mesin, mata bor kayu kipas, mata bor besi set, klem
kayu, jangka sorong manual, gergaji tangan kayu,
gergaji tangan miter kayu dan clamping box, spray
gun, dan mitter saw.
Tidak hanya bantuan peralatan, untuk mendukung
operasionalisasi laboratorium lapangan, tim LPPM ITB
juga membangun instalasi biogas yang memanfaatkan
kotoran sapi dari peternakan di sekitarnya. Meski
dalam skala terbatas, instalasi biogas tersebut sudah
bisa dimanfaatkan dengan baik oleh laboratorium
lapangan. “Selain meningkatkan kuantitas perajin
dan kualitas produk, laboratorium lapangan ini bisa
dijadikan pusat penelitian dan pengembangan
bambu. Dengan adanya laboratorium lapangan ini,
kita juga semakin percaya diri menjadikan Selaawi
sebagai kawasan wisata dan industri kreatif bambu. Ini
puslitbangnya bambu Selaawi, tempat menggodok
desain produk dan pengemasannya yang kemudian
diproduksi secara masif oleh perajin,” beber Camat
Selaawi.
Dalam pemanfaatnya, Ketua Komunitas Perajin Penggunaan lab lapangan oleh perajin bambu Selaawi
Bambu Selaawi, Utang Mamad mengatakan,
laboratorium tersebut secara berkala dimanfaatkan Hal itu diungkapkan H. Saripudin. Menurutnya,
perajin untuk percobaan pembuatan desain-desain warga dan perajin yang memanfaatkan laboratorium
baru, khususnya yang ditawarkan LPPM ITB. “Selain lapangan masih sangat terbatas. Kendalanya, kata
itu, kita juga mengadakan pelatihan-pelatihan Saripudin, kemungkinan karena ketidaktahuan dan
untuk peningkatan kapasitas dan keterampilan ada rasa segan warga untuk mengakses laboratorium
perajin,” Ungkap Utang Mamad. lapangan. “Laboratorium lapangan itu memang ada
di lahan saya, tetapi peralatan yang ada di dalamnya
“Kendati demikian, adalah bantuan ITB untuk semua warga dan perajin.
keberadaan Jadi, silakan manfaatkan sebaik-baiknya. Sayang,
laboratorium lapangan kalau tidak dimanfaatkan,” ujar H. Saripudin. ***
itu belum termanfaatkan
secara optimal.”
H. Saripudin
149
BKSOAioPTgOaI sRAN
UNTUK kepentingan riset dan praktikum Umumnya, seekor sapi biasa menghasilkan kotoran
mahasiswanya yang sedang melakukan penelitian sekitar 25 kg/hari. Kotoran sapi sebanyak itu bisa
dan menyelesaikan tugas akhir desain produk diubah menjadi 1.000 liter biogas atau setara 0,34
berbahan dasar bambu di Kecamatan Selaawi, kg elpiji. Dibantu warga sekitar, tim LPPM ITB
Kabupaten Garut, Institut Teknologi Bandung (ITB) membangun instalasi biogas tepat di belakang
membangunkan sebuah laboratorium lapangan. kandang sapi yang jaraknya sekitar 200 meter
Lokasinya di Kampung Pulosari, Desa Selaawi, di dari laboratorium lapangan. LPPM ITB sengaja
sebuah lahan milik tokoh masyarakat setempat melibatkan warga dalam pembangunan instalasi
bernama H. Saripudin. biogas tersebut agar mereka bisa memahami cara
pembuatannya dan kelak bisa mengikutinya di
Laboratorium lapangan itu bisa dibangun berkat kerja tempat masing-masing.
sama LPPM ITB dan yayasan Selaawi Raksa Mandiri.
Karena itu, selain untuk kebutuhan riset mahasiswa Dari bioreaktor yaitu tabung besar penampung
ITB, laboratorium lapangan juga bisa dimanfaatkan kotoran sapi yang ditanam di dalam tanah, biogas
para perajin bambu binaan yayasan Selaawi yang dihasilkan dialirkan menggunakan pipa atau
Raksa Mandiri untuk meningkatkan kemampuan selang ke laboratorium lapangan. Gas itu kemudian
dan kapasitas produksinya. “Karena ada tujuan dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan seperti
sosialnya, saya mengizinkan lahan saya digunakan menyalakan api tungku, kompor dan pemanas
untuk membangun laboratorium lapangan itu. Saya untuk melenturkan bambu yang ada di laboratorium
berharap, laboratorium lapangan itu bisa bermanfaat lapangan. “Biogas ini juga bisa dimanfaatkan untuk
untuk para perajin di Selaawi,” kata H. Saripudin. menyalakan kompor gas di rumah-rumah warga
sekitar. Sekarang kotoran sapi yang awalnya seallu
Tidak jauh dari lokasi laboratorium lapangan tersebut dibuang dan bahkan bisa mencemari lingkungan
terdapat area peternakan sapi yang juga milik H. sudah bisa menghasilkan manfaat,” kata Dr. Ihsan.
Saripudin. Selama keberadaan peternakan tersebut,
limbah kotoran sapi yang dihasilkan dibuang begitu Di samping elpiji, pembangunan instalasi biogas
saja ke belakang kandang sapi tersebut. inipun menghadirkan manfaat lain. Ternyata,
bioreaktor juga menghasilkan limbah yang bisa
Meminjam istilah “dibuang sayang”, tim LPPM ITB dimanfaatkan sebagai pupuk. Selain digunakan untuk
berinisiatif untuk memanfaatkan limbah kotoran sapi memupuk tanaman di areal pertanian, pupuk yang
itu menjadi biogas yang bisa digunakan sebagai dihasilkan juga memiliki nilai jual lumayan tinggi.
pengganti liquefied petroleum gas (LPG) alias elpiji. Kini, manfaat instalasi biogas tersebut sudah bisa
“Selain sebagai pengganti elpiji, instalasi biogas dirasakan. “Sekarang, saya sudah tidak membeli gas
ini juga bisa mengatasi persoalan lingkungan lagi untuk memasak. Begitu juga untuk menyalakan
yang ditimbulkan oleh sistem pembuangan dan api mesin pemanas untuk melenturkan bambu di
pengolahan kotoran sapi peternakan itu,” kata Dr. laboratorium lapangan,” kata H. Saripudin, sambil
Ihsan dari tim LPPM ITB. tersenyum.***
150
Proses biogas dan penggunaannya
oleh perajin bambu Selaawi
151
152
1LINGKAR
LINGKUNGAN KAMPUS ITB
BANDUNG DAN SEKITARNYA
153
SPTeOErpRLaUTdASuINIAN
DI Desa Haurngombong, Kecamatan Pamulihan, hulu Sungai Citarum. “Karena merupakan bagian
Kabupaten Sumedang, Institut Teknologi Bandung dari program pengabdian, masyarakat sekitar yang
(ITB) punya aset berupa lahan yang luasnya sekitar 3 membutuhkan bibit cabai, sayuran dan buah-buahan
hektare. Setelah pengelolaannya diserahkan kepada juga bisa datang ke rumah pembibitan ini. Di sini, kita
Sarana dan Prasarana ITB (SP-ITB), lahan ini dijadikan juga sering melakukan pelatihan pembuatan pupuk
sebagai kebun penelitian. cair dari kotoran sapi atau air kencing sapi yang
kita fermentasikan, instalasi biogas dan lebah tanpa
Selain pohon kayu jati putih atau jati Belanda, di sengat,” kata dosen yang akrab disapa Taufik ini.
areal kebun penelitian ini ditanami juga berbagai
tanaman seperti alpukat, campoleh, cengkih, durian, Dikatakan Dr. Taufik, pelatihan pembuatan pupuk cair
huru, jabon, jambu air, jambu bol, jengkol, jeruk dan instalasi biogas dilakukan tim LPPM ITB karena
bali, lamtoro, limus, mahoni, mangga, mindi, petai, selain bertani, masyarakat setempat juga memiliki
sawo, manalika dan umbi-umbian seperti singkong, peternakan sapi perah. Menurut Dr. Taufik, pelatihan
ubi cilembu, serta jagung. “Kami menyebutnya pembuatan pupuk cair dan instalasi biogas tersebut
sebagai kebun penelitian. Pada tahun 2015, merupakan bagian dari konsep perkebunan terpadu
pengelolaan kebun penelitian itu diserahkan kepada (integrated farming) yang sedang dikembangkan
ITB Jatinangor dan kemudian ditanami sekitar 1.500 LPPM ITB di desa tersebut. “Pada pelatihan terakhir,
pohon kopi,” kata Dr. Taufikurahman, dosen Sekolah kita lakukan bersamaan dengan pelatihan aeroponik
Tinggi Ilmu Teknologi Hayati (SITH-ITB). dan hidroponik. Contoh yang kita berikan kerika itu itu
dengan cara menanam dengan menggunakan botol
Kemudian, melalui Program Penelitian, Pengabdian bekas air mineral. Setelah pelatihan itu, masyarakat
kepada Masyarakat dan Inovasi (P3MI). LPPM ITB mencobanya dan ternyata berhasil. Kita tentu saja
memberikan bantuan pendanaan untuk membangun senang bisa menghadirkan manfaat buat masyarakat
rumah pembibitan di areal kebun penelitian ini. sekitar,” kata Dr. Taufik.
Setelah dibangun sekitar tiga tahun silam, rumah
pembibitan ini menyediakan bibit untuk program Sistem tanam aeroponik dan hidroponik dianggap
penghijauan yang dilakukan LPPM ITB di bagian tepat untuk para petani di Desa Haurngombong.
154
Kebun penelitian ITB di Sumedang
155
Sebab, kawasan itu tidak memiliki sungai atau aliran BELAJAR
air lain. akibatnya, ketersediaan air di desa itu sangat KEAHLIAN &
minimal dan rentan kekeringan jika musim kemarau KEARIFAN LOKAL
tiba. Dr. Taufik bercerita, ITB pernah membantu
membuatkan sumur artesis hingga mencapai delapan DR. TAUFIKURAHMAN
titik. Namun, hasilnya tidak terlalu memuaskan meski
sudah dibor hingga kedalaman lebih dari 70 meter. Bagi Dr. Taufik, program pengabdian
bersama LPPM ITB di berbagai tempat
Sebagai solusinya, tim LPPM ITB menawarkan bukan sekadar sarana untuk membagikan
alternatif sistem pertanian yang tidak membutuhkan pengetahuan, pengalaman, atau teknologi
banyak air yaitu akuakultur dipadukan dengan tepat guna yang bermanfaat kepada
hidroponik menjadi akuaponik. “Jadi, sistemnya masyarakat. Sebaliknya, ia pun bisa belajar
perpaduan antara hidroponik. Kita menanam dengan langsung bersama masyarakat tentang
media air nutrisi, kemudian ada akuakultur ikan. berbagai dinamika dan problematika
yang kita coba di sini ikan nila, lele, dan lobster. kehidupan.
Ini sudah jalan lebih dari setahun dengan kolam
yang terbuat dari batu bata yang kita kasih plastik “Melalui program pengabdian
untuk menampung air. Dengan sistem seperti ini,
kebutuhan air lebih minimal dan efisien. Masyarakat masyarakat, kita bisa belajar dan sharing
juga melihat ini sebagai alternatif. Mereka tidak harus
selalu bercocok tanam di tanah yang membutuhkan pengetahuan bersama mereka. Jadi, kita
penyiraman secara reguler karena sudah menyirami
sendiri,” kata Dr. Taufik. tidak hanya membagikan pengetahuan
Selain dengan perikanan, prinsip lain dari integrated kepada mereka, tapi dari mereka juga ada
farming yang dicobakan di kebun penelitian ITB
adalah memadukan komoditas tanaman sayuran inspirasi untuk penelitian dan pengabdian
dan buah-buahan dengan padi. “Panennya memang
belum belum cukup bagus. Kita masih uji coba di lebih lanjut,” kata dosen Sekolah Ilmu
beberapa tempat. Saya lihat ada alumni ITB yang
berhasil mengembangkan dan panen padinya Teknologi Hayati (SITH-ITB) ini.
bagus,” ujar Dr. Taufik.
Salah satu hal yang selalu dipelajari Dr.
Melihat kemanfaatannya untuk masyarakat sekitar, Taufik– sapaan akrabnya – di tengah
termasuk untuk pemberdayaan ekonomi, Dr. masyarakat adalah kearifan lokalnya.
Taufik berharap, ITB melakukan replikasi program Menurutnya, hal ini penting dicermati
di Haurngombong di desa lain. apalagi, katanya, karena akan berkaitan dengan identifikasi
ITB memiliki banyak lahan yang bisa dimanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat
seperti di Lembang dan Gunung Geulis. “Saya kira guna yang dibutuhkan dan bisa diterima
kita tidak perlu bikin bangunan yang megah. Cukup masyarakat. Peneliti dari Kelompok
perkebunan seperti ini agar mayarakat bisa datang Keahlian (KK) Sains dan Bioteknologi
dan menggunakan lahan untuk persemaian padi Tumbuhan ini mencontohkan
sebelum mereka tanam di sawah. Pendekatan seperti pengalamannya melakukan pengabdian
itu saya kira bisa dilakukan di lahan milik ITB lain. Di
kaki Gunung Geulis itu ada lahan 300 hektare bisa
dimanfaatkan untuk kegiatan berbasis pertanian.
Intinya, kita membantu mereka untuk bisa dengan
teknologi sederhana,” kata Dr. Taufik.***
156
masyarakat di Desa Haurngombong, memperhatikan protokol kesehatan, kita
Kecamatan Rancakalong, Kabupaten tetap berikan pelatihan-pelatihan dan
Sumedang. workshop kepada mereka. Sebab, kita
senang bisa memberikan solusi dengan
“Ketika menyampaikan ilmu dan teknologi teknologi yang sederhana sekalipun,”
tepat guna di bidang pertanian, kita tidak beber Dr. Taufik.
perlu terlalu bicara panjang lebar. Sebab,
petani mungkin sudah punya keahlian Salah satu teknologi sederhana yang
dan kearifan lokal. Mereka hanya tinggal sudah bisa diterapkan dan menghadirkan
melihat dan meniru. Keahlian dan kearifan manfaat, termasuk ekonomi, adalah
lokal itulah yang bisa kita pelajari bersama konsep integrated farming (pertanian
dengan mereka,” tegas Dr. Taufik. terpadu) di Desa Haurngombong.
