i
ii
Penulis :
Arief Prabowo, A. Ratdomopurbo,
Ayu Sulistyowati, Atep Kurnia
Diterbitkan Oleh :
BADAN GEOLOGI
KEMENTERIAN ESDM
Cetakan Pertama, November 2020
Penulis :
Arief Prabowo, A. Ratdomopurbo,
Ayu Sulistyowati, Atep Kurnia
ISBN : 978-602-9105-84-1
Penyunting:
Rian Koswara
Design Sampul & Tata Letak :
Locca Chandra
Diterbitkan Oleh :
BADAN GEOLOGI
KEMENTERIAN ESDM
Cetakan Pertama, Desember 2020
Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang.
Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagaian atau seluruh isi buku ini tanpa
izin tertulis dari Penerbit.
Sanksi Pelanggaran Pasal 172
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 - Tentang Hak Cipta
1. Barangsiapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaima-
na dimaksud dalam pasal 2 Ayat (1) atau Pasal 49 Ayat (1) dan Ayat (2) dipidana dengan
pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit
Rp.1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lambat 7 (tujuh) tahun dan/
atau denda paling banyak Rp.5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).
2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada
umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait sebagaimana
dimaksud pada Ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/
atau denda paling banyak Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
vi
adan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah Prolog
melalui sejarah panjang dalam kancah survei geologi. Hampir seti- Kepala Badan Geologi
ap wilayah Indonesia pernah dijelajahi oleh ahli geologi. Jengkal demi
jengkal dipetakan yang akhirnya menghasilkan peta geologi sistematik
wilayah Indonesia, sebuah susunan peta-peta geologi berindeks terben-
tang dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas hingga Pulau Rote.
Perkembangan di era milenial ini khususnya dengan perkembangan
teknologi Informasi yang pesat, mobilitas fisik dan virtual masyarakat
Indonesia semakin berkembang pesat pula. Informasi-informasi dari
sudut-sudut terpencil wilayah Nusantara pun makin lama terkuak. Ban-
yak orang ingin berkunjung ke wilayah-wilayah yang sebelumnya tidak
pernah diketahui dan tidak pernah diberitakan.
Kesadaran bahwa wilayah Indonesia sangat luas dengan beragam bu-
dayanya menjadikan mobilitas fisik antar daerah juga berkembang. Tentu
saja mobilitas tinggi penduduk juga memberikan dampak yang baik bagi
perekonomian masyarakat. Wisata-wisata domestik berkembang seperti
“tanpa” direncanakan. Kedatangan tamu-tamu bermuara pada kesadaran
pentingnya informasi tentang bumi yang mereka miliki. “Warisan geolo-
gi” yang semula hanya diperuntukkan bagi mahasiswa jurusan geologi,
menjadi sebuah konsep sajian bagi masyarakat awam. Mereka semakin
mencintai buminya.
Buku “Nglanggeran : Antara Prambanan dan Wediombo”, produk
Badan Geologi Seri Gunungapi Purba. Seri ini menjadi salah satu bentuk
dukungan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Min-
eral guna pengkayaan informasi kebumian, khususnya bagaimana pros-
es gunungapi masa lalu mewarnai peradaban kehidupan di Pulau Jawa.
Proses peradaban yang diharapkan dapat menjadi acuan dalam penge-
lolaan bumi yang arif serta memberi manfaat kemakmuran bagi banyak
orang.
Buku disusun berdasarkan kajian-kajian lapangan yang detail. Kajian
geologi disampaikan dengan gaya penulisan bahasa semi popular, bahasa
masyarakat umum. Tentu saja, agar buku ini dapat dibaca banyak pihak.
Pada era perkembangan teknologi informasi ini, peran buku cetak ba-
rulah merupakan awal dari langkah penyebaran informasi publik. Ke-
cenderungan saat ini, orang ingin membaca yang ada siap “di depan”
mereka. Oleh karena itu, konten buku ini pada tahap selanjutnya akan
disajikan secara on-line agar dapat oleh lebih banyak orang mengunduh
dan membaca.
Akhir kata, semoga informasi yang ada di buku ini dapat memberi-
kan pencerahan tentang sejarah kebumian, menjadi acuan pembahasan
selanjutnya bagi para ahli. Selanjutnya buku ini dapat menjadi acuan
bagi pengelola wilayah di daerah dalam menyajikan buminya secara arif.
Semoga memberi manfaat luas bagi masyarakat seluas-luasnya.
Bandung November 2020
Eko Budi Lelolo
vii
NGLANGGERAN | ANTARA PRAMBANAN DAN WEDIOMBO DAFTAR ISI
Sambutan Kepala
Badan Geologi
hal iv
Citra Wilayah Yogyakarta Menuju Ngelanggeran
hal 6 hal 2
Penanda Yogyta
Tempoe Doeloe
hal 10
Gelap Terang Candi-candi Candi Sambisari
hal 14 hal 16
Candi Prambanan Kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun pada
abad ke-9 masehi. Candi ini dipersembahkan untuk Trimurti, tiga
hal 20 dewa utama Hindu yaitu ...
Kraton Ratu Boko
hal 24
Prasasti Pucangan
dan Anjuk Ladang
hal 26
Timeline Geologi Jawa Tiga Laku Lava Bantal Berbah
Bumi Merapi
hal 30 hal 36
hal 28
Rentetan Gunung Api
Pulau Jawa
hal 32
Antara Prambanan Garis-garis Breksi
dan Wediombo hal 48
hal 40
viii
Larik-larik Semilir Oro-oro Garis-garis Breksi
hal 52 hal 42
Nglanggeran Gunungapi Purba Semilir Beds Bothe
hal 56 hal 46
Batur Wediombo ...Wediombo merupakan Prakiraan Kerucut
hamparan pantai yang Purba Semilir
hal 60 memiliki pemandangan
berbeda. Pantai yang bera- hal 50
da di sebelah tenggara Kota
Yogyakarta, di Desa Jep- Nglanggeran Berdaya
itu, Kecamatan Girisubo,
Kabupaten Gunung Kidul hal 58
itu pantai yang dipenuhi
susunan batuan. Mungkin Walet Gunungkidul
itu sebabnya, masyarakat
setempat menamakan... hal 69
Siung Panorama Siung Junghuhn
Membaca Alam
hal68 hal 70
hal 72
Puncak Karst
Pesona Bawah Laut Sewu
hal 74
hal 76
Lukisan Sewu Karst
hal 78
Seluk Beluk
Lembah Sadeng
hal 78
Pesona Yogya
hal 82
Apendiks
hal 86
Ucapan Terima Kasih
hal 94
Daftar Pustaka
hal 95
1
Menuju Ngelanggeran
Daerah Istimewa Yogyakarta...
Salah satu provinsi yang favorit dikunjungi se-
bagai destinasi pariwisata. Beragam obyek wisata
ditawarkan mulai dari wisata sejarah, kuliner hing-
ga wisata geologi. Bisa wisata mulai dari jantung
Yogyakarta, dari Keraton Yogyakarta, Taman Sari,
Pojok Beteng, Candi Prambanan, Candi Boko,
Candi Sambisari wisata pantai berpasir putih dan
hitam, Pantai Siung. Bisa juga wisata gunung api
purba, Nglanggeran, di Kabupaten Gunungkidul,
dan masih banyak lagi yang menarik ditelusuri.
Selamat berpetualang di Yogya...
Keraton Yogyakarta Tugu Jogja
2
Panorama Merapi
Pantai Siung
Kraton Ratu Boko
Wediombo
3
MUNTILAN
SURAK
PURWOREJO SLEMAN KLATEN
Y O G YA K A R TA GUNUNG
WATES NGLANGGERAN
BANDARA BANTUL
INTERNASIONAL
YO G YA K A R TA WONOSARI
Yogyakarta Internatonal Airport
Telaga Embung Nglangggeeran Selamat datang! Mari berpetual-
N ang menyusuri sejarah gunungapi purba,
Nglanggeran : antara Prambanan dan
Wediombo.
Nglanggeran, masuk wilayah Kabupat-
en Gunung Kidul, berjarak 39 kilometer
(km) arah tenggara Kota Yogyakarta. Luas
wilayahnya tercatat 1.485,36 km2, atau
4
KARTA
Puncak Nglanggeran
46,63 persen dari seluruh wilayah daratan Yogya- Bukitnya memiliki komposisi batuan breksi ber-
karta. komposisi andesit.
Wilayah daratan Kabupaten Gunungkidul ber- “Kisah” Nglanggeran dalam buku ini merupa-
batasan dengan wilayah Provinsi Jawa Tengah, di kan bagian dari “kisah” Pulau Jawa. Peneliti mem-
sisi utara dan timur dengan Kabupaten Klaten, perkirakan Yogyakarta itu berupa lembah atau
WKOaNbOupGaItRenI Sukoharjo serta Kabupaten Wonogiri. ngarai dan menjadi daratan luas karena tertutup
Samudera Indonesia menjadi pembatas di wilayah material leutsan gunungapi purba.
selatan, adapun wilayah barat berbatasan dengan
Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman. Peradaban yang muncul memanfaatkan batuan
gunungapi purba ini nampak dari bangunan candi
Nah, menuju Nglanggeran ini diakses dengan sepanjang Sungai Berantas sampai Opak. Bahkan
jalan darat setelah Anda sampai di Yogyakarta. hampir candi yang ada sepanjang Prambanan dan
Anda yang dari Jakarta, bisa mengambil penerban- Wediombo ini itu tertutup oleh material vulkanik
gan dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, setinggi 6 meter.
menuju Bandara Internasional Yogyakarta (YIA)
di Kulon Progo atau Bandara Internasional Adi Dinding candi ini ada yang gelap dan terang,
Sutjipto Surakarta. Perjalanan darat dari kedua atau campuran dari keduanya. Tebing Breksi, salah
bandara itu menuju Nglanggeran sekitar tiga jam. satu dinding berlapis-lapis itu merupakan kanvas
alam jejak keberadaan gunungapi Merapi purba.
