The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Umar Said, 2024-04-26 23:12:40

Profil Pendidik Bermartabat

panduan calon pendidik muslim

i


ii PROFIL PENDIDIK BERMARTABAT Umar Said Wijaya, M.Pd.


iii UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA LINGKUP HAK CIPTA Pasal 1 1. Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. KETENTUAN PIDANA Pasal 113 1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 100.000.000 (seratus juta rupiah). 2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). 3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (l) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/ atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). 4. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).


iv PROFIL PENDIDIK BERMARTABAT Umar Said Wijaya, M.Pd.


v PROFIL PENDIDIK BERMARTABAT Penulis: Umar Said Wijaya, M.Pd. All rights reserved Hak Cipta Dilindungi Undang-undang Hak Penerbitan pada Jejak Pustaka ISBN: 978-623-183-388-4 Penyelia Aksara: Nilnasari Nur Azizah Tata Letak Isi: Imarafsah Mutianingtyas Desain Cover: Bayu Aji Setiawan xii + 82 hlm: 15,5 x 23 cm Cetakan Pertama, Juni 2023 Penerbit Jejak Pustaka Anggota IKAPI No. 141/DIY/2021 Sekretariat Jejak Imaji, RT 04 Kepuhkulon, Wirokerten Banguntapan Bantul Yogyakarta [email protected] 081320748380


vi PENGANTAR PENULIS Alhamdulillah, puji syukur hanya untuk Allah semata atas terselesaikannya penulisan buku ini meski menempuh jalan yang panjang, akhirnya buku ini dapat hadir di hadapan para pembaca dengan baik. Buku ini menyajikan kepada pembaca bagaimana menjadi pendidik yang ideal, yaitu pendidik yang memahami tugas-tugasnya secara konseptual maupun aktual yang mampu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif (condusive learning community) sehingga peserta didik dapat belajar dengan efektif, merasa terlindungi, tanpa ada ancaman, memberikan semangat, mengedepankan rasa riang, aman dan nyaman, menarik, menghormati hak anak, hak asah, asih, asuh, aspiratif, dan komunikatif. Meski demikian, tidak meninggalkan kaidah-kaidah umum dalam pendidikan dan profesionalisme guru. Mendidik merupakan sebuah proses kegiatan yang panjang yang mencakup pengarahan, pengajaran, pembimbingan, pembinaan, pengontrolan, penugasan dan keteladanan, serta mengembangkan semua potensi manusia sehingga manjadi manusia sempurna yang berhamba hanya Allah Swt. dan bertugas memakmurkan bumi sebagai khalifahNya. Maka pendidik harus memahami, menghayati, dan mengamalkan tugas; fungsi; peranannya; mau meningkatkan kompetensi dan profesionalisme serta menjaga martabatnya. Buku ini sangat relevan bagi mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan pada fakultas tarbiyah dan fakultas keguruan dan ilmu Pendidikan, termasuk bagi pendidik maupun calon-calon pendidik yang hendak mengembangkan wawasan kependidikannya. Penulis menyampaikan banyak terima kasih sedalam-dalamnya kepada sahabat-sahabat penulis dan semua pihak yang telah membantu terbitnya buku yang sederhana ini. Semoga amal baiknya dibalas oleh Allah Swt.


vii Tegur dan sapa dari para pembaca yang budiman selalu penulis harapkan demi kesempurnaan buku ini di masa mendatang. Semoga buku yang sederhana ini dapat menjadi amal jariyah penulis dan menjadi inspirasi bagi pemerhati dan pecinta ilmu kependidikan. Selamat membaca! Ponorogo, 13 Mei 2023 Umar Said Wijaya


viii DAFTAR ISI PENGANTAR PENULIS ..........................................................i DAFTAR ISI........................................................................... viii BAB I SIAPA PENDIDIK ITU?................................................ 1 A. Hakikat Pendidik.............................................................. 1 B. Subjek Pendidik Perspektif Islam ..................................... 4 C. Ragam Terminologi dan Fungsi Pendidik........................ 9 9 ...............................................................................ال ُمَدِّ رسMudarris. 1 2. Mu’allim مُ ِّ 10( .........................................................................ال ُمعَ ( ل 3. Mu’addib ب ُد ِّ 11( ........................................................................ال ُمأ ( َ 13( ...........................................................................ال ُمْر ِّش ُد(Mursyid. 4 5. Muzakki )كي 14( ........................................................................ال ُمَز ِّ 6. Murabbi)يِّ 14( ...........................................................................ال ُمَرب D. Tugas Umum Pendidik....................................................16 1. Mendidik dan Mengajar..............................................................18 2. Membuat Rencana Pembelajaran .............................................18 3. Menilai dan Memberikan Umpan Balik...................................19 4. Menciptakan Lingkungan Belajar yang Positif.......................19 5. Memilihkan Materi Pembelajaran yang Sesuai .......................19 6. Menyayangi Peserta Didik..........................................................19 7. Mengembangkan Keterampilan Sosial dan Emosional ........19 8. Membimbing dan Memberikan Nasihat..................................20 9. Terus Belajar dan Mengembangkan Diri.................................20 E. Kedudukan dan Peran Pendidik ..................................... 20 1. Sebagai Pembimbing...................................................................22 2. Sebagai Mentor............................................................................22 3. Sebagai Model..............................................................................23 4. Sebagai Peneliti dan Pengembang ............................................23 5. Sebagai Pemimpin.......................................................................24 6. Sebagai Warga Masyarakat.........................................................25


ix 7. Sebagai Fasilitator....................................................................... 25 8. Sebagai Motivator....................................................................... 25 9. Sebagai Inovator......................................................................... 26 10. Sebagai Evaluator ....................................................................... 27 11. Sebagai Penghubung dengan Masyarakat............................... 27 12. Sebagai Sumber Inspirasi........................................................... 27 F. Sifat-Sifat Pendidik ..........................................................28 1. Sifat-sifat jasmaniyah.................................................................. 28 2. Sifat-sifat aqliyah......................................................................... 28 3. Sifat-sifat khuluqiyah (moral).................................................... 28 G. Spirit dan Ruh Guru.........................................................30 H. Pendidik Meneladani Rasulullah saw. .............................30 I. Rangkuman .....................................................................34 J. Latihan.............................................................................35 BAB II PROFESIONALISME GURU.....................................36 A. Pengertian Profesi dan Urgensi Profesionalisme.............36 B. Istilah yang Terkait Profesi..............................................37 C. Eksistensi Profesi Guru ...................................................38 D. Tugas Guru yang Profesional ..........................................39 1. Merencanakan dan Melaksanakan Pembelajaran .................. 39 2. Mengevaluasi Kemajuan Peserta Didik .................................. 39 3. Membantu Peserta Didik Mengembangkan Keterampilan dan Bakat ............................................................ 39 4. Mengembangkan Lingkungan Belajar yang Positif............... 40 5. Berkomunikasi dengan Peserta Didik, Rekan Kerja, dan Orang Tua Peserta Didik................................................... 40 6. Terus Mengembangkan Keterampilan dan Pengetahuan.... 40 7. Membangun Etika dan Moralitas yang Baik .......................... 40 E. Karakterisik Guru yang Profesional .................................41 1. Menguasai Bidang Keahlian...................................................... 41 2. Berkomitmen terhadap Peserta Didik..................................... 41 3. Berorientasi pada Hasil.............................................................. 41 4. Mampu Beradaptasi dengan Perubahan ................................. 41 5. Berkomunikasi dengan Baik ..................................................... 41 6. Mengembangkan Diri secara Terus-menerus........................ 41


x 7. Beretika dan Moral......................................................................41 F. Rangkuman..................................................................... 42 G. Latihan............................................................................ 42 BAB III KOMPETENSI GURU ............................................. 43 A. Pengertian Kompetensi................................................... 43 B. Kompetensi Kepribadian................................................. 44 1. Integritas.......................................................................................44 2. Empati...........................................................................................45 3. Kerja Sama....................................................................................45 4. Kepemimpinan (Leadership) .......................................................45 5. Kepercayaan Diri (Self Confident)...............................................46 6. Kompetensi Khusus Pendidik PAI..........................................46 7. Indikator Kompetensi Kepribadian Perspektif Al-Qur’an......................................................................................47 C. Kompetensi Pedagogis.....................................................51 1. Memahami Konsep-Konsep Dasar Pendidikan ....................51 2. Merencanakan Pembelajaran.....................................................51 3. Mengelola Kelas...........................................................................51 4. Menerapkan Teknologi dalam Pembelajaran..........................51 5. Mengevaluasi Pembelajaran.......................................................51 6. Membangun Hubungan dengan Peserta Didik......................51 7. Berkomunikasi dengan Orang Tua dan Rekan Kerja............52 D. Kompetensi Sosial........................................................... 52 1. Kemampuan Berkomunikasi.....................................................52 2. Kemampuan Berkolaborasi .......................................................52 3. Kemampuan Memimpin............................................................52 4. Kemampuan Menyelesaikan Konflik.......................................52 5. Kemampuan Empati...................................................................52 6. Kemampuan Membangun Hubungan.....................................53 7. Kemampuan Mengelola Stres ...................................................53 E. Kompetensi Profesional .................................................. 53 1. Keterampilan Dasar (Basic Skill)...............................................53 2. Keterampilan Khusus Bidang Profesi......................................54 3. Keterampilan Teknis...................................................................54 4. Keterampilan Analisis.................................................................54


xi 5. Kemampuan Mengomunikasikan Ide dan Gagasan............. 54 6. Kemampuan untuk Beradaptasi............................................... 54 7. Kemampuan untuk Bekerja secara Tim.................................. 55 8. Kemampuan untuk Belajar secara Mandiri ............................ 55 F. Rangkuman .....................................................................56 G. Latihan.............................................................................56 BAB IV SUPERVISI PENDIDIKAN.......................................57 A. Hakikat Supervisi ............................................................57 B. Prinsip-Prinsip Supervisi Pendidikan ..............................58 1. Prinsip Objektivitas dan Berkeadilan ...................................... 59 2. Prinsip Partisipatif...................................................................... 59 3. Prinsip Kolaboratif..................................................................... 59 4. Prinsip Pengembangan .............................................................. 59 5. Prinsip Transparansi................................................................... 59 6. Prinsip Kontinuitas .................................................................... 59 C. Macam-Macam Supervisi Pendidikan .............................60 1. Supervisi Klinis........................................................................... 60 2. Supervisi Nonklinis.................................................................... 62 3. Supervisi Kolaboratif................................................................. 62 4. Supervisi Formatif...................................................................... 62 5. SupervisiSumatif ......................................................................... 62 6. Supervisi Individual.................................................................... 62 7. Supervisi Kelompok................................................................... 63 D. Teknik Komunikasi Supervisi..........................................63 E. Rangkuman .....................................................................67 F. Latihan.............................................................................67 BAB V MENJAGA CITRA GURU...........................................68 A. Pengertian Citra Guru......................................................68 B. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Citra Guru.................68 1. Kompetensi ................................................................................. 69 2. Sikap.............................................................................................. 69 3. Penampil (Performance)................................................................ 69 4. Pengalaman Pribadi.................................................................... 69 5. Media ............................................................................................ 69 6. Lingkungan Sosial dan Budaya................................................. 69