Ketika tim LPPM ITB mencontohkan
Seperti peneliti lain, Dr. Taufik juga cara bercocok tanam hidroponik dan berharap ITB bisa memanfaatkan aset
aeroponik dengan media yang ada di lahan yang dimiliki untuk pengembangan
mengaku senang jika program sekitar lingkungan, para petani sangat program desa binaan. Ia mencontohkan
antusias melakukannya. aset lahan ITB yang berada di Lembang
pengabdian yang dilakukannya dan Gunung Geulis Sumedang yang
“Ketika kita lakukan, masyarakat bilang, menurutnya cocok untuk pengembangan
bersama LPPM ITB bisa membantu dan ‘Wah bisa ya bercocok tanam dengan konsep perkebunan terpadu.
cara seperti ini’. Waktu itu kita contohkan
menjadi solusi permasalahan yang ada dengan wadah plastik bekas botol air “Kita tidak perlu bikin bangunan yang
mineral dan masyarakat mengikutinya megah. Cukup perkebunan seperti ini
di tengah masyarakat. apalagi, kalau dan berhasil. Tentu saja, kita senang sekali dan masyarakat bisa kita invite untuk
karena kehadiran kita membawa manfaat menggunakan lahan persemaian padi
ilmu pengetahuan dan teknologi yang untuk masyarakat,” kata Dr. Taufik. sebelum ditanam di sawah. Masyarakat
juga bisa meminjam lahan kita. Itu bentuk
ditawarkan sesuai dengan kebutuhan Karena bisa menghadirkan manfaat kepada pendekatan pengabdian kita kepada
masyarakat Haurngombong, Dr. Taufik masyarakat yang bisa dilakukan,” tutur Dr.
masyarakat. Taufik.***
“Di tengah pandemi Covid-19 seperti
sekarang misalnya, kita sangat senang
bisa menyemangati dan memberikan
manfaat buat masyarakat dengan berbagi
pengetahuan dan pengalaman secara
langsung. Makanya, dengan tetap
157
SEJAHTERAKAN
MASYARAKAT
MagDgENoGtANdan Mocaf
BUKaN hanya tahu, Kabupaten Sumedang juga Rosmiati, Ir., M.P. Keduanya dibantu lima mahasiswa
punya komoditas unggulan lain. Salah satunya S-1 dan 2 alumni Prodi Rekayasa Pertanian, Fakhira
kopi. Dalam setahun, petani Sumedang rata-rata Rifanti M. dan Rizki arifani. Kegiatan pengabdian
memproduksi 300 ton kopi dari 3.200 hektare areal masyarakat di Rancakalong direncanakan
perkebunan yang mereka garap. Salah satu sentra berlangsung tiga tahun.
produksi kopi di Kabupaten Sumedang terdapat di
Kecamatan Rancakalong. Bahkan, kualitas kopi luwak Salah satu program yang fokus dilaksanakan pada
Rancakalong sangat terkenal hingga ke mancanegara. tahun pertama adalah pengenalan teknologi
pemanfaatan serangga bernama lalat tentara hitam
Namun, seiring dengan peningkatan produksi kopi atau black soldier fly (BSF). “Ketika pertama datang
di Rancakalong, muncul persoalan limbah. Kulit kopi ke sini, kita mencoba mengenalkan budi daya
sisa produksi biasanya dibuang begitu saja oleh BSF dan memanfaatkan produk turunannya,” kata
sebagian besar petani. Tidak jarang, pembuangan Ramadhani, Ph.D.
limbah kulit kopi itu menimbulkan masalah lain
berupa pencemaran lingkungan sekitar desa. Rama mengatakan, larva BSF atau sering disebut
maggot memiliki kelebihan yaitu mudah dan
Menangkap permasalahan limbah dan juga sampah murah untuk dibudidayakan. Selain itu, kandungan
di sejumlah desa di Kecamatan Rancakalong proteinnya cukup tinggi sehingga memiliki potensi
tersebut, LPPM ITB mengadakan program cukup tinggi sebagai pengganti pakan ternak.
pengabdian masyarat bertajuk “Diseminasi Teknologi “Melalui pemanfaatan maggot ini diharapkan
Pemanfaatan Serangga sebagai Peningkatan Produksi dapat mengurangi produksi limbah kulit kopi dan
Pertanian, Penyedia Sumber Nutrisi, Pengolah sampah, terutama sampah dapur yang merupakan
Limbah Organik, dan Bahan Baku Industri pada sumber makanan untuk maggot dan menghemat
Kelompok Tani Berbasis Budi Daya dan Pengolahan pengeluaran untuk biaya pakan ternak,” ujar Rama.
Kopi” pada tahun 2019. Sebenarnya, pengabdian
masyarakat kali ini merupakan lanjutan dari program- Mengawali kegiatannya, tim LPPM ITB mulai
program sebelumnya yang sudah dirintis LPPM ITB di memperkenalkan teknologi sederhana mengenai
Kecamatan Rancakalong. budi daya BSF dan pemanfaatan hasil biokonversinya
kepada petani di Desa Nagarawangi pada 30
Tim peneliti dari Sekolah Ilmu Teknologi Hayati Juni 2019. Tujuan awalnya agar petani familier
(SITH) yang diterjunkan ke Rancakalong dipimpin Dr. dengan BSF dan melihat manfaat yang dibawanya.
Ramadhani Eka Putra, Ph.D. dengan anggota Dr. Mia Sasarannya adalah Kelompok Tani Maju Mekar yang
158
Pemberdayaan masyarakat dalam pengolahan singkong
159
Burung puyuh Maggot
160 Pemberdayaan masyarakat
sudah rutin mendapatkan pendampingan dari SITH Daripada dibuang ke mana saja,
ITB. Kelompok tani yang diketuai Sulaeman ini sudah lebih baik dimanfaatkan,
menjalankan budi daya beserta pengolahan kopi. dikasih telur dan mulai
“Selain apa dan bagaimana caranya, yang pertama melakukan budi daya BSF.
kita perkenalkan kepada petani adalah manfaat besar
budi daya BSF sebagai solusi dalam mengatasi limbah tangga (IRT) bisa memanfaatkan sampah di rumahnya
pertanian dan meningkatkan pendapatan petani dari sebagai bahan baku biokonversi oleh BSF. KWT juga
produk turunannya,” kata Ramadhani, Ph.D. bisa mulai memisahkan sampah organik dan anorganik
di tingkat rumah tangga. Kemudian, produk-produk
Dalam pertemuan tersebut, tim LPPM ITB turunan BSF yang dihasilkan kelompok tani juga bisa
menyampaikan deskripsi singkat, siklus hidup, syarat dijual atau dimanfaatkan KWT.
tumbuh, teknik budi daya serta produk-produk
turunan dari BSF. Kepada petani dijelaskan, setiap PPL Desa Genteng, Endang Rahayu mengungkapkan
siklus BSF dari mulai telur, larva, prepupa, pupa, pentingnya teknologi sederhana tentang budi
dan lalat dewasa memiliki manfaat ekonomis. Larva daya BSF yang ditawarkan LPPM ITB. Menurut dia,
atau maggot merupakan sumber protein tinggi yaitu teknologi itu menjadi solusi menyelesaikan masalah
sebesar 40% sehingga cocok digunakan sebagai limbah dan menurunkan ketergantungan petani
pakan ternak, termasuk ayam broiler, burung, ikan. terhadap pupuk kimia.
Hal ini akan membantu petani untuk menghemat
biaya pembelian pakan. Setelah berjalan setahun, anggota kelompok tani
mulai merasakan manfaat budi daya BSF, termasuk
Kemudian, sampah hasil konversi oleh larva BSF bisa dalam peningkatan kesejahteraan. “awalnya, saya
dimanfaatkan menjadi pupuk organik yang dapat tidak tertarik dengan budi daya BSF ini. Tapi, setelah
mengurangi biaya pembelian pupuk kimia. Produk mengikuti penyuluhan dari LPPM ITB, saya jadi
turunan lainnya adalah air lindi yang dihasilkan dari tertarik. apalagi, saya juga mengelola bank sampah
biokonversi limbah oleh BSF dapat dimanfaatkan bersama ibu-ibu KWT. Kebetulan banyak sampah di
sebagai pupuk organik cair dan larutan nutrisi untuk dapur. Daripada dibuang ke mana saja, lebih baik
membantu pertumbuhan tanaman hidroponik. dimanfaatkan, dikasih telur dan mulai melakukan
budi daya BSF. Hasilnya, lumayan sudah bisa
Pengenalan tahap awal ini mendapatkan sambutan meningkatkan ekonomi. Selain produk olahannya
positif dari petani. Ketua Kelompok Tani Maju bisa dijual, saya juga bisa manfaatkan maggot untuk
Mekar, Sulaeman berharap, para petani dapat pakan ayam,” kata Endang Rahayu.
membudidayakan BSF dengan memanfaatkan
sumber daya sekitar seperti limbah ceri kopi yang
masih menjadi masalah bagi mereka.
Sepekan kemudian, kegiatan serupa dilakukan di Desa Kini, warga yang mengelola budi daya BSF semakin
Genteng, Kecamatan Sukasari. Kali ini, tim LPPM ITB bersemangat karena sebuah koperasi di Sumedang
berbagi ilmu dengan Kelompok Tani Bubuay Jayagiri, sudah meminta dipasok 10 ribu ton maggot untuk
Mekarjaya Sarimulya, dan Jaya Makmur. Kelompok diekspor. “Sekarang kita butuh sedikit modal untuk
Tani Bubuay Jaya Giri dan Mekarjaya Sarimulya membesarkan budi daya ini. Kita semakin semangat
adalah binaan baru SITH ITB yang mulai dirintis. sekarang,” tutur Endang Rahayu.
Kegiatan juga dihadiri Penyuluh Pertanian Lapangan
(PPL) Desa Genteng, Endang Rahayu dan Kelompok Selanjutnya, kolaborasi dengan KWT pun bisa terjalin
Wanita Tani (KWT) Mentari dan Mekar arum. dengan baik. “Sekarang, kita juga bekerja sama
dengan ibu-ibu KWT. Ibu-ibu memberikan sampah
anggota KWT diundang dalam kegiatan kali ini agar organik, kemudian kita kasih pupuk kepada mereka,”
mereka yang sebagian besar merupakan ibu rumah tambah Endang Rahayu.
161
TEPUNG SINGKONG FERMENTASI
Selain BSF, tim LPPM ITB juga mencoba
mengembangkan modified cassava flour (mocaf),
tepung berbahan dasar singkong dan produk
turunannya di sejumlah desa di Kecamatan
Rancakalong dan Pamulihan. Dirintis sejak 2015,
selain tepung singkong yang kualitasnya mendekati
standar terigu, berbagai produk turunan seperti
kue kering, kue basah hingga bakso mocaf sudah
bisa dihasilkan. Setelah dikemas, produk-produk
turunan mocaf itu sudah bisa dipasarkan dan diminati
masyarakat sekitar.
Dr. Mia, seorang peneliti dan dosen dari SITH-ITB
mengatakan, salah satu kelompok tani yang dibina
untuk pengembangan produk mocaf ini adalah
Bangun Mandiri Mukti di Desa Pamulihan, Kecamatan
Pamulihan. Desa Pamulihan dipilih karena merupakan
salah satu sentra singkong terbesar di Kabupaten
Sumedang. “Fenomena dan masalah yang selalu
muncul dan dihadapi petani singkong adalah jatuhnya
harga pada saat panen raya dan stok melimpah. Saat
itu harganya bisa sangat rendah hingga Rp700/kg
sehingga petani mengalami kerugian. Nah, berangkat
dari persoalan itu, kami menawarkan solusi dengan
mengolah singkong menjadi mocaf,” kata Dr. Mia.
Dr. Mia mengakui, meski sudah banyak dikembangkan di
daerah lain, tim LPPM ITB memberikan teknologi mocaf
yang lebih sederhana sehingga bisa dilakukan di tingkat
rumah tangga atau kelompok. “Alhamdulillah setelah
beberapa bulan, mereka sudah bisa menghasilkan
mocaf dan dijual dengan harga lebih baik,” katanya.
Selain itu, kualitas tepung yang dihasilkan pun lebih
baik karena sudah mendekati karakteristik terigu.
Dijelaskan Dr. Mia, proses fermentasi yang dilakukan
membuat produk mocaf di Desa Pamulihan berbeda
162
SABAR
& TELATEN
DR. RAMADHANI EKA PUTRA, PH.D.
DR. MIA ROSMIATI, IR., M.P.
DR. RIJANTI RAHAYU MAULANI
Dr. Ramadhani, Ph.D., Dr. Mia, dan Dr. selesai, monitoring masih harus terus terhadap pengembangan budi daya
Rijanti Rahayu Maulani merupakan tiga dilakukan,” kata peneliti dengan BSF, menurut Rama, permohonan itu
peneliti dari Sekolah Ilmu Teknologi Kelompok Keahlian Manajemen terlalu melompat dari tahapan-tahapan
Hayati Institut Teknologi Bandung Sumber Daya Hayati ini. yang sudah dirancang. Karena itu,
(SITH-ITB). Mereka sudah terlibat Rama harus dengan sabar memberikan
dalam sejumlah program pengabdian Saking intensifnya monitoring dan penjelasan kepada warga soal tahapan-
masyarakat yang dilakukan LPPM ITB, tahapan pengembangan budi daya BSF
termasuk di beberapa desa di Kecamatan komunikasi dengan kelompok tersebut.
