The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by , 2018-12-03 08:38:24

SKRIPSI PDF

SKRIPSI PDF

dikandung oleh konstrak laten. Nilai AVE minimal 0,5
menunjukan ukuran convergent validity yang baik. Artinya,
variabel laten dapat menjelaskan rata-rata lebih dari
setengah variance dari indikator- indikatornya.
Discriminant validity dievaluasi melalui cross loading,
kemudian membandingkan nilai AVE dengan kuadrat nilai
korelasi antar konstrak. Ukuran cross loading adalah
membandingkan korelasi indikator dengan konstraknya dan
konstrak blok lainnya. Bila korelasi antara indikator dengan
konstraknya lebih tinggi dari korelasi dengan konstrak blok
lainnya, hal ini menunjukan konstrak tersebut memprediksi
ukuran pada blok mereka dengan lebih baik dari blok
lainnya. Ukuran discriminant validity lainnya adalah
bahwa nilai akar AVE harus lebih tinggi daripada korelasi
antara konstrak dengan konstrak lainnya atau nilai AVE
lebih tinggi dari kuadrat korelasi antara konstrak.

2) Evaluasi Struktural Model
Ada beberapa tahap untuk mengevaluasi struktural model.
Pertama adalah melihat signifikansi hubungan antara
konstrak. Hal ini dapat dilihat dari koefisien jalur (path
coefficient) yang menggambarkan kekuatan hubungan
antara konstrak. Path coefficient (β) diuji dengan nilai
ambang batas diatas 0,1 untuk menyatakan bahwa
jalur (path) yang dimaksud mempunyai pengaruh di dalam
model.
Kedua, mengevaluasi nilai (coefficient of determination)
untuk menjelaskan varian dari tiap target endogenous
variabel dengan standar pengukuran sekitar 0,67 sebagai
kuat, sekitar 0,33 moderat, dan 0,19 atau dibawahnya

33

menunjukan tingkat varian yang lemah.
Ketiga, melihat nilai t-test dengan metode bootstrapping
menggunakan uji two-tailed dengan tingkat signifikansi 5%
untuk menguji hipotesis-hipotesis penelitian. Hipotesis
penelitian akan diterima jika memiliki t-test lebih besar dari
1,96.
Keempat, pengujian f2 (effect size) untuk
memprediksi pengaruh variabel tertentu terhadap variabel
lainnya dalam struktur model dengan nilai ambang batas
sekitar 0,02 untuk pengaruh kecil, 0,15 untuk menengah,
dan 0,35 untuk pengaruh besar. f2 dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :

Kelima, menguji (predictive relevance) dengan metode
blindfolding untuk memberikan bukti bahwa variabel tertentu
yang digunakan dalam model mempunyai keterkaitan prediktif
(predictive relevance) dengan variabel lainnya dalam
model dengan ambang batas pengukuran diatas nol.
Keenam, melakukan pengujian (Relative Impact) masih
dengan metode blindfolding untuk mengukur relatif pengaruh
sebuah keterkaitan prediktif sebuah variabel
tertentu dengan variabel lainnya dengan nilai ambang
batas sekitar 0,02 untuk pengaruh kecil, 0,15 untuk pengaruh
menengah/sedang, dan 0,35 untuk pengaruh besar.
Rumus yang digunakan untuk perhitungan adalah
sebagai berikut :

34

2.3.10 Smart-PLS
SmartPLS merupakan salah satu software analisis yang biasa digunakan dalam

melakukan analisis menggunakan PLS-SEM, software analisis ini dikembangkan
oleh University of Hamburg, Jerman (Ghozali, 2015). Dalam SmartPLS terdapat
beberapa komponen yaitu:

1. Variabel Laten
Variabel yang tidak dapat diamati dan diukur secara langsung. Variabel laten ini
terbagi menjadi dua yaitu variabel eksogen (bersifat independen) dan variabel
endogen (bersifat dependen), dimana variabel eksogen adalah variabel yang
mempengaruhi variabel endogen.
2. Observed Variabel
Observed variable atau lebih dikenal dengan variabel manifest adalah variabel
yang besaran kuantitatifnya dapat diketahui secara langsung, misalnya dari skor
respons subjek terhadap instrumen pengukuran.

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode Partial Least
Square (PLS). PLS merupakan metode alternatif analisis dengan Structural
Equation Modelling (SEM) yang berbasis variance. Keunggulan metode ini
adalah tidak memerlukan asumsi dan dapat diestimasi dengan jumlah sampel
yang relatif kecil. Alat bantu yang digunakan berupa program SmartPLS Versi
3.0 yang dirancang khusus untuk mengestimasi persamaan struktural dengan
basis variance. Program SmartPLS Versi 3.0 dapat diperoleh secara gratis di
www.smartpls.de. Model struktural dalam penelitian ini ditampilkan pada
Gambar 2.4 di bawah.

35

Gambar 2.4 Model Struktural (Smartpls, 2017)

Gambar tersebut menunjukkan bahwa konstruk Kepemimpinan (KM) diukur
dengan 5 buah indikator yaitu KM1, KM2, KM3, KM4 dan KM5. Demikian juga
konstruk Budaya Organisasi (BO) diukur dengan 3 indikator yaitu BO1, BO2 dan
BO3, konstruk Motivasi (MT) diukur dengan 3 indikator yaitu MT1, MT2 dan MT3
dan kontruk Kinerja Pegawai (KP) diukur dengan 6 indikator yaitu KP1, KP2,
KP3,KP4, KP5 dan KP6. Arah panah antara indikator dengan kontruk laten adalah
menuju indikator yang menunjukkan bahwa penelitian menggunakan indikator
reflektif yang relatif sesuai untuk mengukur persepsi. Hubungan yang akan diteliti
(hipotesis) dilambangkan dengan anak panah antara konstruk.

2.3.10.1 Kelebihan Smart PLS

Smart PLS atau Smart Partial Least Square adalah software statistik yang sama
tujuannya dengan Lisrel dan AMOS yaitu untuk menguji hubungan antara variabel,
baik sesama variabel latent maupun dengan variabel indikator, atau manifest.

Penggunaan Smart PLS sangat dianjutkan ketika kita mememiliki keterbatasan
jumlah sampel sementara model yang dibangung kompleks. hal ini tidak dapat
dilakukan ketika kita menggunakan kedua software di atas. mereka membutuhkan
kecukupan sampel.

Kelebihan lainnya dai Smart PLS adalah kemampuannya mengolah data baik
untuk model SEM formatif ataupun reflektif. model SEM formatif memiliki ciri-
ciri diantaranya adalah variabel latent atau konstruk dibangun oleh variabel

36

indikator dimana panah mengarah dari variabel konstruk ke variabel indikator.
Model SEM reflektif adalah model SEM dimana variabel konstruk merupakan
refleksi dari variabel indikator, sehingga panahnya mengarah dari variabel indikator
ke variabel latent. Secara statistik, konsekuensinya adalah tidak akan ada nilai error
pada variabel indikator.

