – Edgar Dale 13
(sumber: Sari, 2019)
Ada banyak manfaat yang diberikan media digital dalam konteks pendidikan.
Hal Ini dapat meningkatkan keterlibatan siswa. Tidak seperti media lainnya, ketika
seseorang mengerjakan tugas digital, siswa dapat bertindak sebagai produser. Selain
itu, ini membantu siswa bekerja melalui konsep yang sulit. Instruksi digital membantu
menunjukkan topik-topik sulit yang sering kali sulit dipahami. Selain itu, penggunaan
media digital dalam pendidikan membantu mempromosikan kesadaran kritis. Terakhir,
media digital juga membantu mendorong kesetaraan. Ketika siswa menggunakan
teknologi digital dalam suatu kursus, semua siswa di kelas memiliki kesempatan untuk
mengasah keterampilan digital tersebut. Kelebihan dari pemanfaatan media digital
lainnya yaitu:
1. Memperjelas penyampaian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam
bentuk kata-kata, tertulis atau lisan belaka)
2. Mengatasi perbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti:
a) Objek yang terlalu besar digantikan dengan realitas, gambar, film bingkai, film
atau model.
b) Objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film atau gambar.
c) Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan time lapse
atau high speed photography
d) Kejadian atau peristiwa yang terjadi masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat
rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal
e) Obyek yang terlalu kompleks (mesin-mesin) dapat disajikan dengan model,
diagram, dll
f) Konsep yang terlalu luas (gunung ber api, gempa bumi, iklim dll) dapat di visualkan
dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dll.
3. Dengan menggunakan media pembelajaran digital secara tepat dan bervariasi
sifat pasif anak didik dapat diatasi. Dalam hal ini media pembelajaran berguna
untuk:
a) Menimbulkan kegairahan belajar
b) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan
dan kenyataan
c) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri sesuai kemampuan dan minat
masing-masing.
14
Namun di samping itu, dalam pemanfaatan media pembelajaran digital juga
mempunyai beberapa kelemahan yang cenderung kurang menguntungkan baik bagi
guru, sekolah dan siswa, diantaranya:
1. Untuk sekolah tertentu terutama yang berada di daerah, akan memerlukan
investasi yang mahal untuk membangun konsep pembelajaran digital ini.
2. Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
3. Keterbatasan jumlah komputer/gawai yang dimiliki oleh sekolah akan
menghambat pelaksanaan pembelajaran digital.
4. Bagi orang yang gagap teknologi, sistem ini sulit untuk diterapkan.
15
D. MKBeaemgdaaiiammDapinugaaitnaGlPuMrrauelinMteuermansbgiguPuhankdaaankaAnnak?
Ada anggapan dari sebagian orang bahwa pembelajaran digital tidak banyak
memberikan manfaat atau menjadi interaktif dibandingkan dengan pola
pembelajaran konvensional secara tatap muka langsung (face to face) yang sudah
dikenal dan biasa dilaksanakan. Anggapan itu bisa benar bisa pula salah.
Pembelajaran digital dapat dilakukan secara lebih efektif dan memberikan manfaat
dibandingkan dengan pembelajaran konvensional secara tatap muka langsung jika
strategi pembelajarannya benar dan tepat. Apalagi pembelajaran digital pun dapat
mengembangkan pembelajaran tatap muka secara fisik dan sosial yang selama ini
dilaksanakan. Di dalam pembelajaran digital itu, pembelajar dapat mengakses alat
atau media yang akan membuat mereka dapat mengulang materi pembelajaran dan
berinteraksi dengan pembelajar lainnya meskipun tempatnya berbeda-beda dan
berjauhan. Alat atau media seperti komputer, untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran karena ada potensi besar dari media tersebut. Melalui media dalam
pembelajaran ini dapat melibatkan pembelajar berperan aktif dan interaktif, tidak
seperti dengan sistem pembelajaran konvensional melalui tatap muka yang dibatasi
oleh waktu. Sistem pembelajaran dengan memanfaatkan media ini juga memiliki
kemampuan untuk memantau kegiatan pembelajar, kemudian melakukan review atas
aktivitas yang dilakukan oleh pembelajar sebagai laporan kepada pengajar untuk
mengetahui bagaimana para pembelajar itu belajar (learning how to learn), sehingga
para pengajar semakin menyadari bagaimana kemampuan para pembelajar di dalam
belajarnya.
