Sumber gambar: merdeka..com
g. Orang yang berhubungan seksual dengan dengan pengguna
narkoba suntik. Karena pengguna narkoba suntik berisiko
tinggi terkena HIV, maka berhubungan seksual dengannya
pun dapat meningkatkan risiko kamu untuk terkena HIV.
5. Cara Mencegah Infeksi Menular Seksual
Remaja harus tahu cara mencegah Infeksi Menular
Seksual. Mengingat, seiring dengan perkembangan zaman,
pergaulan bebas dikalangan remaja telah mencapai taraf yang
mengkhawatirkan maka remaja perlu membentengi diri.
Menurut Salmam, A (2017) cara mencegah infeksi
menular pada remaja, antara lain:
a. Memperkuat nilai agama sejak dini
Remaja yang sudah tertanam nilai agama dan moral dari kecil
maka tidak akan terjerumus dalam pergaulan bebas dan
terhindar dari IMS.
94
b. Membentuk karakter yang positif
Membentuk karakter yang positif, bisa mengendalikan dirinya
sehingga tidak terjerumus kepada perbuatan maksiat yang isa
menyebabkan IMS.
c. Mendapatkan informasi kesehataan reproduksi remaja
Keingintahuan remaja mengenai hal yang berkaitan dengan
seksualitas terkadang tidak mendapatkan penyaluran yang
benar, sehingga mereka akan mencari tahu melalui jalan yang
salah. Maka cara yang tepat adalah mendapatkan informasi
kesehatan reproduksi yang jelas dari Guru BK
Sumber gambar: dokumen pribadi
95
d. Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah
Hubungan seks sebaiknya dilakukan oleh pasangan yang
sudah menikah dan hanya pada pasangan tersebut.
e. Lakukan vaksinasi
Penyakit yang disebabkan oleh human papillomavirus (HPV)
dan hepatitis B dapat dicegah dengan vaksin. Vaksin sudah
terbukti aman dan efektif dalam mencegah terjadinya penyakit
akibat kedua virus tersebut.
f. Tidak bertukar alat pribadi
Tidak menggunakan, bertukar, atau berbagi barang-barang
pribadi dengan orang lain. Misalnya celana dalam, handuk,
sikat gigi, dan lain-lain.
Sumber gambar: komunitasbukalapak.com
g. Jauhi alkohol dan narkoba
Ketika Anda dalam keadaan kurang atau tidak sadar atau
mabuk, Anda bisa melukai pasangan (atau sebaliknya),
sehingga bakteri atau virus penyebab penyakit kelamin bisa
masuk ke dalam luka.
96
Sumber gambar: freepik.com
h. Memeriksakan diri
Deteksi IMS sangat penting untuk mencegah terjadinya
penularan, baik untuk pasangan atau bakal janin. Jika anda
terdiagnosis IMS, berhenti dulu melakukan hubungan seks
dan fokus pada pengobatan.
i. Menjaga kebersihan alat kelamin
Dengan menjaga kebersihan area kelamin, Anda bisa
melindungi diri dari mikroorganisme penyebab IMS.
IMS bisa sangat menakutkan, karena ada beberapa jenis
yang tidak bisa sembuh sama sekali. Upayakan pencegahan
dengan menghindari perilaku berisiko, setia pada satu
pasangan, gunakan kondom, menjaga kebersihan organ intim,
lakukan vaksinasi yang dibutuhkan, jauhi alkohol dan narkoba,
serta rutin memeriksakan diri.
97
E. Ringkasan
1. Infeksi menular seksual (IMS) adalah infeksi yang ditularkan dari
seseorang kepada orang lain melalui hubungan seksual atau kontak alat
kelamin (Lestari, 2018). Penyakit ini memberi ancaman terhadap banyak
remaja yang saat ini tengah menderita Infeksi Menular Seksual (IMS)
tanpa menyadarinya dan terganggu oleh gejala-gejalanya. Beberapa jenis
IMS akan merusak organ reproduksi.
2. Faktor Penyebab IMS antara lain: a). faktor perilaku bresiko, b) faktor
medis c) faktor biologi.
3. Jenis-jenis IMS antara lain: a) HIV/AIDS, b) Gonorea (Kencing Nanah)
c) Sipilis (Raja Singa), d) Herpes Genitalis, e) Trikomoniasis, f) Hepatitis
B, g) infeksi HPV.