2.3.10.2 Kekurangan Smart PLS
Oleh karena software ini dkhususkan untuk melakukan olah data sem dengan
sampel kecil, maka tidak cocok digunakan untuk penelitian dengan sample besar.

2.4 Keberhasilan Implementasi Sistem Informasi
Persepsi keberhasilan menurut Davis (1989) didefinisikan sebagai tingkat
keyakinan individu bahwa penggunaan teknologi informasi tertentu akan
meningkatkan kinerjanya. Konsep ini menggambarkan manfaat sistem bagi
pemakainya yang berkaitan dengan produktivitas, kinerja tugas, efektivitas, dan
pentingnya suatu tugas. Menurut Arif (2007) dimensi keberhasilan sistem informasi
terdiri dari dimensi kegunaan yaitu menjadikan pekerjaan lebih mudah, bermanfaat,
serta menambah produktivitas. Sedangkan dimensi efektivitas yaitu mempertinggi
efekivitas dan mengembangkan kinerja pekerjaan.
Faktor-faktor yang dijadikan ukuran keberhasilan penerapan suatu
sistem menurut Laudon (2007) yaitu:

a. Sistem tersebut tingkat penggunaannya relatif tinggi yang diukur
melalui polling terhadap pengguna, pemanfaatan kuesioner, atau
monitor parameter seperti volume transaksion-line.
b. Kepuasan pengguna terhadap sistem yang diukur melalui kuesioner
atau interview.

37

c. Sikap yang menguntungkan para pengguna terhadap sistem informasi dan
stafdari sistem informasi.
d. Tujuan yang dicapai.
e. Timbal balik keuangan untuk organisasi baik melalui pengurangan
biaya atau peningkatan penjualan dan profit.

Menurut O’Brien dan Marakas (2009) terdapat beberapa faktor
yang dapat menyebabkan sukses suatu organisasi/perusahaan dalam
menerapkan sistem informasi, yaitu :
1. Adanya dukungan dari manajemen eksekutif.
Persetujuan dari semua level manajemen terhadap suatu proyek sistem
informasi membuat proyek tersebut akan dipersepsikan positif oleh
pengguna dan staf pelayanan teknis informasi. Dukungan tersebut dapat
diwujudkan dalam bentuk penghargaan terhadap waktu dan tenaga yang
telah dicurahkan pada proyek tersebut. Beberapa risiko dan konsekuensi
manajemen yang tidak tepat dalam pengembangan sistem informasi adalah
sebagai berikut:
a.Biaya yang berlebih-lebihan sehingga melampaui anggaran.
b.Melampaui waktu yang telah diperkirakan.
c.Kelemahan teknis yang berakibat pada kinerja yang berada dibawah
tingkat dari yang diperkirakan.
d.Gagal dalam memperoleh manfaat yang diperkirakan.

2. Keterlibatan end user.
Keterlibatan dalam desain dan operasi sistem informasi mempunyai
beberapa hasil yang positif. Pertama, jika pengguna terlibat secara

38

mendalam dalam desain sistem, ia akan memiliki kesempatan untuk
mengadopsi sistem menurut prioritas dan kebutuhan bisnis, dan lebihbanyak
kesempatan untuk mengontrol hasil. Kedua, pengguna berkecenderungan
untuk lebih bereaksi positif terhadap sistem karena mereka
merupakan partisipan aktif dalam proses perubahan itu sendiri. Kesenjangan
komunikasi antara pengguna dan perancang sistem informasi terjadi karena
pengguna dan spesialis sistem informasi cenderung memiliki perbedaan
dalam latar belakang, kepentingan dan prioritas. Inilah yang sering
dikatakan sebagai kesenjangan komunikasi antara pengguna dan desainer
(user-designer communication gap).

3. Penggunaan kebutuhan perusahaan

Penerapan sistem informasi di suatu perusahaan adalah suatu investasi
yang besar, oleh karna itu haruslah di rencanakn secara matang berdasarkan
kebutuhan bisnis perusahaan, jika tidak di rencanakan dengan baik hal ini
akan berdampak terhadap 2 kemungkinan, yaitu:

a.Sistem di buat melebihi kebutuhan perusahaan Penerapan sistem akan
menjadi sia-sia jika sistem di kembangkan terlalu melebihi kebutuhan
perusahaan, perusahaan akan merugi sebab biaya yang di keluarkan untuk
penerapan sistem informasi tidaklah murah, biaya dan investasi yang di
keluarkan hanyalah menjadi beban perusahaan.

b.Sistem kurang memadai untuk kebutuhan perusahaan ini merupakan
kondisi ketidak optimalan di mana sistem yang telah di buat tidak dapat
memenuhi kebutuhan bisnis perusahaan, perusahaan akan merugi
meskipun biaya yang di keluarkan tidak lah begitu besar namun hal ini
menjadi sia-sia karena sistem tidak dapat di gunakan secara optimal,
belum lagi jika pengguna merasa sistem yang telah di buat tidak
memuaskan hingga enggan beralih ke sistem baru yang telah di
kembangkan .

39

4. Perencanaan yang matang.

Sistem informasi perlu dirancang dengan memperhatikan tujuan
perusahaan. Kemudian, menambahkan komponen-komponen yang sesuai
dengan tujuan utama dari sistem informasi tersebut. Perencanaan sistem
informasi harus sejalan dengan tujuan dan komponen-komponen yang
telah ditentukan sehingga tidak keluar dari jalur utama yang telah
ditetapkan. Sistem informasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan akan
menghambat tujuan dari perusahaan tersebut. Pengembangan dan
penerapan sistem informasi yang tidak didukung dengan perencanaan
yang matang tidak akan mampu menjembatani keinginan dan
kepentingan berbagai pihak di perusahaan. Hal ini dikarenakan sistem
yang dijalankan tidak sesuai dengan arah dan tujuan perusahaan. Oleh
karena itu, perusahaan yang tidak memiliki kompetensi inti dalam bidang
teknologi informasi sebaiknya menjadi tidak memaksakan untuk menjadi
leader dalam investasi teknologi informasi. Sebagian besar penyedia
jasa teknologi informasi kurang sensitif terhadap manajemen perusahaan,
tetapi hanya fokus pada tools yang akan dikembangkan. Kelemahan
inilah yang mengharuskan perusahaan untuk mengidentifikasi secara
jelas kebutuhan dan spesifikasi sistem informasi yang akan diterapkan
berikut manfaatnya terhadap perusahaan. Kemauan perusahaan dalam
merancang penerapan sistem informasi berdasarkan sumberdaya yang
dimiliki diyakini dapat meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan.

5. Harapan perusahaan yang nyata.

Harapanatau ekspektasi perusahaan merupakan goal yang ingin dicapai.
Keberhasilan maupun kegagalan dari sistem informasi sangat erat kaitannya
dengan tujuan perusahaan. Integrasi antara tujuan perusahaan dan sistem
informasi perlu dikembangkan agar perancang sistem informasi dapat

40

membuat dan mengembangkan sistem dengan sempurna. Apabila sistem
informasi tidak sesuai dengan tujuan perusahaan maka akan terjadi
kegagalan dimana hasil output yang dikeluarkan tidak sesuai dengan
yang dibutuhkan perusahaan. Hal ini dapat mengakibatkan user untuk
merevisi hasil output tersebut dan akan memperlambat pekerjaan,
sehingga mempengaruhi efektivitas dan efisiensi dari dibuatnya sistem
informasi.