Shearer (2003) mengungkapkan bahwa pembelajaran digital justru
sebenarnya memberikan kontribusi secara kuantitas terhadap interaksi belajar
mengajar. Interaksi pada pembelajaran tatap muka/face to face sebenarnya
terbatas, yaitu antara pengajar dengan pembelajar saja, namun pada pembelajaran
digital interaksi pembelajaran lebih menyebar. Interaksi akan terjadi antara
pembelajar dengan pembelajar, pembelajar dengan pengajar, pembelajar dengan
lingkungan, atau pembelajar dengan media. Menurut Linder dan Murphy (2001) interaksi
tersebut terjadi karena adanya dukungan alat (tool) yaitu e-learning yang meliputi
web statis dan dinamis, grup diskusi, e-mail, chatting, instant messaging, video
streaming, animation, sharing aplication, dan video conferencing. Pembelajaran
digital dapat mengaktifkan pembelajar yaitu berinteraksi secara aktif untuk
menggunakan komputer, aktivitas fisik dan mental akan terjadi secara intensif
misalnya drop and drag, input data, pencarian data yang dibutuhkan, menyusun
16materi pembelajaran dan lain-lain.
Berikut adalah contoh strategi pembelajaran digital yang juga bisa
diterapkan dengan strategi pembelajaran yang menimbulkan kebermaknaan
“meaningful learning” yang diadaptasi dari Bonk dan Dennen (2003), di antara
strategi tersebut adalah:
1. Ice breaker dan Opener
Kegiatan ini tujuannya mengkondisikan pembelajar untuk fokus pada
pembelajaran. Ice breaker artinya memecahkan es, yang mengandung makna
bahwa pembelajar terkadang berada pada situasi jenuh, tidak perhatian, tidak
fokus atau tidak bergairah dalam belajar. Pengajar perlu melakukan tindakan
dengan memberikan treatment berupa tindakan untuk membuat pembelajar aktif,
sedikit permainan, memperlihatkan sesuatu yang menarik pembelajar. Dalam
pembelajaran digital juga diperlukan, dalam hal ini pembelajar ditayangkan
beberapa gambar, atau aktivitas yang membuat perhatian terfokus dan siap
untuk belajar.
2. Student Expedition
Ketika pembelajar akan belajar melalui web, tujuan yang akan dicapai dan
materi pembelajaran yang akan dipelajari sudah disajikan terlebih dulu. Materi
pembelajaran yang harus dipelajari oleh pembelajar ini semacam peta content.
Teori medan mengatakan, jika pembelajar dihadapkan pada sejumlah tantangan
dalam belajar, maka kecenderungannya pembelajar termotivasi untuk terus
belajar dan mencapai tujuan tertinggi atau target akhir dari pembelajaran
tersebut. Pada bagian ini juga tersaji useful atau kegunaan dan cara-cara
menggunakan web semacam petunjuk untuk menggunakan web ini sehingga tujuan
dapat tercapai. Disajikan pula daftar aktivitas yang akan dilakukan oleh
pembelajar selama belajar melalui web tersebut.
17
3. PCT (Purposive Creative Thinking)
Mengidentifikasi konflik atau masalah-masalah dalam kegiatan belajar yang
dihadapi oleh pembelajar yang dapat dipecahkan oleh pembelajar sendiri melalui
fasiltas yang ada, misalnya disscussion forum atau chatting.
4. P2P (Peer to Peer Interaction)
Penggunaan metode cooverative dalam kegiatan pembelajaran di web. Hal ini
ada kaitannya dengan kegiatan sebelumnya yaitu upaya untuk mengatasi
masalah-masalah yang dihadapi oleh pembelajar yang dicarikan solusinya melalui
diskusi forum.
