BUKUSAKU
Sambutan
Direktur Utama
PT. Bumi Karsa
Assalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuh.
Buku saku / panduan Keselamatan
Kesehatan Kerja dan Lingkungan ini
merupakan tekad dan komitmen
tingkat tinggi dari Manajemen
Puncak serta seluruh karyawan PT.
Bumi Karsa dalam melaksanakan
pekerjaannya dengan penuh
kesadaran, kepedulian, dan tanggung jawab.
Dalam mendukung visi dan misi perusahaan, HSE mempunyai
peranan penting dan sebagai kunci sukses dalam memberikan
kontribusi dan peningkatan berkualitas secara berkelanjutan
yang proses awalnya dimulai dari pengidentifikasian sumber
bahaya / hazard dilokasi kerja dengan cara mengontrol dan
memonitoring secara berkala.
Buku Saku Pedoman Keselamatan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan ini merupakan rangkuman dari berbagai kebijakan
dan peraturan yang telah ditetapkan di lingkungan PT. Bumi
Karsa.
Semoga Buku Saku ini dapat membantu dalam melaksanakan
tugas keseharian kita di perusahaan.
Makassar, 30 Desember 2021
Ir. Kamaluddin
Direktur Utama
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
10 TIPS KESELAMATAN
1. Gunakan helm pengaman dan seragam kerja yang semestinya
2. Periksa kondisi mesin dan peralatan sebelum digunakan
3. Bekerja sesuai aturan, ikuti instruksi dari atasan
4. Gunakan full body harness ketika bekerja di ketinggian
5. Perhatikan batas area yang berbahaya
6. Laporkan kepada atasan atau tim HSE ketika menemukan
sesuatu yang tidak aman
7. Patuhi rambu-rambu dan prosedur saat bekerja bersama tim
8. Patuhi prosedur bekerja yang benar ketika menangani alat-alat
mesin atau material berbahaya
9. Pastikan keamanan sekitar ketika mengoperasikan mesin-
mesin konstruksi dan crane
10. Bekerja sesuai peraturan dan bersihkan area setelah bekerja
x
8 GOLDEN RULES OF SAFETY
Amankan diri ketika Mendapatkan otorisasi
bekerja di ketinggian sebelum memasuki
ruang terbatas
Dilarang berjalan di
bawah material yang Isolasi area sebelum
sedang diangkat pekerjaan di lakukan
Dilarang mengkonsumsi
alkohol dan obat
terlarang
Laporkan kecelakaan
Gunakan APD
Work Permit
xi
Pengantar Buku Saku
PT. Bumi Karsa berkeyakinan bahwa sasaran nihil
kecelakaan dan sakit akibat kerja dapat dicapai
dengan cara-cara yang sistematis dan petunjuk
sederhana lewat sebuah buku saku yang bisa
dibawa dan setiap saat dimanapun bisa dibaca.
Buku saku ini berisi pedoman untuk pelaksanaan
Keselamatan & Kesehatan Kerja dan Lindungan
Lingkungan terkait dengan operasional PT. Bumi
Karsa.
Buku saku ini dapat digunakan oleh siapapun yang
terlibat dalam pekerjaan proyek mekanikal, elektrikal,
dan operasi & pemeliharaan baik sebagai
HSE/petugas/pengawas/penanggungjawab kegiatan
konstruksi PT. Bumi Karsa.
Buku saku ini berisi petunjuk-petunjuk sederhana
yang harus dilakukan seperti persiapan pribadi,
pekerjaan, material, peralatan, dan metode kerja
yang aman dan selamat. Di dalamnya juga
xii
termasuk K3L untuk banyak macam jenis pekerjaan
konstruksi, uraian dalam bentuk kalimat dan
perintah sederhana dan gambar/foto yang dapat
membantu pemahaman pembacaterhadap apa yang
salah dan benar dalam sikap/perilaku/kondisi yang
dapat berakibat celaka dan sakit.
