The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

5. 2019 - Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Manggis Terhadap Bakteri Staphylococcus epidermidis

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by yanlabherbalmmb, 2021-08-08 04:09:31

5. 2019 - Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Manggis Terhadap Bakteri Staphylococcus epidermidis

5. 2019 - Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Manggis Terhadap Bakteri Staphylococcus epidermidis

Farmakologi Penggunaan Obat Herbal Pada Pasien

untuk tujuan kesegaran tubuh. Oleh karena beredar, dimana sejalan dengan hasil survei di
kondisi diabetes lebih memburuk dibandingkan Surabaya (Ummah, 2019; Wahidatunnur, 2019).
hipertensi, informan memprioritaskan penggu- Hal ini dimungkinkan terjadi karena bahan baku
naan herbal untuk diabetes bersama dengan untuk ramuan herbal buatan sendiri mudah di-
obat resep dokter: “Suplemen [diminum] pagi jam peroleh yang dapat berasal dari kebun sendiri
5, habis gitu minum obat dari dokter seha-bis (Pearson et al., 2018) atau dapat dibeli dengan
makan, malemnya minum obat dokter dulu harga relatif murah serta proses pembuatan yang
sebelum makan, selang waktu dua jam baru cukup sederhana (Makmun et al., 2014).
minum produk jamu”. Informan tidak pernah Penyebab lain ialah karena pengetahuan pasi-en
menceritakan penggunaan herbal pada dokter tentang produk yang berijin edar di Indonesia
penulis resep: “takut gitu ya… [akan] dimarahi, sangat minimal. Terbukti bahwa kelima informan
sungkan juga mau tanya… pokoknya diatur penelitian ini tidak mengenali istilah obat herbal
sendiri saja [pemakaiannya]”. Informan tidak terstandar dan fitofarmaka. Apabila Pemerintah
mengalami efek samping setelah penggunaan Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan pe-
herbal sehingga menyatakan bahwa herbal manfaatan obat tradisional, baik berdasarkan
aman. Meski berpengalaman mengonsumsi warisan turun temurun (jamu) maupun yang te-
beberapa jenis produk jamu dan menganggap lah melalui pembuktian ilmiah (obat herbal ter-
produk jamu lebih praktis daripada herbal buatan standar dan fitofarmaka) (Kemenkes RI, 2007),
sendiri, informan tidak mengenali logo ketiga maka upaya pengenalan produk-produk terse-
produk herbal dari BPOM. but perlu digalakkan.

Kasus 5:perempuan 43 tahun, menerima Dalam upaya pengenalan tersebut,
obat resep dokter berupa amlodipin. Informan tenaga kesehatan dapat digerakkan sebagai
mela-porkan penggunaan ramuan buatan sumber terpercaya dalam memberikan informasi.
sendiri, yaitu rebusan seledri dan tumbukan kulit Akan tetapi, hasil penelitian ini menunjukkan
buah manggis serta konsumsi mentimun atau adanya tantangan berupa kecenderungan pasien
belim-bing untuk hipertensi: “Menurut saya, untuk tidak berkomunikasi dengan dokter terkait
herbal itu seperti seledri. Kalau timun dan peng-gunaan obat herbal. Saran penggunaan
belimbing ini bukan [herbal], cuman buah, tapi obat herbal dari dokter pun masih terbatas pada
bisa mering-ankan atau mengurangi tensi”. jenis ramuan buatan sendiri, bukan produk yang
Sesekali infor-man mengonsumsi jamu gendong telah beredar di Indonesia. Sementara itu,
daun sirih atau beras kencur untuk kesegaran penelitian lain menunjukkan bahwa masyarakat
tubuh. Herbal digunakan hanya jika merasakan condong untuk mendapatkan informasi tentang
kelu-han tekanan darah tinggi melebihi kondisi herbal melalui penelusuran mandiri atau
bia-sanya dan obat resep dokter dianggap tidak berdasarkan rujukan kerabat/sejawat, bukan dari
cukup untuk menurunkan. Informan pernah tenaga kesehatan (Alsubaie et al., 2017; Welz et
menyampaikan pemakaian herbal tersebut ke- al., 2018). Kendala yang dilaporkan dimiliki oleh
pada dokter dan mendapatkan respon positif. te-naga kesehatan seperti dokter, apoteker dan
Tidak mengalami efek samping dari herbal se- perawat untuk dapat berperan sebagai sumber
hingga menilai bahwa herbal aman. Diantara informasi terpercaya antara lain karena keter-
ketiga produk herbal teregistrasi BPOM, infor- batasan informasi tentang manfaat, potensi efek
man hanya mengenali jamu. Informan berang- samping, interaksi yang ditimbulkan obat herbal
gapan bahwa herbal buatan sendiri lebih aman (Bahall & Legall, 2017; Gelayee et al.,
daripada produk yang beredar karena dapat 2017).Apabila produk herbal yang telah melalui
dipastikan sumber yang digunakan yaitu tidak pem-buktian ilmiah diedarkan tanpa disertai
mengandung bahan kimia. kemu-dahan akses bagi tenaga kesehatan untuk
memperoleh sumber acuan, mereka tidak akan
Pembahasan memiliki kepercayaan diri untuk dapat mereko-
Dari hasil wawancara dengan kelima mendasikannya.

infor-man tersebut diperoleh beberapa variasi Salah satu hal yang menarik untuk diper-
dalam hal pemilihan jenis obat herbal, hatikan ialah adanya anggapan bahwa rebusan
penggunaan obat herbal dikaitkan dengan obat herbal hanyalah “cairan” sehingga mengimplika-
resep dokter dan bentuk komunikasi dengan sikan tidak akan terjadi efek tidak diinginkan
dokter menge-nai pemakaian obat herbal pada akibat pemakaian ramuan tersebut.Meskipun
penyakit kronis. Seluruh perbedaan itu mengandung bahan kimia dalam jumlah yang
dimungkinkan terjadi ka-rena kurangnya relatif kecil, obat herbal dapat menimbulkan ba-
pemahaman pasien tentang apa yang dimaksud haya jika pemakaiannya mengesampingkan ke-
dengan obat herbal dan ka-pan waktu pemakaian tepatan jumlah dan teknik penyiapan (Makmun et
obat herbal. al., 2014; Kayne, 2002; Weiss & Fintelmann,
2000). Adanya efek tidak diinginkan seperti mu-
Obat herbal buatan sendiri masih lebih al, muntah dan diare dapat terjadi akibat kan-
ba-nyak dipilih dibandingkan produk yang sudah

102

Hanni P, Conny Nadia, Anila Impian, Neny P PROSIDING POKJANAS TOI KE 57

dungan adenosine pada bawang putih (De Smet UCAPAN TERIMA KASIH
et al., 1992). Oleh karena itu, meski berasal dari Peneliti mengucapkan terima kasih atas
alam, pemakaian obat herbal tetap membutuh-
kan kewaspadaan. dana penelitian dari Direktorat Riset dan
Pengabdian Masyarakat, Kementerian Riset,
Pertimbangan keamanan lain ialah Teknologi dan Pendidikan Tinggi, serta para
potensi interaksi antara senyawa yang informan yang telah berpartisipasi.
terkandung da-lam obat herbal dengan yang
terdapat pada obat sintetis (Kayne, 2002). DAFTAR PUSTAKA
Seluruh informan di penelitian ini tidak Agyei-Baffour, P., Kudolo, A., Quansah, Y,
menggunakan obat herbal bersama dengan obat
resep dokter, seperti hal-nya sebagian pasien Boateng, D., 2017. Integrating herbal
pada penelitian lain karena menyadari medicines into mainstream healthcare in
ketidakamanan atas kombinasi terse-but Ghana: clients' acceptability, perceptions
(Suleiman, 2014). Akan tetapi, penelitian ini and disclosure of use.BMC Complement
mengungkap perilaku pasien yang mengguna- Altern Med 17, 513.
kan obat herbal sebagai pengganti obat resep Alsubaie, S.F., Alshehri, M.G., Ghalib, R.H., 2017.
dokter. Awareness, use, and attitude towards
herbal medicines among Saudi women:
Hasil survei pada penderita hipertensi cross sectional study.Imper J Interdisc
peserta BPJS Kesehatan menunjukkan bahwa Res 3, 285-290.
keterbatasan jumlah obat yang diresepkan dok- Aziato, L., Antwi, H.O., 2016. Facilitators and
ter memaksa pasien untuk berulang kali melaku- barriers of herbal medicines use in Accra,
kan kunjungan ke Puskesmas (Nilarosa, 2018). Ghana: an inductive exploratory study.
Sementara itu, saat berada di Puskesmas, pasi- BMC Complement Altern Med 16, 142.
en menghabiskan cukup banyak waktu karena Bahall, M., Legall, G., 2017. Knowledge,
antrian panjang demi mendapatkan pelayanan. attitudes, and practice among health care
Akibat merasakan ketidakefisienan atas hal ter- providers regarding complementary and
sebut, beberapa pasien memilih untuk tidak pa- alternative medicine in Trinidad and
tuh berkunjung dan mendapatkan obat resep Tobago. BMC Complement Altern Med
dokter dan menggantinya dengan obat herbal 17, 144.
yang relatif lebih praktis untuk diperoleh. Oleh De Smet, P.A.G.M., Keller, K., Hansel, R.,
karena teridentifikasinya perilaku pasien seperti Chandler, R.F., 1992. Adverse effects of
itu, pemangku kebijakan pada pelayanan BPJS herbal drugs. Springer-Verlag. Berlin. pp
Kesehatan perlu meninjau ulang aturan yang di- 73-78.
tetapkan demi menjamin rasionalitas pengguna- Gelayee, D.A., Mekonnen, G.B., Atnafe, S.A.,
an obat agar tercapai tujuan terapi maksimal. Birarra, M.K., Asrie, A.B., 2017. Herbal
medicines: personal use, knowledge,
KESIMPULAN attitude, dispensing practice, and the
Pasien penyakit kronis yang berkunjung barriers among community pharmacists
in Gondar, Northwest Ethiopia. Evidence-
ke Puskesmas dan mendapatkan obat dalam Based Complement Altern Med, II.
jumlah terbatas cenderung menggunakan obat Kayne, S.B., 2002. Complementary therapies for
herbal terutama jika waktu kunjungan selanjut- pharmacists. Pharmaceutical Press.
nya belum terpenuhi sesuai jadwal. Keenggan-an London.
pasien penyakit kronis untuk mendapatkan obat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
resep dokter karena harus berulang datang ke 2007. Keputusan Menteri Kesehatan
Puskesmas lebih memilih menggunakan obat Republik Indonesia nomor 381/MENKES/
herbal yang lebih mudah diperoleh. Penggunaan SK/III/2007 tentang Kebijakan Obat
herbal tanpa mengkomunikasikan dengan dokter Tradi-sional Nasional. Kementerian
penulis resep dapat menimbulkan potensi Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
bahaya terutama jika pemahaman pasien masih Makmun, M.T., Widodo, S.E., Sunarto, 2014.
rendah, misalnya menganggap bahwa obat Construing traditional Javanese herbal
herbal aman digunakan. medicine of headache: transliterating,
translating, and interpreting Serat
Keberhasilan penggu-naan obat Primbon Jampi Jawi. Procedia Soc Behav
termasuk obat herbal secara rasional Sci 134, 238-245.
membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak, Nilarosa, A.D., 2018. Analisa faktor yang mem-
mulai dari pemerintah sebagai pemangku kebi- pengaruhi ketidakpatuhan penggunaan
jakan, pihak penyedia, dalam hal ini produsen obat antihipertensi pada pasien peserta
maupun penyedia layanan untuk dapat membe- BPJS di Puskesmas wilayah Surabaya.
rikan informasi terpercaya, serta pengguna la- Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas
yanan yang perlu aktif memperoleh informasi
yang akurat. 103

Farmakologi Penggunaan Obat Herbal Pada Pasien

Airlangga. Surabaya.
Pearson, H., Fleming, T., Chhoun, P., Tuot, S.,

Brody, C., Yi, S., 2018. Prevalence of and
factors associated with utilization of
herbal medicines among outpatients in
primary health centers in Cambodia.BMC
Complement Altern Med 18, 114.
Peltzer, K., Pengpid, S., 2019. The use of herbal
medicine among chronic disease patients
in Thailand: a cross-sectional survey.J
Multidisc Healthcare 12, 573-582.
Rashrash, M., Schommer, J.C., Brown, L.M.,
2017. Prevalence and predictors of herbal
medicine use among adults in the United
States.J Patient Experience 4, 108-113.
Soner, B.C., Sahin, A.S., Sahin, T.K., 2013. A
survey of Turkish hospital patients' use of
herbal medicine. Eur J Integ Med 5, 547-
552.
Suleiman, A.K., 2014. Attitudes and beliefs of
consumers of herbal medicines in Riyadh,
Saudi Arabia.J Community Med Health
Educ 4, 2.
Ummah, A., 2019. Profil pengetahuan, sikap dan
penggunaan obat bahan alam oleh
Lansia di wilayah Surabaya. Skripsi.
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga.
Surabaya.
Wahidatunnur, 2019. Profil pengetahuan, sikap
dan penggunaan obat bahan alam oleh
ibu-ibu anggota Posyandu balita di
Surabaya. Skripsi. Fakultas Farmasi
Universitas Airlangga. Surabaya.
Weiss, R.F., Fintelmann, V., 2000. Herbal
medicine: second edition, revised and
expanded. Thieme. New York. pp 3-20.
Welz, A.N., Emberger-Klein, A., Menrad, K.,
2018. Why people use herbal medicine:
insights from a focus-group study in
Germany.BMC Complement Altern Med
18, 92.
Welz, A.N., Emberger-Klein, A., Menrad, K.,
2019. What motivates new, established
and long-term users of herbal medicine: is
there more than push and pull? BMC
Complement Altern Med 19, 170.

104

Fajriah, Nur Shoffiyanti, Lusi Putri Dwita, Vivi Anggia PROSIDING POKJANAS TOI KE 57

PENGHAMBATAN ɑ-AMILASE DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN
ALPUKAT

ɑ-AMYLASE INHIBITOR AND ANTIOXIDANT ACTIVITIES OF AVOCADO LEAVES 70% ETHANOL
EXTRACT

Nur Fajriah Shoffiyanti1, Lusi Putri Dwita2, Vivi Anggia3
Fakultas Farmasi dan Sains, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka, Islamic Center,

Jalan Delima II/IV, Perumnas Klender 13460, East Jakarta, Indonesia.

Naskah diterima tanggal 17 Desember 2019

ABSTRACT
The avocado plant (Persea americana Mill.) which is used traditionally in
Indonesia especially its leaves for diabetes mellitus treatment. The disease is
characterized by hyperglicemia, a condition with high glucose exceed normal.
Inhibition of α-amylase in digestive canal and consume active antioxidant are one
of the way to solve hyperglicemia. In this research, the activity of avocado leaves
extract to inhibit α-amylase and antioxidant activity were tested. The α-amylase
inhibition study was measured using UV-Vis spectrophotometer with 524 nm
compare to acarbose as a standard. Antioxidant determined by the DPPH method
where vitamin C was used as a standard. The result showed that ethanol extract
of avocado leaves inhibit α-amylase with IC50 139.1 µg/mL while acarbose was
42.7 µg/mL. Ethanol extract of avocado leaves had relative potential 0.3 times
than acarbose. While extract gave antioxidant activity with IC50 was 291.6 µg/mL.
Further study may be needed to find out the active compound.

Key words : Persea americana Mill., α-amylase, antioxidant, acarbose,
vitamin C.

ABSTRAK
Tanaman alpukat (Persea americana Mill.) adalah tanaman yang dimanfaatkan di
Indonesia secara tradisional untuk mengobati diabetes mellitus, khususnya
bagian daun. Penyakit ini ditandai dengan gejala hiperglikemia, suatu keadaan
dengan kadar glukosa yang melebihi batas normal. Penghambatan α-amilase
pada saluran cerna dan konsumsi bahan yang aktif antioksidan merupakan salah
satu cara untuk mengatasi kedaan hiperglikemia. Pada penelitian ini, ditentukan
aktivitas penghambatan enzim α-amylase dan antioksidan. Pengujian hambatan
enzim α-amylase ditentukan dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang
gelombang 524 nm dibandingkan dengan akarbose sebagai standar. Antioksidan
ditentukan dengan metode DPPH di mana vitamin C digunakan sebagai standar.
Hasil penelitian menunjukan ekstrak etanol daun alpukat memiliki IC50 sebesar
139.1 µg/mL, sedangkan akarbose memiliki IC50 sebesar 42.7 µg/mL. Ekstrak
etanol 70% daun alpukat memiliki potensi relatif sebesar 0,3 kali dibandingkan
akarbose. Sedangkan pada hasil uji antioksidan didapatkan jika besar IC50 adalah
291,6 µg/mL. Studi lebih lanjut kemungkinan diperlukan untuk mengetahui
senyawa aktif.

Kata kunci: Persea americana Mill., α-amilase, antioksidan, akarbose,
vitamin C

PENDAHULUAN diabates mellitus sebagai konsekuensi dari tidak
Diabetes mellitus (DM) adalah gangguan memadainya sekresi insulin pankreas atau
buruknya insulin yang dihasilkan untuk
endokrin atau gangguan metabolik dengan memobilisasi glukosa yang diarahkan oleh sel
peningkatan prevalensi global. Kadar glukosa target (Piero et al. 2015). Indonesia berada
darah tinggi (hiperglikemik) adalah gejala dari diurutan ke empat dalam urutan prevalensi
diabetes mellitus tertinggi di dunia setelah India,
Alamat korespondensi : Cina dan Amerika Serikat. Jumlah penderita ini
[email protected]
105

Farmakologi Penghambatan A-Amilase dan Aktivitas Antioksidan

kian bertambah dari tahun-ketahun, khususnya Bahan
penderita DM tipe 2 (KemenRistekdikti 2016). Daun alpukat (Persea americana Mill)

Diabetes mellitus dapat diatasi dengan yang diperoleh dari Badan Penelitian Tanaman
berbagai macam cara, salah satunya dengan Rempah dan Obat (Balitro), enzim α-amilase dari
menurunkan atau menjaga kadar glukosa darah Bacillus licheniformis solid yang diperoleh dari
tetap normal melalui penghambatan enzim α- PT. ELO KARSA UTAMA, etanol 70%, akuades
amilase dan penggunaan agen antioksidan (Rais bebas CO2, reagen DNS yang terdiri dari asam
et al. 2013). Enzim α-amilase bertanggung jawab 3,5-dinitrosalisilat, metanol, HCl pekat, HCl 2N,
dalam proses penguraian karbohidrat menjadi logam Mg, FeCl3, pereaksi Mayer, pereaksi
bentuk glukosa dan maltosa, yaitu dengan Dragendroff, eter, asam asetat anhidrat, H2SO4
menghidrolisis ikatan glukosa yang terdapat di pekat, soluble strach dan akarbose sebagai
dalam pati, glikogen dan turunan polisakarida bahan pembanding dan sebagai kontrol positif (1
lainnya melalui pemotongan ikatan α-1,4- tablet glukobay mengandung 50 mg akarbose),
glikosidik (Sundarram et al. 2014). Selain enzim DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhhidrazil), asam galat,
α-amilase, terdapat pula enzim α-glukosidase Na2CO3, reagen Folin-Ciocalteau, dan vitamin C
yang bekerja dengan menghidrolisis sebagai bahan pembanding antioksidan.
oligosakarida, trisakarida dan disakarida
menjadi glukosa atau monosakarida di usus METODE
halus (Naquvi et al. 2011). Obat yang bekerja Maserasi
dengan menghambat enzim-enzim ini adalah
obat golongan inhibitor α-glukosidase, yaitu Serbuk daun alpukat direndam dengan
akarbose. Selain itu, terdapat pula bahan alam etanol 70% selama 6 jam pertama sambil sekali-
yang diketahui dapat menghambat enzim α- sekali diaduk agar zat aktif yang terdapat pada
amilase dan α-glukosidase, yaitu flavonoid (Rais simplisia terlarut, kemudian didiamkan selama 24
et al. 2013). jam. Maserat dipisahkan dengan menggunakan
kertas saring, proses penyarian diulangi
Flanonoid adalah produk alami yang sebanyak 3 kali dengan jenis dan jumlah pelarut
terdistribusi luas pada tumbuh-tumbuhan. yang sama (BPOM RI 2013). Kemudian maserat
Flavonoid mampu memodulasi aktivitas enzim yang diperoleh dipekatkan dengan
dan mempengaruhi sistem sel dalam tubuh. menggunakan vacuum rotary evaporator.
Flavonoid memiliki kemampuan sebagai Penapisan Fitokimia Ekstrak Daun Alpukat
antioksidan yang mampu mentransfer sebuah
elektron atau sebuah atom hidrogen ke senyawa Ekstrak etanol daun alpukat diidentifikasi
radikal bebas dengan menghentikan tahap awal secara kualitatif untuk mengetahui adanya
reaksi. Flavonoid dapat menghambat peroksidasi senyawa metabolit sekunder alkaloid, fenol,
lipid, menekan kerusakan jaringan oleh radikal flavonoid, steroid, triterpenoid dan saponin
bebas dan menghambat beberapa enzim (Kumar sesuai prosedur standar.
Bimlesh 2011). Salah satu tanaman yang di Uji Inhibisi Enzim α-amilase Secara In Vitro
dalamnya diketahui terkandung flavonoid adalah
daun alpukat (Arukwe et al. 2012). Selain hal Sebanyak 500 µL sampel uji (ekstrak
tersebut, diabetes melitus juga telah dipelajari daun alpukat 90, 150, 260, 450, 780 µg/mL dan
terkait dengan reaksi stress oksidatif yang akarbose 16, 25, 39, 61, 95 µg/mL) ditambahkan
memainkan peran penting dalam menyebabkan ke 500 µL 0,02 M dapar sodium fosfat (pH 6,9
berbagai komplikasi diabetes makro dan dengan 0,006 M natrium klorida) yang
mikrovaskular. Oleh sebab itu, agen antioksidan mengandung larutan α-amilase (1U/100 µL) dan
dapat digunakan sebagai penanganan terhadap diinkubasi pada 25°C selama 10 menit.
diabeter mellitus (Giacco & Michael, 2010). Tambahkan larutan pati 1% (b/v) sebanyak 500
µL pada 0,02 M dapar sodium fosfat yang
Pada penelitian ini akan diuji apakah ditambahkan ke masing-masing tabung pada
ekstrak etanol 70% daun alpukat dapat interval waktunya, kemudian diinkubasi kembali
menghambat enzim α-amilase secara in vitro dan pada suhu 25°C selama 10 menit. Setelah
menentukan nilai IC50 dari penghambatan inkubasi kedua, reaksi dihentikan dengan
tersebut serta menentukan besar IC50 dari penambahan perekasi DNS sebanyak 1000 µL.
antioksidan yang didapat. Tabung reaksi kemudian diinkubasi dalam air
mendidih selama 5 menit, kemudian didinginkan
METODE PENELITIAN sampai suhu kamar. Selanjutnya ditambahkan
Alat 10.000 µL akuades pada campuran reaksi dan
diencerkan, lalu lakukan pengukuran absorbansi
Spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu tipe pada panjang gelombang 490-540 nm
1601), vacuum rotary evaporator (EYELA), (Thalapaneni et al. 2008; Cengiz et al. 2010;
timbang analitik (OHAUS), pH meter (La Motte), JunLi et al. 2010).
kuvet kuarsa, pipet mikro 10-100 μL (OHAUS) Uji Aktivitas Antioksidan
dan 100-1000 μL (ACROSS Pro).
Pengujian aktivitas antioksidan menurut
106

Fajriah, Nur Shoffiyanti, Lusi Putri Dwita, Vivi Anggia PROSIDING POKJANAS TOI KE 57

metode yang dilakukan oleh Molyneux (2004) b = Intersep
yaitu 2 mg DPPH yang dilarutkan dalam 100 mL
MeOH kemudian 3,8 mL larutan DPPH c. Potensi Relatif
ditambahkan dengan 0,2 mL MeOH dibiarkan Potensi relatif digunakan untuk melihat
selama 30 menit dalam gelap kemudian dipindai
dengan spektrofotometer UV-Vis pada 400-800 besarnya potensi sampel atau ekstrak dalam
nm untuk mendapatkan panjang gelombang penghambatan terhadap α-amilase yang
serapan maksimum. Setiap sampel diencerkan dibandingkan dengan kontrol positif berupa
dengan MeOH untuk mendapatkan konsentrasi akarbose. Potensi relatif dihitung dengan
ekstrak 100, 150, 200, 250 dan 300 µg/mL. Setiap menggunakan rumus (Rusdi dkk. 2010) :
ekstrak pipet 0,2 mL dan dicampur dengan 3,8 mL
larutan DPPH. Absorbansi sampel diukur dalam Nilai IC50 Akarbose
panjang gelombang maksimum setelah 30 menit.
Data yang diperoleh diproses dengan rumus Potensi relatif =
berikut:
Nilai IC50 Ekstrak Daun Alpukat

% inhibisi DPPH = HASIL DAN PEMBAHASAN
Abs kontrol - Abs sampel Hasil Penapisan Fitokimia Ekstrak Etanol 70%
x 100% ............ (1) Daun Alpukat
Abs kontrol
Hasil dari penapisan fitokimia (Tabel 1)
Analisis Data menunjukan jika hasil yang didapat sesuai
a. Persentase Inhibisi Enzim α-Amilase dengan hasil penapisan pada jurnal sebelumnya,
yaitu daun alpukat positif mengandung alkaloid,
Persentase inhibisi digunakan untuk tanin, flavonoid, saponin, steroid dan tidak
melihat adanya penghambatan enzim α-amilase mengandung terpenoid (Arukwe et al. 2012).
serta membandingkan reaksi enzim substrat,
sehingga dapat digunakan untuk menentukan Pada uji terpenoid dengan uji Liebermann
daya inhibisi. Dengan menggunakan data Burchard, bila positif mengandung terpenoid
absorban maka dapat dihitung persentase maka sampel akan memberikan warna merah
inhibisi dengan rumus (Trinoviani dkk. 2016) : atau ungu, akan tetapi pada pengujian ekstrak
daun alpukat terhadap kandungan terpenoid
Abs C - Abs X diperoleh perubahan warna coklat. Hal ini
menandakan jika di dalam ekstrak daun alpukat
% inhibisi = x 100% ......... (2) tidak terdapat kandungan terpenoid. Pada uji
flavonoid dengan uji Shinoda memberikan warna
Abs C jingga yang berarti ekstrak positif mengandung
flavonoid. Kandungan flavonoid inilah yang
C = Abs kontrol blanko – Abs blanko diduga dapat menghambat aktivitas dari enzim
X = Abs sampel – Abs kontrol sampel α-amilase, karena berdasarkan penelitian
sebelumnya, diketahui flavonoid golongan
b. M e t o d e P r o b i t – I n h i b i t o r y quercetin, myrcetin dan luteolin dapat
menghambat enzim α-amilase (Tadera et al.
Concentration50 (Ic50) 2006).
IC50 adalah konsentrasi ekstrak yang
dapat menghambat 50% aktivitas α-amilase Uji Inhibisi Enzim α-Amilase
Pada pengujian inhibisi enzim α-amilase
dan radikal DPPH. Semakin kecil nilai IC50, maka
semakin baik daya inhibisinya. Nilai IC50 dihitung oleh ekstrak etanol 70% daun alpukat,
dengan menggunakan metode probit yaitu berdasarkan hasil dari orientasi konsentrasi
didapatkan konsentrasi uji yaitu 90, 150, 260, 450
menggunakan persamaan regresi linier, log dan 780 µg/mL. Selanjutnya dilakukan
penentuan panjang gelombang maksimum DNS
konsentrasi uji sebagai sumbu X dan hasil dari
Tabel 1. Hasil Penapisan Fitokimia Daun
nilai probit dari % inhibisi sebagai sumbu Y Alpukat

(Priyanto 2015). Dari persamaan regresi linier y =

a + bx dapat dihitung nilai IC50 dengan
menggunakan rumus:

y = a + bx Uji Penapisan Pereaksi Hasil
5 = a + bx Alkal oid +
Tanin Dragendorf +
Ic50 = Anti log X ……………………….(3) Fla von oi d +
Saponin FeC l3 +
Keterangan : Shinoda Test
y = 5 (Nilai probit yang mempunyai Steroid Uji Forth +
Li eb er ma nn
hambatan 50%) Terpenoid Burchard -
x = log konsentrasi Li eb er ma nn
a = Slope Burchard