Rancakalong dan Pamulihan, Kabupaten
Sumedang dalam dua tahun terakhir. masyarakat binaannya, tidak jarang “Mesin cacah itu dibutuhkan ketika budi
daya BSF ini sudah beranjak ke level yang
Fokus pengabdian masyarakat tim yang tumbuh ikatan batin yang membuat lebih besar. Kalau baru sebatas di tingkat
dipimpin Ramadhani, Ph.D. ini adalah individu dan rumah tangga, teknologi itu
pengembangan budi daya black soldier hubungan peneliti dan warga sudah belum perlu. Tapi, kita tetap akan sampai
fly (BSF) alias lalat tentara hitam, produksi ke level pengadaan bantuan mesin cacah
modified cassava flour (mocaf) berbahan seperti saudara. Hal ini pula yang itu,” kata Ramadhani, Ph.D., berupaya
dasar singkong dan jamur. memberikan pemahaman kepada warga
dirasakan yanti, sapaan akrab Dr. Rijanti yang memohon bantuan mesin cacah
Selama mengikuti program pengabdian sampah. Khusus untuk pengembangan
masyarakat, ketiganya tentu saja Dr. Rijanti juga mengaku senang ketika BSF, Ramadhani, Ph.D. mengaku senang
mempunyai pengalaman menarik, baik sharing ilmu dan teknologi sederhana karena saat ini sudah banyak dilakukan
suka maupun duka, yang satu dengan yang dilakukan tim LPPM ITB benar- masyarakat. Itu artinya, riset yang sudah
lainnya berbeda. Tapi, ada satu hal yang benar dibutuhkan dan dirasakan dilakukan LPPM ITB dalam tujuh tahun
sama dari ketiganya. Mereka sepakat, manfaatnya oleh masyarakat. “Memang, terakhir sudah dirasakan manfaatnya
upaya memberdayakan masyarakat itu untuk mencapai itu harus dilakukan oleh masyarakat.
bukan hal yang mudah. Butuh kesabaran secara bertahap. Tapi, kita sangat
dan ketelatenan agar kelompok senang ketika masyarakat sudah bisa “Sebenarnya, pada tahun 1990-an,
masyarakat yang dibina bisa mandiri. merasakan manfaatnya,” kata dosen riset soal BSF ini sudah ada. Tapi,
dari Kelompok Keahlian agroteknologi baru berkembang pesat pada tahun
“Memberdayakan masyarakat itu tidak dan Teknologi Bioproduk ini. 2010 meskipun pengembangan budi
mudah. Kita tidak bisa mengubah dayanya belum banyak ditemukan. Saya
kebiasaan masyarakat begitu saja. Tidak mudahnya upaya memberdayakan melakukan riset pertama kali tujuh tahun
Butuh pembinaan terus-menerus. Bukan masyarakat itu dirasakan pula oleh lalu bersama Dr. Robert Manurung di
sebatas memberikan ilmu dan teknologi Ramadhani, Ph.D. Peneliti ITB dengan Bogor dengan media ampas kelapa.
dan selesai. Tapi, kita harus memonitor Kelompok Keahlian Manajemen Sumber alhamdulillah, sekarang sudah banyak
aktivitas dan persoalan yang muncul di Daya Hayati ini kerap dihadapkan masyarakat membudidayakannya,” tutur
masyarakat. Bahkan, setelah kegiatan kepada problematika yang ada di Ramadhani, Ph.D.***
tengah masyarakat. Salah satunya
ketika ia mendapat permohonan
bantuan mesin pencacah sampah
dalam sebuah dialog dengan warga di
Kecamatan Rancakalong. Meski wajar
karena besarnya antusiasme warga
163
Yang membedakan adalah
penggunaan enzim yang
dihasilkan starternya. Yang
kami kenalkan di kelompok
tani ini adalah khamir
Saccharomyces cerevisae.
dengan daerah lain. Melalui fermentasi, komponen-
komponen, dinding sel, terutama asam sianida
(HCn) yang bisa menyebabkan warna lebih hitam
dan kalau lama berbahaya karena mengandung
racun, bisa didegradasi. “Teknologi mocaf-nya sama.
yang membedakan adalah penggunaan enzim yang
dihasilkan starternya. yang kami kenalkan pada
kelompok tani ini adalah khamir Saccharomyces
cerevisae yang bisa didapatkan di mana pun,
termasuk ragi untuk roti atau tape sehingga warga
tidak kesulitan mendapatkannya,” kata Dr. Mia.
Selain transfer teknologi pembuatan mocaf dan
produk turunannya, tim LPPM ITB juga turut
mendampingi pengembangan kewirasausahaan
dengan membentuk kelompok-kelompok usaha
untuk memasarkan produk-produk yang dihasilkan.
“Hasilnya alhamdulillah, warga sudah bisa
mendapatkan tambahan penghasilan. Hanya, kita
harus memonitor dan melakukan pendampingan
secara terus-menerus hingga warga bisa mandiri,”
tambah Dr. Rijanti, peneliti lain dari SITH-ITB.
apa yang disampaikan Dr. Rijanti diamini Camat Proses pengolahan Mocaf
Rancakalong, Ili. “Kita paham betul, keberhasilan
pemberdayaan ekonomi dipengaruhi oleh ilmu
dan pengamalan. Dengan masuknya ITB ke
Rancakalong, mudah-mudahan bisa meningkatkan
kualitas output kegiatan masyarakat. Kami berharap,
program pengabdian masyarakat ITB terus berlanjut
dan kelompok masyarakat binaannya semakin
bertambah,” kata Ili.***
164
SINERGI YANG
MENGHADIRKAN
APRESIASI
GEDUNG Negara Kabupaten LPPM ITB secara berkesinambungan “
Sumedang, 24 November 2020. memberikan pelatihan-pelatihan Sinergi dengan
Bertepatan dengan Hari Kesehatan dengan menafaatkan teknologi perguruan tinggi yang
Nasional 2020, Camat Rancakalong, sederhana dan tepat guna, dalam hal ini melalui
Ili menerima penghargaan dari pendampingan, dan bantuan peralatan LPPM ITB menjadi nilai
Bupati Sumedang, Dony ahmad yang dibutuhkan.
Munir. Rancakalong dianugerahi plus untuk program
penghargaan sebagai Kecamatan Ili menuturkan, program pemberdayaan pengentasan stunting
Inovatif dan Desa dengan Integrasi yang dilakukan LPPM ITB itu membuat
Intervensi Stunting Terbaik. masyarakatnya tetap produktif di di Rancakalong.”
tengah pandemi. Bahkan, katanya,
Selain kepada warganya, Ili berterima program desa binaan ITB yang
kasih kepada seluruh pemangku dilakukan di Rancakalong itu sudah
kepentingan (stakeholder) yang turut banyak melahirkan kelompok-kelompok
membantu dan mendukung program masyarakat yang memiliki inovasi dan
pengentasan stunting di wilayahnya, kreativitas di berbagai bidang dan mulai
termasuk LPPM ITB yang sudah masif dilakukan warganya.
lima tahun melakukan pengabdian
masyarakat di wilayahnya. “Sinergi Selain mendapatkan apresiasi dari semakin termotivasi untuk lebih
dengan perguruan tinggi yang dalam Pemerintah Daerah Kabupaten memberdayakan masyarakatnya.
hal ini melalui LPPM ITB menjadi nilai Sumedang, Kecamatan Rancakalong Beberapa program kolaborasi pun
plus untuk program pengentasan juga diminta Badan Perencanaan dan dilakukan antara lain peningkatan
stunting di Rancakalong,” kata Ili. Pembangunan Nasional (Bappenas) usaha jamur kepada remaja di Desa
untuk mempresentasikan program Pasir Dogdog, pengembangan
Salah satu nilai plus buat pengentasan stunting-nya. “Kita usaha pembibitan ikan nila dan mas
Kecamatan Rancakalong adalah dijadikan model penanganan hasil binaan kepada kelompok lain
kemampuan mempertahankan stunting yang inovatif. Selain itu, untuk pengentasan stunting dan
aktivitas perekonomian warganya di Pemkab Sumedang juga meminta pengembangan usaha talas pratama
tengah pandemi Covid-19 melalui seluruh kecamatan mencontoh dengan penyediaan 400 bibit.
pengembangan budi daya maggot Rancakalong dalam hal pembinaan
atau black soldier fly (BSF) alias lalat dan pemberdayaan masyarakat yang “Sasaran program kali ini adalah kepala
tentara hitam dan jamur yang dibina melibatkan perguruan tinggi,” kata Ili. keluarga dan pendamping stunting.
LPPM ITB. Selain itu, ada juga budi Nantinya, pendamping stunting harus
daya burung puyuh. Kendati sudah mendapatkan apresiasi, berbagi hasil panen dengan keluarga
Ili memastikan, kolaborasi dan sinergi stunting,” kata Ili.***
Dikatakan Ili, dalam melaksanakan dengan LPPM ITB tidak akan kendur.
program pemberdayaan masyarakat, Sebaliknya, ia dan warganya akan
165
CMaEnWgkUulJUPDeKrAtaNma
BERSTANDAR
NASIONAL INDONESIA
Bagi masyarakat Desa Mekarmaju, Kecamatan Dedep abdul Rohman mewarisi keterampilan
Pasirjambu, Kabupaten Bandung, menjadi pandai membuat alat-alat pertanian dari besi. Ia merupakan
besi bukan sekadar mata pencaharian, tetapi juga generasi ketiga yang hidup sebagai pandai besi. Hal
upaya melestarikan warisan leluhur. Keterampilan serupa juga terjadi di banyak perajin di Mekarmaju.
turun-temurun semacam ini rentan kalah bersaing Membuat cangkul, pisau sadap karet, alat pemadam
jika tak dilengkapi dengan ilmu pengetahuan yang kebakaran, semua keterampilan itu ia dapatkan
memadai. Tim LPPM ITB mendampingi para perajin turun-temurun. Nyaris tidak ada pengetahuan logam
tradisional ini agar hasil produksinya setara dengan yang ia pelajari sebelumnya. Itu sebabnya ia merasa
Standar Nasional Indonesia (SNI). kesulitan menentukan kualitas baja yang dipakai.
Sebagai negara agraris, kenyataan bahwa Indonesia Oleh karena itu, ia merasa sangat beruntung ketika
mengimpor cangkul adalah sebuah ironi tersendiri. LPPM ITB mendampingi para perajin Mekarmaju. Ia
Namun, faktanya, produksi dalam negeri belum merasa proses produksinya menjadi lebih baik dan
bisa memenuhi kebutuhan cangkul sekitar 3 juta benar. Tata kelola dan manajemen waktu lebih rapi.
buah setiap tahunnya. Oleh karena itu, Kementerian Tentu saja hal itu meningkatkan kualitas dan kuantitas
Perdagangan mengimpor cangkul dari luar negeri. hasil produksi. “Penjualan juga jadi berubah karena
Cangkul ternyata tidak sesederhana bentuknya. Perlu kualitas dan kuantitasnya juga bertambah. Kualitas
baja untuk memproduksinya. Sayangnya Indonesia semakin terjamin,” kata Dedep abdul Rohman.
belum mampu memenuhi semua kebutuhan baja
untuk cangkul ini. Kualitas hasil produksi sudah disesuaikan dengan
SNI. Ia mencontohkan, saat membuat cangkul
Selain itu, pembuatan cangkul banyak dilakukan oleh dulunya tidak memperhatikan aspek dimensi, kadar
industri kecil menengah (IKM) yang menggunakan bajanya pun tidak diukur dengan akurat. Sekarang,
teknik sederhana. Salah satunya yang dilakoni semua hal itu menjadi perhatian. Diakhiri dengan
masyarakat di Desa Mekarmaju, Kecamatan proses finishing yang mumpuni. Setiap minggu
Pasirjambu, Kabupaten Bandung. Berbagai jenis para agen dan pengepul datang ke bengkelnya
sabit, cangkul, golok, seblang, pembuat lubang untuk mengambil barang. Dedep juga mengerjakan
biopori, dan pisau raut merupakan beberapa produk pesanan langsung. Ia juga mendistribusikan hasil
hasil para perajin di desa itu. produksinya secara rutin ke Jakarta.
166
Cangkul dengan Standar Nasional Indonesia
167
Perajin besi
168
Dedep dibantu oleh lima pegawai tetap. Jika sedang Sudah ada SNI cangkul, tapi
menerima banyak permintaan, ia bisa menambah bagaimana caranya para industri
pegawai sampai 12 orang. Setiap pegawai punya kecil menengah menghasilkan
kemampuan yang berbeda-beda. “ada tukang cangkul dengan kualitas SNI.
potong, tukang las, tukang gerinda, tukang finishing
atau tukang cat,” ujar Dedep. Generasi di bawah
Dedep masih ada yang mengikuti jejak pendahulu
menjadi pandai besi. Keterlibatan ini berperan
meningkatkan produktivitas Mekarmaju. Namun,
harus diakui, banyak juga di antara mereka yang
lebih memilih menjadi tukang ojek. “Sebenarnya
hasilnya lebih banyak menempa daripada ngojek.
Tapi, memang dari segi tenaga, lebih capek
(menempa),” ujar Dedep abdul Rohman.
Sekarang Dedep bisa memproduksi sampai Cangkul dan golok pasti untuk memotong. Sekop
100 buah per hari. Kebutuhan bahan bakunya yang umumnya hanya terbuat dari pelat dan tidak
sudah mencapai 10 ton besi per hari. Dahulu perlu pengerasan yang berlebihan karena tak
cukup sulit memenuhi ketersediaan bahan baku digunakan untuk memotong.
dengan kualitas yang diperlukan. Sekarang ia
bisa memenuhinya dari BUMDes yang memasok Terdapat kriteria khusus untuk peralatan seperti
bahan baku bagi perajin. Program desa itu sangat cangkul ini. Sejauh ini memang produk cangkul di
membantu 20 kelompok pandai besi yang khusus dalam negeri berbeda dengan yang diproduksi di
membuat cangkul seperti Dedep. Belum lagi luar negeri. Saat ini sudah ada SNI untuk produk
kelompok perajin lain yang khusus memproduksi cangkul, tetapi belum ada satu pun cangkul produk
alat pertanian lain seperti golok, sabit, korek, Indonesia yang memenuhinya. “Sudah ada SNI
garpu, dan lain-lain. cangkul, tapi bagaimana caranya para IKM (industri
kecil menengah) menghasilkan cangkul dengan
PEMENUHAN STANDAR kualitas SNI,” kata Dr. Korda.
Sebagai perajin, pengetahuan dan keterampilan Pada mulanya tim melakukan pengujian pada produk
baru yang didapat dari pendampingan LPPM ITB para perajin, seperti cangkul, golok, dan lainnya. Di
mengalami kemajuan. Hasil peleburan dari besi situlah diketahui adanya kekurangan di sisi kualitas
menjadi baja jadi lebih sesuai dengan spesifikasi bahan baku dan proses pembuatannya. “Meskipun
yang diharapkan pembeli. Metode pengerjaan bisa sudah turun-temurun membuat produk pandai besi
dibilang tidak banyak berubah, tapi peningkatan dan seterusnya, mereka kekurangan pengetahuan
pengetahuan membuat hasilnya berbeda. mengenai bahan baku dan proses yag baik dan benar.
Selanjutnya ia berharap ada modernisasi mesin Terutama, mereka tidak sanggup mencari hubungan
produksi. Peningkatan sarana atau mesin-mesin antara kualitas bahan baku dan proses pembuatan,”
penunjang akan mampu menghasilkan produk yang kata Dr. Korda.
lebih baik pula. Pada akhirnya, ia berharap semua
produk yang ia hasilkan bisa setara dengan produk Tim peneliti mengambil beberapa sampel untuk
berstandar nasional. memetakan mutu hasil tempa. Tim yang dipimpin Dr.
