MOTOR DIESEL - BASIC PLANT PEOPLE DEVELOPMENT III. ENGINE SYSTEM B. FUEL SYSTEM 1. FUEL SISTEM KOMATSU (FIP) ❑ FUEL INJECTION PUMP ( PLUNGER )
MOTOR DIESEL - BASIC PLANT PEOPLE DEVELOPMENT III. ENGINE SYSTEM B. FUEL SYSTEM 1. FUEL SISTEM KOMATSU (FIP) ❑ FUEL INJECTION PUMP – DELIVERY VALVE Dilihat dari cara kerjanya, maka delivery check valve berfungsi sebagai : ✓ Check valve. ✓ Menurunkan tekanan pada pressure line secara cepat (menguragi penetesan ).
MOTOR DIESEL - BASIC PLANT PEOPLE DEVELOPMENT III. ENGINE SYSTEM B. FUEL SYSTEM 1. FUEL SISTEM KOMATSU (FIP) ❑ FUEL INJECTION PUMP – GOVERNOOR Fungsinya : • Mengatur putaran engine sesuai dengan beban engine dan pengaturan oleh operator. Klasifikasi governor : Governor untuk pompa injeksi tipe bosch dapat diklasifkasikan sebagai berikut : • Minimum dan maksimum speed governor. Umumnya tipe ini digunakan untuk otomobil. • All speed governor. Umunya tipe ini dipakai untuk mesin – mesin konstruksi dan engine generator
MOTOR DIESEL - BASIC PLANT PEOPLE DEVELOPMENT III. ENGINE SYSTEM B. FUEL SYSTEM 1. FUEL SISTEM KOMATSU (FIP) ❑ FUEL INJECTION PUMP – GOVERNOOR Komponen utama dari governor : • Guide lever. • Floating lever. • Tension lever. • Governor spring. • Shifter. • Fly weight. • Full load stopper. • Start spring • Swivel lever.
MOTOR DIESEL - BASIC PLANT PEOPLE DEVELOPMENT III. ENGINE SYSTEM B. FUEL SYSTEM 1. FUEL SISTEM KOMATSU (FIP) ❑ FUEL INJECTION PUMP – GOVERNOOR
MOTOR DIESEL - BASIC PLANT PEOPLE DEVELOPMENT III. ENGINE SYSTEM B. FUEL SYSTEM 1. FUEL SISTEM KOMATSU (FIP) ❑ FUEL INJECTION PUMP – GOVERNOOR
MOTOR DIESEL - BASIC PLANT PEOPLE DEVELOPMENT III. ENGINE SYSTEM B. FUEL SYSTEM 1. FUEL SISTEM KOMATSU (FIP) ❑ FUEL INJECTION PUMP – GOVERNOOR
MOTOR DIESEL - BASIC PLANT PEOPLE DEVELOPMENT III. ENGINE SYSTEM B. FUEL SYSTEM 1. FUEL SISTEM KOMATSU (FIP) ❑ FUEL INJECTION PUMP – TORQUE SPRING ► Engine untuk mesin - mesin konstruksi, dalam operasinya selalu dalam keadaan beban penuh. Lagi pula mesin - mesin konstruksi harus mampu untuk memenuhi pertambahan beban yang datangnya tiba - tiba. ► Jika engine kondisinya beban penuh dan tiba - tiba ada beban tambahan lagi, ini akan mengakibatkan engine akan turun putarannya secara mendadak, pada saat operator tidak sempat menukar gigi transmisi untuk memperbesar torsi ouput. ► Berapa besar staling engine yang dapat dihindari ? Salah satu cara ialah menurunkan batas kemampuan beban ( load ) yang dapat dibawa oleh engine tersebut. Torque spring secara pasti dapat menurunkan batas beban penuh ( full load ) output tersebut. ► Ketika tension lever bergerak ke posisi maju dimana “ torque spring start to act “, posisi ini adalah batas torque yang telah diturunkan. Jika ada beban tambahan yang diumpai seperti ini, engine akan menahan beban ini secara perlahan - lahan, karena tension lever ditahan oleh torque spring, sehingga operator mempunyai waktu untuk memindahkan gigi transmisi agar didapatkan torque output yang lebih besar.