107

Farmakologi Penghambatan A-Amilase dan Aktivitas Antioksidan

pada spektrofotometer UV-Vis. Berdasarkan persamaan tersebut, diperoleh nilai IC50 dari
hasil pembacaan tersebut didapatkan panjang ekstrak daun alpukat yaitu sebesar 139,01
gelombang maksimum 524 nm di mana termasuk µg/mL.
ke dalam rentang panjang gelombang maksimum
DNS yaitu 490-540 nm (JunLi 2010). Mekanisme penghambatan daun alpukat
terhadap α-amilase terjadi karena adanya
Pada pengujian penghambatan enzim α- kandungan flavonoid, yaitu senyawa fenolik yang
amilase dilakukan uji terhadap kontrol blanko akan membentuk senyawa kompleks dengan
(larutan tanpa ekstrak dan akarbose) untuk pati, yang menyebabkan pati tidak dapat
mengetahui gula tereduksi yang terbentuk dari dihidrolisis oleh α-amilase dikarenakan sisi aktif
pemecahan larutan pati oleh enzim. Dilakukan α-amilase (tempat berikatannya dengan substrat)
juga uji terhadap blanko (larutan tanpa ekstrak, tidak dapat mengenali struktur senyawa
akarbose dan enzim) sebagai faktor kompleks yang terbentuk antara pati dan
pengurangan terhadap kontrol blanko. Nilai flavonoid. Flavonoid yang diduga berperan dalam
absorbansi pada uji kontrol blanko yang diperoleh penghambatan α-amilase pada daun alpukat
adalah 0,2739. Tingginya absorbansi ini adalah quercetin dan luteolin, yang diketahui
menandakan jika pada uji tersebut terdapat gula dapat menghambat enzim α-amilase (Tadera et
tereduksi yang terbentuk dalam jumlah banyak. al. 2006). Selain flavonoid, dalam jurnal lain
Berbeda dengan hasil pembacaan pada uji dikatakan jika alkaloid dan tanin juga berperan
blanko, di mana pada uji tersebut tidak terdapat dalam penghambatan enzim α-amilase
gula tereduksi yang terbentuk karena tidak ada (Mohamed et al. 2012).
penambahan enzim. Hal ini terlihat dari hasil
absorbansi yang didapat lebih kecil dari hasil Pada pengujian inhibisi enzim α-amilase
absorbansi kontrol blanko, yaitu 0,011. oleh akarbose, konsentrasi akarbose yang
Selanjutnya dilakukan pembacaan nilai digunakan adalah 16, 25, 39, 61, 95 µg/mL.
absorbansi dari campuran larutan ekstrak daun Pengujian persen inhibisi yang didapat
alpukat, pati, enzim α-amilase dan DNS sebagai menunjukan semakin tinggi konsentrasi
sampel dan larutan campuran ekstrak daun akarbose maka semakin besar nilai persen
alpukat, pati dan DNS tanpa enzim α-amilase inhibisi yang didapatkan, yaitu 21,3% (16 µg/mL),
sebagai kontrol sampel. Hasil pembacaan 29,7% (25 µg/mL), 46,4% (39 µg/mL), 57,8% (61
absorbansi pada sampel, yaitu pada konsentrasi µg/mL) dan 77,2% (95 µg/mL). Berdasarkan hasil
90, 150, 260, 450 dan 780 µg/mL menunjukan nilai persen inhibisi tersebut, dapat ditentukan
penurunan nilai absorbansi yang didapat (0,158 – nilai IC50 dengan metode probit. Diperoleh nilai
0,142 – 0,126 – 0,101 – 0,063). korelasi (r) = 0,9902, nilai intersep (a) = 1,7876
dan nilai slope (b) = 1,9702. Dari persamaan
Hal ini disebabkan karena semakin tinggi tersebut, diperoleh nilai IC50 dari kontrol positif
konsentrasi ekstrak daun alpukat, maka semakin atau pembanding yaitu akarbose adalah sebesar
sedikit serapan gula tereduksi yang didapatkan. 42,6973 µg/mL.
Hal tersebut juga menyebabkan naiknya nilai
persen inhibisi seiring dengan kenaikan Mekanisme penghambatan akarbose
konsentrasi ekstrak etanol 70% daun alpukat, terhadap α-amilase terjadi karena sisi aktif dari α-
yaitu 45,63% (90 µg/mL), 50,95% (150 µg/mL), amilase akan berikatan dengan akarbose yang
57,03% (260 µg/mL), 66,92% (450 µg/mL) dan menyebabkan α-amilase tidak dapat berikatan
82.13% (780 µg/mL). Rendahnya nilai dengan pati sebagai substrat. Hal ini akan
absorbansi yang didapat pada sampel menghambat proses penguraian pati menjadi
dikarenakan sedikitnya produk gula tereduksi glukosa sehingga kadar glukosa dalam sampel
yang terbentuk dalam proses pemecahan pati rendah dan menyebabkan nilai absorbansi yang
oleh enzim α-amilase. Sedangkan pada hasil didapat pada pembacaan dengan
pembacaan kontrol sampel (tanpa enzim) spektrofotometer menjadi kecil (Dinicolantonio et
didapatkan nilai absorbansi yang lebih rendah al. 2015).
dari absobansi sampel karena tidak adanya gula
tereduksi yang terbentuk. Terbukti dari hasil Uji Aktivitas Antioksidan
pembacaan nilai absorbansi yang didapat (0,012 Uji aktivitas antioksidan ditentukan
– 0,013 – 0,013 – 0,014 – 0,016) mendekati nilai
absorbansi pada uji blanko. dengan menggunakan metode penangkapan
radikal DPPH. Pengukuran aktivitas ini
Berdasarkan hasil nilai persen inhibisi berdasarkan kemampuan suatu senyawa dalam
ekstrak etanol 70% yang didapatkan, maka dapat mengurangi intensitas warna DPPH pada
ditentukan nilai IC50 dengan metode probit. Log panjang gelombang maksimum yang didapat,
konsentrasi uji sebagai sumbu X dan hasil dari 515,20 nm (Sastrawan dkk. 2013). Hasil uji ini
tabel transformasi persen-probit sebagai sumbu didapat dengan menghitung persen inhibisi
Y. Diperoleh nilai korelasi (r) = 0,963, nilai intersep ekstrak dalam menghambat DPPH. Berdasarkan
(a) = 2,7429 dan nilai slope (b) = 1,0530. Dari penetapan serapan sampel kontrol (hanya
larutan DPPH), diperoleh jika besar nilai
108

Fajriah, Nur Shoffiyanti, Lusi Putri Dwita, Vivi Anggia PROSIDING POKJANAS TOI KE 57

absorbansinya adalah 0,632. Pada pengujian yaitu akarbose. Hasil nilai potensi relatif, yaitu
ekstrak etanol daun alpukat dengan larutan perbandingan antara nilai IC50 akarbose dengan
DPPH diperoleh nilai absorbansi yang didapat IC50 ekstrak etanol 70% daun alpukat adalah 0.3
yaitu 0,581 – 0,564 – 0,501 – 0,441 – 0,355. Dari kalinya akarbose.
hasil tersebut dapat diketahui jika semakin besar
konsentrasi ekstrak etanol daun alpukat (100, KESIMPULAN
150, 200, 250 dan 300 µg/mL) maka semakin Kesimpulan
banyak radikal DPPH yang ditangkap.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan
Hal ini ditandai dengan kecilnya nilai bahwa dengan nilai persen inhbisi ekstrak etanol
absorbansi yang didapat seiring dengan 70% daun alpukat dalam menghambat enzim α-
meningkatnya konsentrasi ekstrak. Di mana amilase dengan nilai IC50 sebesar 139,1 µg/mL
dengan semakin tingginya konsentrasi ekstrak dan potensi relatif 0,3 kali dibandingkan akarbose
maka semakin sedikit sisa DPPH yang terbaca serta besar IC50 antioksidan sebesar 291,6 µg/mL
oleh spektrofotometer. Hal tersebut tentu saja menandakan jika daun alpukat bisa digunakan
berbeda dengan sampel kontrol, di mana dalam sebagai kandidat pengobatan diabetes mellitus
sampel tersebut tidak ada yang menghambat dan masih memungkinkan untuk identifikasi
DPPH, oleh karena itulah serapan absorbansi senyawa aktif.
sampel kontrol bernilai lebih besar karena
seluruh DPPH dapat terbaca oleh Saran
spektrofotometer. Perlu dilakukan identifikasi lebih lanjut

Hasil yang diperoleh oleh sampel juga senyawa aktif yang berperan terhadap aktivitas
terjadi pada pembanding yang digunakan, yaitu penghambatan α-amilase.
vitamin C. Pada pengujian ini didapatkan hasil
nilai absorbansi campuran antara vitamin C DAFTAR PUSTAKA
dengan DPPH yaitu 0,062 – 0,061 – 0,060 – Arukwe U, Amadi BA, Duru MKC, Agomuo EN,
0,059 – 0,058. Di mana semakin besar
konsentrasi vitamin C (2, 3, 4, 5, 6 µg/mL) maka Adindu EA, Odika PC, Lele KC, Egejuru L,
semakin kecil nilai absorbansi yang didapatkan. Anudike J. 2012. Chemical Composition
Hal ini terjadi karena adanya donor hydrogen oleh of Persea americana Leaf, Fruit and
vitamin C sebagai antioksidan ke DPPH. Seed. Dalam : IJRRAS. Nigeria: Imo State
College of Health Science Technology.Vol
Berdasarkan hasil absorbansi sampel 11 No 2. Hlm. 346-349.
antioksidan yang didapat, diperoleh nilai persen Badan Pengawasan Obat dan Makanan. 2013.
inhibisi untuk masing-masing konsentrasi sampel Peraturan Pengawasan Pemasukan
ekstrak etanol daun alpukat (100, 150, 200, 250 Obat Dan Makanan Ke Dalam Wilayah
dan 300 µg/mL) yaitu 21,85%, 24,13%, 32,61%, Indonesia. Jakarta: Badan POM. Hlm. 5.
40,68% dan 54,94%. Pada sampel pembanding Cengiz S, Cavas L, Yurdakoc K. 2010. Alpha-
diperoleh besar persen inhibisi untuk masing- Amylase Inhibition Kinetics by
masing konsentrasi yaitu 91,66%, 91,80%, Caulerpenyne. Dalam : Research Article.
91,93%, 92,06% dan 92,20%. Pada pengujian Turkey : Dokuz Eylul University. Vol 11 No
IC50 ekstrak etanol daun alpukat dengan metode 1. Hlm. 93-103.
probit berdasarkan persen inhibisi yang Dinicolantonio JJ, J Bhutani, JH O'Keefe. 2015.
didapatkan, diketahui jika log konsentrasi Acarbose  : Safe and Effective for
sampel sebagai sumbu X dan hasil dari tabel Lowering Postprandial Hyperglycaemia
transformasi persen-probit sebagai sumbu Y and Improving Cardiovascular Outcomes.
diperoleh nilai korelasi (r) = 0,97, nilai intersep (a) Dalam : Review Journal. USA : BMJ. Vol 2
= 1,75 dan nilai slope (b) = 0,16546. Dari No 10. Hlm. 1–14.
persamaan tersebut, diperoleh nilai IC50 dari Giacco F, Michael B. Oxidative stress and
ekstrak daun alpukat yaitu sebesar 291,6 diabetic complications. Circ Res.
µg/mL. Sementara pada penentuan IC50 dari 2010;107:1058-70.
vitamin C, didapatkan jika pada konsentrasi JunLi W, Nie GX, Li SZ, Xie YM. Cao XL. 2010.
terkecil vitamin C yang digunakan (2 µg/mL) Optimal Wavelength for Determining The
sudah memberikan daya inhibisi sebesar Content of Reducing Sugar by DNS
91,66%. Sehingga penentuan IC50 vitamin C Meyhod. Dalam : Journal of Henan
berada di bawah konsentrasi 2 µg/mL. Agricultural Sciences. China : Insatitute of
Sci-tech Information, Henan Academy of
Penentuan Potensi Relatif Agricultural Sciences. No 4. Hlm. 115-
Penentuan potensi relatif bertujuan untuk 118.
Kementerian Riset Teknologi Dan Pendidikan
melihat besarnya potensi ekstrak etanol 70% Tinggi. 2016. 60 Persen Masyarakat
daun alpukat dalam menghambat enzim α- Indonesia Tidak Sadar Mengidap
amilase yang dibandingkan dengan kontrol positif
109

Farmakologi Penghambatan A-Amilase dan Aktivitas Antioksidan

Diabetes. www.dikti.go.id/Info Iptek Dikti. Ratulangi. Vol 13 No 2. Hlm. 110-115.
Diakses 15 Maret 2017. Sundarram A, Pandurangappa T, Murthy K. 2014.
Kumar Bimlesh. 2011. A Review of
Phytochemistry and Pharmacology of α-Amylase Production and Applications.
Flavonoids. Dalam : Internationale Dalam : Journal of Applied &
Pharmaceutica Science. India : Lovely Environmental Microbiology. S India :
Professional University. Vol 1 No 1. Hlm. cience and Education Publishing. Vol 2 No
25-41. 4. Hlm. 166–175.
Mohamed EAH, Mohammad JAS, Lee FA, Amirin Tadera KT, Inami YM, Akamatsu KT, Atsuoka TM.
S, Sue HC, Soo CT, Mohd ZA, Mun FY. 2006. Inhibition of Alfa Glucosidase and
2012. Potent α-Glucosidase and α- Alfa Amylase by Flavonoids. Dalam : J
Amylase Inhibitory Activities of Nutr Sci Vitaminol. Jepang : Kagoshima
Standardized 50% Ethanolic Extractc and University. Vol 52. Hlm. 149–153.
Sinensetin from Orthosiphon stamineus Thalapaneni NR, Chidambaram KA, Ellappan T.
Benth as Anti-diabetic Mechanism. Dalam 2008. Inhibition of Carbohydrate Digestive
: BMC Complementary and Alternative Enzymes by Talinum portulacifolium (
Medicine. Malaysia : Universiti Sains Forssk ) Leaf Extract Inhibition of
Malaysia. No 12. Hlm. 1-7. Carbohydrate Digestive Enzymes by
Molyneux. 2004. The Use of Stable Free Radical Talinum portulacifolium( Forssk ) Leaf
Diphenylpicrylhyfrazyl (DPPH) for Extract. Dalam : Journal of
Estimating Antioxydant Activity. Dalam : Complementary and Integrative Medicine.
Journal of Science And Technology. Philadelphia : University of Pennsylvania.
Inggris : Songklanakarin. Vol 26 No 2. Vol 5 No 1. Hlm. 1-10.
Hlm. 211-219. Trinoviani E, Ai K, Nisa FAR, Ardi R. 2016.
Naquvi KJ, Javed Ahamad,Mir SR, AliM, Shuaib Aktivitas Penghambatan Alfa Glukosidase
M. 2011. Review On Role of Natural Seduhan dan Ekstrak Etanol Campuran
Αlpha-Glucosidase Inhibitors for F o r m u l a Te r p i l i h Te h P u t i h d a n
Management of Diabetes Mellitus. Dalam Stevia.Dalam :Jurnal Penelitian Teh dan
: International Journal of Biomedical Kina. Bandung : Universitas Garut.
Research. Jamia Hamdard. India. Vol 6. Volume 19 No 2.Hlm 202-207.
Hlm.374–380.
Piero MN, Nzaro GM, Njagi JM. 2015. Diabetes
Mellitus – ADevastating Metabolic
Disorder. Dalam : Asian Journal of
Biomedical and Pharmaceutical
Sciences.Kenya : Kenyatta University.
Vol4 No 40. Hlm. 1–7.
Priyanto. 2015. Toksikologi Mekanisme Terapi
Antidotum dan Penilaian Risiko. Depok :
Leskonfi.Hlm. 181-186.
Rais IR, SamudraAG, Widyarini S, Nugroho AE.
2013. Determination of Andrographolide
Isolate Activity to Αlpha-Amylase and
Αlpha-Glucosidase Using Apostolidis and
Mayur Method. Dalam : Traditional
Medicine Journal. Yogyakarta : UGM. Vol
18 No 3. Hlm. 162–166.
Rusdi NK, Sediarso, Siti HF. 2010. Uji Aktivitas
Antibakteri Fraksi Etanol 70% dari Ekstrak
Daun Mahkota Dewa (Phaleria
macrocarpa (Scheff) Boerl.) terhadap
Bakteri Streptococcus mutans. Dalam :
Jurnal FARMASAINS. Jakarta. Vol 1 No 2.
Hlm. 89-94.
Sastrawan Idza N, Meiske Sangi, Vanda Kamu.
2013. Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas
Antioksidan Ekstrak Biji Adas
(Feoniculumvulgare) Menggunakan
Metode DPPH. Dalam : Jurnal Ilmiah
Sains. Manado : Universitas Sam

110

Paramita Maris, Setyowati R. Djiwanti PROSIDING POKJANAS TOI KE 57

POTENSI TANAMAN OBAT DAUN AFRIKA (Vernonia amygdalina) SEBAGAI INSEKTISIDA
NABATI: SEBUAH ULASAN

POTENTIALS OF AFRICAN LEAF MEDICINAL PLANT (Vernonia amygdalina) AS BOTANICAL
INSECTICIDE: A REVIEW

Paramita Maris1, Setyowati R. Djiwanti1
1Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman

Perkebunan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian, Bogor

Naskah diterima tanggal 18 Desember 2019

ABSTRACT
African leaf plant (Vernonia amygdalina) could be used as medicinal herb and or
botanical insecticide as well. Several workers have demonstrated the possible
application of powder or extracts from bitter leaf plant materials to control storage
pests Callosobruchus maculatus (stored cowpea bruchid) danand Sitophilus
zeamais (the maize weevil). There was no progeny development of the bruchid in
samples treated with bitter leaf powder. The leaf powder was mixed with cowpea
seeds, to prevent oviposition and hatching of the eggs, and adult emergence of
bruchid, thereby helping in their management. The effectiveness of V. amygdalina
in the control of S. zeamais also had the same result. The essential oil of V.
amygdalina (0.3%) was able to protect maize from the maize weevil by evoking a
high repellant action against weevil, then reducing the number of weevil progeny
production, without damaging the grain. The main insecticidal properties of V.
amygdalina were identified as chemical compounds like sesquiterpene lactones
containing vernodalin, vernodalol and 11, 13-dihydrovernodalin, which act as an
insect feeding deterrent. Its possible application in Indonesia in controlling the
storage pests, were needed to be evaluated to support the efficient and eco-
friendly plant pest and disease control program.

Keywords : control, pests, Vernonia amygdalina

ABSTRAK
Selain sebagai tanaman obat, tanaman daun afrika (Vernonia amygdalina) dapat
pula dimanfaatkan sebagai insektisida nabati. Beberapa peneliti telah
mendemonstrasikan kemungkinan aplikasi tepung atau ekstrak dari bahan
tanaman daun afrika dalam pengendalian hama gudang Callosobruchus
maculatus (kumbang kacang tunggak/merah) dan Sitophilus zeamais (kumbang
biji jagung). Pada sampel kacang yang diperlakukan dengan tepung daun afrika,
tidak terlihat adanya perkembangan populasi kumbang kacang. Tepung daun
afrika yang dicampur dengan biji kacang, mencegah peletakan telur dan
penetasan telur, sehingga menekan munculnya/ lahirnya kumbang dewasa.
Demikian pula pada pengendalian kumbang jagung S. zeamais. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa minyak atsiri daun afrika memberikan efek penolakan makan
terhadap kumbang jagung sehingga menekan jumlah produksi keturunan
kumbang dewasa, tanpa menyebabkan kerusakan pada biji jagung. Bahan
insektisida dari tepung tanaman daun afrika merupakan senyawa kimia
sesquiterpene lactones yang mengandung vernodalin, vernodalol dan 11, 13-
dihydrovernodalin, yang bersifat mencegah aktivitas makan serangga.
Kemungkinan aplikasinya di Indonesia dalam pengendalian hama gudang, perlu
dikaji untuk menunjang program pengendalian hama dan penyakit tanaman yang
efisien dan ramah lingkungan.

Kata Kunci : pengendalian, hama, Vernonia amygdalina

Alamat korespondensi :
[email protected]

111

Budidaya Tanaman Obat Potensi Tanaman Obat Daun Afrika

PENDAHULUAN banyak mengalami kendala, baik di lahan
Ta n a m a n d a u n a f r i k a ( Ve r n o n i a pertaniannya maupun di tempat
penyimpanannya. Kendala seperti penyakit,
amygdalina Del.) adalah tanaman berkayu lunak hama, dan terbatasnya pupuk serta pengairan
atau semak yang termasuk dalam family tentu harus diatasi dengan sebaik-baiknya
Asteraceae dan genus Vernonia (Kigigha dan (Brisibe et al., 2011; Raguraman and Singh,
Onyema, 2015). Tanaman ini dinamakan 2000). Kendala utama pertanaman kacang
tanaman daun afrika karena sebagian besar tunggak ini adalah serangga hama
populasinya ditemukan di Benua Afrika. Daunnya Callosobruchus maculatus (Musa et al., 2009). C.
memiliki rasa pahit sehingga sering disebut maculatus ini menyerang pada saat fase pra
African bitter leaf (tanaman daun pahit). Rasa panen dan pasca panen sehingga dapat
pahit di dalam daun ini berasal dari senyawa menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup
metabolit sekunder seperti alkaloid, saponin, besar bagi petani (Baidoo et al., 2010).
tanin, dan glikosida (Li et al., 2005). Tanaman ini Pengendalian serangga hama dengan
tergolong tanaman tahunan dan telah banyak mencampur biji-bijian dengan beberapa bahan
diteliti secara luas penggunaannya sebagai tanaman merupakan praktek pengendalian yang
tanaman obat (David, 2015). sudah dilakukan sejak lama oleh petani, terutama
di negara miskin dan berkembang (Yadu et al.,
V. amygdalina juga mengandung 2000). Pencampuran bahan tanaman dengan
senyawa lain seperti thiamin, piridoksin, asam biji-bijian ini juga dilakukan oleh petani kacang
askorbat, glisin, sistein and kasein hidrolisat tunggak dengan menggunakan campuran daun
dalam jumlah yang cukup besar. Kandungan afrika yang berbentuk bubuk untuk
senyawa-senyawa tersebut dilaporkan lebih mengendalikan hama gudang C. maculatus.
banyak dibanding tanaman lain seperti Cara ini direkomendasikan untuk pengendalian
Bryophyllum pinnatum, Eucalyptus globules, dan hama gudang untuk memastikan ketahanan
Ocimum gratissimum (Ganjian et al., 1983). pangan terutama di negara-negara berkembang
Kayanya kandungan senyawa metabolit (David 2015).
sekunder pada tanaman ini membuat
pemanfaatan tanaman ini sangat beragam. Potensi daun afrika sebagai insektisida
Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya nabati ini masih sangat luas untuk
menyebutkan bahwa daun afrika dapat dikembangkan. Makalah ini akan mengulas hasil-
mengendalikan OPT (Organisme Pengganggu hasil penelitian mengenai tanaman daun afrika
Tanaman) seperti hama, bakteri, dan jamur sebagai pestisida nabati, masalah hama gudang
(Ganjian et al., 1983; Jisaka et al., 1992; dan pengendaliannya, serta kajian kemungkinan
Asawalam et al., 2008; Chukwujekwu et al., 2009; penelitian pemanfaatan pestisida nabati daun
Green et al., 2017; Habtamu dan Melaku 2018). afrika dalam pengendalian hama gudang di
Bahkan penggunaannya sebagai pengendali Indonesia.
serangga hama ini telah digunakan pada lahan
tanaman pangan di negara berkembang seperti BIOLOGI TANAMAN DAUN AFRIKA
Nigeria (David, 2015). Tanaman ini dapat tumbuh sampai 10 m

Penelitian mengenai bahan nabati yang dengan petiol daun berdiameter sekitar 6 mm dan
digunakan secara luas untuk pengendalian hama berbentuk oval (Yeap et al., 2010). Di dataran
di lahan pertanian dan hama gudang (sampai tinggi Ethiopia, daun afrika digolongkan oleh
batas tertentu) telah banyak dilakukan petani sebagai tanaman untuk makanan ternak
sebelumnya (Berger, 2005; Ijeh and Ejike, 2011; multifungsi dengan hasil biomassa tinggi, mudah
Ufele et al., 2013). Senyawa metabolit sekunder diperbanyak, kemampuan beradaptasi dan
yang berasal dari tanaman memiliki beberapa kecocokan tinggi, serta tidak bersaing dengan
cara dalam mempengaruhi serangga hama hara tanah dan kelembapan/kandungan air tanah
sasarannya, antara lain senyawa toksik untuk dengan tanaman lain. Tanaman ini bahkan dapat
larva (larvasida), penghambat pertumbuhan/IGR membantu memperbaiki kesuburan tanah dan
(Insect Growth Regulators), repellent, atraktan, pertumbuhan tanaman tahunan (Mekoya et al.,
dan lain-lain (Ishii et al., 2010, Ntonifor et al., 2008). Meskipun pada awalnya banyak
2011, Asmanizar et al., 2012 dalam David, 2015). ditemukan di Afrika, saat ini tanaman daun afrika
dapat tumbuh dengan baik di Indonesia.
Untuk mendapatkan hasil panen yang
maksimal, usaha pengendalian OPT tidak cukup V. amygdalina biasanya mudah
hanya dilakukan di lahan pertanaman saja, tapi ditemukan di sepanjang sungai dan danau, di
juga di tempat penyimpanan dan distribusinya. pinggiran hutan, di dalam hutan yang penuh
Serangan hama gudang dapat menimbulkan dengan pepohonan, dan di padang rumput
kerugian cukup signifikan, karena tidak hanya dengan ketinggian hingga 2800 meter di atas
mengurangi kuantitas, tapi juga kualitas hasil permukaan laut. Tanaman ini terdapat di daerah
panennya. Contohnya adalah usaha tani kacang- dengan rata-rata curah hujan sebesar 7.502.000
kacangan seperti kacang tunggak/ cowpea yang

112

Paramita Maris, Setyowati R. Djiwanti PROSIDING POKJANAS TOI KE 57

mm per tahun, membutuhkan sinar matahari tanaman yang akan ditanam atau digunakan
penuh, dan lebih menyukai lingkungan yang sebagai pagar hidup (Ofori et al., 2013). Di
lembab. V. amygdalina mudah untuk Ethiopia, tanaman ini umum digunakan dalam
dibudidayakan karena dapat tumbuh di semua penyiapan bir lokal, dan sebagai fumigant
jenis tanah meskipun tentu lebih memilih tanah (Thompson et al., 1994).
subur yang kaya humus (Ofori et al., 2013).
Penyebarannya dapat melalui biji yang berasal TANAMAN DAUN AFRIKA SEBAGAI
dari kepala bunga, tetapi sebagian besar melalui PESTISIDA NABATI
stek batang karena tanaman akan tumbuh jauh
lebih cepat. Petani biasanya lebih memilih untuk Minyak, tepung/bubuk atau ekstrak
menanam tanaman yang baru pada saat awal bahan tanaman yang berasal dari V. amygdalina
musim atau setelah tahun kedua. Pemanenan ini telah terbukti bersifat toksik terhadap hama
pada musim hujan dilakukan dengan memotong gudang (Asawalam et al., 2008; Adeniyi et al.,
pucuk berdaun sehingga cabang baru akan 2010; David 2015) dan hama di lahan pertanian.
muncul. Cabang yang baru ini juga akan segera Tanaman ini dapat bersifat repellent dan toksik
dipanen beberapa minggu kemudian. Saat terhadap larva Spodoptera exempta (Walker)
musim kemarau, hanya daun yang akan (Lepidoptera: Noctuidae) (Ganjian et al., 1983).
langsung dipanen. Minyak atsiri yang berasal dari daun bersifat
toksik terhadap S. zeamais (Ofori et al. 2013).
Daun afrika mempunyai banyak manfaat, Lebih jauh lagi, bahkan terdapat bukti yang
antara lain sebagai 1) Insektisida nabati - minyak menunjukkan bahhwa ekstrak daun afrika ini
atsiri yang dihasilkan oleh daun afrika bersifat berguna sebagai antimikroba (Erasto et al., 2006;
toksik terhadap Sitophilus zeamais, sementara Orsomando et al., 2016) dan bersifat toksik
efeknya terhadap bruchid tersebut efektif saat terhadap protozoa parasit (De Toledo et al., 2014;
dicampur dengan Ocimum spp. (selasih); 2) Abay et al., 2015). Hal-hal di atas tentu membuat
Makanan - daun afrika ini dapat dimakan tanaman daun afrika ini lebih berguna bagi
langsung sebagai lalapan atau bahkan dimasak masyarakat di pedesaan, apalagi karena mereka
menjadi sejenis sup. Akar dan rantingnya bahkan mudah untuk dibudidayakan.
bisa dimakan sebagai hidangan pembuka; 3)
obat - tanaman ini lama dikenal sebagai tanaman Dalam penelitiannya, David (2015)
obat dan dapat membantu untuk menurunkan menguji efektivitas tepung yang berasal dari V.
demam, menyembuhkan gejala-gejala seperti amygdalina sebagai insektisida kontak terhadap
sakit perut, hepatitis, malaria, bilharziasis kumbang kacang tunggak, C. maculatus, di
(demam keong/schistosomiasis), titik-titik hitam laboratorium dengan suhu 30±2°C dan
pada wajah, atau bahkan meredakan mual; 4) kelembapan relatif sekitar 75±5%. Bubuk ini
makanan ternak - daun dan cabang/ranting diaplikasikan pada konsentrasi 2g/20g biji
tanaman daun afrika ini biasa digunakan sebagai kacang tunggak. Hasil uji menunjukkan bahwa
makanan ternak; 5) bahan bakar - batang bubuk daun afrika yang digunakan sebagai
tanaman ini dapat digunakan sebagai kayu bakar insektisida kontak ini dapat mengurangi jumlah
dan arang; 6) Ternak lebah - tanaman ini kumbang kacang tunggak secara signifikan
menghasilkan madu yang ringan; 7) Kayu - (P<0.05). Dengan keterangan bahwa daun V.
batang tanaman yang resisten terhadap rayap ini amygdalina tercatat sebagai yang paling toksik
sering digunakan sebagai tiang pasak untuk dan dapat menyebabkan 100% mortalitas
kumbang dewasa C. maculatus pada 72 JSA

Gambar 1. (a) Struktur kimia vernodalin, (b) Struktur kimia vernolide, (c) Struktur kimia
11, 13-dihydrovernolidalin

