KARYA DESAIN (Desain Komunikasi Visual) Ayu Sarwendah PT LINI SUARA NUSANTARA
KARYA DESAIN (Desain Komunikasi Visual) © 2023 Hak cipta yang dilindungi Undang-Undang ada pada Penulis. Hak penerbitan ada pada PT Lini Suara Nusantara. Penulis : Ayu Sarwendah Editor : Kartika Edi Rahayu Desainer Kover : Achmad Faisal Desainer Isi : Bayu Rizky Tahun terbit : 2023 ISBN : Diterbitkan oleh PT Lini Suara Nusantara Perumahan Dukuhan Baru, RT: 02 RW: 01, Gunungpring, Muntilan, Magelang, Jawa Tengah 56415 Hotline: 0851 6169 4758 Anggota IKAPI Jateng No. 223/JTE/2021 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA PASAL 72 KETENTUAN PIDANA SANKSI PELANGGARAN 1 . Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu Ciptaan atau memberikan izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/ atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). 2 . Barangsiapa dengan sengaja menyerahkan, menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, baik secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi, merekam atau dengan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari PT Lini Suara Nusantara.
iii Kata Pengantar Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan karunia, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis masih diberi kesempatan untuk mengabdi dan menyumbangkan pikiran untuk nusa, bangsa, dan negara, khususnya melalui bidang pendidikan. Buku Karya Desain (Desain Komunikasi Visual) ini disusun untuk menunjang proses pembelajaran sesuai dengan Capaian Pembelajaran dan Tujuan Pembelajaran Kurikulum Merdeka. Buku ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan guru dan peserta didik SMK pada Kompetensi Keahlian Desain Komunikasi dan Visual dalam meningkatkan prestasi dan kualitas pendidikannya. Buku ini disusun secara sistematis dan kronologis sehingga tercipta sebuah buku teks dengan penjelasan yang tepat, interaktif, dan mudah untuk dipahami agar peserta didik dapat memahami secara tuntas, baik yang bersifat teori, latihan soal maupun praktik. Semoga buku ini dapat memberi manfaat bagi bapak/ibu guru dan peserta didik untuk menambah pengetahuan dan keterampilan. Ketua MGMP Multimeda Jawa Timur M. Safiqurrohman, S.Kom., M.Pd.
iv Prakata Sungguh suatu kebanggaan dan rasa syukur dari penulis ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dapat menyelesaikan buku ini. Buku ini ditulis sebagai salah satu sumber belajar peserta didik SMK/MAK Kelas XI dan XII, khususnya pada fase F untuk mempelajari dan memperdalam materi Karya Desain. Buku Karya Desain (Desain Komunikasi Visual) ini terdiri atas lima bab antara lain 1) Fundamental Desain; 2) Storyboard; 3) Motion Graphic; 4) Ilustrasi; serta 5) UI/UX Design dan Web& App Design. Setiap bab dalam buku ini dilengkapi dengan Tujuan Pembelajaran yang telah disesuaikan dengan Capaian Pembelajaran pada Kurikulum Merdeka. Pembahasan materi disajikan dengan bahasa yang lugas dan mudah dipahami, dari pembahasan umum ke pembahasan secara khusus. Untuk menunjang pembelajaran yang aktual, buku ini sudah menerapkan soal-soal evaluasi berbasis HOTS. Dengan demikian, buku Karya Desain (Desain Komunikasi Visual) diharapkan dapat bermanfaat bagi peserta didik dan pembaca lainnya dalam memperoleh pengetahuan. Penulis menerima saran dan kritik yang membangun. Penulis
v Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia Pelajar Indonesia yang berakhlak mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Pelajar mampu memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Adapun elemen kunci beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia diuraikan sebagai berikut. a. Akhlak beragama Mengenal sifat-sifat Tuhan dan menghayati bahwa inti dari sifat-Nya adalah kasih dan sayang. b. Akhlak pribadi Menyadari bahwa menjaga dan merawat diri penting dilakukan, sekaligus menjaga serta merawat orang lain dan lingkungan sekitarnya. c. Akhlak kepada manusia Mengutamakan persamaan dan kemanusiaan di atas perbedaan serta menghargai perbedaan yang ada dengan orang lain. d. Akhlak kepada alam Menyadari pentingnya merawat lingkungan sekitarnya sehingga dia tidak merusak atau menyalahgunakan lingkungan alam agar alam tetap layak dihuni oleh seluruh makhluk hidup saat ini maupun generasi mendatang. e. Akhlak bernegara Memahami serta menunaikan hak dan kewajibannya sebagai warga negara yang baik serta menyadari perannya sebagai warga negara. Berkebinekaan Global Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain. Dengan demikian, dapat menumbuhkan rasa saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya budaya baru yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa. Adapun elemen kunci kebhinekaan global diuraikan sebagai berikut. a. Mengenal dan menghargai budaya • Mengenali, mengidentifikasi, dan mendeskripsikan berbagai macam kelompok berdasarkan perilaku, cara komunikasi, serta budayanya. • Mendeskripsikan pembentukan identitas dirinya dan kelompok. • Menganalisis bagaimana menjadi anggota kelompok sosial di tingkat lokal, regional, nasional dan global. b. Kemampuan komunikasi intercultural dalam berinteraksi dengan sesama Memperhatikan, memahami, menerima keberadaan, dan menghargai keunikan masing-masing budaya sebagai sebuah kekayaan perspektif sehingga terbangun kesalingpahaman dan empati terhadap sesama. c. Refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebhinekaan • Memanfaatkan kesadaran dan pengalaman kebhinekaannya secara reflektif agar terhindar dari prasangka dan stereotip terhadap budaya yang berbeda sehingga dapat menyelaraskan perbedaan budaya agar tercipta kehidupan yang harmonis antar sesama. • Membangun masyarakat yang damai dan inklusif, berkeadilan sosial, serta berorientasi pada pembangunan yang berkelanjutan secara aktif-partisipatif. Profil Pelajar Pancasila
vi Profil Pelajar Pancasila Gotong Royong Pelajar Indonesia memiliki kemampuan gotong royong, yaitu melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan dengan lancer, mudah, dan ringan. Adapun elemen kunci gotong royong diuraikan sebagai berikut. a. Kolaborasi Bekerja bersama dengan orang lain disertai perasaan senang ketika berada bersama dengan orang lain dan menunjukkan sikap positif terhadap orang lain. b. Kepedulian Memperhatikan dan bertindak proaktif terhadap kondisi atau keadaan di lingkungan fisik sosial. c. Berbagi • Memberi dan menerima segala hal yang penting bagi kehidupan pribadi dan bersama. • Bersedia dan mampu menjalani kehidupan bersama yang mengedepankan penggunaan bersama sumber daya dan ruang yang ada di masyarakat secara sehat. Mandiri Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya. Adapun elemen kunci mandiri diuraikan sebagai berikut. a. Kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi Melakukan refleksi terhadap kondisi dirinya dan situasi yang dihadapi dimulai dari memahami emosi dirinya dan kelebihan serta keterbatasan dirinya. Dengan demikian, pelajar mampu mengenali dan menyadari kebutuhan pengembangan dirinya yang sesuai dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi. b. Regulasi diri Mampu mengatur pikiran, perasaan, dan perilaku dirinya untuk mencapai tujuan belajarnya.
vii Profil Pelajar Pancasila Bernalar Kritis Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya. Adapun elemen kunci bernalar kritis diuraikan sebagai berikut. a. Memperoleh dan memproses informasi dan gagasan • Memiliki rasa keingintahuan. • Mengajukan pertanyaan yang relevan. • Mengidentifikasi dan mengklarifikasi gagasan dan informasi yang diperoleh. • Mengolah informasi tersebut. b. Menganalisis dan mengevaluasi penalaran • Menggunakan nalarnya sesuai dengan kaidah sains dan logika dalam pengambilan keputusan dan tindakan. • Melakukan analisis serta evaluasi dari gagasan dan informasi yang ia dapatkan. c. Merefleksi pemikiran dan proses berpikir: Melakukan refleksi terhadap berpikir itu sendiri (metakognisi) dan berpikir mengenai bagaimana jalannya proses berpikir tersebut sehingga ia sampai pada suatu simpulan. d. Mengambil keputusan Mengambil keputusan dengan tepat berdasarkan informasi yang relevan dari berbagai sumber, fakta dan data yang mendukung. Kreatif Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Adapun elemen kunci kreatif diuraikan sebagai berikut. a. Menghasilkan gagasan yang orisinal • Menghasilkan gagasan yang terbentuk dari hal paling sederhana sampai dengan gagasan yang kompleks. • Mengaplikasikan ide baru sesuai dengan konteksnya untuk mengatasi masalah dan memunculkan berbagai alternatif penyelesaian. b. Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal Menghasilkan karya yang didorong oleh minat dan kesukaannya pada suatu hal, emosi yang ia rasakan, sampai dengan mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan sekitarnya.