xii 7. Kepuasan Peserta Didik.............................................................69 8. Kepuasan Orang Tua..................................................................69 C. Komitmen Guru .............................................................. 69 1. Meningkatkan Kualitas Pendidikan..........................................70 2. Meningkatkan Kompetensi........................................................70 3. Memotivasi Peserta Didik..........................................................70 4. Memberikan Perhatian Individu ...............................................70 5. Menjaga Keamanan dan Keselamatan Peserta Didik............70 6. Menghargai Keberagaman .........................................................70 7. Menjalin Komunikasi yang Baik ...............................................70 8. Menjaga Integritas.......................................................................70 D. Rangkuman......................................................................71 E. Latihan.............................................................................71 BAB VI ORGANISASI PROFESI GURU ............................... 72 A. Urgensi Organisasi Profesi Guru .................................... 72 1. Dasar Konstitusi Indonesia .......................................................72 2. Meningkatkan Kualitas Pendidikan..........................................72 3. Dasar Agama................................................................................73 B. Tujuan Organisasi Profesi Guru ..................................... 74 1. Meningkatkan Kualitas Guru ....................................................74 2. Meningkatkan Kesejahteraan Guru..........................................74 3. Menjaga Etika Profesi.................................................................74 4. Menghadapi Perubahan dalam Bidang Pendidikan ...............74 5. Meningkatkan Peran Guru dalam Pembangunan Nasional ........................................................................................74 C. Macam-Macam Organisasi Profesi Guru........................ 74 1. Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) .........................75 2. Ikatan Guru Indonesia (IGI).....................................................75 3. Persatuan Guru Islam Indonesia (PGII).................................75 4. Persatuan Guru Madrasah Indonesia (PGMI) .......................75 5. Himpunan Pengajar dan Tenaga Pendidik Indonesia (HPTPI)......................................................................75 6. Asosiasi Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (AGTKI).......................................................................................75 D. Kode Etik Guru............................................................... 76


xiii E. Komponen dan Aktivitas Organisasi ...............................77 1. Struktur Organisasi..................................................................... 77 2. Anggota Organisasi .................................................................... 77 3. Visi, Misi, dan Tujuan ................................................................ 77 4. Program dan Kegiatan ............................................................... 77 5. Sumber Daya ............................................................................... 77 6. Komunikasi dan Koordinasi..................................................... 77 7. Evaluasi dan Monitoring .............................................................. 77 F. Rangkuman .....................................................................78 G. Latihan.............................................................................78 DAFTAR PUSTAKA ................................................................79 TENTANG PENULIS.............................................................81


1 BAB I SIAPA PENDIDIK ITU? A. Hakikat Pendidik Pertanyaan yang pertama kali muncul adalah siapakah pendidik itu? Apa tugas dan peranannya? Lantas apa perbedaan antara pendidik dengan guru? Menjawab pertanyaan-pertanyaan itu tidaklah mudah sebab dibutuhkan beberapa kajian dari berbagai perspektif. Dalam perspektif perundang-undangan, sebutan guru tidak termuat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (sisdiknas). Istilah guru di dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 dimasukkan ke dalam jenis pendidik. Dalam perspektif bahasa, guru dan pendidik merupakan dua hal yang berbeda. Kata pendidik (bahasa Indonesia) merupakan padanan dari kata educator (bahasa Inggris) “a person whose job is to teach or educate people”, “a person who is an expert in the theories and methods of education” yang padanannya dalam bahasa Indonesia adalah pendidik dan ahli pendidikan. Sementara itu, kata guru merupakan padanan dan kata dari kata teacher yang bermakna sebagai “One who teaches or instructs in school” atau guru adalah seseorang yang mengajar khusus di sekolah. Kata teacher juga berdekatan dengan kata tutor (guru privat/guru yang mengajar di rumah), instructor (guru, pelatih, dan lektor), trainer (pelatih atau penggembleng), dan lecturer (dosen). Di Jerman disebut “der Lehrer” yang berarti pengajar. Orang India dahulu menganggap guru atau pendidik itu sebagai orang suci dan sakti. Di Jepang, guru disebut “sensi”, artinya “yang lebih dahulu lahir”, “yang lebih tua”. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 74 Tahun 2008, yang kemudian diubah menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017 tentang guru menjelaskan bahwa sebutan guru mencakup (1) guru itu sendiri baik guru kelas guru bidang studi maupun guru bimbingan dan konseling atau guru bimbingan karier, (2) guru dengan tugas tambahan sebagai kepala sekolah, dan (3) guru dalam jabatan pengawas.


2 Beberapa negara tidak membedakan makna educator dan teacher, sebutan guru di Filipina misalnya, seperti tertuang dalam Republic Act 77841 , kata guru atau teacher dalam makna luas adalah semua tenaga kependidikan yang menyelenggarakan tugas-tugas pembelajaran di kelas secara formal. Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menetapkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Untuk menjadi profesional, guru disyaratkan memenuhi kualifikasi akademik minimum dan bersertifikat pendidik. Guru-guru yang memenuhi kriteria profesional inilah yang akan mampu menjalankan fungsi utamanya secara efektif dan efisien untuk mewujudkan proses pendidikan dan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional sehingga guru harus menjalani profesionalisasi atau proses menuju derajat profesional yang sesungguhnya secara terus-menerus, termasuk kompetensi mengelola kelas. Guru yang hebat adalah guru yang kompeten secara metodologis pembelajaran dan keilmuan tautan antara keduanya tercermin dalam kinerja selama pembelajaran pada konteks pembelajaran inilah. Guru harus memiliki kompetensi dalam mengelola semua sumber daya kelas, seperti ruang kelas, fasilitas pembelajaran, suasana kelas siswa, dan interaksi sinergisnya. Di sinilah esensi bahwa guru harus kompeten di bidang manajemen kelas atau lebih luas lagi disebut sebagai manajemen pembelajaran, lebih dari itu guru tidak hanya berfungsi sebagai agen pembelajaran, tetapi dia juga berfungsi sebagai pembentuk karakter atau Character builder, maka pengembangan dan pembinaan guru harus merengkuh semua fungsi guru, yaitu mengembangkan kecerdasan akal, kecerdasan emosional, kecerdasan mental moral, dan spiritual guru itu sendiri sebelum mereka membina para siswanya. 1 Office Of Secretary Senat Of The Phillipiness, FOURTEENTH CONGRESS OF THE REPUBLIC OF THE PHILIPPINES Firt Regular Session.


3 Pendidik dalam tradisi kependidikan Indonesia disebut guru/dosen. Sederhananya, guru bisa disebut sebagai pengajar dan pendidik sekaligus. Dalam pendidikan formal tingkat dasar dan menengah disebut guru, sedangkan pada perguruan tinggi disebut dengan dosen. Uraian singkat di atas tampak bahwa ketika menjelaskan pengertian pendidik selalu dikaitkan dengan bidang tugas atau pekerjaan. Jika dikaitkan dengan pekerjaan, variabel yang melekat adalah lembaga pendidikan. Walau secara luas pengertian pendidik tidak terikat dengan lembaga pendidikan. Ini menunjukkan bahwa pada akhirnya pendidik merupakan profesi atau keahlian tertentu yang melekat pada seseorang yang tugasnya berkaitan dengan pendidikan. Pendidik adalah tugas mulia, Ahmad Syauqi, seorang pujangga Arab memuji guru dalam syairnya: ِ ه ِ ف َ ِم و ِ ل َ ع ُ لْم ِ ل ْ ق َل ُم ْ و ُ س َ َن ر ْ ُكو َ ْن ي أَ ُ م ِ ل َ ْملع ا َ ََل *** َكاد ْ ي ْجِ التَّ ب “Berilah penghormatan kepada guru, karena hampir-hampir (derajatnya) seperti rasul” 2 Seorang pendidik dapat berperan sebagai guru, dosen, pelatih, atau mentor dalam berbagai konteks pendidikan, mulai dari pendidikan formal di sekolah hingga pendidikan informal di lingkungan masyarakat. Hamdani mensyaratkan seorang pendidik harus orang dewasa yang mempunyai rasa tanggung jawab untuk memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya demi mencapai kedewasaannya, mampu melaksanakan tugasnya sebagai makhluk tuhan, makhluk sosial, dan sebagai individu yang sanggup berdiri sendiri. Selain itu, seorang pendidik juga harus memiliki kualitas kepemimpinan (leadership), kemampuan komunikasi yang baik, dan kemampuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan aman. Pendidik harus terus belajar dan mengembangkan diri agar dapat 2 M. Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, Terj..Bustami A. Ghani (Jakarta: Bulan Bintang, 1987).hlm 135


4 memenuhi tuntutan pendidikan yang semakin kompleks dan dinamis di era globalisasi ini. Di sisi lain, dalam ajaran Islam, orang yang paling bertanggung jawab terhadap pendidikan adalah orang tua (ayah dan ibu) peserta didik. Tanggung jawab itu disebabkan oleh dua hal, yaitu pertama karena kodrat, di mana seseorang ditakdirkan menjadi orang tua atas anaknya dan karena itu ia ditakdirkan pula bertanggung jawab mendidik anaknya. Kedua karena kepentingan kedua orang tua, yaitu orang tua berkepentingan terhadap kemajuan perkembangan anaknya. Selain itu, sukses tidaknya anak mereka juga sangat tergantung pada pola pengasuhan dan pendidikan yang diberikan di lingkungan rumah tangga.3 Inilah yang tercermin dalam Q.S. Al-Tahrim (66) Ayat 6: ا ً َر َن ْ ُكم ْ ي ِ ل ْ َه ا َ و ْ ُكم َ ُس ْف ن َ اا ا ْ ُو ا ق ْ ُو ن َ آم َ ْن ي ا الَّذِ َ ه ُّ ي ٓاٰيَ “Wahai orang-orang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”. Dengan demikian, orang tua harus membekali dirinya dengan seperangkat metodologis dan wawasan kependidikan meskipun faktanya banyak yang abai atau merasa tidak mampu mendidik anaknya dan lebih cenderung menyerahkannya kepada pihak lain. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa guru dan pendidik merupakan sosok yang berperan mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal. Tugas utamanya akan efektif jika guru memiliki derajat profesionalitas, kompetensi, kemahiran, kecakapan dan keterampilan yang memenuhi standar mutu dan senantiasa menjaga kode etik tertentu. B. Subjek Pendidik Perspektif Islam Secara umum, subjek pendidik dalam perspektif pendidikan Islam setidaknya ada empat tingkatan. Pertama, Allah Swt. sebagai pendidik 3 Ahmad Tafsir, IlmuPendidikan Dalam Perspektif Islam (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994).hlm. 74


