The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Tugas akhir Mata Kuliah Inovasi Teknologi prodi Pendidikan Teknik Mesin 2023 Kelas B (BUKU 1)

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by 2_Rifda Putri, 2023-12-31 02:16:59

SMART DESIGN AND INNOVATION

Tugas akhir Mata Kuliah Inovasi Teknologi prodi Pendidikan Teknik Mesin 2023 Kelas B (BUKU 1)

Keywords: SMART DESIGN AND INNOVATION

101 Gambar 42. Cara Kerja Printer Tiga Dimensi (3DP) (Sumber: http://winspunakawan.blogspot.co.uk/2011/07/rapid-prototypingmanufacturing.html) 4. Selective Laser Sintering (SLS) Seperti terlihat pada Gambar 43., cara kerja SLS mirip dengan printer tiga dimensi, hanya pada SLS digunakan laser untuk merekatkan material serbuk pada platform. Gambar 43. Cara Kerja Selective Laser Sintering (SLS) (Sumber: http://winspunakawan.blogspot.co.uk/2011/07/rapid-prototypingmanufacturing.html) 5. Laminated Object Manufacture (LOM) Cara kerja LOM menggunakan material berupa kertas khusus yang digerakkan melewati sebuah platform. Sinar laser ditembakkan menurut bentuk layer, memotong kertas pada platform. Platform akan bergerak turun dan material baru dilewatkan di atas layer yang telah terbentuk, dan proses diulangi lagi sampai semua layer selesai dikerjakan. Sebuah roller pemanas (heated roller) memanaskan layer yang telah terbentuk agar menyatu dengan layer di bawahnya.


102 Gambar 44. Laminated Object Manufacture (LOM) (Sumber: http://winspunakawan.blogspot.co.uk/2011/07/rapid-prototypingmanufacturing.html) 3.3 Integrasi Hardware dan Jaringan Integrasi dan jaringan antar akomponen dan lingkungan dari suatu sistem memastikan keberhasilan dari instalansi CAD / CAM. LAN ( Local Area Networks ) adalah komunikasi teknologi utama yang dapat digunakan. Sebuah LAN adalah suatu sistem komunikasi data yang mengijinkan macam-macam tipe dari alat digital untuk saling berbicara melalui media transmisi yang lazim. LAN yang murah dan performasi yang rendah menggunakan sepasangkabel yang dililitkan. Untuk komunikasi dengan kecepatan yang lebih tinggi menggunakan kabel koaksial yang dilindungi dan hubungan fibre optik. Performasi LAN secara langsung berhubungan dengan efisiensi dan kemudahan penggunaan dari sistem operasi yang berhubungan, kecepatan komunikasi dan protocol komunikasi yang didukungnya. Standar kecepatan 300, 1200, 4800, 9600, 15600 , 56000 , 128000 baud ( 1 baud = 1 byte / detik ).1000 baud sama dengan 1 kbps. Protokol adalah format sederhana atau bahasa yang digunakan oleh jaringan untuk mentransmisikan informasi yang diharapkan melalui kabel jalur jaringan. Protokol yang paling popular TCP / IP yang didukung oleh bermacam-macam sistem operasi Unix, VMS, MS DOS dll. Jaringan komputer menurut protokol (a) IPX/SPX (Internet Packet Exchange/Sequenced Packet Exchange), dariNovell b) NetBEUI (NetBios Enhanced User Interface), dari Microsoft


103 c)TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol), dari UNIX, merupakan protokol dasar internet Jaringan komputer menurut terminologi 1. Local Area Network (LAN), yang menghubung kan komputer-komputer dalam satu area yang terbatas( LAN+TCP /IP : Internet) 2. b) Wide Area Network (WAN), yang menghubungkan komputer-komputer dalam area yang lebih luas. (Hanyabisadiaksesdaricabang yang bersangkutan) Empat jenis konfigurasi LAN yang paling popular 1. Star LAN. 2. Ring LAN. 3. BUS LAN 4. MESH LAN Gambar 45. Konfigurasi LAN (Sumber: modul3 Komponen Pendukung CADCAMCAE Hardware2.ppt) 3.3.1 Desain Global Penggunaan perangkat IT ( Information Technology) Agar memungkinkan untuk melakukan kolaborasi perancangan produk secara serempak, lintas ruang dan waktu Desain Global meliputi kerja tim, kolaborasi perancangan, pengembangan produk menggunakan media Internet and konferensi CAD. Konferensi CAD menggunakan media Internet untuk berkomunikasi membuat perancangan produk dan perencanaan produksi.


40 104 Gambar 46. Diagram Desainn Global (Sumber: modul3 Komponen Pendukung CADCAMCAE Hardware2.ppt) Net Working In Manufacturing Company 1. Master production scheduling and planning 2. Pay roll and human resources management 3. Purchasing and receiving 4. Order entry and invoicing 5. Shop management 6. Warehouse management 7. Tool crib management 8. Time keeping 9. Quality control 10. Shipping 11. Materials handling 12. Inventory control 13. Processing operations 14. Marketing CommonAccess Depository and Communication Server Design Center 8 Design Center 4 Design Center 2 Design Center 7 Design Center 6 Design Center 5 Design Center 1 Design Center 3


10 105 3.3.2 Telemanufacturing Telemanufacturing adalah sebuah infrastruktur yang memungkinkan perusahaan menggunakan layanan yang tersedia lewat jaringan komunikasi dan melalui information superhighway untuk melakukan operasi dan proses yang dibutuhkan secara efisien dan fleksibel untuk merancang dan memproduksi barang-barang secara real-time (Abdel-Malek, 1998). Telemanufacturing melibatkan penggunaan perangkatmanufaktur and prototyping melalui Internet. Beberapa aktivitas telemanufacturing termasuk remote control dari fasilitas manufaktur melalui Internet. Tujuan Telemanufacturing adalah untuk membuat produk dengan volume yang rendah memungkinkan untuk suatu komunitas melalui Rapid Prototyping (RP) dan akses universal yang disediakan oleh GII (Global Information Infrastructure ). Gambar 47. Telemanufacturing (Sumber: modul3 Komponen Pendukung CADCAMCAE Hardware2.ppt) Manufactured in Korea (8.00am~5.00pm) RP in USA (9.00am~5.00pm) Design in Singapore (8.00am~5.00pm)


10 106 Gambar 48. Skema Peralatan Telemanufacturing (Sumber: modul3 Komponen Pendukung CADCAMCAE Hardware2.ppt) 3.3.3 Kriteria Evaluasi CAD/ CAM System Pertimbangan Sistem. 1.1. Hardware Arsitektur hardware yang terbuka dan dapat diekspansi. Menunjang kebutuhanjaringan selanjutnya. 1.2. Software. Tiga faktor yang berkontribusi pada software. 1. Tipe OS dimana software dijalankan. 2. Tipe dari interface pemakai (syntax) 3. Kualitas dari dokumentasinya. 1.3. Maintenance. 1.4. FasilitasPendukung dan Service dari Penjual. 1. Training. 2. Technical support. 3. Bidang service. Kemampuan Pemodelan Geometrik 2.1. Teknik Penggambaran (Representatif Technique) Modul Pemodelan Geometrik adalah jantung CAD/CAM. dari 2.2. Sistem Koordinat dan Input.


10 107 Working coordinat system (WCS) Koordinat input :Cartesian ( x , y , z ), Kemampuan Pemodelan Geometrik Sylindical (r, , z), Spherical ( , Ø, z ) 2.3. Entiti-entiti Pemodelan. Kriteria : 1. mudah di bangun ( generate ) mudah diverifikasi / diperiksa. 2. mudah untuk di edit. 2.4. Pengeditan Pemodelan dan pemanipulasian. 1.Fungsi pengeditan : intersection, trimming, projection. 2.Pemanipulasian : translation, rotation, copy, mirror, offset, scaling, changing attribute. 2.5. Pendukung Standar Grafis. Jika pemodelan geometri akan di transfer dari suatu sistem ke sistem yang lain, kedua system harus dilengkapi dengan standar perubahan. Dokumentasi desain. Kemampuan dalampembuatan Drawing / gambar kerja dari pemodelan geometrik. Aplikasi 4.1. Assembling atau penggabungan model. Kemampuan membangun gambar assembling dari model. 4.2. Aplikasi Design. Kemampuan untuk menggunakan ; Perhitungan sifat-sifat massa, analisis, toleransi, FEA, Injection Model Analisis, Simulasi dan Analisis dari mekanisme. 4.3. Aplikasi Manufaktur. Kemampuan berintegrasi dengan : NC Part Programing Mesin Rapid Prototyping/Manufacturing Robot Simulation.


10 108 4.4. Bahasa Pendukung Pemrograman. Syntax 3.4 KESIMPULAN Penggunaan CAD/CAM sangat mempermudah pengguna dan antar pengguna dalam malakukan penyampaian data dan pembuatan produk secara skala besar, sedangkan dalam manufaktur konvensional membutuhkan waktu yang relatif lebih banyak yang menjadi kerugian dalam sistem produksi. Untuk menanggapi industri manufaktur maupun jasa menghadap tantangan dan persaingan yang sangat besar, siklus hidup produk yang semakin pendek, produk yang makin bervariasi dan terkustomisasi, pesaing yang semakin kompetitif, regulasi yang semakin ketat dan operasi yang yang mencakup berbagai negara membuat kebutuhan akan sebuah sistem yang mampu mengelola timbunan data dari setiap tahap pembuatan produk maupun aplikasi-aplikasi pendukung menjadi sangat mendesak. Hardware merupakan komponen utama selain software dan brainware dalam suatu teknologi CAD/CAM. Pemilihan hardware harus didasarkan pada kebutuhan dan kriteria lainnya, agar hardware dapat menjalankan dan mengembangkan teknologi CAD/CAM. Perkembangan hardware tentu saja mengikuti perkembangan kebutuhan agar pengguna dapat dipermudah dalam mengoperasikan dan mendapatkan hasil yang lebih akurat, cepat, dan keterulangan tinggi.


10910 BAB IV KONSEP DASAR GREEN DESIGN A. Prinsip Desain Ramah Lingkungan Ada beberapa prinsip umum yang terdapat dalam standart green design ialah; 1. Low-impact material, prinsip ini memiliki manfaat bahan non toxix dan produksi nya ramah lingkungan, kita hanya memerlukan edikit energi untuk proses pembuatannya. 2. Kualitas dan ketahanan, dalam prinsip ini produk yang berkualitas baik memiliki umur atau waktu pakai yang panjang karena produk tersebut dapat bertahan lama meskipun minim perawatan. 3. Efesiensi energi, membuat produk dengan membutuhkan sumber energi yang sedikit. 4. Reuse, reduce and recycle, produk yang kita buat harus mempertimbangkan pemanfaatannya secara berkelanjutan hingga masa terakhir 5. Kesehatan, Produk yang kita buat tidak berbahaya bagi makhluk hidup sekitar serta lingkungan tempat tinggalnya, seperti limbah non organik yang tidak bisa dihancurkan dengan sendirinya limbah ini harus didaur ulang oleh proses 3R (reduce, reuse, recycle). Green design merupakan konsep untuk memperkenalkan metode perancangan yang ramah lingkungan. Penerapan konsep green design memperhatikan penerapan desain yang lebih ramah terhadap lingkungan sekitar. Green design juga memperhatikan penggunaan sumber daya dan air agar lebih efisien.


