PRINSIP DASAR DESAIN DAN KOMUNIKASI (Desain Komunikasi Visual) Ayu Sarwendah PT LINI SUARA NUSANTARA
PRINSIP DASAR DESAIN DAN KOMUNIKASI (Desain Komunikasi Visual) © 2022 Hak cipta yang dilindungi Undang-Undang ada pada Penulis. Hak penerbitan ada pada PT Lini Suara Nusantara. Penulis : Ayu Sarwendah Editor : Kartika Edi Rahayu Desainer Kover : Achmad Faisal Desainer Isi : Ika Puput Oktavia Kumalasari Tahun terbit : 2022 ISBN : Diterbitkan oleh PT Lini Suara Nusantara Perumahan Dukuhan Baru, RT: 02 RW: 01, Gunungpring, Muntilan, Magelang, Jawa Tengah 56415 Hotline: 0851 6169 4758 Anggota IKAPI Jateng No. 223/JTE/2021 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA PASAL 72 KETENTUAN PIDANA SANKSI PELANGGARAN 1 . Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu Ciptaan atau memberikan izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/ atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). 2 . Barangsiapa dengan sengaja menyerahkan, menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, baik secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi, merekam atau dengan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari PT Lini Suara Nusantara.
iii Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan karunia, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis masih diberi kesempatan untuk mengabdi dan menyumbangkan pikiran untuk nusa, bangsa, dan negara, khususnya melalui bidang pendidikan. Buku Prinsip Dasar Desain dan Komunikasi (Desain Komunikasi Visual) ini disusun untuk menunjang proses pembelajaran sesuai dengan Capaian Pembelajaran dan Tujuan Pembelajaran Kurikulum Merdeka. Buku ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan guru dan siswa SMK pada Kompetensi Keahlian Desain Komunikasi dan Visual dalam meningkatkan prestasi dan kualitas pendidikannya. Buku ini disusun secara sistematis dan kronologis sehingga tercipta sebuah buku teks dengan penjelasan yang tepat, interaktif, dan mudah untuk dipahami agar peserta didik dapat memahami secara tuntas, baik yang bersifat teori, latihan soal maupun praktik. Semoga buku ini dapat memberi manfaat bagi bapak/ibu guru dan peserta didik untuk menambah pengetahuan dan keterampilan. Ketua MGMP Multimeda Jawa Timur M. Safiqurrohman, S.Kom., M.Pd. Kata Pengantar
iv Sungguh suatu kebanggaan dan rasa syukur dari penulis ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dapat menyelesaikan buku ini. Buku ini ditulis sebagai salah satu sumber belajar siswa SMK/MAK Kelas XI dan XII untuk mempelajari dan memperdalam materi Prinsip Dasar Desain dan Komunikasi. Buku Prinsip Dasar Desain dan Komunikasi (Desain Komunikasi Visual) ini terdiri atas empat bab antara lain 1) Prinsip-Prinsip Perancangan Visual; 2) Dasar-Dasar Komunikasi; 3) POS dalam Desain dan Komunikasi; serta 4) Penerapan Prinsip Dasar Desain dan Komunikasi. Setiap bab dalam buku ini dilengkapi dengan Tujuan Pembelajaran yang telah disesuaikan dengan Capaian Pembelajaran pada Kurikulum Merdeka. Pembahasan materi disajikan dengan bahasa yang lugas dan mudah dipahami, dari pembahasan umum ke pembahasan secara khusus. Untuk menunjang pembelajaran yang aktual, buku ini sudah menerapkan soal-soal evaluasi berbasis HOTS. Dengan demikian, buku Prinsip Dasar Desain dan Komunikasi (Desain Komunikasi Visual) diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa dan pembaca lainnya dalam memperoleh pengetahuan. Penulis menerima saran dan kritik yang membangun. Penulis Prakata
v Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia Pelajar Indonesia yang berakhlak mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Pelajar mampu memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Adapun elemen kunci beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia diuraikan sebagai berikut. a. Akhlak beragama Mengenal sifat-sifat Tuhan dan menghayati bahwa inti dari sifat-Nya adalah kasih dan sayang. b. Akhlaq pribadi Menyadari bahwa menjaga dan merawat diri penting dilakukan, sekaligus menjaga serta merawat orang lain dan lingkungan sekitarnya. c. Akhlak kepada manusia Mengutamakan persamaan dan kemanusiaan di atas perbedaan serta menghargai perbedaan yang ada dengan orang lain. d. Akhlak kepada alam Menyadari pentingnya merawat lingkungan sekitarnya sehingga dia tidak merusak atau menyalahgunakan lingkungan alam agar alam tetap layak dihuni oleh seluruh makhluk hidup saat ini maupun generasi mendatang. e. Akhlak bernegara Memahami serta menunaikan hak dan kewajibannya sebagai warga negara yang baik serta menyadari perannya sebagai warga negara. Berkebinekaan Global Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain. Dengan demikian, dapat menumbuhkan rasa saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya budaya baru yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa. Adapun elemen kunci kebhinekaan global diuraikan sebagai berikut. a. Mengenal dan menghargai budaya • Mengenali, mengidentifikasi, dan mendeskripsikan berbagai macam kelompok berdasarkan perilaku, cara komunikasi, serta budayanya. • Mendeskripsikan pembentukan identitas dirinya dan kelompok. • Menganalisis bagaimana menjadi anggota kelompok sosial di tingkat lokal, regional, nasional dan global. b. Kemampuan komunikasi intercultural dalam berinteraksi dengan sesama Memperhatikan, memahami, menerima keberadaan, dan menghargai keunikan masing-masing budaya sebagai sebuah kekayaan perspektif sehingga terbangun kesalingpahaman dan empati terhadap sesama. c. Refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebhinekaan • Memanfaatkan kesadaran dan pengalaman kebhinekaannya secara reflektif agar terhindar dari prasangka dan stereotip terhadap budaya yang berbeda sehingga dapat menyelaraskan perbedaan budaya agar tercipta kehidupan yang harmonis antar sesama. • Membangun masyarakat yang damai dan inklusif, berkeadilan sosial, serta berorientasi pada pembangunan yang berkelanjutan secara aktif-partisipatif. Profil Pelajar Pancasila
vi Profil Pelajar Pancasila Gotong Royong Pelajar Indonesia memiliki kemampuan gotong royong, yaitu melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan dengan lancer, mudah, dan ringan. Adapun elemen kunci gotong royong diuraikan sebagai berikut. a. Kolaborasi Bekerja bersama dengan orang lain disertai perasaan senang ketika berada bersama dengan orang lain dan menunjukkan sikap positif terhadap orang lain. b. Kepedulian Memperhatikan dan bertindak proaktif terhadap kondisi atau keadaan di lingkungan fisik sosial. c. Berbagi • Memberi dan menerima segala hal yang penting bagi kehidupan pribadi dan bersama. • Bersedia dan mampu menjalani kehidupan bersama yang mengedepankan penggunaan bersama sumber daya dan ruang yang ada di masyarakat secara sehat. Mandiri Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya. Adapun elemen kunci mandiri diuraikan sebagai berikut. a. Kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi Melakukan refleksi terhadap kondisi dirinya dan situasi yang dihadapi dimulai dari memahami emosi dirinya dan kelebihan serta keterbatasan dirinya. Dengan demikian, pelajar mampu mengenali dan menyadari kebutuhan pengembangan dirinya yang sesuai dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi. b. Regulasi diri Mampu mengatur pikiran, perasaan, dan perilaku dirinya untuk mencapai tujuan belajarnya.
vii Profil Pelajar Pancasila Bernalar Kritis Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya. Adapun elemen kunci bernalar kritis diuraikan sebagai berikut. a. Memperoleh dan memproses informasi dan gagasan • Memiliki rasa keingintahuan. • Mengajukan pertanyaan yang relevan. • Mengidentifikasi dan mengklarifikasi gagasan dan informasi yang diperoleh. • Mengolah informasi tersebut. b. Menganalisis dan mengevaluasi penalaran • Menggunakan nalarnya sesuai dengan kaidah sains dan logika dalam pengambilan keputusan dan tindakan. • Melakukan analisis serta evaluasi dari gagasan dan informasi yang ia dapatkan. c. Merefleksi pemikiran dan proses berpikir: Melakukan refleksi terhadap berpikir itu sendiri (metakognisi) dan berpikir mengenai bagaimana jalannya proses berpikir tersebut sehingga ia sampai pada suatu simpulan. d. Mengambil keputusan Mengambil keputusan dengan tepat berdasarkan informasi yang relevan dari berbagai sumber, fakta dan data yang mendukung. Kreatif Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Adapun elemen kunci kreatif diuraikan sebagai berikut. a. Menghasilkan gagasan yang orisinal • Menghasilkan gagasan yang terbentuk dari hal paling sederhana sampai dengan gagasan yang kompleks. • Mengaplikasikan ide baru sesuai dengan konteksnya untuk mengatasi masalah dan memunculkan berbagai alternatif penyelesaian. b. Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal Menghasilkan karya yang didorong oleh minat dan kesukaannya pada suatu hal, emosi yang ia rasakan, sampai dengan mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan sekitarnya.
