The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by , 2018-12-03 08:38:24

SKRIPSI PDF

SKRIPSI PDF

SKRIPSI
ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA SISTEM E-LEARNING
MENGGUNAKAN MODEL END-USER COMPUTING SATISFACTION

(STUDI KASUS: UNIVERSITAS TERBUKA)

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta
Disusun Oleh:
DESTIA RESTU RAMANDA
11140930000065
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018 M / 1440 H

ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA SISTEM E-LEARNING
MENGGUNAKAN MODEL END-USER COMPUTING SATISFACTION

(STUDI KASUS: UNIVERSITAS TERBUKA)

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta

Oleh:

DESTIA RESTU RAMANDA

11140930000065

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Nur Aeni Hidayah, MMSI Zainul Arham, M.Si
NIP. 19750818 200501 2 008 NIP. 197407302007101002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Nia Kumaladewi, MMSI
NIP. 19750412 200710 2 002

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul Analisis Kepuasan Pengguna Sistem E-Learning
Menggunakan Model End-User Computing Satisfaction, Studi Kasus:
Universitas Terbuka yang ditulis oleh Destia Restu Ramanda, NIM
11140930000065 telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang Munaqosah
Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
pada hari Jumat, 2 November 2018. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu
syarat memperoleh gelar Sarjana Satu (S1) Program Studi Sistem Informasi.

Menyetujui,

Penguji I Penguji II

Nurbojatmiko, M.Kom Yuni Sugiarti, MT
NIDN. 0428116703 NIDN. 2006067602
Pembimbing I
Pembimbing II

Nur Aeni Hidayah, MMSI Zainul Arham, M.Si
NIP. 19750818 200501 2 008 NIP. 197407302007101002

Mengetahui,

Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Dekan Program Studi Informasi

Dr. Agus Salim, S.Ag, M.Si Nia Kumaladewi, MMSI
NIP. 19720816 199903 1 003 NIP. 19750412 200710 2 002

iii

PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-
BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN
SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN
TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, 2 November 2018
DESTIA RESTU RAMANDA

11140930000065

iv

ABSTRAK

DESTIA RESTU RAMANDA – 11140930000065. Analisis Kepuasan Pengguna
Sistem E-Learning Menggunakan Model End-User Computing Satisfaction, Studi
Kasus: Universitas Terbuka di bawah bimbingan NUR AENI HIDAYAH dan
ZAINUL ARHAM.

Universitas Terbuka (UT) adalah Perguruan Tinggi Negeri (PTN) ke-45 di
Indonesia yang menerapkan sistem belajar terbuka dan jarak jauh menggunakan E-
Learning. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis kepuasan
pengguna akhir dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan
pengguna akhir Aplikasi E-Learning Universitas Terbuka. Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif dan dilakukan berdasarkan model End-User
Computing Satisfaction (EUCS) dengan indikator Accuracy, Content, Ease Of Use,
Format, dan Timeliness. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif
tahun akademik 2017/2018 dan Dosen Universitas Terbuka. Proses analisis data
menggunakan pendekatan PLS-SEM dengan SmartPLS versi 3.0. Hasil penelitian
ini adalah, dari 5 hipotesis yang diajukan, 2 diantaranya ditolak dan 3 lainnya
diterima. Sehingga faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pengguna adalah
format, timeliness dan ease of use.
Kata kunci: Kepuasan pengguna, E-Learning, Universitas Terbuka, End-User

Computing Satisfaction (EUCS), PLS-SEM, SmartPLS.
Bab I-V + 111 Halaman + xv Halaman + 13 Gambar + 22 Tabel + Daftar
Pustaka + Lampiran
Pustaka Acuan (62, 1975-2018)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkah, rahmat, dan hidayah-
Nya yang sungguh melimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Analisis Kepuasan Pengguna Sistem E-Learning Menggunakan Model
End-User Computing Satisfaction, Studi Kasus: Universitas Terbuka” dengan baik.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Besar Muhammad
SAW beserta keluarga, sahabat serta para pengikutnya hinga akhir zaman. Penulis
menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis untuk dapat mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Agus Salim, S.Ag, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

2. Ibu Nia Kumaladewi, MMSI selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi
Fakultas Sains dan Teknologi dan Ibu Meinarini Catur Utami, MT selaku
Sekretaris Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi.

3. Ibu Nur Aeni Hidayah, MMSI sebagai Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, dan arahan kepada penulis selama proses penyelesaian
skripsi ini. Terima kasih banyak untuk seluruh waktu, tenaga, kesediaan
menjawab setiap pertanyaan penulis dan senantiasa memberikan dukungan moril
serta membagikan banyak pengetahuan agar penulis bisa menyelesaikan skripsi
ini dengan baik.

4. Bapak Zainul Arham, M.Si sebagai Dosen Pembimbing II. Terima kasih atas
kesabarannya dalam membimbing penulis, selalu memberi masukkan yang
positif, arahan yang jelas sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan
baik.

5. Seluruh Dosen Program Studi Sistem Informasi yang telah membagikan ilmunya
kepada penulis selama proses perkuliahan.

vi

6. Seluruh karyawan Fakultas Sains dan Teknologi yang telah banyak membantu
penulis dalam perkuliahan, terutama dalam menyelesaikan administrasi yang
berkaitan dengan skripsi.

7. Bapak Ir. Argadatta Sigit M.Ed, selaku pembimbing di Universitas Terbuka yang
telah membantu penulis untuk mendapatkan informasi serta data-data yang
terkait dalam penelitian skripsi ini.

8. Para Mahasiswa dan Dosen Universitas Terbuka selaku responden, yang telah
bersedia memberikan data dan informasinya dalam pengisian kuesioner untuk
penelitian skripsi ini.

9. Seluruh karyawan Universitas Terbuka dari para satpam serta staff terkait yang
telah membantu penulis untuk memperoleh data selama proses penelitian skripsi
ini.

10. Kedua orang tua penulis, Bapak Rusdi dan Ibu Husnawati. Terima kasih untuk
bapak dan mama yang telah membesarkan dan mendidik penulis dari lahir
hingga saat ini, terima kasih untuk seluruh cinta dan kasih yang selalu diberikan
untukku. Terima kasih untuk doa-doa yang selalu mengiri langkahku, saat
senang maupun sedih.

11. Kedua Kakakku tersayang, kak Handi, dan kak Yoga. Terima kasih telah
membantu segala kesiapan untuk penulisan skripsi ini dan mengisi hari-hari
penulis, semoga kalian akan selalu menjadi saudara dan sahabat terbaik yang
mengiringi langkah penulis kedepannya.

12. Seluruh teman-teman Sistem Informasi 2014 yang telah mewarnai dunia
perkuliahan penulis, teirma kasih untuk segala kenangannya, dan semangat yang
diberikan sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

vii

Penulis memohon kepada Allah SWT agar seluruh dukungan, bantuan, dan
bimbingan dari semua pihak dibalas pahala yang berlipat ganda. Selain itu, penulis
menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna sehingga saran dan kritik yang membangun sangat penulis
harapkan dan dapat disampaikan melalui [email protected].
Akhir kata, semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat dan sekaligus
menambah ilmu bagi kita semua. Amiiin yaa Rabbal Alamin.

Jakarta, 2 November 2018
DESTIA RESTU RAMANDA

11140930000065

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .....................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................ iii
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................iv
ABSTRAK.....................................................................................................v
KATA PENGANTAR .................................................................................vi
DAFTAR ISI ................................................................................................ix
DAFTAR TABEL......................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................xv
BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah .........................................................................5
1.3 Rumusan Masalah ............................................................................6
1.4 Batasan Masalah...............................................................................6
1.5 Tujuan dan Manfaat .........................................................................7
1.6 Metodelogi Penelitian ......................................................................8
1.7 Waktu dan Pelaksanaan Penelitian...................................................8
1.8 Tahap Pelaksanaan Penelitian ..........................................................9

ix

1.9 Nama Peneliti ...................................................................................9
1.10 Sistematika Penulisan.....................................................................10

