613.7
Ind
p
SEKOLAH
PANDUAN PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI
BAGI PESERTA DIDIK
MELALUI UKS/M
Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga
Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat
PANDUAN PEMBINAAN KKEBeUmGeARnAteNrJiAaSnMKANeIsBeAhGaI tPaEnSERRTIA DIDIK MELALUI UKS/M
Tahun 2019
1
Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI
613.7 Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Jenderal
Ind Kesehatan Masyarakat
p
Panduan pembinaan kebugaran jasmani bagi peserta
didik melalui UKS/M.---Jakarta : Kementerian Kesehatan RI 2019
ISBN 978-602-416-796-7
1. Judul I. PHYSICAL FITNESS
II. EXERCISE THERAPY
PANDUAN PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI BAGI PESERTA DIDIK MELALUI UKS/M
2
PANDUAN PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI
BAGI PESERTA DIDIK
MELALUI UKS/M
PANDUAN PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI BAGI PESERTA DIDIK MELALUI UKS/M
3
PANDUAN PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI BAGI PESERTA DIDIK MELALUI UKS/M
4
SAMBUTAN
Assalamu’alaykum warrohmatullahi wabarokatuh
Kebugaran jasmani adalah salah satu komponen penting yang
mempengaruhi prestasi belajar anak sekolah. Hal ini sejalan dengan Undang-
undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang menyatakan upaya
kesehatan olahraga ditujukan untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran
jasmani masyarakat untuk meningkatkan prestasi belajar, prestasi kerja dan
prestasi olahraga.
Program Pemerintah ke depan juga akan memprioritaskan kualitas
manusia Indonesia, yang berarti bahwa selain cerdas anak-anak kita harus
sehat secara jasmani. Kegiatan aktivitas fisik, latihan fisik dan olahraga yang
sesuai dengan kaidah kesehatan akan sangat berperan dalam meningkatkan
derajat kesehatan peserta didik. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas)
sudah saatnya dilaksanakan secara luas di institusi pendidikan, agar pola hidup
aktif dapat membudaya di kalangan peserta didik dan warga sekolah.
Puskesmas dan sekolah perlu bahu membahu mendukung kegiatan
ini agar dilaksanakan secara terintegrasi dan berkesinambungan. Semoga
keberadaan panduan ini dapat bermanfaat dalam mendukung pencapaian
generasi muda Indonesia yang berkualitas.
Wa bilahitaufik wal hidayah, Wassalamu’alaykum warrohmatullahi
wabarokatuh.
Jakarta, September 2019
Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat
dr. Kirana Pritasari, MQIH
NIP 196404081990032001
PANDUAN PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI BAGI PESERTA DIDIK MELALUI UKS/M
5
PANDUAN PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI BAGI PESERTA DIDIK MELALUI UKS/M
6
TIM PENYUSUN
drg. Kartini Rustandi, M.Kes.; Dr. Eny Riangwati T, SpKO; Dr. Imran Agus
Nurali, SpKO; dr. Indrarti.S.,SpKO; Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes; dr. Indrarti
Soekotjo, SpKO, dr. Nita Mardiah, MKM.
KONTRIBUTOR
Maya Tamara, LRAD – ARAD; Ir. Andry Harmany, M.Kes; Asmida Mariani, NS,
S.Kep.; Syahrul Effendi. P, SKM, MKKK; Dewa Made Angga Wismaya, SKM,
MPH.Sc.; dr. Fida Dewi Ambarsari, MKK; Puskesmas di wilayah DKI Jakarta;
Guru-guru dari: SD Ciracas 06 Pagi; SDN KLU 07, MI Fatahillah, SMA 49 Jakarta,
SMPN 248 Jakarta, SD Tarakanita 4 Pluit, SMPN 213 Jakarta, SMA 84 Jakarta,
MTSN 5 Jakarta.
EDITOR
dr. Feby Anggraini, MKK; Nur Fatayani, S.Pd.,MKM; dr. Lenni Yusriaty, MKM;
Hasanah, SKM,MKM; I Dewa Gde Gandi P, SKM
DESAIN GRAFIS
Rocky Suprasanto, A.Md Graf.
PANDUAN PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI BAGI PESERTA DIDIK MELALUI UKS/M
7
PANDUAN PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI BAGI PESERTA DIDIK MELALUI UKS/M
8
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan YME, karena berkat
rahmat dan kasih sayang-Nya maka “Panduan Pembinaan Kebugaran Jasmani
bagi Peserta Didik Melalui UKS/M” dapat diselesaikan. Panduan ini merupakan
revisi pedoman yang disusun pada tahun 2013 yang berisikan konsep pembinaan
kebugaran jasmani, pelaksanaan pengukuran kebugaran jasmani dan indikator
keserhasilan, pemantauan dan evaluasi serta pencatatan dan pelaporan.
Panduan ini merupakan acuan bagi Puskesmas, penanggung jawab
UKS/M, tim pelaksana UKS/M dan pendidik di sekolah dalam mewujudkan
peserta didik yang sehat, bugar dan berprestasi. Hal tersebut dapat terwujud
melalui pembudayaan aktivitas fisik dan latihan fisik yang baik, benar terukur
dan teratur di Sekolah.
Kami mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
menyusun dan berperan serta mensosialisasikan panduan ini. Semoga upaya
yang dilakukan dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi
peserta didik dan warga sekolah. Kami terbuka untuk menerima masukan demi
perbaikan dan penyempurnaan panduan ini.
Jakarta, September 2019
Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga
drg. Kartini Rustandi, M.Kes
NIP. 196304071987122001
PANDUAN PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI BAGI PESERTA DIDIK MELALUI UKS/M
9
PANDUAN PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI BAGI PESERTA DIDIK MELALUI UKS/M
10
DAFTAR ISI
SAMBUTAN ...................................................................................................................... 5
TEAM PENYUSUN ........................................................................................................... 7
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... 9
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 11
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 14
B. Tujuan ......................................................................................................................... 15
C. Sasaran ....................................................................................................................... 16
D. Ruang Lingkup ........................................................................................................... 16
E. Definisi Operasional ................................................................................................... 16
KONSEP PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI BAGI PESERTA DIDIK
A. Konsep ....................................................................................................................... 20
B. Peran Gizi bagi Kebugaran Jasmani Peserta Didik ..................................................... 24
C. Pengukuran Kebugaran Jasmani Bagi Peserta Didik .................................................. 29
PELAKSANAAN PENGUKURAN KEBUGARAN JASMANI BAGI PESERTA DIDIK MELALUI
USAHA KESEHATAN SEKOLAH
A. Perencanaan ............................................................................................................... 38
B. Pelaksanaan ................................................................................................................ 39
C. Pengawasan............................................................................................... 44
INDIKATOR KEBERHASILAN, PEMANTAUAN DAN EVALUASI, SERTA PENCATATAN DAN
PELAPORAN
A. Indikator Keberhasilan ................................................................................. 48
B. Pemantauan Dan Evaluasi ............................................................................ 48
C. Pencatatan Dan Pelaporan ........................................................................... 49
PENUTUP ...................................................................................................... 54
KEPUSTAKAAN ............................................................................................... 55
PANDUAN PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI BAGI PESERTA DIDIK MELALUI UKS/M
11
PANDUAN PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI BAGI PESERTA DIDIK MELALUI UKS/M
12
01B a b
Pendahuluan
PANDUAN PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI BAGI PESERTA DIDIK MELALUI UKS/M
13
A. Latar Belakang
Upaya meningkatkan kualitas manusia Indonesia salah satunya adalah
melalui upaya kesehatan dan pendidikan. Sekolah merupakan institusi yang
strategis sebagai tempat pelaksanaan pembiasaan perilaku hidup bersih dan
sehat melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS/M). Penyelenggaran pembinaan
dan pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS/M) merupakan kerjasama
dari 4 Kementerian antara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri
Kesehatan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri, yang diatur dalam
Peraturan Bersama No. 6/X/PB/2014, No. 73 Tahun 2014, No. 41 Tahun 2014,
No. 81 Tahun 2014 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan
Sekolah/Madrasah. Dalam Peraturan Bersama antara 4 Menteri disebutkan
bahwa tujuan penyelenggaraan Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah adalah
untuk meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik
dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat serta menciptakan
lingkungan pendidikan yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan
perkembangan yang harmonis peserta didik.
