Ruang Kolaborasi 05
Ruang Kolaborasi 06
Ruang Kolaborasi 07
Ruang Kolaborasi 08
Ruang Kolaborasi 09
Ruang Kolaborasi 10 EKSPLORASI KONSEP DAN RUANG KOLABORASI
11 Ruang Kolaborasi EKSPLORASI KONSEP DAN RUANG KOLABORASI
Ruang Kolaborasi 12 EKSPLORASI KONSEP DAN RUANG KOLABORASI
Ruang Kolaborasi 13 EKSPLORASI KONSEP DAN RUANG KOLABORASI
Ruang Kolaborasi 14 EKSPLORASI KONSEP DAN RUANG KOLABORASI
Ruang Kolaborasi 15 EKSPLORASI KONSEP DAN RUANG KOLABORASI
Ruang Kolaborasi 16
Demonstrasi Kontekstual 17 DEMONSTRASI KONTEKSTUAL Untuk menjawab soal tersebut, dibutuhkan langkah-langkah sebagai berikut: Diketahui: Pukul 12.00 am di german= pukul 01.00 am di Berlin = pukul 10.00 am di Sydney am Pertanyaan: Jika di Sydney menunjukkan pukul 7.00 pm, pukul berapakan di Berlin? Penyelesaian: Berlin memiliki waktu 9 jam lebih lambat dibanding Sydney, sehingga ketika jam 7.00 pm di Sydney maka: 7.00 pm-9 jam= 10.00 am Sehingga ketika di Sydney pukul 07.00 pm maka di Berlin pukul 10.00 am 4 FONDASI CT: Decompotition Pukul 12.00 am di german= pukul 01.00 am di Berlin = pukul 10.00 am di Sydney am Sydney menunjukkan pukul 7.00 pm Abstraction Abaikan waktu di German Pattern Recognition Ketika lewat dari pukul 12.00 am maka menjadi pm dengan menggunakan basis 12 Berlin memiliki waktu 9 jam lebih lambat dibanding Sydney, sehingga ketika jam 7.00 pm di Sydney Algorithm 1.Tentukan waktu di masing-masing tempat 2.Tentukan perbedaan waktu Berlin dan Sydney 3.Tentukan waktu yang diinginkan (dalam hal ini 07.00 pm) 4.Tentukan selisih satu tempat ke tempat lainnya Dalam kehidupan sehari-hari kita akan menjumpai hal ini ketika kita ingin berkomunikasi di tempat yang berbeda waktu, kita akan menyesuaikan waktu. Di Indonesia perbedaan waktu juga terbagi yaitu WIB, WITA, dan WIT
SUB TOPIK 2 CT dalam Menyelesaikan Soal Literasi Membaca, Matematika, Sains, dan Finansial
Mulai dari Diri 18 MULAI DARI DIRI Sejak tahun 2021, Ujian Nasional sudah tidak dilakukan lagi dan digantikan oleh Asesmen Nasional. Salah satu komponen pada Asesmen Nasional adalah Asesmen Kompetensi Minimum (AKM). AKM akan fokus pada literasi dan numerasi seperti pada tes PISA. Dengan membiasakan CT pada siswa, harapannya mereka bisa mengimplementasikannya untuk menyelesaikan permasalahan literasi dan numerasi. Apakah Anda pernah mendengar AKM? Apa yang Anda ketahui tentang AKM? Ya pernah, AKM digunakan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang diajarkan Pernahkah Anda membimbing siswa yang akan menghadapi AKM? Bekum Pernah Apakah Anda pernah mendengar tentang tes PISA? Apa yang Anda ketahui tentang tes PISA? Ya pernah, PISA diselenggarakan oleh OECD untuk mengevaluasi sistem pendidikan di dunia dengan mengukur perfoma akademik yang berusia 15 tahun pada bidang matematika, sains, dan literasi membaca
Eksplorasi Konsep 19 EKSPLORASI KONSEP
Eksplorasi Konsep 20
21 Eksplorasi Konsep
Eksplorasi Konsep 22
Eksplorasi Konsep 23
Eksplorasi Konsep 24
Eksplorasi Konsep 25
Eksplorasi Konsep 26
Eksplorasi Konsep 27
Eksplorasi Konsep 28
Eksplorasi Konsep 29
Eksplorasi Konsep 30
31 Eksplorasi Konsep
Eksplorasi Konsep 32
Ruang Kolaborasi 33 RUANG KOLABORASI
Ruang Kolaborasi 34
Ruang Kolaborasi 35
Ruang Kolaborasi 36 FEEDBACK DEMONTRASI 1. Pada penyelesaian soal langkah-langkah yang digunakan lebih banyak dari pada memahami dan menganalisis permasalahan yang diberikan dalam bentuk konteks sehingga kami dapat menyelesaikan permasalahan tersebut dengan memahami soal dan mengkoneksikan dengan materi yang telah di pelajari sebelumnya. 2. Penggunaan fondasi CT dalam menyelesaikan permasalahan dapat digunakan secara garis besar sehingga tidak perlu diuraikan fondasi CT dalam setiap sub-sub pertanyaan. Hal ini dikarenakan soal yang disajikan bukan merupakan soal yang kompleks, fondasi CT tersebut menjadi tahapan menganalisis, memahami, dan mengerjakan soal.