BAB II : KAJIAN PUSTAKA
2.1 Sistem Informasi Aplikasi E-Learning...........................................11
2.1.1 Defisini Sistem Informasi……....................................................11
2.1.2 E-Learning ..................................................................................12
2.1.2.1 Defisini E-Learning ....................................................................12
2.1.2.2 Klasifikasi E-Learning ................................................................13
2.1.2.3 Fungsi E-Learning ......................................................................14
2.1.2.4 Keuntungan E-Learning ..............................................................15
2.1.3 Sistem Aplikasi E-Learning UT ...............................................17
2.2 Paradigma Pendidikan ................................................................18
2.3 Analisis ..........................................................................................19
2.3.1 Kepuasan.......................................................................... ..............20
2.3.2 Kepuasan Pengguna ....................................................... .............21
2.3.3 Analisis Kepuasan Pengguna ........................................................ 21
2.3.4 End-User Computing Satisfaction..................................................21
2.3.5 Metode Pengumpulan Data.............................................................24
2.3.6 Populasi dan Teknik Sampling ......................................................25
2.3.7 Ukuran Sample .............................................................................28
2.3.8 Skala Likert ....................................................................................30
2.3.9 PLS-SEM .......................................................................................31

x

2.3.10 Smart PLS....................................................................................35
2.3.10.1 Kelebihan Smart PLS ...............................................................36
2.3.10.2 Kekurangan Smart PLS ............................................................37
2.4 Keberhasilan Implementasi Sistem Informasi .................................37
2.5 Kualitas Layanan .............................................................................42
2.6 Literatur Sejenis ...............................................................................43

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian.....................................................................44
3.2 Metode Pengumpulan Data ............................................................44
3.2.1 Studi Pustaka ..................................................................................44
3.2.2 Studi Lapangan ...............................................................................50
3.3 Metode Analisis..............................................................................51
3.3.1 End-User Computing Satisfaction (EUCS).....................................51
3.3.1.1 Model EUCS ...............................................................................51
3.3.1.2 Indikator EUCS ...........................................................................52
3.3.2 Perancangan Kuesioner ..................................................................56
3.3.2.1 Penentuan Sample ........................................................................59
3.3.2.2 Penyeberan Kuesioner ................................................................60
3.3.3 Pengolahan Data ............................................................................60
3.3.3.1 Demografis...................................................................................60
3.3.3.2 Pengukuran Model dan Struktural Model.....................................60
3.3.4 Intrepretasi Hasil Penelitian............................................................62

xi

3.3.5 Kerangka Penelitian .......................................................................63

BAB IV : HASIL ANALISIS DAN INTERPRETASI
4.1 Hasil Pengumpulan Data................................................................66
4.1.1 Sejarah Universitas Terbuka ..........................................................66
4.1.2 Visi Universitas Terbuka ...............................................................67
4.1.3 Misi Universitas Terbuka ...............................................................68
4.1.4 Penjaminan Kualitas ......................................................................68
4.1.5 Program-Program Akademik .........................................................68
4.1.6 Struktur Organisasi ........................................................................69
4.1.7 Tugas Pokok dan Fungsi ................................................................70
4.1.8 Aplikasi E-Learning Universitas Terbuka .....................................75
4.2 Analisis EUCS................................................................................76
4.2.1 EUCS E-Learning Universitas Terbuka.........................................76
4.2.2 Hasil Perancangan Kuesioner ........................................................79
4.2.3 Hasil Pengolahan Data ...................................................................79
4.2.3.1 Demografis....................................................................................79
4.2.3.2 Pengukuran Model........................................................................82
4.2.3.3 Struktural Model...........................................................................88
4.2.4 Interpretasi dan Diskusi Hasil Analisis ...........................................95
4.2.4.1 Interpretasi dan Diskusi Hasil Analisis Data Demografis ............95
4.2.4.2 Interpretasi dan Diskusi Hasil Analisis Pengukuran Model.........97
4.2.4.3 Interpretasi dan Diskusi Hasil Analisis Struktural Model............98

xii

BAB V : KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan ..................................................................................103
5.2 Saran.............................................................................................105

DAFTAR PUSTAKA………………………..………………………..…….....106
LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………….....…………………………112

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tahap Pelaksanaan Penelitian........................................................9
Tabel 2.1 Literatur Sejenis ...........................................................................43
Tabel 3.1 Literatur Sejenis Panelitian Terdahulu.........................................46
Tabel 3.2 Definisi Indikator .........................................................................52
Tabel 3.3 Indikator dan Daftar Pertanyaan ..................................................57
Tabel 3.4 Jumlah Responden........................................................................59
Tabel 4.1 EUCS E-Learning UT ..................................................................76
Tabel 4.2 Hasil Uji Loading Factor..............................................................83
Tabel 4.3 Hasil Uji Composite Reliability ...................................................84
Tabel 4.4 Hasil Uji Average Variance Extracted (AVE) .............................85
Tabel 4.5 Hasil Uji Discriminant Validity (Cross Loading) ........................85
Tabel 4.6 Hasil Uji Discriminant Validity (Cross Loading Fornell-
Lacker’s).......................................................................................................86
Tabel 4.7 Hasil Uji Path Coefficient ............................................................88
Tabel 4.8 Hasil Uji Coefficient of Determination (R-Square) .....................89
Tabel 4.9 Hasil Uji T-test .............................................................................89
Tabel 4.10 Hasil Uji Effect Size...................................................................90
Tabel 4.11 Hasil Uji Predictive Relevance ..................................................91
Tabel 4.12 Hasil Uji Relative Impact ...........................................................92
Tabel 4.13 Ringkasan Hasil Analisis Struktural Model ...............................93
Tabel 4.14 Data Status Mahasiswa 2017/2018 ............................................96
Tabel 4.15 Data Dosen .................................................................................96

xiv

Tabel 4.16 Hasil Uji Hipotetsis ....................................................................99
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Komponen Sistem Informasi.................................................11
Gambar 2.2 Tampilan E-Learning Universitas Terbuka.............................18
Gambar 2.3 Model EUCS............................................................................22
Gambar 2.4 Model Struktural SmartPLS.....................................................36
Gambar 3.1 Hipotesa Penelitian EUCS........................................................51
Gambar 3.2 Model Persamaan Struktural EUCS.........................................62
Gambar 3.3 Kerangka Penelitian ................................................................63
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Universitas Terbuka.................................69
Gambar 4.2 Tampilan Aplikasi E-Learning Universitas Terbuka...............76
Gambar 4.3 Diagram Lingkaran Jenis Kelamin Responden.......................80
Gambar 4.4 Diagram Lingkaran Fakultas Responden................................81
Gambar 4.5 Diagram Lingkaran Status Kepuasan Pengguna.....................82
Gambar 4.6 Hasil Analisis Outer Model dengan SmartPLS 3.0.................87

xv



BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Era informasi atau yang juga dikenal dengan sebutan era digital atau era
komputer menjadikan informasi sebagai suatu sumber daya yang sangat penting.
Informasi dapat digunakan oleh perusahaan tidak hanya untuk kepentingan
peningkatan produktivitas pegawai melainkan juga untuk meraih keunggulan
kompetitif. Menurut porter (1980), keunggulan kompetitif merujuk kepada faktor-
faktor organisasi yang memungkinkan sebuah organisasi melampaui para
pesaingnya.

Perkembangan Teknologi Informasi (TI) semakin pesat, kebutuhan akan
suatu konsep dan mekanisme belajar mengajar (pendidikan) berbasis TI menjadi
sangat dibutuhkan. Dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam
kegiatan belajar mengajar timbulah konsep yang dinamakan E-Learning (electronic
learning) yang membawa pengaruh terhadap proses transformasi pendidikan
konvensional ke dalam bentuk digital (Ihsan, 2011).

Latar belakang dari penelitian ini adalah untuk melihat pemanfaataan e-learning
yang digunakan sebagai alat bantu mengajar dalam dunia pendidikan.
Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat akhir-akhir ini, mendapat
sambutan positif di kalangan masyarakat. Seperti yang dapat terlihat pada saat ini,
berbagai layanan masyarakat sudah menerapkan ICT (Information and
Communication Technology). Dalam dunia bisnis terdapat istilah e-business atau e-
commerce, sama halnya dengan di dunia pemerintahan dikenal dengan istilah e-
government dan bagi dunia pendidikan dikenal dengan istilah e-learning (Edy,
2011).

Universitas Terbuka menerapkan sistem belajar jarak jauh (e-learning) dan
terbuka. Istilah jarak jauh berarti pembelajaran tidak dilakukan secara tatap muka,
melainkan menggunakan media, baik media cetak (modul) maupun non-cetak
(audio/video, komputer/internet, siaran radio, dan televisi). Makna terbuka adalah

1

tidak ada pembatasan usia, tahun ijazah, masa belajar, waktu registrasi, dan
frekuensi mengikuti ujian. Batasan yang ada hanyalah bahwa setiap mahasiswa
Universitas Terbuka harus sudah menamatkan jenjang pendidikan menengah atas
(SMA atau yang sederajat).