4. Kelompok yang beresiko terinfeksi IMS antara lain: a) remaja
melakukan seks bebas, b) remaja yang menawarkan seks demi uang, c)
remaja yang melakukan hubungan intim tanpa menggunakan kondom,
d) remaja yang terkena infeksi menular seksual lainnya, e) pengguna
narkoba suntik, f) remaja yang berhubungan seksual dengan dengan
pengguna narkoba suntik
5. Cara mencegah IMS antara lain: a) Memperkuat nilai agama sejak dini
b) membentuk karakter yang positif, c) mendapatkan informasi
kesehataan reproduksi remaja, d) tidak melakukan hubungan seksual
sebelum menikah, e) lakukan vaksinasi, f) tidak bertukar alat pribadi, g)
jauhi alkohol dan narkoba, h) memeriksakan diri, i) menjaga kebersihan
alat kelamin.
98
F. Aktivitas Siswa
Infeksi Menular Seksual (IMS)
Ananda diminta untuk menjawab pertanyaan berikut
sesuai dengan pengetahuan dan pemahaman ananda
setelah membaca materi ini.
1. Tulislah pengertian infeksi menular seksual?
2. Jelaskan cara faktor penyebab infeksi menular
seksual?
3. Sebutkan jenis-jenis infeksi menular seksual?
99
4. Sebutkan kelompok yang beresiko terinfeksi IMS?
5. Bagiamana cara mencegah terhindar dari IMS?
100
G.Lembar Evaluasi
Jawablah pertanyaan ini pada kolom yang telah
disediakan.
1. Apa yang ananda pahami setelah membaca materi
tentang infeksi menular seksual (IMS) ?
2. Bagaimana perasaan ananda setelah membaca materi
tentang infeksi menular seksual (IMS) ?
3. Bagaimana sikap ananda setelah membaca materi
tentang infeksi menular seksual (IMS) ?
101
4. Apa yang akan/dapat ananda lakukan setelah
memahami materi tentang infeksi menular seksual
(IMS)?
5.Apa yang menjadi tanggung jawab ananda setelah
membaca materi tentang infeksi menular seksual
(IMS)?
102
H.Lembar Refleksi
Pilih salah satu kolom di bawah ini dengan memberikan
tanda ceklist (√) di salah satu emotion yang tersedia,
yang mana pilihan tersebut merupakan gambaran
suasana diri ananda setelah mendapatkan pendidikan
kesehatan reproduksi remaja. Berikan alasan ananda di
kolom komentar. Isilah dengan sejujurnya dan sebaik
mungkin, kerahasian ananda akan terjamin. Ananda
tidak perlu menuliskan identitas. Selamat bekerja!
103
104
PENUTUP
Demikianlah e-modul kesehatan reproduksi remaja ini
disusun, semoga dapat dimanfaatkan Guru BK untuk membantu
siswa dalam mendapatkan infromasi tentang kesehatan
reproduksi sehingga remaja bisa merencanakan masa depan
dengan baik dan terhindar dari pergaulan bebas dan masalah
seksual. E-modul ini membahas materi-materi yang perlu dikuasai
oleh remaja dalam menjalani kehidupan masa depannya.
E-modul ini juga lengkap dengan petunjuk penggunaan yang perlu
dipahami oleh Guru BK agar bisa membantu remaja
menggunakan “Emodul Pendidikan Kesehatan Reproduksi
Remaja”.
105
DAFTAR RUJUKAN
BKKBN. 2011. Makin Banyak Remaja Lakukan Seks Pranikah
(online). http://ceria.bkkbn.go.id. Diakses 14 Juli 2021, pukul
22:08 WIB.
Bulu, Y. (2019). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku
Perilaku Bullying Pada Remaja Awal. Nursing News.
Chandra, A.D., Rahmawati, I., Hardiani, R.S. 2014. Hubungan
Tipe Kepribadian dengan Perilaku Seksual Berisiko Remaja di
SMKN “X” Jember. Jurnal Pustaka Kesehatan, 2(3), 492-498.
Daili, S. F., 2017. Tinjauan penyakit menular seksual (P.M.S.).
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta.
