PERANGKAT LUNAK DESAIN (Desain Komunikasi Visual) Ira Luvi Indah Astutik PT LINI SUARA NUSANTARA
PERANGKAT LUNAK DESAIN (Desain Komunikasi Visual) © 2023 Hak cipta yang dilindungi Undang-Undang ada pada Penulis. Hak penerbitan ada pada PT Lini Suara Nusantara. Penulis : Ira Luvi Indah Astutik Editor : Kartika Edi Rahayu Desainer Kover : Achmad Faisal Desainer Isi : Achmad Faisal Tahun terbit : 2023 ISBN : Diterbitkan oleh PT Lini Suara Nusantara Perumahan Dukuhan Baru, RT: 02 RW: 01, Gunungpring, Muntilan, Magelang, Jawa Tengah 56415 Hotline: 0851 6169 4758 Anggota IKAPI Jateng No. 223/JTE/2021 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA PASAL 72 KETENTUAN PIDANA SANKSI PELANGGARAN 1 . Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu Ciptaan atau memberikan izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/ atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). 2 . Barangsiapa dengan sengaja menyerahkan, menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, baik secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi, merekam atau dengan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari PT Lini Suara Nusantara.
iii Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan karunia, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis masih diberi kesempatan untuk mengabdi dan menyumbangkan pikiran untuk nusa, bangsa, dan negara, khususnya melalui bidang pendidikan. Buku Perangkat Lunak Desain (Desain Komunikasi Visual) ini disusun untuk menunjang proses pembelajaran sesuai dengan Capaian Pembelajaran dan Tujuan Pembelajaran Kurikulum Merdeka. Buku ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan guru dan siswa SMK pada Kompetensi Keahlian Desain Komunikasi dan Visual dalam meningkatkan prestasi dan kualitas pendidikannya. Buku ini disusun secara sistematis dan kronologis sehingga tercipta sebuah buku teks dengan penjelasan yang tepat, interaktif, dan mudah untuk dipahami agar siswa dapat memahami secara tuntas, baik yang bersifat teori, latihan soal maupun praktik. Semoga buku ini dapat memberi manfaat bagi bapak/ibu guru dan peserta didik untuk menambah pengetahuan dan keterampilan. Ketua MGMP Multimedia Jawa Timur M. Safiqurrohman, S.Kom., M.Pd.
iv Prakata Sungguh suatu kebanggaan dan rasa syukur dari penulis ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dapat menyelesaikan buku ini. Buku ini ditulis sebagai salah satu sumber belajar siswa SMK/MAK Kelas XI dan XII untuk mempelajari dan memperdalam materi Prinsip Dasar Desain dan Komunikasi. Buku Perangkat Lunak Desain (Desain Komunikasi Visual) ini terdiri atas empat bab antara lain 1) Dasar Desain Komunikasi Visual; 2) Perangkat Lunak Desain; 3) Perencanaan Produksi Desain; serta 4) Proses Produksi Desain. Setiap bab dalam buku ini dilengkapi dengan Tujuan Pembelajaran yang telah disesuaikan dengan Capaian Pembelajaran pada Kurikulum Merdeka. Pembahasan materi disajikan dengan bahasa yang lugas dan mudah dipahami, dari pembahasan umum ke pembahasan secara khusus. Untuk menunjang pembelajaran yang aktual, buku ini sudah menerapkan soal-soal evaluasi berbasis HOTS. Dengan demikian, buku Perangkat Lunak Desain (Desain Komunikasi Visual) diharapkan dapat bermanfaat bagi peserta didik dan pembaca lainnya dalam memperoleh pengetahuan. Penulis menerima saran dan kritik yang membangun. Penulis
v Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia Pelajar Indonesia yang berakhlak mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Pelajar mampu memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Adapun elemen kunci beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia diuraikan sebagai berikut. a. Akhlak beragama Mengenal sifat-sifat Tuhan dan menghayati bahwa inti dari sifat-Nya adalah kasih dan sayang. b. Akhlaq pribadi Menyadari bahwa menjaga dan merawat diri penting dilakukan, sekaligus menjaga serta merawat orang lain dan lingkungan sekitarnya. c. Akhlak kepada manusia Mengutamakan persamaan dan kemanusiaan di atas perbedaan serta menghargai perbedaan yang ada dengan orang lain. d. Akhlak kepada alam Menyadari pentingnya merawat lingkungan sekitarnya sehingga dia tidak merusak atau menyalahgunakan lingkungan alam agar alam tetap layak dihuni oleh seluruh makhluk hidup saat ini maupun generasi mendatang. e. Akhlak bernegara Memahami serta menunaikan hak dan kewajibannya sebagai warga negara yang baik serta menyadari perannya sebagai warga negara. Berkebinekaan Global Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain. Dengan demikian, dapat menumbuhkan rasa saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya budaya baru yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa. Adapun elemen kunci kebhinekaan global diuraikan sebagai berikut. a. Mengenal dan menghargai budaya • Mengenali, mengidentifikasi, dan mendeskripsikan berbagai macam kelompok berdasarkan perilaku, cara komunikasi, serta budayanya. • Mendeskripsikan pembentukan identitas dirinya dan kelompok. • Menganalisis bagaimana menjadi anggota kelompok sosial di tingkat lokal, regional, nasional dan global. b. Kemampuan komunikasi intercultural dalam berinteraksi dengan sesama Memperhatikan, memahami, menerima keberadaan, dan menghargai keunikan masing-masing budaya sebagai sebuah kekayaan perspektif sehingga terbangun kesalingpahaman dan empati terhadap sesama. c. Refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebhinekaan • Memanfaatkan kesadaran dan pengalaman kebhinekaannya secara reflektif agar terhindar dari prasangka dan stereotip terhadap budaya yang berbeda sehingga dapat menyelaraskan perbedaan budaya agar tercipta kehidupan yang harmonis antar sesama. • Membangun masyarakat yang damai dan inklusif, berkeadilan sosial, serta berorientasi pada pembangunan yang berkelanjutan secara aktif-partisipatif. Profil Pelajar Pancasila
vi Profil Pelajar Pancasila Gotong Royong Pelajar Indonesia memiliki kemampuan gotong royong, yaitu melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan dengan lancer, mudah, dan ringan. Adapun elemen kunci gotong royong diuraikan sebagai berikut. a. Kolaborasi Bekerja bersama dengan orang lain disertai perasaan senang ketika berada bersama dengan orang lain dan menunjukkan sikap positif terhadap orang lain. b. Kepedulian Memperhatikan dan bertindak proaktif terhadap kondisi atau keadaan di lingkungan fisik sosial. c. Berbagi • Memberi dan menerima segala hal yang penting bagi kehidupan pribadi dan bersama. • Bersedia dan mampu menjalani kehidupan bersama yang mengedepankan penggunaan bersama sumber daya dan ruang yang ada di masyarakat secara sehat. Mandiri Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya. Adapun elemen kunci mandiri diuraikan sebagai berikut. a. Kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi Melakukan refleksi terhadap kondisi dirinya dan situasi yang dihadapi dimulai dari memahami emosi dirinya dan kelebihan serta keterbatasan dirinya. Dengan demikian, pelajar mampu mengenali dan menyadari kebutuhan pengembangan dirinya yang sesuai dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi. b. Regulasi diri Mampu mengatur pikiran, perasaan, dan perilaku dirinya untuk mencapai tujuan belajarnya.
vii Profil Pelajar Pancasila Bernalar Kritis Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya. Adapun elemen kunci bernalar kritis diuraikan sebagai berikut. a. Memperoleh dan memproses informasi dan gagasan • Memiliki rasa keingintahuan. • Mengajukan pertanyaan yang relevan. • Mengidentifikasi dan mengklarifikasi gagasan dan informasi yang diperoleh. • Mengolah informasi tersebut. b. Menganalisis dan mengevaluasi penalaran • Menggunakan nalarnya sesuai dengan kaidah sains dan logika dalam pengambilan keputusan dan tindakan. • Melakukan analisis serta evaluasi dari gagasan dan informasi yang ia dapatkan. c. Merefleksi pemikiran dan proses berpikir: Melakukan refleksi terhadap berpikir itu sendiri (metakognisi) dan berpikir mengenai bagaimana jalannya proses berpikir tersebut sehingga ia sampai pada suatu simpulan. d. Mengambil keputusan Mengambil keputusan dengan tepat berdasarkan informasi yang relevan dari berbagai sumber, fakta dan data yang mendukung. Kreatif Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Adapun elemen kunci kreatif diuraikan sebagai berikut. a. Menghasilkan gagasan yang orisinal • Menghasilkan gagasan yang terbentuk dari hal paling sederhana sampai dengan gagasan yang kompleks. • Mengaplikasikan ide baru sesuai dengan konteksnya untuk mengatasi masalah dan memunculkan berbagai alternatif penyelesaian. b. Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal Menghasilkan karya yang didorong oleh minat dan kesukaannya pada suatu hal, emosi yang ia rasakan, sampai dengan mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan sekitarnya.