Universitas Terbuka (UT) sepenuhnya menggunakan mode pendidikan
pembelajaran jarak jauh. UT telah dirancang untuk menjadi universitas yang
fleksibel dan murah yang berfokus untuk melayani orang-orang yang tidak
memiliki kesempatan untuk menghadiri tatap muka sistem pendidikan tinggi karena
berbagai kendala, termasuk kurangnya pendanaan, tinggal di daerah terpencil dan
pedesaan, dan bekerja serta komitmen lainnya.

Sebagai sebuah institusi, UT telah melewati berbagai periode perubahan dan
pertumbuhan, karena faktor internal maupun eksternal. Secara internal dalam hal
pendidikan, UT terus mengalami perubahan, inovasi, dan peningkatan. UT juga
telah menyesuaikan diri sebagai respons terhadap tekanan eksternal untuk
perubahan dan tantangan untuk mengubah tuntutan oleh klien dan pemangku
kepentingan. Perbaikan berkelanjutan adalah proses yang tidak terputus dan
berlangsung lama, yang harus dijaga, dipelihara dan ditingkatkan oleh semua
anggota manajemen UT dan staf. Ini adalah prinsip yang akan memastikan tempat
UT sebagai lembaga pembelajaran terbuka dan jarak jauh yang berkelanjutan dan
bereputasi tinggi, yang akan terus berkembang dan meningkatkan peran pentingnya
di masa depan. Sistem UT juga terus berevolusi dan meningkatkan dalam hal sistem
pengajaran dan pembelajaran, manajemen, dan layanan dukungan untuk siswa.
Dengan demikian, posisi UT saat ini mencerminkan tidak hanya perkembangan dan
pencapaiannya di masa lalu, tetapi juga arah masa depan dalam konteks kebutuhan
peserta didik dalam masyarakat.

Sebagai institusi yang bergerak dalam penyediaan jasa online edukasi,
penggunaan teknologi web atau sistem e-learning yang up to date, dan mudah
digunakan sangat diperlukan untuk mendukung proses layanan edukasi pelanggan
perusahaan sehingga dapat memuaskan hati para pelanggan akan layanan yang
diberikan. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi awal yang telah peneliti

2

lakukan dengan narasumber, Sistem edukasi E-Learning yang berjalan pada
Universitas Terbuka masih memiliki banyak kekurangan dan masalah diantaranya:

1. Ketersebaran mahasiswa se-nasional dari kota hingga pelosok negeri
dengan fasilitas insfrastruktur seperti hardware, software, dan koneksi
jaringan internet yang bermacam menyebabkan sulitnya mengakses sistem
tersebut.

2. Para tutor atau dosen memerlukan kesesuaian karakter dalam setiap mata
kuliah dalam menyampaikan materi yang bermacam.

3. Banyaknya mahasiswa yang terdaftar juga mengakibatkan perlunya
jaringan akses yang besar.

4. Banyaknya mata kuliah mengakibatkan setiap tutor atau dosen harus selalu
siap untuk memberikan materi yang beragam.

5. Kesulitan dalam login menggunakan Google Account karena aplikasi belum
diverifikasi oleh Google.

6. Adanya computer literacy pada pengguna.

7. Konten edukasi yang ditampilkan tidak langsung muncul tetapi harus di cari
di kolom pencarian terlebih dahulu, sehingga menyulitkan pengguna.

8. Tidak adanya fitur bantuan dalam aplikasi, sehingga user tidak dapat
bertanya dan mendapatkan bantuan mengenai penggunaan aplikasi.

9. Ada beberapa menu yang tidak berjalan sesuai judulnya dan tidak
responsive jika di klik, menyebabkan sistem tidak efektif dan efisien.

Menurut Guimaraes et al. (2003) keberhasilan sistem mempunyai tiga
komponen (tolak ukur), yaitu kualitas sistem, manfaat sistem, dan kepuasan
pengguna. Pendapat ini mengindikasikan bahwa, keberhasilan dalam
pengembangan sistem informasi terkait dengan pengguna ditentukan oleh sejauh
mana partisipasi yang ada dapat menyebabkan kepuasan pengguna. Sehingga akan
diketahui jangka waktu penggunaan sistem informasi tersebut.

3

Untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna perlu dilakukan penelitian
terhadap penerapan sistem informasi akademik, penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana tingkat kepuasan pengguna terhadap sistem informasi
yang sudah digunakan. Dalam beberapa penelitian, sistem informasi dapat diteliti
dari sisi efektifitasnya. Namun dalam pelaksanaanya, efektivitas sistem informasi
sulit diukur secara langsung, hal tersebut menyebabkan banyak peneliti yang
beralih pada metode pengukuran tidak langsung, seperti metode kepuasan
pengguna. Model pengukuran tidak langsung yang dapat digunakan adalah
pengukuran kepuasan sistem informasi pengguna akhir dengan End-User
Computing Satisfaction (EUCS) (Davis, 1989).

Terkait penelitian sejenis kualitas web akan sangat berpengaruh terhadap
tingkat kepuasan penggunanya itu sendiri. Semakin tinggi kualitas suatu web, maka
akan semakin banyak pengguna yang mengakses web tersebut. Keterlibatan
pengguna dalam pemanfaatan teknologi sistem informasi sangat menentukan akan
keberhasilan sebuah kualitas sistem dan informasi yang diproduksinya. Kualitas
informasi yang sesuai dengan kebutuhan dan keperluan pengguna, akan
menumbuhkan suatu tingkat kepuasan bagi pengguna itu sendiri. Tingkat kepuasan
pengguna terhadap website e-learning merupakan hal penting dalam menilai tingkat
kebergunaan dan tingkat keberhasilan kualitas suatu sistem (Gusti,2017).

Beberapa komponen yang akan menjadi penilaian terhadap kepuasan pengguna
dalam penelitian ini adalah desain anatar muka (format), kemudahan pengguna
dalam menggunakan website elearning (ease of use), akses informasi yang cepat
(timeliness), ketersediaan materi yang dibutuhkan (content) dan ketepatan sistem
elearning dalam menghasilkan informasi (accuracy). Penelitian ini akan melakukan
suatu pengukuran ringkat kepuasan pengguna dengan metode End User
Computing Satisfaction (EUCS) sebagai alat bantu dalam mengevaluasi tingkat
kepuasana pengguna terhadap aplikasi. Hasil dari penelitian ini nantinya akan
menggambarkan tingkat kepuasan pengguna terhadap aplikasi website elearning,
dan menjadi alat ukur keberhasilan aplikasi. Dari hasil evaluasi inilah yang akan

4

menjadi pedoman untuk memperbaiki kelemahan dan kekurangan sistem agar dapat
meningkatkan kepuasan pengguna (Gusti, 2017).

EUCS dikembangkan oleh Doll dan Torkzadeh (1988). EUCS digunakan untuk
mengukur kepuasan pengguna terhadap sistem informasi. Sistem informasi suatu
organisasi dapat diandalkan apabila memiliki kualitas yang baik dan mampu
memberikan kepuasan pada penggunanya. Dengan adanya kepuasan pengguna
tersebut maka akan timbul penerimaan (acceptance) pada sistem informasi yang
dipergunakan dalam organisasi tersebut. Kepuasan pengguna (user satisfaction)
merupakan salah satu indikator dari keberhasilan pengembangan sistem
informasi. Doll dan Torkzadeh mengembangkan instrumen EUCS yang meliputi
5 (lima) komponen yaitu terdiri dari isi (content), keakuratan (accuracy), bentuk
(format), kemudahan (ease of use) dan ketepatan waktu (timeliness).

Berdasarkan penjabaran latar belakang di atas penggunaan e-learning dalam
dunia pendidikan memberikan nilai tambah bagi organisasi ataupun institusi untuk
bersaing dalam era globalisasi dan pemanfaatan teknologi informasi. Dengan
melihat beberapa hal tersebut penulis ingin mengangkat “ Analisis Kepuasan
Pengguna Sistem E-Learning Menggunakan Model End-User Computing
Satisfaction (Studi Kasus : Universitas Terbuka)” sebagai judul dari skripsi
untuk di teliti lebih lanjut.

1.2 Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, peneliti mengidentifikasi
beberapa permasalahan yang ada sebagai berikut:

1. Proses registrasi dengan cara mengisikan identitas diri, memasukan e-mail dan
kata sandi/password. Lalu user diberikan notifikasi berupa link verfikasi ke e-mail
yang telah dicantumkan. Content atau isi yang berada dalam modul pembelajaran
(Course) masih ada yang belum bisa terbuka.