113

Budidaya Tanaman Obat Potensi Tanaman Obat Daun Afrika

(Jam Setelah Aplikasi). Staphylococcus aureus dan serangga hama
Pada sampel yang diperlakukan dengan kacang-kacangan (common bean) di lapang,
termasuk hama Aphids (Huang et al., 2000,
V. amygdalina, tercatat tidak ada perkembangan Dunsworth et al., 1982).
keturunan pada kumbang C. maculatus. Bahkan
persentase kumbang C. maculatus untuk Senyawa bahan aktif yang umum
bertahan hidup (dari fase telur hingga terisolasi dan teridentifikasi sebagai
imago/dewasa) pada semua sampel yang sesquiterpene lactones mengandung vernodalin,
diperlakukan dengan V. amygdalina tercatat vernodalol and 11, 13-dihydrovernodalin,
memiliki persentase perkembangan keturunan merupakan bahan insektisida yang berperan
yang lebih sedikit daripada kontrol dengan sebagai penolak makan serangga (insect feeding
perbedaan yang signifikan (P<0.05). Semua deterrent) (Pascual, 2001) (Gambar 1 (a)-(c)).
sampel yang diperlakukan dengan bubuk Minyak atsiri yang diekstrak melalui distilasi air
tanaman daun afrika ini bersifat toksik terhadap dari daun afrika mangandung eucalyptol (1, 8
kumbang kacang tunggak, C. maculatus. Bubuk cineole, 25%), beta pinene (14.5%), myrtenal
ini dapat dicampur dengan biji kacang tunggak (6.5%), dan senyawa minor lain sementara
untuk mencegah telur menetas, dan pada minyak atsiri dari bunga mengandung terutama
akhirnya tentu hal ini sangat berguna dalam alpha-muurolol (45.7%) (Habtamu dan Melaku
usaha pengendalian kumbang kacang tunggak, 2018). Minyak atsiri lain (0.3%) dapat melindungi
C. maculatus. Dari uji efikasi ini juga dapat biji jagung dari kumbang jagung S. zeamais
diketahui bahwa urutan efektivitas dari bagian dengan mengurangi jumlah produksi keturunan
tanaman daun afrika yang dijadikan bubuk ini (progeny production) dan menyebabkan sifat
adalah daun, kulit batang, dan yang terakhir menolak makan yang besar/ tinggi terhadap
adalah akar. kumbang jagung tanpa merusak biji-bijian.
Persentase perkecambahan biji kacang tunggak
Penelitian lain yang dilakukan oleh yang diperlakukan dengan yang tidak
Adedire dan Lajide (2008) melaporkan bahwa V. diperlakukan (kontrol), tidak berbeda. Hal ini
amygdalina dapat menyebabkan 100% dilaporkan bahwa biji-bijian yang diperlakukan
mortalitas pada S. zeamais. Tanaman ini juga dengan tepung dan ekstrak tidak menghilangkan
dapat mencegah oviposisi dan munculnya viabilitas biji (Das, 2002: Onu dan Aliyu, 1995;
imago/serangga dewasa. Efek terhadap oviposisi Keita et al., 2001).
ini mungkin disebabkan oleh pernapasan yang
semakin memburuk/melemah yang berujung Tepung daun afrika dapat diaplikasikan
negatif terhadap proses metabolisme di dalam secara tunggal atau dicampur tepung daun
tubuh kumbang (Osisiogu and Agbakwuru, 1978; pestisida nabati lain. Pencampuran tepung daun
Onolemhemhem and Oigiangbe, 1991; Adedire dari berbagai jenis daun pestisida nabati selain
et al., 2011; Ileke et al., 2012). Tanaman ini juga dapat meningkatkan efektivitas, juga
dilaporkan dapat memperlambat gerak kumbang meningkatkan efisiensinya. Moses dan Dorathy
(Adedire et al., 2011) sehingga kumbang tidak (2011) melaporkan bahwa daun afrika
dapat bergerak dengan bebas untuk dapat kawin memberikan perlindungan terbaik terhadap
dan berkembangbiak (Ileke et al., 2012). kumbang kacang tunggak (cowpea weevil) jika
Sedangkan penurunan pada perkembangan dibandingkan dengan bawang putih dan jahe.
keturunan mungkin disebabkan oleh adanya Aktivitas minyak atsiri daun afrika terhadap C.
kematian dini dan penghambatan (baik penuh maculatus (cowpea bruchids) akan efektif jika
maupun sebagian) perkembangan embrio (Dike dicampur dengan Occimum spp. (Ofori et al.
and Mbah 1992). Dari hasil uji lapang ekstrak V. 2013). Tepung daun afrika V. amygdalina L. (Va)
amygdalina efektif mengendalikan hama kacang- dan tepung mimba Azadirachta indica A. Juss
kacangan (common bean Phaseolus vulgaris L.), (Az) yang diaplikasi terpisah maupun dalam
seperti halnya insektisida sintetik pyrethroid campuran perbandingan Va100%, Az100%,
(Mkenda et al., 2015). Va50%:Az50%, and Va80%:Az20% berturut-
turut, menunjukkan semua konsentrasi
Beberapa peneliti telah berhasil menyebabkan mortalitas serangga dewasa C.
mengisolasi dan mengkarakterisasi sejumlah maculatus pada 24, 48 dan 72 jam setelah
senyawa kimia dengan aktivitas biologi potensial perlakuan dibandingkan kontrol (Akunne et al.,
dari daun afrika. Beberapa senyawa yang 2013).
terisolasi sebelumnya termasuk: sesquiterpene
lactones (Igile et al. 1995), terpenoids, flavonoids TANAMAN DAUN AFRIKA DALAM
like luteolin, luteolin 7-O-glucosides dan luteolin PENGENDALIAN HAMA GUDANG
7-O-glucuronide (Jisaka et al., 1992), steroid
glycosides (Alabi et al., 2005], saponin, Infestasi serangga hama dan patogen
terpenoids and vernonioside A, B, A1, A2, A3, B2, penyakit pada biji-bijian yang disimpan dapat
B3 dan A4 terbukti dapat mengendalikan mencapai 50% dalam 3-4 bulan penyimpanan
pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans and dalam gudang (Oparaeke and Dike, 2005). Pada

114

Paramita Maris, Setyowati R. Djiwanti PROSIDING POKJANAS TOI KE 57

daerah tropis seperti halnya Indonesia penyebab pekatan suspensi berwarna putih susu untuk
utama kerusakan pada biji-bijian yang disimpan
adalah serangga hama. Serangga hama gudang mengendalikan hama gudang kutu tepung
biasanya ditemukan hidup pada makanan yang
kering (dried products) seperti buah2an kering (Tribolium sp.), menggunakan formulasi khusus,
(dried fruits), rempah-rempah, terigu, sekam, biji-
bijian, gandum, produk sereal yang telah digiling, tidak mengakibatkan perubahan warna, dan tidak
makanan hewan peliharaan, permen, makaroni,
spageti, dan keju (Nadiah 2019). Kerugian akibat meninggalkan bau, pada komoditas yang
serangga hama gudang: mencakup
pengurangan bobot, nutrisi, kadar air, daya disimpan (https://pest-
tumbuh, kerusakan fisik, nilai pasar, kontaminasi
makanan/ biji-bijian (oleh bakteri, jamur, racun control.basf.co.id/concord-15-sc, diakses
aflatoksin), timbulnya biaya pengendalian/
pencegahan, residu pestisida, kehilangan September 2019). Tetapi penyalahgunaan
kepercayaan konsumen, bahkan penolakan
ekspor (Pest Management technology 2019, pestisida sintetik sering menimbulkan efek
https://pestmanagementtechnology.net/serangg
a-hama-gudang/). C. Maculatus telah negatif pada ekosistem dan kesehatan manusia,
menyebabkan berkurangnya berat biji dan
viabilitas dari kacang tunggak sehingga akhirnya terutama di negara-negara sedang berkembang
menyebabkan biji-bijian tersebut mengalami
penurunan nilai ekonomi yang cukup signifikan (Ecobichon, 2001). Pemanfaatan pestisida
(Adedire and Akinneye, 2004).
nabati seperti ekstrak tanaman telah lama
Di Indonesia, masalah hama gudang juga
dialami pada kacang-kacangan (kacang hijau, terbukti efektif mengendalikan hama dan lebih
kacang tanah dll), beras/ padi, kopi, rempah-
rempah (pala, kemiri). Beberapa hama gudang ramah lingkungan /berkelanjutan mengingat
yang umum di Indonesia: 1) Kumbang beras
(Sitophilus oryzae L.), 2) Kumbang tepung merah komponen bahan aktifnya yang cepat terurai dan
(Tribolium castaneum Hbst), 3) penggerek biji
kopi Hypothenemus hampei (coffee berry borer), rendah persistensinya di alam, dan dapat
4) kumbang biji kopi Araecerus fasciculatus
(coffee bean weevil), 5) hama gudang pala diintegrasikan kedalam praktek pertanian
(Tribolium castaneum), 6) hama gudang kemiri
(Nadiah 2019, Kardinan et al., 2014). Hama berkelanjutan, selain sesuai untuk petani kecil di
gudang yang menyerang kopi dan dapat
mengancam kualitas kopi ekspor Indonesia negara-negara sedang berkembang (Isman,
(Nadiah 2019). Pada biji pala, selain hama, biji
pala dalam penyimpanan dapat terkontaminasi 2008, Casida, 1980, Sola et al., 2014, Ileke 2015).
jamur Aspergillus yang dapat menyebabkan
cemaran aflatoksin yang melebihi batas Keuntungan lain, petani kecil dapat
maksimum, dan menyebabkan penurunan
ekspor biji pala dari tahun ketahun dan penolakan menghasilkan prroduk pertanian organik bernilai
dari negara importir (Anonymous, 2012).
lebih tinggi untuk dipasarkan dan ekspor (Tembo
Pengendalian hama gudang ditujukan
untuk menekan kehilangan dan penurunan mutu et al., 2018). Pestisida nabati telah digunakan
hasil/komoditas yang disimpan secara tidak
langsung dapat mencegah kekurangan/ secara luas dalam mengendalikan hama dan
kelangkaan bahan pangan dan meningkatkan
kemandirian pangan. Untuk melindungi biji-bijian penyakit tanaman dan sampai batas tertentu
dari infestasi hama gudang, beberapa petani dan
pedagang menggunakan insektisida sintetik dalam mengendalikan hama gudang pada
yang diaplikasikan dalam bentuk semprot
(sprays) atau dalam bentuk tepung (untuk produk yang disimpan (Berger, 2005: Ijeh and
mengurangi kehilangan mutu (Lowenberg-
Deboer et al. 2008). Demikian halnya dengan Ejike, 2011; Ufele et al., 2013).
masalah di Indonesia.
Berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas,
Di Indonesia, salah satu insektisida racun
kontak dan lambung alfametrin, berbentuk perlu dicari metode pengendalian hama dan atau

patogen gudang yang lebih aman/ ramah

lingkungan, efektif, efisien (mudah diperoleh

bahan bakunya, murah), mudah dibuat/

diproduksi, mudah dilakukan (oleh petani), tidak

mempengaruhi kualitas biji-bijian yang disimpan

(tidak menyebabkan perubahan warna, tidak

meninggalkan bau, tidak mempengaruhi rasa,

tidak mempengaruhi viabilitas benih), apabila

komoditas akan dikonsumsi maka tepung/ bubuk

agen pengendali mudah dibersihkan dari biji-

bijian, dan dapat diaplikasikan pada berbagai

jenis biji-bijian.

Dari beberapa hasil penelitian

menunjukkan aplikasi daun afrika dalam

pengendalian hama gudang dapat dilakukan

dalam bentuk tepung kering, minyak atsiri dan

ekstrak (Maina dan Lale, 1995). Tetapi

berdasarkan kriteria tersebut di atas,

pengendalian hama gudang dengan cara

mencampurkan tepung daun afrika dengan biji-

bijian dalam penyimpanan, merupakan metode

pengendalian hama gudang yang potensial untuk

diteliti dan dikembangkan di Indonesia. Metoda

ini merupakan cara tradisional yang umum

digunakan oleh petani di Nigeria, dan negara-

negara Afrika lainnya, dan aplikasinya sangat

dianjurkan untuk pengendalian hama gudang di

negara sedang berkembang, mengingat

115

Budidaya Tanaman Obat Potensi Tanaman Obat Daun Afrika

tanaman ini cukup murah dan mudah diperoleh hama dan patogen penyakit dalam kisaran yang
bahan bakunya (Yadu et al., 2000, David 2015). lebih luas pada berbagai komoditas gudang
Metode pengendalian OPT yang efisien dan lainnya.
ramah lingkungan adalah metode yang
menggunakan ekstrak atau tepung bahan KESIMPULAN
tanaman pestisida lokal (Belmain et al., 2012). Selain sebagai tanaman obat, tanaman
Sifatnya yang mudah tumbuh merupakan
keuntungan yang memudahkan dalam daun afrika dapat pula dimanfaatkan sebagai
memperoleh bahan baku tanaman daun afrika insektisida nabati/ pestisida nabati. Aplikasi
untuk aplikasi. tepung tanaman daun afrika dapat dilakukan
dalam pengendalian hama gudang C. maculatus
Penelitian pestisida nabati berbahan (kumbang kacang tunggak/merah) dan S.
dasar daun afrika yang dapat dilakukan untuk zeamais (kumbang biji jagung) dengan
pengembangannya di Indonesia, antara lain: mencampurkan tepung daun afrika dengan biji
analisa tingkat kandungan bahan aktif, tingkat kacang, Pemanfaatan tepung daun afrika dalam
efikasi tepung daun afrika terhadap pengendalian pengendalian hama gudang dengan cara
serangga hama gudang dan kisaran luas hama mencampurkan tepung daun afrika dengan biji-
dan patogen penyakit gudang lainnya, bijian dalam penyimpanan, merupakan metode
peningkatan efektifitas dan efisiensi tepung daun pengendalian hama gudang yang potensial untuk
afrika melalui pencampuran dengan tepung daun diteliti dan dikembangkan dalam manajemen
tanaman pestisida lain yang kompatibel, hama gudang dalam penyimpanan tradisional di
formulasi pestisida nabati berbahan dasar Indonesia.
ekstrak (minyak atsiri, ekstrak kasar) daun afrika
terhadap pengendalian serangga hama dan Bahan insektisida dari tepung tanaman
patogen penyakit tanaman. daun afrika merupakan senyawa kimia
sesquiterpene lactones yang mengandung
Tanaman pestisida nabati dapat bervariasi vernodalin, vernodalol dan 11, 13-
dalam efikasinya disebabkan perbedaan- dihydrovernodalin, yang bersifat mencegah
perbedaan genetiknya atau lingkungan aktivitas makan dan racun serangga. Penelitian
tumbuhnya (Belmain et al., 2012; Stevenson et al; pemanfaatan tanaman daun afrika dalam
2012). Tanaman daun afrika saat ini telah banyak pengendalian hama gudang yang dapat
ditanam dan mudah tumbuh di Indonesia dilakukan untuk pengembangannya di Indonesia,
(Anonymous, 2017). Tanaman daun afrika yang antara lain analisa tingkat kandungan bahan aktif
dibudidayakan di Indonesia, kemungkinan daun afrika, tingkat efikasi tepung daun afrika
memiliki lingkungan tumbuh yang berbeda terhadap pengendalian serangga hama gudang
dengan Afrika, sehingga kemungkinan memiliki dan kisaran luas hama dan patogen penyakit
tingkat kandungan bahan aktif yang berbeda, dan gudang lainnya pada komoditas gudang lainnya..
memiliki tingkat efikasi yang berbeda terhadap
serangga hama maupun patogen penyakit DAFTAR PUSTAKA
gudang lainnya. Abay, S.M., Lucantoni, L., Dahiya, N., Dori, G.,

Pencampuran yang sinergis antara dua Dembo, E.G., Esposito, F., Lupidi, G.,
atau lebih tanaman pestisida nabati dapat Ogboi, S., Ouédraogo, R.K., Sinisi, A.,
meningkatkan efektivitas dan efisiensi formulasi Taglialatela-Scafati, O., Yerbanga, R.S.,
pestisida nabati. Minyak atsiri dari daun afrika Bramucci, M., Quassinti, L., Ouédraogo,
mempunyai daya bunuh terhadap hama gudang J.B., Christophides, G., Annette
S. zeamais tetapi kurang efektif terhadap C. Habluetzel, A., 2015. Plasmodium
maculatus, tetapi campurannya dengan tanaman transmission blocking activities of
selasih (Occimum spp.) lebih efektif Vernonia amygdalina extracts and
mengendalikan C. maculatus (Ofori et al., 2013). isolated compounds. Malar. J. 14, 288.
Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa h t t p : / / d x . d o i . o r g / 1 0 . 11 8 6 / s 1 2 9 3 6 -
campuran tepung daun afrika dan tepung daun 0150812-2.
mimba dapat melindungi kacang tunggak dari Adedire, C.O, Obembe, O.O, Akinkurolele, R.O,
serangan C. maculatus dalam penyimpanan Oduleye, O., 2011. Response of
dibandingkan dengan tepung daun afrika saja Callosobruchus maculatus (Coleoptera:
(Akunne et al., 2013). Chysomelidae: Bruchidae) to extracts of
cashew kernels. Journal of Plant
Selain terhadap C. maculatus dan S. Diseases and Protection 118(2), 75-79.
zeamays; tanaman daun afrika dilaporkan efektif Adedire, C.O., Lajide, L., 2008. Ability of extract of
pula mengendaliakan hama kacang-kacangan ten tropical plant species to protect
lainnya, dan bahan aktifnya memiliki aktivitas anti gamaize weevil Sitophilus zeamais
bakteri, anti jamur, maupun anti parasit protozoa, during storage. Nigerian Journal of
serta bersifat fumigan. Oleh sebab itu, tanaman Experimental Biology 4(2), 175-179.
daun afrika perlu diuji efektivitasnya terhadap

116

Paramita Maris, Setyowati R. Djiwanti PROSIDING POKJANAS TOI KE 57

Akunne, C. E. , Okonkwo, N. J., 2006. Pesticides: Casida J. E., 1980. Pyrethrum flowers and
Their Abuse and Misuse in our pyrethroid insecticides. Environ. Health
Environment. Book of Proceedings of the Perspect. 34, 189–202.
3rd Annual National Conference of the
Society for Occupational Safety and Chukwujekwu J. C., Lategan C. A., Smith P. J.,
Environmental Health (SOSEH) Awka Van Heerden F. R., Van Staden J., 2009.
2006, 130-132 pp. Antiplasmodial and cytotoxic activity of
isolated sesquiterpene lactones from the
Akunne, C. E.; Ononye, B. U., Mogbo, T. C., 2013. acetone leaf extract of Vernonia colorata.
Evaluation of the Efficacy of Mixed Leaf South Afr. J. Bot. 75, 176–179.
Powders of Vernonia amygdalina (L.) and 10.1016/j.sajb.2008.10.001.
Azadirachta indica (A. Juss) Against
C a l l o s o b r u c h u s m a c u l a t u s ( F. ) Das, G. P., 2002. Pesticides efficacy of some
(Coleoptera: Bruchidae). Advances in indigenious plant oils against pulse
Bioscience and Bioengineering 1(2), 86- beetle, C. chinenesis L. Bangladesh
95. Journal of Zoology 14(1):,15–18.

Alabi, D., Onibudo, M., Amusa, N., 2005. David I.K., 2015. Entomotoxicant potential of
Chemicals and Nutritional Composition of bitter leaf, Vernonia amygdalina powder
Four Botanicals with Fungitoxic in the control of cowpea bruchid,
Properties. World Journal of Agricultural Callosobruchus maculatus
Sciences 1, 84-88. (COLEOPTERA: CHRYSOMELIDAE)
infesting stored cowpea seeds. Oct. Jour.
Anonymous. 2012. RASFF Portal. Notification Env. Res. 3(3), 226-234.
List. http://webgate.ee.europa.eu/rasff-
windowa/portal/?event=notification.Det. De Toledo, J.S., Ambrósio, S.R., Borges, C.H.G.,
(8 April 2014.2.49 pm) Manfrim, V., Cerri, D.G., Cruz, A.K., Da
Costa, F.B., 2014. In vitro leishmanicidal
Anonymous. 2017. Daun afrika: budidaya dan activities of sesquiterpene lactones from
manfaatnya. 6 hal. Tithonia diversifolia against Leishmania
https://odesa.id/2017/05/daun-afrika- braziliensis promastigotes and
budidaya-dan-manfaatnya/ amastigotes. Molecules 19, 6070–6079.
http://dx.doi.org/10.3390/molecules1905
Asawalam E. F., Emosairue S. O., Hassanali A., 6070.
2008. Contribution of different
constituents to the toxicity of the essential Dike, M. C., Mbah, O. I., 1992. Evaluation of the
oil constituents of Vernonia amygdalina lemon grass products in the control of
(Compositae) and Xylopia aetiopica Callosobruchus maculatus on stored
(Annonaceae) on maize weevil, cowpea. Nigerian Journal of Crop
Sitophilus zeamais Motschulsky Protection 14, 88 – 91.
(Coleoptera: Curculionidae). Afr. J.
Biotechnol. 7, 2957–2962. Dunsworth, T., Rich, S., Morton, N., Barbosa, J.,
1982. Heterogeneity of Insulin-
Baidoo, P. K., Mochiah, M. B., Owusu–Akyaw, M., Dependent Diabetes—New Evidence.
2010. The Effect of Time of Harvest on the Clinical Genetics 21, 233-236.
Damage Caused by the Cowpea Weevil h t t p : / / d x . d o i . o r g / 1 0 . 1111 / j . 1 3 9 9 -
Callosobruchus maculatus (Fab.) 0004.1982.tb00756.x
(Coleoptera: Bruchidae) Journal of
Stored Products and Postharvest Erasto, P., Grierson, D.S., Afolayan, A.J., 2006.
Research, 1(3), 24 -28. Bioactive sesquiterpene lactones from
the leaves of Vernonia amygdalina. J.
Belmain, S.R., Amoah, B.A., Nyirenda, S.P., Ethnopharmacol. 106, 117–120.
Kamanula, J.F., Stevenson, P.C., 2012. http://dx.doi.org/
Highly variable insect control e cacy of 10.1016/j.jep.2005.12.016.
Tephrosia vogelii chemotypes. J. Agr.
Food Chem. 60, 10055–10063. Erasto P, Grierson DS, Afolayan, A. J., 2007.
http://dx.doi.org/10.1021/jf3032217. Evaluation of Antioxidant Activity and the
Fatty Acid Profile of the Leaves of
Berger, M. M., 2005. Can oxidative damage be Vernonia amygdalina Growing in South
treated nutritionally? Cl. Nutr. 24, Africa. Food Chemistry 104, 636-642.
172–183. http://dx.doi.org/10.1016/j.foodchem.200
6.12.013
Brisibe, E. A., Adugbo, S. E., Ekanem, U., Brisibe,
F., Figueira, G. M., 2011. Controlling Ecobichon DJ., 2001. Pesticide use in developing
Bruchid Pests of Stored Cowpea Seeds countries. Toxicology 160, 27–33.
with Dried Leaves of Artemisia annua and 10.1016/S0300-483X(00)00452-2
Two Other Common Botanicals. African
Journal of Biotechnology 10(47), 9586- Ganjian, I., Kubo, I., Fludzinski, P.. 1983. Insect
9592. Antifeedant Elemanolide Lactones from
Vernonia amygdalina. Phytochemistry

117

Budidaya Tanaman Obat Potensi Tanaman Obat Daun Afrika

22, 2525-2526. 10.1146/annurev.ento.51.110104.15114

http://dx.doi.org/10.1016/0031- 6 Isman M. B., 2008. Botanical

9422(83)80154-X insecticides: for richer, for poorer. Pest

Green P. W. C., Belmain S. R., Ndakidemi P. A., Manag. Sci. 64, 8–11. 10.1002/ps.1470

Farrell I. W., Stevenson P. C., 2017. Jisaka, M., Ohigashi, H., Takagaki, T., Nozaki, H.,

Insecticidal activity of Tithonia diversifolia Tada, T., Hirota, M., Kaji, M., 1992. Bitter

and Vernonia amygdalina. Ind. Crops Steroid Glucosides, Vernonioside A1, A2,

Prod. 110, 15–21. and A3, and Related B1 from a Possible

10.1016/j.indcrop.2017.08.021 Medicinal Plant, Vernonia amygdalina,

Habtamu A., Melaku Y., 2018. Antibacterial and Used by Wild Chimpanzees. Tetrahedron

Antioxidant Compounds from the Flower 48, 625-632.

Extracts of Vernonia amygdalina http://dx.doi.org/10.1016/S0040-

Advances in Pharmacological Sciences. 4020(01)88123-0

Volume 2018, Article ID 4083736, 6 Kardinan, A., Wahyono, T. E., Sukmana, C., 2014.

pages. Pengaruh beberapa jenis insektisida

https://doi.org/10.1155/2018/4083736 nabati terhadap hama penggerek batang

Hidayat P., 2009. Menuju penghapusan dan hama gudang pala. Laporan Teknis

penggunaan metal bromide di 2014 Balai Penelitian Tanaman Rempah

pergudangan Indonesia. Modul dan Obat. Hal 453-459.

pengelolaan hama gudang terpadu. Keita, S. M., Vincent, C., Schmit, J., Arnason, J.

S E A M E O B I O T R O P, B o g o r T., Belanger, A., 2001.. Efficacy of oil of

https://pestmanagementtechnology.net/p Ocimum basilicum L. and O. gratissimum

engendalian-hama-gudang/ L. applied as an insecticidal fumigant and

Huang, Y., Chen, S.X., Ho, S.H., 2000 powder to control Callosobruchus

Bioactivities of Methyl Allyl Disulfide and maculatus (Fabr.). Journal of Stored

Diallyl Trisulfide from Essential Oil of Products Research 37:, 339 – 349.

Garlic to Two Species of Stored-Product Kigigha L. T., Onyema E., 2015. Antibacterial

Pests, Sitophilus zeamais (Coleoptera: activity of bitter leaf (Vernonia

Curculionidae) and Tribolium castaneum amygdalina) soup on Staphylococcus

(Coleoptera: Tenebrionidae). Journal of aureus and Escherichia coli). Sky Journal

Economic Entomology 93, 537-543. of Microbiology Research, 3(4), 41–45,

http://dx.doi.org/10.1603/0022-0493- 2015. Li, J., Juliar, B., Yiannoutsos, C.,

93.2.537 Ansari, R., Fox, E., Fisch, M.J., Einhorn,

Igile, G., Oleszek, W., Burda, S., Jurzysta, M. L.H., Sweeney, C.J., 2005. Weekly

,1995. Nutritional Assessment of Paclitaxel and Gemcitabine in Advanced

Vernonia amygdalina Leaves in Growing Transitional-Cell Carcinoma of the

Mice. Journal of Agricultural and Food Urothelium: A Phase II Hoosier Oncology

Chemistry 43, 2162-2166. Group Study. Journal of Clinical Oncology

Ijeh, I. I., Ejike, C. E., 2011. Current Perspectives 23, 11 8 5 - 11 9 1 .

on the Medicinal Potentials of Vernonia http://dx.doi.org/10.1200/JCO.2005.05.0

amygdalina Del. Journal of Medicinal 89

Plants Research 5(7), 1051-1061. Lowenberg-DeBoer, J., Ibro, G., 2008. A Study of

Ileke, K.D, Odeyemi, O.O, Ashamo, M.O., 2012.. the Cowpea Value Chain in Kano State,

Insecticidal activity of Alstonia boonei De Nigeria, From A Pro-Poor and Gender

Wild powder against cowpea bruchid, Perspective. A paper commissioned by

Callosobruchus maculatus (Fab.) the GATE Project 56 p.

[Coleoptera: Chrysomelidae] in stored Maina, E.O, Lale, N.E.S., 2004. Efficacy of

cowpea seeds. International Journal of integrating varietal resistance and neem

Biology 4(2), 125- 131. (Azadirachta indica) seed oil for the

Ileke, 2015. Entomotoxicant Potential of Bitter management of Callosobruchus

Leaf, Vernonia amygdalina Powder in the maculatus infesting Bambara Groundnut

Control of Cowpea Bruchid, in storage in storage. Nigerian Journal of

Callosobruchus maculatus (Coleoptera: Entomology, 2, 94-103.

Chrysomelidae) Infesting Stored Cowpea Mekoya A., Oosting S. J., Fernandez-Rivera S.,,

Seeds. Oct. Jour. Env. Res. 3(3), 226- Van der Zijpp A. J., 2008. “Multipurpose

234. fodder trees in the Ethiopian highlands:

Isman M. B., 2006. Botanical insecticides, Farmers' preference and relationship of

deterrents, and repellents in modern indigenous knowledge of feed value with

agriculture and an increasingly regulated laboratory indicators,” Agricultural

world. Annu. Rev. Entomol. 51, 45–66. Systems 96(1–3), pp. 184–194, 2008.

118

Paramita Maris, Setyowati R. Djiwanti PROSIDING POKJANAS TOI KE 57

Mkenda, P.A., Stevenson, P.C., Ndakidemi, P., samaras. Journal of Agricultural
Farman, D., Belmain, S.R., 2015. Contact
and fumigant toxicity of five pesticidal Research 8, 57 - 63.
plants against Callosobruchus maculatus
(Coleoptera: Chrysomelidae) in stored Onu, I., Aliyu, M., 1995. Evaluation of powdered
cowpea (Vigna unguiculata). Int. J. Trop.
Insect Sci. 35, 172–184. fruit of four peppers, Capsicum spp. For
http://dx.doi.org/10.1017/s17427584150
0017x. the control of C. maculatus on stored

Moses, O., Dorathy, O., 2011. Pesticidal Effect of cowpea seeds. International Journal of
Some Plant Materials for the Control of
Weevils (Callosobruchus maculatus) in Pest Management 41(3), 143–145.
Some Varierties of Cowpea during
Storage in Makurdi, Southern Guinea Oparaeke A., Dike M.C., 2005. Monodora
Agro-ecological zone of Nigeria.
Entomological Society of Nigeria. 42nd myristica (Gaertn) Dunal. (Myristicaceae)
Annual Conference Ibadan Book of
Abstracts, 20 p. [ and Allium cepa L. (Liliaceae) as

Musa, A. K. Oyerinde A. A., Owolabi F. O., 2009.. Protectants against Cowpea Seed
Evaluation of the Efficacy of Mixed Leaf
Powders of Vernonia amygdalina L. and Bruchid, Callosobruchus maculatus
Ocimum gratissimum Del. against
C a l l o s o b r u c h u s m a c u l a t u s ( F. ) Infesting Stored Cowpea Seeds. Niger. J.
(Coleoptera: Bruchidae). Academic
Journal of Entomology 2(2), 85-87. Entomol., 22, 84-92.

Mwanauta, R.W., Mtei, K.A., Ndakidemi, P.A., Orsomando, G., Agostinelli, S., Bramucci, M.,
2014. Prospective Bioactive Compounds
from Vernonia amygdalina, Lippia Cappellacci, L., Damiano, S., Lupidi, G.,
javanica, Dysphania ambrosioides and
Tithonia diversifolia in Controlling Maggi, F., Ngahang Kamte, S.L., Biapa
Legume Insect Pests. Agricultural
Sciences, 5, 1129-1139. Nya, P.C., Papa, F., 2016. Mexican
http://dx.doi.org/10.4236/as.2014.51212
3 sunflower (Tithonia diversifolia,

Nadiah A., 2019. Hama gudang ancam ekspor Asteraceae) volatile oil as a selective
kopi Indonesia. Balai Besar Perbenihan
dan Proteksi Tanaman Perkebunan inhibitor of Staphylococcus aureus
(BBPPTP) Surabaya.
https://docplayer.info/42511510-Hama- nicotinate mononucleotide
gudang-ancam-ekspor-kopi-
indonesia.html (diakses tg 20 September adenylyltransferase (NadD). Ind. Crops
2019)
Prod. 85, 181–189.
Ofori DA, Anjarwalla P, Jamnadass R, Stevenson
PC, Smith P., 2013. Pesticidal plant leaflet http://dx.doi.org/10.1016/j.indcrop.2016.
Vernonia amygdalina Del.
file:///C:/Users/lenovo/Downloads/PESN 03.003.
ABDAUNAFRIKA%20DAN%20BINAHO
NG/Vernonia_factsheet.pdf , 2pp) Osisiogu, I. U. P., Agbakwuru, E. O. P., 1978.