Anak usia sekolah dengan jumlahnya yang besar sekitar 22.44% jumlah
penduduk Indonesia (BPS, 2017), merupakan investasi bangsa yang
potensial tetapi rawan karena berada dalam periode pertumbuhan dan
perkembangan. Salah satu masalah kesehatan pada anak usia sekolah yang
dapat mengganggu tumbuh dan kembang adalah kegemukan dan obesitas.
PREVALENSI KEGEMUKAN DAN OBESITAS RISKESDAS
TAHUN 2013 dan 2018
25
20 18.8 20 16 13.5
15 10.8 7.3
10
5
0 13-15 thn 16-18 Thn
5-12 Thn 2013 2018
PANDUAN PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI BAGI PESERTA DIDIK MELALUI UKS/M
14
Data Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa kegemukan dan obesitas pada
anak usia sekolah meningkat dibandingkan tahun 2013, data ini didukung
dengan data lainnya yaitu perilaku tidak aktif/kurang gerak atau sedenter pada
remaja usia 10-19 tahun adalah 57% (2018) angka ini meningkat dibandingkan
data sebelumnya 27.3% (2013).
Global School Health Survey (GSHS) tahun 2015 menunjukkan persentase
pelajar yang melakukan aktivitas fisik minimal 60 menit setiap hari hanya
12,23%, dan 20,18% pelajar di Indonesia dalam 7 hari terakhir pergi ke sekolah
sambil beraktivitas fisik yaitu dengan berjalan kaki atau naik sepeda dari atau
menuju sekolah, 57,63% nya tidak melakukan aktivitas fisik dari dan menuju ke
sekolah. Aktivitas fisik pada anak usai sekolah merupakan salah satu perilaku
yang harus dibudayakan, karena akan menunjang tumbuh kembang dan
kebugaran anak. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan (penjasorkes)
di sekolah mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak,
keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas
emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat, dan pengenalan
lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan upaya kesehatan
terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan. Puskesmas sebagai pelaksana upaya kesehatan masyarakat
tingkat pertama yang berwenang melaksanakan pembinaan teknis terhadap
jaringan pelayanan dan upaya kesehatan berbasis masyarakat; berwenang
melaksanakan pembinaan kebugaran jasmani bagi peserta didik melalui Usaha
Kesehatan Sekolah.
Berdasarkan hal tersebut, Kementerian Kesehatan RI perlu menyusun
Panduan Pelaksanaan Pembinaan Pengukuran Kebugaran Jasmani oleh
Puskesmas bagi Peserta Didik melalui Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah
(UKS/M), agar petugas Puskesmas dapat melakukan pembinaan pengukuran
kebugaran jasmani terhadap pelaksana UKS/M secara terintegrasi dan
sistematis. Panduan ini juga diharapkan dapat membantu Puskesmas untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat melalui program UKS/M.
B. Tujuan
Tujuan Umum :
Tersedianya panduan pembinaan kebugaran jasmani oleh Puskesmas bagi
peserta didik melalui program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS/M).
PANDUAN PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI BAGI PESERTA DIDIK MELALUI UKS/M
15
Tujuan Khusus :
1. Tersedia panduan pembinaan kebugaran jasmani bagi peserta didik melalui
UKS/M.
2. Tersedianya panduan pengukuran kebugaran jasmani peserta didik.
3. Tersedianya panduan pelaporan hasil kebugaran jasmani peserta didik
C. Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dalam menerapkan Pedoman Pembinaan Kebugaran
bagi peserta didik melalui UKS/M adalah :
1. Petugas kesehatan di Puskesmas.
2. Penanggung jawab/pengelola program kesehatan di Dinas Kesehatan
Provinsi dan Kabupaten/Kota.
3. Kepala Sekolah, Guru dan Tim UKS/M di Sekolah/Madrasah.
D. Ruang Lingkup
1. Konsep pembinaan kebugaran jasmani bagi peserta didik.
2. Langkah pelaksanaan pembinaan kebugaran jasmani bagi peserta didik.
3. Pemantauan dan Evaluasi
4. Pencatatan dan Pelaporan
E. Definisi Operasional
1. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
2. Kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan
kegiatan sehari-hari secara efektif dan efisien dalam jangka waktu relatif
lama tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan.
3. Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh kerja otot
rangka yang menghasilkan keluaran tenaga atau energi diatas metabolisme
basal serta memberi manfaat kesehatan.
4. Latihan fisik adalah semua bentuk aktivitas fisik yang dilakukan secara
terstruktur, terencana, dan berkesinambungan dengan tujuan untuk
meningkatkan kebugaran jasmani.
PANDUAN PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI BAGI PESERTA DIDIK MELALUI UKS/M
16
5. Olahraga adalah salah satu bentuk aktivitas fisik yang dilakukan dengan
mengikuti aturan-aturan tertentu dan mengandung unsur kompetisi serta
dapat meningkatkan kebugaran jasmani dan prestasi.
6. Kesehatan sekolah adalah upaya yang diselenggarakan untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat
sehingga didik belajar, tumbuh, dan berkembang secara harmonis dan
setinggi-tingginya menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.
7. Peserta didik adalah semua anak yang mengikuti pendidikan di Sekolah
Dasar (SD), Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Madrasah Ibtidaiyah (MI),
Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa
(SMPLB), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Sekolah Menengah Atas (SMA),
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Sekolah Menengah Atas Luar Biasa
(SMALB), Madrasah Aliyah (MA), termasuk Satuan Pendidikan Keagamaan
yang sederajat dan setara.
8. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah segala usaha yang dilakukan
untuk meningkatkan kesehata peserta didik pada jalur, jenis, dan jenjang
pendidikan mulai dari TK/RA sampai SMA/SMK/MA.
9. Pedoman Pembinaan adalah acuan bagi Tim UKS/M untuk melaksanakan
dan mengembangkan UKS/M di wilayahnya.
PANDUAN PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI BAGI PESERTA DIDIK MELALUI UKS/M
17
PANDUAN PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI BAGI PESERTA DIDIK MELALUI UKS/M
18
02B a b
KONSEP PEMBINAAN
KEBUGARAN JASMANI
BAGI PESERTA DIDIK
PANDUAN PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI BAGI PESERTA DIDIK MELALUI UKS/M
19
A. Konsep Bergerak Aktif
Aktivitas Fisik sedang-berat 60 menit setiap hari:
• Latihan Aerobik
• Latihan Penguatan otot
• Penguatan tulang
Peng ukuran
Keb u g ar an
Jasmani
SEHA T
BU GA R
PRESTA SI
Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan anak sekolah untuk
melakukan aktivitas fisik intensitas sedang – berat. Sebagian besar aktivitas
fisik yang dilakukan adalah aktivitas aerobik selama 60 menit sehari, aktivitas
peningkatan kekuatan otot serta pemadatan tulang sebanyak 3 kali seminggu.
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan tingkat aktivitas fisik anak sekolah,
mencegah kegemukan serta penyakit tidak menular (obesitas, jantung,
diabetes, hipertensi, stroke dan kanker) di usia dewasa.
Sekolah merupakan wadah pendidikan dan pembudayaan, termasuk untuk
pembudayaan perilaku hidup sehat dan aktif anak sekolah. Beberapa bentuk
aktivitas fisik terkait perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah diantaranya mencuci
tangan, membuang sampah di tempat sampah, membersihkan ruang kelas dan
halaman sekolah, menata kebun sekolah dan tanaman obat serta aktivitas layanan
kesehatan sebagai Dokter Kecil/Palang Merah Remaja di sekolah.
Kebugaran jasmani dapat menggambarkan kondisi fisik seseorang untuk
melakukan aktivitas sehari-hari, dimana seseorang dapat melakukan tugas atau
pekerjaan fisik dan tidak mudah merasa lelah saat melakukan pekerjaan atau
tugas tersebut. “Kebugaran jasmani tidak sama dengan kesehatan”.
Anak yang sehat belum tentu bugar, tetapi anak yang bugar pasti
sehat. Kebugaran diperoleh melalui berbagai bentuk Latihan Fisik terprogram
PANDUAN PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI BAGI PESERTA DIDIK MELALUI UKS/M
20
atau Olahraga di sekolah, seperti Senam setiap Jumat (Misal : “Senam Anak
Bangsa”), Aktivitas dalam Penjasorkes yang menata Keterampilan Motorik
Dasar hingga Terampil serta meningkatkan Komponen Kebugaran Jasmani.
Pengembangan Keterampilan Motorik sepanjang masa kanak-kanak akan
membentuk dasar untuk olahraga masa depan dan/atau partisipasi aktivitas
fisik. Pengenalan berbagai macam bentuk gerak sejak usia anak meningkatkan
“motivasi, kepercayaan diri, kompetensi fisik, pengetahuan dan pemahaman
untuk menghargai dan bertanggung jawab atas keterlibatan dalam aktivitas
fisik seumur hidup.”
Anak yang bugar tidak mudah lelah, sehingga dapat mengerjakan tugas atau
pekerjaan di sekolah lebih lama dan lebih baik. Makin tinggi tingkat kebugaran
jasmani seorang anak, makin baik kemampuan fisik yang diharapkan dapat
meningkatkan prestasi belajarnya, misalnya peserta didik setelah pulang dari
sekolah masih mampu melakukan kegiatan lain seperti bermain, bersosialisasi
dengan teman sebaya, menambah keterampilan mengikuti kursus-kursus
tambahan dan kegiatan lain sesuai kesenangannya tanpa merasa kelelahan
yang berlebihan.
Piramida Aktivitas Fisik untuk Anak
Batasi Kehidupan kurang bergerak
Aktivitas fisik yang
dibatasi Menonton
televisi, duduk saja
lebih dari 2 jam .
main game
2-3 kali seminggu 2-3 kali seminggu
Aktivitas fisik 2-3 Aktivitas fisik 2-3 kali
kali seminggu seminggu latihan
(kekuatan otot) flexibilitas : senam,
Kekuatan otot dan stretching
fleksibilitas: Push
up, st up, gantung 3-5 kali seminggu
siku (pull up) Aktivitas fisik yang
dianjurkan 3-5 kali
Setiap hari seminggu Olahraga
Aktivitas fisik setiap aerobic (minimal 30
hari : bersepeda ke menit ): Berenang,
sekolah, main bola voli atau
membersihkan sepak bola.
rumah, naik tangga
Gambaran aktivitas fisik yang dilakukan anak setiap hari seperti yang tergambar
dalam piramida aktivitas fisik pada warna hijau. Sebaliknya pada piramida
berwarna merah merupakan gambaran aktivitas anak yang harus dibatasi.
PANDUAN PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI BAGI PESERTA DIDIK MELALUI UKS/M
21
Manfaat Kebugaran Jasmani
Manfaat kebugaran jasmani dengan melakukan latihan fisik dan olahraga
yang baik, benar, terukur, dan teratur dapat dilihat dari berbagai aspek:
1. Aspek Fisik
1. Memperlancar aliran darah 8. Memperlancar aliran darah
2. Memperkuat otot jantung 9. Memperkuat otot jantung
3. Meningkatkan kapasitas 10. Meningkatkan kapasitas jantung
11. Memperbaiki fleksibilitas
jantung
4. Memperbaiki fleksibilitas otot dan sendi
12. Memperbaiki postur tubuh
otot dan sendi 13. Menurunkan risiko tekanan darah
5. Memperbaiki postur tubuh
6. Menurunkan risiko
tekanan darah
7. Menurunkan risiko
kolesterol tinggi
2. Aspek Psikologis
a. Meningkatkan rasa percaya diri
b. Membangun rasa sportivitas
c. Memupuk tanggung jawab
d. Membantu mengendalikan stres
e. Meningkatkan kemampuan untuk beradaptasi dan mengkontrol kecemasan
dan depresi
3. Aspek Prestasi Belajar
Hubungan Kebugaran Jasmani Dengan Prestasi Belajar (Sumber: Fisiologi
Olahraga)
OLAHRAGA YANG Oksigenisasi Kekuatan kontraksi
BAIK, BENAR jaringan tubuh otot termasuk
otot jantung
TERUKUR DAN Metobilsme
TERATUR hormonal > efisien Efisiensi curah
dan optimal jantung
PRESTASI
BELAJAR Kemampuan
daya serap
pelajaran Kapasitas fisik Ambilan oksigen
/ kebugaran maksimal (VO2Max)
Daya tahan jasmani kardiorespiratori
anak untuk dan musculoskeletal
belajar (tidak
mudah lelah)
PANDUAN PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI BAGI PESERTA DIDIK MELALUI UKS/M
22
Pembinaan kebugaran jasmani peserta didik/ anak usia sekolah dilaksanakan
melalui aktivitas fisik yang terbagi atas:
1. Latihan Aerobik
Latihan aerobik yang dimaksud adalah latihan fisik yang melibatkan kelompok
otot-otot besar tubuh secara ritmik dan berkesinambungan. American Heart
Association menyarankan agar anak-anak berusia dua tahun atau lebih
sebaiknya setiap hari melakukan setidaknya 60 menit aktivitas fisik dengan
intensitas sedang yang menyenangkan dan bervariasi sesuai perkembangan
menurut usia anak. Apabila anak tidak dapat melakukan latihan fisik selama
satu jam penuh, latihan tersebut dapat dilakukan dalam dua kali periode
30 menit atau empat kali periode 15 menit dalam sehari. Latihan fisik
aerobik contoh berlari, main sepeda, lompat tali, berenang, sepatu roda.