5 bagi hamba-hamba dan sekalian makhluk-Nya sehingga disebut sebagai Rabbu al‘Alamin. Kedua, Nabi Muhammad saw. sebagai utusan-Nya telah menerima wahyu dari Allah Swt. kemudian bertugas untuk menyampaikan petunjuk-petunjuk yang ada di dalamnya kepada seluruh manusia. Ketiga, orang tua sebagai pendidik dalam lingkungan keluarga bagi anak-anaknya. Keempat, guru sebagai pendidik di lingkungan pendidikan formal, seperti di sekolah atau madrasah.4 Pendidik yang tertinggi adalah Allah swt., manusia diperintahkan untuk meneladani sifat-sifat-Nya. Selanjutnya rasul-rasul-Nya, mereka adalah pendidik bagi umatnya. Mereka mencerahkan umatnya dari kejahiliahan. Gambaran tugasnya dapat ditelusuri dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah (2) ayat 151. َ ٓتب الْكِ ُ ُكم ُ م ِ ل َ ع ُ ي َ و ْ ُكم ْ ي َز كِ ُ ي َ ا و َ ن ِ ٓت آي ْ ُكم ْ لَي َ ا ع ْ لُو ْ ت َ ي ْ ْ ُكم ن ِ ًل م ْ و ُ س َ ر ْ ُكم ْ ي ِ ا ف َ لْن َ ْس َر اا ا َ َكم َن ْ و ُ لَم ْ َع ا ت ْ ُو ن ْ َ ُكو ت ْ َّما ََل ْ ُكم ُ م ِ ل َ ع ُ ي َ َ و ة َ ْكم ا ْْلِ َ و “Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu seorang Rasul (Muhammad) dari (kalangan) kamu yang membacakan ayat-ayat Kami, menyucikan kamu, dan mengajarkan kepadamu Kitab (Al-Qur'an) dan Hikmah (Sunnah), serta mengajarkan apa yang belum kamu ketahui” Dalam ayat ini ditegaskan bahwa Allah Swt. mengurus para rasul untuk mengemban tugas pendidikan, yaitu membacakan ayat-ayat Allah Swt. (yatlu ‘alaikum ayatina), menyucikan jiwa manusia (yuzakkikum), dan mengajarkan manusia kitab (Qur’an), hikmah (hadis) dan ilmu pengetahuan (yu‘allimukum al-kitab, al-hikmah, dan ma lam takunu ta‘lamun).5 Beberapa ayat lain menunjukkan bahwa para nabi dan rasul bertugas membacakan ayat-ayat Allah Swt., menyucikan jiwa manusia, dan mengajarkan manusia kitab, hikmah dan ilmu seperti terlihat dalam Q.S. Ali ‘Imran (3) ayat 164. 4 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2002).Hlm. 85 5 Rasyidin Al., Falsafah Pendidikan Islami: Membangun Kerangka Ontologi, Epistemologi Dan Aksiologi Praktik Pendidikan Islami (Bandung: Cita Pustaka Media, 2018). Hlm. 137-138


6 ْ ِهم ْ لَي َ ا ع ْ لُو ْ ت َ ي ْ ِهم ُسِ ْف ن َ ا ْ ن ِ ًل م ْ و ُ س َ ر ْ ِهم ْ ي ِ َ َث ف ع َ ْذ ب ِ ْ َْي ا ِ ن ِ م ْ ؤ ُ لَى الْم َ ع ُ ٓ َّن اّلل َ َ ْد م لَق ْْيٍ ِ َضلٓ ٍل ُّمب ْ ي ِ لَف ُ ْل ب َ ق ْ ن ِ ا م ْ ُو ْن َكان ِ ا َ و َۚ َ ة َ ْكم ا ْْلِ َ و َ ٓتب الْكِ ُ م ُ ه ُ م ِ ل َ ع ُ ي َ و ْ ِهم ْ ي َز كِ ُ ي َ ه و ِ ٓت آي “Sungguh, Allah telah memberi karunia kepada orang-orang beriman ketika (Allah) mengutus seorang Rasul (Muhammad) di tengah-tengah mereka dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayatNya, menyucikan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab (AlQur'an) dan Hikmah (Sunnah) meskipun sebelumnya mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” Demikian juga dapat ditemui dalam Q.S. Al-Jumu‘ah (62) ayat 2. َ و ُ ه ْ ِهم ْ ي َز كِ ُ ي َ ه و ِ ٓت آي ْ ِهم ْ لَي َ ا ع ْ لُو ْ ت َ ي ْ م ُ ْه ن ِ ًل م ْ و ُ س َ َْي ر ِ َ َث ِِف اْلُم ع َ ب ْ ي الَّذِ ن ْْيٍ ِ َضلٓ ٍل ُّمب ْ ي ِ لَف ُ ْل ب َ ق ْ ن ِ ا م ْ ُو ْن َكان ِ ا َ َ و ة َ ْكم ا ْْلِ َ و َ ٓتب الْكِ ُ م ُ ه ُ م ِ ل َ ع ُ ي َ و “Dialah yang mengutus seorang Rasul kepada kaum yang buta huruf dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayatNya, menyucikan (jiwa) mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (Sunnah) meskipun sebelumnya mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” Selanjutnya untuk menunaikan tugasnya, Allah menjadikan para nabi dan rasul sebagai teladan yang baik bagi seluruh manusia (uswah alhasanah) sebagaimana disebutkan dalam Q.S. Al-Ahzab (33) ayat 21.


7 َن ن َكا َ م ِ ٌ ل ة َ ن َ َس ةٌ ح َ و ْ أُس وِل ٱ َّّللِ ُ س َ ِِف ر ْ َن لَ ُكم َ ْد َكا ل ٱَل َّق َ م ْ و َ ٱلْي َ و َ ٱ َّّلل ۟ وا ُ ْج ر َ ي َ ر خِ ا ً ري ِ َكث َ ٱ َّّلل َ ذََكر َ و “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” Jelas bahwa para nabi dan rasul merupakan murabbi, mu‘allim, dan mu’addib bagi manusia dan kedudukan mereka diperoleh berkat kesempurnaan mereka sebagai manusia. Kesempurnaan para nabi dan rasul sebagai manusia dan kelak menjadi pendidik manusia adalah karena mereka dididik langsung oleh Maha Pendidik, yakni Allah Swt. Ulama adalah tingkatan ketiga sebagai pendidik, keberadaannya merupakan pewaris para nabi sebagaimana sabdanya: َ اء َ لَم ُ َّنْ الع ِ ٍل:" إ ْ ِوي ٍث طَ ْ ي دِ َ ِن ح ْ اَل ِِف ِضم َ ق َ لَّم َ س َ و ِ ه ْ لَي َ ع ُ لَّى هللا َ أَ َّن النَِِّبَّ ص ") روى أبو َ لْم ِ َّرثُواْ الع َ ا، إََّّنَا و ً ََه ْ ر ِ َل د َ ا و ً ار َ ن ْ ا دي ْ ث ُو ِ ر َ و ُ ي ْ ََل َ اء َ ي ِ ب ْ َّن األَن ِ إ َ و ِ اء َ ي ِ ب ْ ْألَن ا ُ ثَة َ ر َ و داود والرتمذي( Artinya:“Sesunggahnya Nabi saw. Bersabda (dalam hadis yang panjang):” sesungguhnya ulama itu adalah pewaris para nabi, dan para nabi tidak pernah mewariskan dinar dan dirham, tetapi sesungguhnya mereka mewariskan ilmu”. Allah menguatkan pernyataan ini sebagaimana yang tercantum dalam Q.S. Al-Fathir ayat 28. ُ اء ٰۤ لَ ٓم ُ الْع ِ ه ِ اد َ ب عِ ْ ن ِ م َ ٓ ََيْ َشى اّلل ََّّنَا ِ ا “Sesungguhnya Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepadaNya, hanyalah para ulama”


8 Istilah ulama disebut Al-Qur’an sebagai orang yang sangat takut (khasyyah) kepada Allah Swt. Selain kata ulama, Al-Qur’an menyebutkan beberapa istilah yang identik dengan ulama, yaitu al-‘alimun (orangorang berilmu), ulu al-albab (orang-orang berakal), ulu al-nuha (orangorang berakal), ulu al-‘ilm (orang-orang berilmu), dan ulu al-‘ilm (orang yang diberi ilmu). Pendidik keempat adalah orang tua meski sebenarnya dalam urutan tanggung jawab orang tua menduduki urutan pertama dalam tanggung jawab mendidik anaknya. Isyarat tanggung jawab orang tua tersebut tercantum dalam Q.S. Luqman ayat 12-19 yang artinya: ”(12). Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Lukman, yaitu ”Bersyukurlah kepada Allah! Dan barangsiapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Mahakaya, Maha Terpuji.(13). Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, ”Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.”(14). Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.(15). Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.(16). (Lukman berkata), ”Wahai anakku! Sungguh, jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di bumi, niscaya Allah akan memberinya (balasan). Sesungguhnya Allah Mahahalus, Mahateliti.(17). Wahai anakku! Laksanakanlah salat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting.(18). Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang


9 sombong dan membanggakan diri.(19). Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” Dalam ayat tersebut, dijelaskan bahwa Luqman adalah orang yang mendapatkan hikmah dari Allah Swt. dan kemudian Luqman mendidik anaknya dengan mengajarkan ketauhidan dan menolak kemusyrikan, berbuat baik kepada orang tua, mendirikan salat, ber-amar ma’ruf nahi mungkar, sabar, sederhana, dan melunakkan suara. Dengan demikian, Al-Qur’an menegaskan bahwa Allah Swt. mengamanahkan orang tua untuk mendidik anak-anak mereka. C. Ragam Terminologi dan Fungsi Pendidik Konsep pendidik dalam perspektif falsafah Pendidikan Islam merujuk kepada beberapa istilah, yaitu murabbi, mu‘allim, mu’addib, syekh,mursyid,mudarris,dan ustadz. Jika dilacak akar-akar seluruh istilah tersebut, akan terlihat bahwa penggunaan istilah tersebut terinspirasi dari Al-Qur’an, hadis, dan ijtihad ulama. Dua istilah pertama, murabbi dan mu‘allim, diambil dari Al-Qur’an. Istilah mu’addib diambil dari hadis nabi, sedangkan istilah syekh dan mursyid diambil dari tradisi tasawuf. Istilah mudarris dan ustaz diambil dari tradisi peradaban Islam, khususnya tradisi Bahasa dan Sastra Arab. Inilah makna bahwa pendidikan Islam itu bersumber dari Al-Qur’an, hadis, dan ijtihad ulama sepanjang peradaban Islam sehingga istilah pendidik pun diambil dari ketiga tradisi tersebut. Istilah-istilah tersebut selengkapnya dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Mudarris ) رسِّ )ال ُمدَ Dalam tradisi Islam, mudarris dimaknai sebagai pendidik. Secara etimologi mudarris berasal dari bahasa Arab, yaitu shigat al-ism al-fa’il dari al-fi’il al-madhi darrasa. Darrasa artinya mengajar sementara Pendidik dalam perspektif pendidikan Islam adalah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan seluruh potensi peserta didik , baik potensi afektif, kognitif, maupun psikomotorik sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.