viii Kata Pengantar.................................................................................................................. iii Prakata .................................................................................................................. iv Profil Pelajar Pancasila...................................................................................................... v Pendahuluan ................................................................................................................... ix Bab 1 Prinsip-Prinsip Perancangan Visual ............................................................... 1 A. Perancangan Visual............................................................................................................ 3 B. Elemen Perancangan Visual ........................................................................................... 9 C. Prinsip Perancangan Visual............................................................................................. 35 Tugas Kelompok........................................................................................................................... 45 Refleksi............................................................................................................................................. 45 Uji Kompetensi ............................................................................................................................. 46 Bab 2 Dasar-Dasar Komunikasi ................................................................................ 53 A. Komunikasi........................................................................................................................... 55 B. Komunikator........................................................................................................................ 81 C. Fungsi dan Jenis Media Komunikasi ........................................................................... 91 D. Komunikan (Communican)............................................................................................. 97 Tugas Mandiri................................................................................................................................ 100 Refleksi............................................................................................................................................. 100 Uji Kompetensi ............................................................................................................................. 101 Bab 3 POS dalam Desain dan Komunikasi ............................................................... 105 A. Memahami Prosedur Operasional Standar (POS)................................................... 107 B. Penerapan POS dalam Desain dan Komunikasi...................................................... 110 C. Pembiasaan Kerja............................................................................................................... 160 Tugas Kelompok........................................................................................................................... 169 Refleksi............................................................................................................................................. 169 Uji Kompetensi ............................................................................................................................. 170 Bab 4 Penerapan Prinsip Dasar Desain dan Komunikasi ........................................ 179 A. Bentuk Penerapan Prinsip Dasar Desain dan Komunikasi................................... 181 B. Komponen Dasar Desain dan Komunikasi................................................................ 202 C. Aplikasi Desain dan Komunikasi................................................................................... 215 Tugas Mandiri................................................................................................................................ 221 Refleksi............................................................................................................................................. 221 Uji Kompetensi ............................................................................................................................. 222 Daftar Pustaka ................................................................................................................... 226 Daftar Pustaka Gambar..................................................................................................... 229 Biodata Penulis .................................................................................................................. 236 Biodata Penyelia................................................................................................................ 237 Biodata Editor.......... .......................................................................................................... 237 Daftar Isi
ix Pendahuluan A. Rasional Mata Pelajaran Desain Komunikasi Visual adalah konsentrasi keahlian yang membangun kompetensi perancangan solusi komunikasi visual melalui program identitas, informasi, dan persuasi dengan menggunakan media (berbasis cetak), layar (screen), analog atau digital, dua atau tiga dimensi, nyata atau maya (virtual), statis atau interaktif, maupun media berbasis waktu (time based media). Program identitas terkait dengan perancangan identitas visual suatu entitas, seperti identitas jenama (brand), identitas korporat, perancangan key visual produk, brand personal maupun korporat, dan lain-lain. Program informasi terkait dengan perancangan media visual dengan fungsi informasi baik dua dimensi maupun tiga dimensi, seperti desain publikasi baik tercetak maupun digital, rambu (signage), penunjuk arah (wayfinding), infografis dan lain-lain. Adapun program persuasi terkait dengan perancangan media visual dengan fungsi membujuk seperti desain periklanan, desain materi promosi pemasaran, desain permukaan kemasan (surface packaging design), dan lain-lain. Adapun fungsi identitas, informasi, dan persuasi tersebut dapat berjalan sendiri-sendiri ataupun secara terpadu. Mata Pelajaran Desain Komunikasi Visual berfungsi untuk membangun kompetensi peserta didik yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam memberikan solusi atas permasalahan komunikasi visual dengan menggunakan kreativitas, seni, dan pemanfaatan teknologi. Desain komunikasi visual merupakan bidang yang relevan dengan konteks dunia saat ini yang semakin digital. Semua bidang industri, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan lainnya membutuhkan dukungan dari desain komunikasi visual dalam mengomunikasikan visi, misi, produk, dan program kepada khalayak sasarannya. Kondisi ini menjadikan bidang desain komunikasi visual sangat dibutuhkan sehingga membuka kesempatan kerja yang luas bagi orang-orang yang memiliki keahlian di bidang ini. Keunggulan lainnya, desain komunikasi visual memiliki klaster yang beragam dari yang paling konvensional berbasis cetak sampai yang menggunakan teknologi terkini berbasis online, artificial intelligence (AI), dan lain sebagainya. Hal ini membuka munculnya beragam jenis okupasi yang dapat dipilih. Kurikulum Merdeka membebaskan sekolah dalam mengembangkan konten pendidikannya sesuai dengan infrastruktur maupun sumber daya manusia yang dimilikinya. Dari sisi peserta didik akan memberikan kesempatan untuk memilih keahlian yang sesuai dengan minat, hasrat, dan kemampuannya. Hal tersebut akan meningkatkan rasio keberhasilan peserta didik untuk meraih cita-citanya. Kurikulum Merdeka sangat relevan untuk konsentrasi keahlian yang menekankan pada kreativitas, seperti desain komunikasi visual. Kurikulum merdeka mendorong terciptanya ekosistem pembelajaran yang kondusif untuk mencetak sumber daya manusia unggul di bidang desain komunikasi visual. Mata pelajaran Desain Komunikasi Visual berfungsi untuk menumbuhkembangkan keprofesionalan dan kebanggan peserta didik terhadap desain komunikasi visual melalui pemahaman secara utuh dan menyeluruh profil wirausaha, peluang usaha dan pekerjaan/profesi, proses bisnis di dunia industri, perkembangan teknologi industri dan dunia kerja serta isu-isu global.
x Perencanaan, pelaksanaan, dan pengembangan pembelajaran dilakukan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran dan tujuan yang dicapai. Pembelajaran menggunakan berbagai variasi model pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan menantang, memotivasi peserta didik untuk terlibat aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai bakat, minat, renjana, serta perkembangan fisik dan psikologis peserta didik. Model pembelajaran yang dapat digunakan antara lain project-based learning, problem-based learning, teaching factory, discovery-based learning, inquiry- based learning atau metode dan model lain yang relevan. Mata pelajaran Desain Komunikasi Visual berkontribusi menjadikan peserta didik memiliki kompetensi sebagai kreator dalam bidang desain komunikasi visual yang berakhlak mulia, mampu berkomunikasi, bernegosiasi dan berinteraksi antarbudaya, mampu bekerja dalam tim, bertanggung jawab, memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap situasi dan lingkungan kerja, serta kritis dan kreatif. B. Elemen Pembelajaran Prinsip Dasar Desain dan Komunikasi C. Capaian Pembelajaran Pada fase F, peserta didik mampu mengaplikasikan prinsip-prinsip dalam merancang visual, di antaranya unity (kesatuan), balance (keseimbangan), composition (komposisi), proportion (proporsi), rhythm (irama), emphasis (penekanan), simplicity (kesederhanaan), clarity (kejelasan), dan space (ruang). Peserta didik mampu memahami dan menerapkan peran komunikator, komunikan dan media komunikasi dalam perancangan komunikasi visual, melakukan pembiasaan kerja sesuai Prosedur Opersional Standar (POS). D. Tujuan Capaian Pembelajaran 1. Memahami prinsip-prinsip perancangan visual. 2. Memahami dasar-dasar komunikasi. 3. Memahami POS dalam desain dan komunikasi. 4. Memahami penerapan prinsip dasar desain dan komunikasi.
BAB 1 Prinsip-Prinsip Perancangan Visual Profil Pelajar Pancasila 1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia 2. Gotong royong 3. Mandiri 4. Bernalar kritis 5. Kreatif Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, peserta didik diharapkan mampu 1. memahami prinsip-prinsip dalam merancang visual dan aplikasinya; 2. memahami peran komunikator, komunikan, dan media komunikasi dalam perancangan komunikasi visual serta penerapannya; 3. menerapkan peran komunikator, komunikan, dan media komunikasi dalam perancangan komunikasi visual serta penerapannya; serta 4. memahami pembuatan desain komunikasi visual dan penerapanya.
PT Lini Suara Nusantara Prinsip Dasar Desain dan Komunikasi (Desain Komunikasi Visual) 2 Peta Konsep
Prinsip-Prinsip Perancangan Visual 3 Menurut kamu, apakah prinsip-prinsip perancangan visual itu? Bagaimana fungsinya? Prinsip-prinsip perancangan visual merupakan proses melakukan perencanaan dan perancangan karya seni seperti logo dan poster sesuai prinsip-prinsip perancangan visual yang telah disepakati bersama. Prinsip-prinsip perancangan visual memiliki tujuan memudahkan pembuat dalam membuat suatu karya yang indah. Dengan demikian, karya yang dibuat dapat untuk hal yang sedang atau dibutuhkan nantinya. Apakah fungsi dari prinsip-prinsip perancangan visual? Pada bab ini, akan dibahas mengenai memahami perancangan visual, elemen perancangan visual, dan prinsip dalam perancangan visual. A. Perancangan Visual Pada prinsip dasar dalam desain komunikasi visual memiliki proses perancangan untuk menyampaikan suatu ide atau gagasan yang dipikirkan dalam waktu sebelumnya. Penyampaian ide ini dapat dalam bentuk media visual yang komunikatif, efekif, dan tentu efisien. 1. Memahami Perancangan Secara sederhana, pada desain komunikasi visual merupakan alat untuk melakukan pembuatan karya dalam bentuk penyampaian mengenai informasi berupa ide atau gagasan untuk disampaikan kepada penikmat seni. Karya yang disampaikan dalam bentuk komunikatif dan efektif. Desain komunikasi visual dapat dituangkan dalam bentuk media, seperti gambar, foto, dan logo. Pada dasarnya, perancangan memiliki persamaan makna yang sama dengan penciptaan atau pembuatan karya seni. Kata perancangan dalam KBBI memiliki arti atau makna, yaitu proses, cara, dan kegiatan perancangan. Sementara itu, untuk kata penciptaaan dalam KBBI memiliki arti atau makna sebagai proses, cara, dan kegiatan menciptakan. Perancangan adalah suatu proses penggambaran, perencanaan, dan pembuatan sketsa atau proses pengaturan dari beberapa elemen secara terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan memiliki fungsi sebagai perancangan sistem yang dapat dirancang dalam bentuk bagan alir sistem atau sistem flowchart. Hal tersebut merupakan bagian dari bentuk grafik yang mampu menunjukkan urutan atau tahapan dari beberapa proses dari sistem yang dibuat. Perancangan merupakan suatu tahapan dari perancangan atau desain yang bertujuan mendesain sistem yang baru agar dapat digunakan menyelesaikan suatu masalah-masalah yang dihadapi oleh pihak perusahaan dengan pemilihan sistem yang terbaik. Perancangan adalah proses untuk melakukan suatu pengubahan atau penyampaian pola pemikiran tentang gagasan atau ide. Perancangan ini diharapkan akan memberikan kemudahan untuk melakukan pendesainan mengenai karya yang akan dibuat dan telah ditentukan sebelumnya. Dengan demikian, perancangan atau penciptaan adalah suatu perencanaan atau proses untuk membuat elemen-elemen tertentu agar dapat menghasilkan suatu solusi yang tepat. Hal tersebut dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan perancangan desain komunikasai visual, akan tetapi masih menerapkan sistem yang baik. Makna perancangan sendiri dapat disimpulkan melalui beberapa definisi. Hal ini tidak jauh berbeda dengan makna desain yang memiliki arti sebagai upaya menyelesaikan suatu permasalahan yang dihadapi oleh pembuat karya menggunakan solusi yang tepat.
PT Lini Suara Nusantara Prinsip Dasar Desain dan Komunikasi (Desain Komunikasi Visual) 4 2. Memahami Visual Visual di dalam KBBI memiliki makna karya yang dapat dilihat dengan indra penglihatan atau mata berdasarkan sudut pandang penikmat seni. Berikut dipaparkan mengenai istilah-istilah yang memiliki keterkaitan atau berhubungan dengan visual. a. Visual language merupakan ilmu untuk mempelajari bahasa visualisasi. b. Visualisasi merupakan upaya melakukan penerjemahan atau perwujudan mengenai gagasan atau ide dalam bentuk media visual. c. Visualiser merupakan seseorang yang pekerjaannya menangani visualisasi dari ide ke dalam bentuk visual yang dapat diproyeksikan desain dan dapat diterapkan. d. Visual effect merupakan cara untuk membuat efek-efek tipuan yang seolaholah terjadi di suatu keadaan atau kejadian yang sulit dilakukan oleh manusia. e. Visual information merupakan informasi yang dilihat melalui penglihatan, misalnya lambaian tangan, senyuman, baju baru, mobil baru, dan motor baru. f. Visual literacy merupakan suatu kumpulan atau daftar dari karya visual. Berdasarkan penjelasan dan pemaparan materi mengenai definisi perancangan dan visual di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa perancangan visual adalah suatu proses untuk memecahkan permasalahan mengenai ide dengan cara membuat suatu pemecah masalah secara alternatif untuk dituangkan dalam bentuk media seni sehingga dapat dinikmati oleh indra penglihatan penikmat seni. 3. Studi Kasus Visual Berikut dijelaskan mengenai studi kasus perancangan visual branding Butik Luthfiah Makassar. a. Sketsa eksplorasi Proses pemikiran yang kreatif pada pembuatan logo dapat dilanjutkan dengan membuat beberapa sketsa alternatif dengan cara manual. Sebelum itu, dapat diawali dengan penentuan ide, kemudian ide ini dapat dikembangkan menjadi beberapa alternatif sehingga dapat difungsikan sebagai elemen untuk pembuatan sebuah logo. Sementara itu, untuk bentuk dasar dari perancangan logo butik Luthfiah adalah bentuk yang geometris dengan penggabungan antara garis lurus dan garis lengkung yang terinspirasi dari motif berbentuk kotak-kotak sarung sutra mandar. Sketsa awal yang terinspirasi adalah ciri khas bermotifkan kotak-kotak sarung sutra mandar yang dapat dipadukan dengan perhiasan baju adat antara lain dali (anting-anting) dan kalung. Sketsa tersebut dapat juga terinspirasi dari huruf lontara dan memiliki ciri khas dari suku Toraja yaitu dalam bentuk rumah adat tongkonan. Selain itu, memiliki ciri khas dari daerah asli yang dapat dijadikan suatu bentuk karya dengan nilai etnik.