5

2. Kepuasan pengguna merupakan salah satu faktor penting yang menentukan
keberhasilan implementasi sistem informasi dan belum pernah dilakukan penelitian
terkait hal tersebut pada Aplikasi E-Learning Universitas Terbuka.
3. Belum diketahuinya faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terkait kepuasan
pengguna terhadap Aplikasi E-Learning Universitas Terbuka dengan menggunakan
model End-User Computing Satisfaction (EUCS) 5 Variabel yaitu Accuracy,
Content, Ease Of Use, Format dan Timeliness.
4. Belum diketahui faktor-faktor yang perlu dipertahankan ataupun faktor-faktor
yang perlu menjadi fokus perhatian untuk meningkatkan kualitas layanan Aplikasi
E-Learning Universitas Terbuka dengan menggunakan model EUCS.

1.3 Rumusan Masalah
Rumusan masalah berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka dapat
dirumuskan bahwa permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian adalah :

1. Bagaimana analisis kepuasan pengguna Aplikasi E-Learning Universitas
Terbuka menggunakan model End-User Computing Satisfaction?

2. Bagaimana mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan
pengguna berdasarkan persepsi pengguna akhir berdasarkan model End-
User Computing Satisfaction?

1.4 Batasan Masalah
Agar pembahasan mengenai penelitian tidak meluas, batasan masalah dalam
penelitian sebagai berikut:

a. Penelitian ini dilakukan terhadap sistem E-Learning di Universitas Terbuka.

6

b. Proses yang dilakukan pada penelitian ini adalah menganalisis kepuasan
pengguna sistem E-Learning yang mana respondennya adalah mahasiswa
dan dosen tetap di Universitas Terbuka.

c. Secara teori, penelitian ini menggunakan 5 variabel dari model EUCS yang
dikembangkan oleh Doll dan Torkzadeh (1988)

d. Secara metodologi, penelitian ini menggunakan metode kuantitatif
(Creswell, 2013) dengan teknik pengambilan sampel yaitu stratified
purpose sampling (Ritchie, 2013). Analisis data menggunakan
pendekatan PLS-SEM dengan SmartPLS versi 3.0 (Yamin & Kurniawan,
2011; Hair et al., 2012; Afthanorhan, 2013; Wong, 2013; Ringle, 2015).

1.5 Tujuan dan Manfaat
Pelaksanaan penelitian ini memiliki beberapa tujuan bagi penulis, yaitu:

a. Untuk menganalisis status kepuasan pengguna E-Learning di Universitas
Terbuka saat ini.

b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pengguna
terhadap sistem E-Learning di Universitas Terbuka.

Manfaat yang didapat dalam melakukan penelitian adalah:
1. Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi arsip dokumen

akademik yang bisa bermanfaat sebagai landasan untuk penelitian selanjutnya.
2. Secara metode, dapat menjadi referensi penelitian di program studi sistem

informasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan pendekatan kuantitatif.
3. Secara praktis, hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk

acuan dalam mengembangkan Aplikasi E-Learning Universitas Terbuka
selanjutnya.

7

1.6 Metodelogi Penelitian
1. Tipe Penelitian
Metodelogi penelitian yang akan digunakan adalah metode kuantitatif. Pada
penelitian ini akan dikembangkan model penelitian sebagai sumber rumusan
sejumlah hipotesis. Hipotesis ini kemudian diuji menggunakan data yang telah
dikumpulkan dari kuesioner (Sugiyono, 2013). Kuesioner dirancang dalam bentuk
pernyataan yang sejalan dengan pendekatan dan strategi penelitian yang selanjutnya
disebarkan kepada responden yang telah ditargetkan.

2. Teknik Pengumpulan Data
a. Kuesioner
Kuesioner disebarkan secara langsung kepada responden. Penyebaran secara
langsung dilakukan oleh peneliti untuk mencari responden yang tepat melalui tatap
muka. Teknik pengambilan sampel menggunakan stratified purpose sampling
(Ritchie, 2013).
b. Studi Pustaka
Mengkaji literatur-literatur yang berhubungan dengan penelitian ini.
a. Observasi
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan langsung ke Sistem E-Learning
umum Universitas Terbuka.

1.7 Waktu dan Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta “Analisis Kepuasan Pengguna Sistem E-Learning Menggunakan
Model End-User Computing Satisfaction (Studi Kasus: Universitas
Terbuka)” dijalankan dengan waktu dan lokasi penelitian karya tulis ilmiah

8

skripsi sebagai berikut:

Nama Instansi : Universitas Terbuka

Waktu : Maret 2018 – Agustus 2018

Alamat : Universitas Terbuka, Jalan Cabe Raya, Pondok Cabe,

Pamulang, Tangerang Selatan 15418

1.8 Tahap Pelaksanaan Penelitian

Tabel 1.1 Tahap Pelaksanaan Penelitian

No. Tahapan Kegiatan Maret April Mei Juni Juli Agustus

1. Perencanaan Penelitian
2. Pelaksanaan Wawancara
3. Pengumpulan Dokumentasi

4. Hasil Rekapitulasi

5. Penyelesaian Laporan

6. Pelaporan Hasil Penilaian

1.9 Nama Peneliti
Adapun pelaksanaan penelitian skripsi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang berjudul “Analisis Kepuasan Pengguna Sistem E-
Learning Menggunakan Model End-User Computing Satisfaction (Studi
Kasus: Universitas Terbuka)” dilaksanakan oleh:

Nama : Destia Restu Ramanda
NIM : 11140930000065
Alamat : Taman Pondok Cabe Blok C3/No.3
Telepon : 081514080985

9

1.10 Sistematika Penulisan
Secara sistematis, pembahasan dalam penulisan laporan

Penelitian Skripsi ini akan dikelompokkan ke dalam 5 (lima) bab yang
berisi antara lain sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi : Latar Belakang Penulisan Skripsi, Perumusan

Masalah, Batasan Masalah, Tujuan dan Manfaat, Metodologi
Penelitian dan Sistematika Penulisan.

Bab II Landasan Teori
Dalam bab ini antara lain berisi beberapa landasan teori yang

berkaitan dengan konsep E-Learning system dan End-User Computing
System.

Bab III Metodelogi
Pada bab ini penulis membahas mengenai metodologi yang

digunakan dalam penelitian yang mencakup metode pengumpulan data,
metode penerapan tata kelola teknologi informasi dan kerangka berpikir
penelitian.

Bab IV Pembahasan
Dalam bab ini akan menguraikan Analisa kepuasan pengguna E-

Learning System yang di kelola oleh Universitas Terbuka.

Bab V Kesimpulan dan Saran
Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil seluruh bab.

10



BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Sistem Informasi Aplikasi E-Learning
2.1.1 Definisi Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung
operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan
menyediakan pihak luar tetentu dengan laporan-laporan yang diperlukan
(Mustakini, 2005).

Jhon Burch dan Gary Grudnitski mengemukakan bahwa sistem
informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebutnya dengan istilah
blok bangunan (building block), yaitu block input, model, output,
technology, database dan control (Mustakini, 2005).

Sistem informasi adalah kombinasi antar prosedur kerja, informasi,
orang, dan teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan
dalam sebuah organisasi (Alter, 1992).

Gambar 2.1: Komponen Sistem Informasi (Mustakini,
2005)

11

2.1.2 E-Learning
2.1.2.1 Definisi E-Learning

Chambers (1999) pernah mengatakan “The next killer application for
Internet is going to be education. Education over the Internet is going to be
so big it is going to make email usage look like a rounding error”. Aplikasi
pembunuh yang lebih besar selanjutnya adalah Internet dijadikan sebagai
media pendidikan. Pendidikan melalui Internet ini akan menjadi besar dan
hal itu membuat penggunaan e-mail terlihat dalam babak kesalahan.
Kemungkinan issu inilah yang membuat kemajuan teknologi dalam
pendidikan begitu cepat hingga muncul istilah-istilah baru dalam
pendidikan yang disebut dengan e- learning, CBT (Computer Based Test),
dll.

E-Learning sudah tak asing terdengar saat ini, namun
sayangnya belum ada yang tahu pasti terminologi dari e-learning. Istilah ini
selalu berubah di setiap waktu dan di setiap kesempatan yang berbeda.
beberapa komunitas menitikberatkan istilah e-learning ke dalam 3 fokus
yang berbeda, yaitu: fokus konten, fokus Komunikasi dan fokus Teknologi.
American Society for Training & Development (ASTD’s) mendefinisikan
e-learning sebagai “It’s as covering a wide set of application and process,
such as web-based learning, computer-based learning, virtual classrooms
and digital collaboration (includes content via audio, videotape satellite
broadcast, interactive TV and CD-ROM (Compact Disk-Read Only
Memory))” (Manson, 2006). Sebuah rangkaian besar aplikasi dan proses,
seperti pembelajaran berbasis web, komputer, kelas maya dan
penggabungan media digital (temasuk suara dan video digital, siaran satelit,
TV interaktif, dan CD (Compact Disk)). Sebagian lain mendefinisikan e-
learning merujuk pada penggunaan teknologi Internet sebagai media yang
mempercepat penyampaian informasi pengetahuan.