5. Streaming Expert
Tidak semua masalah yang dihadapi oleh pembelajar dapat dipecahkan
sendiri atau berdiskusi dengan teman lain, namun diperlukan juga pendapat dari
para ahli/pakar (expert) melalui kegiatan video conference atau sekedar melihat
video yang sudah tersedia di digital learning (video streaming). Pada kegiatan ini
dimungkinkan juga terjadi diskusi antara pembelajar dengan ahli/pakar. Jika web
menggunakan sistem syncronus maka hal ini sangat mungkin terjadi.
18
6. Mental Gymnastic
Pembelajar melakukan kegiatan brain storming yaitu kegiatan curah
pendapat yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sudah
digariskan. Pembelajar mengumpulkan sejumlah topik-topik yang menarik
perhatiannya untuk kemudian didiskusikan dan disampaikan kepada pembelajar
yang lainnya.
Kebermaknaan inilah yang merangsang pembelajaran praliterasi pada anak.
Cara berfikir anak usia dini sangat berbeda dengan cara berfikir orang dewasa.
Cara berfikir anak usia dini kadang kala tidak masuk akal dan membingungkan bagi
orang dewasa. Anak akan dapat berfikir secara bersamaan walaupun yang
dipikirkannya itu tidak ada hubungan. Menurut Piaget (1972), anak usia dini berada
pada pra-operasional yaitu usia 2-6 tahun, dimana anak sudah mulai menggunakan
simbol-simbol untuk mempresentasikan dunia (lingkungan). Suryanto (2005),
mengatakan bahwa perkembangan anak usia dini pada tahap ini anak belajar
terbaik melalui kehadiran benda-benda konkret. Untuk memfasilitasi perkembangan
tersebut maka dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan penggunaan media
pembelajaran, salah satunya media pembelajaran digital.
20/5 =
a(b+c)
www
19
Menurut Snow (dalam Hoff, 2005), anak usia 2 sampai 5 tahun sudah dapat
menunjukkan kemampuan literasinya dengan cukup pesat. Pada usia 0-3 tahun,
seharusnya anak mampu mengenali buku melalui sampul, menuliskan huruf,
mendengarkan cerita, berpura-pura membaca. Kemudian, anak pada usia 3-4 tahun
sudah dapat mengenali tulisan sederhana, mengenal bunyi Bahasa yang berbeda,
menghubungkan cerita di buku dengan kenyataan, tertarik untuk membaca buku.
Pada usia 5 tahun anak seharusnya sudah mampu memprediksikan alur cerita dalam
buku, mampu menulis nama dan kata dengan dikte. Terdapat kendala yang terjadi
dilapangan untuk menerapkan dari kajian teori diatas. Faktor yang menyebabkan
kurangnya penguasaan kemampuan literasi pada anak usia dini adalah stimulasi dan
kurangnya metode pembelajaran yang kurang memperhatikan karakteristik anak.
Proses pembelajaran pada anak masih banyak yang menggunakan metode
konvensional, yaitu guru mengajarkan anak untuk menghafalkan nama alfabet
secara berulang dengan media papan tulis dan menirukan cara guru mengucapkannya
(Ruhaena, 2013). Oleh karenanya, hal ini harus menjadi perhatian oleh semua pihak,
khususnya orang tua agar sedini mungkin mengenalkan kegiatan literasi pada anak
dengan media yang menyenangkan.
Pengalaman literasi anak pada usia prasekolah diyakini akan membentuk
fondasi yang kuat pada perkembangan membacanya (Levy, Gong & Hesel, 2005).
Pengetahuan, keterampilan, dan sikap anak prasekolah yang menjadi dasar membaca
dan menulis disebut dengan kemampuan literasi awal (Whitehurst & Lonigan, 2001).
Dengan media pembelajaran digital ini nantinya diharapkan memudahkan guru untuk
merangsang anak usia dini untuk melakukan pembelajaran dan mengenalkan
praliterasi kepada anak sebelum memasuki ke tahap literasi dan masuk ke jenjang
sekolah formal.