MOTOR DIESEL - BASIC PLANT PEOPLE DEVELOPMENT III. ENGINE SYSTEM B. FUEL SYSTEM 1. FUEL SISTEM KOMATSU (FIP) ❑ FUEL INJECTION PUMP – AUTOMATIC ADVANCE TIMER ► Secara otomatis mengadakan variasi saat penyemprotan bahan bakar sesuai dengan putaran engine, sehingga saat penyalaan bahan bakar tepat pada saat yang ditentukan. Dengan kata lain, dengan bahan bakar yang tetap jumlahnya, tenaga yang dihasilkan menjadi lebih besar. Konstruksi dari automatic timer seperti gambar dibawah ini : ► Flyweight holder mempunyai dua buah pin yang tetap ( fix ) yang merupakan dudukan dari flyweight. Flyweight holder dihubungkan dengan pompa injeksi bahan bakar ( FIP ). ► Flange yang digerakkan ( driving flange ) mempunyai dua buah stud yang berhubungan dengan flyweight, dimana flyweight, tersebut mempunyai permukaan melengkung. ► Driving flange dihubungkan dengan timing gear. ► Antara stud dan pin terdapat spring.
MOTOR DIESEL - BASIC PLANT PEOPLE DEVELOPMENT III. ENGINE SYSTEM B. FUEL SYSTEM 1. FUEL SISTEM KOMATSU (FIP) ❑ FUEL INJECTION PUMP – AUTOMATIC ADVANCE TIMER
MOTOR DIESEL - BASIC PLANT PEOPLE DEVELOPMENT III. ENGINE SYSTEM B. FUEL SYSTEM 1. FUEL SISTEM KOMATSU (FIP) ❑ FUEL INJECTION PUMP – AUTOMATIC ADVANCE TIMER
MOTOR DIESEL - BASIC PLANT PEOPLE DEVELOPMENT III. ENGINE SYSTEM B. FUEL SYSTEM 1. FUEL SISTEM KOMATSU (FIP) ❑ FUEL INJECTION NOZZLE Fungsinya : • Untuk mengabutkan atau menyemprotkan bahan bakar yang dikirim dari FIP. • Baik tidaknya pengabutan ditentukan dengan kekuatan spring nozzle. • Untuk menaikkan atau menurunkan kekuatan spring dapat dengan menambah atau mengurangi shim. 1. Fuel inlet connector Fuel injection nozzle 2. Nozzle holder 3. Adjustment shim 4. Spring 5. Seat 6. Spacer 7. Nozzle 8. Retaining cap 9. Nozzle needle a. Fuel inlet (From injection pump) b. Injection (To cylinder) c. Fuel return (To fuel tank)
MOTOR DIESEL - BASIC PLANT PEOPLE DEVELOPMENT III. ENGINE SYSTEM B. FUEL SYSTEM 1. FUEL SISTEM KOMATSU (FIP) ❑ PEMASANGAN FUEL INJECTION PUMP Prosedure pemasangan FIP pada Komatsu engine antara lain : 1) Putar crank shaft searah putaran engine ( biasanya searah jarum jam / CW ) sampai piston 1 posisi TDC compressi. Perhatikan tanda top 1.6 (tanda ini dapat dilihat pada pulley) lalu tepatkan dengan pointer (penunjuk). 2) Putar kembali crankshaft berlawanan putaran engine hingga tanda IJ tepat dengan pointer ( tanda IJ adalah tanda pada saat Injection Fuel). 3) Luruskan tanda yang ada di flange penggerak FIP ( Assoseries gear ) dengan flangeFIPnya. 4) Lepaskan fuel injection pipe silinder No. 1 Buka delivery valve holder, ambil spring delivery valve dan delivery valve kemudian pasang kembali deliveryvalve holder. 5) Kemudian pompakan fuel dengan mengoperasikan hand pump sampai fuel yang keluar dari plunger satu berhenti, pada waktu yang sama dimana saat memompa juga dilakukan memutar flangeFIP atau body FIP perlahan-lahan. 6) Apabila supplai fuel sudah berhenti keluar pada plunger satu, berarti mulai saat injection. 7) Kencangkan baut - baut pengikat ( sesuai standart torquenya ), dan pasang Kembali deliveryvalve dan spring deliveryvalve.