viii Kata Pengantar.................................................................................................................. iii Prakata .................................................................................................................. iv Profil Pelajar Pancasila...................................................................................................... v Pendahuluan ................................................................................................................... ix Bab 1 Dasar Desain Komunikasi Visual .................................................................... 1 A. Prinsip-Prinsip Desain Visual ......................................................................................... 3 B. Komunikator, Komunikan, dan Media Komunikasi................................................ 19 C. Prosedur Operasional Standar (POS)........................................................................... 35 Tugas Mandiri................................................................................................................................ 54 Refleksi............................................................................................................................................. 54 Uji Kompetensi ............................................................................................................................. 54 Bab 2 Perangkat Lunak Desain ................................................................................. 59 A. Perangkat Lunak Desain Komunikasi Visual............................................................. 61 B. Print Design, Image Editing, dan Digital Image ...................................................... 94 C. Vektor, Video Editing, dan Motion Graphic............................................................... 97 D. Desktop Publishing serta Web dan App Design..................................................... 107 E. UI-UX Design dan 3D Software ..................................................................................... 114 Tugas Kelompok........................................................................................................................... 120 Refleksi............................................................................................................................................. 120 Uji Kompetensi ............................................................................................................................. 121 Bab 3 Perencanaan Produksi Desain ........................................................................ 131 A. Pencarian Ide (Brainstorming)....................................................................................... 133 B. Metode Design Thinking................................................................................................. 135 C. Karya Desain......................................................................................................................... 140 Tugas Kelompok........................................................................................................................... 167 Refleksi............................................................................................................................................. 168 Uji Kompetensi ............................................................................................................................. 168 Bab 4 Proses Produksi Desain ................................................................................... 177 A. Praproduksi, Produksi, dan Pascaproduksi................................................................ 179 B. Proses Produksi Desain .................................................................................................... 198 Tugas Kelompok........................................................................................................................... 215 Refleksi............................................................................................................................................. 215 Uji Kompetensi ............................................................................................................................. 216 Daftar Pustaka ................................................................................................................... 220 Daftar Pustaka Gambar..................................................................................................... 226 Biodata Penulis .................................................................................................................. 232 Biodata Penyelia................................................................................................................ 233 Biodata Editor.......... .......................................................................................................... 233 Daftar Isi
ix Pendahuluan A. Rasional Mata Pelajaran Desain Komunikasi Visual adalah konsentrasi keahlian yang membangun kompetensi perancangan solusi komunikasi visual melalui program identitas, informasi, dan persuasi dengan menggunakan media (berbasis cetak), layar (screen), analog atau digital, dua atau tiga dimensi, nyata atau maya (virtual), statis atau interaktif, maupun media berbasis waktu (time based media). Program identitas terkait dengan perancangan identitas visual suatu entitas, seperti identitas jenama (brand), identitas korporat, perancangan key visual produk, brand personal maupun korporat, dan lain-lain. Program informasi terkait dengan perancangan media visual dengan fungsi informasi baik dua dimensi maupun tiga dimensi, seperti desain publikasi baik tercetak maupun digital, rambu (signage), penunjuk arah (wayfinding), infografis dan lain-lain. Adapun program persuasi terkait dengan perancangan media visual dengan fungsi membujuk seperti desain periklanan, desain materi promosi pemasaran, desain permukaan kemasan (surface packaging design), dan lain-lain. Adapun fungsi identitas, informasi, dan persuasi tersebut dapat berjalan sendiri-sendiri ataupun secara terpadu. Mata Pelajaran Desain Komunikasi Visual berfungsi untuk membangun kompetensi peserta didik yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam memberikan solusi atas permasalahan komunikasi visual dengan menggunakan kreativitas, seni, dan pemanfaatan teknologi. Desain komunikasi visual merupakan bidang yang relevan dengan konteks dunia saat ini yang semakin digital. Semua bidang industri, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan lainnya membutuhkan dukungan dari desain komunikasi visual dalam mengomunikasikan visi, misi, produk, dan program kepada khalayak sasarannya. Kondisi ini menjadikan bidang desain komunikasi visual sangat dibutuhkan sehingga membuka kesempatan kerja yang luas bagi orang-orang yang memiliki keahlian di bidang ini. Keunggulan lainnya, desain komunikasi visual memiliki klaster yang beragam dari yang paling konvensional berbasis cetak sampai yang menggunakan teknologi terkini berbasis online, artificial intelligence (AI), dan lain sebagainya. Hal ini membuka munculnya beragam jenis okupasi yang dapat dipilih. Kurikulum Merdeka membebaskan sekolah dalam mengembangkan konten pendidikannya sesuai dengan infrastruktur maupun sumber daya manusia yang dimilikinya. Dari sisi peserta didik akan memberikan kesempatan untuk memilih keahlian yang sesuai dengan minat, hasrat, dan kemampuannya. Hal tersebut akan meningkatkan rasio keberhasilan peserta didik untuk meraih cita-citanya. Kurikulum Merdeka sangat relevan untuk konsentrasi keahlian yang menekankan pada kreativitas, seperti desain komunikasi visual. Kurikulum merdeka mendorong terciptanya ekosistem pembelajaran yang kondusif untuk mencetak sumber daya manusia unggul di bidang desain komunikasi visual. Mata pelajaran Desain Komunikasi Visual berfungsi untuk menumbuhkembangkan keprofesionalan dan kebanggan peserta didik terhadap desain komunikasi visual melalui pemahaman secara utuh dan menyeluruh profil wirausaha, peluang usaha dan pekerjaan/profesi, proses bisnis di dunia industri, perkembangan teknologi industri dan dunia kerja serta isu-isu global.
x Perencanaan, pelaksanaan, dan pengembangan pembelajaran dilakukan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran dan tujuan yang dicapai. Pembelajaran menggunakan berbagai variasi model pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan menantang, memotivasi peserta didik untuk terlibat aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai bakat, minat, renjana, serta perkembangan fisik dan psikologis peserta didik. Model pembelajaran yang dapat digunakan antara lain project-based learning, problem-based learning, teaching factory, discovery-based learning, inquiry- based learning atau metode dan model lain yang relevan. Mata pelajaran Desain Komunikasi Visual berkontribusi menjadikan peserta didik memiliki kompetensi sebagai kreator dalam bidang desain komunikasi visual yang berakhlak mulia, mampu berkomunikasi, bernegosiasi dan berinteraksi antarbudaya, mampu bekerja dalam tim, bertanggung jawab, memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap situasi dan lingkungan kerja, serta kritis dan kreatif. B. Elemen Pembelajaran Perangkat Lunak Desain C. Capaian Pembelajaran Pada fase F, peserta didik mampu mengoperasikan perangkat lunak yang dibutuhkan dalam lingkup Desain Komunikasi Visual, melakukan pembiasaan kerja sesuai SOP. Perangkat lunak yang digunakan disesuaikan dengan sub konsentrasi keahlian (peminatan) dalam lingkup Desain Komunikasi Visual: Print Design/Image Editing/Digital Imaging/Vektor/Video Editing/Motion Graphic/Desktop Publishing/Web & App Design/ UI-UX Design/3D Software/dan lainnya yang terkait. D. Tujuan Capaian Pembelajaran 1. Mengaplikasikan dasar desain komunikasi visual. 2. Mengoperasikan perangkat lunak desain. 3. Menerapkan perencanaan produksi desain. 4. Menerapkan pengetahuan dan mengelola proses produksi desain.
BAB 1 Dasar Desain Komunikasi Visual Profil Pelajar Pancasila 1. Berkebinekaan global 2. Gotong royong 3. Mandiri 4. Bernalar kritis 5. Kreatif Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, peserta didik diharapkan mampu 1. memahami prinsip-prinsip desain visual; 2. memahami peran komunikator, komunikan, dan media komunikasi; serta 3. memahami Prosedur Operasional Standar (POS).
PT Lini Suara Nusantara Perangkat Lunak Desain (Desain Komunikasi Visual) 2 Peta Konsep
Dasar Desain Komunikasi Visual 3 Desain komunikasi visual, hal apakah yang terbesiti di pikiran kamu? Apakah Desain Komunikasi Visual (DKV) sama dengan seni rupa murni? Lalu, apa yang membedakannya? Bagaimana cara agar pesan yang tersirat dalam sebuah desain mampu mencapai audiens? Tentu banyak faktor pendukung dan unsur-unsur tertentu dalam sebuah desain. Pada bab ini kamu akan diajak memahami bersama desain komunikasi visual, simaklah dengan saksama. A. Prinsip-Prinsip Desain Visual Proses komunikasi dengan elemen-elemen visual, seperti gambar, tulisan, dan bentuk untuk menciptakan persepsi suatu pesan yang disampaikan disebut rancangan grafis atau Desain Komunikasi Visual (DKV). Dalam pengaplikasiannya, suatu desain harus memenuhi beberapa prinsip dasar dan unsur-unsur visual tertentu agar karya yang dihasilkan tepat dan sesuai keinginan. 1. Prinsip Dasar DKV Umumnya, terdapat lima prinsip dasar desain, yaitu kesatuan (unity), keseimbangan (balance), proporsi (proportion), irama (rhythm), dan dominasi (domination). Prinsip dasar DKV ini dipaparkan sebagai berikut. a. Kesatuan (unity) Kesatuan merupakan elemen dari desain yang bekerja sama untuk menciptakan keselarasan atau keserasian. Prinsip ini membantu semua elemen menjadi satu menghasilkan tema yang kuat. Selain itu, prinsip kesatuan juga menciptakan keterikatan hubungan yang kuat antara satu dengan lainnya. Gambar 1.1 Prinsip Kesatuan Sumber: Ismail, 2022 Tujuan utama dari desain grafis adalah mengomunikasikan suatu pesan agar pesan tersebut dapat sampai ke konsumen. Apabila desain yang dibuat tidak memiliki kesatuan yang kuat, komunikasi dari desain akan terhambat. Walaupun desain yang dibuat sangat indah jika tidak memiliki prinsip kesatuan untuk menyatukan desain tersebut, tujuan dari desain tidak akan tercapai. Prinsip ini mampu mengikat elemen dalam desain. Dengan demikian, desain akan memiliki fokus yang jelas.
PT Lini Suara Nusantara Perangkat Lunak Desain (Desain Komunikasi Visual) 4 b. Keseimbangan (balance) Keseimbangan dari desain grafis adalah pembagian yang sama berat, baik secara optis maupun visual. Keseimbangan ini diperlukan untuk menciptakan desain komunikatif dan memiliki keindahan atau estetika yang baik. Gambar 1.2 Prinsip Keseimbangan Sumber: Ismail, 2022 Prinsip keseimbangan memiliki dua pendekatan dasar yakni keseimbangan simetris dan keseimbangan asimetris. Kedua pendekatan dasar tersebut dijabarkan sebagai berikut. 1) Keseimbangan simetris Keseimbangan ini adalah susunan dari suatu elemen agar merata ke kiri dan kanan dari pusat. Dengan demikian, tampak memiliki bobot visual yang sama. Keseimbangan ini umumnya disebut keseimbangan formal. 2) Keseimbangan asimetris Keseimbangan asimetris adalah pengaturan yang berbeda dengan berat benda yang sama pada setiap sisi halamannya. Ukuran, bentuk, tekstur, dan warna umumnya digunakan sebagai unsur balancing. Keseimbangan ini disebut keseimbangan informal. c. Proporsi (proportion) Proporsi merupakan perbandingan matematis dari sebuah bidang dalam desain. Proporsi agung (the golden mean) merupakan proporsi yang paling populer dipakai sampai saat ini dalam karya seni rupa sampai karya arsitektur. Proporsi adalah perbandingan bentuk elemen besar dengan elemen kecil. Proporsi menyangkut hubungan antara satu bagian dengan bagian lainnya, baik secara keseluruhan maupun satu objek dan objek lain.
Dasar Desain Komunikasi Visual 5 Gambar 1.3 Prinsip Proporsi Sumber: Ismail, 2022 Proporsi yang tidak tepat akan membuat sebuah desain tidak enak dipandang. Semua unsur dalam karya desain harus ditata proporsi setiap unsurnya, mulai dari garis, bidang, bentuk, dan warna. Dalam desain grafis, semua unsur berperan menentukan proporsi, contohnya penggunaan warna cerah yang digunakan di ruangan sempit. d. Irama (rhythm) Irama merupakan pengulangan gerak yang teratur dan terus menerus. Contohnya, pengulangan gerak pada ombak laut, barisan semut, dan gerak dedaunan. Desain grafis irama adalah pengulangan unsur visual dengan jarak tertentu yang menciptakan pola atau tekstur pada desain. Pengulangan (mengulangi unsur serupa dengan konsisten) dan variasi (perubahan dalam bentuk, ukuran, posisi, atau elemen) merupakan kunci untuk menciptakan visual ritme. Gambar 1.4 Prinsip Irama Sumber: Ismail, 2022 e. Dominasi (domination) Dominasi adalah salah satu prinsip dasar tata rupa yang diterapkan dalam sebuah karya seni dan desain. Dominasi berasal dari kata dominance yang berarti keunggulan atau bersifat unggul dan istimewa sebagai penarik
PT Lini Suara Nusantara Perangkat Lunak Desain (Desain Komunikasi Visual) 6 perhatian. Dalam dunia desain, dominasi umumnya disebut center of interest, focal point, dan eye catcher. Dominasi memiliki beberapa tujuan, yaitu menarik perhatian, menghilangkan kebosanan, dan memecah keberaturan yang didasarkan pada penekanan. Gambar 1.5 Prinsip Dominasi Sumber: Ismail, 2022 2. Unsur-Unsur Visual Dalam desain, unsur visual umumnya terdiri atas garis, bidang, tekstur, ruang, warna, value, dan ukuran. Berikut dijelaskan mengenai unsur-unsur tersebut. a. Garis (line) Unsur garis merupakan titik atau poin yang saling terhubung dengan titik atau poin lain. Hal tersebut akan membentuk gambar, seperti garis lurus, zigzag, vertikal, horizontal, lengkung, tidak beraturan, dan diagonal. Dalam dunia komunikasi visual, umumnya desainer menggunakan garis titik-titik (dotted line), solid line, dan garis putus-putus (dashed). Garis diagonal memiliki kesan dinamis, aktif, dan menjadi pusat perhatian. Sementara itu, garis vertikal memiliki kesan gagah, elegan, dan stabil. Garis umumnya diartikan sebagai goresan pena, pensil, atau mouse dalam komputer. Penggunaan variasi garis yang tepat akan menambah unsur keindahan dan kenyamanan bagi seseorang yang ingin melihat desain tersebut. Gambar 1.6 Macam-Macam Garis Sumber: Cilacapklik, 2020
Dasar Desain Komunikasi Visual 7 b. Bidang atau bentuk (shape) Bentuk atau bidang merupakan salah satu elemen dasar dalam desain. Bentuk tertentu bidang datar meliputi lingkaran (circle), kotak (rectangle), segitiga (triangle) atau bentuk lain yang memiliki fungsi dan arti berbeda dalam penerapannya. Bidang geometris memiliki kesan formal, sedangkan bidang nongeometris memiliki kesan lebih dinamis dan tidak formal. Gambar 1.7 Bidang Datar Sumber: Kholil, 2019 c. Tekstur (texture) Tekstur adalah tampilan dari sebuah gambar (desain) dengan visualisasi permukaannya memiliki bentuk, corak, dan pola yang terlihat halus, kasar, dan lembut. Tekstur merupakan tampilan permukaan (corak) dari benda-benda yang dapat dinilai dengan cara dilihat atau diraba. Dalam penerapannya, tekstur umumnya dikategorikan sebagai corak dari suatu permukaan benda, misalnya permukaan karpet, baju, kulit kayu, cat dinding, dan cat canvas.
