The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku pengayaan menulis cerita pendek karya Bunga Faizatul Anggraeni

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by bungafaizara.151, 2022-03-29 02:31:19

Buku Pengayaan Menulis Cerita Pendek

Buku pengayaan menulis cerita pendek karya Bunga Faizatul Anggraeni

Keywords: buku pengayaan,cerita pendek,siswa SMP

ASYIKNYA MENULIS CERITA PENDEK
Meneladani Nilai Religius untuk Bertoleransi dalam Cerita Pendek

Hak Cipta @2017 pada Penulis

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang
Dilarang menjiplak atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku

ini tanpa izin dari penulis

Bunga Faizatul Anggraeni
ASYIKNYA MENULIS CERITA PENDEK
Meneladani Nilai Religius untuk Bertoleransi dalam Cerita Pendek

Semarang, 2017
vii+86 hlm; 18,2 cm x 25,7 cm

PRAKATA

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kepada Tuhan Yang
Maha Agung atas segala anugerah dan limpahan kebahagiaan yang
penulis nikmati dalam setiap waktu. Terima kasih kepada keluarga dan
sahabat yang selalu memberikan motivasi. Tak lupa Bapak Ibu Dosen
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Semarang,
khususnya Dra. Nas Haryati Setyaningsih, M.Pd. dan U‟um Qomariyah,
S.Pd., M.Hum. yang telah memberikan bimbingan sehingga penulis
dapat menyelesaikan buku berjudul “ASYIKNYA MENULIS CERITA
PENDEK, Meneladani Nilai Religius untuk Bertoleransi dalam Cerita
Pendek” dengan baik.

Banyak buku yang membahas mengenai cerita pendek, tetapi
sedikit yang mengintegrasikan dengan nilai karakter. Buku pengayaan ini
menampilkan muatan nilai religius untuk menumbuhkan sikap toleransi
bagi pembaca. Pengembangan nilai religius tidak hanya membangun
kedekatan dengan Tuhan tetapi juga membangun kehidupan yang lebih
baik dengan sesama dan lingkungan alam. Khususnya dalam hubungan
dengan sesama, diharapkan manusia dapat saling menghormati dan
menghargai perbedaan agar tercapai tujuan sikap hidup saling toleran dan
tidak timbul perpecahan.

Dewasa ini, permasalahan yang sering terjadi yaitu masalah
perbedan keyakinan. Perbedaan keyakinan menjadi pencetus perpecahan
dan menimbulkan kekerasan. Oleh sebab itu, salah satu nilai yang perlu
ditanamkan dan dikenalkan kepada pembaca adalah nilai religius.

ASYIKNYA MENULIS CERITA PENDEK | iii

Melalui pengembangan nilai religius, pembaca dapat mempelajari sikap-
sikap positif dan mengambil pembelajaran untuk kepribadiannya.

Selain sebagai upaya menanamkan sikap positif bagi pembaca,
buku ini dapat digunakan sebagai penunjang dalam keterampilan menulis
cerita pendek. Sistematika dan sajian dalam buku ini diupayakan
sedemikian rupa agar menjadi paduan yang sederhana, praktis dan dapat
dipelajari secara mandiri oleh pembaca sehingga bisa langsung
diaplikasikan dalam kegiatan pengembangan bahan belajar mandiri.

Penulis menyadari bahwa terdapat kekurangan dalam penulisan
buku ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan demi tercapainya perubahan yang lebih baik. Semoga
bermanfaat!

Semarang, November 2017

Penulis

iv | ASYIKNYA MENULIS CERITA PENDEK

DAFTAR ISI

PRAKATA....................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................... v
PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU............................................ vi
PETA KONSEP............................................................................... viii
BAB 1: MENGENAL CERITA PENDEK...................................... 1
2
PENGERTIAN CERITA PENDEK............................................ 8
UNSUR PEMBANGUN CERITA PENDEK............................. 30
RANGKUMAN...........................................................................
BAB 2: MENELADANI NILAI RELIGIUS UNTUK 32
BERTOLERANSI........................................................................... 33
37
PENGERTIAN NILAI............................................................. 38
NILAI RELIGIUS..................................................................... 43
UNSUR NILAI RELIGIUS...................................................... 45
RANGKUMAN........................................................................ 46
BAB 3: MENULIS CERITA PENDEK BERNILAI RELIGIUS.... 47
MENULIS CERITA PENDEK................................................. 76
TAHAPAN MENULIS CERITA PENDEK............................. 78
RANGKUMAN........................................................................ 81
MARI INGAT KEMBALI! ............................................................ 87
GLOSARIUM.................................................................................. 88
DAFTAR PUSTAKA......................................................................
PROFIL PENULIS...........................................................................

ASYIKNYA MENULIS CERITA PENDEK | v

PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU

Sebelum kamu mulai belajar, coba pahami
terlebih dahulu peta konsep pada buku ini.
Peta konsep akan membantumu untuk
mengetahui hal apa saja yang akan kamu
pelajari pada buku ini.

Mulailah pelajari Bab 1 yang berisi materi
tentang cerita pendek. Melalui Bab 1 ini
kamu akan diajak untuk mengenal cerita
pendek.

Pelajari juga Bab 2! Pada Bab 2 ini kamu
akan diajak untuk mempelajari nilai religius.
Nilai religius merupakan nilai yang dapat
menumbuhkan sikap toleransimu.

vi | ASYIKNYA MENULIS CERITA PENDEK

Setelah mempelajari materi cerita pendek
dan nilai religius, pada Bab 3 kamu akan
diajak untuk berlatih menulis cerita
pendek.

Jika sudah selesai
mempelajari semua materi,
bacalah rangkuman dan
lakukanlah refleksi untuk
menambah wawasanmu.

Bacalah bagian glosarium jika kamu
menemukan kata-kata sukar!

ASYIKNYA MENULIS CERITA PENDEK | vii

PETA KONSEP

BAB 1
Mengenal Cerita Pendek

Pengertian Cerita Pendek
Unsur Pembangun Cerita Pendek

BAB 2
Meneladani Nilai Religius untuk Bertoleransi

Pengertian Nilai
Nilai Religius
Unsur Nilai Religius

BAB 3
Menulis Cerita Pendek Bernilai Religius

Menulis Cerita Pendek
Tahapan Menulis Cerita Pendek

viii | ASYIKNYA MENULIS CERITA PENDEK

BAB
1

PENGERTIAN CERITA PENDEK

Apa itu cerita pendek?

Tentunya kamu sudah tidak asing lagi dengan cerita pendek. Sebelum
menjawab pertanyaan tersebut, bacalah cerpen yang berjudul “Sam, Soe,
Emak” berikut ini!

Sam, Soe, Emak
Karya Wina Bojonegoro

Ilustrasi: Pata Areadi
SAM duduk memandang gerai kopi merek impor di hadapannya.
Aroma kopi yang dicampur susu dan krim berbusa menggerayangi
hidungnya. Lelaki 29 tahun itu menelan kembali air liurnya. Cukup lama
perjuangan ini, sejak petugas Bandara Halim mengumumkan pesawat
mengalami keterlambatan dengan alasan operasional. Aroma ikan asin
atau sambal boleh lewat, tapi aroma kopi? Malaikat tak pernah mengikat
setan yang bersembunyi di balik gerai kopi di bulan puasa.
Sam menggengggam erat botol air mineral yang ia beli pada
tukang asongan di luar bandara. Pesan bosnya, jangan membeli apa pun
di bandara, kalau tak ingin dompetmu jebol. Maka, cukuplah ini sebagai
sarana berbuka puasa, sebotol air mineral yang tak dingin lagi. Ia ingin
melupakan kopi sialan itu, yang memasang banderol Rp 40 ribu dalam
ukuran kecil, tapi toh orang-orang berdiri mengantre untuk
2 | ASYIKNYA MENULIS CERITA PENDEK

mendapatkannya. Barangkali gaya, itulah sisi lain selain rasa yang hanya
sampai di tenggorokan.

Di sebelah kiri Sam, duduk seorang perempuan berusia sekitar 40-
an dengan bluetooth terpasang di telinga, cincin sebesar kemiri terpajang
di beberapa jemarinya. Gelang emas bergemerincing di tangan kanan,
sedangkan tangan kiri terpasang jam tangan emas dalam ukuran lebar
mencolok. Sam menduga perempuan itu seorang hakim, atau bisa jadi
jaksa, mendengar percakapan yang sengaja tak disembunyikan. Ada kata-
kata sidang, saksi, penuntut umum, terdakwa, pertemuan permulaan, dan
kalimat yang suaranya direndahkan adalah: Ini mau Lebaran, kita harus
tahu diri, mereka butuh mudik dan pengeluaran ekstra. So, ini
kesempatan baik. Sam teringat film Devil Advocate.

Di sebelah kanan Sam, lelaki bernama Awuy. Ia sedang menelepon
seseorang: “Selamat sore Pak, saya Awuy. Ya Pak, saya akan terbang ke
Surabaya. Saya sudah siapkan semuanya seperti janji saya, sudah diatur
staf saya di sana. Ya Pak. Siap Pak. Beres. Eh, ehmmm untuk proyek
selanjutnya bisakah kita selesaikan SPKnya sebelum Bapak cuti Lebaran?
Wah, sip, sip, terima kasih Pak Don. Selamat sore. Sampai jumpa di
Surabaya.”

Persis di depan Sam, seorang perempuan berusia tiga puluhan
sibuk membaca gawai. Cepol di bagian belakang kepalanya begitu tinggi
menyerupai punuk unta, ditutup dengan kerudung kerlap-kerlip
menyilaukan mata. Sepatu hak tingginya sempat membuat Sam khawatir,
apakah dia mampu menggeret dan mengangkat koper saat naik tangga
pesawat? Make up tebalnya nyaris menyaingi boneka plastik di gerai-gerai
busana. Tak bisakah perempuan tampil sederhana apa adanya, seperti Bu
Soe? Pikir Sam geram.