6. Inkompetensi secara teknologi

Keberhasilan pengembangan sistem informasi tidak hanya bergantung
pada penggunaan alat atau teknologinya saja, tetapi juga manusia sebagai
perancang dan penggunanya. Sistem informasi yang tidak disosialisasikan
akan menyebabkan karyawan tidak dapat menggunakan sistem informasi
tersebut. Hal ini akan berdampak pada menurunnya kinerja perusahaan
dan kegagalan sistem informasi sehingga sistem informasi yang telah
dirancang akan sia-sia serta menyebabkan kerugian materi yang cukup
besar. Selain itu, waktu sosialisasi yang singkat dapat menjadi kendala
dalam hal penerapan sistem informasi. Karyawan hanya mempelajari sedikit
mengenai sistem informasi yang mereka gunakan sehingga kemampuan
mereka terbatas.

Sistem informasi harus dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan
dan keinginan pengguna. Kompleksitas sistem bukanlah merupakan
jaminan perbaikan kinerja, bahkan menjadi kontraproduktif jika tidak
didukung oleh kesiapan sumber daya manusia dalam tahapan
implementasinya. Hal ini sering terjadi terutama pada perusahaan yang
pengetahuan teknologi informasinya rendah. Jika pengembangan sistem
informasi diserahkan pada orang-orang yang kurang berkompeten
dibidangnya maka akan berakibat fatal bagi perusahaan ketika sistem
tersebut telah diterapkan. Pengembangan sistem informasi sebagai salah
satu sarana pencapaian tujuan perusahaan, sehingga keduanya harus
relevan, serta perlu disiapkan dengan baik dan matang. Selain itu,

41

perusahaan harus memiliki harapan yang nyata, yaitu yang ingin dicapai dan
berusaha dalam meraihnya, sehingga efektivitas dari pengembangan atau
penerapan sistem informasi dapat terjadi.

2.5 Kualitas Layanan
Istilah kualitas telah didefinisikan dalam banyak cara. Peneliti Joyce
Rowe dari Virginia State University dan Ralp Neal dari Virginia
Commonwealth mendapatkan beragam definisi dari sembilan pakar. Salah
seorang pakar adalah : James Martin, konsultan komputer terkenal, yang
mendeskripsikan kualitas perangkat lunak sebagai tepat waktu, sesuai
anggaran, dan memenuhi kebutuhan pemakai. Suatu definisi kualitas yang
paling sederhana, namun yang menangkap pemikiran mutakhir dalam bisnis,
mendefinisikan kualitas sebagai “kesesuaian dengan spesifikasi pelanggan”.
Ide dasarnya, kualitas bukanlah memenuhi sejumlah kriteria yang
ditetapkan perusahaan/instansi, sebaliknya kualitas adalah memenuhi
kriteria yang ditetapkan pelanggan. Kunci mencapai jenis kualitas ini, karena
itu adalah mengetahui siapa pelanggannya dan apa yang mereka inginkan
(Fathoni, 2009).

42

2.6 Literatur Sejenis
Pada penelitian ini peneliti menggunakan beberapa penelitian sejenis yang dapat
dijadikan sebagai acuan dan referensi dalam pelaksanaan penelitian, diantaranya
yaitu sebagai berikut:

Tabel 2.1 Literatur Sejenis

No Nama Bulan, Judul
Tahun

1. Suharyanto dan Desember, Penerapan E-Learning Sebagai Alat Bantu

Adele B. L. 2016 Mengajar Dalam Dunia Pendidikan

Mailangkay

2. Silahuddin Juli, 2015 Penerapan E-Learning dalam Inovasi

Pendidikan

3. Welli Yuliatmoko Implementasi E-Learning pada Program Studi

Ilmu dan teknologi Pangan Universitas Terbuka

4 Wiwin Hartanto. Penggunaan E-Learning Sebagai Media
Pembelajaran.

5 Andi Sarina Januari, Pengelolaan E-Learning Management System
2016 Sebagai Media Pembelajaran di Universitas
Hasanuddin

6 Nur Hasan Mei, Rancang Bangun Sistem Pembelajaran E-
2014 Learning pada Pusat Bimbingan dan Konsultasi
Belajar Makara Insani
7 DR.Deni Darmawan, Mei, Pengembangan E-Learning Teori dan Desain.

S.Pd., M.Si 2014

8 Ananda 2015 Penelitian Bisnis dan Manajemen Menggunakan
Partial Least Squares (PLS) dengan smartPLS
Sabil Hussein, 3.0

SE.,M.Com Ph.D

43



BAB III
METODELOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian
Secara umum, penelitian ini dilakukan dengan menerapkan

pendekatan kuantitatif dan strategi penelitian yang berurutan sesuai
dengan tujuannya yaitu untuk mengetahui analisis kepuasan pengguna
aplikasi E-Learning Universitas Terbuka dan menguji sujumlah
hipotesis terkait faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pengguna
akhir terhadap aplikasi E-Learning Universitas Terbuka. Dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif maka diperlukan metode
pengumpulan data dan analisis data untuk menyelesaikan penelitian ini.
Salah satu bentuk pendekatan kuantitatif pada penelitian ini adalah
pengumpulan data yang dilakukan melalui survei dengan menggunakan
kuesioner dan analisis data yang dilakukan secara statistik dengan
menggunakan aplikasi pengolah data statistik.

Dalam penelitian ini perangkat lunak yang digunakan dalam
proses penelitian adalah MS.Word 2013 untuk penulisan laporan,
MS.Excel 2013 untuk membantu pengolahan data, PLS-SEM dan
SmartPLS 3.0 untuk mengolah data dari para responden yang telah
mengisi kuesioner.

3.2 Metode Pengumpulan data
3.2.1 Studi Pustaka

Peneliti mengkaji beberapa literatur yang berhubungan dengan
penelitian ini. Diantaranya buku-buku seputar metode penelitian

44

kuantitatif, End-User Computing Satisfaction (EUCS), PLS-SEM dan
SmartPLS untuk mengolah data.

Selanjutnya peneliti juga membaca artikel terkait kepuasan
pengguna akhir, serta jurnal-jurnal yang membahas penelitian kepuasan
pengguna akhir sebelumnya.

Studi literatur ini dilakukan selain sebagai sumber informasi
juga sebagai referensi untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan
yang terdapat dalam penelitian sebelumnya. Berikut adalah beberapa
penelitian sejenis yang peneliti jadikan literatur akan di jelaskan pada
tabel 3.1.

