SANGGUL
DAN
BUSANA TRADISIONAL
Nama Penulis :
Dhea Wahyu Oktavia
20519334025 / E1
D-iv Tata Rias Dan Kecantikan
Dosen Pengampu :
Asi Tritanti,M.Pd.
Eni Juniastuti,M.Pd.
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi
MahaPanyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat,taufik dan hidayah-Nya kepada kami,sehingga kami
dapat menyelesaikan pembuatan E-Book (Buku Digital) Sanggul dan Busana
Tradisional.
E-Book ini disusun untuk memenuhi kebutuhan tugas Ulangan Akhir Semester
mata kuliah Sanggul dan Busana Tradisional ,Universitas Negri Yogyakarta
tahun 2020/2021.
Teknik penyajian yang diangkat dilakukan dengan melihat dari referensi mulai
dari buku ,internet,Artikel dan di lengkapi dengan praktik mandiri.Pembahasan
e-book ini dimulai dengan menjelaskan pengertian,filosofi,alat, bahan dan
acesoris yang digunakan saat pembuatan sanggul ataupun menerapkan busana
tradisional ,serta dilengkapi dengan lampiran hasil akhir setiap praktik mandiri.
Pembahasan yang akan disampaikan pun disertai dengan step by step setiap
praktiknya.
Penghargaan dan ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Ibu Asi
Tritanti,M.Pd dan Ibu Eni Juniastuti,M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah
Sanggul dan Busana Tradisional Universitas Negri Yogyakarta ,yang telah
membimbing dan memberikan materi dengan sebaik mungkin kepada kami.
Terlepas dari semua itu ,Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada banyak
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya,Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaikinya.
Akhir kata kami berharap semoga Buku Digital ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi bterhadap pembaca.
Penyusun
I |SANGGUL DAN TRADISIONAL
DAFTAR ISI
HALAMAN ……….………………………………………………………….
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………ii
BAB I
Kajian Filosofi Sanggul Busana Tradisional Dan Asesoris Yang
DigunakanBeberapa Daerah Di Indonesia………………………………………1
1. Daerah Istimewa Yogyakarta……………………………………………..1
2. Jawa Tengah (Solo)……………………………………………………….8
3. Jawa Barat………………………………………………………………...14
4. Jawa Timur……………………………………………………………….19
5. Daerah Khusus Ibukota Jakarta…………………………………………..24
BAB II
Sanggul Daerah………………………………………………………………….28
A. Sunggar dan Sanggul Ukel Konde (Solo,Jawa Tengah)…………………28
B. Sunggar dan Sanggul Ukel Tekuk (Daerah Istimewa Yogyakarta)…….. 34
C. Sunggar dan Sanggul Ciwidey ( Jawa Barat)…………………………….41
D. Sunggar pada Sanggul Pusung Tagel (Bali)……………………………...47
E. Sunggar dan Sanggul Cepol (Betawi)……………………………………52
F. Sanggul Nyimas Gamaran (Banten)……………………………………...52
G. Sanggul Madura (Jawa Timur)…………………………………………...63
BAB III
Wiru Kain Jarik (Batik)………………………………………………………....68
A. Macam-Macam Motif Kain……………………………………………...70
B. Wiru Kain Jarik Pria……………………………………………………...74
C. Wiru Kain Jarik Wanita…………………………………………………..78
DAFTAR PUSTAKA …......................................................................................83
ii |SANGGUL DAN TRADISIONAL
BAB Kajian Filosofi Sanggul Busana Tradisional Dan Asesoris
1 Yang DigunakanBeberapa Daerah Di Indonesia
1 DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Daerah Istimewa setingkat provinsi di Indonesia
yang merupakan peleburan Negara Kesultanan Yogyakarta dan Negara Kadipaten Paku
Alaman. Daerah Istimewa Yogyakarta terletak di bagian selat an Pulau Jawa, dan
berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah dan Samudera Hindia.Derah istimewa
Yogyakarta merupakan daerah yang kaya d an terkenal akan budayanya baik itu adat
istiadat,busana dan sanggul yang digunakan masyarakat DIY secara turun
temurun,diantaranya yaitu:
A. Sanggul Daerah dan Asesorisnya
1. Sanggul Ukel tekuk
Sumber : Sanggul Ukel Tekuk dalah sanggul yang
https://images.app.goo.gl/6ZA5TPpcGSoXu3p7A digunakan oleh masyarakat dalam lingkungan
keraton Ngayogyadiningrat, dimulai dari
permaisuri, selir, putri-putri raja dan para inang
pengasuh (emban). Pembeda dalam penggunaan
sanggul ini adalah ragam aksesoris serta pakaian
yang dikenakan. Namun, sekarang penggunaan
sanggul ukel tekuk sudah disesuaikan dengan
perkembangan zaman yang tidak hanya di pakai
oleh keluarga keraton saja, namun sudah dipakai
masyarakat luar keraton.
Wanita yang memakai sanggul jenis ini berarti ia telah beranjak dewasa dan
telah lepas dari dunia kanak-kanak, sekaligus melambangkan gadis tersebut ibarat
bunga yang baru mekar. Karena telah beranjak dewasa, maka diharapkan mampu
memikul tugas serta tanggung jawab dan layah dianggap sebagai ibu rumah
tangga.
Cara penggunaan sanggul ukel tekuk disesuaikan dengan usia dan
keperluan. Perbedaan ini terlihat dari kelengkapan perhiasan dikenakan, antara
lain sebagai berikut:
a. Putri remaja
1 |SANGGUL DAN TRADISIONAL
Putri yang berusia 11-15 tahun (sesudah haid) akan Memakai ukel tekuk dengan
hiasan peniti ceplok ditengah dan peniti renteng di kanan dan kiri sanggul.
b. Putri dewasa
Memakai ukel tekuk dengan hiasan sebagaimana pada putri remaja yaitu hiasan
pethat emas dan bunga ceplok jebehan.
c. Inang pengasuh ,Memakai ukel tekuk tanpa hiasan.
2. Asesoris Sanggul
Sumber :
https://images.app.goo.gl/JPPqQDRcUHhp3LMx7
(a) (b)
a. -Sepasang jebehan di pasang di bagian belang telinga atau di samping
sanggul bagian bawah .Yang melambangkan trimurti (Dewa Brahma,
Dewa Wisnu dan Dewa Siwa) yang melambangkan tiga dewa pemberi
kehidupan dan memiliki symbol keindahan.
-Ceplok ditengah-tengah sanggul bagian belakang bermakna bahwa gadis
beranjak dewasa dan telah lepas dari dunia kanak-kanak, sekaligus
melambangkan gadis tersebut ibarat bunga yang baru mekar.
b. Pethat gunungan (sisir gunungan) yang dipasang diantara kepala dan
sanggul menggambarkan meru atau gunung, lambang keagungan Tuhan.
Gunung yang ditumbuhi aneka pepohonan dianggap dapat memberi
kebahagiaan. Pethat gunungan melambangkan kebahagiaan yang dicapai
oleh pengantin sebagai modal pokok dalam hidup baru.
B. Busana Pria dan Asesorisnya
1. Surjan
Surjan merupakan istilah pakaian adat Yogyakarta khusus bagi pria dewasa.
Pakaian ini terdiri dari atasan dan bawahan yang menggunakan jarik atau kain
batik khas Jawa. Bentuknya sendiri adalah kemeja lengan panjang dengan kerah
pendek di bagian lehernya .
Pakaian adat di Yogyakarta ini kerap disebut dengan pakaian takwa karena
maknanya yang erat dengan agama islam. Hal itu bisa dilihat dari 6 kancing di
2 |SANGGUL DAN TRADISIONAL
pakaian itu yang menggambarkan rukun iman. Dua
kancing di dada kanan kiri adalah yang mewakili dua
kalimat syahadat.
Ada pula tiga buah kancing di bagian dalam
pakaian yang bermakna nafsu manusia. Nafsu
tersebut di antaranya nafsu aluamah, amarah, dan
supiyah. Letak kancing yang sengaja ada di dalam
dimaksudkan supaya nafsu tersebut bisa
dikendalikan dan ditutup oleh pengguna surjan.
Sumber :
https://images.app.goo.gl/JPPqQDRcUHhp3LMx7
Nama pakaian adat Yogyakarta surjan berasal dari kata siro dan jan yang
berarti makna pelita atau memberi terang. Ada mitos unik yang menyelimuti
surjan. Konon jika seseorang mengenakan surjan lengkap dengan batik, stagen,
tali, dan ikat pinggang, berat badan orang itu akan stabil. Surjan yogyakarta terdiri
dari dua jenis yaitu:
1. Surjan Lurik
Dikatakan Surjan lurik karena bermotif garis-garis sebagai pakaian seragam bagi
aparat kerajaan hingga prajurit dan rakyat.
2. Surjan Ontrokusuma
Surjan bermotif bunga (kusuma) sebagai pakaian para bangsawan Mataram.
2. Jarik
Ajaran dalam busana Jawa ini merupakan ajaran
untuk melakukan segala sesuatu didunia secara harmoni
yang berkaitan dengan aktivitas sehari-hari, baik dalam
hubungannya dengan sesama manusia, dengan diri sendiri,
maupun dengan Tuhan Yang Maha Kuasa pencipta segala
sesuatu di muka bumi ini.
Bagi laki-laki yang akan mengenakan busana Jawa harus
mempersiapkan perlengkapan busana seperti jarit batik gaya
Jogjakarta yang berfungsi Sebagai gambaran tingkat hidup
dan status sosial.
