karbida (karbida logam seperti tungsten karbida dan titanium karbida, yang
banyak digunakan sebagai bahan alat pemotong); dan nitrida (logam dan
semilogam nitrida seperti titanium nitrida dan boron nitrida, digunakan sebagai
alat pemotong dan gerinda abrasif).
Untuk keperluan pemrosesan, keramik dapat dibagi menjadi keramik
kristal dan gelas. Metode pembuatan yang berbeda diperlukan untuk kedua jenis
tersebut. Keramik kristal adalah dibentuk dengan berbagai cara dari bubuk dan
kemudian dibakar (dipanaskan sampai suhu di bawah titik leleh untuk mencapai
ikatan antara bubuk). Keramik kaca (yaitu, kaca) dapat dicairkan dan dicor, dan
kemudian dibentuk dalam proses seperti peniupan kaca tradisional.
c. Polimer
Polimer adalah senyawa yang terbentuk dari unit struktural berulang
yang disebut mers, yang atom-atomnya berbagi elektron untuk membentuk
molekul yang sangat besar. Polimer biasanya terdiri dari karbon plus satu atau
lebih unsur lain, seperti hidrogen, nitrogen, oksigen, dan klorin. Polimer adalah
dibagi menjadi tiga kategori: (1) thermoplastic polymers, (2) thermosetting
polymers, dan (3) elastomer.
Thermoplastic polymers merupakan jenis polimer yang dapat
mengalami beberapa siklus pemanasan dan pendinginan tanpa mengubah
struktur subtansial dari molekul polimer. Yang termasuk polimer jenis ini yaitu
polyethylene, polystyrene, polyvinylchloride, dan nylon. Thermosetting
polymers merupakan polimer yang mengubah (menjernihkan) secara kimia,
plastik yang dipanaskan menjadi struktur yang kaku melalui proses pendinginan.
Yang termasuk dalam jenis ini yaitu phenolics, amino resins, dan epoxies. Meski
demikian ada beberapa polimer ini di jernihkan dengan mekanisme lain selain
pemanasan. Elastomer adalah polimer yang menunjukkan sifat elastis yang
signifikan; maka dari itu dinamakan elastomer. Mereka yang termasuk dalam
jenis ini adalah karet, neoprene, silikon, dan polyurethane.
d. Komposit
Komposit tidak benar-benar merupakan kategori material yang terpisah,
mereka adalah campuran dari tiga jenis lainnya. Komposit adalah material yang
93
terdiri dari dua fase atau lebih yang diproses secara terpisah dan kemudian diikat
bersama untuk mencapai sifat yang lebih unggul. Istilah fase mengacu pada
massa material yang homogen, seperti agregasi butir struktur sel unit identik
dalam logam padat. Struktur biasa komposit terdiri dari partikel atau serat dari
satu fase dicampur dalam fase kedua, yang disebut matrix.
Komposit dapat ditemukan di alam (misalnya kayu), dan dapat
diproduksi secara sintetis. Jenis yang diproduksi secara sintetis lebih beragam.
Sifat komposit bergantung pada komponen dan bentuk fisik dari komponen, dan
cara mereka digabungkan untuk membentuk bahan akhir. Beberapa komposit
menggabungkan kekuatan tinggi dengan bobot yang ringan dan cocok untuk
aplikasi seperti komponen pesawat terbang, badan mobil, lambung kapal, raket
tenis, dan pancing. Komposit lainnya adalah kuat, keras, dan mampu
mempertahankan sifat-sifat ini pada suhu tinggi, untuk contoh, alat pemotong
karbida semen.
3. PROSES MANUFAKTUR
Secara umum kegiatan proses produksi atau manufaktur dapat dibagi
menjadi dua jenis dasar yaitu:
a. Pemprosesan
Pemprosesan atau operasi pengolahan adalah proses mengubah bahan
baku menjadi sesuatu yang memiliki kondisi yang lebih baik atau mendekati
kondisi akhir yang diinginkan.
Pemrosesan menggunakan energi untuk mengubah bentuk benda kerja,
sifat fisik, atau penampilan untuk menambah nilai materi. Bentuk-bentuk energi
meliputi mekanik, termal, listrik, dan kimia. Energi diterapkan secara terkendali
melalui mesin dan perkakas. Energi manusia mungkin juga diperlukan, tetapi
pekerja manusia umumnya dipekerjakan untuk mengontrol mesin, mengawasi
operasi, dan memuat dan membongkar bagian sebelum dan setelah setiap siklus
operasi.
b. Perakitan
94
Proses perakitan atau operasi perakitan adalah proses menggabungkan
dua atau lebih komponen yang akan dibuat suatu produk baru. Antar komponen
dapat terhubung secara permanen atau semi permanen. Proses penyambungan
permanen meliputi pengelasan, mematri, penyolderan, dan ikatan perekat.
Mereka membentuk sambungan antar komponen yang tidak dapat dengan
mudah terputus. Sedangkan penyambungan semi permanen adalah sambungan
yang dengan mudah dapat dibongkar dan dipasang kembali, contohnya
penggunaan skrup, baut, dan pengencang berulir lainnya.
Gambar 10. Uraian Proses Manufaktur
4. SISTEM PRODUKSI
Untuk beroperasi secara efektif, perusahaan manufaktur harus memiliki
sistem yang memungkinkannya beroperasi secara efisien guna mencapai tujuan
produksinya. Sistem produksi terdiri dari manusia, peralatan, dan prosedur yang
dirancang untuk kombinasi bahan dan proses yang merupakan proses
manufaktur. Sistem produksi dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu: (1)
fasilitas produksi dan (2) sistem pendukung manufaktur
95
Fasilitas produksi mengacu pada peralatan fisik dan susunan peralatan di
pabrik. Sistem pendukung manufaktur adalah prosedur yang digunakan oleh
perusahaan untuk mengelola produksi dan memecahkan masalah teknis dan
logistik yang dihadapi dalam memesan bahan, memindahkan pekerjaan melalui
pabrik, dan memastikan bahwa produk memenuhi standar kualitas. Kedua
kategori termasuk manusia. Manusia membuat sistem ini bekerja. Secara umum,
pekerja tenaga kerja langsung bertanggung jawab untuk mengoperasikan
peralatan manufaktur; dan pekerja staf profesional bertanggung jawab untuk
dukungan manufaktur.
a. Fasilitas Produksi
Fasilitas produksi terdiri dari pabrik dan produksi, alat pemproses bahan,
dan berbagai alat lain dalam pabrik. Peralatan berkaitan langsung dengan bagian
dan/atau rakitan saat proses pembuatannya. Fasilitas juga mencakup cara
peralatan dalam pabrik diatur (tata letak pabrik). Peralatan biasanya diatur ke
dalam pengelompokan yang logis; yang bisa disebut juga dengan sistem
manufaktur, seperti jalur produksi otomatis.
b. Sistem Pendukung
Untuk mengoperasikan fasilitasnya secara efisien, perusahaan harus
mengatur dirinya sendiri untuk merancang proses dan peralatan, merencanakan
dan mengontrol pesanan produksi, serta memenuhi persyaratan kualitas produk.
Fungsi-fungsi ini dapat dicapai dengan membuat sistem pendukung berupa
manusia dan prosedur yang digunakan perusahaan untuk mengelola operasi
produksinya. Kebanyakan dari sistem pendukung ini tidak secara langsung
berhubungan dengan produk, tetapi mereka merencanakan dan mengendalikan
kemajuan melalui pabrik. Fungsi sistem pendukung manufaktur yang sering
dilakukan di perusahaan diorganisasikan ke dalam departemen seperti berikut:
• Rekayasa manufaktur (manufacturing engineering). Departemen
rekayasa manufaktur bertanggung jawab untuk merencanakan proses
manufaktur dalam hal ini memutuskan proses apa yang harus digunakan
untuk membuat bagian-bagian dan merakit produk. Departemen ini juga
terlibat dalam merancang dan memesan peralatan mesin dan peralatan
96
lain yang digunakan oleh operasi, dengan kata lain departemen rekayasa
manufaktur adalah departemen untuk menyelesaikan pemrosesan dan
perakitan.
• Perencanaan dan pengendalian produksi (Production planning and
control). Depertemen ini bertanggung jawab di masalah logistik dalam
proses manufaktur seperti memesan bahan dan membeli bagian,
menjadwalkan produksi, dan memastikan departemen produksi
beroperasi secara mestinya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
• Kontrol kualitas (Quality Control). Memproduksi produk berkualitas
tinggi harus menjadi prioritas utama bagi semua orang perusahaan
manufaktur dalam lingkungan yang kompetitif saat ini. Merancang dan
membangun produk yang sesuai spesifikasi dan memuaskan atau bahkan
melebihi harapan konsumen. Upaya tersebut merupakan tanggung jawab
dari departemen Quality Control.
FF. MELAKSNAKAN DAN KONTRIBUSI TERHADAP
TATAKERJA YANG ERGONOMIS DAN
KESELAMATAN KERJA
Selalu ada resiko kegagalan (risk of failures) pada setiap proses/aktifitas
pekerjaan, baik itu disebabkan perencanaan yang kurang sempurna, pelaksanaan
yang kurang cermat, maupun akibat yang tidak disengajanseperti keadaan cuaca,
bencana alam, dll.Salah satu risiko pekerjaan yang terjadi adalah adanya
kecelakaan kerja.Saat kecelakaan kerja (work accident) terjadi, seberapapun
kecilnya, akan mengakibatkan efek kerugian (loss), oleh karena itu sebisa
mungkin dan sedini mungkin, kecelakaan/potensi kecelakaan kerja harus
dicegah/dihilangkan, atau setidak-tidaknya dikurangi dampaknya.