Aktivitas fisik bagi anak sebanyak 60 menit setiap hari
2. Latihan kekuatan otot 3 kali seminggu naik pohon, push up, gantung siku.
PANDUAN PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI BAGI PESERTA DIDIK MELALUI UKS/M
23
3. Penguatan tulang seperti lompat tali, berlari, mengangkat beban.
B. Peran Gizi terkait Kebugaran Anak Sekolah
Pemenuhan asupan gizi secara seimbang merupakan hal yang mendasar
bagi anak untuk bisa melatih komponen kebugarannya melalui aktivitas fisik
dan latihan fisik. Jika asupan gizi anak kurang ataupun berlebih maka latihan
fisik tidak dapat dilakukan anak secara optimal sehingga tidak bisa memberikan
manfaat yang menyeluruh. Selain kecukupan asupan gizi, peranan interaksi
zat gizi dengan latihan sangat dibutuhkan untuk bisa melakukan latihan secara
optimal.
1. Pola Makan Untuk Memenuhi Asupan Gizi Anak Sehari-hari
Pola makan mencakup jenis, jumlah dan jadual makan. Jenis makanan anak
terdiri dari kelompok makanan sumber karbohidrat, protein, lemak, air,
vitamin dan mineral. Jumlah makanan anak diberikan sesuai dengan umur
anak dan jadual makan anak terdiri dari tiga kali makan utama yaitu pagi,
siang dan sore serta tiga kali selingan terdiri selingan antara makan pagi dan
siang, antara maka siang dan sore serta selingan malam.
PANDUAN PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI BAGI PESERTA DIDIK MELALUI UKS/M
24
Bahan Makan Kelompok Karbohidrat :
Usia 7-9 Usia 10-12 tahun Usia 13-15 tahun Usia 16-18 tahun
tahun
Laki-laki Perempuan
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan 85
4,5 5 4 6.5 4.5
Porsi Bahan Makan Kelompok Protein (Protein Hewani, Susu, Protein
Nabati) :
Usia 7-9 Usia 10-12 tahun Usia 13-15 tahun Usia 16-18 tahun
tahun
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
6 6.5 6 77 6 6
Porsi Bahan Makan Kelompok Sayur-sayuran
Usia 7-9 Usia 10-12 tahun Usia 13-15 tahun Usia 16-18 tahun
tahun
Laki-laki Perempuan
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan 33
33 3 3 3
PANDUAN PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI BAGI PESERTA DIDIK MELALUI UKS/M
25
Porsi Bahan Makan Kelompok Buah-buahan
Usia 7-9 Usia 10-12 tahun Usia 13-15 tahun Usia 16-18 tahun
tahun
Laki-laki Perempuan
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan 44
34 4 4 4
Porsi Bahan Makan Kelompok Gula (1 porsi = 1 sendok makan = 13
gram)*
Usia 7-9 Usia 10-12 tahun Usia 13-15 tahun Usia 16-18 tahun
tahun
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
22 2 2 2 2 2
*Ini adalah porsi maksimal ketika sudah mengonsumsi kelompok makanan lain secara
seimbang
PANDUAN PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI BAGI PESERTA DIDIK MELALUI UKS/M
26
Porsi Bahan Makan Kelompok Minyak (1 porsi = 1 sendok the = 5 gram)*
Usia 7-9 Usia 10-12 tahun Usia 13-15 tahun Usia 16-18 tahun
tahun
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
5 55 65 65
*Ini adalah porsi maksimal ketika sudah mengonsumsi kelompok makanan lain secara
seimbang dan dijadikan sebagai bahan untuk mengolah bahan makanan yang lain seperti
menumis, menggoreng, dll.
Keterangan :
a. Pada umumnya satu potong makanan yang digoreng akan menyerap minyak 5-10 gram
b. Satu porsi minyak dapat disetarakan dengan 1/3 gelas santan atau 40 gram
c. Peserta didik di atas usia 18 tahun masuk ke dalam kategori gizi dewasa
2. Pola Makan Untuk Mengoptimalkan Program Kebugaran Jasmani Anak
Latihan fisik yang dilakukan anak harus dioptimalkan dengan pemberian
makanan terkait kesesuaian jenis, jumlah dan jadual makan dengan latihan
fisik yang dilakukan. Saat hari latihan anak dapat mengonsumsi karbihidrat
kompleks dan buah-buahan lebih banyak dan menjelang tidur dapat diberikan
tambahan konsumsi susu sebagai sumber protein dan kalsium.
Sebelum Latihan :
Waktu Jenis Contoh Hidangan
3-4 jam sebelum Makanan lengkap yang Nasi putih
latihan terdiri dari makanan Ayam bumbu kuning
kelompok karbohidrat, Tempe Bacem
protein, sayur dan buah Tumis wortel dan labu siam
Pepaya
Air putih
1-2 jam sebelum Selingan karbohidrat Roti bakar isi selai
latihan Air putih
< 1 jam sebelum Selingan buah* Melon
latihan
*Pemberian gula menjelang latihan tidak dianjurkan karena akan dapat memberikan
efek rebound fenomena yaitu suatu keadaan kelelahan saat melakukan latihan karena
berkurangnya energi yang terpakai secara bersamaan untuk gerak dan pencernaan gula.
PANDUAN PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI BAGI PESERTA DIDIK MELALUI UKS/M
27
Saat Latihan :
Waktu Jenis Contoh Hidangan
Saat berlatih Cairan Air putih*
*Pada kondisi latihan berat maka konsumsi air putih dapat dimodifikasi dengan air yang
mengandung elektrolit dan glukosa.