20
E. Rangkuman
Media pembelajaran digital adalah suatu jenis media
belajar berupa audio visual (suara dan gambar) yang
dipergunakan dalam proses mengajar sehingga memungkinan
tersampaikannya bahan ajar ke peserta didik dengan lebih
efektif dan mudah dimengerti. Adapun media yang
dipergunakan seperti: internet, presentasi digital dan media
jaringan komputer lainnya.
21
F. Tugas Peserta
Carilah contoh-contoh pemanfaatan media digital dalam pembelajaran fokus
tema-tema pembelajaran PAUD di lembaga Anda. Selamat Mengerjakan !
22
bab III
Merancang dan
Membuat Media
Digital
Desain grafis dan konten visual adalah bagian penting dari representasi di dunia
maya, baik itu website, blog, atau akun media sosial pendidikan. Dengan porsi elemen
grafis yang memadai, siswa akan lebih tertarik dengan konten Guru. Namun,
menciptakan konten visual bukanlah keahlian sembarang orang. Membuat desain
grafis, misalnya, membutuhkan aplikasi yang tidak mudah untuk dipelajari orang
awam. Untungnya, ada alternatif yang bisa digunakan oleh semua khalayak dengan
lebih mudah dan gratis, yaitu aplikasi Canva. Dalam modul ini anda akan mempelajari
berbagai fitur yang ditawarkan aplikasi web tersebut dan langkah-langkah dasar
untuk mulai mengoperasikannya. Selamat belajar!
23
A. Tujuan
Setelah mempelajari materi ini Bapak/Ibu Pendidik PAUD diharapkan dapat:
1. Mengetahui aplikasi desain grafis canva
2. Menjelaskan penggunaan aplikasi desain grafis canva
3. Mengaplikasikan desain grafis canva untuk membuat media pembelajaran digital
4. Mengetahui aplikasi Comica untuk pembuatan komik/fotonovela
5. Menjelaskan penggunaan aplikasi comica
6. Mengaplikasikan pembuatan komik/fotonovela menggunakan comika
7. Membuat video pembelajaran menggunakan kinemaster
24
B. MMeemdibauPaetmDbeeslaaijnarGanrafis Praktis untuk
Video pengantar tentang desain grafis praktis menggunakan Canva dapat
diakses dengan menscan barcode atau klik tautan berikut:
HYPERLINK "http://ringkas.kemdikbud.go.id/pengantarCanva"
http://ringkas.kemdikbud.go.id/pengantarCanva
Setelah menyimak video di atas apa yang Anda ketahui tentang desain grafis
praktis Canva untuk media pembelajaran? Sebagai seorang pendidik, apakah Anda
sangat membutuhkan? Tulis komentar Anda di bawah ini.
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
.........................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
Baik mari kita lanjutkan, selama pandemi Covid-19, pembelajaran sebagian
besar dilakukan dari rumah atau istilahnya belajar dari rumah (BdR). Banyak guru
yang melakukan kegiatan belajarnya menggunakan daring melalui gawai atau PC.
Kemudian guru memberikan penugasan yang didokumentasikan oleh orang tua anak
baik berupa foto, gambar atau video dan dikirimkan kembali ke gurunya sebagai bukti
bahwa kegiatan belajar mengajar telah dilakukan di rumah masing-masing anak.
Berikut adalah contoh-contoh dokumentasi yang dikirimkan oleh orang tua ke guru.
25
Video hasil pengumpulan aktivitas belajar di rumah dapat diakses dengan
meng-scan barcode atau klik tautan berikut:
HYPERLINK "http://ringkas.kemdikbud.go.id/videoBDR"
http://ringkas.kemdikbud.go.id/videoBDR
Setelah menyimak video di atas apa yang Anda lihat dan rasakan dari
media-media tersebut ? Tulis komentar Anda di bawah ini.
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
.........................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
Mari kita berfikir, bagaimana bahan-bahan ini bisa diolah menjadi media
pembelajaran yang menarik. Setelah diedit menggunakan aplikasi desain yang mudah
dan praktis, hasilnya berubah sebagai berikut.