viii Kata Pengantar.................................................................................................................. iii Prakata .................................................................................................................. iv Profil Pelajar Pancasila...................................................................................................... v Pendahuluan ................................................................................................................... x Bab 1 Fundamental Desain ....................................................................................... 1 A. Print Design.......................................................................................................................... 4 B. Videografi.............................................................................................................................. 11 C. Fotografi ................................................................................................................................ 18 D. Tipografi................................................................................................................................. 34 Tugas Kelompok........................................................................................................................... 44 Refleksi............................................................................................................................................. 44 Uji Kompetensi.............................................................................................................................. 45 Bab 2 Storyboard ....................................................................................................... 51 A. Memahami Storyboard.................................................................................................... 53 B. Proses Pembuatan Storyboard...................................................................................... 61 C. Penerapan Storyboard pada Desain Komunikasi Visual ...................................... 71 Tugas Kelompok........................................................................................................................... 92 Refleksi............................................................................................................................................. 91 Uji Kompetensi.............................................................................................................................. 92 Bab 3 Motion Graphic ................................................................................................ 97 A. Memahami Motion Graphic ........................................................................................... 99 B. Proses Pembuatan Motion Graphic............................................................................. 115 C. Teknik Pembuatan Motion Graphic............................................................................. 120 D. Penerapan Motion Graphic pada Desain Komunikasi Visual ............................. 133 Tugas Kelompok........................................................................................................................... 136 Refleksi............................................................................................................................................. 136 Uji Kompetensi.............................................................................................................................. 136 Bab 4 Ilustrasi ............................................................................................................. 141 A. Memahami Ilustrasi ........................................................................................................... 144 B. Sequential Art...................................................................................................................... 158 C. Concept Art.......................................................................................................................... 179 D. Environmental Graphic Ddesign .................................................................................. 186 Tugas Kelompok........................................................................................................................... 190 Refleksi............................................................................................................................................. 190 Uji Kompetensi.............................................................................................................................. 190 Daftar Isi
ix Bab 5 UI/UX Design dan Web& App Design ............................................................. 195 A. UI/UX Design........................................................................................................................ 197 B. Web& App Design.............................................................................................................. 208 Tugas Kelompok........................................................................................................................... 229 Refleksi............................................................................................................................................. 229 Uji Kompetensi.............................................................................................................................. 229 Daftar Pustaka ................................................................................................................... 234 Daftar Pustaka Gambar..................................................................................................... 246 Biodata Penulis .................................................................................................................. 255 Biodata Penyelia................................................................................................................ 257 Biodata Editor.......... .......................................................................................................... 257
x Pendahuluan A. Rasional Mata Pelajaran Desain Komunikasi Visual adalah konsentrasi keahlian yang membangun kompetensi perancangan solusi komunikasi visual melalui program identitas, informasi, dan persuasi dengan menggunakan media (berbasis cetak), layar (screen), analog atau digital, dua atau tiga dimensi, nyata atau maya (virtual), statis atau interaktif, maupun media berbasis waktu (time based media). Program identitas terkait dengan perancangan identitas visual suatu entitas, seperti identitas jenama (brand), identitas korporat, perancangan key visual produk, brand personal maupun korporat, dan lain-lain. Program informasi terkait dengan perancangan media visual dengan fungsi informasi baik dua dimensi maupun tiga dimensi, seperti desain publikasi baik tercetak maupun digital, rambu (signage), penunjuk arah (wayfinding), infografis dan lain-lain. Adapun program persuasi terkait dengan perancangan media visual dengan fungsi membujuk seperti desain periklanan, desain materi promosi pemasaran, desain permukaan kemasan (surface packaging design), dan lain-lain. Adapun fungsi identitas, informasi, dan persuasi tersebut dapat berjalan sendiri-sendiri ataupun secara terpadu. Mata Pelajaran Desain Komunikasi Visual berfungsi untuk membangun kompetensi peserta didik yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam memberikan solusi atas permasalahan komunikasi visual dengan menggunakan kreativitas, seni, dan pemanfaatan teknologi. Desain komunikasi visual merupakan bidang yang relevan dengan konteks dunia saat ini yang semakin digital. Semua bidang industri, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan lainnya membutuhkan dukungan dari desain komunikasi visual dalam mengomunikasikan visi, misi, produk, dan program kepada khalayak sasarannya. Kondisi ini menjadikan bidang desain komunikasi visual sangat dibutuhkan sehingga membuka kesempatan kerja yang luas bagi orang-orang yang memiliki keahlian di bidang ini. Keunggulan lainnya, desain komunikasi visual memiliki klaster yang beragam dari yang paling konvensional berbasis cetak sampai yang menggunakan teknologi terkini berbasis online, artificial intelligence (AI), dan lain sebagainya. Hal ini membuka munculnya beragam jenis okupasi yang dapat dipilih. Kurikulum Merdeka membebaskan sekolah dalam mengembangkan konten pendidikannya sesuai dengan infrastruktur maupun sumber daya manusia yang dimilikinya. Dari sisi peserta didik akan memberikan kesempatan untuk memilih keahlian yang sesuai dengan minat, hasrat, dan kemampuannya. Hal tersebut akan meningkatkan rasio keberhasilan peserta didik untuk meraih cita-citanya. Kurikulum Merdeka sangat relevan untuk konsentrasi keahlian yang menekankan pada kreativitas, seperti desain komunikasi visual. Kurikulum merdeka mendorong terciptanya ekosistem pembelajaran yang kondusif untuk mencetak sumber daya manusia unggul di bidang desain komunikasi visual. Mata pelajaran Desain Komunikasi Visual berfungsi untuk menumbuhkembangkan keprofesionalan dan kebanggan peserta didik terhadap desain komunikasi visual melalui pemahaman secara utuh dan menyeluruh profil wirausaha, peluang usaha dan pekerjaan/profesi, proses bisnis di dunia industri, perkembangan teknologi industri dan dunia kerja serta isu-isu global.
xi Perencanaan, pelaksanaan, dan pengembangan pembelajaran dilakukan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran dan tujuan yang dicapai. Pembelajaran menggunakan berbagai variasi model pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan menantang, memotivasi peserta didik untuk terlibat aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai bakat, minat, renjana, serta perkembangan fisik dan psikologis peserta didik. Model pembelajaran yang dapat digunakan antara lain project-based learning, problembased learning, teaching factory, discovery-based learning, inquiry- based learning atau metode dan model lain yang relevan. Mata pelajaran Desain Komunikasi Visual berkontribusi menjadikan peserta didik memiliki kompetensi sebagai kreator dalam bidang desain komunikasi visual yang berakhlak mulia, mampu berkomunikasi, bernegosiasi dan berinteraksi antarbudaya, mampu bekerja dalam tim, bertanggung jawab, memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap situasi dan lingkungan kerja, serta kritis dan kreatif. B. Elemen Pembelajaran Karya Desain C. Capaian Pembelajaran Pada fase F, peserta didik mampu dalam merancang visual secara sistematis mulai dari pemahaman terhadap permasalahan, diskusi pencarian ide (brainstorming), pengembangan alternatif, hingga menjadi karya akhir. Proses tersebut dapat menggunakan metode design thinking maupun metode lainnya. Peserta didik mampu melakukan pembiasaan sesuai POS, mampu berkolaborasi dan komunikasi dengan tim maupun pihak terkait. Karya desain yang dihasilkan disesuaikan dengan sub konsentrasi keahlian (peminatan) dalam lingkup Desain Komunikasi Visual: Print Design/ Videografi/Fotografi/Tipografi/Typeface Design/Story Boarding/Ilustrasi/ Sequential Art/ Motion Graphic/Web & App Design/UI-UX Design/Concept Art/Motion Graphic Design/ Environmental Graphic Design/dan lainnya yang terkait. D. Tujuan Capaian Pembelajaran 1. Memahami dan merancang print design, videografi, fotografi, dan tipografi. 2. Memahami dan membuat story boarding. 3. Menerapkan motion graphic. 4. Menciptakan karya desain. 5. Memahami Ilustrasi dan menerapkan ilustrasi, sequential art, concept art, serta environmental graphic design. 6. Merancang UI-UX design dan web & app design.
xii "Tidak ada inovasi yang dapat tercipta tanpa kolaborasi." Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A
BAB 1 Fundamental Desain Profil Pelajar Pancasila 1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia 2. Berkebhinekaan global 3. Gotong royong 4. Mandiri 5. Bernalar kritis 5. Kreatif Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, peserta didik diharapkan mampu 1. memahami tentang fundamental desain; 2. menjelaskan tentang fundamental desain; 3. mempresentasikan tentang fundamental desain; serta 4. mempraktikan tentang fundamental desain.
PT Lini Suara Nusantara Karya Desain (Desain Komunikasi Visual) 2 Peta Konsep Fundamental Desain Print Design Jenis-Jenis Print Design Proses Produksi Print Design Penggunaan Media Cetak pada Print Design Komposisi dan Layout Print Design Videografi Memahami Videografi Jenis-Jenis Video Prinsip Dasar Videografi Proses Produksi Video Peralatan Videografi Peta Konsep
Fundamental Desain 3 Fundamental Desain Fotografi Teknik Fotografi Jenis-Jenis Fotografi Penggunaan Fotografi pada Desain Pengolahan Foto Tipografi Prinsip Tipografi Jenis-Jenis Tipografi Anatomi Huruf Penerapan Tipografi pada Desain Pembuatan Typeface Design Peta Konsep Menurut kamu, apakah fundamental desain itu? Bagaimana fungsinya? Fundamental desain merupakan dasar dari setiap medium visual. Hal tersebut pasti terdapat dalam setiap desain mulai dari seni rupa ataupun desain modern seperti poster. Fundamental desain telah mencakup berbagai elemen, seperti, garis, shape (bentuk 2D), form (bentuk 3D), dan tekstur. Apakah fungsi dari fundamental desain? Pada bab ini, akan dibahas mengenai print design, videografi, fotografi, dan tipografi.
PT Lini Suara Nusantara Karya Desain (Desain Komunikasi Visual) 4 A. Print Design Desain cetak merupakan bagian dari desain grafis. Desain cetak ini berupa bentuk komunikasi visual yang dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan suatu informasi kepada audiens melalui desain estetika yang disengaja. Hal tersebut dapat dicetak pada permukaan yang nyata, dirancang untuk dicetak di atas kertas, serta sebagai lawan untuk disajikan pada platform digital. Memiliki acara tentu juga akan menjual produk yang berhubungan dengan marketing atau pemasaran. Salah satu istilah yang umum didengar yaitu mengenai desain cetak atau print design. Istilah ini umumnya telah mengacu pada hasil desain yang dimaksudkan untuk dicetak. Hasil print design yang telah disediakan berupa jasa digital printing online umumnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan, tetapi secara fungsinya untuk mendukung pemasaran dan meningkatkan kesadaran merek. Print design dapat diaplikasikan pada media iklan luar ruang dan jenis cetakan lainnya. Gambar 1.1 Contoh Print Design Sumber: Pngtree, t.t 1. Jenis-Jenis Print Design Print design (desain cetak) memiliki berbagai jenis desain yang dapat dibedakan sebagai berikut. a. Desain iklan cetak Desain yang menarik perhatian akan menjadi hal yang terpenting pada desain cetak. Seorang desainer diharapkan dapat merancang desain melalui bantuan perangkat lunak di komputer walaupun hasilnya dapat dicetak di dalam beberapa jenis produk, seperti brosur, selebaran, label, tas belanja, kartu nama, poster, sampul buku, dan kaos. Kebanyakan desainer grafis yang telah bekerja dapat menawarkan jasa print design (desain cetak) yang bertujuan mengerjakan tata letak majalah, sampul buku, tata letak, katalog, kartu ucapan, pengemasan, dan cetakan tekstil. Sama halnya seperti desain banner iklan digital seperti print design yang tetap berfungsi mempromosikan sebuah produk atau jasa tentang desain.