Buku saku ini ditutup dengan lembar akhir berisi
pernyataan paham dan bersedia menjalankan bagi
pemilik buku, sebagai bentuk tanggung jawab dan
kepedulian terhadap Keselamatan & Kesehatan
Kerja dan Lindungan Lingkungan.
Selamat Menggunakan...
QMS & HSE Department
xiii
DAFTAR ISI
Kata Sambutan.................................................. i
Seritifikat ISO 45001......................................... ii
Sertifikat ISO 14001 ........................................ iii
Sertifikat ISO 9001 ...........................................iv
Sertifikat SMK3................................................. v
Kebijakan Perusahaan......................................vi
Kebijakan obat – obat terlarang dan alkohol..vii
Kebijakan Covid – 19 ......................................viii
10 Tips Keselamatan ........................................ix
8 Golden Rules Of Safety.................................. x
Pengantar Buku Saku .......................................xi
TANGGUNG JAWAB HSE .................................. 1
Project Manager....................................... 1
xiv
HSE Officer............................................... 3
SOM ........................................................ 5
SEM ......................................................... 6
Kepala Plant/Peralatan............................. 8
BAHAYA RESIKO DAN KECELAKAAN................. 9
IDENTIFIKASI BAHAYA ............................ 10
APPARATUS ........................................... 11
BIG HEAVY ............................................. 12
CAR......................................................... 13
DROP ...................................................... 14
ELECTRICAL ............................................ 15
FIRE ........................................................ 16
PENGENDALIAN RESIKO ................................. 17
MATRIX PENILAIAN RISIKO ..................... 17
ALAT PELINDUNG DIRI (APD) ......................... 20
FASILITAS UMUM........................................... 24
xv
RINGKAS, RAPI, RESIK, RAWAT, RAJIN (5R).... 25
KESEHATAN KERJA ......................................... 27
PEMERIKSAAN KESEHATAN .................... 27
FATIGUE MANAGEMENT ........................ 28
KEWAJIBAN SELURUH PEKERJA............... 29
PANDUAN KESELAMATAN KERJA................... 30
SEBELUM MULAI BEKERJA ...................... 30
MEMASUKI LOKASI KERJA/PROYEK......... 33
KOMUNIKASI HSE................................... 34
TRAINING HSE........................................ 36
TANGGAP DARURAT............................... 37
KEBAKARAN........................................... 38
GEMPA BUMI......................................... 41
STANDAR PENEMPATAN APAR............. 43
TEROR BOM ........................................... 46
PEKERJAAN YANG MEMBUTUHKAN IJIN
KERJA..................................................... 48
xvi
BEKERJA DIRUANG TERBATAS................. 49
BEKERJA DI KETINGGIAN ........................ 51
PERANCAH (Scaffolding) ......................... 53
PENGOPERASIAN ALAT ANGKAT ............. 55
ALAT BANTU HANDLING ......................... 57
JENIS DAN MACAM – MACAM SLING ...... 58
BEKERJA DENGAN ALIRAN LISTRIK .......... 64
AKSES KERJA DIPROYEK .......................... 69
PENGOPERASIAN ALAT ANGKAT ............. 71
Penanganan Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3)........................................................ 73
Pengangkatan Beban Secara Manual ...... 74
BAHAYA DI TEMPAT GALIAN................... 76
KEBOCORAN GAS ................................... 79
PERKAKAS TANGAN................................ 82
REPORT DAN IVESTIGASI KECELAKAAN ... 83
TUJUAN .................................................. 83
xvii
LANDASAN HUKUM............................... 83
TARGET MUTU....................................... 84
DEFINISI/RUANG LINGKUP.................... 84
STANDARISASI PERSIAPAN K3L PROYEK .. 85
ALAT PELINDUNG DIRI (HELM).............. 86
PAKAIAN DINAS HARIAN (PDH) ............ 88
PAKAIAN DINAS HARIAN (PDH) HSE..... 89
PAKAIAN DINAS HARIAN (PDH) MEKANIK
................................................................ 89
PAPAN INFORMASI PROYEK ................. 90
PAGAR PROYEK...................................... 91
ROMPI PROYEK...................................... 93
ROMPI PROYEK / HSE............................ 93
ROMPI PROYEK/VISITOR....................... 96
KODE WARNA STANDAR ....................... 98
SEPATU SAFETY...................................... 99
BENDERA.............................................. 100
xviii
PAPAN RAMBU – RAMBU K3 .............. 101
PENYEDIAAN TEMPAT SAMPAH ......... 103
TAMBAHAN RAMBU – RAMBU K3 ............... 104
LARANGAN ................................................... 105
PETUNJUK KESELAMATAN ........................... 106
PERINGATAN ................................................ 107
INFORMASI................................................... 108
PETUNJUK KEADAAN DARURAT DAN API .... 109
xix
TANGGUNG JAWAB HSE
Project Manager
1. Melaporkan secara langsung kepada GM
Wilayah
2. Melaksanakan kebijakan perusahaan
3. Penanggung jawab atas pelaksanaan HSE
pada proyek.