Menurut Bu Soe, cantik itu tak harus berlebihan. Less is beautiful
katanya. Bu Soe make up-nya hanya pensil alis, eyeliner, dan lipstik samar.

“Kau naik apa saat mudik nanti, Sam?” Sam tak segera menjawab.

Ia masih belum memutuskan apakah mudik atau tidak. Ia telah menjual
sepeda motor satu-satunya sebagai tambahan uang muka rumah tipe 21 di
Bekasi. Sepeda motor yang bertahun-tahun menemaninya mudik ke
Bojonegoro setiap Lebaran. Ia bersama ribuan perantau mengadu nasib
dengan menyusuri pantura selama 24 jam, melintasi kejamnya jalanan.

ASYIKNYA MENULIS CERITA PENDEK | 3

Mengharapkan posko-posko Lebaran dapat meredakan haus di sepuluh
hari terakhir puasa.

Beberapa pemudik nekat mokel puasa demi mudik darat.
Beberapa tetap puasa dan berjejal menghirup debu jalanan bersama
ribuan pemotor. Tak sedikit pemotor yang menambahkan bagian depan
atau belakang sebagai bagasi ekstra, sekadar menampung anak-anak
mereka dan barang bawaan. Untunglah Sam sendirian, belum berani
menikah. Ia menikmati jalanan sendirian bertahun-tahun, melaju dari
Jakarta ke Bojonegoro, melintasi Cirebon, Pekalongan, Semarang, Lasem,
Rembang, Tuban, lalu masuk wilayah kelahirannya, Baureno. Tahun ini
Sam tak berencana mudik. Motor itu telah berubah menjadi rumah tipe 21
di Bekasi.

“Saya mungkin tidak mudik, Bu.” Jawab Sam saat bosnya yang kalem itu
bertanya lagi.

“Lho kok aneh? Bukankah kalian harus mengikuti ritual Lebaran?”

“Bukan wajib sih, Bu. Mudik kan tradisi.”

“Tapi sudah jadi budaya nasional. Lagi pula, ibumu pasti menunggu.”

“Sedang prihatin, Bu. Saya anu… Baru saja membayar uang muka rumah
di Bekasi.”

“Wow! Luar biasa.” Bu Soe tampak gembira beneran, tidak basa-basi.

“Hanya tipe 21 kok Bu.”

“Tapi kan rumah, bukan apartemen yang tidak punya halaman.”

Sam, kurir kantor berpenghasilan UMR itu sudah empat tahun
menjadi staf Bu Soe. Boleh dibilang ia anak kesayangan sehingga diam-
diam Bu Soe sering memberinya tip. Sam ramah, banyak senyum, sopan,
dan tidak merokok. Bu Soe jatuh hati sebab anak itu tak pernah meleset
menjalankan tugas mengantar surat, nota, dan barang apa pun.

“Baguslah kamu tidak merokok, Sam. Biaya rokok sehari 15.000 bisa jadi
makan malam kamu kan? Kalau ditabung sebulan bisa 450.000, buat
nyicil motor bisa tuh.” Demikian Bu Soe berkomentar saat awal-awal
bertugas di kantor ini, kantor bank swasta dengan gedung menjulang 30
lantai di segitiga emas Jakarta.

4 | ASYIKNYA MENULIS CERITA PENDEK

Azan magrib berkumandang di Bandara Halim, Sam segera
mereguk air mineral di genggamannya. Betapa ingin ia mereguk aroma
kopi gurih di gerai sialan itu. Namun, 40.000 adalah angka yang fantastis.
Tidak! Sam melenguh. Setelah salat magrib di musala kecil yang uyel-
uyelan, Sam terselamatkan oleh suara panggilan masuk pesawat. Ia
berdiri segera, berbaris menuju gerbang 6, menyiapkan KTP,
menggenggam erat boarding pass-nya. Debar dadanya adalah dentam
jantung yang menandai kecemasan. Ini kali pertama ia terbang. Ada
kegembiraan. Juga ketakutan. Akankah selamat melampaui 1 jam 20
menit dari Halim menuju Juanda?

Semua orang membawa bagasi besar-besar, termasuk yang dibawa
masuk ke kabin. Tidak begitu dengan Sam. Ia hanya membawa ransel dan
jaket. Ransel pun hanya berisi bajunya sendiri serta baju muslim hadiah
Lebaran buat Emak, yang dibelinya di pasar Tanah Abang dengan cara
berdesak-desakan. Ia terheran-heran, dari mana datangnya semua uang
sehingga jutaan orang berbelanja di pasar grosir itu? Yang lebih heran
lagi, apakah setiap orang wajib berbelanja sebelum Lebaran seperti
dirinya? Ini hanya untuk Emak. Dirinya sendiri tidak.

Pesawat penuh. Tak ada kursi kosong. Berarti Indonesia ini negeri
yang kaya, renung Sam. Tak mungkin orang miskin seperti dirinya bisa
naik pesawat yang harganya sama dengan gajinya sebulan. Kalau bukan
karena Bu Soe…

“Sam, pinjam KTP-mu dong.”

“Buat apa Bu?” Sam heran.

“Buat issued tiket. Kamu mau mudik kapan?” Sam terlongo-longo.

“Jangan khawatir Sam. Aku menyumbang kamu tiket PP Jakarta-
Surabaya-Jakarta. Selama kalian puasa, aku kan ikut puasa, walaupun aku
bukan muslim. Itung-itung buat jaga kesehatan. Nah uang makan dan
uang ngopiku yang biasanya sehari 100 ribu, aku kumpulkan. Cukup deh
buat kamu mudik.“

Sam serasa tersengat listrik. Ia berdiri gagu. Mulutnya mengaga,
namun tak bisa bicara. Jadi, penerbangannya yang pertama untuk mudik
ini dipersembahkan oleh Bu Soe, yang notabene bukan muslim. Bu Soe
yang ikut berpuasa atas nama toleransi. Bu Soe yang menabung uang
ngopi dan makan siangnya untuk memulangkan Sam. Saat itu juga Sam

ASYIKNYA MENULIS CERITA PENDEK | 5

ingin menangis. Namun perempuan itu bergaya sok ceria dengan
mengatakan: Gak usah sentimental kamu Sam. Kaya sinetron saja.

Sam tersenyum mengenang percakapan hari itu. Malaikat
memang tak bersayap. Kadang juga tak berjubah. Mendarat di Bandara
Juanda, Sam takjub tak henti-henti. Ribuan orang hilir-mudik, datang dan
pergi. Semua dengan barang-barang bawaan tambun. Oleh-oleh? Demi
kebahagiaan keluarga? Simbol kemakmuran? Ia naik bus DAMRI menuju
Bungurasih. Kenyataan yang sama ia temukan. Terminal itu menjadi
lautan manusia. Semua berdesakan, berebut ingin pulang. Saling sikut.
Saling gencet. Saling seruduk. Ada yang mengumpat. Ada yang bermandi
keringat. Bau kentut, minyak gosok, ketiak, kaus kaki busuk, semuanya
ada. Ini sudah malam, tapi terminal tak mengenal jam. Demi apa? Tiga
jam kemudian barulah ia naik bus jurusan Cepu. Ternyata Jakarta-
Surabaya lebih ‘dekat’ jika dibandingkan dengan Surabaya-Bojonegoro.

Tiba di Baureno, menumpang ojek, sampailah ia di kampung
halaman yang mewah alias mepet sawah. Sam memeluk Emak erat-erat.
Air mata hampir tumpah. Lalu disodorkannya baju Lebaran itu dengan
wajah berseri-seri. Emak mematung, hanya tersenyum.
“Sam, untuk apa baju baru? Emak sudah tua, tidak butuh baju baru.”
“Tapi ini Lebaran, Mak.”
“Mbok pikir Makmu ini anak-anak? Mak malah mengira kamu tak pulang,
Le. Ngeri melihat berita di TV. Dari mana saja orang-orang itu, tumpah
ruah mau mudik. Kecelakaan di mana-mana. Hih…daripada menyabung
nyawa buat mudik, mbok telepon saja minal aidin-nya. Toh mudik bisa
kapan saja, ndak harus Lebaran. Wong mudik itu kita yang bikin. Ndak
ada di Quran dan hadis.”
Sam merasa diremas-remas dadanya. Ia teringat Bu Soe… (*)

(Media Indonesia, 03 Juli 2016)

6 | ASYIKNYA MENULIS CERITA PENDEK

Setelah membaca cerpen “Sam, Soe, Emak”, apa yang kamu
pikirkan tentang cerita pendek? Menurutmu, apa yang dimaksud dengan
cerita pendek? Guna membantumu, mari perhatikan pengertian cerita
pendek menurut beberapa ahli berikut ini.

Sudjiman (Ed.) dalam Nuryatin (2010:2-4) menyatakan
bahwa cerita pendek adalah kisahan pendek (kurang dari
10.000 kata) yang dimaksudkan memberikan kesan tunggal
yang dominan; cerita pendek memusatkan diri pada satu
tokoh dalam situasi pada satu ketika.

Baribin (1985:49) menambahkan bahwa cerpen
menyuguhkan kebenaran yang diciptakan, dipadatkan,
digayakan, dan diperkokoh oleh kemampuan imajinasi
pengarangnya.