Prinsip-Prinsip Perancangan Visual 5 Gambar 1.1 Sketsa Alternatif Sumber: Mayangsari, dkk, 2017 b. Perancangan grafis logo Dari semua proses sketsa alternatif lettering (Luthfiah), selanjutnya dapat dikembangkan melalui proses digital yang lebih baik. Terdapat berbagai alternatif digital yang digunakan agar dapat menyempurnakan logotipe dari Luthfiah sesuai keinginan pembuat seni.
PT Lini Suara Nusantara Prinsip Dasar Desain dan Komunikasi (Desain Komunikasi Visual) 6 Gambar 1.2 Desain Alternatif Sumber: Mayangsari, dkk, 2017 Setelah melalui berbagai tahapan alternatif yang dijalankan, komposisi logotipe dan logogram dapat dipilih. Komposisi ini menggunakan ketentuan landscape karena pada komposisi tersebut memberikan kesan logo Butik Luthfiah yang etnik, elegan, dan modern.
Prinsip-Prinsip Perancangan Visual 7 Gambar 1.3 Logo Final Sumber: Mayangsari, dkk, 2017 Kata Luthfiah diambil berdasarkan dengan nama dari anak owner Butik Luthfiah Mahdalia Makkulau yaitu Luthfiani Mentari Yusuf. Logo ini terinspirasi dari motif sarung sutra mandar yang memiliki desain sesuai garis geometrisnya antara lain lebar dan garis lengkung untuk menandakan keanggunan seorang wanita sebagai ciri khas dari Butik Luthfiah. Sementara itu, penggunaan ilustrasi kontur pada wanita dilengkapi dengan perhiasan adat mandar, bangkara bando dan dali (anting-anting), serta warna etnik membumi dari tanah Kabupaten Mandar. Ilustrasi tersebut untuk mempertegas ciri khas desain butik Luthfiah yang menggambarkan nuansa etnik tradisional dengan logotipe. Pada tulisan nama identitas didesain secara khusus dengan metode atau teknik lettering atau dapat menggunakan jenis huruf tertentu sehingga pada logo Butik Luthfiah memiliki kesan etnik, elegan, dan sangat modern. c. Penerapan media Pengaplikasian logo Butik Luthfiah didesain sedemikian rupa agar dapat menampilkan ciri khas dan konsep identitas Butik Luthfiah yang baru dan mengenalkannya kepada para pelanggan tanpa harus mengurangi nilai fungsional dari media yang digunakan. Berdasarkan bentuk dasar logo yang dibuat, semua media untuk pengaplikasian akan didesain dengan satu kesatuan yang harmonis tanpa harus melakukan pengulangan pada tampilan logo secara keseluruhan. Sementara itu, untuk warna dominan dalam media pengaplikasian logo Butik Luthfiah dapat disesuaikan warna dasar, yaitu warna merah dan warna keemasan agar lebih menguatkan gaya desain yang terkesan etnik, elegan, dan modern. Gambar 1.4 Desain Kartu Nama Sumber: Mayangsari, dkk, 2017
PT Lini Suara Nusantara Prinsip Dasar Desain dan Komunikasi (Desain Komunikasi Visual) 8 Gambar di atas menampilkan proses pendesainan dan pengonsepan mengenai desain kartu nama. Pada kartu nama tersebut menggunakan perpaduan warna merah dan warna kuning pastel. Gambar 1.5 Desain Kop Surat dan Amplop Sumber: Mayangsari, dkk, 2017 Gambar di atas menjelaskan tentang pengonsepan isi konten pada desain kartu nama. Desain kartu nama ini juga menggunakan pendesainan konsep mengenai desain kop suratnya. Gambar 1.6 Desain Stempel Sumber: Mayangsari, dkk, 2017 Gambar di atas menunjukkan tentang desain logo pada stempel. Logo tersebut digunakan pada bagian kepala stempel dengan desain logo Luthfiah Butik yang telah dibuat. Gambar 1.7 Desain Goodie Bag Sumber: Mayangsari, dkk, 2017
Prinsip-Prinsip Perancangan Visual 9 Gambar di atas menjelaskan tentang konsep pendesainan goodie bag menggunakan logo yang telah dibuat pada sebelumnya. Gambar tersebut menggunakan dua konsep desain goodie bag. Gambar 1.8 Desain Papan Nama Sumber: Mayangsari, dkk, 2017 Gambar di atas menampilkan pembuatan desain papan nama. Desain ini menggunakan desain logo yang dibuat yaitu logo dengan nama branding Luthfiah Butik. Gambar 1.9 Desain Roll Banner Sumber: Mayangsari, dkk, 2017 Gambar di atas menampilkan desain roll banner. Desain ini menerapkan pengonsepan tata letak mengenai isi konten yang telah dibuat. B. Elemen Perancangan Visual Elemen perancangan visual merupakan elemen untuk melakukan perancangan mengenai pembuatan visual karya agar menghasilkan karya yang diharapkan. Penggunaan elemen perancangan visual sangat penting. Oleh karena itu, patut cermat dalam melakukan penyusunan elemen di dalam karya desain komunikasi visual. 1. Memahami Elemen Perancangan Visual Terdapat beberapa pemaparan mengenai elemen perancangan visual yang dijabarkan sebagai berikut.
PT Lini Suara Nusantara Prinsip Dasar Desain dan Komunikasi (Desain Komunikasi Visual) 10 a. Warna (colour) Warna merupakan elemen yang dihasilkan dari proses pantulan cahaya dari suatu benda ke mata. Warna dapat dilihat oleh mata yang ditentukan dengan pigmen objek itu sendiri. Di dalam teori warna dan roda, warna umumnya dikenal dengan kompilasi kombinasi di dalam desain. Warna termasuk elemen penting karena digunakan sebagai perwakilan bahasa universal yang menghadirkan banyak komunikasi. Gambar 1.10 Warna Sumber: Kacateknologi, 2022 b. Garis (line) Garis merupakan elemen di dalam seni yang dapat didefinisikan sebagai suatu titik yang dihubungkan ke titik lain sehingga menghasilkan suatu garis. Terdapat beberapa jenis garis, seperti garis horizontal, garis zig-zag, dan garis vertikal. Gambar 1.11 Garis Sumber: Kacateknologi, 2022 c. Bentuk (shape) Bentuk (shape) merupakan daerah yang berbentuk dua dimensi di suatu gambar. Bentuk terjadi karena terdapat faktor tertentu, seperti batas, perbedaan nilai, warna, dan tekstur. Bentuk sangat mudah dikenali dan terdiri atas elemen desain lain, contohnya kotak yang digambar pada selembar kertas.
Prinsip-Prinsip Perancangan Visual 11 Gambar 1.12 Bentuk Sumber: Kacateknologi, 2022 d. Tekstur (texture) Misalnya, suatu situs web memiliki tampilan dan kesan tekstur pada layar atau monitor. Secara garis besar, penentuan tekstur telah mengacu pada kualitas visual dari permukaan tekstur tersebut. Tekstur dapat menciptakan suatu tampilan berbentuk tiga dimensi yang dapat diimplementasikan pada permukaaan dua dimensi. Tekstur ini berfungsi membantu menampilkan visualisasi secara imersif. Gambar 1.13 Tekstur Sumber: Kacateknologi, 2022 e. Tipografi (typography) Desain komunikasi visual memiliki peran penting yaitu tipografi. Misalnya, warna, tekstur, bentuk, dan font yang digunakan dapat menekankan suatu ciri tertentu. Contohnya, font dapat ditampilkan secara tegas karena ingin menonjolkan kesan yang serius, lugas, dan fakta. Seperti pada kedai kopi yang memiliki konsep zaman dahulu, pada dasarnya memilih font yang bertemakan vintage agar dapat disesuaikan dengan tema yang telah ditentukan.
PT Lini Suara Nusantara Prinsip Dasar Desain dan Komunikasi (Desain Komunikasi Visual) 12 Gambar 1.14 Tipografi Sumber: Kacateknologi, 2022 f. Skala (size) Penggunaan skala, ukuran objek, bentuk, dan tipe dapat menimbulkan kesan tersendiri. Namun, apabila ukuran skala didesain sama, desain tersebut kurang bagus. Dengan demikian, variasi ukuran dan skala akan sangat berpengaruh pada desain yang dibuat. Perbedaan kecil dan besarnya ukuran serta skala dapat menciptakan konsep yang ramai dan lebih bervariasi. Gambar 1.15 Skala Sumber: Kacateknologi, 2022 2. Studi Kasus Perancangan Visual Studi kasus perancangan visual merupakan suatu proses untuk mengetahui benar atau tidaknya konsep dasar perancangan visualisasi yang digunakan. a. Analisis elemen visual pada poster film “Gundala” (2019) Film Gundala merupakan film yang bergenre superhero pertama yang dibuat di negara Indonesia yang dirilis pada tahun 2019. Film ini disutradarai dan ditulis oleh Joko Anwar. Film Gundala adalah film produksi bersama antara Screenplay Films. Legacy Pictures, Ideosource Entertainment dengan pemilik hak cipta Bumilangit Studios.