11010 Sustainable design, sementara itu, memperhatikan lebih banyak unsur, tidak sekadar aspek lingkungan, dan bersifat lebih menyeluruh ke beberapa aspek, meskipun memang unsur-unsur green design juga diterapkan di sini. Perbedaan antara green design dan sustainable design adalah sustainable design memperhatikan lebih banyak unsur dan bersifat lebih menyeluruh ke beberapa aspek, meskipun memang unsur-unsur green design juga diterapkan di sini. Implementasi green design dengan konsep nature pada perancangan interior mencakup tatanan layout, warna alami, bentuk perabot dan elemen interior yang beragam, material ramah lingkungan, efisiensi energi, dan tanaman. Seperti gobal warming yang merupakan suatu bentuk fenomena yang diakibatkan dari permasalahan yang ada pada saat ini hingga timbulnya green design sebagai suatu jawaban untuk menanggulangi permasalahan yang ada pada lingkungan dan kesehatan pada manusia Perancangan ini merupakan aspek aspek dari green design dengan berbagai fasilitas dengan menerapkan konsep natureyang yang memiliki karakter kemurnian dan kedinamisan. Aspek green design dengan konsep narture diterapkan pada tatanan warna dan bentuk yang alami B. Manfaat Green Design Manfaat dari green design meliputi hal berikut 1. Meningkatkan kualitas hidup. 2. Menghemat sumber daya air. 3. Mengurangi biaya operasional dan pemeliharaan. 4. Hemat dalam penggunaan energi. 5. Menekan emisi karbon. 6. Efektif dalam mengurangi produksi limbah. 7. Pengefektifan lahan. Selain dari itu, Green design juga membantu dalam mencari solusi atas ancaman lingkungan, membuat bangunan yang hemat energi, dan ramah lingkungan[. Konsep arsitektur hijau juga dianggap sebagai solusi untuk mengurangi emisi dan menjadi perhatian pemerintah dalam mengurangi dampak buruk yang terjadi pada lingkungan.


11110 BAHAN DAN MATERIAL RAMAH LINGKUNGAN A. Pemilihan Bahan Pemilihan bahan dalam green design melibatkan penggunaan material daur ulang dan bahan ramah lingkungan. Beberapa cara untuk menerapkan green design dalam pemilihan bahan adalah: 1. Menggunakan Material Daur Ulang: Green design dapat memaksimalkan efisiensi energi dengan menggunakan material daur ulang, seperti penggunaan dry leaf board atau penggunaan bahan dari barang bekas, seperti plastik kresek. 2. Pemilihan Material Ramah Lingkungan: Pemilihan material yang ramah lingkungan juga merupakan bagian penting dari green design. Hal ini dapat mencakup penggunaan material non-toxic dan diproduksi secara ramah lingkungan. Pemilihan bahan dalam green design juga dapat mencakup penggunaan sumber energi terbarukan, seperti panel surya, serta pengelolaan air dan sampah yang mandiri. Dengan demikian, pemilihan bahan dalam green design bertujuan untuk meminimalkan dampak lingkungan dari proses produksi hingga produk akhirnya. B. Material Daur Ulang Material daur ulang merupakan bagian penting dari green design, yang bertujuan untuk meminimalkan dampak lingkungan dari proses produksi hingga produk akhirnya. Beberapa contoh penerapan material daur ulang dalam green design termasuk penggunaan dry leaf board, plastik daur ulang, dan barang bekas yang diubah menjadi produk baru. Penggunaan material daur ulang dapat membantu mengurangi limbah dan memiliki banyak manfaat lainnya, seperti meningkatkan kualitas hidup, menghemat sumber daya air, mengurangi biaya operasional, serta mengurangi emisi karbon. Dengan demikian, pemilihan material daur ulang merupakan salah satu aspek penting dalam menerapkan green design. C. Penggunaan Bahan Lokal Penggunaan bahan lokal dalam green design memiliki manfaat yang signifikan, termasuk mendukung kesehatan tubuh dan lingkungan, perekonomian lokal, serta mengurangi emisi karbon. Dalam konteks arsitektur hijau, penggunaan bahan lokal dapat membantu menciptakan desain yang ramah lingkungan, alami, serta berkelanjutan. Selain itu, penggunaan tanaman yang telah dibudidayakan secara lokal dalam skala provinsi juga merupakan bagian dari upaya untuk menciptakan bangunan yang lebih ramah lingkungan. Dengan demikian, penggunaan bahan lokal merupakan aspek penting dalam menerapkan green design, yang tidak hanya memberikan manfaat bagi lingkungan, tetapi juga bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat lokal.


11210 EFESIENSI ENERGI A. Desain Energi Efisien Desain Energi Efisien merupakan suatu teknologi yang membutuhkan sedikit energi untuk menghasilkan fungsi atau manfaat, sebagai contoh suatu bangunan yang melakukan opersai yang dapat diartikan bangunan tersebut mengkonsumsi energi secara tidak efisien, hal ini lah yang perlu dipertimbangkan selama tahap desain efisiensi energi, konsumsi energi yang efisien pada suatu bangunan merupakan salah satu cara untuk mengurangi dampak buruk pada iklim dan lingkungan yang mengakibatkan kesehatan, selain itu hal ini dapat menghemat pengeluaran kebutuhan rumah tangga serta mengurangi gas emisi. 1. Desain Bangunan Pasif Hampir Tanpa Energi Desain bangunan pasif yang hampir tanpa energi melibatkan adopsi semua strategi pasif surya pada tahap desain sebelum konstruksi aktual dimulai. Misalnya, pemanasan/pendinginan matahari pasif, membangun siang hari, dan penyediaan untuk pemanenan air hujan. 2. Pemanfaatan Bahan Bangunan Hemat Energi Penggunaan bahan energi berwujud rendah untuk konstruksi bangunan penting untuk mengurangi dampak pemanasan global dan membuat bangunan hemat energi. Energi yang terkandung adalah energi yang digunakan oleh semua proses yang terkait dengan penambangan, manufaktur, pengangkutan, dan pemberian bahan konstruksi. 3. Penggunaan Peralatan Hemat Energi Penggunaan peralatan hemat energi di gedung yang membutuhkan energi serendah mungkin, seperti lampu LED, kipas angin, AC, dan lain sebagainya sebagai pertimbangan. Selain itu, menggunakan mekanisme kontrol pencahayaan meningkatkan efisiensi energi karena secara otomatis mematikan lampu dan menghilangkan pemborosan energi. 4. Integrasi Teknologi Energi Terbarukan dalam Berbagai Aplikasi Mengintegrasikan teknologi energi terbarukan di dalam gedung adalah cara lain untuk mengurangi konsumsi energi dan mengurangi jejak karbon. Pemanas air tenaga surya, turbin angin kecil untuk menghasilkan listrik, pembangkit listrik fotovoltaik surya adalah contoh teknologi energi terbarukan yang dipasang di sebuah gedung untuk mengurangi konsumsi energi operasional. Sumber energi terbarukan lainnya seperti pembangkit listrik tenaga air, biomassa, dan biofuel juga dapat digunakan. Atap dan fasad bangunan cocok untuk penempatan kolektor termal surya dan panel fotovoltaik. B. Penggunaa Teknologi Terbarukan Untuk membantu perkembangan pada pemanfaatan energi terbarukan dan meningkatkan efisiensi pemakaian energi di negara kita, diperlukan adanya kebijakan energi sebagai acuan kita pada perkembangan energi terbarukan dan untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan. Energi terbarukan adalah energi yang ramah lingkungan, dalam hal ini para petinggi di Indonesia harus mengembangkan sebuah energi politik baru seperti melakukan investasi dibidang politik baru, melakukan investasi di bidang energi terbarukan dapat dikatakan cukup mahal oleh sebab itu kita harus menggunakan material lokal untuk


11310 menunjang program tersebut. Perkembangan energi terbarukan di dunia pada tahun terakhir memiliki kemajuan yang cukup signifikan, negara Jerman dan China adalah negara adalah yang telah melakukan investasi energi terbarukan secara besar besaran. C. Manajemen Konsumsi Energi Manajemen Konsumsi Energi dapat diartikan suatu program yang telah direncanakan dan dilakukan secara sistematis sebagai cara untuk memanfaatkan energi secara efektif dan efisien dengan melakukan perencanaan, pencatatan, pengawasan, dan evaluasi secara kontinu tanpa adanya pengurangan kualitas produksi. Manajemen konsumsi energi memudahkan konsumen untuk mendapatkan akses terhadap energi sesuai dengan apa yang mereka butuhkan. Manajemen energi sangat penting untuk di integrasikan ke dalam struktur organisasi sebuah company agar hal ini dapat diimplementasikan, disarankan untuk membentuk unit oragnisasi yang terpisah dalam suatu perusahaan yang konsumsi energinya cukup besar. PENGELOLAAN AIR A. Penghematan Air Pengumpulan air hujan, menggunakan sistem pengumpulan air hujan untuk mengurangi penggunaan air bersih dan mengurangi beban pada sistem pemantauan lingkungan. Pengelolaan air bersih dan hujan, memperhatikan lahan sebelum membangun, memahami detail engineering design, dan menghitung kondisi hidrologi serta informasi tentang sistem pengelolaan air. Penggunaan air limbah, mengolah dan menggunakan air limbah (grey water dan black water) untuk keperluan non-potable setelah melalui proses pengolahan yang sesuai. Pengurangan penggunaan air, mengurangi penggunaan konsumsi air dengan menggunakan teknologi hemat air, seperti shower bertekanan rendah, kran otomatis, dan toilet dengan sistem flush hemat air. B. Sistem Pemanfaatan Kembali Air Sistem pemanfaatan kembali air (reuse water), menggunakan air yang telah digunakan sebelumnya untuk keberbagai keperluan, seperti irigasi tanaman dan keberlanjutan. Pemanfaatan air konden (condensate), Menggunakan air kondensat dari sistem pendingin udara untuk keberadaan air tanaman dan keberlanjutan. C. Desain Lanskap Ramah Lingkungan Menggunakan ventilasi alami Menggunakan ventilasi alami seperti tidak memberikan AC, ventilasi alami atau mekanik pada ruang lavatory, tangga darurat koridor, dan lobby. Energi terbarukan Mendorong pemakaian sumber energi baru dan terbarukan, seperti 0,5% daya listrik yang dikonsumsi gedung dapat dipenuhi oleh energi terbarukan. Dengan memahami dan menerapkan


