Mendung
(Marsya Aulia Putri)
Banyak yang bilang..
Mendung belum pasti hujan
Aku pun juga mempercayai nya
Karena memang itu faktanya
Ibaratkan warna pun..
Mendung itu berwarna abu-abu
Yang berarti masih terambang labil
Beda hal nya dengan warna putih dan hitam
Mungkin.. di saat keadaan seperti ini membuat orang bingung
Ada yang sebagian merasa senang,
Dan ada yang merasa kawatir
Karena.. setiap orang berbeda-beda
Entah mengapa aku suka dengan suasana ini
Walaupun awan terasa redup,
Namun.. terasa sejuk
Dan suasana nya hanya angin berhembus yang mengguncang dedaunan
Antologi Puisi dari madrasah | KAMIPUN BISA 46
Keramaian Terasa Sepi
(Marsya Aulia Putri)
Mungkin aneh menurut orang lain
Tapi memang itu lah yang ku rasakan
Dimana kita semua bergabung
Namun terasa asing
Karena bagiku hanya dia yang membuat aku pun merasa ramai
Bukan soal fiksi remaja
Ataupun kisah cinta
Namun tentang ke utuhan
Mungkin kalian sampai di sini masih bingung apa yang ku rasakan
Karena.. rasa itu engga semua bisa di ungkapkan dengan kalimat
Cukup rasakan dan jalani
Karena skenario kita sudah di atur Tuhan
Antologi Puisi dari madrasah | KAMIPUN BISA 47
Sepasang Mahkota
(Marsya Aulia Putri)
Aku tau.. aku tidak sepandai anak yang lain
Dari segi akhlaq pun aku harus banyak memperbaiki
Namun aku punya satu keinginan
Mungkin ini hal yang mustahil,
Namun aku akan tetap berusaha
Di surga nanti aku ingin memasangkan mahkota untuk ayah dan ibu
Walau.. banyak yang menertawaiku
Hanya karena mimpi aneh ku
Tapi aku akan mencoba untuk memperbaiki diri
Dan aku akan membuktikan di suatu kelak nanti
Antologi Puisi dari madrasah | KAMIPUN BISA 48
Mencintai
(Marsya Aulia Putri)
Aku tau mencinta itu membuat ku bahagia
Tapi lain hal nya dengan ini
Dimana aku mulai mencintai kamu,
Namun kamu melupakan ku dalam sekejap
Aku tau aku tidak sempurna,
Aku juga tau.. aku ga seperti wanita yang lain
Apakah kisah kita hilang sekejap hanya karena dia
Terimakasih pernah ada
Suatu kelak.. kamu akan paham
Dimana aku yang mencintai mu dengan tulus,
Tidak seperti dia
Antologi Puisi dari madrasah | KAMIPUN BISA 49
Maaf
(Marsya Aulia Putri)
Satu kata namun sulit terucap
Ego dan perasaan selalu bertolak belakang
Dimana ego selalu berkata tidak,
Dan perasaan berkata iya
Mungkin... lidah ku selalu kaku untuk mengucapkan nya
Terkadang pun aku bingung mau mulai dari mana
Dimana letak kesalahan ku,
Tuhan, aku, dan kamu yang menjadi saksi
Dimana aku mencoba untuk meminta maaf kepada mu
Walaupun... Ini bukan sepenuhnya salah ku,
Tapi aku sadar.. aku juga salah di sisi itu
Terimalah permintaan maaf ku,
Lalu kita kan membuka lembar kertas baru
Dimana kita memulai dari awal yang baik
Antologi Puisi dari madrasah | KAMIPUN BISA 50
Sunyi
(Marsya Aulia Putri)
Dimalam gelap yang sepi
Angin berhembus kencang
Ku menepi di suatu pulau
Dimana... tempat yang sangat sunyi
Disinilah ku meneratapi awan
Aku merasa nyaman dengan kesunyian ini
Mungkin semua orang takut dengan kesepian
Namun aku tidak
Di saat ini lah ku bisa berpikir
Berfikir... sebagaimana kah ku harus berjalan
Terkadang... kamu selalu terlintas di pikiran ku
Mungkin kita tidak bisa bersama lagi
Awalnya aku merasa sedih
Namun setelah ku pikir-pikir aku harus bangkit
Aku pun bisa tanpa mu
Cukup dengan kisah kita yang dulu
Akan ku jalani hari hari ini dengan hal yang baru
Agar aku bangkit tanpa memikirkan mu
Antologi Puisi dari madrasah | KAMIPUN BISA 51
Pengagum Rahasia
(Marsya Aulia Putri)
Aku menyukaimu.. walau kau tak tau
Karena.. selama ini aku tutupi
Walau selama ini kita hanya lah sahabat,
Namun perasaan ku berkata lain
Meskipun selama ini kamu tidak menyadarinya,
Aku pun hanya selalu berdoa
Semoga suatu kelak kamu akan tau,
Tanpa harus ku ucap terlebih dahulu
Aku tau ini berat,
Namun keluh kesah ku ingin sekali ku utarakan
Tapi aku takut kamu menjauh di saat kamu tau aku memiliki perasaan lebih
Jadi.. lebih baik seperti ini
Walau hanya sekedar pengagum rahasia
Antologi Puisi dari madrasah | KAMIPUN BISA 52
Kecewa
(Marsya Aulia Putri)
Satu kata seribu makna.