4. Meninjau laporan inspeksi dan audit proyek dan
memastikan bahwa tindakan perbaikan dan
pencegahan yang diperlukan telah secara
efektif ilaksanakan.
5. Peran aktif dalam pelaksanaan manajemen K3
dan inspeksi oleh Safety Patrol
6. Mendorong komunikasi terbuka mengenai
masalah HSE lintas manajemen
7. Memastikan bahwa aturan HSE Proyek dan
semua standar HSE perusahaan diikuti dan
dilaksanakan dengan benar
8. Mengorganisir dan mengontrol proyek,
operasional dan tenaga kerja gga pekerjaan
dapat dilakukan dengan aman
9. Memastikan bahwa kecelakaan dan kejadian
hampir celaka dilaporkan dan dilakukan
investigasi dan juga mengambil tindakan
perbaikan
1
10. Hadir dalam audit perusahaan PT. Bumi Karsa
dan memastikan bahwa tindakan perbaikan
yang diperlukan telah diambil
11. Memastikan pelaksanaan metode kerja yang
aman
12. Aktif mempromosikan Program HSE di proyek
13. Mendukung penuh HSE Officer
14. Memastikan bahwa perencanaan HSE
dilaksanakan dan diperbaharui
15. Mengkoordinasikan pelaksanaan prosedur HSE
kepada klien, subkontraktor dan pihak ketiga
16. Memastikan bahwa persyaratan hukum dan
klien telah diidentifikasi dan tercermin dalam
rencana HSE Proyek dan dokumen terkait
17. Berkomunikasi dengan Manager HSE HO
tentang permasalahan HSE
18. Menyediakan budget dan sarana penunjang
untuk implementasi HSE
2
HSE Officer
1. Melapor secara langsung kepada Manager
HSE.
2. Mengembangkan bersama Tim Proyek (PM,
SEM, SOM, SAM) HSE Plant Proyek (termasuk
Logistik Plant, Enviromental Plant, Emergency
Plant) dan IBPR & IPPAL termasuk
pembaharuannya
3. Memastikan bahwa penilaian risiko (IBPR) telah
dilaksanakan untuk setiap kegiatan dan
kontrolnya diimplementasikan dan
dikomunikasikan Ke Tim Proyek .
4. Meninjau bersama Metode Kerja (SEM yang
menyiapkan) dan penilaian risiko
5. Memastikan bahwa semua persyaratan UU dan
klien telah diidentifikasi, dimasukan di HSE
Plant Proyek dan secara berkala dievaluasi dan
diarsip kan
6. Memastikan bahwa persyaratan HSE Plant
Proyek telah dilaksanakan dan ditinjau setiap
triwulan
7. Menjadwalkan dan melakukan inspeksi serta
melakukan tindakan perbaikan dan
pencegahan.