PT Lini Suara Nusantara Perangkat Lunak Desain (Desain Komunikasi Visual) 8 Gambar 1.8 Tekstur Sumber: Komunikasipraktis, 2018 Desain grafis tekstur dapat dikatakan sebagai nilai kasar atau halusnya sebuah benda atau dapat juga disebut nilai raba. DKV tekstur untuk mengatur kontras dan keseimbangan, umumnya diaplikasikan pada latar desain (background desain). Tekstur dibagi menjadi dua antara lain tekstur nyata dan tekstur semu. Tekstur yang umumnya digunakan adalah tekstur semu karena dapat menimbulkan tekstur kasar seperti kayu dan batu tanpa harus menggunakan benda-benda tersebut. Tekstur untuk mendapatkan kesan halus yakni umumnya menggunakan tekstur semu (tidak nyata). d. Ruang/jarak (space) Ruang atau jarak yakni ruang atau jarak antara elemen-elemen pada desain grafis. Elemen-elemen tersebut berupa objek, latar, dan teks. Ruang umumnya digunakan sebagai jarak antara bentuk dengan bentuk lainnya. Dalam desain grafis, ruang dapat dijadikan sebagai unsur pemberi efek estetika desain. Ruang ini dapat menambah kesan nyaman dan istirahat serta memberikan kesan tekanan pada objek visual pada desain tertentu. Berdasarkan bentuk fisiknya, identifikasi ruang digolongkan menjadi dua yaitu latar belakang (background) dan objek (figure).
Dasar Desain Komunikasi Visual 9 Gambar 1.9 Space Sumber: Komunikasipraktis, 2018 e. Ukuran (size) Ukuran termasuk unsur terpenting dalam desain grafis. Ukuran mengacu pada panjang dan pendek, tinggi dan rendah, serta besar dan kecilnya sebuah objek. Objek yang ditonjolkan akan memiliki ukuran lebih besar daripada objek lainnya. Gambar 1.10 Variasi Ukuran Sumber: Kibrispdr, t.t Melalui unsur ini, desainer grafis dapat menciptakan kontras dan penekanan (emphasis) pada objek desain. Dengan demikian, orang akan tahu skala prioritas. Objek yang ditonjolkan kemungkinan objek yang akan dilihat lebih dahulu. Misalnya, ukuran judul akan lebih besar dari skala objek lainnya. Oleh karena itu, dianjurkan untuk melakukan pencocokan ukuran pada masingmasing objek atau teks pada setiap desain. Hal ini dilakukan agar desain tidak terlihat aneh.
PT Lini Suara Nusantara Perangkat Lunak Desain (Desain Komunikasi Visual) 10 f. Warna (color) Warna merupakan unsur yang sangat kompleks dan krusial dalam sebuah desain. Pemilihan warna menentukan tujuan dan arah dari sebuah desain grafis. Hal tersebut karena warna mewakili visual yang dapat dinilai oleh mata. Contohnya, warna latar hitam dapat dipadukan dengan objek atau teks warna putih. Terlalu banyak warna akan menimbulkan kesan norak (memiliki warna yang terlalu banyak). Dengan demikian, perlu pertimbangan dengan teliti dalam memilih warna karena warna memiliki karakteristik, kegunaan, dan maknanya masing-masing. Gambar 1.11 Palet Warna Sumber: Dreamstime, t.t g. Gelap-terang (value) Value adalah dimensi terang dan gelapnya warna. Pada dasarnya, setiap warna dapat diterangkan menjadi warna yang lebih muda. Contohnya, apabila warna biru diterangkan, akan menghasilkan biru muda. Value adalah unsur yang menentukan sebuah desain menjadi lebih indah dipandang mata atau tidak. Value tersebut adalah gelap dan terangnya warna sebuah objek, background, atau teks. 3. Komposisi Komposisi merupakan penyusunan unsur-unsur seni rupa agar menjadi susunan yang teratur, serasi, dan menarik. Suatu karya seni rupa dapat terlihat indah karena prinsip komposisi yang saling menghubungkan unsur seni sehingga menjadi lebih estetik. Penerapan prinsip komposisi ini memungkinkan susunan unsur-unsur desain memancarkan kesan kesatupaduan, irama, dan keseimbangan dalam suatu karya. Dengan demikian, karya itu terasa utuh, jelas, dan memikat. Dalam dunia desain grafis, komposisi dapat diartikan sebagai komponen yang tergabung dan tersusun dalam gambar dengan menceritakan maksud atau pesan dari gambar. Walaupun layout dalam desain grafis memiliki komposisi yang bagus, namun jika penggunaan layoutnya tidak maksimal tentu menghasilkan karya yang kurang sempurna. Layout merupakan penempatan komposisi pada gambar, seperti huruf, warna, dan gambar. Unsur desain merupakan unsur-unsur yang mewujudkan desain agar orang lain dapat melihat dan menikmati desain tersebut. Oleh karena itu, unsur-unsur yang dapat dilihat atau lazim ini disebut unsur visual. Wujudnya adalah garis, bidang, bentuk, warna, tekstur, ukuran, nada gelap terang, dan arah.
Dasar Desain Komunikasi Visual 11 Setiap unsur seni dikomposisikan secara estetis atau indah. Sementara itu, sebagai ilmu, estetika berarti ilmu pengetahuan yang membahas keindahan serta tanggapan manusia terhadapnya keindahan tersebut. Kapasitas estetika dalam seni adalah sebagai roh yang menentukan hidup dan matinya tampilan karya seni dan desain. Desainer atau seniman adalah pemberi roh. Desainer atau seniman tentu menyadari bentuk roh yang harus disandangkan kepada seni rupanya. Oleh karena itu, setiap karya seni harus dikomposisikan secara estetik untuk menghasilkan karya yang menarik. Beberapa aturan perlu digunakan dalam menyusun bentuk-bentuk tersebut. Walaupun penerapan prinsip-prinsip penyusunan tidak bersifat mutlak, namun setiap karya seni yang tercipta harus layak disebut karya yang bagus. Perlu diketahui bahwa prinsip-prinsip ini bersifat subjektif terhadap penciptanya. Komposisi sendiri dapat dikelompokkan menjadi tiga macam pola berikut. a. Pola simetri Pola simetri menggambarkan dua bagian yang sama dalam sebuah susunan. Komposisi yang berpola simetri meletakkan fokusnya di tengah dan meletakkan unsur-unsurnya di bagian kiri sama dengan bagian kanan, ibarat pinang dibelah dua. Jika terdapat dua fokus dalam komposisi simetri, penempatanya satu di kiri serta satu di kanan. Penempatan demikian memberikan kesan bagian kiri dan bagian kanan sama kuat. Komposisi berpola simetri memberikan kesan formal, beraturan, dan statis. Gambar 1.12 Ilustrasi Komposisi Simetri Sumber: Fauzi, 2013 b. Pola asimetri Komposisi asimetri meletakkan fokusnya tidak di tengah-tengah dan paduan unsur-unsur di bagian kiri tidak sama dengan yang di bagian kanan, tetapi tetap memancarkan keseimbangan. Kompisisi asimetri memberikan kesan keteraturan yang bervariasi dan tidak formal serta lebih dinamis.
PT Lini Suara Nusantara Perangkat Lunak Desain (Desain Komunikasi Visual) 12 Gambar 1.13 Ilustrasi Komposisi Simetri Sumber: Fauzi, 2013 c. Pola bebas Komposisi pola bebas meletakkan fokus dan unsur-unsurnya secara bebas, namun tetap memelihara keseimbangan. Jika dibandingkan pola simetri, pola bebas ini keteraturan dan kesan formalnya sama sekali tidak terasa. Kecermatan dan ketelitian dalam membentuk irama dan keseimbangannya menjadikan komposisi berpola bebas ini tampak dan terasa lebih hidup serta semakin menarik. Gambar 1.14 Penerapan Komposisi Bebas Sumber: GoFree, t.t 4. Warna Warna termasuk hal terpenting dalam menentukan respon dari orang. Warna adalah hal pertama yang dilihat oleh seseorang. Setiap warna akan memberikan kesan dan identitas tertentu, walaupun hal ini bergantung pada latar belakang pengamatnya.
Dasar Desain Komunikasi Visual 13 Ilmu tentang warna ini disebut chromatics. Teori warna sudah dikembangkan oleh Alberti (1435) dan diikuti oleh Leonardo Davinci (1490). Teori warna mendapat perhatian serius dari Sir Isaac Newton yakni ahli fisika melalui tulisannya berjudul Opticks pada tahun1704. Warna adalah salah satu elemen penting dalam desain atau karya. Warna umumnya untuk menampilkan identitas sebuah desain, penyampai pesan, penarik perhatian, serta mempertegas sesuatu. Warna dapat dibagi menjadi dua section antara lain warna yang timbul karena sinar (RGB) dan warna yang dibuat dalam unsur tinta atau cat (CMYK). Gambar 1.15 Roda Warna Sumber: Buayajalan, 2020 Warna dapat dikatakan sebagai kualitas dari mutu cahaya yang dipantulkan suatu objek ke mata manusia. Warna akan membuat kesan (mood) untuk keseluruhan gambar atau grafis. Setiap warna memiliki daya tarik yang berbeda dan dalam penggunaannya diharapkan dapat menciptakan keserasian serta membangkitkan emosi. a. Jenis warna Warna dikelompokkan menjadi tiga sebagai berikut. 1) Warna primer Warna primer atau warna pokok adalah warna-warna yang paling kuat. Warna primer adalah warna utama dalam pembentukan warna-warna lainnya. Warna pokok terdiri atas tiga warna, yaitu merah, biru, dan kuning.