Menumpang bus Damri yang melayani rute
rute Pantai Baron-Kota Wonosari-Gunung Api Jangan lupa menikmati keindahan pantai yang
Purba, dengan jarak berkisar 72 km atau 2 jam membentang sepanjang wilayah selatan. Wilayah
berkendara dapat jadi pilihan. Nah, perjalanan pesisir ini merupakan yang terpanjang di Yogya-
mengasikkan jika memilih menumpang kenda- karta, dengan panjang 70 km dengan luas sekitar
raan pribadi. 300 Ha.
Boekit Nglanggeran Beds, dinding breksi hasil Anda akan mendapatkan cerita yang lengkap
letusan gunungapi purba dijaman Miosen. Geolog mengenai bagaimana Pulau Jawa ini dahulu, dan
Belanda, A. Ch. D. Bothe, tahun 1929, memperke- peradaban ini terbentuk. Mari memulai dari dind-
nalkan sebagai Semilir Beds. ing Nglanggeran. Monggo... Silahkan...
Fosil gunungapi di kawasan Pegunungan Se-
latan Jawa Tangah dan Yogyakarta, kemudian
bernama Formasi Nglanggeran di tahun 1992.
5
perbuki
CITRA WILAYAH perbukit
endapa
Yogyakarta
6
itan kulon progo gunung merapi
perbukitan godean
perbukitan jiwo
pegunungan baturagung
dataran yogyakarta
tan sentolo
an eolian
dataran tinggi wonosari
karst gunung sewu
7
Bagian Situasi Wilayah :
Fisiografi Yogyakarta
itra wilayah atau fisiografi Yogyakar- pun. Gumuk pasir di wilayah ini terbentuk
ta memiliki karakteristik tersendiri. akibat material gunungapi yang masuk
Meskipun posisinya berada di bagian ke sistem laut selatan Jawa, lalu, dibawa
tengah Pulau Jawa. Dan, karakteristikn- kembali ke daratan oleh gelombang air
ya itu khas. laut. Selanjutnya, pasir ini diterbangkan
Mari kita mulai dari utara Yogyakar- oleh sistem angin pantai ke daratan, dan
ta, terdapat Gunung Merapi. Salah satu terhalang oleh morfologi perbukitan di
gunung teraktif di dunia. Gunungapi kuar- wilayah ini. Proses terus menerus ini men-
ter ini memproduksi material letusan yang jadikan butiran pasir gunungapi tersebut
menyebar dan terendapkan secara radial mengendap dan membentuk Gumuk Pa-
di sekitar gunung. Dampaknya, terdapat sir Parangtritis.
proses erosi yang menyebabkan material
ini disalurkan melalui sungai-sungai yang Menilik perbukitan yang membentang
ada. Aliran material itu utamanya menga- di wilayah Parangtritis, merupakan bagi-
rah ke selatan mengisi morfologi dataran an paling barat dari Karst Gunung Sewu.
rendah Yogyakarta. Selanjutnya, materi- Wilayah karstnya membentang dari daer-
al juga mengalir ke arah timur-tenggara ah Bantul, Gunungkidul, Wonogiri, dan
mengisi morfologi dataran rendah Klaten. Pacitan. Susunan bentangannya berupa
Pada bagian kaki Gunung Merapi hing- batugamping usia Miosen-Pliosen (23-2.5
ga wilayah Pantai Selatan Jawa merupa- juta tahun), yang umumnya merupakan
kan zona dataran Yogyakarta. Susunan- jenis batugamping terumbu karang.
nya berupa endapan material vulkanik
Gunung Merapi. Kemudian, batuan tersebut mengalami
Mengarah ke timur, keberadaan Sungai proses pelarutan membentuk morfologi
Opak sangat berperan dalam pengenda- gua, dolina, uvala, sinkhole atau luweng,
pan material vulkanik. Sementara sebelah menyebabkan terbentuknya sistem air
baratnya, keberadaan Sungai Kali Progo bawah permukaan. Proses tersebut dike-
mempengaruhi proses pengendapan. nal sebagai karstifikasi dimana di wilayah
Karena proses pengendapannya di sun- Karst Gunung Sewu ini memiliki tipe bukit
gai-sungai, sehingga disebut endapan karst kerucut.
fluvial yang memiliki tekstur keras dan
tidak mudah pecah. Bagian utara dari karst Gunung Sewu,
Material vulkanik Gunung Merapi yang di daerah Wonosari dan sekitarnya, mer-
terbawa hingga ke hilir mengendap di upakan area dataran tinggi Wonosari.
wilayah pantai bagian selatan Yogyakarta Area ini susunan utamanya berupa batuan
dan membentuk morfologi pantai. Selain sedimen batugamping tiga formasi. Yai-
itu, bentang alam yang khas dan unik di tu, Formasi Oyo berumur Miosen Tengah
area ini adalah terbentuknya morfologi (16-11 juta tahun), Formasi Wonosari dan
eolian gumuk pasir tipe Barchan di daerah Formasi Kepek berumur Miosen-Pliosen
Parangtritis. (23-2.5 juta tahun).
Ada yang istimewa dari gumuk pasir
ini karena hanya ada di daerah Parang- Di bagian utara dan barat area ini, mer-
tritis ini, tidak ada dibelahan dunia mana upakan zona Pegunungan Baturagung
dengan ciri khas berupa morfologi gaw-
ir-gawir (tebing terjal). Tebing ini meman-
jang dari arah barat ke timur. Batuan peny-
usun utamanya adalah batuan gunungapi
8
dan batuan sedimen asal gunungapi beru- bukitan bergelombang rendah-sedang
mur Oligosen-Miosen Tengah (33.9-11 membentang dari wilayah Sentolo, Ku-
juta tahun). lon Progo hingga Kasihan, Bantul yang
dikenal sebagai Perbukitan Sentolo. Per-
Dalam konteks geologi Pulau Jawa, bukitan dibelah oleh Sungai Kali Progo.
karst Gunung Sewu, dataran Tinggi Won- Batuan utama penyusunnya adalah batu-
osari, dan Pegunungan Baturagung men- gamping fragmental (klastik) dari Formasi
jadi satu kesatuan fisiografi. Kesatuan Sentolo, berumur Miosen Tengah-Pliosen
ini termasuk zona pegunungan selatan (15.9-2.5 juta tahun).
Jawa bagian timur. Zona ini melampar di
sepanjang bagian selatan Pulau Jawa, dari Menuju Perbukitan Godean, perbuki-
daerah Parangtritis hingga Banyuwangi tannya dataran rendah di daerah Godean
(Jawa Timur). Umumnya pada kaki per- yang tepat di pusar dataran Yogyakarta.
bukitan tersebut terjadi proses erosi dan Wilayah ini terbentuk oleh adanya intru-
pengendapan sedimen kembali memben- si-intrusi diorite-andesit yang berumur Mi-
tuk sistem endapan alluvial atau daerah osen Awal (23.3-15.9 juta tahun) yang men-
endapannya di sungai/danau di dataran erobos batuan sedimen Formasi Gamping
rendah. Wungkal berumur Eosen (56-33.9 juta ta-
hun) dan batuan gunungapi Formasi Ke-
Beranjak ke arah utara dari Pegunungan bobutak. Artinya, di tengah-tengah data-
Baturagung, di daerah Bayat, Klaten mer- ran Yogyakarta terdapat bukti adanya sisa
upakan area perbukitan bergelombang aktifitas magmatisme-vulkanisme purba.
rendah yang dikenal sebagai Perbukitan
Jiwo. Perbukitan ini dibagi menjadi Per- Karakteristik fisiografi Yogyakarta terse-
bukitan Jiwo Barat dan Perbukitan Jiwo but tidak dapat dipisahkan dari geodina-
Timur. Keduanya dipisahkan oleh ke- mika yang ada. Gerakan tektonik yang
beradaan Sungai Dengkeng. Keberadaan terjadi dalam sejarah pembentukan Pu-
sungai ini erat kaitannya dengan struktur lau Jawa dapat dikenali dari keberadaan
geologi setempat. Dari sisi batuan, Per- struktur geologinya berupa lipatan dan
bukitan Jiwo disusun oleh batuan meta- sesar.
morf berumur Kapur dan batuan berumur
Tersier yang terdiri dari batuan sedimen Secara umum, Pulau Jawa, menurut Pu-
dan batuan beku. Keberadaan batuan tua longgono dan Martodjojo (1994), memiliki
ini menjadikan Perbukitan Jiwo di Bayat pola kelurusan struktur geologi dengan
memiliki salah satu batuan tertua di Pulau Pola Meratus (baratdaya-timurlaut), Pola
Jawa selain batuan dari Kompleks Ciletuh Jawa (barat-timur), dan Pola Sunda (ut-
dan kompleks Luk Ulo, Karangsambung. ara-selatan). Perubahan pola-pola terse-
but karena adanya beberapa periode tek-
Nah, Pegunungan Menoreh (Pegunun- tonik regional Pulau Jawa dari yang tua
gan Kulon Progo) yang berada di bagian hingga saat masih aktif saat ini.
barat dari wilayah Yogyakarta karakteristik
fisiografi juga khas. Morfologi perbuki- Adanya proses subduksi di selatan Pu-
tannya bergelombang kuat membentang lau Jawa, sebagai pertemuan lempeng
relatif utara-selatan. Zona ini disusun oleh samudera Indo-Australia dan lempeng
batuan terobosan dan batuan vulkanik benua Eurasia, menghasilkan gaya tekan
Formasi Kebobutak berumur Oligosen-Mi- relatif utara-selatan hingga menyebab-
osen (33.9-5.33 juta tahun). Pada masa kan patahan. Contohnya, patahan Opak
lampau terdapat beberapa pusat-pusat yang memanjang timurlaut-baratdaya
gunungapi berjajar dari bagian selatan dari wilayah Prambanan, Sleman sampai
hingga utara. Kretek, Bantul, merupakan sebuah sistem
patahan atau sesar aktif. Temuan geolo-
Mengarah ke tenggara dari Pegunun- gi dan geofisikanya terbukti mendukung
gan Kulon Progo, nampak morfologi per- penjelasan tersebut.