Korda melakukan pengujian pada bahan baku yang
Peneliti juga dosen Teknik Metalurgi Fakultas Teknik digunakan oleh pandai besi di Mekarmaju. Fokus
Pertambangan dan Perminyakan ITB Dr. Eng. akhmad pada bahan baku dan proses pembuatan. Bahan
ardian Korda, S.T., M.T. mengatakan, mengingat baku menjadi penentu kualitas produk pandai besi.
produk pandai besi ini digunakan sebagai perkakas
pertanian, maka kerap digunakan untuk memotong.
169
Jika baja yang digunakan merupakan baja rendah
karbon, heat treatment (perlakukan panas) sulit
dilakukan untuk mendapatkan kekerasan yang sesuai
dengan spesifikasi yang diinginkan.
adapun untuk produk yang membutuhkan kekuatan
dan kekerasan membutuhkan bahan baku dengan
kadar karbon cukup atau jenis baja karbon sedang.
Baja karbon sedang merupakan karbon yang
lebih mudah dilakukan heat treatment. Dr. Korda
mengatakan, para perajin diberi pengetahuan
tentang jenis baja yang beraneka ragam. Pada
mulanya, para perajin tidak memahami perbedaan
besi dan baja. Sering kali perajin menganggap
besi yang digunakannya kurang mengandung baja.
Padahal, tidak demikian.
“artinya, pemahaman itu penting. Kami menjelaskan
bahwa yang namanya baja dipengaruhi oleh komposisi
kimia dan komposisi kimia yang berpengaruh itu
kandungan karbon untuk pengerasan dari baja. Nah,
memang ada beberapa supplier pelat yang ada di
Bandung, yang sayangnya masih impor, namun
kualitas tidak pernah diketahui. Jadi, kalau mereka
mengirim ke sini, mereka hanya meminta ketebalan
baja berapa, sementara baja tersebut tidak bisa
diketahui kualitasnya sebelum melakukan pengujian,”
tutur Dr. Korda.
Tim mengumpulkan bahan baku yang mereka miliki
lalu dilakukan pengujian di laboratorium. Dengan
begitu bisa diketahui jenis baja, termasuk yang sudah
dibuat diperiksa kekerasannya, struktur mikronya,
proses pembuatannya. Pengujian itu menggunakan
peralatan canggih yang dimiliki oleh kampus.
Pengujian bahan baku bisa dilakukan dengan dua
cara, yaitu dengan melakukan pengujian kekerasan,
kemudian pengujian fokusi kimia. Sampai saat ini ITB
masih membantu untuk mengidentifikasi bahan baku.
Para perajin akan terbantu jika ada alat uji sederhana.
“Ini penting karena beberapa produk ada yang tidak
diberikan perlakuan panas atau pengerasan sehingga
bahan baku yang mereka dapatkan itu mereka bentuk
kemudian mereka finishing tanpa perlakuan panas.
ada syarat kekerasan yang dituntut sehingga mereka
harus mulai dengan bahan baku yang kekerasannya
sesuai,” ungkap Dr. Korda.
170
MANFAAT PERTANIAN “
SAMPAI
PERTAHANAN Diperkirakan kebutuhan
untuk cangkul mencapai
DR. ENG. AKHMAD ARDIAN KORDA, S.T., M.T. 3 juta buah dan egrek
untuk memanen kelapa
Tidak mudah menyampaikan informasi baik. Para pandai besi ini menyadari sawit mencapai 7 juta
berbasis sains kepada pandai besi yang bahwa produknya bisa diuji. Produk buah per tahun.”
sudah melakoni pekerjaan ini selama tiga mereka juga perlu memenuhi syarat
generasi. Terdapat gap ilmu pengetahuan tertentu. Semakin hari, hubungan para Bareng, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
yang perlu diatasi. Dr. Korda memilih peneliti dengan pandai besi Mekarmaju Sama halnya dengan di Mekarmaju, di
berhati-hati dan menyampaikannya semakin dekat. “Bahkan kata Pak sana ia membantu pandai besi untuk
perlahan. Ia menggunakan bahasa Kades, kami sudah dianggap keluarga meningkatkan kualitas produknya.
Sunda agar mudah diterima dan mudah Desa Mekarmaju. Mamang kami rutin Dengan situasi seperti itu, ia berharap,
dipahami oleh para perajin di Desa datang, tahun ini saja sudah delapan ITB bisa menjadi jembatan yang
Mekarmaju, Kecamatan Pasirjambu, kali,” tuturnya. menghubungkan pandai besi dengan
Kabupaten Bandung. Penjelasan ini juga jaringan yang bisa memasok bahan baku
disampaikan berulang-ulang di forum Sebagai pandai besi yang mewarisi yang diperlukan. atau setidaknya, ITB
bersama di balai desa. keahliannya secara turun-temurun, bisa membantu bagaimana mendeteksi
produk dari Mekarmaju kerap tak bahan baku yang tepat. “Jadi
Secara rutin tim ITB kembali ke desa untuk sesuai standar. Sementara di pasaran harapannya, satu per satu produk harus
mengamati perkembangannya. Dengan sudah dipasok barang impor. Bahkan di-SNI-kan. Jadi cangkul punya SNI,
begitu komunikasi pun semakin baik. Indonesia juga mengimpor cangkul. sekop punya SNI. Satu-satu, tapi (semua)
Perlahan para perajin bisa memahami Menurut Dr. Korda, persoalan pandai harus di-SNI-kan,” ujar Dr. Korda.
semua pengetahuan baru yang didapat. besi di Mekarmaju ini bukan persoalan
Pada akhirnya mereka bisa menerapkan langka. Persoalan ini juga dialami Dengan SNI, produk pandai besi akan
semua pengetahuan itu dan merasakan pandai besi di seluruh Indonesia. diterima di pasar yang lebih luas. Ia bisa
sendiri peningkatan kualitas produknya. masuk untuk kebutuhan pertanian atau
Kuncinya ada di bahan baku. Bahan perkebunan skala besar. Diperkirakan
“Pertama kali ke sini tidak mudah karena baku yang baik hanya bisa diperoleh kebutuhan untuk cangkul saja mencapai
kita belum kenal. Jadi pertama kali kita dari industri baja. Tetapi, industri 3 juta buah. Egrek yang biasa digunakan
datang ya tentu sambutannya belum baja seperti Krakatau Steel saja belum memanen kelapa sawit bahkan
meriah. Tetapi, kemudian setelah kami memasok bahan baku sejenis yang kebutuhannya mencapai 7 juta buah
melakukan banyak sampling, kemudian mereka butuhkan sehingga bahan per tahun. Sebuah peluang yang sangat
kami buat poster yang cukup besar. baku masih banyak diimpor. Itu pun besar. Sayang jika kebutuhan itu justru
Kami buat banyak lalu dibagikan ke belum sesuai dengan spesifikasi. dipenuhi dari produk impor.
masyarakat. Mereka bisa lihat cangkul “Jadi tidak mudah menghasilkan
itu seperti ini, kekerasannya seperti prosuk yang memenuhi SNI (Standar Meski beberapa tahun ke belakang Dr.
begini,” kata Dr. Korda yang memimpin Nasional Indonesia),” ujar pria yang
pengabdian masyarakat di Desa menyelesaikan studi S-3 di Nagaoka Korda disibukkan dengan pengabdian
Mekarmaju. University of Technology, Nagaoka,
Jepang. masyarakat di desa pandai besi yang
Masyarakat pada akhirnya memerlukan
informasi tentang bagaimana bahan Ia bisa menyampaikan hal itu karena industrinya berskala kecil menengah,
baku dan proses pembuatan yang pernah mendampingi pandai besi di
riset-risetnya sebenarnya juga
membicarakan tentang penggunaan
171
logam berteknologi tinggi. “Fokus Peneliti ini mengetahui bahwa logam, Dari proses
saya saat ini adalah bagaimana bisa salah satunya tembaga, memiliki sifat pendampingan yang
membuat panduan logam, baja khusus alamiah untuk membunuh bakteri dan sudah dilakukan,
yang memiliki ketangguhan tinggi untuk virus. “Dan kita perhatikan Indonesia ini produk pandai besi
alutsista (alat utama sistem pertahanan). kaya tembaga, perhatikan di Freeport di Mekarmaju sudah
Jujur bahwa baja khusus ini belum itu banyak sekali tembaga. Sekarang memenuhi SNI.
dimiliki Indonesia dan baja khusus ini kenapa tembaga itu tidak kita gunakan
sangat penting karena sebagai penggerak dengan baik? Katakanlah untuk
di industri lainnya,” kata Dr. Korda. keperluan medis,” kata Dr. Korda.
Misalnya industri penerbangan, otomotif,
pertahanan, dan lainnya, hampir semua Seperti diketahui, penularan penyakit
industri memerlukan baja khusus ini. atau penyebaran virus bisa terjadi
karena menyentuh permukaan yang
Ia berharap upaya ITB untuk merintis mengandung virus. Misalnya gagang
sebuah teaching factory bisa berjalan pintu atau keran air. Jika setelah
mulus. Dengan begitu, target ITB untuk memegangnya lalu memegang wajah,
bisa membuat baja khusus di dalam virus atau bakteri yang menempel bisa
negeri bisa terwujud. Baja khusus ini masuk ke tubuh. Dengan panduan tadi,
nantinya bisa dijual ke industri yang bisa dibuat modifikasi pada permukaan
membutuhkannya, misalnya Pindad. logam yang biasa terkena sentuhan.
Setidaknya sejak 2017, Korda memang Ia menargetkan riset ini bisa sampai
aktif membuat riset terkait material untuk menghasilkan prototipe. Saat ini Kordan
alutsista ini. Ia membuat riset tentang dan tim peneliti lainnya masih melakukan
pengembangan produk struktur tahan modifikasi terhadap komposisi kimia.
ledak untuk kendaraan tempur. “Kami memerlukan peralatan yang
advance yang di Indonesia tidak
Saat ini, Dr. Korda terlibat dalam ada. Kalau alat karakterisasi, tidak
pengembangan panduan khusus masalah, ITB punya alat karakterisasi.
mengenai aplikasi logam untuk medis, Permasalahannya di alat proses. alat
contohnya dengan implan. “Saat ini yang yang membuat panduan itu, harganya
banyak digunakan implan dari stainless mahal,” tutur Dr. Korda.
steel 316L. Nah, kemudian kita bergerak
ke titanium. Titanium juga sudah banyak Sudah pernah diajukan ke pemerintah
dicoba di luar negeri, tapi yang akan dengan nilai Rp100 miliar. Meski pada
kita kembangkan itu implan panduan dasarnya setuju, pemerintah belum
titanium antimikroba dan antivirus, itu bisa merealisasikannya sebab program
sudah kita coba beberapa tahun lalu,” tersebut harus dilakukan lewat program
tutur Dr. Korda. tahun jamak (multiyears). Sayangnya hal
itu terganjal aturan di tingkat kementerian.
Ia menjelaskan, ketika menggunakan “Harapannya program ini bisa
antibiotik biasa bakteri bisa berkembang ditingkatkan sampai level – katakanlah –
dan bermutasi sehingga menjadi resisten. iktikad penelitian atau penelitian strategis
Namun jika menggunakan panduan ini, nasional,” ujar Dr. Korda. Sepak terjang
bakteri dan virus bisa langsung mati. Dr. Korda menegaskan, logam memiliki
Riset itu dilakukan sebelum pandemi pengaruh besar pada kehidupan. Logam
Covid-19 terjadi. Setelah itu ada riset dibutuhkan di industri berskala kecil
yang khusus membuat panduan pada hingga berteknologi tinggi, dari pertanian
masa pandemi seperti sekarang ini. hingga pertahanan.
172
badan sehingga sangat baik untuk memotong dan
lebih tahan aus. Bagian ujung cangkul terkikis lebih
lama dibandingkan material yang kekerasannya lebih
rendah. Jika dibandingkan dengan cangkul hasil
manufaktur, bagian ujung cangkul produksi tempa
memiliki kekerasan yang lebih tinggi sehingga lebih
tahan aus. Tetapi, di sisi lain, kekerasan yang hampir
merata pada produk manufaktur membuat produk ini
lebih tahan lama.
Pada produk golok, ujungnya mengalami perlakukan
panas sehingga kekerasannya jauh meningkat
dibandingkan dengan bagian bada. Kekerasan yang
tinggi pada ujungnya sangat baik untuk memotong.
Batas antara bagian badan dan ujung tajam terlihat
jelas pada struktur mikronya.