Setelah Latihan :
Waktu Jenis Contoh Hidangan
< 30 menit setelah Cairan Air putih*
berlatih
< 60 menit setelah Selingan buah Jus buah-buahan plus gula
berlatih secukupnya**
Catatan; selingan buah dapat disegerakan ketika anak menunjukkan tanda-tanda
kehabisan energi
60-90 menit Selingan Karbohidrat Roti bakar isi selai / krakers /
setelah berlatih biskuit / pisang rebus / timus /
dll
90 menit setelah Makanan Lengkap Nasi Putih
berlatih Ikan Pepes Kemangi
Tahu Isi sayuran
Sayur sop
Semangka
Menjelang Tidur Makanan sumber protein Susu / Yoghurt
dan kalsium
*a. Pergantian cairan dilakukan secara bertahap yaitu 250 cc-500 cc setiap 15 menit hingga
tubuh kembali terhidrasi dengan baik.
b. Suhu cairan disesuaikan dengan suhu tubuh, jika suhu tubuh masih tinggi dapat
mengonsumsi cairan dengan suhu lebih dingin namun jika suhu tubuh sudah normal
maka suhu cairan yang dikonsumsi adalah suhu ruang.
b. Air putih dapat dimodifikasi dengan elektrolit dan atau glukosa ketika melakukan latihan
fisik yang durasinya > 1 jam atau durasinya 30-60 menit namun intensitas tinggi
**Setelah berlatih sudah bisa mengonsumsi tambahan gula.
PANDUAN PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI BAGI PESERTA DIDIK MELALUI UKS/M
28
C. Pengukuran Kebugaran Jasmani Bagi Peserta Didik
Pengukuran tingkat kebugaran jasmani secara berkala melalui UKS/M dapat
mengetahui pengaruh kegiatan kesehatan olahraga terhadap peserta didik.
Tingkat kebugaran jasmani peserta didik merupakan bagian dari penjaringan
dini kesehatan yang dapat melihat sejauh mana tingkat pencapaian kebugaran
jasmani anak sekolah.
Pra Syarat Sebelum Melakukan Pengukuran Kebugaran Jasmani
a. Peserta didik harus dalam kondisi sehat dan siap untuk melaksanakan
pengukuran (mengisi Form PAR-Q Child terlampir). Pengisian form PAR-Q
Child dilakukan oleh orang tua dan form diserahkan kembali ke sekolah
sebelum dilakukan pengukuran kebugaran jasmani. Pengukuran tidak boleh
dilakukan pada peserta didik dengan kondisi kondisi tidak sehat. Peserta
didik dengan IMT >27 Sebaiknya pengukuran kebugaran dilakukan sesuai
dengan kemampuan, boleh dengan berjalan cepat.
b. Makan makanan lengkap/berat minimal 3 jam sebelum melaksanakan
pengukuran.
c. Memakai pakaian dan sepatu olahraga.
d. Melakukan latihan pemanasan (warming up) dipimpin petugas pelaksana
sebelum melaksanakan pengukuran.
Pengukuran kebugaran jasmani dilakukan menggunakan 2 metode, yaitu:
1. Baterei Tes
Pengertian dan definisi Baterei Tes yang digunakan Pengukuran kebugaran
jasmani peserta didik menggunakan instrumenTes Kesegaran Jasmani
Indonesia (TKJI) yang telah disepakati dan ditetapkan menjadi suatu
instrumen yang sesuai dengan kondisi anak Indonesia dan berlaku di Indonesia.
TKJI merupakan suatu perangkat tes lapangan untuk anak usia 6-19 tahun,
yang dibagi ke dalam empat kelompok usia yaitu kelompok usia 6-9 tahun,
kelompok usia 10-12 tahun, kelompok usia 13-15 tahun, dan kelompok usia
16-19 tahun. Setiap kelompok usia berdasarkan jenis kelamin merupakan
rangkaian tes yang masing-masing terdiri dari 5 (lima) butir tes yang harus
dilakukan secara berurutan.
PANDUAN PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI BAGI PESERTA DIDIK MELALUI UKS/M
29
Tabel 1
Rangkaian TKJI Berdasarkan Kelompok Usia dan Jenis Kelamin
6-9 tahun 10-12 tahun 13-15 tahun 16-19 tahun
Puteri Putera
Butir Tes
Puteri Putera Puteri Putera Puteri Putera
1. Lari cepat 30 m 30 m 40 m 40 m 50 m 50 m 60 m 60 m
2a. Gantung siku tekuk v v vvv-v -
2b. Gantung angkat - - - - -V- v
tubuh
3. Baring duduk 30” 30” 30” 30” 60” 60” 60” 60”
4. Loncat tegak v v v v vVv v
5. Lari jarak menengah 600 m 600 m 600 m 600 m 800 m 1000m 1000m 1200m
TKJI dapat dilakukan setelah peserta didik
dinyatakan sehat pada pemeriksaan penjaringan dini
oleh dokter puskesmas.
Ketentuan pelaksanaan
Urutan pelaksanaan pengukuran sesuai dengan kelompok usia dan jenis
kelamin (lihat Tabel 1) sebagai berikut:
a. Pertama : Lari cepat (30, 40, 50 atau 60 meter)
b. Kedua : Gantung siku tekuk atau gantung angkat tubuh
c. Ketiga : Baring duduk 30 atau 60 detik
d. Keempat : Loncat tegak
e. Kelima : Lari jarak menengah 600, 800, 1000 atau 1200 meter
Pelaksanaan pengukuran
1. Lari cepat (30, 40, 50 atau 60 meter)
Tujuan: untuk mengukur kecepatan.
2. Gantung Siku Tekuk untuk Putri dan Gantung Angkat Tubuh untuk Putra
Tujuan: untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan dan otot bahu.
a) Pelaksanaan tes gantung siku tekuk untuk putri:
- Peserta berdiri di bawah palang tunggal, kedua tangan berpegangan
pada palang tunggal selebar bahu. Pegangan telapak tangan menghadap
ke wajah.
PANDUAN PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI BAGI PESERTA DIDIK MELALUI UKS/M
30
- Dengan bantuan tolakan kaki atau naik bangku, peserta meraih palang
sampai mencapai sikap bergantung siku tekuk. Dagu berada di atas
palang tunggal.
- Hasil yang dicatat adalah lamanya waktu yang dicapai oleh peserta
untuk mempertahankan sikap tersebut di atas. Waktu yang dicapai
dihitung dalam satuan detik.
b) Pelaksanaan tes gantung angkat tubuh untuk putra:
- peserta berdiri di bawah palang tunggal, kedua tangan berpegangan
pada palang selebar bahu. Pegangan telapak tangan menghadap ke arah
letak kepala.
- Mengangkat tubuh dengan
membengkokkan kedua
lengan sehingga dagu
menyentuh atau berada di
atas palang panggul kemudian
kembali ke sikap permulaan.
Gerakan ini dihitung satu kali.
- Selama melakukan gerakan,
mulai dari kepala sampai
ujung kaki tetap merupakan
satu garis lurus.