9
Taman Sari Kraton 1887
YogyaP E NA N DA
TEMPO DOELOE
Gerbang benteng selatan keraton
Sultan Yogyakarta. ca. 1900
[atas] Lempuyangan Station ~ Yogyakarta ~ 1910
[bawah] Alun alun Yogyakarta 1920
10
Menyusuri Yogyakarta tempo dulu dari Ungaran hingga ke tepi Sungai Progo dan
sisi geologi itu bisa dimulai dari men- dataran Yogyakarta. Memang, keban-
gunjungi candi-candinya. Tak hanya asik yakannya tinggalan Hindu-Budha terse-
mengenai sejarahnya, gelap terang batuan but tersebar di dataran Yogyakarta, lem-
dindingnya pun memiliki makna sebagai bah Progo dan di sekeliling lereng gunung
penanda peradaban. api. Di timur daerah ini dapat dikatakan
hampir tidak ada tinggalan. Sementara
Candi, pada umumnya hanya di sebelah barat Jawa bagian tengah itu,
dikenal di Pulau Jawa dan beberapa daer- peninggalannya tersebar di dataran pesisi
ah luar Jawa yang mendapat pengaruh selatan, lembah Serayu dan lereng bawah
bangunan kuno dari zaman Hindu-Bud- Gunung Sumbing dan Slamet.
dha Nusantara. Balai Pelestari Cagar Bu-
daya Jawa Tengah, menyebut candi sebagai Raja pertama yang meninggalkan pras-
bangunan keagaamaan di masa perkem- asti di Jawa bagian tengah, yang termasuk
bangan kebudayaan Hindu-Buddha. daerah Yogyakarta dan Jawa Tengah seka-
rang, adalah Raja Sanjaya. Pada tahun 732,
Perkembangan candi ini di Jawa raja Mataram bercorak Hindu ini meng-
berlangsung sekitar abad ke 8M-15M. Mas abadikan lingga di Cangggal dalam Pras-
berkembangnya peradaban yang mulai asti Sanjaya atau Gunung Wukir. Setengah
mengenal di antaranya aksara, sistem ker- abad kemudian, berdasarkan Prasasti Kal-
ajaan, arsitektur monumental, kesenian, asan, di daerah ini muncul raja-raja dari
penataan wilayah. wangsa Sailendra yang beragama Budha.
Sekitar tahun 850, berdasarkan Prasasti
Sejarah kerajaan-kerajaan Jawa Kuno, Tulang Air, kekuasaan di daerah ini jatuh
secara tradisi dibagi pada periode, yai- lagi kepada para penguasa beragama Hin-
tu periode Jawa Tengah dan Jawa Timur. du.
Periode Jawa bagian tengah yang meliputi
Yogyakarta dan Jawa Tengah terjadi pada Menurut N.J. Krom (1931), wangsa uta-
abad ke-18 hingga ke-10 Masehi. Perali- ma penguasa di Jawa bagian tengah adalah
hannya terjadi sekitar tahun 928 Masehi, Hindu, tetapi diselangi oleh kekuasaan se-
saat prasasti-prasasti hanya ditemukan di orang atau dua orang penguasa Budha dari
Jawa Timur. wangsa Sailendra, yakni Rakai Panang-
karan (yang mengeluarkan Prasasti Kal-
Dari abad ke-8 hingga abad ke-10, asan, 778) dan Indra Sanggramadhanan-
daerah sekitar Gunung Merapi dan Sumb- jaya (dalam Prasasti Kelurak, 782).
ing merupakan pusat kerajaan-kerajaan
yang membangun monumen Hindu-Bud- Kemudian menurut J.G. de Casparis
ha. Di samping itu ada sekitar 200 prasasti
yang ditinggalkan kerajaan-kerajaan terse-
but selama dua abad. Isinya kebanyakan
berupa pemberian tanah.
Prasasti tersebut dibangun di daerah an-
tara dataran tinggi Dieng, lereng Gunung
Sultan Hamengkoe Boewono VIII met
assistent-resident Christiaan Abbenhuis
(rechts) voor de Kareta Kiai Garoedajaksa
te Jogjakarta. ca 1938
11
U Isana. Dalam masa pemerintahan Airlang-
ga (1019M-1042M), kerajaan Mataram yang
LAUT JAWA beribukota di Wwatan Mas (abad ke-11 M)
itu terpaksa dibagi menjadi dua: Janggala
Jepara ? (Kahuripan) dan Panjalu (Kadiri) yang beri-
bu kota di Daha. Kerajaan Kadiri yang kemu-
Pekalongan ? Garis pantai Muria dian lebih berperanan dalam sejarah sepan-
Prasasti Sojomerto purba jang abad ke-12 M.
Kuwu
Kalingga Gedong Songo Bengawan Solo Hal menarik disampaikan Agus Aris
Munandar (2020). Peneliti dari Universitas
Dieng Indonesia ini menyatakan bahwa di Jawa ba-
Dataran Tinggi Dieng gian tengah perkembangan kebudayaan an-
Bhagawanta tara abad ke-8 hingga ke-10 itu justru tidak
SundaPamaliSarayu Sundoro Progo Merbabu berkembang di suatu daerah aliran sungai,
Galuh Sumbing Merapi melainkan banyak didapatkan di dataran di
Prasasti Tukmas wilayah tengah dekat dengan rangkaian pe-
gunungan.
JAWA Lawu
Perbedaan ini muncul setelah pin-
Legenda Opak 25 km dahnya kerajaan ke arah timur. Kebudayaan
awalnya berkembang di daerah hulu Sun-
Pusat kekuasaan, ibu kota SAMUDRA HINDIA gai Brantas, yaitu Kerajaan Kanjuruhan di
Situs penting wilayah Malang (abad ke-8 M), kemudian
JAWA Kerajaan Kahuripan (abad ke-11 M), Kadiri
Ranah inti Kerajaan Kalingga (Daha) pada abad ke-12, dan Majapahit an-
Kawasan Kerajaan Kalingga tara abad ke-14 hingga abad ke-15 M
Gunung berapi Kerajaan Hindu-Buddha yang
Gunung berkembang silih berganti di Jawa melampaui
abad demi abad ada yang banyak meninggal-
(1950), wangsa Sailendra menguasai Jawa ba- kan “jejaknya”. Kerajaan Mataram Kuno, Sin-
gian tengah antara tahun 775 hingga 832. Se- ghasari dan Majapahit termasuk yang banyak
kitar tahun 838-842, seorang pangeran Hindu mewariskan berbagai monumen keagamaan
dari wangsa Sanjaya berkuasa kembali. Hindu dan Buddha.
Pada bagian pertama abad ke-10, pusat Memandang secara fisik, hampir
peradaban Jawa pindah ke sebelah timur. kesemuanya memanfaatkan batuan andesit
Penyebab kepindahannya menimbulkan si- dari Formasi Merapi. Warna batuannya lebih
lang pendapat para ahli. Sebagaimana yang gelap dan sebagai bahan utama candi induk.
diringkaskan oleh Titi Surti Nastiti (2009),
N.J. Krom (1931) mengajukan penyebabnya Sisi geologinya memberikan gam-
adalah adanya pemberontakan raja vasal di baran betapa sekitar abad ke-8, masyarakat
Jawa Timur, wabah, letusan gunung api, dan ketika itu telah memanfaatkan batuan-batu-
kekhawatiran diserang Kerajaan Sriwijaya. an produk letusan. Ya, karena Merapi purba
jawabnya.
B.J.O. Schrieke (1959), menghubu-
ngkannya dengan majunya perdagangan Barisan candi itu pun berada di timur
Arab pada masa pemerintahan Khalifah sungai mulai dari bagian tengah hingga ke
Abassid sehingga untuk memajukan perda- timur. Berdasarkan penelitian dari data di-
gangan internasional membutuhkan pelabu- lapangan, peneliti Badan Geologi mendefin-
han-pelabuhan besar yang umumnya ada di
Jawa Timur. Juga karena adanya tekanan yang
dirasakan penduduk akibat dari pembangu-
nan candi-candi yang menyebabkan banyak
penduduk lari ke lembah Sungai Brantas yang
subur.
Kepindahan tersebut, Pu Sindok Sri
Isanawikrama Dharmmotunggadewa ini,
lah, yang melahirkan wangsa baru, wangsa
12
isikan Merapi purba menghadap ke selatan. di hingga pemanfaatan batuan letusan itu
Letusan-letusannya yang kemungkinan terja- menarik untuk lebih digali dari sisi geologi
di berkali-kali itu, laharnya mengarah ke sela- yang juga mempengaruhi budaya di zaman-
tan, membentuk lembah serta sungai-sungai. nya. Kedepannya, peninggalan produk dari
Topografi ini sulit dipilih sebagai tempat ber- letusan gunungapi purba di Jawa ini berman-
mukim. faat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
melalui peninggalan sejarah dan hingga ke-
Selanjutnya, batu-batuan letusan mungkinan pengembangannya serta pember-
gunungapi itu dipergunakan membangun dayaannya.
candi-candi. Perkembangan peradaban mu-
lai dari pemilihan lokasi pembangunan can-
13
gelap terang candi-candi
Jejak-jejak peradaban sejarah kerajaan gunungapi.
masa lampau sebagian masih terekam indah Ya, warna itu “mafik” dan “felsik”. Dalam
berupa karya seni bangunan candi. Yogy-
akarta dan Jawa, kedua lokasi yang sarat den- ilmu geologi batuan gunungapi berwarna
gan jejak itu. gelap dikenal sebagai “mafik”, berasal dari
kandungan mineral yang kaya besi dan mag-
Candi Prambanan, Candi Sambisari, dan nesium. Selanjutnya, batuan gunungapi ber-
Kraton Ratu Boko, di antara deratan nama warna terang merupakan “felsik” yang did-
candi termasyur warisan jejak batuan purba. ominasi oleh mineral kaya kuarsa dan felspar.