Sumber : https://images.app.goo.gl/1xzjJRrb7m5zXPHz5
3 |SANGGUL DAN TRADISIONAL
3. Asesoris Busana Pria
a. Blangkon
Blangkon adalah sejenis topi yang dipakai
oleh laki-laki Yogyakarta . blangkon berasal
dari kata ‘blangko’, dipakai untuk merujuk
pada sesuatu yang siap pakai. Blangkon gaya
Jogja memiliki mondolan di bagian belakang.
Pasalnya, jaman dulu para kaum Adam Jogja
Sumber :
https://images.app.goo.gl/ahZ1JzZhDn5zk97S8
cenderung memanjangkan rambut. Sehingga ketika diikat, rambut panjang
perlu digelung ke atas dan dibungkus ikatan kain. Kemudian
berkembanglah menjadi blangkon yang sekarang.
Mondolan juga erat kaitannya dengan filosofi orang Jawa yang
diharapkan pandai menyimpan rahasia. Tidak mudah membuka aib, baik
aib diri sendiri maupun orang lain. Halus dalam berbicara dan bertingkah
laku lembut serta berhati-hati sebagai wujud keluhuran budi pekerti.
b. Keris
Keris mempunyai pralambang bahwa keris
sekaligus warangka sebagaimana manusia
sebagai ciptaan dan penciptanya yaitu Allah
Yang Maha Kuasa, manunggaling kawula Gusti.
Karena diletakkan di bagian belakang tubuh,
Sumber : keris mempunyai arti bahwa dalam menyembah
https://images.app.goo.gl/xqEys7T2EXryYzhK6 Tuhan Yang Maha Kuasa hendaklah manusia
bisa untuk ngungkurake godhaning setan yaitu menjauhkan godaan setan yang
senantiasa mengganggu manusia ketika manusia akan bertindak kebaikan.
c. Sabuk (Ikat Pinggang )
Sabuk (ikat pinggang) dikenakan dengan cara
dilin gkarkan (diubetkan) ke badan. Ajaran ini
tersirat dari sabuk tersebut adalah bahwa harus
bersedia untuk tekun berkarya guna memenuhi
Sumber : kebutuhan hidupnya. Untuk itulah manusia harus
https://images.app.goo.gl/8xupivPwHainZtgi8
ubed (bekerja dengan sungguh-sungguh) dan jangan sampai kerjanya tidak ada
hasil atau buk (impas/tidak ada keuntungan). Kata sabuk berarti usahakanlah agar
segala yang dilakukan tidak ngebukne. Jadi harus ubed atau gigih.
4 |SANGGUL DAN TRADISIONAL
d. Slop
Canela atau selop ini selalu dikenakan di kaki, artinya
dalam menyembah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,
hendaklah dari lahir sampai batin sujud atau manembah di
kakinya. Dalam hati hanyalah sumeleh (pasrah) kepada
kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.
Sumber :
https://images.app.goo.gl/ttgv9UfrtiVAEExi9
e. Stagen
Fungsi stagen sebagai ikat pinggang, bentuknya tak
ubah seperti kain panjang yang fungsinya untuk ikat
pinggang. Tetapi dari bentuknya yang panjang itulah nilai-
nilai filosofi luhur ditanamkan, yang merupakan symbol
agar bersabar/ jadilah manusia yang sabar, kaitannya yang
erat dengan peribahasa jawa “Dowo Ususe’ atau panjang
usunya yang berarti sabra.
Sumber:
https://images.app.goo.gl/NBrWF7yxi7tVwbCd7
C. Busana Wanita dan Asesorisnya
1. Kebaya
Nama kebaya sendiri diambil dari Bahasa Arab
yakni kebaya yang berarti pakaian.Filosofi dari
kebaya Jogja sendiri menggambarkan kehalusan dan
tindak tanduk wanita yang seharusnya lemah lembut.
Tingkatan kehidupan itu merujuk pada konsep
Jawa mengenai alam baka, alam tengah, serta alam
fana. Lalu, ada gelang yang melingkar tanpa ujung
pangkal yang bermakna keabadian . Kebaya selalu
identik dipasangkan dengan jarik atau kain yang
membebat tubuh. Kain yang membebat tubuh
tersebut secara langsung akan
Sumber: siapapun wanita yang mengenakannya
membuathttps://images.app.goo.gl/x4uA4XJfdQbqqnep8
kesulitan untuk bergerak dengan cepat. Itulah sebabnya mengapa wanita Jawa
selalu identik dengan pribadi yang lemah gemulai.
Macam-macam kebaya yang dipakai di kalangan masyarakat maupun kraton
Yogyakarta,diantaranya yaitu:
1. Kebaya Bludru
5 |SANGGUL DAN TRADISIONAL
kebaya yang digunakan oleh para wanita di Yogyakarta yang dapat
melambangkan tindak tanduk wanita yang harus lemah lembut.
2. Samekanan dan Samekanan Tritik
Samekanan adalah kebaya yang dipakai oleh putri raja sedangkan samekanan
tritik adalah kebaya yang dipakai oleh putri raja yang sudah menikah.
2. Jarik
Jarik merupakan sebuah sebutan dalam bahasa
Jawa untuk sebuah kain yang mempunyai motif batik
dengan berbagai corak. Jarik sendiri biasa digunakan
oleh sesepuh orang Jawa untuk keseharian.
Jarik mempunyai beberapa fungsi yaitu Sebagai
gambaran tingkat hidup dan status sosial. Salah satu
kain yang terkenal dari Yogyakarta yaitu kain jarik.
Warna kain jarik yang khas dari Jogja yakni hitam dan
Sumber: putih.
https://images.app.goo.gl/Gi1LoeUcykf1Sp726
Macam-Macam motif yang ada di jarik tradisional Yogyakarta antara lain,adalah:
1. Batik Larangan
Makna dari motif ini adalah pengharapan agar pemakainya selamat sejahtera,
tabah, dan berprakarsa dalam menunaikan kewajiban demi kepentingan nusa dan
bangsa. Motif ini boleh dikenakan oleh putra dari garwa ampeyan, wayah, buyut,
canggah, Pangeran Sentana dan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom.
2. Motif wahyu tumurun
Motif batik ini biasanya digunakan baik laki laki maupun perempuan,atau bisa
dikatakan dapat digunakan secara umum.Dapat disesuaikan dengan kebutuhan
pemakainya.Unsur motifnya yaitu burung merak yang bermakna sebaghai
symbol lokal Yogyakarta yang menunjukan asal motif batik.pola mahkota
terbang yang menjadi motif utama menyimbolkan kemuliaan.
3. Motif Nitik
Motif batik yang dibuat dengan menggunakan warmna indigo,soga( coklat )
dan putih.Pola hias dalam batik ini berbentuk bujur sangkar dan persegi Panjang
.Kain batik ini juga diperindah dengan berupa isen-isen berupa cecek.Batik ini
digunakan masyarakat pada acara resmi yang mengharapkan orang yang
memakainya menjadi bijaksana dan dapat menilai orang lain dengan tepat.
6 |SANGGUL DAN TRADISIONAL
4. Motif Kawung
Motif batik kawung adalah motif batik yang terdiri atas empat buah bentuk
bulatan lonjong yang tersusun menyilang rapi yang merupakan pengambaran dari
buah kawung atau kolang kaling.Motif jarik ini digunakan sesuai dengan
kebutuhan.Jarik ini menggambarkan harapan agar manusia selalu ingat denga
nasal ususlnya,Sebagai lambing keperkasaan dan keadilan serta lukisan bunga
seroja yang melambangkan umur Panjang dan kesucian.
3. Asesoris Busana
Sumber:
https://images.app.goo.gl/GWiZEdS3Lv8JgFsL7
(a) (b)
a. kalung bersusun melambangkan 3 tingkatan kehidupan manusia
yaitu dari lahir, menikah dan kematian yang dihubungkan dengan
konsep Jawa tentang alam baka, alam tengah dan alam fana.
b. Binggel kana (gelang) berbentuk melingkar tanpa ujung pangkal
bermakna lambang keabadiaan.
7 |SANGGUL DAN TRADISIONAL
2 JAWA TENGAH ( SOLO )
Kota Surakarta atau yang sering dikenal dengan kota Solo, adalah wilayah
otonom dengan status Kota di bawah Provinsi Jawa Tengah, Indonesia . Sebagai
bagian dari budaya, busana daerah Jawa Tengah sangat dipengaruhi budaya
kerajaan Mataram Islam yang pernah menguasai wilayah ini.Oleh karena itu,
nuansa gaya adat solo atau Surakarta jawa tengah demikian mendominasi.
Diantaranya yaitu:
A. Sanggul dan Asesorisnya
1. Sanggul Ukel Konde
Sanggul ukel konde yang berasal dari daerah
Solo, Jawa Tengah ini merupakan sanggul yang
populer dikenakan saat acara resmi, terutama
acara besar di Indonesia. Dalam penggunaannya,
sanggul berbentuk bulat menonjol ini diletakkan
agak di atas kepala.
Kehadirannya berawal dari putri Solo di zaman
dahulu yang biasanya berambut panjang.
Karenanya, mereka menggelung rambut
Sumber:
https://images.app.goo.gl/5FmjKSYhLsAH8pmD7 sedemikian rupa hingga berbentuk konde untuk
memudahkan saat hendak melakukan aktivitas.