Fundamental Desain 5 Gambar 1.2 Desain Iklan Cetak Sumber: Detiknews, 2009 b. Desain kemasan produk Umumnya, beberapa orang memperhatikan desain kemasan produk karena menarik untuk dipandang dengan mata, baik dari segi warna kemasannya, huruf yang digunakannya, maupun bentuknya. Apabila memperhatikannya dengan teliti, desain kemasan macam itu dapat dikerjakan untuk kepentingan pemasaran. Desainer print akan menggunakan serangkaian stok gambar, kemudian dilakukan penataan komposisi layout untuk membuat kemasan agar menjadi semenarik mungkin. Inovasi dalam desain kemasan diharapkan dapat membantu konsumen untuk mengenal suatu produk dengan baik. Sederhananya, kemasan produk memiliki fungsi seperti sampul buku yang dapat menarik konsumen untuk membelinya dengan komposisi warna, objek, dan garis. Gambar 1.3 Desain Kemasan Produk Sumber: Basudewa, 2023
PT Lini Suara Nusantara Karya Desain (Desain Komunikasi Visual) 6 c. Desain banner Desain banner atau spanduk dirancang untuk kebutuhan pada luar ruangan dan umumnya telah menggunakan lembar kain, vinyl, terpal, serta kertas mengkilap. Poster produk tertempel di sebuah spot banner di pinggiran perempatan jalan merupakan salah satu jenis dalam penerapan desain banner. Kebanyakan jenis itu tidak hanya dapat dimanfaatkan untuk tujuan branding atau promosi produk saja, tetapi juga untuk kebutuhan iklan layanan masyarakat dan informasi mengenai sebuah event (acara). Banner luar ruang awalnya dibuat menggunakan teknik tulisan tangan atau dilukis menggunakan bahan cat. Namun, sekarang semua proses produksi desain dapat dilakukan secara digitalisasi sehingga mempercepat proses dan memungkinkan layanan desain spanduk profesional dan hasil kualitas terbaik. Gambar 1.4 Desain Banner Sumber: Sendari, 2021 d. Brosur dan flyer Tidak hanya itu saja, perusahaan umumnya memerlukan brosur tercetak yang untuk menyajikan informasi tentang layanan dan produk yang dijual ke konsumen. Desain brosur dapat dicetak pada lembaran kertas yang dilipat. Hal ini umumnya dapat dimanfaatkan untuk mempromosikan bisnis, event, atau produk secara langsung ke target audiens (konsumen). Brosur dan selebaran menjadi sejenis print design (desain cetak) konvensional dan masih dapat digunakan sampai sekarang. Selain itu, biaya produksinya relatif murah, tetapi cukup efektif karena dapat langsung dibagikan di jalan. Dengan demikian, brosur memiliki jangkauan pemasarannya yang dapat menjadi lebih luas.
Fundamental Desain 7 Gambar 1.5 Brosur dan Flyer Sumber: Masbadar, 2015 e. Desain baju Selain itu, desain pada baju dapat dicetak untuk tujuan apapun, mulai dari produk souvenir band, cinderamata pertunjukan musik, kaos band, souvenir wisata, sampai kaos untuk perusahaan. Desain kaos umumnya dapat dicetak di sisi depan, tetapi juga dapat dicetak di bagian depan dan belakang atau di lengan melalui bantuan perangkat printer tekstil. Dengan demikian, jenis-jenis print design (desain cetak) yang masih kerap dapat digunakan di era digitalisasi seperti sekarang ini. Untuk kebutuhan secara tertentu,seperti pembuatan company profile yang tercetak agar dapat dibagikan ke calon klien (konsumen). Jenis jasa desain macam ini tentu masih dibutuhkan untuk sekarang ini. Gambar 1.6 Desain Baju Sumber: Cosmopolitan, 2022
PT Lini Suara Nusantara Karya Desain (Desain Komunikasi Visual) 8 2. Proses Produksi Print Design Adapun proses print design diuraikan sebagai berikut. a. Persiapan desain Persiapan desain tentunya perlu menyiapkan desain yang dibuat dalam bentuk screen atau layar. Gambar yang akan dicetak dapat dipisah berdasarkan dengan warnanya. Proses pecah warna dapat dilakukan dengan bantuan software grafis. Selain itu, dapat menggunakan bantuan software CorelDraw atau Adobe Illustrator yang dimanfaatkan untuk vektor dan Photoshop untuk sablon berbentuk jenis bitmap. Setelah itu, gambar dapat dicetak sebagai salinan proses pembuatan film. Lalu, screen sebaiknya dibersihkan dan dikeringkan. Tahap berikutnya yaitu pemberian obat pembuatan film dan pencucian obat screen. b. Pemilihan media cetak Media cetak adalah suatu sarana yang dimanfaatkan untuk penyampaian tentang informasi. Hal ini dilakukan dengan cara dicetak pada kertas atau bahan sejenisnya. c. Percetakan Pada desain grafis, percetakan merupakan suatu proses yang digunakan pada industri untuk memproduksi secara massal tulisan serta foto. Selain itu, yang paling utama yakni menggunakan tinta di atas kertas dengan sebuah mesin cetak. 3. Penggunaan Media Cetak pada Print Design Berikut dijelaskan mengenai penggunaan media cetak pada print design. a. Kertas Kertas adalah jenis benda material yang berbentuk lembaran-lembaran secara tipis dan terdapat juga yang tebal. Bahan yang umum digunakan dalam proses pembuatan kertas yaitu serat kayu yang dapat dicampur dengan bahan-bahan kimia sebagai pengisi dan penguat kertas. Selain itu, kertas dibuat untuk memenuhi kebutuhan, terutama pada lingkup pelajar dan pekerja kantoran. Kertas dapat disebut sebagai media utama dalam penulisan, mencetak, dan melukis gambar-gambar. Kertas juga berguna sebagai kertas pembersih (tissue). Gambar 1.7 Kertas Sumber: Bhinneka, t.t
Fundamental Desain 9 b. Kain Kain merupakan sesuatu bahan hasil dari tenunan benang. Tekstil merupakan material bersifat fleksibel yang terbuat dari tenunan bahan benang. Tekstil dapat dibentuk dengan cara penyulaman, penjahitan, pengikatan, dan cara pressing. Kain merupakan bahan untuk membuat pakaian yang digunakan. Selain itu, kain terbuat dari bulu hewan. Contohnya, hewan yang dapat dimanfaatkan untuk membuat pakaian yaitu dari bulu domba dan kepompong ulat sutra. Bulu domba dibersihkan, lalu dapat diproses untuk menjadi bahan pakaian seperti syal dan jaket. Gambar 1.8 Kain Sumber: Rtciplus, 2022 c. Plastik Plastik merupakan salah satu bahan bersifat makromolekul yang dapat diproses pembentukannya melalui tahap polimerisasi. Polimerisasi merupakan suatu proses dalam penggabungan dari beberapa molekul sederhana atau monomer menjadi molekul besar yang dikenal dengan makromolekul atau polimer. Bahan ini dibuat melalui suatu proses kimiawi. Gambar 1.9 Plastik Sumber: Onay, 2022
PT Lini Suara Nusantara Karya Desain (Desain Komunikasi Visual) 10 4. Komposisi dan Layout Print Design Adapun komposisi dan layout print design dijabarkan sebagai berikut. a. Tata letak halaman Komposisi tata letak merupakan suatu pengaturan elemen desain dengan tujuan secara tertentu yang ingin dicapai. Sedikit penataan secara ulang atas elemen-elemen secara mekanis dalam multimedia yang dapat meningkatkan minat perhatian. Misalnya, dalam membuat desain brosur, foto-foto yang akan lebih tepat apabila dapat diletakkan dengan baik. Gambar 1.10 Tata Letak Halaman Sumber: Umoh, 2022 b. Pemilihan font dan ukuran Font adalah hal yang paling penting dalam pembuatan sebuah karya desain grafis. Beda jenis font, beda juga gaya serta fungsi penggunaannya. Terdapat font yang lebih cocok untuk kebutuhan secara formal, santai, dan terdapat juga yang casual. Semua itu dapat memengaruhi tone atau sifat yang akan dihasilkan pada karya. Gambar 1.11 Pemilihan Font dan Ukuran Sumber: Kliever, t.t
Fundamental Desain 11 c. Pemilihan warna Warna adalah elemen grafik yang sangat kuat dan provokatif. Terdapat empat warna yang bukan warna hitam putih, yakni Cyan, Magenta, Yellow, dan Black (CMYB). Warna tersebut akan meningkatkan efektivitas dan biaya periklanan. Dengan demikian, desain dirancang berdasarkan dengan warna yang disukai pasar akan memberikan keunggulan yang dapat bersaing dalam periklanan. Warna sulit dikendalikan pada saat menampilkan pada layar multimedia, baik itu di televisi maupun di web. Gambar 1.12 Pemilihan Warna Sumber: Mawarsari, 2021 B. Videografi Videografi adalah media yang dapat dimanfaatkan untuk merekam kejadian menjadi satu gambar dalam bentuk suara atau video. Untuk membuat videografi yang berkualitas, dibutuhkan keahlian dan pengetahuan yang mendalam mengenai teknik pengambilan gambar karena hasil videografi dapat dinikmati oleh semua orang. 1. Memahami Videografi Videografi adalah sebuah media yang dapat dimanfaatkan untuk merekam kejadian atau momen, kemudian akan dirangkum ke dalam satu gambar ataupun suara. Setelah itu, hasilnya dapat dinikmati dengan lebih menarik karena lebih seru, apalagi apabila nanti diedit dengan beberapa penambahan suara atau efek melalui aplikasi edit video. Selain itu, videografi memiliki tujuan untuk membuat video akan semakin menarik. Videografi dapat dimanfaatkan untuk sebuah kajian atupun dibuat untuk dapat dilihat di kemudian hari. Videografi sudah merambah ke semua kalangan dan sudah banyak digunakan berdasarkan dengan kepentingan atau kebutuhan masing-masing. Videografi juga terdapat yang dibuat secara individu dan tidak sedikit yang membuat videografi secara berkelompok.
PT Lini Suara Nusantara Karya Desain (Desain Komunikasi Visual) 12 Selain itu, kemajuan teknologi akan semakin lama sudah semakin maju sehingga dapat menikmati videografi dengan berbagai jenis cara dan berbagai jenis format. Sekarang ini, sudah terdapat dua jenis videografi yang mungkin beberapa orang belum mengetahui yakni analog dan digital. Seseorang yang mengambil atau melakukan sebuah videografi disebut dengan videografer. Videografer dapat dikelompokkan menjadi dua bagian. Seorang videografer profesional atau sudah berpengalaman lama dan seorang videografer amatir. Namun, sebenarnya terdapat dua hal yang merupakan istilah yang diada-adakan dan hanya memiliki tujuan untuk membedakan kemampuan seseorang dalam videografi. Para videografer juga terkadang dapat bekerja di tempat yang sama dengan kebutuhan yang berbeda. Umumnya, videografer amatir lebih berfokus untuk membuat video yang bersifat konsumsi pribadi dan tidak untuk diperjualbelikkan. Untuk videografer yang profesional, seorang videografer bahkan diminta oleh seseorang untuk membuat sebuah videografi yang menarik dan harganya tentunya juga terkadang lumayan mahal. 2. Jenis-Jenis Video Adapun mengenai jenis-jenis video dijabarkan sebagai berikut. a. Video komunikasi visual Video komunikasi visual adalah proses atau hal yang dapat disampaikan berupa informasi kepada orang lain yang berupa gambaran atau visualisasi sekaligus pendengaran atau audio. Apabila demikian, komunikasi ini telah mengandalkan penglihatan dan juga pendengaran. b. Video jurnalistik Jurnalisme video atau video journalitik merupakan bentuk jurnalisme. Jurnalis dapat memotret, mengedit, dan terkadang menyajikan materi videonya sendiri. c. Video biografi Film biografi singkatan dari biographical motion picture. Video biografi merupakan sebuah film yang mendramatisasikan sebuah kehidupan orang atau tokoh dalam kehidupan secara nyata. Film-film semacam itu telah menampilkan kehidupan dari seorang tokoh sejarah dan telah menggunakan nama asli dari karakter utama. d. Video training Video training merupakan video yang mendemonstrasikan suatu proses, mentransfer pengetahuan, keahlian, menjelaskan suatu konsep, atau menunjukkan kepada seseorang atau kelompok mengenai cara melakukan sesuatu tindakan maupun kegiatan. e. Video dokumentasi acara Video dokumentasi merupakan suatu proses merekam suatu peristiwa atau acara yang benar-benar terjadi untuk dapat dijadikan sebuah arsip dan catatan. Dalam sebuah video dokumentasi, terdapat dua unsur yaitu berupa gambar (visual) dan kata-kata (verbal). f. Video promosi Video promosi adalah salah satu media marketing yang berbentuk audio visual. Umumnya, video promosi ini dapat dimanfaatkan untuk membantu target audience untuk lebih mengenal brand atau produk kosmetik yang memiliki. Dalam video branding ini juga memuat pesan tentang proses produk kosmetik dapat mengatasi kesulitan dan memenuhi kebutuhan kulit wajah konsumen.