Hasil karya perajin besi Hasil pengujian dan pemetaan mutu itu kemudian
disampaikan kembali kepada para perajin. Dengan
Proses pengerasan menjadi salah satu perhatian pada begitu mereka memahami produk yang mereka
proses pembuatan produk. Proses memanaskan baja hasilkan. Harapannya, mereka bisa membuat produk
ini dilakukan sebelum ditempa atau pendingin kejut. yang lebih baik dan bisa bersaing dengan produk
Para perajin biasa menyebutnya dengan sipuh. Secara serupa yang diimpor dari luar negeri.
akademis disebut dengan perlakuan panas dengan
pendingin kejut. Pada proses ini perlu terdapat target Dr. Korda mengatakan, secara umum pembuatan
temperatur dan waktu. Metode perlakuan panas, cangkul, juga sekop, merupakan proses yang
pendinginan atau pengerasan dengan cara tertentu sederhana. Namun, bahan bakunya yang tidak
bergantung pada bahan baku yang digunakan. sederhana. Kebanyakan perajin menggunakan besi
ada bahan baku yang didinginkan menggunakan rongsok sebagai bahan baku. Sementara, proses
air, ada pula bahan baku yang didinginkan dengan yang dilakukan masyarakat diwariskan turun-temurun.
oli. Semua itu bergantung pada kompisisi kimianya. Bagi mereka, apa yang dilakukan ialah berupaya
Laju pendinginan akan memengaruhi kekerasan baja mempertahankan warisan tersebut. Masyarakat
yang dihasilkan. Beberapa kesalahan yang lazim setempat sangat bangga dengan profesi yang
ditemukan ialah kadang terlalu lama memanaskan, dilakoninya ini.
kadang-kadang metode pencelupannya terlalu pelan
sehingga mengurangi kekerasannya. Tingkat kekerasan Menurut Dr. Korda, jika dibina dengan baik Mekarmaju
ini harus benar-benar diperhatikan sebab merupakan bisa menjadi desa percontohan. Dari proses
salah satu tolok ukur SNI yang harus dipenuhi. pendampingan yang sudah dilakukan, produk pandai
besi di Mekarmaju sudah memenuhi SNI. Misalnya
Setelah melakukan serangkaian pengujian, tim peneliti saja cangkul kelas a yang digunakan untuk pertanian,
bisa membuat pemetaan mutu hasil pandai besi. komposisi kimia dan kekerasannya sudah memenuhi
Produk yang baik perlu memenuhi mutu tersebut. kriteria. Persoalannya sekarang, bagaimana
Misalnya untuk cangkul, kesimpulannya bagian depan membantu mereka untuk bisa mendapatkan SNI itu.
cangkul lebih keras dibandingkan dengan bagian “Mereka sudah ada proses pendaftaran. Harapannya
sebelum akhir tahun ini, mereka sudah bisa dapat
SNI. Kalau mereka dapat SNI, ini SNI pertama di
Indonesia produk cangkul dalam negeri yang asli,”
kata Dr. Korda.*
173
MATERIAL CENTER KAMPUNG PANDAI BESI
Menurut Kepala Desa Majumekar Usep Bunyamin, Usep bercita-cita, Mekarmaju bisa menjadi
menjadi pandai besi bukanlah sekadar mata desa wisata pandai besi. Menurut dia, proses
pencaharian bagi penduduknya, melainkan sebagai pembuatan peralatan pertanian ini menjadi daya
upaya mempertahankan sejarah desanya sebagai tarik tersendiri bagi wisatawan. Usep menyadari,
penghasil pandai besi. “Produksinya masih sama, alat desanya tak punya air terjun atau laut yang bisa
pertanian. Tapi kalau dulu, misalnya garpu, ditempa jadi destinasi wisata alam yang kini sedang naik
dari ujung sampai pegangan. Kalau sekarang ada daun. Desa seluas 110 hektare ini semuanya
kolaborasi dengan pengelasan. Matanya dari spiral, merupakan permukiman warga. Tidak ada pasar,
baja per, tetapi gagang bisa dengan pipa atau kayu. apalagi minimarket. Daerah ini dinilai terlalu dekat
Tetapi, fungsi dan bentuk kasar tetap sama,” tutur dengan kota sehingga pengembangan di desa itu
Usep Bunyamin. sendiri dirasa tidak optimal.
Usep mengatakan, usaha pandai besi ini membuat Meski begitu, Mekarmaju selalu kebagian macet
semua warga menjadi produktif. Setiap rumah punya wisatawan yang berlibur ke Bandung selatan. Usep
workshop. Penduduk lanjut usia dan anak-anak ikut berpikir bagaimana agar kemacetan itu bisa berubah
serta dalam proses produksi yang sudah menyatu menjadi berkah bagi warga setempat. ”Kami punya
dengan keseharian warga. “Meskipun terbatas fisik, gagasan, kampung pandai besi,” ujar Usep. Dia
bisa mengampelas dengan pendapatan Rp40 ribu menjelaskan, kampung ini bisa menyuguhkan wisata
sehari. Tidak ada pengangguran kecuali yang malas,” edukasi pandai besi. Rencananya akan ada galeri
katanya. Pemerintah desa membuat BUMDes untuk memamerkan produk apa saja yang dibuat.
untuk menopang kegiatan pandai besi dengan ada pula workshop sehingga pengunjung bisa
mendirikan Material Center pada 2019. “Supaya melihat langsung bagaimana proses pembuatannya.
perajin mendapat bahan baku yang konstan, Lalu ada gazebo yang menjadi tempat atraksi.
rutin, dan bagus. yang memiliki rantai pasok tidak Misalnya golok yang digunakan untuk pencak silat.
terlalu panjang, jadi harga bisa dipangkas untuk Ditambah lagi kios cendera mata untuk menopang
meningkatkan produktivitas sehingga bisa bekerja BUMDes. “Galeri sudah, workshop sudah, gazebo
tiap hari,” tutur Usep Bunyamin. sudah. Tinggal launching akhir tahun ini,” kata Usep.
Sebelumnya perajin kesulitan mendapat bahan baku. Usep bersyukur, ITB sebagai salah satu perguruan
Mereka kebanyakan membeli dari pengepul atau sisa tinggi yang memiliki banyak pakar bidang logam,
besi tua alias barang rongsokan. Bahan baku dari terlibat mendampingi Mekarmaju. Usep menyadari
sana biasanya tidak stabil, baik segi ukuran maupun pengetahuan para perajin soal ilmu logam masih
kualitas. BUMDes ini digagas bersama dengan sangat terbatas. Padahal, untuk mengembangkan
Kementerian Perindustrian dan ITB. Kementerian usaha ini perlu pengujian logam dan pengukuran
mendukung dengan memberi bantuan berupa kadar besi, baja, serta kandungan lain yang presisi.
penyediaan permesinan. Sedangkan ITB menyiapkan
masyarakat industri kecil menengah (IKM) sehingga Usep bercita-cita, industri penghasil alat pertanian
mampu bersaing. Mekarmaju bisa naik level. Tidak hanya memenuhi
permintaan yang ada selama ini, tapi juga bisa ikut
Usep menjelaskan, BUMDes ini mampu menyediakan bersaing di pengadaan barang pemerintah. Selama
kebutuhan bahan baku semua perajin di desa itu. ini mereka kesulitan karena bentuk usahanya berupa
“Sementara kami ukur satu komoditas (misalnya) BUMDes sehingga tidak bisa ikut dalam pengadaan
cangkul. Dihitung pemakaiannya dahulu. Sekelompok barang pemerintah. Kini BUMDes sudah memiliki
ada 20 IKM, kami hitung ada 37 ton per bulan untuk perusahaan terbatas (PT) dan sudah terdaftar di
skala satu bahan pelat, satu ukuran. Masih ada Kementerian Desa dan Kementerian Perindustrian.
kelompok lain yang menggunakan bahan lain, baja “Kami sudah bisa bersaing dengan produk lainnya.
per, atau mungkin untuk custom perlu bahan yang Kami siap pengadaan skala nasional,” ujar Usep
lebih keras, baja putih, dan lain-lain,” ucap Usep.* Bunyamin.*
174
Hasil karya perajin besi
175
EDUKASI
BENCANA
DeLEsWaATWisata
JUMaT, 22 Juli 2011. Tepat pukul 5.46 WIB, sebagian Mitigasi Bencana (PPMB) – menginisiasi program
warga di Bojongkoneng, Ujungberung, dan Pasir pengurangan risiko bencana berbasis komunitas.
Impun, Kota Bandung, dikejutkan dengan getaran Merujuk kepada Peraturan BNPB No. 1 Tahun
gempa bumi. Berdasarkan data dari enam stasiun 2012, program tersebut dinamakan Desa/Kelurahan
seismik yang ada di Bandung Raya, pusat gempa Tangguh Bencana.
ditetapkan terletak pada koordinat 107,72° BT dan
6,84°LS dengan kedalaman 6 km, berada pada Untuk mendukung program pemerintah tersebut,
jarak 12,5 km timur Lembang dan 16 km timur laut LPPM ITB yang digawangi Dr. Irwan (ketua), Dr. techn.
Bandung. Lokasi sumber gempa bumi berada pada Dudy Darmawan Widjaya, S.T., M.Sc., Dr. Irwan
jalur Sesar Lembang. Magnitudo gempa bumi Gumilar, S.T., M.Si. (anggota), Dzakiyyah Khaerani,
tersebut 3,4 Skala Richter (SR). S.T., dan Febryana Kuscahyadi, S.T., M.T. (asisten
peneliti) melakukan pengabdian masyarakat sebagai
Dalam sebuah laporan di Jurnal Lingkungan upaya pengembangan desa tangguh bencana di
dan Bencana Geologi, peneliti Badan Geologi sekitar wilayah Sesar Lembang pada tahun april-
menyimpulkan, penyebab gempa bumi diperkirakan November 2019. Menggandeng Komunitas Bandung
berkaitan dengan aktivitas Sesar Lembang. Hal ini Mitigasi Hub (BMH) dan BPBD Kabupaten Bandung
mendukung pendapat para peneliti yang meyakini Barat (KBB), LPPM ITB memilih Desa Suntenjaya,
bahwa Sesar Lembang merupakan sesar aktif. Hal Kecamatan Lembang, sebagai lokasi pengabdian
itu dibuktikan dengan adanya laporan gempa bumi masyarakatnya.
besar hingga magnitudo 6.8 di masa lalu.
“awalnya di sana kita mau bikin model desa wisata
Kesimpulan tersebut diperkuat laporan penelitian bencana yang dilengkapi dengan produk berupa jalur
yang dilakukan pakar gempa bumi dari ITB, Dr. Irwan evakuasi. Waktu itu kita ingin mengajak masyarakat
Meilano, S.T., M.Sc. pada 2012. Dosen dari kelompok untuk memahami potensi dan risiko bencana Sesar
keahlian geodesi ini menyebutkan Sesar Lembang Lembang sekaligus dengan harapan menaikkan
terus bergerak aktif dengan kecepatan rata-rata 6 tingkat perekonomian mereka. Sebab, di sana juga
mm/tahun. Dalam survei yang dilakukan peneliti ITB ada potensi wisata air dan Lembah Cikahuripan yang
setelah kejadian itu, didapatkan laporan dari BPBD memiliki sejarah panjang,” ujar Dr. Irwan membuka
soal kerusakan sekitar 100 rumah akibat gempa bumi pembicaraan mengenai program pengabdian
tersebut. masyarakat di Desa Suntenjaya tersebut.
Menyadari risiko bencana yang kemungkinan terjadi Namun, begitu terjun langsung ke masyarakat, tim
di masa depan, ITB yang sudah sejak 2003 memiliki LPPM ITB mengidentifikasi persoalan lain yang lebih
Kelompok Penelitian dan Pengembangan Mitigasi mendasar. Dr. Irwan mengungkapkan, persoalan
Bencana (KPPMB) – kini menjadi Pusat Penelitian sesungguhnya di masyarakat adalah literasi. Secara
176
Desa Wisata
177
umum, masyarakat tidak memiliki cukup informasi Untuk istilah risiko
dan pengetahuan untuk memahami potensi dan risiko bencana, itu tidak ada
bencana yang ada di sekitar lingkungannya. “apalagi dalam bahasa daerah
menggunakan istilah sulit. Contoh sederhananya mereka. Yang ada
untuk istilah risiko bencana, itu tidak ada dalam dalam bahasa Sunda
bahasa daerah mereka. yang ada dalam bahasa adalah ‘risiko dapur’.
Sunda adalah ‘risiko dapur’. Jadi enggak ada istilah
risiko yang berarti probabilitas mengalami kerugian,”
tutur Dr. Irwan menceritakan fakta yang ditemukan di
tengah masyarakat Desa Suntenjaya ketika tim LPPM
ITB memulai pengabdian masyarakatnya.
Dari hasil dialog di lapangan, Dr. Irwan menangkap,
potensi dan risiko bencana Sesar Lembang bukan
masalah prioritas masyarakat yang lebih takut tidak
makan. Upaya membangun kesadaran masyarakat
untuk memahami potensi dan risiko bencana melalui
instrumen ekonomi, jalannya terlalu jauh dan butuh
lompatan. “Bagi kami ini challenge. Karena framing
yang berbeda, kita harus kemas bagaimana cara
menyampaikan informasi, kemudian bisa memahami
prioritas mereka,” kata Dr. Irwan.
Persoalan literasi masyarakat berupaya ditingkatkan
dengan berbagai cara, termasuk melibatkan
peneliti dari Fakultas Seni Rupa dan Desain (FRSD),
menggandeng sejumlah komunitas dan mendirikan
lembaga-lembaga kemasyarakatan seperti Forum
Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM). Dalam
upaya menuntaskan persoalan literasi, tim LPPM
ITB juga berhasil mengangkat cerita kebudayaan
lokal yang berkembang di masyarakat Kampung
Batu Lonceng, Desa Suntenjaya, terkait bahaya
gempa bumi Sesar Lembang.
Tim membuat peta wilayah di Kabupaten Bandung
Barat yang dilalui oleh garis Sesar Lembang dan
peta wilayah Desa Suntenjaya yang terpapar bahaya
gempa bumi. Diseminasi informasi terkait potensi
bencana dilakukan melalui sosialisasi dan media
sosial Komunitas Bandung Mitigasi Hub (BMH).
Kegiatan lain yang berhasil dilakukan adalah
sosialisasi pembangunan Desa Tangguh Bencana
bersama Komunitas Bandung Mitigasi Hub dan
BPBD KBB di Desa Suntenjaya. Kegiatan yang
dilakukan berupa pemaparan potensi risiko bencana
178
PENGABDIAN
MASYARAKAT DAHULU,
BARU RISET
DR. IRWAN MEILANO, S.T., M.SC.