10 mudarris artinya guru, pengajar. Kata yang mirip dengan mudarris adalah al-midras adalah suatu rumah untuk mempelajari Al-Qur’an, sama halnya dengan al-midras dalam tradisi Yahudi, adalah suatu tempat untuk mempelajari kitab mereka. Dalam bentuk al-fi’il almadhi tsulasi mujarrad, mudarris berasal dari kata darasa, mudhari’nya yadrusu mashdarnya darsan/dirasatan, artinya telah mempelajari, sedang/akan mempelajari, dan pelajaran. Mashdar dari darasa adalah dars dan durusan yang artinya hilang, hapus, dan buruk. Secara terminologi, mudarris adalah orang yang memiliki kepekaan intelektual dan informasi, serta memperbarui pengetahuan dan keahliannya secara berkelanjutan dan berusaha mencerdaskan peserta didiknya, memberantas kebodohan mereka, serta melatih keterampilan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya. Penjelasan tersebut senada dengan pendapat Al Rasyidin, menurutnya pendidik adalah orang yang berusaha menghilangkan dan memberantas kebodohan, melatih keterampilan, dan mengajarkan pengetahuan baru kepada peserta didiknya. Kata ustaz, menurutnya merujuk kepada seorang guru besar atau profesor sehingga seorang pendidik sebagai ustadz harus memiliki kualifikasi bahasa internasional dalam menjalankan serangkaian tugasnya.6 Berdasarkan pengertian tersebut, terlihat bahwa mudarris adalah orang yang mengajarkan suatu ilmu kepada orang lain dengan metode-metode tertentu dalam membangkitkan usaha peserta didik agar sadar dalam upaya meningkatkan potensinya. Dalam bahasa yang lebih ringkas mudarris adalah orang yang dipercayakan sebagai guru dalam upaya membelajarkan peserta didik. 2. Mu’allim مُ ِّ )ال ُمعَ ( ل Istilah mu’allim berasal dari al-fi’l al-madhi ‘allama, mudhari’ nya yu’allimu dan mashdarnya al-ta’lim. Artinya, telah mengajar, sedang mengajar, dan pengajaran. Kata mu’allim memiliki arti pengajar atau orang yang mengajar. Istilah mu’allim sebagai pendidik dalam hadis Rasulullah adalah kata yang paling umum dikenal dan banyak 6 Al.hlm. 135-136


11 ditemukan. Mu’allim merupakan al-ism al-fa’il dari ‘allama yang artinya orang yang mengajar. Dalam bentuk tsulasi mujarrad, mashdar dari ‘alima adalah ‘ilmun, yang sering dipakai dalam bahasa Indonesia disebut ilmu. Dalam proses pendidikan, dikenal istilah al-tarbiyyah wa al-ta’lim. Rasyid Ridha mengartikan al-ta’lim sebagai proses transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu. Kata ta’lim diambil dari firman Allah Swt. Dalam Surah AlBaqarah (2) ayat 51 sebagai berikut. َ ٓتب الْكِ ُ ُكم ُ م ِ ل َ ع ُ ي َ و ْ ُكم ْ ي َز كِ ُ ي َ ا و َ ن ِ ٓت آي ْ ُكم ْ لَي َ ا ع ْ لُو ْ ت َ ي ْ ْ ُكم ن ِ ًل م ْ و ُ س َ ر ْ ُكم ْ ي ِ ا ف َ لْن َ ْس َر اا ا َ َكم َن ْ و ُ لَم ْ َع ا ت ْ ُو ن ْ َ ُكو ت ْ َّما ََل ْ ُكم ُ م ِ ل َ ع ُ ي َ َ و ة َ ْكم ا ْْلِ َ و “Sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat kami kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat kami kepada kamu dan kami menyucikan kamu dan mengajarkan kepada kamu apa yang telah belum kamu ketahui.” Berdasarkan ayat di atas, mu’allim adalah orang yang mampu untuk merekonstruksi bangunan ilmu secara sistematis dalam pemikiran peserta didik dalam bentuk ide, wawasan, kecakapan, dan sebagainya yang ada kaitannya dengan hakikat sesuatu. Mu’allim harus memiliki kemampuan unggul dibandingkan dengan peserta didik, yang dengannya ia dipercaya mengantarkan peserta didik ke arah kesempurnaan dan kemandirian. 3. Mu’addib ب ُد ) ِّ َ ال ُمأ ( Selain kedua istilah di atas, nabi menggunakan istilah ta’dib, penanaman adab, dan pelakunya adalah mu’addib. Istilah ta’dib sebagai istilah untuk merujuk pada makna pendidik dalam Islam didasarkan pada hadis nabi sebagai berikut. ْ ِي ْ يب ِ ْد َ َت َ ن َ ْس َأَح ِ ف َّب ِِن ر َ أََّدب


12 “Tuhanku telah mendidikku dengan pendidikan yang sangat sempurna” Kata addaba yang bentuk mashdarnya adalah ta’dib juga dapat ditemukan dalam hadis nabi yang lain. لَّى َ ُل هللاِ ص ْ و ُ س َ اَل ر َ اَل: ق َ ، ق ُ ْه ن َ َ هللا ع ِضي َ ِري ر َ ْشع َى األَ ْس و ُ أَِّب م ْ َن ع َ ن َ ْس َأَح ا ف َ ه َ لَّم َ ع َ ا، و َ ه َ يب ِ َتد َ ن َ َأحس ف ُ ه َ َّمت أَ ُ ل ُ َّج َب الر ذَا أَّد ِ : »إ َ لَّم َ س َ و ِ لَيه َ ع ُ هللا ِّب َ ن َ ى، ُُثَّ آم َ ْس ي ِ ع ِ ب َ ن َ ذَا آم ِ إ َ ، و انِ َ أَجر ُ َن لَه َكا ا َ ه َ َّوج َ َز ت َ ا ف َ َه ق َ ت ْ ا، ُُثَّ أَع َ ه َ م ْ ي ِ ل ْ َع ت انِ َ ر ْ أَج ُ لَه َ ، ف ِ يه ِ ال َ و َ م َ أَطَاع َ و ُ َّه ب َ َى ر ذَا ات َّق ِ إ ُ د ْ ب َ الع َ ، و انِ َ ر ْ أَج ُ لَه َ ف “Diriwayatkan dari Abu Musa al-Asy’ari ra. Bahwa Rasulullah saw. Bersabda:” Jika ada seseorang mendidik budaknya dengan baik dan mengajarinya dengan pengajaran yang baik, kemudian membebaskan dan menikahkannya, maka baginya dua pahala, dan jika beriman dengan Isa juga dengan Ku (Muhammad) maka baginya juga dua pahala. Dan apabila seorang hamba bertakwa kepada Tuhannya serta menaati walinya maka baginya juga dua pahala”. (Shahih Bukhari, hadis nomor 3446) Dalam hadis di atas, ada kata addaba. yang artinya mendidik, sementara mu’addib artinya orang yang mendidik atau pendidik. Dalam wazan fi’il tsulasi mujarrad, mashdar aduba adalah adaban artinya sopan, berbudi baik. Al-adabu artinya kesopanan. Adapun mashdar dari addaba adalah ta’dib yang artinya pendidikan. Secara Bahasa, ta’dib merupakan bentuk mashdar dari kata addaba yang berarti memberi adab, mendidik. Adab dalam kehidupan sehari-hari sering diartikan tata krama, sopan santun, akhlak, dan budi pekerti. Anak yang beradab biasanya sering dipahami sebagai anak yang sopan yang mempunyai tingkah laku yang terpuji. Jika dirujuk ke dalam kamus bahasa Arab, Al-mu’jam al-wasith istilah mu’addib mempunya makna dasar sebagai berikut.


13 ✓ Ta’dib berasal dri kata “aduba-ya’dubu” yang berarti melatih serta mendisiplinkan diri untuk berperilaku yang baik dan sopan santun. ✓ Kata dasarnya “adaba-yadibu” yang artinya mengadakan pesta atau perjamuan yang berarti berbuat dan berperilaku sopan. ✓ Addaba mengandung pengertian mendidik, melatih, memperbaiki, mendisiplinkan, dan memberikan tindakan. Dalam kitab-kitab hadis dan kitab lain-lainya tentang agama Islam, pengertian adab adalah etika atau tata cara yang baik dalam melakukan suatu pekerjaan, baik ibadah atau mu’amalah. Karena itu ulama menggariskan adab-adab tertentu dalam melakukan suatu pekerjaan atau kegiatan sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan hadis. Adab tertentu itu misalnya, adab memberikan salam, minta izin untuk memasuki sebuah rumah, adab berjabat tangan dan berpelukan, adab hendak tidur, adab bangun tidur, adab berwudu, dan masih banyak adab-adab yang lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu karena setiap pekerjaan kita selalu didasari dengan adab. Berdasarkan tinjauan etimologi di atas, secara terminologi mu’addib adalah seorang pendidik yang bertugas untuk menciptakan suasana belajar yang dapat menggerakkan peserta didik untuk berperilaku atau beradab sesuai dengan norma-norma, tata susila, dan sopan santun yang berlaku dalam masyarakat. )ال ُمْر ِّشدُ( Mursyid. 4 Dalam tradisi tasawuf, dikenal istilah syekh dan mursyid yang bermakna guru sufi. Syekh atau guru sufi bertugas mengawasi para muridnya agar tidak menyimpang dari ajaran Islam dan terjerumus dalam dosa dan maksiat. 7 Untuk tugas itu ada empat syarat bagi seorang mursyid agar dapat memberikan petunjuk serta bimbingan kepada muridnya, yakni a. mengetahui semua hukum syara’, b. marifatullah atau mengenal Allah Swt., c. memahami teknik-teknik penyucian jiwa dalam mendidik seorang murid, d. mendapat izin 7 Ya’cub Mihmidaty, Model Pendidikan Tasawuf Pada Tariqah Shadhiliyah. (Surabaya: Pustaka Media, 2018).


14 untuk membimbing murid dari mursyid atau syekh-nya. Di sini, syekh atau mursyid menjadi perantara antara murid dengan Allah Swt. Syekh dan mursyid memiliki khalifah yang bertugas membantu syekh untuk membimbing murid pemula. Dalam konteks ini, ajaran tasawuf memiliki dimensi edukatif, terutama konsep tentang adab murid terhadap syekh atau mursyid. 8 Dengan demikian, dalam peradaban Islam sebagaimana dalam tradisi tasawuf, guru disebut syekh atau mursyid. 5. Muzakki )كي )ال ُمَز ِّ Term muzakki juga digunakan untuk pendidik, muzakki merupakan kalimat ism dalam bahasa Arab dengan shigat al-ism al-fa’il atau yang melakukan suatu perbuatan. Muzakki berasal dari al-fi’il madhi empat huruf, yaitu zakka yang artinya menyucikan, membersihkan, memperbaiki, dan menguatkan. Dalam bentuk kata lain terdapat juga tazakka artinya tashaddaq, yakni memberi sedekah, berzakat, dan menjadi baik bersih. Azzakat sama artinya dengan alThaharat dan Al- Shadaqat, yakni kesucian, kebersihan, shadaqat, dan zakat. Berdasarkan pembahasan secara bahasa di atas, secara istilah muzakki adalah orang yang membersihkan, menyucikan sesuatu agar ia menjadi bersih dan suci terhindar dari kotoran. Apabila dikaitkan dengan pendidikan Islam, muzakki mempunyai dimensi pensucian jiwa atau rohani. Jadi, pendidik bertanggung jawab untuk memelihara, membimbing, dan mengembangkan fitrah peserta didik agar ia selalu berada dalam kondisi suci dalam keadaan taat kepada Allah dan terhindar dari perbuatan yang tercela. 6. Murabbi )يِّ )ال ُمَر ب Istilah murabbi merupakan bentuk (sighah) al-ism al fail yang berakar dari tiga kata. Pertama, berasal dari kata raba-yarbu yang artinya zada-yazidu (bertambah dan tumbuh). Kedua, berasal dari kata rabiya-yarba yang mempunyai makna tumbuh (nasya’a) dan menjadi besar (tara’ra’a). Ketiga, berasal dari kata rabba, yarubbu yang artinya 8 Ja’far, ‘Tarekat Dan Gerakan Sosial Keagamaan Shaykh Hasan Maksum’, TEOSOFI: Jurnal Tasawuf Dan Pemikiran Islam, 5.2 (2015), 269–93.