Prinsip-Prinsip Perancangan Visual 13 Gambar 1.16 Poster pada Film Gundala Sumber: Vasthi dan Setiadi, 2019 Terdapat elemen-elemen visual pada poster film Gundala. Berikut diuraikan mengenai elemen-elemen pada poster film Gundala. 1) Tipografi Huruf atau font yang umumnya digunakan dalam judul poster pada film Gundala menggunakan jenis huruf sans serif. Pada jenis huruf sans serif tidak memiliki bentuk kait pada ujung hurufnya sehingga pada huruf sans serif ini memiliki ciri khas yang bersih, modern, tegas, dan fungsional. Huruf sans serif banyak digunakan sesuai karakter pahlawan yang terdapat pada film Gundala yaitu bersifat tegas dalam membela kebenaran. Huruf yang digunakan di film Gundala berbentuk italic atau miring sehingga akan memberikan efek seperti seolah bergerak cepat. Hal ini menyesuaikan karakter pahlawan di dalam film Gundala yang memiliki karakter cepat dan sigap dalam melakukan pemberantasan kejahatan. Gambar 1.17 Tipografi pada Poster Film Gundala Sumber: Vasthi dan Setiadi, 2019
PT Lini Suara Nusantara Prinsip Dasar Desain dan Komunikasi (Desain Komunikasi Visual) 14 2) Ilustrasi Penggunaan ilustrasi di dalam poster film Gundala dapat berupa foto dan pahlawan Gundala itu sendiri. Pada poster ini terlihat bahwa Gundala sedang berdiri tegak sambil mengepalkan tangannya. Pesan yang dapat diambil dari foto ini adalah Gundala siap menghadapi dan melawan orang jahat di dalam film tersebut. Sikap berdiri tegak dengan dada yang membusung ke arah depan dan bahu tertarik ke arah belakang merupakan posisi kekuasaan karena memiliki kesan memperbesar luas ruangan yang ditempati dengan postur tubuh seperti diilustrasikan. Selain itu, ditambah adanya dua sisi bangunan kokoh yang membelah di belakangnya membuat tokoh pahlawan Gundala terlihat semakin kuat seperti pahlawan Gundala yang diilustrasikan di dalam filmnya. Gambar 1.18 Ilustrasi pada Poster Film Gundala Sumber: Vasthi dan Setiadi, 2019 Dari ilustrasi di atas, foto petir yang menyambar di atas kepala Gundala dapat disesuaikan dengan isi film karena pada tokoh Gundala sejak kecil umumnya dikejar oleh petir saat hujan dan memperoleh kekuatan supernya setelah Gundala dijatuhkan dari suatu ketinggian dan disambar oleh kekuatan petir. Dengan demikian, diberi sebutan Gundala yang memiliki arti guntur. Gambar 1.19 Petir pada Poster Film Gundala Sumber: Vasthi dan Setiadi, 2019
Prinsip-Prinsip Perancangan Visual 15 Pada ilustrasi di atas, pada bagian sisi kiri dan kanan gedung ditandai dengan garis merah. Selain itu, terdapat tokoh yang berdiri sebagai musuh Gundala dan rekan musuhnya yang menatap dari atas dengan bengis seolah sedang merendahkan Gundala karena memiliki posisi di atas, sedangkan Gundala berdiri di bawah. Dua letak bangunan yang terpisah dan saling berhadapan ini akan menunjukan suatu kesan desakan serta memiliki tekanan yang ditimbulkan oleh musuh-musuh tokoh Gundala. 3) Warna Warna pada poster film Gundala didominasi oleh warna abu-abu sebagai warna latarnya. Warna abu-abu memiliki arti keseriusan, kemandirian, kurang percaya diri, dan bertanggung jawab. Warna ini mewakili sikap atau karakter dari pahlawan Gundala itu sendiri. Gundala memiliki keseriusan untuk menolong orang lain. Baju yang digunakan oleh Gundala berwarna merah. Warna merah memiliki arti hasrat, amarah, perhentian, perkelahian, cinta, dan darah. Sementara itu, warna merah di dalam poster ini mewakili kemarahan Gundala dan rekannya karena kejahatan yang terjadi. Warna merah juga mewakili sifat semangat dan gairah tokoh Gundala untuk memberantas kejahatan yang sedang terjadi. Di dalam poster film Gundala juga terdapat warna hitam. Warna hitam ini memiliki arti ketakutan, negatif, kematian, kejahatan, dan kerahasiaan. Sementara itu, terdapat beberapa sifat yang ditimbulkan oleh warna hitam yang merupakan klasik, baru, ketakutan, depresi, kemarahan, kematian, kecerdasan, pemberontakan, misteri, ketiadaan, modern, kekuatan, hal-hal duniawi, formal, elegan, kaya, gaya, kejahatan, serius, kecenderungan sosial, anarki, kesatuan, duka cita, dan profesional. Warna hitam di dalam poster ini dapat melambangkan kejahatan yang akan terjadi pada saat ketakutan itu disebabkan oleh kejahatan tersebut. 4) Layout Layout yang digunakan di dalam poster film Gundala adalah jenis layout yang simetris yaitu berat visual dari elemen-elemen desain yang terbagi secara merata, baik dari segi horizontal, vertikal, ataupun radial. Gaya yang mengandalkan keseimbangan berupa dua elemen yang serupa dari dua sisi yang berbeda. Kondisi pada keseimbangan yang simetris merupakan gaya umum untuk mencapai suatu keseimbangan di dalam desain. Dengan menerapkan penggunaan layout simetris, tokoh dalam poster tersebut terlihat sangat menonjolkan karakter objek. Namun, terdapat kekurangan pada layout yang simetris yaitu kurang membangkitkan emosi audiens yang melihatnya dan terasa datar. Apabila pahlawan di dalam poster ini berpose dalam kondisi berlari atau meloncat, hal tersebut memiliki kesan pergerakan yang akan terlihat action di dalam film tersebut. Dengan demikian, dapat dirasakan oleh penonton sebelum menonton filmnya.
PT Lini Suara Nusantara Prinsip Dasar Desain dan Komunikasi (Desain Komunikasi Visual) 16 b. Analisis elemen visual corporate identity proxsis consulting group Dari analisis mengenai elemen visual yang telah dilakukan, ditemukan bahwa konsistensi tentang identitas perusahaan masih kurang, khususnya pada warna. Identitas sangat penting bagi setiap perusahaan. Untuk membangun identitas tersebut dibutuhkan konsistensi, khususnya dalam menggunakan warna dan tipografi. Hal ini memberi kesan untuk badan perusahaan sehingga akan mudah dikenali antara kompetitornya. Dengan demikian, adanya identitas tersebut, perusahaan jadi lebih mudah diingat oleh klien. Gambar 1.20 Identitas Perusahaan Sumber: Ratu, dkk, 2015 Warna yang digunakan dalam desain PCG sebaiknya menggunakan dua warna di atas sehingga desain selalu konsisten. Warna dengan kode Cyan Magenta Yellow Key (CMYK) untuk media cetak, sedangkan untuk media dalam bentuk web screen based application (aplikasi berbasis layar) menggunakan kode Red Green Blue (RGB). Kode warna penting untuk dicatat karena identitas tidak dapat terbentuk apabila warna yang digunakan pada media berdasarkan perkiraan warna yang terlihat mirip karena pada akhirnya warna yang dihasilkan akan berbeda. Warna mempresentasikan pesan yang ingin disampaikan oleh perusahaan. Merah dan abu-abu memiliki arti kekuatan untuk meraih masa depan. Setelah warna yang menjadi fokus, selanjutnya adalah tipografi. Pada logo huruf kurang memiliki ciri khas karena masih menggunakan font standar yang terdapat pada komputer. Untuk media pendukung, sebaiknya tetap menggunakan huruf sans serif karena logo juga telah menggunakan huruf tersebut dan keterbacaan jenis huruf tersebut juga cukup baik. Sans serif sendiri memiliki kesan tegas dan artistik. Selain itu, penggunaan efek pada font sebaiknya jangan terlalu berlebihan, seperti pada gambar amplop, huruf ditarik sedemikian rupa. Dengan demikian, tingkat keterbacaan dapat berkurang. Penggunaan huruf atau font pada satu halaman media sebaiknya tidak menggunakan lebih dari tiga jenis huruf. Hal tersebut karena akan memberikan kesan yang ramai. Hal-hal lain yang perlu diperhatikan dalam tipografi adalah ukuran huruf sebaiknya sesuai tulisan itu ditempatkan sehingga tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Penggunaan warna pada huruf juga harus menyesuaikan background sehingga dapat dibaca dengan baik dan jelas.
Prinsip-Prinsip Perancangan Visual 17 Gambar 1.21 Penggunaan Warna Sumber: Ratu, dkk, 2015 Logo cukup memiliki ciri khas dalam bentuk dan susunan titik atau lingkaran yang membentuk tanda panah. Hal tersebut menunjukkan perusahaan dapat melesat maju sesuai yang ingin disampaikan oleh perusahaan. Garis meruncing pada dua sudut kartu nama tidak memiliki kesatuan dengan logo yang berbentuk rangkaian titik atau lingkaran dan terlalu penuh, informasi dalam kartu nama lebih baik dibuat lebih sedikit. Dengan demikian, media lainnya yang dominan menggunakan kotak sebagai hiasannya. Akan lebih baik apabila yang digunakan adalah lingkaran menyerupai logo (lihat lingkaran biru) dibandingkan garis-garis yang telah digunakan saat ini (lihat lingkaran merah) sehingga belum memiliki identitas yang jelas (Gambar 1.21). c. Analisis strategi visual pada majalah Lazy Susan “Gorengan” Lazy Susan adalah platform yang menghubungkan komunitas, peneliti, budaya, dan kreativitas melalui makanan dengan pendekatan light, edukatif, dan menghibur. Gambar 1.22 Logo Lazy Susan Sumber: Rusyda, 2021 Tujuan salah satu platform media kuliner ini adalah mengangkat informasi, industri, cerita atau perspektif di balik cita rasa makanan di Indonesia melalui media secara fun but well-crafted. 1) Pembahasan Berikut diuraikan mengenai pembahasan. a) Prinsip desain Emphasis (penekanan) merupakan prinsip layout yang digunakan pada section ini karena memiliki ruang yang tidak terbatas
PT Lini Suara Nusantara Prinsip Dasar Desain dan Komunikasi (Desain Komunikasi Visual) 18 penekanannya. Jadi, lebih terlihat dengan terdapatnya foto gorengan mendoan di sebelah kanan yang sangat besar. Hal tersebut menjadi focal point pada mata ketika melihatnya. Penggunaan ukuran font pada headline juga membuat penekanan lebih terlihat. Halaman ini cukup membuat penekanan yang maksimal pada sebuah layout. Gambar 1.23 Majalah Lazy Susan Gorengan Sumber: Rusyda, 2021 Penggunaan warna kuning pada layout ini juga menjadi penekanan yang baik. Warna kuning dipilih mengikuti warna pada gambar mendoan tersebut. Terdapatnya continue pada sebuah warna juga sangat menarik untuk dilihat. Hal tersebut dapat menimbulkan kesan keinginan untuk memakan atau mencoba makanan tersebut. Gambar 1.24 Majalah Lazy Susan Gorengan Sumber: Rusyda, 2021 Sequence merupakan layout pada section majalah ini menggunakan prinsip urutan perhatian. Hal tersebut terlihat
Prinsip-Prinsip Perancangan Visual 19 pada gambar dan bentuk persegi yang membuat mata pembaca mengikuti alur arah mata yang sudah direncanakan. Penekanannya terlihat melalui ukuran dari yang terbesar (sebelah kiri halaman) sampai yang terkecil (sebelah kanan halaman). Hanya saja pada sebelah kanan halaman (Gambar 1.24), hirarki yang digunakan belum begitu maksimal. Hal tersebut karena berat visual semua elemennya sama sehingga menjadi terlihat monoton. Pada umumnya, secara sekilas orang dapat merasakan tiga level berat visual, yaitu paling kuat, sedang, dan paling lemah. Berat tersebut dibutuhkan agar layout dinamis dan menarik. Penggunaan warna cokelat pada halaman sebelah kiri menimbulkan kesan elegan dilanjut dengan warna oranye yang berkesan kemenarikan atau bersosial sangat cocok penggunaannya dalam merepresentasikan sebuah kedai. Gambar 1.25 Pondok Susan pada Section with Soups Sumber: Rusyda, 2021 Contrast merupakan layout yang memiliki prinsip desain warna yang membuat objek dapat dibedakan. Prinsip tersebut lebih kepada karya single panel dibandingkan karya multipanel. Contrast di sini cukup memanfaatkan ilustrasi atau foto, sudah menjadi resep ampuh yang membuat layout untuk dilihat. Terlihat dari atribut yang digunakan seperti gaya digital ilustrasi dengan warna yang putih dan memiliki latar warna hitam pekat dengan posisi di tengah. Penggunaan warna hitam sebagai latar dapat menimbulkan kesan pusat perhatian dan dominasi.