Ofuya, T. I., Idoko, J. E. and Akintewe, L. A., 2008. Insecticides of Nigeria vegetable origin I.
Ability of Sitophilus zeamais Motschulsky
[Coleoptera: Curculonidae] from Four Dennettia oil: a new seed preservative.
Locations in Nigeria to Infest and Damage
Three Varieties of Maize, Zea mays L. Nigerian Journal of Science 12, 477- 485.
Nigerian Journal of Entomology 25, 34-
39. Pascual, M., Slowing, K., Carretero, E., Sánchez

Onolemhemhem, O. P., Oigiangbe, O. N., 1991. Mata, D., Villar, A., 2001. Lippia:
The Biology of Callosobruchus maculatus
(F.) on cowpea (Vigna unguiculata) and Traditional Uses, Chemistry and
pigeon pea (Cajanus cajan (L.) Millsp.)
treated with vegetable oil of Thioral Pharmacology: A Review. Journal of

Ethnopharmacology 76, 201-214.

http://dx.doi.org/10.1016/S0378-

8741(01)00234-3

Raguraman, S., Singh, R. P., 2000. Biological

Effects of Neem (Azadirachta Indica)

Seed Oil on an Egg Parasitoid,

Trichologramma chilonia. Journal of

Economic Entomology, 92, 1274-1280.

Sola P., Mvumi B. M., Ogendo J. O., Mponda O.,

Kamanula J. F., Nyirenda S. P.,2014.

Botanical pesticide production, trade and

regulatory mechanisms in sub-Saharan

Africa: making a case for plant-based

pesticidal products. Food Secur. 6,

369–384. 10.1007/s12571-014-0343-7.

Stevenson, P.C., Kite, G.C., Lewis, G.P., Forest,

F., Nyirenda, S.P., Belmain, S.R., Sileshi,

G.W.,Veitch,N.C., 2012. Distinct

chemotypes of Tephrosia vogelii and

implications for their use in pest control

and soil enrichment. Phytochemistry 78,

135–146. http://dx.

doi.org/10.1016/j.phytochem.2012.02.02

5.

Tembo Y, Mkindi AG, Mkenda PA, Mpumi N,

Mwanauta R, Stevenson PC, Ndakidemi

119

Budidaya Tanaman Obat Potensi Tanaman Obat Daun Afrika

PA, Belmain SR., 2018. Pesticidal Plant
Extracts Improve Yield and Reduce Insect
Pests on Legume Crops Without Harming
Beneficial Arthropods. Front Plant Sci 9:
1425. 20 pp. doi:
10.3389/fpls.2018.01425
Thompson AE, Dierig DA, Kleiman R., 1994.
Characterization of Vernonia galamensis
germplasm for seed oil content, fatty acid
composition, seed weight and
chromosome number, Industrial Crops
and Products 2(4), pp. 299–305.
Ufele, A. N., Nnajidenma, U. P., Ebenebe, C. I.,
Mogbo, T. C., Aziagba, B. O., Akunne, C.
E., 2013. The Effect of Azadirachta indica
(Neem) Leaf Extract on Longevity of
Snails (Achatina achatina). International
Research Journal of Biological Sciences,
2(1), 61-63.
Yadu, Y. K., Saxena, R. C. Dubey, V. K. and Rana,
D. K., 2000. Evaluation of Certain Plant
Products against S. Cereallea (Oliv.) in
Stored Maize and Paddy. Indian Journal
of Agric. Res 34 (4), 261-263.
Yeap S. K, Ho W. Y., Beh B. K., 2010. “Vernonia
amygdalina, an ethnoveterinary and
ethnomedical used green vegetable with
multiple bioactivities,” Journal of
Medicinal Plants Research 4,(25), pp.
2787–2812.

120

Yunita Intan Ryandini, Yopi Hermawan PROSIDING POKJANAS TOI KE 57

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK KULIT MANGGIS TERHADAP BAKTERI
Staphylococcus epidermidis

ANTIBACTERIAL ACIVITY OF MANGOSTEEN PEEL EXTRACT AGAINST Staphylococcus
epidermidis

Yunita Intan Ryandini1, Yopi Hermawan1
1Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur UPT Laboratorium Herbal Materia Medica Batu

Naskah diterima tanggal 19 Desember 2019

ABSTRACT
Mangosteen peel (Garcinia mangostana Linn.) is one food waste which has
medicinal benefits. The mangosteen peel contains a lot of active component are
potential as an antibacterial. The aim of this study was to determine antibacterial
activity of mangosteen peel extract against Staphylococcus epidermidis. The
method of this study used well diffusion. The treatments (P1,P2,P3) were given
mangosteen peel extract with concentrations of 25%,50% and 100%, with
gentamicin was used as the positive control (K+) and aquades was used as a
negative control (K-). The results showed that 50% ethanol extract of mangosteen
peel had the potential to inhibit the growth of Staphylococcus epidermidis with the
largest inhibitory zone of 11.97 mm at 100% concentration.

Keywords: Mangosteen peel, Antibacterial, Staphylococcus epidermidis

ABSTRAK
Kulit manggis (Garcinia mangostana L.) adalah salah satu limbah makanan yang
memiliki manfaat pengobatan.Kulit manggis memiliki banyak senyawa aktif yang
berpotensi sebagai antibakteri.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
daya hambat ekstrak kulit manggis terhadap bakteri Staphylococcus
epidermidis.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah difusi sumuran.
Perlakuan (P1,P2,P3) diberikan ekstrak kulit manggis dengan konsentrasi
masing-masing 25%,50% dan 100%, dengan gentamicin sebagai kontrol positif
(K+) dan aquades sebagai kontrol negatif (K-). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ekstrak etanol 50%kulit manggis memiliki potensi dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis dengan zona hambat terbesar
yaitu 11,97 mmpada konsentrasi 100%.

Kata kunci : Kulit manggis, Antibakteri, Staphylococcus epidermidis

PENDAHULUAN mutans, Lactobacillus acidophilus (Janardhanan
Kulit manggis (Garcinia mangostana L.) et al., 2017)dan memiliki daya hambat terhadap
merupakan salah satu limbah yang layak S. aureus, Salmonella sp dan E.Coli(Sukasih et
dikembangkan sebagai bahan baku obat al., 2011)sertaefektif menghambat bakteri
tradisional. Kekhawatiran masyarakat terhadap penyebab pneumoniayaituklebsiella
efek samping dari penggunaan obat kimia pneumonia(Melkianus, 2019), Streptococcus
menjadikan herbal semakin dilirik. Kulit manggis mutans(Widayat et al., 2016). Kulit manggis juga
terbukti memiliki beberapa senyawa yang berpotensi sebagai antidiabetes (Husen et al.,
bermanfaat untuk kesehatan. Penelitian oleh 2017), antikanker (Akao et al., 2008), anti TBC
Puspitasari dkk (2013) menjelaskan bahwa (Kaihena et al., 2015).
ekstrak etanol 95% kulit manggis mengandung Masalah kulit yang sering terjadi pada
senyawa alkaloid, tanin, flavonoid, triterpenoid, masyarakat adalah jerawat. Bakteri penyebab
polifenol, saponin. (Puspitasari et al., 2013). jerawat salah satunya Staphylococcus
Studi terdahulu menunjukkan kulit manggis epidermidis(Suryana et al., 2017).Menurut
berpotensi menghambat berbagai jenis bakteri literatur Wirawan dkk (2018), bakteri
seperti Staphylococcus sanguis, Streptococcus Staphylococcus epidermidis adalah merupakan
sallivarius, Streptococcus oralis, Streptococcus flora normal kulit dan tidak bersifat patogen, tetapi
bila terjadi perubahan pada kondisi kulit maka
Alamat korespondensi : bakteri tersebut dapat menjadi invasive (Wirawan
[email protected]
121

Farmakologi Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Manggis

et al., 2018). Hasil penelitian Wirawan dkk (2018), ditandai dengan terjadinya warna biru tua. Uji
diketahui bahwa bakteri Staphylococcus triterpenoid dilakukan dengan menambahkan
epidermidismerupakan bakteri gram positif yang sampel dengan beberapa tetes Liebermann
berwarna ungu dan berbentuk kokus Buchard pekat sedikit demi sedikit melalui
bergerombol seperti anggur (Wirawan et al., dinding tabung, hasil positif ditunjukkan dengan
2018). Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik terbentuknya warna larutan merah tua atau
untuk menguji aktivitas antibakteri ekstrak etanol orange atau jingga kecoklatan dan pada saponin
50% kulit manggis terhadap bakteri yaitu dengan menambahkan aquades panas lalu
Staphylococcus epidermidis. dikocok kuat, hasil positif ditandai dengan
munculnya busa yang bertahan selama 1 menit.
METODE PENELITIAN
Alat 3. Pengujian Aktivitas Antibakteri Secara
In Vitro
Alat yang digunakan meliputi gelas ukur Penelitian selanjutnya dengan menguji
(Pyrex), Erlenmeyer (Pyrex), tabung reaksi
(Pyrex), timbangan analitik (Tanita®), beaker aktivitas antibakteri. Terlebih dahulu membuat
gelas (Pyrex)), cawan petri (Pyrex), autoklaf larutan uji dari ekstrak etanol kulit manggis
(Tomy®), Laminar Air Flow (Lab Companion®), dengan konsentrasi 25%, 50% dan 100%.
inkubator (Lab Companion®), jarum ose, pinset, (Melkianus, 2019). Masing-masing konsentrasi
pipet mikro (Nesco®), jangka sorong, aluminium dibuat dengan volume 2 mL. Diambil 2 mLekstrak
foil, rotary evaporator, kertas saring, kertas label etanol kulit manggis dimasukkan ke dalam
dan spritus, bunsen, cotton bud, alumunium foil, microtube, ekstrak tersebut merupakan ekstrak
kapas, spidol, plastik besar. dengan konsentrasi 100%. Kemudian 1
Bahan mLekstrak konsentrasi 100% diambil,
selanjutnya dimasukkan ke dalam microtube dan
Bahan yang digunakan meliputi serbuk ditambahkan aquades hingga 2 mL, ekstrak
kulit manggis yang diperoleh dari UPT tersebut merupakan ekstrak dengan konsentrasi
Laboratorium Herbal Materia Medica Batu, etanol 50%. Sebanyak 1 mL ekstrak konsentrasi 50%
50%, media Nutrient Agar, media Nutrient Broth, diambil dan ditambahkan aquades hingga 2 mL
isolate bakteri Staphylococcus epidermidis, sehingga diperoleh ekstrak dengan konsentrasi
aquades steril, larutan McFarland 0,5, etanol 25%.
70%, antibiotik gentamicin.
Uji antibakteri dilakukan pada media NA.
Metode Pembuatan media NA dilakukan dengan
1. Pembuatan Ekstrak melarutkan 5 g serbuk NA dalam 250 mL aquades
lalu didihkan, larutan NA dituang dalam cawan
Ta h a p a w a l p e n e l i t i a n d e n g a n petri, disterilisasi dengan autoclave dan dituang
menimbang serbuk kulit manggis sebanyak 200 g ke cawan petri dibiarkan memadat. Pembuatan
kemudian direndam dalam pelarut etanol 50% suspensi bakteri dilakukan dengan mengambil
diaduk menggunakan shaker, didiamkan selama 1 ose isolat bakteri ke dalam media NB kemudian
3 hari, lalu disaring. Hasil maserasi kemudian kekeruhan disesuaikan dengan standar Mc
dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu Farland 0,5 (Tumane et al., 2014).
60oC (Weecharangsan et al., 2006).
Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan
2. Skrining Fitokimia menggunakan metode difusi sumuran. Setelah
Hasil ekstrak kulit manggis kemudian diuji media NA dalam cawan petri memadat,
diinokulasikan suspensi bakteri dengan teknik
fitokimia sesuai prosedur Harbone (Harborne, goresan sinambung pada permukaan media.
1996) yang dimodifikasi. Uji alkaloid dilakukan Selanjutnya dibuat sumur pada cawan
dengan mereaksikan ekstrak kulit manggis pada petridengan diameter masing-masing sumur
pereaksi mayer, dragendorf dan wagner. Hasil sebesar 6 mm. Masing-masing larutan uji
positif uji mayer ditandai terbentuknya warna konsentrasi 25%, 50%, 100%; aquades sebagai
putih, hasil positif uji dragendorf ditandai dengan kontrol negatif; gentamicin sebagai kontrol positif
terbentuknya larutan jingga sedangkan hasil masing-masing diteteskan pada sumur yang
positif uji wagner ditandai dengan terbentuknya berbeda sebanyak 20μL, kemudian diinkubasi
endapan coklat. Uji Flavonoid dilakukan dengan selama 24 jampada suhu 37oC dan diamati zona
menambahkan sampel dengan beberapa tetes hambat yang terbentuk. Diameter zona hambat
larutan HCL 2N ditambah serbuk Mg, hasil positif diukur menggunakan jangka sorong (Aziz, 2010).
ditandai dengan timbulnya warna jingga hingga Perlakuan diulangi sebanyak empat kali.
merah.
Analisis Data
Pada uji fenolik dengan menambahkan Hasil penelitian dianalisis dengan
beberapa tetes FeCl3, hasil positif akan terjadi
endapan hitam. Uji tanin dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0.
menambahkan beberapa tetes FeCl3, hasil positif

122

Yunita Intan Ryandini, Yopi Hermawan PROSIDING POKJANAS TOI KE 57

Tabel1. Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak Kulit Manggis

Uji Pereaksi Hasil Pen gama ta n
Mayer + Endapan Putih
Alk aloid Dragendorf + Larutan lebih jingga
Wagner + Endapan Coklat
Flav onoid HCl 2N + Mg + Warna merah lembayung
Tanin + Hitam k ebiruan
Triterpenoid FeCl3 + Merah tua
Fen ol ik Liebermann Buchard + Hijau kehitaman
Saponin + Busa yang permanen
FeCl3
Aquades Panas

Gambar1. Hasil Skrining Fitokimia Esktrak Kulit Manggis

HASIL DAN PEMBAHASAN epidermidis yang ada di daerah tersebut. Hal ini
Hasil ekstrak kental kulit manggis yang diduga senyawa yang terkandung dalam ekstrak
kulit manggis memiliki aktivitas dalam
diperoleh sebanyak 25 g dengan rendemen menghambat pertumbuhan bakteri.
12,5%. Ekstrak kulit manggis berwarna coklat
dan berbau khas. Hasil skrining fitokimia ekstrak Kontrol positif dan negatif digunakan
kulit manggis menunjukkan bahwa ekstrak kulit sebagai pembanding dari tiap perlakuan.
manggis positif mengandung senyawa alkaloid, Pemilihan gentamicin sebagai kontrol positif
flavonoid, tanin, triterpenoid, fenolik dan saponin. dikarenakan gentamicin merupakan antibiotik
Hasil penelitian terdahulu menyatakan bahwa yang memiliki daya antibakteri yang baik
kulit manggis mengandung terpenoid, terhadap bakteri gram positif maupun gram
phytosterols, karbohidrat, glikosida, fenolik, negatif. Untuk kontrol negatif menggunakan
flavonoid, saponin, tanin and alkaloids (Jamila et aquades karena aquades merupakan pengencer
al., 2017). pada ekstrak kulit manggis dan tidak
berpengaruh sebagai antibakteri. (Fitri and
Pada hasil pengujian antibakteri ekstrak Widiyawati, 2017).
kulit manggis (Garcinia mangostana L) terhadap
bakteri Staphylococcus epidermidis Konsentrasi 100% ekstrak kulit buah
menunjukkan bahwa ekstrak kulit manggis manggis memiliki aktivitas paling tinggi dalam
secara signifikan dapat menghambat menghambat pertumbuhan bakteri
pertumbuhan bakteri (p<0,05) yang ditunjukkan Staphylococcus epidermidis, sedangkan
adanya zona bening di sekitar lubang sumuran. konsentrasi 25% menunjukan aktivitas
Zona bening terbentuk karena ekstrak yang ada antibakteri paling rendah. Hasil ini menunjukkan
dalam lubang sumuran berdifusi ke agar dan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak yang
mencegah pertumbuhan bakteri Staphylococcus digunakan maka semakin luas zona hambat yang

Tabel 2. Hasil Uji Post Hoc Mann Whitney Zona Hambat Ekstrak Etanol 50% Kulit
Manggis terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis

Kelompok Perlakuan p-value Hasil

Konsentrasi 25% Kon sentrasi 50% 0,011 Ada perbedaan signifikan
Kon sentrasi 100% 0,013 Ada perbedaan signifikan

Konsentrasi 50% Kon trol Positif 0,014 Ada perbedaan signifikan
Kon trol Negatif 0,008 Ada perbedaan signifikan
Kon sentrasi 100% 0,495* Tidak ada perbedaan signifikan
Kon trol positif 0,018 Ada perbedaan signifikan

Konsentrasi 100% Kon trol Negatif 0,011 Ada perbedaan signifikan
Kon trol Positif 0,019 Ada perbedaan signifikan

Kontrol Positif Kon trol Negatif 0,013 Ada perbedaan signifikan
Kon trol Negatif 0,014 Ada perbedaan signifikan

123

Farmakologi Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Manggis

Gambar 2. Grafik Zona Hambat Bakteri

dibentuk. Diduga dengan meningkatnya dikategorikan lemah, zona hambat 5-10 mm
konsentrasi zat antibakteri maka semakin tinggi dikategorikan sedang, zona hambat 10-20 mm
senyawa aktif yang terkandung di dalamnya dikategorikan kuat dan zona hambat 20 mm atau
(Mawan et al., 2018). lebih dikategorikan sangat kuat. (Davis and Stout,
1971). Adapun hasil pengukuran diameter zona
Hasil Analisis Data hambat masing-masing perlakuan menunjukkan
Analisis pertama yang dilakukan yaitu uji rata-rata diameter zona hambat kontrol positif
(30,91 mm) tergolong sangat kuat, konsentrasi
normalitas menggunakan Shapiro-Wilk Normality 100% (11,97 mm) tergolong kuat, konsentrasi
diperoleh hasil p=0,001 (p<0,05) yang 50% (11,90 mm) tergolong kuat, konsentasi 25%
menunjukkan zona hambat dari semua kelompok (10,26 mm) tergolong sedang sedangkan kontrol
tidak berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan tidak menunjukkan adanya zona hambat.
uji homogenitas Levene Test dihasilkan nilai
p=0,003 (p<0,05) yang menunjukkan data zona Kandungan senyawa dalam kulit manggis
hambat tidak homogen. Hal tersebut berpotensi sebagai antibakteri. Alkaloid
menunjukkan data termasuk non parametrik berpotensi sebagai antibakteri (Pfoze, 2011)
sehingga dilakukan uji Kruskall-Walis yang karena mampu menghambat sintesis DNA dan
bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan reserve transciptase(Schmeller et al., 1997),
zona hambat secara signifikan atau tidak antara serta melepas pelekatan asam lipoteikoat (LTAs)
kelompok kontrol negative, sampel dan kontrol dari permukaan sel sehingga mengganggu
positif. Jika hasil uji Kruskall-Wallis yaitu p=0,001 permeabilitas membran (Sun et al., 2015).
(p<0,05) menunjukkan bahwa zona hambat dari Alkaloid berpotensi sebagai antibakteri, antibiotik
semua kelompok memiliki perbedaan yang dan antivirus (Cushnie et al., 2014).
signifikan (Wahdaningsih et al., 2014).
Selanjutnya dilakukan uji Post Hoc Mann Whitney Senyawa flavonoid mampu menghambat
untuk mengetahui antar kelompok mana yang pertumbuhan bakteri (Xie et al., 2014) dan
mempunyai perbedaan tersebut. menyebabkan kerusakan pada membran sel
serta menghambat sintesis makromolekul sel
Hasil analisis menunjukkan zona hambat bakteri (Dyozem et al., 2013). Senyawa tanin
kontrol positif memiliki perbedaan signifikan dapat menghambat pertumbuhan bakteri
dengan kontrol negatif, konsentrasi 25%, dibuktikan oleh penelitian aktivitas antimikroba
konsentrasi 50% dan konsentrasi 100%. Zona ekstrak tanin dari Rhizhopora apiculata(Lim et al.,
hambat pada konsentrasi 100% tidak berbeda 2006). Menurut Pelczar dan Chan (2008),
signifikan dengan konsentrasi 50% dan mekanisme antibakteri senyawa fenol sebagai
konsentrasi 25% sedangkan kontrol negatif tidak antibakteri yaitu dengan mendenaturasi protein
memiliki zona hambat. sel dan merusak membran sel. Hal ini dibuktikan
Studi terdahulu menyatakan kriteria daya oleh penelitian tentang aktivitas antibakteri dan
antibakteri yaitu diameter zona hambat ≤ 5 mm antioksidan senyawa fenol pada persimmon,

Gambar 3. Hasil Uji Antibakteri Ekstrak Kulit Manggis terhadap
Staphylococcus epidermidis

124

Yunita Intan Ryandini, Yopi Hermawan PROSIDING POKJANAS TOI KE 57

guava dan sweetsop(Fu et al., 2016). Fitri, I., Widiyawati, D., 2017.Efektivitas
Tanin berikatan dengan dinding sel Antibakteri Ekstrak Herba Meniran
(Phyllantus niruri) terhadap pertumbuhan
bakteri dan menghambat pertumbuhan dan bakteri Salmonella sp. dan
aktivitas protease (Jones et al., 1994). Terpenoid Propionibacterium acnes.JST (Jurnal
mampu menghambat pertumbuhan bakteri Sains dan Teknologi). 6(2),300.
dibuktikan oleh penelitian isolasi dan aktivitas
antibakteri dari Bougainvillea Harborne JB. 1996. Metode Fitokimia: Penuntun
glabra(Mariajancyrani et al., 2013), aktivitas Cara Modern Menganalisis Tumbuhan 2nd
antibakteri dari fraksi saponin Erytropheleum ed. Institut Teknologi Bandung.Bandung.
suaveolens (Guill and Perry) (Akinpelu et al.,
2014), aktivitas antibakteri dari alkaloid dan Lu, W., Fu, L., Zhou X.,2016. Phenolic
saponin dalam Anabasis articulate(Maatalah et Compounds and In Vitro Antibacterial and
al., 2012). Saponin dapat meningkatkan Antioxidant Activities of Three Tropic
permeabilitas membran sel sehingga membran Fruits: Persimmon, Guava, and
menjadi tidak stabil dan mengakibatkan Sweetsop.Hindawi Publishing
hemolisis sel (Dewi and Hetriani, 2015). CorporationBioMed Research
International.2016, 1-9
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan Husen, S., Kalqutny, S., Ansori, A., Susilo, R.,
Alymahdy, A., Winarni, D.,
bahwa ekstrak etanol 50% kulit manggis memiliki 2017.Antioxidant and Antidiabetic Activity
potensi dalam menghambat pertumbuhan bakteri of Garcinia mangostana L. pericarp
Staphylococcus epidermidis. Zona hambat extract in streptozotocin-induced diabetic
terbesar yaitu 11,97 mm diperoleh pada mice. Bioscience Research Journal by
konsentrasi 100%. Innovative Scientific Information &
Services Network. 14(4), 1238–1245.
DAFTAR PUSTAKA
Jamila, N., Khan, N., Khan, A., Khan, S., Kim., S.,
Akao, Y., Nakagawa Y., Linuma M., Nozawa Y., 2017. Phytochemical Analysis,
Antioxidant, Anti-Hyperglycemic and
2008.Anti-cancer effects of xanthones Antituberculosis Activities of
Phylogenetically Related Garcinia
from pericarps of mangostana (Mangosteen) and Garcinia
hombroniana (Seashore Mangosteen).J.
mangosteen.International Journal of Chem.Soc.Pak. 38(06), 1181–1188.

Molecular Sciences. 9(3),355–370. Janardhanan, S., Mahendra J., Girija, S.,
Mahendra, L., Priyadharsini V., 2017.
Akinpelu, B., Igbeneghu O., Awotunde A., Antimicrobial effects of Garcinia
mangostana on cariogenic
Iwalewa E., Oyedapo O., 2014. microorganisms.Journal of Clinical and
Diagnostic Research. 11(1),19–22.
Antioxidant and antibacterial activities of
Jones, G., McAllister, T., Muir, A., Cheng, K.,
saponin fractions of Erythropheleum 1994. Effects of sainfoin (Onobrychis
viciifolia Scop.) condensed tannins on
suaveolens (Guill. and Perri.) stem bark growth and proteolysis by four strains of
ruminal bacteria.Applied and
extract.Scientific Research and Essays. Environmental Microbiology.
60(4),1374–1378.
9(18),826–833.
Kaihena, M., Syamsu., Yasir, Y., Hatta, M., 2015.
Cushnie, T., Cushnie, B., Lamb, A. J., 2014. The Effect of the Petroleum Ether Extracts
from Mangosteen Pericarp (Garcinia
Alkaloids: An overview of their mangostana L.) on Interferon-
gammaand, Interleukin-12 Activities in
antibacterial, antibiotic-enhancing and AlbinoWistar Rats (Rattus norvegicus)
Infected with Mycobacterium
antivirulence activities.International tuberculosis.American Journal of
Microbiological Research. 3(1),8–13.
Journal of Antimicrobial Agents.
Lim, S., Darah, I., Jain, K., 2006. Antimicrobial
44(5),377–386. activities of tannins extracted from
Rhizophora apiculata barks.Journal of
Davis, W., Stout, T., 1971.Disc plate method of Tropical Forest Science. 18(1),59–65.

microbiological antibiotic assay. II. Novel Maatalah, M., Bouzidi, K., Bellahouel, S., Merah,
B., Fortas, Z., Soulimani, R., Saidi, S.,
procedure offering improved
125
accuracy.Applied microbiology.

22(4),666–670.

Dewi, Z., Nur, A., Hertriani, T., 2015.Efek

antibakteri dan penghambatan biofilm

ekstrak sereh (Cymbopogon nardus L.)

terhadap bakteri Streptococcus

mutans.Majalah Kedokteran Gigi

Indonesia. 20(2),136.

Dzoyem, J., Hammamoto H., Ngameni B.,

Ngadjui B., Sekimizu K.,

2013.Antimicrobial Action Mechanism of

Flavonoids from Dorstenia Species.Drug

Discoveries & Therapeutics. 7(2),66–72.

Farmakologi Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Manggis

Derdour, A., 2012., Antimicrobial activity neuroprotective activities of extracts from
of the alkaloids and saponin extracts of the fruit hull of mangosteen (Garcinia
Anabasis articulate.E3 Journal of mangostana Linn.).Medical Principles
Biotechnology and Pharmaceutical and Practice. 15(4), 281–287.
Research. 3(3),54–57. Widayat, M., Purwanto., Dewi, A., 2016. Daya
Mariajancyrani, J., Chandamohan, G., Antibakteri Infusa Kulit Manggis ( Garcinia
Saravanan., Elayaraja, A., 2013. Pelagia mangostana L ) terhadap Streptococcus
Research Library Asian Journal of Plant mutans.Pustaka Kesehatan. 4(3),
Science and Research. 3(3), 70–73. 514–518.
Mawan, A., Indriwati, S.,Suhadi, S., Wirawan, R., Wibowo, M., Rahmayanti, S., 2018.
2018.Aktivitas Antibakteri Ekstrak Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Kulit
Metanol Buah Zyzygium Polyanthum Jeruk Pontianak ( Citrus nobilis Lour . var .
terhadap pertumbuhan bakteri microcarpa ) terhadap Bakteri
Escherichia coli.Bioeksperimen: Jurnal Staphylococcus epidermidis. Jurnal
Penelitian Biologi. 4(1),64-68. Cerebellum. 4 (2), 1025–1036.
Melkianus, B., Fatimawali, F., Sudewi, S., 2019. Xie, Y., Yang, W., Tang, F., Chen, X., Ren, L.,2014.
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Antibacterial Activities of Flavonoids:
Manggis (Garcinia mangostana L.) Structure-Activity Relationship and
terhadap bakteri Klebsiella Mechanism.Current Medicinal Chemistry.
pneumonia.Pharmacon Jurnal Ilmiah 22(1), 132–149.
Farmasi. 8(1), 88–93.
Pfoze, N., Kumar, Y., Myrboh, B., Bhagobaty, R.,
Joshi, S., 2011.In vitro antibacterial
activity of alkaloid extract from stem bark
of Mahonia manipurensis Takeda. Journal
of Medicinal Plants Research. 5(5),
859–861.
Puspitasari, L., Swastini, D., Arisanti, C.,
2013.Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol
95% Kulit Buah Manggis (Garcinia
mangostana L.).Garuda Portal. 961,5.
S u k a s i h , E . , S u k a r t i , T. a n d B r o t o , W.
2011.Efektivitas Antimikroba Ekstrak Kulit
Manggis Terhadap Beberapa Bakteri
Kontaminan (S.Aureus, Salmonella SP
dan E coli). J. Pascapanen. 8(1), 32–38.
Sun, X., Wang, S., Li T., Yang, Y., 2015.
Anticancer activity of linalool terpenoid:
Apoptosis induction and cell cycle arrest
in prostate cancer cells.Tropical Journal
of Pharmaceutical Research. 14(4),
619–625.
Suryana, S., Yen, Y.,Rostinawati, T., 2017.
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Dari
L i m a Ta n a m a n Te r h a d a p B a k t e r i
Staphylococcus Epidermidis Dengan
Metode Mikrodilusi M7-A6CLSI,
Antibacterial Activity Of Five Plant Ethanol
Extract Against Staphylococcus
Epidermidis Bacteria With Microdilution
M7-A6CLSI.IJPST. 4(1), 2–10.
Wahdaningsih, S., Untari, E., Fauziah, Y.,
2014.Antibakteri Fraksi n-Heksana Kulit
H y l o c e r e u s p o l y r h i z u s Te r h a d a p
Staphylococcus epidermidis dan
Propionibacterium acnes.Pharmaceutical
Sciences and Research. 1(3), 180–193.
Weecharangsan, W., Opanasopit, P., Sukma, M.,
Ngawhirunpat, T., Sotanaphun, U.,
Siripong, P., 2006.Antioxidative and

126

Marissa Angelina PROSIDING POKJANAS TOI KE 57

TANAMAN YANG BERPOTENSI SEBAGAI ANTIVIRAL DENGUE

Marissa Angelina
Pusat Penelitian Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

Naskah diterima tanggal 20 Desember 2019

ABSTRACT
Dengue Fever (DD) or Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a disease caused by
dengue virus infection (DENV). DENV which is an RNA virus has 4 serotypes
namely DENV-1, DENV-2, DENV-3 and DENV-4 and belongs to the flavivirus
family that is transmitted through the Aedes aegypti mosquito. It is estimated that
nearly 390 million people are infected with DENV each year worldwide. Until now,
there are no anti viral dengue agents available, although Denvaxia® dengue
vaccine is available, the use of which is still limited to age and quite expensive. The
search for new drugs can be done through several aspects including through the
process of synthesis and extraction/isolation of the natural products. Extracts from
natural product are considered effective in treating diseases and are safer and
relatively less toxic. Here, we describe a review of research in the search for
antivirus dengue drugs, especially from natural products.

