The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by masjiddarussalam18, 2022-05-17 19:05:08

Nalar Ayat-Ayat Semesta

Nalar Ayat-Ayat Semesta

Bang. Mengapa harus ledakan dahsyat, dari mana bahan yang meledak,
dan di mana ledakan terjadi merupakan pertanyaan-pertanyaan yang
tidak dapat dijawab oleh sains.

Bangunan sains Islam juga didirikan atas tiga pilar: ontologi, aksio­
logi, dan epistemologi. Ketiga pilar ini harus bersumber pada prinsip
tauhid yang mengkristal dalam Rukun Iman dan Rukun Islam.

Ontologi lslam jelas tidak mungkin menolak hal gaib. Realitas bukan
hanya objek yang dapat dilihat, diraba, dirasakan, tetapi juga yang tidak
dapat terlihat. Secara sederhana, AI-Quran menjelaskan,

Maka, Aku bersumpah demi apa
yang kamu Iihatdan demi apa yang
tidak kamu lihat. (QS AI-Haqqah

[69]: 38-39)

Objek pengetahuan ada dua, yang tampak dan yang tidak tampak
oleh mata. Terdapat realitas di balik realitas material. Dalam kisah klasik
diriwayatkan, tiga orang pemuda terperangkap dalam gua. Ketika ke­
tiganya berada di dalam gua, sebuah batu besar menggelundung
dari ketinggian dan menutup gua. Ketiga pemuda tersebut mencoba
mendorong batu tersebut, tetapi kekuatan mereka tidak cukup besar
untuk melawan gaya dorong batu. Batu tak bergerak sedikit pun. Ketika
berbagai cara telah dilakukan dan tidak memberikan hasil, mereka
mencoba cara lain, yakni dengan mengingat kebaikan masing-masing,
kemudian berdoa agar diberi kekuatan untuk mendorong batu. Terdo­
ronglah batu besar hingga mereka dapat keluar gua.

Tsunami Aceh 26 Desember 2004 juga menyisakan hal yang tidak
terjangkau logika. Ketika air laut masuk dan menerjang kota dengan
dahsyat, banyak rumah hancur. Namun, tidak demikian dengan Masjid
Baiturrahman, simbol negeri Serambi Makkah itu. la tidak tertembus air.
Air hanya menggenang di sekitar masjid. Air dan gelombang tsunami
bagai mempunyai jiwa.

Manusia tidak dapat direduksi hanya sebagai makhluk yang terdiri
dari materi belaka dan dapat diperlakukan seperti mesin. Manusia jauh
lebih kompleks. Meski bagian fisik utuh, tanpa satu bagian pun terputus,
jika jiwa atau ruh telah dicabut, manusia tidak dapat lagi bergerak se­
bagaimana ketika ia hidup. Sedangkan mesin dapat menyala kembali
jika sumber tenaganya diperbaharui selagi tidak ada bagian mesin
yang terputus. llmuwan Muslim klasik, lbn Sina, telah merumuskan dan
membuktikan eksistensi jiwa sebagai sesuatu yang bersifat nonmateri.
lbn Sina mengemukakan tiga dalil bagi adanya jiwa.

Pertama, da/il a/-istimrar (kelangsungan) yang mengatakan bahwa

jasad selalu berubah, tetapi kita tetap mengingat banyak hal. Artinya,
kita tetap "berlangsung" dengan pasti dan sesuatu yang berlangsung
pada jasad yang berubah-ubah itu disebut jiwa.

Kedua, da/il a/-thabi'iy (alami) yang didasarkan pada gejala gerak
yang dibedakan menjadi gerak kehendak dan gerak paksaan. Gerak

kehendak terjadi karena hukum alam, seperti benda jatuh, sedangkan
gerak paksaan terjadi karena pengaruh dari luar, seperti benda dilem­
par. Namun, kita melihat burung dapat terbang-tidak jatuh dan tidak

disebabkan dari luar-karena itu terdapat gerak ketiga, yakni gerak
khusus, dan inilah jiwa.

