The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by gimbal.wiwi, 2017-07-13 16:11:58

Sang Pendekat_draft_20170714

Sang Pendekat_draft_20170714

49SANG PENDEKATSEMANGAT TIMUR MATAHARI

Peralatan dapat dimasukkan dalam kotak perjalanan yang cukup
kuat. Setiap set ‘PDA’ dan perlengkapannya membutuhkan satu
atau dua kotak yaitu berukuran sekitar 600 mm x 500 mm x 400
mm: dengan berat sekitar 30 kg.

Gambar 9. Pemasangan (kiri) dan Pembacaan (kanan)
Tranducer & Acelerometer PDA

Selain daya dukung tiang, output dari pengujian PDA adalah
Keutuhan tiang, efisiensi energy yang ditransfer, kondisi alat pancang
dan gaya tekan maksimum. Analisa lanjutan yang dilakukan bersama
dengan pengujian PDA adalah analisa CAPWAP yang merupakan salah
satu metoda signal matching analysis (SMA). Analisa ini menggunakan
data yang diperoleh dari pengujian PDA untuk memberikan hasil
analisa yang lebih detail. Dari analisa CAPWAP kita akan mengetahui
lebih rinci data yang diperoleh dari pengujian PDA Test, dengan
tambahan informasi berupa tahanan ujung pondasi tiang tunggal,
tahanan friksi pondasi tiang tunggal, simulasi statik loading test
dan sebagainya.

Pekerjaan Isian Tiang Pancang

Tujuan pekerjaan ini adalah untuk penyatuan antara pile head

dengan tiang pancang serta untuk menambah integritas tiang pada

bagian free standing, maka rongga di dalam tiang pancang perlu diisi

beton bertulang. Mutu beton isian tiang pancang adalah sama seperti

mutu beton untuk pile head, yakni Fc’ 35 MPa, untuk mendapatkan

kesatuan beton yang monolit. Adapun data teknis pada pekerjaan

ini adalah :

• Diameter isian : 400 mm

• Kedalaman : -3.00 dari muka tanah

• Tulangan Utama : D-19 jumlah 14 buah

• Sengkang : Ø-10 jarak 150 cm

Kedalaman isian pancang diambil dari -3.00 dari permukaan tanah
sampai dengan cut of pile. Bagian bawah/ stop cor menggunakan
pipa baja tebal 3 mm yang dikaitkan dengan baja tulangan diatasnya,
hal ini dlakukan untuk mencegah agar beton yang dicor tidak sampai
bagian ujung tiang. Sehingga pemakaian material beton dapat
lebih terkontrol.

SEMANGAT TIMUR MATAHARI

50 SANG PENDEKAT

51SANG PENDEKATSEMANGAT TIMUR MATAHARI

Pekerjaan Pile Head
Pekerjaan ini merupakan struktur atas dari pondasi tiang pancang.

Pile Head berfungsi sebagai pendistribusi beban di atasnya menuju
tiang tiang dibawahnya. Terdapat dua tipe pile head pada struktur
Jalan Pendekat ini, yaitu tipe fixed dan moved.

SEMANGAT TIMUR MATAHARIPada pile head tipe fixed, pengecoran dilakukan 2 tahap. Tahap
pertama dilakukan sebelum pemasangan pile slab dan tahap kedua
dilakukan setelah pile slab terpasang.

52 SANG PENDEKAT

53SANG PENDEKATSEMANGAT TIMUR MATAHARI

Pada pile head tipe moved hanya dilakukan 1 tahap
pengecoran dan precast yang menumpu pada pile head ini diberi
dilatasi sebesar 75 mm, untuk mengakomodir pergerakan pada
saat operasional. Dan pada saat pengecoran diberi block out
untuk pemasangan dowel sebagai pengaku antara pile slab dan
pile head.

Adapun data teknis pada pile head adalah sebagai berikut :
• Tipe fixed

- Bentang : 21 meter

- Mutu beton : fc’ 35 MPa

- Lebar tahap-1 : 1200 mm

- Tinggi tahap-1 : 550 mm

- Lebar tahap-2 : 800 mm

- Tinggi tahap-2 : 350 mm
• Tipe moved

- Bentang : 21 meter

- Mutu beton : fc’ 35 MPa

- Lebar : 2900 mm

- Tinggi : 800 mm

SEMANGAT TIMUR MATAHARIPile head yang sudah di cor harus dilakukan perawatan (curing)
adalah untuk memastikan reaksi hidrasi senyawa semen termasuk
bahan tambahan berlangsung secara optimal sehingga mutu beton
yang diharapkan dapat tercapai

Pekerjaan Pemasangan Precast dan Transversal Stressing
Struktur atas dari Jalan pendekat berupa pile slab terdiri dari

16 unit segmental beton yang menumpang di atas pile head dan
kemudian di satukan dengan kabel prategang dengan metode
transversal stressing. Pile Slab yang digunakan memiliki mutu beton
fc’ 38 Mpa. Mutu beton seperti ini sukar dicapai di wilayah Papua
pada umumnya dan di kota jayapura pada khususnya karena kurang
baiknya material alam lokal.

Oleh sebab itu beton pile slab harus diproduksi di luar Papua,
dalam hal ini produksi pile slab dilakukan di Kota Pasuruan Jawa Timur.
Sehingga kontrak pekerjaan yang semula pile slab cor in situ dirubah
menjadi Produksi, Pengiriman dan Pemasangan Precast Slab, yang
menjadikan pekerjaan dapat dilakukan secara stimultan. Produksi
dilakukan pada saat pekerjaan pemancangan sedang berlangsung.

54 SANG PENDEKAT

55SANG PENDEKATSEMANGAT TIMUR MATAHARI

Precast yang sudah terproduksi dapat diakui progress setelah
dilakukan pengecekan bersama Owner dan Konsultan Pengawas di
lokasi pabrik produksi. Dari kunjungan tersebut, precast yang sudah
diproduksi harus mendapat persetujuan Owner dan Konsultan
Pengawas untuk dilakukan pengiriman. Proses pengiriman dibagi dala
2 tahap, dengan trip pertama mengangkut 60% dari jumlah precast
secara keseluruhan dan sisa nya dilakukan pada pengiriman kedua.