Keywords: Dengue fever, Dengue Hemorrhagic Fever, Denvaxia, Antivirus
Dengue

ABSTRAK
Abstrak Demam Dengue (DD) atau Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan
penyakit akibat infeksi virus dengue (DENV). DENV yang merupakan virus RNA
mempunyai 4 serotipe yaitu DENV-1, DENV-2, DENV-3 dan DENV-4 dan
termasuk kedalam famili flavivirus yang ditransmisikan melalui nyamuk aedes
aegypti. Diperkirakan hampir 390 juta orang terinfeksi DENV setiap tahun di
seluruh dunia1.Sampai saat ini, belum ada agen anti-dengue yang tersedia,
meskipun telah tersedia vaksin dengue DENVAXIATM,yang penggunaannya
masih terbatas usiadan harga yang cukup mahal 2. Pencarian obat baru dapat
dilakukan melalui beberapa aspek diantaranya melalui proses sintesis dan
ekstraksi/ isolasi dari bahan alam. Ekstrak dari bahan alam dinilai dapat efektif
untuk mengobati penyakit dan lebih aman dan relatif kurang toksik. Disini, kami
memaparkan ulasan penelitian dalam pencarian obat anti virus dengue terutama
dari bahan alam. Perlu penelitian lanjutan baik secara invivo pada hewan maupun
uji klinis agar aktivitas dan keamanan bahan alam dapat dipertanggungjawabkan.

Kata Kunci : Demam Dengue, Demam Berdarah Dengue, Denvaxia, Antivirus
Dengue

PENDAHULUAN senyawa fenolik mupun terpenoid kurang spesifik
Tanaman mengandung berbagai macam terhadap interaksi dengan protein. Dengan
metode molekuler dapat diketahui mekanisme
metabolit sekunder (MS) yang dapat mempunyai aksi dengan beberapa target dari MS dan dapat
aktivitas biologi, oleh karena itu banyak diketahui aplikasi dalam pengobatan beberapa
penelitian untuk pengembangan obat infeksi target penyakit. Sehingga dapat dijelaskan
DENV dengan menggunakan ekstrak tanaman bahwa obat dari tanaman obat adalah obat yang
ataupun isolat yang berasal dari ekstrak bahan rasional bukan bersifat plasebo 3.
alam. Banyak MS yang mempunyai aktivitas
biologi yang luas. MS dapat berinteraksi dengan Di beberapa negara termasuk Eropa
target utama pada sel seperti protein, membran sudah mengembangkan obat tradisional menjadi
maupun asam nukleat. Beberapa metabolit obat yang diregistrasi seperti obat modern
sekunder dilaporkan dapat berinteraksi dengan bahkan aktivitas farmakologinya sudah teruji
target molekuler seperti alkaloid, yang dapat secara klinis. Bahkan beberapa obat yang
berinteraksi dengan neurotransmiter, sedangkan berasal dari bahan alam yang sudah teruji secara
klinis (Evidence of Herbal medicines and Plants-
Alamat korespondensi : based medicine) sudah diresepkan dalam
[email protected]
127

Etnomedisin dan Etnofarmakologi Tanaman yang Berpotensi sebagai Antiviral

pengobatan modern. Ratusan tanaman obat dari didapat serta lebih tidak toksik dibandingkan
seluruh dunia sudah didokumentasikan dalam produk sintetis. Beberapa mekanisme antivirus
beberapa monograf seperti pada German dari tanaman yang telah dilaporkan oleh
Commission E, European Pharmacopeia beberapa peneliti terdahulu, diantaranya inhibitor
(PhEur), European Scientific Cooperative on replikasi virus dengue, inhibitor terhadap virus
Phytotherapy (ESCOP), World Health attachment dan entry, inhibitor virus released dan
Organization (WHO monographs), dan pada assembly, dan sebagai immunomodulator 7.
European Medicines Agency—Herbal Medicinal
Products (HMBC monographs) 3. Inhibitor terhadap virus attachment dan entry
Virus dapat masuk kedalam sel dengan
Pada tulisan ini kami akan mengkaji
terapi anti-dengue yang berasal dari beberapa berinteraksi dengan reseptor permukaan sel
bahan alam, terutama yang telah diketahui tunggal atau ko-reseptor, dapat menyebabkan
mekanisme kerjanya. Protein hospes dan virus terjadinya fusi envelope virus dan membran sel
adalah merupakan target penting dalam siklus inang. Saat berada di dalam sel, virus yang sudah
replikasi virus serta dapat menjadi target antivirus tidak mempunyai envelope untuk melepaskan
yang potensial. genomnya. Sejumlah obat yang terdaftar
menargetkan langkah-langkah infeksi virus ini.
TARGET OBAT DENV Tromantadine, yang digunakan dalam infeksi
Inhibitor replikasi virus Dengue HSV, mengubah glikoprotein di permukaan sel
inang, sehingga mencegah penyerapan,
Proses replikasi virus dengue masuk penetrasi dan uncoating virus. Masuknya HIV ke
kedalam sel host melalui reseptor mediated dalam sel target dimediasi oleh interaksi
endocytosis, kemudian terjadi proses uncoating permukaan glikoprotein virus dengan reseptor
nukleokapsid, molekul RNA ditranslasi menjadi bersama CCR-5. Maraviroc dan vicriviroc, dua
poliprotein single. Poliprotein akan mengalami dari obat sintetis yang disetujui untuk terapi
proses pasca translasi dengan menggunakan antiretrovirus, menargetkan reseptor ini dan
enzim protease virus menjadi protein yang mencegah interaksi gp-120 virus dengan CCR-5,
dibutuhkan pada proses replikasi Cara tercepat mencegah virus memasuki makrofag dan sel T.
untuk menemukan senyawa baru yang aktif Sejumlah obat sintetis lainnya, seperti dokosanol,
sebagai antiviral DENV adalah melalui virtual enfuvirtid dan fosfonet, dikenal sebagai
screening. Dengan metode virtual screening penghambat fusi atau inhibitor bergabung
dapat diketahui molekul yang dapat mengikat membran seluler dan virus 12.
target serta mengatur fungsi dari biomolekul
tersebut. Beberapa penelitian menunjukkan Penelitian tentang berbagai produk
bahwa inhibitor terhadap viral entry serta protein tanaman bahwa beberapa tanaman mempunyai
inhibitor merupakan mekanisme utama obat-obat mekanisme yang sama untuk menghentikan
untuk penyakit infeksi virus. Sekarang, replikasi virus. Turunan mannose yang berasal
ditemukan juga bahwa beberapa protein non dari genus Galanthus dan Hippeastrum dapat
struktural juga dapat menjadi target ant-dengue. menghambat glikoprotein virus HIV, yang
Protein membran (M) dan envelope (E) adalah mengakibatkan penghambatan masuk virus ke
protein yang memainkan peranan dalam dalam sel13. Senyawa lain seperti N-
masuknya virus ke dalam sel (virus entry). Protein acetylgalactosamine, glukosa dan galaktosa
non struktural memainkan peranan pada proses memiliki aktivitas antivirus melawan sindrom
replikasi virus. Kompleks protein NS adalah pernafasan akut akut (SARS-coV) dan virus
beberapa enzim diantaranya: NS3, NS2B, NS3 peritonitis demam menular (FIPV) melalui
helikase/nukleosida trifosfatase, RNA 5' mekanisme penghambatan attachment virus ke
trifosfatase dan NS5 metiltransferase dan enzim sel inang . Berbagai turunan dari peptida seperti
RNA-dependent RNA polymerase. Semua azidoprolin, telah menunjukkan aktivitas anti-
protein NS merupakan terget yang potensial HIV, melalui penghambatan situs pengikatan
dalam mencari anti viral dengue 4. reseptor dan ko-reseptor virus.

Hingga saat ini, diketahui beberapa Demikian pula, glycyrrhizin yang berasal
antivirus yang berasal dari bahan alam dan dari akar glabra Glycyrrhiza telah terbukti
terbukti memiliki aktivitas farmakologis. Terdapat memiliki afinitas yang luar biasa terhadap protein
pula antivirus yang digunakan dalam terapi permukaan HIV, sehingga menghambat
kombinasi untuk terapi pada HSV dan Influenza. pengikatan virus ke sel. Geraniin, tanin yang
Agrimonia pilosa dan Ocimum basilicum, berasal dari genus Phyllanthus, juga bertindak
diketahui memiliki potensi yang tinggi terhadap sebagai penghambat penyerapan virus oleh sel .
berbagai virus DNA dan RNA 6. Polycitone A, Aldehid polifenol yang berasal dari tanaman
produk turunan tanaman aktif melawan bentuk kapas, Gossypol, telah digambarkan sebagai
resistansi HIV. Produk berbasis tanaman penghambat fusi yang efektif yaitu mengikat
dianggap lebih ekonomis dan lebih mudah glikoprotein permukaan HIV gp41 dan

128

Marissa Angelina PROSIDING POKJANAS TOI KE 57

menghalangi masuknya virus ke dalam sel. transmisi antar sel. Obat yang masuk kedalam
Penghambatan fusi sel darah tergantung dosis golongan ini adalah oseltamivir dan zanamivir 17.
telah ditunjukkan oleh ekstrak yang diperoleh dari Terdapat lebih dari 30 inhibitor protease yang
kulit pohon Ailanthus altissima. Sejumlah produk berasal dari tanaman. Ekstrak dari tanaman
alami digunakan untuk melawan pengikatan Eclipta prostrata, Alpinia galanga, Zingiber
reseptor virus influenza dan protein fusi, zerumbet, Coccinia grandis, Boesenbergia
hemaglutinin. Penghambatan uncoating virus pandurata, Cassia garretiana and Orostachys
dan pelepasan bahan genetik ke dalam sel telah japonicus terbukti sebagai antiretrovirus dengan
diamati dengan ekstrak yang diperoleh dari mekanisme penghambatan protease. Beverimat
berbagai gulma laut. Karagenan, molekul heparin yang diekstrak dari herbal cina, Syzygium
sulfat yang berasal dari laut, mempunyai claviflorum mempunyai aktivitas menghambat
aktivitas anti-dengue dengan cara mencegah maturasi virus. Sama dengan protease inhibitor
uncoating virus pada sel inang.14 lainnya, senyawa ini mencegah pembentukan
protein baik secara strukutral maupun secara
Penghambatan pada proses transkripsi enzimatik. Ching-fang-pai-tu-san (CFPTS),
dan translasi virus dapat sebagai target sediaan herbal yang berasal dari cina
antivirus. Di antara obat-obatan yang telah mengandung senyawa chaihu, kuersetin dan
beredar saat ini, raltegravir dan elvitegravir yaitu isokuersetin. Sediaan ini dapat menghambat
inhibitor integrase (enzim yang membantu replikasi virus influenza dengan menganggu
penggabungan bahan genetik virus ke dalam prossesing protein intraselular, transpor dan
DNA sel inang). Didanosin, emtrisitabin, abakavir, budding. Likopiranokumarin dan glikokumarin
stavudin dan trifluridin adalah obat utama di kelas dari tanaman Glycyrrhiza glabra juga
ini yang saat ini digunakan dalam terapi HIV, mengganggu penghambatan pembetukan sel
Hepatitis B dan C dan Herpes Simplex Virus . giant HIV pada uji in vitro18.
Metisazon menargetkan mRNA virus dan sintesis 2.4 Imunomodulator
protein dengan cara menghambat enzim
transcriptase atau menyebabkan penghentian Induksi respon imun protektif
rantai 15. merupakan salah satu target utama terapi
antivirus. Banyak produk yang terdaftar saat ini
Diantara antivirus yang berasal dari menyesuaikan mekanisme ini dengan infeksi
bahan alam, turunan kumarin yaitu kalanolida virus. Interferon, interleukin dan faktor stimulasi
yang berasal dari Calophyllum lanigerum, telah koloni adalah imunostimulan paling menonjol.
terbukti menargetkan enzim reverse Interferon adalah polipeptida dan glikoprotein
transcriptase dengan mengikat secara ireversibel yang dapat diinduksi yang berfungsi sebagai
ke tempat aktif enzim. Kalanolida sekarang telah mediator untuk menginduksi produksi enzim
memasuki studi klinis Tahap II untuk terapi anti- tertentu yang menghambat replikasi virus di sel.
retrovirus. Senyawa kimia lainnya, termasuk Interleukin terlibat dalam stimulasi, pertumbuhan,
kumarin, flavonoid dan triterpenoid pentasiklik, diferensiasi, pematangan dan pengaturan sel
telah menunjukkan memiliki afinitas terhadap imun yang dapat membantu dalam menetralisir
reverse transcriptase dan polimerase lainnya virus. Faktor stimulasi koloni, juga mengatur
pada HIV. Target senyawa polycitone A proliferasi dan diferensiasi sel progenitor dalam
menghambat pembentukan kompleks RT-DNA garis darah sel darah putih. Selain itu, beberapa
selain menghambat aktivitas reverse obat, termasuk ribavirin, mempotensiasi respons
transcriptase dan DNA polymerase. Sejumlah imun juga .
spesies trichosanthesdapat menyebabkan
penghambatan sintesis protein dengan Sejumlah produk alami telah diteliti
menonaktifkan ribosom 16. mempunyai efekimunomodulator. Alkaloid,
karbohidrat, lektin, polifenol, stilbenoida dan
2.3 Inhibitor virus assembly dan release peptida termasuk kedalam kelompok obat yang
Obat tipe ini menghambat pembentukan digunakan sebagai imunomodulator. Beta-
sitosterol, yang diperoleh terutama dari tanaman
protein virus untuk membentuk virion dan genus Nigella, meningkatkan respon imun seluler
pelepasan dari sel. Ada beberapa obat yang dengan meningkatkan aktivitas sel pembunuh
sudah digunakan dalam pengobatan yang alami (NK), CTLs dan oleh sekresi sitokin yang
menargetkan siklus hidup sel. Inhibitor terhadap meningkat8. Penelitian telah melaporkan bahwa
protease juga dapat mencegah pelipatan ekstrak tanaman tertentu seperti Tinospora
poliprotein. Obat ini terbukti efektif untuk cordifolia memiliki kemampuan untuk
pengobatan terhadap HIV, Hepatitis B, Hepatitis menyebabkan aktivasi limfositik9, yaitu dengan
C. Sakuinavir, ritonavir, indinavir, boceprevir dan adanya peningkatan populasi sel NK dan sel T
telaprevir adalah obat yang termasuk ke dalam masing-masing sebesar 331% dan 105.
golongan ini. Inhibitor neuraminidase bekerja Tanaman Echinacea purpurea telah digunakan
dengan cara memblok pelepasan virus influeza untuk perannya dalam stimulasi kekebalan. Hal
dari sel yang terinfeksi sehingga dapat mencegah
129

Etnomedisin dan Etnofarmakologi Tanaman yang Berpotensi sebagai Antiviral

ini diyakini bahwa keluarga Asteraceae adalah 3.4 Ficus septica23
keluarga tanaman terbesar yang memiliki Beberapa senyawa aktif dari tanaman F.
aktivitas imunomodulatorik 10. Protein yang
diperoleh dari Allium sativum memiliki aktivitas septica yaitu phenanthroindolizidin,
mitogenik aktif terhadap limfosit manusia, aminocarophenon, pyrolidin, dehydrotylophorin,
splenocytes dan thymocytes. Ini dan banyak dehydroantofin dan tylophoridicin menunujukkan
produk tanaman lainnya digunakan untuk aktivitas inhibisi DENV. Dilaporkan ekstrak etanol
meningkatkan respons kekebalan terhadap batang dan ekstrak metanol daun menunjukkan
sejumlah patogen virus. Penggunaan aktivitas terbaik sebagai anti DENV, namun
imunomodulator, karenanya, mencegah replikasi mekanisme belum diketahui.
virus dalam tubuh 11.
3.5.Castanospermium australle24
TANAMAN OBAT YANG MEMPUNYAI Secara alami, infeksi DENV dapat terjadi
AKTIVITAS ANTIVIRAL DENGUE
3.1 Cissampelos pariera Linn. pada manusia dan nyamuk. Meskipun mencit
dapat terinfeksi dan sakit setelah infeksi DENV,
Ekstrak etanol Cissampelos pariera Linn mencit tidak dapat memperlihatkan sindrom
(Ekstrak Cipa) dilaporkan potent dalam patologi akibat infeksi DENV. Namun demikian,
menghambat empat serotipe virus Dengue percobaan pada mencit dapat memberikan
berdasarkan pengujian secara in vitro informasi terkait toksisitas antivirus serta
menggunakan sel, penentuan protein NS1 yang kemampuan dalam inhibisi replikasi virus dan
disekresikan dengan metode ELISA, dan juga mencegah penyebaran virus Dengue secara in
penghambatan terhadap replikasi virus dengan vivo. Pada eksperimen awal dalam pengujian
metode plaque assay. Ekstrak Cipa dapat sebagai antivirus yang potensial pada manusia,
menurunkan titer virus yang banyak, hasil yang kastanospermin, senyawa yang terdapat dalam
sama juga diperlihatkan pada hasil pengujian C. australle dapat meningkatkan tingkat
secara in vivo dengan menggunakan mencit kesintasan pada mencit yang diinokulasi virus
AG129, dimana Cipa dapat memberikan efek secara intra-kranial.
proteksi pada mencit yang terinfeksi DENV serta
tidak memberikan efek samping pada jumlah Kastanospermin dapat mencegah
platelet dan viabilitas RBC. kematian infeksi DENV dengan dosis kisaran 10-
250 mg/kgBB/hari. Dosis lebih besar dari 250
Selain itu pengujian dengan menggunakan mg/kg/hari dapat menyebabkan efek toksik pada
tikus Wistar, ekstrak Cipa dapat menurunkan system gastrointestinal .23,24 Diketahui bahwa
jumlah TNF-α. TNF- merupakan sitokin yang kastanospermin bekerja sebagai inhibitor ER α-
menjadi patokan ketika terjadi keparahan infeksi glucosidase I serta menurunkan DNA / RNA virus
dengue. Pada pengujian ini juga tidak ditemukan secara in vitro. Diketahui juga mekanisme aksi
efek toksik pada tikus Wistar dengan dosis senyawa ini yaitu menghambat pellipatan protein
pemberian 2 g/kgBB/ hari selama 7 hari 19. Dari denganmencegah pelepasan residu glukosa
segi fitokimia Cissampelos pareirayang pada N-glikan DENV
merupakan famili Menispermaceae akarnya
mengandung alkaloid hyatin, hytinin, haytidine 3.6 Andrographis paniculata25
dan berberin. Dari bagian daun juga diketahui Merupakan tanaman yang termasuk
bahwa tanaman ini mengandung dimer flavon
yaitu cissampeloflavone. (19,20). kedalam famili Acanthaceae, merupakan herba
yang banyak digunakan dalam pengobatan
3.2 Spondias sp. 21 tradisional. Secara fitokimia tanaman ini
Spondias mombin and S. tuberosa, yang mengandung senyawa utama, lakton,
diterpenoid, glikosida diterpen, flavonoid dan
banyak ditemukan didaerah Brazil, mengandung glikosida flavonoid. Dilaporkan ekstrak metanol
senyawa utama fenol (kuersetin, rutin, asam A. paniculata dapat menghambat DENV
elagat) yang aktif terhadap DENV. Hasil terutama DENV-1.
penghambatan dengan menggunakan metode
MTT dan metode penurunan efek sitopatik sel 3.7 Alternanthera philoxeroides 27,28
C6/36 terhadap DENV-2. Alternanthera philoxeroides merupakan

3.3 Caatinga biome22 tanaman air yang masuk ke dalam famili
Galactomanan sulfat dari tanaman Amarannthaceae. Jiang dkk.28 melakukan
investigasi terhadap aktivitas antivirus dari
Caatinga biome dapat menghambat DENV ekstrak yaitu petroleum eter, etil asetat dan etil
dengan mekanisme penghambatan pada eter. Dari ketiga ekstrak tersebut, ditemukan
tahapan awal infeksi virus, namun belum ekstrak petroleum eter A. philoxeroides
dilaporkan hasil pengujian senyawa pada menunjukkan aktivitas inhibisi tertinggi terhadap
tanaman ini secara in vivo. DENV.

130

Marissa Angelina PROSIDING POKJANAS TOI KE 57

3. 8 Azidarachta indica 29,30 Apostol dkk..36 menyatakan bahwa dekok dari
Dikenal juga dengan nama Neem adalah tanaman ini dapat meningkatkan trombosit tikus
dengan dosis pemberian 100 mg/kg setelah 7
salah satu tanaman yang mempunyai beberapa hari pemberian.
bioaktivitas. Parida dkk.30, mempelajari ekstrak
air Neem sebagai aktivitas dalam inhibisi replikasi 3.14.Houttuynia cordata 37
virus dengue. Konsentrasi yang tidak toksik yaitu Houttuynia cordata yang termasuk
1,87 mg/ml .
kedalam famili saururacea. Kandungan fitokimia
3.9. Boesenbergia rotunda 31 tanaman ini menganfung alkaloid, flavonoid,
Boesenbergia rotunda yang termasuk asam lemak, sterol, fenol dan minyak esensial.
Hasil skrining terhadap DENV-2, diketahui bawa
kedalam famili Zingiberaceae. Banyak ditemukan ekstrak air Houttuynia cordata dapat
di daerah Asia. Diketahui senyawa flavonoid dan menghambat replikasi virus RNA dengan inhibisi
sikloheksil dari B. Rotunda menunjukkan kuat pada dosis 0,8 μg/mL. Vijitra dkk.23
aktivitas inhibisi terhadap protein virus NS3.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, turunan 3.15.Hippophae rhamnoides 38
sikloheksenil seperti 4-hidroksipanduratn A dan Hippophaerhamnoides termasuk
panduratin mempunyai aktivitas anti DENV.
kedalam famili elaeagnaceae. Daun dan
3.10.Carica papaya 32,33 buahnya mengandung vitamin A, B, C, E, K,
Carica papaya yang merupakan flavonoid, licopen, karatenoid dan fitosterol.
Mounika melakukan pengujian aktivitas anti
tanaman yang subur di daerah tropis, dengue dengan target pengujian sel makrofag.
mengandung metabolit sekunder yang penting Selain itu ekstrak juga mampu menjaga viabilitas
yaitu chymopapain, papain serta beta karoten sel.
yang dapat mencegah kerusakan akibat radikal
bebas. Penelitian oleh Ahmad N dkk.33 3. 16.Kaempferia parviflora 39
melaporkan bahwa ekstrak air C. papaya Kaempferia parviflora tanaman yang
mempunyai aktivitas dalam mengatasi deman
dengue melalui peningkatan jumlah platelet, termasuk kedalam famili Zingiberacea dan
leukosit dan neutrofil. mengandung senyawa utama borneol dan
flavonoid serta dialporkan ekstrak daun dan
3.11. Chondrus crispus batang K. parviflora mempunyai aktivitas sebagai
Chondrus crispus merupakan salah satu anti DENV-2

spesies dari alga merah. Kandungan utama alga 3.17.Lippia citriodora 40
ini adalah karagenan. Talarico dkk..14 melaporkan Lippa citriodora tanaman yang termasuk
bahwa karagenan dan polisakarida sulfat efektif
dalam menghabat DENV-2 dimana metode kedalam famili Verbenaceae mengandung
penghambatan pada tahap entry. Dilaporkan beberapa minyak esensial limonene, β-
bahwa dosis PRNT 50 berkisar pada konsentrasi caryophyllene, p-cymene, camphor, linalool,
1,2-11,1 μg/mL. pinen dan thymol serta mengandung metabolit
sekunder salvigenin, eupatorin, eupafol,
3.12. Gastrodia elata 34 hispidulin, 6-hydroxyluteolin, cismaritin dan
Gastrodia elata merupakan tanaman chrysoeriol apigenin. Penelitian yang
menggunanakan minyak esensial dari tanaman
yang masuk kedalam famili Orchidacea. Analisa ini menunjukkan bahwa minyak esensial dapat
studi kimia menunjukkan bahwa tanaman ini menghambat replikasi DENV. Selain itu dengan
mengandung senyawa fenolik dan asam pengujian menggunakan metode plaque assay,
amino.mengisolasi beberapa D-glukan dari dimana terjadi penurunan plaque setelah
Gastrodia elata dan turunan sulfat. Senyawa ini diberikan minyak dengan konsentrasi 1,9-33,7
diuji aktivitas inhibisi terhadap DENV-2. Turunan mg/ml.
sulfat dari D-glukan merupakan inhibisi kuat
terhadap DENV-2 dengan nilai EC500.68+/-0.17 3.18. Mimosa scabrella 41
g/mL, mekanisme penghambatan pada awal dari Mimosa scabrella adalah tanaman yang
siklus hidup virus yaitu pada tahapan adsorpsi.
termasuk kedalam Fabacea. Tanaman ini
3.13. Euphorbia hirta 36 mengandung senyawa utama karbohidrat,
Euphorbia hirta dikenal dengan nama flavonoid, alkaloid dan fenol. Wollinger dkk.41
mengisolasi galaktomanan dari tanaman Mimosa
tawa-tawa yang termasuk kedalam famili scabrella dan biji Leucaena Leucocephala. Dosis
Euphorbiaceae dan biasa tumbuh diaderah India, untuk menghambat DENV pada dosis 347 dan
Australia, dan Filipina. Kandungan fitokimia 377 mg/L.
tanaman ini adalah polifenol, gula tereduksi,
alkaloid, flavonoid, stereol, tanin dan triterpenoid. 131

Etnomedisin dan Etnofarmakologi Tanaman yang Berpotensi sebagai Antiviral

3.19.Phyllanthus urinaria 42 bahan alam, serta mempercepat eksperimen
Phyllanthus urinaria merupakan famili hingga tahap in vivo dan uji kinik.

Phyllanthacea. Senyawa 7'-hidroksi- 3',4',5,9,9'- KESIMPULAN
pentametoksi-3,4-metilen dioksi lignan yang Berbagai penelitian telah dikerjakan
diisolasi dari ekstrak etil asetat P. urinaria selain
menunjukkan aktivitas sebagai anti apoptosis untuk mencari kandidat antivirus dengue yang
juga ektrak air dan metanol P. urinaria berasal dari bahan alam baik dalam bentuk
mempunyai aktivitas yang kuat dalam ekstrak maupun isolat murni.Tampak bahwa
menginhibisi DENV-2 yaitu dapat mereduksi virus banyak sumber tanaman yang mempunyai
hingga 90 % dengan dosis maksimum yang tidak aktivitas antiviral DENV. Namun dari semua
menyebabkan ketoksikan adalah 250 ug/ml dan tanaman yang dilaporkan hanya
15,63 ug/mL. tanamanCissampelos pariera Linn. yang sudah
di uji sampai invivo menggunakan mencit.
3.20.Piper sarmentosum 43 Sedangkan tanaman lainnya hanya pengujian
Piper sarmentosum termasuk kedalam invitro.

f a m i l i P i p e r a c e a e . E k s t r a k e t a n o l P. DAFTAR PUSTAKA
sarmentosum dilaporkan mempunyai efek 1. Kadir Abd S.L, Harisun Y, Razauden M. Z.
larvasidal pada nyamuk Aedes aegypti.
Potential Anti-Dengue Medicinal Plants:
3.21 Quercus lusitanica 44,45 A Review. J. Nat Med (2013) 67: 677-689
Quercus lusitanica adalah tanaman yang 2. World Health Organization. Immunization
,Vaccines and Biologicals Dengue
termasuk kedalam famili Fagaceae. Sylvia dkk.45 vaccine research. 2015;14–6.
melakukan penelitian ekstrak biji Q. lusitania 3. Michael wink . Modes of Action of Herbal
dapat menurunkan ekspresi protein NS1 pada sel Medicines and Plant Secondary
yang terinfeksi. Dilaporkan juga bahwa dosis Metabolites. Medicines (2015) 2: 251-
ekstrak biji yang dapat menghambat DENV-2 286
pada dosis 0,032 sampai 0,25 mg/ml. 4. Salazar MI et.al Dengue Virus Type 2 :
Replication and Tropism in Orally
3.22 Rhizophora apiculata 46 Infected Aedes Aegypti Mosquitoes BMC
Spesies Rhizophora terdiri atas species Microbiol (2007) 30:7-9
5. Kinghorn ADE, Baldrin MF Human
Rhizophora mucronata, Rhizophora stylosa and Medicinal Agents From Plants:
Rhizophora apiculata. Ramanathan46 Symposium . American Chemical
melaporkan bahwa ekstrak petroleum eter R. Society, Washinton DC. (1993).
apicuata dapat menghambat nyamuk A. aegypti 6. Clercq ED . Highlight in Antiviral Drug
dengan dosis efektif LC5025,7μg/L dan Research: antivirals at the Horizon Med.
menunjukkan efek aktivitas larvasida sinergitik Res Rev. (2012).
dengan pyrethrum. 7. Mustafeez Babar, Najam U SSS,
Muhamaahd A, Alvina GK Antiviral Drug
3.23 Uncaria tomentosa 47 Therapy- Explioting Medicinal plants. J.
Dilaporkan mengandung 5 senyawa Antivir Anttiretorvi 2013 5:2
8. Brull F, Mensink RP . Plant Sterol:
alkaloid oksindol. Dilaporkan ekstrak air U. Fuctional Lipids in Immune Fucntion
tomentosa yang diuji pada sel monosit manusia and Inflammation ? Clin Lipidol (2009) 4:
yang terinfeksi DENV-2. Hasil nya menunjukkan 355-365
secara in vitro dapat menghambat aktivitas Ag+ 9. N a i r P K , R p d r o g u e z S . ,
Ramachandran R, et.al. Immune
PEMBAHASAN Stimulting Properties of A Novel
Sampai saat ini belum ada antivirus atau Polyscaharide from the medicinal Plant
Tinospora Cordifolia. Int.
vaksin yang tersedia, dengan hasil akhir Immunoparmacol (2004) 4: 1645-1659
penurunan angka kematian akibat infeksi 10. Mishima S, Saito K, et. al. Antoxidant
dengue. Hingga saat ini belum tersedia obat and Immuno-enhancing effects of
sintetik yang berhasil untuk sebagai anti-dengue, Echinacea Pupurea. Biol Pharm Bull
maka alternatif pencarian obat anti virus DENV (2004) 27: 1004-1009
pun dilakukan melalui pencarian dari bahan alam. 11. Androgan BC. Immunolmdulatory
Bahan alam dianggap dapat lebih efektif dan Effects of Phytocmpound; Turning
relatif lebih aman. Dari uraian di atas sebagian Medicinal Plants Into Drugs . Wiley-VCH
besar pengujian dalam rangka menemukan obat Weinheim. 2006. Chapter 16, Modern
untuk terapi virus Dengue yang berasal dari
bahan alam masih dalam tahap in vitro. Berbagai
upaya harus ditingkatkan dalam usaha
penemuan obat anti-dengue yang berasal dari

132

Marissa Angelina PROSIDING POKJANAS TOI KE 57

Phytomedicine cocktail of four local malaysian medicinal

12. Ang SP . Composition for Treating plants (phyllanthus spp.) against dengue

Chronic Viral Infection 2011. Google virus 2 BMC

Patents Complementary and Alternative

13. Balzarini J et.al Manose Sepscific Medicine, 13:192.

Palnts Lictins From Amaryllidaceae 25. Kanokwan Jarukamjorn, and Nobuo

Family Qualify as Effiecient Nemoto (2008). Pharmacological

Microbicides For Prevention of HIV Aspects of Andrographis paniculata on

Infection. Antimocrob Agents Health and Its Major Diterpenoid

Chemother (2004) 48: 3858-3870 Constituent Andrographolide Journal of

14. Talarico LB, Darmonte EB (2007) Health Science 54 (4):370–381. Mishra,

Intefrence in Dengue Virus Adsorption S. K., Sangwan, N. S. and Sangwan, R.

and Uncoating by Carragenans. Vrilogy S. (2007). Andrographis paniculata

(2007) 363: 473-485 (Kalmegh): A re- view. Pharmacog. Rev.