Video hasil pengumpulan aktivitas belajar di rumah setelah diedit menggunakan
aplikasi Canva dapat diakses dengan menscan barcode atau klik tautan berikut:
HYPERLINK HYPERLINK "http://ringkas.kemdikbud.go.id/"
http://ringkas.kemdikbud.go.id/videoEdit
26
Setelah menyimak video di atas apa yang Anda lihat dan rasakan dari
media-media tersebut setelah diedit? Apakah ada perbedaannya? Tulis komentar
Anda di bawah ini.
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
.........................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
Selamat datang di pembelajaran desain grafis praktis menggunakan aplikasi
canva. Penasaran, simak paparan materi berikut ini.
SCAN
27
A.1. Pengertian Canva
Canva adalah aplikasi desain grafis daring (online) yang mudah untuk
digunakan, bahkan bagi pemula. Tak hanya itu, Canva juga dapat diakses melalui
perangkat desktop maupun mobile. Dengan demikian, Anda dapat berkreasi kapan pun
dan di mana pun.
Aplikasi web ini sebenarnya memiliki dua versi berbayar dan satu versi gratis.
Akan tetapi, Anda sudah dapat menikmati berbagai fitur tanpa membeli versi
premiumnya/berbayar. Fitur-fitur tersebut akan dji elaskan pada bagian lain modul ini.
28
A.2. Manfaat Canva
Sebelumnya telah disebutkan bahwa Canva dikenal sebagai aplikasi desain
grafis yang dikenal dengan kemudahan penggunaannya. Namun, keunggulan Canva
dibandingkan aplikasi lainnya tak hanya itu. Ada berbagai macam desain yang bisa
Anda ciptakan dengannya, termasuk:
a) Logo — Branding adalah salah satu hal terpenting dalam pembangunan online
presence Anda — baik itu sebuah blog pendidikan, toko online, atau media
pembelajaran Anda. Logo adalah salah satu sarana untuk melakukan branding. Di
Canva, ada beragam template yang memudahkan Anda untuk membuat logo unik
dan menarik perhatian peserta didik.
b) Poster — Ingin membuat media pembelajaran untuk sebuah tema materi
pembelajaran di kelas Anda? Poster adalah salah satu cara yang tepat untuk
melakukannya. Dengan Canva, Anda bisa membuat desain poster yang menarik
dengan mudah dan dipahami oleh peserta didik Anda.
c) Featured Image Blog — Keberadaan featured image dalam sebuah artikel /
bacaan dapat mempercantik desain blog dan membuat peserta didik lebih betah
membaca. Untuk membuatnya secara instan, Anda bisa menggunakan Canva.
d) Infografik — Agar konten blog lebih variatif, Anda dapat menyelingi artikel
dengan infografik. Jenis konten ini rumit dan tidak semua orang mampu
membuatnya. Namun, Canva menyulap proses pembuatan infografik menjadi
sangat mudah dan menarik dipahami oleh peserta didik.
29
e) Newsletter — Apabila email ruang kelas maya Anda ada dalam daftar teknik
pembelajaran yang Anda lakukan, pastinya Anda kenal dengan surat kabar
elektronik. Dengan Canva Anda dapat menghemat waktu dalam pembuatan
konten email tersebut.
f) Konten Media Sosial — Konten Facebook yang disertai gambar 2 sampai 3 kali
lebih efektif untuk menarik perhatian peserta didik. Untungnya, Canva
memudahkan Anda untuk mendesain berbagai media visual yang cocok untuk
media sosial.
g) Thumbnail Youtube — Thumbnail atau gambar yang mewakili video youtube
Anda tidak harus berupa cuplikan dari video tersebut. Dengan Canva, Anda bisa
mendesain thumbnail Youtube yang unik dan menarik peserta didik ketika
mengakses konten Anda.
h) Desain Kemasan Produk — Apakah ini pertama kali Anda menjual sebuah produk?