Macam-Macam Sanggul Ukel Konde:
1. Ukel Ageng Bangun Tulak Sanggul
Sanggul resmi atau sanggul kebesaran ini bentuknya memanjang seperti kupu-
kupu tarung. Menurut kepercayaan suku Jawa, kupu-kupu yang hinggap
dirambut, terutama kupu-kupu kuning, merupakan perlambang bahwa rezeki dan
kebahagiaan akan datang. Untuk itu cara penggunaan sanggul: Bagi putraputri
remaja, ukel ageng dipakai dengan pandan, Bagi umum, ukel ageng dipakai
dengan pandan dan dicampur dengan bunga mawar serta kenanga, Bagi putra-
putri yang sudah bersuami, ukel ageng dipakai dengan bunga mawar tulak melati,
Ukel Ageng Bangun Tulak cocok dipakai sehari-hari, pada situasi resmi, dan pada
dodotan kebesaran.
2. Sanggul Bokor Mengkurep,Sanggul ini berbentuk bokor yang
menelungkup dan biasanya dipakai oleh pengantin.
8 |SANGGUL DAN TRADISIONAL
3. Asesooris sanggul
Sumber:
https://images.app.goo.gl/x6P35DZQ7sAkE5u58
(a) (b)
a. Sepasang tusuk konde yang dipasang di sisi kanan dan kiri sanggul ukel
konde ini digunakan sebagai penyanggah sanggul dan juga perhiasan
pada sanggul.Tusuk konde adalah gambaran dari tancapan alat vital laki-
laki yang sering di ungkapkan sebagai "curigo manjing rongko-rongko
manjing curigo".Tusuk Konde sudah ada sejak zaman dahulu ,namun
hanya digunakan sebagai pemanis sanggul saja.Desain pada tusuk konde
yang memiliki desain beraneka raga mini yang menjadi ciri chas
Indonesia.
b. Penetep merupakan hiasan pada sanggul ukel konde yang ditusukan pada
tengah-tengah konde (atas) yang bermakna netep atau kuat yang
melambangkan bahwa wanita harus netep atau tidak mudah tergoda
dengan rayuan laki-laki dan harus kuat pendirianya.
B. Busana Pria dan Asesorisnya
1. Surjan
Surjan adalah baju laki-laki khas Jawa berkerah
tegak, berlengan ymbol , terbuat dari bahan lurik atau
cita berkembang. Kata surjan merupakan bentuk
tembung garba (gabungan dua kata atau lebih,
diringkas menjadi dua suku kata), yaitu dari kata
suraksa-janma (menjadi manusia). Selain itu Surjan
berasal dari istilah Siro dan Jan yang berarti pelita atau
yang memberi terang.
Pakaian surjan dapat disebut pakaian takwa, karena
terkandung makna-makna filosofi, di antaranya:
Sumber: bagian leher memiliki kancing 3 pasang (6 biji
https://shopee.co.id/Baju-Surjan-Lurik-Jawa-i.42113720.670190761
kancing) yang menggambarkan rukun iman. Selain itu surjan juga memiliki dua
9 |SANGGUL DAN TRADISIONAL
buah kancing di bagian dada sebelah kiri dan kanan sebagai ymbol dua kalimat
syahadat.
Disamping itu surjan memiliki tiga buah kancing di dalam (bagian dada dekat
perut) yang letaknya tertutup (tidak kelihatan) dari luar, yang menggambarkan
tiga macam nafsu manusia yang harus diredam/dikendalikan/ditutup. Nafsu-
nafsu tersebut adalah nafsu bahimah (hewani), nafsu lauwamah (nafsu makan dan
minum), dan nafsu syaitoniah /nafsu setan.
2. Jarik
Jarik adalah kain panjang yang fungsinya untuk
menutupi tubuh sampai dengan kaki. Jarik artinya ja-rik
artinya ojo sirik atau jangan mudah iri dengan rezeki yang
diterima oleh orang lain. Karena iri hanya dapat
menimbulkan rasa emosional, grusa-grusu, dan mudah
dendam kepada orang lain.
Sumber:
https://images.app.goo.gl/CUdwy7PqH2jPKSKH7
3. Beskap
Beskap merupakan pakaian adat gaya
Surakarta, bentuknya seperti jas didesain sendiri oleh
orang Belanda yang berasal dari kata beschaafd yang
berarti civilized atau berkebudayaan. Warna yang
lazim dari beskap biasanya hitam, walaupun warna
lain seperti putih atau coklat juga tidak jarang
digunakan. Selain beskap, ada lagi pakaian adat pria
gaya Surakarta ini yaitu Atela. Perbedaan antara
keduanya yang mudah dilihat dari pemasangan
kancing baju. Pada beskap, kancing baju terpasang
di kanan dan kiri, sementara pada atela, kancing baju
terpasang di tengah dari kerah leher ke bawah.
Sumber:
https://images.app.goo.gl/5vjC7g4ymGUzHW3L6
Beskap adalah sejenis kemeja pria resmi dalam tradisi Jawa Mataraman
untuk dikenakan pada acara-acara resmi atau penting. Busana atasan ini
diperkenalkan pada akhir abad ke-18 oleh kalangan kerajaan-kerajaan di wilayah
Vorstenlanden namun kemudian menyebar ke berbagai wilayah pengaruh
budayanya. Beskap berbentuk kemeja tebal, tidak berkerah lipat, biasanya
berwarna gelap, namun hampir selalu polos. Bagian depan berbentuk tidak
simetris, dengan pola kancing menyamping (tidak tegak lurus). Tergantung
jenisnya, terdapat perbedaan potongan pada bagian belakang, untuk
mengantisipasi keberadaan keris. Beskap memiliki beberapa variasi yang berbeda
10 |SANGGUL DAN TRADISIONAL
potongannya. Berikut adalah jenis-jenis beskap: beskap gaya Solo, beskap gaya
Yogya, beskap landing dan beskap gaya kulon.
4. Asesoris Busana
a. Blangkon
Blangkon gaya Surakarta tidak memiliki tonjolan di
bagian belakang. Melainkan terjalin dengan mengikatkan
dua pucuk helai kain di bagian kanan dan kiri.
Makna blangkon dalam hal ini adalah sebagai simbol
pertemuan antara jagad alit (mikrokosmos) dengan jagad
Sumber:
gedhe (makrokosmos)https://images.app.goo.gl/Hiuq3YM9JpWzyGKw9
b. Keris
Selain menjadi senjata ,keris yang diletakan
dibelakang ini sebagai symbol kerendah hatian. Maka ada
pemahaman bahwa keris itu singkatan dari kekering aris
atau sebuah kebijaksanaan dalam menghadapi segala hal.
Sumber:
https://images.app.goo.gl/LU5ExG6p3X8wrsBB6
c. Sabuk (Ikat Pinggang)
Sabuk (ikat pinggang) dikenakan dengan cara dilin
gkarkan (diubetkan) ke badan. Ajaran ini tersirat dari
sabuk tersebut adalah bahwa harus bersedia untuk tekun
Sumber: berkarya guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk
https://images.app.goo.gl/8xupivPwHainZtgi8 itulah manusia harus ubed (bekerja dengan sungguh-
sungguh) dan jangan sampai kerjanya tidak ada hasil atau buk (impas/tidak ada
keuntungan). Kata sabuk berarti usahakanlah agar segala yang dilakukan tidak
ngebukne. Jadi harus ubed atau gigih.
d. Slop
Canela atau selop ini selalu dikenakan di kaki, artinya dalam
menyembah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, hendaklah dari
lahir sampai batin sujud atau manembah di kakinya. Dalam hati
hanyalah sumeleh (pasrah) kepada kekuasaan Tuhan Yang Maha
Esa.
Sumber:
https://images.app.goo.gl/ttgv9UfrtiVAEExi9
11 |SANGGUL DAN TRADISIONAL
e. Stagen
Fungsi stagen sebagai ikat pinggang, bentuknya tak
ubah seperti kain panjang yang fungsinya untuk ikat
pinggang. Tetapi dari bentuknya yang panjang itulah
nilai-nilai filosofi luhur ditanamkan, yang merupakan
symbol agar bersabar/ jadilah manusia yang sabar,
kaitannya yang erat dengan peribahasa jawa “Dowo
Ususe’ atau panjang usunya yang berarti sabra.
Sumber:
https://images.app.goo.gl/NBrWF7yxi7tVwbCd7
5. Busana wanita dan Asesorisnya
1. Kebaya
Kebaya menyimpan sebuah filosofi tersendiri. Sebuah
filosofi yang mengandung nilai -nilai
kehidupan.Bentuknya yang sederhana bisa dikatakan
sebagai wujud kesederhaan dari masyarakat Indonesia.
Nilai filosofi dari kebaya adalah kepatuhan, keha lusan,
dan tindak tanduk wanita yang harus serba lembut.
Kebaya selalu identik dipasangkan dengan jarik atau kain
yang membebat tubuh. Kain yang membebat tubuh
tersebut secara langsung akan membuat siapapun wanita
yang mengenakannya kesulitan untuk bergerak dengan
Sumber:
https://images.app.goo.gl/Qe58QDowfkcXs6GSA cepat. Itulah sebabnya mengapa wanita Jawa selalu
identik dengan pribadi yang lemah gemulai.
Menggenakan kebaya akan membuat wanita yang mengenakannya berubah
menjadi seorang wanita yang anggun dan mempunyai kepribadian. Potongan
kebaya yang mengikuti bentuk tubuh mau tidak mau akan membuat wanita
tersebut harus bisa menyesuaikan dan menjaga diri.