Penanganan masalah keselamatan kerja di dalam sebuah perusahaan
harus dilakukan secara serius oleh seluruh komponen pelaku usaha, tidak bisa
secara parsial dan diperlakukan sebagai bahasan-bahasan marginal dalam
97
perusahaan.Urusan K3 bukan hanya urusan EHS Officer saja, mandor saja atau
direktur saja, tetapi harus menjadi bagian dan urusan semua orang yang ada di
lingkungan pekerjaan. Urusan K3 tidak hanya sekedar pemasangan spanduk,
poster dan semboyan, lebih jauh dari itu K3 harus menjadi nafas setiap pekerja
yang berada di tempat kerja. Kuncinya adalah kesadaran akan adanya risiko
bahaya dan perilaku yang merupakan kebiasaan untuk bekerja secara sehat dan
selamat.
Seringkali karena alasan efisiensi kerja, terjadi kelalaian terhadap bahaya
yang mengancam, misalnya penggunaan alat yang rusak yang dapat
menimbulkan bahaya atau kecelakaan kerja. Ada juga alat yang sudah
kedaluarsa (misal: APAR) tetap digunakan dengan alasan selama ini aman-aman
saja.Upaya optimalisasi memang diperlukan tetapi harus memenuhi syarat
keselamatan dan kesehatan kerja. Banyak pihak yang kurang menyadari bahwa
biaya yang terjadi akibat adanya suatu kecelakaan kerja jauh lebih besar dan
menimbulkan bukan hanya kepada para pekerja, tetapi juga bagi pengusaha,
masyarakat ,dan lingkungan.Besarnya biaya untukrehabilitasi kecelakaan dan
penyakit akibat kerja harus ditekan dengan upaya pencegahan. Dengan demikian
diperlukan tindakan yang efisien untuk mengatasi bahaya yang timbul dalam
tempat kerja
1. ERGONOMI DAN LINGKUNGAN KERJA
Ergonomi merupakan penggabungan dua kata dari bahasa Yunani yang
diperkenalkan oleh Wojciech Jastrzebowski ilmuan Polandia pada pertengahan
abad 19, yaitu dari kata Ergos yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum.
Tujuan utama ergonomi ada dua. Pertama meningkatkan efektivitas dan efisiensi
dalam bekerja, termasuk disini bagaimana penggunaan alat yang nyaman,
menggurangi kesalahan, dan meningkatkan produktivitas. Kedua adalah
mengembangkan keselamatan, mengurangi kelelahan dan stress, penggunaan
yang menyenangkan, meningkatkan kepuasan kerja dan meningkatkan kualitas
hidup.
98
Ergonomi “ilmu tentang kerja”, pemahaman persoalan ergonomic akan
meningkatkan kinerja manusia. Lingkungan kerja, lingkungan fisik dimana
karyawan bekerja mempengaruhi kinerja, keamanan, dan kualitas pekerja
mereka. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi linkungan kerja;
• Pencahayaan sangatlah penting, tetapi tingkat pencahayaan yang layak
bergantung pada pekerjaan yang dilakukan.
• Kebisingan, tingkat kebisingan yang di atas 85dB yang terjadi terus-
menerus akan menyebabkan gangguan pendengaran permanen. Bahkan
pada tingkat rendah getaran, dan kebisingan bisa mengganggu
konsentrasi. Oleh karena itu hampir semua manajer membuat usaha yang
berarti untuk mengurangi kebisingan dan getaran dengan rancangan
mesin yang baik, dan penutup.
• Suhu dan kelembapan udara telah diettapkan dengan baik. Aktivitas
diluar daerah kenyamanan yang di tentukan harus bersiap-siap
mendapatkan kinerja yang kurang baik
2. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
Keselamatan kerja diartikan sebagai upaya-upaya yang ditujukan untuk
melindungi pekerja; menjaga keselamatan orang lain; melindungi peralatan,
tempat kerja dan bahan produksi; menjaga kelestarian lingkungan hidup dan
melancarkan proses produksi.
Kesehatan diartikan sebagai derajat/tingkat keadaan fisik dan psikologi
individu (the degree of physiological and psychological well being of the
individual). Secara umum, pengertian dari kesehatan adalah upaya-upaya yang
ditujukan untuk memperoleh kesehatan yang setinggi-tingginya dengan cara
mencegah dan memberantas penyakit yang diidap oleh pekerja, mencegah
kelelahan kerja, dan menciptakan lingkungan kerja yang sehat.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan upaya untuk
menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman, sehingga dapat mengurangi
probabilitas kecelakaan kerja /penyakit akibat kelalaian yang mengakibatkan
demotivasi dan dan defisiensi produktivitas kerja. Menurut UU Pokok
99
Kesehatan RI No. 9 Th. 1960 Bab I Pasal II ,Kesehatan Kerja adalah suatu
kondisi Kesehatan yang bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh derajat
Kesehatan setinggi-tingginya, baik jasmani ,rohani maupun social, dengan usaha
pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit atau gangguan Kesehatan yang
disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja maupun penyakit umum.
Tujuan utama dalam Penerapan K3 berdasarkan Undang-Undang No. 1
Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja yaitu antara lain :
• Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain
di tempat kerja.
• Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan
efisien.
• Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas nasional.
LATIHAN
Petunjuk Jawaban Latihan
Untuk menjawab soal latihan ini dengan benar, Anda harus membaca dan
mempelajari Kegiatan Pembelajaran 1 dalam Modul yang meliputi materi:
1. Melaksanakan dan Prtisipasi Terhadap Manajemen Operasional
2. Melaksanakan dan Prtisipasi Terhadap Terhadap Pengendalian
Proses Produksi
3. Melaksanakan dan Kontribusi terhadap Analisis Penilaian Kerja
4. Melaksanakan Tugas Pemeriksaaan Proses Produksi
5. Melaksanakan dan Kontribusi Pada Proses Manufaktur dan Sistem
Produksi
6. Melaksnakan dan Kontribusi Terhadap Tatakerja yang Ergonomis
dan Keselamatan Kerja
Soal Latihan
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan
Anda mengerjakan soal latihan berikut ini!
1. Apa tujuan dari manajemen operasional.?
2. Jelaskan fase-fase dalam pengendalian produksi.?
100
3. Dalam melakukan penilaian atau evaluasi kinerja yang efektif, ada
beberapa syarat dalam efektivitas penilaian kinerja yaitu.?
4. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis inspeksi (pemeriksaan) dalam proses
produksi.?
5. Secara umum kegiatan proses produksi atau manufaktur dapat dibagi
menjadi dua jenis dasar yaitu.?(sebutkan dan jelaskan)
RANGKUMAN
Manajemen operasional merupakan pengelolaan (perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengoordinasian, dan pengendalian) semua
kegiatan yang berhubungan dengan barang dan jasa secara langsung.
Manajemen operasional bertujuan mengatur penggunaan semua sumber
daya yang dimiliki oleh perusahaan (bahan mentah, tenaga kerja, mesin,
dan perlengkapan) sehingga proses produksi berlangsung efektif dan
efisien.
Perencanaan dan pengendalian produksi merupakan alat yang
tersedia bagi manajemen untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Perencanaan dan pengendalian produksi dapat didefinisikan sebagai “arah
dan koordinasi sumber daya perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. “Perencanaan dan pengendalian produksi membantu mencapai
aliran material tanpa terganggu melalui jalur produksi dengan
menyediakan bahan pada waktu yang tepat dan kuantitas yang dibutuhkan.
Penilaian Kerja (Performance Appraisal) yaitu suatu kajian
mengenai penilaian yang secara sistem terhadap keadaan kerja pegawai
yang dilakukan dengan formal yang berkaitan dengan standar kerja yang
sudah ditetapkan organisasi. Dengan kata lain, Penilaian Kinerja ini
menilai dan mengevaluasi keterampilan, kemampuan, pencapaian serta
pertumbuhan seorang karyawan.
Pada dasarnya, inspeksi hanya melakukan pengukuran terkait
tingkat kesesuaian dengan standar dan juga karakteristik produk yang
sudah ditentukan serta memisahkan berbagai produk yang sudah tidak
101
sesuai lagi, serta mencari akar masalah terkait ketidaksesuaian ini. Inspeksi
menjadi metode yang paling banyak digunakan oleh perusahaan
manufaktur dalam mencapai adanya keseragaman kualitas produk dan juga
standarisasi terkait produknya.
Proses manufaktur adalah mengubah bahan dasar melalui berbagai
proses, permesinan, maupun operasi yg dirancang sedemikian rupa, agar
dihasilkan produk yang dikehendaki. Lebih singkatnya proses manufaktur
adalah proses untuk mengubah bahan dasar (raw materials) menjadi
sebuah produk.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan upaya untuk
menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman, sehingga dapat
mengurangi probabilitas kecelakaan kerja /penyakit akibat kelalaian yang
mengakibatkan demotivasi dan dan defisiensi produktivitas kerja.
EVALUASI
Petunjuk:
Pilihlah salah satu jawaban yang menurut Anda paling tepat dari
beberapa alternatif jawaban yang disediakan!
Soal:
1. Semua kegiatan pengelolaan (perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengoordinasian, dan pengendalian) yang berhubungan
dengan barang dan jasa secara langsung …
a. Manajemen pengelolaan
b. Manajemen manufaktur
c. Manajemen operasional
d. Kegiatan pengelolaan
e. Kegiatan pengendalian
2. Berikut merupakan tujuan dari manajemen operasional, kecuali …
a. Meningkatkan efisiensi perusahaan (Efficiency).