E-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk
mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan (Rosenberg, 2001)

12

Dari beberapa pendapat di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa e-
learning itu merupakan sebuah strategi proses belajar yang efektif dengan
mengkombinasikan teknologi digital sebagai layanan untuk mentransfer
konten pendukung pembelajaran.

2.1.2.2 Klasifikasi E-Learning
E-learning menurut Falch (2004) dalam bukunya “A Study on Practical
Experiences with using E-learning Methodologies and Cooperative
Transnational Development Methodology” e-learning diklasifikasikan
menjadi 4, yaitu: e-learning without presence and without communication,
e-learning without presence but with communication, e-learning combined
with occasional presence, and e-learning used as a tool in classroom
teaching.
Dengan merujuk buku tersebut, kemudian klasifikasi e-learning lebih
mendetailkan lagi dibahas oleh Solomon Negash, dkk, dalam bukunya yang
berjudul “Handbook of Distance Learning for Real-Time
andAsyncrhrounous InformationTechnology Education". Menurut mereka
e-learning dibagi menjadi 6 klasifikasi (Negash et al., 2008), yaitu:
a. Face To Face : E-learning jenis ini lebih menekankan kepada media
internet atau online hanya sebatas media pendukung pembelajaran,
pendidikan sebenarnya berada pada saat guru dan siswa didalam kelas.
Contoh e-learning ini adalah penggunaan e-mail sebagai media Tanya
jawab, dan upload dokumen pendidikan.
b. Self Learning : E-learning jenis ini tidak melibatkan sosok guru dalam
pembelajaran siswa, baik tatap muka atau diskusi maya. Pada jenis e-
learning ini siswa lebih berusaha mendalami materi berdasarkan logika
pada saat ia menerima konten materi pendidikan tersebut.
c. Asynchronous : E-leaning tipe ini, pelajar tidak pernah bertatap muka
secara langsung oleh gurunya. Mereka hanya bertemu dan hanya
berdiskusi melalui sebuah media diskusi secara maya, seperti penggunaan
forum online dan sejenisnya.

13

d. Syncrhonous : E-learning tipe ini mengandalkan pertemuan maya melalui
virtual class(web conference) secara realtime. Yang termasuk penggunaan
teknologi ini antara lain adalah adalah live video, live audio, chat dan
instant messanging.

e. Blanded/Hybrid Asynchronous : e-learning ini merupakan campuran face to
face learning dengan asynchronous teknologi.

f. Blended/Hybrid Synchronous : e-learning ini merupakan kombinasi face
to face dengan synchronous teknologi.

2.1.2.3 Fungsi E-Learning
Menurut Siahaan (2004) Setidaknya ada 3 fungsi utama e-learning
terhadap dunia pendidikan, yaitu sebagai suplemen yang sifatnya
pilihan/opsional, pelengkap (komplemen), atau pengganti (substitusi).

a. Suplemen (Tambahan)
Dikatakan berfungsi sebagai supplemen (tambahan), apabila peserta
didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi
atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada kewajiban/ keharusan bagi
peserta didik untuk mengaskses materi e-learning tersebut. Sekalipun
sifatnya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan
memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.

b. Komplemen (Pelengkap)
Dikatakan berfungsi sebagai komplemen (pelengkap) apabila
materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi
materi pembelajaran yang diterima siswa. Sebagai komplemen,
berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk menjadi materi
reinforcement (pengayaan) atau remedial bagi peserta didik di dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional. Materi pembelajaran
elektronik dikatakan sebagai enrichment, apabila kepada peserta didik yang

14

dapat dengan cepat menguasai/memahami materi pelajaran yang
disampaikan guru secara tatap muka (fast learners) dan diberikan
kesempatan untuk mengakses materi pembelajaran elektronik yang
memang secara khusus dikembangkan untuk mereka. Tujuannya agar
semakin memantapkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi
pelajaran yang disajikan guru di dalam kelas.

Dikatakan sebagai program remedial, apabila kepada peserta didik yang
mengalami kesulitan memahami materi pelajaran yang disajikan guru
secara tatap muka di kelas (slow learners) diberikan kesempatan untuk
memanfaatkan materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus
dirancang untuk mereka. Tujuannya agar peserta didik semakin lebih
mudah memahami materi pelajaran yang disajikan guru di kelas.

c. Pengganti (Subsitusi)
Beberapa lembaga pendidikan di negara-negara maju memberikan
beberapa alternatif model kegiatan pembelajaran kepada para siswanya.
Tujuannya agar para siswa dapat secara fleksibel mengelola kegiatan
pembelajarannya sesuai dengan waktu dan aktivitas lain sehari-
hari siswa. Ada 3 alternatif model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih
peserta didik, yaitu:

a.) Sepenuhnya secara tatap muka (konvensional)
b.) Sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui
internet
c.) Sepenuhnya melalui internet.

2.1.2.4 Keuntungan E-learning
Banyak hal yang dapat diperoleh dengan pengaplikasian e-learning
baik di lembaga pendidikan negri maupun swasta. E-learning mampu
menghilangkan akan keterbatasan waktu, jarak dan sosial ekonomi. Hal itu
akan membuat individu-individu dapat mengisi penuh waktunya dengan

15

belajar dari manapun sehingga dikenal juga dengan istilah “lifelong
learning”.

Turban (2004) dalam bukunya “Electronic Commerce: A Managerial
Perspective”, menjelaskan bahwa e-learning dapat menghemat biaya,
mengurangi waktu perjalanan mencari ilmu, meningkatkan akses
informasi kepada sang ahli, fleksibel terhadap waktu, jarak dan lokasi,
membuat sosialisasi secara global dan menyerap berbagai pengetahuan
dalam sosial itu, update informasi cepat Bahkan e-learning juga dapat
membuat sebuah bidang bisnis baru seperti training dan ujian yang
dilakukan oleh Cisco system.

Manfaat e-learning menurut Smaratungga (2009) terdiri atas 4 hal, yaitu:
a. Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik
dengan guru atau instruktur (enhance interactivity).
b. Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan
kapan saja (time and place flexibility).
c. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to
reach a global audience).
d. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi
pembelajaran (easy updating of content as well as archivable
capabilities).

2.1.3 Sistem Aplikasi E-Learning Universitas Terbuka

UT menerapkan sistem belajar jarak jauh dan terbuka. Istilah jarak
jauh berarti pembelajaran tidak dilakukan secara tatap muka, melainkan
menggunakan media, baik media cetak (modul) maupun non-cetak
(audio/video, komputer/internet, siaran radio, dan televisi). Makna terbuka
adalah tidak ada pembatasan usia, tahun ijazah, masa belajar, waktu
registrasi, dan frekuensi mengikuti ujian. Batasan yang ada hanyalah bahwa
setiap mahasiswa UT harus sudah menamatkan jenjang pendidikan
menengah atas (SMA atau yang sederajat).

16

Mahasiswa UT diharapkan dapat belajar secara mandiri. Cara
belajar mandiri menghendaki mahasiswa untuk belajar atas prakarsa atau
inisiatif sendiri. Belajar mandiri dapat dilakukan secara sendiri ataupun
berkelompok, baik dalam kelompok belajar maupun dalam kelompok
tutorial. UT menyediakan bahan ajar yang dirancang untuk dapat dipelajari
secara mandiri. Selain menggunakan bahan ajar yang disediakan oleh UT,
mahasiswa juga dapat mengambil inisiatif untuk memanfaatkan bahan
bacaan lain diperpustakaan mengikuti tutorial, baik melalui internet serta
memanfaatkan sumber belajar lain seperti bahan ajar berbantuan komputer
dan program audio/video. Apabila mengalami kesulitan belajar, mahasiswa
dapat meminta informasi tentang bantuan belajar kepada Unit Program
Belajar Jarak Jauh Universitas Terbuka (UPBJJ-UT) setempat.