Gambar 18. Pengiriman Precast Pile Slab

SEMANGAT TIMUR MATAHARIDengan metode pengadaan seperti ini sangat membantu
menaikkan progress dilapangan, mengingat kondisi lahan di lokasi
pekerjaan yang sama sekali belum ada pembebasan lahan oleh
pemerintah Kota Jayapura yang disebabkan masih adanya perselisihan
kepemilikan lahan antar suku setempat. Setelah dilakukanya sistem
pengadaan seperti ini menjadikan kenaikan progress secara signifikan,
sepeti yang ditunjukkan pada skema di bawah ini,

Gambar 19. Skema Progress Pekerjaan Setelah Perubahan Sistem
Pengadaan Precast Pile Slab

Setelah Precast sampai dilokasi bisa langsung dilakukan
pemasangan. Pemsangan dilakukan sesuai tipe masing-masing plat.
Karena pada saat proses pengiriman, sedang berlangsung pekerjaan
Pile Head. Untuk mempermudah proses Un-loading material, dibuat
juga Dermaga sementara sehingga material precast dapat langsung
diturunkan pada area Stock Pile Proyek Jembatan Holtekamp –
sisi Pendekat. Sebelum dilakukan pemasangan, dilakukan proses

56 SANG PENDEKAT

57SANG PENDEKAT

langsir material ke setiap lokasi pemasangandan sesuai tipe dari SEMANGAT TIMUR MATAHARI
masing-masing Precast Pile Slab sehingga mempermudah pada saat
proses pemasangan. Adapun tipe masing-masing Precast Pile Slab
dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tipe Precast Panjang Dimensi (mm) Tebal Volume
Lebar (Unit)
Pile Slab Tipe A1 500 8063
Pile Slab Tipe A1.2 500 1270 8063 110
Pile Slab Tipe A1.3 500 1270 8063 11
Pile Slab Tipe A2 500 1270 8063 11
Pile Slab Tipe A2.1 500 1270 8063 11
Pile Slab Tipe A3 500 1270 8063 11
Pile Slab Tipe A3.1 500 1572 8063 11
Pile Slab Tipe B1 350 1572 7700 11
Pile Slab Tipe B1.2 350 1270 7700
Pile Slab Tipe B1.3 350 1270 7700 570
Pile Slab Tipe B2 350 1270 7700 57
Pile Slab Tipe B2.1 350 1573 7700 57
Pile Slab Tipe B3 350 1573 7700 57
Pile Slab Tipe B3.1 350 1573 7700 57
Pile Slab Tipe C1 500 1573 7700 57
Pile Slab Tipe C1.1 500 1270 7700 57
Pile Slab Tipe C1.2 500 1270 7700 20
Pile Slab Tipe C2 500 1270 7700 2
Pile Slab Tipe C2.1 500 1270 7700 2
Pile Slab Tipe C3 500 1270 7700 2
Pile Slab Tipe C3.1 500 1572 7700 2
1572 2
TOTAL 2

1.120

Tabel. 2. Volume masing-masing Tipe Precast Pile Slab

Precast yang sudah dipasang disatukan dengan kabel prategang
dengan metode Transversal Stressing (Penarikan secara Melintang).
Dan kemudian dilakukan grouting pada lubang tendon kabel
prategang agar tidak ada rongga antar sambungan precast yang

menyebabkan perlemahan struktur jembatan. Adapun Spesifikasi

yang harus dipenuhi untuk pekerjaan ini adalah :

• Jumlah lubang tendon : 3 lubang

• Dia. Kabel Pretegang : 2 x 0,6”

• Kekuatan tarikan : 38,34 MPa

• Alat yang digunakn : - Hydraulic Jack

- Angkur Wedges

- Manometer

Gambar 20. Pemasangan Precast Pile Slab

SEMANGAT TIMUR MATAHARI Gambar 21. Transversal Stressing Precast Pile Slab

58 SANG PENDEKAT

59SANG PENDEKATSEMANGAT TIMUR MATAHARI

Pekerjaan Median Jalan
Konstruksi median merupakan salah satu peniliaian estetika

(kosmetik) dari sebuah jalan atau jembatan , karena letak median yang
berada di sisi tengah suatu jalan dan sangat berpotensi menjadi pusat
perhatian pengguna jalan. Hal yang unik dalam pekerjaan median
pada proyek ini adalah dimana keseluruhan pekerja merupakan
tenaga lokal (pribumi) yang sebelumnya tidak memiliki keahlian
dalam bidang pertukangan. Namun hal tersebut menjadi tantangan
tersendiri bagi Proyek Jembatan Holtekamp – sisi Pendekat untuk
melatih mereka sehingga dapat membuat Median yang rapi, halus
dan sesuai rencana.

Gambar 22. Pelatihan Proses Bekisting Median Terhadap
Pekerja Lokal

Meskipun dalam pelaksanaan pelatihan dan pengarahan
mendapatkan banyak kesulitan dalam hal komunikasi karena sebagian
tenaga lokal tidak terbiasa menggunakan Bahasa Indonesia, namun
dengan kesabaran tim proyek Jembatan Holtekamp – Sisi Pendekat
mereka sedikit demi sedikit dapat memahaminya. Dengan pengawasan
yang ketat oleh tim proyek, terbukti dari hasil median yang dapat dibilang
sangat baik meskipun yang mengerjakan adalah tenaga lokal yang
notabene belum memiliki keahlian dalam bidang pertukangan. Sehingga
menjadi kebanggan tersendiri bagi tim proyek, karena meskipun diujung
Indonesia bisa membuat median yang tidak kalah bagus dari median
yang ada di Ibu Kota.