15 memperbaiki, menguasai, memimpin, menjaga, dan memelihara. Kata kerja rabba semenjak masa Rasulullah saw. sudah dikenal dan dapat ditelusuri dalam beberapa ayat Al-Qur’an dan hadis nabi. Sebagaiman yang terdapat dalam Surah Al-Isra’ (17) ayat 24 ا ً ْ ري ِ غ َ ص ْ ِِن ٓ َّي ب َ ا ر َ َكم ا َ م ُ ْ َْحْه ار بِ َّر ْ ُل ق َ و ِ ة َّ ْْحَ الر َ ن ِ م ذ لِ ُّ ال َ اح َ ن َ ا ج َ م ُ ْض ََل ِ ف ْ اخ َ و “Dan ucapkanlah Wahai Tuhanku, sayangilah mereka berdua, sebagaimana ia telah menyayangiku semenjak kecil.” Dalam bentuk kata benda, kata rabba digunakan untuk Tuhan. Hal tersebut karena Tuhan juga bersifat mendidik, mengasuh, memelihara, dan bahkan menciptakan. Sebagaimana termaktub dalam Surah Al Fatihah (2) ayat 2: ن ْ َْي الْ ٓعلَمِ َ بِ ر ِ ٓ ُ ّلل ِ د ْ م َ َ ْْل ا “Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam.” Oleh karena itu, istilah murabbi mengandung makna yang luas, yaitu ✓ mendidik peserta didik agar kemampuannya terus meningkat; ✓ memberikan bantuan terhadap peserta didik untuk mengembangkan potensinya; ✓ meningkatkan kemampuan peserta didik dari keadaan yang kurang dewasa menjadi dewasa dalam pola pikir, wawasan, dan sebagainya; ✓ menghimpun semua komponen pendidikan yang dapat menyukseskan pendidikan; ✓ memobilisasi pertumbuhan dan perkembangan anak; ✓ bertanggung jawab terhadap proses pendidikan anak; ✓ memperbaiki sikap dan tingkah laku anak dari yang tidak baik menjadi yang lebih baik; ✓ rasa kasih sayang mengasuh peserta didik, sebagaimana orang tua mengasuh anak-anak kandungnya;


16 ✓ pendidik memiliki wewenang, kehormatan, dan kekuasaan terhadap pengembangan kepribadian anak; serta ✓ pendidik merupakan orang tua kedua setelah orang tuanya di rumah yang berhak atas petumbuhan dan perkembangan si anak. Secara ringkas term murabbi sebagai pendidik mengandung empat tugas utama, yaitu ✓ memelihara dan menjaga fitrah anak didik menjelang dewasa; ✓ mengembangkan seluruh potensi menuju kesempurnaan; ✓ mengarahkan seluruh potensi menuju kesempurnaan; serta ✓ melaksanakan pendidikan secara kaffah, bertahap, dan berkelanjutan. Tabel konsep dan fungsi terminologi pendidik No Terminologi Konsep Fungsi 1 Mudarris mengajar Semua terminologi tersebut berfungsi mendidik dan mengembangkan potensi manusia 2 Mu’allim transmisi ilmu pengetahuan 3 Mu’addib menanamkan adab, etika, dan kesopanan 4 Mursyid membimbing murid agar terhindar dari kemaksiatan 5 Muzakki membersihkan jiwa 6 Murabbi menjaga dan menumbuhkembangkan dan menyempurnakan D. Tugas Umum Pendidik Tugas seorang pendidik sangat penting dalam membantu peserta didik atau peserta didik mencapai potensi terbaik mereka. Mengenai tugas pendidik, ahli-ahli pendidikan Islam juga ahli pendidikan Barat telah sepakat bahwa tugas pendidik ialah mendidik. Mendidik adalah tugas yang amat luas. Mendidik itu sebagian dilakukan dalam bentuk


17 mengajar, sebagian dalam bentuk memberikan dorongan, memuji, menghukum, memberi contoh, membiasakan, dan lain-lain. Dalam AlQur’an juga dijelaskan tentang tugas seorang pendidik. Al-Qur’an telah mengisyaratkan peran para nabi dan pengikutnya dalam pendidikan dan fungsi fundamental mereka dalam pengkajian ilmu-ilmu Ilahi serta aplikasinya.9 Isyarat tersebut, salah satunya terdapat dalam Q.S. Ali Imran (3) ayat 79: ا ً اد َ ب ا عِ ْ ُو ن ْ لنَّا ِس ُكو ِ َل ل ْ ُو ق َ َ ُُثَّ ي َّوة ُ ُّ ب الن َ و َ ْكم ُ ا ْْل َ و َ ٓتب الْكِ ُ ٓ اّلل ُ ه َ ي ِ ت ْ ُّؤ َ ْن ي َ َشٍر ا ب ِ َن ل َكا ا َ م ْ ّل ِ َن ْ و ُ س ُ َْدر ت ْ ُم ت ْ ُكن ا َ ِِب َ و َ ٓتب َن الْكِ ْ و ُ م ِ ل َ ُع ت ْ ُم ت ْ ُكن ا َ ِ َْي ِب ِ ََّّبن َ ا ر ْ ُو ن ْ ُكو ْ ن ٓكِ ل َ و ِ ٓ اّلل نِ ْ ُو د ْ ن ِ م “Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al-Kitab, hikmah, dan kenabian lalu dia berkata kepada manusia: “Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah.” Akan tetapi (dia berkata): “Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani karena kamu selalu mengajarkan Al-Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.” Allah yang Mahatinggi dan Mahaagung mengisyaratkan bahwa tugas terpenting yang diemban oleh Rasulullah Saw. adalah mengajarkan alkitab, hikmah, dan penyucian diri sebagaimana yang dijelaskan di atas. Pendidik, jika ingin berhasil dalam kegiatannya mendidik anak harus mematuhi adab atau etika yang bisa dimaknai juga sebagai tugas kewajiban selaku pendidik yang telah diatur pedomannya berlandaskan nilai-nilai luhur Islam. Al-Ghazali-sebagaimana dikutipAl-Abrasy, menjelaskan tugas dan kewajiban pendidik sebagai berikut.10 Pertama, sayang kepada murid sebagaimana sayangnya kepada anaknya sendiri dan berusaha memberi pelajaran yang dapat membebaskannya dari api neraka. Oleh karena itu, tugas pendidik adalah lebih mulia 9 Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam Di Rumah, Sekolah, Dan Masyarakat (Jakarta: Gema Insani Press, 1996). Hlm. 168 10 Moh. Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1993). Hlm.150


18 daripada tugas kedua orang tua. Kedua, meneladani akhlak dan kepribadian Muhammad Saw.. Lebih jelasnya, tugas kependidikan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Mendidik dan Mengajar Tugas utama seorang pendidik adalah mendidik dan mengajar peserta didik dalam berbagai subjek atau bidang keahlian. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan, mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada peserta didik. Tugas guru sebagai pendidik dituntut untuk memiliki pengetahuan yang mendalam tentang materi yang akan disampaikannya. Oleh karena itu, pertama, seorang guru tidak boleh berhenti belajar, di samping untuk memperdalam pengetahuannya juga untuk selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama yang berkaitan dengan tugasnya. Kedua, guru sebagai model dari ilmu dan nilai yang termuat dalam mata pelajaran yang disampaikannya.11 Jadi, guru dituntut mampu mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga, guru sebagai model pribadi, ia harus mempunyai kepribadian yang baik, berdisiplin, cinta pada pelajarannya, tidak berpandangan picik, dan mempunyai idealisme yang tinggi. Moh. Uzer Usman berpendapat bahwa guru atau pendidik memiliki tugas yang banyak, baik yang terkait dengan dinas maupun di luar dinas, dalam bentuk pengabdian. Selanjutnya tugas-tugas tersebut dikelompokan dalam tiga jenis tugas guru, yakni tugas dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan, dan tugas dalam bidang kemasyarakatan.12 2. Membuat Rencana Pembelajaran Seorang pendidik harus merencanakan dan merancang kurikulum, strategi, dan metode pengajaran untuk memastikan 11 Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam (Ciputat: Logos Wacana Ilmu, 1997). 12 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006). Hlm. 6-7


19 bahwa peserta didik dapat memahami dan menguasai materi dengan baik. 3. Menilai dan Memberikan Umpan Balik Seorang pendidik harus mengevaluasi kemajuan peserta didik, memberikan umpan balik yang konstruktif, dan membantu peserta didik yang mengalami kesulitan dalam belajar. 4. Menciptakan Lingkungan Belajar yang Positif Seorang pendidik harus menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, aman, dan menarik untuk memotivasi peserta didik untuk belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. 5. Memilihkan Materi Pembelajaran yang Sesuai Memilihkan mata pelajaran yang sesuai untuk anak-anak yang kurang pandai atau bodoh. Ia tidak boleh menyebut-menyebut bahwa di belakang dari ilmu yang sedang diajarkanya masih banyak rahasia yang hanya ia sendiri mengetahuinya. Kadangkadang pendidik dengan sikap menyembunyikan semacam itu, ingin memperlihatkan dirinya sebagai seorang yang sangat dalam ilmunya sehingga orang banyak harus berpendidik kepadanya.13 Al-Ghazali mengemukakan bahwa tiap individu itu mempunyai kemampuan yang tidak sama (individual differences). Oleh karena itu, ia menganjurkan supaya pelajaran disesuaikan dengan kondisi individual masing-masing anak. 6. Menyayangi Peserta Didik Sayang kepada peserta didik sebagaimana sayangnya kepada anaknya sendiri dan berusaha memberi pelajaran yang dapat membebaskannya dari api neraka. Oleh karena itu, tugas pendidik adalah lebih mulia daripada tugas kedua orang tua. 7. Mengembangkan Keterampilan Sosial dan Emosional Seorang pendidik harus membantu peserta didik mengembangkan keterampilan sosial dan emosional, seperti kemampuan berkomunikasi, kerja sama, dan mengelola emosi yang sangat penting untuk kesuksesan dalam kehidupan. 13 Fathiyah Hasan Sulaiman, Madzahibu Fi Al Tarbiyah, Bahtsun Fi Al Madzahibi Al Tarbawi ‘inda Al Ghazali (Al Qahirah: Maktabah Nahdah, 1964). Hlm. 37


20 8. Membimbing dan Memberikan Nasihat Seorang pendidik harus membimbing peserta didik dalam pengambilan keputusan yang tepat dan memberikan nasihat dalam menghadapi tantangan akademik dan nonakademik. 9. Terus Belajar dan Mengembangkan Diri Seorang pendidik harus terus belajar dan mengembangkan diri untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan menjawab tantangan pendidikan yang semakin kompleks dan dinamis di era globalisasi ini. Tugas-tugas di atas merupakan bagian dari peran dan tanggung jawab seorang pendidik yang sangat penting dalam membantu peserta didik mencapai potensi terbaik mereka. Tabel Tugas Umum Pendidik No Tugas 1 mengajar dan mendidik 2 membuat rencana pembelajaran 3 menilai/mengevaluasi dan memberi umpan balik 4 menciptakan lingkungan belajar yang positif 5 memilihkan materi pembelajaran yang sesuai 6 menyayangi peserta didiknya 7 mengembangkan keterampilan peserta didik 8 membimbing dan memberi nasihat 9 terus belajar dan mengembangkan diri E. Kedudukan dan Peran Pendidik Kedudukan mengacu pada posisi formal atau hierarki yang dimiliki oleh seorang individu dalam konteks pendidikan. Kedudukan pendidik sangat penting dalam membentuk karakter dan membantu peserta didik mencapai potensi terbaik mereka. Kedudukan guru dalam seluruh kehidupan si murid demikian pentingnya sehingga seorang murid harus mempertimbangkan betulbetul sebelum memutuskan untuk belajar dengan seorang guru tertentu. Dalam Ta’lim Al-Muta’allim dijelaskan agar menimbang-