2. Jarik
Sumber: Jarik merupakan busana tradisional yang
https://images.app.goo.gl/Vx289C3pzEz4LuFr9 memiliki ciri khas setiap daerahnya.Solo
memiliki ciri khas yang menonjol yaitu memiliki
corak warna coklat dan motif yang berbeda-beda
.Jarik yang dikenakan wanita solo ini sama
dengan jarik pada umumnya yaitu
mengambarkan tingkat hidup dan status social manusia
12 |SANGGUL DAN TRADISIONAL
3. Kemben
Kemben adalah pakaian yang paling lazim
dikenakan wanita pada periode Jawa kuno dan Jawa
klasik. Busana ini umumnya dipakai pada era
Majapahit, sampai dengan era Kesultanan Mataram.
Sumber: Kemben dapat dianggap sebagai perwujudan
https://images.app.goo.gl/DBRBB2L6ZxJx7MWN7 keanggunan, estetika, dan ekspresi feminitas. Namun,
seiring dengan perkembangan zaman, kemben mulai
ditinggalkan, jarang dipakai, dan telah jatuh nilainya,
terutama di antara perempuan Muslim Jawa. Hal ini
karena pakaian ini dianggap terlalu terbuka dan
dianggap tidak sesuai dengan Syariat Islam. Hal ini
seiring dengan makin banyaknya perempuan Jawa yang mengenakan hijab. Kini,
sebagian wanita Jawa mengenakannya hanya saat di rumah saja
4. Asesoris Busana
a. Cincin,Giwang,Kalung dan Gelang (Perhiasan)
Sumber: Sumber:
https://images.app.goo.gl/o8UdUN9DJsU4W7rn7 https://images.app.goo.gl/YPWrZkh2iqkQSkgK9
Asesoris atau perhiasan yang dikenakan wanita pada umumnya sama saja.
Seperti Asesoris yang dikenakan wanita pada masyarakat solo memiliki
warna yang indah dan elegan yaitu emas atau perak. Semua asesoris yang
dikenakan memiliki makna bahwa manusia dapat hidup Makmur dan
sejahtera. Dimana kalung bersusun melambangkan 3 tingkatan kehidupan
manusia dan gelang berbentuk melingkar tanpa ujung pangkal bermakna
lambang keabadiaan.
13 |SANGGUL DAN TRADISIONAL
3 JAWA BARAT
Jawa Barat adalah sebuah provinsi di Indonesia yang ibukotanya berada di kota
Bandung. Jawa Barat adalah salah satu provinsi yang begitu kaya akan kebudayaan
daerahnya,salah satu yang menjadi k kebudayaannya adalah adat Sunda,
mengingat suku ini merupakan suku yang mendiami wilayah Jawa Barat . Kebudayaan
Jawa Barat atau Suku Sunda tersebut tidak hanya terbatas pada satu jenis saja. Selain
itu, kebudayaan tersebut juga sampai sekarang tetap lestari dan diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.Diantaranya adalah:
A. Sanggul dan Asesorisnya
1. Sanggul Ciwiday
Sanggul ciwidey adalah sanggul yang biasa
dipakai oleh masyarakat Sunda. Sedangkan nama
ciwidey adalah nama sebuah kota disebelah selatan
kota Bandung .Hingga sekarang sanggul ini tetap
dipakai oleh berbagai kalangan hanya saja lebih
dikenal dengan sanggul ciwidey. Dilihat dari
bentuknya, masyarakat sunda mengidentikkan
Sumber: dengan huruf arab, yaitu huruf alif dan nun atau biasa
https://images.app.goo.gl/Z3Fm8b94qWfCYWGV9
dikatakan alif pakait sareng nun.Selain itu sanggul wiwiday juga dipengaruhi oleh
agama Islam. Hal ini disebabkan oleh anggapan bahwa sesuatu yang baik atau
yang dipilih oleh masyarakat sebagai suatu kebiasaan, seperti halnya pemakaian
sanggul Ciwiday.
Zaman dahulu umunya wanita yang berambut panjang jarang
mempergunakan cemara. Pada zaman modern sekarang ini rata-rata wanita
berambut pendek, tetapi masih tetap disanggul dan mereka tidak meninggalkan
sanggul tradisi atau sanggul asli, yaitu sanggul Pasundan atau Ciwiday.
Nama sanggul Ciwidey mulai dikenal di daerah Jawa Barat pada tahun 1947.
Sanggul itu diperkenalkan oleh kanjeng Haji Wiranatakusumah. Sebelum
sanggul Ciwidey dikenal di daerah Jawa Barat, pada zaman Pangeran Sumedang
telah dikenal nama sanggul Pasundan atau sanggul Kasundan atau disebut juga
kebesaran, yang umumnya dipakai oleh kaum ningrat hingga rakyat biasa.
Kemudian sanggul itu berubah menjadi nama sanggul .
Bentuk sanggul Ciwidey terletak dikepala bagian belakang, dengan bentuk
sanggul agak bulat dan bagian bawahnya tidak menyentuh leher. Pada bagian
14 |SANGGUL DAN TRADISIONAL
kedua sisi menggunakan jabing atau disebut dengan sunggar.Sanggul ini
menggunakan perhiasan sepasang cucuk gelung atau tusuk konde yang terbuat
dari tanduk binatang, imitasi, emas, perak atau lainnya yang dipakai di kanan dan
kiri sanggul.
2. Asesoris Sanggul
a. Cucuk Gelung
Pemakaian jenis perhiasan tergantung pada
golongan masyarakat pemakaianya. Jika
pamakainya dari golongan ningrat hiasannya
berupa emas dan apabila pemakaiya dari golongan
biasa atau golongan bawah hiasannya terbuat dari
Sumber: tanduk atau imitasi.
https://images.app.goo.gl/2BscGQkdb1HwdhUL8
a. Cucuk Gelung Emas 2 buah, dipakai oleh Menak / juragan. Ditusukkan
pada kiri dan kanan sanggul.
b. Cucuk gelung terbuat dari Tanduk untuk rakyat biasa.
c. Perak untuk rakyat biasa ekonomi mapan, Imitasi emas / perak untuk
rakyat biasa ekonomi menengah.
Cucuk gelung yang dikenakan tidak hanya sebagai ornament sanggul atau
mempercantik penampiilan si pemakai sanggul saja namun juga dipercaya
sebagai kekuatan yang dapat menolak bala atau penangkal bencana.
B. Busana Wanita dan Asesorisnya
1. Kebaya Sunda
Kebaya sunda adalah salah satu pakaian khas yang
biasa dugunakan oleh wanita Jawa Barat,Potongan
kebaya yang mengikuti bentuk tubuh yang melekat
bermakna bahwa perempuan harus bisa selalu
menyesuaikan diri dengan keadaan, sekaligus
menjaga diri sendiri.Selain itu kebaya sunda memiliki
ciri khas berwarna mencolok atau terang sseperti
putih yang melambangkan kesucian .Yang
membedakan dengan kebaya daerah lain adalah
Sumber:
https://images.app.goo.gl/RwWkDbteX5vAD46A8 kebaya sunda memiliki ciri khas pada kerah leher.
Secara keseluruhan, kebaya menjadi lambang nilai-nilai yang diharapkan
dari seorang perempuan, yaitu bisa beradaptasi, luwes, lemah lembut, sabar, dan
15 |SANGGUL DAN TRADISIONAL
mandiri menjaga diri sendiri. Kebaya Sunda ini merupakan pakaian adat yang
dipakai oleh rakyat biasa hingga kaum menengah.
2. Sarung kebet
Busana adat daerah jawa barat tidak jauh beda
dengan busana seperti daerah solo ataupun
Yogyakarta.Dalam adat jawa baeat Pakaian
perempuannya itu biasanya mengenakan kain
batik yang panjang (sarung kebat) atau juga
disebut dengan Sinjang Bundel sebagai
bawahan.Sarung kebet terdiri dari berbagai motif
yang biasanya terlihat jelas menyerupai satwa
dan tumbuhan yang berada di lingkungan
Sumber:
https://images.app.goo.gl/Mo6QYaoZBi3qgQbH6 kita.Sehingga memiliki makna bahwa kita hidup
selalu berdampingan dengan makhluk lain selain kita seperti hewan maupun
tumbuhan yang menyatu dengan alam.
3. Asesoris Busana
a. Perhiasan
b. Sendal kelom geulis
Kelom Geulis ini berasal dari kata “kelompen”
yang berarti “Kayu” dalam Bahasa Belanda.
Sementara, kata “Geulis” bermakna “cantik”
dalam Bahasa Sunda.Jadi bisa diartikan sebagai
sandal yang terbuat dari kayu dan memiliki
tampilan yang cantik. Sandal ini dikatakan cantik
Sumber: karena dibuat dengan hiasan cat warna-warni dan
https://images.app.goo.gl/uHE3Ax9rfSrJPQZHA motif-motif yang unik sehingga siapapun yang
memakainya akan nampak terlihat lebih cantik, anggun, dan mempesona.
c. Selendang / Karembong
Selendang dipakai oleh wanoja (wanita) Sunda
sebagai perlengkapan pakaian yang mempunyai fungsi
sebagai penutup kepala ataupun sebagai tambahan
untuk mempercantik penampilan.Selain itu juga
sebagai symbol untuk berprilaku baik dan selalu
menjunjung tinggi kebaikan .