SEMANGAT TIMUR MATAHARI Gambar 23. Hasil Pengecoran Median

60 SANG PENDEKAT

61SANG PENDEKAT

Pekerjaan Tiang Bor Beton (Bored Pile) SEMANGAT TIMUR MATAHARI

Pekerjaan tiang bor peton merupakan struktur bawah dari

konstruksi Jembatan Pendekat. Konstruksi pondasi tiang bor beton

dipilih karena letak tanah keras pada lokasi jembatan pendekat yang

terlalu dalam. Sehingga jika dipilih menggunakan pondasi tiang

pancang jumlah dan diameternya bertambah besar. Tiang Bor yang

digunakan memiliki spesifikasi sebagai berikut :

• Q ultimit : 6000 Kn

• Diameter : 1000 mm

• Kedalaman : 30-31 meter

• Mutu Beton : Fc’ 35 MPa

• Jumlah : 24-28 buah per pier jembatan

Metode yang digunakan dalam pekerjaan ini menggunakan metode
RCD (Reverse Circulation Drilling). Metode ini memanfaatkan sirkulasi
air tanah yang membawa sedimen hasil pengeboran lalu sedimen
tersebut ditampung pada bak penampungan sehingga sedimen
mengendap di dalam bak penampungan tersebut. Air dari hasil
pengeboran yang sudah tak bersedimen dimasukkan kembali ke
dalam lubang bor, karena air tersebut akan memberikan tekanan
hidrostatis yang akan melindungi dinding bor dari risiko longsor pada
dinding bor.

Gambar 24. Konsep Dasar Metode RCD

SEMANGAT TIMUR MATAHARI Gambar 25. Pelaksanaan Pengeboran Metode RCD
Dengan kondisi tanah yang memiliki jenis tanah pasir halus karena
lokasi berada di pesisir pantai, pemilihan metode RCD sangat tepat
digunakan pada kondisi tanah tersebut. Metode ini membutuhkan
jarak pengeboran antara mesin bor dan muka air tanah yaitu ±2.00 m
agar tekanan hidrostatis tetap terjaga supaya tanah / pasir yang sudah
dilubangi tidak mengalami kelongsoran akibat tekanannya terlalu
besar. Sehingga dalam pelaksanaanya perlu dilakukan pembuatan
platform agar beda tinggi ±2.00 m dapat tercapai.

Gambar 26. Peninggian Elevasi Pengeboran

62 SANG PENDEKAT

63SANG PENDEKATSEMANGAT TIMUR MATAHARI

Perlu dilakukan pemancangan casing baja sedalam 8-10 meter
dari permukaan atas platform agar tidak terjadi longsor yang
disebabkan beban mesin saat melakukan pengeboran. Casing baja
yang digukanan berdiameter 1200 mm, sehingga mata masih terdapat
celah antara mata bor dan dinding casing baja.

Gambar 27. Pemancangan Casing Baja
Untuk memenuhi kebutuhan Beton pada Pondasi tiang Bor ini,
digunakan metode pengecoran dengan menggunakan Alat Berat
berupa Carmix. Metode ini dipilih karena kurangnya resource

SEMANGAT TIMUR MATAHARIBatching Plant di Kota Jayapura. Hanya terdapat 2 Batching Plant di
kota Jayapura, namun tidak bisa melayani beton secara terus menerus
karena jauhnya jarak antara Batching Plan dengan lokasi pekerjaan dan
kurangnya resource Truk Mixer yang hanya memilik 3 buah truk mixer
pada masing-masing Batching Plan. Sehingga jika menggunakan jasa
Ready Mix maka pengecoran tiang bor beton tidak bisa berjalan dengan
terus-menerus (continue). Perbandingan antara penggunaan truk mixer
dan Carmix dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Gambar 28. Cycle Time Ready Mix

Dari gambar diatas dapat dilihat akan terjadi idle selama 4 jam
untuk pengecoran 1 titik tiang bor beton. Jika menggunakan metode
pengecoran dengan jasa ready mix, mutu beton sukar tercapai
karena jeda yang terlalu lama sehingga beton kurang monolit, serta
berpotensi longsor pada lubang tiang bor beton. Untuk itu digunakan
metode pengecoran dengan alat carmix dengan jumlah 4 unit sehingga
siklus pengecoran bisa mencapai 12 m3/ jam (gambar 29), sehingga
didapatkan sequence pengecoran 1 titik tiang bor beton seperti yang
dijelaskan pada Gambar 30 :

64 SANG PENDEKAT

65SANG PENDEKAT

SEMANGAT TIMUR MATAHARI

Gambar 29. Cycle Time Carmix

CARMIX-1 12 Menit
TUANG BETON
LOADING MATERIAL 27 Menit
MIXING & DELIVER
15 Menit
CARMIX-2
ANTRI & TUANG BETON 18 Menit
LOADING MATERIAL
MIXING & DELIVER 27 Menit

CARMIX-3 15 Menit
ANTRI & TUANG BETON
LOADING MATERIAL 18 Menit
MIXING & DELIVER
27 Menit
CARMIX-4
ANTRI & TUANG BETON 15 Menit
LOADING MATERIAL
MIXING & DELIVER 18 Menit

CARMIX-1 27 Menit
ANTRI & TUANG BETON
LOADING MATERIAL 15 Menit
MIXING & DELIVER
18 Menit

27 Menit

15 Menit

Gambar 30. Sequence Pengecoran 1 titik Tiang Bor Beton

SEMANGAT TIMUR MATAHARIGambar 31. Pengecoran Bored Pile menggunakan Carmix

Pekerjaan Pier Head P-14 (Pile Cap, Pier dan Pier Head)
Struktur pier head yang terdiri dari Pile Cap, Pier dan Pier Head

merupakan struktur abutment dari jembatan pendekat. Struktur
pile cap merupakan struktur dengan volume beton besar (mass
concrete). Dalam pelaksanaan pekerjaan pile cap dilakukan 3 tahapan
pengecoran , tahap pertama : 187 m3, tahap kedua : 187 m3 dan
tahap terakhir : 131 m3. Pada saat proses pengecoran perlu dimonitor
suhu beton dengan menggunakan alat thermocouple, dengan begitu
perbedaan suhu luar dan suhu dalam dapat dikutahui dan diatur
sedemikian rupa agar perbedaan suhu tidak melebihi 20ᵒC.

Pekerjaan Pier dilakukan setelah Pile Cap minimal berusia 3 hari.
Pada struktur Jembatan Pendekat terdapat 3 buah kolom pier yang
akan menyangga balok diatasnya. Dikarenakan pier ini merupakan
struktur ekspose, permukaan pier harus rata, mulus, tidak keropos
dan tidak berlubang (honey comb).