PT Lini Suara Nusantara Perangkat Lunak Desain (Desain Komunikasi Visual) 14 Gambar 1.16 Warna Primer Sumber: Garudaprint, t.t Contoh penerapan warna primer ini terlihat pada logo Pekan Imunisasi Nasional (PIN). Gambar 1.17 Logo Pekan Imunisasi Nasional Sumber: I Ketut, 2011 Dilihat dari logo Pekan Imunisasi Nasional di atas terlihat perpaduan warna merah, kuning, dan biru. Warna kuning dapat diartikan sebagai warna ceria sehingga kuning mengartikan suatu keceriaan karena imunisasi identik dengan anak-anak dan anak-anak umumnya selalu ceria. Sementara itu, warna merah mengartikan suatu gerakan sosial karena gerakan imunisasi ini merupakan gerakan sosial yang tidak dipungut biaya. Warna biru pada logo tersebut memiliki arti kuat, dingin, dan sejuk, identik dengan kekebalan tubuh terhadap penyakit. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perpaduan warna pada poster iklan tersebut dikatakan serasi atau selaras karena warna yang dikombinasikan memiliki makna yang saling berhubungan dengan tujuan dari logo itu sendiri.
Dasar Desain Komunikasi Visual 15 2) Warna sekunder Warna sekunder adalah warna hasil pencampuran dari dua warna primer. Dalam roda warna, warna sekunder ini disebut warna kedua atau warna yang lahir saat menggabungkan warna pokok atau warna utama. Gambar 1.18 Warna Sekunder Sumber: Bungkul, 2022 Untuk pengaplikasian dari warna sekunder ini, dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 1.19 Poster Bike to Work Day 2007 Sumber: Akuinginhijau, 2007
PT Lini Suara Nusantara Perangkat Lunak Desain (Desain Komunikasi Visual) 16 Dalam poster tersebut, dapat diliha warna dominan yang digunakan adalah warna kuning. Warna kuning diartikan sebagai warna ceria karena acara tersebut termasuk acara yang menyenangkan. Begitu juga warna oranye yang memiliki arti kesenangan. Sementara itu, warna hijau pada tulisan 2007 mengartikan sebuah kesejukan dan alami. Hal ini karena acara tersebut juga berhubungan dengan lingkungan, tujuannya mengurangi polusi serta mencegah global warming. Dengan demikian, perpaduan warna satu ke warna lainnya dapat menyampaikan pesan dari acara tersebut tentang bike to work day, acara yang menyenangkan namun juga peduli lingkungan. Hal tersebut merupakan bentuk ajakan agar semua orang lebih peduli lingkungan serta secara tidak langsung dapat mencegah global warming. 3) Warna tersier Warna tersier merupakan percampuran satu warna primer dengan warna sekunder di sebelahnya. Warna tersier terdiri atas enam warna. Gambar 1.20 Warna Sekunder Sumber: Bungkul, 2022 4) Warna khusus Disebut warna khusus karena warna ini tergolong warna primer atau warna sekunder, namun hanya dapat diperoleh dari pigmen tertentu seperti emas (gold) dan perak (silver).
Dasar Desain Komunikasi Visual 17 Gambar 1.21 Warna Khusus Sumber: Dreamstime, t.t 5) Warna netral Warna netral (neutral colors) lahir karena pandangan mata manusia terhadap warna itu sendiri yang selalu subjektif. Artinya, semua orang melihat warna dengan cara yang unik dan berbeda satu dengan lainnya sehingga membuat klasifikasi warna menjadi lebih rumit. Pembahasan warna netral ini, secara tidak langsung juga membahas tentang rona yang tidak memiliki warna. Warna yang dianggap sebagai warna netral murni adalah hitam, coklat, abu-abu, dan putih yang terlihat tidak memiliki noda. Dalam ilmu desain, netral berarti tanpa warna untuk mencocokan atau mengombinasikan dengan warna lain. Secara teori, warna netral adalah warna yang dihasilkan dari campuran tiga warna primer di atas, yakni biru, merah, dan kuning dalam intensitas yang sama. Gambar 1.22 Warna Netral Sumber: Bungkul, 2022
PT Lini Suara Nusantara Perangkat Lunak Desain (Desain Komunikasi Visual) 18 b. Arti warna Warna termasuk unsur desain grafis serta menjadi salah satu daya tarik dalam dunia desain grafis. Macam-macam warna seperti warna soft dapat menghasilkan kenyamanan tersendiri bagi mata yang melihatnya. Selain itu, warna juga paling dominan dan aspek yang paling relatif dalam desain kehidupan. Menurut psikologi atau emosi manusia, makna, dan arti dari warna dapat menunjukkan kesan pada objek, cahaya, mata, dan otak. T Hue (spektrum warna), saturasi (nilai kepekatan), dan lightness (nilai gelap terang) merupakan permasalahan mendasar dari warna. Masing-masing warna memberikan respons secara psikologis. Dengan demikian, pemilihan warna dalam sebuah desain sangat memengaruhi respon audiensnya. Gambar 1.23 Penerapan Warna berdasarkan Arti Sumber: Bungkul, 2022 Merah Melambangkan kekuatan, bertenaga, kehangatan, nafsu, cinta, agresivitas, dan bahaya. Biru Melambangkan kepercayaan, konservatif, keamanan, teknologi, kebersihan, dan perintah. Hijau Melambangkan alami, kesehatan, pandangan yang enak, kecemburuan, dan pembaruan. Kuning Melambangkan optimisme, harapan, tidak jujur, pengecut, dan gembira. Ungu Melambangkan spiritual, misteri, kebangsawanan, sombong, kasar, dan keangkuhan Oranye Melambangkan energi, semangat, segar, keseimbangan, ceria, dan hangat.
Dasar Desain Komunikasi Visual 19 Merah muda Memiliki efek cinta romantis yang akan muncul ketika warna ini dilihat. Selain itu, warna pink juga mengidikasikan bermuda, energi, seru, dan menyenangkan. Warna ini merupakan pencampuran dari warna merah dengan warna putih. Namun, terdapat arti warna yang berbeda apabila dibandingkan warna kedua asalnya. Ungu Campuran dari warna biru dan merah. Arti warna dalam desain grafis yang satu ini memberikan kesan damai. Selain warna pink yang juga memberikan kesan romantis, waran ini juga memberikan kesan romantis. Secara tradisional, warna ini diasosiasikan dengan kerajaan, keagungan, atau kaum bangsawan dengan kualitas spiritual dan juga misterius. Emas Memberikan kesan kesuksesan, prestasi, kemenangan, dan juga kemakmuran. Seperti halnya emas dalam bentuk fisik yang sudah menjadi komoditas berharga dan juga prestise di setiap negara. Cokelat Melambangkan tanah atau bumi, kenyamanan, dapat dipercaya, dan bertahan. Abu-abu Melambangkan intelek, futuristik, modis, kesederhanaan, dan kesedihan. Putih Melambangkan suci, bersih, tidak bersalah, steril, dan kematian. Hitam Melambangkan kekuatan, jahat, canggih, kematian, misteri, ketakutan, sedih, dan anggun. B. Komunikator, Komunikan, dan Media Komunikasi Dalam pembahasan ini akan dipaparkan terkait komunikator, komunikan, dan komunikasi. 1. Komunikator Komunikator adalah pihak yang memulai proses komunikasi, sumber pernyataan umum, atau dapat disebut pihak yang menyampaikan pesan kepada orang lain. a. Jenis komunikator Komunikator memiliki beberapa jenis yang dijabarkan sebagai berikut. 1) Komunikator individual atau perseorangan Komunikator ini merupakan komunikator yang bertindak atas nama dirinya sendiri. Komunikator individual tidak mewakili orang lain, lembaga, organisasi, atau institusi. Komunikator ini dapat berupa individu yang sedang menyampaikan informasi, berbicara, dan menulis. 2) Komunikator yang mewakili lembaga (institutionalized person) Komunikator yang mewakili lembaga merupakan komunikator yang menjalankan fungsinya sebagai wakil yakni mewakili kelompok orang, organisasi, dan komunikasi. Misalnya, wartawan surat kabar, penyiar radio, televisi, pembicara yang mewakili institusinya, dan pemeran film.
PT Lini Suara Nusantara Perangkat Lunak Desain (Desain Komunikasi Visual) 20 Gambar 1.24 Seorang Komunikator yang Menyampaikan Pesan Sumber: Liputan6, 2021 Komunikasi yang efektif dapat membantu hubungan pribadi dan profesional lebih kooperatif dan produktif. Efektivitas komunikator dinilai ketika dapat menyampaikan pesan secara menyeluruh dan menerima serta responsif terhadap masukan orang lain. Komunikator yang baik adalah komunikator yang berbicara dengan jelas, langsung, dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami. b. Tipe komunikator Berdasarkan tujuan dalam berkomunikasi, komunikator dibagi menjadi beberapa tipe berikut. 1) Komunikator dengan citra diri sendiri (the communicator’s self image) Komunikator jenis ini mengutamakan kepentingan diri sendiri. Proses pengirim pesan ini berdasarkan keinginan komunikator. Ukuran dari suksesnya komunikasi dapat dilihat dari suksesnya mencapai target sasaran secara kuantitatif. Windhal dan Olson (dalam Jalaludin Rakhmat, 2005) mengemukakan berbagai orientasi kerja para jurnalis selaku komunikator. Berikut diuraikan mengenai orientasi kerja para jurnalis selaku komunikator. a) Orientasi pragmatis (the pragmatics) Orientasi ini mengukur sukses dari indikator rating. Contohnya, jenis tayangan hiburan seperti sinema elektronik (sinetron) dan tayangan gosip dinilai sebagai tayangan favorit mayoritas penduduk Indonesia. b) Orientasi keahlian (the craft-oriented) Dalam orientasi ini, komunikator sangat tertarik untuk mendapat penguatan dari komunikator profesional lainnya. Contohnya, dalam ruang diskusi umumnya terdapat narasumber, moderator, dan peserta. Ketika moderator menjelaskan kepada peserta dan menemukan kebuntuan saat menjelaskan, moderator dapat meminta narasumber untuk menjelaskan lebih detail. c) Orientasi organisasi (the organizational-orient) Orientasi yang terakhir yaitu orientasi organisasi. Dengan orientasi ini, komunikator menghubungkan pekerja dengan tujuan organisasi.