8. Mengelola dan mengawasi personil HSE proyek
3
9. Mempersiapkan laporan mingguan/bulanan dan
mengirimkannya kepada Klien, Manajer Proyek
dan Manager HSE Divisi
10. Melakukan pengelolaan data seperti Daftar Alat
Angkat & Angkut, Alat Kerja Ringan, daftar
kecelakaan dan semua dokumen HSE yang di
isyarat kan
11. Melakukan dan mengelola Program HSE seperti
HSE Induction, HSE Talk, HSE Meeting, HSE
Training dan program yang lainnya sesuai
dengan HSE Plant.
12. Memberikan saran dan masukan terhadap
seluruh aspek safety dan tinda- kan
perbaikannya.
13. Memastikan bahwa papan pengumuman HSE
Proyek terus terupdate
14. Memastikan seluruh risiko teridentifikasi dan
terkontrol
15. Melakukan inspeksi/patrol harian dan mingguan
dan memastikan tindakan perbaikan di
implementasikan secara efektif
16. Mengontrol Administrasi dan kebutuhan (RAB)
HSE.
4
SOM
1. Implementasi dengan persyaratan dari standar
aturan HSE perusahaan yang relevan.
2. Implementasi dengan persyaratan dari aturan
dan persyaratan klien yang relevan.
3. Menjadi teladan dalam hal Pemenuhan standar
HSE.
4. Mengalokasikan sumber yang memadai bagi
pengawas dan pengawas sub kontraktor agar
dapat menjalankan peran mereka.
5. Memastikan pengawas
umum/pengawas/mandor telah dialokasikan
untuk melakukan metode kerja (rapat
pengembangan dan penilaian risiko).
6. Menunjukkan komitmen pada keselamatan,
kesehatan kerja dan lingkungan secara
konsisten.
7. Memastikan penerapan yang benar dan
evaluasi terhadap HSE Plant Proyek.
8. Memastikan bahwa HSE Plant Proyek
diperbarui dan di implementasikan
9. Secara aktif mengenalkan budaya HSE.
10. Memfasilitasi semua kebutuhan HSE.
11. Berpartisipasi dalam inspeksi.
12. Mengkordinasikan solusi masalah HSE dengan
klien, subkontraktor dan pihak ketiga.
5
13. Berkomunikasi dengan Kantor pusat/wilayah
perihal masalah HSE.
14. Terlibat dalam investigasi kecelakaan dan
menjalankan tindakan perbaikan untuk
mencegah kejadian tersebut tidak terulang
kembali.
15. Memastikan semua peralatan dan material yang
digunakan telah melengkapi persyaratan
register.
16. Memastikan kompetensi pekerja sesuai dengan
pekerjaannya.
17. Hadir dalam HSE Meeting, audit HSE oleh
Kantor Pusat/Wilayah dan rapat relevan lainnya.
18. Membangun dan mempertahankan komunikasi
langsung dengan tim HSE Proyek.
SEM
1. Membiasakan diri dengan persyaratan dari
semua standar dan aturan HSE perusahaan
yang relevan.
2. Menjadi teladan dalam hal menjalankan HSE.
3. Hadir dalam semua pembicaraan HSE, audit
oleh kantor pusat dan rapat relevan lain.
4. Membangun dan mempertahankan komunikasi
dengan anggota dari HSE Proyek.
5. Memastikan bahwa proses IDC (Internal
Disciplinary Check) yaitu proses review dan
6
tanggapan/masukan dari unit-unit terkait untuk
metode kerja.
6. Bertanggung jawab dalam pengembangan
identifikasi bahaya dan penilaian risiko (HIRA
dan aspek lingkungan/analisa pengaruh
(IBPR/IPPAL).
7. Mengidentifikasi potensial risiko dan
mengembangkan sistem pencegahan dalam
aspek HSE.
8. Memastikan bahwa metode kerja dipersiapkan
olehnya atau oleh anggota tim teknis untuk
setiap kegiatan kerja yang menjelaskan semua
langkah-langkah operasional, menguraikan
bahaya/aspek yang potensial dan pencegahan
yang diperlukan termasuk pengembangan
penilaian risiko spesifik terhadap tugas (JSA).