Fundamental Desain 13 Namun, juga dapat menyisipkan penjelasan tentang brand dan produk yang dijual. g. Video dokumenter Film dokumenter merupakan jenis film yang mendokumentasikan kenyataan, untuk pertama kalinya terdapat di film Moana (1926). Sementara itu, untuk di Perancis, film ini dapat digunakan oleh semua film non-fiksi seperti mengenai perjalanan dan pendidikan. h. Video tutorial Video tutorial merupakan video yang mendemonstrasikan suatu proses, mentransfer pengetahuan, keahlian, menjelaskan suatu konsep, atau menunjukkan kepada pengguna secara umum. 3. Prinsip Dasar Videografi Prinsip dasar videografi dijelaskan sebagai berikut. a. Pencahayaan Pencahayaan merupakan salah satu pelajaran yang penting pada saat belajar mengenai desain interior dan dekorasinya. Pencahayaan videografi dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 1.13 Pencahayaan Videografi Sumber: Wakidah, 2017 b. Suara Suara merupakan fenomena fisik yang dapat dihasilkan oleh getaran benda atau getaran suatu benda. Getaran tersebut berupa sinyal analog dengan amplitudo yang berubah secara kontinu terhadap waktu. Suara berhubungan erat dengan rasa mendengar. Suara atau bunyi umumnya merambat melalui udara. Suara atau bunyi tidak dapat merambat melalui ruang hampa.
PT Lini Suara Nusantara Karya Desain (Desain Komunikasi Visual) 14 Gambar 1.14 Suara Sumber: Hilda, 2022 c. Gerakan kamera Gerakan kamera (camera movement) adalah sebuah kegiatan membentuk suasana secara dramatik pada sebuah shot video ataupun film yang menggunakan cara menggerakan kamera. Selain itu, banyak alasan kamera sebaiknya dapat digerakkan. Selain dapat membangun kondisi secara dramatis, penggunaan gerakan kamera secara sempurna dapat membangun visual yang lebih bergerak maju, mengarahkan perhatian penonton pada subjek secara tertentu, mengungkap ataupun menyembunyikan dimensi ruang, serta dapat membuat menciptakan visual yang lebih ekspresif. Menggerakkan kamera pada shot film harus memiliki alasan yang cukup bertenaga. Hal ini memiliki tujuan untuk menghindari shot-shot tidak krusial yang hanya akan memperpanjang durasi film, tetapi tidak dapat berbicara apapun. Gambar 1.15 Gerakan Kamera Sumber: Anwer, 2016 d. Penyuntingan video Proses editing merupakan salah satu elemen paling penting di dalam sinematografi dan tidak dapat dipisahkan dari dunia broadcasting. Video editing merupakan suatu proses memilih atau menyunting gambar dari hasil shooting
Fundamental Desain 15 dengan cara memotong gambar ke gambar (cut to cut) atau menggabungkan gambar-gambar dengan menyisipkan sebuah transisi. Gambar 1.16 Penyuntingan Video Sumber: Jsp, 2021 4. Proses Produksi Video Berikut dipaparkan proses produksi video. a. Pra-produksi Tahap pra-produksi adalah awal dari segalanya dalam proses pembuatan film. Hal ini dilakukan setelah melakukan pengembangan dan sebelum tahap produksi. Pada tahap ini, terdapat beberapa hal yang berhubungan dengan kebutuhan film yang dapat dilakukan, seperti finalisasi naskah, mencari aktor dan aktris untuk mengisi peran, mencari lokasi syuting, membuat daftar peralatan yang dibutuhkan untuk proses produksi dan pasca produksi, serta membuat perencanaan finansial. Semua hal dalam tahap pra-produksi sebainya dapat dilakukan secara detail dan lebih baik tentunya. Perencanaan yang lebih baik merupakan salah satu kunci kesuksesan dalam pembuatan film. b. Produksi Produksi merupakan suatu proses dalam ekonomi yang dimanfaatkan untuk menciptakan, menghasilkan, serta membuat barang dan jasa. Secara teknis, produksi didefinisikan juga sebagai proses mengolah atau membuat sesuatu yang dikenal input menjadi suatu barang atau jasa yang disebut sebagai output. Dalam tahap ini, melibatkan proses pengambilan gambar atau syuting. Tim produksi harus memastikan semua persiapan dari tahap pra-produksi telah selesai dan mulai mengambil gambar sesuai skenario atau naskah. c. Pascaproduksi Pascaproduksi dalam produksi video merujuk pada tahap setelah semua proses pengambilan gambar atau syuting telah selesai dilakukan. Tahap ini melibatkan proses pengeditan, penyesuaian, dan pengembangan video untuk menciptakan produk akhir yang memenuhi kebutuhan dan tujuan produksi. Beberapa hal yang termasuk dalam tahap pasca produksi dalam produksi video diuraikan sebagai berikut.
PT Lini Suara Nusantara Karya Desain (Desain Komunikasi Visual) 16 1) Pengeditan video melibatkan penyusunan semua klip video yang telah direkam dan memotong, menggabungkan, menambahkan efek visual, serta memberikan transisi agar video terlihat lebih baik. 2) Penyuntingan suara dapat menghilangkan kebisingan yang tidak perlu, menyesuaikan volume, dan menambahkan musik atau efek suara yang diperlukan. 3) Grading warna melibatkan menyesuaikan warna, kontras, dan kecerahan untuk meningkatkan kualitas video secara keseluruhan. 4) Efek visual, seperti animasi, grafis, atau efek khusus dapat ditambahkan pada tahap ini apabila diperlukan. 5) Penyempurnaan, setelah tahap-tahap sebelumnya dilakukan, video perlu diuji, dievaluasi, dan diperbaiki untuk memastikan produk akhir memenuhi kebutuhan dan standar kualitas. 6) Distribusi, setelah video selesai, dapat membagikan video melalui saluran yang sesuai seperti media sosial atau situs web untuk dicapai target audiens. 5. Peralatan Videografi Peralatan videografi dijelaskan sebagai berikut. a. Kamera Kamera merupakan seperangkat peralatan dengan kelengkapannya yang meiliki fungsi mengabadikan suatu objek menjadi gambar hasil dari proyeksi pada sebuah sistem lensa. Kamera adalah alat yang dapat digunakan dalam kegiatan fotografi. Dalam perkembangannya, kamera dapat dimanfaatkan untuk membentuk atau merekam suatu bayangan ke dalam film ataupun memory card. Gambar 1.17 Kamera Sumber: Ali, 2021 b. Mikrofon Mikrofon adalah istilah yang berasal dari bahasa Yunani dari kata mikros dan juga fon. Mikros memiliki arti kecil, sedangkan fon artinya suara. Microphone atau mikrofon merupakan alat yang memiliki fungsi untuk mengubah gelombang suara menjadi sinyal listrik. Alat ini memiliki peran yang sangat penting sehingga penggunaannya banyak ditemukan pada berbagai perangkat elektronika.