Dasar Desain Komunikasi Visual 21 2) Spesialisasi (specialization) Spesialisasi adalah proses yang membentuk komunikator sebagai bagian dari khalayak yang kebutuhan atau kepentingannya diketahui. Misalnya, acara motivator dibawakan oleh Mario Teguh memiliki iklan susu yang menggambarkan kecerdasan anak serta iklan susu untuk seseorang dengan usia 50 tahunan. 3) Profesionalisasi (profesionalization) Profesionalisasi menyebabkan komunikator beranggapan bahwa komunikator memiliki kompeten dalam memutuskan isi media serta mengetahui lebih baik mengenai banyak hal yang seharusnya dilakukan untuk orang lain. Misalnya, redaktur koran atau majalah, dosen, dan editor. 4) Ritualisme (ritualism) Komunikator tidak melakukan banyak hal melebihi usahanya dalam menyenangkan orang lain atau audiens. Komunikator menjadikan komunikasi sebagai alat untuk membangun atau memperkuat kebersamaan di antara target khalayak. Contohnya, informasi pelaksanaan kerja bakti di lingkungan dan ceramah dalam mimbarmimbar keagamaan. c. Syarat-syarat komunikator Syarat-syarat komunikator merupakan hal yang diperlukan komunikator dalam sebuah program untuk berkomunikasi, baik dari segi kepribadian maupun kinerja kerja. Agar pesan yang disampaikan dapat diterima orang lain, berdasarkan segi kepribadiannya harus memiliki beberapa hal berikut. 1) Memiliki kedekatan (proximity) dengan orang lain. Jarak seseorang dengan komunikator tentu dapat memengaruhi perhatiannya pada pesan tertentu. Semakin dekat jarak maka semakin besar peluang untuk terpapar pesan tersebut. Hal ini terjadi dalam jarak fisik atau secara sosial. 2) Memiliki kesamaan dan daya tarik sosial dan fisik. Komunikator umumnya cenderung akan mendapat perhatian apabila penampilan fisiknya secara keseluruhan memiliki daya tarik (attractiveness) bagi audiens. Oleh karena itu, penting untuk berpenampilan rapi dan menyesuaikan tema obrolan. 3) Kesamaan (similarity) meliputi gender, pendidikan, umur, agama, latar belakang sosial, ras, hobi, dan kemampuan bahasa. Kesamaan juga dapat meliputi masalah sikap dan orientasi terhadap berbagai aspek, seperti buku, musik, pakaian, pekerjaan, dan keluarga. Preferensi khalayak terhadap komunikator berdasarkan kesamaan budaya, agama, ras, pekerjaan, dan pendidikan berpengaruh terhadap proses seleksi, interpretasi, serta pengingatan pesan sepanjang hidupnya. 4) Dikenal kredibilitas dan otoritasnya. Khalayak cenderung memperhatikan dan mengingat pesan dari sumber yang dipercaya sebagai orang dengan pengalaman atau pengetahuan yang luas. 5) Pandai menyampaikan pesan. Gaya komunikator menyampaikan pesan juga menjadi faktor penting dalam proses penerimaan informasi. 6) Dikenal status, kekuasaan, dan kewenangannya. Status merunjuk pada posisi atau ranking, baik dalam struktur sosial maupun organisasi. Adapun kekuasaan (power) dan kewenangan (authority) mengacu pada
PT Lini Suara Nusantara Perangkat Lunak Desain (Desain Komunikasi Visual) 22 kemampuan seseorang memberikan ganjaran (reward) serta hukuman (punishment). 7) Memiliki kredibilitas tinggi untuk komunikasinya. 8) Keterampilan dalam berkomunikasi. 9) Memiliki pengetahuan yang luas. 10) Memiliki daya tarik atau memiliki kemampuan melakukan perubahan sikap/penambahan pengetahuan pada diri komunikan. d. Gaya komunikator Adapun beberapa gaya komunikator dalam melakukan aksinya bergantung pada situasi yang dihadapi. Gaya komunikator dapat dibedakan dalam beberapa model berikut. 1) Komunikator yang membangun Ciri-ciri gaya komunikator yang membangun diuraikan dalam poin-poin berikut. a) Mau mendengarkan pendapat orang lain dan tidak pernah menganggap dirinya benar. b) Ingin bekerja sama dan merundingkan persoalan dengan sesamanya sehingga timbul saling pengertian. c) Tidak terlalu mendominasi situasi dan bersedia mengadakan komunikasi timbal balik. d) Menganggap bahwa buah pikiran orang banyak lebih baik. 2) Komunikator yang mengendalikan Ciri gaya komunikator yang mengendalikan ini merasa pendapatnya yang terbaik sehingga tidak mau mendengarkan pandangan orang lain, baik internal maupun eksternal. Selain itu, menginginkan komunikasi satu arah, tidak akan menerima dari arah lain. 3) Komunikator yang melepaskan diri Ciri gaya komunikator yang melepaskan diri ini cenderung lebih banyak menerima dari lawannya berkomunikasi, kadang-kadang rasa rendah dirinya timbul. Selain itu, lebih suka mendengar pendapat orang lain, namun tidak bersungguh-sungguh menanggapinya. Sumbangan pikirannya tidak banyak mengandung arti sehingga lebih suka melemparkan tanggung jawab kepada orang lain. 4) Komunikator yang menarik diri Gaya komunikator yang menarik diri ini meliputi tiga hal berikut. a) Selalu bersifat pesimis sehingga menurutnya keadaan tidak dapat diperbaiki lagi. b) Lebih suka melihat keadaan seadanya dan mungkin berusaha menghindari keadaan tambah buruk. c) Selalu diam, tidak menunjukkan reaksi, dan jarang memberikan buah pikirannya. e. Komunikator yang efektif Saat melakukan komunikasi pada sekelompok orang dalam suatu forum, membutuhkan kiat dan strategi agar hal yang disampaikan dapat dipahami oleh audiens atau komunikan. Oleh karena itu, sebagai komunikator yang baik harus mengupayakan agar hal yang disampaikan tidak berbelit, menarik, dan
Dasar Desain Komunikasi Visual 23 efektif. Untuk sampai dalam tahap ini, seorang komunikator harus berlatih secara terus menerus. Berikut dijabarkan cara melatih diri untuk menjadi komunikator yang efektif. Gambar 1.25 Ilustrasi Komunikasi Efektif Sumber: Bouty, 2022 1) Menentukan tujuan Bagi komunikator, tujuan merupakan sebuah kunci utama selama berkomunikasi. Mengetahui hal yang ingin dicapai dalam komunikasi dapat membantu merencanakan strategi. Saat komunikator memberi tahu audiens, komunikator dapat memasukkan data atau fakta untuk memberikan kredibilitas pesan yang akan disampaikan. 2) Mengidentifikasi audiens Cara menjadi komunikator yang efektif selanjutnya adalah mengenali audiens. Sangat penting untuk mengetahui seseorang yang dituju agar dapat membuat keputusan efektif dalam komunikasi. Banyak faktor yang dapat memengaruhi cara menyusun komunikasi, termasuk usia dan status profesional. 3) Memiliki rencana Untuk berkomunikasi yang melibatkan audiens, sebaiknya memiliki beberapa rencana dan pertimbangan kemungkinan-kemungkinan hal yang akan terjadi. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk yang akan dialami. Oleh karena itu, memiliki rencanan terkait kemungkinan tanggapan audiens sangat penting dilakukan. 4) Mendengarkan secara aktif Menjadi pendengar yang aktif juga penting bagi seorang komunikator. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mempertahankan postur tegak dan kontak mata serta menjaga gerakan lain seminimal mungkin. Untuk menunjukkan minat, komunikator juga harus secara berkala memberi tahu peserta lain jika komunikator telah memahami mengenai hal yang dikatakan. 5) Berbicara dengan jelas Berbicara dengan jelas mencakup berbagai faktor, seperti nada, volume, dan kecepatan. Pastikan nada bicara sesuai audiens, misalnya bersikap formal dengan dewan direksi dan santai dengan sekelompok teman. Apabila berbicara kepada sekelompok orang di ruang besar, volume
PT Lini Suara Nusantara Perangkat Lunak Desain (Desain Komunikasi Visual) 24 yang besar akan lebih efektif. Selain itu, komunikator juga harus dapat memastikan kecepataan berbicaranya dapat diikuti oleh pendengar. 6) Menggunakan bahasa tubuh yang tepat Salah satu hal yang perlu diperhatikan komunikator adalah bahasa tubuh. Misalnya, saat sedang duduk atau berdiri, jaga agar postur tegak saat menyampaikan dan mendengarkan. Saat dalam kelompok kecil, pertahankan kontak mata agar audiens merasa terlibat dalam percakapan. Dalam kelompok besar, pertahankan gangguan seminimal mungkin seperti hanya melihat ponsel dalam keadaan darurat. 7) Mudah didekati Selain melatih keterampilan dalam percakapan, komunikator yang efektif harus memberikan kesan bahwa komunikator mengundang lebih banyak komunikasi. Ketika individu tahu sudut pandangnya dihargai dan disambut, audiens akan cenderung mendekati masalah atau ide tersebut. 8) Tidak berbicara dengan cepat atau lambat Ketika berbicara terlalu lambat, pendengar mungkin menjadi tidak sabar dan merasa bosan. Sementara itu, komunikasi yang terburu-buru atau cepat kemungkinan tidak memberikan waktu kepada pendengar untuk memproses pesan. Oleh karena itu, pertahankan kecepatan yang seimbang agar audiens memiliki cukup waktu untuk memproses informasi dan mengajukan pertanyaan atau pernyataan sebagai tanggapan. 9) Menghindari emosi yang tidak terkendali Ketika berbicara tentang sesuatu yang disukai, mudah untuk membiarkan emosi memengaruhi komunikasi. Sebaiknya, hindari menunjukkan kemarahan dan kekecewaan saat berkomunikasi. Ketika dapat mempresentasikan ide secara objektif, akan lebih mudah bagi audiens memikirkan proses masukan yang berlaku untuknya sehingga proses dapat merespon secara efektif. 10) Tidak kehilangan fokus Komunikator yang efektif juga harus tidak kehilangan fokus. Mempertahankan fokus yang solid saat berkomunikasi dapat membantu pendengar memahami harapan atas tindakan setelah diskusi. 11) Konsisten Untuk menjadi komunikator yang efektif, pastikan mempertahankan posisi sekonsisten mungkin. Contohnya seorang supervisor dengan sikapnya yang konsisten. Hal tersebut, termasuk berpegang pada gaya manajemen yang sama selama masa jabatan. 12) Tidak menyela Menyela bagi komunikator adalah sesuatu yang harus dihindari. Komunikator yang efektif dapat membaca situasi untuk mengetahui waktu harus merespon. Sangat penting untuk membiarkan audiens menyampaikan semua pemikirannya sebelum menawarkan pemikiran. Hal ini menunjukkan bahwa komunikator mempertimbangkan ideidenya dan tentu hal ini termasuk cara terbaik untuk memenuhi harapan audiens tentang hal yang akan dilanjutkan melanjutkan setelah diskusi.