11410 aspek-aspek di atas, Anda dapat menciptakan lingkungan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan melalui pengelolaan air dan desain lanskap ramah lingkungan dalam green design. KUALITAS UDARA DAN AIR A. Sistem Ventilasi Yang Sehat Sistem ventilasi merupakan tempat pertukaran udara dari luar ke dalam maupun sebaliknya yang berfungsi untuk mengontrol udara dengan mengganti udara didalam ruangan dengan udara yang lebih sehat, karena pada sistem ini mengeluarkan polutan yang mengendap dalam ruangan dan menggantinya dengan udara yang sehat untuk kita bernafas. Secara umum terdapat tiga jenis ventilasi yang biasa digunakan pada suatu bangunan diantaranya; a. Ventilasi Alami Sistem ventilasi alami wajib ada pada setiap gedung atau bangunan biasanya berupa jendela yang dapat dibuka atau ditutup, celah udara juga sering ditemukan biasanya terdapat dibagian atas pintu tiap bangunan celah udara ini berfungsi untuk mendorong udara yang ada pada dalam ruangnan dan mengganti udara yang bersih masuk ke dalam bangunan, selain itu ventilasi alami juga dapat berupa cerobong yang berputar yang letak nya ada pada atap atap bangunan, penggunaan ventilasi cerobong ini dapat dikatakan lebih maksimal karena di bantu oleh bantuan angin. b. Ventilasi Mesin Sistem ventilasi mesin merupakan sistem ventilasi yang dibantu oleh mesin yang berputar, jika dirasa penggunaan ventilasi alami kurang maksimal, bisa digunakan ventilasi mesin yang bertujuan mempercepat pertukaran udara yang ada pada suatu bangunan, ventilasi mesin diantaranya berupa, kipas angin, air conditioner, dan Exhaust. Ventilasi mesin merupakan sistem ventilasi yang maksimal dalam pertukaran udara, hal ini karena sistem ini menghisap udara


11510 dalam jumlah yang besar untuk dibuang keluar, karena itu udara yang masuk juga dalam skala yang besar, pada saat yang bersamaan udara segar masuk kedalam ruanagan. c. Ventilasi Campuran (hybrid) Kadang beberapa ruangan, seperti dapur atau kamar mandi, perlu menggunakan jenis ventilasi yang berbeda agar pertukaran udaranya lebih maksimal. Biasanya selain dipasangkan jendela, dapur dan kamar mandi juga akan dipasangkan exhaust fan. Alat ini berfungsi untuk menyedot dan membuang udara di dalam ruangan, dan menggantinya dengan yang baru. Proses pertukaran udara yang cepat memungkinkan agar udara dalam ruangan tidak terlalu lama lembap atau pengap. Exhaust fan harus dipasang pada ruangan yang satu sisinya menghadap ke luar bangunan melalui dinding atau atap. B. Pembersihan Udara Dalam Ruangan Polusi udara di dalam ruangan dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, seperti kanker paru-paru, pneumonia, asma, infeksi saluran pernapasan akut, reaksi alergi, dan iritasi kulit. Risiko tinggi terhadap gangguan kesehatan tersebut terutama berlaku bagi anak-anak dan lansia yang terpapar polusi udara di dalam ruangan. Agar tetap sehat, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasi polusi udara di dalam ruangan. Mulai dari memilih produk kebersihan yang bebas bahan kimia berbahaya, memastikan ventilasi udara yang baik di ruangan yang dihuni, hingga pemasangan alat pembersih udara (air purifier). Berikut adalah beberapa cara mengatasi polusi udara di dalam ruangan: Tidak Merokok di Dalam Ruangan: Asap rokok dapat menjadi sumber polusi udara di dalam ruangan. Partikel rokok yang menempel pada barang-barang seperti sofa atau kasur dan terhirup saat pernapasan dapat membahayakan


11610 kesehatan. Oleh karena itu, perokok aktif disarankan untuk merokok di ruang terbuka dan membersihkan diri sebelum berinteraksi dengan keluarga di dalam ruangan. Memilih Produk Pembersih Rumah yang Tepat: Produk kebersihan seperti pembersih kaca, lantai, atau kloset dapat mengandung bahan kimia berbahaya yang mungkin tersebar di udara saat penggunaannya. Untuk mengatasi polusi udara akibat produk ini, sebaiknya perhatikan label kemasan setiap produk yang dibeli dan pilihlah yang berlabel organik, natural, atau ramah lingkungan. Menggunakan Mebel Bebas Bahan Kimia Beracun: Beberapa mebel kayu, khususnya kayu komposit, menggunakan lem khusus yang mengandung formaldehida, senyawa berbahaya yang dapat menyebar di udara. Pemilihan mebel bekas atau mebel dari kayu solid dapat membantu mengurangi paparan formaldehida seiring berjalannya waktu.


11710 Memastikan Ventilasi Udara yang Baik: Ventilasi udara yang baik di dalam rumah sangat penting untuk mencegah peningkatan kadar gas radon dan karbon monoksida. Dua gas ini dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk bahan bangunan, air ledeng, dan tabung gas untuk memasak. Pastikan rumah memiliki ventilasi yang memadai terutama di kamar mandi dan dapur. Menempatkan Tanaman di Dalam Ruangan: Tanaman seperti Dracaena, Spathiphyllum, dan Hedera helix diketahui efektif membersihkan udara dan dapat menjadi cara alami mengatasi polusi udara di dalam ruangan. Namun, perawatan yang baik diperlukan untuk mencegah pertumbuhan jamur dan reaksi alergi. Memasang Pembersih Udara dengan Penyaring HEPA: Pemasangan pembersih udara atau air purifier dengan filter HEPA (high-efficiency particulate air) dapat membantu menghilangkan partikel berbahaya di udara, seperti serbuk sari, kutu, asap rokok, atau jamur. Filter HEPA diketahui dapat membersihkan hingga 99% partikel berbahaya dan bahkan diyakini dapat memusnahkan virus penyebab COVID-19. Selain itu, penggunaan dehumidifier atau air conditioner (AC) juga dapat membantu mengatasi polusi udara di dalam ruangan dengan mengurangi


11810 kelembapan, meminimalkan penggunaan pengharum ruangan, dan membersihkan permukaan dari debu. Kualitas udara yang dihirup setiap hari memiliki dampak besar pada kesehatan. Oleh karena itu, pastikan untuk menjaga udara di dalam ruangan tetap bersih dengan menerapkan langkah-langkah mengatasi polusi udara di atas. Jika masih ada pertanyaan lebih lanjut, konsultasikan dengan dokter. C. Penggunaan Bahan Bebas Zat Berbahaya Makanan merupakan kebutuhan utama manusia yang harus dipenuhi, dengan istilah "makan untuk hidup" menandakan bahwa tanpa makan, seseorang tidak dapat menikmati kehidupan. Masyarakat secara harian mengonsumsi berbagai jenis makanan, termasuk makanan pokok, siap saji, kudapan, camilan, buah, dan sayur. Namun, agar makanan yang dikonsumsi dapat dimetabolisme dengan baik tanpa menimbulkan efek samping, perlu memenuhi beberapa persyaratan. Masalah yang muncul saat ini adalah adanya makanan mengandung bahan berbahaya seperti formalin, boraks, pewarna merah rhodamin B, dan pewarna orange methanyl yellow yang sering disalahgunakan. Pertanyaan mengapa, di era revolusi industri 4.0, Indonesia masih menghadapi permasalahan bahan berbahaya ini telah mengemuka selama bertahun-tahun. Terdapat tiga sisi yang dapat diidentifikasi untuk menjawab pertanyaan ini, yaitu dari perspektif pelaku usaha, konsumen, dan pemerintah, yang merupakan tiga pilar tanggung jawab dalam peredaran pangan yang aman. Dari segi pelaku usaha, keuntungan adalah prioritas utama dalam menjalankan bisnis. Namun, terdapat perbedaan antara keuntungan yang diperoleh melalui jalur kejujuran dan mematuhi peraturan dengan keuntungan yang dihasilkan dengan semboyan "asal untung" tanpa mempedulikan peraturan dan dampak kesehatan. Bahan berbahaya seperti formalin, boraks, dan pewarna dapat meningkatkan performa produk, memperpanjang umur simpan, memperbaiki tekstur, dan meningkatkan daya tarik visual, sehingga memengaruhi penjualan di pasar. Bagi pelaku usaha yang tidak memprioritaskan kepatuhan terhadap peraturan dan kesehatan, sulit untuk berubah menuju jalur yang benar. Mereka sering berlindung di balik pernyataan "ini bukan urusan saya" dan mengambil keuntungan dari hukum ekonomi, yaitu selama ada permintaan, akan ada pasokan. Tidak semua pelaku usaha memiliki pandangan ini; masih banyak yang tidak mengetahui dampak bahan berbahaya dan bersedia memperbaiki ketika mendapat pengarahan. Dari sisi konsumen, di negara berkembang, faktor keamanan makanan belum menjadi prioritas utama dalam pemilihan pangan. Pertimbangan masih lebih tertuju pada rasa, harga, dan tampilan. Ini menyebabkan adanya pasokan pangan yang seharusnya tidak aman tetap dikonsumsi oleh masyarakat. Terdapat tiga kriteria konsumen, yaitu yang tahu, tidak tahu, dan tidak ingin tahu. Konsumen yang tahu cenderung mengambil tindakan preventif, seperti memilih produk


11910 terdaftar yang aman, menghindari pewarna, dan mengetahui rekam jejak pangan yang mengandung bahan berbahaya. Tingkat suplai yang tinggi berasal dari konsumen yang tidak tahu atau tidak ingin tahu. Mereka tetap mengonsumsi pangan yang berpotensi tidak aman dengan asumsi bahwa efeknya mungkin tidak segera terjadi. Konsumsi pangan berbahaya mungkin tidak menunjukkan dampak langsung, tetapi bahan berbahaya dapat terakumulasi di dalam tubuh dan menimbulkan risiko kesehatan setelah waktu tertentu. Dari perspektif pemerintah, sebagai pengawas keamanan pangan, pemerintah telah menyediakan regulasi untuk menghindari penggunaan bahan berbahaya dalam pangan. Selain regulasi, pemerintah melakukan pengawasan, pembinaan, dan upaya Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) kepada pelaku usaha dan konsumen. Namun, kendala seperti sumber daya manusia, anggaran, dan waktu membatasi penanganan kasus penggunaan bahan berbahaya secara menyeluruh. Keberadaan pangan yang sulit dilacak juga menjadi kendala, dan hingga saat ini, oknum pelaku utama belum tertangkap, sementara tindakan dilakukan terhadap pelaku kecil di lapangan. Pemerintah saat ini juga meningkatkan program KIE untuk membentuk konsumen yang cerdas dalam memilih pangan yang aman. Upaya KIE dilakukan melalui berbagai media, baik cetak, elektronik, sosial, maupun secara langsung di desa, pasar, dan sekolah. Meskipun telah ada upaya untuk memperkuat pengawasan, penegakan aturan belum dapat dilakukan secara menyeluruh. Program KIE yang masif diharapkan dapat meningkatkan kesadaran konsumen dan membantu melindungi diri sendiri dari konsumsi pangan yang tidak aman.