Fundamental Desain 17 Gambar 1.18 Mikrofon Sumber: Guardian, 2022 c. Pencahayaan Pencahayaan umumnya memiliki tujuan untuk menerangi secara keseluruhan pada ruangan. Terdapat lampu untuk penerangan umum yang tidak memiliki cahaya yang fokus, cahaya bersinar ke segala arah, dari sumbernya tidak terdapat halangan. Pencahayaan secara langsung (directional) merupakan pencahayaan untuk menerangi objek area yang dituju saja. Lampu dimanfaatkan untuk pencahayaan secara terarah dengan sinar cahaya yang telah terfokuskan. Jenis-jenis pencahayaan secara langsung ini seperti lampu-lampu yang diletakkan di plafond (ceiling). Hal tersebut umumnua dikenal dengan downlight. Selain itu, osisi lampu umumnya dapat tertanam di plafond dan mengeluarkan cahaya yang dapat menyebar ke arah lantai ruangan. Posisi sumber cahaya sengaja dapat diletakkan lebih tersembunyi ke dalam plafond dan diberi reflektor yang dapat diarahkan agar dapat dimanfaatkan untuk spot ke lantai atau ke dinding (wall washer). Kemudian, terdapat lampu-lampu diletakkan di bawah (lantai atau tanah) yang umumnya dikenal uplight. Lampu jenis uplight ini umumnya dapat dimanfaatkan untuk menerangi langit-langit, dinding, atau area sekitarnya. Gambar 1.19 Pencahayaan Sumber: Bedehaen, 2022
PT Lini Suara Nusantara Karya Desain (Desain Komunikasi Visual) 18 C. Fotografi Istilah fotografi yang selama ini tidak asing di masyarakat adalah sebuah kata serapan dari Bahasa Inggris yaitu photography. Berdasarkan KBBI, fotografi merupakan sebuah seni dan penghasilan gambar dan cahaya pada sebuah film atau permukaan. Sederhananya, fotografi adalah seni atau teknik menciptakan gambar dengan merekam cahaya pada permukaan sensitif seperti film atau sensor digital dan menggunakan peralatan, misalnya kamera. Subjek dalam fotografi sangat beragam, mulai dari orang, hewan, pemandangan, dan arsitektur. Apabila dulu fotografi hanya digunakan sebagai alat dokumentasi, di masa kini fotografi dapat dilakukan untuk tujuan kreatif, dokumentasi, jurnalistik, ilmiah, bahkan secara komersial bergantung pada tujuan dari fotografer dan klien yang terkait. Fotografi menjadi bidang yang selalu berkembang dan menjadi semakin penting dalam budaya visual saat ini. Gambar 1.20 Fotografer Sumber: Mutiara, 2021 Dalam dunia desain, khususnya desain komunikasi visual atau DKV, fotografi sangat penting karena dapat digunakan sebagai salah satu elemen untuk memvisualisasikan ideide kreatif dan menyampaikan pesan kepada audiens melalui gambar. Selama mengikuti kelas materi fotografi, siswa DKV akan mempelajari prinsip-prinsip dasar fotografi, seperti pengaturan cahaya, fokus, dan komposisi untuk menghasilkan gambar yang estetis dan efektif dalam menyampaikan pesan pada audiens. Selain itu, siswa juga akan mempelajari teknik-teknik fotografi, seperti penggunaan kamera, editing gambar, dan pengolahan foto digital. Hal ini penting karena di era digital seperti sekarang ini, fotografi sangat berkembang dan memanfaatkan teknologi digital untuk memperoleh hasil lebih baik. Secara keseluruhan, fotografi adalah mata pelajaran yang sangat penting dalam jurusan DKV karena dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan visualisasi ide-ide kreatif dan meningkatkan keterampilan teknis seseorang dalam menghasilkan gambar berkualitas tinggi. 1. Teknik Fotografi Dari penjelasan sebelumnya, tentu dapat disimpulkan seberapa penting fotografi dalam dunia desain, khusunya desain komunikasi visual. Pada kelas fotografi, siswa akan diarahkan dalam menggunakan berbagai macam teknik, prinsip, serta aspek-
Fundamental Desain 19 aspek penting yang umum digunakan pada fotografi agar foto tidak hanya sekadar gambar, melainkan mampu menyampaikan pesan tersirat untuk para audiensnya. Berikut dijelaskan mengenai beberapa teknik fotografi dasar yang wajib dikuasai oleh siswa DKV. a. Komposisi Komposisi adalah teknik pengaturan elemen-elemen dalam gambar untuk menciptakan susunan visual yang seimbang dan menarik. Komposisi yang baik dapat membuat gambar menjadi lebih menarik, bermakna, dan dapat menyampaikan pesan secara efektif. Berikut diuraikan mengenai beberapa prinsip dasar komposisi dalam fotografi. 1) Rule of thirds Rule of thirds adalah prinsip dasar dalam komposisi fotografi yang mengatur agar subjek utama ditempatkan pada persimpangan garisgaris imaginatif. Garis-garis tersebut membagi gambar menjadi tiga bagian secara horizontal dan vertikal. Dengan membagi gambar menjadi sembilan bagian yang sama, prinsip ini memungkinkan fotografer untuk memposisikan subjek utama pada posisi yang lebih dinamis dan menarik bagi mata audiens. Dalam prinsip rule of thirds, subjek utama atau elemen penting lainnya sebaiknya ditempatkan di salah satu titik persimpangan garis tersebut, bukan tepat di tengah-tengah gambar. Dengan demikian, gambar akan terlihat lebih seimbang dan menarik karena mata audiens akan secara alami tertarik pada posisi yang tidak berpusat secara sempurna. Gambar 1.21 Penerapan Rule of Thirds Sumber: Andina, 2019 Rule of thirds dapat digunakan dalam berbagai jenis fotografi, seperti fotografi lanskap, potret, atau fotografi arsitektur. Namun, tidak selalu harus diikuti secara ketat, terkadang melanggar aturan ini justru dapat menciptakan hasil foto yang lebih menarik dan unik. Penggunaan prinsip rule of thirds dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pengambilan foto karena dapat membantu fotografer untuk menciptakan komposisi yang lebih seimbang dan menarik secara visual.
PT Lini Suara Nusantara Karya Desain (Desain Komunikasi Visual) 20 2) Foto simetri Komposisi fotografi simetri adalah teknik yang menciptakan kesan seimbang atau simetris dalam sebuah gambar. Komposisi simetri dapat terlihat sangat dramatis dan menarik perhatian karena manusia secara alami tertarik pada keindahan yang simetris dan seimbang. Untuk menciptakan komposisi fotografi simetri, seorang fotografer menggunakan berbagai teknik berikut. a) Memotret dengan sudut pandang yang simetris sehingga objek di kedua sisi gambar terlihat sama. b) Menggunakan refleksi, baik itu refleksi alamiah seperti air atau refleksi buatan seperti kaca untuk menciptakan gambar yang simetris. c) Membagi gambar menjadi dua bagian yang sama dengan garis tengah vertikal atau horizontal. d) Menggunakan objek atau elemen yang sama pada kedua sisi gambar untuk menciptakan kesan simetri. e) Membuat komposisi fotografi simetri dengan bantuan editing foto seperti menggunakan fitur duplikasi atau flip pada software editing foto. Untuk mencapai hasil yang optimal, penting untuk memperhatikan setiap detail dalam gambar dan memastikan bahwa elemen-elemen dalam gambar terlihat seimbang dan simetris. Gambar 1.22 Penerapan Komposisi Simetri Sumber: Andina, 2019 3) Framing Sesuai namanya, framing atau bingkai dalam fotografi mengacu pada teknik penempatan objek dalam gambar dengan cara yang mengarahkan pandangan mata audiens kepada objek utama. Dalam komposisi fotografi, framing dapat menjadi teknik sangat efektif untuk menciptakan gambar menarik dan terorganisir dengan baik. Beberapa teknik framing yang dapat digunakan dalam fotografi dipaparkan sebagai berikut. a) Menggunakan objek dalam gambar untuk membentuk bingkai alami, seperti pohon, jendela, pintu, atau gerbang. b) Memanfaatkan bayangan atau cahaya yang jatuh pada gambar untuk menciptakan bingkai alami.
Fundamental Desain 21 c) Menggunakan elemen gambar di sekitar objek utama untuk membentuk bingkai yang alami, seperti daun, bunga, atau bangunan. d) Menggunakan bingkai buatan, seperti jendela, cermin, atau bingkai foto. e) Membagi gambar menjadi beberapa frame atau bingkai kecil seperti di dalam kolase foto. Dalam menggunakan teknik framing, penting untuk memperhatikan keseluruhan komposisi gambar dan memastikan bahwa framing tersebut tidak mengganggu fokus pada objek utama. Coba untuk menyesuaikan komposisi framing dengan cara yang seimbang dan menarik perhatian. Jangan ragu untuk bereksperimen dengan berbagai teknik dan variasi framing. Gambar 1.23 Penerapan Framing Sumber: Andina, 2019 4) Golden shape Pada gambar di bawah, terlihat adanya garis yang seolah-olah membagi kedua bidang nyata dan maya (bayangan). Bagian ini dapat disebut sebagai bagian positif dan negatif. Perpaduan yang seimbang diantara keduanya mampu membuat sebuah kesatuan yang harmonis. Gambar 1.24 Penerapan Golden Shape Sumber: Andina, 2019
PT Lini Suara Nusantara Karya Desain (Desain Komunikasi Visual) 22 Dalam teknik ini, terdapat aturan yang berprinsip dengan membagi kedua bidang secara imbang agar komposisi yang didapat tepat. Namun, hal yang membedakan dengan teknik simetri yakni pengambilan gambar tidak perlu berada dalam beda ratio yang sama ataupun peletakan objek dengan jarak yang sama. 5) Golden triangle Golden triangle adalah sebuah teknik komposisi fotografi yang menggunakan bentuk segitiga untuk membentuk keseimbangan dan harmoni dalam gambar. Teknik ini mengambil inspirasi dari bentuk segitiga yang muncul secara alami dalam banyak benda, seperti gunung, bangunan, atau benda-benda yang diatur dalam bentuk segitiga. Konsep dasar dari golden triangle adalah membagi frame foto menjadi tiga segitiga sama besar dengan garis diagonal yang menghubungkan sudut-sudut frame. Dua garis diagonal tersebut akan dipotong oleh garis horizontal dan vertikal untuk membentuk tiga segitiga lebih kecil. Posisi subjek utama akan ditempatkan di salah satu titik saat garis diagonal bertemu. Gambar 1.25 Penerapan Golden Triangle Sumber: Andina, 2019 Teknik golden triangle membantu menciptakan keseimbangan visual dalam gambar dengan mengalihkan perhatian ke subjek utama dan menciptakan gerakan visual yang mengarah ke subjek utama. Teknik ini dapat digunakan pada berbagai jenis subjek, seperti pemandangan alam, arsitektur, atau fotografi potret. 6) Leading lines Secara bahasa, leading lines merupakan unsur atau elemen yang memandu mata audiens untuk melihat sebuah objek, elemen garis tersebut dapat lurus, melengkung, ataupun diagonal. Adapun contoh leading lines dapat dilihat pada gambar berikut.