Dasar Desain Komunikasi Visual 25 f. Etos komunikator Menurut Aristoteles, etos meliputi akhlak, maksud, dan pikiran yang baik. Etos komunikator merupakan nilai seorang komunikator, baik untuk panduan kognisi (proses memahami), afeksi (perasaan yang timbul oleh perangsang dari luar), maupun konasi (aspek psikologis yang berkaitan dengan upaya atau perjuangan). Dimensi etos meliputi faktor-faktor yang berpengaruh pada efektivitas komunikator ini terdiri atas beberapa hal berikut. 1) Internalisasi (internalization) Internalisasi terjadi saat seseorang menerima suatu pengaruh karena perbuatan yang dilakukan sesuai sistem nilai. Internalisasi terjadi apabila seseorang menerima saran dari orang lain berdasarkan rasionalnya saja. Dimensi etos yang relevan mengenai hal ini adalah kredibilitas. 2) Identifikasi (identification) Identifikasi terjadi saat seseorang mengambil perbuatan dari orang lain karena perbuatan tersebut berhubungan dengan sesuatu yang mendefinisikan diri dengan memuaskan orang atau kelompok. Misalnya, anak yang mencontoh perilaku ibunya, murid meniru sikap guru, dan penggemar meniru penampilan idolanya. Dimensi etos yang relevan dalam hal ini adalah atraksi atau daya tarik. 3) Ketundukan (compliance) Ketundukan terjadi ketika seseorang menerima pengaruh dari orang lain karena berharap mendapatkan reaksi menyenangkan dari orang tersebut. Dalam ketundukan, seseorang akan menerima perilaku yang dianjurkan bukan karena memercayainya, melainkan karena perilaku tersebut membantunya untuk menghasilkan efek sosial yang memuaskan. Dimensi etos paling relevan mengenai ketundukan adalah kekuasaan. Misalnya, karyawan patuh terhadap atasan. 4) Kredibilitas Kredibilitas merupakan salah satus keahlian dari komunikator atau kepercayaan orang lain pada komunikator tersebut. Kredibilitas adalah persepsi komunikan mengenai komunikator. Kredibilitas mengandung dua hal antara lain kredibilitas yang berasal dari persepsi komunikan dan berkaitan dengan sifat komunikator. Kredibilitas yang berasal dari persepsi komunikan tersebut tidak inheren dalam diri komunikator. Sementara itu, kredibilitas yang berkaitan dengan sifal-sifat komunikator disebut komponen kredibilitas. Kredibilitas bergantung pada pelaku persepsi, topik yang dibahas, dan situasi. Hal-hal yang dapat memengaruhi persepsi mengenai komunikator sebelum diberlakukan komunikasi disebut prior ethos. Sumber komunikasi memperoleh prior ethos karena membentuk gambaran tentang diri komunikator dari pengalaman langsung dengan komunikator atau dari pengalaman wakilan (vicarious experiences). Contohnya, saat sudah lama bergaul dengan komunikator dan mengenal integritas kepribadiannya serta melihat atau mendengarnya dalam media massa (Jalaludin, 1998). Dua komponen kredibilitas yang paling penting antara lain keahlian dan kepercayaan.
PT Lini Suara Nusantara Perangkat Lunak Desain (Desain Komunikasi Visual) 26 Keahlian merupakan kesan yang dibentuk komunikan mengenai kemampuan komunikator dalam hubungannya dengan topik yang dibicarakan. Sementara itu, kepercayaan adalah kesan komunikan tentang komunikator yang berkaitan dengan wataknya. Koehler, Annatol, dan Applbaum (dalam Jalaludin, 1998) menambahkan empat komponen kredibilitas sebagai berikut. a) Dinamisme yakni komunikator dipandang bergairah, bersemangat, aktif, tegas, dan berani. b) Sosialibilitas yakni kesan komunikan tentang komunikator sebagai orang yang periang dan senang bergaul. c) Koorientasi yakni kesan komunikan tentang komunikator sebagai orang yang mewakili kelompok yang disenangi. d) Karisma umumnya untuk menunjukkan sifat luar biasa yang dimiliki komunikator dengan menarik dan mengendalikan komunikan seperti magnet menarik benda-benda sekitarnya. Contohnya, seseorang yang pandai di kelas akan dipandang baik oleh temantemannya, tetapi di hadapan guru dianggap sudah umum terjadi. Kredibilitas bukan hal yang dinyatakan oleh diri komunikator, namun terletak pada penilaian komunikannya. Misalnya, siswa A dikenalkan sebagai orang yang pandai berkomunikasi. Akan tetapi, saat berbicara, suara siswa A tersendat dan terkesan grogi maka kredibilitas siswa A akan menurun bahkan hilang. Hal ini yang menurunkan kredibilitas orang pada siswa tersebut. g. Atraksi (daya tarik) Faktor-faktor situasional yang memengaruhi atraksi interpersonal merupakan daya tarik fisik, ganjaran, kesamaan, dan kemampuan. Atraksi fisik yang dimiliki komunikator termasuk daya persuasi tersendiri. Namun, seseorang juga dapat tertarik pada orang lain karena kesamaan antara setiap orang. Everett M. Roger (dalam Jalaludin, 1998) meninjau banyak penelitian komunikasi. Everett M. Roger membedakan antara kondisi homofili dan heterofili. Komunikator dan komunikan merasakan bahwa keduanya memiliki kesamaan ekonomi, kepercayaan, sikap, dan pendidikan dalam keadaan homofili. Sementara itu, komunikator dan komunikan memiliki perbedaan status pada keadaan heterofili. Komunikator menjadi efektif pada keadaan homofili daripada heterofili. Dengan demikian, komunikator yang hendak memengaruhi orang lain dapat memulai dari membangun kesamaan antara dirinya dengan komunikan. Simons (dalam Jalaludin, 1995) menerangkan alasan komunikator yang dipersepsi memiliki kesamaan dengan komunikan cenderung berkomunikasi lebih efektif. Hal yang dilakukan komunikator dalam menegaskan kesamaannya dengan komunikan adalah menerjemahkan beberapa lambang menjadi gagasan dan membantu membuat premis yang sama. Premis ini akan memudahkan proses deduktif. Apabila kesamaan disposisional relevan dengan topik persuasi, orang akan terpengaruh oleh komunikator. Selain itu, menegaskan kesamaan tersebut dibangun agar komunikan tertarik dengan komunikator serta membangun rasa hormat dan percaya diri. Dengan demikian, komunikator yang memiliki daya tarik akan lebih efektif daripada kòmunikator yang tidak menarik, kecuali jika mengemukakan argumen yang bertentangan dengan kepentingannya.
Dasar Desain Komunikasi Visual 27 h. Kekuasaan Kekuasaan merupakan kemampuan yang menimbulkan ketundukan atau kepatuhan atas dasar kedudukan. Kedudukan timbul dari interaksi antara komunikator dan komunikan. Kekuasaan memungkinkan komunikator memaksakan kehendaknya kepada orang lain karena memiliki sumber daya sangat penting. Menurut French dan Reven (dalam Jalaludin, 1998), kekuasaan dibagi menjadi lima sebagai berikut. Gambar 1.26 Ilustrasi Kekuasaan Sumber: Gunawan, 2019 1) Kekuasaan koersif (coercive power) Kekuasaan koersif menunjukkan kemampuan komunikator untuk mendatangkan ganjaran dan hukuman pada komunikan. Ganjaran dan hukuman umumnya bersifat personal dan impersonal. Ganjaran yang bersifat personal ini seperti kasih sayang dan benci. Sementara itu, ganjaran berupa impersonal, seperti kenaikan pangkat, pemecatan pekerja, perkataan dosen yang tidak meluluskan mahasiswa apabila mengumpulkan tugas terlambat, serta ibu mengancam tidak memberikan uang saku apabila anaknya nakal. 2) Kekuasaan keahlian (expert power) Jenis kekuasaan ini berasal dari pengetahuan, pengalaman, keterampilan, atau kemampuan yang dimiliki komunikator. Misalnya, dosen yang dituruti oleh mahasiswanya untuk menafsirkan suatu teori. 3) Kekuasaan informasional (informational power) Kekuasaan ini berasal dari isi komunikasi tertentu atau pengetahuan baru yang dimiliki komunikator. Contohnya, ahli komputer yang dapat diterima sarannya untuk pengadaan komputer di suatu instansi. 4) Kekuasaan rujukan (reference power) Komunikan menjadikan komunikator sebagai kerangka rujukan untuk menilai dirinya saat komunikator berhasil menanamkan kekaguman sehingga perilakunya dapat diteladani. Misalnya, perilaku Nabi dan Rasul yang diikuti umatnya.
PT Lini Suara Nusantara Perangkat Lunak Desain (Desain Komunikasi Visual) 28 5) Kekuasaan legal (legitimate power) Komunikasi lebih baik diyakinkan untuk melakukan perilaku yang tidak disukai dengan dijadikan ganjaran daripada diancam suatu hukuman. Ancaman yang kuat menimbulkan bumerang dan akan mendatangkan perlawanan. Kekuasan informasional umumnya digunakan apabila komunikator memandang prestasi komunikan yang kurang baik. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya motivasi. Selain itu, kekuasaan koersif umumnya digunakan apabila komunikator menganggap komunikan tidak melakukan anjuran dengan baik karena bersikap negatif atau memiliki kecenderungan melawan. Contohnya, seorang rektor di universitas, kepala seksi di kantor, komandan kompi di kalangan tentara, atau kiai di pesantren. Kekuasaan sepatutnya digunakan setelah kredibilitas dan atraksi komunikator. i. Sikap komunikator Sikap (attitude) merupakan kepastian kegiatan (preparatory activity) atau suatu kecenderungan pada diri sescorang dalam menjalankan aktivitas menuju atau menjauhi suatu nilai sosial. Berikut dijelaskan mengenai lima sikap komunikator. 1) Reseptif (receptive) Sikap reseptif merupakan sikap seseorang yang sedia dalam menerima pendapat orang lain, misalnya dari karyawan, pimpinan, teman, istri, tetangga, dan mertua. Melalui sikap ini, komunikator akan menjadi terbuka dan tidak meremehkan orang lain. 2) Selektif (selective) Seorang generalis yang all round memang baik, namun akan lebih baik apabila menjadi profesional. Oleh karena itu, komunikator harus selektif dalam menyerap pendapat, gagasan, atau informasi dari orang lain secara lisan maupun dari media massa. Hal tersebut demi efisiensi waktu yang diperuntukkan bagi pengkajian hal atau masalah yang menyangkut profesinya. 3) Dijestif (digestive) Dijestif adalah kemampuan komunikator dalam mencerna gagasan atau informasi dari orang lain sebagai pesan yang akan dikomunikasikan. Komunikator mampu memahami makna yang lebih luas dan lebih dalam dari yang tersurat, mampu melihat inti yang hakiki seperti melakukan prediksi akibat pengaruh suatu pendapat. 4) Asimilatif (assimilative) Asimilatif berarti kemampuan komunikator dalam mengorelasikan pendapat yang diterima dari orang lain secara sistematis dengan informasi yang telah dimiliki. Hal tersebut berdasarkan hasil pendidikan dan pengalaman yang dimiliki. Formulasi dari perpaduan kedua aspek tersebut kemudian dikembangkan sehingga menjadi konsep untuk dikomunikasikan. 5) Transmisif (transımissive) Transmisif yakni kemampuan komunikator dalam mentransmisikan konsep yang diformulasikan secara kognitif, afektif, dan konatif kepada orang lain. Dengan demikian, komunikator mampu memilih kata-kata fungsional, menyusun kalimat secara logis, serta memilih waktu yang
Dasar Desain Komunikasi Visual 29 tepat sehingga komunikasi menimbulkan dampak yang diharapkan. Komunikator merupakan orang yang menyampaikan pesan kepada orang lain dengan mempertimbangkan perannya sebagai komunikator untuk menyukseskan proses komunikasi sehingga komunikan dapat menerima pesan dengan jelas. Artinya, seorang komunikator telah sukses menyampaikan pesannya kepada komunikan. Apabila pesan tersebut membutuhkan perbuatan dari komunikan, komunikan akan melakukan atau mengaplikasikan pesan yang disampaikan oleh komunikator dalam kehidupan komunikan. 2. Komunikan Komunikan memiliki nama lain, yaitu sasaran, audiens, khalayak, publik, dan receiver. Komunikasi adalah pihak yang menjadi sarana penerima pesan dalam proses komunikasi. Dengan demikian, komunikan merupakan rekan komunikator dalam komunikasi. Komunikan berperan sebagai penerima berita. Komunikan menerjemahkan pesan sesuai pemahamannya (dekodifikasi). Kemampuan menangkap pesan sangat bergantung pada tingkat intelektualitas, latar belakang budaya, situasi, dan kondisi komunikan. Komunikasi akan berlangsung jika mendapat perhatian dari komunikan. Syarat komunikan sebagai faktor penyebab keberhasilan komunikasi patut diperhatikan karena termasuk kerangka pengetahuan (frame of reference) dan lingkup pengalaman (field of experience). a. Syarat dari komunikan Komunikan harus memiliki kecakapan dalam berkomunikasi serta mendengarkan. Walaupun komunikator memenuhi persyaratan dan apabila komunikan kurang cakap dalam membaca dan mendengar, hasil komunikasi akan terkesan kaku. 1) Sikap komunikan Hal yang diperhatikan pertama kali yakni sikap komunikan. Kadangkadang komunikan telah curiga terhadap pembicara atau bahkan bersikap apriori. Sikap seperti ini harus dihindari. 2) Pengetahuan komunikasi Pengetahuan komunikasi juga termasuk syarat dari komunikan. Melalui pengetahuan luas yang dimiliki, pendengar akan cepat menangkap isi pembicaraan. Hal tersebut karena mudah menafsirkan maksud dari pembicaraan. 3) Sistem sosial Seorang penerima pesan harus memahami suatu hal dan seseorang pembicara atau komunikator. Oleh karena itu, komunikan harus dapat menyesuaikan diri terhadap sistem sosial pembicara. 4) Keadaan lahiriah komunikan Komunikasi harus berdasarkan pada pendengaran, penglihatan, atau indra lain dari lawan bicara. Apabila keadaan normal, dapat dilakukan komunikasi dua arah. Namun, apabila lawan bicara tidak dapat berbicara atau mendengar, harus dilakukan opsi lain seperti menggunakan bahasa isyarat.