PT Lini Suara Nusantara Prinsip Dasar Desain dan Komunikasi (Desain Komunikasi Visual) 20 Gambar 1.26 Frymily Tale pada Section Frymily Tale Sumber: Rusyda, 2021 Balance merupakan layout yang menggunakan prinsip keseimbangan. Jenis keseimbangan ini menggunakan asymmetrical balance (keseimbangan asimetris) karena tidak menggunakan aksis/sumbu. Maksudnya, layout berdesakan akan tetap seimbang, walaupun posisi elemen tidak simetris. Terlihat berat visual yang dilihat melalui penggunaan gambar dan teks. White space juga terlihat pada layout ini jadi tidak membosankan dan terlalu padat sehingga pesan yang disampaikan akan cukup jelas. Penggunaan warna ungu sebenarnya sangat jarang digunakan. Namun, ungu dalam halaman ini memberi kesan ambisius dan imajinasi sesuai konteks pada section majalah tersebut. Gambar 1.27 Fry It All pada Section Fry It All Sumber: Rusyda, 2021 Unity merupakan prinsip layout yang digunakan pada halaman yaitu kesatuan. Terlihat persamaan form (tampilan) yaitu pastel, gaya foto yang menyambung dalam multipanel sama dengan warna latar sama menimbulkan keselarasan seluruh level. Font yang digunakan
Prinsip-Prinsip Perancangan Visual 21 tidak terlalu banyak, hanya memakai dua family font pada headline dan body text. Warna juga sudah dominan satu warna yaitu putih. Penggunaan warna putih pada halaman tersebut memberi kesan kebebasan dan keterbukaan menyesuaikan juga dengan konteks informasi yang disajikan pada section majalah tersebut. b) Ilustrasi atau foto Berikut diuraikan mengenai gambaran mengenai cover majalah Lazy Susan. Gambar 1.28 Cover Majalah Lazy Susan Sumber: Rusyda, 2021 Pada cover majalah tersebut, terlihat visual yang sangat menonjol dengan bentuk gorengan bertuliskan SUZINE 002 yang merupakan nama dan versi kedua dari majalah Lazy Susan dan background foto lembaran kertas serta bercak minyak yang kerap dipakai untuk bungkus pada gorengan. Hal ini membuat kesan menarik dan original dalam merepresentasikan gorengan ini untuk menjadi point of view ketika melihatnya. Gambar 1.29 Tofu pada Section Fried Lenses Sumber: Rusyda, 2021
PT Lini Suara Nusantara Prinsip Dasar Desain dan Komunikasi (Desain Komunikasi Visual) 22 Tahu di sini difoto sebagai salah satu gorengan favorit dengan konsep foto flatlays yang menampilkan konsep elegan dengan maksud, tahu merupakan makanan yang merambah lapisan sosial dari bawah sampai ke atas di negara Indonesia. Gambar 1.30 Pangsit pada Section with Soups Sumber: Rusyda, 2021 Tidak hanya foto, akan tetapi juga terdapat ilustrasi yang menggambarkan tentang gorengan yang cocok disertai kuah. Salah satunya pangsit yang cukup dominan terdapat pada makanan berkuah di Indonesia. Ilustrasi ini memakai gaya semirealis dengan pewarnaan dan tampilan topping pada makanan tersebut. c) Tipografi Gambar 1.31 Headline dan Body Text Sumber: Rusyda, 2021 Penggunaan tipografi digunakan pada keseluruhan majalah Lazy Susan. Gorengan sudah memiliki legibility (keterbacaan) yang baik dengan memakai jenis sans serif yang bersifat dinamis. Font family yang dipakai pada majalah ini hanya satu family dengan tipe bold dan medium. Pada headline juga memiliki ketebalan huruf yang baik sebagai penekanan dan pada body text penggunaannya tidak terlalu tipis (hairline). Penggayaan pada tipografi majalah ini juga sudah sangat baik dengan eksplorasi yang didekorasi mengikuti warna dan prinsip layout yang digunakan. Penggayaan yang digunakan sangat menarik perhatian dan tentunya dapat memengaruhi orang saat membacanya.
Prinsip-Prinsip Perancangan Visual 23 d) Ukuran tekstur dan bahan Gambar 1.32 Cover dan Section Sumber: Rusyda, 2021 Untuk memaksimalkan penilaian sebuah karya, perlu juga untuk menilai atributnya, mengamati tekstur atau bahan, dan ukuran pada majalah Lazy Susan: Gorengan. (1) Ukuran Pada majalah Lazy Susan, Gorengan yang digunakan memiliki ukuran A4 (21 × 29,7 cm) dengan ketebalan 15 mm. (2) Tekstur atau bahan Bahan pada sampul majalah ini memakai Art Carton dengan 260 gsm, berlaminasi doff. Sementara itu, pada bagian dalam memakai matte paper 200 gsm. e) Konsep desain Gambar 1.33 Section Fried Lenses Sumber: Rusyda, 2021 Konsep desain pada majalah Lazy Susan “Gorengan” yang diperoleh ingin memberikan konten sebuah cita rasa makanan di Indonesia yang salah satunya gorengan melalui media cetak dengan pendekatan yang ringan, edukatif, juga entertaining dengan membawa informasi penampilan dan penyampaian yang sesuai pada generasi saat ini. Majalah tersebut berfungsi sebagai pengenalan gorengan lebih dalam lagi, mulai dari mencari tahu alasan masyarakat di
PT Lini Suara Nusantara Prinsip Dasar Desain dan Komunikasi (Desain Komunikasi Visual) 24 Indonesia menyukainya, cara memasaknya, sejarahnya, sampai mengetahui mitos yang menghalangi untuk mengonsumsi gorengan. Dengan demikian, pembaca mengetahui informasi mengenai gorengan tersebut pada majalah Lazy Susan ini. Majalah tersebut juga berkunjung ke beberapa kuliner lokal di Indonesia dan mewawancarai berbagai koki dan penggiat makanan di Indonesia. Harapan majalah ini adalah mengingat dan berbagi informasi pengenalan seluruh dunia makanan atau kuliner. 2) Hasil pembahasan Majalah Lazy Susan “Gorengan” telah melalui proses strategi visual dan komunikasi desain yang dikonsep dengan menggabungkan berbagai macam desain, yaitu desain informasi, persuasi, dan edukasi yang telah menjadi satu kesatuan majalah yang berisi konten tentang makanan Indonesia (gorengan). Hal ini juga didukung oleh beberapa hal seperti penyesuaian target audiens pada majalah tersebut yang ditujukan kepada remaja dan dewasa dengan strata sosial menengah ke atas. Kualitas visual yang digunakan sangat elegan dan minimalis. Kualitas visual di antaranya prinsip desain yang digunakan dalam penyusunan layout, memakai lima prinsip. Lima prinsip tersebut, yaitu emphasis, sequence, contrast, balance, dan unity. Masing-masing dari prinsip tersebut memiliki kegunaan dalam penyampaian informasi yang memberikan kesan kepada audiens saat melihatnya. Hanya saja, beberapa prinsip layout kurang maksimal dalam penggunaannya, terlihat pada beberapa layout kurang memaksimalkan penekanan sehingga tidak begitu terlihat penekanan secara hirarki dari terkuat sampai terlemah. Sisi warna pada majalah yang telah dianalisis ini menerapkan warna asli pada kesan yang nyata. Warna yang digunakan juga dibuat berbedabeda setiap section dan bervariasi mengikuti continue pada visual yang menimbulkan kesan psikologis menyesuaikan konteks yang dibahas. Seperti sel-sel tubuh dapat memberikan respons terhadap warna dan cahaya yang terprogram secara genetik, warna dan kombinasi warna tertentu dapat merangsang sistem indra dari otak tengah. Ilustrasi atau foto pada objek visual yang disajikan sangat dominan sehingga tidak menimbulkan kesan monoton saat melihatnya. Ilustrasi atau foto yang digunakan dibentuk sangat baik dan berkesan saat melihatnya. Foto dengan caption sangat informatif dan relate. Beberapa foto disajikan dengan artistik menimbulkan metafora sehingga muncul reaksi emosional saat melihatnya. Ilustrasi dan foto juga terlihat elegan dan dikonsepkan sesuai target audiens majalah tersebut. Jenis tipografi untuk merepresentasikan konten adalah tipe sans serif dengan pemakaian satu family bertipe bold dan medium yang membawa kesan modern dan dinamis. untuk tipografi sendiri, pada majalah Lazy Susan sudah menciptakan emphasis dan sequence. Terbukti pada beberapa headline besar ukuran sudah membuat perbedaan dan membuat pembaca sadar kalau hal ini merupakan poin penting. Ukuran pada font yang dipakai cukup besar, berbeda dengan penggunaan ukuran pada majalah lain. Hal ini memiliki sisi positif dan negatifnya. Sisi
Prinsip-Prinsip Perancangan Visual 25 positifnya dengan ukuran font tersebut dapat menjadi penekanan dan gaya yang juga baik untuk mengisi beberapa white space yang terdapat pada halaman tersebut. Sisi negatifnya yaitu terkadang pembaca rentang remaja sampai dewasa lebih menyukai ukuran yang lebih kecil. Beberapa section juga sudah menerapkan emphasis pada tipografi tersebut ditambah white space yang menambah kesan layout juga terlihat dinamis dan tidak monoton. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi audiens untuk melihat pada first sight. Hal tersebut yang membuat ketertarikan bagi audiens untuk membaca karena konten dan visualnya. Ukuran yang digunakan yaitu ukuran standar A4 dengan ketebalan 10 mm. Ukuran tersebut sangat sesuai untuk majalah cetak, tidak terlalu besar dan kecil. Jadi, pembaca lebih mudah dalam membaca informasi atau konteks pada majalah tersebut. Bahan yang digunakan memakai art carton pada kover yang cukup tebal yaitu 260 gsm dengan laminasi doff sehingga tidak mudah rusak saat terbentur ataupun terkena air. Sementara itu, pada bagian dalam menggunakan matte paper yang menimbulkan kesan elegan tidak begitu berkilau, akan tetapi baik untuk penyerapan tinta sehingga warna atau kualitas yang terdapat pada majalah tersebut sangat maksimal. Konsep pada majalah tersebut menyampaikan informasi yang sangat baik, ringan, dan sudah memiliki reputasi sehingga informatif apabila dibaca dari tahun ke tahun. Menggunakan bahasa Inggris dalam penyampaiannya memberi kemudahan kepada pembaca dari luar Indonesia sehingga informasi kuliner di Indonesia dapat tersampaikan di ranah internasional. Dominannya foto dan ilustrasi menimbulkan kesan menarik. Komunikasi dapat dilakukan secara nonverbal (menggunakan gambar). Artinya, secara langsung lebih efektif dibandingkan katakata saja. Kriteria desain yang digunakan juga sangat menarik dalam pembentukan sebuah konsep majalah tersebut melalui pembangunan engagement kepada audiens pada sosial media dan membuat hastag sehingga audiens dapat ikut memeriahkan dan berkontribusi dalam topik tersebut. Majalah tersebut secara garis besar sudah memenuhi kriteria tercapainya tujuan desain, seperti fungsi, kegunaan, dan nilai. Dari inti pembahasan di atas dapat dikatakan bahwa strategi visual sangat dibutuhkan dalam penyusunan sebuah majalah. Kualitas visual menjadi poin penting dalam sebuah karya desain karena aspek visual harus berkompromi dengan aspek-aspek lain yang terkait dengan keberadaan karya itu sendiri. Kriteria desain juga perlu dikaji sebelum dibuatnya karya tersebut dengan kriteria makan akan mendapatkan konsep karya dan hasil karya sebuah desain. d. Analisis elemen visual pada desain kemasan permen Kopiko Coffee Candy Berikut diuraikan analisis elemen visual pada desain kemasan permen Kopiko Coffee Candy. 1) Tahap deskriptif Pada tahap deskritif objek terdapat elemen visual di dalamnya. Pada kemasan Kopiko ini dapat digolongkan dalam jenis kemasan sekunder. Kemasan sekunder merupakan kemasan yang dapat mengemas produk
PT Lini Suara Nusantara Prinsip Dasar Desain dan Komunikasi (Desain Komunikasi Visual) 26 di dalamnya. Kemasan ini memiliki ukuran panjang 23 × 15,5 cm dengan bahan baku aluminium foil yang kedap terhadap air, cahaya, dan udara. Dengan demikian, masa simpannya menjadi lebih lama. Gambar 1.34 Desain Kemasan Permen Kopiko Bagian Depan Sumber: Inzaghi dan Patria, 2021 Dari display desain kemasan dapat dijabarkan bahwa bagian depan kemasan memiliki beberapa elemen visual seperti teks merek Kopiko dan font jenis tersebut yaitu font slab serif berwarna putih. Sementara itu, untuk teks nama edisinya berjenis font sans serif yang memiliki warna putih dengan stroke berwarna hitam. Pada ilustrasi, produk permen Kopiko dikemas dengan simbol warna putih, sedangkan untuk logo halal MUI memiliki warna emas. Sementara itu, informasi seputar produk, perusahaan, berat bersih produk, dan komposisi bahan permen memiliki jenis font sans serif berwarna emas. Gambar 1.35 Desain Kemasan Permen Kopiko Bagian Belakang Sumber: Inzaghi dan Patria, 2021 Kemudian, untuk bagian belakang dari suatu kemasan dapat dideskripsikan bahwa terdapat beberapa elemen visual, seperti teks merek Kopiko yang disertai dengan nama edisi, seperti pada bagian depan kemasan, logonya memiliki gambar biji kopi di dalam lingkaran yang memiliki tulisan Coffee Extract berjenis font serif berwarna emas. Untuk bagian tagline, bertuliskan Kopiko your pocket coffee anytime anywhere yang memiliki jenis font sans serif berwarna emas. Informasi komposisi produk menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, nilai gizi, alamat serta email perusahaan, dan petunjuk penyimpanan produk yang berjenis font serif dengan warna emas.