Sumber:
https://images.app.goo.gl/1Me9bsojkZkfX6Wj7
16 |SANGGUL DAN TRADISIONAL
4. Busana Pria dan Asesorisnya
1. Pangsi
Pangsi merupakan setelan pakaian
berupa baju kemeja polos dan celana yang
longgar dan panjangnya tidak melebihi
mata kaki dan biasanya berwarna
hitam.Pakaian adat ini sangat sederhana
dan terkesan usang dan kumal. Pasalnya
pakaian ini dipakai oleh laki – laki dari
rakyat biasa yang kebanyakan berprofesi
Sumber: sebagai petani maupun buruh.
https://images.app.goo.gl/VoSeAy6LUmoUnALH7
Pangsi itu singkatan dari Pangeusi Numpang ka Sisi yakni pakaian penutup
badan yang cara pemakaiannya dibelitkan dengan cara menumpang seperti
memakai sarung. Pangsi terdiri dari tiga susunan yakni Nangtung, Tangtung,
Samping. Banyak orang yang menyebut baju koko atau komprang dengan istilah
pangsi karena warnanya hitam padahal sebenarnya desainnya sangat berbeda.
Berdasarkan fungsinya, pangsi terdiri dari dua bagian yaitu bagian atas (baju)
disebut dengan "Salontreng" dan bagian kedua adalah bagian bawah (celana)
disebut dengan "Pangsi".
a. Di bagian baju ( salontreng) dibuat tanpa kerah baju dan terdiri dari lima
atau enam kancing . Dalam agama Islam, lima kancing menunjukkan rukun
Islam sedangkan enam kancing menunjukkan rukun iman.
b. Jahitan yang menghubungkan badan dan tangan (beungkeut) yang
mengandung arti Ulah suka-siku ka batur, kudu sabeungkeutan, sauyunan,
silih asah, silih asih, silih asuh, kadituna silih wangi, asal kata dari nama
kerajaan Sunda Siliwangi. Dalam bahasa Indonesia dapat diartikan Tidak
boleh jahil dan licik kepada sesama, harus satu kesatuan dan kebersamaan
dalam ikatan batin, saling memberi nasihat, saling mengasihi, dan saling
menyayangi, selanjutnya saling mengharumkan nama baik.
c. Di bagian samping dipasang jahitan yang mengandung arti Depe Depe
Handap Asor, dalam bahasa Indonesia artinya Selalu rendah hati dan tidak
sombong.
d. Di bagian bawah (pangsi) terdapat Tangtung yang mengandung makna
Tangtungan Ki Sunda Nyuwu Kana Suja, dalam bahasa Indonesia artinya
Mempunya pendirian yang teguh dan kuat sesuai dengan aturan hidup.
Sedangkan Suja atau Nangtung mengandung makna Nangtung, Jejeg,
Ajeg dina Galur. Teu Unggut Kalinduan, Teu Gedag Kaanginan, dalam
17 |SANGGUL DAN TRADISIONAL
bahasa Indonesia artinya Teguh dan kuat pendirian dalam aturan dan
keyakinan, semangat tinggi dan tidak mudah goyah.
2. Asesoris Busana
a. Sabuk Haji (ikat Pinggang)
Sabuk atau ikat pinggang ini biasa dipakai
sebagai salah satu pelengkap pakaian pria . Sabuk
(ikat pinggang) dikenakan dengan cara dilin
gkarkan (diubetkan) ke badan. Ajaran ini tersirat
dari sabuk tersebut adalah bahwa harus bersedia
untuk tekun berkarya guna memenuhi kebutuhan
Sumber: hidupnya. Untuk itulah manusia harus ubed
https://images.app.goo.gl/WowUtYZP2FXyhh929
(bekerja dengan sungguh-sungguh) dan jangan sampai kerjanya tidak ada hasil
atau buk (impas/tidak ada keuntungan).
b. Ikat Kepala
Pada masyarakat biasa, iket selain berfungsi untuk
menutupi rambut dan melindungi kepala, juga berfungsi
sebagai senjata untuk membela diri bila tiba-tiba terjadi
penyerangan. Selain itu berfungsi sebagai alat untuk
menyimpan dan membawa barang.Sedangkan menurut
fungsi estetisnya Selain dapat melindungi bagian
kepala, iket dapat memperindah penampilan pria dan
Sumber: menjadi unsur pelengkap berbusana yang serasi pada
https://images.app.goo.gl/cdWL6zqpRA59TARu8
pria. Nilai simbolis pada iket misalnya ada beberapa jenis bentuk iket yang hanya
dipergunakan untuk orang tertentu atau kesempatan tertentu. Seperti iket dengan
ragam hias tritik untuk anak yang dikhitan, iket dengan ragam hias huruf Arab
dipakai oleh para santri dan jenis iket lain yang dipakai berdasarkan status atau
kepentingan tertentu pemakainya.
c. Sendal
Sandal merupakan barang yang dikenakan setiap
orang.Pada masyarakat jawa barat sendal memiliki filosofi
dan mengajarkan kita hidup dengan keserhanaan dan
rendah hati. Kekayaan dan pangkat kita tidak lantas
menjadikan kita berada di atas atau menyombongkan diri.
Sumber: Justru sebaliknya, walaupun mahal dan bagus kita harus
https://images.app.goo.gl/uUUSBZxWdatLEyyS7
tetap berada di bawah. Bahkan rela diinjak demi manfaat yang lebih besar
18 |SANGGUL DAN TRADISIONAL
4 JAWA TIMUR
Jawa Timur adalah sebuah provinsi di bagian timur Pulau Jawa, Indonesia yang
beribukota di Surabaya. Tidak hanya pada kesenian tradisionalnya, Karakter
masyarakat Jawa Timur juga tergambar kuat dalam nuansa pakaian adat. Dalam hal
ini, Suku Madura dan Suku Osing sangat mendominasi citarasanya. Meski tidak bisa
dipungkiri bahwa gaya Matraman juga cukup menghiasi segala aspek
budayanya.diantaranya yaitu:
A. Sanggul dan Asesorisnya
1. Sanggul Madura
Sanggul Madura dapat dikatakan tidak berbeda
sama sekali dari ukel konde Jawa. Konde atau
gelung dalam bahasa madura dipakai pada
kesempatan sehari-hari. Ada sedikit perbedaan, bila
gelung madura dipakai dalam acara resmi, cara
meriasnya lebih diperhalus dan rapi serta memakai
ornamen lebih lengkap. Untuk sanggul madura
Sumber: tidak mengenal sasakan atau sunggar rambut yang
https://besmart.uny.ac.id/v2/mod/resource/view.php?id=543963
terlalu pendek tidak dapat menghasilkan bentuk yang sempurna. Bentuk
sanggul madura agak padat dan tidak terlampau besar. Bagian tengah sanggul
harus menonjol keluar agak serong kekanan dan bentuknya mirip perpaduan
dari sanggul cepol (betawi) dan Ciwidey (Jawa Barat) telinga kanan dan kiri
harus dibiarkan kelihatan.
2. Asesoris sanggul
Sumber: Sumber: Sumber:
https://images.app.goo.gl/1ggDmZtYdvDbL8do6 https://images.app.goo.gl/4C1FeJxg7x6642AYA https://images.app.goo.gl/UE7qVTLTyqCYBXfv5
a. Mawar merah tua, Bunga mawar memiliki tiga warna pink yang berbeda.
Semuanya melambangkan rasa syukur, rahmat, dan kegembiraan. Mawar
merah tua bisa diberikan untuk mengungkapkan rasa syukur dan
kebahagiaan.
b. Melati,Rangkaian melati yang dijahitkan pada daun pisang kuranglebih
10cm dengan 2-3 susun ( boleh disusun rangkap atau tidak).Bunga Melati
mempunyai makna filosofis bahwa setiap orang dalam bertindak kebaikan
haruslah berasal dari hati, tidak hanya dilakukan secara ragawi saja.
19 |SANGGUL DAN TRADISIONAL
c. Kanthil (bunga gading) memiliki dua warna yaitu warna putih dan kuning
(bunga wajib).Kantil memiliki arti menggantung. Dalam bahasa
jawa kantil atau kemantil-kantil yang artinya selalu ingat di manapun
berada atau tetap mempunyai hubungan yang erat walaupun alamnya
sudah berbeda.
d. Kenanga , Nama bunga kenanga sering diartikan sebagai “keharuman”
maksudnya keharuman dari para leluhur. Keharuman itu maksudnya
adalah berlimpah dan dapat mengalir kepada anak turunnya.Bunga
kenanga melambangkan tentang keberkahan seseorang dan diharapkan
keberkahan tersebut dapat mengalir kepada generasi selanjutnya.
e. Tusuk konde berbentuk mata uang ringit/ Dinar ,Melambangkan atau
sebagai symbol kemakmuran dan kesejahteraan.
B. Busana wanita dan Asesorisnya
1. Kebaya Rancongan
wanita Madura sangat menjunjung tinggi akan
kecantikan dan keindahan bentuk tubuh Jenis kebaya
satu ini mempunyai berbagai penyebutan mulai dari
kebaya rancongan, kebaya tanpa kutu baru dan
kebaya Marlena yang merupakan pakaian adat dari
Madura.Kebaya rancongan sengaja didesain
mengikuti bentuk tubuh wanita dengan motif yang
sederhana.Terbuat dari kain brokat yang tipis dengan
warna merah dan warna hijau yang kontras sebagai
dalamannya. Bukan tanpa alasan penggunaan warna
Sumber: baju adat Jawa Timur yang mencolok, warna yang
https://images.app.goo.gl/HrYYZR14AYyNLQyq8
mencolok mlambangkan karakter yang pemberani,sifat yang terbuka dan terus
terang serta tidak ragu-ragu dalam mengambil tindakan.