66 SANG PENDEKAT

67SANG PENDEKAT

Setelah struktur pier selesai dikerjakan, akan dilanjutkan dengan SEMANGAT TIMUR MATAHARI

pekerjaan struktur balok atau pier head. Pengecoran pier head dibagi

menjadi 2 tahap, tahap awal dengan volume 139,04 m3 dan tahap

kedua dengan volume 43,80 m3. Beton pier tahap awal akan menjadi

tumpuan Precast slab, sehingga pada pngecoran kedua stek yang ada

Precast pile slab akan monolit dengan beton pierhead.

Adapun spesifikasi pekerjaan dari masing-masing item pier head

adalah sebagai berikut :

• Pile Cap

- Mutu Beton : Fc’ 35 MPa

- Panjang : 20 m

- Lebar : 11 m

- Tinggi : 2,5 m

- Volume Beton : 505 m3

• Pier

- Mutu Beton : Fc’ 35 MPa

- Panjang :2m

- Lebar : 1,5 m

- Tinggi Pier-1 : 2,26 m

- Tinggi Pier-2 : 2,60 m

- Tinggi Pier-3 : 3,02 m

- Volume Beton : 23,46 m3

• Pier Head

- Mutu Beton : Fc’ 35 MPa

- Panjang : 21 m

- Luas Tahap-1 : 6,62 m2

- Luas Tahap-2 : 2,06 m2

- Volume Beton : 182,84 m3

SEMANGAT TIMUR MATAHARIMetode Kerja Torang

Pemancangan Spun Pile
Pembangunan Jembatan Holtekamp Sisi Pendekat pada pada

pekerjaan Jalan Pendekat menggunakan Struktur pondasi tiang pancang.
Tiang pancang adalah suatu pondasi yang memanfaatkan tiang yang
dipancangkan ke dalam tanah sebagai penyangga beban utamanya.
Pada proyek ini menggunakan tiang pancang diameter 600 mm dengan
panjang bottom 12 m – 13 m dan panjang tiang middle 6 m. Alat yang
digunakan untuk pemancangan adalah Crawler Crane dengan
kapasitas 35 ton, leader dengan tinggi 24 meter dan Pile Hammer
K45. Sesuai dengan gambar rencana, tiang pancang dipancang

68 SANG PENDEKAT

69SANG PENDEKATSEMANGAT TIMUR MATAHARI

berkelompok dengan satu kelompok tiang pancang terdiri dari 6-8
tiang pancang. Total kelompok tiang pancang pada pekerjaan Jalan
Pendekat ini adalah 70 kelompok (70 As) tiang pancang .

Pemancangan Spun Pile terdiri dari dua tahap yaitu tahap
persiapan dan tahap pelaksanaan pemancangan. Tahap persiapan
terdiri dari setting out untuk menentukan titik pancang berdasarkan
gambar kerja dan waktu yang dibutuhkan untuk setting out 1
kelompok tiang pancang (6-8 titik) adalah 30 menit. Selain setting
out pekerjaan persiapan adalah pengangkutan tiang pancang dari
stockpile ke lokasi titik pancang dan marking tiang pancang dengan
memberi tanda atau ukuran pada tiang pancang setiap 0,5 meter
untuk pemantauan pada saat pemancangan.

Gambar 39. Handling Tiang Pancang

SEMANGAT TIMUR MATAHARISelanjutnya adalah tahap pelaksanaan pemancangan. Pekerjaan
pertama dari pelaksanaan adalah handling tiang pancang, dimana
tiang pancang yang telah disiapkan diangkat tepat diatas titik
pemancangan kemudian dilakukan monitoring terhadap verticality
alat dan tiang agar pukulan hammer tepat mengenai tiang. Setelah
dilakukan handling dan monitor veritality alat dan tiang selanjutnya
adalah pekerjaan pemancangan dengan memantau kedalaman tiang
yang terpancang, tinggi jatuh hammer, penyambungan tiang pancang
dan pelaksanan kalendering.

Penyambungan tiang pancang dilakukan setelah pancang
perama terbenam dna tersisa 30 cm diatas permukaan tanah guna
memudahkan proses pengelasan. Sebelum dilakukan pengelasan,
selubung baja pada ujung tiang pancang harus dibersihkan terlebih
dahulu kemudian pancang sambungan disesuaikan dengan titik
pancang pertama. Dalam pengelasan, lapisan pertama digunakan
kawat las Ø3,25 mm selanjutnya lapisan kedua menggunakan kawat
las Ø4,00 mm. Setelah pengelasan, sambungan selubung baja dicat
guna menghindari terjadinya korosi pada sambungan selubung
baja tersebut.

Gambar 40. Pengelasan Sambungan Tiang Pancang

70 SANG PENDEKAT

71SANG PENDEKATSEMANGAT TIMUR MATAHARI

Kalendering dilaksanakan setelah tiang pancang mendekati top
pile yang diisyaratkan, Final Set 3 cm untuk 10 pukulan terakhir
atau bisa dilihat dari data bore log. Alat yang digunakan pada saat
kalendering adalah kertas milimeter block, selotip, spidol dan kayu
pengarah spidol.

Gambar 41. Kalendering Tiang Pancang
Tahapan pelaksanaan kalendering yaitu dengan memasang
kertas milimeter block pada tiang pancang menggunkan seloptip,
menempelkan ujung spidol pada kertas milimeter block dengan
bertumpu pada kayu, setelah 10 pukulan kertas milmeter block diambil.
Tahapan tersebut dapat dilakukan 2-3 kali agar memperoleh grafik
yang baik.

Pengecoran Pile Head
Pekerjaan pengecoran pile head dilakukan setelah pekerjaan

pemancangan spun pile. Pile head dibuat untuk menerima beban
dari atas yang kemudian akan terus dan disebarkan ketiang pancang.
Pengecoran pile head menggunakan mutu beton f’c 35 Mpa. Pada
proyek Pembangunan Jembatan Holtekamp Sisi Pendekat ini ada dua
metode kerja yang digunakan untuk pengecoran pile head mengingat
kondisi dan letak elevasi pile head yang berbeda. Metode pertama
adalah pengecoran pile head on ground dengan menggunakan lean
concrete f’c 10 MPa sebagai lantai kerja. Sedangkan metode kedua
adalah pengecoran pile head dengan menggunakan shoring sebagai
lantai kerja. Berikut ini adalah pembahasan dari pekerjaan pengecoran
lean concrete dan pemasangan shoring sebelum masuk pada tahap
penegcoran pile head.