- Gerakan ini dilakukan berulang- 60 Detik
ulang, tanpa istirahat sebanyak
mungkin selama 60 detik. Hasil
yang dicapai dihitung dalam
satuan kali selama 60 detik.
PANDUAN PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI BAGI PESERTA DIDIK MELALUI UKS/M
31
3. Baring Duduk (30 atau 60 detik)
Tujuan: untuk mengukur kekuatan dan ketahanan ototperut
Pelaksanaan: peserta berbaring terlentang di lantai, kedua lutut ditekuk
sudut 90° dengan kedua telapak tangan diletakkan di atas kepala. Peserta
lain menekan atau memegang kedua pergelangan kaki agar kaki tidak
terangkat.
4. Loncat Tegak
Tujuan: untuk mengukur tenaga eksplosif.
Pelaksanaan: peserta mengambil awalan dengan menekukkan lutut dan
kedua lengannya diayunkan ke belakang. Kemudian peserta meloncat
setinggi mungkin sambil menpuk papan dengan tangan yang terdekat
sehingga meninggalkan bekas. Lakukan tes ini sebanyak 3 kali tanpa istirahat
atau boleh diselingi peserta lain.
PANDUAN PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI BAGI PESERTA DIDIK MELALUI UKS/M
32
5. Lari jarak menengah (600, 800, 1000 atau 1200 meter)
Tujuan: untuk mengukur daya tahan jantung, peredaran darah, dan paru-
paru.
Klasifikasi nilai tes dapat dilihat dalam Tabel Penilaian TKJI (lihat Lampiran 2).
2. Single Test
Tujuan : mengukur daya tahan jantung, peredaran darah dan paru-paru.
Bila rangkaian TKJI tidak dapat dilakukan karena berbagai kendala seperti
fasilitas tidak ada atau kemampuan SDM terbatas, maka dapat dipilih tes
lari jarak menengah sesuai kelompok usia dan jenis kelamin sebagai Single
Test yaitu tes lari 1000 meter untuk 10-12 tahun putera/puteri, 1600 meter
untuk 13-19 tahun putera/puteri untuk menilai kemampuan jantung-paru
sebagai komponen kebugaran jasmani yang paling dominan.
Mekanisme tes adalah sebagai berikut:
a) Peserta tes melakukan pemanasan.
b) Peserta tes berdiri di belakang garis “start”.
c) Setelah aba-aba “siap” peserta tes mengambil sikap start berdiri tegak,
siap untuk berjalan/berlari.
d) Setelah aba2 “ya” peserta tes berjalan kaki, berjalan cepat atau jogging
(konstan) menempuh jarak 1000 meter (usia 10-12 tahun) dan 1600
meter (usia 13-19 tahun) menuju garis finish.
e) Peserta tes melakukan pendinginan.
f) Pencatatan waktu dilakukan dari saat bendera diangkat sampai peserta
tes tepat melintas garis finish.
PANDUAN PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI BAGI PESERTA DIDIK MELALUI UKS/M
33
g) Hasil yang dicatat adalah waktu tempuh yang dicapai oleh peserta tes
sesuai jarak tempuh.
h) Waktu dicatat dalam satuan menit dan detik, kemudian diinterpretasikan
kedalam tabel klasifikasi tingkat kebugaran jasmani.
Peserta tes dianggap gagal bila tidak berhasil menyelesaikan jarak tempuh.
Klasifikasi nilai tes dapat dilihat dalam Tabel Penilaian Single Test (lampiran
3)
Setelah melakukan pengukuran kebugaran jasmani siswa diberikan
rekomendasi latihan agar bisa mempertahankan dan meningkatkan
kebugaran jasmaninya.
Rekomendasi yang diberikan berupa :
Baik/Baik Sekali 1. Aktivitas fisik 60 menit setiap
hari sesuai dengan olahraga
Cukup dan kegiatan yang disukai
Hasil 2. Diarahkan mengikuti klub
Kebugaran olahraga atau atlet olahraga
1. Motivasi untuk Aktivitas
fisik 30-60 menit setiap hari
(ditingkatkan bertahap.
2. Analisis catatan kebiasaan
aktivitas fisik dan riwayat
penyakit.
Kurang/Kurang 1. Motivasi untuk Aktivitas
Sekali fisik 30-60 menit setiap hari
(ditingkatkan bertahap.
2. Cek hasil penjaringan
kesehatan apakah ada masalah
kesehatan.
3. Analisis catatan kebiasaan
aktivitas fisik dan riwayat
penyakit
PANDUAN PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI BAGI PESERTA DIDIK MELALUI UKS/M
34
Hasil pengukuran kebugaran jasmani peserta
didik dicatat dalam buku rapor kesehatanku dan
dilaporkan dalam formulir rekap di bab 4.
PANDUAN PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI BAGI PESERTA DIDIK MELALUI UKS/M
35
PANDUAN PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI BAGI PESERTA DIDIK MELALUI UKS/M
36
03B a b
PELAKSANAAN PENGUKURAN
KEBUGARAN JASMANI BAGI
PESERTA DIDIK MELALUI USAHA
KESEHATAN SEKOLAH
PANDUAN PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI BAGI PESERTA DIDIK MELALUI UKS/M
37
Pembinaan yang dilakukan oleh Puskesmas terhadap petugas dan pelaksana
Usaha Kesehatan Sekolah dalam pelaksanaan pengukuran kebugaran jasmani
bagi peserta didik dilakukan melalui tahapan manajemen pelaksanaan mulai
dari perencanaan, pelaksanaan hingga pengawasan.
A. Perencanaan
Perencanaan disusun untuk kebutuhan satu tahun agar Puskesmas mampu
melaksanakannya secara efisien, efektif dan dapat dipertanggungjawabkan.
Perencanaan yang disusun oleh Puskesmas merupakan rangkaian kegiatan
yang dilaksanakan secara sistematik untuk menghasilkan luaran Puskesmas
secara efektif dan efisien.
Tahapan perencanaan Tingkat Puskesmas disusun melalui 4 tahap yaitu:
1. Tahap persiapan (identifikasi masalah dan analisis situasi)
Identifikasi masalah dilakukan berdasarkan ada tidaknya masalah, kebutuhan
dan minat peserta didik di sekolah yang melibatkan warga sekolah
(guru, peserta didik, dan orang tua). Identifikasi masalah dapat dilakukan
berdasarkan masalah kesehatan siswa atau berdasarkan hasil Penjaringan
Peserta Didik atau hasil CERDIK di sekolah.
Analisis situasi bisa dilakukan dalam bentuk workshop di kalangan penentu
kebijakan tingkat sekolah dalam rangka menyusun plan of action program
aktivitas fisik di sekolah.
2. Tahap penyusunan Rencana Usulan Kegiatan
Langkah puskesmas bersama sekolah dalam menyusun usulan kegiatan
kesehatan olahraga dilakukan dengan menetapkan :
a. Kegiatan
b. Tujuan
c. Sasaran
d. Besar/volume kegiatan
e. Waktu
f. Lokasi
g. Perkiraan kebutuhan biaya
Rencana kegiatan kesehatan olahraga disusun dalam bentuk matriks.