15. Narayanan A et. al. Development in 1:283–298.

Antivirals Against Influenza, Smallpox 26. Leon IC Tang, Anna PK Ling, Rhun Y Koh

mad Hemorhagic Fever Vriuse. Expert et al., (2012). Screening of anti-dengue

Opin Investing Drugs (2011) 20: 239- activity in methanolic extracts of

254 medicinal plants, BMC Complementary

16. S h u S e t . a l P u r i fi c a t i o n a n d and Alternative Medicine, 12(3):1-10.

Cahracterization of a Novel Ribosome- 27. CRC Weed Management (2003).Weed

inactivating Protein From Seeds of Management Guide— Alligator Weed

Tricosanthes kirilowwi Maxim. Prot. (Alternanthera philoxeroides).

Expr Purif (2009) 67: 120-125 <http://www.weedscrc.org.au/document

17. Chen KX, Njoroge FG. A Review of HCV s/ wmg_alligator_weed.pdf>.

Protease Inhibitor. Curr Opin Investig 28. Jiang, W.L., Luo, X.L., Kuang, S.J.(2005).

Drugs (2009) 10: 821-837 Effects of Alternanthera philoxeroides

18. Sekine Osajima et. al. Two Flavonoids Grisebagainst dengue virus in vitro. Di Yi

Extract from GlycyrrhizaeRadix Inhibit Jun Yi Da Xue Xue Bao, 25(4): 454 - 6.

In vitro Hepatitis C Virus Replication. 29. Sharma Pankaj, Tomar Lokeshwar,

Hepatol Res (2009) 39: 60-69. Bachwani Mukesh et al., (2011). Review

19. Ruchi Sood et. al. Cisaapelos pareira on Neem (Azadirachta indica) :

Linn: Natural Source of potent Antiviral Thousand Problems one solutions,

Activity Againts All Four Dengue Vurs International Research Journal of

Serotype. Plos Negl. Trop. Dis. (2015) Pharmacy, 2(12):97-102.

20. Amritpal Singh A, Sanjiv Duggal B, 30. Parida MM, Upadhyay C, Pandya G et al.,

Jaswinder Singh C et al., (2010). An (2002). Inhibitory potential of neem

inside preview of Ethnopharmacology of (Azadirachta indica Juss) leaves on

Cissampelos pareira linn International dengue virus type-2 replication J

Journal of Biological Technology, Ethnopharmacol, 79(2):273-8.

1(1):114-120. 32. Aravind. G , Debjit Bhowmik , Duraivel. S

21. B h a t n a g a r P r a d i p K u m a r , et al., (2013) Traditional and Medicinal

Katiyar,Chandra Kant (2010) (Ranbaxy Uses of Carica papaya, Journal of

Laboratories Limited, India; International Medicinal Plants Studies, 1(1):7-15.

Centre for Genetic Engineering and 33. Nisar Ahmad, Hina Fazal, Muhammad

Biotechnology;Department of Ayaz et al., (2011). Dengue fever

Biotechnology-2010). Anti-dengue treatment with Carica papaya leaves

activity of Cissampelos pareira extracts extracts,Asian Pac J Trop Biomed,

Application: WO 2010-IB50299 1(4):330–333.

20100123. 34. Qiu H, Tang W, Tong X, Ding K et al.,

22. Marquess et al Antiviral and Antioxidant (2007). Structure elucidation and

Activities of Sulfated Galactomannans sulfated derivatives preparation of two

from Plants of Caatinga Biome.Evid alpha- D-glucans from Gastrodia elata

Based Complement Alternat Med. Bl. and their anti-dengue virus

2015;2015:591214 bioactivities. Carbohydr Res.

23. Huang et al. (2017), Ficus septica plant 5;342(15):2230-6.

extracts for treating Dengue virus in vitro. 35. Sandeep B. Patil, MRS. Nilofar S.

PeerJ 5:e3448; DOI 10.77.17/peerj.3448 Naikwade et al., (2009). Review on

24. Sau Har Lee, Yin Quan Tang, Anusyah Phytochemistry and Pharmacological

Rathkrishnan et al., (2013). Effects of Aspects of Euphorbia hirta linn JPRHC,

133

Etnomedisin dan Etnofarmakologi Tanaman yang Berpotensi sebagai Antiviral

1(1):113-133. 39( suppl 1).
46. G. Renugadevi, T. Ramanathan, R.
36. Jovencio G. Apostol, James Viktor A. Gan,
Shanmuga priya and P.Thirunavukkarasu
Ryan Justin B.Raynes et al., (2012). (2012). Studies on Combined Effect of
Mangrove Plants against Three Dangerous
Platelet-increasing effects of Euphorbia Mosquitoes,International Journal of
Pharmaceutical & Biological Archives, 3(2):
hirta linn.(euphorbiaceae) in ethanol- 357-362.
47. Reis SRIN, Valente LMM, Sampaio AL et al.,
induced thrombocytopenic rat models, (2008).Immunomodulating and antiviral
activities of Uncaria tomentosa on human
IJPFR, 2(2):1-11. monocytes infected with Dengue Virus-2,
International Immunopharmacol, 8(3):
37. J.Vijittra Leardkamolkarn, Wipawan 468–476.

Sirigulpanit, Chayakom Phurimsak et al.,

(2012). The Inhibitory Actions of

Houttuynia Cordata Aqueous Extract On

Dengue Virus And Dengue-Infected Cells,

Journal Of Food Biochemistry,

36(1):86–92.

38. Chirag A. Patel, Kalyani Divakar,, and

Jalaram H. Thakkar (2012). Remedial

Prospective of Hippophae rhamnoides

Linn. (Sea Buckthorn) ISRN Pharmacol.

2012: 436857.

39. Phurimsak C, Leardkamolkarn V (2005).

Screening for antiviral effect of thai herbs;

Kaempferia parviflora, ellipeiopsis

cherrevensis and stemona tuberosa

against dengue virus type-2. 31st

congress on science and technology of

thailand. suranaree university of

technology.

40. Ocazionez RE, Mmeneses R, Torres FA,

Stashenko E (2010). Virucidal activity of

colombian lippia essential oils on dengue

virus replication in vitro. Mem Inst Oswaldo

Cruz 105(3):304–309.

41. Ono L, Wollinger W, Rocco IM et al., (2003).

In vitro and in vivo antiviral properties of

sulfated galactomannans against yellow

fever virus (beh111 strain) and dengue 1

virus (hawaii strain). Antivir Res.; 60:

201–208.

4 2 . S a u H a r L e e , Yi n Q u a n Ta n g ,

AnusyahRathkrishnan et al., (2013). Effects

of cocktail of four local malaysianmedicinal

plants (phyllanthus spp.) against dengue

virus 2 BMC Complementary and

Alternative Medicine, 13:192.

43. Udom Chaithong, Wej Choochote, Kittichai

Kamsuk et al., (2006). Larvicidal effect of

pepper plants on aedes aegypti (l.) (diptera:

culicidae) Journal of Vector Ecology

31(1):138-144.

44. Savitri Shrestha, V Srinivas K, R Shankara

B Eshwarappa et al.,(2014).

Pharmacognostic Studies of Insect Gall Of

Quercus Infectoria Olivier (Fagaceae).

Asian Pacific Journal of Tropical

Biomedicine Asian Pac J Trop Biomed,

4(1): 35-39.

45. Sylvia Y Muliawan (2008). Re-evaluation of

Quercus lusitanica extract as an inhibitory

agent against viability of dengue virus type 2,

Southeast Asian J Trop Med Public Health,

134

Deni Rahmat, Dian Ratih L, Liliek N, Vigo S PROSIDING POKJANAS TOI KE 57

FORMULASI SEDIAAN TABLET NANOPARTIKEL CRUDE BROMELIN BONGGOL
NANAS (Ananas comosus.(L.) Merr.) BERBASIS TIOMER HPC- SISTEAMIN

Deni Rahmat, Dian Ratih Laksmitawati, Liliek Nurhidayati, Vigo Soambaton Sahat
Simanjuntak

Fakultas Farmasi, Universitas Pancasila
Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, 12640, Indonesia

Naskah diterima tanggal 21 Desember 2019

ABSTRACT
Cardiovascular disease is a disease caused by impaired heart and blood vessel
function, one of which is coronary heart disease. One of the plants that can be
used for its treatment is Palembang pineapple (Ananas comosus. (L.) Merr.). In
this study, tablets containing crude bromelain nanoparticles were prepared from
pineapple stem. To get crude bromelain, extraction was carried out with the
principle of salting in and salting out. The precipitated bromelain was taken and
dried by the freeze drying method. Then nanoparticles suspension was generated
by ionic gelation using the HPC (hydroxypropyl cellulose)-cysteamine thiomer.
The nanoparticles suspension wasdried using the freeze drying method. Tablets
wereprepared by direct compression method with avicel filler. From nanoparticles
suspension, the size was 203.1 nm with a polydispersity index of 0.446. The
weight of crude bromelain tablets and nanoparticles produced were 504.24 ±
0.71 mg and 53.31 ± 0.26 mg, respectivelywhile the disintegration time 21.18 and
9.67 minutes, the hardness 5.479 and 1.268 Kg/cm2 and friability 0.06 and 0.09%,
respectively. Thus the tablet formulationis a potential preparation for crude
bromelain formulation which can be developed to improve the stability of crude
bromelain.

Key words: Bromelain, nanoparticles, tablet, thiomer, HPC-cysteamine

ABSTRAK
Penyakit kardiovaskuler adalah penyakit yang disebabkan oleh gangguan fungsi
jantung dan pembuluh darah, salah satunya adalah penyakit jantung koroner.
Salah satu tanaman yang dapat digunakan untuk pengobatannya yaitu nanas
Palembang (Ananas comosus.(L.) Merr.). Dalam penelitian ini, telah dibuat tablet
yang mengandung nanopartikel crude bromelin dari bonggol nanas. Untuk
mendapatkan crude bromelin dilakukan ekstraksi dengan prinsip salting in and
salting out. Crude bromelin yang telah mengendap diambil dan dikeringkan
dengan metode freeze drying. Kemudian memformulasikan menjadi sediaan
suspensi nanopartikel dengan metode gelasi ionik menggunakan tiomer HPC
(hidroksi propil selulosa)-sisteamin. Setelah didapat suspensi nanopartikel
dilakukan pengeringan dengan metode freeze drying. Tablet dibuat dengan
metode cetak langsung dengan pengisi avicel. Dari pembuatan suspensi
nanopartikel didapatkan ukuran 203,1 nm dengan indeks polidispersitas 0,446.
Bobot tablet crude bromelin dan nanopartikel yang dihasilkan mempunyai
rentang 504,24±0,71 mg dan 53,31±0,26 mg, sedangkan waktu hancur keduanya
21,18 dan 9,67 menit, kekerasan keduanya 5,479 dan 1,268 Kg/cm2 dan friabilitas
keduanya 0,06 dan 0,09%, berturut-turut. Dengan demikian formulasi tablet
merupakan sediaan yang potensial untuk formulasi crude bromelin yang bisa
dikembangkan untuk meningkatkan stabilitas crudebromelin.

Kata kunci: Bromelin, nanopartikel, tablet, tiomer, HPC-sisteamin

PENDAHULUAN yang disebabkan gangguan fungsi jantung dan
Penyakit kardiovaskular adalah penyakit pembuluh darah, dimana penyakit ini dapat
mengganggu kinerja jantung dalam melakukan
Alamat korespondensi : pemompaan darah ke seluruh tubuh atau
[email protected]
135

Teknologi Formulasi Bahan Alam Formulasi Sediaan Tablet Nanopartikel

sebaliknya yaitu mengganggu darah kembali ke magnetic stirer, freeze dryer, mesin tablet,
jantung. Penyakit kardiovaskular dapat timbangan analitik, friabilator, jangka sorong, dan
disebabkan oleh adanya agregasi platelet dalam alat waktu hancur.
saluran darah. (1,2,3).
Metode
Pada keadaan normal agregasi platelet Pembuatan Ekstrak BonggolNanas
diharapkan dapat menghambat pendarahan
yang terjadi pada tubuh. Tetapi, agregat dapat Bonggol nanas yang telah dibersikan
terbentuk dengan sendirinya meskipun tidak dipotong kecil-kecil, dibekukan pada suhu 4 C
ada inisiasi seperti luka, terutama pada bagian ditambahkan buffer fosfat 0,1M pH 7 (yang dibuat
pembuluh darah, agregat seperti ini dapat kita dengan cara mencampurkan 50,0 mL Kalium
sebut sebagai trombus patologis. Salah satu dihidrogenfosfat 0,2 M dengan 29,1 mL NaOH 0,2
obat antiplatelet tersebut adalah aspirin, namun N, kemudian diencerkan dengan air bebas CO2
pada sejumlah individu ditemukan laporan hingga 200 mL), kemudian dihaluskan dengan
terjadinya resistensi terhadap penggunaan menggunakan blender. Hasil blender diperas,
aspirin sebagai antiplatelet. Selain itu aspirin kemudian disentrifus dengan kecepatan 3500
berakibat apoptosis pada platelet dan rpm selama 15 menit, sehingga diperoleh filtrat
berhubungan pada efek samping yaitu yang mengandung ekstrak bonggol nanas
hemorrhagic. Salah satu bahan alam yang (10,11).
banyak terdapatdiIndonesia adalah nanas Pembuatan Ekstrak kering Crude Bromelin
(Ananas comosus. L).Pada buah nanas Kering
terdapat protein yang berupa enzim bromelin
dimana enzim ini dapat digunakan untuk Pembuatan ekstrak kering Crude
membantu mengurangi sensitivitas platelet bromelin dibuat dari ekstrak bonggol nanas yang
terhadap ADP (Adenosine diphosphate) yang telah terbentuk dengan metode freeze drying.
memicu agregasi platelet (4,5,6,7). Pengendapan dan Pemurnian Protein dari
Ekstrak BonggolNanas
Dalam pemberian obat, rute pemberian
obat yang paling mudah dan digemari adalah Ekstrak bonggol nanas ditambahkan
rute oral, karena pemberian yang mudah ini Ammonium sulfat hingga mencapai kejenuhan
dapat meningkatkan kepatuhan pasien dalam dalam ekstrak bonggol nanas sebesar 60%
mengkonsumsi obat selain itu obat – obat yang kemudian dibiarkan semalam dalam lemari es.
diberikan secara oral umumnya mudah di bawa Selanjutnya dilakukan sentrifugasi pada
terutama sediaan tablet. Keunggulan sediaan kecepatan 2.500 rpm selama 20 menit. Endapan
oral tablet ini yang lain adalah pelepasan yang dilarutkan dalam buffer fosfat pH 7 dan didialisis
dapat di modifikasi diperlambat misalnya selama 24 jam. Endapan hasil dialisis dilarutkan
dengan penyalutan atau dengan memodifikasi dalam buffer fosfat pH 7 dan disimpan pada suhu
zat aktif yang di bentuk menjadi nanopartikel 4 C (10,11).
sehingga dapat memperlambat pelepasan obat Pembuatan Serbuk Kering Crude dan
sehingga kinerja obat menjadi panjang dan Nanopartikel Crude Bromelin dengan Metode
dapat berpengaruh dalam frekuensi pasien FreezeDrying
dalam mengkonsumsi obat tersebut.
Pembuatan serbuk kering crude dan
Tujuan penelitian ini adalah untuk nanopartikel crude bromelin dengan metode
memformulasi sediaan tablet yang freeze drying. Pembuatan nanopartikel crude
mengandung nanopartikel yang dapat bromelin dilakukan dengan cara melarutkan
memberikan sifat pelepasan zat aktif yang lebih HPC- sisteamin dengan crude bromelin (12,13).
panjang.Selain itu urgensinya adalah Formula dan pembuatan tablet
kenyamanan penggunaan obat dimana
formulasi ini dapat mengurangi frekuensi Tablet yang akan dibuat memiliki bobot
pemberian obat dan dapat meningkatkan 500 mg dan 50 mg dengan variasi formulasi pada
kepatuhan pasien dalam masa pengobatannya Tabel 1. Hasil serbuk kering nanopartikel ekstrak
sehingga didapat efek terapi yang diinginkan crude bromelin bonggol nanas dibuat sediaan
dalam waktu yang efektif. tablet dengan bobot per tablet yaitu 50 mg
sebanyak 20 tablet dan pada ekstrak crude
METODE PENELITIAN bromelin bonggol nanas dibuat sediaan tablet
Bahan dengan bobot per tablet yaitu 350 mg dengan
HPC, sisteamin, air suling, etanol 96%, dapar metode cetak langsung.
fosfat pH 7, NaOH, HCl, dapar MES, asam sulfat, Evaluasi campuran massa cetak
pereaksi Bradford, ADP, Avicel PH 102, a. Pemeriksaan organoleptik
magnesium stearat, aerosil, amilum.
Alat Pemeriksaan dilakukan terhadap rasa,
Gelas ukur, beaker glass, erlenmeyer, stirer, warna, dan aroma.
b. Uji waktu alir dan sudut istirahat
136 Timbang 25 g granul, masukan ke dalam corong
yang dasarnya dapat dibuka dan ditutup. Tutup

Deni Rahmat, Dian Ratih L, Liliek N, Vigo S PROSIDING POKJANAS TOI KE 57

Tabel 1. Formula Pembuatan Tablet juice Bromelin dan Tablet
Nanopartikel crude

Bahan Formula (%b/b)

Tablet juice bromelin Tablet nanopartikel crude
br om eli n

Zat aktif 250 mg 25 mg
Avicel PH 102 qs qs

Aeros il 34,78 1

Magnesium 0,25 0,25
Stearat

Amilum. 3 3

corong lalu dibuka sehingga granul mengalir Vo = Kerapatan bulk mula – mula
keluar dan ditampung di atas bidang datar.
Waktu alir granul dicatat dan sudut diamnya Evaluasi sediaan tablet
dihitung dengan mengukur diameter dan tinggi a. Pemeriksaan organoleptik
tumpukan granul yang sudah keluar dari mulut
corong. Syarat waktu alir adalah tidak lebih dari Pemeriksaan dilakukan terhadap rasa,
10 detik dan syarat sudut diamnya adalah tidak warna, dan aroma.
lebih dari 30o. b. Uji keseragaman ukuran
c. Uji kompresibilitas
Keseragaman ukuran tablet diperoleh
Ditimbang 100 g massa cetak, kemudian dengan tebal dan diameter tablet menggunakan
dimasukan kedalam gelas ukur dan di catat jangka sorong. Ukuran tablet harus memenuhi
volumenya, kemudian dimampatkan sebanyak ukuran syarat yang tertera pada Farmakope
500 kali ketukan degan alat uji, catat volumenya, Indonesia III, yakni diameter tablet tidak boleh
kemudian dimampatkan dan volume setelah lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 kali
dimampatkan dengan pengetukan 500 kali tebal tablet.
c. Uji keseragaman bobot
% kompresibilitas = (V1 – Vo)/V1 x 100%
Timbang 20 tablet, hitung bobot rata –rata
Keterangan: tiap tablet. Jika ditimbang satu persatu, tidak
V1 = Kerapatan bulk setelah diketuk boleh lebih dari dua tablet yang masing – masing
bobotnya menyimpang dari bobot rata ratanya
lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom A

Tabel 2. Kecepatan Aliran Serbuk

F orm ula Bobot (g) Waktu (s) Waktu Waktu Keterangan
alir (g/s) alir rata-

Massa Cetak 25,0 3,37 7,4184 7,3820 Mudah
Tablet Juice 25,0 3,40 7,3529
25,0 3,39 7,3746 me ng al ir
Bromelin Mudah
5,60
Massa Cetak 5,00 6,10 0,8929 0,8533 me ng al ir
5,00 5,90 0,8197 Mudah
Tablet 5,00 0,8474
Nanopartikel me ng al ir

crude Sangat
kohesif

Sangat
kohesif

Sangat
kohesif

137

Teknologi Formulasi Bahan Alam Formulasi Sediaan Tablet Nanopartikel

Tabel 3. Tabel Evaluasi Kompresibilitas

Bobot Volume Volume Persen
(g) Ketukan
Formula awal a khi r Kp Keterangan

Tablet Juice 25 10 35 32 8,5714 Sangat baik
Bromelin Sangat baik
50 32 8,5714 Sangat baik
Tablet Sangat baik
N an op ar ti kel 100 32 8,5714

500 32 8,5714

Tidak dilak ukan pengujian

dan tidak satu tablet pun yang bobotnya dengan 12 tablet lainnya, sehingga tidak kurang
menyimpang dari bobot rata – ratanya lebih dari 16 dari 18 tablet yang diuji harussempurna.
harga yang ditetapkan kolom B.
d. Uji kekerasan tablet HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebelum melakukan pengujian campuran
Kekerasan tablet di uji dengan akat
hardness tablet. Tablet diletakkan diantara celah massa cetak, pada tiap – tiap bahan zat aktif
pada skala tersebut, lalu alat di nyalakan hingga dilakukan preparasi khusus. Pada zat aktif juice
tablet akan pecah. Skala yang di tunjukan pada dilakukan optimasi pengeringan dengan
alat tersebut dibaca. Persyaratan kekerasan melakukan penggerusan dengan penambahan
tablet adalah 4 – 8Kg/cm2. aerosil (750 mg juice ditambahkan 400mg
e. Uji kerenyahan tablet aerosil) dan Avicel PH 102 (750 mg juice
ditambahkan 1gr Avicel PH 102) , dari hasil
Dua puluh tablet yang telah dibersihkan percobaan, dipilih aerosil untuk membuat massa
dari debu (W1), dimasukan ke dalam alat uji cetak mengingat perbandingan antara juice
kerenyahan tablet. Alat diputar dengan dengan aerosil yang dibutuhkan lebih sedikit dari
kecepatan 25 rpm sebanyak 100 putaran. pada menggunakan Avicel PH 102. Meskipun
Kemudian tablet dikeluarkan dan dibersihkan dari untuk hasil juice lebih kering dapat di peroleh
debu dan ditimbang (W2). Persentase dengan penambahan Avicel PH 102.
kerenyahan tablet dihitung dengan rumus :
Evaluasi dilakukan terhadap 5g
% F = (W1 – W2)/ W1 x 100% campuran massa cetak tablet nanopartikel dan
untuk massa cetak tablet juice bromelin
Syarat kerenyahan tablet adalah kurang dari digunakan campuran sebanyak 25g. Dari hasil uji
0,8% sifat alir secara langsung didapatkan data rata –
f. Uji waktu hancur tablet rata untuk massa cetak tablet nanopartikel
sebesar 0,8533 g/s dan untuk massa cetak tablet
Masukan 1 tablet pada masing – masing juice sebesar 7,3820 g/s. Dari data tersebut dapat
tabung dari keranjang lalu masukan satu cakram disimpulkan melalui sifat alir secara langsung
pada tiap tabung dan jalankan alat, gunakan air massa cetak tablet juice mempunyai sifat alir
bersuhu 37oC ± 2oC sebagai media kecuali yang mudah mengalir sedangkan massa cetak
dinyatakan menggunakan cairan lain dalam tablet nanopartikel sangat kohesif, Untuk
masing – masing monografi. Pada akhir batas mendapatkan hasil terbaik sifat alir secara
waktu seperti yang tertera pada monografi, langsung harus memiliki nilai 4 – 10 g/s, jika
angkat keranjang dan amati semua tablet : didapatkan sifat alir yang baik maka tablet dapat
semua tablet harus hancur sempurna. Bila 1 atau di cetak menggunakan alat Rotary Tablet Press
2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian

Tabel 4. Tabel Evaluasi Organoleptik Tablet

Formula Bentuk Bau Warna R asa
Tablet Tidak Coklat muda Manis s edikit
Tablet Juice
Bromelin berbau asam

Tablet Tablet Tidak Putih Hambar
N an op ar ti kel berbau
crude Bromelin

138

Deni Rahmat, Dian Ratih L, Liliek N, Vigo S PROSIDING POKJANAS TOI KE 57

Formula Tabel 5. Tabel Evaluasi Kerenyahan Tablet
Bobot awal (g) Bobot akhir (g) Persen Friabilitas (%)

Tablet Juice 10,0863 10,0805 0,06
Bromelin

Tablet Nanopartikel 1,0582 1,0573 0,09
crude Bromelin

Machine karena dengan sifat alir yang baik tablet Machine sedangkan pada massa cetak tablet
akan mudah masuk ke die mesin sehingga nanopartikel bromelin menggunakan Single
pemrosesan pembentukan tabletakan lebih Punch Tablet Machine dan untuk mencegah
cepat dan mudah. terjadinya penempelan sisa – sisa massa cetak
saat di cetak di perlukan bantuan talkum sebagai
Berdasarkan uji sudut diam didapatkan pelincir pada alatcetak.Pengujian kompresibilitas
rata - rata hasil untuk massa cetak tablet dilakukan untuk mengetahui kemampuan dari
nanopartikel sebesar 18,73 dan untuk massa massa cetak tablet ketika pada proses
cetak tablet juice sebesar 23,92 yang berarti pencetakan diberikan tekanan tinggi.
keduanya memiliki sifat alir yang sangat baik
karena memasuki syarat ≤ 30° (14,15,16). Kompresibilitas akan berpengaruh pada
Perbedaan yang terjadi pada hasil massa cetak hasil pencetakan tablet baik dari segi friabilitas
tablet nanopartikel dimana pada uji sifat alir maupun kekerasan tablet. Uji kompresibilitas
secara langsung mendapatkan hasil sangat hanya dilakukan pada massa cetak tablet juice
kohesif dan pada uji sudut diam mendapatkan karena massa cetak tablet juice diperoleh 50g
hasil sifat alir sangat baik di perkirakan karena sedangkan pada massa cetak tablet nanopartikel
penggunaan massa cetak untuk di uji terlalu bromelin hanya 5g. Pertimbangan tidak
sedikit mengingat bentuk awal dari zat aktif dilakukannya uji uni pada massa cetak tablet
nanopartikel setelah di gerus belum menjadi nanopartikel ditakutkan kurang memberikan nilai
bentuk serbuk yang sempurna. Kemudian pada sebenarnya, sehingga data yang di dapat tidak
zat aktif meski sudah di potong kecil – kecil valid. Pada pengujian didapatkan hassil
kemudian di gerus tetap memberikan kesan kompresibilitas massa cetak tablet juice dari
sedikit lengket. Sehingga ketika dilakukan uji sifat ketukan ke 10 hingga ke 500 bernilai 8,5714 %
alir secara langsung pada corong massa cetak dimana nilai ini sangat baik. Dengan di
cukup sulit mengalir ditambah tidak adanya dapatkannya hasil kompresibilitas yang baik
tekanan dari bobot yang terlalu ringan. dapat di prediksi hasil kekerasan massa cetak
tablet juice diperkirakan baik atau memenuhi
Pada tablet juice bisa didapatkan hasil syarat (14,15,16).
sifat alir secara langsung yang sangat baik
karena telah dilakukanya penggabungan zat aktif Evaluasi distribusi ukuran partikel
dengan aerosil sehingga juice dapat menjadi bertujuan untuk mengetahui diameter rata – rata
granul – granul kering. Sehingga berdasarkan partikel dari suatu massa cetak tablet. Pada
hasil uji maka massa cetak tablet juice dapat di evaluasi ini hanya dilakukan pada massa cetak
cetak menggunakan Rotary Tablet Press juice saja dikarenakan bobot massa cetak tablet

Tabel 6. Evaluasi Waktu Hancur Tablet

No. tablet Tablet Juice Bromelin Tablet Nanopartikel crude
1 19,53 menit 7,82 menit
2 19,92 menit 8,93 menit
3 20,50 menit 9,32 menit
4 22,30 menit 9,91 menit
5 22,38 menit 10,21 menit
6 22,50 menit 11,82 menit
21,18 menit 9,67 menit
Rata – rata 1,3571 1,3464
SD