102
b. Meningkatkan produktivitas perusahaan (Productivity).
c. Mengurangi biaya pengeluaran berbagai kegiatan yang
diselenggarakan oleh perusahaan (Economy).
d. Meningkatkan kualitas perusahaan (Quality).
e. Meningkatkan kualitas hasil produksi (Qualtity)
3. Arah dan koordinasi sumber daya perusahaan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Merupakan definisi dari proses.?
a. Pengendalian produksi
b. Manajemen produksi
c. Pengawasan poduksi
d. Perbaikan produksi
e. Pemerintahan produksi
4. Suatu kajian mengenai penilaian yang secara sistem terhadap keadaan
kerja pegawai yang dilakukan dengan formal yang berkaitan dengan
standar kerja yang sudah ditetapkan organisasi, adalah pengertian dari …
a. Kinerja
b. Penilaian keja
c. Penilaian produksi
d. Penilaian kualitas
e. Penilaian manufaktur
5. Adanya kaitan yang jelas antara standard tampilan kerja dari suatu tugas
dan tujuan organisasi, dan ada kaitan yang jelas antara elemen tugas dan
dimensi-dimensi yang dinilai dalam lembaran penilaian, merupakan
salah satu syarat dari efektifitas penilaian kinerja, yang disebut juga
dengan syarat …
a. Relevance
b. Sensitivity
c. Reliability
d. Acceptabulity
e. Practicaly
103
6. Metode penilaian kinerja yang melibatkan masukan evaluasi dari banyak
level dalam perusahaan sebagaimana pula dari sumber-sumber eksternal,
adalah metode…
a. Insiden kritis
b. Skala penilaian
c. Standar kerja
d. Umpan balik 360-derajat
e. Peringkat
7. Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara seksama, pemeriksaan yang
dilakukan secara langsung terkait peraturan, tugas, dll, merupakan
pengertian dari…
a. Praktek
b. Pemeriksaan
c. Pengawasan
d. Pengujian
e. Produksi
8. Proses merubah bahan baku menjadi suatu produk disebut juga dengan…
a. Merubah
b. Pengubahan
c. Manufaktur
d. Perancangan
e. Pembentukan
9. Pada proses perakitan atau penggabungan dua atau lebih komponan, yang
termasuk dalam penyambungan permanen antara lain, kecuali …
a. Skrup-baut
b. Pengelasan
c. Penyolderan
d. Pematri
e. Ikatan perekat
10. Upaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman,
sehingga dapat mengurangi probabilitas kecelakaan kerja /penyakit
104
akibat kelalaian yang mengakibatkan demotivasi dan dan defisiensi
produktivitas kerja, merupakan pengertian dari…
a. Kesehatan Kerja
b. Keselamatan Kerja
c. Kecelakaan Kerja
d. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
e. Produktivitas Kerja
UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT
Periksalah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban yang terdapat di bagian
akhir Modul ini. Hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar. Kemudian
gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda
terhadap MELAKSANAKAN TUGAS PENGOPERASIAN,
PENGENDALIAN DAN OPTIMASI PROSES ini.
Rumus:
Tingkat penguasaan = (Jumlah jawaban Anda yang benar x 100%)/10
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:
90 - 100% = sangat baik
80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
melanjutkan mempelajari materi selanjutnya. Tetapi apabila tingkat penguasaan
Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulanginya, terutama pada bagian
yang belum Anda kuasai.
105
IV MELAKSANAKAN TUGAS
PENGELOLAAN
PERSEDIAAN
Pada Bagian ini Akan Mempelajari Tentang Indikator Keberhasilan
A. Pengembangan dan Kontribusi Dalam Setelah mempelajari pokok bahasan ini,
Tatacara/Prosedur Pengelolaan Persediaan
dan Bahan Baku peserta didik diharapkan mampu:
1. Tujuan Pengendalian Persediaan 1. Memahami dan menjelaskan
2. Manfaat Pengendalian Persediaan
tatacara/prosedur pengelolaan persediaan
B. Melaksanakan dan Kontribusi Dalam dan bahan baku.
Penyusunan Spesifikasi,
Pengadaan/Pembelian dan Alokasi Bahan 2. Memahami dan menjelaskan tentang
Baku
penyusunan spesifikasi,
1. Analisis ABC
pengadaan/pembelian dan alokasi bahan
C. Melaksanakan dan Berpartisipasi Terhadap baku dilakukan.
Memahami dan menjelaskan tentang
Program Optimasi Penghematan Pemakaian 3. program optimasi penghematan
Bahan Baku pemakaian bahan baku dikerjakan.
1. Metode Kuantitas Order Ekonomi (Economic
Order Quantity/EOQ)
2. Metode Kuantitas Order Periodik (Period Order
Quantity/POQ)
3. Metode Kuantitas Model Diskon (Quantity
Discount Model/QDM)
106
Persediaan umumnya mengacu pada bahan yang ada dan sumber idle dari
sebuah perusahaan. Persediaan mewakili barang-barang yang akan dijual atau
sedang dalam proses pembuatan atau berbentuk bahan baku yang belum
digunakan. Interval antara menerima bagian yang dibeli dan mengubahnya
menjadi produk akhir bervariasi dari industri ke industri tergantung pada waktu
pembuatan siklus. Oleh karena itu, perlu adanya persediaan berbagai jenis untuk
bertindak sebagai penyangga antara penawaran dan permintaan untuk
pengoperasian sistem yang efisien. Dengan demikian, pengendalian persediaan
yang efektif adalah suatu keharusan untuk memperlancar dan memperlambat
siklus produksi dengan sedikit gangguan. Pelaporan kembali ke perencanaan
produksi.
Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu
perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory controll), karena
kebijakan persediaan secara fisik akan berkaitan dengan investasi dalam aktiva
lancar di satu sisi dan pelayanan kepada pelanggan di sisi lain. Pengaturan
persediaan ini berpengaruh terhadap semua fungsi bisnis (operation, marketing,
dan finance). Berkaitan dengan persediaan ini terdapat konflik kepentingan
diantara fungsi bisnis tersebut. Finance menghendaki tingkat persediaan yang
rendah, sedangkan Marketing dan operasi menginginkan tingkat persediaan
yang tinggi agar kebutuhan konsumen dan kebutuhan produksi dapat dipenuhi.
Berkaitan dengan kondisi di atas, maka perlu ada pengaturan terhadap
jumlah persediaan, baik bahan-bahan maupun produk jadi, sehingga kebutuhan
proses produksi maupun kebutuhan pelanggan dapat dipenuhi. Tujuan utama
dari pengendalian persediaan adalah agar perusahaan selalu mempunyai
persediaan dalam jumlah yang tepat, pada waktu yang tepat, dan dalam
spesifikasi atau mutu yang telah ditentukan sehingga kontinuitas usaha dapat
terjamin (tidak terganggu).
Usaha untuk mencapai tujuan tersebut tidak terlepas dari prinsip-prinsip
ekonomi, yaitu jangan sampai biaya-biaya yang dikeluarkan terlalu tinggi. Baik
persediaan yang terlalu banyak, maupun terlalu sedikit akan minimbulkan
membengkaknya biaya persediaan. Jika persediaan terlalu banyak, maka akan
107
timbul biaya-biaya yang disebut carrying cost, yaitu biaya-biaya yang terjadi
karena perusahaan memiliki persediaan yang banyak, seperti: biaya yang
tertanam dalam persediaan, biaya modal (termasuk biaya kesempatan
pendapatan atas dana yang tertanam dalam persediaan), sewa gudang, biaya
administrasi pergudangan, gaji pegawai pergudangan, biaya asuransi, biaya
pemeliharaan persediaan, biaya kerusakan/kehilangan.
Begitu juga apabila persediaan terlalu sedikit akan menimbulkan biaya
akibat kekurangan persediaan yang biasa disebut stock out cost seperti:
mahalnya harga karena membeli dalam partai kecil, terganggunya proses
produksi, tidak tersedianya produk jadi untuk pelanggan. Jika tidak memiliki
persediaan produk jadi terdapat 3 kemungkinan, yaitu: 1). Konsumen
menangguhkan pembelian (jika kebutuhannya tidak mendesak). Hal ini akan
mengakibatkan tertundanya kesempatan memperoleh keuntungan. 2).
Konsumen membeli dari pesaing, dan kembali ke perusahaan (jika kebutuhan
mendesak dan masih setia). Hal ini akan menimbulkan kehilangan kesempatan
memperoleh keuntungan selama persediaan tidak ada. 3). Yang terparah jika
pelanggan membeli dari pesaing dan terus pindah menjadi pelanggan pesaing,
artinya kita kehilangan konsumen.
Selain biaya di atas dikenal juga biaya pemesanan (ordering cost) yaitu
biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan pemesanan sejak
penempatan pesanan sampai tersedianya bahan/barang di gudang. Biaya-biaya
tersebut antara lain: biaya telepon, biaya surat-menyurat, biaya administrasi dan
penempatan pesanan, biaya pemilihan pemasok, biaya pengangkutan dan
bongkar muat, biaya penerimaan dan pemeriksaan bahan/barang.
108
AA. PENGEMBANGAN DAN KONTRIBUSI DALAM
TATACARA/PROSEDUR PENGELOLAAN
PERSEDIAAN DAN BAHAN BAKU
Pengendalian persediaan adalah pendekatan yang direncanakan untuk
menentukan apa yang harus dipesan, kapan harus memesan dan berapa banyak
pesanan serta berapa banyak stok sehingga biaya yang terkait dengan pembelian
dan penyimpanan optimal tanpa mengganggu produksi dan penjualan. Jadi,
pengendalian persediaan bertujuan untuk menjaga tingkat persediaan barang
yang dipersyaratkan oleh perusahaan dengan biaya minimum bagi perusahaan.
Kontrol persediaan pada dasarnya berkaitan dengan dua masalah: (i) Kapan
pesanan harus dilakukan? (Tingkat Pesanan), dan (ii) Berapa yang harus
dipesan? (Jumlah pesanan). Pertanyaan tersebut dijawab dengan penggunaan
model persediaan. Persediaan ilmiah sistem kontrol menyerang keseimbangan
antara kerugian karena tidak tersedianya barang dan biaya untuk membawa
persediaan barang.
1. TUJUAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN
Adapun tujuan dari pengendalian persediaan dalam industri, antara lain:
• Memastikan pasokan produk yang memadai kepada pelanggan dan
menghindari kekurangan.
• Memastikan bahwa investasi finansial dalam persediaan minimum
(modal kerja ditekan seminimal mungkin).