Belajar mandiri dalam banyak hal ditentukan oleh kemampuan
belajar secara efektif. Kemampuan belajar bergantung pada kecepatan
membaca dan kemampuan memahami isi bacaan. Untuk dapat belajar
mandiri secara efektif, mahasiswa UT dituntut memiliki disiplin diri,
inisiatif, dan motivasi belajar yang kuat. Mahasiswa juga dituntut untuk
dapat mengatur waktunya dengan efisien, sehingga dapat belajar secara
teratur berdasarkan jadwal belajar yang ditentukan sendiri. Oleh karena itu,
agar dapat berhasil belajar di UT, calon mahasiswa harus siap untuk belajar
secara mandiri.

17

Gambar 2.2 Tampilan E-Learning Universitas Terbuka

2.2 Paradigma Pendidikan
Paradigma pendidikan secara perlahan berubah mengikuti zaman dan

kemajuan teknologi sehingga merubah orientasi balajar yang menjadi salah
satu komponen penting pendidikan. Dengan kemajuan zaman, belajar yang
dahulu mengedepankan konsep teacher centered learning (guru sebagai
fokus pembelajaran) berubah konsep menjadi student center learning (siswa
sebagai fokus pembelajaran) (Yanto, 2007). Sedangkan kemajuan teknologi
membuat akses pendidikan lebih mudah didapatkan oleh peserta didik, baik
berupa teks book atau dengan media virtual classroom, dsb. Hal ini tentunya
juga akan mempengaruhi prinsip desain pembelajaran yang umumnya
memiliki 4 komponen penting, yaitu: Peserta didik, tujuan pembelajaran,
metode dan evaluasi (Prawiradilaga, 2008).

Sebuah paradigma dapat berubah tergantung sejauhmana kebenaran
paradigma itu masih dapat diterima. Proses pengembangan sains menurut
Thomas Kuhn, mengikuti paradigma yang dimulai dengan tahap “pra sains”,
diikuti tahap “sains normal” lalu periode “sains luar biasa”, lalu tahap “sains
normal” kembali dst. Dimana proses itu merupakan lingkaran kegiatan dan
demikian terjadi struktur revolusi ilmu pengetahuan menurut Kuhn. Karena itu
sebuah paradigma dapat berubah menjadi paradigma baru apabila paradigma
lama itu mendapatkan dikritik terhadap kelemahannya (Santoso, 2012).

18

2.3 Analisis

Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan,
perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-
musabab, duduk perkaranya, dan sebagainya) (KBBI, 2017).

Analisis adalah aktivitas yang memuat sejumlah kegiatan seperti mengurai,
membedakan, memilah sesuatu untuk digolongkan dan dikelompokkan kembali
menurut kriteria tertentu kemudian dicari kaitannya dan ditafsirkan maknanya.
Dalam pengertian yang lain, analisis adalah sikap atau perhatian terhadap sesuatu
(benda, fakta, fenomena) sampai mampu menguraikan menjadi bagian-bagian, serta
mengenal kaitan antarbagian tersebut dalam keseluruhan. Analisis dapat juga
diartikan sebagai kemampuan memecahkan atau menguraikan suatu materi atau
informasi menjadi komponen-komponen yang lebih kecil sehingga lebih mudah
dipahami.

Kegiatan yang paling penting dalam proses analisis adalah memahami
seluruh informasi yang terdapat pada suatu kasus, menganalisis situasi untuk
mengetahui isu apa yang sedang terjadi, dan memutuskan tindakan apa yang harus
segera dilakukan untuk memecahkan masalah.

Menurut Syahrul dan Mohammad Afdi Nizar (2006) yang dimaksud
menganalisis adalah : “Melakukan evaluasi terhadap kondisi dari pos-pos atau ayat-
ayat memungkinkan tentang perbedaan yang muncul”. Misal, seorang pemeriksa
(auditor) akan melakukan analisa perkiraan pengeluaran untuk menetukan apakah
pengeluaran telah dibebankan terhadap pos yang tepat, yang diuji/diverifikasi
dengan dokumen. Contoh lainnya, penilaian kesehatan keuangan suatu perusahaan
dengan melakukan analisis laporan keuangannya sebagai dasar pengambilan
keputusan investasi atau kredit.

Menurut (Sutabri, 2003) proses analisis sistem dalam pengembangan
sistem informasi merupakan suatu prosudur yang dilakukan untuk pemeriksaan
masalah dan penyusunan alternative pemecahan masalah yang timbul serta
membuat spesifikasi system yang baru.

19

Menurut (Mustakini, 2005) adalah penguraian suatu sistem informasi yang
utuh kedalam bagian-bagian, komponennya dengan maksud untuk
mengidentifikasikan dan mengepaluasi permasalahan-permasalahan yang terjadi
serta kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan. Berdasarkan pengertian di atas
menyimpulkan bahwa analisis merupakan kegiatan memperhatika, mengamati, dan
memecahkan sesuatu (mencari jalan keluar) yang dilakukan seseorang Analisis
secar harfiah adalah kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah bahasa guna
meneliti struktur bahasa tersebut secara mendalam. Sedangkan pada kegiatan
laboratorium, kata analisa atau analisis dapat juga berarti kegiatan yang dilakukan
di laboratorium untuk memeriksa kandungan suatu zat dalam cuplikan.

Jadi, dari pengertian analisis diatas, dapat disimpulkan bahwa analisis adalah
sekumpulan aktivitas dan proses. Salah satu bentuk analisis adalah merangkum
sejumlah besar data yang masih mentah menjadi informasi yang dapat
diinterpretasikan. Semua bentuk analisis berusaha menggambarkan pola-pola
secara konsisten dalam data sehingga hasilnya dapat dipelajari dan diterjemahkan
dengan cara yang singkat dan penuh arti.

2.3.1 Kepuasan

Kepuasan menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah puas; merasa senang;
perihal (hal yang bersifat puas, kesenangan, kelegaan dan
sebagainya). Kepuasan dapat diartikan sebagai perasaan puas, rasa senang dan
kelegaan seseorang dikarenakan mengkonsumsi suatu produk atau jasa untuk
mendapatkan pelayanan suatu jasa.

Kepuasan adalah suatu kondisi di mana keinginan , harapan dipenuhi .Setiap
layanan yang diberikan dinilai memuaskan apabila layanan tersebut dapat
memenuhi keinginan seseorang . Pengukuran kepuasan merupakan elemen penting
dalam menyediakan layanan yang lebih baik , lebih efisien dan lebih efektif .
Ketika seseoang merasa tidak puas terhadap suatu pelayanan yang disediakan ,
maka layanan tersebut dapat disimpulkan sebagai tidak efektif dan tidak efisien .

20

Meningkatkan kepuasam merupakan faktor yang penting dalam mengembangkan
suatu sistem layanan layanan yang disediakan (Wikipedia, 2018)

2.3.2 Kepuasan Pengguna
Kepuasan pengguna sering digunakan sebagai gambaran dari kesuksesan dari

sistem informasi yang dihubungkan kepada elemen pembentuk kesuksesan dalam
beberapa aspek empiris dan konseptual (Bailey & Sammy W., 1983). Hal tersebut
(kepuasan) memberikan sudut pandang yang lebih tinggi dari beberapa elemen
penentu kesuksesan yang sudah ada seperti penggunaan (usage) dan persepsi
kegunaan (perceived usefulness) dari sistem informasi. Penggunaan (usage) tidak
mampu menjadi satu – satunya penentu dari kesuksesan suatu sistem informasi.
Begitu pula persepsi manfaat (perceived usefulness) juga tidak mampu menangkap
beberapa hal yang mempengaruhi kepuasan pengguna sistem informasi (Ives,
Margrethe, & Jack J., 1983).

2.3.3 Analisis Kepuasan Pengguna
Kepuasan pengguna mewakili pandangan interaksi pengguna dengan sistem.

Namun pada akhirnya pengguna yang memutuskan apakah akan menggunakan
sistem tersebut atau tidak, bahkan ketika sistem berhasil menyelesaikan tugas
dengan baik (Ultes et al., 2017).

Dari pernyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi kepuasan
pengguna merupakan suatu proses yang dilakukan untuk mengetahui sejauh
mana keberhasilan sistem informasi mempengaruhi tingkat kepuasan pengguna
saat menggunakan sistem tersebut dengan membandingkan antara kesannya
terhadap kinerja sistem dan harapan pengguna.

2.3.4 End-User Computing Satisfaction
End-User Computing Satisfaction merupakan evaluasi secara keseluruhan

21

atas sistem informasi yang digunakan oleh pengguna sistem sehubungan dengan
pengalaman penggunaan sistem informasi tersebut. Pengalaman penggunaan
sistem informasi tersebut diukur untuk mengetahui apakah sistem informasi yang
digunakan efektif dan sesuai dengan yang diinginkan (Chin & Lee, 2000).