Fundamental Desain 23 Gambar 1.26 Penerapan Leading Lines Sumber: Andina, 2019 7) Perspektif Perspektif dalam fotografi mengacu pada ilusi visual tentang kedalaman dan jarak antara objek dalam sebuah gambar. Ini adalah cara untuk memperlihatkan ruang tiga dimensi dalam sebuah foto dua dimensi. Perspektif dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu perspektif linier dan perspektif sudut pandang. Perspektif linier terjadi ketika garis-garis yang seharusnya sejajar dalam kehidupan nyata, seperti garis horizon, garis atap, atau garis jalan tampak bertemu di satu titik pada gambar. Titik ini disebut titik pandang atau titik hilang. Penggunaan perspektif linier dapat memberikan ilusi kedalaman yang kuat dan memberikan kesan ruang yang dalam pada gambar. Gambar 1.27 Penerapan Perspektif Sumber: Biolo, 2021 Perspektif sudut pandang terjadi ketika sudut pandang kamera atau posisi kamera berubah. Ini dapat menghasilkan distorsi pada objek dalam gambar bergantung pada sudut pandang dan jarak kamera ke subjek. Sudut pandang yang lebih rendah, misalnya dapat membuat subjek
PT Lini Suara Nusantara Karya Desain (Desain Komunikasi Visual) 24 terlihat lebih besar dan kuat. Sementara itu, sudut pandang yang lebih tinggi dapat membuat subjek terlihat lebih kecil dan lemah. Pemilihan perspektif dalam fotografi dapat memengaruhi kesan dan emosi yang dihasilkan oleh gambar. Misalnya, sudut pandang rendah (low level) menunjukkan subjek dari bawah dapat memberikan kesan kuat dan teguh, sedangkan sudut pandang tinggi (high level) menunjukkan subjek dari atas dapat memberikan kesan lemah atau bergantung. Oleh karena itu, pemilihan perspektif yang tepat dapat membantu menciptakan gambar lebih menarik dan bermakna. 8) Rule of Odds Rule of Odds adalah aturan komposisi dalam fotografi yang mengatakan bahwa memiliki jumlah ganjil subjek dalam gambar akan memberikan kesan lebih menarik dan estetis daripada jumlah genap. Misalnya, tiga bunga di sebuah potret akan memberikan kesan lebih menarik daripada dua atau empat bunga yang sama. Aturan Rule of Odds umumnya digunakan pada subjek yang berulang atau memiliki pola sama, seperti pohon, batu, atau benda-benda dalam tata letak yang simetris. Gambar 1.28 Penerapan Rule of Odds Sumber: Andina, 2019 Dengan menambahkan jumlah subjek yang ganjil, aturan ini membantu menciptakan perbedaan dan ketidaksempurnaan dalam pola sehingga membuat gambar lebih menarik secara visual. Aturan Rule of Odds tidak harus diikuti secara ketat, dan dapat disesuaikan dengan situasi dan subjek yang berbeda. Hal terpenting adalah mencoba menciptakan ketidaksempurnaan dan variasi dalam gambar menggunakan jumlah subjek ganjil. 9) Fill the frame Fill the frame adalah salah satu aturan komposisi dalam fotografi yang mengacu pada teknik mengisi sebagian besar atau seluruh ruang frame atau bingkai dengan subjek utama. Tujuannya untuk memperkuat fokus pada subjek dan membuatnya lebih menonjol diantara elemen lain dalam gambar. Dengan mengisi frame menggunakan subjek utama, seorang fotografer dapat memastikan bahwa objek tersebut menjadi
Fundamental Desain 25 pusat perhatian dalam gambar dan menghindari gangguan visual dari elemen lain. Teknik fill the frame umum digunakan dalam fotografi potret, tetapi juga dapat diterapkan pada subjek lain, seperti benda mati, binatang, atau pemandangan alam. Gambar 1.29 Penerapan Fill the Frame Sumber: Andina, 2019 Pada gambar di atas, ditunjukkan objek yakni wajah seekor anjing yang dibuat secara penuh (zoom focus) sehingga wajah anjing tersebut mampu mengisi keseluruhan frame foto. Namun, perlu diingat bahwa penggunaan teknik fill the frame yang berlebihan dapat membuat gambar terlihat terlalu penuh dan kurang space bernafas. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan ruang negatif atau ruang kosong di sekitar subjek dan menjaga keseimbangan komposisi secara keseluruhan. b. Fokus Fokus dalam fotografi adalah proses atau teknik untuk mengatur kamera agar objek atau subjek pada foto terlihat tajam dan jelas. Fokus menjadi salah satu elemen penting dalam fotografi karena dapat memengaruhi hasil akhir foto. Teknik fokus yang digunakan bergantung pada situasi dan objek yang ingin difoto serta preferensi dan keahlian fotografer. Gambar 1.30 Penerapan Teknik Fokus Sumber: Ali, 2023
PT Lini Suara Nusantara Karya Desain (Desain Komunikasi Visual) 26 1) Teknik fokus Fokus dapat mencakup area kecil pada objek atau subjek tertentu atau dapat mencakup area yang lebih luas untuk menampilkan kedalaman dan detail pada seluruh foto. Teknik fokus yang umum digunakan meliputi fokus otomatis (auto focus), fokus manual (manual focus), fokus selektif (selective focus), fokus tilt-shift, dan fokus hyperfocal. Berikut diuraikan mengenai teknik-teknik fokus. a) Fokus otomatis (auto focus) merupakan teknik fokus yang paling umum digunakan, kamera secara otomatis mengatur fokus untuk objek yang diinginkan. b) Fokus manual (manual focus) merupakan teknik fokus yang dilakukan secara manual oleh fotografer dengan memutar cincin fokus pada lensa kamera. c) Fokus selektif (selective focus) merupakan teknik fokus yang menonjolkan fokus pada objek tertentu dengan mempertajam fokus pada objek tersebut dan memburamkan latar belakang atau sekitarnya. d) Fokus tilt-shift merupakan teknik fokus yang memanfaatkan lensa khusus dapat digerakkan untuk menghasilkan area fokus yang selektif dan memperluas area fokus. e) Fokus hyperfocal merupakan teknik fokus yang dilakukan untuk memaksimalkan kedalaman bidang fokus sehingga objek yang berada di depan dan belakang objek utama masih terlihat jelas. 2) Cara mendapatkan foto yang fokus Untuk menangkap gambar yang fokus, terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan. a) Gunakan teknik fokus yang tepat Setiap teknik fokus memiliki kelebihan dan kelemahan masingmasing. Pastikan untuk menggunakan teknik fokus yang sesuai situasi dan objek yang ingin difoto. Misalnya, apabila ingin menonjolkan satu objek dan memburamkan latar belakang, dapat menggunakan teknik fokus selektif. b) Gunakan titik fokus yang tepat Banyak kamera memiliki titik fokus yang dapat dipilih oleh pengguna. Pastikan untuk memilih titik fokus secara tepat pada objek atau subjek yang ingin difoto agar kamera dapat mengatur fokus dengan akurat. c) Pastikan jarak fokus yang tepat Apabila menggunakan teknik fokus manual atau memilih titik fokus secara manual, pastikan untuk memilih jarak fokus yang tepat. Hal tersebut dilakukan agar objek atau subjek terlihat tajam dan jelas. d) Gunakan aperture yang tepat Aperture merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi kedalaman bidang fokus pada foto. Apabila ingin menampilkan kedalaman lebih luas pada foto, gunakan aperture yang lebih kecil. Sebaliknya, apabila ingin menampilkan latar belakang lebih buram, gunakan aperture yang lebih besar.
Fundamental Desain 27 e) Gunakan tripod Menggunakan tripod dapat membantu mengurangi guncangan atau goyangan pada kamera yang dapat memengaruhi fokus pada foto. Dengan demikian, fokus kamera akan terfokus. f) Perhatikan pencahayaan Pencahayaan juga memengaruhi fokus kamera. Pastikan pencahayaan pada objek atau subjek yang ingin difoto cukup baik agar kamera dapat mengatur fokus dengan lebih akurat. c. Depth of field Depth of Field (DOF) dalam fotografi merujuk pada jangkauan jarak fokus yang dapat terlihat tajam pada gambar. DOF dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti aperture (bukaan lensa), jarak subjek dengan lensa, dan panjang fokus lensa. Semakin besar aperture (f-stop kecil), semakin sempit DOF-nya. Dengan demikian, hanya subjek pada jarak tertentu saja yang akan terlihat tajam, sedangkan latar belakang akan terlihat kabur atau blur. Sebaliknya, semakin kecil aperture (f-stop besar), semakin luas DOF-nya. Dengan demikian, baik subjek maupun latar belakang akan terlihat lebih tajam. Gambar 1.31 Penerapan DoF Sumber: Doss, 2017 Jarak subjek dengan lensa juga berpengaruh terhadap DOF. Semakin jauh subjek dari lensa, semakin luas DOF-nya. Sementara itu, semakin dekat subjek dengan lensa, semakin sempit DOF-nya. Panjang fokus lensa juga dapat memengaruhi DOF. Semakin pendek fokus lensa, semakin luas DOFnya. Sementara itu, semakin panjang fokus lensa, semakin sempit DOF-nya. Umumnya, DOF dimanfaatkan untuk menciptakan efek estetika pada fotografi seperti bokeh. DOF juga penting dalam fotografi makro, potret, dan landscape. Pemilihan DOF yang tepat dapat meningkatkan kualitas dan keindahan foto. d. Pencahayaan Pencahayaan adalah salah satu faktor kunci dalam fotografi yang memengaruhi hasil akhir gambar. Pencahayaan dapat memengaruhi kontras, warna, dan kejelasan gambar. Terdapat dua jenis pencahayaan yang umum digunakan dalam fotografi yaitu pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Pencahayaan alami
PT Lini Suara Nusantara Karya Desain (Desain Komunikasi Visual) 28 merujuk pada cahaya yang berasal dari sumber alami, seperti matahari, bulan, atau bintang. Pencahayaan alami sangat populer dalam fotografi landscape dan street photography. Untuk mendapatkan hasil maksimal, fotografer dapat memilih waktu yang tepat untuk memotret seperti saat fajar atau senja untuk mendapatkan cahaya yang lembut dan indah. Pencahayaan buatan, di sisi lain, melibatkan penggunaan sumber cahaya buatan seperti lampu studio atau kilat. Pencahayaan buatan umumnya digunakan dalam fotografi studio, fashion, atau potret. Dalam pencahayaan buatan, fotografer dapat memilih jenis cahaya yang akan digunakan seperti cahaya keras atau lembut dan dapat mengatur sudut cahaya untuk menciptakan efek. Gambar 1.32 Penerapan Pencahayaan dalam Fotografi Sumber: Oktaviani, 2021 Selain jenis pencahayaan, faktor lain yang perlu diperhatikan dalam pencahayaan dalam fotografi adalah intensitas, arah, dan kualitas cahaya. Intensitas cahaya merujuk pada kekuatan cahaya yang diterima oleh objek, sedangkan arah cahaya merujuk pada sudut ketika cahaya datang. Kualitas cahaya dapat memengaruhi tekstur dan bayangan yang dihasilkan pada objek. Fotografer dapat menggunakan berbagai teknik pencahayaan dalam fotografi, seperti high key lighting, low key lighting, backlighting, fill lighting, rim lighting, atau cross lighting untuk menciptakan efek yang diinginkan pada gambar. Pemilihan teknik pencahayaan yang tepat akan memperkaya gambar dan memberikan nuansa lebih dramatis atau menarik. e. Raw processing Raw processing dalam fotografi adalah proses pengolahan gambar mentah atau raw image yang dihasilkan oleh kamera digital. Raw image adalah format file gambar yang disimpan oleh kamera digital tanpa pemrosesan tambahan oleh kamera. Ini berbeda dengan format gambar JPEG yang umumnya mengalami pemrosesan oleh kamera sebelum disimpan. Raw processing memungkinkan fotografer untuk memproses gambar mentah untuk menghasilkan gambar yang lebih baik dengan warna lebih akurat, kontras lebih baik, dan detail lebih baik. Dalam raw processing, fotografer dapat mengubah berbagai parameter, seperti kecerahan, kontras, saturasi, suhu warna, dan kejelasan. Terdapat berbagai perangkat lunak yang tersedia untuk melakukan raw processing, seperti Adobe Lightroom, Capture One, dan DxO PhotoLab. Setiap perangkat lunak memiliki antarmuka yang berbeda dan algoritma pemrosesan
Fundamental Desain 29 yang berbeda. Jadi, penting bagi fotografer untuk menemukan perangkat lunak yang sesuai kebutuhan masing-masing. Proses raw processing dapat membantu seorang fotografer untuk menghasilkan gambar yang lebih baik dan memperbaiki beberapa masalah seperti bayangan terlalu gelap atau terlalu terang, hilangnya detail karena overexposure atau underexposure, dan perubahan warna yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, raw processing menjadi hal yang penting dalam fotografi digital, terutama bagi fotografer untuk menghasilkan gambar yang lebih baik dengan kamera digital. f. Pemilihan lensa Pemilihan lensa adalah salah satu faktor penting dalam fotografi karena lensa memengaruhi perspektif, sudut pandang, dan kualitas gambar yang dihasilkan. Berikut diuraikan mengenai beberapa hal yang perlu dipertimbangkan saat memilih lensa untuk fotografi. 1) Focal length Focal length menentukan sudut pandang lensa dapat memengaruhi perspektif dan kedalaman gambar. Lensa dengan focal length yang pendek (wide angle lens) umumnya dimanfaatkan untuk memotret landscape, arsitektur, atau ruangan sempit. Sementara itu, lensa dengan focal length yang lebih panjang (telephoto lens) dimanfaatkan untuk memotret objek jauh atau untuk potret. 2) Aperture Aperture menentukan banyaknya cahaya yang masuk ke dalam lensa dan memengaruhi kedalaman bidang fokus atau depth of field. Lensa dengan aperture yang besar (kecil nomor f-stop) memungkinkan lebih banyak cahaya masuk. Hal ini membuatnya cocok untuk kondisi pencahayaan yang buruk dan dapat menciptakan background blur atau bokeh. Sementara itu, lensa dengan aperture yang kecil (besar nomor f-stop) lebih cocok untuk kondisi cahaya yang terang dan memungkinkan memiliki kedalaman bidang fokus lebih luas. 3) Stabilization Lensa dengan fitur stabilisasi gambar dapat membantu mengurangi efek blur. Hal tersebut karena guncangan tangan, terutama saat menggunakan focal length yang panjang. 4) Kualitas optik Kualitas optik lensa memengaruhi kejernihan, ketajaman, dan kontras gambar yang dihasilkan. Lensa dengan kualitas optik yang tinggi dapat menghasilkan gambar lebih jernih dan tajam. 5) Jenis kamera Lensa yang cocok untuk satu jenis kamera mungkin tidak cocok untuk jenis kamera lain. Penting untuk memastikan bahwa lensa cocok untuk jenis kamera yang digunakan. Setiap jenis fotografi memiliki kebutuhan lensa yang berbeda. Misalnya, fotografi landscape membutuhkan lensa wide angle untuk menangkap panorama yang luas, sedangkan fotografi potret membutuhkan lensa telephoto untuk memotret wajah dengan lebih jelas. Oleh karena itu, sangat penting bagi seorang fotografer untuk mempertimbangkan jenis fotografi yang ingin diambil saat memilih lensa.