Canva dapat membantu Anda untuk membuat desain kemasan berbagai jenis
produk, mulai dari label botol hingga kotak karton, cocok untuk simulasi media
pembelajaran di kelas Anda.
i) Invoice — Tak hanya lembaga di dunia nyata, lembaga virtual pun perlu
memberikan invoice atau rincian pembayaran bagi orang tua peserta didik. Untuk
membedakan invoice Anda dengan milik lembaga lain, Anda dapat memanfaatkan
kemudahan yang Canva berikan.
j) Banner Iklan — Ingin membuat banner untuk iklan website lembaga Anda tanpa
keahlian desain grafis? Hal tersebut bisa dilakukan jika Anda menggunakan Canva.
30
A.3. Fitur-fitur Gratis Canva
Dewasa ini ada banyak software desain grafis yang dapat Anda pilih. Akan tetapi,
Canva adalah pilihan yang sangat menguntungkan jika dilihat dari banyaknya fitur
yang didapatkan pengguna gratisnya. Berikut adalah daftar fasilitas yang akan
Anda temui di versi non-berbayarnya.
a) 8.000+ Template untuk Berbagai Jenis Konten Visual
Mungkin terdengar tidak nyata, tetapi Anda tidak salah paham ketika membaca
judul bagian ini. Dalam versi gratisnya pun, Canva menyediakan lebih dari delapan
ribu template. Contoh-contoh konten tersebut terbagi dalam berbagai kategori,
termasuk banner website, kupon diskon, dan slide presentasi.
Sebenarnya, Anda juga dapat menciptakan desain sendiri dari nol. Akan tetapi,
berbagai contoh konten tersebut dapat digunakan untuk mempercepat proses
berkreasi Anda. Apalagi, setiap contoh mudah untuk dilakukan pengubahan. Anda
akan mempelajari caranya di bagian lain modul ini.
31
b) Kapasitas Penyimpanan 1 GB
Canva memungkinkan penggunanya untuk menyimpan kreasi
mereka. Fitur ini sangat bermanfaat, terutama jika Anda
memiliki format konten yang sering dipakai. Dengan
menyimpannya, Anda tinggal mengubah suatu desain
seperlunya ketika dibutuhkan lagi.
Untuk pengguna gratis, aplikasi desain grafis ini menyediakan
kapasitas penyimpanan 1GB. Bagi beberapa orang, mungkin
kapasitas tersebut tidak cukup besar, apalagi jika
dibandingkan dengan penyimpanan sebesar 100GB yang dimiliki
versi premium Canva.
Akan tetapi, Anda dapat langsung mengunduh hasil karya
Anda setelah selesai membuatnya. Dengan demikian,
penyimpanan kecil tersebut dapat digunakan untuk
template-template yang paling sering Anda gunakan.
c) Pengubahan Teks
Aplikasi Canva juga dapat dimanfaatkan untuk membuat
slide presentasi, dokumen, dan berbagai media cetak,
tentunya tidak akan lengkap tanpa fitur untuk memasukkan
teks.
Fasilitas ini pun mudah digunakan. Pengguna tinggal
meletakkan kotak teks pada bidang yang tersedia.
Setelahnya, Anda bisa mengubah jenis font, ukuran teks, dan
format lainnya yang biasa ditemukan di software
pemrosesan kata seperti Microsoft Word.
Selain itu, Canva memiliki banyak contoh desain tulisan yang
dapat diubah sesuka hati. Fitur ini bisa diandalkan jika Anda
ingin menghemat waktu dalam pembuatan poster atau kartu
ucapan.
d) Ratusan Icon dan Ilustrasi
Selain teks, pengguna Canva juga dapat memasukkan icon
dan ilustrasi ke dalam karya mereka. Kabar baiknya, versi
gratis aplikasi ini menyediakan cukup banyak variasi icon dan
ilustrasi yang meliputi berbagai tema.
32
e) Pilihan Background yang Bervariasi
Dengan Canva, background atau latar belakang karya Anda dji amin tidak
membosankan. Ada beragam pilihan gambar dan gradien warna yang siap
meramaikan desain-desain Anda.
Tak hanya itu, Anda juga dapat mengedit setiap background yang digunakan.
Sebagai contoh, Anda bisa mengatur kontras, meningkatkan intensitas warna, dan
menambahkan vignette pada latar belakang yang dipilih.
f) Media Pembelajaran
Apakah Anda belum pernah membuat desain grafis sebelumnya? Tidak masalah.