21 nimbang guru yang akan dipilihnya, paling tidak selama 2 bulan sehingga ia yakin bahwa guru tersebut adalah sosok yang betul-betul alim dan arif, selalu menahan diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak terpuji, dan guru tersebut harus sudah berpengalaman untuk menjadi guru. Di samping itu juga disarankan agar seorang calon murid mencari keterangan dan meminta nasihat dari orang-orang yang pernah belajar dengan guru tersebut.14 Pendidik yang tidak mempunyai kedudukan tambahan, pengaruhnya terhadap peserta didik tidak terlalu signifikan. Sebaliknya, pendidik yang mempunyai kedudukan lain dalam proses pendidikan akan disegani peserta didiknya. Beberapa kedudukan yang bisa dikerjakan oleh pendidik, misalnya sebagai guru kelas, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, wali kelas, dan guru pembimbing. Kedudukan pendidik menunjukkan tanggung jawab dan wewenang yang diberikan kepadanya berdasarkan struktur organisasi pendidikan. Peran guru merujuk pada fungsi atau tugas yang dilakukan oleh seorang individu sebagai pendidik. Peran pendidik mencakup aktivitas dan tanggung jawab yang berkaitan dengan pengajaran, bimbingan, pengembangan peserta didik, dan interaksi dengan rekan sejawat; peserta didik; dan orang tua. Peran pendidik mencerminkan bagaimana guru melaksanakan tanggung jawab mereka dalam membimbing dan mengajar peserta didik. Pentingnya peran pendidik dapat dilihat dari hasil studi yang dilakukan oleh Heyneman dan Loxly yang dilakukan di 29 negara. Studi yang dilakukan di negara- negara berkembang menunjukkan bahwa pendidik memberi kontribusi terhadap prestasi belajar anak sebesar 34 persen. Studi yang dilakukan di negara maju menunjukkan bahwa peran pendidik terhadap peningkatan prestasi pserta didik sebanyak 36 persen atau 2 persen lebih tinggi, sisanya adalah kontribusi manajemen, waktu belajar, dan sarana belajar. Dengan demikian, peran pendidik perlu mendapat perhatian yang serius. Dalam rangka melaksanakan peran mereka, pendidik dapat menggunakan kedudukan formal mereka sebagai landasan untuk 14 Zarnuji, Ta’lim Al-Muta’allim (Kudus: Menara, 1963). Hlm. 50-53


22 melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang terkait dengan posisi mereka. Perbedaan antara kedudukan dan peran guru dapat dijelaskan sebagai berikut. Kedudukan adalah posisi formal dalam struktur organisasi, sementara peran adalah tugas dan tanggung jawab yang dilakukan oleh seseorang dalam posisi tersebut. Kedudukan guru menunjukkan tempat mereka dalam hierarki pendidikan, sedangkan peran guru menggambarkan apa yang diharapkan dari mereka sebagai pengajar dan pembimbing peserta didik. Pendidik dapat berperan juga dalam pengembangan ilmu dan penjabaran luasan ilmu (innovator), bahkan juga berperan sebagai pelaksana administrasi. Peranan pendidik dapat ditinjau dalam arti luas dan dalam arti sempit. Dalam arti luas pendidik mengemban peranan–peranan sebagai ukuran kognitif, sebagai agen moral, sebagai inovator dan kooperatif.15 Berikut beberapa aktivitas yang dapat diperankan oleh pendidik. 1. Sebagai Pembimbing Seorang pendidik adalah pembimbing yang membantu peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan dan mengembangkan potensi mereka. Sebagai wali yang membantu anak didik mengatasi kesulitan dalam studinya dan pemecahan bagi permasalahan lainnya. 2. Sebagai Mentor Tujuan utama seorang pendidik sebagai mentor adalah membantu peserta didik mencapai potensi maksimal mereka dalam segala aspek kehidupan dan membantu mereka menjadi pribadi yang mandiri, tangguh, dan berhasil. Pendidik yang berperan sebagai mentor dapat memberikan dukungan dan inspirasi kepada peserta didik, membantu mereka mengatasi tantangan akademik dan nonakademik, serta membangun hubungan yang baik dan saling percaya dengan peserta didik. Mereka menjaga komunikasi terbuka, mendengarkan dengan saksama, dan merespons kebutuhan peserta didik. Guru 15 Syaiful Akhyar, Dasar-Dasar Kependidikan (Bandung: Cita Pustaka Media, 2006). Hlm. 18


23 menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung di mana peserta didik merasa nyaman dalam membagikan tantangan dan aspirasi mereka, mendengarkan dengan empati, mengakui perasaan dan pengalaman peserta didik, dan memberikan dukungan emosional. Mereka membantu peserta didik mengatasi tantangan pribadi sehingga merasa didengarkan. 3. Sebagai Model Melalui peran sebagai model, pendidik selalu memberikan contoh yang kuat bagi peserta didik dalam mengembangkan sikap, nilai, dan keterampilan yang diperlukan untuk sukses dalam kehidupan sehingga peserta didik dapat mengikuti contoh yang baik dan menjadi pribadi yang berkualitas. Selayaknya pendidik menampilkan perilaku positif yang diharapkan oleh peserta didik, mempraktikkan nilai-nilai integritas, kejujuran, tanggung jawab, kerja sama, dan sikap yang menghargai keberagaman. Dengan menjadi contoh yang baik, guru memengaruhi peserta didik dalam pembentukan karakter dan sikap mereka 4. Sebagai Peneliti dan Pengembang Sebagai peneliti, pendidik harus terlibat dalam melakukan studi, penelitian, atau pengamatan terkait bidang pengajaran mereka. Mereka mempelajari tentang temuan terkini dalam pendidikan. Penelitian ini membantu guru memperbarui pengetahuan mereka dan meningkatkan kualitas pengajaran. Pendidik pengembang berkontribusi dalam mengembangkan materi pembelajaran dan kurikulum yang relevan, menarik, dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Mereka menciptakan bahan ajar, kegiatan, dan sumber daya pendidikan yang mendukung proses pembelajaran yang efektif, mencoba metode dan strategi pengajaran yang baru dan inovatif, mengeksplorasi teknologi pendidikan, pendekatan kreatif, atau pendekatan pembelajaran berbasis proyek untuk meningkatkan pengalaman belajar peserta didik. Pendidik sebagai peneliti dan pengembang melibatkan diri dalam evaluasi terhadap pengajaran dan praktik pembelajarannya. Pendidik dapat mengumpulkan data dan umpan balik, menganalisis


24 hasilnya, dan membuat perubahan yang diperlukan untuk meningkatkan efektivitas pengajaran dan pembelajaran dan berbagi pengetahuan, temuan, dan pengalaman dengan rekan sejawat. Mampu berpartisipasi dalam diskusi, presentasi, atau publikasi untuk berkontribusi pada perkembangan bidang pendidikan secara keseluruhan. Dengan melibatkan diri dalam penelitian dan pengembangan, pendidik berperan aktif dalam memperbarui pengetahuannya, meningkatkan kualitas pengajaran, dan berkontribusi pada perkembangan pendidikan secara umum. 5. Sebagai Pemimpin Sebagai pemimpin dalam kelas, pendidik bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang aman dan teratur, mengarahkan aktivitas peserta didik agar pembelajaran dapat berlangsung efektif, serta mendorong dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Pendidik juga dapat menginspirasi peserta didik, memberikan umpan balik positif, dan merangsang minat mereka untuk belajar. Pendidik sebagai pemimpin mengelola waktu secara efisien dalam kelas, menyusun jadwal pembelajaran, menentukan prioritas, dan mengatur aktivitas sehingga peserta didik dapat memanfaatkan waktu secara maksimal, berinteraksi dengan peserta didik, orang tua, dan rekan sejawat dengan cara yang efektif. Pendidik juga harus mendengarkan, berkomunikasi dengan jelas, dan membangun hubungan yang saling menghormati. Pendidik dalam hal ini juga berperan sebagai penghubung antara peserta didik, sekolah, dan komunitas. Pendidik harus mengambil keputusan yang berkaitan dengan pembelajaran dan kesejahteraan peserta didik. Keputusan ini termasuk memilih metode pengajaran yang tepat, menetapkan tugas dan penilaian, serta merespons kebutuhan individual peserta didik. Dalam proyek kolaboratif atau kegiatan kelompok, pendidik/guru sebagai pemimpin mengelola tim peserta didiknya, mampu memfasilitasi kerja sama, mendorong partisipasi semua anggota tim, dan membantu dalam pemecahan konflik.


25 Melalui peran sebagai pemimpin, pendidik bertugas mengarahkan, memotivasi, dan mengelola kelas serta menciptakan lingkungan yang mendukung pembelajaran dan perkembangan peserta didik. 6. Sebagai Warga Masyarakat Seorang pendidik adalah bagian dari masyarakat dan memiliki tanggung jawab untuk membantu memajukan pendidikan dan mengatasi masalah-masalah sosial yang dihadapi oleh masyarakat. Kedudukan seorang pendidik sangat penting dalam masyarakat karena memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan membantu peserta didiknya mencapai potensi terbaik mereka. Peran pendidik sangat penting dalam membentuk karakter, sikap, perilaku peserta didik, serta membantu mereka mencapai potensi terbaik mereka. Pendidik dalam rangka pengajaran dituntut untuk melakukan kegiatan yang bersifat edukatif dan ilmiah. Oleh karena itu, peran pendidik tidak hanya sebagai pengajar, tetapi sekaligus sebagai pembimbing, yaitu sebagai wali yang membantu anak didik mengatasi kesulitan dalam studinya dan pemecahan bagi permasalahan lainnya. 7. Sebagai Fasilitator Tugas seorang fasilitator dalam pendidikan adalah memfasilitasi atau memudahkan proses pendidikan dan pembelajaran, seperti menyediakan struktur, mengarahkan percakapan, memfasilitasi pemecahan masalah, dan menciptakan lingkungan yang aman dan terbuka. Fasilitator juga bertanggung jawab untuk menjaga keadilan, memastikan semua peserta didik terlibat, dan mendorong kolaborasi dan partisipasi aktif dari setiap peserta didik. Fasilitator juga harus memberikan bantuan dan dukungan yang diperlukan untuk memastikan bahwa peserta didik dapat memahami dan menguasai materi dengan baik. 8. Sebagai Motivator Sebagai motivator, pendidik harus mampu merangsang, menginspirasi, dan memotivasi peserta didik atau peserta didik untuk mencapai potensi maksimal mereka. Pendidik motivator mendorong semangat belajar, mengembangkan kepercayaan diri,