PT Lini Suara Nusantara Karya Desain (Desain Komunikasi Visual) 30 2. Jenis-Jenis Fotografi Fotografi adalah seni dan praktik mengambil gambar atau foto menggunakan kamera ataupun perangkat lain yang mampu merekam citra visual. Fotografi menggabungkan pengetahuan teknis tentang pencahayaan, komposisi, fokus, dan penggunaan peralatan fotografi dengan kemampuan artistik dan estetika untuk menciptakan gambar yang menarik dan berkualitas. Fotografi dapat dijadikan sebagai hobi, profesi, atau media ekspresi kreatif yang dapat menghasilkan karya seni memukau. Dalam perkembangan teknologi, fotografi juga semakin berkembang dan dilengkapi dengan berbagai fitur serta perangkat lunak yang memudahkan para fotografer dalam menghasilkan karya-karya lebih baik. Berikut dijelaskan mengenai jenis-jenis dari fotografi yang umum digunakan. a. Potret Fotografi potret atau portrait photography adalah jenis fotografi yang fokus pada pemotretan subjek manusia, terutama wajah dalam berbagai pose dan pencahayaan. Tujuan dari fotografi potret adalah menangkap kepribadian dan karakter subjek serta menghasilkan gambar yang menarik secara visual dan estetis. Fotografer potret umumnya menggunakan lensa dengan panjang fokus sesuai, pencahayaan tepat, dan teknik pengambilan gambar yang menonjolkan subjek dalam berbagai pose menarik. Fotografi potret dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, seperti untuk portofolio, majalah, media sosial, keluarga, atau keperluan bisnis (di industri fashion dan advertising). Gambar 1.33 Fotografi Potret Sumber: Aurelia, 2020 b. Arsitektur Fotografi arsitektur adalah jenis fotografi yang fokus pada pengambilan gambar bangunan dan struktur arsitektur. Tujuannya adalah menangkap keindahan, detil, dan arsitektur suatu bangunan atau struktur. Selain itu, tujuannya untuk menghasilkan gambar yang menarik secara visual dan estetis. Fotografer arsitektur umumnya menggunakan lensa yang memiliki sudut pandang lebar atau ultra-lebar untuk menangkap seluruh bangunan dan lingkungannya.
Fundamental Desain 31 Fotografer arsitektur juga menggunakan teknik perspektif yang tepat untuk menampilkan bentuk dan proporsi bangunan dengan akurat. Pencahayaan juga menjadi faktor penting dalam fotografi arsitektur karena dapat memengaruhi tampilan bangunan atau struktur pada gambar. Fotografi arsitektur umumnya untuk dokumentasi bangunan, pameran arsitektur, dan iklan properti. Gambar 1.34 Fotografi Arsitektur Sumber: Namira, 2019 c. Produk Fotografi produk adalah jenis fotografi yang fokus pada pengambilan gambar produk atau barang dagangan untuk keperluan pemasaran atau promosi. Tujuannya untuk menampilkan produk dengan cara yang menarik, detail, dan akurat sehingga dapat meningkatkan minat dan kepercayaan pelanggan pada produk tersebut. Fotografer produk umumnya menggunakan pencahayaan studio, background secara tepat, serta teknik pengambilan gambar yang menonjolkan fitur dan detail produk secara maksimal. Fotografi produk dapat dimanfaatkan untuk berbagai jenis produk, mulai dari makanan, kosmetik, pakaian, dan aksesoris. Gambar produk yang menarik dan berkualitas tinggi dapat membantu meningkatkan penjualan, meningkatkan citra merek, dan menarik minat pelanggan potensial. Gambar 1.35 Penerapan untuk Fotografi Produk Sumber: Rizeki, 2022
PT Lini Suara Nusantara Karya Desain (Desain Komunikasi Visual) 32 3. Penggunaan Fotografi pada Desain Fotografi dalam desain dapat merujuk pada berbagai hal bergantung pada konteksnya. Secara umum, fotografi dapat menjadi bagian penting dari proses desain, baik sebagai sumber inspirasi atau sebagai elemen visual dalam desain itu sendiri. Sebagai sumber inspirasi, fotografi dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan ide dan konsep desain, terutama dalam desain visual dan grafis. Fotografi dapat memberikan pandangan dan sudut pandang yang unik terhadap objek, lingkungan, atau situasi tertentu yang dapat diadaptasi ke dalam desain. Sebagai elemen visual dalam desain, fotografi dapat dimanfaatkan untuk memberikan tampilan yang menarik dan menambahkan dimensi visual pada desain. Fotografi dapat digunakan dalam berbagai jenis desain, termasuk desain grafis, desain produk, desain interior, dan arsitektur. Fotografi juga dapat digunakan dalam desain web dan media sosial untuk menarik perhatian pengunjung dan meningkatkan keterlibatan. Dalam konteks desain, fotografi juga dapat untuk dokumentasi atau dokumentasi visual, misalnya dalam hal fotografi dokumentasi proyek arsitektur atau dokumentasi visual produk sebelum dirilis ke pasar. Dalam hal ini, fotografi dapat membantu desainer untuk memperbaiki dan memperbaiki desain berdasarkan hasil dokumentasi visual. Fotografi merupakan bagian penting dari desain, terutama dalam desain grafis dan desain web. Beberapa cara penerapan fotografi dalam desain diuraikan sebagai berikut. a. Visualisasi produk Fotografi produk dapat membantu memvisualisasikan produk secara lebih baik. Dalam desain grafis, fotografi produk dapat digunakan dalam brosur, katalog, poster, dan iklan untuk menampilkan produk secara menarik. b. Desain web Fotografi dapat menjadi elemen penting dalam desain web. Gambar yang menarik dapat menarik perhatian pengunjung dan meningkatkan pengalaman pengguna. Fotografi juga dapat membantu memperjelas pesan atau tujuan dari website. c. Komunikasi visual Fotografi dapat menjadi alat yang efektif untuk mengomunikasikan pesan dalam desain. Sebuah foto dengan kualitas baik dapat membuat pesan yang ingin disampaikan lebih mudah dimengerti oleh pengguna. d. Identitas merek Fotografi dapat membantu membangun identitas merek yang kuat. Gambar yang konsisten dan terkait dengan merek dapat membantu merek menjadi lebih mudah dikenali dan diingat oleh pelanggan. e. Desain editorial Fotografi juga dapat digunakan dalam desain editorial, seperti majalah, buku, dan koran. Gambar dapat membantu membawa cerita atau artikel menjadi lebih menarik dan mudah dimengerti oleh pembaca. 4. Pengolahan Foto Pengolahan foto adalah proses manipulasi dan modifikasi gambar digital menggunakan perangkat lunak atau aplikasi komputer untuk menghasilkan hasil yang diinginkan. Pengolahan foto dapat mencakup berbagai tindakan, seperti retouching, cropping, color correction, penyesuaian exposure, kontras, dan saturasi. Pengolahan foto umumnya dilakukan oleh fotografer, desainer grafis, dan pengguna
Fundamental Desain 33 umum yang ingin memperbaiki atau meningkatkan kualitas foto. Pengolahan foto juga umum digunakan untuk keperluan bisnis, seperti branding, pemasaran, dan promosi produk. Dalam dunia digital, pengolahan foto telah menjadi hal yang sangat penting karena foto adalah media visual paling umum untuk berkomunikasi dan berbagi informasi. Berikut akan dijelaskan mengenai hal-hal yang umumnya dilakukan oleh seorang editor dan fotografer dalam melakukan pengolahan gambar atau foto. a. Pemilihan dan pengolahan warna Pemilihan dan pengolahan warna sangat penting dalam pengolahan foto karena warna dapat memberikan dampak besar pada kesan visual dan emosional yang disampaikan oleh foto. Berikut diuraikan mengenai beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan dan pengolahan warna dalam pengolahan foto. 1) Pemilihan warna yang tepat Sebelum memulai proses pengolahan foto, penting untuk memikirkan warna yang ingin ditampilkan dalam foto. Warna yang tepat dapat memberikan kesan lebih tajam dan memikat pada foto, sedangkan warna yang salah dapat merusak kesan keseluruhan. Contohnya, foto dengan warna-warna yang cerah dan hidup dapat memberikan kesan positif dan ceria, sedangkan foto dengan warna-warna yang redup dapat memberikan kesan lebih misterius dan gelap. 2) Menentukan skema warna yang konsisten Setelah memilih warna dengan tepat, penting untuk memastikan bahwa skema warna yang dipilih konsisten di seluruh foto. Hal ini dapat dicapai dengan mengubah nada dan saturasi warna yang sama pada semua foto. 3) Penggunaan kontras Kontras adalah perbedaan antara warna gelap dan terang dalam foto. Penggunaan kontras yang tepat dapat memberikan kesan lebih tajam dan jelas pada foto. 4) Penggunaan saturasi Saturasi merujuk pada kecerahan warna dalam foto. Penggunaan saturasi yang tepat dapat membuat foto terlihat lebih hidup dan menarik perhatian. 5) Menentukan kelengkungan Kelengkungan merujuk pada bentuk kurva pada gambar warna. Penggunaan kelengkungan yang tepat dapat memberikan kesan lebih lembut dan alami pada foto. 6) Mengatur exposure Exposure merujuk pada jumlah cahaya yang masuk ke dalam foto. Pengaturan exposure yang tepat dapat memberikan kesan lebih terang atau gelap pada foto. Dalam pengolahan warna pada foto, terdapat beberapa teknik pengolahan warna yang umumnya digunakan, seperti color balance, hue atau saturation, levels, dan curves. Teknik-teknik ini dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki kesalahan warna pada foto atau menghasilkan efek warna yang diinginkan.