Menurut Kosasih (2014:111) pada umumnya, cerita pendek
merupakan cerita yang habis dibaca sekitar sepuluh menit atau
setengah jam. Jumlah katanya sekitar 500-5.000 kata. Cerita
pendek bertema sederhana dan latarnya meliputi ruang lingkup
yang terbatas, tokoh yang dimunculkan hanya beberapa orang.

Berdasarkan beberapa Jadi, cerita pendek adalah salah
pengertian cerita pendek satu jenis karya sastra fiksi yang
tersebut, bisakah kamu berwujud cerita dengan tulisan
simpulkan apa yang pendek, memberikan kesan
dimaksud dengan cerita tunggal karena melibatkan
pendek? sedikit tokoh, alur, dan latar serta
memusatkan pada suatu situasi
atau satu konflik sehingga
masalah yang timbul dapat
teratasi atau dianggap selesai.

ASYIKNYA MENULIS CERITA PENDEK | 7

UNSUR PEMBANGUN CERITA PENDEK

Setelah mengetahui pengertian cerita pendek, selanjutnya
kamu harus paham mengenai unsur pembangun cerita pendek. Apa yang
kamu ketahui tentang unsur pembangun cerita? Pernahkan kamu
mendengarnya?

Cerita pendek hadir beserta unsur-unsur yang membangun di
dalamnya. Unsur pembangun pada cerita pendek adalah jiwa sebuah
cerita. Tanpa adanya unsur pembangun, maka tidak akan terbentuk
sebuah cerita. Unsur pembangun tersebut memberikan pengaruh besar
dalam penciptaan sebuah cerita. Lalu, apa saja unsur pembangun cerita
pendek?

alur (plot) tokoh dan
penokohan

Unsur latar sudut
Pembangun pandang
Cerita Pendek

gaya tema
bahasa

8 | ASYIKNYA MENULIS CERITA PENDEK

Sebuah karya sastra prosa khususnya cerita pendek harus
memenuhi semua unsur yang telah disebutkan. Unsur pembangun
tersebut saling berkaitan satu sama lain membentuk sebuah cerita. Guna
menambah pemahamanmu, mari kita ulas unsur pembangun yang
terdapat dalam cerpen “Sam, Soe, Emak” yang sudah kamu baca!

Alur (Plot)

Sebenarnya alur ataupun plot adalah dua hal yang sama, yaitu
rangkaian peristiwa di dalam cerita. Beberapa peristiwa yang disusun
secara logis menjadi satu kesatuan dan saling berhubungan membentuk
cerita yang utuh. Maksudnya, bahwa alur atau plot merupakan rangkaian
peristiwa di dalam cerita yang berisi satu permasalahan yang semakin
lama semakin menemukan arah pemecahan yang dihadapi oleh tokoh.
Oleh karena itu, alur memiliki tahap-tahap pengembangan atau disebut
dengan struktur yang terdiri dari tahap awal (beginning), tahap tengah
(middle), dan tahap akhir (end).
1. Tahap Awal

Tahap awal sebuah cerita biasanya disebut sebagai tahap
perkenalan. Tahap perkenalan pada umumnya berisi sejumlah
informasi penting yang berkaitan dengan berbagai hal yang akan
dikisahkan pada tahap-tahap berikutnya. Fungsi pokok tahap awal
sebuah cerita adalah untuk memberikan informasi dan penjelasan
seperlunya khususnya yang berkaitan dengan pelataran dan
penokohan. Selain itu, konflik sedikit demi sedikit juga mulai
dimunculkan.

ASYIKNYA MENULIS CERITA PENDEK | 9

2. Tahap Tengah
Tahap tengah cerita atau disebut tahap pertikaian,

menampilkan pertentangan dan/atau konflik yang sudah mulai
dimunculkan pada tahap sebelumnya, menjadi semakin meningkat,
semakin menegangkan. Dalam tahap tengah ditampilkan pula
klimaks, yaitu ketika konflik (utama) telah mencapai titik intensitas
tertinggi. Bagian tengah cerita merupakan bagian terpanjang dan
terpenting dari cerita. Pada bagian inilah inti cerita disajikan: para
tokoh memainkan peran, peristiwa-peristiwa penting dikisahkan,
konflik berkembang dan mencapai klimaks, tema pokok dan makna
pokok cerita diungkapkan.
3. Tahap Akhir

Tahap akhir atau disebut dengan tahap peleraian, menampilkan
adegan tertentu sebagai akibat klimaks. Bagian akhir cerita
menggambarkan permasalahan yang terselesaikan atau kesudahan
cerita. Penyelesaian cerita dibedakan ke dalam dua macam
kemungkinan: kebahagiaan (happy end) dan kesedihan (sad end).
Selain itu, penyelesaian sebuah cerita dapat dikategorikan ke dalam
dua golongan yaitu penyelesaian tertutup dan penyelesaian terbuka.
Penyelesaian tertutup menunjuk pada keadaan akhir sebuah cerita
yang memang sudah selesai, cerita sudah habis sesuai dengan
tuntutan logika cerita yang dikembangkan, sedangkan penyelesaian
terbuka memberi kesempatan kepada pembaca untuk mengkreasikan
penyelesaian cerita itu.

Ketiga tahapan alur tersebut saling berkaitan untuk membentuk
sebuah kepaduan cerita. Setiap cerita tentu memiliki bagian struktur yang
sama, meskipun tidak disusun secara urut dan kronologis (awal-tengah-
akhir). Dengan demikian, tahap awal cerita tidak harus berada di awal

10 | ASYIKNYA MENULIS CERITA PENDEK

cerita atau di bagian awal teks, melainkan dapat terletak di bagian mana
pun. Begitu pula dengan tahap tengah dan tahap akhir.

Dari penjelasan mengenai alur tersebut, menurutmu bagaimana
alur yang terdapat pada cerpen “Sam, Soe, Emak”? Mari kita ulas!
Tahapan alur
1. Tahap awal (perkenalan)

SAM duduk memandang gerai kopi merek impor di hadapannya.
Aroma kopi yang dicampur susu dan krim berbusa menggerayangi
hidungnya. Lelaki 29 tahun itu menelan kembali air liurnya. Cukup
lama perjuangan ini, sejak petugas Bandara Halim mengumumkan
pesawat mengalami keterlambatan dengan alasan operasional.
Aroma ikan asin atau sambal boleh lewat, tapi aroma kopi? Malaikat
tak pernah mengikat setan yang bersembunyi di balik gerai kopi di
bulan puasa.
2. Tahap tengah (pertikaian)
a. “Kau naik apa saat mudik nanti, Sam?” Sam tak segera menjawab.

Ia masih belum memutuskan apakah mudik atau tidak. Ia telah
menjual sepeda motor satu-satunya sebagai tambahan uang muka
rumah tipe 21 di Bekasi. Sepeda motor yang bertahun-tahun
menemaninya mudik ke Bojonegoro setiap Lebaran. Ia bersama
ribuan perantau mengadu nasib dengan menyusuri pantura
selama 24 jam, melintasi kejamnya jalanan. Mengharapkan posko-
posko Lebaran dapat meredakan haus di sepuluh hari terakhir
puasa.
b. “Saya mungkin tidak mudik, Bu.” Jawab Sam saat bosnya yang
kalem itu bertanya lagi.
“Lho kok aneh? Bukankah kalian harus mengikuti ritual Lebaran?”
“Bukan wajib sih, Bu. Mudik kan tradisi.”

ASYIKNYA MENULIS CERITA PENDEK | 11

“Tapi sudah jadi budaya nasional. Lagi pula, ibumu pasti
menunggu.”
“Sedang prihatin, Bu. Saya anu… Baru saja membayar uang muka
rumah di Bekasi.”
“Wow! Luar biasa.” Bu Soe tampak gembira beneran, tidak basa-
basi.
“Hanya tipe 21 kok Bu.”
“Tapi kan rumah, bukan apartemen yang tidak punya halaman.”
3. Tahap akhir (peleraian)
a. “Sam, pinjam KTP-mu dong.”
“Buat apa Bu?” Sam heran.
“Buat issued tiket. Kamu mau mudik kapan?” Sam terlongo-longo.
“Jangan khawatir Sam. Aku menyumbang kamu tiket PP Jakarta-
Surabaya-Jakarta. Selama kalian puasa, aku kan ikut puasa,
walaupun aku bukan muslim. Itung-itung buat jaga kesehatan.
Nah uang makan dan uang ngopiku yang biasanya sehari 100 ribu,
aku kumpulkan. Cukup deh buat kamu mudik.“
b. Tiba di Baureno, menumpang ojek, sampailah ia di kampung
halaman yang mewah alias mepet sawah. Sam memeluk Emak
erat-erat. Air mata hampir tumpah. Lalu disodorkannya baju
Lebaran itu dengan wajah berseri-seri. Emak mematung, hanya
tersenyum.
“Sam, untuk apa baju baru? Emak sudah tua, tidak butuh baju
baru.”
“Tapi ini Lebaran, Mak.”
“Mbok pikir Makmu ini anak-anak? Mak malah mengira kamu tak
pulang, Le. Ngeri melihat berita di TV. Dari mana saja orang-
orang itu, tumpah ruah mau mudik. Kecelakaan di mana-mana.

12 | ASYIKNYA MENULIS CERITA PENDEK

Hih…daripada menyabung nyawa buat mudik, mbok telepon saja
minal aidin-nya. Toh mudik bisa kapan saja, ndak harus Lebaran.
Wong mudik itu kita yang bikin. Ndak ada di Quran dan hadis.”
Sam merasa diremas-remas dadanya. Ia teringat Bu Soe…

Itulah ketiga struktur yang terdapat dalam cerpen “Sam, Soe, Emak”.
Selain ketiga struktur tersebut, cerpen “Sam, Soe, Emak” juga
menggunakan jenis alur maju karena cerita berjalan secara urut dari awal
– tengah – akhir.