Prinsip-Prinsip Perancangan Visual 27 2) Tahap analisis formal Berikut dijelaskan mengenai tahapan analisis formal. a) Tipografi Teks merek Kopiko ini ditata miring dari kiri bawah ke kanan atas. Teks Kopiko ini berwarna putih dengan jenis font slab serif. Font teks ini diberi shadow di bagian bawah dan kanan pada font. Dengan demikian, teks Kopiko dapat menimbulkan kesan tiga dimensi. Kemudian, untuk sebelah kanan dari teks Kopiko terdapat huruf R yang berada di lingkaran. Hal tersebut didesain dengan tidak memakai jenis font sans serif seperti teks Kopiko, akan tetapi menggunakan jenis font sans serif. Huruf R dan lingkaran yang melingkari huruf tersebut menggunakan warna putih dengan latar belakang teks Kopiko mengikuti tulisan Kopiko dengan dilebarkan sedikit bagian atasnya. Untuk bagian bawah Kopiko, memiliki warna merah dengan kode warna. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1.36. Gambar 1.36 Teks Merek Kopiko dan Nama Edisi Sumber: Inzaghi dan Patria, 2021 Pada bagian bawah dari teks Kopiko, terdapat nama edisi yaitu Coffee Candy. Font Coffee Candy ini memiliki jenis font sans serif yang menggunakan warna dengan garis tepi atau stroke tipis berwarna hitam menggunakan gaya tata letak yang sama dengan teks merek Kopiko. Teks edisi ini terdapat di tengah (center) dan dibuat miring dari kiri bawah menuju kanan atas. Background warna pada tulisan nama edisi ini menggunakan warna cokelat dengan ukuran sedikit diperlebar pada bagian atas dan bagian bawah dari teks nama edisi. b) Ilustrasi, ikon, simbol dan logo Dari ilustrasi pada kemasan permen memiliki bentuk balok dengan warna cokelat dan ditaburi efek mengilap di ujung permen. Selain itu, bagian atas memiliki tampilan efek setetes air yang membentuk ombak-ombak kecil melingkar dari yang paling mendekati pusat tetesan air sampai yang menjauhi tetesan air. Bagian atas permen memiliki elemen visual yaitu biji kopinya mengeluarkan cairan warna cokelat. Cairan tersebut memiliki warna yang sama dengan permen Kopiko yang memiliki tampilan efek kilau pada gumpalan tetes air tersebut. Sementara itu, di bagian biji kopi menunjukkan struktur badan biji kopi secara detail ditambah efek kilau cahaya. Kemudian, di bagian bawah permen memiliki efek cahaya warna
PT Lini Suara Nusantara Prinsip Dasar Desain dan Komunikasi (Desain Komunikasi Visual) 28 cokelat dengan bentuk lingkaran oval yang juga berwarna cokelat. Pada bagian tersebut, keliling luarnya dibuat gradasi warna gelap. Dengan demikian, akan tampak menyatu dengan warna background. Gambar 1.37 Ilustrasi dan Kemasan Satuan Produk Sumber: Inzaghi dan Patria, 2021 Terlihat pada bagian kiri ilustrasi, permen Kopiko pada desain kemasan ini terdapat sebuah kemasan satuan dari produk. Kemasan primer dari produknya terdapat sebanyak 50 butir dalam kemasan pack. Kemasan satuan tersebut ditampilkan dengan stroke samar dengan warna cokelat muda pada bagian tepi. Di bagian pojok atas dari desain kemasan, terdapat bangun datar segitiga sama kaki berwarna putih menghadap ke arah atas. Hal tersebut dilengkapi dengan teks bertuliskan Open Here menggunakan font sans serif. Kedua elemen visual ini umumnya menggunakan warna putih. Gambar 1.38 Logo Halal Majelis Ulama Indonesia Sumber: Inzaghi dan Patria, 2021 Sementara itu, ujung bawah bagian depan kemasan Kopiko terdapat logo halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) berwarna hitam emas. Gambar 1.39 Logo Halal Majelis Ulama Indonesia Sumber: Inzaghi dan Patria, 2021
Prinsip-Prinsip Perancangan Visual 29 Berlanjut pada displai bagian belakang kemasan, diawali dari sebuah logo yang terletak di bawah teks nama edisi dari produk. Logo ini terdiri atas beberapa unsur pembangun, yaitu tiga biji kopi yang tidak tertata sejajar dengan warna emas di bagian belah tengahnya berwarna hitam, tiga lingkaran berwarna emas dengan ukuran lingkaran paling luar sedikit lebih tebal, dan teks bertuliskan Coffee Extract bercetak tebal dengan jenis font serif berwarna emas. Gambar 1.40 Ikon yang Terdapat di Pojok Bawah Bagian Belakang Desain Kemasan Sumber: Inzaghi dan Patria, 2021 Sementara itu, pada bagian pojok bawah desain kemasan bagian belakang ini memiliki ikon yang di dalamnya terdapat elemen-elemen visual pembangunannya, yaitu orang yang tangannya dijulurkan, benda yang dijatuhkan, tempat sampah, dan pembatas berbentuk segi empat dengan ujung yang tumpul. Elemen visual ini seluruhnya berwarna emas dengan kode warna #b38a30. c) Prinsip desain Elemen-elemen visual penyusun tata letak pada bagian depan kemasan ini disusun menggunakan prinsip desain keseimbangan (balance). Dengan fokusnya yang tidak memiliki kesamaan bobot antara elemen visual satu dengan lainnya, point of interest pada desain kemasan bagian depan ini tertuju pada logotipe Kopiko dengan background kontras warna merah pada bagian atas tampilan kemasan. Selain itu, desain kemasan juga tertuju pada ilustrasi permen kopi dengan biji kopi pada bagian bawah tampilan kemasan. Elemen visual yang tidak tertata sama sisi dapat menjadikan penerapan ini termasuk dalam penerapan prinsip desain keseimbangan asimetris. Sementara itu, di bagian belakang desain kemasan ini disusun dengan prinsip desain keseimbangan (balance). Dengan fokusnya yang tidak berat sebelah dan komposisi peletakan elemen-elemen visual yang sama sisi, dapat menjadikan penerapan ini termasuk dalam penerapan prinsip desain keseimbangan simetris. 3) Tahap interpretasi Desain kemasan produk atau merek harus mencitrakan karakter dari produk yang dijual. Desain kemasan ini dapat menjadi sumber daya tarik bagi yang melihat dari segi bentuk, gambar, warna, serta dekorasi. Dengan demikian, konsumen akan dapat mengidentifikasi merek atau produk hanya dengan melihat desain kemasannya.