Spiritual, budaya, mahakarya, dan mitologi Maka, perbedaan gelap dan terang batuan ini,
bagi peradaban masyarakat pada masa itu, secara geologi, memberi petunjuk asal usul
menarik untuk menelisik sisi lain bagaimana batuannya.
kondisi alamnya mendukung berkembangn-
ya peradaban tersebut. Pada Candi Prambanan, batuan candi
yang bewarna gelap tersebut merupakan batu
Dinding demi dinding yang melekat di andesit yang strukturnya masif. Komposisi
bangunan candi itu memanfaatkan batuan mineral didominasi oleh mineral hornblende
sekitarnya. Akan tetapi, antara candi satu dan piroksen. Jika diraba, teksturnya kasar
dengan yang lainnya memiliki ciri khas war- dengan ukuran mineral yang tidak seragam,
na gelap terangnya batuan. Nah, gelap terang dan seperti memiliki lubang-lubang sisa gas
ini bagi para geolog memberi makna betapa menyerupai pori-pori. Geolog Badan Geolo-
hal itu petunjuk adanya jejak produk letusan gi memperkirakan asal batu andesit ini ada-
14
lah produk leleran lava letusan Gunung Mer- manusia, menghasilkan mahakarya.
api tua, yang terendapkan di sepanjang aliran Nah, kalau berkeliling candi di sepanjang
lembah sungai.
Yogyakarta dan Pulau Jawa, setidaknya, kita
Gunung Merapi ini merupakan gunungapi mulai dapat memperkirakan usia dan asalnya
Kuarter yang mulai terbentuk sejak 130-110 dari gelap terang batuannya...
ribu tahun yang lalu (Gertisser, dkk., 2012).
Hingga buku ini terbit pertama di tahun
2020, gunung ini masih terus aktif menghasi-
lan material erupsi gunung api.
Selanjutnya, batuan candi berwarna terang
merupakan batuan tuf dan breksi piroklastik.
Dominasi susunannya berupa mineral kuar-
sa, felspar, dan abu vulkanik. Batuan ini mer-
upakan hasil letusan besar gunung api pada
kala Miosen Awal (sekitar 16-23 juta tahun
lalu) yang dikenal sebagai letusan Kaldera
Semilir (Smyth, dkk., 2011). Sebaran batuan
piroklastik ini terdapat di area perbukitan
di sebelah timur Yogyakarta yang dikenal
sebagai Perbukitan Baturagung dan batuan
tersebut sebagai material utama pembangu-
nan Kraton Ratu Boko.
Sementara memandang secara utuh kompl-
eks Candi Sambisari, modifikasi batuan gelap
terang menghiasinya. Betapa manusia ketika
itu sudah memiliki kemampuan memanfaat-
kan dan berdamai dengan alam. Begitu pula
sebaliknya, letusan gunungapi tidak sela-
manya membahayakan. Karena, letusan pun
mampu memberikan berkah bagi peradaban
15
Candi Sambisari
Kondisi Candi Sambisari
setelah proses pemugaran.
Foto diabadikan oleh Budi-
anto Toha pada tahun 1983.
16
Candi Sambisari, terletak di daerah lem- rnya.
bah daerah Sambisari, Purwomartani, Kal- “Jadi, kita sendang berdiri di atas tanah
asan, Kabupaten Sleman. Lokasinya terletak
di daerah lembah atau dataran rendah, yang asli pulau ini ketika jaman itu saat gunungapi
termasuk Sambisari, Purwomartani, Kalasan, purba meletus. Kedalamannya sekitar 9 meter
Kabupaten Sleman, berada sebelah lereng se- ini tertumpuk material letusan,” kata Antoni-
latan Gunung Merapi. Jaraknya tercatat seki- us Ratdomopurbo, tim peneliti gunungapi
tar 300 meter ke arah timur Sungai Kuning purba Badang Geologi, bulan Oktober 2020,
dan 800 meter arah selatan Kedulan. di Sambisari.
Komplek dengan empat candi dikelilingi Fisik batuan Sambisari seperti duet dari
pagar serta dinding miring ditumbuhi rum- dua formasi batuan. Yaitu, Formasi Merapi
put hijau terawat. Kemiringannya menyesuai- dan Formasi Semilir. Formasi Merapi memi-
kan susunan anak tangga lebar sekitar 1 meter liki perwajahan gelap atau hitam ini menjadi
di masing-masing sisinya. Jika memandang bahan baku candi. Sementara bebatuan yang
dari kejauhan, candi ini bagai berdiri didasar disusun sebagai pagar itu berasal dari Forma-
kolam tanpa air dengan kedalaman 9 meter. si Semilir dengan warna lebih cerah.
Ada parit yang juga mengelilingi kompleks
tersebut diduga semacam adanya bendungan Bangunan candi ini ditemukan seorang
air ketika itu. petani menemukan candi ini di tahun 1966.
Keutuhan candi ini berada di penggalian 9 m
Warna bebatuannya mempermudah mem- dari lapisan budaya sekarang.
bedakan antara candi berwarna hitam, be-
berapa abu-abu dan pagarnya berwarna lebih Candi induk memiliki satu bilik candi
terang bercampur kecoklatan muda. Candi yang berisi lingga dan yoni dalam ukuran
utama menghadap ke barat dan tiga candi yang besar tidak sebanding dengan ukuran
perwara berdiri di hadapan candi induk. Ha- ruang candinyaa. Dasarnya berbentuk perse-
nya saja, dua diantaranya ambruk belum tere- gi (13,65 m x 13,65 m). Bangunan tubuh dan
konstruksi. atap candi berdiri di kaki candi polos yang
agak tinggi (batur). Di sekeliling tubuh candi
Menuruni area tersebut, kita mendapati ada pagar langkan dengan celah pintu masuk
tiga halaman bertingkat yang masing-masing di sisi barat. Di permukaan di sekitar tubuh
dikelilingi oleh tembok keliling. Memasuki candi, terdapat 12 batu umpak yang yang ter-
halaman utama area candi, pintu yang terbu- diri dari delapan berbentuk bulat dan empat
ka hanya satu dari dua pintu. Satu pintu pagar berbentuk persegi.
dari empat pagar, bagian sisi utara itu ditut-
up dengan bebatuan. Pintu lainnya dibiarkan Panggungnya dicapai melalui gapura dan
terbuka. Peneliti Badan Geologi memiliki dibatasi oleh susuran tangga. Susuran ini di-
penjelasan penutupan itu guna menghindari apit dengan 15 unsur yang mirip menara. Di
aliran lahar masuk ke komplek candi. panggung juga ada 12 dasar batuan. Di pusat
panggung berdiri tubuh candi yang beruku-
Artinya, ketika itu mitigasi guna memini- ran 4,70 m x 4,70 m.
malkan kerusakan itu telah dilakukan mas-
yarakatnya. Dan benar adanya, letusan itu Ketiga candi perwara berderet di depan
berasal dari Gunung Merapi purba yang jika candi induk, menghadap ke arah timur den-
dirunut kronologis peristiwa geologinya, asal gan tangga naiknya terletak di sisi timur. Ket-
letusan sesuai dengan penelitian aliran laha- iga candi perwara tidak memiliki badan dan
atap candi, kecuali kaki dan pagar langkan. Di
Candi Sambisari bagian tengah candi perwara terdapat lapik
batu seperti kubus yang di puncaknya berhi-
askan teratai mekar.
17
Pagar yang mengelilingi ketiga halaman yang terluar.
candi di Sambisari ini berupa batu putih ini Di candi induk ada arca Durga (utara),
masing-masing sisi pagar terdapat pintu.
Pada halaman ini terdapat delapan lingga Ganesa (timur), Agastya (selatan), dan dan
semu yang diletakkan di delapan penjuru di dalam bilik candinya terdapat yoni tanpa
mata angina: empat di setiap sudut halaman lingga. Selain itu, ditemukan juga arca Ma-
dan empat di depan pintu masuk. Pagar ke- hakala dan Nandiswara. Di bawah batuan
liling halaman dalam dan halaman tengah dasar candi induk ditemukan lubang atau
sudah dipugar kecuali pagar keliling halaman rongga tempat penyimpanan barang. Di sana
antara lain ditemukan pot perunggu, kendi,
18
mangkuk dan piring, lembaran perunggu tah antara tahun 819-838. Ketika ditemukan
dan kepingan emas. Selain itu, di satu batu percandian ini terpendam sekitar 6,5 m dari
melingkar yang mengelilingi tubuh candi permukaan tanah persawahan. Dari tebal-
induk ditemukan lembar emas prasasti yang nya lapisan tanah dan pasir yang mengubur
berisi kata-kata “Om siwa sthana”. Dari pel- percandian tersebut, dapat diperkirakan per-
bagai temuan tersebut, percandian ini diket- candian ini bersama candi-candi lain di seki-
ahui berlatar belakang agama Hindu-Saiwa. tarnya terkubur oleh material vulkanik yang
mengalir turun sejauh sekitar 18 km ke kawa-
Candi Sambisari diperkirakan dibangun san selatan Gunung Merapi.
pada paruh pertama abad ke-9 dan dihubu-
ngkan dengan Rakai Garung yang memerin-
19
candi prambanan
20
Kompleks Prambanan pada dataran seki- Jonggrang, penamaan penduduk setempat
tar 200 m timur cabang Kali Opak, sekitar 17 untuk arca Durga Mahisasuramardini yang
km sebelah timur Kota Yogyakarta. Berada terletak di ruang penampil candi sebelah ut-
di selatan Candi Sewu, Bubrah, dan Lum- ara.
bung. Dari halaman utama Prambanan, pen-
gunjung dapat melihat ketiga candi tersebut, Menurut cerita rakyat, Lara Jonggrang ada-
begitu juga dengan Candi Plaosan Lor, Ratu lah putri Ratu Boko mendapat lamaran dari
Boko, Dawangsari dan Ijo. Candi ini berciri- Bandung Bondowoso, tetapi ia tidak berminat
kan Hindu. karena pemuda tersebut adalah pembunuh
ayahnya. Dengan jalan dikelabui, akhirnya
Secara geologi, dinding batuannya berwar- Bandung Bondowoso gagal dan mengutuk
na gelap (baca : Gelap Terang Candi-Candi). Lara Jonggrang menjadi arca menggenapi
Ya, dindingnya berasal dari batuan gununga- arca menjadi 1000 buah, sebagai syarat per-
pi. nikahan dari Lara Jonggrang.
Candi Prambanan dikenal pula dengan Halaman Prambanan ini terdiri dari tiga
nama Can- di Lara Jonggrang atau Rara halaman : Candi Siwa ada di tengah-tengah
21
sebagai pusatnya. Halaman pusat diberi pa-
gar dan empat pintu gerbang. Dalam halaman
pusat ini terdapat delapan buah candi, yaitu
Candi Siwa sebagai candi terbesar mengh-
adap ke timur, diapit oleh Candi Wisnu di
sebelah utara dan Candi Brahma di sebelah
selatan.