12010 DESAIN TRANSPORTASI BERKELANJUTAN A. Transportasi Publik Dalam era yang semakin dihadapkan pada tantangan perubahan iklim dan kebutuhan untuk mengurangi polusi udara, fokus utama banyak kota di seluruh dunia adalah inovasi teknologi yang ramah lingkungan dalam bidang transportasi publik. Tujuan utama dari inovasi ini adalah untuk mengurangi dampak negatif transportasi terhadap lingkungan, sambil tetap memberikan pelayanan yang efisien dan nyaman bagi masyarakat. Salah satu contoh terkemuka dari inovasi teknologi ini adalah pengembangan kendaraan listrik atau elektrik. Banyak negara dan kota beralih dari kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan listrik untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan polusi udara. Kemajuan teknologi baterai yang semakin canggih memungkinkan pengembangan armada bus listrik dengan jangkauan operasional yang lebih luas tanpa perlu pengisian daya berulang-ulang. Ini tidak hanya membantu mengurangi polusi udara tetapi juga menghemat biaya operasional dalam jangka panjang. Sistem transportasi pintar juga menjadi bagian penting dari inovasi ramah lingkungan di bidang transportasi publik. Aplikasi seluler dan platform online memungkinkan pengguna merencanakan perjalanan dengan lebih efisien, mengakses informasi waktu nyata tentang jadwal, rute, dan ketersediaan transportasi, serta membeli tiket elektronik tanpa kertas. Ini membantu mengurangi limbah kertas dan meningkatkan aksesibilitas bagi penumpang. Tidak hanya kendaraan dan sistem manajemen yang mengalami inovasi, tetapi juga desain stasiun dan infrastruktur. Beberapa kota merancang stasiun transportasi publik yang lebih ramah lingkungan dengan memanfaatkan energi matahari dan sistem pengelolaan limbah yang lebih


12110 efisien. Konsep transportasi berbagi, seperti sepeda umum, skuter listrik, dan mobil berbagi, juga telah menjadi populer dan membantu mengurangi kebutuhan akan kendaraan pribadi. Dalam upaya mencapai transportasi publik yang lebih ramah lingkungan, banyak kota juga sedang menjajaki konsep transportasi otonom atau self-driving. Teknologi ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi penggunaan jalan, mengurangi kemacetan, dan mengoptimalkan penggunaan bahan bakar. Secara keseluruhan, inovasi teknologi ramah lingkungan di bidang transportasi publik bukan hanya tentang mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan menyediakan pilihan transportasi yang lebih bersih, nyaman, dan efisien. Dengan terus mengembangkan dan mengadopsi teknologi ini, kita dapat bergerak menuju masa depan yang lebih berkelanjutan bagi transportasi publik dan lingkungan kita. Mari dukung inovasi ramah lingkungan dengan beralih ke kendaraan listrik. B. Fasilitas Bersepeda Sepeda berpotensi sebagai alat transportasi untuk pergerakan dalam kota serta pergerakan jarak dekat. Penggunaan sepeda secara masif diharapkan dapat mengurangi pergerakan kendaraan bermotor yang berdampak pada berkurangnya penggunaan bahan bakar minyak (BBM) sehingga mengurangi emisi gas penyebab terjadinya pemanasan global. Lajur sepeda telah tertuang dalam UU Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Pada undang-undang tersebut menyatakan bahwa setiap jalan yang digunakan untuk lalu lintas umum wajib dilengkapi dengan perlengkapan jalan, termasuk di dalamnya berupa fasilitas untuk


12210 sepeda, pejalan kaki, dan penyandang cacat (Pasal 25). Selain itu juga menyatakan bahwa fasilitas pendukung penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan meliputi lajur sepeda (Pasal 45) dan pemerintah harus memberikan kemudahan berlalu lintas bagi pesepeda. Pesepeda berhak atas fasilitas pendukung keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran dalam berlalu lintas (Pasal 62). Selain itu, perancangan fasilitas lajur dan jalur sepeda juga terkait dengan UU Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan dan Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang. Berdasarkan aspek legal tersebut, maka terdapat keharusan untuk membangun lajur sepeda. Oleh karena itu, dibutuhkan pedoman perancangan fasilitas lajur dan jalur sepeda. Pedoman ini memberikan aturan mengenai aspek-aspek teknis yang diperlukan pada lajur dan jalur sepeda sehingga akan memberikan manfaat berupa panduan untuk mendesain lajur dan jalur sepeda yang akan meningkatkan pelayanan terhadap pesepeda karena tersedianya lajur dan jalur sepeda yang memadai. C. Parkir Berkelanjutan Pengembangan pariwisata alam yang berkelanjutan telah menjadi pertimbangan utama dalam manajemen sumber daya alam, dengan memastikan bahwa kebutuhan ekonomi, sosial, dan estetika dapat terpenuhi sambil tetap memelihara integritas budaya, proses ekologi yang esensial, keanekaragaman biologi, dan sistem penyangga kehidupan (Steck, 1999). Konsep pariwisata berkelanjutan ini merupakan turunan dari konsep pembangunan berkelanjutan, yang didefinisikan oleh Komisi Dunia untuk Lingkungan dan Pembangunan (World


12310 Commission on Environment and Development - WECD) sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya (Permana, 2016). Dalam konteks ini, pembangunan berkelanjutan mencakup tiga aspek yang tumbuh bersama-sama, yaitu lingkungan, sosial, dan ekonomi, yang saling berinteraksi (Azis, 2010). Konsep ini kemudian diintegrasikan ke dalam konsep pariwisata berkelanjutan (Suryadana, 2013), yang secara sederhana dapat diartikan sebagai pariwisata yang mempertimbangkan dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan saat ini dan masa depan, sambil memenuhi kebutuhan pengunjung, industri, lingkungan, dan masyarakat setempat (Tim Kementerian Pariwisata, 2017). Daya dukung lingkungan objek wisata alam mencakup kemampuan objek tersebut untuk menampung jumlah wisatawan dalam luas dan satuan waktu tertentu (Soemarwoto, 2004). World Tourism Organization (WTO) mendefinisikan daya dukung wisata sebagai jumlah maksimum orang yang dapat mengunjungi suatu tempat wisata pada saat bersamaan tanpa menyebabkan kerusakan lingkungan fisik, ekonomi, sosial-budaya, dan penurunan kualitas yang merugikan bagi kepuasan wisatawan (Livina, 2009). Dua aspek integral dalam pemanfaatan wisata yang berkaitan dengan daya dukung melibatkan perlindungan sumber daya dan kualitas pengalaman berwisata (Sayan dan Atik, 2011). Di Kabupaten Banyuwangi, Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Ijen menjadi objek wisata utama di Wilayah Pengembangan Pariwisata I, sesuai dengan arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Banyuwangi. Kawah Ijen, secara administratif, terletak di Desa Tamansari, Kecamatan Licin, dan dapat diakses dari Kabupaten Bondowoso maupun pusat kota Kabupaten Banyuwangi. Pengelolaan Taman Wisata Alam Kawah Ijen berada di bawah Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Timur. Dalam konteks pariwisata konservasi, ada dua jenis pariwisata, yaitu skala kecil atau ekowisata dengan dampak kecil terhadap ekosistem dan wisata massal yang melibatkan banyak komponen dengan dampak besar (McCool dan Moisey, 2008). Untuk menjaga keberlanjutan kawasan, Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Ijen diharapkan dapat menjadi destinasi pariwisata dengan skala kecil atau ekowisata. Meskipun demikian, data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi menunjukkan peningkatan jumlah wisatawan setiap tahunnya, dengan 100.768 pengunjung pada tahun 2014, 171.900 pada tahun 2015, dan 202.919 pada tahun 2016. Peningkatan ini memunculkan kekhawatiran bahwa jumlah pengunjung dapat melebihi daya dukung wisata alam tersebut. Oleh karena itu, strategi diperlukan untuk menjaga kelestarian kawasan konservasi alam dan mencegah jumlah wisatawan melebihi daya dukung wisata.


12410 PENGOLAAN LIMBAH A. Pemilahan Sampah Di negara kita ini, sampah merupakan salah satu masalah yang serius, bahkan di suatu wilayah yang belum terkena dampaknya pun menjadi masalah yang serius bagi wilayah tersebut, yang sangat di khawatirkan apabila sampah tersebut tercampur aduk tidak karuan, segala jenis sampah yang bercampur aduk menjadi satu akan bereaksi menjadi senyawa yang berbahaya bagi lingkungan maupun makhluk hidup yang tinggal diwilayah tersebut Dalam rencana pengelolaan sampah perlu adanya metode pengolahan sampah yang lebih baik salah satunya yaitu peningkatan peran serta dari lembaga-lembaga yang terkait dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sampah, meningkatkan pemberdayaan masyarakat, peningkatan aspek ekonomi yang mencakup upaya meningkatkan retribusi sampah dan mengurangi beban pendanaan pemerintah serta peningkatan aspek legal dalam pengelolaan sampah. Teknologi yang digunakan untuk memecahkan permasalahan sampah ini merupakan kombinasi tepat guna yang meliputi teknologi pengomposan, teknologi penanganan plastik, teknologi pembuatan kertas daur ulang. “Teknologi Pengolahan Sampah Terpadu menuju Zero Waste” harus merupakan teknologi yang ramah lingkungan. Produksi bersih (Zero waste) merupakan salah satu pendekatan untuk merancang ulang industri yang bertujuan untuk mencari cara-cara pengurangan produk-produk samping yang berbahaya, mengurangi polusi secara keseluruhan, dan menciptakan produk-produk dan limbah-limbahnya yang aman dalam


12510 kerangka siklus 8 Tekologi. Prinsip ini juga dapat diterapkan pada berbagai aktivitas termasuk juga kegiatan skala rumah tangga. Pengertian Zero Waste (produksi bersih) adalah bahwa mulai dari produksi sampai berakhirnya suatu proses produksi dapat dihindari terjadi “produksi sampah” atau diminimalisir terjadinya “sampah”. Konsep Zero Waste ini salah satunya dengan menerapkan prinsip 3 R (Reduce, Reuse, Recycle), 4-R atau 5-R. Penanganan sampah 3- R adalah konsep penanganan sampah dengan cara reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), recycle (mendaur-ulang sampah), sedangkan 4-R ditambah replace (mengganti) mulai dari sumbernya. Prinsip 5-R selain 4 prinsip tersebut di atas ditambah lagi dengan replant (menanam kembali). Pemisahan sampah di rumah tangga dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori: Sampah Organik, Sampah organik dapat terurai secara alami oleh lingkungan. Contohnya melibatkan sisa makanan, kulit buah, cangkang telur, dedaunan, potongan rumput, dan lain sebagainya. Sampah Anorganik, Sampah anorganik membutuhkan waktu yang lama untuk terurai secara alami, bahkan bisa memakan ratusan tahun atau bahkan tidak terurai sama sekali. Contoh sampah anorganik melibatkan plastik, kaca, besi, karet, sterofoam, dan sejenisnya. Sampah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), Sampah B3 melibatkan bahan kimia berbahaya dan beracun, seperti barang elektronik, baterai, obat-obatan, kaleng bekas cat, dan lain sebagainya.