EUCS merupakan evaluasi secara keseluruhan atas sistem
informasi yang digunakan oleh pengguna sistem sehubungan dengan pengalaman
penggunaan sistem informasi tersebut. Pengalaman penggunaan sistem informasi
tersebut diukur untuk mengetahui apakah sistem informasi yang digunakan efektif
dan sesuai dengan yang diinginkan (Chin & Lee, 2000). Berikut dapat dilihat pada
gambar 2.3 merupakan model penelitian End-User Computing Satisfaction (EUCS)
(Doll & Torkzadeh, 1988).

Gambar 2.3 Model EUCS (Doll & Torkzadeh,1988)
Berikut adalah penjelasan tiap dimensi ukuran metode End-User Computing
Satisfaction (EUCS) yang di kembangkan oleh Doll & Torkzadeh 1988:
1. Dimensi Accuracy adalah dimensi yang digunakan untuk mengukur
kepuasan pengguna dari sisi keakuratan data ketika sistem menerima input
kemudian mengolahnya menjadi informasi. Keakuratan sistem diukur

22

dengan melihat seberapa sering sistem menghasilkan output yang salah
ketika mengelola input dari pengguna, selain itu dapat dilihat pula dari
seberapa sering terjadi error atau kesalahan dalam proses pengelolaan data
(Rasman 2012; Setiawan, 2016; Dewa, 2016).

2. Dimensi Content adalah dimensi untuk mengukur kepuasan pengguna
ditinjau dari sisi isi/konten dari suatu sistem. Isi/konten dari sistem biasanya
berupa fungsi dan modul yang digunakan oleh pengguna sistem dan juga
informasi yang dihasilkan oleh sistem. Content juga mengukur apakah sistem
menghasilkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Semakin
lengkap modul dan informatif sistem maka tingkat kepuasan dari pengguna
akan semakin tinggi (Rasman 2012; Setiawan, 2016, Dewa, 2016).

3. Dimensi Ease of use adalah dimensi yang digunakan untuk mengukur
kepuasan dari sisi kemudahan pengguna atau user friendly dalam
menggunakan sistem seperti proses input data, mengolah data, dan mencari
informasi informasi yang dibutuhkan (Rasman 2012; Setiawan, 2016; Dewa,
2016).

4. Dimensi Format adalah dimensi untuk mengukur kepuasan pengguna dari
sisi tampilan aplikasi itu sendiri. Dimensi format bertujuan untuk mengukur
kepuasan pengguna dari sisi tampilan dan estetika dari desain antarmuka
sistem, format dari laporan atau informasi yang dihasilkan sistem. apakah
antarmuka dari sistem menarik dan apakah tampilan dari sistem
memudahkan pengguna ketika menggunakan sistem sehinggan secara tidak
langsung dapat berpengaruh terhadap tingkat efektifitas dari pengguna
(Rasman 2012; Setiawan, 2016; Dewa, 2016).

5. Dimensi Timeliness yaitu dimensi untuk mengukur kepuasan pengguna
dari sisi ketepatan waktu sistem dalam menyajikan atau menyediakan data
dan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. Sistem yang tepat waktu
dapat diaktegorikan sebagai sistem yang real-time, berarti setiap permintaan
atau input yang dilakukan oleh pengguna akan langsung diproses dan output

23

akan ditampilkan secara tepat tanpa harus menunggu lama (Rasman 2012;
Setiawan, 2016; Dewa, 2016)

2.3.5 Metode Pengumpulan Data
Metode atau teknik pengumpulan data adalah cara yang dilakukan

oleh peneliti untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka
mencapai tujuan penelitian (Setiawan, 2016). Menurut Sugiyono (2013)
teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Dengan metode pengumpulan data yang tepat akan memungkinkan
peneliti untuk memperoleh data yang valid sehingga dapat membantu dalam
penelitian. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan berbagai metode
:

1.) Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh informasi dengan
cara berkomunikasi langsung (seperti tanya jawab) antara
pewawancara dan responden.

2.) Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan
atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Kuesioner ini cocok digunakan bila jumlah responden cukup
besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat
berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka, dapat
diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim
melalui pos atau internet (Sugiyono, 2013).

3.) Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui suatu pengamatan disertai dengan pencatatan

24

terhadap keadaan atau perilaku objek penelitian (Setiawan,
2016). Observasi ini dilakukan untuk memperoleh gambaran
mengenai objek penelitian secara keseluruhan.
4.) Studi Pustaka
Studi pustaka adalah teknik survei terhadap data yang telah
ada dengan menggali teori-teori yang telah berkembang
dalam bidang ilmu yang berkepentingan, mencari metode-
metode serta teknik penelitian baik dalam mengumpulkan
data atau dalam menganalisis data yang telah pernah
digunakan oleh peneliti-peneliti terdahulu (Nazir,2009).

2.3.6 Populasi dan Teknik Sampling

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu. Ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono,
2013). Dalam metode penelitian, kata populasi sangat populer dipakai untuk
menyebutkan sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian. Populasi
penelitian merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa
manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa sikap
hidup dan sebagainya. Persoalan populasi bagi suatu penelitian harus
dibedakan ke dalam 2 sifat (Zuriah, 2016). Adapun pembagian populasi pada
penelitian sebagai berikut:

1. Populasi homogen, yakni populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat
yang sama sehingga tidak perlu dipersoalkan jumlahnya secara kuantitatif.

2. Populasi heterogen, yakni populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat
atau keadaan yang bervariasi sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya, baik
secara kualitatif maupun secara kuantitatif.

Sampel sering didefinisikan sebagai bagian populasi. Dengan
mengambil sampel, peneliti ingin menarik kesimpulan yang akan

25

digeneralisasi terhadap populasi. Sampel adalah suatu prosedur pengambilan
data, dimana hanya sebagian populasi saja yang diambil dan dipergunakan
untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari suatu populasi.
(Prasetyo & Jannah, 2006). Penyampelan merupakan bagian penting dalam
proses penelitian karena menentukan keakuratan dan ketepatan penentuan
sumber data dan informasi bagi proses analisis dan pengambilan kesimpulan.
Secara umum, prosedur penarikan sampel terdiri atas teknik sampe
probabilitas dan non-probabilitas (Abdillah & Jogiyanto, 2015).

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Untuk
menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat
berbagai teknik sampling yang digunakan. Teknik sampling pada dasarnya
dapat dikelompokkan menjadi dua (Sugiyono, 2013). Adapun
pengelompokkan teknik sampling sebagai berikut:

1. Probability Sampling

Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih
menjadi sampel.

Teknik ini meliputi:

a. Simple Random Sampling

Simple Random Sampling dikatakan simple dan sederhana karena
pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan
bila anggota populasi dianggap homogen.

b. Proportionate Stratified Random Sampling

Proportionate Stratified Random Sampling digunakan bila populasi
mempunyai anggota/unsur ysng tidak homogen dan berstrata secara
proporsional. Suatu organisasi yang mempunyai pegawai dari latar belakang
pendidikan berstrata, maka populasi pegawai itu berstrata.

26

c. Disproportionate Stratified Random Sampling

Disproportionate Stratified Random Sampling digunakan untuk
menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang
proporsional.

d. Cluster Sampling

Cluster Sampling digunakan untuk menentukan sampel bila obyek
yang akan diteliti atau sumber data sangat luas.

2. Nonprobability Sampling

Nonprobability Sampling merupakan suatu prosedur penarikan
sampel bersifat subyektif. Hal ini disebabkan setiap elemen populasi tidak
memiliki peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Beberapa teknik
pengambilan sampel nonprobabilitas sebagai berikut:

a. Convenience Sampling

Convenience Sampling adalah teknik penarikan sampel berdasarkan
kemudahan. Prosedurnya adalah semata-mata langsung menghubungi unit-
unit penarikan sampel yang mudah dijumpai seperti mahasiswa-mahasiswa
dalam satu kelas, jamaah tempat ibadah, pengunjung toko dan lain-lain.

b. Quota Sampling

Quota Sampling adalah penarikan sampel berdasarkan quota.
Prinsipnya adalah karakteristik tertentu yang relevan menjelaskan dimensi
populasi. Peneliti harus mengetahui distribusi populasi.

c. Purposive Sampling

Purposive Sampling adalah penarikan sampel berdasarkan
pertimbangan atau kriteria tertentu. Dalam purposive sampling pemilihan
sekelompok subjek didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang
dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-
sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.