Mungkin sulit untuk di ungkap kan,
Tapi sering di tunjukkan.
Mungkin karena kecewa,
Aku tidak bisa berkata apa-apa.
Sepatah kata pun sulit ku ucapkan.
Karena sudah terbalas dengan kenyataan.
Dari situ.. aku sulit memaafkan mu.
Biarkan lah ku sendiri terlebih dahulu.
Silahkan di saat kesendirian ku,
Kau manfaatkan untuk berfikir.
Berfikir dimana letak kesalahan mu.
Antologi Puisi dari madrasah | KAMIPUN BISA 53
Perbedaan
(Marsya Aulia Putri)
Aku dan kamu memang lah berbeda.
Aku pun sadar..
Dari segi mana pun aku tetap tidak bisa sejajar dengan mu.
Mungkin bagaikan bulan dan matahari..
Yang tidak bisa beriringan.
Sama hal nya aku dan kamu.
Kamu yang berkehidupan di atas cukup.
Sedangkan aku, tidak ada apa apanya di mata mu.
Dalam hal sekolah pun kita berbeda.
Aku hanyalah anak beasiswa yang ketergantungan.
Sedangkan kamu.. adalah anak dari pemilik sekolah.
Tapi aku yakin.
Bahwa kamu adalah orang yang tepat dalam perasaan.
Kita bisa di persatukan, walaupun kita banyak perbedaan.
Antologi Puisi dari madrasah | KAMIPUN BISA 54
Cinta Pertama
(Marsya Aulia Putri)
Semua orang memiliki cinta pertama
Termaksud aku juga punya
Aku sangat menyayanginya,
Dan berharap.. suatu kelak aku bisa membuat dia tersenyum
Dia itu adalah Ayah dan Ibu ku
Merekalah cinta pertama ku
Karena cuma mereka yang bisa membuat ku bangkit
Kasih sayang mereka membuat ku luluh dalam hal apapun
Terimakasih sudah memberi cinta mu untuk ku
Dan berkat ayah dan ibu, aku memahami apa arti cinta dan kasih sayang
Sampai kapan pun aku selalu mencintai kalian
Tanpa aku ungkap kan pun,
Semoga kalian merasakan hal yang sama
Antologi Puisi dari madrasah | KAMIPUN BISA 55
Seperempat Malam
(Marsya Aulia Putri)
Di tengah malam yang sunyi
Tepat di dekat rembulan
Aku bersujud kepada engkau
Di situ lah aku merintikan air mata
Semua keluh kesah yang ku pendam selama ini,
Aku curah kan semua kepada engkau
Karena aku yakin
Hanya engkau yang bisa jadi pendengar yang baik
Bagi ku.. di saat seperempat malam itu,
Seperti tempat ku memohon
Di situ lah aku merasa lemah di depan kau
Karena hanya kau dan aku yang tau
Dan kau selalu membalas doa ku itu
Walau entah itu sekarang, besok, lusa, atau di suatu kelak
Antologi Puisi dari madrasah | KAMIPUN BISA 56
Pertemuan
(Marsya Aulia Putri)
Menurut ku..
Sekolah bukan hanya tempat belajar,
Namun... tempat menambah pengalaman.
Salah satunya tentang kisah kita.
Kisah kita, dimana kita dahulunya tidak saling kenal.
Namun seiring nya berjalan nya waktu,
Kita di pertemukan.
Dimana kamu sosok yang aku tuju saat itu,
Namun kamu belum mengetahui keberadaan aku.
Yang aku harap kan hanyalah kamu melihat ke belakang,
Disana ada aku yang memperhatikanmu.
Antologi Puisi dari madrasah | KAMIPUN BISA 57
Hujan
(Marsya Aulia Putri)
Mungkin banyak orang bilang,
Hujan itu menyenangkan
Tapi menurut ku tidak
Menurutku.. hujan hanya indah di awal saja
Setelah aku merasakan nya,
Aku akan sakit
Memori ku terulang
Dimana aku memaksamu untuk beriringan mengiringi hujan
Dan di saat itu juga sekejap kebahagian ku menghilang
Di waktu, hari, detik yang sama kamu meninggalkan ku
Dari situlah aku membenci hujan
Namun... Kamu memaksakan aku untuk tidak menyalahkan hujan,
Karena di titik itu lah dia di samping aku
Antologi Puisi dari madrasah | KAMIPUN BISA 58
Teluk Alaska
(Marsya Aulia Putri)
Mungkin.. banyak yang bilang,
Mencintai itu indah.
Bahkan.. banyak yang ingin merakasan itu.