Darmasih, R. ; Noor, A. S ; Azizah, G. T. 2011. Kajian Perilaku
Sex Pranikah Remaja SMA di Surakarta. Jurnal Kesehatan.
ISSN 1979-7621, Vol. 4, No. 2, Desember 2011: 111-119.
Dermatoto A. 2020. Mengerti, Memahami, dan Menerima
Fenomena Homoseksual. Diakses Juli 2021.
Dianawati, A. (2016). Pendidikan seks untuk remaja. Jakarta:
Kawan Pustaka.
Emilia O, dkk. 2010. Bebas Ancaman Kanker Servicks.
Yogyakarta: Media.
Fudyartanta, K. (2012). Psikologi perkembangan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Hartanto, H. 2012. Keluarga Berencana dan Kotrasepsi. Pustaka
Sinar Harapan: Jakarta.
106
https://www.alodokter.com/kenapa-seseorang-bisa-mimpi-basah
https://www.alodokter.com/kenapa-seseorang-bisa-mimpi-basah
https://www.alodokter.com/sederet-informasi-dokter-spesialis-
obstetri-dan-ginekologi
https://www.alodokter.com/sederet-informasi-dokter-spesialis-
obstetri-dan-ginekologi
Irianto, K. (2014). Seksiologi Kesehatan. Bandung: Alfabeta
Jahja, Y. (2011). Psikologi perkembangan. Jakarta: Kencana.
Kartono, K. (2009). Psikologi Abnormal dan Abnormalitas
Seksual. Bandung: Mandar Maju.
Kusmiran, E. (2014). Kesehatan reproduksi remaja dan wanita.
Jakarta: Salemba Medika.
Lestari, C. I., 2018. Penyakit Menular Seksual. From:
http://cintalestari.wordpress.com/2008/09/06/penyakit-
menular-seksual. Juli 2021.
Manuaba, I. 2012. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.
Jakarta: Arca.
Manuaba, I. 2016. Memahami kesehatan reproduksi wanita.
Jakarta: Arca.
Nilasari, H. 2018. Infeksi Menular Seksual. Edisi Keempat. Jakarta
: Badan penerbit FKUI, p.65 76.
Pinem, S. 2019. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Trans
Info Media: Jakarta.
Pramudiarja, U. 2021. BKKBN: Banyak saling Raba, Kualitas
107
Pacaran Remaja Memprihatinkan, (Online),
(http://health.detik.com/read/2013/11/07/130108/2406219/13
01/bkkbn-banyak-saling-rabakualitas-pacaran-remaja
memprihatinkan), diakses 15 Juni 2021.
Prayitn0. 2004. Seri Pemandu. BK FIP UNP: Padang.
Rayani, D. (2017). Hubungan Perilaku Bulliying di Media Sosial
dengan Sikap Percaya Diri Siswa. Jurnal Realita.
Rosyd, M . (2017) . Pendidikan Seks : Mengubah Seks Abnormal
Menjadi Seks Yang Lebih Normal. Semarang. Syariar Media
Publising
Rosyid, M. (2013). Pendidikan seks. Semarang: Rasail Media
Group.
Salman, A. 2017. Seksualitas dan Penyimpangan. Relasi Inti
Media: Yogyakarta.
Samsunuwiyati, M. (2013). Psikologi perkembanagan. Bandung:
Rosdakarya Offset.
Shofia, Nur, Y., & Sari, Y. (2016). Hubungan Antara Peran Teman
Sebaya dengan Perilaku Bullying pada Siswa Kelas XI di
SMAN Z Bandung.
Sobur, Alex. 2019. Psikologi Umum. Cetakan II. Bandung : CV
Pustaka Setia.
Tjokronegoro. 2012. Seluk Beluk AIDS. Fakultas Kedokteran:
Universitas Indonesia.
Wardhani, D. T. (2012). Perkembangan dan seksualitas remaja
(development and adolescent sexuality). Ejournal Kemsos,
17(03), 184-191.
108
Wiknyosastro. 2014. Kesehatan Reproduksi. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta.
Wisnuwardhani, D., & Mashoedi, S. F. (2012). Hubungan
interpersonal. Jakarta: Salemba Humanika.
World Health Organization. Seks education: International
technical guidance on sexuality education : An evidence-
informed approach for schools, teachers and health
educators.. Geneva: WHO Press 2006.
109