Ø Pengecoran lean concrete (Pile Head on ground)
Pekerjaan pengecoran pile head on ground dengan menggunakan lean
concrete f’c 10 Mpa di awali dengan pembersihan lokasi pengecoran
dan marking lean concrete. Penimbunan dan perataan tanah sesuai
elevasi yang ditentukan. Kemudian pemasangan bekisting lean
concrete menggunakan balok 5 x 10. Dimensi pengecoran lean
concrete dengan panjang 21,10 meter, lebar 3,00 meter dan tinggi
0,05 meter sehingga volume pengecoran lean concrete adalah 3,13 mᵌ.

SEMANGAT TIMUR MATAHARI Gambar 42. Pengecoran Lean Concrete

72 SANG PENDEKAT

73SANG PENDEKATSEMANGAT TIMUR MATAHARI

Setelah pengecoran lean concrete dan beton lean concrete telah
setting (mengeras) selanjutnya masuk dalam tahap pengecoran pile
head.

Ø Pemasangan Shoring
Pekerjaan pemasangan shoring dilakukan pada pekerjaan pile head
dengan elevasi yang tinggi dan penimbunan tanah dianggap tidak
efektif lagi, sehingga pengecoran pile head menggunakan shoring.
Sebelum pemasangan shoring, dilakukan pekerjaan persiapan terlebih
dahulu yaitu pekerjaan persiapan lahan dan landasan R.Scaffold.

Gambar 43. Pemasangan R.Scaffod dan balok profil baja
IWF 100x200x6

Pekerjaan pemasangan balok profil baja IWF 100x200x6 dan
dilanjutkan dengan pemasangan balok 10x10. Setelah itu pemasangan
balok 10x10, bekisting bawah dan perkuatannya di pasang. Tahap
pekerjaan selanjutnya adalah tahap pekerjaan pengecoran pile head.

SEMANGAT TIMUR MATAHARIPengecoran pile head dilakukan dalam dua tahap. Pengecoran
tahap pertama digunakan sebagai landasan perletakan precast slab dan
pengecoran tahap kedua dilakukan setelah precast slab terpasang dan
terstressing pada pile head tahap pertama. Tahapan pengecoran pile
head tahap pertama adalah marking lantai kerja pile head baik lantai kerja
yang berupa lean concrete maupun lantai kerja dengan menggunakan
shoring. Tujuan marking adalah agar setiap pekerjaan atau pemasangan
sesuai dengan gambar kerja.

Perakitan besi pile head sesuai dengan spesifikasi yang direncanakan.
Besi pile head rakit diatas beton decking. Beton decking berfungsi
untuk menjaga tulangan agar sesuai dengan posisi yang diinginkan.
Beton decking juga berfungsi untuk membuat selimut beton sehingga
besi tulangan akan selalu diselimuti beton yang cukup, sehingga
didapatkan kekuatan maksimal dari bangunan yang dibuat. Selain itu,
selimut beton juga menjaga agar tulangan pada beton tidak berkarat
(korosi). Setelah perakitan besi pile head, tahap selanjutnya adalah
pekerjaan pemasangan bekisting.

Gambar 44. Bekisting pada pile head yang menggunakan shoring

74 SANG PENDEKAT

75SANG PENDEKATSEMANGAT TIMUR MATAHARI

Gambar 45. Bekisting pada pile head yang menggunakan
lean concrete

Pengecoran pile head dengan menggunakan beton mutu f’c 35
Mpa. Untuk menjaga mutu beton, sebelum dilakukan pengecoran
beton terlebih dahulu dilakukan pengujian slump. Tujuannya adalah
untuk mengetahui workabilitya atau kelecakan suatu adukan beton.
Pengecoran pada pile head yang menggunakan lean concrete,
pengecoran dilakukan langsung dengan menuang beton dari carmix.
Sedangkan pada pile head yang menggunakan shoring pengecoran
menggunakan bantun crane dan bucket untuk menuangkan beton.

Gambar 46. Pengecoran pada pile head yang menggunakan
lean concrete

SEMANGAT TIMUR MATAHARIGambar 47. Pengecoran pada pile head yang menggunakan shoring
Akhir dari pengecoran pile head tahap satu ini adalah
pembongkaran bekisting dan curing beton.

Gambar 48. Pile head tahap dua (second concrete)

76 SANG PENDEKAT

77SANG PENDEKATSEMANGAT TIMUR MATAHARI

Pengecoran pile head tahap dua dilakukan setelah pekerjaan
instal dan stressing precast. Sebelum dilakukan pengecoran second
concrete, area pengecoran harus dipastikan bersih. Pembesihan
dilakukan dengan cara mengangkat sampah-sampah yang ada pada
area second concrete dan membersihkannya dengan kompressor.
Pembesian second concrete pada arah horizontal menggunakan besi Ø22.
Pemasangan bekisting dilakukan setelah pembesian second concrete.
pengecoran second concrete menggunakan beton anti susut dengan
mutu beton f’c 35 Mpa. Untuk mendapat beton anti susut, digunakan
penambahan zat adiktif yaitu Sika Control 40-id.

Gambar 49. Pengecoran second concrete

SEMANGAT TIMUR MATAHARIGroufing second concrete dilakukan setelah second concrete tercor.
Selanjutnya, setelah setelah second concrete setting (mengeras) bekisting
dapat dibongkar. Curing second concrete tetap dilakukan dengan tujuan
adalah untuk memastikan reaksi hidrasi senyawa semen termasuk
bahan tambahan berlangsung secara optimal sehingga mutu beton
yang diharapkan dapat tercapai.

Gambar 50. Groufing second concrete
Instal Precast Slab

Pada pekerjaan Pembangunan Jembatan Holtekamp Sisi Pendekat
ini, pekerjaan struktur atas menggunakan metode precast slab.
Awalnya produksi precast slab akan dilaksanakan dengan melakukan
pengecoran di tempat (in situ). Namun mengingat material lokal yang
tersedia tidak dapat memenuhi mutu beton yang di rencanakan,
maka precast slab konvesional tersebut diganti dengan precast slab
beton pracetak dengan mengganti sedkit design sambungan menjadi
sambungan ‘male-famale” .