Hal ini menjadikan ciri khas khusus untuk kebaya rancongan karena pemilihan
warnanya yang kontras dan berani.Kebaya Marlena akan dipadukan dengan
sarung batik yang bermotif storjan, tabiruan atau Lasem sebagai bawahannya.Dan
ditambah dengan stagen Jawa atau odhet, yang panjangnya sekitar 1,5 m dan
lebar 15.Stagen digunakan dengan cara dililitkan pada bagian pinggul.Kebaya
rancongan juga punya nilai filosofi tersendiri yaitu memperlihatkan pribadi
wanita Madura yang menjunjung tinggi kecantikan serta keindahan tubuhnya dan
sikap pemberani, berterus terang dan tegas.
20 |SANGGUL DAN TRADISIONAL
2. Sarong Bahan
Sarong bahan adalah salah satu pakaian adat dari
Jawa Timur yang disusun dari material kain dengan
ukuran yang fleksibel.Sarong bahan memiliki warna
yang mencolok dan beraneka ragam seperti kuning
keemasan, hijau atau biru kotak – kotak dengan warna
Sumber: putih sebagai dasar.Sarong bahan ini dipakai dengan
https://images.app.goo.gl/YTe1XxYGS4x5A6dY8
cara diselempangkan di salah satu bahu atau dapat juga dijadikan kerudung.
Sarong digambarkan dengan tidak adanya atribut kancing dan ritsleting yang
Artinya seharusnya manusia memiliki bersikap fleksibel, tidak kaku dalam
bergaul.Adanya ruang ketika kain sarong dipakai adalah sebuah pengibaratan
untuk menerima dengan lapang apa yang menjadi permasalahan umat untuk
dirasai bersama.
C. Busana pria Tradisional
1. Pesa’an Madura
Pakaian pesa’an merupakan pakaian adat
masyarakat Jawa Timur khususnya di pulau
Madura.Atasannya terdiri dari dua baju,
yakni kaos dengan motif belang merah putih
atau merah hitam sebagai dalaman dan untuk
luaran menggunakan baju berwarna
hitam.Sedangkan untuk bawahan memakai
Sumber: celana panjang longgar berwarna hitam
https://images.app.goo.gl/EUyg13Q3PHQTwuet8
hingga mata kak yang dapat menambah kesangaran dan
kegagahan dari para pemakai celana tersebut.
Bentuk sederhana dari baju pesa’an yang dikenakan
oleh laki-laki melambangkan kesederhanaan
masyarakat setempat. Suku Madura merupakan etnis
yang sangat mengunjung kebebasan, hal tersebut
diterapkan pada kelonggaran baju pesa’an yang mereka
pakai. Kaos belang merah-putih atau merah-hitam yang
dipakai sebagai dalaman bermakna bahwa laki-laki
suku Madura sangat tegas dan memiliki semangat juang yang tinggi.
21 |SANGGUL DAN TRADISIONAL
2. Asesorris Busana
a. Sabuk katemang.
Ikat pinggang menjadi hal wajib yang digunakan
saat memakai baju adat Jawa Timur.Material
pembuatan untuk membuat ikat pinggang sama
dengan alas kaki yaitu dari kulit sapi.Ikat pinggang
dibuat dari kulit sapi berkualitas tinggi karena
Sumber: kulit secara khusus.Dan harus
pengolahanhttps://images.app.goo.gl/SmmVh3n1f737JvUu9
menggunakan kulit sapi yang berwarna coklat polos.Keunikan dari sabuk
katemang raja atau sabuk sabuk katemang kalep yaitu ukuran yang besar dan
lebar yang melambangkan sifat kebebasan.
b. Odheng
Odheng atau penutup kepala tidaklah asal saat
memakainya.Odheng pada masyarakat Madura memiliki
arti simbolis yang cukup kompleks, baik dari ukuran, motif
maupun cara pemakaian.Bentuk dan cara memakai odheng
juga menunjukkan derajat kebangsawanan seseorang.
Semakin tegak kelopak odheng, semakin tinggi dewajat
kebangsawananan. Semakin miring kelopaknya, maka
Sumber:
derajathttps://images.app.goo.gl/9ZRMMZHmyydLnqA4A kebangsawanan semakin rendah. Untuk orang yang
sudah sepuh (tua), sayap atau ujung kain dipilin dan tetap terbeber bila si pemakai
masih relatif muda
c. Clurit
Celurit atau Clurit merupakan senjata
tradisional khas dari Madura. Celurit memiliki
simbol kejantanan bagi laki-laki. Menurut
Budayawan D. Zawawi Imron, Bentuknya yang
mirip tanda tanya, bisa dimaknai sebagai satu
Sumber: bentuk kepribadian masyarakat Madura yang
https://images.app.goo.gl/GNfFHbjSbnom56cM9
selalu ingin tahu. Namun ada penafsiran lain, bahwa karena Celurit itu bentuknya
bengkok, mirip dengan tulang rusuk manusia yang berkurang itu. Karena itu agar
kejantanan laki-laki tidak berkurang maka mengganti tulang rusuk yang hilang
itu dengan celurit yang diselipkan di pinggang bagian kiri. Pada umumnya clurit
diwadahi sarung terbuat dari kulit sapi atau kerbau yang tebal, memiliki gagang
(hulu) terbuat dari kayu. Bilah Celurit memiliki ikatan yang melekat pada gagang
kayu serta menembus sampai ujung gagang.
22 |SANGGUL DAN TRADISIONAL
d. Tarompah
Pada umumnya orang orang menggunakan
terompah yang sedikit longgar pada bagian
ujungnya.Untuk bagian ujungnya terdapat penjepit
untuk menjepit jari penggunanya.Tarompah khas
Jawa Timur biasanya terbuat dari kulit sapi yang
melewati proses yang panjang agar nyaman saat
Sumber: menggunakannya.
https://images.app.goo.gl/YvT3Nm97f2DpRNMn7
Tujuan menggunakan alas kaki selain untuk melindungi telapak kaki dan
jari-jari, alas kaki juga berfungsi untuk menambah keindahan penampilan
dan kemewahan.Warna coklat pada kebanyakan tarompah memiliki makna
hangat, nyaman dan aman. Secara psikologis warna coklat akan memberi
kesan kuat dan dapat diandalkan dan melambangkan sebuah pondasi dan
kekuatan hidup.
23 |SANGGUL DAN TRADISIONAL
5 DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
Daerah Khusus Ibukota Jakarta adalah ibu kota negara dan kota terbesar di
Indonesia. Jakarta merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki status
setingkat provinsi. Jakarta terletak di pesisir bagian barat laut Pulau Jawa. Setiap
provinsi pasti mempunyai pakaian adat khas daerahnya masing-masing.Pakaian adat
daerah Provinsi DKI Jakarta adalah Betawi. Ini sesuai dengan nama suku bangsa asli
yang mendiami wilayah DKI Jakarta.Diantaranya adalah :
A. Sanggul dan Asesorisnya
1. Sanggul cepol
Konnde cepol adalah sejenis konde yang setiap
tahun diperagakan dalamacara pemilihan Abang
dan None Jakarta, yang diprakarsai oleh
BidangKebudayaan Daerah Khusus Ibu Kota
Jakarta dan biasanya diselenggarakandalam
rangka Hari Ulang Tahun Kota Jakarta. Istilah
cepol dalam Bahasa Betawi berarti ‘tinju’. Konde
cepol bentuknya sebesar tinju, padat dan letaknya
Sumber: agak tinggi.
https://images.app.goo.gl/PPEMBhe1uwZUEVwv7
Pengaruh kebudayaan Cina dan pengaruh bangsa-bangsa lain yang datang dan
menetap di Betawi, masih terlihat dan dipergunakan sebagai istilah dalam bahasa
dan tata cara hidup orang Betawi dahulu. Sesungguhnya tata rambut atau gubahan
rambut Betawi pada dasarnya amat praktis dan sederhana. Jenis sanggul yang
paling terkenal di daerah Betawi adalah konde cepol. Konde cepol biasanya
dipakai oleh para gadis (none)dan ibu-ibu muda.
2. Asesoris Sanggul
a. Roja Melati
Konde cepol yang dipakai sehari-hari oleh
gadis-gadis atau ibu-ibu muda, hiasan rambut
(ornamen) tidak banyak dan tidak ramai. Setelah
konde cepol selesai, kemudian diberi roja melati
yang diletakkan di sebelah kanannya. Bunga
Sumber: melati melambangkan kesucian.Roja melati yang
https://images.app.goo.gl/RjiBSmXDjKf4N7K46
digunakan adalah yang masih kuncup dengan ukuran yang kecil-kecil. Ini
merupakan perlambang keindahan dalam kesederhanaan dan kerendahan hati.
24 |SANGGUL DAN TRADISIONAL
B. Busana Pria dan Asesorisnya
1. Baju Koko atau Sadariah
Penyebutan nama pakaian adat Suku Betawi
untuk kaum pria adalah baju koko atau yang
terkenal dengan sebutan sadariah. Model bajunya
bisa Anda lihat ketika pemilihan Abang None
Jakarta.Pakaian ini seperti baju koko dengan
aksen formal berwarna putih atau hitam.Pada
bagian bawah menggunakan celana dengan
balutan kain batik motif khusus. Sebagian besar
menggunakan motif parang yang memiliki makna
petuah untuk tidak pernah menyerah dan lereng
yang mencerminkan pribadi dinamis, luwes,
Sumber: berani tampil beda dengan pilihan warna lebih
https://images.app.goo.gl/xw3Sfeg6x5srTUaS6
cerah. Baju warna putih sadariah yang digunakan kaum pria bermakna sebagai
kesucian. Setiap orang Betawi mengharapkan kehidupan yang baik dan sesuai
ketentuan negara dan agama yang dianut.Perlambang kesucian juga sebagai
harapan agar setiap individu selalu bersikap bijaksana.