Untuk membantu pengguna awam, Canva menghadirkan video panduan yang
meliputi berbagai topik, dari tips dan trik Canva hingga penggunaan desain grafis
untuk branding bisnis.
Di samping itu, blog Canva juga merupakan ladang ilmu. Melalui artikel-artikel di
dalamnya Anda dapat belajar berbagai teknik pemasaran yang menggunakan
konten visual.
33
A.4. Praktik Menggunakan Canva
Sesuai dengan yang dji anjikan di awal modul, Anda akan mempelajari cara
menggunakan Canva. Jika sudah siap, ikutilah panduan di bawah ini!
a) Membuat Akun Canva
Untuk bisa menggunakan Canva, masuk ke www.canva.com. Anda perlu
membuat akun terlebih dahulu. Caranya sangatlah mudah.
Setelah mengakses situsnya, klik tombol “sign up” yang ada di sebelah kiri atau
pojok kanan atas layar. Anda dapat mendaftar dengan akun Google, Facebook,
atau alamat email. Setelah melakukannya, akun Canva Anda sudah siap digunakan.
b) Membuat Desain Pertama Anda
34
Setelah akun Canva Anda dibuat, Anda akan dibawa ke halaman utama
aplikasi tersebut. Untuk menciptakan desain pertama Anda, klik tombol “create a
design” yang ditunjuk oleh kota merah pada gambar di atas, lalu pilih jenis konten
visual yang ingin dibuat. Dalam panduan ini, kami akan membuat sebuah infografik
untuk dji adikan media pembelajaran dengan tema mengenal mahkluk hidup
tumbuhan.
c) Memilih Background
Setelah memilih jenis konten yang ingin dibuat, Anda akan masuk ke halaman
editor Canva. Anda dapat merancang sebuah desain dengan bantuan template,
tetapi pada panduan ini kita akan memulainya dari nol agar Anda dapat lebih
memahami fungsi dari berbagai menu editor Canva.
Langkah pertama yang kami lakukan adalah memilih background. Sebenarnya,
ada dua menu yang bisa Anda pilih ketika ingin menentukan gambar untuk latar
belakang desain, yaitu “Photos” dan “Background”.
Tidak masalah menu mana yang Anda pilih. Yang menjadi perbedaan dari keduanya
hanyalah opsi yang mereka berikan.
Pada menu “Photos”, Anda dapat menemukan beragam foto dengan gaya yang
berbeda-beda. Tidak semua foto tersebut memiliki orientasi yang sama,
beberapa di antaranya horizontal dan yang lainnya vertikal.
35
Di sisi lain, menu “Background” menyediakan berbagai gradien warna dan gambar
dengan gaya minimalis. Semua opsi yang ada dalam menu ini berbentuk horizontal,
seperti yang bisa Anda lihat pada gambar di bawah ini.
d) Mengedit Background
Untuk melihat fitur editing gambar yang dimiliki Canva, kami memilih sebuah
foto untuk dji adikan latar belakang. Seperti yang terlihat pada gambar di bawah
ini, ukuran foto tersebut lebih kecil dari bidang yang ada.
36
Oleh karena itu, ukuran foto tersebut perlu disesuaikan dengan bidang yang ada.
Anda dapat melakukannya dengan klik salah satu dari keempat ujung foto tersebut,
lalu menariknya. Hasilnya seperti pada gambar berikut.
Anda mungkin juga perlu mengedit background agar teks yang akan ditambahkan
nanti lebih mudah dibaca. Gambar yang kami pilih contohnya, bisa dibilang terlalu
terang untuk dji adikan latar belakang. Untuk mengeditnya, klik tulisan “Adjust” yang
ditandai dengan kotak merah pada gambar di bawah ini.
37
Seperti yang dapat Anda lihat, menu “Adjust” berisi beberapa slider yang dapat
Anda geser ke kiri atau kanan untuk mendapatkan hasil edit yang diinginkan.
Sebagai contoh, kami akan mengurangi brightness, contrast, dan saturation dari
foto tersebut. Hasilnya seperti di bawah ini.