SUB TOPIK 3 Mengenali Pola Berpikir dalam Menyelesaikan Persoalan (Problem Solving) untuk Berbagai Kasus
Kesamaan tipe soal Bebras dan PISA/AKM: 1.Menggunakan penyelesaian dengan cara berpikir CT dalam menjawab soal atau permasalahan yang diberikan 2.Soal PISA/AKM maupun soal bebras yang diberikan merupakan permasalahan yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari 3.Dalam menyelesaikan soal Bebras dan PISA/AKM dibutuhkan skill problem solving yang digunakan dalam menyelesaikan permasalahan 4.Soal Bebras dan PISA/AKM merupakan soal dengan tingkat kesulitan yang cukup tinggi karena digunakan untuk mengukur kemampuan literasi dan numerasi peserta didik. Perbedaaan tipe soal Bebras dan PISA/AKM 1.Soal bebras bersifat umum sesuai dengan jenjang sekolah (SD, SMP, SMA) sedangkan soal soal PISA untuk siswa SMP 2.Soal bebras memiliki tiga kategori (Siaga, Pneggalang, Penegak) sedangkan soal PISA menggunakan tinggakan sesuai dengan soal 3.Soal PISA memiliki tingkat kesulitan yang lebih kompleks dibandingkan dengan soal Bebras 4.Soal PISA bertujuan melihat efektivitas system prndidikan dengan perspektif Internasional, sedangkan soal Bebras bertujuan melihat efektivitas system Pendidikan dalam perspektif nasional. Kesamaan dari langkah penyelesaian kedua jenis persoalan: Kesamaan Langkah penyelesaian soal bebras dan soal PISA yaitu dalam proses penyelesaian menggunakan empat pondasi dalam berpikir CT yaitu: Dekomposisi: Keretampilan suatu masalah kompleks dalam bentuk yang sederhana agar mudah dipahami dan di selesaikan (Angeli et al. 2016; Suprihatiningsih, 2020) Pengenalan Pola : Kemampuan mengidentifikasi pola, atau informasi yang digunakan dalam menyelesaikan masalah (Angeli et al. 2016; Suprihatiningsih, 2020). Abstraksi : Penghapusan/menghilangkan hal-hal yang tidak diperlukan saat penyelesaian masalah-masalah.(Angeli et al. 2016; Suprihatiningsih, 2020). Algoritma : Kemampuan merancang tindakan langkah demi langkah atau alur penyelesaian masalah (Angeli et al. 2016; Suprihatiningsih, 2020). KONEKSI ANTAR MATERI Koneksi Antar Materi 37 Nama Kelompok: Devi Sanjaya Krisna Wati
AKSI NYATA Aksi Nyata 38 1. Pengalamam menarik apa yang anda dapatkan dari mengimplementasikan CT untuk menyelesaikan berbagai jenis persoalan? Anda bisa menceritakan keberhasilan dan kegagala yang anda alami dalam mempelejari topik ini. Pengalaman menarik yang saya alami ketika mengimplementasikan CT dalam berbagai jenis persoalan yang saya hadapi adalah penyelesaian soal menjadi lebih runtut dan sistematis. Selain itu saya juga mendapat pengalaman baru dalam menyelesaikan soal bebras, serta soal PISA/AKM. Ternyata dalam menyelesaikan sola tersebut dibutuhkan kemampuan menganalisis soal serta berpikie secara teratur menggunakan keempat pondasi CT. Di dalam soal Bebras maupun soal PISA/AKM ternyata terdapat banyak sekali level-level baik adir jenjang sekolah maupun kemampuan peserta didik. Keberhasilan yang saya temui yaitu dapat menyelesaikan soal bebras menggunakan empat pondasi CT secara sitemasti, kemudian bukan kegagalan melainkan kendala yang saya temui dalam menyelesaikan soal PISA yaitu Bahasa soal yang ditemukan adalah Bahasa inggris sehingga harus menerjemahkan kedalam Bahasa Indonesia. Kemudian adanya perbedaaan cara berpikir yang berbeda dalam kelompok dalam menyelesaikan permasalahan. 2. Apakah terjadai perubahan cara berpikir yang anda alami setelah mempelajari topik CT dalam problem solving? ya, terjadi perubahan car aberpikir yang saya alami setelah mempelajari topik CT ini, Terutama dalam problem solving. Yang tadinya saya menyelesiakan masalah kompleks secara terburu-buru, sekarang saya menyelesaikan dengan runtut dan sistematis sehingga tidak tergesa- gesa dalam mengambil kesimpulan dalam masalah yang sedang dihadapi. Selain itu, dalam menyelesaikan soal bebras maupun soallmPISA/AKM ataupun persoalan dalam kehidupan sehari-hari dapat diselesaikan dengan cara spontan namun ternyata ada hal penting yang harus dilakukan dan dipertimbangkan. Seperti menggunakan cara berpikir komputasi dengan merapkan empat pondasinya. Serta adanya berbagai macam level dalam menyelesaikan permasalahan.