78 SANG PENDEKAT

79SANG PENDEKATSEMANGAT TIMUR MATAHARI

Gambar 51. Precast Slab sesuai gambar DED (kiri) dan Precast Slab
dengan sambungan male-female (kanan)

Untuk metode pelaksanaan, precast slab diangkat kelokasi
menggunakan crane dan truk trailer. Selanjutnya untuk erection
precast slab, slab diangkat menggunakan crane. Crane ditempatkan
pada posisi precast slab yang akan dipasang. Crane mengangkat
precast slab dengan melakukan swing dan boom.

Gambar 52. Erection precast slab dengan menggunakan crane

SEMANGAT TIMUR MATAHARISetelah precast terpasang, akan ada pekerjaan grouting. Untuk
mengantisipasi adanya kebocoran yang menyebabkan pemborosan
material grouting, maka pada saat pemasangan precast pada kedua
sisi slab ditempel sponge dengan tebal ±2cm.

Gambar 53. Pemasangan Sponge pada kedua sisi precast
Dalam satu span, terdapat 16 precast slab dengan panjang
masing-masing slab adalah 8,5 m. Setelah precast slab terpasang
penuh dalam satu span, maka pekerjaan stressing precast dapat
dilakukan. Stressing precast slab dengan memberikan tegangan
38,4 Mpa. Tahap pelaksanaan stressing precast slab di mulai dari
proses penarikan kabel strand dengan menggunakan hidraulic jack
dan untuk menahan pada sisi lainnya di pasang angkur wedges.

80 SANG PENDEKAT

81SANG PENDEKATSEMANGAT TIMUR MATAHARI

Gambar 54. Pekerjaan Sstressing precast
Selama stressing berlangsung, pembacaan manometer dan
perpanjangan strand dicatat pada formulir stressing. Data yang
dicatat dibandingkan dengan perhitungan teoritis bahwa deviasi
terhadap teoritis tidak bolehlebih (+) atau kurang (-) dari 7% (sesuai
ACT 318 psl 18.18 dan SK SNI T- 15.1991 psl. 3.1 1.1 8). Jika terjadi
deviasi kurang dari 7% maka langsung diadakan penarikan ulang
tanpa melepas/menghilangkan gaya yang sudah ada. Dan jika
deviasi lebih dari 7% maka hasil stressing akan digambarkan pada
sebuah grafik untuk melihat penyebab terjadinya penyimpangan
tersebut. Proses selanjutnya adalah pemotongan kabel strand dan
pemasangan patching.

SEMANGAT TIMUR MATAHARI Gambar 55. Pekerjaan grouting tendon

Grouting tandon dilakukan dengan cara menginjeksi material grouting
kedalam lubang grouting. Persiapan material grouting diantaranya
semen grouting, air bersih dan additive. Persiapan lubang inlet dan
outlet yaitu dengan membersihkan lubang dari sumbatan dengan
menggunakan compressor. Mortar dipompa kedalam lubang inlet hingga
keluar melalui lubang outlet kemudian tutup beberapa saat. Setelah
manometer grout mencapai 5 Mpa, tekuk PE grout pada lubang inlet dan
ikat dengan kawat sehingga rapat.

82 SANG PENDEKAT

83SANG PENDEKAT SEMANGAT TIMUR MATAHARI

Pengecoran Median
Pekerjaan median pada proyek Pembangunan Jembatan Holtekamp

Sisi Pendekat menggunakan beton mutu sedang yaitu beton mutu
f’c 25 Mpa. Pekerjaan median pada proyek ini dikerjakan oleh warga
lokal. Pelatihan dilakukan untuk mengembangkan skill dari warga
lokal yang tinggal didaerah sekitar proyek. Pekerjaan median yang
dilakukan oleh warga lokal meliputi pekerjaan instal besi median, instal
bekisting dan pengecoran median.

Gambar 56. Pekerjaan Pengecoran Median Yang Dilakukan Oleh
Warga Lokal

Pekerjaan diawali dengan menentukan As median, marking
median sesuai gambar kerja yang dilakukan oleh tom survey dengan
menggunakan alat total station (TS), tinta dragon, benang dan Sponge.
Besi pembagi dan besi stoper Ø10mm di pasang sesuai gambar kerja.
Untuk mempercepat dan mempermudah pekerjaan bekisting disiapkan
terlebih dahulu diarea median. Tebal plat bekisting median adalah 4 mm.

SEMANGAT TIMUR MATAHARI Gambar 56. Pembesian Median
Selain besi pembagi dan besi stoper, pemasangan perkuatan
besi juga dilakukan. Tujuan dari pemasangan perkuatan besi adalah
untuk menjaga posisi bekisting agar tidak bergeser. Besi perkuatan
dipasang dengan jarak 1,2 m.

Gambar 57. Bekisting dan Besi Perkuatan Median

84 SANG PENDEKAT

85SANG PENDEKATSEMANGAT TIMUR MATAHARI

Tahapan instal bekisting median diawali dengan pemberian
minyak bekisting, pemasangan panel bekisting, pemasangan pipa
PVC, pemasangan besi perkuatan, pemasangan tierod sesuai ukuran,
pemasangan waller dikedua sisi, stel wingnut, pemasangan rellat dan
pemsangan pipa support sesuai jarak. Sebelum pengecoran median,
dilakukan kembali pengecekan elevasi.

Gambar 58. Pengecoran Median
Setelah beton median setting (mengeras), pembongkaran
bekisiting dapat dilakukan minimal 1x24 jam dari waktu pengecoran.
Pembongkaran median dilanjutkan proses perawatan beton median
dengan cara membungkus beton median dengan geotextile dan
membasahi secara rutin menggunakan air bersih. Curing dilakukan
selama 28 hari.

SEMANGAT TIMUR MATAHARI Gambar 52. Hasil Pengecoran Median

Pengecoran Pier Head P.14
Pier head P.14 terdiri dari dari pile cap, kolom, dan pier head. Mutu

beton yang digunakan untuk pengecoran adalah beton mutu f’c 35
MPa. Volume total dari P.14 adalah 711,31 mᵌ. Pile cap dengan volume
pengecoran 505,00 mᵌ masuk dalam beton massa (mass concrete).
Mass concrete adalah semua beton yang dimensinya sangat besar dan
memerlukan tindakan untuk mengatasi peningkatan panas akibat proses
hidrasi (yaitu reaksi semen dengan air yang menghasilkan pasta semen
dan juga menimbulkan panas).