MOTOR DIESEL - BASIC PLANT PEOPLE DEVELOPMENT III. ENGINE SYSTEM B. FUEL SYSTEM 2. HIGH PRESSURE INJECTION (HPI) FUEL SYSTEM ❑ KOMPONEN UTAMA HPI FUEL SYSTEM 1. Fuel Tank 2. Fuel filter ( High Pressure Fuel Filter ) 3. Supply Pump ( Fuel PumpAssembly ) 4. Control Valve Assembly ( ECVA = ElectronicControlValve Assembly ) 5. Injector Assembly 6. ECM ( Electronic Control Module ) 7. Actuator dan sensor 8. Fuel Cooler Contoh unit yang menggunakan fuel system HPI : • D375A-5 • WA600-3 • WD600-3 • WA500-3 • DLL
MOTOR DIESEL - BASIC PLANT PEOPLE DEVELOPMENT III. ENGINE SYSTEM B. FUEL SYSTEM 2. HIGH PRESSURE INJECTION (HPI) FUEL SYSTEM ❑ KOMPONEN UTAMA HPI FUEL SYSTEM FUEL FILTER SUPPLY PUMP ASSEMBLY ECVA
MOTOR DIESEL - BASIC PLANT PEOPLE DEVELOPMENT III. ENGINE SYSTEM B. FUEL SYSTEM 2. HIGH PRESSURE INJECTION (HPI) FUEL SYSTEM ❑ FUEL PUMP ASSEMBLY • Fuel Pump Assembly pada dasarnya sebagai pengendali fuel pressure atau dengan kata lain menjaga timbulnya fuel pressure. • Fuel yang disuply dari fuel tank lewat melalui fuel filter dan di isap oleh pump dan di suply ke control valve assembly • Pressure yang dihasilkan oleh fuel pump sangat menentukan terhadap seberapa besar membukanya sudut dari fuel pump actuator.
MOTOR DIESEL - BASIC PLANT PEOPLE DEVELOPMENT III. ENGINE SYSTEM B. FUEL SYSTEM 2. HIGH PRESSURE INJECTION (HPI) FUEL SYSTEM ❑ ELECTRONIC CONTROL VALVE ASSEMBLY ( ECVA ) • Semua sensor yang ada di ECVA ini berfungsi sebagai pemberi in put ke ECM ( Controller ). • Dan semua actuator adalah sebagai penerima perintah dari ECM
MOTOR DIESEL - BASIC PLANT PEOPLE DEVELOPMENT III. ENGINE SYSTEM B. FUEL SYSTEM 2. HIGH PRESSURE INJECTION (HPI) FUEL SYSTEM ❑ ELECTRONIC CONTROL VALVE ASSEMBLY ( ECVA ) 0.17~172MPa
MOTOR DIESEL - BASIC PLANT PEOPLE DEVELOPMENT III. ENGINE SYSTEM B. FUEL SYSTEM 2. HIGH PRESSURE INJECTION (HPI) FUEL SYSTEM ❑ INJECTOR
MOTOR DIESEL - BASIC PLANT PEOPLE DEVELOPMENT III. ENGINE SYSTEM B. FUEL SYSTEM 2. HIGH PRESSURE INJECTION (HPI) FUEL SYSTEM ❑ INJECTOR
MOTOR DIESEL - BASIC PLANT PEOPLE DEVELOPMENT III. ENGINE SYSTEM B. FUEL SYSTEM 2. HIGH PRESSURE INJECTION (HPI) FUEL SYSTEM ❑ INJECTOR
MOTOR DIESEL - BASIC PLANT PEOPLE DEVELOPMENT III. ENGINE SYSTEM B. FUEL SYSTEM 2. HIGH PRESSURE INJECTION (HPI) FUEL SYSTEM ❑ ELECTRONIC CONTROL MODULE (ECM) • ECM mempunya 2 (dua ) Micro processors yang berfungsi untuk memproses dan mengatur data yang diperlukan didalam system operasional dari pada ENGINE. • Dan juga mempunya 3 ( tiga ) memory dengan kapasitas 2MG yang digunakan sebagai penyimpan data kerusakan dan prosedure perbaikannya.