Aksi Nyata 39 1. Apakah ada perbaikan yang dapat anda lakukan terhadap cara mengajar anda nantinya setelah mempelajari topik CT dalam problem solving? Menurut saya setelah mempelajari topik CT dalam problem solving ini tentunya harus ada perbaikan. Salah satunya saya harus belajar lebih banyak lagi terkait soal bebras maupun soal AKM/PISA agar lebih terbiasa dalam menyelesaikan masalah dengan berpikir komputasi. Kemudain dalam hal mengajar, saya akan lebih memperhatikan apa saja yang dibutuhkan peserta didik dalam proses pembelajaran, sehingga saya lebih mengenal peserta didik dan lebih mudah dalam mengejarkan konten sesuai dengan pengetahuan peserta didik terutama dalam menyelesaikan masalah menggunakan cara berpikir komputasi.
PORTOFOLIO TOPIK 4 Krisna Wati (A2G423152) Computational Thingking CT DAN PROYEK
Daftar Isi Eklsplorasi Konsep..........................................1 Mulai dari Diri....................................................3 Ruang Kolaborasi..........................................4 Elaborasi Pemahaman.............................12 Aksi Nyata..........................................................15
01 Eskplorasi Konsep
01 Eskplorasi Konsep
Eskplorasi Konsep 02
Mulai dari Diri 03 Soal 1 Jika Anda memilih proyek STEM yang belum pernah Anda lakukan (mengambil proyek yang ada di media lain seperti buku dan internet), potensi kendala apa yang mungkin dihadapi jika proyek STEM tersebut dilaksanakan? Saya memilih proyek STEM yang belum pernah saya lakukan dan mengambil proyek yang ada dari jurnal. Kendala yang saya alami adalah bagaimana cara mengajarkan matematika melalui pendekatan STEM. Bagi saya seorang guru perlu melakukan kolaborasi dengan guru yang paham akan science, technology, dan juga enginering pada saat membuat design pembelajaran dengan pendekatan STEM. Suatu tantangan bagi guru matematika juga terletak pada bagaimana menekankan matematika pada saat pembuatan proyek agar tujuan pembelajaran tercapai. Soal 2 Tuliskan usulan Anda untuk mengatasi kendala-kendala yang telah Anda sebutkan di atas! Usulan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan melakukan kolaborasi kepada guru science dan penelusuran guru terhadap perkembangan teknologi. Guru matematika bisa saja memiliki keterbatasan pengetahuan pada bagian science, teknologi dan eginering oleh karena itu diperlukan upaya kolaborasi antar guru untuk membantu siswa menyelesaikan proyek. Guru dapat membuat proyek yang disesuaikan dengan mata pelajaran lain yang sedang berlangsung sehingga memberi ruang bagi anak untuk menanyakan keperluannya pada guru terkait
Ruang Kolaborasi 04 Pilihlah salah satu proyek STEM di kelompok Anda, kemudian isilah lembar kerja di bawah di bawah ini! Ada tiga lembar kerja yang perlu diisi, yaitu untuk proyek STEM sebelum diintegrasikan dengan CT, setelah diintegrasikan dengan CT, dan bagaimana perbedaan keduanya. Dengan demikian, Anda dapat membandingkan bagaimana hasil rancangan sebelum dan sesudah diintegrasikan dengan CT.
Ruang Kolaborasi 05
Ruang Kolaborasi 06
Ruang Kolaborasi 07
Ruang Kolaborasi 08
Ruang Kolaborasi 09
Ruang Kolaborasi 10