Perbedaan suhu didalam beton dan permukaan beton akan
menimbulkan gaya tekan dan gaya tarik pada beton secara keseluruhan
sehingga menimbulkan retak thermal. Oleh karena itu, metode
yang digunakan untuk menghindari retak thermal ini adalah dengan
menambahkan es batu pada air yang digunakan untuk pembuatan
beton. Volume es batu tersebut 10 % dari volume air yang akan

86 SANG PENDEKAT

87SANG PENDEKATSEMANGAT TIMUR MATAHARI

digunakan untuk pembuatan beton. Selain menambahkan es batu
pada air yang digunakan, pengecoran pile cap juga dibagi menjadi
3x pengecoran. Pengecoran pertama dan pengecoran kedua dengan
volume 187 mᵌ. Dan pengecoran ketiga dengan volume 131 mᵌ.

Gambar 53. penambahan Es batu 10% pada air yang digunakan
untuk pengecoran

Sebelum pekerjaan pengecoran, terlebih dahulu dilakukan
pekerjaan persiapan seperti pembuatan tangga kerja, instal besi pile
cap, pemasangan bekisting dan pemasangan relat. Pengecoran dengan
menggunakan bantuan crane dan bucket cor. Setelah pengecoran pile
cap selesai, curing pile cap dilakukan dengan cara menutupi permukaan
pile cap dengan geotextile dan membasahi dengan air bersih.

Gambar 54. Pengecoran Pile Cap

SEMANGAT TIMUR MATAHARIPengecoran kolom dilakukan satu minggu setelah pengecoran
pile cap tahap ketiga.Volume pengecoran kolom adalah 23,46 mᵌ.
Persiapan pengecoran kolom diawali dengan pemasangan besi kolom,
pemasangan schafolding, pemasangan bekisting kolom, pembuatan
catwalk yang digunakan untuk akses pengecoran dan pemasangan
ralling sebagai pengaman. Pengecoran kolom menggunakan bantuan
crane dan bucket cor. Curing beton kolom dilakukan dengan cara
membungkus beton kolom dengan menggunakan plastik.

Gambar 55. Kolom P. 14

Selanjutnya adalah pengecoran pier head dengan volume 182,84
mᵌ. Pengecoran pile head dengan volume tersebut dilakukan dalam
2x pengecoran. Pengecoran pertama dilakukan dengan volume mᵌ dan
pengecoran kedua dilakukan dengan volume mᵌ. Pekerjaan pengecoran
pier head diawali dengan perakitan schafolding dan pemasangan ralling.
Setting out dilakukan dengan menggunakan total station (TS).

Setelah Bekisting bawah terpasang, selanjutnya adalah marking
pier head. Tujuan marking adalah agar pekerjaan atau pemasangan
sesuai dengan gambar kerja. Pembesian dan pemasangan bekisting

88 SANG PENDEKAT

89SANG PENDEKATSEMANGAT TIMUR MATAHARI

dilakukan sesuai dengan gambar kerja yang telah ada. Selanjutnya,
pengecoran dilakukan dengan menggunakan bantuan crane dan
bucket cor. Dan setelah beton setting, bekisting dapat dibongkar.
Curing dengan menggunakan geotextile dilakukan kembali.

Pekerjaan Specialis (Tiang Bor Beton)
Pekerjaan Tiang Bor Beton (bored pile) pada proyek pembanguan

Jembatan Holtekamp Sisi Pendekat dipercayakan kepada PT. ARSIDI
BUMI PONDASI. Pemancangan menggunakan pipa baja diameter
1200 mm dengan kedalaman pengeboran 30 m. Pekerjaan bored
pile di bagi menjadi beberapa pekerjaan yaitu pekerjaan persiapan,
pekerjaan pemancangan, pekerjaan pengeboran dan pekerjaan
pengecoran.
a. Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan persiapan untuk bored pile ini berupa pekerjaan
mobilisasi peralatan dan mesin RCD, pekerjaan penimbunan area
bored pile, pekerjaan pembuatan container circulation (soul balk) dan
pekerjaan fabrikasi besi bored pile. Pembuatan container circulation
menggunakan dua buah container.

Gambar 58. Container Circulation (Spul Balk)

SEMANGAT TIMUR MATAHARIb. Pekerjaan Pemancangan
Pekerjaan pemancangan casing pipa baja diameter 1200 mm

menggunkan alat berat crane. Sebelum dilakukan pemancangan,
terlebih dahulu dilakukan setting out koordinat posisi tiang pancang
agar sesuai dengan gambar kerja. Kemudian dengan menggunakan
excavator tanah digali ±3m agar casing dapat ditanam. Casing
diposisikan dan dimasukkan kedalam galian tanah kemudian
ditimbun kembali. Setelah itu, casing baja dipancang menggunakan
vibro dengan kapasitas 60 kva.

Gambar 59. Pemancangan pipa casing baja

90 SANG PENDEKAT

91SANG PENDEKATSEMANGAT TIMUR MATAHARI

c. Pekerjaan Pengeboran
Setelah pemancanagan selesai, dilanjutkan pekerjaan pengeboran

dengan menggunakan mesin RCD. Spul balk diposisikan di area
pengeboran. Pada saat pelaksaan pengeboran, lubang bored pile harus
dijaga supaya air tetap terisi hingga ketinggian 2 m diatas muka air
tanah (HWL). Hal ini bertujuan untuk menjaga supaya tanah atau pasir
yang sudah dibor tidak mengalami kelongsoran akibat tekanan yang
terlalu besar.

Gambar 60. Pelaksanaan Pengeboran

Monitoring pengeboran dilakukan dengan melakukan check
vertility dan drilling depth check.

d. Pekerjaan Pengecoran
Instal pembesian dilakukan setelah pengeboran. Untuk

mempercepat dan mempermudah instal besi, tulangan bore pile
disiapkan terlebih dahulu diarea bored pile. Tulangan diangkat satu
persatu untuk dimasukkan kedalam lubang bored pile. penyambungan
tulangan dilakukan dengan cara tulangan pertama dikaitkan kencang
atau dilas pad ujung top casing pancang. Selanjutnya dilakukan
penyambungan tulangan.