139

Teknologi Formulasi Bahan Alam Formulasi Sediaan Tablet Nanopartikel

nanopartikel terlalu sedikit. Berdasarkan hasil uji Pada tablet juice bromelin rata – rata dan
didapatkan ukuran diameter rata – rata ukuran tebal tablet adalah 1,1098±0,0011cm dan
partikel massa cetak tablet juice adalah 367,0729 0,3705±0,001cm. Pada tablet nanopartikel
µm dimana angka ini memenuhi persyaratan crude bromelin didapat rata – rata dan tebal
sehingga massa cetak tablet juice dapat mengalir tablet adalah 0,52±0cm dan 0,3±0cm. Sehingga
bebas dan memenuhi ruang cetak tablet dengan dapat disimpulkan ukuran kedua tablet
baik. Dari data ini kita dapat memprediksi bahwa memenuhi syarat. Berdasarkan proses
tablet juice akan memiliki ukutan dan bobot yang pencetakan seharusnya ukuran tablet bisa
seragam sehingga dosis dalam tablet didapat lebih besar, tetapi terjadi
terjamin(14). penyusutansehingga perlu diberikan tekanan
lebih saat proses pencetakan. Hal ini
Pengujian organoleptik dilakukan untuk disebabkan karena pada kedua massa cetak
mengetahui bentuk, bau, warna, dan rasa dari masih belum cukup kering maka pada
tablet yang telah terbentuk. Hasil pengujian pembentukan massa cetak tablet juice bromelin
organoleptik dari tablet juice bromelin memiliki dapat dikombinasikan penambahan aerosil
bentuk tablet, tidak berbau, berwarna coklat dengan avicel PH 102 untuk mendapatkan
muda, dan memiliki rasa manis sedikit asam. serbuk yang kering dan pada massa cetak tablet
Pada tablet nanopartikel crude bromelin nanopartikel bobot tablet bisa dinaikan di ikuti
berbentuk tablet, tidak berbau, berwarna putih, dengan naiknya penggunaan avicel PH 102
dan tidak memiliki rasa atauhambar. sehingga diharapkan nanopartikel yang kering
dapat membentuk massa lebih kecil lagi karena
Evaluasi keseragaman bobot tablet adanya gaya gesek lebih besar ketika digerus
bertujuan untuk menjamin dosis zat aktif dan dengan jumlah avicel PH 102 yang lebih
bobot tablet seragam sehingga dapat banyak(14,15,16).
memberikan efek terapi dari suatu tablet tercapai.
Syarat keseragaman bobot tablet berbobot 25mg Pengujian kerenyahan tablet dilakukan
hingga 150mg adalah jika dilakukan untuk mengetahui apakah tablet dapat
penimbangan satu persatu tidak boleh lebih dari mempertahankan bentuk fisik tablet dari
dua tablet yang masing – masing bobotnya goncangan mekanik selama proses
menyimpang dari bobot rata – ratanya lebih besar penyimpanan, pendistribusian, dan
dari harga yang ditetapkan kolom A (16%) dan pengemasan. Hasil uji kerenyahan rata – rata
tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang pada ketiga formula memenuhi syarat dari uji
dari bobot rata – ratanya lebih besar dari yang kerenyahan , yaitu pada tablet juice bromelin
ditetapkan pada kolom B (20%). adalah 0,06% dan tablet nanopartikel crude
bromelin adalah 0,09%. Hal ini menunjukan
Pada formula telah ditetapkan bobot dari bahwa Avicel PH 102 berfungsi sebagai filler-
tablet nanopartikel crude bromelin adalah 50mg binder membentuk tablet dengan sangat baik
dimana setelah melakukan pengujian memiliki ketika di kempa dengan tekanan tinggi
SDR 0,48%. Sedangkan syarat keseragaman (14,15,16).
bobot tablet berbobot lebih besar dari 300mg
adalah jika dilakukan penimbangan satu persatu Evaluasi kekerasan tablet diuji untuk
tidak boleh lebih dari dua tablet yang masing – menentukan kompaksibilitas dari tablet selasa
masing bobotnya menyimpang dari bobot rata – proses pendistribusian dan produksi dari tablet.
ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan Pada pengujian ini rata – rata kekerasan tablet
kolom A (5%) dan tidak satu tablet pun yang juice bromelin adalah 5,48 ± 0,66 kg/cm2 dan
bobotnya menyimpang dari bobot rata – ratanya pada tablet nanopartikel crude bromelin 1,27 ±
lebih besar dari yang ditetapkan pada kolom B 0,127 kg/cm2. Syarat kekerasan suatu tablet
(10%). adalah 4 – 8 kg/cm2. Kekerasan tablet juice
bromelin memenuhi syarat karena dari sifat juice
Pada formula telah ditetapkan bobot bromelin yang ketika di lakukan freezedrying
tablet juice bromelin adalah 500 mg dan ketika membentuk caramel sehingga dengan adanya
dilakukan pengujian memiliki SDR 0,1405%. Dari gula pada kandungan juice bromelin membantu
hasil kedua pengujian dapat disimpulkan dosis pembentukan tablet dan pengikatan antara satu
dari satu tablet dengan tablet lainnya seragam partikel dengan partikel lainnya sehingga ketika
dan keseragaman bobot tablet memenuhi di lakukan pengempaan dengan tekanan tinggi
persyaratan. Evaluasi keseragaman ukuran ikatan – ikatan yang terbentuk akan semakin
dilakukan untuk menguji ukuran tablet yang erat. Pada tablet nanopartikel crude bromelin
dilihat dari diameter dan tebalnya tablet sehingga didapat hasil yang tidakmemenuhi syarat, hal ini
dapat dihasilkan tablet yang ukurannya dapat disebabkan karena nanopartikel
memenuhi syarat. Keseragaman ukuran ini salah membentuk lembaran – lembaran kecil yang
satu parameter untuk kualitas dan estetika dari kurang membentuk serbuk sehingga ketika
tablet. Syarat untuk uji keseragaman ukuran dilakukan pengempaan tablet bentuk yang tidak
tablet adalah tidak lebih dari tiga kali tebal dan
tidak kurang dari 4/3 tebal tablet (14,15,16).

140

Deni Rahmat, Dian Ratih L, Liliek N, Vigo S PROSIDING POKJANAS TOI KE 57
9. Murniati, 2006. Sang Nanas Bersisik
homogen antara eksipien dan zat aktif dapat
mempengaruhi hasil tablet (14,15,16). Manis di Lidah. Surabaya: SIC, Halm 17-
19.
Evaluasi waktu hancur pada tablet 10. Heinicke R.M., Gortner W.A., 1987. Stem
dilakukan untuk menentukan waktu yang Bromelain—a New Protease Preparation
dibutuhkan untuk tablet agar dapat hancur from Pineapple Plants. Economic
dalam tubuh sehingga zat aktif yang terkandung Botany, 11(3), Halm 228.
di dalamnya dapat di absorbs dalam saluran 11. Wuryanti. 2014. Isolasi dan Penentuan
cerna hingga terdisolusi dan zat aktif dapat Aktivitas Spesifik Enzim Bromelin dari
mencapai sel target. Buah Nanas (Ananas comosus L.). JKSA,
Halm 83-87.
Pada tablet juice bromelin didapatkan 12. Bradford M., 1976. Rapid and Sensitive
rata – rata waktu hancur 21,18 ± 1,36 menit dan Method for The Quantitation of Microgram
pada tablet nanopartikel crude bromelin rata – Quantities of Protein Utilizing The
rata waktu hancurnya adalah 9,76 ± 1,35 menit. Principle Dye Binding. Analytical Of
Syarat dari waktu hancur sediaan tablet adalah Biochemistry, 72, Halm 248−254.
tidak lebih 15 menit. Berdasarkan hasil uji tablet 13. Rahmat D., Schnurch A.B., 2011. Design
nanopartikel crude bromelin memenuhi syarat and Syntesis of a Novel Cationic Thiolated
sedangkan pada tablet juice bromelin tidak Polymer. International Journal of
memenuhi syarat hal ini dapat disebabkan Pharmaceutic,411, Halm 10-11.
karena saat proses pengeringan juice bromelin 14. Aulton M.E., 2007. Pharmaceutics: The
hanya menggunakan aerosil, dimana aerosil science of dosage form design. Churchill
memiliki sifat praktis tidak larut dalam pelarut Livingstone, New York, Halm 517-523.
organik, air dan asam, kecuali asam 15. Departemen Kesehatan Republik
hidrofluorida, larut dalam alkali hidroksida Indonesia,1978. Departemen Kesehatan
panas. Sehingga untuk mendapatkan waktu Republik Indonesia. Farmakope
hancur yang memenuhi syarat, dapat Indonesia Edisi III.
digunakan kombinasi saat melakukan 16. Departemen Kesehatan Republik
pengeringan juice dengan avicel pH 102 atau Indonesia, 1995.Farmakope Indonesia
meningkatkan bobot tablet bersamaan dengan Edisi IV. Departemen Kesehatan
menggunakan superdisintegrant(14,15,16). Republik Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA 141
1. Rahajoe A.U., 2007. Penyakit Jantung

Pada Perempuan. J Kardiol Ind 28, Halm
169-170
2. Mulyono N., 2013 Quantity and Quality of
Bromelain in Some Indonesian
Pineapple Fruits. International Journal of
Applied Biology and Pharmaceutical
Technology,4(2), Halm 235-239.
3. Janick J., Moore J.N., 1996. Fruit
Breeding. Tree and Tropical FruitsVol. I.
Canada: John Wiley & Sons, Inc.New
York, Halm 522.
4. Putri R., Ulfa E.U., Riyanti R. 2014. Uji
Aktivitas Antiplatelet Ekstrak Etanol
Kubis Merah (Brassica oleracea var.
capitata L.). e-Jurnal Pustaka
Kesehata,2(1), Halm 112.
5. Hankey G.J., Eikelboom J.W.,2006.
Aspirin resistance. The Lancet.
6. Lili Z., Weilin Z., Mengxing C., Jiansheng
Z., Mingyi Z., Kesheng D., 2012. Aspirin
Induces Platelet Apoptosis. Platelet:1.
7. Thiagarajan P, Jankowski J.A., 2012.
Aspirin and NSAIDs, Benefits and harms
for the gut. Best Practice & Researc
Clinical Gastroenterology26:199.
8. Septiatin E.,2009. Apotek Hidup dari
Tanaman Buah. Bandung: CV Yrama
Widya, Halm 81- 88.

Lusi Indriani, Min Rahminiwati, Sri Intan Pratiwi PROSIDING POKJANAS TOI KE 57

POTENSI ANTIINFLAMASI RAMUAN HERBAL BINAHONG JAHE DAN KUNYIT

ANTIINFLAMMATORY POTENCY OF THE TRADITIONAL POTION OF BINAHONG LEAVES,
GINGER, AND TURMERIC

Lusi Indriani1, Min Rahminiwati2, Sri Intan Pratiwi3
1,3Program Studi Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Pakuan, Bogor
2Departemen Anatomi Fisiologi dan Farmakologi, Fakultas Kedokteran Hewan,

Institut Pertanian Bogor

Naskah diterima tanggal 22 Desember 2019

ABSTRACT
The use of medicinal plants with antiinflammatory properties needs to be done to
find alternative treatments with relatively smaller side effects, such as the
traditional potion of binahong leaves, ginger, and turmeric. The use of several types
of material is intended to neutralize unnecessary materials and strengthen the
function. For optimal use, it is necessary to look for effective dose combinations of
ethanol extract of binahong leaves, ginger rhizomes, and turmeric as
antiinflammatory. This study aims to determine the optimum dose of ethanolic
extract combination of binahong leaves, ginger and turmeric as antiinflammatory
to35 male whitemicesMus musculus.The antiinflammatory effect was carried out
by measuring the inflammation volumeinduced by1% of carageenan using
pletismometer. The animals were divided into 7 treatment groups namely dose 1
(1.5:0.3:2,5 mg/20gBW), dose 2 (3:0.3:2.5 mg/20gBW), dose 3 (1.5:0.6:2.5
mg/20gBW), dose 4 (1.5:0.3:5mg/20gBW), dose 5 (binahong 3 mg/20gBW),
negative control (CMC Na 0.5%) and positive control (diclofenac sodium0,182
mg/20gBW) with observation time of 30, 60, 120, 180, and 240 minutes. The
results showed that dose 4 with binahong-ginger-turmeric content (1.5:0.3:5
mg/20gBW) provided the best antiinflammatory effect with an antiinflammatory
potential of 85.232% compared with diclofenac sodium.

Keywords : Antiinflammatory, Traditional Potion, Binahong Leaves, Ginger,
Turmeric
ABSTRAK

Pemanfaatan tanaman obat dengan khasiat antiinflamasi perlu dilakukan untuk
menemukan alternatif pengobatan dengan efek samping yang relatif lebih kecil,
seperti ramuan herbal campuran daun binahong, rimpang jahe, dan kunyit.
Penggunaan beberapa macam bahan ditujukan untuk menetralisir bahan yang
tidak diperlukan dan memperkuat fungsi ramuan yang dibuat. Agar
penggunaannya optimal, diperlukan mencari kombinasi dosis yang efektif dari
ekstrak etanol daun binahong, rimpang jahe, dan kunyit sebagai
antiiflamasi.Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis efektif kombinasi
ekstrak etanol daun binahong, jahe dan kunyit sebagai antiinflamasi pada 35 ekor
mencit putih jantan galur Mus musculus.Pengujian efek antiinflamasi campuran
ekstrak dilakukan dengan cara mengukurvolume udem telapak kaki mencit
setelah diinduksi karagenan 1% dengan alat pletismometer.Hewan uji dibagi
menjadi 7 kelompok perlakuan yaitu kelompok dosis 1 (1,5:0,3:2,5 mg/20gBB),
dosis 2 (3:0,3:2,5 mg/20gBB), dosis 3 (1,5:0,6:2,5 mg/20gBB), dosis 4 (1,5:0,3:5
mg/20gBB), dosis 5 (binahong 3 mg/20gBB), kontrol negatif (Na-CMC 0,5%) dan
kontrol positif (Natrium Diklofenak 0,182 mg/20gBB) dengan waktu pengamatan
pada menit ke-30, 60, 120, 180, dan 240. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dosis 4 dengan kandungan binahong-jahe-kunyit (1,5:0,3:5mg/20gBB)
memberikan efek antiinflamasi yang paling baik dengan potensi antiinflamasi
sebesar 85,232% dibandingkan terhadap NatriumDiklofenak 0,182 mg/20gBB.

Kata Kunci : Antiinflamasi, Ramuan Herbal, Daun Binahong, Jahe, Kunyit

Alamat korespondensi :
[email protected]

143

Farmakologi Potensi Antiinflamasi Ramuan Herbal

PENDAHULUAN katalitik fosfolipase A2 dan fosfolipase C gl,
Pemanfaatan tanaman obat dengan dengan demikian mengurangi pelepasan asam
arakhidonat dari selular fosfolipid (Hayakawa, et
khasiat antiinflamasi perlu dilakukan untuk al., 2011).
menemukan alternatif pengobatan dengan efek
samping yang relatif lebih kecil, seperti ramuan Agar penggunaannya optimal, diperlukan
herbal daun binahong, rimpang jahe, dan mencari kombinasi dosis yang efektif dari ekstrak
kunyit.Inflamasi menjadi suatu masalah dalam etanol daun binahong, rimpang jahe, dan kunyit
kejadian suatu penyakit diantaranya yang sebagai antiinflamasi.Penggunaan beberapa
berkaitan dengan infeksi dan alergi.Kandungan macam bahan ditujukan untuk menetralisir bahan
kimia dalam tumbuhan dapat digunakan untuk yang tidak diperlukan dan memperkuat fungsi
mengatasi pembengkakan dan rasa nyeri seperti ramuan yang dibuat.Penelitian ini bertujuan
penyakit artritis yang perlu pengobatan tiap hari untuk menentukan dosis efektif kombinasi
(Tjay, 2007). ekstrak etanol daun binahong, jahe dan kunyit
sebagai antiinflamasi pada mencit putih jantan
Hasil penelitian Selawa dkk (2013) galur Mus musculus.
menunjukkan bahwa daun binahong memiliki
kandungan flavonoid jenis flavonol dan memiliki METODE PENELITIAN
aktivitas antioksidan.Senyawa antioksidan Alat
tersebut berperan dalam menghambat inflamasi
dengan mekanisme penangkapan radikal bebas Alat yang digunakan yaitu alat-alat gelas
dan penghambatan enzim siklooksigenase (Pyrex), ayakan Mesh 30, botol kaca gelap,
sehingga pembentukan prostaglandin menjadi cawan uap, krus porcelain, grinder(Philips),
terhambat.Menurut penelitian Rumondor (2018) jarum sonde, kandang mencit, lumpang dan
ekstrak etanol 70% daun binahong dosis 150 stamfer, masker, neraca analitik (LabProoven
mg/kgBB efektif sebagai antiinflamasi dengan (Memmert), tanur (Vulcan A-550) pisaustainles,
persen penghambatan inflamasi sebesar pletismometer, rotary evaporator (IKA),
56,42%. sarungtangan, spidol,spuit1mLdan3mL,spuit
oral, stopwatch, wadah makan dan minum
Rimpang jahe emprit mengandung mencit, timbangan hewan dan wadahekstrak.
gingerol, yakni senyawa aktif yang bertanggung Bahan
jawab terhadap efek antiinflamasi jahe melalui
penghambatan aktivitas siklooksigenase dan Bahan yang digunakan yaitu aquadest
lipooksigenase dalam asam arakhidonat. (Otsuka), asam klorida 2 N (Merck), besi (III)
Hambatan terhadap kedua enzim tersebut klorida,Na-CMC 0,5% (Sigma-Aldrich), daun
menyebabkan terjadinya penurunan jumlah binahong (Anredera cordifolia (Ten.)Steenis) dari
prostaglandin dan leukotrien (Mills and Bone, Balittro Bogor, rimpang jahe (Zingiber officinale
2000). Senyawa gingerol merupakan senyawa Var) danrimpang kunyit (Curcuma domesestica
citarasa yang memberikan atribut sensori pedas Val) dari pasar Bogor, etanol 96% (Merck),
pada jahe.Pengukuran terhadap intensitas gelatin, 35 ekormencit putih jantan (Mus
kepedasan jahe menunjukkan bahwa jahe emprit musculus L.)dengan bobot badan ± 20-25 g,
memiliki tingkat kepedasan tertinggi pakan mencit, sekam, kain batis, kombinasi
dibandingkan dengan jahe merah dan jahe gajah natrium klorida-gelatin 10%, larutan asam klorida
sehingga jahe emprit kemungkinan mempunyai P (Merck), larutan karagenan 1% (Sigma-
efek antiinflamasi terbaik diantara jenis jahe yang Aldrich), larutan ferri klorida 3%, 10%, Natrium
lainnya (Fathona, 2011).Ekstrak etanol 96% jahe Diklofenak (Novell), natrium klorida fisiologis
pada dosis 30 mg/kgBB memberikan efek 0,9%, pereaksi Bouchardat, pereaksi
antiinflamasi pada tikus putih jantan yang Dragendorff, pereaksi Mayer, dan serbuk
diinduksi karagenan 1% (Dharma dkk., 2016). Magnesium (Mg).
Metode
Rimpang kunyit dalam beberapa studi in 1. Determinasi Tanaman dan Pengajuan
vitro dan in vivo pada hewan telah menunjukkan
aktivitasnya sebagai antiinflamasi. Ekstrak Ethical Clearance
rimpang kunyit pada dosis 250mg/kgBB mampu Untuk memastikan jenisnya, tanaman
menghambat udem pada telapak kaki tikus yang daun binahong, rimpang jahe emprit, dan
setara dengan aspirin ('Avif, 2014).Kurkumin rimpang kunyit dideterminasi di Pusat Konservasi
yang terdapat pada kunyit dapat Tumbuhan Kebun Raya Pusat Penelitian Biologi
menghambatsejumlah molekul yang terlibat Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
dalam peradangan termasuk fosfolipase, Jalan Ir Juanda No.13 Bogor.Sebelum pengujian
lipooxigenase, COX-2, leukotrien, tromboksan, antiinflamasi menggunakan hewan coba maka
prostaglandin, oksida nitrat, kolagenase, rancangan penelitian ini harus dikaji terlebih
elastase, hyaluronidase, MCP-1, interferon- dahulu oleh Komisi Etik Penggunaan Hewan
inducible protein, faktor nekrosis tumor, dan Percobaan FMIPA Universitas Pakuan untuk
interleukin-12. Kurkumin menurunkan kegiatan mendapatkan persetujuan (Ethical clearance).

144

Lusi Indriani, Min Rahminiwati, Sri Intan Pratiwi PROSIDING POKJANAS TOI KE 57

2. Pembuatan Simplisia dan Ekstrak beberapa tetes asam sulfat 2 N, diaduk, diuji
Daun binahong, rimpang jahe emprit dan dengan pereaksi alkaloid yaitu pereaksi Mayer,
pereaksi Dragendorff dan pereaksi Bouchardat.
kunyit masing-masing sebanyak 3 kg, Hasil positif ditunjukkan pada pereaksi Mayer
dikumpulkan dan dilakukan sortasi basah, dicuci, terbentuk endapan putih, pada pereaksi
dan ditiriskan.Selanjutnya jahe dan kunyit Dragendorffterbentuk endapan merah sampai
dirajang, dikeringkan dengan oven suhu 50-55 jingga, dan pada pereaksi Bouchardat terbentuk
selama 3 hari.Setelah kering bahan dihilangkan endapan coklat kekuningan (Hanani, 2015).
pengotornya, dihaluskan, diayak,dandisimpan d. Uji Tanin
dalam wadah tertutup rapat.Sebanyak 250 g
masing-masing serbuk simplisia binahong, jahe, Simplisia/ ekstrakdiekstraksi dengan
dan kunyit ditimbang, dimasukkan kedalam etanol, kemudian disaring dan diambil filtratnya.
bejana maserasi dan ditambahkan pelarut etanol Pada suatu larutan uji ditambahkan 10% gelatin
96% (untuk binahong) dan etanol 96% (untuk apabila mengandung tannin terbentuk larutan
jahe dan kunyit) sebanyak 750 mL, ditutup rapat endapan putih, kemudian sampel selanjutnya
selama 6 jam sambil sesekali diaduk, lalu pada larutan uji ditambahkan NaCl-gelatin
diamkan selama 18 jam. Kemudian disaring dan (larutan 1% gelatin dalam larutan 10% NaCl),
dipisahkan filtratnya, dienap tuang untuk apabila mengandung tanin terbentuk larutan
memisahkan bahan yang lolos saat endapan putih. Sampel ditambahkan beberapa
penyaringan.Residu hasil maserasi pertama tetes FeCl3 3%, jika pada larutan terbentuk warna
kemudian dimaserasi kembali sebanyak 2 kali biru-hitam maka mengandung tanin terhidrolisis
dengan sisa pelarut dengan perlakuan yang dan jika terbentuk warna biru-hijau maka
sama. Filtrat hasil maserasi dikumpulkan dan mengandung tanin terkondensasi (Hanani,
diuapkan dengan rotary evaporator,lalu di atas 2015).
penangas air hingga diperoleh ekstrak kental e. Uji Triterpenoid dan Steroid
(Depkes RI, 2013).
3. Penetapan Kadar Air dan Abu Simplisia/ ekstraksebanyak 0,1 g
ditambahkan larutan asetat anhidrat sebanyak 3
Penentuan kadar air dilakukan dengan tetes dan H2SO4 pekat 1 tetes. Hasil positif
menggunakan metode gravimetri, yaitu dengan ditunjukkan dengan warna merah (triterpenoid)
cara simplisia/ ekstrakditimbang 2 g, dimasukkan dan warna hijau (steroid) (Hanani, 2015).
ke dalam cawan uap yang telah ditara 5. Penyiapan Larutan Uji dan Hewan Uji
sebelumnya, dimasukkan ke dalam oven suhu
105 selama 3-5 jam. Kemudian didinginkan Dosis yang digunakan pada penelitian ini
dalam desikator lalu ditimbang, dilanjutkan pada diambil dari dosis efektif terkecil berdasarkan
jarak 1 jam sampai beratnya konstan ± 0,25% hasil penelitian sebelumnya yaitu dosis efektif
(Depkes RI, 2000). ekstrak binahong (3 mg/20gBB), jahe (0,6
mg/20gBB), dan kunyit (5 mg/20gBB). Larutan uji
Penentuan kadar abu dilakukan dengan disiapkan dengan perbandingan ekstrak
cara simplisia/ ekstrakditimbang ±2 g, binahong, jahe, dan kunyit berturut-turut sebagai
dimasukkan ke dalam krus porcelain, dipijarkan berikut:kelompok dosis 1 (½:½:½), dosis 2
pada suhu ± 600 hingga arang habis dengan (1:½:½), dosis 3 (½:1:½), dosis 4 (½:½:1), dan
ditandai serbuk berwarna putih atau abu, dosis 5 (binahong dosis tunggal), kontrol negatif
didinginkan lalu ditimbang hingga bobot konstan (CMC-Na 0,5%), dan kontrol positif (Natrium
±0,25%. Dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali Diklofenak 0,182 mg/20gBB).
(triplo).
4. Uji Fitokimia Sebanyak 35 mencit (Mus musculus)
a. Uji Flavonoid jantan yang sehat ditimbang lalu dihitung
coefficient variant (CV), kemudian dipelihara
Simplisia/ ekstrak ditimbang ±0,5g, dalam kandang plastik. Mencit percobaan
ditambahkan 5 mL etanol 95%. Lalu diambil 2 mL, diaklimatisasi selama 7 hari agar bisa
ditambahkan 0,1 g serbuk Mg dan ditambahkan beradaptasi dengan lingkungan
10 tetes HCl P dari sisi tabung serta dikocok barunya.Selanjutnya mencit dipuasakan selama
perlahan, apabila terbentuk warna merah atau ± 18 jam sebelum dilakukannya pengujian,
jingga menunjukkan adanya flavonoid (Hanani, namun air minum tetap diberikan.Lalu ditimbang
2015). kembali untuk dikelompokkan secara
b. Uji Saponin acak.Sebelum dilakukan perlakuan mencit
ditimbang kembali dan di hitung ulang CVnya,
Simplisia/ ekstrakditimbang 0,5 g, apabila CV sudah memenuhi persyaratan maka
dikocok dengan 10 mL air (bila perlu di atas dilakukan pengujian. Persyaratan CV yaitu <
penangas air). Reaksi positif ditunjukkan dengan 15%. Hewan uji dibagi menjadi 7 kelompok
adanya busa yang stabil dan tidak hilang pada perlakuan yaitu kelompok dosis 1 (1,5:0,3:2,5
saat penambahan asam klorida (Hanani, 2015). mg/20gBB), dosis 2 (3:0,3:2,5 mg/20gBB), dosis
c. Uji Alkaloid 3 (1,5:0,6:2,5 mg/20gBB), dosis 4 (1,5:0,3:5

Simplisia/ ekstrakdilarutkan ke dalam 145

Farmakologi Potensi Antiinflamasi Ramuan Herbal

mg/20gBB), dosis 5 (binahong dosis tunggal 3 2. Hasil Pembuatan Serbuk Simplisia dan
mg/20gBB), kontrol negatif (Na-CMC 0,5%) dan Ekstrak Daun Binahong, Rimpang
kontrol positif (Natrium Diklofenak 0,182 Jahe Emprit dan Kunyit
mg/20gBB) dengan waktu pengamatan pada Hasil pembuatan simplisia diperoleh
menit ke-30, 60, 120, 180, dan 240.
Pengelompokan hewan uji dilakukan secara acak serbuk daun binahong, jahe emprit dan rimpang
dengan jumlah 5 ekor mencit tiap kunyit masing-masing sebanyak 559 g (19,64%),
kelompok.Setelah itu diberikan tanda 987 g (37,21%), dan 992 g (36,80%). Dari
menggunakan spidol sebatas mata kaki. pengamatan organoleptik, diperoleh serbuk
6. Tahap Perlakuan Uji Antiinflamasi simplisia daun binahong berbentuk serbuk kasar,
berwarna hijau, berbau aromatis, serta memiliki
Volume awal kaki mencit diukur rasa agak pahit.Serbuk simplisia rimpang jahe
menggunakan alat pletismometer sebelum emprit berwarna putih kecoklatan, berbau khas
diberikan perlakuan dan dinyatakan sebagai aromatis dan memiliki rasa pedas. Sedangkan
volume kaki awal (V0). Semua mencit diberikan serbuk simplisia kunyit berwarna kuning
larutan uji secara oral sesuai dengan dosis yang kecoklatan, berbau khas dan memiliki rasa khas
telah ditentukan. Setelah 15 menit, mencit manis dan sedikit pahit.
diinduksi dengan suspensi karagenan 1%
sebanyak 0,5 mL secara subplantar, selanjutnya Ekstrak kental daun binahong diperoleh
mencit diukur menggunakan alat pletismometer melalui metode maserasi dengan menggunakan
pada menit ke-30, 60, 120, 180 dan 240 menit 250 g serbuk simplisia dalam 2,5 L pelarut etanol
dan dinyatakan sebagai volume akhir (Vt). Semua 70%. Digunakan etanol 70 % karena senyawa
data yang diperoleh kemudian dianalisis secara flavonoid yang terkandung didalam daun
statistik dan dihitung persentase udem, binahong yaitu jenis flavonol yang dapat menarik
persentase inhibisi udem dan potensi hidroksida (-OH) dari etanol 70% lebih banyak
antiinflamasi. (Murdianto dkk, 2012). Sedangkan untuk
rimpang jahe emprit dan kunyit menggunakan
Analisis Data 250 g serbuk simplisia dalam 2,5 L pelarut etanol
Rancangan penelitian yang digunakan 96%.

dalam penelitian ini adalah analisis sidik ragam Digunakan etanol 96% karena
untuk Rancangan Acak Lengkap (RAL), sebab merupakan pelarut yang bersifat universal yang
pada percobaan ini hanya terdapat satu faktor dapat menarik senyawa yang terkandung
yang ingin diamati yaitu faktor dosis.Data yang didalam jahe dan kunyit terutama senyawa
diperoleh diolah dengan uji ANOVA. Kemudian oleoresin dan tingginya sifat kelarutan kurkumin
diuji lanjut Duncan untuk mengetahui pengaruh dalam etanol 96% menyebabkan kurkumin dapat
antar perlakuan, dimana uji lanjut Duncan terekstraksi dengan baik (Wahyuningtyas, 2017).
didasarkan pada sekumpulan nilai beda nyata Ekstrak kental binahong, jahe, dan kunyit yang
yang ukurannya semakin besar tergantung pada diperoleh berturut-turut adalahsebanyak 43,97 g
jarak diantara pangkat-pangkat dari dua nilai (17,58%), 43,58 g (17,43%), dan 45,74 g
yang dibandingkan. (18,74%). Penentuan rendemen dilakukan untuk
mengetahui perbandingan antara jumlah ekstrak
HASIL DAN PEMBAHASAN yang diperoleh dengan jumlah simplisia awal
1. Hasil Determinasi Tanaman dan (Depkes RI, 2000).
3. Hasil Penetapan Kadar Air dan Abu
Ethical Clearance
Berdasarkan hasil determinasi tanaman Penetapan kadar air dilakukan bertujuan
yang dilakukan di Pusat Konservasi Tumbuhan untuk memberikan batasan minimal tentang
Kebun Raya Pusat Penelitian Biologi Lembaga besarnya kandungan air di dalam bahan. Kadar
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Jalan Ir air yang tinggi dapat menyebabkan pertumbuhan
Juanda No.13 Bogor terbukti bahwa daun mikroorganisme yang akan mempengaruhi sifat
binahong (Anredera cordifolia (Ten.)Steenis) kimia pada senyawa aktif. Hasil penetapan kadar
merupakan tanaman dari suku Bacellaceae, air pada simplisia binahong, jahe, dan kunyit
rimpang jahe (Zingiber officinale Roscoe) berturut-turut adalah 4,06%, 5,20%, dan5,73%,
merupakan tanaman dari suku Zingiberaceae, sedangkan kadar air untuk ekstrak etanol
dan rimpang kunyit (Curcuma domestica Val) binahong, jahe, dan kunyit adalah berturut-turut
merupakan tanaman dari suku Zingiberaceae. sebesar 5,21%, 6,19% dan 6,78%.Hasil ini
Rancangan penelitian ini sudah dinyatakan lolos memenuhi syarat yaitu tidak melebihi 10%
Ethical Clearance dan diterima oleh Komite Etik (Depkes RI, 2013).Kadar abu serbuk simplisia
Penelitian dengan nomor Surat Keputusan daun binahong, jahe, dan kunyit didapatkan rata-
Komite Etik Penggunaan Hewan Percobaan rata yaitu sebesar 7%, 6,63%, dan 6%,
FMIPA Universitas Pakuan No. 34/KEPHP- sedangkan kadar abu ekstrak etanol daun
UNPAK/5-2019. binahong, jahe, dan kunyit didapatkan berturut-
turut sebesar 8%, 7,14% dan 8,29%.
146