45

46

47

48

49

3.2.2 Studi Lapangan

Studi lapangan adalah penelitian yang dilakukan dengan cara
mendatangi langsung tempat yang menjadi objek penelitian Adapun
teknik pengumpulan datanya adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Pada tahap ini peneliti melakukan observasi langsung ke dalam
sistem E-Learning Universitas Terbuka dalam rangka mengumpulkan
data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

2. Wawancara

Wawancara ini dilakukan sebagai studi pendahuluan untuk
mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan penelitian ini.
Wawancara dilakukan kepada Bapak Ir. Argadatta Sigit M.Ed selaku
pembimbing di Universitas Terbuka. Berikut kesimpulan hasil yang
didapat dari wawancara:

a. Peneliti mendapatkan informasi terkait sistem berjalan seputar proses
Aplikasi E-Learning Universitas Terbuka.

b. Peneliti mendapatkan informasi berupa data pengguna akhir sistem
Aplikasi E-Learning Universitas Terbuka.

3. Kuesioner

Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut kuesioner
atau angket berisi sujumlah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab
atau direspon oleh responden. Angket atau kuesioner merupakan suatu
teknik pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung
bertanya jawab dengan responden) (Sutopo, 2006).

Pada metode ini kegiatan yang dilakukan adalah membuat beberapa
pertanyaan-pertanyaan untuk melakukan analisis kepuasan penguna

50

terhadap aplikasi E-Learning Universitas Terbuka dengan
menggunakan EUCS (End-User Computing Satisfaction).
3.3 Metode Analisis
3.3.1 End-User Computing Satisfaction
3.3.1.1 Model EUCS

Berdasarkan studi literatur awal yang telah peneliti lakukan,
model dari penelitian ini pada gambar 3.1 di ambil dari model penelitian
End-User Computing Satisfaction (EUCS) oleh Doll dan Torkzadeh
(1988), yang terdiri dari 5 variabel yaitu accuracy, content, ease of use,
format dan timeliness.

Gambar 3.1 Hipotesa Penelitian EUCS (Doll & Torkzadeh, 1988)
51

3.3.1.2 Indikator EUCS

Berikut adalah penjabaran dari variabel dan indikator End-User
Computing Satisfaction (EUCS) yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 3.2 Definisi Indikator

Kode Variabel Indikator Definisi Referensi
CON Kode Indikator
Adanya Doll and
ACC Content (isi) CON1 Relevansi

kesesuaian antara Torkzadeh

konten dari sistem (1988)

dengan kebutuhan Rasman

pengguna. (2012)

CON2 Keragaman Bentuk penyajian Setiawan
Penyajian
dari konten sistem. (2016)
CON3 Manfaat
Adanya manfaat Dewa

yang diberikan (2016)

oleh konten yang

disajikan sistem

kepada pengguna.

CON4 Kualitas Tingkat

baik/buruknya

konten sistem.

CON5 Transparans Tingkat kejelasan
i
penyajian konten

sistem.

Accuracy ACC1 Akurasi Tingkat ketepatan Doll and
(akurasi)
informasi yang Torkzadeh

dihasilkan sistem. (1988)

52

ACC2 Reliabel Keandalan Rasman

informasi yang (2012)

dihasilkan sistem. Setiawan

ACC3 Keselarasan Tingkat (2016)

input dan kesesuaian antara Dewa

output input dan output (2016)

sistem.

ACC4 Standarisasi Penyesuaian

sistem terhadap

pedoman yang

sudah ditentukan.

FOR Format FOR1 Menarik Tingkat Doll and
(bentuk)
senang/tidaknya Torkzadeh

pengguna (1988)

terhadap format Rasman

sistem. (2012)

FOR2 Jelas Tingkat kejelasan Setiawan

format sistem bagi (2016)

pengguna. Dewa

FOR3 Kemudahan Tingkat (2016)

dalam mudah/tidaknya

Penggunaan format sistem saat

digunakan oleh

pengguna.

FOR4 Kulaitas Tingkat

informasi baik/buruknya

informasi yang

ditampilkan oleh

sistem.

53

EOU Ease of Use EOU1 Mudah Tingkat Doll and
TIM
(kemudahan digunakan mudah/tidaknya Torkzadeh

penggunaan sistem digunakan (1988)

) oleh pengguna. Rasman

EOU2 Mudah Tingkat (2012)

dipahami mudah/tidaknya Setiawan

sistem dimengerti (2016)

benar oleh Dewa

pengguna. (2016)

EOU3 Mudah Tingkat
dioperasika
n mudah/tidaknya

pengguna

melakukan

tindakan terhadap

sistem.

EOU4 Interaksi Tingkat
sistem
kemudahan

pengguna dalam

melakukan

hubungan/aksi

dengan sistem.

EOU5 Sistem Kemampuan
service
sistem dalam

memberikan

layanan bantuan

kepada pengguna.

Timeliness TIM1 Up-to-date Terkini atau Doll and
(ketepatan
waktu) tidaknya Torkzadeh

informasi yang (1988)

disajikan sistem.

54

TIM2 Kesiapan Tingkat kesiapan Rasman

informasi informasi yang (2012)

ada di sistem Setiawan

untuk dapat (2016)

digunakan oleh Dewa

pengguna dalam (2016)

waktu tertentu.

TIM3 Ketersediaa Tingkat kesiapan

n informasi informasi untuk

dapat digunakan

oleh pengguna

dalam waktu

tertentu.

TIM4 Sistem Kemampuan

Service sistem dalam

memberikan

layanan kepada

pengguna.

EUS End-User EUS1 Kecukupan Kemampuan Doll and

Satisfaction sistem dalam Torkzadeh

(kepuasan memenuhi (1988)

pengguna) kebutuhan atau Rasman

memuaskan (2012)

keinginan Setiawan

penggunanya. (2016)

EUS2 Efektivitas Sistem yang dapat Dewa

membawa hasil; (2016)

berhasil guna.

EUS3 Efisiensi Sistem yang

mampu

55

EUS4 Kepuasan menjalankan tugas
secara dengan tepat dan
menyeluruh cermat.
Tingkat
kesenangan
pengguna secara
keseluruhan
terhadap sistem.

3.3.2 Perancangan Kuesioner

Berdasarkan model EUCS (End-User Computing Satisfaction)
yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan pembuatan kuesioner
untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna akhir serta faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi kepuasan pengguna terhadap aplikasi E-
Learning Universitas Terbuka.

Kuesioner terdiri dari 10 pertanyaan mengenai profil responden
dan 26 pertanyaan pengujian yang telah disesuaikan dengan variabel
yang ada di model End-User Computing Satisfaction (EUCS). Daftar
pertanyaan dapat dilihat pada tabel 3.3, selengkapnya format kuesioner
dapat dilihat dibagian lampiran.

Peneliti menggunakan skala likert pada kuesioner penelitian ini
dengan skala penilaiannya menggunakan lima pilihan jawaban yang
terdiri atas sangat tidak setuju dengan bobot nilai 1, tidak setuju dengan
bobot nilai 2, (netral) tidak tahu dengan bobot nilai 3, setuju dengan
bobot nilai 4 dan sangat setuju dengan bobot nilai 5. Selanjutnya, untuk
menjamin validitas dan reliabilitas kuesioner ini, peneliti mengadopsi
sejumlah item indikator dari sejumlah penelitian terkait sebelumnya.
Tabel 3.3 menunjukan indikator dan butir pertanyaan pengujian.