• Pembelian, penyimpanan, konsumsi dan akuntansi bahan yang efisien.
• Menjaga catatan persediaan persediaan barang dan menyimpan stok
dalam batas waktu yang diinginkan.
• Memastikan tindakan tepat waktu untuk pemesanan ulang.
• Menyediakan stok cadangan untuk variasi waktu pengiriman material.
109
• Memberikan dasar ilmiah untuk perencanaan material jangka pendek dan
jangka panjang.
2. MANFAAT PENGENDALIAN PERSEDIAAN
Berikut adalah manfaat dari dilaksanakannya pengendalian persediaan,
yaitu:
• Peningkatan hubungan pelanggan karena pengiriman barang tepat waktu
dan layanan.
• Produksi yang lancar dan tidak terganggu akibat kekurangan stok.
• Efisiensi penggunaan modal kerja karena mmbantu meminimalkan
kerugian akibat kemerosotan, kerusakan usang dan pencurian.
• Ekonomis dalam pembelian.
• Menghilangkan kemungkinan duplikasi pemesanan.
BB. MELAKSANAKAN DAN KONTRIBUSI DALAM PENYUSUNAN
SPESIFIKASI, PENGADAAN/PEMBELIAN DAN ALOKASI BAHAN
BAKU
Teknik pengendalian persediaan dalam organisasi mana pun, tergantung
pada jenis usaha. Bila jumlah barang dalam persediaan sangat besar dan
sejumlah besar uang dibutuhkan untuk membuat persediaan semacam itu, maka
manajemen berusaha mengendalikan pemesanan secara tepat, pengadaan,
pemeliharaan dan konsumsi. Pengendalian bertujuan untuk menjaga kualitas
pesanan dan frekuensi pesanan.
Teknik pengendalian persediaan mencakup: (1) analisis ABC; (2)
analisis HML, (3) Analisis VED; (4) analisis FSN; (5) analisis SDE; (6) analisis
GOLF; dan (7) analisis SOS. Namun, metode pengendalian persediaan yang
paling banyak adalah analisis ABC.
110
• Analisis HML: Dalam analisis ini, klasifikasi persediaan yang ada
didasarkan pada unit harga barang. Tergolong harga tinggi, harga
menengah dan biaya rendah.
• Analisis VED: Dalam analisis ini, klasifikasi persediaan yang ada
didasarkan pada kekritisan barang. Diklasifikasikan sebagai barang
penting, penting dan diinginkan terutama dalam persediaan suku cadang.
• Analisis FSN: Dalam analisis ini, klasifikasi persediaan yang ada
berdasarkan konsumsi barang. Tergolong bergerak cepat, bergerak
lambat dan tidak bergerak.
• Analisis SDE: Dalam analisis ini, klasifikasi persediaan yang ada
didasarkan pada item.
• Analisis GOLF: Dalam analisis ini, klasifikasi persediaan yang ada
adalah sumber dari item. Tergolong pasokan Pemerintah, biasa tersedia,
ketersediaan lokal dan sumber pasokan luar negeri.
• Analisis SOS: Dalam analisis ini, klasifikasi persediaan yang ada
didasarkan pada sifat pasokan barang. Tergolong musiman dan barang
musiman.
Teknik analisis ABC dilakukan dengan cara mengkategorikan total
persediaan menjadi tiga sub-bagian dan kemudian kegiatan yang tepat dilakukan
untuk masing-masing sub-bagian tersebut. Pengendalian persediaan yang efektif
menggunakan kombinasi teknik ABC dengan VED atau ABC dengan HML atau
VED dengan analisis HML praktis.
1. ANALISIS ABC
Analisis ABC adalah metode dalam manajemen persediaan (inventory
management) untuk mengendalikan sejumlah kecil barang, tetapi mempunyai
nilai investasi yang tinggi. Analisis ABC didasarkan pada sebuah konsep yang
dikenal dengan nama Hukum Pareto (Ley de Pareto), dari nama ekonom dan
sosiolog Italia, Vilfredo Pareto (1848-1923). Hukum Pareto menyatakan bahwa
sebuah grup selalu memiliki persentase terkecil (20%) yang bernilai atau
111
memiliki dampak terbesar (80%). Pada tahun 1940-an, Ford Dickie dari General
Electric mengembangkan konsep Pareto ini untuk menciptakan konsep ABC
dalam klassifkasi barang persediaan.
Berdasarkan hukum Pareto, analisis ABC dapat menggolongkan barang
berdasarkan peringkat nilai dari nilai tertinggi hingga terendah, dan kemudian
dibagi menjadi kelas-kelas besar terprioritas; biasanya kelas dinamai A, B, C,
dan seterusnya secara berurutan dari peringkat nilai tertinggi hingga terendah,
oleh karena itu analisis ini dinamakan “Analisis ABC”. Umumnya kelas A
memiliki jumlah jenis barang yang sedikit, namun memiliki nilai yang sangat
tinggi.
Dalam hal ini, akan menggunakan tiga kelas, yaitu: A, B, dan C, di mana
besaran masing-masing kelas ditentukan sebagai berikut:
• Kelas A, merupakan barang-barang dalam jumlah unit berkisar 15-20%
dari total seluruh barang, tetapi merepresentasikan 75-80% dari total nilai
uang.
• Kelas B, merupakan barang-barang dalam jumlah unit berkisar 20-25%
dari total seluruh barang, tetapi merepresentasikan 10-15% dari total nilai
uang.
• Kelas C, merupakan barang-barang dalam jumlah unit berkisar 60-65%
dari total seluruh barang, tetapi merepresentasikan 5-10% dari total nilai
uang.
Adapun langkah-langkah atau prosedur klasifikasi barang dalam analisis
ABC adalah sebagai berikut:
• Menentukan jumlah unit untuk setiap tipe barang.
• Menentukan harga per unit untuk setiap tipe barang.
• Mengalikan harga per unit dengan jumlah unit untuk menentukan total
nilai uang dari masing-masing tipe barang.
• Menyusun urutan tipe barang menurut besarnya total nilai uang, dengan
urutan pertama tipe barang dengan total nilai uang paling besar.
• Menghitung persentase kumulatif barang dari banyaknya tipe barang.
• Menghitung persentase kumulatif nilai uang barang dari total nilai uang.
112
• Membentuk kelas-kelas berdasarkan persentase barang dan persentase
nilai uang barang.
• Menggambarkan kurva analisis ABC (bagan Pareto) atau menunjuk
tingkat kepentingan masalah.
Dengan analisis ABC, kita dapat melihat tingkat kepentingan masalah
dari suatu barang. Dengan begitu, kita dapat melihat barang mana saja yang perlu
diberikan perhatian terlebih dahulu.
Setelah klasifikasi ABC tercapai, kontrol kebijakan dapat dirumuskan
sebagai berikut:
• A-Item: Kontrol sangat ketat, barang bernilai tinggi. Kontrol perlu
dilakukan pada tingkat otoritas yang lebih tinggi.
• B-Item: Kontrol sedang, item menjadi nilai moderat. Kontrol perlu
dilakukan pada tingkat kewenangan menengah.
• C-Item: Item bernilai rendah, kontrol dapat dilakukan pada tingkat dasar
otoritas, yaitu, oleh masing-masing manajer departemen pengguna.
CC. MELAKSANAKAN DAN BERPARTISIPASI
TERHADAP PROGRAM OPTIMASI PENGHEMATAN
PEMAKAIAN BAHAN BAKU PERSEDIAAN
1. METODE KUANTITAS ORDER EKONOMI (ECONOMIC
ORDER QUANTITY/EOQ)
Model inventaris digunakan untuk pengendalian sumber daya idle seperti
tenaga kerja, mesin, uang dan bahan. Model-model ini terkait dengan dua
keputusan, yaitu: berapa banyak pesanan (pembelian atau produksi) dan kapan
harus memesan sehingga meminimalkan biaya total. Pada keputusan pertama
tentang berapa banyak pesanan, ada dua biaya dasar yang dipertimbangkan
yaitu, biaya persediaan yang tercatat dan biaya pemesanan atau akuisisi. Seiring
dengan peningkatan kuantitas pesanan maka terjadi kenaikan biaya persediaan
113
yang tercatat dan penurunan biaya pemesanan. ‘Kuantitas pesanan’ berarti
kuantitas yang diproduksi atau diperoleh dalam satu siklus produksi. Kuantitas
pesanan ekonomi dihitung dengan menyeimbangkan kedua biaya tersebut.
Economic Order Quantity (EOQ) adalah ukuran pesanan yang meminimalkan
total biaya pengangkutan (carrying cost) and biaya pemesanan (ordering cost),
yaitu: Total Biaya Minimum terjadi jika:
Biaya Pengangkutan Persediaan = Biaya Pemesanan
2. METODE KUANTITAS ORDER PERIODIK (PERIOD ORDER
QUANTITY/PQQ)
Period Order Quantity (POQ): Pendekatan menggunakan konsep jumlah
pemesanan ekonomis agar dapat dipakai pada periode bersifat permintaan
diskrit, teknik ini dilandasi oleh metode EOQ. Dengan mengambil dasar
perhitungan pada metode pesanan ekonomis maka akan diperoleh besarnya
jumlah pesanan yang harus dilakukan dan interval periode pemesanannya adalah
setahun.
PenggunaanPOQ:
• POQ digunakan sebagai pengganti EOQ, bila permintaan tidak uniform.
• Formula EOQ digunakan untuk menghitung waktu antarpemesanan
(economic time between orders)
• POQ = EOQ/Rata2 pemakaian per minggu
• Dengan POQ ini kuantitas pemesanan ditentukan oleh permintaan aktual,
sehingga akan menurunkan biaya penyimpanan (carrying cost).