Perlu diketahui bahwa semua perubahan yang Anda buat terhadap suatu desain
dapat dibatalkan dengan klik tombol Undo (yang diilustrasikan dengan lambang
anak panah ke kiri) yang ditunjukkan dengan kotak merah pada gambar di atas.
e) Menambahkan Teks
Untuk menambahkan teks pada desain Anda, klik menu “Text” yang ditunjukkan
dengan kotak merah pada gambar berikut ini
38
Ada dua cara yang dapat Anda gunakan untuk memasukkan teks. Pertama, Anda
bisa memilih dari berbagai template yang disediakan oleh Canva. Cara ini lebih praktis
karena pengguna tinggal mengganti tulisan yang ada pada template tersebut.
Akan tetapi, Anda bisa membubuhkan teks secara manual jika tidak tertarik dengan
variasi template yang ada. Untuk melakukannya, klik salah satu dari tiga model
tulisan yang ada di atas daftar template, seperti ditunjukkan pada gambar di bawah
ini.
Tidak masalah model apa yang Anda pilih, karena nanti Anda dapat mengubah ukuran,
warna, dan gaya tulisan dengan klik pada teks yang ingin dikustomisasi. Berbagai opsi
pengaturan teks tersebut ditunjukkan oleh kotak merah pada gambar berikut ini.
39
Selain mengubah tulisan, Anda juga bisa memindahkan letaknya. Anda hanya perlu
klik pada garis luar kotak teks dan menggesernya ke bidang yang diinginkan.
Hasilnya seperti pada contoh di bawah.
f) Mengunduh atau Membagikan Desain Anda
Apabila tidak ada hal lain yang ingin ditambahkan, desain Anda sudah selesai.
Karena Canva memiliki fitur auto save, karya Anda telah disimpan secara
otomatis pada folder penyimpanan yang disebutkan sebelumnya.
Hal yang dapat Anda lakukan selanjutnya adalah mengunduh desain tersebut
atau membagikannya ke platform lain, seperti website media sosial. Bahkan, Anda
juga dapat mentransfer desain-desain Anda ke tools penyimpanan online seperti
Google Drive dan Dropbox.
Untuk mengunduhnya, klik tombol “Download” yang ada pada pojok kanan atas
layar. Atau, Anda bisa klik tombol anak panah ke bawah yang ada di sebelahnya
untuk memunculkan opsi lainnya. Agar lebih jelas, lokasi kedua tombol tersebut
ditunjukkan dengan kota merah pada gambar berikut ini.
40
Setelah menekan tombol “Download” Anda dapat memilih format file yang akan
digunakan oleh karya Anda, termasuk PNG, JPG, dan PDF. Jika sudah menentukan,
tinggal klik tombol download berwarna biru seperti yang ditunjukkan pada gambar
berikut.
Dengan demikian, desain infografik media pembelajaran Anda sudah tersimpan dalam
folder unduh komputer Anda.
41
Untuk lebih jelasnya tahapan mengaplikasikan desain grafis praktis menggunakan
Canva, simak video panduan berikut. Video panduan dapat diakses dengan menscan
barcode atau klik tautan berikut:
HYPERLINK HYPERLINK "http://ringkas.kemdikbud.go.id/"
http://ringkas.kemdikbud.go.id/videoEdit
Setelah menyimak video di atas apakah Anda dapat mengimplementasikan dalam
kelas pembelajaran Anda. Tulis komentar Anda di bawah ini.
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
.........................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
Demikianlah cara menggunakan Canva. Mudah bukan? Selain untuk membuat media
pembelajaran berbasis infografis, langkah-langkah di atas dapat Anda gunakan
untuk membuat berbagai jenis desain grafis lainnya.
42
A.5. Rangkuman
Canva adalah aplikasi web gratis untuk membuat
berbagai macam desain grafis dengan mudah. Jika Anda ingin
membuat media pembelajaran, Canva bisa dji adikan salah satu
aplikasi wajib untuk mendesain background, logo, dan featured
image media pembelajaran. Semoga modul ini membantu Anda
untuk mempelajari cara menggunakan Canva.
43