Candi Siwa berbentuk bujur sangkar, ba-
giannya terbagi menjadi kaki-tubuh-atap.
Ketiga bagian, masing-masing perlambang
bhurloka (dunia bawah), bhuwarloka (dunia
manusia) dan swarlaka (dunia dewadewa).
Di bagian dalam susuran tangga ada relief-re-
lief dari kisah Ramayana, dan di kaki candi
ada relief para penari, pemusik, dan pelind-
ung angin. Di utara dan selatan Candi Siwa,
ada Candi Wisnu dan Candi Brahma.
Halaman II ini lebih rendah daripada yang
pertama. Di bagian ini ada 4 deretan kuil
kedua, yang masing-masing terdiri atas 44,
52, 60 dan 68 bangunan. Bagian ini dikelil-
22
Kerusakan candi sebelum dilaku- Shiva Temple Cross Section
kan pemugaran. Kerusakan ini
diakibatkan oleh adanya bencana Prambanan Temple Complex, Indonesia
gempa bumi.
Vajra
ingi tembok dengan tinggi 220
m yang sekarang hampir hilang. Svarloka
Sementara bagian ketiga beru- (Head)
pa tembok yang mengelilingi
seluruh kompleks percandian 47 metres tall Empty
dan pintu masuk selatannya yang upper
sekarang masih terlihat. room
Di dalam candi utama ada West Garbhagriha East Bhuvarloka
arca Siwa (pusat), Durga (utara), room Main chamber room (Body)
Ganesa (barat), dan Agastya (se-
latan). Di candi-candi yang ada Shiva
di utara dan selatan dari candi Statue
utama yang terlihat adalah arca
Wisnu dan Brahma. Ada juga Stairs Stairs Bhurloka
arca lembu yang diapit Surya dan (Foot)
Candra. Gallery Gallery
Stairs Stairs East
West Gunawan K
34 metres wide
Well
Pripih
23
Kraton Ratu Boko
Situs kepurbakalaan Ratu Boko terdapat pagar sebagai pembatas jalan kiri kanan jalan
di puncak bukit yang agak datar dan melu- menuju ke gapura utama atau gapura utama
as, meliputi areal sekitar 1000 x 500 m. Dari Situs Ratu Boko mempunyai dua gapura.
kompleks yang termasuk ke Desa Bokoharjo, Gapura utama pertama terdiri atas tiga jalan
Kalasan, Sleman ini pengunjung dapat meli- masuk, sedangkan gapura utama kedua terdi-
hat Gunung Merapi, dataran Prambanan, da- ri atas lima jalan masuk.
taran Yogyakarta, Kali Opak, Gunung Pegat,
Gunung Ijo dan daerah Gunung Kidul. Teras kedua terletak lebih tinggi dari ter-
as pertama. Tinggalan yang ditemukan di
Bangunan-bangunan pada kompleks Si- sini antara lain gapura utama pertama, batur
tus Ratu Boko dikelompokkan menjadi tiga batu putih, pagar, tangga, lantai, saluran air,
kelompok yaitu kelompok barat, tenggara, dan talud. Teras ketiga merupakan teras tert-
dan timur. Bangunan-bangunan pada kompl- inggi. Teras ini terbagi menjadi dua halaman
eks tersebut terletak pada teras-teras di pung- yang terpisah oleh pagar. Di sini ditemukan
gung hingga puncak bukit. tinggalan arkeologis berupa pondasi (batur)
batu putih, dan batur tempat pembakaran
Halaman paling depan terletak di sebelah dan kolam di timur batur pembakaran serta
barat, terdiri atas tiga teras. Teras pertama kolam di tenggara gapura utama dua, pagar,
dan kedua dihubungkan oleh gapura. Teras dan paseban. Di bagian luar pagar yang mem-
kedua dan ketiga dihubungkan oleh gapura batasi teras kedua dan ketiga terdapat parit.
dua. Teras pertama merupakan teras teren-
dah dari kelompok barat. Di sini terdapat Kelompok bangunan di bagian tengga-
24
Kompleks Kraton Ratu Boko yang dibangun di atas perbukitan.
ra terdiri atas struktur lantai, gapura, batur Prasasti Abhayagiriwihara (Ratu Boko I) yang
pendopo, batur pringitan, miniatur, miniatur bertitimangsa tahun 792-793 dari sisi utara
candi, tembok keliling bale-bale, dua Kompl- Bukit Ratu Boko, Prasasti Ratu Boko B (856
eks Kaputren, kolam dan reruntuhan stupa. M), dan Prasasti Pereng (856 M).
Arca-arca yang ditemukan di sini adalah Prasasti Abhayagiriwihara menyebutkan
arca Mahadewa yang sedang menghancurkan tentang pendirian sebuah biara Buddhis oleh
Tripurasura, Durga, Ganesa, dan Agastya. Rakai Panangkaran. Berdasarkan isi prasas-
Selain arca-arca yang berlatar belakang aga- ti diduga Ratu Boko pada awalnya merupa-
ma Hindu juga ditemukan arca-arca Buddha, kan sebuah vihara untuk pendeta-pendeta
reruntuhan stupa dan stupika ini menunjuk- Buddha yang bentuk viharanya merupakan
kan di Situs Ratu Boko terdapat unsur Hindu pengaruh dari Srilanka. Prasasti Ratu Boko
dan Buddha. Di bagian tenggara ditemukan B (856 M) menyebutkan tentang pendirian
relief-relief pada tiang-tiang yang menggam- lingga oleh oleh Rakai Sri Kumbhayoni. De-
barkan bunga dan binatang (kuda, gajah, mikian juga Prasasti Pereng yang menyebut
merak, dan garuda). Di sini juga ditemukan nama Rakai Walang Pu Kumbha Yoni.
Bahan pembangunan candi yang memanfaatkan bebatuan yang berada di sekitarnya.
25
prasasti pucangan dan anjuk ladang
Prasasti Pucangan Saka (1037 M) dan yang berbahasa Jawa Kuna
pada tahun 963 Saka (1041 M).
Prasasti Pucangan atau Kolkata Stone
ditemukan di lereng Gunung Penanggungan, Menurut Nigel Bullough dan Peter Carey
Jawa Timur, pada awal abad ke-19, dan kini (IIAS The Newsletter No.74, Summer 2016),
berada di Museum Kalkuta, India. Dan, pras- bersama dengan Prasasti Sangguran (Minto
asti ini juga memanfaatkan produkTulisann- Stone), Prasasti Pucangan dikumpulkan oleh
ya diukir dibatuan andesit. Kolonel Colin Mackenzie (1754-1821). Ia se-
orang opsir insinyur kepala pada pasukan In-
Tinggi prasasti ini 1,24 m, lebar 0,95 m ggris di Pulau Jawa (1811-1813). Selama per-
(di puncak), lebar 0,86 m (di bawah). Keem- jalanan singkatnya di Jawa Timur pada tahun
pat sisinya, yaitu depan, belakang, samping 1812, ia mengumpulkannya hingga kembali
kanan, dan samping kiri diisi tulisan. Bagi- ke India pada Juli 1813, kedua prasasti terse-
an depannya tertulis menggunakan bahasa but dibawa serta.
Jawa Kuna. Bagian belakang menggunakan
bahasa Sanskerta. Prasasti yang mengguna- Secara umum, Prasasti Pucangan
kan bahasa Sanskerta ditulis pada tahun 959 menceritakan kisah Raja Airlangga (1019-
1042 M). Pada bagian yang berbahasa Sansk-
erta berisi silsilah Airlangga. Bagian tulisan
Jawa Kuna berisi tentang daerah Pucangan,
Barahem, dan Badpuri yang dijadikan sima
untuk kepentingan sebuah pertapaan sesuai
janji Airlangga ketika Pulau Jawa mengalami
pralaya pada tahun 1017 M.
Dari silsilah tersebut, dapat diketahui
bahwa Airlangga adalah keturunan dan pen-
erus dari Pu Sindok. Ia merupakan raja yang
memindahkan kerajaannya dari Jawa Tengah
ke Jawa Timur, melalui anak perempuannya
yang menjadi ratu, Sri Isanatunggawijaya.
Nukilan dua bait pada terjemahan Ted-
jowasono (2003), terbaca demikian: “Ada se-
orang raja yang melebihi para penjaga dunia
yang telah menaklukan sejumlah besar raja,
termashyur di tiga dunia, dan dalam kebera-
nian pahlawan bagaikan singa. Di bawah
pemerintahannya yang berlangsung lama
di bumi yang fana ini menghasilkan banyak
buah dan menikmati kemakmuran. Dialah
yang bernama Sri Isana Tungga, penguasa
Jawa yang diberkati kemashyuran dan kekua-
saan”.
26
Bait lainnya : “Putrinya, jelita karena kes- lah sebagai tugu kemenangan (jayastamba)
ucian tabiatnya (akalusamanasavasaramya) sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada
berpihak pada pemeluk Buddha (sugatapak- masyarakat Anjuk Ladang yang telah mem-
sasaha), ibarat seekor angsa, penuh pesona bantu selama peperangan melawan tentara
karena tinggal di telaga Manasa yang suci. Dia Melayu dari Sriwijaya. Pasukan dari Sumatra
yang menjadi kegembiraan tetap, bagi angsa tersebut mendekati ibu kota kerajaan tetapi
jantan para raja; memerintah sebagai ratu kemudian tertahan di daerah Nganjuk. Den-
bergelar Sri Isanatunggawijaya”. gan bala bantuan penduduk di sana, akhirnya
pasukan penyerang dapat dikalahkan. Tugu
Airlangga juga berkaitan dengan kemenangan tersebut kemudian diganti men-
bangsawan Bali, Udayana. Melalui perkaw- jadi candi, yang kemungkinan besar adalah
inan antara Gunapriadharmapatni (Mahen- Candi Lor, di Desa Candirejo.
dradata) dengan Udayana lahirlah Airlangga.