12610 Dengan melakukan pemilahan berdasarkan karakteristik ini, pengolahan sampah dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Hal ini dapat membantu pemerintah dalam mengelola sampah serta mendukung keberlanjutan lingkungan. Oleh karena itu, pemahaman akan pentingnya pemilahan sampah mengajak kita untuk secara aktif melakukan pemilahan sampah demi kesehatan dan keberlanjutan lingkungan kita. Orientasi penanganan sampah dengan konsep zero waste diantaranya meliputi : 1. Sistem pengolahan sampah dengan cara terpadu. 2. Teknologi pengomposan, biogas, briket , pakan ternak dll. 3. Teknologi daur ulang sampah plastik, kertas dan yang lainnya. 4. Teknologi pembakaran sampah dan insinerator. 5. Teknologi pengolahan limbah cair (IPAL). 6. Teknologi tempat pembuangan akhir (TPA) sampah. 7. Peran serta masyarakat dalam penanganan sampah. 8. Pengolahan sampah kota. B. Daur Ulang Dan Pengurangan Limbah Mengelola sampah dengan benar merupakan suatu cara pentingvuntuk menjaga lingkungan agar kita tetap bersih dan sehat. Prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengelola sampah. Prinsip ini bertujuan untuk mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan dan dimanfaatkan kembali sampah yang dapat didaur ulang. Definisi 3R adalah singkatan dari Reduce, Reuse, dan Recycle, yang merupakan konsep penting dalam manajemen limbah dan pelestarian lingkungan. Berikut adalah penjelasan singkat tentang masing-masing komponen 3R: Reduce (Mengurangi): Mengurangi produksi limbah dengan mengurangi penggunaan barang-barang sekali pakai atau mengambil langkah-langkah untuk mengurangi konsumsi sumber daya alam. Ini bisa mencakup praktik seperti membeli produk dengan kemasan minimal, menggunakan energi lebih efisien, atau menghindari pemborosan sumber daya. Reuse (Menggunakan Ulang): Menggunakan kembali barang-barang atau bahanbahan yang masih dapat digunakan setelah pemakaian awalnya. Contoh termasuk mengisi ulang botol air minum, mendaur ulang kemasan, atau mendonasikan barangbarang bekas yang masih berfungsi daripada membeli yang baru.


12710 Recycle (Mendaur Ulang): Proses mengubah bahan-bahan bekas menjadi bahan baru yang dapat digunakan kembali. Ini melibatkan pengumpulan, pemrosesan, dan pemurnian limbah untuk menghasilkan produk baru. Mendaur ulang membantu mengurangi penggunaan sumber daya alam yang langka dan mengurangi suatu dampak negatif pada lingkungan. Pertama, konsep Reduce (kurangi) mengimplikasikan upaya untuk mengurangi volume sampah yang dihasilkan. Ini dapat dicapai dengan menghindari penggunaan benda-benda tak perlu, seperti kantong plastik sekali pakai, botol air sekali pakai, dan bungkus makanan sekali pakai. Sebagai alternatif, kita bisa memilih kantong belanja yang dapat digunakan kembali, botol air yang bisa diisi ulang, dan wadah makanan yang dapat digunakan lagi. Dengan mengurangi jumlah sampah, kita juga bisa mengurangi dampak negatif pada ekosistem. Kedua, prinsip Reuse (gunakan kembali) mengamanahkan kita untuk memaksimalkan penggunaan barang-barang yang masih dapat digunakan. Contohnya, botol kaca atau plastik bekas bisa kita manfaatkan kembali untuk menyimpan minuman atau makanan. Kertas bekas juga bisa dijadikan catatan atau memo. Melalui penggunaan kembali barang-barang tersebut, kita dapat meminimalkan sampah dan menghemat sumber daya finansial. Ketiga, prinsip Recycle (daur ulang) mengharuskan kita memanfaatkan sampah yang bisa didaur ulang, seperti kertas, plastik, logam, dan kaca. Daur ulang melibatkan proses pengolahan kembali sampah menjadi bahan baku baru untuk pembuatan produk. Dengan mendaur ulang sampah, kita bisa mengurangi volume sampah yang masuk ke tempat pembuangan dan turut mengonservasi sumber daya alam. Keempat, konsep 3R dapat diadopsi oleh setiap individu dalam rutinitas sehari-hari. Kita dapat memulai dengan memperhatikan jenis sampah yang dihasilkan dan memilih cara yang sesuai untuk mengelolanya. Misalnya, dengan memisahkan sampah organik dan yang dapat didaur ulang, kita dapat mempermudah proses pengolahan sampah. Dengan mengaplikasikan prinsip 3R, kita dapat berkontribusi pada kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitar kita. Meskipun prinsip-prinsip 3R menjadi kunci dalam manajemen sampah, tetapi perlu diingat bahwa konsistensi dan kelanjutan dalam penerapannya sangatlah penting. Dengan demikian, kita dapat membentuk lingkungan yang lebih bersih dan sehat untuk generasi yang akan datang.


12810 Meski begitu, masih banyak limbah di lingkungan yang dapat diproses kembali menjadi barang yang memiliki nilai lebih tinggi. Beberapa di antaranya mencakup: Plastik: Jenis sampah ini memiliki potensi untuk dimanfaatkan kembali dalam bentuk bahan sisa, seperti botol plastik, kantong plastik, dan beberapa material plastik lainnya. Contohnya adalah digunakan sebagai bahan dalam produk kerajinan atau diolah menjadi bijih dan palet plastik. Namun, plastik yang telah mengalami daur ulang cenderung mengalami penurunan kualitas dan memiliki kualitas yang lebih rendah dibandingkan dengan produk aslinya. Kaca atau bahan lain yang berbasis kaca: Dapat didaur ulang menjadi kristal kaca yang dapat dimanfaatkan sebagai benda berharga. Berbeda dengan plastik dan kertas, kaca adalah salah satu bahan yang mengalami penurunan kualitas yang minimal setelah mengalami proses daur ulang. Hal ini menjelaskan mengapa penggunaan kaca dalam proses daur ulang dianggap lebih efisien. Kaleng logam atau metal: Contohnya adalah kemasan kaleng minuman ringan atau makanan kaleng, yang dapat diolah kembali dan digunakan sebagai barang yang bermanfaat. Seperti kaca, logam dapat didaur ulang berulang kali tanpa mengalami perubahan kualitas yang signifikan.


12910 Jenis kertas berbagai macam: Seperti HVS, koran, kardus, dan majalah, dapat dimanfaatkan sebagai produk daur ulang kertas, seperti kertas toilet, serbet, karton, dan sebagainya. Meskipun demikian, kertas memiliki batasan dalam proses daur ulang karena serat di dalamnya akan menjadi semakin pendek, menyebabkan produk daur ulang kertas cenderung mengalami penurunan kualitas setelah beberapa kali daur ulang. Minyak jelantah atau minyak bekas: Sebagai alternatif untuk pembuangan sembarangan, minyak ini dapat diproses kembali untuk menjadi bahan baku CPO Biodiesel, yang dapat menggantikan solar. Sampah organik: Meskipun dapat terurai secara alami di alam, jumlah yang besar dan penanganan yang tidak benar dapat berdampak negatif pada lingkungan. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengelola sampah organik dengan benar, seperti pengomposan, vermicomposting, biogas, lubang biopori, dan digunakan sebagai pakan untuk lalat BSF. Daur ulang dapat berhasil dilakukan ketika sampah-sampah tersebut berada dalam kondisi yang baik. Oleh karena itu, pemilahan sampah berdasarkan jenisnya menjadi langkah penting untuk menjaga nilai material sampah tetap optimal. C. Pengolaan Limbah Berbahaya Mayoritas pabrik seringkali tidak menyadari bahwa limbah yang dihasilkan termasuk dalam kategori limbah B3. Akibatnya, limbah tersebut dibuang begitu saja ke sistem perairan tanpa melalui proses pengolahan yang memadai. Prinsip dasar pengolahan limbah adalah usaha untuk memisahkan zat pencemar dari cairan atau padatan. Meskipun volume limbah mungkin kecil, konsentrasi zat pencemar yang telah dipisahkan dapat sangat tinggi. Sayangnya, zat pencemar yang sudah dipisahkan atau yang berupa konsentrat seringkali tidak ditangani dengan baik, mengakibatkan akumulasi risiko yang dapat mengancam kesehatan manusia dan kelestarian lingkungan. Manajemen limbah B3 menjadi suatu kebutuhan yang mendesak, dan beberapa langkah dapat diambil untuk mengelolanya secara efektif: 1. Reduksi limbah: Melibatkan optimalisasi penyimpanan bahan baku, praktik housekeeping, substitusi bahan, modifikasi proses, dan upaya reduksi lainnya. 2. Pengemasan limbah: Dilakukan dengan penyimbolan dan pelabelan sesuai dengan karakteristik limbah B3. Kemasan limbah harus memenuhi standar tertentu, termasuk kondisi yang baik, bebas dari karat dan kebocoran, serta harus terbuat dari bahan yang tidak bereaksi dengan limbah yang disimpan di dalamnya. 3. Penyimpanan limbah: Harus mematuhi persyaratan yang berlaku, dengan limbah disimpan dalam blok-blok yang terdiri dari 2×2 kemasan. Penyimpanan dilakukan dengan sistem blok untuk mencegah kontak antara limbah yang tidak kompatibel. Bangunan penyimpan limbah harus memiliki lantai kedap air, ventilasi baik, dan perlindungan terhadap masuknya air hujan.


13010 4. Pengumpulan limbah: Memenuhi persyaratan terkait karakteristik limbah, fasilitas laboratorium, perlengkapan penanggulangan kecelakaan, dan lokasi, sesuai dengan keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan. 5. Pengangkutan limbah: Dilengkapi dengan dokumen pengangkutan dan mematuhi ketentuan teknis. Pada saat itu, Pemerintah Indonesia belum memiliki peraturan pengangkutan limbah B3, namun mengacu pada regulasi di Amerika Serikat, termasuk persyaratan label, analisis karakter limbah, dan pengemasan khusus. Langkah-langkah ini diperlukan untuk memastikan bahwa limbah B3 dikelola dengan benar, mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Metode Pengolahan Kimia Limbah B3 sering kali melibatkan serangkaian tindakan untuk mengatasi partikel koloid yang sulit mengendap, logam berat, senyawa fosfor, dan zat organik beracun. Proses ini dilakukan dengan menambahkan bahan kimia tertentu sesuai dengan jenis dan kadar limbah yang dihadapi. Salah satu metode umum dalam pengolahan limbah B3 secara kimia adalah stabilisasi/solidifikasi. Stabilisasi/solidifikasi merupakan suatu proses di mana bentuk fisik dan/atau senyawa kimia limbah diubah dengan menambahkan bahan pengikat atau zat pereaksi tertentu. Tujuannya adalah untuk membatasi kelarutan, pergerakan, atau penyebaran daya racun limbah sebelum dibuang. Stabilisasi, dalam arti proses pencampuran limbah dengan bahan tambahan, bertujuan menurunkan laju migrasi bahan pencemar dari limbah dan mengurangi tingkat toksisitas limbah tersebut. Solidifikasi, di sisi lain, merujuk pada proses pemadatan bahan berbahaya dengan penambahan aditif. Kedua proses ini seringkali terkait dan sering dianggap memiliki arti yang serupa. Contoh bahan yang digunakan dalam proses stabilisasi/solidifikasi meliputi semen, kapur, dan bahan termoplastik.