MOTOR DIESEL - BASIC PLANT PEOPLE DEVELOPMENT III. ENGINE SYSTEM B. FUEL SYSTEM 2. HIGH PRESSURE INJECTION (HPI) FUEL SYSTEM ❑ FUEL PIPING
MOTOR DIESEL - BASIC PLANT PEOPLE DEVELOPMENT III. ENGINE SYSTEM B. FUEL SYSTEM 2. HIGH PRESSURE INJECTION (HPI) FUEL SYSTEM ❑ FUEL PIPING ( FUEL PUMP ASSEMBLY)
MOTOR DIESEL - BASIC PLANT PEOPLE DEVELOPMENT III. ENGINE SYSTEM B. FUEL SYSTEM 2. HIGH PRESSURE INJECTION (HPI) FUEL SYSTEM ❑ FUEL PIPING ( FUEL PUMP ASSEMBLY)
MOTOR DIESEL - BASIC PLANT PEOPLE DEVELOPMENT III. ENGINE SYSTEM B. FUEL SYSTEM 3. COMMON RAIL FUEL SYSTEM ❑ FUEL SYSTEM DIAGRAM • CRI Fuel System atau Commom Rail Injection merupakan salah sistem kontrol injeksi fuel secara elektronik. • Elektronik kontrol sistem pada CRI memungkinkan pengontrolan injeksi fuel yang optimal dengan menyesuaikan kecepatan dan beban engine, pengaturan emisi gas buang (exhaust gas), pengaturan fuel consumption dan low noise.
MOTOR DIESEL - BASIC PLANT PEOPLE DEVELOPMENT III. ENGINE SYSTEM B. FUEL SYSTEM 3. COMMON RAIL FUEL SYSTEM
MOTOR DIESEL - BASIC PLANT PEOPLE DEVELOPMENT III. ENGINE SYSTEM B. FUEL SYSTEM 3. COMMON RAIL FUEL SYSTEM ❑ MAIN COMPONENT - FUEL SUPPLY PUMP • Fuel Supply Pump berfungsi untuk menghasilkan fuel bertekanan ke dalam common rail dengan cara mengatur fuel discharge dari fuel pump. • Tekanan fuel dikendalikan oleh jumlah dari bahan bakar yang dihasilkan supply pump. Jumlah fuel yang dihasilkan dikendalikan oleh signal elektiric ON - OFF dalam PCV (Pressure Control Valve) yang terdapat pada Suppy pump dimana signal tsb dikirim oleh ECU ( Electronic Control Unit ). • Common Rail menerima tekanan bahan bakar yang dihasilkan oleh Supply pump dan mendistribusikan ke masing - masing cylinder sesuai FO. • Besarnya fuel pressure dideteksi oleh CRI pressure sensor yang terdapat pada common rail. Pressure sensor ini memberikan feed back ke controller untuk memastikan bahwa actual pressure tsb sesuai dengan perintah dari controller yang disesuaikan dengan putaran dan beban engine
MOTOR DIESEL - BASIC PLANT PEOPLE DEVELOPMENT III. ENGINE SYSTEM B. FUEL SYSTEM 3. COMMON RAIL FUEL SYSTEM ❑ MAIN COMPONENT - FUEL SUPPLY PUMP (FEED PUMP) Feed Pump atau Low Pressure Fuel Pump berfungsi untuk mentransfer fuel dari fuel tank ke high pressure pump chamber.
MOTOR DIESEL - BASIC PLANT PEOPLE DEVELOPMENT III. ENGINE SYSTEM B. FUEL SYSTEM 3. COMMON RAIL FUEL SYSTEM ❑ MAIN COMPONENT - FUEL SUPPLY PUMP (HIGH PRESSURE PUMP) • High Pressure Pump berfungsi untuk mengalirkan fuel dari low pressure circuit menuju ke common rail.