56

Tabel 3.3 Indikator dan Daftar Pertanyaan

Variabel Indikator Pertanyaan

Content (isi) Relevansi Konten sistem aplikasi e-learning UT

sesuai kebutuhan user.

Keragaman Konten sistem aplikasi e-learning UT

Penyajian disajikan secara beragam.

Manfaat Konten sistem aplikasi e-learning UT

bermanfaat bagi urusan akademik saya.

Kualitas Konten sistem aplikasi e-learning UT

sudah berkualitas baik.

Transparansi Konten sistem aplikasi e-learning UT

disajikan secara jelas.

Accuracy Akurasi Sistem aplikasi e-learning UT

(Akurasi) menghasilkan informasi yang akurat.

Reliabel Sistem aplikasi e-learning UT

menghasilkan informasi yang

terpercaya.

Keselarasan Sistem aplikasi e-learning UT

input dan menampilkan output sesuai dengan apa

output yang diperintahkan.

Standarisasi Sistem aplikasi e-learning UT jarang

terjadi error dalam penggunaannya

Format Menarik Format sistem aplikasi e-learning UT

(bentuk) menarik bagi saya.

Jelas Format sistem aplikasi e-learning UT

sudah jelas.

Kemudahan Format sistem aplikasi e-learning UT

dalam mudah digunakan.

Penggunaan

57

Kulaitas Sistem aplikasi e-learning UT

informasi menampilkan informasi dengan baik.

Ease of Use Mudah Sistem aplikasi e-learning UT sudah

(kemudahan digunakan user-friendly.

penggunaan Mudah Sistem aplikasi e-learning UT mudah

) dipahami dipahami.

Mudah Sistem aplikasi e-learning UT mudah

dioperasikan dioperasikan.

Interaksi Sistem aplikasi e-learning UT

sistem mempermudah interaksi dengan

pengguna.

Sistem service Sistem aplikasi e-learning UT

menyediakan menu bantuan dalam

penggunaanya.

Timeliness Up-to-date Sistem aplikasi e-learning UT

(ketepatan memberikan data yang up-to-date.

waktu) Kesiapan Sistem aplikasi e-learning UT

informasi menyajikan informasi secara tepat

waktu.

Ketersediaan Sistem aplikasi e-learning UT mampu

informasi menyajikan informasi ketika

dibutuhkan.

Sistem Sistem aplikasi e-learning UT didukung

Service tim layanan yang tepat waktu.

End-User Kecukupan Sistem aplikasi e-learning UT

Satisfaction memenuhi kebutuhan tugas/pekerjaan

(kepuasan saya.

pengguna) Efektivitas Sistem aplikasi e-learning UT efektif

dalam penggunaannya.

58

Efisiensi Sistem aplikasi e-learning UT efisien
dalam penggunaannya.
Kepuasan Secara keseluruhan, saya puas dengan
secara kinerja sistem aplikasi e-learning UT.
menyeluruh

3.3.2.1 Penentuan Sample

Populasi pada penelitian ini adalah pengguna akhir aplikasi E-
Learning Universitas Terbuka yaitu, mahasiswa dan dosen Universitas
Terbuka Tahun Akademik 2017/2018. Untuk menentukan jumlah
sampel dilakukan berdasarkan kriteria jumlah sampel dengan
pendekatan Structural Equation Model (SEM), dimana populasi
pengguna akhir aplikasi E-Learning Universitas Terbuka berjumlah
429.451 mahasiswa dan 684 dosen (Akademik Pusat Universitas
Terbuka). Penentuan jumlah sampel untuk penelitian yaitu 10 kali dari
jumlah maksimum anak panah (jalur) yang mengarah pada variabel
laten (10 time rule of thumb) (Hair, et al., 2013). Maka jumlah panah
yang mengarah pada variabel laten sebanyak 5 panah dikalikan dengan
10, 5x10= 50. Maka nilai data minimal adalah 50. Selanjutnya, semua
kuesioner yang terkumpul akan disaring dan diklasifikasikan
menggunakan perangkat lunak pengolah angka MS.Excell 2013. Dalam
kurun waktu penyebaran kuesioner, peneliti berhasil memperoleh 130
data dan diperoleh hasil bahwa seluruh data kuesioner yang terkumpul
valid untuk digunakan dalam proses analisis data. 130 data kuesioner
diantaranya berasal dari penyebaran secara langsung.

Tabel 3.4 Jumlah Responden

Metode Penyebaran Jumlah
Penyebaran secara langsung 130
Total 130

59

3.3.2.2 Penyebaran Kuesioner

Proses pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan
menyebarkan kuesioner secara langsung kepada responden.

Penyebaran secara langsung dilakukan oleh peneliti dengan
mendatangi calon responden untuk menemukan responden yang tepat
melalui tatap muka secara langsung. Penyebaran kuesioner ini dilakukan
dalam kurun waktu 22 hari (13 May dan 4 Juni – 8 Juni dan 12 juli – 27
juli) sebanyak 130 data guna mencapai jumlah sampel yang ditargetkan.
Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling untuk
pengambilan sampelnya, dimana peneliti menentukan sampel dengan
pertimbangan tertentu.

3.3.3 Pengolahan Data

Pengolahan data terbagi menjadi tiga tahap yaitu pengolahan
data demografis, pengolahan data pengukuran model (outer model) dan
pengolahan data struktural model (inner model).

3.3.3.1 Demografis

Pertama, peneliti melakukan pengolahan data demografis
dengan menggunakan perangkat lunak pengolah angka Ms. Excell 2013.
Data responden dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, fakultas dan
status kepuasan pengguna.

3.3.3.2 Pengukuran Model dan Struktural Model

Kedua, peneliti melakukan pengolahan data menggunakan
software SmartPLS 3.0. Terdapat dua pengolahan data yang dilakukan
oleh penelti dalam tahap ini, yaitu pengolahan data model pengukuran
(outer model) dan model struktural (inner model).

Model pengukuran (outer model) bertujuan untuk menilai
validitas dan reliabilitas model, sebagaimana dijelaskan lebih lanjut di

60

Bab II. Model pengukuran (outer model) terdiri dari empat tahap
pengujian yaitu individual item reliability, internal consistency
reliability, average variance extracted, dan discriminant validity.
Sedangkan pengujian model struktural (inner model) bertujuan untuk
melihat hubungan antar variabel. Uji inner model terdiri dari enam
tahapan pengujian, yaitu pengujian path ceofficient (β), coefficient of
determination (R2), t-test melalui metode bootstrapping, effect size (f2),
predictive relevance (Q2), dan relative impact (q²) menggunakan
metode pengujian blindfolding. Pada gambar 3.2 berikut merupakan
model persamaan struktural EUCS pada SEM sebelum di lakukan
pengolahan data.