26 dan membantu peserta didik mengatasi hambatan atau tantangan yang mereka hadapi. Mereka menggunakan strategi motivasi, seperti memberikan pujian, memberikan tujuan yang jelas, memberikan dukungan emosional, dan mengidentifikasi kepentingan atau minat peserta didik untuk meningkatkan motivasi belajar dan prestasi akademik mereka. Terbangunnya rasa percaya diri peserta didik dalam proses pendidikan merupakan faktor utama yang dapat membantu mencapai tujuan mereka. 9. Sebagai Inovator Pendidik yang inovatif adalah yang dinamis, bergerak, tidak jumud atau stagnan. Pendidik harus aktif dalam mencari informasi terbaru tentang pendidikan, metode pengajaran, teknologi, dan tren terkini dalam bidang pendidikan. Mereka dapat mengikuti seminar, konferensi, workshop, atau melibatkan diri dalam jaringan profesional untuk terus memperbarui pengetahuan mereka. Dinamika pendidik akan menumbuhkan kreativitas, menciptakan materi pembelajaran yang menarik dan relevan, atau menggabungkan teknologi pendidikan untuk meningkatkan pembelajaran, menciptakan lingkungan kelas yang mendorong eksplorasi, eksperimen, dan pemecahan masalah kreatif. Mereka dapat memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk bereksperimen dan berbagi ide-ide baru tanpa takut membuat kesalahan. Pendidik dapat mengadopsi dan mengintegrasikan teknologi pendidikan yang relevan dalam proses pembelajaran. Mereka dapat menggunakan perangkat lunak, aplikasi, atau alat bantu digital lainnya untuk meningkatkan interaksi, keterlibatan, dan efektivitas pembelajaran. Selalu berupaya untuk berkolaborasi dengan rekan sejawat, staf sekolah, atau pihak eksternal, seperti organisasi nonpemerintah atau komunitas pendidikan untuk berbagi ide, pengalaman, dan praktik terbaik. Kolaborasi dapat memperluas wawasan dan memicu inovasi. Evaluasi dan refleksi terus menerus terhadap metode pengajaran mereka dan merenungkan hasilnya. Mereka dapat


27 mengumpulkan umpan balik dari peserta didik, mencatat apa yang berhasil dan tidak berhasil, dan menggunakan informasi ini untuk melakukan perubahan dan penyesuaian yang diperlukan. Inovasi sering kali melibatkan pengambilan risiko. Guru perlu bersedia mencoba pendekatan baru, menghadapi tantangan, dan belajar dari kegagalan. Dengan terbuka menerima risiko, guru dapat menemukan solusi baru yang lebih efektif dan inovatif dalam pembelajaran. Guru sebagai pendidik yang memiliki komitmen terhadap upaya perubahan dan reformasi. Guru diharapkan mempunyai ilmu pengetahuan, kecakapan, serta keterampilan yang mendorong terhadap ide pembaharuan.16 10. Sebagai Evaluator Seorang pendidik harus mampu mengevaluasi kemajuan peserta didik secara berkala, memberikan umpan balik yang konstruktif, dan mengidentifikasi area yang memerlukan perhatian lebih dalam pembelajaran peserta didik. Yang tidak kalah penting adalah mengevaluasi dirinya semdiri (muhasabah). Semua itu dilakukan utnk kemajuan dirinya dan peserta didiknya. 11. Sebagai Penghubung dengan Masyarakat Seorang pendidik harus berperan sebagai penghubung antara peserta didik dan masyarakat, membantu peserta didik memahami peran mereka dalam masyarakat dan bagaimana mereka dapat memberikan kontribusi yang positif. 12. Sebagai Sumber Inspirasi Seorang pendidik harus menjadi sumber inspirasi bagi peserta didik, memberikan motivasi dan inspirasi untuk mencapai tujuan mereka, serta membantu peserta didik membangun mimpi dan ambisi yang tinggi. Peran pendidik sangat penting dalam membentuk karakter, sikap, perilaku peserta didik, serta membantu mencapai potensi terbaik mereka. Oleh karena itu, seorang pendidik harus memiliki 16 Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010). Hlm. 135


28 komitmen yang kuat dan bersemangat untuk mendidik dan membimbing peserta didik. F. Sifat-Sifat Pendidik Seorang pendidik harus memiliki sifat-sifat tertentu yang membantunya dalam membimbing dan mendidik peserta didik secara efektif. Nawawi membagi sifat-sifat pendidik menjadi tiga, yaitu sifat jasmaniyah, sifat aqliyah, dan sifat khuluqiyah.17 1. Sifat-sifat jasmaniyah, yaitu • sehat dan kuat badannya; • bersih dan suka kebersihan; • indranya kuat; • gerakannya luwes dan lembut; serta • bebas dari cela/aib yang mengganggu tugasnya. 2. Sifat-sifat aqliyah, yaitu • mempunyai kesiapan, baik lahir maupun batin dalam menghadapi tugasnya; • mempunyai kekuatan intelektual yang kuat; • mempunyai pengetahuan yang luas (ghazīru al- mādah); • memahami kaidah-kaidah pendidikan dan pembelajaran; serta • mempunyai kesenangan dan kemampuan analisis. 3. Sifat-sifat khuluqiyah (moral), yaitu • ikhlas, zuhud, dan tekun dalam melaksanakan tugasnya; • mempunyai wibawa di depan peserta didiknya; • siap menjadi teladan dalam segala gerak-geriknya; • menjaga sifat-sifat terpuji dan mulia; • pandai bergaul dengan peserta didiknya secara benar dan edukatif; • bersikap adil, Ngalim Purwanto berpendapat bahwa sifat yang harus dimiliki oleh seorang guru atau pendidik adalah adil (tidak pilih kasih), percaya dan senang kepada murid-muridnya, sabar 17 Saifurrahman Nawawi, Nilai Pendidikan Sufistik K.H. Imam Zarkasyi (Yogyakarta: SUKA-Press, 2018). Hlm. 174


29 dan rela berkorban, berwibawa di hadapan anak didiknya, bersikap baik terhadap guru-guru lainnya, bersikap baik terhadap masyarakat, suka dan menguasi mata pelajarannya, berpengetahuan luas; • penuh kasih saying, seorang pendidik harus memiliki kasih sayang dan kepedulian yang besar terhadap peserta didik, membantu mereka merasa dihargai dan didengar dalam lingkungan belajar; • sabar, seorang pendidik harus sabar, mengerti bahwa setiap peserta didik belajar pada kecepatan yang berbeda dan mampu menangani berbagai tantangan yang muncul dalam proses belajar mengajar; • fleksibel, seorang pendidik harus fleksibel dan dapat menyesuaikan pendekatan belajar mengajar dengan kebutuhan dan gaya belajar peserta didik; • kreatif, seorang pendidik harus kreatif dalam merancang kegiatan dan materi pembelajaran sehingga peserta didik tetap tertarik dan terlibat dalam proses belajar; • peduli, seorang pendidik harus peduli terhadap perkembangan peserta didik dalam berbagai aspek, baik akademik maupun nonakademik; • mendengarkan, seorang pendidik harus mampu mendengarkan peserta didik dengan baik, memberikan perhatian penuh pada kebutuhan, dan masalah yang dihadapi peserta didik; • penuh semangat, seorang pendidik harus memiliki semangat dan antusiasme dalam belajar dan mengajar sehingga dapat menginspirasi peserta didik untuk belajar dengan semangat dan antusiasme yang sama; • konsisten, seorang pendidik harus konsisten dalam menerapkan aturan dan disiplin, memberikan sanksi yang adil, serta membangun lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi peserta didik; • menghargai keragaman, seorang pendidik harus menghargai keragaman peserta didik dalam hal kebudayaan, agama, dan latar


30 belakang, serta mendorong peserta didik untuk saling menghormati dan bekerja sama; serta • bertanggung jawab, seorang pendidik harus bertanggung jawab atas tugasnya sebagai pendidik, termasuk mempersiapkan materi pembelajaran yang baik, mengevaluasi kemajuan peserta didik, dan membangun hubungan yang baik dengan peserta didik, orang tua, dan rekan kerja. Sifat-sifat di atas sangat penting bagi seorang pendidik untuk membimbing dan mendidik peserta didik dengan efektif. Oleh karena itu, seorang pendidik harus selalu mengembangkan dirinya, meningkatkan kemampuan dan keterampilannya, dan selalu berkomitmen untuk memberikan pendidikan yang berkualitas bagi peserta didik. G. Spirit dan Ruh Guru Spirit guru dan ruhnya sangat menentukan keberhasilan pendidikan, guru yang mendidik tanpa menjiwai ibarat robot yang didesain untuk mengajar. Mungkin ia mampu melaksanakan tugas-tugasnya secara lahir. Namun, hakikatnya ia tidak mampu menembus relung hati dan jiwa peserta didiknya. Spirit guru diperlukan agar ikatan batin guru dengan peserta didiknya dapat tembus. Ingat, ada pernyataan berikut. ِ ِس َر الُمد ُ ْح و ُ ر َ و ِ َة ق ْ ِري ال طَ َ ن ِ ُّ م م َ أَه ُ ِس َر الُمد َ و ِ ََّدة املا َ ن ِ ُّ م م َ أَه ُ َة ق ْ ِري الطَ ِ ه ْسِ َف ِ ِس ن َر الُمد َ ن ِ ُّ م م َ أَه “Metode Pembelajaran itu lebih penting dari pada substansi materi, guru lebih penting dari pada metode, dan ruh/spirit guru lebih penting dari pada guru itu sendiri”. H. Pendidik Meneladani Rasulullah saw. Meneladani Rasulullah saw. adalah salah satu upaya yang harus dilakukan oleh seorang pendidik muslim secara berkesinambungan. Meneladani Rasulullah saw. artinya mengikuti dan mencontoh tindakan, perilaku, dan ajarannya dalam kehidupan sehari-hari.