3. Tahap penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan
PANDUAN PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI BAGI PESERTA DIDIK MELALUI UKS/M
38
B. Pelaksanaan
Penyelenggaraan kegiatan pokok Usaha Kesehatan Sekolah dilaksanakan
melalui Trias UKS yang meliputi: Pendidikan Kesehatan, Pelayanan Kesehatan
dan Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat. Dalam kaitannya dengan
penyelenggaraan kebugaran jasmani di sekolah melalui Usaha Kesehatan
Sekolah, maka kegiatan pokok dilakukan melalui pendekatan Trias UKS berikut:
1. Pendidikan Kesehatan Olahraga Kegiatan pendidikan kesehatan olahraga
merupakan bagian dari upaya promotif dan preventif di sekolah. Kegiatan
dilakukan dengan cara:
a. Memberikan pengetahuan bagi kepala sekolah, guru UKS, peserta didik
dan orang tua tentang latihan fisik/olahraga yang baik, benar, terukur, dan
teratur untuk diterapkan pada peserta didik, termasuk pencegahan dan
penanganan cedera olahraga secara sederhana.
b. Kegiatan praktek aktivitas fisik, latihan fisik/olahraga di sekolah.
1) Usia SD diberikan dengan latihan pola gerak dasar (lari, lompat,
loncat dan lempar) serta senam kebugaran jasmani secara baik,
benar, terukur, dan teratur untuk meningkatkan kebugaran jasmani
serta mencegah terjadinya gangguan tumbuh kembang anak akibat
latihan fisik/latihan beban yang berlebihan.
12
3
PANDUAN PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI BAGI PESERTA DIDIK MELALUI UKS/M
39
2) Usia SMP mulai ditambahkan praktik teknik dasar olahraga permainan/
prestasi dan diberikan secara berjenjang dan bertahap (sesuai dengan
tingkat pendidikan dan pada kelas yang berbeda).
3) Usia SMA selain kegiatan dasar untuk meningkatkan kebugaran
jasmani, juga dengan kegiatan peningkatan keterampilan dari berbagai
cabang olahraga prestasi.
Pendidikan kesehatan olahraga di sekolah
bagi peserta didik meliputi kegiatan aktivitas
fisik, kemampuan gerak dasar, latihan fisik dan
olahraga yang baik, benar, terukur, dan teratur,
dan kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah.
c. Dialog interaktif dirancang agar peserta didik dapat memahami arti dan
makna pola hidup aktif terkait dengan peningkatan derajat kesehatan.
d. Petugas Puskesmas menginformasikan sarana dan prasarana olahraga
yang aman, tidak menimbulkan cedera, misalnya lapangan tidak berpasir
atau licin, pencahayaan dan ventilasi udara yang cukup pada lapangan
indoor, dll.
2. Pelayanan Kesehatan Olahraga
Pelayanan kesehatan olahraga dilaksanakan dalam bentuk :
• Praktek penanganan cedera olahraga akut secara sederhana dengan
metode RICE (Rest, Ice, Compression, Elevation).
REST, yaitu mengistirahatkan anggota tubuh yang terkena cedera
agar tidak menambah luas cedera tersebut
ICE, yaitu memberi kompres dingin pada bagian tubuh yang terkena
cedera dengantujuan untuk mengurangi rasa sakit dan dingin akan
membantu menghentikan pendarahan.
COMPRESSION, yaitu memberikan balutan tekan pada anggota
tubuh yang cedera dengan tujuan untuk mengurangi pembengkakan.
ELEVATION, yaitu meninggikan anggota tubuh yang cedera untuk
mengurangi pembengkakan.
PANDUAN PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI BAGI PESERTA DIDIK MELALUI UKS/M
40
NN NREST
R.I.C.E.
ICE
COMPRESSION
ELEVATION
• Konseling latihan fisik spesifik bagi peserta didik dengan masalah
fisik, seperti latihan khusus obesitas, konseling gizi, dll.
3. Pembinaan Lingkungan Sekolah
Pembinaan lingkungan sekolah berupa adanya sarana dan prasarana untuk
beraktivitas fisik/latihan fisik/olahraga yang sehat dan aman bagi peserta
didik.
Berbagai bentuk aktivitas fisik yang dirancang bagi masyarakat sekolah
tanpa mengganggu aktivitas belajar mengajar di sekolah, yaitu:
a. Kegiatan harian di sekolah
1) Gerak ringan/peregangan/senam ringan sebelum masuk kelas (5-10
menit).
SEKOLAH
PANDUAN PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI BAGI PESERTA DIDIK MELALUI UKS/M
41
2) Gerak ringan/peregangan di antara jam pelajaran untuk mengurangi
rasa jenuh dan mengantuk.
KELAS IV
3) Optimalisasi waktu luang pada waktu istirahat melalui kegiatan-
kegiatan rekreatif yang merangsang aktivitas fisik dan kegembiraan
anak-anak. Terdiri dari:
- Permainan khas daerah
- Olahraga tradisional
- Rekreasi pendidikan
- Kesenian (musik, tari dan lain-lain)
PANDUAN PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI BAGI PESERTA DIDIK MELALUI UKS/M
42
4) Gerakan lingkungan bersih seperti:
- membersihkan kelas dan lingkungan sekolah
- membersihkan sarana belajar-mengajar
- mengelola kebun sekolah/penghijauan halaman sekolah
- mengadakan lomba kebersihan, permainan rekreatif, dan olahraga
KELAS VII
b. Kegiatan olahraga permainan atau olahraga bela diri sebagai kegiatan
ekstrakurikuler di lingkungan sekolah (bagi siswa SMP dan SMA) mulai
dari pemanduan bakat (talent scouting) sampai dengan pembinaan
kesehatan fisiknya.
PANDUAN PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI BAGI PESERTA DIDIK MELALUI UKS/M
43
c. Penugasan di luar lingkungan sekolah: peserta didik diberi tugas
mencatat semua aktivitas fisik yang dilakukan sehari-hari sepulang
sekolah, ke dalam buku catatan aktivitas harian (lampiran 4).
Catatan:
SMP dan SMA: Pembinaan kesehatan
olahraga bagi peserta didik yang berbakat di
bidang olahraga prestasi
C. Pengawasan
Manajemen perencanaan yang telah ditetapkan sebagai Rencana
Pelaksanaan Kegiatan, perlu dilakukan pengawasan dan pengendalian agar
target output dari setiap kegiatan dapat dicapai secara optimal. Hal-hal yang
menjadi faktor penghambat pencapaian target output yang ditemukan pada
proses pengawasan dan pengendalian, dapat segera diatasi melalui penyesuaian
perencanaan selanjutnya. Selain melalui forum lokakarya mini, pelaksanaan
pengawasan dapat dilaksanakan melalui kegiatan monitoring rutin terhadap
hasil pengukuran kebugaran jasmani peserta didik.