Tokoh dan Penokohan

Tokoh adalah pelaku yang dikisahkan perjalanan hidupnya
melalui rangkaian peristiwa yang memiliki kualitas moral baik sebagai
pelaku utama maupun pelaku tambahan dalam sebuah cerita. Setiap
tokoh dalam cerita memiliki perannya masing-masing. Meskipun
terdapat beberapa penamaan tokoh, penamaan yang dijumpai dalam
cerita pendek hanya tokoh utama dan tokoh tambahan; serta tokoh
protagonis dan tokoh antagonis.
1. Tokoh Utama dan Tokoh Tambahan

Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dan
merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan baik sebagai
pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian, sedangkan tokoh
tambahan adalah tokoh lain yang menjadi pendukung bagi jalannya
cerita.
2. Tokoh Protagonis dan Tokoh Antagonis
Tokoh protagonis menampilkan sesuatu yang sesuai dengan
pandangan dan harapan pembaca, sedangkan tokoh antagonis

ASYIKNYA MENULIS CERITA PENDEK | 13

menampilkan sesuatu yang bertentangan dengan pandangan dan
harapan pembaca. Biasanya, tokoh protagonis disebut dengan tokoh
baik, sedangkan tokoh antagonis disebut dengan tokoh jahat.

Istilah tokoh sering disandingkan dengan istilah penokohan.
Penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang
ditampilkan dalam sebuah cerita. Ada dua macam cara untuk
menampilkan karakter tokoh, yaitu cara langsung (analitik) dan cara
tidak langsung (dramatik).
1. Cara Langsung (Analitik)

Cara langsung yaitu penggambaran karakter tokoh dengan
menjelaskannya secara langsung sifat dan tingkah laku tokoh.
Pelukisan tokoh cerita dilakukan dengan memberikan deskripsi,
uraian, atau penjelasan secara langsung.
2. Cara Tidak Langsung (Dramatik)
Berbeda dengan cara langsung, pada cara dramatik penggambaran
tokoh tidak diceritakan secara langsung, tetapi ditampilkan melalui
pilihan nama tokoh, penggambaran fisik atau postur tubuh, cara
berpakaian, tingkah laku terhadap tokoh lain, lingkungan, dan
melalui dialog.
Lalu, bagaimana tokoh dan penokohan dalam cerpen “Sam, Soe, Emak”?
Ayo kita cari tahu!
1. Tokoh
Tokoh utama: Sam
Tokoh tambahan: Soe, Emak
Tokoh protagonis: Sam, Soe, Emak
Tokoh antagonis: -
2. Penokohan
Penokohan dalam cerpen “Sam, Soe, Emak” ditampilkan secara

14 | ASYIKNYA MENULIS CERITA PENDEK

langsung dan tidak langsung melalui tingkah laku dan dialog.
a. Sam

1) Sam ramah, banyak senyum, sopan, dan tidak merokok.
2) Prihatin: “Sedang prihatin, Bu. Saya anu… Baru saja membayar

uang muka rumah di Bekasi.”
3) Pekerja keras: Sam, kurir kantor berpenghasilan UMR itu

sudah empat tahun menjadi staf Bu Soe. Boleh dibilang ia anak
kesayangan sehingga diam-diam Bu Soe sering memberinya tip.
Sam ramah, banyak senyum, sopan, dan tidak merokok. Bu Soe
jatuh hati sebab anak itu tak pernah meleset menjalankan tugas
mengantar surat, nota, dan barang apa pun.
b. Soe: baik hati, penyayang. Terlihat pada kutipan berikut.
Boleh dibilang ia anak kesayangan sehingga diam-diam Bu Soe
sering memberinya tip.
“Jangan khawatir Sam. Aku menyumbang kamu tiket PP Jakarta-
Surabaya-Jakarta. Selama kalian puasa, aku kan ikut puasa,
walaupun aku bukan muslim. Itung-itung buat jaga kesehatan.
Nah uang makan dan uang ngopiku yang biasanya sehari 100
ribu, aku kumpulkan. Cukup deh buat kamu mudik.“
c. Emak: penyayang, mudah khawatir. Terlihat pada kutipan
berikut.
Sam memeluk Emak erat-erat. Air mata hampir tumpah. Lalu
disodorkannya baju Lebaran itu dengan wajah berseri-seri. Emak
mematung, hanya tersenyum.
“Mbok pikir Makmu ini anak-anak? Mak malah mengira kamu
tak pulang, Le. Ngeri melihat berita di TV. Dari mana saja orang-
orang itu, tumpah ruah mau mudik. Kecelakaan di mana-mana.
Hih…daripada menyabung nyawa buat mudik, mbok telepon saja

ASYIKNYA MENULIS CERITA PENDEK | 15

minal aidin-nya. Toh mudik bisa kapan saja, ndak harus Lebaran.
Wong mudik itu kita yang bikin. Ndak ada di Quran dan hadis.”

Dari ketiga tokoh yang ada, tokoh siapa yang paling sukai dalam cerpen
“Sam, Soe, Emak?” Mengapa kamu menyukai tokoh tersebut?

Latar

Latar adalah penggambaran tentang tempat, waktu, dan
lingkungan sosial yang memberikan kesan realistis dan jelas kepada
pembaca untuk menciptakan suasana yang seolah-olah sungguh terjadi.
Unsur latar yang diperlukan dalam sebuah cerita pendek dapat dibedakan
ke dalam tiga unsur pokok, yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar
sosial.
1. Latar Tempat

Latar tempat menunjuk pada tempat atau lokasi terjadinya cerita.
Latar tempat dapat berada di setiap bagian bagian cerita, bahkan
hampir di setiap bagian cerita menjelaskan latar tempat baik secara
tersirat maupun tersurat. Hal ini membantu pembaca dalam
memahami dan melihat secara nyata sebuah cerita yang dibaca.
2. Latar Waktu
Latar waktu atau masa merujuk pada kapan atau bilamana cerita itu
terjadi. Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan”
terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya
fiksi (cerpen).
3. Latar Sosial
Latar sosial menunjuk pada kondisi sosial yang melingkupi
terjadinya cerita. Latar sosial menyaran pada hal-hal yang

16 | ASYIKNYA MENULIS CERITA PENDEK

berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu
tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan
sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang
cukup kompleks, selain itu latar sosial juga berhubungan dengan
status sosial tokoh yang bersangkutan.

Setelah memahami penjelasan mengenai latar, coba kita ulas
latar yang terdapat dalam cerpen “Sam, Soe, Emak”. Yuk!
1. Latar tempat

a) Bandara halim: Cukup lama perjuangan ini, sejak petugas
Bandara Halim mengumumkan pesawat mengalami
keterlambatan dengan alasan operasional.

b) Pesawat: Pesawat penuh. Tak ada kursi kosong. Berarti Indonesia
ini negeri yang kaya, renung Sam. Tak mungkin orang miskin
seperti dirinya bisa naik pesawat yang harganya sama dengan
gajinya sebulan. Kalau bukan karena Bu Soe…

c) Bandara juanda: Mendarat di Bandara Juanda, Sam takjub tak
henti-henti. Ribuan orang hilir-mudik, datang dan pergi. Semua
dengan barang-barang bawaan tambun. Oleh-oleh? Demi
kebahagiaan keluarga? Simbol kemakmuran?

d) Terminal: Terminal itu menjadi lautan manusia. Semua
berdesakan, berebut ingin pulang. Saling sikut. Saling gencet.
Saling seruduk. Ada yang mengumpat. Ada yang bermandi
keringat. Bau kentut, minyak gosok, ketiak, kaus kaki busuk,
semuanya ada. Ini sudah malam, tapi terminal tak mengenal jam.
Demi apa? Tiga jam kemudian barulah ia naik bus jurusan Cepu.
Ternyata Jakarta-Surabaya lebih ‘dekat’ jika dibandingkan dengan
Surabaya-Bojonegoro.

ASYIKNYA MENULIS CERITA PENDEK | 17

e) Baureno: Tiba di Baureno, menumpang ojek, sampailah ia di
kampung halaman yang mewah alias mepet sawah. Sam memeluk
Emak erat-erat. Air mata hampir tumpah. Lalu disodorkannya
baju Lebaran itu dengan wajah berseri-seri. Emak mematung,
hanya tersenyum.

2. Latar waktu
a) Petang/maghrib: Azan magrib berkumandang di Bandara Halim,
Sam segera mereguk air mineral di genggamannya. Betapa ingin
ia mereguk aroma kopi gurih di gerai sialan itu. Namun, 40.000
adalah angka yang fantastis. Tidak! Sam melenguh. Setelah salat
magrib di musala kecil yang uyel-uyelan, Sam terselamatkan
oleh suara panggilan masuk pesawat.
b) Malam: Ini sudah malam, tapi terminal tak mengenal jam. Demi
apa? Tiga jam kemudian barulah ia naik bus jurusan Cepu.
Ternyata Jakarta-Surabaya lebih „dekat‟ jika dibandingkan
dengan Surabaya-Bojonegoro.

3. Latar sosial
Cerpen “Sam, Soe, Emak” menggambarkan kehidupan Sam yang
penuh perjuangan di tanah rantau, ia mempunyai atasan yang baik
serta perhatian seperti Soe yang mau menyisikan uang dan ikut
berpuasa selasa Ramadhan untuk membantu Sam agar dapat pulang
ke kampung halaman sehingga tercipta latar sosial yang
menggambarkan kehidupan berdampingan dan saling menolong
serta menjunjung perbedaan dalam beragama.