(effect size) dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Dimana:

Nilai :
yang diperoleh ketika konstrak eksogen dimasukkan ke model.

:

Nilai yang diperoleh ketika konstrak eksogen dikeluarkan dari model.
Rumus yang digunakan dalam perhitungan q² (relative impact) adalah
sebagai berikut:

Dimana:
Q²included:

61

Nilai q² yang diperoleh ketika konstrak eksogen dimasukkan ke model.
Q²excluded:
Nilai q² yang diperoleh ketika konstrak eksogen dikeluarkan dari model.

Gambar 3.2 Model Persamaan Struktural EUCS
3.3.4 Intrepretasi Hasil

Intrepretasi hasli dilakukan dengan cara mendeskripsikan hasil
pengolahan data berdasarkan data yang ada, data yang ada
diantaranya yaitu:
1. Data-data Demografis
2. Data-data Pengukuran Model
3. Data-data Struktural Model

Kemudian data di analisis statistik tersebut untuk
menjawab hipotesa akhir. Selanjutnya, hasil pengolahan data dan
interpretasi tersebut secara lengkap akan dijelaskan pada Bab IV.

62

3.3.5 Kerangka Penelitian
Penelitian ini diawali dengan identifikasi dan perumusan

masalah yang dilanjutkan dengan proses pengumpulan data,
dilanjutkan analisis data dengan model End-User Computing
Satisfaction (EUCS), hingga akhirnya interpretasi hasil dan
didapatkan kesimpulan. Secara spesifik berikut kerangka berpikir
yang peneliti gunakan sebagai penuntun dasar pada tahapan
penelitian. Berikut pada gambar 3.3 merupakan kerangka berpikir
pada penelitian ini

63

64

Gambar 3.3 Kerangka Penelitian
Metode Pengumpulan Data (Sugiyono, 2013)
End-User Computing Satisfaction (Doll & Torkzadeh, 1988)

Penentuan Sampel (Hair, et al., 2013)

65



BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengumpulan Data

4.1.1 Sejarah Universitas Terbuka

Universitas Terbuka (UT) adalah Perguruan Tinggi Negeri ke-45 di
Indonesia yang diresmikan pada tanggal 4 September 1984, berdasarkan Keputusan
Presiden RI Nomor 41 Tahun 1984. UT memiliki 4 Fakultas, yaitu Fakultas
Ekonomi (FEKON), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (FKIP) untuk jenjang Diploma dan Sarjana. Sejak tahun 2004, UT
membuka jenjang Magister pada Program Pascasarjana. Universitas
Terbuka (UT) adalah Perguruan Tinggi Negeri (PTN) ke-45 di Indonesia yang
menerapkan sistem belajar terbuka dan jarak jauh. Sistem belajar ini terbukti efektif
untuk meningkatkan daya jangkau dan pemerataan kesempatan pendidikan tinggi
yang berkualitas bagi semua warga negara Indonesia, termasuk mereka yang tinggal
di daerah-daerah terpencil, baik di seluruh nusantara maupun di berbagai belahan
dunia.

Ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian cepat menuntut kita untuk
terus meningkatkan potensi sumber daya manusia (SDM) yang menunjang
produktivitas. Namun, keterbatasan tempat dan waktu menjadi kendala utama bagi
banyak orang dalam mengembangkan diri dan meningkatkan karier.

Sejak diresmikan pada tahun 1984, UT mendapatkan mandat dari
pemerintah untuk memberikan kesempatan yang sangat luas kepada semua warga
negara Indonesia, baik yang baru lulus SLTA maupun yang sudah bekerja untuk
mengikuti pendidikan tinggi tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi,
umur, dan tempat tinggal mereka. Sistem pembelajaran UT memungkinkan belajar

66

yang fleksibel kepada mereka yang menginginkan untuk mengikuti sistem
pendidikan tinggi dengan metode jarak jauh.

Tanpa memandang kondisi mahasiswa, sistem belajar terbuka dan jarak jauh
yang diterapkan UT membantu pencapain tujuan belajar karena ;

 tidak ada pembatasan jangka waktu penyelesaian studi dan tidak
memberlakukan sistem drop out

 tidak ada pembatasan, baik tahun kelulusan ijazah SLTA maupun umur
 waktu pendaftaran (registrasi) leluasa sepanjang tahun
 ruang, waktu, dan tempat belajar yang fleksibel sesuai dengan kondisi

mahasiswa
 penggunaan materi belajar multimedia, termasuk bahan belajar cetak baik yang

dilengkapi dengan kaset audio dan video/CD, CD-ROM, siaran radio dan TV,
maupun bahan belajar berbasis komputer dan internet.
Dengan jumlah mahasiswa aktif lebih dari 350.000, UT tergolong dalam “The
Top Ten Mega University of the World” dan salah satu anggota sekaligus pendiri
“The Global Mega-University Network (GMUNET). GMUNET didirikan pada
tahun 2003 merupakan jaringan universitas terbuka seluruh dunia dengan jumlah
mahasiswa yang terdaftar lebih dari 100.000 orang.

4.1.2 Visi Universitas Terbuka
Pada tahun 2021 UT menjadi institusi PTTJJ (pendidikan tinggi terbuka dan

jarak jauh) berkualitas dunia dalam menghasilkan lulusan pendidikan tinggi yang
memiliki daya saing tinggi serta dalam mengembangkan teori dan praktek PTTJJ
(pendidikan tinggi terbuka dan jarak jauh).

67

4.1.3 Misi Universitas Terbuka

1. Menyediakan akses pendidikan tinggi yang berkualitas dunia bagi semua
lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan berbagai program PTTJJ
untuk menghasilkan lulusan yang berdaya saing tinggi.

2. Mengkaji dan mengembangkan sistem PTTJJ
3. Memanfaatkan dan mendiseminasikan hasil kajian keilmuan dan

kelembagaan untuk menjawab tantangan kebutuhan pembangunan Nasional

4.1.4 Penjaminan Kualitas
UT telah mendapatkan akreditasi, baik akreditasi nasional maupun

internasional. Secara internasional, UT telah memperoleh Akreditasi Internasional
dan Sertifikasi Kualitas dari the International Council for Open and Distance
Education (ICDE) Standard Agency (ISA), dan UT telah mendapatkan sertifikasi
ISO 9001:2000 dari Badan Sertifikasi SAI Global dan SGS. Di samping itu,
sebagian besar program studi di UT telah mendapatkan akreditasi dari Badan
Akreditasi Nasional Perguruan TInggi (BAN-PT).

4.1.5 Program-Program Akademik
UT memiliki empat fakultas dan satu Program Pascasarjana yang menawarkan

lebih dari 30 program studi meliputi Program Magister (S2), Program Sarjana (S1),
Program Diploma (D1, D2, D3, dan D4), dan Program Sertifikat. Empat fakultas
tersebut adalah:

 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
 Fakultas Hukum, Ilmu Sosial, dan Ilmu Politik
 Fakultas Ekonomi
 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

68

4.1.6 Struktur Organisasi

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Universitas Terbuka
69

4.1.7 Tugas Pokok dan Fungsi

4.1.7.1 Senat
Senat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a merupakan organ yang
menjalankan fungsi penetapan dan pertimbangan pelaksanaan kebijakan akademik.