3. METODE KUANTITAS MODEL DISKON (QUANTITY
DISCOUNT MODEL/QDM)
Dalam rangka meningkatkan volume penjualan seringkali perusahaan
(supplier) memberikan harga yang lebih rendah kepada pelanggan yang
membeli dalam jumlah yang lebih besar. Jadi harga per unit ditentukan semakin
murah dengan semakin banyaknya jumlah yang dibeli.
114
Dalam model potongan harga ini kita harus mempertimbangkan trade off
antara biaya pembelian dengan biaya penyimpanan, dimana semakin banyak
jumlah yang dibeli maka biaya pembelian per unit akan semakin menurun, tapi
di lain pihak biaya penyimpanan akan semakin meningkat.
LATIHAN
Petunjuk Jawaban Latihan
Untuk menjawab soal latihan ini dengan benar, Anda harus membaca dan
mempelajari Kegiatan Pembelajaran 1 dalam Modul yang meliputi materi:
1. Pengembangan dan Kontribusi Dalam Tatacara/Prosedur
Pengelolaan Persediaan dan Bahan Baku
2. Melaksanakan dan Kontribusi Dalam Penyusunan Spesifikasi,
Pengadaan/Pembelian dan Alokasi Bahan Baku
3. Melaksanakan dan Berpartisipasi Terhadap Program Optimasi
Penghematan Pemakaian Bahan Baku
Soal Latihan
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan
Anda mengerjakan soal latihan berikut ini!
1. Jelaskan tentang teknik pengendalian persediaan ?
2. Jelaskan tentang model-model pengendalian persediaan ?
3. Sebutkan manfaat pengendalian persediaan ?
4. Jelaskan dan sebutkan cara mengendalikan persediaan dengan metode
EOQ ?
5. Jelaskan pengaruh biaya penyimpanan terhadap persediaan ?
RANGKUMAN
Pengendalian persediaan adalah pendekatan yang direncanakan
untuk menentukan apa yang harus dipesan, kapan harus memesan dan
berapa banyak pesanan serta berapa banyak stok sehingga biaya yang
terkait dengan pembelian dan penyimpanan optimal tanpa mengganggu
115
produksi dan penjualan. Jadi, pengendalian persediaan bertujuan untuk
menjaga tingkat persediaan barang yang dipersyaratkan oleh perusahaan
dengan biaya minimum bagi perusahaan. Kontrol persediaan pada
dasarnya berkaitan dengan dua masalah: (i) Kapan pesanan harus
dilakukan? (Tingkat Pesanan), dan (ii) Berapa yang harus dipesan?
(Jumlah pesanan). Pertanyaan tersebut dijawab dengan penggunaan model
persediaan.
Teknik pengendalian persediaan mencakup: (1) analisis ABC; (2)
analisis HML, (3) Analisis VED; (4) analisis FSN; (5) analisis SDE; (6)
analisis GOLF; dan (7) analisis SOS. Namun, metode pengendalian
persediaan yang paling banyak adalah analisis ABC.
Metode pengendalian persediaan mencakup: (1) Metode
Kuantitas Order Ekonomi (Economic Order Quantity/EOQ); (2) Metode
Kuantitas Order Periodik (Period Order Quantity/POQ); (3) Metode
Kuantitas Model Diskon (Quantity Discount Model/QDM)
EVALUASI
Petunjuk:
Pilihlah salah satu jawaban yang menurut Anda paling tepat dari
beberapa alternatif jawaban yang disediakan!
Soal:
1. Pendekatan yang direncanakan untuk menentukan apa yang harus
dipesan, kapan harus memesan dan berapa banyak pesanan serta berapa
banyak stok sehingga biaya yang terkait dengan pembelian dan
penyimpanan optimal tanpa mengganggu produksi dan penjualan,
merupakan pengertian dari proses …
a. Pengendalian persediaan
b. Pengendalian produksi
c. Pengendalian manajemen
116
d. Pemeriksaan persediaan
e. Pemeriksaan produksi
2. Berikut tujuan dari pengendalian persediaan dalam industri, kecuali…
a. Memastikan pasokan produk yang memadai kepada pelanggan dan
menghindari kekurangan.
b. Memastikan bahwa investasi finansial dalam persediaan minimum
(modal kerja ditekan seminimal mungkin).
c. Peningkatan hubungan pelanggan karena pengiriman barang tepat
waktu dan layanan.
d. Pembelian, penyimpanan, konsumsi dan akuntansi bahan yang
efisien.
e. Menjaga catatan persediaan persediaan barang dan menyimpan stok
dalam batas waktu yang diinginkan.
3. Kontrol persediaan pada dasarnya berkaitan dengan dua masalah yaitu
…
a. Waktu dan tingkat pesanan
b. Waktu dan jumlah pesanan
c. Tingkat dan jumlah pesanan
d. Jenis dan jumlah barang
e. Jenis dan waktu pesanan
4. Berikut adalah manfaat dari dilaksanakannya pengendalian persediaan,
kecuali….
a. Peningkatan hubungan pelanggan karena pengiriman barang tepat
waktu dan layanan.
b. Produksi yang lancar dan tidak terganggu akibat kekurangan stok.
c. Efisiensi penggunaan modal kerja karena mmbantu meminimalkan
kerugian akibat kemerosotan, kerusakan usang dan pencurian.
d. Ekonomis dalam pembelian.
e. Meningkatkan kemungkinan duplikasi pemesanan
5. Berikut yang merupakan teknik pengendalian persediaan kecuali…
a. Analisis ABC
117
b. Analisis SOS
c. Analisis FSN
d. Analisis EDS
e. Analisis SDE
6. Teknik pengendalian persediaan yang berdasarkan pada konsumsi
barang, adalah …
a. Analisis ABC
b. Analisis SOS
c. Analisis FSN
d. Analisis EDS
e. Analisis SDE
7. Metode dalam manajemen persediaan (inventory management) untuk
mengendalikan sejumlah kecil barang, tetapi mempunyai nilai investasi
yang tinggi, adalah metode…
a. Analisis ABC
b. Analisis SOS
c. Analisis FSN
d. Analisis EDS
e. Analisis SDE
8. Metode pengendalian persediaan yang berkaitan dengan dua keputusan,
yaitu: berapa banyak pesanan (pembelian atau produksi) dan kapan harus
memesan sehingga meminimalkan biaya total, adalah metode…
a. Economic Order Quantity (EOQ)
b. Period Order Quantity (POQ)
c. Quantity Discount Model (QDM)
d. Economic Discount Model (EDM)
e. Period Discount Model (PDM)
9. Metode pengendalian persediaan yang mengambil dasar perhitungan
pada metode pesanan ekonomis maka akan diperoleh besarnya jumlah
pesanan yang harus dilakukan dan interval periode pemesanannya adalah
setahun, merupakan metode…
118
a. Economic Order Quantity (EOQ)
b. Period Order Quantity (POQ)
c. Quantity Discount Model (QDM)
d. Economic Discount Model (EDM)
e. Period Discount Model (PDM)
10. Metode pengendalian persediaan yang mempertimbangkan trade off
antara biaya pembelian dengan biaya penyimpanan, dimana semakin
banyak jumlah yang dibeli maka biaya pembelian per unit akan semakin
menurun, tapi di lain pihak biaya penyimpanan akan semakin
meningkat., merupakan metode…
a. Economic Order Quantity (EOQ)
b. Period Order Quantity (POQ)
c. Quantity Discount Model (QDM)
d. Economic Discount Model (EDM)
e. Period Discount Model (PDM)
UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT
Periksalah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban yang terdapat di bagian
akhir Modul ini. Hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar. Kemudian
gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda
terhadap MELAKSANAKAN TUGAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN
ini.
Rumus:
Tingkat penguasaan = (Jumlah jawaban Anda yang benar x 100%)/10
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:
90 - 100% = sangat baik
80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
119
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
melanjutkan mempelajari materi selanjutnya. Tetapi apabila tingkat penguasaan
Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulanginya, terutama pada bagian
yang belum Anda kuasai.
120
V MENGUKUR UNJUK
KERJA ATAU KINERJA
PRODUKSI
Pada Bagian ini Akan Mempelajari Tentang Indikator Keberhasilan
A. Melaksanakan dan kontribusi dalam Setelah mempelajari pokok bahasan ini,
pengukuran jumlah, mutu dan harga produk diharapkan mampu:
hasil proses (keluaran) manufaktur dilakukan 5.1 Kontribusi dalam pengukuran jumlah,
mutu dan harga produk hasil proses
B. Analisis Produktivitas (keluaran) manufaktur dilakukan, untuk
dinilai apakah sasaran telah sesuai target.
C. Melakukan Perbaikan Efisiensi dan Prosedur 5.2 Produktifitas dianalisis untuk ditentukan
Pendukungnya Dengan Analisis Penggunaan bagian proses yang dapat dilakukan
Bahan Baku dan Biaya Produksi dan perbaikan.
Manufaktur 5.3 Penggunaan bahan baku dan biaya
Penggunaan bahan baku dan biaya produksi
D. Melakukan Perbaikan Efisiensi Dengan dianalisis untuk dilakukan perbaikan efisiensi
Analisis Prosedur-prosedur produksi dan dan prosedur pendukungnya.
manufaktur 5.4 Prosedur-prosedur produksi dan
manufaktur dianalisis untuk perbaikan
efiensi.
121
AA. MELAKSANAKAN DAN KONTRIBUSI DALAM
PENGUKURAN JUMLAH, MUTU DAN HARGA PRODUK
HASIL PROSES (KELUARAN) MANUFAKTUR DILAKUKAN
Produksi adalah suatu aktivitas yang dilakukan untuk mengubah input
menjadi output atau dapat dipahami dengan kegiatan untuk menambah nilai pada
suatu barang atau jasa dengan melibatkan faktor produksi sebagai input.
Kegiatan ini merupakan mata rantai dari kegiatan ekonomi sehingga sangatlah
penting bagi kelangsungan hidup masyarakat dan sebaiknya tetap dijalankan
dengan baik oleh pihak swasta maupun pemerintah.