Ketiga unsur latar tersebut akan menjadi suatu kepaduan
sehingga memiliki makna yang lebih jelas dan meyakinkan apabila
digabungkan dalam suatu cerita daripada secara sendiri-sendiri.

18 | ASYIKNYA MENULIS CERITA PENDEK

Ketepatan latar sebagai sebuah unsur pembangun cerita pendek tidak
dilihat secara terpisah, melainkan dari kepaduannya karena tiap unsur
latar memiliki peran masing-masing yang saling melengkapi. Oleh
karena itu, sebuah cerita akan menjadi padu dan baik apabila di dalamnya
mencakup ketiga unsur latar tersebut.

Sudut Pandang

Sudut pandang adalah penempatan diri pengarang dalam
ceritanya untuk melihat suatu kejadian. Sudut pandang dibagi menjadi
dua berdasarkan bentuk persona tokoh cerita: persona ketiga dan persona
pertama.
1. Sudut Pandang Persona Ketiga: “Dia”

Pengisahan cerita yang menggunakan sudut pandang persona ketiga
gaya “dia”, narator adalah seseorang yang berada di luar cerita yang
menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan menyebutkan nama, atau
kata ganti ia, dia, mereka. Sudut pandang “dia” dapat dibedakan ke
dalam dua golongan berdasarkan tingkat kebebasan dan keterikatan
pengarang terhadap bahan ceritanya, yaitu bersifat mahatahu dan
bersifat terbatas sebagai pengamat.
a. “Dia” Mahatahu

Pada sudut pandang ini cerita dikisahkan dari sudut “dia”,
namun pengarang, narator, dapat menceritakan semua hal yang
menyangkut tokoh “dia” tersebut. Narator mengetahui
segalanya, ia bersifat mahatahu. Ia mengetahui berbagai hal
tentang tokoh, peristiwa, dan tindakan, termasuk motivasi yang
melatarbelakanginya dan juga dapat menyembunyikannya. Ia
bebas bergerak dan berpindah antar tokoh.

ASYIKNYA MENULIS CERITA PENDEK | 19

b. “Dia” terbatas, “Dia” sebagai Pengamat
Dalam sudut pandang “dia” terbatas, seperti halnya dalam dia”
mahatahu, pengarang melukiskan apa yang dilihat, didengar,
dialami, dipikir, dan dirasakan oleh tokoh cerita, namun terbatas
hanya pada seorang tokoh atau terbatas dalam jumlah yang
sangat terbatas.

2. Sudut Pandang Persona Pertama: “Aku”
Pengisahan cerita yang menggunakan sudut pandang persona
pertama gaya “aku”, narator adalah seseorang yang ikut terlibat
dalam cerita. Ia adalah si “aku” tokoh yang berkisah, mengisahkan
kesadaran dirinya sendiri, mengisahkan peristiwa dan tindakan yang
diketahui, dilihat, didengar, dialami, dan dirasakan, serta sikapnya
terhadap orang (tokoh lain) kepada pembaca. Pembaca menerima,
melihat, dan merasakan secara terbatas seperti yang dilihat dan
dirasakan tokoh si “aku” tersebut. Sudut pandang persona pertama
dapat dibedakan ke dalam dua golongan berdasarkan peran dan
kedudukan si “aku” dalam cerita, yaitu sebagai tokoh utama dan
tokoh tambahan.
a. “Aku” Tokoh Utama
Dalam sudut pandang teknik ini, si “aku” mengisahkan pelbagai
peristiwa dan tingkah laku yang dialaminya, baik yang bersifat
batiniah maupun fisik. Si “aku” menjadi fokus, pusat kesadaran,
pusat cerita. Segala sesuatu yang di luar diri si “aku”, peristiwa,
tindakan, dan orang, diceritakan hanya jika berhubungan dengan
dirinya atau dipandang penting. Si “aku” yang menjadi tokoh
utama cerita praktis menjadi tokoh protagonis akan membuat
pembaca merasa benar-benar terlibat.

20 | ASYIKNYA MENULIS CERITA PENDEK

b. “Aku” Tokoh Tambahan
Dalam sadut pandang ini tokoh “aku” muncul bukan sebagai
tokoh utama, melainkan sebagai tokoh tambahan. Tokoh “aku”
hadir untuk membawakan cerita kepada pembaca, sedang tokoh
cerita yang dikisahkan itu kemudia “dibiarkan” untuk
mengisahkan sendiri berbagai pengalamannya. Tokoh cerita
yang dibiarkan berkisah sendiri itulah yang kemudian menjadi
tokoh utama. Dengan demikian, si “aku” hanya tampil sebagai
saksi saja. Si “aku” pada umumnya tampil sebagai pengantar
dan penutup cerita.

Kalau begitu, bagaimana sudut pandang yang digunakan pengarang
dalam menulis cerpen “Sam, Soe, Emak”, ya? Ayo kita cari tahu!
Sudut pandang yang digunakan dalam cerpen “Sam, Soe, Emak” yaitu
sudut pandang persona ketiga “Dia” terbatas atau “Dia” sebagai
pengamat. Penulis menggunakan kata ganti Sam, dia, dan -nya untuk
melukiskan segala sesuatu yang dilihat, didengar, dialami, dipikir, dan
dirasakan oleh tokoh cerita, namun terbatas hanya pada tokoh utamanya
yaitu Sam, seperti pada kutipan berikut:
Sam menggengggam erat botol air mineral yang ia beli pada tukang
asongan di luar bandara. Pesan bosnya, jangan membeli apa pun di
bandara, kalau tak ingin dompetmu jebol. Maka, cukuplah ini sebagai
sarana berbuka puasa, sebotol air mineral yang tak dingin lagi. Ia ingin
melupakan kopi sialan itu, yang memasang banderol Rp 40 ribu dalam
ukuran kecil, tapi toh orang-orang berdiri mengantre untuk
mendapatkannya. Barangkali gaya, itulah sisi lain selain rasa yang hanya
sampai di tenggorokan.

ASYIKNYA MENULIS CERITA PENDEK | 21

Gaya Bahasa

Gaya bahasa adalah ciri khas pengarang dalam menggunakan
dan memilih bahasa serta menyusun kalimat secara efektif dan estetis
sesuai dengan isi yang akan disampaikan dalam cerita sehingga mampu
mewadahi segala hal yang dipikirkan dan dirasakan tokoh-tokohnya.
Berbagai usaha dan tindakan dilakukan oleh pengarang agar pembaca
tertarik dan terpengaruh oleh cerita yang disampaikan. Tindakan atau
usaha tersebut antara lain adalah sebagai berikut.
1. Pemilihan Materi Bahasa

Pengarang berusaha mengadakan seleksi terhadap perbendaharaan
bahasanya agar gagasan yang hendak disampaikannya bersifat
informatif, mampu diwadahi oleh bahasa tersebut; dan bersifat
komunikatif, gagasan dapat diterima dengan baik oleh pembacanya.
2. Pemakaian Ulasan
Guna menopang gagasan dan memperjelas gagasan, pengarang
memberikan ulasan, contoh, dan perbandingan. Cara penyampaian
ulasan disesuaikan dengan keinginan yang bersangkutan, kebutuhan,
dan kemampuan memberikan ulasan.
3. Pemanfaatan Gaya Bertutur
Setiap pengarang memiliki gaya tersendiri atau dengan sadar
memilih gaya tertentu dalam melakukan tururannya. Perbedaan gaya
penyampaian ini menjadi ciri khas pengarang dan menentukan
perbedaan suatu karya dengan karya orang lain.

22 | ASYIKNYA MENULIS CERITA PENDEK

Gaya bahasa yang berupa wujud pengungkapan bahasa
mencakup seluruh penggunaan unsur bahasa. Menurut Nurgiyantoro
(1998:289-) unsur stile, maksudnya gaya berupa unsur yang mendukung
terwujudnya bentuk lahir pengungkapan bahasa tersebut.
1. Unsur Leksikal

Unsur leksikal yang dimaksud sama pengertiannya dengan diksi,
yaitu yang mengacu pada pengertian penggunaan kata-kata tertentu
yang sengaja dipilih oleh pengarang. Misalnya pemilihan jenis kata
seperti kata benda, kata kerja, kata sifat, kata bilangan, dan kata
tugas.
2. Unsur Gramatikal
Unsur gramatikal yang dimaksud menyaran pada pengertian struktur
kalimat. Dalam kegiatan komunikasi bahasa dan dilihat dari
kepentingan gaya, kalimat lebih penting dan bermakna daripada kata
meskipun gaya kalimat juga dipengaruhi oleh pilihan katanya.
3. Retorika
Retorika merupakan suatu cara penggunaan bahasa untuk
memperoleh efek estetis. Ia dapat diperoleh melalui kreativitas
pengungkapan bahasa. Bentuk pengungkapan bahasa harus efektif,
maksudnya mampu mendukung gagasan secara tepat sekaligus
mengandung sifat estetis sebagai sebuah cerita. Unsur retorika
meliputi bentuk-bentuk yang berupa permajasan, penyiasatan
struktur, dan pencitraan.
a. Permajasan

Permajasan merupakan teknik pengungkapan bahasa,
penggayabahasaan, yang maknanya tidak menunjuk pada makna
harfiah kata-kata yang mendukungnya, melainkan pada makna
yang ditambahkan, makna yang tersirat. Gaya bahasa yang