Terdapat tiga langkah penting dalam proses pengawasan pengukuran
kebugaran jasmani peserta didik melalui program UKS oleh Puskesmas:
1. Melakukan evaluasi absensi kehadiran/prestasi siswa dibandingkan dengan
hasil pembinaan kebugaran jasmani.
2. Membandingkan hasil pengukuran kebugaran jasmani di akhir tahun ajaran
dengan pengukuran pada awal tahun ajaran.
3. Menetapkan langkah-langkah intervensi pada siswa dengan masalah
kesehatan (berat badan berlebih dan atau kegemukan atau siswa yang
tingkat kebugarannya kurang/kurang sekali.
PANDUAN PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI BAGI PESERTA DIDIK MELALUI UKS/M
44
PENGAWASAN
1.
2.
3.
Pengawasan yang dilakukan mencakup aspek administratif, sumber daya,
pencapaian kinerja kegiatan, dan teknis pelayanan. Apabila ditemukan adanya
ketidaksesuaian baik terhadap rencana, standar, peraturan perundangan maupun
berbagai kewajiban yang berlaku perlu dilakukan pembinaan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Pengawasan dilakukan melalui kegiatan supervisi
yang dapat dilakukan secara terjadwal atau sewaktu-waktu dan juga melalui
pencatatan dan pelaporan rutin. Instrumen monitoring kegiatan pembinaan
kebugaran jasmani bagi peserta didik dapat dilihat dalam lampiran 4.
D. Peran Stakeholer Pembinaan kebugaran JasmaniAnak Sekolah
No Kegiatan Sekolah
Perencanaan
1 Persiapan vv
2 Penyusunan RUK v
3 Penyusunan RPK v
Pelaksanaan
4 Orientasi Kebugaran jasmani anak sekolah v v
5 Praktik aktivitas fisik di sekolah v
6 Pelayanan kesehatan olahraga v
7 Pembinaan lingkungan sekolah v
Pengawasan
8 Evaluasi absen siswa dengan hasil kebugaran v v
jasmani
9 Monitoring hasil pengukuran kebugaran v
jasmani
10 Langkah-langkah intervensi pada siswa dengan v
masalah kesehatan (obesitas dan kebugaran
kurang/kurang sekali.
PANDUAN PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI BAGI PESERTA DIDIK MELALUI UKS/M
45
PANDUAN PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI BAGI PESERTA DIDIK MELALUI UKS/M
46
04B a b
INDIKATOR KEBERHASILAN,
PEMANTAUAN DAN EVALUASI,
SERTA PENCATATAN DAN
PELAPORAN
PANDUAN PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI BAGI PESERTA DIDIK MELALUI UKS/M
47
A. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan merupakan suatu petunjuk untuk membatasi fokus
perhatian penilaian program. Indikator keberhasilan pelaksanaan aktivitas fisik
dan latihan fisik bagi anak peserta didik dinilai berdasarkan tujuan yang telah
ditetapkan. Pemilihan dan target indikator dapat disesuaikan dengan kebutuhan
dan kemampuan penyelenggaraan kegiatan.
Indikator dibagi menjadi indikator input, proses, output, dan outcome.
1. Indikator Input
a. Kebijakan sekolah dalam pelaksanaan pembinaan kebugaran jasmani
bagi peserta didik
b. Ketersediaan petugas UKS di Puskesmas
c. Ketersediaan petugas UKS di sekolah
d. Ketersediaan guru pendidikan jasmani di sekolah
e. Ketersediaan sarana prasarana di sekolah
f. Ketersediaan dana/anggaran
g. Kelompok olahraga di sekolah
h. Tersedianya buku rapor kesehatanku (ada kolom hasil kebugaran jasmani).
2. Indikator Proses
a. Adanya kegiatan pembinaan kesehatan olahraga dari Puskesmas
b. Adanya kegiatan gerak ringan sebelum masuk kelas
c. Adanya kegiatan peregangan di antara jam belajar
d. Adanya kegiatan senam
e. Adanya kegiatan pengukuran kebugaran jasmani
3. Indikator Output
Cakupan/persentase peserta didik yang diukur kebugaran jasmani
(perbandingan antara jumlah peserta didik yang diukur dengan jumlah
peserta didik pada kelas yang sesuai).
4. Indikator Outcome
a. Persentase peningkatan kebugaran jasmani anak sekolah.
b. Menurunnya angka ketidakhadiran peserta didik karena sakit.
B. Pemantauan Dan Evaluasi
Pemantauan pembinaan kebugaran jasmani:
Pemantauan dilakukan dalam bentuk :
- Partisipasi aktif peserta didik selama melakukan aktivitas fisik dan latihan
fisik di sekolah.
- Alat pemantauan dapat berupa kartu absensi yang diisi oleh guru pendidikan
jasmani atau guru kelas dan kartu individu untuk mencatat pencapaian dan
perkembangan hasil kegiatan peserta didik. yaitu kartu menuju bugar anak
sekolah.
PANDUAN PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI BAGI PESERTA DIDIK MELALUI UKS/M
48
C. Pencatatan Dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan pembinaan kebugaran jasmani merupakan
bagian dari pencatatan “Penjaringan Kesehatan Peserta Didik”. Pencatatan hasil
pengukuran kebugaran jasmani sebagai bagian dari screening kesehatan pada
awal tahun ajaran dapat diisikan pada bab VII (Penjaringan Kesehatan Anak
Sekolah Dasar) dan bab VIII (Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah Lanjutan)
tentang Kebugaran Jasmani dalam bentuk baterei tes (5 item tes) atau hanya 1
item tes saja (lari jarak sedang). Selain itu pencatatan dapat dilakukan di kartu
menuju bugar anak sekolah.
Pelaporan oleh puskesmas dilakukan dengan merekap data hasil penjaringan
dan diserahkan ke dinas kesehatan kabupaten/kota untuk dianalisa dan mendapat
gambaran kondisi kebugaran jasmani peserta didik di wilayah kerjanya yang
dapat digunakan dalam menyusun perencanaan upaya kesehatan olahraga di
sekolah. Format rekap seperti terlampir dibawah ini:
PANDUAN PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI BAGI PESERTA DIDIK MELALUI UKS/M
49
REKAP PENGUKURAN KEBUGARAN JASMANI PESERTA DIDIK
Nama sekolah : . . . . . . . . . . . .
Alamat : ............
Kelas :............
Nama Baterei Test Single Test
No
Baik Sedang Kurang Kurang Baik Sedang Kurang Kurang
Peserta didik sekali sekali
Baik Baik
sekali
sekali
Jumlah orang Mengetahui,
Puskesmas..................
………….. , …………….
Kepala Sekolah/Guru …………
( ………………. ) ( ………………. )
PANDUAN PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI BAGI PESERTA DIDIK MELALUI UKS/M
50