4.1.7.2.Rektor
(1) Rektor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b merupakan organ yang
menjalankan fungsi penetapan kebijakan non-akademik dan pengelolaan UT untuk
dan atas nama Menteri.
(2) Rektor sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diangkat dan diberhentikan oleh
Menteri.
Rektor sebagai organ pengelola terdiri atas:
a. Rektor dan Wakil Rektor;
b. Biro;
c. Fakultas;
d. Lembaga;
e. Unit Pelaksana Teknis; dan
f. Badan Pengelola dan Pengembangan Usaha.

4.1.7.2.1 Wakil Rektor

(1) Wakil Rektor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Rektor.

(2) Wakil Rektor terdiri atas: a. Wakil Rektor Bidang Akademik; b. Wakil Rektor
Bidang Keuangan dan Umum; c. Wakil Rektor Bidang Sistem Informasi dan

70

Kemahasiswaan; dan d. Wakil Rektor Bidang Pengembangan Institusi dan Kerja
Sama.

(3) Wakil Rektor Bidang Akademik mempunyai tugas membantu Rektor dalam
memimpin penyelenggaraan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat.

(4) Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Umum mempunyai tugas membantu
Rektor dalam memimpin penyelenggaraan kegiatan di bidang keuangan
administrasi umum, perencanaan, dan kepegawaian.

(5) Wakil Rektor Bidang Sistem Informasi dan Kemahasiswaan mempunyai tugas
membantu Rektor dalam memimpin penyelenggaraan kegiatan di bidang sistem dan
teknologi informasi, layanan pembelajaran, pembinaan kemahasiswaan, dan
alumni.

(6) Wakil Rektor Bidang Pengembangan Institusi dan Kerja Sama mempunyai
tugas membantu Rektor dalam memimpin penyelenggaraan kegiatan di bidang
pengembangan institusi, kerja sama, dan hubungan masyarakat.

4.1.7.2.2 Biro
(1) Biro sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b merupakan unsur pelaksana
administrasi UT yang menyelenggarakan pelayanan teknis dan administratif kepada
seluruh unsur di lingkungan UT.
(2) Biro dipimpin oleh seorang Kepala yang bertanggung jawab kepada Rektor.
3) Biro dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dikoordinasikan oleh Wakil Rektor
sesuai dengan bidang tugasnya.

71

4.1.7.2.3 Fakultas
(1) Fakultas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf c merupakan unsur
pelaksana akademik yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Rektor.
(2) Fakultas terdiri atas:
a. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan;
b. Fakultas Ekonomi;
c. Fakultas Hukum, Ilmu Sosial, dan Ilmu Politik; dan
d. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
(3) Fakultas mempunyai tugas mengoordinasikan dan melaksanakan pendidikan
akademik, vokasi, dan/atau profesi dalam berbagai rumpun ilmu pengetahuan dan
teknologi.
(4) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46, Fakultas
menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan dan pengembangan pendidikan di lingkungan Fakultas;
b. pelaksanaan penelitian untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;
c. pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat;
d. pelaksanaan pembinaan sivitas akademika; dan
e. pelaksanaan urusan tata usaha.

4.1.7.2.4 Lembaga

(1) Lembaga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf d adalah unsur pelaksana
akademik di bawah Rektor yang melaksanakan sebagian tugas dan fungsi di bidang
penelitian, pengabdian kepada masyarakat, serta pengembangan dan penjaminan
mutu pendidikan.

(2) Lembaga dipimpin oleh ketua yang bertanggung jawab kepada Rektor.

72

(3) Ketua dalam melaksanakan tugasnya dapat dibantu oleh sekretaris.
(4) Lembaga terdiri atas:
a. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat; dan
b. Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan.
(5) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 66 huruf a mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, pelaksanaan,
pemantauan, dan evaluasi kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
(6) Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 66 huruf b mempunyai tugas melaksanakan koordinasi,
pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi kegiataan pengembangan, produksi, dan
layanan bahan ajar, layanan ujian serta penjaminan mutu pendidikan.

4.1.7.2.5 Unit Pelaksana Teknis
(1) Unit Pelaksana Teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf e selanjutnya
disebut UPT merupakan unsur penunjang UT.
(2) UPT dipimpin oleh Kepala dan bertanggung jawab kepada Rektor.
(3) Kepala UPT diangkat dan diberhentikan oleh Rektor.
(4) UPT terdiri atas:
a. UPT Unit Program Belajar Jarak Jauh UT;
b. UPT Perpustakaan;
c. UPT Pengembangan Profesi; dan

73

d. UPT Teknologi Informasi dan Komunikasi.

(5) UPT Unit Program Belajar Jarak Jauh UT di daerah mempunyai tugas
melaksanakan program belajar jarah jauh UT di daerah

(6) UPT Perpustakaan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan perpustakaan.

(7) UPT Pengembangan Profesi mempunyai tugas melaksanakan pengembangan
profesi dosen dan tenaga kependidikan di UT.

(8) UPT Teknologi Informasi dan Komunikasi mempunyai tugas melaksanakan
pengembangan dan pengelolaan sistem dan teknologi informasi dan komunikasi
yang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Rektor dan
dikoordinasikan oleh Wakil Rektor Bidang Sistem Informasi dan Kemahasiswaan.

4.1.7.2.6 Satuan Pengawas Internal

(1) Satuan Pengawas Internal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c
merupakan organ yang menjalankan fungsi pengawasan non-akademik untuk dan
atas nama Rektor.

4.1.7.3 Dewan Penyantun

(1) Dewan Penyantun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf d merupakan
organ yang menjalankan fungsi pertimbangan non-akademik.

4.1.7.4 Badan Pengelola dan Pengembangan Usaha

(1) Badan Pengelola dan Pengembangan Usaha mempunyai tugas melaksanakan
pengembangan unit usaha dan mengoptimalkan perolehan sumber-sumber
pendanaan universitas untuk mendukung pelaksanaan penerapan pengelolaan
keuangan badan layanan umum UT.

74

(2) Badan Pengelola dan Pengembangan Usaha bertanggung jawab kepada Rektor
sebagai pemimpin badan layanan umum.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai Badan Pengelola dan Pengembangan Usaha
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur dengan Peraturan Rektor.

4.1.8 Aplikasi E-Learning Universitas Terbuka

Tuton atau E-Learning adalah layanan tutorial berbasis internet atau web based
tutorial (WBT), yang di tawarkan oleh UT dan diikuti oleh mahasiswa melalui
jaringan internet dan merupakan salah satu dari bentuk tutorial yang di
selenggarakan UT.