ASYIKNYA MENULIS CERITA PENDEK | 23

biasanya dipakai dalam sebuah karya sastra khususnya cerita
pendek adalah simile, metafora, personifikasi, metonimi,
sinekdok, hiperbola, dan paradoks.
b. Penyiasatan Struktur
Keefektifan sebuah wacana sangat dipengaruhi oleh bangunan
struktur kalimat secara keseluruhan, bukan semata-mata oleh
sejumlah bangunan dengan gaya tertentu. Ada bermacam gaya
bahasa yang terlahir dari penyiasatan struktur kalimat. Salah
satu gaya yang banyak dipergunakan adalah bentuk
pengulangan, misalnya repetisi, paralelisme, anafora,
polisendenton, dan asindenton, sedangkan bentuk yang lain
misalnya antitesis, alitrasi, klimaks, antiklimaks, dan retoris.
c. Pencitraan
Pencitraan adalah penggunan kata-kata dan ungkapan yang
mampu membangkitkan tanggapan indera dalam karya sastra.
Macam pencitraan meliputi kelima jenis indera manusia, yaitu:
citraan penglihatan (visual), pendengaran (auditoris), gerakan
(kinestetik), rabaan (taktil termal), dan penciuman (olfaktori).
Pencitraan merupakan suatu gaya penuturan yang banyak
dimanfaatkan dalam penulisan karya sastra karena pembaca
dapat dengan mudah membayangkan, merasakan, dan
menangkap pesan yang ingin disampaikan pengarang.
4. Kohesi
Kohesi adalah hubungan antarbagian kalimat atau antarkalimat yang
bersifat eksplisit ditandai oleh adanya kata penghubung atau kata-
kata tertentu yang bersifat menghubungkan atau hanya berupa
hubungan kelogisan, hubungan yang disimpulkan (oleh pembaca)
agar anatarbagian kalimat atau antarkalimat menjadi padu.

24 | ASYIKNYA MENULIS CERITA PENDEK

Setelah membaca penjelasan tersebut, menurutmu bagaimana
gaya bahasa yang digunakan pengarang dalam cerpen “Sam, Soe,
Emak”? mari kita selidiki!
1. Pemilihan Materi Bahasa

Pengarang berusaha mengajak pembaca untuk memahami pesan
dan maksud yang disampaikan dalam cerpen “Sam, Soe, Emak”
melalui pemilihan materi cerita yang menggugah hati dengan
menggunakan berbagai pilihan kata yang menarik dan mudah
ditangkap oleh pembaca. Seperti pada kutipan berikut.
“Kau naik apa saat mudik nanti, Sam?” Sam tak segera menjawab.
Ia masih belum memutuskan apakah mudik atau tidak. Ia telah
menjual sepeda motor satu-satunya sebagai tambahan uang muka
rumah tipe 21 di Bekasi. Sepeda motor yang bertahun-tahun
menemaninya mudik ke Bojonegoro setiap Lebaran. Ia bersama
ribuan perantau mengadu nasib dengan menyusuri pantura
selama 24 jam, melintasi kejamnya jalanan. Mengharapkan posko-
posko Lebaran dapat meredakan haus di sepuluh hari terakhir
puasa.
2. Pemakaian Ulasan
Pengarang menggunakan ulasan, gagasan, atau perbandingan
untuk menjelaskan maksud dari kalimat sebelumnya agar
pembaca dapat lebih paham dengan pesan yang disampaikan
pengarang. Seperti pada kutipan berikut.
Beberapa pemudik nekat mokel puasa demi mudik darat.
Beberapa tetap puasa dan berjejal menghirup debu jalanan
bersama ribuan pemotor. Tak sedikit pemotor yang
menambahkan bagian depan atau belakang sebagai bagasi ekstra,
sekadar menampung anak-anak mereka dan barang bawaan.

ASYIKNYA MENULIS CERITA PENDEK | 25

3. Pemanfaatan Gaya Bertutur
Gaya bertutur yang digunakan pengarang dalam cerpen yaitu
gaya bertutur santai dan menggunakan bahasa sehari-hari tanpa
memberikan istilah-istilah sulit sehingga mudah dipahami oleh
pembaca dan terkesan ringan. Seperti pada kutipan berikut.
Di sebelah kiri Sam, duduk seorang perempuan berusia sekitar 40-
an dengan bluetooth terpasang di telinga, cincin sebesar kemiri
terpajang di beberapa jemarinya. Gelang emas bergemerincing di
tangan kanan, sedangkan tangan kiri terpasang jam tangan emas
dalam ukuran lebar mencolok. Sam menduga perempuan itu
seorang hakim, atau bisa jadi jaksa, mendengar percakapan yang
sengaja tak disembunyikan. Ada kata-kata sidang, saksi, penuntut
umum, terdakwa, pertemuan permulaan, dan kalimat yang
suaranya direndahkan adalah: Ini mau Lebaran, kita harus tahu
diri, mereka butuh mudik dan pengeluaran ekstra. So, ini
kesempatan baik. Sam teringat film Devil Advocate.

4. Unsur Leksikal atau Diksi
Pilihan kata yang digunakan pengarang tergolong mudah dan
dapat langsung dipahami oleh pembaca. Pengarang menggunakan
berbagai pilihan kata seperti kata benda, kata kerja, kata sifat,
kata bilangan, dan kata tugas.
a. Kata benda: Tahun ini Sam tak berencana mudik. Motor itu
telah berubah menjadi rumah tipe 21 di Bekasi.
b. Kata kerja: Tahun ini Sam tak berencana mudik. Motor itu
telah berubah menjadi rumah tipe 21 di Bekasi.
c. Kata sifat: “Wow! Luar biasa.” Bu Soe tampak gembira
beneran, tidak basa-basi.
d. Kata bilangan: “Baguslah kamu tidak merokok, Sam. Biaya

26 | ASYIKNYA MENULIS CERITA PENDEK

rokok sehari 15.000 bisa jadi makan malam kamu kan? Kalau
ditabung sebulan bisa 450.000, buat nyicil motor bisa tuh.”
e. Kata tugas: Di sebelah kanan Sam, lelaki bernama Awuy. Ia
sedang menelepon seseorang: “Selamat sore Pak, saya Awuy. Ya
Pak, saya akan terbang ke Surabaya.
5. Unsur Gramatikal
Struktur kalimat yang digunakan pengarang dalam cerpen
merupakan struktur yang mudah dipahami dengan menggunakan
pilihan kata yang santai dan runtut serta tidak bertela-tele
melainkan langsung ke maksud yang akan disampaikan. Seperti
pada kutipan berikut.
Sam, kurir kantor berpenghasilan UMR itu sudah empat tahun
menjadi staf Bu Soe. Boleh dibilang ia anak kesayangan sehingga
diam-diam Bu Soe sering memberinya tip. Sam ramah, banyak
senyum, sopan, dan tidak merokok. Bu Soe jatuh hati sebab anak
itu tak pernah meleset menjalankan tugas mengantar surat, nota,
dan barang apa pun.
6. Retorika
Selain menggunakan diksi dan struktur kalimat, pengarang juga
menggunakan unsur retorika dalam cerpen “Sam, Soe, Emak”
agar tulisan menjadi lebih estetis dan “cantik”.
a. Permajasan: Pengarang menggunakan bebeapa majas dalam
cerpen :Sam, Soe, Emak”.
1) Hiperbola: Aroma kopi yang dicampur susu dan krim

berbusa menggerayangi hidungnya.
2) Simile: Malaikat tak pernah mengikat setan yang

bersembunyi di balik gerai kopi di bulan puasa.
3) Metafora: Malaikat memang tak bersayap. Kadang juga tak

ASYIKNYA MENULIS CERITA PENDEK | 27

berjubah.
4) Ironi: Make up tebalnya nyaris menyaingi boneka plastik di

gerai-gerai busana.
b. Penyiasatan Struktur

Pengarang melakukan penyiasatan struktur demi eefektifan
sebuah tulisan yang dipengaruhi oleh bangunan struktur
kalimat secara keseluruhan, bukan semata-mata oleh sejumlah
bangunan dengan gaya tertentu. Melalui penyiasatan struktur
tersebut, maka didapatkan berbagai macam gaya bahasa baru
yang lebih bervariasi. Seperti pada kutipan berikut.
Debar dadanya adalah dentam jantung yang menandai
kecemasan. Ini kali pertama ia terbang. Ada kegembiraan. Juga
ketakutan.
c. Pencitraan
Pengarang berusaha membangkitkan tanggapan indera
pembaca melalui pilihan kata yang digunakan.
1) Citraan penglihatan (visual): SAM duduk memandang

gerai kopi merek impor di hadapannya.
2) Citraan pendengaran (auditoris): Sam menduga perempuan

itu seorang hakim, atau bisa jadi jaksa, mendengar
percakapan yang sengaja tak disembunyikan.
3) Citraan penciuman (olfaktori): Aroma kopi yang dicampur
susu dan krim berbusa menggerayangi hidungnya.
d. Kohesi
Pengarang menggunakan kohesi atau berbagai kata hubung
untuk menghubungkan setiap bagian kalimat dan antarkalimat
agar tulisan menjadi logis, padu, dan mudah dipahami oleh
pembaca. Seperti pada kutipan berikut.

28 | ASYIKNYA MENULIS CERITA PENDEK

Ia menikmati jalanan sendirian bertahun-tahun, melaju dari
Jakarta ke Bojonegoro, melintasi Cirebon, Pekalongan,
Semarang, Lasem Rembang, Tuban, lalu masuk wilayah
kelahirannya, Baureno.

Jika kamu kesulitan menemukan gaya bahasa dalam sebuah cerita,
kamu cukup menggambarkan gaya bahasa dengan menggunakan bahasa
baku atau bahasa sehari-hari. Itu akan lebih memudahkan kamu dalam
menentukan gaya yang dipakai pengarang.