13110 STUDI KASUS GREEN DESIGN A. Contoh Proyek Berhasil Green Design Ada sebanyak 10 bangunan hijau ini yang pantas dianggap sebagai bangunan terbaik. Mereka berhasil menyatukan real estate, teknologi, dan faktor ramah lingkungan dengan sempurna dalam wujud fisiknya. Dilansir dari Switch Automation, berikut adalah daftar bangunan hijau ramah lingkungan tahun 2016 dari seluruh dunia. Bangunan-bangunan ini telah memenuhi kriteria desain menarik, menjadi "ikon hijau" di kota tempat mereka berdiri, merupakan investasi yang menguntungkan untuk masa depan, dan tentunya ramah lingkungan. Sky/One Central Park at Central Park, Sydney Gedung ini telah menjadi ikon baru bangunan hijau dan tempat tinggal berkelanjutan di Sydney, Australia. Sebagai urban village paling ramah lingkungan di Australia, gedung ini menampilkan rumah tumbuh-tumbuhan tiga generasi dengan penyuplai listrik, pemanas, pendingin ruangan, dan pengolahan air melalui taman vertikalnya. Bullitt Center, Seattle Bangunan ini adalah model keberlanjutan sejati dan diakui sebagai salah satu gedung perkantoran paling ramah lingkungan di dunia. Dilengkapi dengan 575 panel surya di atapnya, gedung ini tidak hanya


13210 menyediakan listrik untuk dirinya sendiri tetapi juga untuk penduduk sekitar, terutama di musim panas. Gedung ini dirancang sebagai zero energi, air, dan limbah. Pixel Building, Melbourne Pada 2010, gedung ini diakui sebagai gedung perkantoran paling ramah lingkungan di dunia. Dengan desain pixel warnawarni dan fitur inovatif, bangunan ini mampu memenuhi kebutuhan air sendiri dan mencapai netralitas karbon. Indira Paryavaran Bhawan, New Delhi Gedung ini menjadi rumah bagi teknologi energi terbarukan yang terintegrasi dan canggih, yang pertama di India. Dengan pemanfaatan 75% sinar matahari dan solar panel terbesar di India, serta penggunaan material daur ulang, gedung ini memberikan inspirasi bagi adopsi teknologi hijau di seluruh India. Vancouver Convention Center West, Vancouver Kombinasi teknologi ramah lingkungan dan operasional yang canggih membuat gedung ini berbeda dari bangunan lain. Atapnya berupa kebun hijau seluas 24 ribu meter persegi, yang terbesar di AS dan Kanada, dengan 400 ribu tanaman lokal dan rerumputan. Dilengkapi dengan empat sarang lebah, ventilasi, dan cahaya alam. WeWork, Bryant Park NYC Gedung tua yang dibangun pada tahun 1902 ini direstorasi dengan menggunakan teknologi ramah lingkungan. Pengelola gedung memiliki divisi R&D sendiri untuk terus meningkatkan penggunaan dan pembaruan teknologi hijau di gedung ini. John and Frances Angelo’s Law Center, Maryland Dirancang dengan semangat mengatasi emisi pemanasan global dan mencapai netralitas iklim. Penggunaan bahan seperti bambu, kayu bersertifikat, dan beton daur ulang merupakan contoh teknologi ramah lingkungan yang dimiliki gedung ini. Collaborative Life Sciences Building, Portland Sekitar 30% dari gedung ini dibangun dengan menggunakan material limbah yang didaur ulang. Atapnya mampu menghasilkan listrik sendiri, dan gedung ini mendaur ulang airnya untuk berbagai keperluan. Bosco Verticale (“vertical forest”), Milan Karya arsitektur yang indah ini sekarang menjadi ikon di Milan, Italia. Hutan vertikal di gedung ini adalah rumah bagi lebih dari 700 pohon dan 90 spesies tanaman yang dipilih untuk memproduksi oksigen, mengurangi polusi suara, dan mengatur temperatur. Center for Sustainable Development, Montreal Struktur bangunan yang berkelanjutan ini didesain khusus untuk ruang kolaboratif yang mencerminkan pendidikan lingkungan berkelanjutan. Selain fungsinya yang ramah lingkungan, bangunan ini memiliki dinding-dinding taman vertikal di dalamnya dan atap yang mampu menetralisir polutan udara, serta kaca yang terbuat sepenuhnya dari material daur ulang.


13310 B. Tantangan Dalam Implementasi Tantangan dalam implementasi green design meliputi berbagai aspek, termasuk kesadaran dan pemahaman masyarakat, ketersediaan teknologi dan sumber daya, serta regulasi dan kebijakan yang mendukung. Beberapa tantangan yang sering dihadapi dalam implementasi green design antara lain: 1. Kesadaran dan Pemahaman Masyarakat, Salah satu tantangan utama dalam implementasi green design adalah kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya lingkungan dan keberlanjutan. Tanpa kesadaran dan pemahaman yang memadai, implementasi green design akan sulit dilakukan. 2. Ketersediaan Teknologi dan Sumber Daya, Implementasi green design seringkali memerlukan teknologi dan sumber daya yang canggih dan mahal. Tantangan ini dapat diatasi dengan pengembangan teknologi yang lebih ramah lingkungan dan efisien, serta pengelolaan sumber daya yang lebih baik. 3. Regulasi dan Kebijakan, Regulasi dan kebijakan yang mendukung green design juga merupakan faktor penting dalam implementasinya. Tantangan dalam hal ini adalah adanya hambatan regulasi dan kebijakan yang tidak mendukung green design, serta kurangnya insentif dan dorongan dari pemerintah. 4. Biaya dan Investasi, Implementasi green design seringkali memerlukan biaya dan investasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan desain konvensional. Tantangan ini dapat diatasi dengan adanya insentif dan dorongan dari pemerintah, serta pemahaman bahwa investasi dalam green design merupakan investasi jangka panjang yang menguntungkan. Dengan mengatasi tantangan-tantangan tersebut, implementasi green design dapat memberikan manfaat yang besar bagi lingkungan dan masyarakat, serta menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan.


13410


13510 BAB V MANAGEMENT TECHNIC Manajemen teknik adalah bidang multi disiplin yang merencanakan, mengatur, dan memantau proyek dan tim teknik untukmencapai tujuan teknis dan bisnis. Di bawah ini gambaran dasar komponen utama manajemen teknik: 5.1 Definisi dan pentingnya manajemen teknik. Manajemen teknik adalah penerapan prinsip dan teknik manajemen di bidang teknik. Manajemen teknis melibatkan perencanaan, pengorganisasian, pengeditan, pengarahan, dan pemantauan kegiatan teknis untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Pentingnya manajemen teknik terletak pada beberapa aspek: 14. Peningkatan efisiensi dan efektivitas: Manajemen teknik memastikan bahwa semua proses teknis dilakukan dengan baik dan efisien. Dengan pengelolaan yang baik, operasional dapat berjalan dengan lancar dan mendukung pencapaian tujuan secara keseluruhan. 15. Mengurangi Risiko: Analisis aspek teknis manajemen membantu mengurangi kemungkinan risiko teknis dan peralatan. Ini akan membantu Anda menjalankan bisnis Anda secara efektif dan efisien. 16. Meningkatkan kolaborasi tim: Manajemen teknologi juga berperan dalam meningkatkan kolaborasi tim. 17. Pengelolaan Data : Pengelolaan teknis juga mencakup pengelolaan data seperti: Mencatat dan mengumpulkan data dalam sistem informasi manajemen, memelihara data agar tetap terkini, akurat, dan valid, serta menyimpan data dengan aman, terjamin, dan efisien. Manajemen teknologi sangat penting untuk memastikan kelancaran dan efisiensi operasional serta membantu organisasi dan bisnis mencapai tujuan mereka.


13610 Perspektif sejarah dan evolusi lapangan. Manajemen teknik, seperti banyak disiplin lainnya, telah berkembang dan berevolusi sepanjang sejarah. Berikut adalah beberapa titik penting dalam sejarah dan evolusi manajemen teknik: 4. Zaman Kuno: Sejak manusia belum secara resmi mengakui ilmu ini, praktik manajemen telah dilakukan. Sebagai contoh, pembangunan piramida di Mesir pada tahun 2630-2611 SM melibatkan ratusan ribu pekerja dan memakan waktu hingga sekitar 20 tahun. 5. Revolusi Industri: Teknik industri berkembang dan berakar selama revolusi industri di Inggris (1750-an). Revolusi industri diakui sebagai era modern dari disiplin teknik industri, yang telah mengubah proses manufaktur secara drastis dan membantu menciptakan konsep sains. 6. Era Manajemen Ilmiah: Gagasan Frederick Winslow Taylor yang disampaikan dalam bukunya "Principles of Scientific Management" (1911) menandai dimulainya manajemen sebagai sebuah ilmu. Taylor memberikan penjelasan menyeluruh tentang bagaimana manajemen adalah pendekatan metodis untuk penyelesaian tugas. 7. Perkembangan Selanjutnya: Setelah publikasi teori Taylor, banyak saran untuk pendekatan alternatif yang dibuat oleh para ahli manajemen. Dalam perjalanan evolusi teori manajemen, Gant mulai mengartikulasikan teorinya pada tahun 1861 mengenai pemberian bonus kepada karyawan yang dapat menyelesaikan tugas sesuai jadwal. Untuk memantau perkembangan staf, sebuah mekanisme pencatatan kinerja juga diterapkan. Dari metode primitif, manajemen teknik telah berkembang menjadi bidang keilmuan yang canggih dan signifikan di era kontemporer. 5.1.1 Implementasi manajemen teknik Implementasi manajemen teknik dapat bervariasi tergantung pada konteks dan kebutuhan spesifik suatu organisasi atau proyek. Berikut adalah beberapa contoh implementasi manajemen teknik:


13710 1. Perusahaan: Penggunaan teori manajemen biasanya terlihat pada organisasi besar dengan sistem yang canggih. Untuk menjamin bahwa barang dan jasa memuaskan harapan pelanggan dan memajukan tujuan bisnis, manajemen teknik, misalnya, dapat mencakup upaya koordinasi di antara departemen pengembangan produk, penjualan, dan dukungan pelanggan di perusahaan teknologi. 2. Penyiaran Digital: Manajemen teknis juga dapat digunakan untuk mengelola transmisi televisi digital, seperti yang ditunjukkan oleh studi kasus penerapan manajemen teknis dalam penyiaran digital di LPP TVRI Jakarta. Manajemen teknis dalam konteks ini mengacu pada pengawasan personil, peralatan studio, dan prosedur siaran. 3. Industri: Manajemen pemeliharaan industri adalah upaya yang dapat diandalkan untuk memastikan bahwa kegiatan produksi terus berlanjut, memungkinkan realisasi hasil yang diinginkan dengan sempurna. Jika sistem secara keseluruhan, terutama yang berkaitan dengan fasilitas industri, dapat berfungsi dengan baik, produktivitas akan tercapai. 4. Konstruksi: Building Information Modeling (BIM) adalah salah satu aplikasi manajemen rekayasa di sektor bangunan. Building Information Modeling (BIM) adalah proses pembuatan dan pemeliharaan data digital pada elemen operasional dan struktural suatu struktur. 5.1.2 Manajemen proyek 2.1.Perencanaan, penjadwalan, dan penganggaran proyek. Salah satu aspek yang paling penting dari sektor konstruksi adalah manajemen proyek. Perencanaan, penganggaran, penjadwalan, persiapan material, dan banyak aktivitas lainnya yang terlibat. Sejak pertengahan abad ke-20, manajemen proyek telah menjadi subjek pengembangan ilmiah yang ekstensif dan ketat. Frederick Taylor memperkenalkan ide manajemen proyek pada awal abad ke- 20 dengan Wrike. Daripada hanya meminta karyawan untuk bekerja lebih lama, ia merancang metode untuk bekerja dengan lebih cerdas dan efisien. Dibutuhkan kemampuan, pengetahuan, dan keahlian yang baik dalam profesi ini. Hal ini memungkinkan karyawan untuk menggunakan sumber daya sesedikit mungkin


13810 untuk mendapatkan hasil terbaik dalam hal efisiensi, ketepatan waktu, kualitas, dan keamanan Berikut ini beberapa tujuan dari melakukan manajemen proyek, di antaranyaadalah: 3. Mengelola risiko. Selama proses pengembangan proyek, trial and error tidak dapat dihindari. Risiko proyek dapat dikontrol untuk menemukan solusi yang memanfaatkan setiap peluang. 4. Memaksimalkan potensi tim. Efektivitas sumber daya manusia (SDM) memiliki dampak yang besar pada bagaimana proyek dijalankan. Agar manajemen proyek dapat berfungsi dengan baik, setiap orang harus dapat memenuhi tanggung jawab dan fungsi mereka sebaik mungkin. 5. Menciptakan perencanaan yang tepat. Effective project management maximizes quality and capacity throughout the entire process, which starts with adequate planning and ends with it. 6. Mengelola integrasi. Integrasi antara sistem, proses bisnis, dan organisasi diperlukan untuk menjaga konsistensi dan ketepatan waktu proyek. Tahapan 3. Project initiation Menurut eSUB, dimulainya proyek adalah langkah pertama dalam manajemen proyek. Semua tim yang relevan akan menentukan kelangsungan proyek pada tahap awal ini. Mereka juga akan memperhitungkan apakah pekerjaan tersebut dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.