9. Bertanggung jawab untuk mengkordinasikan
pekerjaan sementara di lapangan. Memastikan
bahwa semua pekerjaan tersebut dilakukan
dengan mengacu pada prosedur perusahaan
dan surat kerja sementara yang diperlukan.
10. Melakukan evaluasi penilaian risiko dari
perancang pada semua elemen rancangan dan
berkaitan dengan ukuran kontrol relevan hingga
penilaian risiko spesifik terhadap tugas.
11. Mengkoordinasi semua kegiatan pengangkatan
dan pekerjaan ketinggian di proyek termasuk
7
perancah implementasi dari rencana
pengangkatan.
12. Menyelesaikan inspeksi berkala diproyek
seperti yang telah dijadwalkan di HSE dan plant
proyek.
Kepala Plant/Peralatan
1. Melaksanakan kebijakan HSE
2. Sebagai penanggung jawab umum safety pada
lokasi pengawasannya
3. Turut secara aktif dalam mengawasi
pelaksanaan proyek secara keseluruhan
4. Memimpin pelaksanaan toolbox meeting untuk
tim plant/peralatan.
5. Memberikan saran dan masukan terhadap
seluruh aspek safety dan tindakan
perbaikannya.
6. Turut serta dalam investigasi kecelakaan kerja.
7. Memastikan seluruh risiko teridentifikasi dan
terkontrol.
8. Melakukan inspeksi harian dan mingguan.
9. Memastikan kelayakan dan keamanan
alat/equipment yang digunakan.
10. Melakukan pre-use inspection dan perawatan
equipment secara berkala
8
BAHAYA RESIKO DAN KECELAKAAN
BAHAYA RESIKO
KECELAKAAN
9
IDENTIFIKASI BAHAYA
Dalam identifikasi bahaya, terdapat 6 penyebab
(bahaya) yang dapat menyebabkan accident
(kecelakaan). Enam bahaya ini biasa simbolkan
dengan :
A pparatus (mesin – terjepit / terpotong mesin)
B ig Heavy (benda berat – terbentur benda berat)
C ar (mobil – kecelakaan transportasi)
D rop (jatuh – terjatuh dari ketinggian)
E lectrical (listrik – kena kejutan listrik)
F ire (api – terkena benda panas)
10
APPARATUS
Apparatus adalah peralatan yang digunakan dalam
melakukan pekerjaan. Penggunaan peralatan ini
dapat menyebabkan timbulnya resiko yang berupa :
1. Terpotong, misal : terpotong gerinda
2. Tergores,
3. Tersayat,
4. Terjepit
5. Kejatuhan benda / peralatan kerja
6. Terbentur
11
BIG HEAVY
Dalam pekerjaan konstruksi, sering sekali digunakan
alat berat yang befungsi sebagai alat bantu untuk
pengangkutan/pengangkatan material. Alat berat
yang sering digunakan adalah :
1. Crane
2. Hiab crane
3. Tronton
4. Forklift
5. dll
12
CAR
Transportasi dibutuhkan dalam pengangkutan
material maupun pekerja. Transportasi tidak bisa
dihilangkan dalam proses produksi. Trasnportasi juga
mempunyai resiko bahaya yang tinggi.
Sehingga transportasi juga harus diperhatikan
keselamatannya. Transportasi dapat berupa
transportasi menggunakan alat berat, bis karyawan,
maupun mobil operasional.
13
DROP
Pekerjaan konstruksi adalah pekerjaan untuk
membangun semua plant. Karena proses
pembangunan tersebut akses kerja di ketinggian tidak
sesempurna ketika plant sudah selesai dibangun.
Penggunaan tangga atau perancah atau gondola
dapat membantu akses bekerja di ketinggian, diikuti
dengan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
yang berupa full body harness, helm bertali dagu,
dll dan penambahan safety net di bawah area kerja
di ketinggian.
14
ELECTRICAL
Pekerjaan yang
menggunakan peralatan
listrik mempunyai potensi
bahaya terkena kejutan
listrik.