Namun.. tidak semua kisah berakhir sama.
Banyak rintangan yang belum ku ketahui.
Mungkin yang ku ketahui hanya dari sisi indah nya saja.
Tapi aku akan tetap mencobanya,
Walau belum tahu kedepan nya seperti apa.
Tapi bagaimana kah kisah kita,
Yang saling mencintai namun tidak bisa di persatukan.
Seperti teluk Alaska,
Dua lautan yang bertemu namun tidak bisa di satukan.
Antologi Puisi dari madrasah | KAMIPUN BISA 59
Abu-abu
(Marsya Aulia Putri)
Dimana banyak orang bilang,
Warna tersebut adalah warna suram
Mengapa kalian berbicara seperti itu
Padahal warna nya bagus
Bahkan aku menyukai warna tersebut
Karena warna ini memiliki arti tersendiri
Dia melambangkan sulit untuk tertebak
Tapi sangat terlihat elegan
Aku tak perduli orang lain berkata apa
Ini lah aku
Mungkin kalian tidak menyukainya,
Sedangkan aku bertolak belakangnya
Walau terlihat datar,
Namun berjiwa tenang
Antologi Puisi dari madrasah | KAMIPUN BISA 60
PROFIL PENULIS
Hallo Perkenalkan nama saya Marsya Aulia Putri asal sekolah
saya dari MAN 1 kab.Bekasi. saya lahir di Karawang pada tanggal
satu Maret 2005. Saya memiliki segudang cita-cita dan mimpi
yang ingin saya raih. Salah satunya adalah untuk memiliki karya-
karya tulis supaya bisa selalu di ingat dan akan terus mengalir.
IG : @itsmrsyptr_
Antologi Puisi dari madrasah | KAMIPUN BISA 61
Sekedar Singgah
(Marchika Bela Mujwah S.)
Jangan datang jika hanya sekedar menyakiti
Jangan memberi harapan jika berniat untuk mengecewakan
Aku tahu dirimu yang pandai merangkai kata,
yang selalu pandai meyakinkanku tentang dirimu,
yang selalu membuatku berpikir apakah kamu benar-benar mau berubah?
Telah kucoba kesekian kalinya untuk memberikanmu kesempatan, tapi apa?
Adakah perubahan?
Jika kamu datang disaat sepi, janganlah kembali
Disakiti tak seindah yang kamu bayangkan
Menangis bukan karena meratapi kesedihan,
karena dikecewakan oleh siapa dirimu sebenarnya, belum puas?
Kamu telah memperlakukan ku semaumu
Bahkan aku sangat tulus mencintaimu, harus bagaimana jika membuatmu sadar?
Apa aku harus pergi?
Supaya kamu mengerti
Antologi Puisi dari madrasah | KAMIPUN BISA 62
Jarak dan Doa
(Marchika Bela Mujwah S.)
Jika jarak itu menjauhkan,
maka yakinlah bahwa doa itu mendekatkan
Jika jarak itu memisahkan,
maka yakinlah bahwa doa itu mampu menyatukan.
Jika jarak itu meresahkan,
maka yakinlah doa itu menenangkan.
Doa adalah cara terbaik saat jarak yang menjadi pemisah antara
rindu dan harapan
Antologi Puisi dari madrasah | KAMIPUN BISA 63
Mencintaimu Dalam Diam
(Marchika Bela Mujwah S.)
Aku tak tahu
Sampai kapan rasa ini terus tumbuh didalam dadaku
Rasa yang begitu indah, yang membuatku tersenyum sendiri
Berkhayal akan kehadiran dirimu
Saat hari beranjak gelap
Bayangmu selalu hadir dipikiranku..
Cinta ini adalah cinta sepi
Yang tak sanggup kusampaikan kepadamu
Entah..
Sampai kapan aku harus mencintaimu dalam diam...
Antologi Puisi dari madrasah | KAMIPUN BISA 64
Sebuah Harapan
(Marchika Bela Mujwah S.)
Hi kamu
Kuharap kamu baik baik saja. Tenang saja,
Kamu tak perlu menghawatirkanku aku sangat baik, bahkan terlampaui baik
Seperti layaknya hujan
Aku akan sangat bisa meredam kesedihanmu namun lebih dari itu, aku juga sangat
bisa menyakitimu
Jadi, kamu harus hati hati kepadaku. karna aku tak selamanya bisa menjadi baik
Aku sangat berharap sikapmu baik seperti dulu yang baru pertama kali aku kenal
Waktu kita baru pertama kali chatingan kamu selalu memperdulikan aku,
memperhatikanku, begitu pun sebaliknya aku kepadamu
Tetapi sekarang sikapmu itu pun sudah pudar tidak seperti dulu yang aku kenal
Aku mohon kepada Tuhan untuk mengembalikan sikapmu yang dulu kepadaku
Jujur, aku sangat merindukan itu...
Antologi Puisi dari madrasah | KAMIPUN BISA 65
Caraku Menjaga Cintaku
(Marchika Bela Mujwah S.)
Dengan tak menghubungimu
Tak juga mengirim pesan untuk menanyakan kabarmu.
Mungkin ini tak biasa,
Tapi bagiku..
Inilah cara terbaik mencintaimu
Aku mencintaimu dengan menjauh darimu,
Bukan karena aku membencimu, justru aku sangat mencintaimu,
Dan aku ingin menjagaku juga menjagamu, menjaga tulusnya hatimu,
dan juga menjaga kesucian hatiku.
Inilah caraku mencintaimu
Dalam diamku,
Dalam ketulusanku,
Dalam kesucianku
Dalam cara tak biasaku.
Meski sulit
Meski berat
Meski sangat sakit untukku.
Namun ku tahu ini pilihan terbaik agar kita tak terlalu saling mengharap
Karena berharap hanya pantas pada sang pemberi nafas
Karena berharap hanya pantas digantungkan pada sang pengatur detak jantung
Padanya kuharap dia akan menjagamu untukku
Biarlah ku hanya bisa menyapamu lewat senandung doa agar untukmulah
Segala kebaikan agar bersamamulah segala keindahan.
Antologi Puisi dari madrasah | KAMIPUN BISA 66
Sumpah Merdeka
(Marchika Bela Mujwah S.)
Sumpahlah mantra paling berani
Terlontar penuh keyakinan pasti
Seperti gema sumpah pemuda yang mengisi dada pewaris negeri
Sumpah adalah pawang doa
Melangit bersama cerah mega
Menuntut penuh segala daya
Meraih warna warni angkasa
Memulas dinding negeri impian
Negeri yang lahir sebagai berkah
Doa mustajab sebuah sumpah
Pada pemuda yang tak sudi menyerah
Mengusung nyala MERAH daerah
Menjunjung gigih PUTIH bersih
Sumpah para pemuda negeri
Adalah pijakan awal perjalanan pernyatuan tubuh kebangsaan
Dalam sebuah pengakuan dalam
Satu tanah
Satu bangsa
Satu bahasa
Antologi Puisi dari madrasah | KAMIPUN BISA 67
Pancasila
(Marchika Bela Mujwah S.)
Kau lah dasar kokoh penopang negara
Memberi kami tumpuan untuk meraih cita cita kaulah pusat pembentuh hukum
berkuasa membuat kami teratur dalam menjalankan negara tercinta.
Sebait singkat dalam setiap silamu
Memiliki makna luas berilmu
Hari hariku yang dipenuhi bait dalam silamu
Dipenuhi indah oleh norma penyejuk jiwaku.
Saat syair dalam kehebatan mu mulai terlupakan
Menjadikan anak bangsa terjerumus dalam keburukan tak ada persatuan,
tak ada kejujuran yang ada hanya kemunafikan.
Kami yang mencari jalan dalam kegelapan hukum.
Berharap kau bersinar memancarkan keadilan,
memancarkan segala urusan yang terangkum demi nikmatnya kemakmuran.
Pemuda pemudi Indonesia penerus bangsa
Terus berjuang menjunjung tinggi namamu
Meneriakan serta menjalankan makna PANCASILA satu pedoman ku
Antologi Puisi dari madrasah | KAMIPUN BISA 68
Batikku
(Marchika Bela Mujwah S.)
Bentangan kain memanjang
Warna warni penuh dengan goresan
Pola pola yang indah dan menawan
Membuat mata terpukau akan sebuah keindahan
Kaulah..
Kaulah khas negeriku
Karya kebanggaan bangsaku
Kecantikanmu
Menjadi identitas Indonesiaku
Batik...
Itu namamu
Yang mampu membuat mata dunia terpaku
Terpaku akan keindahan motifmu...
Batik...
Aku bangga memilikimu
Aku bangga memakaimu..
Dan aku bangga saat mengenalmu..
Karena kaulah budaya negeriku...
Antologi Puisi dari madrasah | KAMIPUN BISA 69
Tentang Luka
(Marchika Bela Mujwah S.)
Katamu kau cinta tapi mengapa kau beri luka?
Luka yang kamu ciptakan sungguh menjalar dan mematikan syaraf syaraf
hingga ujung harapan senja cintaku.
Dimanakah indahnya cinta yang dulu pernah kamu sungguh kan untukku?
Ingatkah kamu dengan janjimu, saat kamu duduk dan mendekap ditubuhku
dibawah terik senja itu, katamu kamu akan tetap tinggal dan memperjuangkanmu.
Apa itu semua palsu?
Aku yang amat menjaga perasaanku secara utuh
agar tak ada yang menggantikanmu dalam hatiku.
Tapi mengapa kamu hanya menjaga hatiku saat kamu hanya butuh?
Dimanakah letak kesalahan ku?
Antologi Puisi dari madrasah | KAMIPUN BISA 70
Pemuda Itu Adalah Santri
(Marchika Bela Mujwah S.)
Wahai para pemuda
Generasi penerus bangsa
Yang tinggal menetap di sebuah desa.
Kegiataan sehari-hari diisi mengaji
Mengabdi kepada para kiai
Menimba ilmu tak kenal henti
Siang malam terus berganti.
Tinggalkan rumah nan jauh di sana
Berpisah dengan kedua orang tua.
Demi sebuah impian dan cita-cita.
Bekal hidup menghadapi tantangan bangsa
Bangsa ini menunggumu
Bangsa ini memerlukanmu
Dengan banyaknya rintangan dan halangan.
Bersiaplah untuk menghadapi arus rintangan menderu.
Antologi Puisi dari madrasah | KAMIPUN BISA 71
Janji Santri
(Marchika Bela Mujwah S.)
Sudah waktunya memimpin dunia
Dengan nilai nilai agama
Bila kebenaran datang orang akan berjuang
Sekarang saat yang tepat untuk membangun umat
Harus ada pebimbing untuk penguasa rakyat yang berdaulat
Bukan pejabat atau tentara
Hanya dengan iman dan takwa akan lahir pemimpin bangsa
Yang adil dan bisa dipercaya
Bila jalan masih panjang bukan berarti harus berhenti berjuang
Nilai sebuah kemenangan ada dalam kesabaran dan besarnya pengorbanan
yang kita tuang hanya ada satu sumpah maju terus dalam dakwah
Antologi Puisi dari madrasah | KAMIPUN BISA 72
Guru
(Marchika Bela Mujwah S.)
Suara canda dan tawa
Riuh ricuh yang kami ciptakan sering membuatmu kelelahan
rasa jenuh kerap menggoreskan luka dihatimu
Guru..
Rasa bosan yang kami rasakan tak menjadikanmu ringan tangan
Sikap dan perilaku tak sesuai harapan
Kesabaranmu menjadi teladanku
Guru...
Kebodohan membutakan mataku kau bagaikan lentera ditengah gelapku
Yang mampu menerangi langkahku tuk menyongsong pagi hari
Guru...
Hadirmu akan kurindukan
Kini kutuliskan separa kata
Tentang bimbinganmu yang menuntunku ke pintu kesuksesan.
Terima kasih guruku..
Antologi Puisi dari madrasah | KAMIPUN BISA 73
Untukmu Ibu
(Marchika Bela Mujwah S.)
Ibu..
Sungguh besar pengorbananmu
Sembilan bulan sepuluh hari aku dalam perutmu
Tiada kau mengeluh kau membawaku
Hingga engkau rela bertaruh nyawa melahirkan
Ibu
Engkau sangat pemilik wajah langit
Dibawah telapak kakimu bertempat surga
Ibu, sungguh mulia hatimu bu
Ikhlas dan tulus pengabdian mu
Ibuu
Engkaulah dunia bagi hidupku
Penuntun jalan bagi langkahku
Lentera penerang dalam gelapku
Pelepas dahaga rasa hausku
Pelepas lapar isi perutku
Ibu
Sungguh tiada mampu aku membalas budi baikmu
Hanya segenap doa kuminta kan untukmu
Semoga kebahagiaan selalu menyertaimu
Senantiasa sehat hari harimu
Antologi Puisi dari madrasah | KAMIPUN BISA 74
PROFIL PENULIS
Haii perkenalkan nama saya Marchika bela mujwah saputri kalian bisa
panggil saya 'chika' atau 'putri'
Asal sekolah saya MAN 1 Bekasi. Saya lahir di Pati jateng pada tanggal 26
Maret 2004. Saya memiliki banyak keinginan salah satu nya yaitu bisa
memiliki atau menciptakan karya karya tulis.
IG:@mjwhptr34 jangan lupa d fllw ya man teman
Antologi Puisi dari madrasah | KAMIPUN BISA 75
Pemuda Pemimpi
(Adinda Junior)
Swastamita di bawah garis cakrawala
Sedangkan kau masih bermimpi untuk negeri
Berjanji melangkah berjuang dengan bakti
Dan membangun negeri yang sejahtera ini
Kau pemuda negeri
Dengan mimpi, semua bermula
Hingga kau ucapkan sumpah yang luar biasa
Dan kini, sumpah itu menyatu dalam jiwa pemuda
Wahai pemuda
Mimpimu setinggi-tingginya awan di langit biru
Dan perjuanganmu sepanjang jarak swastamita dengan arunika
Kau berhasil berikrar pada negara!
Gemuruh suaramu menggetarkan sejarah
Semangatmu semakin menggebu-gebu
Terimakasih pemuda
Kaulah pemimpi yang ulung bagi negeri
Antologi Puisi dari madrasah | KAMIPUN BISA 76
Selamat Hari Guru
(Adinda Junior)
Di bawah teriknya matahari
Engkau berjuang membimbing kami yang tertatih
Lelah tak menjadikanmu menyerah
Justru kesabaranmu kian meninggi
Engkau berjalan seraya menatap cakrawala
Berusaha mengadu lelah pada semesta
Tapi, semangatmu mengalahkan keluhanmu
Dan kembali pada kami yang membutuhkanmu
Kau memberi kami banyak ilmu pengetahuan
Kau mampu merubah gulita menjadi benderang
Bahkan kau menuntun kami menuju kesuksesan
Sungguh, dunia menjadi saksi atas pengabdianmu
Lihat, kami berdiri disini
Menunggu kehadiranmu yang sangat berarti
Dengan semangat kami mengucap Terima Kasih
Selamat Hari Guru Nasional 25 November 2020
Antologi Puisi dari madrasah | KAMIPUN BISA 77
PROFIL PENULIS
Saya Adinda Junior dari MAN 1 Kab. Bekasi. Lahir pada bulan
November 2004. Hobi saya membaca dan menulis. Harapan
saya adalah terus konsisten dalam segala hal, salah satunya
yaitu selalu berkarya di bidang kepenulisan.
Antologi Puisi dari madrasah | KAMIPUN BISA 78
Tersesat
(Nanda Syaharotulo Ajizah)
Hari pun sudah malam
Sang rembulan sudah menelanjangi malam
Aku terdiam disini tak tau arah barat maupun timur
Aku tegaskan pendengaranku
Supaya tak salah mendengar langkah kaki seseorang
Aku bersandar dibawah lampu kota
Aku hanya melihat debu debu yang tersorot lampu kota
Dimalam yang seperti ini,
Aku hanya ditemani suara riuh daun daun yang tertiup angin
Kicauan burung gagak yang melintas
Dan pikiran pikiran yang sedang kacau
Egoiskah aku? Karna mengikuti kata hatiku?
Antologi Puisi dari madrasah | KAMIPUN BISA 79
Bangkit
(Nanda Syaharotulo Ajizah)
Kata kegagalan, sudah tak asing didengar
Semua orang pasti mengalami kegagalan
Tapi tak selamanya akan terus gagal
Pasti semua orang akan berusaha untuk bangkit
Ya, bangkit.
Satu kata yang harus dilakukan bersama perjuangan
Tak mengenal dan tak menghitung derasnya keringat
Aliran doa yang seirama dengan derasnya keringat
Kumpulkanlah kegagalan menjadi kenangan
Bungkus cita cita menjadi rencana
Lawan setiap hambatan
Sampai kau jabat bahagia dalam sebutir debu
Antologi Puisi dari madrasah | KAMIPUN BISA 80
Di Luar Sana
(Nanda Syaharotulo Ajizah)
Masih banyak orang yang lebih membutuhkan,
Bahkan banyak yang mendonorkan anggota tubuhnya demi menyambung hidup
Semua itu karna?
Karena ulah para syaitan berdasi
Masih ada relawan,
Yang membantu dengan mengharap pujian orang lain
Membantu dalam rangka makhluk sosial (meminta pendapat)
Maupun kekrisisan ekonomi
Masih banyak tetangga,
Yang membuat cerita hoax
Hanya karna terbawa suasana iri hati
Tanpa memikirkan resiko yang akan terjadi
Untuk apa mereka lakukan itu semua?
Apa duniaku sekarang berubah?
Apa sudah tak ada lagi wadah?
My earth, please you're comeback
Antologi Puisi dari madrasah | KAMIPUN BISA 81
Rintihan Penghuni Rumah Gubuk
(Nanda Syaharotulo Ajizah)
Rumah gubuk,
Rumah tanpa kaca
Ventilasi pun dibuat seadanya
Dan anyamannya terkadang terbang terbang tertiup angin
Untuk memasak pun harus mencari kayu bakar
Bahkan untuk mandi pun, harus pergi ke sungai
Dan untuk berangkat kerja dan sekolah,
Harus melewati jembatan yang kayunya mulai rapuh
Kami,melewati semuanya penuh kesabaran dan ketabahan
Walau rumah kami yang selalu direndahkan,
Kami percaya cerita kami lebih indah
Dibanding orang lain yang hidupnya diatur oleh hartanya
Kami sedih,
Jika rumah kami harus digusur
Karna ingin dibuat pabrik dan gedung
Semoga kalian mengerti kata hati kami
Antologi Puisi dari madrasah | KAMIPUN BISA 82
Solidaritas
(Nanda Syaharotulo Ajizah)
Tak Hanya mulut yang mengucapkan solidaritas
Tak hanya senyuman yang belum pasti meyakinkan
Semuanya butuh akan bukti
Bukan kesempurnaan mulut berbicara
Solidaritas dicontohkan oleh,
Tangan dan mata
Saat mata menangis, pasti tangan mengusap
Saat Tangan terluka, mata hanya bisa menangis
Seburuk apapun teman,
Tugas kita memperbaiki bukan menjauhi
Jaga baik-baik kesolidaritassan
Karna itu, termasuk tugas pertemanan
Antologi Puisi dari madrasah | KAMIPUN BISA 83
Malam Ini
(Nanda Syaharotulo Ajizah)
Malam ini terasa dingin
Kududuk sendiri tanpa ditemani,
Cahaya bulan dan bintang
Betapa sunyinya malam ini
Kuratapi kesunyian ini,
Sambil kubayangkan
Betapa ku merindukan
Bulan dan bintang
Kuratapi kesunyian ini,
Melamun sendiri
Mendengarkan suara angin
Sembari menulis syair
Antologi Puisi dari madrasah | KAMIPUN BISA 84
Merindukan Hujan
(Nanda Syaharotulo Ajizah)
Saat ini,
Negri kami dilanda kemarau panjang
Kami sangat merindukan hujan
Sebagaimana,aku merindukan mu
Saat kedatangan hujan,
Membawa pengaruh yang berbeda pada setiap orang
Ada yang mengeluh karena takut banjir
Mungkin,
Mereka masih belum paham
Bahwa ujan salah satu rahmatmu
Penolong manusia disaat kekeringan
Dan tak bisa dibayangkan,
Kalau hujan tak lagi datang
Bumi akan terasa seperti padang pasir
Dan mahluk hidup akan perlahan mati
Antologi Puisi dari madrasah | KAMIPUN BISA 85
Mencintai Dalam Diam
(Nanda Syaharotulo Ajizah)
Cintaku hanya diatas kertas
Cerita cintaku,
Hanya disampaikan oleh goyangan pulpen
Yang tau, hanya hatiku dan diaryku
Nyaliku hanya sebutir debu
Untuk mengungkapkan semuanya
Hanya dengan tatapan tak sengaja
Membuat hati dan nyaliku menciut
Senyum simpulnya,
Yang terlukis di wajahnya.
Membuat angan-angan
Yang tak mampu ku usir
Saat rindu,
Saat cemburu,
Hanya pulpen yang berkata
Dan hanya buku lah tempatku bercerita
Antologi Puisi dari madrasah | KAMIPUN BISA 86
Dari Bangun Tidurku
(Nanda Syaharotulo Ajizah)
Kudengar suara adzan
Ditengah lelapnya tidurku
Langsung kubuka mata ini
Lalu kubasahi tubuh ini dengan air wudhu
Tanpa berfikir panjang
Langsung ku bersujud
Kepada yang memiliki diri ini
Tak lupa ku panjatkan sejuta do'a
Sambil kubasahi
Kedua telapak tangan ini
Dengan aliran aliran
Do'a yang kupanjatkan
Antologi Puisi dari madrasah | KAMIPUN BISA 87
Ulang Tahun Indonesia
(Nanda Syaharotulo Ajizah)
Perayaan ulang tahunmu tahun ini,
Tidak semeriah tahun sebelumnya
Yang dimana tahun ini,
Harus membanjiri do'a untuk indonesia
Meskipun seperti itu,sang saka merah putih terus berkibar
Seperti,sepantasnya kita harus mengobarkan semangat juang
Walaupun tahun ini berbeda,
Semuanya pasti punya harapan agar indonesia tetap makmur
Walaupun Kami hanya mendengar sejarahnya saja,
Tak melihat keadaan saat itu
Tak mendengar tangisan karna kemenangan
Bagaimana pun,kami lah penerus para pejuang tersebut.
Kisah sejarahnya,penuh dengan kenangan dan perjuangan
Merelakan darah berkucur di medan perang
Sampai tak terhitung jiwa yang gugur
Demi mempertahankan indonesia.
Kami,sebagai penerus bangsa
Akan terus bersatu
Dengan tekad setinggi langit
Untuk mempertahankan negara indonesia.
Antologi Puisi dari madrasah | KAMIPUN BISA 88
Hari Kesaktian Pancasila
(Nanda Syaharotulo Ajizah)
Pancasila...
Kaulah penopang negara
Disetiap silamu,
Berisi tumpuan untuk meraih cita-cita
Walau singkat,
Kau bisa menjadi penentu hukum yang berkuasa
Dan bermakna luas berilmu
Hari-hariku, dipenuhi norma penyejuk jiwa
Kau pemancar keadilan,
Saat kami dalam kegelapan hukum.
Kami sebagai penerus,
Akan terus menjunjung tinggi namamu
Dalam bait setiap silamu,
Tak ada kata menyerah dalam sejarah
Sesosok pahlawan, hanya tinggal jejak sejarah
Yang tertinggal dibumi
Negara indonesia,
Akan membawa pelita
Oleh para pemuda pemudi
Tanpa rasa egoisme menghampiri
Antologi Puisi dari madrasah | KAMIPUN BISA 89
Batik Kebanggaan Indonesia
(Nanda Syaharotulo Ajizah)
Ukiranmu, mengundang keindahan
Yang setia pada kearifan.
Dari sudut ke sudut,
Kutemukan ketelitian sang pelukis.
Sangat indah untuk dipandang
Apalagi saat terbentang luas.
Terlihat,
Cerah, lembut, dan halus
Saat kain itu terbentang dibawah raja siang,
Kain itu sangat dikagumi
Karna terdapat banyak corak-corak,
Yang mengandung makna berilmu
Semua itu,
Ciptaan tangan yang bernilai seni,
Jemari lentik melakoni peran tersentil.
Aksi canting cantik karsa berlabel
Antologi Puisi dari madrasah | KAMIPUN BISA 90
Mimpi Terindah
(Nanda Syaharotulo Ajizah)
Mimpi terindah,
Bukan hanya karna aku berhasil melupakannya
Melainkan aku bisa membuktikan,
Bahwa aku bisa jauh lebih baik jika tanpanya.
Mimpi terindah,
Jika usaha tidak menghianati hasil
Siang malam terus berusaha
Dan pada akhirnya membawa keberhasilan.
Jangan membesarkan amarah jika gagal
Jangan meninggi jika berhasil
Roda dunia terus berputar
Kita hanya menanti waktu,kapan kita harus diatas dan sebaliknya.
Jika mengalami kegagalan,
Itu bukan berarti akan gagal lagi
Teruslah berusaha
Demi mimpi yang diimpikan.
Antologi Puisi dari madrasah | KAMIPUN BISA 91
Hanya Teman
(Nanda Syaharotulo Ajizah)
Saat malam tiba,
Sebelum ku tidur, aku selalu mengingat ulang
Senyummu dan sapaanmu untukku,
Itu hampir membuatku hilang akal.
Saat kulihat story mu,
Aku paham, pasti kau sedang membutuhkanku
Aku mencoba untuk membalas story mu,
Supaya aku punya peluang untuk dibuatnya tersenyum.
Balasan singkatmu,
Membuatku selalu berpikir untuk mencari pembahasan
Saat ku balas pesan singkatmu
Kau mengabaikan pesan dariku.
Ku kembali melihat story mu,
Terpajang foto temanku
Disini ku sadar,
Bahwa cinta tak harus memiliki
Antologi Puisi dari madrasah | KAMIPUN BISA 92
Ungkapan Kami Untuk Seluruh Guru Tanah Air
(Nanda Syaharotulo Ajizah)
Tepat pada tanggal 25 november,
Hari spesial untuk seluruh guru di indonesia
Pena pun, mulai menari di atas kertas
Menuliskan kata yang ingin kami ucapkan untukmu
Kau selalu membimbing kami menuju cita-cita
Mengajari kami mulai dari hal yang belum pernah kami ketahui
Walau keringatmu selalu membasahi tubuhmu,
Sama sekali kau tidak menghilangkan semangatmu
Kau selalu menjadi motivator untuk kami,
Agar terus tetap bersemangat dalam mencari ilmu
Karna terkadang,kami mempunyai cita-cita yang tinggi
Namun,kami tidak bisa melawan rasa malas.
Tugas-tugas yang selalu kau berikan,
Mengajari kami dalam menghargai waktu
Terima kasih guru,
Telah mengajariku walau di mulai dari hal-hal kecil sekalipun.
Antologi Puisi dari madrasah | KAMIPUN BISA 93
Seseorang Yang Sangat Berharga
(Nanda Syaharotulo Ajizah)
Ibu...
Seorang perempuan yang sangat berharga bagiku
Yang selalu menemani di setiap langkahku
Do'amu, menjadi suatu syafa'at untukku
Dan kau selalu menjadi evaluasi pribadiku
Hadirmu dan senyummu,
Menjadi keselamatan dalam hidupku
Kau selalu menjadi yang terbaik untukku
Sampai sepatah katapun tak mampu kuucapkan
Kau selalu berusaha demi mewarnai hidupku
Kau selalu berdo'a demi mengubah kehidupanku,
agar menjadi lebih baik lagi.
Suatu saat, perhiasan mahkota lah yang akan menghiasimu.
Kau pencerah di setiap detikku
Kau memang tidak bisa membantuku mengerjakan PR.
Namun, tanpa mu aku ini bukan siapa-siapa
Dan bukan apa-apa
22 Desember 2020 ini,
menjadi tahun terakhir untuk mengecewakanmu.
Aku akan berusaha menjadi lebih baik lagi
Demi mempertahankan senyummu.
Antologi Puisi dari madrasah | KAMIPUN BISA 94
Happy Birthday
(Nanda Syaharatulo Ajizah)
Pagi berganti malam
Jam 00.00 pun tiba
Hari lahirku berulang
Aku pun mengingat memori-memori masa kecilku
Sejenak, kupejamkan mataku sebentar
Terlarut dalam symphony kenangan masa lalu
Kubuka lagi mataku
Karna ku tak ingin tenggelam dalam kenangan
Beranjak dari tangisan menderu
Barisan angka bertambah satu
Ingin rasanya aku menulis diary tentang kebahagiaanku
Tetapi aku tak bisa menulis yang tak mampu ku eja
Mungkin mereka anggap, nuansa hari ini biasa
Tapi nuansa hari ini menurutku sangat berbeda
Tak menyangka waktu telah berganti
Walau tak membawa kehangatan
Antologi Puisi dari madrasah | KAMIPUN BISA 95