Lusi Indriani, Min Rahminiwati, Sri Intan Pratiwi PROSIDING POKJANAS TOI KE 57

Gambar 1. Grafik Hubungan Rata-rata Volume Udema terhadap Waktu

4. Hasil Pengujian Fitokimia memberikan respon yang lebih peka terhadap
Simplisia dan ekstrak daun binahong obat antiinflamasi (Fitriani dkk, 2011).

mengandung senyawa flavonoid, saponin, Aktivitas antiinflamasi obat ditunjukkan
alkaloid, triterpenoid dan steroid, dimana hasil oleh kemampuannya mengurangi udem yang
yang didapatkan sesuai dengan penelitian yang diinduksi pada kaki mencit (Vogel, 2002). Natrium
telah dilakukan oleh (Ekaviantiwi dkk, Diklofenak digunakan sebagai kontrol positif
2013).Simplisia dan ekstrak jahe emprit karena cepat diabsorbsi setelah pemberian oral
mengandung senyawa flavonoid, saponin, dengan waktu paruh yang cepat yaitu 1,1 jam
alkaloid, triterpenoid dan steroid, sedangkan (Mozayani dan Raymon, 2013).
untuk simplisia dan ekstrak kunyit mengandung
senyawa flavonoid, saponin, alkaloid, tanin, Pengukuran volume udem dilakukan
triterpenoid dan steroid.Hasil yang didapatkan selama 4 jam yaitu pada menit ke-30, 60, 120,
sesuai dengan penelitian Agustina (2016), yang 180 dan 240 untuk melihat kenaikan volume
menyatakan bahwa simplisia dan ekstrak jahe telapak kaki hewan uji setelah diinduksi
dan kunyit mengandung senyawa flavonoid, karagenan.Grafik rata-rata hasil pengukuran
saponin, alkaloid, tanin, triterpenoid dan steroid. volume udem dapat dilihat pada Gambar 1.
5. Hasil Penyiapan Hewan Coba
Gambar 1 menunjukkan peningkatan
Hewan coba mencit Mus musculus volume udem yang berbeda antar kelompok
sebanyak 35 ekor ditimbangbobot badannya perlakuan.Peningkatan volume udem pada
kemudian dihitung Coefficient of Variation (CV). kontrol negatif berbeda dengan kelompok uji
Nilai CV yang didapat sebelum aklimatisasi lainnya. Kelompok kontrol negatif hanya
adalah sebesar 4,92% dengan bobot badan rata- diberikan Na-CMC 0,5% secara oral kemudian
ratamencit 20,11 g. Setelah diinduksi dengan karagenan. Volume udem
aklimatisasi,diperoleh nilai CV sebesar 6,88% kelompok kontrol negatif mengalami peningkatan
dengan bobot badan rata-rata mencit 21,51 g. dari jam ke-1 hingga jam ke-3 dan mengalami
Nilai CV menunjukkan bahwa bobot hewan coba penurunan pada jam ke-4. Hal ini disebabkan
sesuai dengan persyaratan dan homogen karena tidak adanya aktivitas penghambatan udemoleh
nilai CV<15 (Nasution, 1992). Na-CMC.Karagenan dengan konsentrasi 1%
6. Hasil Uji Antiinflamasi Ekstrak Daun merupakan agen penginduksi udema yang baik
dan dapat menimbulkan peradangan yang
Binahong, Jahe emprit dan Kunyit signifikan.
pada Mencit Putih Jantan
Uji antiinflamasi dilakukan menggunakan Peran karagenan dalam menginduksi
metode pengukuran volume udem telapak kaki terjadinya udem adalah dengan menstimulasi
mencit yang diinduksi karagenan pada 35 ekor mediator-mediator inflamasi seperti histamin,
mencit putih jantan (Mus musculus) dengan berat serotonin, bradikinin, prostaglandin dan
badan rata-rata 21,51±1,48 g. Induksi udem pada leukotrien.Pelepasan mediator inflamasi oleh
kaki mencit dilakukan dengan carapenyuntikan karagenan terbagi kedalam tiga fase. Fase
suspensi karagenan secara subplantar pada pertama, karagenan menstimulasi pelepaan
telapak kaki kiri. Volume udem kaki mencit diukur serotonin dan histamin selama 1 jam pertama,
dengan alat pletismometer sebelum perlakuan sehingga terjadi peningkatan permeabilitas
dan setelah diinjeksi karagenan (Khanna dan vaskular. Mediator inflamasi lain, yakni kinin
Sharma, 2001).Keunggulan penggunaan dilepaskan pada jam ke-2 setelah induksi (fase
karagenan dalam uji aktivitas antiinflamasi kedua). Fase terakhir pada jam ke 2,5-3 setelah
secara in-vivo yaitu tidak meninggalkan bekas, induksi terjadi pelepaan prostaglandin yang
tidak menimbulkan kerusakan jaringan dan berkaitan erat dengan migrasi leukosit pada situs
radang sehingga menimbulkan udem.

147

Farmakologi Potensi Antiinflamasi Ramuan Herbal

Tabel 1.Rata-rata Persentase Inhibisi Udem Setiap Waktu Pengamatan

Kel om po k Rata-rata persentase inhibisi udem (%) menit k e- Potensi
Antiinflamas i
Dosis 1 30 60 120 180 240 Rata-rata
Dosis 2 (%)
Dosis 3 0 20 20 21.875 14.286 15,232 35,453
Dosis 4 8.333 40
Dosis 5 16.667 35 36 43.75 35.714 32,759 76,247
Kontrol (+) 16.667 30
16.667 15 28 28.125 28.571 27,272 63,476
40
25 40 50 46.428 36,619 85,232

28 34.375 28.571 17,856 41,560

40 56.25 53.571 42,964 100

Udemakan bertahan selama 5-6 jam (Morris, KESIMPULAN
2003). Kelompok dosis yang paling efektif

Kelompok kontrol positif dan dosis 4 sebagai antiinflamasi adalah dosis 4 dengan
mengalamipeningkatan volume udem pada perbandingan dosis ekstrak daun binahong,
menit ke-120, dan menurun pada menit ke- rimpang jahe emprit dan rimpang kunyit adalah
240.Sedangkan kelompok dosis 1, 2, 3, dan 4 1,5 mg/20 gBB : 0,3 mg/20 gBB : 5 mg/20 gBB
mengalami peningkatan volume udem hingga dengan persentase potensi sebesar 85,232%.
menit ke-180 dan menurun pada menit ke-240.
UCAPAN TERIMA KASIH
Dari data volume udem dapat dihitung Penulis menyampaikan ucapan terima
nilai persentase udem, yang menggambarkan
besarnya udem yang terbentuk pada telapak kaki kasih kepada Kementerian Riset, Teknologi dan
mencit setelah diinduksi karagenan.Nilai Pendidikan Tinggi Republik Indonesia yang telah
persentase udem dapat dihitung menggunakan mendanai penelitian ini.
rumus:
DAFTAR PUSTAKA
Vt - V0 Agustina, S., Ruslan,Agrippina, W. 2016.Skrining
x 100%
Fitokimia Tanaman Obat di Kabupaten
V0 Bima.Indonesian E-Journal of Applied
Chemistry.Vol 4, No.1, Mei 2016, 71-76.
Volume udema yang tinggi sebanding 'Avif, R.Z., Djunaedi, D., Andari, D. 2014. Uji
dengan kemampuan senyawa uji dalam efektivitas Anti-Inflamasi Akut Ekstrak
menghambat pembentukan udem.Dalam Kunyit (Curcuma longa Linn.)Dibanding
pengujian aktivitas antiinflamasi besarnya nilai Aspirin terhadap Udem Telapak Kaki
penghambatan udem yang dihasilkan oleh Tikus yang Diinduksi Karagenan.Skripsi.
senyawa uji disebut dengan persen inhibisi udem Fakultas Kedokteran Universitas
(radang).Rata-rata persentase inhibisi radang Muhammadiyah Malang.
dapat dilihat pada Tabel 1 dan dihitung Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
menggunakan rumus: 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak
Tumbuhan Obat. Departemen Kesehatan
a-b Republik Indonesia. Jakarta.
x 100% Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
2013. Suplemen III Farmakope Herbal
a Indonesia, Edisi I. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Semakin besar daya antiinflamasi maka Dharma, S., Adelinda, E.S., Suharti, N. 2016.Uji
semakin besar kemampuan penghambatan Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol
terhadap udem yang terjadi.Berdasarkan hasil Rimpang Jahe (Zingiber officinale
perhitungan persentase inhibisi radang, Roscoe) pada Tikus Putih Jantan.Jurnal
kelompok uji yang memiliki persentase inhibisi PenelitianSekolah Tinggi Ilmu Farmasi.
terbesar adalah dosis 4 yaitu sebesar 36,619% Padang.
dengan nilai potensi antiinflamasi sebesar Ekaviantiwi, T.A., Fachriyah, E., Kusrini, D.,
85,232% diikuti oleh dosis 2 yaitu sebesar 2013.Identifikasi Asam Fenolat dari
32,759% dengan nilai potensi antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Binahong (Anredera
sebesar 76,247%. Daya hambat udem dosis 4 ini cordifolia (Ten.) Steenis) dan Uji Aktivitas
hampir sama dengan kontrol positif natrium Antioksidan.Chem Info, 1 (1), 283-289.
diklofenak yang memiliki nilai potensi Fathona, D. 2011. Kandungan Gingerol dan
antiinflamasi sebesar 100%. Dosis 1 memiliki Shogaol, Intensitas Kepedasan dan
persen inhibisi radang paling kecil yakni sebesar
15,232% dengan nilai potensi antiinflamasi
35,453%.

148

Lusi Indriani, Min Rahminiwati, Sri Intan Pratiwi PROSIDING POKJANAS TOI KE 57
penting: Khasiat, Penggunaan dan Efek-
Penerimaan Panelis Terhadap Oleoresin efek Sampingnya. Ed.5. Jakarta: Elex
Jahe Gajah, Jahe Emprit, dan Jahe Media Komputindo Kelompok Gramedia.
Merah.Jurnal PenelitianFaculty of Jakarta.
agricultural Technology, Agricultural Vogel,H.G.2002.DrugDiscoveryandEvaluation:P
University, IPB, Bogor. harmacologycalAssays,2th edition,
Fitriani, A., Winarti, L., Muslichah, S., Nuri. 2011. Springer-Verley Berlin, Deidelbarg,
Uji Antiinflamasi Ekstrak Metanol Daun NewYork.
Sirih Merah (Piper crocatum ruiz) Pada Wahyuningtyas, S. E. P., I Dewa, G, M, P., Sri, W.
Tikus Putih. Majalah Obat Tradisional. 2017. Pengaruh Jenis Pelarut Terhadap
16(1) : 34-42. Senyawa Kurkumin dan Aktivitas
Hanani, E. 2015.Analisis Fitokimia. Jakarta : Antioksidan Ekstrak Kunyit (Curcuma
Penerbit Buku Kedokteran EGC, 79-80. domestica Val).JurnalITEPA, 2 (2).
H a y a k a w a , H . Y. , M i n a n y i a , K . , I t o , Y. ,
Yamamoto.,T. Fukuda. 2011. Difference 149
of curcumin content in Curcuma longa L.,
(Zingiberaceae) caused by Hybridization
with other Curcuma species. American
Journal of Plant Sciences, vol. 2, no. 2, pp.
111–119 2011.
Khanna, N. and Sarma, S.B., 2001,
Antiinflammatory and Analgesic Effect of
Herbal Preparation: Septilin, Indian
J.Med. Sci. 55(4), 195-202. New Delhi,
India.
Mills, S., and Bone, K. 2000.Principles and
Practice of Phytoterapy, Modern Herbal
Medicine, 394-402, Churchill Livingstone,
Washington, USA.
Morris, C.J. 2003. Carrageenan-Induced Paw
Udema in The Rat and Mice. Inflammation
Protocol, 115-121.
Mozayani, A., dan Raymon, L.P. 2013.Buku Ajar
Interaksi Obat: Pedoman Klinis &
Forensik. Edisi I Volume 12, 306-307.
Perbit EGC. Jakarta.
Murdianto, A.R., Fachriyah, E., Kursini, D. 2012.
Isolasi, Identifikasi serta Uji Aktivitas Anti
Bakteri Senyawa Golongan Triterpenoid
dari Ekstrak Daun Binahong (Andredera
cordifolia (Ten.)Steenis) terhadap
Staphylococcus aureus dan Eschericha
coli.Jurnal PenelitianLaboratorium Kimia
Organik Jurusan Kimia Universitas
Diponogoro. Semarang.
Nasution, 1992.Metode Penelitian Naturalistik
Kualitatif. Tarsito, Bandung.
Rumondor, R. 2018. Uji Efektivitas Antiinflamasi
Ekstrak Etanol Binahong Merah
(Anredera cordifolia (Ten) Steenis) pada
Udem Telapak Kaki Tikus Putih (Ratus
Norvegicus) yang diinduksi
Formalin.Jurnal Penelitian Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Trinita. Manado.
Selawa, W., Runtuwene, M.R.J., Citraningtyas,
G. 2013.Kandungan Flavonoid dan
Kapasitas Antioksidan Total Ekstrak
Etanol Daun Binahong Andredera
cordifolia (Ten.)Steenis.Pharmacon, 2
(1), 18-22.
Tjay, T.H. dan Rahardja K. 2007.Obat-obat

Ema Dewanti, Ani Pahriyani, Fitri Arista PROSIDING POKJANAS TOI KE 57

EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN SAWO MANILA (Manilkara zapota (L.) P. Royen) SEBAGAI
ANTIHIPERURISEMIA PADA TIKUS JANTAN GALUR Sprague Dawley

EFFECT OF ETHANOL EXTRACT SAWO MANILA LEAF (Manilkara zapota (L.) P. Royen)
As ANTIHIPERURISEMIA ONMALE RAT Sprague Dawley

Ema Dewanti1, Ani Pahriyani1, Fitri Arista1
1Fakultas Farmasi dan Sains, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA, Jakarta

Naskah diterima tanggal 23 Desember 2019

ABSTRACT
Hyperuricemia is an increase in uric acid levels in the blood. Sawo manila
(Manilkara zapota (L.) P. Royen) leaf is known to inhibit the xanthine oxidase
enzyme. The purpose of this study was to determine the antihyperuricemia effect
of ethanol extract of sapodilla manila leaves in-vivo in hyperuricemia rats. The
stages of the research are the extraction and antihyperuricemia test. Sawo manila
leaves were macerated with 70% ethanol. Test animals were divided into six
groups: normal, positive control with allopurinol (4.107 mg / 200gBB), negative
control, dose I, dose II, dose III (41.45 mg / KgBB, 82.9 mg / KgBB, 165.8 mg/
KgBB). Rats were given high purine feed for 14 days and were given test
preparations for 7 days. Data on the results of decreased uric acid levels were
analyzed using the one-way ANOVA test and then followed by the Tukey test.
Based on the results obtained, all dosage variations showed significantly different
antihyperuricemia activity when compared with negative controls. The greatest
antihyperuricemia activity was shown by a dose of 165.8 mg / KgBB with a
decreased percentage of 42.3%.

Keyword :Sawo Manila (Manilkara zapota (L.) P. Royen) leaves,
Antihiperurisemia, Allopurinol

ABSTRAK
Hiperurisemia adalah peningkatan kadar asam urat dalam darah. Daun sawo
manila (Manilkara zapota (L.)P. Royen) diketahui mampu menghambat kerja
enzim xantin oksidase.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek
antihiperurisemia ekstrak etanol daun sawo manila secara in-vivo pada tikus
hiperurisemia.Tahapan penelitian adalah ekstraksi dan uji antihiperurisemia.
Daun sawo manila dimaserasi dengan etanol 70%. Hewan uji dibagi menjadi
enam kelompok yaitu kelompok normal, kontrol positif dengan allopurinol (4,107
mg/200g BB), kontrol negatif, dosis I, dosis II, dosis III (41,45 mg/Kg BB, 82,9
mg/Kg BB, 165,8 mg/Kg BB). Tikus diberikan pakan tinggi purin selama 14 hari
dan diberi sediaan uji selama 7 hari. Data hasil penurunan kadar asam urat
dianalisis menggunakan uji ANOVA satu arah kemudian dilanjutkan dengan uji
Tukey. Berdasarkan hasil yang diperoleh semua variasi dosis menunjukkan
aktivitas antihiperurisemia yang berbeda bermakna bila dibandingkan dengan
kontrol negatif. Aktivitas antihiperurisemia terbesar ditunjukkan oleh dosis
165,8mg/KgBB dengan presentase penurunan sebesar 42,3%.

Kata kunci: Daun Sawo Manila (Manilkara zapota (L.) P. Royen),
Antihiperurisemia, Allopurinol.

PENDAHULUAN normal(>7mg/dl). Hiperurisemia bisa terjadi
Gout merupakan gangguan metabolik karena peningkatan metabolisme asam urat(over
production), penurunan pengeluaran asam urat
yang ditandai dengan meningkatnya konsentrasi urin (under excretion) atau gabungan keduanya.
asam urat dalam darah. Kondisi ini biasa disebut Tingginya kadar asam urat dalam darah yang
dengan hiperurisemia yaitu meningkatnya melebihi batas normal akan menyebabkan
produksi asam urat dalam darah melebihibatas peradangan pada persendian tangan dan kaki
disertai rasa nyeri dan pembengkakan karena
Alamat korespondensi : pembentukan kristal monosodium urat
[email protected]
151

Farmakologi Efek Ekstrak Etanol Daun Sawo Manila

monohidrat. Jika tidak diobati akan timbangan berat badan hewan uji, lemari
menyebabkan kerusakan yang hebat pada sendi pendingin, dan alat-alat gelas (Pyrex dan Duran)
dan jaringan lunak akibat endapan kristal (Price Bahan
and Wilson, 2006; Alldredge et al. 2013).
Daun sawo manila ((Manilkara zapota (L.)
Obat sintetis yang biasa diberikan untuk P.Royen) diperoleh dari Balitro Bogor, allopurinol
mengurangi kadar asam urat adalah golongan (Kimia Farma), kalium oksonat (Sigma Aldrich
urikosurik dan penghambat xanthin Chemical), etanol 70%, aquadest, pereaksi kit
oxidase.Allopurinol merupakan obat penurun asam urat, Na CMC (Brataco Chemika),
asam urat dengan cara menghambat aktivitas ketamine-Hameln (Combiphar, Indonesia) dan
enzim xanthin oxidase. Allopurinol dapat pereaksi untuk penapisan fitokimia.
menimbulkan efek samping. Efek samping yang
sering terjadi adalah kulit kemerahan. Selain itu Hewan uji yang digunakan adalah tikus
dapat menimbulkan demam, leukositosis, putih jantan galur Sprague Dawley dengan berat
eosinofilia, gangguan saluran cerna (Wilmana badan rata-rata 150 - 200 g yang diperoleh dari
dan Gan, 2007). Allopurinol juga dapat Fakultas Peternakan IPB Bogor.
menyebabkan mual, muntah, diare neuritis Metode
perifer, depresi unsur sumsum tulang belakang Ekstraksi Daun Sawo Manila
dan kadang-kadang anemia aplastika serta dapat
mengakibatkan toksisitas hati dan nefritis Daun sawo manila dicuci bersih dengan
intestinal. Selain itu Allopurinol juga dapat terikat air mengalir, kemudian dikeringkan dan
ke lensa mata yang akan menyebabkan katarak diserbuk.Serbuk daun sawo manila dimaserasi
(Katzung, 2007). Untuk itu perlu dicari obat dengan etanol 70%.Filtrat yang diperoleh
alternatif untuk mengurangi kadar asam urat dipekatkan denganmenggunakan vacuum rotary
yang berasal dari bahan alam. evaporator.Ekstrak kental yang diperoleh
diperiksa mutu ekstrak dengan pemeriksaan
Salah satu tanaman obat dari bahan alam organoleptis, perhitungan rendemen, penetapan
yang dapat menjadi alternatif dalam pengobatan susut pengeringan dan kadar abu (Depkes,
hiperurisemia dengan cara menghambat kerja 2008), serta dilakukan skrining fitokimia untuk
enzim xantin oksidase secara in-vitro adalah mengetahui kandungan senyawa dalam daun
daun sawo manila (Azmiet.al. 2012). Daun sawo manila (Depkes, 1995; Hanani, 2014).
sawomanila termasuk dalam familia Sapotaceae
yang bisa ditemui di hampir semua negara tropis Uji Aktivitas Antihiperurisemia
dan sub tropis (Milind et al. 2015). Daun sawo Penelitian ini telah mendapat persetujuan
manila mengandung senyawa alkaloid, flavonoid,
saponin dan tanin (Islam et al.2013). dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan FKUI
dengan nomor 698/UN2.F1/ETIK/2017.Hewan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan coba yang digunakan sebanyak 24 ekor tikus
oleh Azmi et al.(2012) menunjukkan bahwa daun jantan.Hewan coba dibagi dalam 6 kelompok
sawo manila yang diekstraksi dengan beberapa dengan masing-masing kelompok terdiri dari 4
pelarut dapat menghambat aktivitas xanthine hewan coba. Masing-masing kelompok tersebut
oxidase secara in-vitro. Pada pelarut etanol adalah Kelompok I (Kelompok normal) diberi
absolut daun sawo manila memiliki aktivitas pakan standar, Kelompok II (kelompok kontrol
penghambatan xanthine oxidase sebesar 70,81 ± positif) diberi pakan standar + pakan tinggi purin
0,2%, pada pelarut air suling dapat menghambat dan allopurinol, Kelompok III (kelompok kontrol
xanthine oxidase sebesar 54,97 ± 0,4% dan negatif) diberi pakan standar + pakan tinggi purin
dengan pelarut metanol penghambatan xanthine dan larutan Na-CMC 0,5%, Kelompok IV
oxidase sebesar 73,04 ± 2,7%. Berdasarkan hal (kelompok perlakuan I) diberi pakan standar +
tersebut, maka penelitian ini akan dilanjutkan ke pakan tinggi purin dan ekstrak daun sawo manila
tahap in-vivo untuk melihat aktivitas dosis I (41,45 mg/Kg BB), Kelompok V (kelompok
antihiperurisemia dari ekstrak etanol 70% daun perlakuan II) diberi pakan standar + pakan tinggi
sawo manila pada tikus jantan galur Sparague purin dan ekstrak daun sawo manila dosis II (82,9
Dawley. mg/Kg BB) dan Kelompok VI (kelompok
perlakuan III) iberi pakan standar + pakan tinggi
METODE PENELITIAN purin dan ekstrak daun sawo manila dosis I
Alat (165,8 mg/Kg BB).

Bejana maserasi, vakum rotary evaporator Pemberian pakan standart dan pakan
(Eyela, Japan),spektrofotometer klinikal tinggi purin dilakukan selama 7 hari.Pada hari ke-
(Microlab-300, Perancis), neraca analitik (Ohaus, 8,hewan coba diberi suspensi kalium oksonat
U S A ) , s p u i t ( Te r u m o , U S A ) , c e n t r i f u g e dosis 150 mg/kg BB secara intraperitonial.Pada
(Eppendorf MiniSpin Plus, Jerman), vortex(VM- hari ke-9 hingga hari ke-15 tetap memberikan
3 0 0 , Ta i w a n ) , m i k r o p i p e t ( E p p e n d o r f , pakan tinggi purin dan diberi sediaan uji sesuai
Jerman),kandang untuk hewan uji, sonde, dengan masing-masing kelompok.Pengambilan
darah dilakukan pada hari ke 8 dan ke-16. Satu
152

Ema Dewanti, Ani Pahriyani, Fitri Arista PROSIDING POKJANAS TOI KE 57

jam sebelum pengambilan darah hewan uji HASIL DAN PEMBAHASAN
diinduksi dengan kalium oksonat. Kalium oksonat Hasil ekstraksi daun sawo manila secara
ditimbang 1,2 g dan digerus dalam lumpang dan
ditambahkan suspensi Na CMC 0,5% hingga 15 maserasi dengan pelarut etanol 70% adalah
mL. sebagai berikut : uji organoleptis (bentuk kental,
warna coklat kehitaman, rasa pahit dan memiliki
Komposisi pakan tinggi purin yang bau yang khas), nilai rendemen 27,6 %, susut
diberikan kepada hewan uji adalah hati ayam pengeringan 6,006 % dan kadar abu 5,37%.
segar sebanyak 100 g dicuci, direbus Sedangkan dari hasil penapisan fitokimia ekstrak
ditambahkan air suling 75 mL dan diblender etanol daun sawo manila mengandung alkaloid,
kemudian disaring. Volume yang diberikan ke flavonoid, saponin dan tanin.
hewan uji adalah 3 mL/200g BB.
Sebelum dilakukan uji antihiperurisemia,
Pengukuran kadar asam urat dalam hewan uji diaklimatisai selama 7 hari dengan
darah dilakukan pada hari ke 8 dan 16. tujuan agar hewan coba dapat beradaptasi
Pengambilan darah pada hewan uji dilakukan dengan lingkungan yang baru.Hewan uji
melalui sinus orbital. Hewan uji terlebih dahulu dikondisikan mengalami hiperurisemia dengan
diinjeksi dengan ketamin dosis 8,0166 mg/200g pemberian pakan tinggi purin selama 14 hari.
BBsecara IM agar memudahkan dalam Kadar normal asam urat tikus adalah 1,7-3,0
pengambilan darah. Kemudian darah yang mg/dL, sehingga tikus dikatakan hiperurisemia
diperoleh disentrifus selama 15 menit dengan bila kadar asam urat >3,0 mg/dL. Setelah tikus
kecepatan 4500 RPM. Plasma yang terpisah dalam keadaan hiperurisemia, hewan uji
diambil dan ditentukan kadar asam uratnya. diberikansediaan uji sesuai dengan
kelompoknya.
Pengukuran asam urat diukur dengan
menggunakan metode enzimatik dengan Satu jam sebelum pengambilan darah,
pereaksi kit uric acid. Tabung reaksi pertama hewan uji diinduksi dengan kalium oksonat.
berisi aquadest sebanyak 20µL (blanko), tabung Kalium oksonat digunakan sebagai induktor
reaksi yang kedua berisi asam urat standar hiperurisemia karena merupakan inhibitor
sebanyak 20 µL (standar) dan tabung reaksi yang urikase yang kompetitif untuk meningkatkan
lain berisi plasma uji sebanyak 20µL. Pada kadar asam urat menjadi allantoin. Allantoin
masing-masing tabung reaksi ditambahkan 1000 bersifat larut air dan dapat diekskresi lewat urin,
µL reagen uric acid (buffer posfat, TBHBA, 4- sehingga dengan dihambatnya enzim urikase
aminoantipirin, peroksidase, urikase) kemudian oleh kalium oksonat maka asam urat akan
divortex hingga serum menjadi homogen dan tertumpuk dan tidak tereliminasi. Allopurinol
diinkubasi selama 10 menit pada suhu 20-25 °C, digunakan sebagai obat pembanding dalam
selanjutnya kadar asam urat diukur dengan penelitian ini karena allopurinol merupakan satu-
spektrofotometer klinikal satunya golongan urikostatikum yang saat ini
digunakan secara terapeutik.Allopurinol bekerja
Analisis Data untuk mengurangi pembentukan asam urat.
Data yang diperoleh berupa persentase
Hasil penurunan kadar asam urat pada
penurunan kadar asam urat dianalisa dengan tikus putih jantan setelah pemberian ekstrak daun
menggunakan uji analysis of varian (ANOVA) sawo manila dapat dilihat pada Tabel 1. Untuk
satu arah. ANOVA digunakan untuk melihat mengetahui seberapa besar aktivitas dari ekstrak
pengaruh perlakuan terhadap hewan uji, etanol 70% daun sawo manila dalam menurunan
kemudian dilanjutkan dengan uji Tukey untuk kadar asam urat, maka data kadar asam urat tiap
membandingkan perbedaan antar kelompok uji kelompok perlakuan diubah dalam bentuk

Tabel 1. Presentase Penurunan Kadar Asam Urat Setelah Pemberian Ekstrak Daun
Sawo Manila ((Manilkara zapota (L.) P. Royen)

Rata-Rata Kadar Asam Urat Persentase (%) Penurunan
Kadar Asam Urat Dalam Darah
Kelompok Perlakuan Dalam Darah
9,87 + 5,68
Kelompok normal Awal Akhir 55,87 + 9,82b
4,29 + 7,89a
Kelompok kontrol positif 1.37 + 0,18 1,23 + 1,23 15,60 + 8,72a

Kelompok kontrol negatif 3,15 + 0,16 1,39 + 0,15 21,99 + 8,94 a
Kelompok Perlakuan I
(41,45 mg/KgBB) 3,39 + 0,24 3,23 + 0,08 42,30 + 9,74 b
Kelompok Perlakuan II
(82,9 mg/KgBB) 2,82 + 0,15 2,38 + 0,17
Kelompok Perlakuan II
(165,8 mg/KgBB) 2,83 + 0,30 2,2 + 0,11

3,05 + 0,12 1,76 + 0,26

153


Click to View FlipBook Version