Salah satu yang menarik dalam pras-
Prasasti Anjukladang asti ini adalah disebutkannya nama Medang
untuk kerajaan Pu Sindok, yang sebelumnya
Prasasti Anjukladang atau Prasasti Candi digunakan sejak zaman Sanjaya memerintah
Lor ditemukan pada reruntuhan Candi Lor, di daerah Jawa bagian tengah antara tahun
di Desa Candirejo, Loceret, Nganjuk, Jawa 717 hingga tahun 746 M. Hal menarik itu
Timur. Kini, prasasti dari batuan ini tersim- tercantum sebagai kutipan di prasasti terse-
pan di selasar timur Museum Nasional Re- but : “Kita prasiddha mangrakpa kadatwan
publik Indonesia, Jakarta. rahyang ta i Mdang i Bhumi Mataram”. Frase
tersebut dikenal sejak zaman Balitung (898-
Tahun pemnuatan prasasti ini tercat- 911 M), Daksa (911/912-918 M), dan Wawa
at di tahun 859 Saka (937 M) atau 857 Saka (927-928/929 M) di Jawa bagian tengah hing-
(935 M) atas perintah dari Pu Sindok (929- ga Pu Sindok di Jawa Timur.
948 M). Tujuan dibuatnya prasasti ini ada-
27
tiga laku bumi merapi
Sejumlah candi-candi terkubur. Material Bukit Turgo berumur sekitar 138 ribu tahun
vulkanik erupsi gunungapi menutup hingga dan Bukit Plawangan berumur 135 ribu tahun.
kedalaman sekitar 6 meter di wilayah selatan. Kedua bukit tersebut menjadi batuan paling
Ya, letusan Merapi MUDA menutupnya berla- tua Kompleks Gunung Merapi. Selanjutnya,
pis-lapis. Hingga laku geologi bumi Gunung bagian timurlaut Merapi dijumpai batuan an-
Merapi mengukir topografi plataran Yogy- desit basaltik Gunung Bibi yang berumur 109
akarta. Lembah-lembah dan sungai-sungai ribu tahun.
menjadi daratan yang rata.
Periode Merapi Tua ditandai dengan
Gertisser, dkk. (2012), mendeskripsikan terjadinya pertumbuhan kerucut vulkanik
Merapi masa lalu sebagai kerucut gunungapi (gunungapi strato) berupa perselingan antara
aktif. Gunung yang memiliki jenis magma ba- lava andesit basaltik dan batuan piroklastik
sal hingga andesit. Karakteristik khas erupsin- pada sekitar 30.000 ribu tahun. Pada periode
ya berupa luncuran material piroklastik hasil ini, kepundan gunungapi telah mengalami
runtuhan kubah kawah yang membentuk penghancuran dan longsoran berulang kali.
awan panas (wedhus gembel). Selanjutnya Setidaknya, periode aktivitas Merapi Tua ber-
menjadi dikenal sebagai letusan tipe Merapi. langsung hingga 4.800 tahun yang lalu.
Diyakini bahwa awal lahirnya sistem ke- Dalam perkembangannya saat periode
gunungapian Merapi diperkirakan terbentuk Merapi Muda dimulai sejak 4.800 tahun yang
pada 170.000 tahun yang lalu (kala Plistosen). lalu hingga saat ini, ada perubahan susunan
Berdasarkan penanggalan radiometri batuan maupun komposisi. Bagian lereng hingga
Gunung Merapi yang dilakukan oleh Gertis- kaki Gunung Merapi tersusun oleh endapan
ser tersebut, sejarah evolusi Gunung Merapi piroklastik dan epiklastik hasil erosi batuan
dibagi menjadi tiga periode. Yakni : Proto pada Periode Merapi Tua maupun Muda.
Merapi, Merapi Tua, dan Merapi Muda.
Penanda lainnya adalah adanya peruba-
Periode Proto Merapi ditandai dengan ter- han karakteristik geokimia batuan hasil erup-
bentuknya kerucut vulkanik basal di sebelah si dari jenis geokimia batuan komposisi al-
selatan Merapi. Kerucut itu saat ini berupa kali sedang (mediun-K) menjadi alkali tinggi
28
(high-K) pada sekitar 1.900 tahun yang lalu. Tentu saja Peta sebaran batuan hasil letusan
dengan terjadinya perubahan sifat geokimia ini ber- Gunung Merapi sejak masa lalu hing-
pengaruh pula terhadap aktifitas erupsi Merapi. Mis- ga masa kini yang terbagi dalam 3
alnya, adanya peristiwa di periode letusan skala besar periode letusan Merapi (Gertisser,
yang diselingi oleh letusan berskala kecil. Rekaman dkk, 2012)
endapan Kuarter Merapi menunjukkan bahwa proses
luncuran piroklastik aliran (awan panas) hasil runtuhan
kepundan gunungapi menjadi karakteristik khas Mera-
pi. Proses ini dikenal dunia sebagai erupsi Tipe Merapi.
Berdasarkan sejarah erupsi Merapi yang tercatat,
setidaknya telah terjadi dua erupsi besar dengan in-
deks erupsi adalah VEI 4. Letusan tercatat di tahun
1872 dan 2010. Harapannya, dengan memahami siklus
dan karakteristik geologi Merapi dengan baik, kita
dapat memberikan pertimbangan-pertimbangan da-
lam upaya mitigasi bencana erupsi kedepannya. Demi
semua selamat dan memitigasi laku Merapi.
Peta Gambaran morfologi Yogyakarta yang mendukung
perkembangan peradaban manusia masa lampau hing-
ga saat ini. Aliran-aliran sungai berhulu dari Merapi
dan berhilir di Laut Kidul (Samudera Hindia). sebaran
batuan hasil letusan Gunung Merapi sejak masa lalu
hingga masa kini yang terbagi dalam 3 periode letusan
Merapi (Gertisser, dkk, 2012)
29
Timeline Geologi Jawa
Gambaran tatanan tektonik India, Sunda-
land, dan Australia 50 juta tahun yang lalu
(Eosen Awal) dimana kondisi Pulau Jawa
belum sepenuhnya terbentuk seperti saat
ini. Daerah Jawa-Sumatra merupakan
daerah tepian pasif benua.
Kondisi pulau Jawa pada pada kala
Miosen Awal (20 juta tahun yang lalu) ini
ditandai dengan mulai terbentuknya
subduksi lempeng di selatan Jawa yang
memiliki arah relative barat-timur. Hal
tersebut dipengaruhi oleh akti tas
tektonik utara Australia yang bergerak ke
arah baratdaya relatif terhadap subduksi
Jawa.
Subduksi Pulau Jawa berarah barat-timur
telah terbentuk pada kala Miosen Akhir
(10 juta tahun yang lalu). Selain itu, busur
gunung api di Bali-Nusa Tenggara juga
telah terbentuk akibat adanya subduksi
lempeng Indo-Australia yang menerus
dari Sumatra-Jawa-Bali-Nusa Tenggara.
30
Sumber : Hall, R. (2012). Late Jurassic–Cenozoic reconstructions of the
Indonesian region and the Indian Ocean. Tectonophysics, 570, 1-41.
Pada kala Eosen Tengah (45 juta tahun
yang lalu), Pulau Jawa sudah mulai
terbentuk yang ditandai dengan berg-
abungnya bagian tepian benua Sunda-
land (Jawa bagian barat) dan mikrokonti-
nen Jawa bagian Timur. Dalam masa
waktu ini juga merupakan fase awal
terbentuknya subduksi di sepanjang
Sumatra-Jawa sehingga tatanan tektonik
Sumatra-Jawa menjadi tepian aktif
benua.
Terbentuknya busur gunungapi sepan-
jang Sumatra-Jawa dimulai pada kala
Oligosen Awal (30 juta tahun yang lalu).
Hal tersebut ditandai dengan dijumpain-
ya endapan batuan vulkanik dan
terobosan pada Oligosen Awal di Suma-
tra-Jawa dimana fase ini dideskripsikan
sebagai masa “kejayaan” gunung api
busur Sunda. Pulau Jawa, pada fase ini
belum secara utuh berbentuk Pulau Jawa
seperti sekarang ini, namun masih
berupa deretan busur gunung api.
Tatanan tektonik Jawa secara khusus dan
Indonesia secara umum telah terbentuk
seperti kondisi tektonik saat ini pada kala
Pliosen (5 juta tahun yang lalu). Kondisi
tektonik Indonesia yang sangat aktif
sebagai pertemuan 3 lempeng sekaligus
yakni lempeng Eurasia, Indo-Australia,
dan Pasi k.
31
Wayang (basement)
Bayah (south) Tasikmalaya Karangkobar
Ciletuh-Ciemas Borobudur
Jampang (north) Cineam Selogiri Ponorogo (west)
8°S Banjar Kulon Progo Blitar Lumajang Merubetiri 8°S
Kebumen
Sudimoro-Ngalang
Trenggalek
rentetan gunung api pulau jawaUpper Miocene
108°E 110°E 112°E 114°E
babnaaU6trB°uajgSuetaunnngnstKaauumnnlpognge1pa0naBa6npa°yiEyiua.thpsiPm(uewunreubsstrau),utklteaiatbkmaitnhiCavianidnPty1jaau0uasr8rl°(iEawgaue1usd.tn0)aJu0laan0whgaka,mpbida(KGPtiiaaeutterrtuuni-uimtninu1ggn1k0ijsar(yt°ilEweyMaaornaMndjiboa)odaestnieuunharinAnuwgttgeSaarelk)ts.aiej1iak1t2dai°BtEniaa,wrdeda2ken0kn0Isglja(uan2tnd0a0pt6ar1)Nho0,0usbe1nu1s4ky°Emtaina2ag0g0dk6mml°aaSnalu--
gudoaltaoa8hpB°mgSaaittPayunBudaaaylniynapaaguhiysd(meaaiaJhnseabtkwgm) aaagpbnW(b.SieeaaaanyrsdgFneakugamnelaigarunneiirgnttoutaas)mnrheajiea,ndnrByseaaaeannhl.jgaatrated(anrwinsneesKpatbsu)rmenuoirntistKgkKeaaauSatsrnlauiotdndnekggianmPeekrko---oobrgoao-rNt3bJigbai0aeswalbmajrnaueage,rtn-(Uaabyvgnpaatgu,saanealKmrhklgaoneuaankrbnntaa)einslsraimug,lsumseae)mup(t(LkrbeeabamerrsEustgeoienmonudbggsenauine,LnutBntu)dnrdauagAsyana(awpbphaPaasiI,tyeaalamC-ncdnAeigi)iR(tnlj-bkaiAuetnda)nrhtsgmgiueg.iomrihPpptMeu,ua(n8rJ°o4italSa)a5ydtu---i
gunungaPpliioacnendei Pulau Jawa108i°nE i dalam seja- 110o°EritaTsrenaghgalilekmem1a1n2°Eg masih perlu(bam1s1e4me°Eemntb) ukti-
rah pembentukannya, sangat dipengaruhi kan proses magmatisme-vulkanisme yang
106°E 200 km 108°E Java sea 110°E 500 km 112°E 114°E
300 km km
Danau 400 Bawean island 600 k6m°S
Krakatau Salak Tangkuban Prahu
Ceremai
N 100 km
Muria
Malabar Dieng Ungaran Pandan
Volcano type Papandayan Galunggung Slamet Sumbing Penanggungan Ringgit
West Java Merapi
Volcanic front Lawu Tengger Ijen
Wilis
Kelut Semeru LamonganRaung 8°S
Single cain volcano Central Java
Trench-side volcano
East Java
Backarc -side volcano Depth of subducted slab (km)
Backarc volcano 0 75 150 225 300km
108°E 110°E
Sebaran gunungapi di Pulau Jawa pada zaman Kuarter (2.5 juta tahun-sekarang)
oleh proses geologi yakni subduksi. Sebuah terjadi ketika usia Eosen ini.