Peralatan listrik harus diinspeksi sebelum
digunakan, pastikan semua isolasi tidak ada yang
terkelupas dan grounding telah terpasang dengan
baik, pastikan hanya orag yang berkompeten yang
menginstall peralatan listrik, dan pekerja wajib
menggunakan APD yang sesuai.
15
FIRE
Api terbentuk melalui segitiga api. Segitiga api
terdiri dari panas, bahan bakar, dan oksigen. Ketiga
bahan ini dapat menjadi api jika pada komposisi
dan terjadi pada waktu yang tepat.
Segitiga api ini juga dapat digunakan sebagai cara
pencegahan dan memadamkan api, yaitu dengan
memutuskan rantai dari segitiga api tersebut.
16
PENGENDALIAN RESIKO
MATRIX PENILAIAN RISIKO
Penentuan matriks penilaian risiko dengan cara
mengalikan hasil kategori tingkat keparahan dengan
kategori kekerapan.
Risiko Rendah apabila risiko kecelakaan/dampak
lingkungan yang masih bisa diterima/ditoleransi
dengan kondisi pelaksanaan yang ada. Risiko
Menengah, Risiko Tinggi dan Risiko Extreme apabila
risiko kecelakaan/dampak lingkungan yang signifikan
17
yang harus dikendalikan dan dapat dimasukkan ke
dalam program.
Tingkat Keparahan
Keparah Skala Konsekuensi
an Manusia (Pekerja / Msyrakat) Keselamatan Material Lingkungan
Peralatan
Level 1 Terdapat insiden yang penangananya hanya Terdapat satu peralatan yang rusak, Tidak mengakibatkan gangguan lingkungan Tidak mengakibatkan kerusakan material
melalui P3K tidak kehilangan waktu kerja memerlukan perbaikan dan mengakibatkan
pekerjaan berhenti selama kurang dari 1 hari
Level 2 Terdapat insiden yang mengakibatkan 1 Terdapat satu peralatan yang rusak, Material rusak dan perlu mendatangkan Menimbulkan pencemaran udara/air/tanah
pekerja dengan penanganan perawatan medis memerlukan perbaikan dan mengakibatkan material baru yang membutuhkan waktu /suara yang mempengaruhi sebagian
rawat inap, kehilangan waktu kerja pekerjaan berhenti selama lebih dari 1 hari kurang dari 1 minggu, namun tidak lingkungan kerja atau terjadi kerusakan
mengakibatkan pekerjaan berhenti sebagian akses jalan di lingkungan kerja
Menimbulkan pencemaran udara/air/tanah
Level 3 Terdapat insiden yang mengakibatkan lebih 1 Terdapat lebih dari satu peralatan yang rusak Material rusak dan perlu mendatangkan /suara yang mempengaruhi lingkungan kerja
pekerja dengan penanganan perawatan medis dan memerlukan perbaikan dan mengakibatkan material baru yang membutuhkan waktu lebih atau terjadi kerusakan lingkungan yang
rawat inap, kehilangan waktu kerja pekerjaan berhenti selama kurang dari 7 hari dari 1 minggu dan tidak mengakibatkan berhubungan dengan tumbuhan di lingkungan
pekerjaan berhenti kerja atau terjadi kerusakan akses jalan di
lingkungan kerja
Menimbulkan pencemaran udara/air/tanah
/suara namun tidak adanya keluhan dari
Level 4 Timbulnya fatality 1 orang meninggal dunia Terdapat 1 peralatan utama yang rusak total Material rusak dan perlu mendatangkan masyarakat atau terjadi kerusakan lingkungan
atau 1 orang cacat tetap dan mengakibatkan pekerjaan berhenti selama material baru yang membutuhkan waktu 1 yang berhubungan dengan flora dan fauna atau
1 minggu minggu dan mengakibatkan pekerjaan berhenti rusaknya sebahagian aset masyarakat sekitar
atau terjadi kerusakan sebagian akses jalan
masyarakat
Menimbulkan pencemaran udara/air/tanah
/suara yang mengakibatkan keluhan dari
Level 5 Timbulnya fatality lebih dari 1 orang meninggal Terdapat peralatan utama yang rusak total lebih Material rusak dan perlu mendatangkan masyarakat atau terjadi kerusakan lingkungan
dunia atau lebih dari 1 orang cacat tetap dari 1 dan mengakibatkan pekerjaan berhenti material baru yang membutuhkan waktu lebih di taman nasional yang berhubungan dengan
selama lebih dari 1 minggu dari 1 minggu dan mengakibatkan pekerjaan flora dan fauna atau rusaknya sebahagian aset
berhenti masyarakat sekitar secara keseluruhan atau
terjadi kerusakan yang parah terhadap akses
jalan masyarakat
18
Metodologi pengendalian risiko dilakukan dengan
cara (Permen NakerTrans No. 5 Tahun 2018):
Ada 5 cara pengendalian bahaya yang dapat
digunakan dalam pengendalian bahaya.