Hubungan antara jumlah input dengan output dalam kurun waktu tertentu
disebut faktor produksi. Dalam teori ini terdapat penjelasan tentang producen
behavior atau perilaku produsen yang memaksimalkan keuntungan hasil
produksi namun dengan penggunaan kombinasi antara faktor produksi dengan
fungsi produksi yang seefektif mungkin.
1. FAKTOR PRODUKSI
Dalam suatu proses produksi dibutuhkan input yang berupa faktor-faktor
produksi yaitu alat atau sarana agar kegiatan berjalan dengan lancar. Sehingga,
jika faktor produksi tidak ada, maka proses produksi juga tidak akan
berlangsung. Faktor-faktor produksi antara lain adalah Capital atau modal,
Labour atau tenaga kerja, Skill atau keahlian atau kemampuan, dan Land atau
tanah.
Capital atau modal yang sering terlintas dipikiran biasanya dalam bentuk
uang. Namun, modal juga bisa berupa alat-alat seperti mesin untuk membuat
barang atau jasa, ataupun juga dapat berupa bangunan atau gedung yang akan
digunakan untuk kegiatan operasional usaha tersebut. Labour atau tenaga kerja
dibutuhkan untuk menjalankan operasional alat-alat yang tersedia agar proses
produksi berlangsung dengan semestinya, para tenaga kerja bekerja dengan
menggunakan skill atau keahlian atau kemampuan yang dimilikinya. Sedangkan
122
Land atau tanah merupakan lahan yang mengandung sumber daya alam atau
bahan baku yang nantinya akan diolah dalam proses produksi.
2. TEORI PRODUKSI
Dalam suatu proses produksi, terdapat proses produksi yang terjadi
dalam kurun waktu tertentu yang terbagi menjadi dua yaitu :
a. Produksi dalam jangka pendek
Jangka pendek merupakan kurun waktu yang terjadi ketika salah satu
atau lebih faktor produksi yang tidak bisa diubah atau tetap. Faktor-faktor yang
tidak dapat diubah disebut juga fixed input atau masukan tetap. Fixed input
dalam jangka waktu ini umumnya adalah capital atau modal. Modal bersifat
tetap karena jumlahnya tetap dan tidak akan berpengaruh terhadap banyaknya
hasil produksi. Sedangkan tenaga kerja bersifat variabel karena penggunaannya
berubah sesuai dengan banyaknya hasil produksi. Misalnya saat produsen A
ingin meningkatkan banyaknya hasil produksi perusahaannya dalam jangka
pendek, maka yang bisa ia lakukan adalah menambah jumlah tenaga kerjanya.
Ia tidak bisa menambah alat-alat seperti mesin, karena ini hanya dalam jangka
pendek atau tidak akan selamanya.
b. Produksi dalam jangka panjang
Jangka Panjang suatu proses produksi tidak dapat diperkirakan akan
berjalan 10 tahun, 25 tahun, atau bahkan sampai 50 tahun. Sehingga dalam kurun
waktu ini semua faktor produksi yang digunakan bersifat variabel atau tidak ada
faktor produksi tetap.
BB. ANALISIS PRODUKTIVITAS
Istilah produktivitas (productivity) sudah muncul tahun 1766 dari
artikelnya François Quesnay, ekonom Perancis. Produktivitas kemudian
menjadi sebuah konsep output dengan input yang pertama kali dicetuskan
123
oleh David Ricardo dan Adam Smith pada tahun 1810. Inti konsepnya adalah
bagaimana output akan berubah jika bersama input berubah.
Secara sederhana produktivitas merupakan rasio output dengan input.
Di industri manufaktur output bisa berupa produk hasil aktivitas manufaktur,
sedangkan input bisa berupa seluruh sumber daya yang digunakan. Tujuan
utama industri manufaktur adalah peningkatan produktivitas.
Terdapat suatu keyakinan bahwa peningkatan produktivitas akan
memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan ekonomi. Hal ini dapat
diilustrasikan oleh kurva di bawah ini.
Gambar 11. Kurva Peningkatan Produktivitas dan Kurva Penurunan
Biaya
(Sumber: Suhardi, 2008, pp. 7–8)
Produktivitas adalah rasio output per input. Jika output berupa unit yang
dihasilkan oleh aktivitas manufaktur dan semua input yang diperlukan
dikonversikan dalam unit satuan moneter (rupiah), maka:
124
=
Dengan formulasi di atas, peningkatan produktivitas akan terjadi
bilamana output berhasil naik (bertambah besar) atau tetap dan di sisi
lain input dalam hal ini bisa lebih ditekan lagi seminimal mungkin.
Naiknya produktivitas (Unit/Rp) ternyata membawa konsekuensi
terhadap penurunan biaya produksi per unitnya (Rp/Unit). Formula Ci =
1/Pi sehingga:
=
Berdasarkan formulasi di atas, maka arah kurva C akan cenderung turun
jika produktivitas bisa dinaikkan seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 11.
Dampak akibat kenaikan produktivitas menyebabkan penurunan biaya per
unitnya akan mampu meningkatkan daya saing output yang dihasilkan oleh
industri.
Produktivitas tidak sama dengan produksi, tetapi produksi, performansi
kualitas, hasil-hasil, merupakan komponen dari usaha produktivitas. Dengan
demikian, produktivitas merupakan suatu kombinasi dari efektivitas dan
efisiensi. Secara umum produktivitas dapat dinyatakan sebagai rasio
antara output terhadap input, atau rasio hasil yang diperoleh terhadap sumber
daya yang digunakan:
=
Jika dalam rasio itu input yang dipakai untuk
menghasilkan ouput dihitung seluruhnya maka disebut produktivitas total.
Rumus yang digunakan untuk menghitung produktivitas total sebagai berikut:
=
Produktivitas total digunakan untuk mengukur perubahan efisiensi dari
kegiatan operasi. Untuk mengukur perubahan produktivitas total dalam suatu
periode waktu, semua faktor yang berkaitan dengan
kuantitas output dan input yang dipakai selama periode tadi diperhitungkan.
125
Jika yang dihitung sebagai input hanya komponen tertentu saja maka
disebut produktivitas parsial. Rumus yang digunakan sebagai berikut (misal
tenaga kerja):
=
Menurut Dewan Produktivitas Nasional RI tahun 1983, peningkatan
produktivitas dapat dilihat dalam tiga bentuk:
• jumlah output dalam mencapai tujuan meningkat dengan menggunakan
sumber daya yang sama,
• jumlah output dalam mencapai tujuan sama atau meningkat dicapai dengan
menggunakan sumber daya yang lebih sedikit, dan
• jumlah output dalam mencapai tujuan yang jauh lebih besar diperoleh
dengan pertambahan sumber daya yang relatif lebih kecil.
CC. MELAKUKAN PERBAIKAN EFISIENSI DAN PROSEDUR
PENDUKUNGNYA DENGAN ANALISIS PENGGUNAAN
BAHAN BAKU DAN BIAYA PRODUKSI DAN MANUFAKTUR
Biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan sehubungan dengan
penyelenggaraan persediaan di dalam suatu perusahaan terdiri dari tiga macam,
yaitu biaya pemesanan, biaya penyimpanan, dan biaya tetap persediaan.
1. BIAYA PEMESANAN
Biaya Pemesanan merupakan biaya-biaya yang terkait langsung dengan
kegiatan pemesanan yang dilakukan oleh perusahaan. Hal yang diperhitungkan
di dalam biaya pemesanan adalah berapa kali pemesanan dilakukan, dan berapa
jumlah unit yang dipesan pada setiap kali pemesanan. Beberapa contoh dari
biaya pemesanan antara lain:
• Biaya persiapan pembelian
• Biaya pembuatan faktur
126
• Biaya ekspedisi dan administrasi
• Biaya bongkar bahan yang diperhitungkan untuk setiap kali pembelian
• Biaya biaya pemesanan lain yang terkait dengan frekuensi pembelian.
Biaya pemesanan ini seringkali disebut sebagai biaya persiapan
pembelian, set up cost, procurement cost. Pada prinsipnya biaya pemesanan ini
akan diperhitungkan atas dasar frekuensi pembelian yang dilaksanakan dalam
perusahaan.
2. BIAYA PENYIMPANAN
Biaya penyimpanan merupakan biaya yang harus ditanggung oleh
perusahaan sehubungan dengan adanya bahan baku yang disimpan di dalam
perusahaan. Beberapa contoh dari biaya penyimpanan antara lain:
• Biaya simpan bahan
• Biaya asuransi bahan
• Biaya kerusakan bahan dalam penyimpanan
• Biaya pemeliharaan bahan
• Biaya pengepakan kembali
• Biaya modal untuk investasi bahan
• Biaya kerugian penyimpanan
• Biaya sewa gudang per satuan unit bahan
• Risiko tidak terpakainya bahan karena usang
• Biaya biaya lain yang terikat dengan jumlah bahan yang disimpan dalam
perusahaan yang besangkutan.
• Biaya penyimpanan semacam ini sering disebut sebagai carrying cost
atau holding cost.
3. BIAYA TETAP PERSEDIAAN
Biaya tetap persediaan adalah seluruh biaya yang timbul karena adanya
prsediaan bahan di dalam perusahaan yang tidak terkait, baik dengan frekuensi
127
pembelian maupun jumlah unit yang disimpan di dalam perusahaan tersebut.
Beberapa contoh dari biaya tetap persediaan antara lain:
• Biaya sewa gudang per bulan
• Gaji penjaga gudang per bulan
• Biaya bongkar bahan per unit
• Biaya biaya persediaan lainnya yang tidak terkait dengan frekuensi dan
jumlah unit yang disimpan.