lingkungan tektonik sebagai pertemuan an- Berbeda halnya dengan proses vulkanisme
tara dua lempeng dimana lempeng samudera
yang memiliki nilai berat jenis yang lebih be- pada kala Eosen, prosesnya sangat dominan di
sar relatif menunjam di bawah lempeng ben- Pulau Jawa, dimulai pada kala Oligosen-Mio-
ua yang memiliki nilai berat jenis lebih kecil. sen Awal (30-15 juta tahun yang lalu). Pada
periode ini merupakan bukti kejayaan gunun-
Mengacu pada model evolusi tektonik yang gapi. Tidak hanya di Pulau Jawa, bukti-bukti
dipublikasikan oleh Hall, dkk. (2012), hal ini geologi kejayaan gunungapi juga dijumpai di
mengambarkan perubahan pergerakan lem- Pulau Sumatra. Hal tersebut dipengaruhi oleh
peng di wilayah Asia Tenggara berdasarkan terbentuknya proses subduksi di sepanjang
bukti-bukti geologi yang ditemukan. Proses Sumatra-Jawa yang membentuk lingkungan
subduksi di Pulau Jawa dimulai sejak 45 juta
tahun yang lalu (Eosen Awal). Kondisi Pu- Dinamika pembentukan dan sebaran gunung
lau Jawa, ketika itu masih relatif memanjang api di Pulau Jawa sejak 45 juta tahun (Eosen)
berarah baratdaya-tenggara. Nah, subduksi hingga 5 juta tahun (kala Pliosen), mengacu
yang memiliki arah baratdaya-tenggara ini pada Setijadi, dkk., 2006).
32
106°E 108°E 110°E 112°E N 114°E
6°S Karimunjawa islands
Bawean Island 6°S
0
Bayah (south) Tangkuban Prahu 100 200
km
Ciletuh-Ciemas Jatibarang
Karangsambung
Paleocene-Eocone
108°E 110°E Pacitan 8°S
Less convincing evidence 112°E 114°E
More convincing evidence
106°E 108°E 110°E 112°E N 114°E
6°S Karimunjawa islands
Bawean Island 6°S
Bayah (south) 0
100 200
km
Ciletuh-Ciemas
Jampang Tasikmalaya Karangsambung
Kulon Progo
Bayat
Pacitan Blitar Lumajang
8°S Pangandaran Merubetiri 8°S
108°E 114°E
Oligocene Parangtritis
110°E Tulungagung 112°E
106°E 108°E 110°E 112°E N 114°E
6°S Cianjur (west) Karimunjawa
(Parang island) Bawean Island 6°S
Bayah (north) 0
Ujung Kulon 100 200
km
Wayang (basement)
Bayah (south) Tasikmalaya Karangkobar
Ciletuh-Ciemas
Cineam Borobudur
Jampang (north) Selogiri Ponorogo (west)
8°S
Banjar Kulon Progo Blitar Lumajang Merubetiri 8°S
Upper Miocene Kebumen Sudimoro-Ngalang 114°E
108°E Trenggalek 112°E
110°E
106°E 108°E 110°E 112°E N 114°E
6°S Cianjur (west) Karimunjawa
Ujung Kulon Bayah (west) (Gentingisland) Bawean Island 6°S
0
Petungkriyono 100 200
km
Bayah (east) Saguling Kuningan Ungaran Lurus (basement)
Banjar (west) Karangkobar (basement)
Wayang
(basement) Ringgit
8°S (basement)
Kulon Progo Lamongan 8°S
Pliocene (basement)
Sudimoro-Ngalang Iyang-Argopuro
Trenggalek (basement)
108°E 112°E 114°E
110°E
106°E 200 km 108°E Java sea 110°E 400 500 km 112°E 114°E
km
Danau 33300 km Bawean island 600 k6m°S
Krakatau Salak Tangkuban Prahu
Ceremai
N 100 km
Muria
tektonik busur gunung api, dimana asosiasi lurus menunjam terhadap Lempeng Eurasia
batuan gunung api tersebut dikelompokkan dengan kecepatan sekitar 6-7 cm per tahun.
oleh Van Bemmelen (1949) sebagai Formasi Kondisi geologi tersebut, menyebabkan ter-
Andesit Tua (Old Andesite Formation). Se- bentuknya deratan gunung api (baik aktif
baran kelompok Formasi Andesit Tua di Pu- maupun tidak) di Pulau Jawa, yang umumnya
lau Jawa, ini umumnya dijumpai pada mor- bagian tengah dan utara pulau. Tentu, kondisi
fologi perbukitan asal gunung api di bagian geologi ini selain memberikan dampak nega-
selatan. tif berupa ancaman bencana erupsi gunung
api, juga memberikan banyak manfaat dan
Selanjutnya, perubahan pergerakan lem- dampak positif bagi masyarakat seperti
peng pada 10 juta tahun yang lalu (Miosen melimpahnya potensi sumberdaya geologi.
Akhir) berimplikasi terhadap perubahan arah Tentunya, termasuk mempengaruhi budaya
subduksi Pulau Jawa, relatif berarah barat- (baca : Gelap Terang Candi-Candi). Selain
timur hingga saat ini. Proses tersebut meng- itu, lingkungan sekitar gunung api memiliki
hasilkan deretan gunung api di Pulau Jawa, kondisi tanah yang subur untuk mendukung
namun memiliki karakteristik yang berbeda. kehidupan masyarakat.
Pada periode ini, deretan busur gunung api
berada relatif di bagian selatan-tengah pulau.
Selain itu juga terbentuk beberapa gunung
api dengan lingkungan tektonik di belakang
busur gunung api yang dibuktikan oleh adan-
ya batuan gunung api di Karimunjawa. Ten-
tu masih banyak perbedaan lainnya apabila
ditelisik lebih jauh baik dari aspek geologi,
geofisika, dan geokimianya.
Pada masa kini (masuk dalam zaman
Kuarter), proses subduksi Pulau Jawa terus
berlangsung dimana Lempeng Indo-Austral-
ia bergerak lebih banyak berberbentuk tegak
Proses subduksi Jawa dimana lempeng samudera Indo-Australia menunjam di
bawah lempeng benua Eurasia menghasilkan deretan gunungapi.
34
Foto oleh Camille Bismonte-Unsplash
35
lava
bantal
BERBAH
Bukti rekam sejarah dinamika bumi bi-
asanya ditemukan di “pelosok”. Perjumpaan-
nya bisa di perbukitan, pegunungan, sungai,
yang jauh dari riuh kehidupan.
Nah, berjarak sekitar 10 km ke arah timur
dari pusat Kota Yogyakarta, di tengah riuh
penduduk, peneliti Badan Geologi mene-
mukan runtunan batuan sejarah dinamika
bumi Pulau Jawa. Batuan ini diperkenalkan
kepada masyarakat luas sebagai lava bantal.
Batuan ini bersanding dengan aliran Sungai
Opak.
Lokasi Lava Bantal ini telah ditata dan
dikembangkan sebagai tempat wisata ge-
ologi dan pelestarian oleh pemerintah serta
masyarakat setempat. Selanjutnya, lava ban-
tal tersebut dikenal sebagai Lava Bantal Ber-
bah atau Lava Bantal Watuadeg. Penamaan-
36
ya ini karena tepatnya berada di perbatasan bon (K-Ar) oleh Ngkoimani (2005), didapat-
Dusun Watuadeg, Desa Jogotirto dan Dusun kan umur batuan ini sekitar 56,3 juta tahun
Sumber Kidul, Desa Kalitirto, di Kecamatan (Paleosen Akhir). Selain itu, masih dalam
Berbah, Kabupaten Sleman. kajian yang sama, berdasarkan sifat kemag-
netan purba batuan dapat diungkap bahwa
Lava bantal merupakan batuan hasil letu- sumber erupsi yang menghasilkan lava ban-
san efusif gunung api. Bentuknya berupa lel- tal berada tidak jauh.
eran lava pijar yang langsung kontak dengan
lingkungan air, sehingga terjadi penyesuaian Selanjutnya oleh Bronto, dkk. (2008) di-
suhu yang drastis antara lava yang memiliki interpretasikan bahwa bukit kecil di sebe-
suhu relatif tinggi dan air dengan suhu rela- lah barat Lava Bantal Berbah ini merupakan
tif rendah. Hal ini disebabkan gunungapinya sumbernya yang dinamai sebagai Gunung
memang berada di bawah laut. Hasil peneli- Api Purba Watuadeg. Mempertimbangkan
tian Bronto, dkk (2008), batuannya merupa- arah aliran lava bantal yang relatif radial
kan lava bantal yang terbentuk akibat proses atau mengelilingi bagian timur-selatan ter-
kegunungapian pada lingkungan tektonik hadap sumber erupsi gunung api.
subduksi (tunjaman lempeng) berdasarkan
sifat geokimia batuan. Diskusi terus berkembang terkait sejarah
geologi Lava Bantal Berbah ini. Bronto juga
Dalam perkembangannya, hasil kajian se- mengulas umur batuan ini dengan mem-
jauh ini mengindikasikan bahwa Lava Bantal bandingkan umur lava ini dengan batuan
Berbah ini terbentuk pada lingkungan laut lava bantal lain yang dapat disebandingkan
yang cukup dalam. Tubuh gunung apinya di Pulau Jawa. Merujuk pada lava bantal yang
merupakan gunung api bawah laut. Proses dijumpai di Pacitan, menurut Soeria-Atmad-
inilah yang menyebabkan struktur batuan ja, dkk (1994), memiliki umur 42,73 – 33,56
yang terbentuk unik dan khas menyerupai juta tahun (Eosen Awal-Oligosen Awal).
bentuk bantal.