1. Eliminasi
2. Substitusi
3. Rekayasa engineering
4. Administrasi
5. Alat Pelindung Diri (APD)
19
ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan
disesuaikan dengan potensi bahaya yang ada di
tempat kerja. Pemilihan APD juga
mempertimbangkan kualitas standar yang
ditetapkan. APD yang wajib disediakan pada
pekerjaan konstruksi adalah:
20
Helm / Pelindung kepala
Berfungsi sebagai pelindung kepala dari
benda yang bisa mengenai kepala secara
langsung.
Safety shoes / Pelindung kaki
Seperti sepatu biasa, tapi dari bahan
kulit dilapisi metal dengan sol dari karet
tebal dan kuat. Berfungsi untuk
mencegah kecelakaan fatal yang
menimpa kaki karena tertimpa benda
tajam atau berat, benda panas, cairan
kimia, dsb.
Safety glasses / face shield / kedok las
Berfungsi sebagai pelindung wajah dari
percikan benda asing saat bekerja
Earplug / earmuff
Berfungsi sebagai pelindung telinga
pada saat bekerja di tempat yang bising.
21
Sarung tangan karet / kulit / kain /
plastik
Berfungsi sebagai alat pelindung tangan
pada saat bekerja di tempat atau situasi
yang dapat mengakibatkan cedera tangan.
Bahan dan bentuk sarung tangan di
sesuaikan dengan fungsi masing-masing
pekerjaan.
Masker mulut / hidung / oksigen
Berfungsi sebagai penyaring udara yang
dihirup saat bekerja di tempat dengan
kualitas udara buruk (misal berdebu,
beracun, dsb).
Safety harness
Berfungsi membatasi gerak pekerja agar
tidak masuk ke tempat yang mempunyai
potensi jatuh atau menjaga pekerja
berada pada posisi kerja yang diinginkan
dalam keadaan miring maupun
22
tergantung dan menahan serta
membatasi pekerja jatuh sehingga tidak
membentur lantai dasar.
23
FASILITAS UMUM
1. Terdapat tempat istirahat dan tempat
makan
2. Tersedia air minum untuk pekerja
3. Terdapat toilet yang memadai
4. Tersedia tempat untuk beribadah dan
sarana yang dibutuhkan
5. Tersedia tempat untuk merokok (smoking
area)
6. Tersedia dan terpasang rambu peringatan
seperti “JAGALAH KEBERSIHAN”
7. Tersedia tempat sampah
24
RINGKAS, RAPI, RESIK, RAWAT, RAJIN (5R)
Ringkas adalah memisahkan segala sesuatu yang
perlu-perlu saja dan menyingkirkan yang tidak
diperlukan dari tempat kerja. Mengetahui benda
mana yang tidak digunakan, mana yangakan
disimpan, serta bagaimana cara menyimpan supaya
dapat mudah diakses terbukti sangat berguna bagi
sebuah perusahaan.