2. Asesoris Busana
a. Peci atau Kopyah
Peci atau yang sering disebut juga dengan kopyah
berasal dari kata kafiya yang artinya adalah penutup
kepala dalam bahasa Arab.Filosofi dari kopiah adalah
kosong sepi ibadah. Maksud kosong sepi ibadah
adalah mengosongkan hati dari segala bentuk
Sumber:
https://images.app.goo.gl/Ww3KgPJ5eAW4pvGn8 angkara murka dan maksiat serta menepi dari
keramaian untuk beribadah.Filosofi dari kopiah tersebut bisa juga diartikan
sebagai kopiah melambangkan orang yang rajin serta taat melakukan
ibadah.Selain warna hitam kopyah juga ada yang terbuat dari kain bludru merah
yang melambangkan seorang jawara.
b. Cukin
Cukin merupakan kain bermotif dan berwarna terang yang
diselempangkan pada bagian leher. Motif yang digunakan lebih
sering menggunakan motif kotak-kotak seperti kain sarung atau
motif khas Betawi.Selain sebagai hiasan cukin dapat digunakan
sebagai senjata penangkis.
Sumber:
https://images.app.goo.gl/DgAc494mZqoSdyoe8
25 |SANGGUL DAN TRADISIONAL
c. Sandal Terompah
Aksesoris ini merupakan alas kaki yang digunakan
oleh kaum pria. Bentuknya sederhana dengan poros di
bagian depan tengah dan talinya berukuran agak lebar
berbentuk segitiga. Tujuan menggunakan alas kaki
selain untuk melindungi telapak kaki dan jari-jari, alas
kakiSumber: juga berfungsi untuk menambah keindahan
https://images.app.goo.gl/YvT3Nm97f2DpRNMn7
penampilan dan kemewahan.Warna coklat pada kebanyakan tarompah memiliki
makna hangat, nyaman dan aman. Secara psikologis warna coklat akan memberi
kesan kuat dan dapat diandalkan dan melambangkan sebuah pondasi dan
kekuatan hidup.
C. Busana Wanita dan Asesorisnya
1. Kebaya Encim
Budaya Cina sangat mewarnai kebudayaan Betawi,
salah satunya terlihat pada desain kebaya yang
dikenakan perempuan Betawi. Namanya Kebaya
Encim yang bermotifkan bunga di bagian depan dan di
sisi lengannya. Kebaya ini memanjang sampai pinggul
dan umumnya berwarna cerah untuk menggambarkan
keceriaan pribadi perempuan Betawi.
Kebaya Encim dipadukan dengan sarung batik
untuk bagian bawah. Motifnya beragam, namun
kebanyakan adalah pucuk rebung. Warna sarungnya
Sumber: cerah dipadankan dengan kebaya. Warna baju
https://images.app.goo.gl/dHsbHsKSUYnsKkvQ6
kerancang sangat beragam, mulai dari puth, merah muda, merah, hijau, biru,
hitam hingga kuning. Warna putih-biru dari kebaya encim dihubungkan dengan
duka cita atau berkabung. Pemaknaan tersebut dipengaruhi oleh kepercayaan
masyarakat China bahwa warna putih dikenakan saat berkabung atau duka cita.
2. Kain Sarung Motif Batik
Kain sarung ini adalah salah satu atribut dalam
pakaian adat Betawi khusus perempuan. Kain tersebut
digunakan untuk menutupi bawahan dan kepala. Biasanya,
warna yang digunakan dalam kain ini adalah terang dengan
motif geometri. Warna kain sarungmya juga disesuaikan
dengan baju kurung yang dipakai. Filosofi senada juga yang
dapat dipadukan dengan motif bunga atau motif batik lainya
Sumber:
https://images.app.goo.gl/Sfg5gRX2fpPnymkq9
26 |SANGGUL DAN TRADISIONAL
yang kemudian dimaknai sebagai kembanging ratu, atau untuk gampangnya
berarti generasi muda atau keturunan dari raja. Selain itu juga terdapat motif
ondel-ondel dimana Ondel-ondel merupakan sebuah boneka raksasa yang
dimaknai masyarakat Betawi sebagai budaya yang sakral dan digunakan untuk
ritual persembahan kepada roh-roh leluhur.
3. Asesoris Busana
a. Perhiasan
b. Kerudung
Selain kain sarung motif batik, para perempuan Betawi
juga mengenakan kerudung untuk menutupi bagian kepala.
Kerudung tersebut berbentuk selendang yang biasa dipakai.
Cara pemakaian kerudung ini cukup simpel, yakni
diletakkan di bagian kepala tanpa mengencangkan sisinya
dengan jarum atau peniti.Selain sebagai pelindung kepala
kerudung juga bermakna sebagai indah,dan kedamaian .
Sumber:
https://images.app.goo.gl/odsL1a55ap4PcFmXA
27 |SANGGUL DAN TRADISIONAL
BAB II
SANGGUL DAERAH
A. Sunggar dan Sanggul Ukel Konde
(Solo,Jawa Tengah )
Menyanggul atau menata rambut merupakan bagian yang terpenting dalam
persiapan pribadi ketika hendak menghadiri acara tertentu atau dalam kegiatan
sehari-hari.Salah satunya yaitu didaerah solo jawa tengah,dimana memiliki
sanggul atau penataan rambut dengan ciri khasnya sendiri ,yaitu sanggul ukel
konde.Sanggul tradisional ukel konde ini sudah umum dipakai oleh para gadis
dan orang dewasa. Pada zaman dahulu bentuk sanggul ini kecil dan tempatnya
agak di atas kepala. Rambut kaum wanita pada zaman dahulu selalu panjang dan
pada waktu mereka akan pergi mandi atau berpergian rambutnya selalu dikonde.
Letaknya disebelah atas atau bagian puncak kepala dan bentuknya kecil bulat
menonjol.
Ciri-ciri sanggul ukel konde yaitu :
➢ Rambut tidak disasak,
➢ Memakai sunggar
➢ Bentuk sanggul simetris.
➢ Letak sanggul pada bagian belakang
Hiasan sanggul :
➢ Tusuk Konde dua terbuat dari kulit penyu.
➢ Penetep ( yang ditengah ),
➢ boleh memakai kuncup melati dikanan atau kiri ( borokan )
a. Alat,Bahan dan kosmetika
No Nama alat dan Gambar Fungsi
1. Sisir sasak Strukturnya yang tidak rata,sisir sasak
digunakan untuk membantu menyasak rambut
agar bervolume.
28 |SANGGUL DAN TRADISIONAL
2. Sisir Sunggar ( caboki) Digunakan untuk menyisir rambut dari
kekusutan atau membantu memberikan
volume rambut ataupun sunggar.
3. Sisir Penghalus Sasak Digunakan untuk menghaluskan sasakan
untuk dibentuk menjadi sunggar ataupun
tatanan sanggul.
4. Jepit Bebek Digunakan untuk merapikan rambut dan
membantu bentuk sunggar.
5. Jepit Lidi Digunakan untuk menjepit tatanan rambut
yang sudah di bentuk.
6. Harnal Baja Untuk meguatkan rambut sambungan atau
cemara .
7. Karet Gelang Digunakan untuk mengikat rambut .
8. Hair net Digunakan untuk membantu penataan rambut
dan merapikan rambut halus atau sanggul
agar tidak berantakan.
9. Cemara rambut Digunakan sebagai penganti rambut yang
digunakan untuk membuat sanggul.
10. Hair spray Kosmetik yang digunakan untuk merapikan
dan membentuk sunggar dan rambut
29 |SANGGUL DAN TRADISIONAL
b. Langkah Kerja Gambar
No Langkah Kerja
1. Menyisir rambut dari kekusutan
menggunakan sisir caboki sehingga tidak
ada kekusutan pada rambut.
2. Parting rambut menjadi dua bagian yaitu
belakang dan bagian depan.Arah parting
rambut dimulai dari garis lurus dari atas
telinga.
3. Pada partingan rambut bagian belakang
tinggi ikatan rambut di tentukan dengan
ukuran 5 jari dari hair line belakang.
4. Ikat rambut menggunakan 2 buah jepit lidi
dan gelang karet.
5. Ikat rambut dengan kuat
6. Membuat sasakan pada partingan depan
,sasak rambut dari bagian depan terlebih
dahulu kemudian ke belakang.Lakukan pada
sisi kanan dan kiri kepala.
7. Pastikan sasakan padat pada bagian akarnya
dan tidak mengantung pada bagian batang
rambut.
30 |SANGGUL DAN TRADISIONAL
8. Setelah selesai melakukan sasakan pada
rambut ,kemudian sasakan itu di bawa
kearah depan dan di rapikan menggunakan
sisir penghalus sasak.
9. Jepit rambut pada bagian belakang dengan
menggunakan jepit lidi,agar sunggar dapat
terbentuk bagus dan kuat.
10. Setelah sasakan di jepit,rapikan sasakan
kembali dengan membawa sasakan kearah
belakang.
11. Membentuk sunggar pada bagian puncak
sedikit pipih dan depan telinga sedikit lebar
hingga menutupi sebagian telinga,kemudian
kuatkan dengan menggunakan bantuan jepit
bebek dan hair spray
12. Rapikan sungar dengan menggunakan
bantuan jepit bebek.
13. Setelah terbentuk rapi,ganti jepet bebek
dengan menggunakan jepit lidi.
14. Sisanya rambut disisir ketengah belakang
dan diikat, sisir dan rapikan cemara
kemudian pasang cemara panjang 125 cm
pada ikatan rambut asli.