Membandingkan keduanya, Lava Bantal
Ada beberapa karakteristik lava bantal, Berbah lebih tua daripada lava bantal di
seperti yang dijumpai di Karangsambung, Pacitan. Namun, hal ini baru sebatas dari
Jawa Tengah. Batuannya merupakan lava aspek umur batuan. Perlu kajian lanjutan
bantal lantai samudra, berasal dari doron- untuk pembanding dari sisi aspek fisik dan
gan atau proses subduksi (baca : Apendiks). kimia batuan agar memberikan gambaran
Meski secara kasat mata di sejumlah lokasi yang komprehensif.
lava bantal, bentuk batuannya hampir seru-
pa oval-oval besar memanjang dan jumlah- Sejatinya, penentuan umur ini berimp-
nya banyak. likasi pada bagaimana menjelaskan ling-
kungan tektonik masa lampau sehingga per-
Pada Lava Bantal Berbah serupa juga dap- lu dibarengi pertimbangan kondisi urutan
at dijumpai di kondisi geologi sistem gunung stratigrafi batuan dan evolusi tektonik Jawa
api masa kini di Kepulauan Sangihe, Sulaw- sejak ratusan juta tahun lalu. Kajian yang
esi Utara. Kepulauan ini disusun oleh sistem ada tersebut memberikan gambaran bahwa
gunung api akibat proses subduksi dimana Lava Bantal Berbah setidaknya memiliki ke-
terdapat gunung api di bawah laut dan seba- mungkinan kisaran rentang umur Paleosen
gian lainnya terdapat gunung api yang area Akhir-Oligosen, bukan termasuk lava bantal
puncaknya timbul di atas permukaan laut purba. Akan tetapi Lava Bantal Berbah ini
membentuk pulau-pulau kecil. menjadi bukti penting terkait evolusi geolo-
gi di Pulau Jawa dan perlu dijaga kelestari-
Berdasarkan kajian penanggalan radi- annya.
ometri batuan dengan metode Kalium Kar-
37
FORMASI BATU
periode
geologi jogja
Membahas periode geologi Yogyakarta itu 66-145 juta tahun.
erat kaitannya dengan dinamika formasi bat- Selain itu, masih di kompleks Perbukitan
uannya. Apalagi, perbukitan, pegunungan
dan daratan mendominasi kondisi fisiografi Jiwo, juga dijumpai batuan sedimen klastika
morfologi di wilayah ini serta sekitarnya. Formasi Wungkal dan sedimen karbonat For-
masi Gamping berumur Eosen Tengah-Akh-
Para peneliti Badan Geologi membagi ir (47-34 juta tahun). Meskipun endapannya
periodenya menjadi empat fase. Yaitu, Peri- tidak selaras di atas batuan metamorf se-
ode Pravulkanisme, Periode Vulkanisme, bagai batuan dasar. Formasi Gamping, salah
Periode Pascavulkanisme, dan Periode Vul- satu penciri utamanya adalah dijumpai adan-
kanisme Kuarter. Masing-masing periode ya batugamping berfosil Nummulites.
memiliki cerita fasenya tersendiri. Tiga peri-
ode ini dijelaskan Surono (2009). Periode Vulkanisme sebagai masa “ke-
jayaan” gunung api di Pulau Jawa diperkira-
Periode Pravulkanisme merupakan fase kan dimulai sejak Eosen Akhir (41 juta tahun)
pembentukan batuan tua di wilayah ini, mau- hingga Miosen Awal (16 juta tahun). Periode
pun di Pulau Jawa. Batuan tertua ditemukan ini juga dikenal sebagai periode terbentukn-
di Perbukitan Jiwo, Bayat, Klaten, Jawa Ten- ya batuan OAF atau Old Andesite Formatio
gah. Batuannya tersusun batuan metamorf (baca : Apendiks).
seperti filit, sekis, serpentinite.
Batuan Formasi Kebo dan Formasi Butak
Menurut Wardana, dkk (2008), batuan tersusun atas lava bantal, batuan terobosan,
metamorf yang ada di wilayah ini terdiri dari batuan sedimen asal gunung api yang
fasies sekis hijau, fasies sekis biru, dan fasies diiendapkan di lingkungan laut. Formasi
amfibolit. Peneliti memperkirakan batuan itu Mandalika terdiri atas lava andesit, dasit, dan
terbentuk pada Zaman Kapur dengan kisaran batuan terobosan. Formasi Sindet didomi-
38
UAN FORPMEARSIIBOADTUEANGEOLOGI PEPGERUIONDUE GNEGOLAONGI SPEEGLUANTUANNGAN SELATAN Peta Geologi wilayah Yogyakarta dan seki-
Vulkanisme KVuualkratneisrme Kuarter tarnya yang menggambarkan sebaran dan
urutan batuan (Surono, 2008).
2.5juta tahun bu dan klastik (Formasi Wonosari, Formasi
Punung, dan Formasi Kepek).
2.5juta tahun
Selanjutnya, Periode Vulkanisme Kuarter
Pascavulkanisme (lebih muda dari 2.5 juta tahun) perlu sedikit
disinggung mengingat pada periode ini akti-
Pascavulkanisme fitas kegunungapian secara setempat terben-
tuk. Hal tersebut ditandai dengan terben-
13juta tahun tuknya Gunung Merapi, perkembangannya,
gunung api ini menghasilkan material letu-
13jutatahun Vulkanisme san gunungapi yang kemudian terendapkan
menutupi dataran Yogyakarta hingga Laut
30juta tahun Selatan Jawa. Terlebih, pembentukan sistem
gumuk pasir di daerah Parangtritis juga di-
Vulkanisme Pravulkanisme pengaruhi oleh adanya suplai sedimen pasir
hasil letusan Gunung Merapi. D i n a m i k a
ynaansigotleerhdtir3ui0fajputtaaasstairlhaaunvna, ,dbanrekFsoi,rmdaasni Wonolelo fase-fase apa yang membentuk geologi Yo-
erat. Pravulkanisme konglom- gyakarta telah banyak diteliti geolog sejak
masa penjajahan Belanda hingga saat ini.
Selanjutnya batuan Formasi Semilir yang Sebagaimana penelitian yang dilakukan Su-
terdiri atas ignimbrit, tuf, dan batuan sed- rono (2009) yang membahas mengenai kon-
imen asal gunung api dimana kehadiran disi geologi pada wilayah Perbukitan Jiwo,
ignimbrit yang didominasi oleh fragmen Pegunungan Baturagung, Dataran Tinggi
batuapung menandakan terjadinya erupsi Wonosari, Karst Gunung Sewu, dan Data-
katastropis atau letusan besar pembentuk ran Yogyakarta. Selanjutnya, wilayah-wilayah
kaldera. Tentu menjadi kajian menarik terkait tersebut oleh Surono (2009) disebut sebagai
sejarah letusan kaldera pembentuk batuan zona geologi Pegunungan Selatan bagian
Formasi Semilir ini. Timur Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa
Tengah.
Periode Pascavulkanisme yang berkisar
antara Miosen Awal (16 juta tahun) hingga Secara umum, batuan penyusun utama
Miosen Akhir (5 juta tahun) ditandai dengan wilayah ini didominasi oleh batuan gunung
menurunnya akitivitas kegunungapian di api dan batuan sedimen karbonat. Hal terse-
wilayah ini. Hal tersebut dibuktikan dengan but dapat memberikan gambaran bahwa di
hampir tidak ada dijumpai batuan terobosan, Pulau Jawa pada skala waktu geologi jutaan
lava, dan batuan gunung api lainnya pada tahun yang lalu, aktifitas kegunungapian san-
periode ini. gat intens dan berpengaruh terhadap proses
pembentukan batuan gunung api.
Seiring menurunya aktivitas kegunungapi-
annya, lingkungan perairan laut dangkal Selain, itu terbentuknya batuan sedimen
berkembang ideal sehingga mejadi lingkun- karbonat, seperti batugamping, batupasir
gan pengendapan yang baik terbentuknya gampingan, memberikan bukti bahwa ada
batuan sedimen karbonat. Lebih rinci run- kalanya aktivitas kegunungapian berhenti.
tunan batuan periode ini terdiri atas batuan Karena berhenti, wilayah perairan dangkal
sedimen klastik (Formasi Sambipitu), batuan cukup stabil. Tidak ada gangguan terhadap
sedimen karbonat berupa batugamping klas- proses pengendapan material penyusun bat-
tik (Formasi Oyo), dan batugamping terum- uan karbonat seperti koral laut, cangkang he-
wan laut, dan lain sebagainya.
39
antara prambanan dan wediombo
Gunung M
Candi Sambisari Candi
Kota W
Kota Yogyakarta Kraton
Ratu Boko
Tebing Breksi
Dataran Jogjakarta
Karst
40
Merapi
Utara
i Prambanan
Perbukitan Jiwo
Oro-Oro
Pegunungan Baturagung
Nglanggeran
Wonosari Dataran Wonosari
t Gunungsewu Gunung Batur Lembah Sadeng
Pantai Siung Wediombo
41
garis-garis breksi
42