Tema

Tema adalah suatu gagasan atau ide pokok yang menjadi
dasar penyusunan cerita sekaligus menjadi sasaran cerita yang bersumber
dari pelbagai persoalan kemanusian dalam realitas kehidupan.
Berdasarkan jenisnya tema dapat dibedakan atas tema mayor dan tema
minor. Tema mayor adalah tema pokok, yakni permasalahan yang paling
dominan menjiwai suatu karya sastra. Tema minor atau tema bawahan
adalah permasalahan yang merupakan cabang dari tema mayor.
Dengan demikian, tema apa yang terdpat dalam cerpen “Sam, Soe,
Emak?”
Tema mayor: toleransi beragama
Tema minor:

1. tolong menolong
2. kerja keras
3. saling menghargai
4. adil terhadap sesama.

ASYIKNYA MENULIS CERITA PENDEK | 29

RANGKUMAN

Cerpen adalah salah satu jenis karya sastra fiksi yang
berwujud cerita dengan tulisan pendek, memberikan
kesan tunggal karena melibatkan sedikit tokoh, alur,
dan latar serta memusatkan pada suatu situasi atau satu
konflik sehingga masalah yang timbul dapat teratasi
atau dianggap selesai.
Unsur pembangun cerita pendek adalah alur (plot),
tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang, gaya
bahasa, dan tema.

30 | ASYIKNYA MENULIS CERITA PENDEK

Bagaimana? Tentunya kamu
sudah lebih mengenal cerita
pendek, bukan? Nah, hal penting
apa yang kamu dapatkan setelah
berkenalan dengan cerita
pendek? Coba ingat kembali!

ASYIKNYA MENULIS CERITA PENDEK | 31

BAB
2

32 | ASYIKNYA MENULIS CERITA PENDEK

PENGERTIAN NILAI

Kamu pasti sering mendengar kata nilai, bukan? Lalu, apa itu
nilai?

Nilai adalah sesuatu yang abstrak, dipandang baik dan bermanfaat
yang dijadikan pedoman atau rujukan dalam bertingkah laku dan
menentukan pilihan sehingga dapat memberi makna pada hidup, serta
dapat mewarnai dan menjiwai tindakan seseorang.

Nilai dapat ditemukan di mana saja seperti pada cerpen. Cerpen
dapat memuat berbagai nilai yang dapat diteladani oleh pembaca. Cerpen
akan lebih menarik jika di dalamnya terkandung nilai. Coba perhatikan
cerpen “Kenapa Harus Beda?” berikut!

Kenapa Harus Beda?
Karya Agnes Dwi

Sumber: cdn.idntimes.com
Namaku Zayn Malik. Aku dibesarkan di desa yang masyarakatnya
adalah umat Islam. Aku juga dibesarkan oleh keluarga Islam yang taat.
Ayahku adalah seorang guru agama di sebuah sekolah menengah,
sedangkan ibuku seorang pengajar ngaji. Aku selalu dididik untuk
menjadi anak yang taat pada Allah dan rajin beribadah. Setiap sore, aku
dan teman-teman selalu bersemangat berangkat ke masjid untuk mengaji.
Bahkan, kami sering taruhan tentang siapa yang akan menghafal Al-quran
terlebih dahulu. Begitu juga di sekolahku yang berbasis Islam, aku dan

ASYIKNYA MENULIS CERITA PENDEK | 33

teman-teman sering melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan bersama.
Kami juga sering menjuarai lomba-lomba bertema Quran.

Sampai akhirnya aku harus menelan kesedihan. Ketika keadaan
mengharuskan kami sekeluarga meninggalkan desa. Aku harus
meninggalkan teman-teman, sekolah, dan masjid kesayanganku. Sangat
sulit bagiku, untuk meninggalkan semua yang telah bersamaku sejak kecil
itu.

Kami pun meninggalkan desa. Pindah ke daerah baru yang sama
sekali belum pernah kami pijak. Daerah itu tidak jauh berbeda dengan
tempat tinggal kami sebelumnya. Orang-orangnya ramah, dan aku juga
mendapatkan teman-teman yang baik. Di situ juga tersedia masjid yang
tak kalah bagus dari masjid kesayanganku di desa. Hanya saja masjidnya
tidak sebanyak di desaku dan ada beberapa bangunan lain. Beberapa
berbentuk seperti istana yang ada simbol palangnya, dan beberapa
berbentuk seperti candi yang ada patung dan bunganya.

Di bangunan seperti candi itu, biasanya aku melihat orang-orang
membawa nampan berisi lilin, bunga dan benda-benda lain yang tidak
kuketahui namanya. Teman baruku, Nayaka sering datang kesitu dengan
mengenakan baju putih dan udeng di kepalanya. Sedangkan yang wanita
biasanya mengenakan bunga di rambutnya.

“Nayaka!” panggilku seraya menghampiri Nayaka yang sedang berjalan
menuju ke tempat itu lagi

“Iya?” dia menoleh ke arahku

“Kamu mau ke candi itu ya?” tanyaku sambil menunjuk ke arah candi itu

“Itu bukan candi, Zayn. Tapi kuil” Jelasnya

“Oh kuil, ngapain kamu kesana?” tanyaku lagi

“Berdoa” Jawabnya dengan singkat

Aku menjadi bingung kenapa dia berdoa di sana dan bukan di
masjid, seperti aku. Namun belum sempat aku bertanya lagi. Ibunya
memanggil yang membuatnya segera pergi.

Sementara di bangunan mirip istana itu aku sering melihat
Anthony datang kesana, dia adalah teman pertamaku disini. Aku pun
menjadi penasaran dan nekat menaiki tangga untuk mengintipnya.

34 | ASYIKNYA MENULIS CERITA PENDEK

Ternyata tidak hanya Anthony yang berada di situ, melainkan banyak
orang. Musik dimainkan dan mereka bernyanyi sambil mengangkat
tangan. Di lagu terakhir mereka menyanyi sambil menutup mata, bahkan
sampai menangis tersedu-sedu. Setelah itu mereka mendengarkan
seseorang yang berbicara di depan mereka. Sama seperti ketika aku
mendengarkan ceramah pak ustad di desa.

Tanpa sadar aku telah mengintip hingga Anthony selesai dengan
kegiatannya dan keluar dari tempat itu.

“Anthony!” aku menghampiri Anthony

“Eh, Zayn. Kok kamu disini?” tanyanya

“Iya, hehe,” aku tertawa kecil

“Tadi aku ngintipin kamu. Aku bingung soalnya, kok kamu sering banget
kesini,” jelasku

“Iya, Zayn. Aku dan mama sering kesini untuk beribadah” ungkapnya
sambil dengan santai melangkahkan kaki dan aku mengikutinya.

“Beribadah?? Kok disini? Bukannya beribadah itu di masjid ya?” aku terus
melemparkan pertanyaan

“Jadi gini, kata mama kita itu beda. Aku ibadahnya di gereja, kalau kamu
di masjid” Jawabnya sedikit menyembuhkan rasa ingin tauku

“Tapi kata mama meskipun kita ini beda, kita gak boleh bertengkar, kita
harus sahabatan terus” Tambahnya

Tak terasa Anthony pun sampai di rumahnya. Sedangkan aku
melanjutkan perjalanan pulang ke rumah.

Di jalan, aku terus memikirkan perkataan Anthony tentang ‘Kita
Ini Beda’. Aku semakin bingung. Tadi Nayaka berdoa di kuil, Anthony di
gereja, dan aku sendiri di masjid. ‘Kenapa Harus Berbeda?’. Aku ingin
segera sampai rumah dan melemparkan pertanyaan-pertanyaanku pada
Ayah.

Di rumah, Ayah pun berhasil menjawab segala kebingunganku.

“Anakku, kita ini diciptakan oleh siapa?” Tanya Ayah

“Oleh Allah” Jawabku

“Ayah, ibu, Zayn diciptakan oleh?” tanya Ayah lagi
ASYIKNYA MENULIS CERITA PENDEK | 35

“Allah” Jawabku
“Kalau Anthony? Diciptakan oleh?” Ayah terus bertanya
“Gak tau, soalnya kata Anthony kita ini beda” jawabku dengan bingung
“Anthony juga diciptakan oleh Allah, sayang. Sebenarnya kita ini sama,
hanya saja cara dan tempat ibadah kita berbeda. Tapi intinya kita ini
sama-sama makhluk Allah. Begitu juga dengan Nayaka” Jelas Ayah
“Tapi meskipun kita ini berbeda, kita harus saling menghormati dan
menghargai. Perbedaan itu bukan untuk dijauhi, tapi untuk dijalani
sebagai sebuah anugrah dari Allah” Tambahnya
Sekarang aku mengerti bahwa perbedaan itu memang ada, dan dari
situlah tercipta persatuan yang indah.

Nah, bagaimana cerita “Kenapa Harus Beda?” yang sudah kamu
baca? Menarik, bukan? Pelajaran apa yang kamu dapatkan dari cerita
tersebut? Dalam cerpen “Kenapa Harus Beda?” kamu diajak untuk
mengenal perbedaan yang ada di sekitar kita yaitu perbedaan agama.
Kamu diajak untuk dapat bersikap toleransi dan menghargai perbedaan
dengan tidak membanding-bandingkan teman dan bersikap adil dengan
teman yang berbeda agama.

Kalau begitu, nilai apa saja yang terkandung dalam cerpen
“Kenapa Harus Beda?” Dalam cerpen tersebut mengandung nilai
religius, nilai toleran, nilai adil, dan juga nilai cinta damai. Setelah
membaca cerita pendek, kamu tidak hanya sekadar memahami maksud
yang disampaikan oleh pengarang tetapi juga dapat meneladani nilai-nilai
yang terkandung di dalamnya.