27

Alasan penulis menggunakan teknik ini adalah seringkali banyak
batasan yang menghalangi peneliti mengambil sample secara random (acak).
Sehingga kalau menggunakan random sampling (sample acak), akan
menyulitkan peneliti. Dengan menggunakan purposive sampling, diharapkan
kriteria sample yang diperoleh benar-benar sesuai dengan penelitian yang
akan dilakukan.

d. Snowball Sampling

Snowball Sampling adalah metode penarikan sampel dengan
responden yang berhasil diperoleh diminta untuk menunjukan responden
lainnya secara berantai.

e. Insidental Sampling

Insidental Sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan
peneliti yang dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang
kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data.

f. Sampling Jenuh

Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah
populasi relatif kecil kurang dari 30 orang.

2.3.7 Ukuran Sampel

Untuk menentukan sampel dari populasi digunakan perhitungan
maupun acuan tabel yang dikembangkan para ahli. Secara umum, untuk
penelitian korelasional jumlah sampel minimal untuk memperoleh hasil yang
baik adalah 30, sedangkan dalam penelitian eksperimen jumlah sampel
minimum 15 dari masing-masing kelompok dan untuk penelitian survey
jumlah sampel minimum adalah 100.

28

Roscoe (1975) yang dikutip Uma Sekaran (2006) memberikan acuan umum
untuk menentukan ukuran sampel :

1. Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk
kebanyakan penelitian.

2. Jika sampel dipecah ke dalam subsampel (pria/wanita, junior/senior, dan
sebagainya), ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat.

3. Dalam penelitian mutivariate (termasuk analisis regresi berganda), ukuran
sampel sebaiknya 10x lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian.

4. Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eskperimen yang
ketat, penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran sampel kecil
antara 10 sampai dengan 20.

Besaran atau ukuran sampel ini sampel sangat tergantung dari
besaran tingkat ketelitian atau kesalahan yang diinginkan peneliti. Namun,
dalam hal tingkat kesalahan, pada penelitian sosial maksimal tingkat
kesalahannya adalah 5% (0,05). Makin besar tingkat kesalahan maka makin
kecil jumlah sampel. Namun yang perlu diperhatikan adalah semakin besar
jumlah sampel (semakin mendekati populasi) maka semakin kecil peluang
kesalahan generalisasi dan sebaliknya, semakin kecil jumlah sampel
(menjauhi jumlah populasi) maka semakin besar peluang kesalahan
generalisasi.

Gay dan Diehl (1992) berpendapat bahwa sampel haruslah sebesar-
besarnya. Pendapat Gay dan Diehl (1992) ini mengasumsikan bahwa
semakin banyak sampel yang diambil maka akan semakin representatif dan
hasilnya dapat digenelisir. Namun ukuran sampel yang diterima akan sangat
bergantung pada jenis penelitiannya.

1. Jika penelitiannya bersifat deskriptf, maka sampel minimunya adalah 10%
dari populasi

2. Jika penelitianya korelasional, sampel minimunya adalah 30 subjek

29

3. Apabila penelitian kausal perbandingan, sampelnya sebanyak 30 subjek per
group

4. Apabila penelitian eksperimental, sampel minimumnya adalah 15 subjek per
group

2.3.8 Skala Likert
Skala Likert adalah salah satu skala pengukuran sikap yang

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tertentu terhadap suatu gejala atau fenomena pendidikan
(Djaali, 2008). Nama skala ini diambil dari nama Rensis Likert, pendidik dan
ahli psikolog Amerika Serikat. Rensis Likert telah mengembangkan sebuah
skala untuk mengukur sikap masyarakat sejak tahun 1932.

Skala likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan
dalam kuesioner dan merupakan skala yang paling banyak digunakan
dalam riset beberapa survei. Skala ini mempunyai empat atau lebih butir
pertanyaan yang dikombinasikan sehingga membentuk suatu
skor/nilaiyang merepresentasikan sifat individu, seperti pengetahuan,
sikap, dan perilaku (Syofian et al., 2015). Skala likert merupakan skala yang
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang mengenai fenomena sosial (Sugiyono, 2013).

Sewaktu menanggapi pertanyaan atau pernyataan dalam skala likert,
responden menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu
pertanyaan atau pernyataan dengan memilih salah satu dari pilian yang
tersedia. Biasanya disediakan lima pilihan skala dengan format seperti : [1]
sangat setuju, [2] setuju, [3] netral, [4] tidak setuju, dan [5] sangat tidak
setuju (Syofian et al., 2015).

Selain pilihan dengan lima skala seperti contoh diatas, kadang
digunakan juga skala dengan tujuh atau sembilan tingkat. Suatu studi empiris
menemukan bahwa beberapa karakteristik statistik hasil kuesioner dengan
berbagai jumlah pilihan tersebut sangat mirip (Dawes, 2008). Skala Likert

30

merupakan metode skala bipolar yang mengukur baik tanggapan positif
ataupun negatif terhadap suatu pernyataan. Empat skala pilihan juga kadang
digunakan untuk kuesioner skala likert yang memaksa orang memilih salah
satu kutub karena pilihan "netral" tak tersedia.

2.3.9 PLS-SEM (Partial Least Square Structural Equation Modeling)
Partial Least Square (PLS) pertama kali dikembangkan oleh

Herman Wold (1975). Dalam Yamin dan Kurniawan (2011) disebutkan
bahwa PLS juga dapat digunakan untuk tujuan konfirmasi (seperti
pengujian hipotesis) dan tujuan eksplorasi. Meskipun PLS lebih diutamakan
sebagai eksplorasi daripada konfirmasi, PLS juga dapat menduga apakah
terdapat atau tidak terdapat hubungan dan kemudian proposisi untuk
pengujian. Tujuan utamanya adalah menjelaskan hubungan antarkonstrak
dan menekankan pengertian tentang nilai hubungan tersebut. Dalam hal ini,
hal penting yang harus diperhatikan adalah
adanya teori yang memberikan asumsi untuk menggambarkan model,
pemilihan variabel, pendekatan analisis, dan interpretasi hasil.

Kepopuleran penggunaan PLS-SEM diantara para peneliti dan
praktisi adalah karena empat alasan. Pertama, algoritma PLS tidak terbatas
hanya untuk hubungan antara indikator dengan konstrak latennya yang
bersifat reflektif saja tetapi algoritma PLS juga dipakai untuk hubungan yang
bersifat formatif. Kedua, PLS dapat digunakan untuk menaksir model path
dengan sample size yang kecil. Ketiga, PLS-SEM dapat digunakan untuk
model yang sangat kompleks (terdiri atas banyak variabel laten dan manifes)
tanpa mengalami masalah dalam estimasi data. Keempat, PLS dapat
digunakan ketika distribusi data sangat miring (skew) (Yamin & Kurniawan,
2011).

Evaluasi model dalam PLS meliputi dua tahap yaitu evalusi outer
model atau pengukuran model dan evaluasi terhadap inner model atau
struktural model (Yamin & Kurniawan, 2011; Hair et al., 2012; Afthanorhan,

31

2013; Wong, 2013; Ringle, 2015) :

1) Evaluasi Pengukuran Model

Evaluasi terhadap pengukuran model meliputi pemeriksaan
individual item reliability, internal consistency atau
construct reliability, average variance extracted, dan
discriminant validity. Ketiga pengukuran pertama
dikelompokkan dalam convergent validity. Convergent
validity mengukur besarnya korelasi antara konstrak dengan
variabel laten. Dalam evaluasi convergent validity dari
pemeriksaan individual item reliability, dapat dilihat dari
nilai standardized loading factor. Standardized loading
factor menggambarkan besarnya korelasi antara setiap item
pengukuran (indikator) dengan konstraknya. Nilai loading
factor diatas 0,7 dapat dikatakan ideal, artinya bahwa
indikator tersebut dikatakan valid sebagai indikator yang
mengukur konstrak.

Selanjutnya melihat internal consistency reliability dari
nilai composite reliability. Composite reliability lebih baik
dalam mengukur internal consistency dibandingkan
cronbach’s alpha dalam model SEM dikarenakan composite
reliability tidak mengasumsikan kesamaan boot dari setiap
indikator. Cronbach’s alpha cenderung menaksir lebih
rendah construct reliability dibandingkan composite
reliability. Nilai batas 0,7 ke atas berarti dapat diterima dan
diatas 0,8 dan 0,9 berarti sangat memuaskan.

Ukuran lain dari convergent validity adalah nilai average
variance extracted (AVE). Nilai ini menggambarkan
besaran varian atau keragaman variabel manifes yang dapat

32


Click to View FlipBook Version