PT Lini Suara Nusantara Perangkat Lunak Desain (Desain Komunikasi Visual) 30 b. Bentuk komunikan Komunikan atau penerima pesan dapat digolongkan dalam tiga jenis, yaitu personal, kelompok, dan massa. Berikut dijelaskan mengenai penggolongan komunikan berdasarkan sasarannya. 1) Komunikan personal Komunikan personal merupakan komunikasi yang ditujukan kepada sasaran yang tunggal, bentuknya dapat berupa tukar pikiran. Efektivitas komunikasi personal merupakan hal yang paling tinggi. Hal tersebut karena komunikasinya timbal balik dan terkonsentrasi, tetapi kurang efisien dibandingkan bentuk lainnya. 2) Komunikan kelompok Komunikan kelompok merupakan komunikasi yang ditujukan kepada kelompok tertentu. Bentuk komunikasi seperti ini adalah ceramah, briefing, indoktrinasi, dan penyuluhan. Komunikasi kelompok lebih efektif dalam pembentukan sikap personal daripada komunikasi massa, tetapi kurang efisien. 3) Komunikasi massa Komunikasi massa merupakan komunikasi yang ditujukan kepada massa atau komunikasi dengan media massa. Komunikasi massa sangat efisien karena dapat menjangkau daerah yang luas dan pendengar yang tidak terbatas. Namun, komunikasi massa kurang efektif dalam pembentukan sikap personal. Hal tersebut karena komunikasi massa tidak dapat langsung diterima oleh massa, tetapi melalui opinion leader yaitu menerjemahkan hal-hal yang disampaikan dalam komunikasi massa kepada komunikan. Ketika komunikasi dilakukan, komunikan perlu memperhatikan tiga hal, yaitu keanggotaan kelompok, proses seleksi, dan kecenderungan. Komunikasi akan berhasil baik apabila pesan yang disampaikan sesuai pengetahuan serta lingkup pengalaman komunikan. Dengan demikian, pesan harus cocok dengan lingkup pengalaman komunikan. Hal tersebut harus dipersiapkan secara matang dan harus diketahui secara jelas sasaran komunikan, baik tingkat pendidikan pekerjaan, jenis kelamin, maupun latar belakang budaya. 3. Media Komunikasi Komunikasi adalah proses yang menyangkut hubungan manusia satu dengan manusia lain di lingkungan sekitarnya. Tanpa komunikasi, manusia terpisah dari lingkungan. Tanpa lingkungan, komunikasi menjadi kegiatan yang tidak relevan. Dengan demikian, manusia berkomunikasi karena perlu mengadakan hubungan dengan lingkungan sosialnya. Dalam berkomunikasi, manusia memerlukan media komunikasi yang dapat menyambungkan antara manusia satu dengan lainnya. Media komunikasi merupakan perantara untuk berkomunikasi antara satu dengan lainnya menggunakan berbagai macam media, seperti media gambar, berita, maupun media lain untuk menyampaikan pesan serta pandangan pengirim pesan. Sederhananya, dapat disimpulkan media komunikasi merupakan sarana, perantara, atau alat untuk menyampaikan suatu pesan yang berasal dari pihak pembawa pesan kepada penerima pesan. Media komunikasi sangat berperan dalam kehidupan masyarakat.
Dasar Desain Komunikasi Visual 31 Fungsi media komunikasi yakni sebagai penyebar informasi yang efisien. Melalui media komunikasi yang canggih, penyebaran informasi akan semakin efisien. Efisiensi yang dimaksud seperti menghemat biaya, tenaga, pemikiran, dan waktu. Misalnya, memberikan ucapan di hari-hari besar cukup dilakukan melalui Chat, SMS, MMS, atau E-mail. Hal ini lebih disukai karena lebih praktis daripada mengirimkan kartu lebaran atau kartu natal. Selain itu, pengiriman kartu juga membutuhkan waktu yang lama. Fungsi media komunikasi lainnya yakni memperkuat eksistensi Informasi. Media komunikasi yang hi-tech membuat informasi atau pesan lebih berkesan terhadap audiens/komunikan. Misalnya, dosen yang mengajar dengan multimedia akan lebih efektif daripada dosen yang mengajar secara konvensional. Media komunikasi juga sebagai sarana mendidik, mengarahkan, dan mengajak. Pada umumnya, media komunikasi berteknologi tinggi lebih menarik audiens. Hal yang menarik memudahkan komunikator dalam memersuasi, mendidik, dan mengarahkan karena efek emosi positif. Media komunikasi berteknologi tinggi lebih menyenangkan dan lebih menghibur (bagi yang familiar) serta memberikan hiburan bagi audiens. Apabila komunikasi itu bersifat hi-tech, nilai jualnya akan semakin tinggi karena lebih menarik dan memberikan pengaruh. Misalnya, presentasi seorang marketing lebih memiliki nilai jual yang tinggi apabila menggunakan Power Point dan video interaktif dibandingkan menggunakan metode konvensional. Media komunikasi juga memiliki fungsi mengawasi kebijakan sosial. Misalnya, informasi yang disampaikan melalui televisi dan internet memiliki kontrol sosial terhadap kebijakan pemerintah sehingga pemerintah menjadi cepat tanggap terhadap dampak kebijakan tersebut. Teori paling berpengaruh dalam kajian pentingnya media peradaban kehidupan manusia yaitu Marshall McLuhan. Marshall McLuhan dikenal luas dalam studi kebudayaan populer. Marshall McLuhan juga mendapatkan perhatian karena memiliki pikiran akan kemajuan komunikasi massa kontemporer. Walaupun keistimewaan teori yang diutarakan oleh McLuhan dalam kajian komunikasi massa tidak lagi menjadi acuan, tesis yang dikemukakannya mendapat pengakuan sangat luas serta masih relevan digunakan sebagai alat analisis dalam memahami komunikasi massa. Menurutnya, media terpisah dari kandungan yang disebarkan dapat memengaruhi setiap orang dalam masyarakat. Hal ini disebut teori medium. Media komunikasi terbagi menjadi beberapa jenis sebagai berikut. a. Berdasarkan fungsinya Berdasarkan fungsinya, media komunikasi dibagi menjadi tiga macam berikut. 1) Fungsi produksi yakni media komunikasi dalam menghasilkan informasi, contohnya komputer pengolah kata (Word Processor). 2) Fungsi reproduksi yakni media komunikasi akan memproduksi ulang dan menggandakan informasi, contohnya audio tapes recorder dan video tapes. 3) Fungsi penyampaian informasi yakni media komunikasi untuk menyebarluaskan dan menyampaikan pesan kepada komunikan yang menjadi sasaran, contohnya telepon dan faksmili. b. Berdasarkan bentuknya Berikut media komunikasi yang dibagi berdasarakn bentuknya.
PT Lini Suara Nusantara Perangkat Lunak Desain (Desain Komunikasi Visual) 32 Gambar 1.27 Macam-Media Komunikasi Sumber: Tosepu, 2018 1) Media cetak Media cetak adalah semua jenis-jenis barang atau media komunikasi yang dilakukan melalui proses pencetakan. Hal tersebut dapat digunakan sebagai sarana penyampaian pesan informasi. Contohnya, surat kabar, buku, brosur, dan buletin majalah. 2) Media visual atau media pandang Media visual adalah penerimaan pesan yang tersampaikan menggunakan indra penglihatan. Contohnya, televisi (tanpa suara), gambar, dan foto. 3) Media audio Media audio adalah penerimaan pesan yang tersampaikan menggunakan indra pendengaran. Contohnya, radio dan tape recorder. 4) Media Audio Visual Aid (AVA) Media AVA merupakan media komunikasi yang dapat dilihat sekaligus didengar. Untuk mengakses informasi yang disampaikan, umumnya digunakan indra penglihatan dan pendengaran sekaligus. Contohnya, televisi dan film. c. Berdasarkan jangkauan penyebaran informasi Berdasarkan jangkauan penyebaran informasinya, media komunikasi dibagi menjadi beberapa jenis berikut. 1) Media komunikasi eksternal Media komunikasi eksternal adalah media komunikasi untuk menjalin hubungan dan menyampaikan informasi dengan pihak luar. Media komunikasi eksternal yang umum digunakan diuraikan sebagai berikut.
Dasar Desain Komunikasi Visual 33 Gambar 1.28 Media Komunikasi Eksternal Sumber: Definisipengertian, 2019 a) Media cetak Media cetak termasuk media komunikasi tercetak atau tertulis untuk menjangkau publik eksternal, seperti pemegang saham, konsumen, pelanggan, dan mitra kerja. Contoh media cetak adalah surat kabar, majalah, tabloid, makalah perusahaan, buletin, dan brosur. Berikut fungsi dari media cetak. (1) Sebagai media penghubung. (2) Sebagai sarana menyampaikan keterangan kepada khalayak. (3) Sebagai media pendidikan. (4) Sebagai sarana membentuk opini publik. (5) Sebagai sarana membangun citra. b) Media elektronik Media elektronik terdiri atas beberapa bagian yang diuraikan sebagai berikut. (1) Radio Radio merupakan alat elektronik untuk media komunikasi dan informasi. Radio hanya dapat memberikan rangsangan audio (pendengaran). Melalui radio, orang dapat mendengar siaran tentang berbagai peristiwa, kejadian penting dan baru, masalah dalam kehidupan, serta acara hiburan yang menyenangkan. Radio sebagai alat penerima informasi dan pemberi informasi. Radio menurut ensiklopedi Indonesia yaitu penyampaian informasi dengan pemanfaatan gelombang elektromagnetik bebas yang memiliki frekuensi kurang dari 300 GHz (panjang gelombang lebih besar dari 1 mm). Secara umum, radio memiliki beberapa manfaat berikut.