PT Lini Suara Nusantara Karya Desain (Desain Komunikasi Visual) 34 b. Retouching Retouching adalah salah satu teknik dalam pengolahan foto yang bertujuan memperbaiki atau memperindah foto. Retouching dapat dilakukan menggunakan software pengolahan foto seperti Adobe Photoshop dan Lightroom. Berikut dijelaskan mengenai beberapa teknik retouching dalam pengolahan foto yang umum digunakan. 1) Menghilangkan noda atau bintik pada foto dimanfaatkan untuk menghapus noda atau bintik pada foto menggunakan clone stamp tool atau healing brush tool. 2) Mencerahkan atau mempergelap foto dimanfaatkan untuk mengatur exposure pada foto agar terlihat lebih terang atau gelap menggunakan brightness, contrast, atau levels adjustment. 3) Memperbaiki detail pada foto dimanfaatkan untuk memperbaiki detail yang terlihat kurang jelas pada foto, seperti rambut, kulit, atau objek kecil lainnya menggunakan dodge and burn tool atau selective color. 4) Menghapus objek pada foto dimanfaatkan untuk menghilangkan objek yang tidak diinginkan pada foto menggunakan content-aware fill atau patch tool. 5) Membuat efek blur atau bokeh dimanfaatkan untuk memberikan efek blur pada background foto atau membuat efek bokeh pada foto menggunakan lens blur atau gaussian blur. 6) Meningkatkan warna pada foto dimanfaatkan untuk meningkatkan saturasi warna pada foto menggunakan hue/saturation adjustment atau color balance. D. Tipografi Pada umumnya, tipografi termasuk elemen desain yang sangat berperan penting dalam menunjang keberhasilan desain untuk berkomunikasi dengan masyarakat. Dalam desain komunikasi visual, tipografi disebut dengan visual language. Artinya, tipografi merupakan bahasa yang dapat dilihat. Oleh karena itu, tiprografi menjadi salah satu sarana untuk menerjemahkan kata-kata terucap ke halaman yang dapat dibaca. Disadari maupun tidak, manusia selalu berhubungan dengan tipografi setiap hari, bahkan setiap saat. Hal tersebut karena tipografi berperan dalam mengomunikasikan ide atau informasi dari halaman tersebut ke pengamat. Contohnya, dalam kehidupan sehari-hari seseorang umumnya menemukan merek-merek barang yang memiliki unsur tipografi. Jadi, apabila tipografi ini tidak diperhatikan, akan memengaruhi keindahan desain sehingga kurang komunikatif. Untuk membuat desain yang indah dan berkomunikasi, harus melibatkan tipografi. Hal ini karena tipografi memengaruhi susuan hirarki dan keseimbangan karya desain. Tipografi dapat dikatakan sebagai ilmu yang mempelajari bentuk huruf, angka, dan tanda baca. Namun, tidak dilihat sebagai simbol dari suara, melainkan sebagai suatu bentuk desain. Misalnya, huruf “I” tidak hanya terbaca sebagai huruf “I”, tetapi juga sebagai bentuk tegak lurus ke atas yang dapat memengaruhi bidang suatu design. Penempatan huruf “I” oleh desainer dapat memengaruhi legibilitas dan keseimbangan karya desain tersebut. Seorang desainer harus dapat mengetahui bentuk type yang menunjang arah desain dan meramalkan reaksi dari pengamatnya.
Fundamental Desain 35 Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa tipografi adalah seni atau teknik menyusun huruf, angka, tanda baca, bahkan teks yang jelas, mudah dibaca, serta menarik secara visual bagi pembacanya. Jadi, penggunaan desain tipografi dalam sebuah karya desain komunikasi visual ini untuk memperkuat keberhasilan karya tersebut dalam berkomunikasi. Namun, dapat juga menjatuhkan kualitas desain apabila tidak dipergunakan dengan tepat. 1. Prinsip Tipografi Pada umumnya, tipografi memiliki prinsi yang dapat memengaruhi keberhasilan suatu desain. Prinsip tersebut, yaitu legibility, clarity, visibility, dan readibility yang dijabarkan sebagai berikut. a. Legibility Pada desain tipografi, legibility berarti kualitas huruf atau teks yang mudah untuk dibaca atau tidak. Tingkat keterbacaan ini bergantung pada ukuran, penataan, dan anatomi huruf itu sendiri dalam teks. Jadi, prinsip ini harus dipahami seorang desainer agar desain tipografi mudah dimaknai oleh semua orang. b. Clarity Agar suatu karya desain dapat berkomunikasi dengan pengamatnya, informasi yang disajikan harus mudah dipahami pengamatnya. Oleh karena itu, seorang desainer harus menggunakan huruf-huruf yang mudah dibaca dan dimengerti oleh pengamat yang dituju dalam karya desainnya. Kemampuan huruf-huruf ini disebut sebagai clarity. c. Visibility Visibility adalah kemampuan suatu huruf, kata, atau kalimat dalam suatu karya desain komunikasi visual dapat terbaca dalam jarak baca tertentu. Penerapan prinsip ini umumnya pada papan iklan. Papan iklan harus menggunakan fonts yang cukup besar sehingga dapat terbaca pada jarak tertentu. Setiap karya desain memiliki suatu target jarak baca dan huruf-huruf yang digunakan dalam desain tipografi tersebut harus dapat dibaca agar informasi tersampaikan. d. Readibility Pada prinsip readibility ini, penggunaan huruf harus memperhatikan hubungan antarhuruf yang lain agar terlihat jelas. Penggabungan antara huruf dengan huruf, baik untuk membentuk suatu kata atau kalimat, harus diperhatikan. Namun, umumnya jarak antarhuruf tidak dapat diukur, tetapi harus dilihat dan dirasakan. Ketidaktepatan penggunaan spasi mempersulit pembaca dalam menemukan suatu keterangan sehingga informasi yang disampaikan pada suatu desain komunikasi visual terkesan kurang jelas. Apabila huruf-huruf yang digunakan sudah cukup legible, tetapi pembaca merasa cepat lelah dan kesulitan membaca dengan lancar, teks tersebut dapat dikatakan tidak readible. 2. Jenis-Jenis Tipografi Tipografi dapat diartikan sebagai sebuah seni, tetapi juga dapat disebut teknik pemilihan dan penataan huruf. Berikut diuraikan mengenai jenis-jenis tipografi. a. Serif Salah satu tipografi yang umum digunakan karena huruf paling klasik adalah Serif. Serif memiliki garis tipis menyerupai sirip pada lengan atau ujung kaki huruf. Adapun gaya huruf Roman dan Bodoni termasuk jenis Serif. Huruf Roman umumnya memiliki keterbacaan tinggi karena tebal tipisnya tidak terlalu terlihat. Contonya, Times New Roman, Garamond, dan Baskerville. Adapun
PT Lini Suara Nusantara Karya Desain (Desain Komunikasi Visual) 36 huruf Bodoni memiliki ciri ketebalan dan ketipisan yang lebih tegas. Jadi, saat membaca serangkaian huruf serif ini akan terkesan klasik dan luwes. Gambar 1.36 Huruf Serif Sumber: Ayu Sarwendah b. Sans serif Kata “sans” berarti tanpa sehingga Sans Serif menunjukkan ketiadaan bentuk Serif pada huruf. Huruf ini muncul pada pertengahan abad ke-19. Sans Serif umumnya memiliki tampilan yang simpel, tetapi memiliki keterbacaan yang cepat. Apabila menggunakan huruf ini, akan memberikan kesan simpel, bersih, efisien, modern, dan familier dalam berbagai visual yang ditemui sehari-hari. Saat ini, hampir semua tampilan antarmuka layar digital menggunakan Sans Serif, termasuk saat menulis teks paragraf panjang. Tipografi ini merupakan bentuk modern dari Roman. Contoh kelompok dari Sans Serif yang terkenal, yaitu Arial, Gill Sans, dan Lucida Sans. Gambar 1.37 Huruf Sans Serif Sumber: Ayu Sarwendah c. Display Display/dekoratif adalah jenis tipografi yang muncul pertama kali sekitar abad 19 untuk pembuatan periklanan. Jenis display cenderung beragam sehingga pilihan variasi hurufnya banyak dan berbeda satu sama lain. Kesan tertentu dapat dipahami oleh pembaca saat melihat huruf bergaya display atau dekoratif ini. Jenis ini umumnya dikenal sebagai font display atau font ornamental. Huruf ini memiliki ciri ornamental yang tinggise sehingga cocok digunakan sebagai tagline atau judul. Namun, hal tersebut membuat huruf ini tidak cocok apabila digunakan sebagai badan teks karena sulit untuk dibaca. Untuk saat ini, display masih dimanfaatkan untuk membuat sertifikat, piagam, dan ijazah. Contoh jenis display atau dekoratif, yaitu Joker, Magneto, Walt Disney, dan Birthday Font.
Fundamental Desain 37 Gambar 1.38 Huruf Display/Dekoratif Sumber: Ayu Sarwendah d. Script Script merupakan jenis tipografi yang mirip dengan tulisan tangan tradisional sehingga memberikan kesan estetik dari suatu karya desain. Adapun karena bentuknya yang menyerupai huruf tegak bersambung dengan variasi tebal tipis di setiap huruf, harus digunakan secara hati-hati. Jadi, script jarang digunakan pada tulisan yang panjang karena sulit dibaca. Contoh penggunaan script yaitu saat membuat judul sertifikat dengan membuat lebih besar di bagian atas atau memadukan huruf pertama kapital dan huruf kecil untuk sisanya. Oleh karena itu, jenis ini memiliki kesan mewah dan akrab. Jenis topografi script antara lain Mistral, Monotype, Brush Script, dan Edwardian Script. Gambar 1.39 Huruf Script Sumber: Ayu Sarwendah 3. Anatomi Huruf Anatomi huruf merupakan aspek fisik yang dimanfaatkan untuk menganalisis suatu bentuk huruf dalam tulisan atau desain. Gambar 1.40 Anatomi Huruf Sumber: Rozisenirupa, 2019