DD. MELAKUKAN PERBAIKAN EFISIENSI DENGAN
ANALISIS PROSEDUR-PROSEDUR PRODUKSI DAN
MANUFAKTUR
Kekuatan perusahaan manufaktur dapat diukur dari efisiensi dan
produktivitas pada sistem produksi. Sistem produksi yang efisien dan produktif
akan menghasilkan produk yang berkualitas. Perusahaan manufaktur akan
berusaha meningkatkan produktivitasnya untuk dapat bersaing dan berkompetisi
mendapatkan pasar untuk mendapatkan keuntungan sebanyak mungkin dengan
memingkatkan kualitas produk dan meminimalkan biaya yang dikeluarkan.
Salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan
dengan penerapan sistem Just In Time (JIT). Tujuan penerapan Just In Time
adalah meningkatkan produktivitas dengan mengurangi berbagai aktivitas yang
tidak memberi nilai tambah bagi produk. Just In Time juga mengharuskan
perusahaan meningkatkan kualitas barang yang diproduksi, perusahaan juga
harus memperhatikan jenis dan mutu dari material yang digunakan pada proses
produksi, mutu peralatan, dan mutu karyawan.
Efisiensi adalah tidak membuang waktu dan tenaga, tepat sesuai dengan
rencana dan tujuan. Untuk dapat memperoleh laba yang besar dan untuk
mempetahankan eksistensi perusahaan, maka perusahaan harus beroperasi
secara efisien. Istilah efisiensi sering dihubungkan dengan perbandingan output
dan input dimana semakin besar perbandingan output atau inputnya maka akan
semakin efisiensi suatu perusahaan. Cara meningkatkan efisiensi biaya yaitu
128
dapat dilakukan dengan melakukan sistem perencanaa yang lebih baik, alat-alat
produksi dan berbagai masukan yang tersedia yang lebih baik dengan hubungan
kerja dan kinerja yang lebih baik juga dengan menggunakan kebijakan-
kebijakan diberbagai bidang yang tepat. (Putra, 2014)
Produktivitas untuk perusahaan adalah hal yang sangat penting, karena
menghasilkan barang yang berkualitas dengan biaya oer unir yang lebih rendah.
Dengan produktivitas ini akan meningkatkan daya saing perusahaan dan
perusahaan akan mendapatkan keuntungan maksimal. Pengukuran produktivitas
menurut Hansen dan Mowen (2001:1012) adalah penilaian kuantitatif atas
perubahan produktivitas. Tujuan pengukuran adalah untuk menilai apa produktif
yang efisien terjadi peningkatan atau penurunan. Pengukuran produktivitas
dapat bersifat aktual atau prospektif. Pengukuran produktivitas aktual membuat
manajer dapat menilai, memonitor dan mengontrol perubahan-perubahan.
Pengukuran prospektif adalah pengamatan ke depan, dan hal ini adalah input
bagi pengambilan keputusan.
1. PENGERTIAN JUST IN TIME
Just In Time menurut (Mowen, 2001 dalam Sakkung, 2011) adalah
pendekatan manufaktur yang mempertahankan bahwa produk-produk harus
ditarik dari seluruh sistem dengan adanya permintaan, dan bukannya mendorong
seluruh sistem dengan jadwal yang tetap untuk mengantisipasi permintaan. Just
In Time berpengaruh dalam mengurangi persediaan sampai pada tingkat yang
sangat rendah. Usaha untuk mencapai tingkat persediaan sampai tingkat yang
tidak signifikan sangat penting untuk kesuksesan Just In Time. Namun, gagasan
untuk mencapai persediaan yang tidak signifikan akan menentang alasan-alasan
tradisional untuk menyimpan persediaan yang telah disebutkan sebelumnya.
Sedangkan menurut (Heizer, 2004 dalam Putra, 2014), Just In Time adalah
filosofi pemecahan masalah yang secara berkelanjutan dan memaksa
mendukung produksi yang ramping (lean). Produksi yang ramping (lean
production) memasok pelanggan sama sesuai dengan keinginan pelanggan saat
pelanggan menginginkannya, tanpa pemborosan, melalui perbaikan
129
berkelanjutan. Just In Time juga dijelaskan sebagai sistem manajemen pabrikasi
dan persediaan komprehensif yang mana bahan baku dan berbagai suku cadang
dibeli dan diproduksi pada saat diproduksi dan pada saat (Just In Time) akan
digunakan dalam setiap tahap proses produksi/pabrikasi. (Simamora, 2002,
dalam Putra, 2014).
2. PRINSIP DASAR JUST IN TIME
Untuk melaksanakan sistem Just In Time, (Sulastri, 2012) menjelaskan
ada delapan prinsip dasar yang harus dijadikan dasar pertimbangan dalam
menentukan sistem strategi produksi, yaitu :
• Menghasilkan produk sesuai dengan jadwal yang didasarkan pada
permintaan pelanggan. Sistem Just In Time biasanya menhasilkan
produk sesuai dengan pesanan pelanggan dengan sistem produksi tarik
(pull system) yang dibantu dengan menggunakan kartu kanban
• Memproduksi dalam jumlah kecil. Memproduksi dalam jumlah kecil
sesuai dengan permintaan pelanggan akan menghemat biaya dan sumber
daya selain menghilangkan persediaan barang dalam proses yang
merupakan pemborosan dan dapat dihindari dengan menggunakan
penjadwalan proses produksi, selain itu juga menggunakan pola produksi
campur merata yaitu : memproduksi beragam dalam satu lini produksi.
• Mengeliminasi pemborosan (waste) Pemborosan (waste) harus
dieliminasi dalam setiap area operasi yang ada. Semua pemakaian
sumber-sumber input seperti material, energi, jam kerja mesin atau
orang, dan lain sebaainya tidak boleh melebihi batas minimal yang
dibutuhkan untuk mencapai target produksi
• Memperbaiki aliran produksi Menata aliran produksi dilakukan dengan
mengunakan sistem disiplin di tempat kerja yaitu 5-S diantaranya Seiri
(pemilahan) , Seiton (penataan), Seiso (pembersihan), Seiketsu
(perawatan), Shitsuke (pembiasaan).
130
• Menyempurnakan kualitas produk Kualitas produk adalah tujuan dari
sistem Just In Time (JIT) dalamproses produksi. Diiupayakan untuk
mencapai kondisi “Zero Defect” dengan cara melakukan pengendalian
secara total dalam setiap langkah proses yang ada. semua bentuk
penyimpangan harus bisa diidentifikasi dan dikoreksi awal mungkin
• Karyawan yang berkompeten Semua karyawan harus menguasai semua
bidang di proses produksi perusahaan. Karyawan akan diberi kesempatan
dan otoritas penuh untuk mengatur dan mengambil keputusan apakah
suatu aliran operasi bisa diteruskan atau harus dihentikan karena ditemui
adanya masalah serius dalam satu bagian kerja tertentu
• Menghilangkan ketidakpastian Menghilangkan ketidakpastian dengan
supplier yaitu dengan cara menjalin hubungan abadi dan memiliki
supplier yang tempatnya berdekatan dengan perusahan dan juga
mempunyai supplier yang ada hubungan kerabat dengan pemilik
peusahaan, sedangkan dalam proses produksi dengan cara menerapkan
sistem produksi tarik dengan bantuan kartu kanban dan priduksi campur
yang merata
• Penekanan pada pemeliharaan jangka panjang Pemeliharaan jangka
panjang seperti berpegang pada kontrak jangka panjang, memperbaiki
mutu, fleksibelitas dalam mengadakan pesanan barang, pemesanan
dalam jumlah kecil yang dilakukan berkali-kali, mengadakan perbaikan
secara terus-menerus dan berkesinambungan.
Eliminasi pemborosan adalah jantung dari Just In Time sehingga dengan
mengeliminasi pemborosan, maka perusahaan akan menghasilkan produk yang
berkualitas dengan biaya yang lebih rendah. Indikator Just In Time yang
dimunculkan adalah biaya produksi yang rendah, tingkat produktivitas yang
lebih tinggi, hubungan antara pelanggan dengan pemasok.
131
LATIHAN
Petunjuk Jawaban Latihan
Untuk menjawab soal latihan ini dengan benar, Anda harus membaca dan
mempelajari Kegiatan Pembelajaran 1 dalam Modul yang meliputi materi:
1. Melaksanakan dan kontribusi dalam pengukuran jumlah, mutu dan
harga produk hasil proses (keluaran) manufaktur dilakukan
2. Analisis Produktifitas
3. Melakukan Perbaikan Efisiensi dan Prosedur Pendukungnya
Dengan Analisis Penggunaan Bahan Baku dan Biaya Produksi dan
Manufaktur
4. Melakukan Perbaikan Efisiensi Dengan Analisis Prosedur-prosedur
produksi dan manufaktur
Soal Latihan
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan
Anda mengerjakan soal latihan berikut ini!
1. Dalam suatu proses produksi, terdapat proses produksi yang terjadi
dalam kurun waktu tertentu yang terbagi menjadi dua yaitu.?
2. Jelaskan pengertian dari produktivitas.?
3. Biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan sehubungan dengan
penyelenggaraan persediaan di dalam suatu perusahaan terdiri dari tiga
macam, yaitu.?
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan biaya pemesanan, dan sebutkan
contohnya.?
5. Uraikan pengertian dari efisiensi produktivitas.?
RANGKUMAN
Produksi adalah suatu aktivitas yang dilakukan untuk mengubah
input menjadi output atau dapat dipahami dengan kegiatan untuk
menambah nilai pada suatu barang atau jasa dengan melibatkan faktor
produksi sebagai inputnya. Hubungan antara jumlah input dengan
outputnya dalam kurun waktu tertentu disebut faktor produksi.
132
Produktivitas merupakan rasio output dengan input. Di industri
manufaktur output bisa berupa produk hasil aktivitas manufaktur,
sedangkan input bisa berupa seluruh sumber daya yang digunakan. Tujuan
utama industri manufaktur adalah peningkatan produktivitas.
Biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan sehubungan
dengan penyelenggaraan persediaan di dalam suatu perusahaan terdiri dari
tiga macam, yaitu biaya pemesanan, biaya penyimpanan, dan biaya tetap
persediaan. Biaya Pemesanan merupakan biaya-biaya yang terkait
langsung dengan kegiatan pemesanan yang dilakukan oleh perusahaan.