PT Lini Suara Nusantara Perangkat Lunak Desain (Desain Komunikasi Visual) 34 (a) Memperjelas pesan yang diterima. (b) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra. (c) Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dan sumber belajar. (d) Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai bakat dan kemampuan auditori dan kinestetiknya. (e) Memberikan rangsangan yang sama, menyamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama. (2) Televisi Televisi adalah alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi berasal dari kata tele yang berarti jauh dan vision yang berarti tampak. Dengan demikian, televisi berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh. Penyampaian pesan kepada publik melalui televisi dapat dilakukan dengan memasang iklan serta mengundang wartawan televisi agar memuat berita tentang kegiatan atau mengajukan permohonan untuk mengisi acara. (3) Internet Internet merupakan jaringan komputer yang terhubung secara internasional dan tersebar di seluruh dunia. Internet merupakan media komunikasi berbasis komputer teknologi informasi. Internet banyak dipilih oleh perusahaan untuk menjalin kemampuan dalam menjangkau khalayak. Berikut tiga keunggulan yang dimiliki media komunikasi internet. (a) Mudah, cepat, dan murah dengan jangkauan seluruh dunia. (b) Tidak perlu birokrasi secara teknis ataupun nonteknis. (c) Tersebar di berbagai pelosok kota. 2) Media komunikasi internal Menurut Innis, media komunikasi merupakan intisari dari peradaban dan jalannya roda sejarah diarahkan oleh media secara dominan pada setiap masa. Bagi McLuhan dan Innis, media adalah perpanjangan dari pikiran manusia sehingga kepentingan utama dari periode sejarah ditentukan oleh media dominan yang digunakan. Dengan demikian, hal-hal yang terjadi serta hal-hal yang memengaruhi periode sejarah ditentukan oleh media. Media komunikasi internal adalah semua sarana penyampaian dan penerimaan informasi untuk kalangan publik internal dan bersifat nonkomersial. Penerima atau pengirim informasi adalah orang-orang publik internal. Media yang digunakan secara internal meliputi a) telepon; b) surat; c) house jurnal (majalah bulanan); d) papan pengumuman; e) printed material (media komunikasi dan publikasi berupa barang cetakan); serta f) pertemuan dan pembicaraan.
Dasar Desain Komunikasi Visual 35 C. Prosedur Operasional Standar (POS) Berikut dipaparkan lebih mendalam dan mendetail tentang prosedur operasional standar dalam dunia desain. 1. Memahami Prosedur Operasional Standar (POS) POS dalam desain komunikasi visual yakni standardisasi yang penting untuk dipahami dan dilaksanakan. Jika hal tersebut ditaati, kemampuan yang dimiliki akan bermanfaat di dunia kerja. POS dibuat dengan benar sebagai standardisasi suatu produk yang dihasilkan dari pembutan karya desain komunikasi visual. Dengan demikian, kinerja seorang desainer dapat dipastikan beroperasi secara terkoordinasi. Hal ini tidak hanya untuk meningkatkan produktivitas, melainkan mengurangi risiko kesalahan dalam bekerja. Penerapan POS dalam desain komunikasi visual ini dapat memudahkan pekerjaan, mempercepat penyelesaian, serta menghindarkan dari risiko kecelakaan kerja. Oleh karena itu, memahami dan mengikuti peraturan yang jelas dan menerapkan POS dengan benar memungkinkan pekerjaan dalam bidang desain komunikasi visual akan berjalan lancar dan berhasil dengan sukses. a. Fungsi POS Fungsi POS adalah menghindari dan meminimalkan terjadinya kesalahan ketika melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan tingkat ketelitian dan keakuratan. POS banyak digunakan di berbagai perusahaan untuk menjamin kesuksesan perusahaan. 1) Fungsi POS untuk pekerja desain Fungsi POS untuk pekerja desain komunikasi visual berperan penting untuk kelancaran pekerjaannya. Contohnya untuk mengantisipasi terjadinya kesalahan saat melakukan kinerja. 2) Fungsi POS untuk peralatan desain Fungsi POS dalam peralatan desain komunikasi visual ini untuk menghindari kerusakan pada peralatan yang digunakan. Melalui penerapan POS yang dilakukan, peralatan desain komunikasi dapat digunakan lebih lama sehingga mengurangi biaya perbaikan dan pembaruan peralatan. 3) Fungsi POS untuk alur kerja desain Fungsi POS untuk alur kerja desain berperan menyelesaikan suatu desain yang dikerjakan. Alur kerja desain sebaiknya menerapkan POS secara terstruktur agar desain cepat dan tepat terselesaikan tanpa kendala yang terjadi. Dengan demikian, hasilnya akan memuaskan. b. Tujuan POS Dalam pembuatan POS, banyak pertimbangan terkait manfaat dan tujuan bagi perusahaan. Berikut beberapa tujuan dibuatnya POS. 1) Membantu karyawan memahami peraturan dan tugasnya Melalui POS, karyawan atau tenaga kerja dalam perusahaan dapat lebih memahami secara menyeluruh mengenai aturan serta tata cara pelaksanaan tugasnya. Hal ini akan memberikan dampak positif berupa performa kerja yang maksimal serta operasional yang berjalan lancar.
PT Lini Suara Nusantara Perangkat Lunak Desain (Desain Komunikasi Visual) 36 2) Memudahkan proses adaptasi karyawan baru POS yang menjadi panduan segala kegiatan perusahaan membantu karyawan baru lebih mudah untuk berkontribusi. Tidak hanya memahami peraturan yang berlaku, tetapi juga hal yang menjadi hak, kewajiban, serta wewenang atas posisinya. Dengan demikian, walaupun di lingkungan kerja baru, seseorang akan lebih mudah beradaptasi dan mengikuti sistem dari perusahaan. 3) Memudahkan pencapaian target perusahaan Setiap perusahaan tentu memiliki target yang harus dicapai atau diwujudkan. Proses untuk mencapai target ini melibatkan seluruh SDM setiap divisi. Semua yang terlibat tentu memberikan kontribusinya secara maksimal seperti melaksanakan kewajibannya sesuai POS perusahaan. Oleh karena itu, proses pencapaian target perusahaan lebih mudah diwujudkan. 4) Meminimalkan kesalahan Meminimalkan kesalahan merupakan tujuan POS yang keempat. Peminimalan kesalahan ini maksudnya meminimalkan kesalahan dalam setiap aktivitas atau kegiatan karyawan, baik saat menjalankan tugas, memanfaatkan fasilitas, maupun dalam bersikap di lingkungan kerja. Saat semua karyawan memahami POS yang tersedia, kesalahan yang dilakukan karyawan akan semakin kecil. Hal ini didasarkan pada ketidakinginan melanggar aturan. c. Prinsip pembuatan POS Berikut beberapa prinsip POS yang perlu diperhatikan. 1) Mudah dipahami oleh semua pihak yang berkaitan dengan POS tersebut. 2) Bersifat efektif dan efisien. 3) Memberikan kepastian hukum atas setiap pelanggaran. 4) Jelas, selaras, dapat memberikan informasi secara rinci. 5) Selaras dengan visi, misi, SDM/karyawan, serta tujuan perusahaan. 6) Terukur dengan jelas sehingga dapat dijadikan bahan evaluasi serta dapat dilakukan revisi ketika dianggap tidak relevan lagi. 7) Bersifat dinamis karena seiring perkembangan perusahaan akan memerlukan banyak penyesuaian, termasuk masalah prosedur dan aturan. 2. Penerapan Prosedur Operasional Standar (POS) Penerapan POS dalam desain komunikasi berperan penting bagi perusahaan, khususnya perusahaan yang bergerak di bidang desain. POS ini diterapkan untuk menghindari kerugian akibat kesalahan atau kecelakaan kerja karena tidak tersedianya aturan. a. Daftar alat dalam desain dan komunikasi Berikut daftar alat dalam desain dan komunikasi yang harus diketahui. 1) Peralatan hardware Beberapa peralatan hardware ini dijabarkan sebagai berikut. a) Komputer atau laptop Penggunaan berbagai aplikasi atau software di media maya memiliki spesifikasi-spesifikasi khusus agar dapat dijalankan
Dasar Desain Komunikasi Visual 37 dengan optimal. Oleh karena itu, dibutuhkan laptop atau komputer dengan perangkat yang mumpuni. Contohnya, pemilihan lapto berdasarkan branding dari Macbook. Sebagian besar desainer grafis telah mengandalkan salah satu jenis laptop ternama yakni Macbook atau umumnya disebut iMac untuk dijadikan perangkat desain grafis yang dapat diandalkan. Macbook Pro tentu memiliki kelebihan yaitu tidak nge-lag atau lemot dalam proses mengedit. Hal ini karena Macbook Pro dikhususkan untuk mendesain. Gambar 1.29 Laptop atau Komputer Sumber: Hertian, 2017 b) Wacom Dalam melakukan pendesainan dengan hasil yang baik tentunya membutuhkan mouse untuk memudahkan proses pengerjaan. Namun, untuk mengerjakan hal yang detail dan membutuhkan ketelitian seperti gambar yang berukuran kecil, alternatif yang digunakan yaitu wacom atau drawing pad. Pen tablet ini memberikan kemudahan ketika melakukan pendesainan. Dengan demikian, akan diperoleh bentuk gambar yang diinginkan. Gambar 1.30 Wacom Sumber: Hertian, 2017
PT Lini Suara Nusantara Perangkat Lunak Desain (Desain Komunikasi Visual) 38 c) iPad pen Pada umumnya, sebagian besar para desainer grafis selalu menggunakan waktu luangnya untuk mencoret-coret selembar kertas. Hal tersebut untuk memperoleh inspirasi kemudian dituangkannya menjadi ide dan karya yang sangat menjual. Tidak heran jika desainer grafis tidak lepas menggunakan iPadnya untuk kepentingan menggambarnya. Para desainer telah mengandalkan tool pulpen yang terpasang di aplikasi desain iPad desainer grafis tersebut. Penggunaan pen iPad memudahkan melakukan pendesainan yang rumit. Dengan demikian, penggunaan pen iPad di sebuah tablet seperti menggambar di buku gambar sesungguhnya. Gambar 1.31 iPad Pen Sumber: Hertian, 2017 d) Buku gambar Saat membuat sebuah desain, selain melalui iPad juga dapat menggunakan buku gambar untuk pembuatan konsep dasar dari desain yang akan dibuat. Seorang desainer grafis dapat menentukan konsep atau draft desain lebih dahulu di buku gambar. Pembuatan konsep ini untuk memudahkan jalannya pendesainan grafis serta mudah untuk mengekspresikan desain. Desain yang dibuat dapat dikerjakan di semua tempat dan waktu.
Dasar Desain Komunikasi Visual 39 Gambar 1.32 Buku Gambar Sumber: Hertian, 2017 e) Grid book Grid book merupakan cara untuk memudahkan dan memastikan karya desain agar simetris dan lebih estetis secara ukuran. Bentuk simetris merupakan hal yang paling dituntut para desainer grafis. Oleh karena itu, desainer harus lebih memahami dan mengerti typography melalui pulpen dan kertas. Gambar 1.33 Grid Book Sumber: Hertian, 2017 f) Scanner Untuk memperoleh gambar dengan kualitas yang lebih tinggi dan lebih detail serta jelas maka dapat menggunakan bantuan scanner untuk memperoleh hasil yang maksimal. Penggunaan dari scanner yaitu dengan melakukan scanner pada desainmu. Apabila sudah discan, dapat secara langsung diupload ke penyimpanan yang telah disiapkan sebelumnya.