13910 4. Project definition Pembuatan rencana yang terdefinisi dengan baik diperlukan setelah persetujuan proyek. Di sini, proses pendefinisian adalah membuat rencana tertulis yang menguraikan setiap tahap proyek dan memastikan bahwa semua anggota tim mengetahuinya.


14010 5. Project planning Untuk menjamin bahwa tujuan proyek dapat tercapai, diperlukan strategi yang cermat. Untuk memungkinkan implementasi yang cepat, semua masalah administratif dan teknologi juga harus dipersiapkan selama tahap perencanaan. Tahap ini bertujuan untuk memenuhi semua kriteria dari spesifikasi yang diberikan dengan tetap memperhatikan batasan waktu, kualitas, biaya, dan keselamatan. Studi kelayakan, rekayasa nilai, dan perencanaan manajemen proyekadalah metode untuk mengatur proyek. Waktu, uang, kualitas, keselamatan, kesehatan, lingkungan, sumber daya, risiko, dan sistem informasi adalah beberapacontohnya. 6. Project execution Sebuah proyek sekarang akan dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya. Setiap tim akan mendapatkan tugas yang ditentukan untuk diselesaikan dan akan mendistribusikan sumber daya sesuai dengan tugas-tugas tersebut, dengan menggunakan rencana tersebut sebagai panduan proyek. Menugaskan tim, menjalankan rencana manajemen proyek, mengadakan pertemuan, memperbarui jadwal proyek, dan membuat perubahan pada rencana proyek adalah beberapa tugas spesifik yang termasuk dalam fase ini. Menurut TheConstructor, sangat penting untuk membuat semua orang dalam tim mendapatkan informasi dan bertanggung jawab selama fase ini. 7. Project monitoring & control Metode pemantauan dan kontrol diperlukan selama fase pembangunan proyek untuk memastikan bahwa proyek tersebut tetap berada di jalur yang benar dan menghindari kegagalan. Kontrol memiliki dampak besar pada hasil akhir sebuah proyek. Karena mencoba meminimalkan penyimpangan selama proyekberlangsung, langkah ini sangat penting. 8. Project closure Proses manajemen proyek berakhir dengan langkah ini. Pada titik ini, tim berhenti menggunakan sumber daya apa pun dan menerima hasil akhir proyek. Tujuan proyek akan tercapai jika ketiga komponen ini tetap konsisten satu samalain.


14110 5.1.3 Penilaian risiko dan strategi mitigasi. Serangkaian langkah yang dilakukan untuk mengurangi kemungkinan dandampak risiko yang merugikan perusahaan Anda dikenal sebagai mitigasi risiko. Risiko dalam pengertian ini dapat didefinisikan sebagai bahaya yang dapat membahayakan kelangsungan hidup, nama baik, dan kesuksesan finansial perusahaan Anda. Tidak mungkin mengabaikan pentingnya mitigasi risiko dalam bisnis. Jika ketidakpastian di tempat kerja tidak ditangani dengan baik, maka akan menimbulkan dampak negatif. Dengan menerapkan strategi mitigasi risiko, perusahaan Anda dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk menghadapi potensi ancaman dan meningkatkan kemungkinan kelangsungan bisnis yang efektif. Selain itu, mitigasi risiko dapat membuat Anda lebih fleksibel dan responsif terhadap perubahan lingkungan bisnis. Perbedaan Antara Mitigasi Risiko dan Manajemen Risiko. Mitigasi risiko sebenarnya tidak sama dengan manajemen risiko. Berikut adalah perbedaan antara keduanya: Strategi pengurangan dan pencegahan risiko adalah penekanan utama dari mitigasi risiko. Di sisi lain, manajemen risiko adalah proses yang lebih menyeluruh yang melibatkan pengorganisasian, perencanaan, pengendalian, dan pengawasan setiap aspek risiko di dalam perusahaan. Sementara manajemen risiko memerlukan analisis ekstensif, identifikasi risiko, evaluasi risiko, dan pengembangan kebijakan dan prosedur yang lebih komprehensif, mitigasi risiko berkonsentrasi pada langkah-langkah praktis untuk mengurangi dampak risiko. Manajemen risiko membahas elemen strategis dan taktis dalam upaya mengelola risiko secara holistik, sedangkan mitigasi risiko lebih bersifat taktis dan operasional. Tujuan Mitigasi Risiko : 1. Meningkatkan Keamanan Bisnis dari Potensi Kerugian.


14210 Tujuan utama dari mitigasi risiko adalah untuk memperkuat pertahanan perusahaan Anda terhadap potensi ancaman dan kerugian. Mengidentifikasi dan mengurangi risikorisiko penting untuk mencegah potensi kerugian atau pencuriansumber daya, data, dan aset perusahaan. Meningkatkan efektivitas sistem keamanan teknologi informasi, memberlakukan pedoman penggunaan data yang ketat, dan menawarkan pelatihankeamanan kepada staf adalah beberapa contoh strategi mitigasi risiko. Dengan melakukan tindakan pencegahan ini dapat mengurangi kemungkinan terjadinya peristiwa keamanan yang akan merugikan perusahaan. 2. Meningkatkan Keandalan Meningkatkan ketergantungan operasi perusahaan adalah tujuan lain dari mitigasi risiko. Risiko yang dapat mengganggu produksi, layanan, atau rantai pasokan dapat diidentifikasi dan diatasi agar perusahaan tetap beroperasi dengan lancar dan meningkatkan kepercayaan konsumen. Misalnya, kita dapat membuat strategi keberlangsungan bisnis yang akan bertindak sebagai peta jalan untuk menangani krisis atau bencana alam yang dapatmemengaruhi kemampuan perusahaan untuk beroperasi. Dengan rencana seperti itu, dapat memastikan perusahaan tetap berjalan dengan lancar bahkan ketika dihadapkan pada tantangan yang tidak terduga. 3. Meningkatkan Efisiensi Mengurangi risiko juga membantu meningkatkan efektivitas operasional perusahaan. Dengan mengurangi beberapa risiko yang mengakibatkan pemborosan sumber daya, kegagalan proses, atau penundaan, Anda dapat memaksimalkan kinerja dan efisiensi bisnis. Sebagai contoh dapat menemukan kesalahan dan masalah dalam prosedur operasional dengan melakukan audit internal secara rutin. Hal ini membantu dalam menerapkan perubahan yang diperlukan dan meningkatkan produktivitas perusahaan secara keseluruhan.


14310 4. Meningkatkan Ketahanan Bisnis Ketahanan bisnis adalah tujuan utama dalam pengurangan risiko. Perusahaan yang kuat dan mudah beradaptasi memiliki peluang lebih tinggi untuk bertahan dalam menghadapi persaingan yang ketat dan perubahan kondisi keuangan. Diversifikasi bisnis adalah salah satu metode mitigasi risiko yang mendorong ketahanan bisnis. Terlalu bergantung pada satu sumber pendapatan dapat meningkatkan peluang kegagalan organisasi. Portofolio bisnis yang beragam dapat menurunkan risiko ini. Selain itu, keragaman ini menciptakan peluang baru dan membuat perusahaan lebih fleksibel dalam merespons perubahan kondisipasar. Jenis-Jenis Mitigasi Risiko : Ada beberapa jenis mitigasi risiko yang bisa Anda terapkan di dalam bisnis beserta dengan contohnya, yaitu: 1. Risk Avoidance Risk avoidance adalah Tindakan menghindari keadaan atau pilihan yang dapat mengakibatkan konsekuensi yang tidak menguntungkan dikenal sebagai penghindaran risiko. Contohnya, akan lebih bijaksana untuk tidak melakukaninvestasi jika risiko signifikan yang ada di pasar saham tidak sesuai dengantoleransi risiko. 2. Risk Transfer Risk transfer melibatkan pengalihan risiko kepada pihak ketiga melalui kontrak, asuransi, atau pengaturan lain yang mengalihkan pertanggungjawaban risiko kepada pihak ketiga. Misalnya, perusahaan asuransi mengasumsikan risiko litigasi atau kerusakan properti ketika bisnis memiliki polis asuransi. 3. Risk Reduction


14410 Risk reduction adalah langkah-langkah yang diambil untuk mengurangi kemungkinan terjadinya risiko dan dampaknya. Misalnya, pelatihan keselamatan yang sering dilakukan dan memberikan alat pelindung diri kepada pekerja merupakan teknik pengurangan risiko yang efisien jika perusahaan menghadapi risiko kecelakaan kerja yang tinggi. 4. Risk Acceptance Risk acceptance adalah penerimaan suatu risiko dan dampaknya tanpa adanya tindakan mitigasi atau pencegahan. Bisnis mungkin harus menerima beberapa risiko jika konsekuensinya lebih besar daripada biaya dan upaya yang diperlukan untuk mengurangi risiko tersebut. Inilah yang disebut dengan risk acceptance. 5. Risk Sharing Terakhir, ada risk sharing yang memerlukan kerja sama untuk berbagi risiko yang dihadapi dengan pihak lain, seperti vendor atau mitra bisnis. Misalnya,mengerjakan proyek besar bersama dengan bisnis yang berbeda. Anda dapat membuat kontrak yang memberikan tanggung jawab dan risiko yang sama kepadamasing-masing pihak. Strategi Mitigasi Risiko Mitigasi risiko mengacu pada tindakan yang perlu dilakukan untuk mengurangi potensi dampak negatif dari risiko yang dapat memengaruhi bagian mana pun dalam sebuah organisasi, termasuk pemasaran. Kehilangan klien atau target pasar yang tidak tertarik dengan produk yang ditawarkan adalah dua bahaya yang mungkin muncul dalam industri pemasaran. Mengembangkan rencana pemasaran digital yang menarik dan tepat sasaran adalah jawabannya. Dalam mitigasi risiko, ada lima strategi yang perlu Anda lakukan secara berurutan: 1. Identifikasi Risiko Menemukan risiko yang dihadapi perusahaan dalam lingkungan operasinya adalah langkah pertama dalam mitigasi risiko. bahaya datang dalam berbagaibentuk, termasuk