Lalu, apa sih yang dimaksud dengan nilai religius, nilai toleran,
dan nilai adil, dan nilai cinta damai? Ayo kita cari tahu!

36 | ASYIKNYA MENULIS CERITA PENDEK

NILAI RELIGIUS
Kamu juga pasti sering mendengar istilah “religius”, bukan?

Religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam
melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, menghormati Tuhan,
toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun
dengan pemeluk agama lain sehingga terbangun keselarasan relasi
manusia dengan Tuhan, sesama, dan lingkungan alam serta dapat
memberikan dampak positif terhadap perkembangan hidup seseorang.

Religius tidak hanya menyangkut hubungan antara manusia
dengan tuhan tetapi juga hubungan manusia dengan manusia lain yang
berbeda agama, seperti kutipan cerpen “Kenapa Harus Beda?” berikut.
“Anthony juga diciptakan oleh Allah, sayang. Sebenarnya kita ini sama,
hanya saja cara dan tempat ibadah kita berbeda. Tapi intinya kita ini
sama-sama makhluk Allah. Begitu juga dengan Nayaka” Jelas Ayah
“Tapi meskipun kita ini berbeda, kita harus saling menghormati dan
menghargai. Perbedaan itu bukan untuk dijauhi, tapi untuk dijalani
sebagai sebuah anugrah dari Allah” Tambahnya
Sekarang aku mengerti bahwa perbedaan itu memang ada, dan dari
situlah tercipta persatuan yang indah.

Seperti yang kalian tahu, Indonesia merupakan negara dengan
berbagai macam agama yang dianut oleh masyarakatnya. Agama apa saja
yang umum kalian ketahui? Tentunya kamu sering menemui orang yang
berbeda dengan agamamu. Kamu harus memiliki sikap saling
menghormati, saling menghargai, kerja sama, dan rukun guna
menciptakan kehidupan yang damai dalam menghadapi segala perbedaan
agama sehingga tidak menimbulkan perpecahan, mementingkan

ASYIKNYA MENULIS CERITA PENDEK | 37

kepentingan orang lain sehingga dapat menanggapi perbedaan dan tetap
menjunjung nilai kemanusiaan.

Berdasarkan hal tersebut, nilai religus memilih tiga unsur yang
terkandung di dalamnya yaitu cinta damai, toleran, dan adil. ketiga nilai
tersebut merupakan nilai-nilai yang harus kamu miliki demi mewujudkan
kehidupan yang damai dalam menghadapi perbedaan beragama. Lalu,
seperti apa sih nilai cinta damai, nilai toleran, dan nilai adil yang
dimaksud? Mari kita cari tahu!

UNSUR NILAI RELIGIUS
Nilai religius khususnya yang berkaitan dengan perbedaan
agama memiliki tiga unsur sebagai bentuk dari perilaku yang
mencerminkan nilai religius. Ketiga unsur tersebut yaitu cinta damai,
toleran, dan adil.

Cinta Damai

Cinta damai yaitu sikap, perkataan, dan tindakan yang
menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya
meskipun dalam situasi yang berbeda agama dengan orang lain.
Keragaman menuntut untuk bersikap cinta damai, yaitu memelihara
perdamaian, tidak bermusuhan, dan menyelesaikan masalah dan konflik.
Kita harus dapat menghindari konflik, bersedia membahas perbedaan
pendapat secara terbuka, bersikap tenang dalam menghadapi perbedaan
pendapat, tidak ikut dalam konflik fisik, tidak melakukan kekerasan,
tidak menyebar fitnah, dan lain-lain.

38 | ASYIKNYA MENULIS CERITA PENDEK

Masyarakat harus mampu menghadapi perbedaan dan bersifat
terbuka dengan cara menghormati perbedaan agama agar terhindar dari
konflik yang mengatasnamakan agama dan hidup bersama secara damai.
Dengan demikian terciptalah kehidupan yang aman, nyaman, dan
harmonis. Coba perhatikan kutipan cerpen “Kenapa Harus Beda?”
berikut.
“Tadi aku ngintipin kamu. Aku bingung soalnya, kok kamu sering banget
kesini,” jelasku
“Iya, Zayn. Aku dan mama sering kesini untuk beribadah” ungkapnya
sambil dengan santai melangkahkan kaki dan aku mengikutinya.
“Beribadah?? Kok disini? Bukannya beribadah itu di masjid ya?” aku terus
melemparkan pertanyaan
“Jadi gini, kata mama kita itu beda. Aku ibadahnya di gereja, kalau kamu
di masjid” Jawabnya sedikit menyembuhkan rasa ingin tauku
“Tapi kata mama meskipun kita ini beda, kita gak boleh bertengkar, kita
harus sahabatan terus” Tambahnya

Kutipan tersebut menceritakan rasa penasaran Zayn tentang
aktivitas yang dilakukan oleh Antonio. Melalui pertanyaan Zayn, dia
tidak bermaksud menggurui tetapi karena dia penasaran karena cara
beribadah Antonio yang berbeda. Antonio pun menjelaskan bahwa
meskipun mereka memiliki cara beribadah yang berbeda, tetapi mereka
tidak boleh bertengkar dan harus tetap bersahabat. Hal ini menunjukkan
perilaku cinta damai karena Zayn dan Antonio tetap berteman meskipun
berbeda keyakinan.

ASYIKNYA MENULIS CERITA PENDEK | 39

Toleran

Keragaman menuntut kita untuk bisa toleran, yaitu memahami
dan menghargai keyakinan atau kebiasaan orang lain. Dengan bersikap
toleran, kita harus dapat menerima perbedaan dan tidak memaksakan
kehendak kepada orang lain. Dengan toleransi kita harus dapat menerima
adanya perbedaan antara pelbagai latar belakang agama. Bersikap toleran
berarti juga tidak memaksakan pemikiran, keyakinan, dan kebiasaannya
sendiri pada orang lain. coba perhatikan kutipan cerpen “Kenapa Harus
Beda?” berikut.

Sementara di bangunan mirip istana itu aku sering melihat
Anthony datang kesana, dia adalah teman pertamaku disini. Aku pun
menjadi penasaran dan nekat menaiki tangga untuk mengintipnya.
Ternyata tidak hanya Anthony yang berada di situ, melainkan banyak
orang. Musik dimainkan dan mereka bernyanyi sambil mengangkat
tangan. Di lagu terakhir mereka menyanyi sambil menutup mata, bahkan
sampai menangis tersedu-sedu. Setelah itu mereka mendengarkan
seseorang yang berbicara di depan mereka. Sama seperti ketika aku
mendengarkan ceramah pak ustad di desa.

Kutipan tersebut menceritakan ketika Zayn merasa penasaran apa
yang dilakukan Antonio di dalam bangunan yang mirip istana. Meskipun
Zayn nekat naik tangga untuk mengintip tetapi dia tidak mengganggu
jalannya ibadah. Dia hanya memperhatikan dan mengamati aktivias yang
dilakukan di dalam rumah ibadah tersebut. Hal ini menunjukkan perilaku
toleran karena Zayn tidak mengganggu orang lain yang sedang
beribadah.

40 | ASYIKNYA MENULIS CERITA PENDEK

Adil

Keadilan merupakan prinsip dasar untuk memperlakukan
orang dari agama lain secara sama, adil, dan tidak diskriminatif. Sikap
adil yang dapat ditunjukkan yaitu dengan cara tidak mementingkan
kepentingan orang yang memiliki agama yang sama dan tidak
mengucilkan kepentingan orang lain yang berbeda agama. Semua orang
baik memiliki keyakinan yang sama maupun berbeda dianggap sama dan
diperlakukan secara adil. Masyarakat harus menghormati setiap
perbedaan yang ada dan memberikan kebebasan kepada orang lain dalam
menentukan agamanya. Adanya prinsip keadilan ini tentunya mampu
menciptakan rasa aman dan nyaman dalam menanggapi perbedaan
agama yang ada di masyarakat. Coba perhatikan kutipan cerpen “Kenapa
Harus Beda?” berikut.
“Nayaka!” panggilku seraya menghampiri Nayaka yang sedang berjalan
menuju ke tempat itu lagi
“Iya?” dia menoleh ke arahku
“Kamu mau ke candi itu ya?” tanyaku sambil menunjuk ke arah candi itu
“Itu bukan candi, Zayn. Tapi kuil” Jelasnya
“Oh kuil, ngapain kamu kesana?” tanyaku lagi
“Berdoa” Jawabnya dengan singkat

Aku menjadi bingung kenapa dia berdoa di sana dan bukan di
masjid, seperti aku. Namun belum sempat aku bertanya lagi. Ibunya
memanggil yang membuatnya segera pergi.

Kutipan tersebut menceritakan Nayaka yang akan pergi
beribadah dan bertemu Zayn di jalan. Zayn ingin bertanya lebih banyak
kepada Nayaka tetapi Nayaka pergi karna di panggil ibunya. Hal ini
menunjukkan perilaku adil karena meskipun Zayn penasaran dan ingin

ASYIKNYA MENULIS CERITA PENDEK | 41

banyak bertanya tetapi dia tidak memaksa Nayaka dan menahan Nayaka
untuk menjawab penasarannya. Zayn membiarkan Nayaka pergi karena
dia bermaksud akan beribadah di kuil.

Bagaimana? Apakah kamu sudah paham? Menurutmu, apa
tujuannya meneladani nilai-nilai tersebut?
Tujuan dari ketiga unsur tersebut yaitu untuk mewujudkan persatuan
yang kokoh dan kuat di antara seluruh anggota masyarakat, juga demi
kelangsungan persaudaraan dan kekeluargaan antara semua golongan
tersebut.

42 | ASYIKNYA MENULIS CERITA PENDEK


Click to View FlipBook Version