31 Seorang pendidik muslim harus mengamalkan ajaran Islam dalam tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik sehingga dapat menjadi teladan bagi peserta didik dan memotivasi mereka untuk mengembangkan akhlak mulia dan berperilaku baik. Beruswah kepada Rasulullah saw. juga berarti memahami dan mengamalkan prinsip-prinsip Islam dalam pendidikan, seperti mengajarkan nilai-nilai kejujuran, kesabaran, kasih sayang, toleransi, dan kerja sama. Seorang pendidik muslim harus memastikan bahwa pembelajaran di kelas tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam, melainkan memberikan nilai tambah pada keimanan dan keislaman peserta didik. Dalam meneladani Rasulullah saw., seorang pendidik muslim juga harus senantiasa memperhatikan aspek spiritual peserta didik. Menanamkan kecintaan dan kecakapan dalam ibadah, seperti salat, membaca Al-Qur'an, zikir, dan lain-lain juga menjadi bagian dari tugas seorang pendidik muslim. Dengan demikian, seorang pendidik dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan keimanan dan kecintaan mereka kepada Allah Swt. serta membantu mereka untuk menjadi hamba yang bertakwa dan berguna bagi sesama. Secara khusus, Nabi Muhammad saw. sebagai nabi dan rasul memiliki sifat-sifat yang luhur dan agung. Allah Swt. memerintahkan Nabi Muhammad saw. untuk meneladani sifat-sifat terpuji para nabi dan rasul terdahulu sebagaimana dijelaskan dalam Q.S. Al-An‘am ayat 90: 18 َ و ُ ْن ه ِ ا ا ً ر ْ َج ا ِ ه ْ لَي َ ع ْ َلُ ُكم ْ َس َّلا ا ْ ُل ق ْ ه َدِ ْت اق ُ م ُ ٓدىه ُ ِه ب َ ف ُ ٓ َى اّلل َد ه َ ْن ي َك الَّذِ ِٕى ٰۤ ٓ ُول ا ْ َْي لْ ٓعلَمِ ِ ٓى ل ْكر ِ َّل ذ ِ ࣖ ا “Mereka itulah (para nabi) yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah (Muhammad), “Aku tidak meminta imbalan kepadamu dalam menyampaikan (Al-Qur'an).” Al-Qur'an itu tidak lain hanyalah peringatan untuk (segala umat) seluruh alam.” 18 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an. Bandung: Mizan, 2018 (Bandung: Mizan, 2018). Hlm. 57-58


32 Shihab menyebutkan bahwa Nabi Nuh memiliki sifat gigih dan tabah, Nabi Ibrahim memiliki sifat pemurah dan tekun beribadah, Nabi Daud memiliki sifat syukur, Nabi Yahya dan Nabi ‘Isa memiliki sifat zuhud, Nabi Yusuf memiliki sifat gagah dan sabar, Nabi Musa memiliki sifat berani dan tegas, sedangkan Nabi Harun memiliki sifat yang lembut. Sebagaimana Nabi Muhammad Saw. diperintahkan untuk meneladani sifat-sifat terpuji para nabi dan rasul, para pendidik muslim juga harus meneladani sifat-sifat istimewa dan terpuji yang ditampilkan orang para nabi dan rasul yang sukses memainkan peran sebagai murabbi, mu‘allimdan, dan mu’addib bagi umatnya masing-masing, sedangkan tugas pendidik dalam perspektif pendidikan islami mengacu kepada tiga hal berikut. (1) Pendidik muslim bertugas melanjutkan tugas-tugas para nabi dan rasul sebagaimana dijelaskan dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 151, Q.S. Ali ‘Imran ayat 164 dan Q.S. Al-Jumu‘ah ayat 2. Ketiga ayat ini menjelaskan bahwa Allah sebagai Maha Pendidik mengurus para nabi dan rasul untuk tiga tugas. Pertama, membacakan ayat-ayat Allah kepada manusia. Kedua, mengajarkan hikmah kepada manusia. Ketiga, mengajarkan ilmu kepada manusia. Karena itu tugas pendidik muslim adalah melanjutkan tugas-tugas para nabi dan rasul, yaitu mendidik peserta didik dalam hal ayat-ayat Allah, hikmah dan ilmu. (2) Pendidik muslim bertugas mengantarkan peserta didik untuk mencapai tujuan hidupnya, yaitu bersyahadat kepada Allah Swt. (Q.S. Al-A’raf ayat 172) ْ ُت لَس َ ا َۚ ْ ِهم ُسِ ْف ن َ لٓاى ا َ ع ْ م ُ َه د َ َ ْشه ا َ و ْ م ُ َه َّت ي ِ ذُر ْ م ِ ِره ْ و ُ ظُه ْ ن ِ م َ م َ آد ا ْ ِِن َ ب ْۢ ْ ن ِ َك م ُّ ب َ َذ ر َ َخ ْذ ا ِ ا َ و ن ْ َْي ِ ل ِ ٓهَذا ٓغف ْ َن ََّن ُكنَّا ع ِ ا ِ ة َ ٓم ي ِ الْق َ م ْ و َ ا ي ْ لُو ْ ُو َق َ ْن ت ۛا َ َشِهْدَن لٓىۛ َ ا ب ْ الُو َ ق ْ ُكم ِ ب َ ر ِ ب “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini.”


33 Menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah yang senantiasa beribadah kepada-Nya (Q.S. Al-Dzariyat 53). نِ ْ ُو د ُ ب ْ ع َ ي ِ َّل ل ِ ا َ ْس ن اْلِ َ َّن و ُت ا ْْلِ ْ لَق َ ا خ َ م َ و “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku”. Dan mengemban tugasnya sebagai khalifah Allah Swt. di bumi (Q.S. Al-Baqarah ayat 30)19 ُ د ْسِ ُّف ي ْ ن َ ا م َ ه ْ ي ِ ف ُ َل َََتْع اا ا ْ الُو َ ً ق َة ف ْ ي ِ ل َ ِض خ ْ ِِف اْلَر ٌ ل اعِ َ ج ْ ّن ِ ِ ا ِ ِٕى َكة ٰۤ لٓ َ لْم ِ َك ل ُّ ب َ اَل ر َ ْذ ق ِ ا َ و ا َل َ م ُ لَم ْ َع ا ا ْ ّن ِ ِ اَل ا َ َك ق لَ ُ َ دِس ُق ن َ َك و دِ ْ م َ ِبِ ُ ِح ب َ ُس ن ُ ََنْن َ و َۚ َ ء ٰۤ ا َ م دِ ُك ال ِ ف ْ َس ي َ ا و َ ه ْ ي ِ ف َن ْ و ُ لَم ْ َع ت “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi”. Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. (3) Pendidik bertugas untuk meneruskan tugas para ulama sebagai penyampai pesan-pesan agama kepada peserta didiknya, pemutus masalah peserta didiknya secara bijaksana, penjelas masalah agama kepada peserta didiknya berdasarkan kitab suci, dan pemberi teladan yang baik kepada peserta didiknya. Quraish Shihab, 20menguatkan bahwa seorang muslim harus berakhlak dengan akhlak Allah Swt. sesuai dengan kemampuannya sebagai makhluk dan ini merupakan perintah nabi kepada umatnya. 19 Al. Hlm. 142-143 20 Shihab.hlm. 512


34 Karenanya pendidik muslim harus bisa mengaktualisasikan al-asma’alhusna dalam kehidupannya sebagai pendidik. Sekadar contoh, seorang pendidik muslim harus memiliki sifat seperti pengasih, penyayang, penyabar, adil, bijaksana, dan pemaaf. Nabi dan rasul sebagai murabbi, mu‘allim dan mu’addib menampilkan diri mereka sebagai manusia sempurna yang memiliki akhlak yang agung (khuluq ‘azhim). Dalam kajian teologi, wujud iman kepada para nabi dan rasul adalah meyakini bahwa para nabi dan rasul memiliki sifat-sifat istimewa dan terpelihara dari sifat-sifat tercela. Menurut M. Taib, di antara sifat para nabi dan rasul yang terpenting adalah siddik, amanah, tabligh, dan fathanah. Dalam kitab al-Jawahir al-Kalamiyah, makna siddik adalah para nabi membawa ajaran yang benar sehingga tidak mungkin mereka berbohong. Para nabi juga bersifat amanah, maksudnya adalah bahwa mereka terpelihara dari segala hal yang tidak diridai Allah Swt. Para nabi juga bersifat tabligh, artinya mereka menyampaikan semua perintah Allah Swt. dan menjelaskannya dengan penjelasan yang jernih. Para nabi juga bersifat fathanah, artinya mereka merupakan manusia paling sempurna dari aspek kecerdasan dan pemahaman terhadap kehidupan. Karena itu para nabi dan rasul tidak memiliki sifat al-kazib (dusta), al-‘ishyan (durhaka), al-kitman (menyembunyikan), dan al-ghaflah (pelupa). Dalam konteks ini, para pendidik muslim harus meniru sifat-sifat mulia para nabi dan rasul sebagai bentuk ketaatan kepada mereka. 21 Dengan demikian, meneladani Rasulullah saw. adalah kewajiban yang harus dikerjakan oleh seorang pendidik muslim. Dengan mengikuti ajaran Nabi Muhammad saw., seorang pendidik dapat memberikan pendidikan yang berkualitas dan bermanfaat bagi peserta didik serta membantu mereka untuk menjadi individu yang berakhlak mulia tanpa beban moral bagi dirinya. I. Rangkuman Berdasarkan uraian pada bab I di atas dapat disimpulkan sebagai berikut. 21 Asrul Daulay and Ja’far, Falsafah Pendidikan Islami: Menguak Nilai-Nilai Pendidikan Dalam Tradisi Islam (Medan: Perdana Publishing, 2016). Hlm. 279-296


35 1. Istilah guru di dalam UU Nomor 20 tahun 2003 dimasukkan ke dalam jenis pendidik. 2. Hierarki pendidik dalam pendidikan Islam ada empat, yaitu Allah Swt., Rasulullah saw., orang tua, dan guru. 3. Ragam terminologi pendidik dalam perspektif falsafah pendidikan Islam merujuk kepada beberapa istilah, yaitu murabbi, mu‘allim, mu’addib, syekh, mursyid, mudarris,dan ustadz. 4. Pendidik berperan sebagai pembimbing, mentor, peneliti dan pengembang, pemimpin, warga masyarakat, fasilitator, motivator, inovator, evaluator, serta inspirator. 5. Sifat-sifat yang harus dimiliki pendidik adalah sifat jasmaniyah yang sempurna, sifat aqliyah, dan sifat khuluqiyah. 6. Metode itu lebih baik dari sekadar substansi materi, guru lebih baik dari metode, dan spirit guru lebih baik dari guru itu sendiri. 7. Pendidik hendaknya meneladani Rasulullah saw. karena beliau juga mengemban amanat untuk mendidik umatnya. J. Latihan Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut! 1. Siapakah hakikat pendidik itu? 2. Sebutkan ragam terminologi pendidik? Terangkan masing-masing! 3. Apa sajakah tugas umum pendidik? 4. Mengapa pendidik harus mempunyai ruh/spirit? 5. Sifat-sifat apa sajakah yang harus dimiliki oleh seorang pendidik?


36 BAB II PROFESIONALISME GURU A. Pengertian Profesi dan Urgensi Profesionalisme Profesi berasal dari kata profession yang artinya pekerjaan, sedangkan profesional adalah orang yang ahli dalam suatu pekerjaan. Dalam KBBI, istilah profesi dimaknai sebagai bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan dan keahlian tertentu.22 Danim mengutip pendapat Howard M. Vollmer dan Donal L. Mills bahwa profesi adalah suatu pekerjaan yang menuntut kemampuan intelektual khusus yang diperoleh melalui kegiatan belajar dan pelatihan yang bertujuan untuk menguasai keterampilan dan keahlian dalam melayani atau memberikan advis pada orang lain dengan imbalan upah atau gaji tertentu.23 Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 Bab I Pasal 1 ayat 4 menjelaskan bahwa profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran dan kecakapan yang memenuhi standar mutu dan norma tertentu, serta memerlukan pendidikan profesi.24 Dengan demikian, untuk mencapai profesi tertentu diperlukan prosedur intelektual yang harus dipelajari secara berjenjang sehingga dapat diterapkan untuk kemaslahatan orang lain. Berbeda dengan pekerja “amatir”, meski menguasai sejumlah teknik dan keahlian tertentu, ia tidak memiliki filosofi untuk menyikapi dan melaksanakan pekerjaannya. Profesionalisme adalah sebuah komitmen yang berkaitan dengan sikap, perilaku, dan kualitas yang diperlukan dalam menjalankan suatu 22 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III (Jakarta: Balai Pustaka, 2005).Hlm. 897 23 Sudarmin Damin, Profesionalisasi Dan Etika Profesi Guru (Bandung: Alfabeta, 2010). Hlm. 56 24 Sekretariat Negara Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah 74 tahun 2008 Tentang Guru.


Click to View FlipBook Version