SaaT ini, Dr. Irwan dikenal sebagai Irwan menemukan berbagai dinamika bertentangan yaitu teknologi tepat
seorang pakar gempa bumi di Indonesia. dan problematika kehidupan yang guna yang diimplementasikan dengan
Namun, pada masa perkuliahannya sama sekali tidak ditemukan ruang kebutuhan masyarakat yang mendesak.
di Teknik Geodesi Institut Teknologi perkuliahan dan laboratorium. “Dari Karena itu, dalam setiap pengabdian
Bandung (ITB), Dr. Irwan lebih tertarik situlah saya merasakan pentingnya masyarakat, kedua sisi tersebut
dengan bidang gunung api. Tidak memahami hal yang lebih mendasar. diupayakan berjalan bersamaan.
mengherankan, ketika menyelesaikan Selain bidang sains murni, tetapi juga
tugas akhir untuk studi S-1 di ITB, Dr. sains masyarakat. Ini yang menggugah Dr. Irwan mencontohkan dalam program
Irwan mengambil tema “Memahami kesadaran saya terkait kebencanaan, Citarum Harum. Ketika program
Gunung api dari Pengamatan Data”. khususnya di Indonesia. Selama ini rehabilitasi dan revitalisasi dilakukan,
kita sangat fasih memahami text book akses masyarakat terhadap Sungai
Ketertarikan Dr. Irwan terhadap gunung sosial, tetapi gagal paham dengan text Citarum tidak bisa ditutup. Sebab,
api berlanjut hingga ia menyelesaikan book masyarakat,” tutur Dr. Irwan. sungai adalah sumber penghidupan
gelar masternya di Universitas Nagoya mereka. Solusinya, kata Irwan, pada
Jepang pada 2003. “Pada tahun 2004, Menurut Dr. Irwan, dinamika dan saat program penghijauan, normalisasi
ada gempa bumi aceh. Waktu itu, saya problematika di tengah masyarakat itu atau apa pun sedang dilakukan,
survei ke sana. Setelah itu, saya mulai tidak pernah ada ujungnya. “Dengan kemanfaatannya di masa datang harus
ganti ‘judul’ menjadi gempa bumi. Saya banyak terlibat di program pengabdian dijelaskan kepada masyarakat, termasuk
mulai mendalami dan belajar gempa masyarakat yang berkelanjutan. Hal dampak ekonominya.
bumi sampai sekarang,” kata Dekan ini harus dilakukan agar bidang sains
Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian dan kepakaran kita bermanfaat buat “Tapi, itu kan jangka panjang. Nah
ITB ini. masyarakat,” kata Dr. Irwan. untuk kebutuhan mendesak masyarakat,
kita libatkan pakar dari SITH-ITB
Ketertarikan kepada bidang keilmuan Dikatakan Dr. Irwan, asas kemanfaatan untuk membantu penjernihan air yang
inilah yang menyeret Dr. Irwan banyak itu harus menjadi tanggung jawab utama kualitasnya sudah menurun, penggunaan
berhubungan dengan masyarakat dan dalam setiap program pengabdian air minimal untuk perikanan namun tetap
berbagai program pengabdian masyarakat masyarakat, termasuk dalam urusan mendapatkan manfaat maksimal dan
yang dilakukan LPPM ITB. apalagi setelah kebencanaan. Sebab, katanya, hampir ikannya tetap baik, berkualitas dan layak
LPPM ITB memasukkan kebencanaan seluruh wilayah Indonesia, berada makan,” tegas Dr. Irwan.
dalam program-program pengabdian dalam zona rawan bencana alam, dari
masyarakat mereka pada 2003. mulai gempa bumi, gunung api, banjir, Diakui Dr. Irwan, kesenjangan yang
tsunami hingga pergerakan tanah. sangat besar antara produk riset dan
Dari banyak relasi dengan masyarakat, kebutuhan mendesak masyarakat itu
terutama di daerah-daerah yang Dalam pelaksanaannya, Dr. Irwan selalu ditemukan di berbagai daerah
pernah mengalami bencana alam, menyadari adanya dua sisi yang boleh tempat LPPM ITB melakukan program
jadi pada momen tertentu bakal saling pengabdian masyarakat. “Di Lembang,
179
warga yang hidup di jalur Sesar Lembang Desa Wisata
tidak menganggap mitigasi bencana
yang bakal terjadi di masa depan itu di Desa Suntenjaya, edukasi konsep rumah tahan
sebagai sebuah kebutuhan mendasar gempa bumi, focus group discussion (FGD) dalam
dan mendesak. Mereka lebih takut tidak penggalian sejarah kebencanaan di desa dan
bisa makan dalam beberapa hari ke pembuatan peta partisipatif jalur evakuasi bencana,
depan,” tutur Dr. Irwan serta pelatihan tanggap darurat bencana.
Pengalaman berharga lain yang Dari sisi pemberdayaan, tim LPPM ITB mendirikan
dirasakan Dr. Irwan adalah ketika terjun lembaga-lembaga kemasyarakatan yang berada di
langsung membantu masyarakat korban bawah binaan BUMDes untuk pengelolaan usaha desa
gempa Lombok (Nusa Tenggara Barat) wisata. “Kita membangun sebuah lembaga masyarakat
dan Palu (Sulawesi Tengah). “Ketika yang mengelola wisata jalan-jalan. walking tour di Sesar
berada di daerah bencana, tidak ada Lembang. Kita juga ajak komunitas dalam walking
pola yang wajar. Kita harus berpikir tour ini. Harapannya, mereka bisa mengubah persepsi
keras mencari solusi membangun mengenai bencana,” kata Dr. Irwan.
model hunian sementara tanpa harus
memobilisasi bahan dari Pulau Jawa. Itu Meskipun sejumlah kegiatan dan permodelan
menarik dan menjadi pengalaman yang sudah berhasil dibuat, Dr. Irwan mengakui, tugas
berharga. apalagi, setelah kita berhasil LPPM ITB di Desa Suntenjaya belum selesai. Ia
melakukannya,” kata Dr. Irwan. mengungkapkan, masih ada mimpi yang belum
terealisasi. “Tapi poin pentingnya, kami ingin
Dari berbagai pengalaman itu, mengubah sudut pandang di banyak tempat
Irwan berpandangan, pengabdian mengenai daerah yang berisiko bencana. ada
masyarakat yang dilakukan LPPM ITB semacam vonis mati jika di daerah seperti itu
harus menjadi model pendidikan di pembangunannya akan sulit. Padahal menurut
ITB. ITB perlu mengembangkan pola kami, ada solusi alternatif dan banyak potensi yang
bahwa pengabdian masyarakat itu
dilakukan sebelum melakukan riset,
bukan sebaliknya. Nantinya bidang
keilmuan yang dikembangkan berangkat
dari problematika nyata di tengah
masyarakat.
“Jadi, kalau kita (ITB) ingin menjadi
world class university, saya pikir itu
tidak susah. Kita hanya perlu terjun ke
masyarakat karena problemnya world
class. Permasalahan Citarum Harum itu
kelas dunia. Kalau kita mau dengerin
cerita mereka dan mencari solusinya, itu
world class. Begitu juga dengan masalah
kebencanaan. Bangunan di Sesar
Palu Koro itu tidak banyak ditemukan
persoalan seperti itu, baik dari segi tata
ruang maupun sumber gempa,” beber
Dr. Irwan.***
180
“
Kita ingin mengembangkan
desa wisata di Lembah Cikahuripan
ini sekaligus menjadi sarana edukasi
kebencanaan bagi warga dan pengunjung.”
bisa dikembangkan asalkan mau bekerja dengan Masyarakat (FKDM), Ikatan Kelompok Tani Mandiri
komunitas,” ujar Dr. Irwan. (IKTM), dan karang taruna desa setempat serta Siswa
Teknik Pencinta alam (Stepa). “Selain pemimpin
ari Maryani dan Bayu Hardianto, dua peneliti dari formal secara kelembagaan, kita juga mencari
Pusat Penelitian Mitigasi Bencana (PPMB-ITB) yang orang sebagai shadow leader yang disegani,
juga pegiat Komunitas Bandung Mitigasi Hub (BMH) dipercaya dan bisa menyatukan organisasi-organisasi
membenarkan masih banyaknya harapan mereka, kemasyarakatan pengelola desa wisata itu,” tambah
terutama menyangkut pengembangan desa wisata Bayu.
yang tangguh bencana di Desa Suntenjaya. “Untuk
pengembangan selanjutnya, kami pikir komunitas Bayu menjelaskan, dalam pengembangan desa
lebih fleksibel. Nah, untuk selanjutnya, kita ingin wisata yang tangguh bencana dilibatkan juga
mengembangkan desa wisata di Lembah Cikahuripan mahasiswa-mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain
ini sekaligus menjadi sarana edukasi kebencanaan (FRSD-ITB) untuk mendukung konsep art theraphy
bagi warga dan pengunjung,” kata ari. sebagai sarana edukasi kebencanaan. Dikatakannya,
mahasiswa-mahasiswa FRSD itulah yang mendesain
ari menambahkan, berdasarkan keinginan warga patung, arca atau ornamen lain, tentu saja dengan
setempat, desa wisata tersebut dikelola oleh mengadopsi budaya dan kearifan lokal seperti
masyarakat sendiri, bukan investor. Selain Lembah legenda Sangkuriang, Bujangga Manik, dan Oray
Cikahuripan, Desa Suntenjaya memiliki potensi wisata Tapa, di sejumlah titik pada trek walking tour di Lembah
lain yaitu berupa mata air keramat dan benteng Cikahuripan. “Patung atau ornamen-ornamen itu
peninggalan tentara Belanda. dirancang sedemikian rupa untuk mengingatkan
warga akan Sesar Lembang dan potensi bencana
Untuk menyisipkan edukasi kebencanaan di desa yang bisa ditimbulkannya di kemudian hari. Konsep
wisata tersebut, komunitas-komunitas yang sudah ini belum terealisasi. Sejauh ini, kita baru membuat
mendapatkan pembekalan dilibatkan di kelembagaan buku cerita rakyat yang dikaitkan dengan edukasi
pengelola. Contohnya Forum Kewaspadaan Dini kebencanaan,” tegas Bayu.
ari dan Bayu berharap, konsep-konsep
pengembangan desa wisata bisa dilanjutkan. “Kita
dari komunitas juga berharap, kegiatan pengabdian
masyarakat dari LPPM ITB bisa kembali berkolaborasi
mengembangkan desa wisata yang tangguh bencana
sekaligus melanjutkan edukasi kebencanaan di jalur
Sesar Lembang,” kata Bayu. ***
181
LAMPIRAN
J&UTDAUHLUPRNOKGERGAIAMTAN
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Rintisan Sentra Pembinaan Renovasi Pelatihan Pelatihan Pengolahan air
Lebah Madu Restorasi Hutan Embung Keruk Jamur Tiram Pupuk Cair Limbah Citarum
Pengadaan air Pemberdayaan Pelatihan Pembangunan
Bersih Jatinangor Pelatihan dan Peningkatan Pelatihan Pembuatan Desa Wisata Cisoka
Pengembangan Jamur Tiram Ekonomi Lokal Jamur Merang Pupuk Ternak Pengembangan Produk
Produk Identitas Masyarakat Pasca Pengembangan Kajian Suplai air Pelepah Pinang
Masyarakat Blora Pelatihan Renovasi Embung Pengembangan Produk Kreatif
Peningkatan Usaha Pembuatan yoghurt Kelompok Pariwisata Nunukan Bagi Penyandang
Jamur dan Keruk Upat Upat Bumi Instalasi Biogas
Nata de Coco Pelatihan Potensi Pertanian Pengembangan Pemasangan Disabilitas
Pembinaan Budi Daya Jamur Usaha Budi Daya Panel Surya Peningkatan
Modified Casava Randublatung Jamur Tiram Jepara Survei Waduk Kapasitas PKBM
Pelatihan Pengembangan Pengembangan Curah Kotok Upat Upat Bumi
Bottom Up Mocaf Budidaya Jamur Peningkatan Kewirausahaan
Top Down Usaha Warga Tiram di Sekitar Kapasitas PKBM Berbasis agroindustri
Kemitraan Pemasangan Berbasis Jamur Danau Maninjau Upat Upat Bumi Danau Maninjau
Desa Binaan Panel Surya Kewirausahaan Monitoring Sumber
Daya alam Jepara
Berbasis
agroindustri
Danau Maninjau
182
2019 2020 CAKUPAN
Bantuan Mesin Masker Lapis Tiga, DESA BINAAN ITB
Kecamatan Selaawi Standar Lab Etnografi
Diskusi Pendidikan Pembuatan Masker lingkar 5
Terbuka dengan
Pakar-pakar dari ITB PKBM Upatupat Zona Perbatasan atau Daerah Tertinggal,
FGB Kabupaten Bumi Terdepan, dan Terluar (3T)
Nunukan Peningkatan lingkar 4
Wisata Edukasi Kapasitas Produksi
Perajin Barongan Zona Luar Pulau Jawa
Omah Susu
Budi Daya Jamur lingkar 3
Merang Zona Pulau Jawa
Obor Nusantara (di luar Jawa Barat)
Upat Upat Bumi
lingkar 2
FGD dengan
Bappeda Blora ZJoanwaaPBroavriantsi
lingkar 1
Lingkungan Kampus
ITB, Bandung dan
sekitarnya
lingkar 1 lingkar 2 lingkar 3 lingkar 4 lingkar 5
Desa Ngamprah Desa Tarik Kolot Kec. Todanan Maninjau Kec. Sei Menggaris,
Sumatera Barat Kab. Nunukan
Desa Mekarwangi Desa Cinangsi Kab. Blora
Cimenyan Desa Selaawi Kec. Randublatung
Desa Cikeruh Desa Cinanjung Kab. Blora
Dago Desa Jatiroke Kec. Jepon
Desa Cisempur Desa Somosari
Desa Karamat Wangi Kec. Batealit
Desa Sukabakti Kab. Jepara
Desa Margacinta Desa Ngadikerso
Desa Citengah Kab. Wonosobo
183
BEBERAPA AKTIVITAS Aplikasi Teknologi Tepat Guna untuk Pengolahan Limbah Cair Batik
Citizen Scientist Dan Post-Harvest Management
PENGABDIAN MASYARAKAT LPPM ITB Peningkatan Kapasitas Kelompok Tani (Kel Maju Mekar) dalam Pengelolaan Hutan Rakyat di Desa
nagarawangi Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang
DI BERBAGAI DAERAH INDONESIA Pengembangan Bioindustri Berbasis Pangan Lokal
Pengadaan Bibit-Bibit: Ubi Cilembu, Ubi Ungu dan Pisang, yang Bebas Penyakit Bagi Kelompok Tani Sugih
Identifikasi Persil Pedesaan Menggunakan Metode OBIA (Object Based Image Analysis) Guna Mendukung Mandiri di Desa Cigendel Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang
Perencanaan Pembangunan Desa Berkelanjutan Pelatihan Teknik Silvikultur dan Pengolahan Kayu Jenis Surian (Toona Sinensis Roem) pada Petani Hutan Rakyat
Pembangunan Basis Data Spasial Pedesaan Guna Mendukung Perencanaan Pembangunan Desa Sistem Jaringan Deteksi Gempa