SEMANGAT TIMUR MATAHARI Gambar 61. Penyambungan Tulangan Bored Pile

Setelah instal tulangan selesai, pengecoran dilakukan dengan beton
mutu f’c 35 Mpa. Pelaksanaan pengecoran dilakukan menggunakan 4
unit carmix dengan cara menuangkan beton kedalam bucket cor dan
diteruskan dengan pipa tremi. Pengecoran dilakukan mulai dari ujung
paling bawah bored pile. hal bertujuan agar air didalam lubang keluar
akibat tekanan beton yang masuk. Pengecoran dilakukan terus menerus
dan tidak boleh terputus. Beton yang digunkan adalah beton yang memiliki
nilai slump 16 ± 2 agar beton dapat masuk keberbagai celah.

92 SANG PENDEKAT

93SANG PENDEKATSEMANGAT TIMUR MATAHARI

Gambar 62. Pengecoran Bored Pile
Setelah pekerjaan pengecoran bored pile selesai dilakukan pada
satu pier, selanjutnya dilakukan pekerjaan pengujian Cross-Hole Sonic
Logging (CSL) dan pekerjaan pengujian Static Loading Test. Konstruksi
tiang bor yang di cor ditempat dapat mengalami beberapa kerusakan
struktur berupa keropos beton, segresi, tercampurnya material beton
dengan lumpur/tanah dan pengecilan penampang beton akibat
kelongsoran dinding.
Kerusakan-kerusakan tersebut dapat dideteksi dengan teknik
pungijian Cross-hole Sonic Logging (CSL). Oleh karena itu, dalam satu
kelompok terdapat 4 titik bored pile yang dipasang pipa CSL. Pada
satu titik bored pile dipasang 4 buah pipa diameter 5 cm. Pemasangan
pipa bersamaan dengan pemasangan tulangan bored pile. Pipa
diikatkan pada tulangan utama sehingga pipa tegak lurus. Pada saat
pemasangan dan penyambungan pipa CSL harus diperhatikan agar
pipa tersebut tidak bocor.

SEMANGAT TIMUR MATAHARI Gambar 63. Skema Pengujian CSL

Sebelum pipa dipasang, tutup bagian bawah pipa dan diberi
overlap ± 10 cm dari dasar tiang dan 20-30 cm pada bagian atas tiang.
Pipa dipasang pada tiap sisi bored pile secara simetris dan pipa diisi
dengan air kemudian ditutup lubang atas pipa. Peralatan Yang Dibutuhkan
untuk pengujian CSL adalah steel pipe diameter 5 cm, CSL pulser and
Input modules, alat pengukur kedalaman, transmitter Hydrophones dan
Reciver Hydrophone.

94 SANG PENDEKAT

95SANG PENDEKATSEMANGAT TIMUR MATAHARI

Gambar 64. Transmitter Hydrophones Dan Reciver Hydrophones
Pengujian CSL diawali dengan membersihkan pipa setelah
dilakukan pengecoran. Pastikan bahwa selang mencapai ujung
bawah pipa agar kotoran pada dasar pipa juga terangkat. Lakukan
pengukuran kembali kedalaman pipa sebelum dilakukan pengujian.
Pengujian dilakukan pada saat umur bored pile mencapai ≥ 5 hari.

Gambar 65. Pengujian CSL

Cara pengujian yaitu dengan memasukkan transmitter hydrophones
dan reciver hydrophones pada masing-masing lubang pipa.

Pengujian Loading Test ini dilaksanakan di darat (onshore) dan

dimaksudkan untuk menentukan apakah daya dukung pondasi tersebut

mampu untuk mendukung beban Aksial yang telah direncanakan serta

dapat menentukan beban batas (Ultimate) dari tiang pondasi tersebut.

Alat dan Bahan Yang digunakan :

1. Hydraulic Jack 1000 Ton,

2. Main Beam 1520x610x40x40,

3. Secondary beam 1080x610x40x40

4. Besi Tulangan dan Casing Baja

5. Excavator

6. Crane

7. Welding Set

Data Teknis :

1. Tiang Uji : Diameter 1000 mm

2. Cap Tes Axial : 600 Ton

Gambar 66. Skema Pengujian Static LoadingSEMANGAT TIMUR MATAHARI

96 SANG PENDEKAT

97SANG PENDEKATSEMANGAT TIMUR MATAHARI

Pekerjaan ini diawali dengan meratakan dan menghaluskan
permukaan tiang yang akan diuji. Setelah itu meletakkan hidraulic
jack diatas tiang yang akan diuji. Letakkan main beam ukuran
1520x610x40x40 diatas hidraulic jack. Meletakkan secondary beam
ukuran 1080x610x40x40 diatas main beam 1520x610x40x40 (posisi
bersilang). Stek tulangan bored pile disambung dengan besi tulangan
dan disambung ke casing bagian atas. Pergerakan penurunan tiang
dicatat oleh 4 buah dial gauge yang diukur terhadap 2 buah reference
beam dengan ukuran canal 100x50 yang dipasang dengan kokoh.

Gambar 67. Pengujian Static Loading

TERIMA KASIH PP, TERIMA KASIH INDONESIATERIMA KASIH PP,
TERIMA
KASIH INDONESIA

Kerja Selamat, Sehat dan Mutu Bagus

K eamanan, Keselamatan Kerja (K3) merupakan hal yang sangat
penting untuk diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan
konstruksi. Lokasi bukan menjadi halangan untuk tim Proyek
Jembatan Holtekamp – Sisi Pendekat untuk menerapkan
system K3 sesuai standart yang diterapkan perusahaan. Pelatihan
terhadap pentingnya system K3 intensif diberikan kepada karyawan
dan pekerja, terutama pekerja lokal yang mungkin selama ini tidak
memiliki cukup informasi atas pentingnya penerapan K3 dalam suatu
kegiatan konstruksi.

Selain penerapan K3, partisipasi menjaga lingkungan juga
diterapkan pada proyek Jembatan Holtekamp – Sisi Pendekat.
Seperti yang kita ketahui bersama, suatu kegiatan pembangunan
infrastruktur merupakan hal yang sangat berpengaruh pada
pengrusakan lingkungan, namun terlepas dari itu bagaimana bisa
menyelaraskan kegiatan pembangunan dan perbaikan lingkungan

98 SANG PENDEKAT


Click to View FlipBook Version