PT Lini Suara Nusantara Prinsip Dasar Desain dan Komunikasi (Desain Komunikasi Visual) 30 Tampilan visual dari desain kemasan permen Kopiko edisi Coffee Candy ini terdiri atas beberapa elemen visual. Hal ini menyimpan pesan di balik setiap elemen visualnya dan dapat membantu konsumen mempermudah dalam mengidentifikasi desain kemasan permen Kopiko. Setelah melalui tahap analisis formal, setiap elemen visual yang ditemukan pada tahap ini akan diulas lebih lanjut satu per satu atau elemen-elemen visual sekaligus. Hal tersebut bergantung pada komposisi tata letak dari desain kemasannya tanpa mengulang hasil ulasan dari tahap analisis formal. Tahap ini menambahkan pemaknaan unsur warna, tipografi, dan prinsip desain pada kemasan. Warna dapat merangsang penilaian manusia. Rangsangan warna akan menghasilkan reaksi di seluruh organisme manusia melalui indra perasa. Hal tersebut akan memengaruhi suatu hal lainnya. Warna dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu kelompok warna panas dan kelompok warna dingin. Kelompok warna panas secara psikologis memberikan kesan panas karena mewakilkan simbol dari warna api dan menggambarkan sebuah kondisi kemarau. Sementara itu, kelompok warna dingin secara psikologis memberikan kesan dingin karena mewakilkan simbol dari warna laut, langit, dan menggambarkan sebuah kondisi sejuk dan damai. Desain kemasan ini dominan menggunakan warna hitam karena digunakan sebagai warna background dan warna emas. Unsur lain dari pembangunan desain kemasan ini yaitu pencahayaan. Unsur ini memiliki fungsi menentukan cara konsumen memandang elemen visual yang terdapat di desain kemasan. Selain itu, unsur tipografi juga penting pada pembangunan kemasan ini. Tipografi merupakan suatu elemen paling penting pada kemasan. Hal tersebut karena tipografi memiliki fungsi utama dalam mengomunikasikan fungsi produk, nama produk, dan informasi penting produk. Dari unsur sebelumnya, huruf juga tidak kalah penting dalam membangun desain kemasan. Huruf ini dibedakan menjadi golongangolongan, seperti font atau huruf serif, sans serif, script, slab, decorative, dan cursive. Dalam desain Kopiko ini menggunakan jenis font slab serif dan sans serif, kecuali font pada logo Coffee Extract. Logo tersebut menggunakan jenis font serif. Sebagai pendukung dari kemasan, ilustrasi juga diperlukan untuk membangun sebuah kemasan. Dari ilustrasi ini, konsumen dapat berimajinasi ketika melihat ilustrasi tersebut. Ilustrasi ini sebagai penjelas pesan yang ingin disampaikan, misalnya membawa pesan atau cerita yang mendapat perhatian, membangkitkan rasa ingin tahu, dan menjanjikan minat material. Selain ilustrasi, terdapat juga unsur lain yang sama, akan tetapi terdapat perbedaan pada ikonnya. Ikon yang tertera di kemasan difungsikan sebagai tanda. Tanda tersebut dapat mengomunikasikan pesan tertentu. Pada desain kemasan ini terdapat ilustrasi permen Kopiko beserta biji kopi dan kemasan primernya, simbol yang terdapat pada bagian atas kemasan, logo halal MUI, logo PT Mayora
Prinsip-Prinsip Perancangan Visual 31 Indah Tbk, serta ikon yang berada di pojok bawah pada desain kemasan bagian belakang. Setelah semua unsur kemasan telah dibangun maka prinsip desain adalah menyempurnakan desain kemasan. Prinsip desain yang diterapkan pada kemasan merupakan prinsip untuk memenuhi tujuan pada setiap elemen desain. Selain itu, prinsip ini disesuaikan untuk meningkatkan pemahaman tentang suatu hal yang membuat suatu elemen desain menjadi komunikatif dan efektif. Prinsip-prinsip desain tersebut, seperti keseimbangan, penekanan, ritme, dan kesatuan. Unsur lain yang terdapat pada kemasan adalah tekstur. Prinsip desain dalam kemasan adalah prinsip desain keseimbangan. Pada bagian depan desain kemasan dengan elemen visual yang tidak tertata sama sisi menjadikan penerapan ini termasuk dalam penerapan prinsip desain keseimbangan asimetris. Sementara itu, pada bagian belakang desain kemasan dengan elemen visual yang tertata sama sisi menjadikan penerapan ini termasuk dalam penerapan prinsip desain keseimbangan simetris. Tekstur berfungsi sebagai tolok ukur nilai raba dari permukaan kemasan dan membuat efek tampilan kemasan terlihat menjadi nyata atau semu. Tekstur pada kemasan ini sedikit mengilap karena menggunakan bahan dasar alumunium foil. Elemen visual yang akan dibedah pada tahap ini adalah background warna pada desain kemasan menggunakan warna gelap untuk menciptakan kesan elegan, keteguhan, ketenangan, dan dominasi. Warna hitam diasosiasikan dengan malam, yang makna positifnya yaitu kekuasaan, kemewahan, elegan, serta misteri. Teks Kopiko tertulis dengan jenis font slab serif yang erat dikaitkan dengan konotasi makna sifat percaya diri dan kuat. Kesan visual dari penggunaan keluarga huruf slab serif yang berkarakter tebal dengan kait yang tebal adalah kuat dan berat. Hal tersebut dikombinasikan dengan warna putih yang identik dengan kemurnian. Dalam simbolisme warna, putih adalah simbol cahaya dan menandakan kemurnian serta kemuliaan. Kombinasi makna ini sesuai karakteristik Kopiko dalam memasarkan produknya yang berani dan percaya diri memberikan kualitas semaksimal mungkin dengan tulus serta murni. Huruf R pada logo ini memiliki makna bahwa produk yang dilabeli logo ini telah terdaftar secara hak cipta dan memiliki sertifikat yang sah di mata hukum. Sementara itu, pada background berwarna merah mengilustrasikan keberanian dan semangat Kopiko yang menguasai pasar permen kopi dunia. Merah adalah sebuah warna yang dominan dan energinya sangat kuat. Pada bagian bawah teks merek, terdapat informasi yang dibawakan elemen visualnya yaitu menerangkan bahwa desain kemasannya merupakan desain kemasan edisi Coffee Candy. Dengan pembawaannya yang menggunakan font sans serif, desainer dari desain kemasan ini ingin membawakan atmosfer friendly dan modern kepada calon konsumennya. Jenis font dapat mengungkapkan kepribadian, seperti jenis font sans serif (font Futura dan Franklin Gothic) yang membawakan perawakan klasik,
PT Lini Suara Nusantara Prinsip Dasar Desain dan Komunikasi (Desain Komunikasi Visual) 32 kenyamanan, dan modern. Background berwarna cokelat memiliki arti yang nyaman dan dapat dipercaya. Bagian pojok atas kemasan terdapat ikon berbentuk bangun datar segitiga yang sangat identik dengan arah. Tanda ini tanpa membuat perjanjian dengan pembacanya dapat mengomunikasikan pesan dan mampu menggantikan sesuatu yang dipikirkan. Hal tersebut diperkuat dengan segitiga sama kaki dengan runcing atasnya mengarah pada bagian pojok atas kemasan. Selain itu, dilengkapi teks Open Here yang dalam bahasa Indonesia berarti Buka di Sini memberi kesimpulan makna bahwa elemen visual ini mewakili desainer dari desain kemasan ini untuk menunjukkan tempat membuka kemasan yang dianjurkan. Pada bagian tengah kemasan, terdapat ilustrasi sebuah permen yang merupakan sebuah displai produk. Efek gelap terang yang ditampilkan memiliki tujuan dari desainer untuk menampilkan kesan dramatis, 3D, dan nyata. Pembentukan ilustrasi yang menggunakan tingkat pencahayaan akan lebih mudah dipahami oleh mata. Selain itu, penyimpangan makna akan dapat dikoreksi secara optik. Bentuk permen yang simetris tanpa cacat menunjukkan bahwa desainer dari kemasan ingin meyakinkan calon konsumen bahwa produk Kopiko ini adalah produk yang diproduksi dengan sempurna dan memperhatikan segala aspek di dalamnya. Dengan dimaksimalkannya ilustrasi pada kemasan yang dari sejarahnya merupakan metode utama menampilkan sebuah gambar pada kemasan maka akan dapat memaksimalkan tersampaikannya pesan kepada konsumen mengenai esensi dari produk, pembeda produk, dan karakteristik produk. Elemen visual pendukungnya seperti biji kopi di atasnya memiliki makna konotasi bahwa Kopiko ini terbuat dan mewakili rasa dari esktrak biji kopi murni. Elemen visual yang terdapat di bawah permen sedikit ambigu karena selain menyerupai sebuah efek sorot cahaya, akan tetapi identik dengan warna kopi yang dapat ditarik makna konotasi bahwa elemen visual tersebut mewakili cita rasa dari kopi yang terkandung pada permen di atasnya. Pada bagian kiri permen, terdapat kemasan satuan permen Kopiko Coffee Candy yang memiliki pesan bahwa desainer dari desain kemasan ingin mengenalkan kemasan satuannya kepada calon konsumen untuk lebih mengenal produk Kopiko atau untuk meningkatkan brand awareness. Konsisten menampilkan desain kemasan dapat meningkatkan kemampuan konsumen untuk megidentifikasi dengan akurat merek yang dijual. Pada bagian bawah dari displai kemasan bagian depan, terdapat logo halal dari MUI pada desain kemasan. Hal ini menunjukkan bahwa kemasan ini ingin menyampaikan pesan bahwa produk yang telah dibuatnya tersebut tersertifikasi halal secara resmi. Warna emas yang diambil dapat diartikan mewakili value. Emas adalah salah satu warna terpenting. Warna ini mengekspresikan cahaya matahari, value, bahkan keilahian (sesuatu yang diberikan oleh Tuhan), kekayaan, serta kemegahan.
Prinsip-Prinsip Perancangan Visual 33 Di sebelah kanan logo halal MUI terdapat informasi yang bermakna denotasi yaitu menerangkan informasi terkait produk perusahaan dengan pembawaannya yang menggunakan font sans serif dipadukan dengan warna emas. Desainer dari desain kemasan ini ingin membawakan kesan friendly dan elegan, akan tetapi tidak terkesan kaku kepada calon konsumennya. Hal ini karena font sans serif menciptakan suasana nyaman untuk membaca dari bentuknya yang calm dan nonformal. Warna emas dapat mewakili kehormatan dan kesetiaan. Dilanjutkan pada bagian belakang kemasan, terdapat logo kopi bertuliskan Coffee Extract yang memberikan pesan dari desainer desain kemasan kepada calon pembeli bahwa produk permen ini merupakan ekstrak dari biji kopi. Teks bertuliskan Coffee Extract berwarna emas dan menggunakan jenis font serif ini menciptakan kesan elegan klasik dan memiliki kredibilitas. Font serif adalah bentuk dasar dalam tipografi modern yang memiliki tebal tipis garis yang jelas. Umumnya, hal ini untuk buku dan surat kabar yang bersifat formal. Di bawah logo kopi, terdapat sebuah tagline bertuliskan KOPIKO, Your Pocket Coffee, Anytime Anywhere! yang dari warna, jenis font, dan penataannya ingin menciptakan kesan elegan, akan tetapi tetap santai. Hal tersebut karena warna emas menciptakan kesan elegan, memiliki kredibilitas, dan font sans serif menciptakan kesan santai dan tenang. Sementara itu, kalimat yang terkandung memiliki makna denotasi bahwa produk ini dapat diminati di berbagai waktu dan di berbagai tempat. Di bawah tagline dilanjutkan dengan informasi yang berisi komposisi pembangun produk. Komposisi tertulis menggunakan font condensed sans serif rata kanan kiri (align justify) berwarna emas. Hal ini tertulis dengan dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Hal ini didukung oleh label teks bertuliskan ID berwarna hitam di dalam lingkaran oval berwarna emas untuk informasi komposisi produk versi bahasa Indonesia dan bertuliskan EN berwarna hitam di dalam lingkaran oval berwarna emas untuk informasi komposisi produk versi bahasa Inggris. Terdapat beberapa elemen visual yang memiliki cara penyampaian sama. Misalnya, bagian kanan belakang desain kemasan terdapat tabel yang berisi informasi nilai gizi bermakna denotasi sesuai informasi yang dibawakan elemen visualnya yaitu menerangkan informasi seputar nilai gizi dari produk. Selain itu, pada bagian bawahnya menerangkan informasi perusahaan bermakna sesuai informasi yang dibawakan elemen visualnya. Hal ini menerangkan informasi seputar perusahaan dan petunjuk penyimpanan pada area tersebut yang bermakna denotasi sesuai informasi elemen visualnya. Elemen visual tersebut menerangkan informasi seputar petunjuk penyimpanan produk. Elemen-elemen visual ini dibawakan menggunakan font sans serif dipadukan dengan warna emas. Desainer dari desain kemasan ini ingin membawakan kesan friendly dan elegan, akan tetapi tidak kaku kepada calon konsumennya. Hal tersebut karena font sans serif menciptakan suasana nyaman untuk membaca dari bentuknya yang calm dan nonformal.