Berkelanjutan (Studi Kasus: Desa Sayang, Jatinangor) Implementasi Tacking GPS Pada PD Kebersihan Kota Bandung
Pemasangan dan Pelatihan Pencatatan Data Peilschaal Sebagai Penunjang Sistem Peringatan Dini Banjir Pelatihan/Penyuluhan Penggunaan Teknologi Informasi dan Media Sosial Bagi Kelompok Masyarakat
Berbasis Masyarakat Di Bandung Selatan Pembuatan Tungku Glasir Frit dan Penerapannya pada Perajin Gerabah Di Plered
Pemanfaatan Teknologi Automatic Water Level Recorder (AWLR) Untuk Peringatan Dini Banjir di Wilayah Spiritualitas dalam Seni Rupa Kontemporer Indonesia dalam Perspektif Seni Rupa Kontemporer Asia Tenggara
Bandung Selatan Workshop Apresiasi Seni Rupa untuk Publik (Penikmat Seni)
Pemetaan Partisipatif Ruang Budaya Masyarakat Hukum Adat Kasepuhan Ciptagelar Eksplorasi Material Industri Lokal sebagai Dasar Pengembangan Karya Seni di Ruang Publik di Kota Bandung
Popularisasi Matematika dan Bermatematika via Blog Pengaruh Reklamasi Terhadap Proses Hidrodinamika di Teluk Benoa
Pembuatan dan Publikasi Almanak Astronomi Indonesia Pemodelan numerik Perubahan Garis Pantai Akibat Penambangan Pasir
Pendidikan dan Pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya dan Pengelolaan Air Hujan untuk Masyarakat Edukasi Asupan Gizi Seimbang dan Pemberian nutrisi Tambahan pada Anak-Anak di Bawah Usia Lima Tahun
Kecamatan Amfoang Tengah nTT (Balita) Dalam Upaya Pencegahan Stunting di Kelurahan Sadang Serang, Kota Bandung, Jawa Barat
Alat Pendeteksi Tingkat Kema Tangan Buah Mangga untuk Daerah Perkebunan Mangga di Indramayu Pengembangan Kebun Pembibitan untuk Tanaman Pangan dan Penghijauan di Haurngombong Sumedang
Survival Kit Cerdas Untuk Daerah Bencana Kajian Model Pengelolaan Pencemaran Air Point Source Sub-Das Citarum Hulu
Prototype Alat Pengendali Konsumsi Energi Pendingin Ruangan (AC) Menggunakan Teknologi Internet of Things (IoT) Aplikasi Biofertilizer (Mikoriza) untuk Peningkatan Kualitas Pertumbuhan Tanaman Kopi
Revitalisasi Pembelajaran Analisis Kimia untuk Tingkat Pendidikan Menengah Atas Penerapan Astronomi dalam Budaya: Batik Astronomi
Pengembangan Modul Praktikum Kimia Organik Bertema Green Chemistry untuk Guru Kimia dan Siswa Pengembangan Biofilter dengan Sistem Imobilisasi Mikroba untuk Mengolah Limbah Rumah Tangga
Sekolah Menengah di Jawa Barat Sebelum Mengalir Ke Sungai Citarum
Terapi Kognitif-Perilaku Melalui Seni untuk Anak-Anak Penderita Kanker di Rumah Sakit Hasan Sadikin Sustainable Adsorption Process For Water Treatment Using Modernite Filter (Study Case: Citarum Raw Water)
Bandung, Rumah Cinta Bandung, dan Yayasan Kasih Anak Kanker Bandung Karakterisasi Air Limbah dari Industri Bahan Kimia Tekstil
Penerapan Prinsip Teknokultur Dalam Perawatan Jembatan Kp. Cipadung, Desa Daroyon, Kec. Cileles, Kab. PengembanganTeknologi Remediasi Sedimen yang Mengandung Pencemar Logam Berat: Studi Kasus Sungai Citarum
Pandeglang Banten Penguatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Pusat Mata nasional Rumah Sakit Mata Cicendo Melalui
Perancangan Karya Animasi Eksperimental dengan Adaptasi Bahasa visual Wayang Workshop Perencanaan Dan Penganggaran Biaya Dengan Pendekatan System Dynamic
Workshop Pemandu Bakat (Talent Scouting) Menggambar Pengembangan Model Penilaian Sustainable Supply Chain Management (Sccm) Industri Batik
Pemanfatan dan Eksplorasi Limbah Plastik dengan Teknik Crochet Menjadi Produk Tekstil. Studi Kasus: Evaluasi Akustik Dan Sound System Masjid-Masjid Di Area Sekitar Institut Teknologi Bandung
Kampung Cibunut, Bandung Pengolahan Karakteristik Unggul Material Bambu Indonesia Untuk Pengembangan Desain Produk Bambu Kontemporer
Pemanfaatan Serat Batang Padi Dalam Proses Pembakaran untuk Alternatif Desain di Sentra Keramik Plered Pengembangan Sistem Terpadu Manajemen Pemantauan Kestabilan Tambang Bawah Tanah di Indonesia
Pengembangan Desain Instrumen Musik dengan Metode Laminasi Lateral Material Rotan Sosialisasi Peran Pertambangan Sebagai Penggerak Perekonomian dalam Pembangunan Daerah
Perkembangan Wacana dan Praktek Seni Patung Indonesia Modern dan Kontemporer Melestarikan Umbi Langka Sumedang - Jawa Barat Melalui Pembuatan Koleksi Sumber Benih untuk
Pameran Karya Seni Rupa Allegory of the Origin di Sangkring Artspace Yogyakarta, Sebagai Implementasi Menunjang Pengembangan Pangan Alternatif
Interaksi Karya Seni Rupa dan Publik Melalui Tema Identitas. Aplikasi Terknologi Hidrothermal untuk Pengolahan Sampah Kota Menjadi Multiproduk Bahan Bakar Padat
Seni Grafis Bandung: Perjalanan Artistik dari Masa ke Masa (1946–kini) dan Bahan Bakar Cair
Evaluasi Keusangan Sistem Persinyalan, Kontrol dan Otomasi Terpasang di Indonesia Alat Ukut Pemantauan Penurunan Kualitas Susu Murni KPBS
Pembuatan Pupuk nPK Granular dengan Filer Terbarukan Perancangan Site Plan Desa Wisata Berwawasan Ekologis di Desa Margacinta, Kecamatan Cijulang, Kabupaten
Peningkatan Kualitas Komponen Sol Sepatu pada Industri Penghasil Produk Karet dengan Penerapan Metode Pangandaran
Continuous Improvement Pengembangan Program Pemodelan Metode Time Domain Electromagnetic (TDEM) Untuk Monitoring Injeksi
Perancangan Sistem Pelayanan Berkelanjutan di Kebun Binatang Bandung CO2 Ke Bawah Permukaan Bumi
Bandung Foil: Perangkat Lunak Aerodinamika, dari ITB untuk Masyarakat Promosi Matematika dan Sains Serta Keprofesian Kepada Anak-Anak
Motor Bakar Kecil Hemat Energi dengan Bahan Bakar Etanol Pelatihan Sistem Dinamik Pengembangan Agropolitan dan Rusunawa (SDPAR) Sebagai Komponen Integral
Kajian Pengelolaan Sampah Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Sebagai Dasar Perumusan Usulan Rekomendasi Ketahanan Pangan
Peningkatan Pengelolaan Sampah dalam Rangka Mewujudkan Bali Green & Clean Workshop Pembelajaran Biokimia untuk Peningkatan Kualitas Pengajaran Bagi Para Guru SMAdiWilayahJawa Barat
Pengolahan Air Skala Rumah Tangga untuk Penyisihan Ion Fe Dan Mn Terlarut Air Tanah dengan Geodesi Untuk Pembangunan Indonesia Berkelanjutan (Seri B)
Menggunakan Batu Alam Hijau Sukabumi (Mineral Modernite) Sebagai Media Ion Excharge dan Adsorber Model Permukaan Tanah Dijital Untuk Analisis Genangan Air di Kampus ITB Ganesa
StrategicThingkingTo Change BehaviorAnd Improve Sanitation inJadipan and Kesatrian,Malang,EastJava,Indonesia Pemantauan Sampah Laut dan Pesisir yang Melibatkan Partisipasi Masyarakat Menggunakan Aplikasi Telepon Pintar
Identifikasi Kebutuhan Fasilitas Pejalan Kaki Bagi Penyandang Disabilitas dalam Kerangka Edukasi dan Kajian Kebijakan Konsep Penerapan Sig 4D Menuju Penyelesaian Konflik Pendaftaran Tanah
Aplikasi Mutsunami, Hydrodynamia Andsdiment Transport Model Using Non- Orthqona I Otrvelin Iear Spherical Studi Identifikasi Sumber Pencemaran Merkuri di Sungai Cibaliung dan Sekitarnya di Desa Sukaluyu,
Coordinate Tahn Ique Di Mentawai Pangalengan, Bandung
Inventarisasi dan Asesmen Tepadu Sungai dan Muara di Indonesia Studi Kasus: Sungai Serayu, Provinsi Jawa Tenqah Gerhana Matahari Cincin Sebagai Kesempatan Penggalian Budaya dan Kearifan nusantara Berbasis Astronomi
Konsep Desain Sistem Pelindung Pantai natural Workshop Isolasi, Pemurnian, dan Karakterisasi Biopigmen dari Mikroalga Laut Tropis Indonesia
Das Citarum, Fakta dan Ide- Citarum River Basin, Facts And Ideas Penulisan Buku Ajar Berjudul Pengantar Optika Modern dan Fotonik
Analisis Mineralogi dan Lingkungan Geokimia pada Tambang Tungsten Skala Kecil di Pulau Belitung Produksi Seri video ”Sketsa Kalkulus”
Mitigasi Bencana Longsor di Sekitar Cikahuripan, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat Aktivasi Repositori CIvAS (Center For Indonesia visual Art Studies) Sebagai Portal Digital dan Pusat Analisis
Identifikasi Potensi Wisata dan Pengembangan Permukiman di Kawasan Waduk Cirata Data Mazhab Bandung di Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB
Aplikasi Konsep Rumah Susun Sewa untuk Keluarga Muda Perkotaan Pemanfaatan Pewarna Alam dan Pengembangan Motif Kain Tenun Khas Daerah Ponto Ara, nTT, Sebagai Upaya
Perumahanvertikal Pada Konteks Urban di Indonesia : Prinsip Perencanaan,Perancangan,Konstruksi dan Penghunian Optimalisasi Produk Lokal
Permukiman Pekerja Industri di Zona Industri Elemen visual Mitologi Cirebon dalam Perancangan Produk Kriya Gerabah Interior di Desa Wisata Sitiwinangun
Dinamika Industri Kreatif dan Dampaknya Terhadap Keberlanjutan Kawasan Perumahan Bersejarah di Revitalisasi Sentra Kerajinan Keramik Hias Plered Kabupaten Purwakarta Melaui Regenerasi Perajin Pemula
Bandung Utara Desain Sistem Toilet pada Masa Tanggap Darurat Bencana
Pengaruh Modifikasi Pola Hidup dalam Penatalaksanaan Beberapa Penyakit Degeneratif diWilayah Nagrog Ujung Berung Desain Bangunan Tradisisional Kasepuhan Ciptagelar Dusun Sukamulya, Desan Sirnaresmi, Kecamatan
Edukasi Penggunaan ObatYang Rasional Untuk Ibu Hamil dan Menyusui diWilayah Kiaracondong BandungJawa Barat Cisolok, Kabupaten Sukabumi sebagai Modal Pengembangan Wisata Daerah
Peningkatan Quality of Life Penderita Tuberkulosis Paru Melalui Edukasi dan Pemberian vitamin D Pengembangan Desain Home-Decor Rotan Raut dari Limbah Rotan Core Bagi Perajin Muda RotanTegalwangi,Cirebon
Tatalaksana dan Edukasi Pasien Ketergantungan Obat di Klinik Medika Antapani Bandung Art And Science-Within Border; Pameran Kolaborasi Prodi Seni Rupa FSRD ITB dan ITB
Pendekatan Mengajar Teknik Passing dalam Permainan Sepakbola Usia 12 Perancangan FilmAnimasi Karmawibhangga Borobudur:Transformasi narasivisual Statis Menuju narasivisual Dinamis
Karakteristik Fisiologis Atlet Bulutangkis Ganda Campuran Pada Saat Pertandingan Konversi Sampah Daun Di Kampus Ganesha Menjadi Bahan Bakar Gas Melalui Gasifikasi
Pengembangan Platform Co-Creation Digital dalam Pengembangan Pariwisata Jawa Barat
Biokonversi Kotoran dan Sisa Pakan Ternak (Domba) oleh Black Soldier Fly (BSF) untuk Menghasilkan Larva
BSF Dan Kompos Premium (Residu Dan Lindi)
Pelatihan Teknologi Kultivasi Mikroalga Air Laut untuk Produksi Akuakultur (Larvikultur)
184
Studi Kesiapan PnS Pemerintah Provinsi Jawa Barat Dalam Mengadopsi E-Government Pengembangan Media Pembelajaran Mengenai Reaksi Kimia Berbasis Teknologi Informasi
Pengembangan Aplikasi Pendukung Perumusan Strategi Pemasaran Dan Pengelolaan Data Pelanggan Bagi UMKM Pemisahan Bahan Alam
Aplikasi Asesmen Pertumbuhan Organisasi Untuk UMKM Seni Sebagai Terapi dalam Kelompok Sebagai Upaya Meningkatkan Kecerdasan Empati Bagi Mahasiswa Di ITB
Perancangan Alat Bantu Produksi Tahu Untuk UKM Dengan Pendekatan Perancangan Sistematik Telaah Seni dan Budaya visual Indonesia Abad 21
Sosialisasi Rancangan Akustik ‘International Recital Hall’ Musik Dan Tari Tradisional Banyuwangi Model Translasi Budaya Sebagai Strategi dalam Revitalisasi Objek Cagar Budaya
Pendampingan Pengembangan Program EBTKE Di Madrasah Aliyah Asih Putera, Kota Cimahi, Jawa Barat Peningkatan SDM Unggul Berbasis Teknologi Digital dan Kreativitas Industri Desain Kominikasi visual Menghadapi
Pemurnian Biogas Menjadi Biometana Dengan Absorpsi CO2 Menggunakan Air Bertekanan Era Revolusi 4.0
Pengembangan Food Teaching Industry Berbasis Singkong Untuk Meningkatkan nilai Tambah Bahan Baku Pengembangan Batik Pewarna Alam Khas Desa Loji, Majalengka
Lokal Sebagai Sarana Pemberdayaan Masyarakat Pendekatan Prediksi Tren dalam Perancangan Produk Berbasis Tradisi
Pembuatan Green Diesel Dari Sabun Logam Melalui Lipolisis Minyak nabati Pengembangan Desain Berbasis Budaya Tradisi Lokal Sebagai Penguatan Identitas Produk Kerajinan Keramik Plered
Pembuatan Protein Terproteksi Dari Kacang Kedelai dan Produk Turunan Untuk Pakan Ternak Ruminasia Pengembangan Produk Kreatif Melalui Optimalisasi Material Berbasis Limbah Genteng di Jatiwangi
Evaluasi Produk Menggunakan Text Mining pada Media Sosial Kabupaten Majalengka
Swarming UAv untuk Misi Pemetaan dan Pemantauan Secara Kolaboratif pada Wahana Fixed-Wing Studi Identifikasi Relasional Tampilan Desain Kemasan Produk Konsumer dan Keputusan Membeli Oleh
Pembuatan Panggangan Sate dengan Mode Radiasi Inframerah Konsumen Menggunakan Data Eye-Tracking Dan Self-Report Questionnaire Berbasis Analisis Semantika Produk.