MOTOR DIESEL - BASIC PLANT PEOPLE DEVELOPMENT III. ENGINE SYSTEM B. FUEL SYSTEM 3. COMMON RAIL FUEL SYSTEM ❑ MAIN COMPONENT - FUEL SUPPLY PUMP ( PCV VALVE) • Pressure Control Valve (PCV) berfungsi untuk mengatur besarnya tekanan fuel pada common rail dengan cara mengatur jumlah fuel dari fuel supply pump yang akan dialirkan ke common rail
MOTOR DIESEL - BASIC PLANT PEOPLE DEVELOPMENT III. ENGINE SYSTEM B. FUEL SYSTEM 3. COMMON RAIL FUEL SYSTEM ❑ MAIN COMPONENT - FUEL SUPPLY PUMP ( PCV VALVE) • Dengan pompa yang bertekanan tinggi, PCV dipasang pada masing-masing pump untuk mengatur jumlah dan tekanan fuel yang akan di supply ke common rail seperti cara kerja FIP. • Dengan memanfaatkan cams yang memiliki 3 tonjolan, Jumlah suplai pump yang dibutuhkan di kurangi menjadi 1/3 jumlah cylinderEngine. • Sebagai tambahan, suplai dari 1 tonjolan cam ke common rail waktunya disesuaikan dengan saat penginjeksian pada injektor. sehingga memungkin untuk mendapatkan pressure yang stabil dan proportional pada common rail
MOTOR DIESEL - BASIC PLANT PEOPLE DEVELOPMENT III. ENGINE SYSTEM B. FUEL SYSTEM 3. COMMON RAIL FUEL SYSTEM ❑ MAIN COMPONENT - FUEL SUPPLY PUMP ( PCV VALVE)
MOTOR DIESEL - BASIC PLANT PEOPLE DEVELOPMENT III. ENGINE SYSTEM B. FUEL SYSTEM 3. COMMON RAIL FUEL SYSTEM ❑ MAIN COMPONENT - COMMON RAIL • Common Rail berfungsi untuk mendistribusikan fuel bertekanan tinggi yang dihasilkan oleh high pressure pump ke injector pada masing-masing silinder. Pressure Limiter Flow Damper Pressure Sensor Input from No.2 High Pump Input from No.1 High Pump
MOTOR DIESEL - BASIC PLANT PEOPLE DEVELOPMENT III. ENGINE SYSTEM B. FUEL SYSTEM 3. COMMON RAIL FUEL SYSTEM ❑ MAIN COMPONENT - COMMON RAIL ( FLOW DAMPER ) • Flow Damper berfungsi untuk meredam turun naiknya fuel pressure pada fuel piping dan untuk mengalirkan fuel dengan pressure stabil/konstan ke injector. Keadaan tidak Injeksi Saat Injeksi Injeksi Abnormal
MOTOR DIESEL - BASIC PLANT PEOPLE DEVELOPMENT III. ENGINE SYSTEM B. FUEL SYSTEM 3. COMMON RAIL FUEL SYSTEM ❑ MAIN COMPONENT - COMMON RAIL ( PRESSURE LIMITER ) • PressureLimiter berfungsi untuk membatasi tekanan fuel pada common rail.
MOTOR DIESEL - BASIC PLANT PEOPLE DEVELOPMENT III. ENGINE SYSTEM B. FUEL SYSTEM 3. COMMON RAIL FUEL SYSTEM ❑ MAIN COMPONENT - COMMON RAIL ( PRESSURE LIMITER ) • Pressure limiter akan membuka penuh ke arah drain apabila timbul pressure tinggi yang tidak normal ( 1430 Kg/cm2 ) dan akan mentup pada tekanan 310 Kg/cm2 untuk menjaga tekanan pada common rail.
MOTOR DIESEL - BASIC PLANT PEOPLE DEVELOPMENT III. ENGINE SYSTEM B. FUEL SYSTEM 3. COMMON RAIL FUEL SYSTEM ❑ MAIN COMPONENT - COMMON RAIL ( PRESSURE SENSOR ) • Pressure Sensor berfungsi untuk mengukur besarnya tekanan fuel pada common rail dan kemudian memberi informasi ke controller. Sensor ini dibuat dari bahan semi konductor, dimana memakai karakteristik bahan silicon, yang mana hambatannya akan berubah sesuai dengan tekanan yang diterima sesuia tabel dibawah.
MOTOR DIESEL - BASIC PLANT PEOPLE DEVELOPMENT III. ENGINE SYSTEM B. FUEL SYSTEM 3. COMMON RAIL FUEL SYSTEM ❑ MAIN COMPONENT - INJECTOR • CRI Fuel Injector berfungsi untuk menginjeksikan bahan bakar bertekanan tinggi dari common rail ke dalam ruang bakar sesuai dengan timing, jumlah bahan bakar, injection ratio dan spray (semprotan) injector. Solenoid Inner valve Assy Command Piston Nozzle Assy Outer Valve Body Pressure Pin & spring
MOTOR DIESEL - BASIC PLANT PEOPLE DEVELOPMENT III. ENGINE SYSTEM B. FUEL SYSTEM 3. COMMON RAIL FUEL SYSTEM ❑ MAIN COMPONENT - INJECTOR
MOTOR DIESEL - BASIC PLANT PEOPLE DEVELOPMENT III. ENGINE SYSTEM B. FUEL SYSTEM 3. COMMON RAIL FUEL SYSTEM ❑ MAIN COMPONENT - INJECTOR (TWV) • CRI Injector menggunakan Two Way Electomagnetic Valve (TWV) yang dicontrol oleh Engine Control Unit (ECU) dan berfungsi untuk mengatur tekanan dalam control chamber yang bertujuan untuk mengatur awal dan akhirnya suatu injeksi. TWV Off TWV On Wajib kita ketahui bahwa arus listrik yang masuk untuk mengaktifkan solenoid adalah arus AC 110 Volt. Sangat berbahaya !!!
MOTOR DIESEL - BASIC PLANT PEOPLE DEVELOPMENT III. ENGINE SYSTEM C. COOLING SYSTEM 1. FUNGSI COOLING SYSTEM “ Sistem pendingin pada engine berfungsi untuk mengambil sebagian panas yang dihasilkan oleh engine, sehingga engine bekerja pada temperature yang semestinya atau ideal ”
MOTOR DIESEL - BASIC PLANT PEOPLE DEVELOPMENT III. ENGINE SYSTEM C. COOLING SYSTEM 1. FUNGSI COOLING SYSTEM
MOTOR DIESEL - BASIC PLANT PEOPLE DEVELOPMENT III. ENGINE SYSTEM C. COOLING SYSTEM 1. FUNGSI COOLING SYSTEM
MOTOR DIESEL - BASIC PLANT PEOPLE DEVELOPMENT III. ENGINE SYSTEM C. COOLING SYSTEM 2. DIAGRAM COOLING SYSTEM
MOTOR DIESEL - BASIC PLANT PEOPLE DEVELOPMENT III. ENGINE SYSTEM C. COOLING SYSTEM 2. DIAGRAM COOLING SYSTEM ENGINE SAA12V140E-3
MOTOR DIESEL - BASIC PLANT PEOPLE DEVELOPMENT III. ENGINE SYSTEM C. COOLING SYSTEM 3. WATER PUMP WATER PUMP FOR SAA12V140E-3
MOTOR DIESEL - BASIC PLANT PEOPLE DEVELOPMENT III. ENGINE SYSTEM C. COOLING SYSTEM 3. WATER PUMP
MOTOR DIESEL - BASIC PLANT PEOPLE DEVELOPMENT III. ENGINE SYSTEM C. COOLING SYSTEM 4. THERMOSTAT
MOTOR DIESEL - BASIC PLANT PEOPLE DEVELOPMENT III. ENGINE SYSTEM C. COOLING SYSTEM 4. THERMOSTAT • Prinsip kerja thermostat dibawah suhu kerja (<76.5ºC ) Diatas suhu kerja (>76.5ºC ) Opening temperature : 74.5 - 78.5 ºC. Full opening temperature : 90 ºC. Valve lift : Minimum 10 mm