14510 bahaya komersial, hukum, lingkungan, dan peraturan. Setelah Anda menentukan sebanyak mungkin variabel risiko ini, masukkan ke dalam database Anda. Sebaiknya semua bahaya didokumentasikan dalam database sehingga semua anggota staf, termasuk para pemangku kepentingan dalam perusahaan, dapat mengaksesnya. 2. Analisis Risiko Setelah bahaya teridentifikasi, pastikan tingkat setiap risiko untuk melakukan analisis risiko. Kenali hubungan antara risiko dan elemen organisasi yang berbeda. Periksa jumlah fungsi bisnis yang berisiko untuk mengukur tingkat keparahan risiko. Ada risiko yang, jika terjadi, berpotensi mematikan perusahaan sepenuhnya, dan ada risiko lain yang hanya akan menimbulkan sedikit gangguan. Memetakan risiko pada berbagai dokumen, aturan, prosedur, dan proses bisnis merupakan salah satu tugas mendasar yang paling penting. Hal ini menyiratkan bahwa untuk menilai setiap risiko dan memahami implikasinya, Anda perlu memiliki kerangka kerja manajemen risiko yang terpetakan. 3. Evaluasi Risiko dan Penentuan Prioritas Memprioritaskan setiap risiko sesuai dengan tingkat keseriusannya sangat diperlukan. Memprioritaskan risiko dengan cara ini akan sangat membantu agar Anda dapat melihat seberapa besar risiko yang Anda hadapi di seluruh perusahaan. Selanjutnya, nilai bahaya dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. 4. Penanganan Risiko Risiko yang sudah ada harus dikurangi atau dikendalikan semaksimal mungkin. Libatkan kelompok dan para ahli yang telah menerima pelatihan di bidangnya untuk memberantas beberapa bahaya yang mungkin mempengaruhi perusahaan Anda 5. Pemantauan Risiko


14610 Anda dapat menemukan bahwa beberapa bahaya tetap ada dan tidak dapat dihilangkan sama sekali. Misalnya, risiko yang terkait dengan lingkungan dan pasar yang berada di luar kendali Anda. Pertahankan program pemantauan risiko secara teratur untuk memastikan organisasi Anda tetap beroperasi. Siklus dan fase hidup proyek Proses memulai, mengatur, melaksanakan, menyelesaikan, dan mengawasisebuah proyek dikenal sebagai siklus hidup manajemen proyek. Proyek dapatlebih terorganisir dan terfokus dengan menyadari fase-fase penting dalam siklus hidup manajemen proyek. Tujuan yang berbeda dari setiap tahap dalam siklus hidup manajemen proyek memungkinkan pelacakan terperinci dari setiap tindakan selama proses berlangsung. Ada empat fase umum dalam siklus hidup manajemen proyek : 5. Inisiasi Tidak ada yang lebih penting bagi kesuksesan sebuah proyek selama masa permulaan selain komunikasi. Untuk mencapai kesuksesan yang berkelanjutan, komunikasi sangatlah penting. Untuk menjamin bahwa informasi yang relevan telah terkumpul, sangat penting untuk menyusun prosedur pemrosesan informasi yang pertama. Langkah pertama adalah mendefinisikan proyek melalui: Identifikasi kebutuhan atau masalah yang akan diselesaikan oleh proyek Identifikasi peluang yang dapat Anda gunakan untuk memecahkan masalah Pahami apakah proyek tersebut layak dilakukan dan akan menyelesaikan masalahnya Tentukan ruang lingkup proyek dan kiriman Identifikasi pemangku kepentingan dan tentukan sumber daya yang diperlukan Setelah melakukan hal tersebut, kini kita bisa mendapatkan semua informasiyang berisi informasi tentang tujuan, sasaran, sumber daya, dan aspek lainnya.


14710 Tahap analisis siklus hidup proyek ini akan membantu dalam memahamibagaimana proyek akan berkembang dan dalam mengatur dan mengumpulkan personel dan sumber daya yang dibutuhkan. 6. Perencanaan Di bagian siklus hidup manajemen proyek ini yang harus dilakukan adalah: Tetapkan anggaran dan perkirakan tenggat waktu Tetapkan tonggak sejarah Lakukan analisis risiko Menentukan tugas dan tanggung jawab Buat alur kerja. Kita harus bersikap taktis dan strategis di era ini. Ingatlah bahwa setiap kegiatan harus dapat dilakukan dan mudah dilakukan, dan berusahalah untuk memahami bagaimana setiap kegiatan tersebut berkontribusi pada tujuan akhir untuk mengatasi masalah. Analisis risiko adalah komponen paling penting dalam perencanaan proyek karena dapat digunakan untuk menemukan hambatan apa pun. 7. Eksekusi Fase eksekusi adalah di mana komunikasi dapat membuat atau menghancurkan sebuah proyek. Langkah-langkah manajemen proyek untuk fase eksekusi: Pembuatan tugas dan alur kerja organisasi: Tetapkan aspek granular proyek ke anggota tim yang sesuai, pastikan anggota tim tidak terlalu banyak bekerja Jelaskan tugas kepada anggota tim: Jelaskan tugas kepada anggota tim, berikan panduan yang diperlukan tentang bagaimana tugas itu harus diselesaikan, dan lakukan pelatihan terkait proses jika perlu. Berkomunikasi dengan anggota tim, klien, dan manajemen tingkat atas: Memberikan pembaruan kepada pemangku kepentingan proyek di semua tingkatan.


14810 Pemantauan kualitas kerja: Pastikan anggota tim memenuhi target waktu dan kualitas mereka untuk tugas. Manajemen anggaran: memantau pengeluaran dan menjaga proyek tetap pada jalurnya. 8. Penutupan Selama fase penutupan proyek, kami memberikan hasil akhir, melepaskan sumber daya proyek, dan menilai keberhasilan proyek. Tugas manajer proyek tidak berakhir setelah pekerjaan utama proyek selesai; masih ada tugas penting yang harus diselesaikan, seperti menilai keberhasilan dan kegagalan proyek. Langkah-langkah manajemen proyek untuk fase penutupan: Analisis Kinerja Proyek: Periksa untuk melihat apakah tujuan proyek telah terpenuhi (yaitu, tugas-tugas selesai sesuai jadwal, sesuai anggaran, dan tanpa penundaan) dan apakah masalah awal dalam daftar periksa telah diperbaiki. Analisis kinerja tim: Periksa untuk melihat apakah tujuan proyek telah terpenuhi (yaitu, tugas-tugas selesai sesuai jadwal, sesuai anggaran, dan tanpa penundaan) dan apakah masalah awal dalam daftar periksa telah diperbaiki. Dokumentasikan penutupan proyek: Pastikan setiap elemen terakhir dari proyek telah selesai, dan laporkan kepada pihak-pihak terkait. Lakukan tinjauan pasca-implementasi: Menganalisis kesimpulan proyek sambil mengingat pelajaran yang ditemukan untuk inisiatif berikutnya yang sebanding. Akuntansi untuk anggaran yang digunakan dan tidak digunakan: Alokasikan sumber daya yang tersisa untuk proyek mendatang. Setelah pekerjaan selesai, jika Anda mempertahankan fokus, Anda akan siap untuk menerapkan semua pengetahuan yang baru Anda peroleh ke pekerjaan berikutnya.


14910 Alat dan perangkat lunak manajemen proyek. Manajer proyek dan timnya dapat mengambil manfaat dari alat bantu dan pendekatan untuk manajemen proyek dalam beberapa cara. WBS (ruanglingkup) dan pernyataan ruang lingkup pekerjaan adalah contoh alat bantu dan metodologi. Analisis rute kritis, diagram jaringan, diagram Gantt, dan penjadwalan rantai kritis (waktu), manajemen nilai yang diperoleh dan estimasi biaya. Prosedur manajemen khusus ini digunakan untuk mengelola atau mengatur berbagai hal, sama seperti masalah manajerial lainnya. Proses pengembanganperangkat lunak adalah apa yang dimaksudkan untuk dikelola oleh manajemen proyek perangkat lunak, seperti namanya. Manajemen proyek ini mirip dengan manajemen lain dalam hal manajemen. Bidang dan percakapan manajemen adalahsatu-satunya hal yang membedakannya. Manajemen teknologi ini bersifatmanajerial. Ada tiga hal yang jadi fokus utama dalam manajemen proyek perangkat lunak: 9. People Hal ini akan bergantung pada manusia untuk melaksanakan proses yang telah diputuskan. Karena manusia adalah perencana, pelaksana, dan pengguna proyek, maka mereka adalah fokus utama dari analisis ini. 10. Problem Memahami masalah yang dihadapi sangat penting untuk manajemen proyek. bukan hanya masalah yang saat ini terlihat, tetapi juga kerumitan potensi masalah di masa depan. Strategi dan solusi akan dibangun dari isu-isu tersebut. Semuanya tentu saja dibuat dengan landasan ilmiah yang kuat. Isu yang dihadapi juga mencakup pengelolaan dan pemilihan sumber daya, bukan hanya teknologi yang akan digunakan, tetapi juga sumber daya manusianya. Salah satu contoh isu dalam pengembangan aplikasi adalah memilih saran VPS terbaik untuk membuat aplikasi terhebat. 11. Process


15010 Proses adalah perhatian utama berikutnya. Salah satu prosedur yang diperhitungkan dalam manajemen adalah prosedur ini. Dimulai dengan pengaturan kerangka kerja, memastikan bahwa segala sesuatu mengikuti alurnya, dan mengoptimalkan hasil dari prosedur yang telah diselesaikan. 3. Membangun Tim dan Komunikasi: 3.1.Membangun tim teknik yang efektif. Membangun tim teknik yang efektif memerlukan beberapa strategi yang dapat diterapkan: 1. Motivasi Pegawai: Motivasi Pegawai merupakan salah satu faktor psikologis utama dalam mencapai tujuan perusahaan yang mencakup semua. Peningkatan keseluruhan dalam tim akan datang dari motivasi individu dan masukan terkait dari rekan tim dan pemimpin tim.. 2. Diskusi Berkala: Diskusi Berskala di dalam kelompok membantu rekan mensurvei kesulitan mahir atau individu yang mungkin mereka lihat di tempat kerja. 3. Memberikan Apresiasi: Pengakuan, penghargaan, dan hadiah untuk hasil karya yang tak tertandingi dianggap sebagai dorongan bagi rekan kerja. 4. Carilah Kejelasan: Apa pun yang menjadi fokus klub atau grup, pastikan bahwa setiap anggota setuju sepenuhnya untuk membuat tujuan dan menaatinya. 5. Kepercayaan: Kepercayaan adalah pembentukan yang signifikan dalam membangun kelompok kerja yang kuat. 6. Menyelaraskan Visi dan Tujuan Setiap Anggota Tim: Setiap kolega benar-benar harus berbagi pemahaman yang sama tentang misi dan visi kelompok. 7. Mempromosikan Komunikasi yang Efektif: Korespondensi yang hebat adalah kunci mendasar dalam membangun kelompok kerja yang kuat. 8. Membuat keputusan bersama: Setiap orang mempunyai kesempatan untuk berbagi pemikiran dan idenya.


Click to View FlipBook Version