PT Lini Suara Nusantara Prinsip Dasar Desain dan Komunikasi (Desain Komunikasi Visual) 34 Pada bagian pojok bawah terdapat ikon yang menggambarkan seseorang dengan tangan yang menjulur ke depan. Sebuah benda berada di atas kotak dapat disimpulkan bahwa ikon ini mengilustrasikan seseorang yang sedang membuang sampah pada tempat sampah. Dari ilustrasi pada ikon dapat ditarik makna bahwa pesan desainer dari kemasan adalah anjuran untuk membuang sampah pada tempatnya. Sampah yang dimaksud adalah kemasan produk terkait apabila sudah tidak digunakan lagi. Ikon ini umumnya dijumpai pada setiap kemasan yang bertujuan mengampanyekan persoalan lingkungan yang berhubungan dengan kebersihan yaitu membuang sampah pada tempat sampah. Warna emas dapat disimpulkan bahwa selain membawa kesan elegan, desainer menganggap konsumen yang membuang sampah pada tempatnya merupakan tindakan yang terhormat dan warna emas sendiri dapat mewakili kehormatan. Struktur kemasannya yang memungkinkan untuk tidak hanya mengemas produk, akan tetapi dapat disertakan unsur keindahan di dalamnya membuat kemasan ini termasuk ke dalam jenis pengemasan modern. Dengan kata lain, fungsi pada kemasan ini dapat menjual produk yang dikemas di dalamnya. Dengan bahan baku alumunium foil, kemasan menjadi kuat dan tidak mudah rusak. Dengan demikian, desain kemasan yang ditampilkan memiliki daya tahan lama. 4) Tahap evaluasi Setelah melakukan beberapa tahapan di atas, dapat dilihat dari gagasan utama pada susunan tata letak desain kemasan permen Kopiko Coffee Candy adalah memperkenalkan brand Kopiko dan membawakan ilustrasi cita rasa kopi pada bagian depan. Selain itu, menyediakan informasiinformasi mengenai produk dan perusahaan di bagian belakang kemasan. Gambar 1.41 Perbandingan Desain Kemasan Permen Kopiko Coffee Candy Dulu dan Sekarang Sumber: Inzaghi dan Patria, 2021 Secara keseluruhan pada elemen-elemen visual pembangunan di desain kemasan ini berhasil mengomunikasikan pesan yang ingin disampaikan pendesain. Apabila dibandingkan desain kemasan sebelumnya, desain kemasan terbaru ini tentunya dapat diciptakan untuk berinovasi agar menghindari rasa bosan konsumen, menyesuaikan selera pasar, dan menyesuaikan style agar tidak ketinggalan dengan jaman.
Prinsip-Prinsip Perancangan Visual 35 C. Prinsip Perancangan Visual Prinsip dalam melakukan perancangan visual merupakan proses melakukan perancangan desain grafis dengan menerapkan prinsip perancangan visual dengan baik. Proses perancangan ini sebaiknya dapat dilakukan dengan matang agar menghasilkan desain grafis yang baik. 1. Memahami Prinsip Perancangan Visual Pada bagian yang pertama yaitu elemen dasar dari desain grafis dan mengenai prinsip desain grafis sangat penting untuk dipahami karena prinsip ini dapat membantu membedakan kualitas seorang desainer. Dengan demikian, terdapat beberapa prinsip desain grafis yang perlu dimengerti agar lebih paham mengenai ilmu ini. a. Unity (kesatuan) Unity di dalam suatu desain akan memberikan kesan keharmonisan, baik secara visual maupun konseptual. Unity memiliki peran penting karena membuat pengguna merasa nyaman ketika menikmati desain terebut. Unity dapat dibuat dengan berbagai cara. Berikut metode utama yang digunakan. 1) Proximity Proximity merupakan elemen yang dekat satu sama lainya terlihat seperti kelompok terpadu dengan elemen lain. 2) Alignment Alignment merupakan elemen yang dapat disejajarkan menjadi satu sama lain agar terlihat saling terkait dengan elemen lain. 3) Repetition Repetition merupakan elemen yang dapat diulang untuk menciptakan kesan kesatuan, terutama apabila pengulangan itu dapat dilakukan dalam pola yang terstruktur. Gambar 1.42 Repetition Sumber: Kacateknologi, 2022 b. Balance (keseimbangan) Keseimbangan simetris merupakan elemen yang berada di kedua sisi sumbu secara vertikal yang sama. Misalnya, terdapat dua blok teks yang berada di kedua sisi halaman. Hal tersebut akan menciptakan kesan keseimbangan yang simetris, walaupun terdapat konten blok tersebut yang tidak identik. Keseimbangan asimetris akan tercapai apabila elemen yang berada di kedua sisi sumbu pusat tidak sama. Misalnya, pada saat memiliki gambar berukuran besar berada di
PT Lini Suara Nusantara Prinsip Dasar Desain dan Komunikasi (Desain Komunikasi Visual) 36 satu sisi yang diimbangi dengan teks dengan kesan menonjol di sisi lain. Hal ini karena pada saat sumbu berada di kondisi vertikal yang membagi dua elemen maka tidak ditempatkan secara langsung di tengah halaman. Dengan demikian, pada elemen yang lebih sempit sebaiknya harus memiliki bobot visual lebih berat daripada elemen yang lebih lebar sehingga akan didapat tampilan yang seimbang. Terdapat berbagai teknik keseimbangan yang digunakan maka hasilnya akan terasa sesuai yang diharapkan. Hal ini sebaiknya membuat yang sedang melihatnya dan menikmatinya akan terasa selaras serta tidak membuat rasa tidak nyaman. Gambar 1.43 Keseimbangan Sumber: Kacateknologi, 2022 c. Composition (komposisi) Prinsip komposisi merujuk pada penggabungan dari berbagai bagian yang menjadikan suatu bentuk yang dilihat akan terasa serasi atau selaras. Secara jelasnya, komposisi merupakan suatu yang disusun secara serasi atau harmonis dengan berlandaskan prinsip-prinsip desain lainnya. Dengan demikian, kesan kesatuan akan saling terpadu dengan unsur-unsur desain yang lainnya. Di dalam bidang desain, unsur komposisi merupakan suatu pedoman dasar untuk berpikir agar dapat mencapai rancangan dalam bentuk abstrak, alamiah, nonobjektif, ornamental, dan struktural. d. Proportion (proporsi) Proportion memiliki keterkaitan dengan satu sama lain yang dominan dan prioritas. Mengenai penggunaan proporsi, seperti penggunaan teks yang lebih besar dan tebal secara tertentu akan memiliki dampak yang lebih kuat dibandingkan teks yang dibuat secara kecil dan tipis. Dengan demikian, kegunaan dari proporsi di bidang desain sangat penting. Hal tersebut sebaiknya dapat mengidentifikasikan bagian yang dibutuhkan untuk ditampilkan paling utama dan bagian yang memang dibutuhkan untuk ditonjolkan setelahnya. Oleh karena itu, penikmat dengan mudah memahami maksud dan tujuan dari desain yang dibuat.
Prinsip-Prinsip Perancangan Visual 37 Gambar 1.44 Propotion Sumber: Kacateknologi, 2022 e. Rhythm (irama) Rhythm atau ritme merupakan suatu prinsip desain yang difokuskan kepada gerakan atau tindakan. Ritme umumnya digunakan dengan pengulangan garis, bentuk, dan warna. Dengan demikian, untuk menciptakan tempo visualisasi di dalam karya seni akan lebih mudah untuk dinikmati oleh penikmat seni. Gambar 1.45 Ritme Sumber: Kacateknologi, 2022 f. Emphasis (penekanan) Penekanan merupakan suatu bagian dari desain untuk menarik perhatian atau minat pengguna menggunakan poin utama pada bagian desainnya. Seorang desainer sebaiknya memiliki kemampuan untuk melakukan penekanan pada bagian desain yang dibuat. Hal ini dilakukan dengan cara perantara proporsi elemen, seperti white space, warna, bayangan, dan pola.
PT Lini Suara Nusantara Prinsip Dasar Desain dan Komunikasi (Desain Komunikasi Visual) 38 Gambar 1.46 Penekanan Sumber: Laksita, 2022 g. Simplicity (kesederhanaan) Kesederhanaan merupakan suatu yang disajikan terlihat prinsipiel yang paling ditekankan sehingga akan terkesan terlihat tidak berlebihan. Kebanyakan desainer grafis umumnya menggunakan prinsip ini untuk media komunikatif. Prinsip ini dapat diterapkan menggunakan elemen ruang yang kosong seperti white space dan tidak menggunakan terlalu banyak unsur-unsur yang lain, seperti hiasan atau aksesori. Misalnya, dalam penggunaan huruf sebuah berita, judul headline, subjudul, dan tubuh berita atau body text sebaiknya tidak menggunakan jenis font yang rumit dan sulit dibaca. Gambar 1.47 Kesederhanaan Sumber: Laksita, 2022 h. Clarity (kejelasan) Kejelasan desain merupakan elemen yang paling penting dan tergolong prinsip desain. Hal tersebut akan menyebabkan kesan pada karya yang diciptakan memiliki makna ganda atau ambigu. Contohnya, suatu karya seni diciptakan memiliki arti A, sedangkan seorang penikmat akan salah dalam mengartikan bahwa karya yang diciptakan itu memiliki arti B.
Prinsip-Prinsip Perancangan Visual 39 Gambar 1.48 Kejelasan Sumber: Laksita, 2022 i. Space (ruang) Di dalam bidang desain, tentunya memiliki ruang yang berhubungan dengan area dengan kondisi seolah-olah terlihat jauh apabila dilihat menggunakan mata. Ruang di sini memiliki fungsi sebagai penciptaaan ilusi optik mata secara dimensi, baik secara tiga dimensi pada suatu permukaan yang datar maupun tidak. Pada umumnya, kebanyakan kalangan desainer lebih memahami mengenai elemen ruang. Elemen ruang merupakan salah satu aspek yang terpenting. Namun, hal ini disalahpahami dalam melakukan pendesainan pada suatu desain. Terdapat bagian-bagian yang dibiarkan kosong. Misalnya, warna putih dan warna lainnya justru penggunaan warna tersebut akan membantu dalam mebuat kesan desain terlihat utuh. Gambar 1.49 Ruang Sumber: Kacateknologi, 2022 2. Studi Kasus Penerapan Prinsip Berikut contoh studi kasus penerapan prinsip desain pada Masjid Noor Banjarmasin. a. Prinsip kesatuan Prinsip kesatuan dapat diasumsikan dengan komposisi visual pada bentuk bangunan Masjid Noor. Secara keseluruhan, komposisi bentuk Masjid Noor sudah mencapai kesan kesatuan dengan tidak terdapatnya keanekaragaman yang dapat menimbulkan kekacauan komposisi. Komposisi dalam pengertian ini diwujudkan oleh elemen-elemen visual, seperti tekstur, warna, pengarahan, padat dan rongga, serta bentuk atau wujud. 1) Tekstur dan warna Tekstur dan warna pada Masjid Noor secara visual menampakkan terdapatnya kesatuan. Tekstur dinding yang timbul dari bahan pelapis berupa marmer abu-abu memberikan kesan agung pada masjid. Hal tersebut dapat disesuaikan dengan warna hitam pada kaca jendela