Rapi adalah menempatkan barang pada
tempatnya sehingga tidak terlihat berserakan pada
tempat kerja yang mempu membahayakan
keamanan pekerjanya. Rapi adalah menerapkan
prinsip kaizen yang merupakan perbaikan yang
berkelanjutan.
Resik adalah konsep yang ketiga yang perlu
dilakukan. Resik adalah melakukan pembersihan
tempat, peralatan maupun pakaian kerja yang
digunakan. Dengan prinsip ini diharapkan mampu
menciptakan lingkungan kerja yang bersih dan
nyaman
25
Rawat adalah melakukan perawatan agar apa
yang diperoleh pada tiga tahapan sebelumnya
dicapai dapat dipertahankan. Perawatan tidak
terbatas pada produk yang dihasilkan melainkan
perawatan pada peralatan yang digunakan dalm
menjalankan proses produksi.
Rajin adalah terciptanya kebiasaan pribadi
karyawan untuk menjaga dan meningkatkan apa
yang sudah dicapai. Rajin adalah terkait dengan
ketepatan waktu kerja, ketepatan memenuhi
permintaan pelanggan, ketepatan mencapai terget
yang hendak dicapai. Setelah tercapai kemudian
dipertahankan agar kondisi kerja yang kondusif dapat
dipertahankan.
26
KESEHATAN KERJA
PEMERIKSAAN KESEHATAN
Seluruh Pekerja baru &
karyawan wajib mengikuti
tes kesehatan (MCU)
sebelum diberikan ijin untuk
memasuki area proyek untuk
bekerja Seluruh karyawan
PT. Bumi Karsa dan pekerja dari
Subkontraktor/mandor, wajib melakukan
pemeriksaan kesehatan untuk meyakinkan pekerja
sehat dan fit. Setiap proyek harus memeriksakan
kesehatan seluruh pekerjanya minimal 1 (satu) kali
dalam satu tahun. Khusus untuk pekerja juru
masak/catering dilakukan pemeriksaan setiap 6
bulan.
27
FATIGUE MANAGEMENT
Demi tercapainya produktivitas kerja maka
pengaturan beban dan waktu kerja diperlukan
sehingga terhindar dari kelelahan. Pekerja yang
kelelahan dapat mengakibatkan kegagalan dalam
melaksanakan tugas pekerjaan yang dapat memicu
terjadinya kecelakaan kerja.
Pengaturan jam sesuai regulasi dan beban kerja
harus direncanakan dan dikomunikasikan dengan
baik oleh atasan kepada para karyawan. Karyawan
wajib menjaga kesehatan dan kebugaran fisik dan
mental agar tidak mudah lelah dan dapat bekerja
secara optimal.
Jam tidur yang cukup untuk beristirahat adalah sekitar
6-8 jam sehari bergantung pada usia dan status
28
kesehatan seseorang. Cukup makan makanan
bergizi (rendah gula, rendah lemak, tinggi protein)
harus dijaga oleh setiap orang di proyek. Perbanyak
minum air putih (delapan gelas per hari) serta
aktivitas fisik (senam) dapat dilakukan setiap orang di
proyek.
KEWAJIBAN SELURUH PEKERJA
• Seluruh pekerja harus secara bersama-sama
menjaga kebersihan dan kerapihan di area kerja
• Wajib memelihara kebersihan di lingkungan
kerja masing-masing.
• Setelah selesai pekerjaan dilakukan semua alat
kerja dan sisa material yang sudah tidak
digunakan harus segera dirapikan agar
tidakmembahayakan bagi diri sendiri maupun
bagi pekerja lainnya.
29
PANDUAN KESELAMATAN KERJA
SEBELUM MULAI BEKERJA
• Anda harus tahu bagaimana cara bekerja yang
aman
• Anda harus bertanya pada atasan anda kalau
tidak jelas bagaimana cara menjalankan
pekerjaan
• Gunakan selalu alat pelindung diri yang tepat
untuk melindungi anda dari potensi kecelakaan
30