Ketiga, dalil yang paling menarik, yaitu dalil manusia terbang. Misal,

seseorang yang tercipta sempurna ditutup matanya dan ditempatkan
di ruang kosong di angkasa sehingga tidak satu pun yang dapat me­
nyentuhnya. Dalam keadaan demikian, ia tetap yakin wujud diri dan
zatnya walau tidak mengetahui anggota badannya. Berarti ada wujud
selain wujud jisim (jasad) yang bisa mengetahui, mengkhayal, dan
merasakan, dan inilah jiwa.

Bukan hanya makhluk hidup yang berjiwa, makhluk atau benda
"mati': seperti gunung, juga berjiwa. AI-Quran menyejajarkan gunung
dan burung. Keduanya bertasbih bersama Nabi Daud a.s.

Bahwa, sampai saat ini, kita belum mampu merumuskan jiwa gu­
nung yang membuatnya mampu bertasbih, bukan berarti kita boleh
meniadakannya dan mengklaim gunung hanya kumpulan materi be-

laka. Sains Islam harus mampu

menguak dan merumuskan isya­

rat ini.

Aksiologi Islam adalah dike­

nalnya Sang Pencipta melalui po­

la-pola ciptaan-Nya dan diketa­

huinya watak sejati segala sesuatu,

sebagaimana yang diberikan oleh

Tuhan. Watak sejati akan memper­

lihatkan kesatuan hukum alam,

sunnatullah, keterkaitan seluruh

bagian dan aspeknya sebagai

refleksi dari kesatuan prinsip llahi.

Bagi sang ilmuwan, keberhasilan

upaya menguak pola ciptaan dan

Gambar 11 Manusia Terbang kesatuan hukum alam akan mem-
buatnya makin tunduk kepada
sumber: layarku.wordpress.com

Sang Khalik, sebagaimana diisyaratkan Surah Ali 'lmran (3): 191.

(Yaitu) orang-orang yang meng­
ingat Allah sambil berdiri, duduk,
atau da/am keadaan berbaring,

penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata), "Ya Tuhan kami, tidak/ah
Engkau menciptakan semua sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungi kami dari
azab neraka."

Dzakara-yadzkuru-dzikran l__f� - __f� - __f� menyebut, mengingat.
r� - rl.iQama-yaqumu-qiyaman-qamatan 4,.4\,; - �� -
berdiri tegak;

qa'ada-yaq'udu-qu'udan l�yJ-�- � duduk sesudah berdiri; janbun

J ajnabun-junubun y_f,>.--yl>.-1 C ½ >>:- sebelah, samping, arah, dan tu-

Juan.

Fakara-afkara .r(;\ _ .r<.; dari fakara-yafkiru-fikran \ .r<.; - �- �

memikirkan, mengurai, melepas. Kha/aqa-yakhluqu-khalqan lil.:>- -#:
- Jb:,. A/-sama'u J a/-samawatu-al-samawatu ul__,l� ..J\ - ul_r--JI C

�l� ..J\ langit, awan, atap, setiap sesuatu yang di atasmu; ardhun Jara-

dhuna-aradhi � 0.r"JI� C �JI� bumi, tanah. Bathilun Jabathilun

�\J\ -

��\� C Jk� yang batil. Sabbaha-yusabbihu-tasbihan � - C:·•-� -
� menyucikan dengan bertasbih; qi J adalah fi'il amr dari waqa-yaqi-

wiqayatan �\.,;.., - � - �.., memelihara. 'Adzabun J a'dzibatun �__r�\ C

yl� siksaan, azab.

Ayat ini memberi gambaran siapa dan bagaimana ilmuwan Muslim,

sekaligus dasar bagi basis aksiologi sains Islam. AI-Quran menyebut ko­

munitas ilmuwan sebagai qaumun ya'qilun (sekelompok pemikir, komu­

nitas perenung, himpunan ilmuwan). Mereka melakukan pengamatan

atas fenomena alam di langit dan Bumi, menelaah dan menganalisis, ke­

mudian membuat rumusan atau teori.

Fenomena alam dapat berlangsung di alam atau di laboratorium.

Untuk mengetahui pola "lintasan" Matahari bisa dilihat bayangan ben-

Gambar 12 Gunung dan Burung-Burung

sumber: wildifedisease.nbii.gov/airworks




























































































Click to View FlipBook Version