Pengembangan Menuju Bahan Bakar Padat Ramah Lingkungan: Prototipe Mesin Briket untuk Merealisasikan Pengembangan Sistem Digital Database untuk Mendukung Pembelajaran Etnografi Desain
Metode Pembriketan Tanpa Perekat Dari Luar (Binderless Briquetting Method) Pengembangan Material vernakular Sebagai Elemen Lingkungan Binaan Berbasis Aktivasi Masyarakat (Studi
Pengembangan Model Pengelolaan Pembangunan Kembali Sektor Perumahan Pasca-Gempa nTB 2018. Kasus : Terakota- Kab. Majalengka)
Risiko Bencana Gempa Bumi untuk Kota Jakarta StudiAwal PengembanganTeknik Konservasi Karya Seni Rupa Dan Budaya di Indonesia -Analisis Perubahan Struktur dan
Penyusunan Buku Bunga Rampai Sistem dan Manajemen Jalan Tol Karakteristik Pigmen Cat Minyak Mempergunakan Metode Microanalisis Sem DanXrd - Studi Kasus pada Restorasi Lukisan
Propagasi Akustik Bawah Air di Perairan Indonesia Panel Flora dan Fauna di Indonesia Karya Pelukis Lee Man Fong Koleksi Grand Hotel Indonesia
Sumberdaya Energi Gelombang Laut dan Pemanfaatannya di Kawasan Perairaan Indonesia "Seni Sampah Seni ", Daur Ulang Limbah Menjadi Karya Seni
Model Fisik Sistem Pelindung Pantai natural untuk Kondisi Lingkungan Pantai di Indonesia Pengembangan Disain Teknologi Tepat Guna Pengolahan Pangan Dengan Pendekatan Ergonomi
Optimasi Produksi Pada Sumur Gas Dilihat dari Sisi Keekonomian dan Keteknikan Otomasi Sederhana Pendukung Tata Laksana Pencegahan Covid-19
Pengembangan Sistem Terpadu Manajemen Pemantauan Penurunan Muka Tanah Akibat Penambangan Perancangan Sistem Informasi Pendaftaran Fasilitasi Pembinaan IKM Berbasis Website pada Dinas
Batubara Bawah Tanah Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat
Model Pengambangan Badan Usaha Milik Desa di Palabuhanratu, Sukabumi Pengolahan Air Limbah Industri Batik Skala Kecil Menggunakan Sistem Modul
Konstruksi Rumah Bambu Plester untuk Hunian Tetap (Huntap) Pasca Bencana Upaya Peningkatan Mutu Arang Limbah Kayu Menjadi Arang Aktif
Pengembangan Inovasi Konstruksi Blok Kayu Modular untuk Bangunan Bertingkat Pengembangan Sistem Pendukung Keputusan dengan Perangkat Lunak untuk Meningkatkan Kinerja Umkm
Identifikasi Penggunaan Sistem Prefabrikasi dalam Rangka Penghematan Sumberdaya pada Pembangunan Pemanfaatan E-Commerce Berbasis Sosial Media untuk Meningkatkan Daya Saing Pariwisata
Apartemen Murah dan Menengah di Indonesia Usulan Metode Perencanaan Kapasitas Produksi untuk Industri Make To Order
Studi Modul Struktur Bangunan Tahan Banjir pada Permukiman Padat Perkotaan Pengukuran Tingkat Kesiapan Manufaktur untuk Penerapan Teknologi Perekatan dan Material Komposit pada
Policy For Housing And Dwelling Quality: Collaborative Endeavor with Badan Penelitian dan Pengembangan Perusahaan Manufaktur Pesawat di Indonesia
Kebijakan Dan Penerapan Teknologi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Analisis Kualitas Pelayanan Jasa Tranportasi Umum Mass Rapid Transportation Jakarta
Dinamika Kelompok dalam Pengembangan Komunitas: Kasus Penataan Permukiman Padat di Kampung Sosialisasi Tentang Perancangan Akustik Gamelan & Tari Bali Concert Hall ke Pemerintah Provinsi Bali
Manteos, Bandung. Penerapan Food Teaching Industry Berbasis Singkong Untuk Meningkatkan nilai Tambah Bahan Baku Lokal
Sampah Harianku: Eksplorasi Strategi Perubahan Perilaku Terhadap Sampah untuk Anak Usia Dini Melalui Sebagai Sarana Pemberdayaan Masyarakat
Pembelajaran Jurnal Harian Pembuatan Senyawa Pengemulsi Pangan Berbahan Dasar Minyak Sawit
Pelatihan Pengolahan Ikan nila Berdasarkan Pendekatan Circular Economy di Kabupaten Subang Pengembangan Teknologi Produksi Protein dan Minyak Kelapa Rakyat Berkualitas Tinggi untuk Bahan
Penggunaan Metode Eksperimental dalam Upaya Peningkatan Literasi Keuangan Umkm di Kota Bandung Pangan dan Kosmetik
Pengaruh Pegangan (Grip) Terhadap Ketepatan pada Teknik Jump Smash Bulutangkis Perancangan dan Pembuatan Cold Storage Untuk Produk Pertainian
Edukasi Gaya Hidup Sehat Terkait Olahraga, nutrisi, Waktu Istirahat dan Penanganan Stress Terhadap Kajian Pemanfaatan Limbah Pertanian Jagung Sebagai Sumber Bahan Bakar Skala Komunal
Mahasiswa di Asrama dan Unit Kegiatan Mahasiswa ITB Maket Instalasi Pengolah Air Limbah Dari Kegiatan Kriya
Pengembangan Teknologi Budidaya dan Pengolahan Umbi Eksotis Sebagai Pangan Alternatif Pengembangan Indikator Kinerja Transportasi Perkotaan
Alih Teknologi Budidaya Ikan nila Menggunakan Sistem Akuakultur Tertutup untuk Daerah Urban Studi Mikro Terkait Rekayasa dan Penataan Fasilitas dalam Menunjang Aktifitas naik Turun Pengguna
Teknologi Pasca Panen Pengawetan Filet Ikan nila Menggunakan Bahan Alami Tradisional Angkutan Umum dan Ojek Online dalam Kerangka Edukasi dan Kajian Kebijakan Pada Suatu Pusat
Pelatihan Peningkatan Kesadaran Lingkungan : Praktek Pembuatan Awetan Tumbuhan dan Hewan Sebagai Kegiatan, Studi Kasus Kawasan Kampus ITB
Sumber Data Keanekaragam Hayati di Indonesia Buku Pembiayaan Transportasi Perkotaan
Penentuan Umur Layan Beton Berdasarkan Perhitungan Laju Difusi Klorida Terhadap Beton dengan Campuran Fly
Pengolahan Limbah Cair Industri Batik Berbasis Sumberdaya Lokal Ash yang Diretakkan
Desain Pipa Bawah Laut di Indonesia
Pemanfaatan Lahan Pekarangan Sebagai Potensi Dalam Pengembangan DesaWisata Berbasis Pertanian dan Masyarakat Efektivitas Pemanfaatan Pemecah Gelombang Terapung (Floating Breakwater)
Pembuatan Peta Bahaya Tsunami, Studi Kasus Palu 2018
Alih Teknologi Tepat Guna Berbasis Tumbuhan untuk Peningkatan Potensi Wisata Alam di Pangjugjugan, Pengembangan Sistem Pengelolaan Data Kualitas Air dalam Upaya Perbaikan Kualitas Kesehatan Lingkungan
Cilembu, Sumedang Peningkatan Efisiensi Proses Pemurnian Gas Melalui Potensi Pemanfaatan Kondisi Superkritikal pada Lapangan Gas
Pengembangan Program Fragile Watermarking untuk Otentikasi Karya video Digital dengan CO2 Tinggi
Sistem Kendali Lampu Tenaga Surya Hemat Energi Pemetaan Lubang Bekas Tambang di Provinsi Kalimantan Selatan dengan Metode Penginderaan Jarak Jauh
Pengembangan Prototipe Cloud Storage (SDS) Untuk Edukasi Dan Pembelajaran Implikasi Pengembangan "Port City" Terhadap Pola Pengembangan Kota di Kota Cirebon, Jawa Barat
Bantuan Teknis Dan Rekomendasi untuk Pemanfaat Jaringan Wifi untuk Konektivitas Antar Dinas dan Akses Perencanaan Spasial Laut Berorientasi Masyarakat
Internet di Kota Payakumbuh Sumatera Barat Pengurangan Risiko Bencana Tsunami dalam Pengembangan Kawasan Wisata
Pemetaaan Dampak Penurunan Muka Tanah di Wilayah Gedebage Kota Bandung Digitalisasi dan Kewirausahaan Perdesaan
Pemanfaatan Data PWv-GPS untuk Mendukung Aktivitas Pertanian dan Peternakan di Kampung Pasir Angling, Strategi Evakuasi Kebakaran Pada Kampung Kota. Studi Kasus: Kampung Taman Sari, Bandung
Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Bamboo Space Frame
Eksplorasi Promosi Destinasi Wisata Bahari Informatif Berbasis Spasial untuk Mendukung Pariwisata nasional Pembangunan Online and Offline Platform Bisnis Analitik UMKM
Pemanfaatan Satelit Himawari untuk Pemantauan Kejadian Cuaca Ekstrem di Daerah Bandung Selatan Platform Co-creation Digital dalam Manajemen Industri Digital Kreatif: Cimahi Creative Digital Forum,CimahiTeknopark
Kajian Proof Of Concept Impact-Based Forecast untuk Kebencanaan Banjir di Indonesia Pemberian Edukasi Terkait Kewaspadaan Terhadap IMS Pada Masyarakat Kab.Tabanan Provinsi Bali
Capacity Building Model Cuaca untuk Petani Aren di Kawasan Hutan Desa Guna Pengentasan Kemiskinan
(Studi Kasus : Desa Cilangari dan Sekitarnya, Kecamatan Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat) Mengembangkan Kemandirian Ekonomi Warga Dusun Pakusorok
Perancangan Mobile Edugame Matematika yang Diterapkan Bagi Siswa-Siswa di Kampung Areng
Network For Astronomy School Education Bagi Guru IPA Bandung dan Sekitar Edukasi Program Olahraga Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Aktivitas Fisik dan Budaya Bangsa pada
Menghidupkan Kembali Fasilitas Pemantauan Matahari Real-Time di Gedung Surya Observatorium Bosscha Anak-anak di Karang Taruna
Edukasi Fisika Berbasis Internet of Things (IoT) untuk Indonesia Bebas Kebakaran Hutan
Cahaya Dalam Seni dan Desain Sosialisasi dan Implementasi Program Latihan Usia Dini Cabang Olahraga Bulutangkis di Majalengka
Penulisan Buku: “PerancanganAlat-Alat Sederhana Peringatan BencanaAlam yang dapat Dibuat Sendiri oleh Masyarakat”
Dan Lain-lain
185
UCAPAN
TERIMA KASIH
LINGKAR 5: SeI MeNGGARIS LINGKAR 2: SeLAAWI
- Abdul Hafid, Kepala Desa Sri Nanti - H. Saripudin, Tokoh masyarakat Selaawi
- Amat, M.Pd., Kepala Bidang SMK Dinas Pendidikan - Ildham, Ds. Bobos Selaawi
Kabupaten Nunukan - Iwan, Kebon Awi Nagrok Selaawi
- Andi Mirnawati, Guru SMKN1 Sei Menggaris - KeMASeL (Keluarga Mahasiswa Selaawi)
- Andi Muamar Qadafi, Guru SMKN1 Sei Menggaris - Ridwan effendi, Camat Selaawi
- Arif Budiman, Camat Sei Menggaris - utang Mamad, Perajin bambu asal Kampung Ciloa, Desa
- Budi Hartono, PT Medco Energi Mining Indonesia Mekarsari
- Dany Wokal, SPAM Sei Menggaris - Yayasan Selaawi Raksa Mandiri
- Irfandy, Alumni angkatan pertama SMKN 1 Sei Menggaris
- Junianto, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa LINGKAR 1: BANDuNG RAYA DAN SuMeDANG
Kabupaten Nunukan - H. Dedep Abdurrahman, Pandai Besai Desa Mekarmaju
- Kuing Surang, Ketua Adat Suku Dayak Kenyah - Komunitas Bandung Mitigasi Hub (BMH)
- Muhammad Syukri, Sei Menggaris - Ili, S.Sos., Camat Rancakalong, Kabupaten Sumedang
- Rici Sugianto, PT Duta Tambang Rekayasa - usep Bunyamin, Kepala Desa Mekarmaju, Kecamatan
- Robby Nahak Serang, Asisten Kepala Daerah Bidang Ekonomi Pasirjambu, Kabupaten Bandung
dan Pembangunan Kabupaten Nunukan
- Rusmini Hakim, Kepala Sekolah SMKN 1 Sei Menggaris
- Syaiful, Guru di SMKN 1 Sei Menggaris
- Tonny P. Sastramihardja, Presiden Direktur PT Medco Energi
Mining International
- PT Duta Tambang Rekayasa
- Pelajar SMKN 1 Sei Menggaris
LINGKAR 4: MANINJAu
- Surya Chandra, Wakil Kepala Sekolah SMAN 1 Tanjung Raya
- SMAN 1 Tanjung Raya
LINGKAR 3: BLoRA, CePu, DAN JePARA
- Abdul Khakim, Peternak dan Pemilik Usaha Kambing Perah
- Abdul Kharis, Peternak dan Pemilik Usaha Kambing Perah
- Andrik, Pelaku Kesenian Barongan/Perajin
- Djoko Sutrisno, Ketua Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi
Jawa Tengah
- eko Suyanto, S.e., S.Pd., Ketua PKBM Amal Bhakti Indonesia
yang berperan membina warga dan petani Desa Kentong
- Purwadi, Perajin
- Singgih Hartono, Ketua LSM Ampera,
- Slamet eko Mulyono, Pengurus Upat Upat Bumi
- Sunaryoto, Pengurus Upat Upat Bumi
- Sunu Wijarko, Qoirunna’im (ASC)
- Supat, PKBM Upat Upat Bumi
- Supri, petani peserta pelatihan jamur merang
- Suryanto, Pimpinan Kwarcab
- Sutaat, Tokoh masyarakat
- Wiwid Purwanto, Perajin
2
TUNMABGUAHRI
LEMBAGA PENELITIAN Desa
DAN PENGABDIAN
KEPADA MASYARAKAT
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG