The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by erik pratama, 2021-05-26 20:34:06

Dummy buku-FULL-R07-ISI

Dummy buku-FULL-R07-ISI

BUKU PROGRAM KERJA
EKSKUL KEROHANIAN

Pengarah
Drs. Purwadi Sutanto, M.Si
Penanggung Jawab
1. Dr. Juandanilsyah, S.E., MA
2. Herudin
Tim Penyusun:
1. Rahmat Hidayat, S.Pd., M.Pd.
2. Firman Danny, S. Pd
3. Erik Pratama, S.Pd., MT
4. Angga Dwi Jayanto, S.S
5. Dian Rahmawati, S.Pd., MM
6. Indah Budianti, S.Pd., M. IL



PENGANTAR

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang tidak diimbangi dengan iman dan takwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa menyebabkan
manusia sulit untuk mengendalikan dirinya sehingga
timbul tindakan pelanggaran terhadap nilai dan
norma dalam kehidupan masyarakat. Di sisi lain, nilai-
nilai yang berkembang di masyarakat lambat laun
mulai melemah. Bukan tidak mungkin nilai-nilai ini
akan memudar karena tergerus zaman. Adapun nilai-
nilai yang dirasakan mulai melemah seiring
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
diantaranya adalah nilai toleransi, kebersamaan,
gotong royong, semangat kebangsaan, dan
kebinekaan. Untuk itu diperlukan solusi yang tepat
guna meningkatkan sikap toleransi, kebersamaan,
gotong royong, semangat kebangsaan dan
kebinekaan di kalangan anak zaman sekarang.

Sebagai upaya untuk untuk menumbuhkan
kembali sikap toleransi, kebersamaan, gotong royong,
semangat kebangsaan, dan kebinekaan di kalangan
anak masa kini, khususnya siswa Sekolah Menengah
Atas, Direktorat SMA bidang peserta didik telah
melaksanakan penyusunan buku Program Kerja
Ekstrakurikuler Bidang Kerohanian. Buku ini

i

diharapkan mampu menjadi inspirasi pengelolaan
bidang kerohanian di satuan Pendidikan.

Tak ada gading yang tak retak, seperti apa kata
pepatah, tentunnya buku ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna, dan seiring
dengan waktu buku ini akan terus mengalami
perbaikan dan penyempurnaan di kemudian hari.

Terima kasih kami ucapkan kepada semua
pihak telah membantu, sehingga buku ini dapat
terbit dan hadir di sekolah, Salam kerohanian, Santun,
Berkarakter, dan Saling Menyayangi.

Jakarta, Oktober 2020
Kordinator Bidang
Peserta Didik

Dr. Juandanilsyah, S.E., MA
NIP. 196308031991031001

ii



DAFTAR
ISI

PENGANTAR ................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................... V
MENGAPA EKSKUL KEROHANIAN ?.......................................... 1
ANAK SEKOLAH JAMAN NOW..................................................... 23

Potret Anak Sekolah Jaman Now........................................ 25
Potret Akhlak Anak Sekolah Jaman Now ........................ 27
Ekskul Anak Jaman Now ........................................................ 28

EKSKUL KEROHANIAN .................................................... 31

Definisi Ekskul Kerohanian .................................................... 33
Pendekatan Kegiatan Ekskul Kerohanian ....................... 39

WARNA BARU EKSKUL KEROHANIAN............................ 43
TIPS dAN TRIK.............................................................. 53

Teknis Pembuatan Program Kerja ............................ 55
Contoh Program Kerja .............................................. 57

DAFTAR PUSTAKA .......................................................... 70

v





MENGAPA EKSKUL KEROHANIAN?

Pada Mei 2020 tepatnya di bulan Ramadan,
media sosial sempat dihebohkan oleh aksi prank
seorang youtuber bersama rekan-rekannya yang
memberi bingkisan sampah dan batu bata kepada
kelompok masyarakat tertentu. Hal serupa terjadi lagi
pada Juli 2020 yaitu prank pemberian sampah
berkedok daging kurban kepada warga masyarakat.
Seolah-olah mereka tidak berkaca pada kasus
sebelumnya. Lagi-lagi hal seperti ini terjadi pada
momen-momen keagamaan tertentu.

Kasus lain yang juga menghebohkan jagat
media sosial di tahun 2019 sampai 2020, adalah aksi
prank pocong yang dilakukan sekumpulan pemuda
di jalan raya. Dengan berdandan layaknya pocong,
para pemuda tersebut sengaja menakut-nakuti
warga dan para pengguna jalan. Aksi tersebut sangat

3

membahayakan bagi pengguna jalan raya karena
dapat menimbulkan kecelakaan lalu lintas. Belum
lagi tindakan teror yang dilakukan oleh sekumpulan
anak-anak bermotor juga meresahkan masyarakat.

Salah satu aksi teror terjadi pada Juli 2020 di
salah satu kota di Indonesia. Aksi teror dan kekerasan
yang dilakukan oleh geng motor itu sengaja direkam
oleh salah satu anggota geng motor dengan tujuan
untuk menunjukkan eksistensi kelompoknya. Aksi
teror yang dilakukan geng motor serupa juga terjadi
di beberapa wilayah di Indonesia. Mayoritas anggota

4

geng motor itu merupakan anak-anak yang masih
duduk di bangku sekolah menengah.

Kasus lainnya, aksi bullying ‘perundungan’ yang
sengaja direkam dan disebarluaskan melalui media
sosial oleh pelaku dengan berbagai tujuan. Aksi
perundungan dapat terjadi di dalam dan di luar
lingkungan sekolah. Salah satu contoh aksi
perundungan yang sedang viral di media sosial saat
ini adalah aksi cium kaki sebagai bentuk permintaan
maaf si korban pada pelaku perundungan.
Perundungan yang dilakukan oleh siswa terhadap
siswa lainnya merupakan salah satu tindak kekerasan
yang tidak dapat ditolelir oleh siapapun.

Data riset Programme for International Students
Assessment (PISA) 2018 menunjukkan terdapat 41,1%
siswa yang mengalami tindakan perundungan di
sekolah. Adapun, data Organisation for Economic Co-

5

opperation and Development (OECD) 2019
menyatakan bahwa Indonesia menduduki posisi ke-5
dari 78 negara yang peserta didiknya banyak
mengalami perundungan (katadata.co.id.2019).

Sementara itu, tahun 2018 KPAI merilis data
persentase kekerasan pada bidang pendidikan.
Terdapat 161 kasus, di antaranya digolongkan menjadi
beberapa tipe, yaitu pelaku tawuran (19,3%), korban
tawuran (14,3%), pelaku bullying (25,5%), korban
bullying (22,4%), dan korban pemerasan dan lainnya
(18,7%) (Kompasiana.com, 2020). Dari data tersebut,
jelas terlihat bahwa tindakan kekerasan berupa
perundungan merupakan tindakan dengan
persentase tertinggi di lingkungan sekolah.

6

7

8

Semakin maju ilmu pengetahuan dan teknologi,
tatanan nilai pun semakin bergeser. Salah satunya
adalah menurunya tingkat kepekaan sosial anak
jaman now karena penggunaan gawai yang
berlebihan. Sejalan dengan survei yang dilakukan
oleh Centre for Strategic and international Studies
(CSIS) pada tahun 2017 bahwa kaum muda adalah
pengguna media sosial yang sangat tinggi (87%).
Data survei The Wahid Foundation (2017)
menunjukkan kaum muda sangat intensif dengan
media sosial seperti Instagram, Twitter, Facebook, dan
Linkedin sebanyak 77%. Bahkan, melalui penelitian
dijelaskan bahwa kaum muda mempelajari agama
dari media sosial (Jurnal Studi Pemuda. Vol.5. Zuly
Qodir).

9

Gambaran kecil prilaku anak jaman now yang
dipaparkan tersebut jauh dari sikap toleransi dan
nilai-nilai agama.

Disisi lain, anak jaman now mulai kehilangan
figur suri tauladan dalam kehidupan mereka.
Ketergantungan terhadap gawai dan media sosial
menyebabkan lahirnya figur-figur yang mengusung
aliran materialisme dan hedonisme. Hal ini
berdampak pada pola pikir dan prilaku mereka. Ada
anggapan bahwa orang hebat adalah yang kaya serta
memiliki gaya hidup kekinian, bukan mereka yang
berprestasi. Pada umumnya mereka banyak
mengejar popularitas dan eksistensi diri serta
kelompoknya. Hal ini membuat mereka nekat
melakukan apa saja demi memenuhi keinginan
tersebut. Keinginan kuat untuk diterima di
komunitasnya dan lemahnya mental menimbulkan
depresi.

10

Ada apa dengan anak jaman now? Sebuah
pertanyaan yang cukup menggelitik bagi banyak
pihak. Fenomena yang dipaparkan di atas adalah
sebagian kecil dari gambaran prilaku mereka. Hal ini
menunjukkan betapa pentingnya penanaman nilai-
nilai agama dan budi pekerti pada anak-anak jaman
now sehingga memiliki karakter sebagaimana
disebutkan dalam tujuan pendidikan nasional,
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20
Tahun 2003, yaitu menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang tidak diimbangi dengan iman dan takwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dapat menyebabkan
manusia sulit untuk mengendalikan dirinya sehingga

11

timbul tindakan pelanggaran terhadap nilai dan
norma dalam kehidupan masyarakat. Sementara itu,
nilai-nilai yang berkembang di masyarakat lambat
laun mulai melemah dan akan memudar seiring
dengan perkembangan zaman, antara lain nilai
toleransi, kebersamaan, gotong royong, semangat
kebangsaan, dan kebinekaan. Untuk itu diperlukan
solusi yang tepat, guna meningkatkan nilai-nilai
tersebut di kalangan anak jaman now.

Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk

menumbuhkan kembali nilai-nilai yang hilang di

kalangan anak jaman now adalah melalui kegiatan

Ekskul Kerohanian. Untuk menyelenggarakan

kegiatan Ekskul Kerohanian, diperlukan suatu

pedoman dalam bentuk Buku Program Kerja Ekskul

Bidang Kerohanian. Dasar hukum penyusunan buku

program kerja Ekskul bidang kerohanian ini mengacu

pada Undang-Undang, Peraturan Pemerintah dan

12

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
berikut ini:

1. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.

2. Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 2015 tentang
perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah
No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, bahwa Peraturan Pemerintah No. 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No.19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Pada pasal 53 ayat 2 butir a dan
Pasal 79 ayat 2 butir b yang menyatakan bahwa
Kegiatan Ekstrakurikuler termasuk di dalam
rencana kerja tahunan satuan pendidikan, dan
kegiatan ekstrakurikuler perlu dievaluasi

13

pelaksanaannya setiap semester oleh satuan
pendidikan.
3. Peraturan Presiden No. 87 Tahun 2017 Tentang
Penguatan Pendidikan Karakter.
4. Permendiknas No. 39 Tahun 2008 Tentang
Pembinaan Kesiswaan.
5. Permendikbud No. 62 Tahun 2014 tentang
Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah.
6. Permendikbud No. 63 Tahun 2014 tentang
Ekstrakurikuler Pendidikan Kepramukaan
7. Permendikbud No. 23 Tahun 2017 tentang Hari
Sekolah. Kegiatan Ekstrakurikuler dijelaskan
pada Pasal 5 ayat 1, ayat 5, ayat 6 dan ayat 7, serta
pasal 6 ayat 1 dan 2 Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan No. 23 Tahun 2017.

14

8. Permendikbud No. 20 Tahun 2018 Tentang
Penguatan Pendidikan Karakter Pada Satuan
Pendidikan Formal.

9. Peraturan Menteri Agama No. 55 Tahun 2007
Tentang Pendidikan Agama dan Keagamaan.

10.Peraturan Menteri Agama No. 16 Tahun 2010
Tentang Pengelolaan Pendidikan Agama di
Sekolah

11. Permendikbud No. 82 Tahun 2015 Tentang
Pencegahan dan Penanggulangan Tindak
Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan.

Demi tercapainya tujuan pendidikan nasional
serta sesuai dengan perkembangan zaman, maka
Ekskul Kerohanian yang ada pada saat ini harus
mampu bertransformasi menjadi salah satu ekskul
yang ikut berperan dalam menumbuhkembangkan
sikap toleransi, kebersamaan, gotong royong,
semangat kebangsaan, dan kebinekaan. Ekskul

15

Kerohanian harus mampu menyuguhkan berbagai
kegiatan yang menarik minat seluruh siswa untuk
berpartisipasi dengan tetap mengedepankan sikap
saling menghormati perbedaan dan keberagaman
sebagai fitrah terindah dari Tuhan Yang Maha Esa.

16

17

Upaya transformasi yang dikenal dengan istilah
rebranding ‘penjenamaan ulang’ harus dilakukan
pada ekskul kerohanian. Upaya ini tentunya harus
didukung oleh berbagai hal seperti kebijakan, sarana
prasarana dan lainnya. Dengan demikian tujuan dari
rebranding ekskul kerohanian akan tercapai secara
optimal. Salah satu upaya yang dilakukan oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia terhadap upaya tersebut adalah melalui
peluncuran Buku Pedoman Program Kerja Ekskul
Kerohanian. Buku ini hadir dengan maksud untuk
mengubah paradigma lama tentang ekskul
kerohanian yang berkembang selama ini dengan
stigma bahwa siswa yang aktif dalam ekskul
kerohanian adalah siswa yang termarginalkan, tidak
kekinian serta anti pada toleransi, keberagaman dan
perbedaan.

18

Buku Pedoman Program Kerja Ekskul Kerohanian ini
terdiri dari lima (5) bab, yaitu:

Bab I : Berisi informasi tentang fenomena yang
muncul di kalangan anak jaman now
sehingga menjadi alasan dibutuhkannya
ekskul kerohanian di sekolah.

Bab II : Pemaparan tentang gambaran Anak
Sekolah Jaman now. Bab ini
menggambarkan potret anak sekolah
jaman now dan ekstrakurikuler anak
jaman now.

Bab III : Pemaparan tentang Bidang Kerohanian.
Bab ini memberikan informasi dan
pemahaman tentang definisi bidang
kerohanian, dan contoh kegiatan Ekskul
Kerohanian.

19

Bab IV : Pemaparan tentang rebranding ekskul
kerohanian. Bab ini memberikan informasi
tentang apa dan bagaimana pengelolaan
ekskul kerohanian yang dibutuhkan
sesuai kondisi saat ini.

Bab V : Berisi tips dan trik penyusunan program
kegiatan ekskul kerohanian serta
sistematika penyusunan proposal
kegiatan kerohanian.

Buku ini bertujuan untuk membantu para
pengurus ekskul kerohanian dalam melakukan
pembaharuan terhadap berbagai kegiatan yang
selama ini dilaksanakan sehingga kegiatan dapat
dikemas dengan menarik dan diminati oleh semua
siswa dan dengan tetap mengedepankan rasa saling
menghormati adanya keberagaman agama. Buku ini

20

diharapkan mampu melahirkan Ekskul Kerohanian
yang dapat mewadahi potensi anak jaman now dan
menumbuhkan karakter serta akhlak mulia sesuai
dengan Tujuan Pendidikan Nasional.

21

22

2

ANAK SEKOLAH
JAMAN NOW



Potret Anak Sekolah Jaman Now

Pada masa peradaban modern, pemanfaatan
teknologi dan internet tidak bisa dihindari. Bagi anak
jaman now, gadget ‘gawai’ sudah menjadi hal yang
tak tergantikan. Tanpa panduan buku manual pun,
mereka mampu mengoperasikannya. Hal tersebut
menjadi nilai lebih bagi mereka. Kreativitas dan
inovasi mereka lebih tinggi dibandingkan dengan
anak-anak generasi sebelumnya.

Internet dan gadget akan menjadi kolaborasi
yang luar biasa dalam menyediakan informasi bagi
mereka. Informasi yang tidak terbatas memancing
rasa penasaran untuk mengeksplorasi. Kegiatan ini
berakibat pada keinginan untuk meniru dan
melakukan hal yang melampaui batas usia mereka.
Selain itu, pemikiran mereka pun jauh lebih terbuka
karena sudut pandang dan wawasan yang luas.

25

Namun, kreativitas dan inovasi yang terlalu
tinggi bisa berdampak baik atau buruk. Maraknya
pembuatan konten video jahil atau prank menjadi
marak buktinya. Hal ini dapat menjadi pengaruh
negatif bagi moral dan karakter.

26

Potret Akhlak Anak Sekolah Jaman Now

Perkembangan zaman berpengaruh pada
perubahan akhlak dan cara berpikir anak sekolah
jaman now. Mereka bisa mengetahui dunia di luar
batas pemahaman yang dimilikinya. Informasi yang
tidak disaring inilah yang memicu degradasi moral.
Perubahan tersebut cenderung menggeser akhlak
dan cara berpikir mereka ke arah yang tidak baik.
Kemerosotan akhlak itu terjadi karena kemajuan
teknologi informasi yang tidak dibarengi dengan
pengawasan dan wawasan kerohanian yang cukup.

Beberapa posting-an di media sosial, istilah anak
jaman now menunjukan adanya kemerosotan akhlak
mereka. Istilah ini sebenarnya merupakan istilah
bernada candaan seperti prilaku aneh dan tidak wajar
anak zaman sekarang. Istilah ini kian marak
digunakan, bahkan pada headline sebuah portal

27

berita. Salah satunya adalah seperti Kelakuan
Nyeleneh Kids Jaman Now yang memperlihatkan
anak kecil sedang berpacaran dengan caption-nya
“Kids Jaman Now”.

Ekskul Anak Sekolah Jaman Now

Untuk meminimalkan risiko buruk

penyimpangan prilaku anak sekolah jaman now,

dibutuhkan wadah kegiatan yang dapat

mengarahkan pola pikir dan menata pola prilakunya.

Di lingkungan sekolah, wadah tersebut kita kenal

sebagai kegiatan ekskul dengan tujuan untuk

mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan,

kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta

didik secara optimal dalam rangka mendukung

pencapaian tujuan pendidikan nasional.

28

Selain itu, ajaran agama perlu ditanamkan pada anak
sejak dini. Agama merupakan faktor utama yang
terbukti dalam melindungi pergaulan anak-anak
yang masih labil. Anak-anak yang dibekali ilmu
agama yang baik dapat menyaring pengaruh buruk
dari lingkungannya.

Kegiatan ekskul yang memuat aspek
kerohanian di semua agama sangat dibutuhkan.
Melalui kegiatan ekskul kerohanian, anak jaman now
diharapkan mampu melindungi diri dari pergaulan
yang dapat merusak akhlak.

29

30





EKSKUL KEROHANIAN

Permendikbud Nomor 62 Tahun 2014 tentang
Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan
Menengah menyebutkan bahwa bentuk
ekstrakurikuler itu terdiri atas krida, karya ilmiah,
latihan olah-bakat latihan olah-minat, dan
keagamaan atau bentuk kegiatan lainnya.
Ekstrakurikuler kerohanian menjadi satu-satunya
bentuk ekstrakurikuler bidang keagamaan yang
dikembangkan berdasarkan prinsip partisipasi aktif
dan menyenangkan. Partisipasi aktif menuntut
keikutsertaan peserta didik secara penuh sesuai
dengan minat dan pilihan masing-masing,
sedangkan menyenangkan mengisyaratkan bahwa
kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan dalam suasana
yang menggembirakan bagi peserta didik.

33

Kegiatan Esktrakurikuler Kerohanian

diselenggarakan dalam rangka memberikan

bimbingan kepada peserta didik agar bisa

mengamalkan ajaran agamanya. Kegiatan ini

mendorong mereka membentuk sikap yang sesuai

dengan ajaran agamanya.

34

Ekstrakurikuler Kerohanian diharapkan menjadi

program sekolah yang dapat memperluas wawasan

pengetahuan keagamaan, mendorong pembinaan

sikap, dan penguatan nilai- nilai karakter bagi peserta

didik. Tujuan akhir program ini adalah

terinternalisasinya nilai-nilai tersebut dalam diri

peserta didik. Kegiatan Esktrakurikuler Kerohanian

juga diharapkan dapat berkontribusi dalam

mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Dalam pelaksanaannya, ruang lingkup

ekstrakurikuler kerohanian meliputi:

1. Individual, yakni kegiatan ekstrakurikuler

yang diikuti oleh peserta didik secara

perorangan.

2. Berkelompok, yakni kegiatan

ekstrakurikuler yang diikuti oleh peserta

didik secara:

a. Klasikal

b. Paralel

c. Antarkelas

35

Fungsi program Ekstrakurikuler Kerohanian
adalah memberikan pengalaman peserta didik
dalam menjalankan ajaran agamanya dan
memfasilitasi pengembangan kecerdasan dan
kreativitas peserta didik.
Tujuan ekstrakurikuler kerohanian adalah sebagai
berikut:

1. Meningkatkan pemahaman terhadap ajaran
agama agar mampu mengembangkan dirinya
sejalan dengan aturan dan norma agama serta
dapat mengamalkannya dalam perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya.

2. Meningkatkan kompetensi peserta didik
sebagai bagian dari masyarakat dalam
melakukan hubungan dengan lingkungan
sosial, budaya dan alam sekitar.

36

3. Menyalurkan dan mengembangkan potensi,
bakat dan minat peserta didik agar kreatif,
kritis, komunikatif kolaboratif dan prestatif.

4. Melatih sikap religi, disiplin, kejujuran,
kepercayaan, tanggung jawab, mandiri,
semangat gotong royong dan kebangsaan.

5. Menumbuh kembangkan prilaku baik yang
mengintegrasikan hubungan dengan tuhan,
manusia, alam semesta dan diri sendiri.

6. Meningkatkan kepekaan peserta didik
terhadap masalah sosial kegamaan sehingga
menjadi insan yang proaktif terhadap
permasalahan.

Ekstrakurikuler Kerohanian juga memberikan
manfaat kepada anggotanya antara lain:

1. mengajak untuk melakukan kebaikan melalui
program yang bermanfaat;

37

2. menjadi media pembelajaran berorganisasi

dengan baik, pembuatan proposal, bekerja

sama dengan tim, dan pendewasaan diri melalui

kegiatan kelompok;

3. memberikan pembekalan kepada pengurus

ekstrakurikuler tentang manajemen

pengelolaan organisasi;

4. menumbuhkan jiwa kepemimpinan dan rasa

kepedulian sosial terbadap sesama;

5. membekali pengetahuan,keterampilan dan

pengalaman berorganisasi;

6. memberikan wawasan dan pengetahuan

tentang hakikat redikalisme yang

mengatasnamakan agama dan merumuskan

langkah-langkah strategis untuk mencegah

masuknya paham-paham yang tidak sesuai

dengan Pancasila di kalangan peserta didik,

38

7. meningkatkan komitmen, kepedulian,
kebersamaan dalam membangun bangsa dan
negara; dan

8. mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha
Esa, taat beribadah dan memiliki prilaku sosial
yang baik.

Pendekatan Kegiatan Ekstrakurikuler Kerohanian

Dalam melaksanakan Kegiatan Esktrakurikuler
Kerohanian, ada dua pendekatan yang dapat
diterapkan, yang pertama bersifat keteladanan dan
yang kedua bersifat pembiasaan.
Keteladanan merupakan penanaman prilaku baik
dalam kehidupan sehari-hari yang bisa ditiru atau
dicontoh. Keteladanan akan memberikan contoh
nyata upaya penanaman akhlak, adab, kebiasaan-
kebiasaan baik harus diajarkan dan dibiasakan.
Sedangkan pembiasaan merupakan kegiatan

39

sukarela untuk melakukan prilaku baik secara terus
menerus dalam kehidupan sehari-sehari agar
menjadi suatu kebiasaan dan budaya baik.
Pembiasaan yang dilakukan melalui proses
pembelajaran yang berulang-ulang baik dilakukan
secara mandiri maupun secara bersama-sama dapat
membentuk sikap dan prilaku yang relatif menetap
dan bersifat otomatis. Melalui pembiasaan ini,
Kegiatan Esktrakurikuler Kerohanian diharapkan
dapat mendorong terwujudnya pembentukan dan
penguatan karakter secara optimal.

Berikut ini tabel contoh Kegiatan Ekstrakurikuler
Kerohanian yang dilakukan melalui pembiasaan dan
keteladanan.

40

41




Click to View FlipBook Version