Tujuan dari penyelenggaraan Tuton atau E-Learning adalah:

1. Mengoptimalkan pemanfaatan jaringan internet untuk memberikan layanan
bantuan belajar kepada mahasiswa.

2. Memungkinkan proses pembelajaran jarak jauh di desain lebih komunikatif
dan interaktif Link.

3. Memberi alternatif pilihan bagi mahasiswa yang memiliki akses terhadap
jaringan internet untuk memperoleh layanan bantuan belajar secara optimal.

Untuk dapat mengakses Tuton, mahasiswa harus melakukan aktivasi account
pada situs http://elearning.ut.ac.id. Setelah proses ini dilakukan mahasiswa akan
memperoleh acoount password untuk dapat masuk ke situs Tuton. Sebelum
mahasiswa melakukan proses login, dianjurkan bagi para siswa untuk
mendownload dan membaca panduan tuton yang telah tersedia pada situs tutorial
tersebut.

Tuton dilaksanakan setiap semester selama 8 (Delapan) minggu atau kira-kira
2 (dua) bulan sebelum melaksanakan UAS tiap semester. Kontribusi nilai tuton

75

terhadap nilai akhir sebesar maksimal 30 %. Nilai maksimal dapat diperoleh bila
mahasiswa menjadi peserta aktif dalam melaksankan tuton. Peserta aktif adalah
peserta yang membaca inisiasi, merespons dengan cara mengajukan pertanyaan
atau tanggapan, berdiskusi dan mengerjakan tugas pada inisiasi ke 3,5 dan 7.
Sedangkan peserta pasif adalah peserta yang hanya membaca inisiasi saja, tanpa
ikut serta memberikan pertanyaan, tanggapan dan jawaban tugas.

Gambar 4.2 Tampilan Aplikasi E-Learning Universitas Terbuka

4.2 Analisis EUCS

4.2.1 EUCS E-Learning Universitas Terbuka

Tabel 4.1 EUCS E-Learning UT

Kode Variabel Indikator Hasil Analisis
CON Kode Indikator
Adanya modul proses registrasi
Content (isi) CON Relevansi untuk mengakses e-learning.
1

76

CON Keragaman Adanya modul-modul untuk

2 Penyajian pembelajaran yang bisa di

download.

CON Manfaat Adanya modul yang

3 memberikan informasi tentang

penilaian.

CON Kualitas Adanya pengukuran modul-

4 modul berdasarkan kualitasnya.

CON Transparansi Adanya pengukuran kejelasan

5 content dari modul-modul

tersebut.

ACC Accuracy ACC Akurasi Keakuratan data penilaian
(akurasi)
1 mahasiswa.
FOR Format
(bentuk) ACC Reliabel Ketepatan sistem e-learning

2 dalam memberikan informasi

pendaftaran mahasiswa.

ACC Keselarasan Tingkat kesesuaian data yang

3 input dan menampilkan input dan output

output sistem pembelajaran.

ACC Standarisasi Penyesuaian sistem terhadap

4 modul-modul yang ada.

FOR1 Menarik Pengukuran Tampilan dan

penyajian antarmuka.

FOR2 Jelas Tingkat kejelasan sistem bagi

pengguna.

FOR3 Kemudahan Tingkat mudah/tidaknya

dalam antarmuka sistem saat

Penggunaan digunakan oleh pengguna.

FOR4 Kulaitas Tingkat kualitas tampilan yang

informasi baik atau tidak.

77

EOU Ease of Use EOU Mudah Tingkat mudah/tidaknya sistem
TIM
(kemudahan 1 digunakan digunakan untuk mendownload

penggunaan content.

) EOU Mudah Tingkat mudah/tidaknya sistem

2 dipahami dimengerti dalam mengakses

modul-modul yang ada.

EOU Mudah Tingkat mudah/tidaknya

3 dioperasikan pengguna dalam

mengoperasikan modul - modul

pembelajaran yang ada.

EOU Interaksi Tingkat kemudahan pengguna

4 sistem dalam melakukan interaksi

online pada video-video

pembelajaran.

EOU Sistem Kemampuan sistem dalam

5 service memberikan layanan bantuan

kepada user.

Timeliness TIM1 Up-to-date Ketepatan waktu sistem dalam

(ketepatan menyajikan modul-modul

waktu) pembelajaran.

TIM2 Kesiapan Kesiapan informasi yang

informasi tersedia dalam modul-modul

pembelajaran beserta penilaian.

TIM3 Ketersediaan Menilai penyajian modul-modul

informasi e-learning yang tepat dan sesuai

kebutuhan mahasiswa.

TIM4 Sistem Kemampuan sistem dalam

Service memberikan layanan yang tepat

waktu kepada pengguna.

78

EUS End-User EUS1 Kecukupan Mengukur kemampuan sistem

Satisfaction dalam memenuhi kebutuhan

(kepuasan atau memuaskan keinginan user.

pengguna) EUS2 Efektivitas Sistem dapat membawa hasil

yang baik bagi pengguna.

EUS3 Efisiensi Sistem yang mampu

memberikan manfaat yang cepat

dan tepat.

EUS4 Kepuasan Mengukur tingkat kepuasan

secara pengguna secara keseluruhan

menyeluruh terhadap sistem.

4.2.2 Hasil Perancangan Kuesioner
Pada tahap ini peneliti menganalisis jawaban responden pada kuesioner,
terkhusus pada bagian profil responden serta mengenai status kepuasan pengguna
akhir sistem aplikasi E-Learning Universitas Terbuka yang akan menghasilkan
analisis demografis. Peneliti berhasil mengumpulkan data responden dalam kurun
waktu 22 hari (13 May dan 4 Juni – 8 Juni dan 12 juli – 27 juli) sebanyak 130
data yang terkumpul valid terdiri dari 100 data mahasiswa dan 30 data dosen.
Informasi demografis yang dihasilkan meliputi jenis kelamin, fakultas dan status
kepuasan pengguna akhir sistem aplikasi E-Learning Universitas Terbuka.

4.2.3 Hasil Pengolahan Data
4.2.3.1 Demografis

1. Jenis Kelamin
Gambar 4.3 memperlihatkan bahwa dari 130 data responden yang
digunakan dalam penelitian ini, responden yang diperoleh memiliki persentasi hasil

79

lebih banyak perempuan. Jenis kelamin perempuan sebanyak 75 orang terdiri dari
54 Mahasiswa dan 21 Dosen (58%), dan Jenis kelamin laki-laki sebanyak 55 orang
terdiri dari 46 Mahasiswa dan 9 Dosen (42%).

JENIS KELAMIN

Perempuan Laki-Laki

42%
58%

Gambar 4.3 Diagram Lingkaran Jenis Kelamin Responden

2. Fakultas
Gambar 4.4 memperlihatkan bahwa responden terbanyak dari penelitian ini
berasal dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik dengan jumlah 50 responden (38%).
Responden lainnya tersebar pada tiga fakultas Universitas Terbuka dengan
persentasi yang sebanding berdasarkan jumlah seluruh mahasiswa per-fakultas
tahun akademik 2017/2018.
Sedangkan responden paling sedikit berasal dari Fakultas Matematika dan
Pengetahuan Alam dengan total 19 responden (15%).

80


Click to View FlipBook Version