Biaya penyimpanan merupakan biaya yang harus ditanggung oleh
perusahaan sehubungan dengan adanya bahan baku yang disimpan di
dalam perusahaan. Biaya tetap persediaan adalah seluruh biaya yang
timbul karena adanya prsediaan bahan di dalam perusahaan yang tidak
terkait, baik dengan frekuensi pembelian maupun jumlah unit yang
disimpan di dalam perusahaan tersebut.
EVALUASI
Petunjuk:
Pilihlah salah satu jawaban yang menurut Anda paling tepat dari
beberapa alternatif jawaban yang disediakan!
Soal:
1. Aktivitas yang menambah nilai pada suatu barang atau jasa dengan
melibatkan faktor produksi sebagai input, merupakan pengertian dari…
a. Biaya
b. Persediaan
c. Produksi
d. Pengendalian
e. Merubah
133
2. Hubungan antara jumlah input dengan output dalam kurun waktu tertentu
disebut …
a. Hubungan produksi
b. Faktor produksi
c. Perilaku produksi
d. Pengendalian produksi
e. Teori produksi
3. Berikut merupakan faktor dari produksi, keculai …
a. Capital
b. Labour
c. Skill
d. Land
e. Building
4. Dalam suatu proses produksi, terdapat proses produksi yang terjadi
dalam kurun waktu tertentu yang terbagi menjadi dua yaitu …
a. Produksi cepat dan produksi lama
b. Produksi banyak dan produksi sedikit
c. Produksi besar dan produksi kecil
d. Produksi jangka panjang dan produksi jangka pendek
e. Produksi tetap dan produksi berubah
5. Menurut Dewan Produktivitas Nasional RI tahun 1983, peningkatan
produktivitas dapat dilihat dalam tiga bentuk, salah satunya adalah…
a. Jumlah output dalam mencapai tujuan meningkat dengan
menggunakan sumber daya yang sama
b. Jumlah output dalam mencapai tujuan sama atau meningkat dicapai
dengan menggunakan sumber daya yang lebih banyak
c. Jumlah output dalam mencapai tujuan yang jauh lebih besar
diperoleh dengan pertambahan sumber daya yang relatif lebih kecil
d. Jumlah output dalam mencapai tujuan yang jauh lebih kecil
diperoleh dengan pertambahan sumber daya yang relatif lebih besar
134
e. Jumlah output dalam mencapai tujuan menurun dengan
menggunakan sumber daya yang sama
6. Biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan sehubungan dengan
penyelenggaraan persediaan di dalam suatu perusahaan terdiri dari tiga
macam, yaitu…
a. Biaya perencanaan, biaya proses, dan biaya tetap persediaan
b. Biaya pemesanan, biaya proses, dan biaya penyimpanan
c. Biaya pemesanan, biaya penyimpanan, dan biaya tetap persediaan
d. Biaya perencanaan, biaya penyimpanan, dan biaya tetap persediaan
e. Biaya pemesanan, biaya penyimpanan, dan biaya pengeluaran
7. Biaya yang terkait langsung dengan kegiatan pemesanan dan
diperhitungkan atas dasar frekuensi pembelian yang dilaksanakan dalam
perusahaan, adalah…
a. Biaya perencanaan
b. Biaya pemesanan
c. Biaya proses
d. Biaya penyimpanan
e. Biaya tetap persediaan
8. Seluruh biaya yang timbul karena adanya prsediaan bahan di dalam
perusahaan yang tidak terkait, baik dengan frekuensi pembelian maupun
jumlah unit yang disimpan di dalam perusahaan, merupakan…
a. Biaya perencanaan
b. Biaya pemesanan
c. Biaya proses
d. Biaya penyimpanan
e. Biaya tetap persediaan
9. Pendekatan manufaktur yang mempertahankan bahwa produk-produk
harus ditarik dari seluruh sistem dengan adanya permintaan, dan
bukannya mendorong seluruh sistem dengan jadwal yang tetap untuk
mengantisipasi permintaan, merupakan pengertian dari…
a. Lean
135
b. 6-sigma
c. Just in time
d. Sigma
e. Lean 6-sigma
10. Berikut merupakan prinsip dasar yang harus dijadikan dasar
pertimbangan dalam menentukan sistem strategi produksi, kecuali…
a. Menghasilkan produk sesuai dengan jadwal yang didasarkan pada
permintaan pelanggan
b. Memproduksi dalam jumlah kecil
c. Mengeliminasi pemborosan
d. Memperbaiki aliran produksi
e. Memperbanyak waste
UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT
Periksalah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban yang terdapat di bagian
akhir Modul ini. Hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar. Kemudian
gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda
terhadap MENGUKUR UNJUK KERJA ATAU KINERJA PRODUKSI ini.
Rumus:
Tingkat penguasaan = (Jumlah jawaban Anda yang benar x 100%)/10
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:
90 - 100% = sangat baik
80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
melanjutkan mempelajari materi selanjutnya. Tetapi apabila tingkat penguasaan
Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulanginya, terutama pada bagian
yang belum Anda kuasai.
136
137
PENUTUP
Unit M.71INS02.009.1 (Mengerjakan Proses Produksi dan Manufaktur)
merupakan kompetensi bagi Insinyur Teknik Mesin Profesional yang meliputi
proses perencanaan, pengawasan mutu, pengendalian dan optimasi, pengendalian
persediaan dan menentukan kinerja produksi dalam pengelolaan suatu industri atau
produksi dan manufaktur dalam melaksanakan praktik dibidang keinsinyuran mesin
dan teknologi kejuruan mesin. Unit ini adalah Kompetensi khusus dan kemampuan
khusus dalam suatu proses industri, produksi dan manufaktur, secara khusus dapat
dibuktikan bilamana Insinyur Teknik Mesin Profesional telah memiliki pengalaman
dalam praktik keinsinyuran baik secara teori dan pengalaman kerja.
Semoga dengan adanya modul pembelajaran ini membantu mengatasi
kekurangan lulusan insyur teknik mesin di Indonesia, sehingga banyak proyek yang
dapat dikerjakan oleh insinyur serta dapat membangun infrastruktur dengan sesuai
SOP dan membangun pendidikan dibidang keinsinyuran di Indonesia.
138
KUNCI JAWABAN
I. MERENCANAKAN PROSES PRODUKSI ATAU
MANUFAKTUR
1. d 6. c
2. b 7. e
3. c 8. d
4. a 9. c
5. e 10. b
II. MENGAWASI PROGRAM PENJAMIN MUTU
1. e 6. c
2. d 7. c
3. a 8. d
4. b 9. a
5. e 10. d
III. MELAKSANAKAN TUGAS PENGOPERASIAN,
PENGENDALIAN DAN OPTIMASI PROSES
1. c 6. d
2. e 7. b
3. a 8. c
4. b 9. a
5. e 10. d
139
IV. MELAKSANAKAN TUGAS PENGELOLAAN
PERSEDIAAN
1. a 6. c
2. c 7. a
3. c 8. a
4. e 9. b
5. d 10. c
V. MENGUKUR UNJUK KERJA ATAU KINERJA
PRODUKSI
1. c 6. c
2. b 7. b
3. e 8. e
4. d 9. c
5. a 10. e
140
DAFTAR PUSTAKA
Arum, L. P. I. (2017). Perbaikan Proses Produksi Dengan Menggunakan Metode
Lean Manufacturing di PT. ABC (Doctoral dissertation, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember).
Damayanti, M. L. (2020). Teori Produksi. Teori Produksi, 1-15.
Fanchi, J. R., & Christiansen, R. L. (2016). Introduction to petroleum engineering.
John Wiley & Sons.
Groover, M. P. (2020). Fundamentals of modern manufacturing: materials,
processes, and systems. John Wiley & Sons
Kartasapoetra, dkk, Hukum Perburuhan di Indonesia Berlandaskan Pancasila,
Jakarta, Sinar Grafika, 1994, hlm. 18.
Kusnadi, E. (2009). Analisis produktivitas terhadap penyeimbangan lintasan.
Unpublished undergraduate thesis, Program Studi Teknik Industri,
Universitas Mercu Buana, Jakarta.
Pasal 1 angka 15 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Pristianingrum, N. (2017). Peningkatan efisiensi dan produktivitas perusahaan
manufaktur dengan sistem Just In Time. ASSETS: Jurnal Ilmiah Ilmu
Akuntansi, Keuangan dan Pajak, 1(1), 41-53.
Putro, W. D., Gutomo, G., Suyadi, S., Slamet, A., & Maulana, A. (2018). Perbaikan
Kualitas Proses Produksi Dengan Metode Six Sigma Untuk Mengurangi
Cacat Produk Pada Partmaster Cylinder Tipe 2 dp Di Departemen Painting
PT. Chemco Harapan Nusantara Cikarang. Jurnal Rekayasa Mesin, 12(2),
71-82.
Sari, R. D. P., & Oktora, S. I. (2021). Determinan Produktivitas Tenaga Kerja
Industri Manufaktur Besar dan Sedang di Pulau Jawa. Jurnal Ekonomi dan
Pembangunan Indonesia, 21(2), 185-203.
Suhardi, B. (2008). Perancangan sistem kerja dan ergonomi industri jilid 1 untuk
SMK. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan,
141
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,
Departemen Pendidikan Nasional.
Wardiningsih, S. S. (2011). Strategi Pengelolaan Hubungan Industrial Dalam
Meminimisasi Konflik Industri. Jurnal Ekonomi dan
Kewirausahaan, 11(1).
Zennaro, I., Battini, D., Sgarbossa, F., Persona, A., & De Marchi, R. (2018). Micro
downtime: Data collection, analysis and impact on OEE in bottling lines the
San Benedetto case study. International Journal of Quality & Reliability
Management.
142