31 |SANGGUL DAN TRADISIONAL
15. Rapikan cemara dengan hair net.
16. Pilin cemara yang tidak ada hair net sampe
ujung cemara,ujung rambut arahkan ke kiri
lalu rambut arahkan kebawah ikatan
rambut,kemudian ujung rambut lilitkan ke
ikatan rambut.
17. Bentuk cemara membulat dan rapikan
dengan hair net dan hair spey
c. Lampiran
➢ Sanggul tampak dari bagian depan
32 |SANGGUL DAN TRADISIONAL
➢ Sunggar tampak dari bagian belakang
➢ Sanggul tampak dari bagian samping
33 |SANGGUL DAN TRADISIONAL
B. Sunggar dan Sanggul Ukel Tekuk
(Daerah Istimewa Yogyakarta)
Berbagai bentuk dan nama sanggul yang menjadi khas DIY sangat beraneka
ragam.Salah satu sanggul yang dipakai oleh masyarakat DIY baik dalam acara
resmi,pengantin dan juga dikenakan dalam keseharianya yaitu dikenal dengan
nama ukel tekuk.Ukel tekuk pada zaman dahulu hanya dipakai sebagai sanggul
oleh keluarga kerajaan, misalnya putri remaja, putri dewasa yang sudah menikah,
para selir, termasuk para inang pengasuh. Cara penggunaannya disesuaikan
dengan usia dan keperluan. Perbedaan ini terlihat dari kelengkapan perhiasan dan
pakaian yang dikenakan, antara lain sebagai berikut:
a.Putri remaja Putri yang berusia 11-15 tahun (sesudah haid) akan menggunakan:
➢ Memakai ukel tekuk dengan hiasan peniti ceplok ditengah dan peniti
renteng di kanan dan kiri sanggul.
b.Putri dewasa
➢ Memakai ukel tekuk dengan hiasan sebagaimana pada putri remaja.
➢ Memakai ukel tekuk dengan hiasan pethat emas dan bunga ceplok jebehan
c.Inang pengasuh
➢ Memakai ukel tekuk tanpa hiasan.
Dalam uraian terdahulu telah dijelaskan penggunaan sanggul menurut umur
dan keperluan. Kaum wanita yang memakai sanggul sekarang menandakan
bahwa ia telah lepas dari dunia remaja dan mulai menginjak masa
kedewasaannya. Hal ini juga merupakan perlambang bahwa gadis itu bagaikan
bunga yang sedang mekar dan harum semerbak. Seorang gadis dewasa harus
sanggup memikul tugas dan tanggung jawabnya yang berarti ia sudah layak
menjadi ibu rumah tangga.
Ciri-ciri sanggul ukel tekuk:
➢ Rambut tidak disasak,
➢ Memakai lungsen ( Pembelah sanggul )
➢ Memakai sunggar /Sunggaran
➢ Bentuk sanggul simetris.
34 |SANGGUL DAN TRADISIONAL
Hiasan Sanggul:
Hiasan untuk pengantin / ibu-ibu Hiasan untuk gadis
1. Pethat (sisir gunungan) letaknya 1. Cundhuk Pethat, letaknya diatas
di atas sanggul, sanggul.
2. Ceplok letaknya ditengah 2. Penetep sebagai pengganti ceplok.
sanggul 3. Peniti Renteng, di sisi kiri dan
3. Jebehan (bunga besar diatas kanan sanggul.
dan mengecil ke
bawah)letaknya di kiri kanan
sanggul agak masuk pada
sunggar (ngintip-ngintip).
a. Alat,Bahan dan kosmetika
No Nama alat dan Gambar Fungsi
1. Sisir sasak Strukturnya yang tidak rata,sisir sasak
digunakan untuk membantu menyasak rambut
agar bervolume.
2. Sisir Sunggar ( caboki) Digunakan untuk menyisir rambut dari
kekusutan atau membantu memberikan
volume rambut ataupun sunggar.
3. Sisir Penghalus Sasak Digunakan untuk menghaluskan sasakan
untuk dibentuk menjadi sunggar ataupun
tatanan sanggul.
4. Jepit Bebek Digunakan untuk merapikan rambut dan
membantu bentuk sunggar.
5. Jepit Lidi Digunakan untuk menjepit tatanan rambut
yang sudah di bentuk.
6. Harnal Baja Untuk meguatkan rambut sambungan atau
cemara .
7. Karet Gelang Digunakan untuk mengikat rambut .
35 |SANGGUL DAN TRADISIONAL
8. Hair net Digunakan untuk membantu penataan rambut
dan merapikan rambut halus atau sanggul
agar tidak berantakan.
9. Cemara rambut Digunakan sebagai penganti rambut yang
digunakan untuk membuat sanggul.
10. Hair spray Kosmetik yang digunakan untuk merapikan
dan membentuk sunggar dan rambut
b. Langkah Kerja Gambar
No Langkah Kerja
1. Menyisir rambut dari kekusutan
menggunakan sisir caboki sehingga tidak
ada kekusutan pada rambut.
2. Parting rambut menjadi dua bagian yaitu
belakang dan bagian depan.Arah parting
rambut dimulai dari garis lurus dari atas
telinga.
3. Ikat rambut pada partingan bagian
belakang.Jarak ikatan 5 jari dari hair line
belakang.
4. Ikat rambut menggunakan 2 buah jepit lidi
dan gelang karet.
36 |SANGGUL DAN TRADISIONAL
5. Ikat rambut dengan kuat
6. Rapikan rambut dengan hair spray.
Jarak hair spray ke kepala kurang lebih 30
cm.
7. Mengambil rambut untuk lungsen,dari
bagian depan ubun-ubun kira-kira 2 jari
8. Membuat sasakan pada partingan depan
,sasak rambut dari bagian depan terlebih
dahulu kemudian ke belakang.Lakukan pada
sisi kanan dan kiri kepala.
9. Pastikan sasakan padat pada bagian akarnya
dan tidak mengantung pada bagian batang
rambut.
10. Setelah selesai melakukan sasakan pada
rambut ,kemudian sasakan di bawa kearah
depan dan di rapikan menggunakan sisir
penghalus sasak.
11. Jepit rambut sasakan pada bagian belakang
dengan mennggunakan jepit lidi,agar
sunggaran dapat terbentuk bagus dan kuat.
37 |SANGGUL DAN TRADISIONAL
12. Setelah sasakan di jepit,rapikan sasakan
kembali dengan membawa sasakan kearah
belakang.
13. Bentuk sunggaran pada bagian puncak lebih
sedikit runcing menyerupai bentuk segitiga
dan depan telinga sedikit lebar,kemudian
kuatkan dengan menggunakan bantuan jepit
bebek dan hair spray.
14. Rapikan sunggaran dengan menggunakan
bantuan jepit bebek.
15. Memasang cemara, panjangnya kira-kira
125cm.
38 |SANGGUL DAN TRADISIONAL
16. Cemara diplintir untuk dibentuk ukel yaitu
dilingkarkan kearah kiri naik keatas ikatan
rambut terus ke atas kanan. Ujung rambut
dikembalikan ke bagian pangkal rambut
kemudian diikatkan pada pangkal rambut.
Kemudian diputar, bagian kanan sanggul
harus sedikit menumpang di atas kiri dan
agak sedikit lebih besar
17. Selanjutnya lungsen dipasang (diturunkan)
sehingga membelah tengah sanggul
sekaligus sebagai penguat, dipasang dua
harnet kanan dan kiri. Bentuk sanggul bagian
bawah tidak boleh dicepit, harus lepas
c. Lampiran sanggul ukel tekuk
➢ Sanggul tampak dari bagian depan
➢ Sanggul tampak dari bagian belakang
39 |SANGGUL DAN TRADISIONAL
➢ Sanggul tampak dari bagian samping
40 |SANGGUL DAN TRADISIONAL
C. Sunggar dan Sanggul Ciwidey
(Jawa Barat )
Sanggul yang khas dengan daerah jawa barat yaitu sanggul ciwidey.Nama
sanggul Ciwidey mulai dikenal di daerah Jawa Barat pada tahun 1947. Sanggul
itu diperkenalkan oleh kanjeng Haji Wiranatakusumah. Sebelum sanggul
Ciwidey dikenal di daerah Jawa Barat, pada zaman Pangeran Sumedang telah
dikenal nama sanggul Pasundan atau sanggul Kasundan atau disebut juga
kebesaran, yang umumnya dipakai oleh kaum ningrat hingga rakyat biasa.
Kemudian sanggul itu berubah menjadi nama sanggul Ciwidey .
Jika dilihat dari segi bentuknya, sanggul Ciwidey dipengaruhi oleh bentuk
huruf Arab, yaitu alif, ditambah dengan huruf nun atau dikenal dengan istilah
sunda; alif pakait sareng nun. Dalam hal ini terlihat pengaruh agama islam. Hal
ini dapat dimengerti karena hampir seluruh penduduk asli Jawa Barat pemeluk
agama Islam.
Ciri-Ciri sanggul ciwidey :
➢ Rambut tidak disasak,
➢ Menggunakan sunggar /Jabing yang menutupi 1/3 telinga
➢ Bentuk sanggul tidak dibuat bulat dan tidak panjang,
➢ Letaknya dibelakang dan simetris,
Hiasan sanggul:
➢ Cucuk Gelung Emas 2 buah, dipakai oleh Menak / juragan. Ditusukkan
pada kiri dan kanan sanggul.
➢ Cucuk gelung terbuat dari Tanduk untuk rakyat biasa.
➢ Perak untuk rakyat biasa ekonomi mapan, Imitasi emas / perak untuk
rakyat biasa ekonomi menengah.
a. Alat,Bahan dan kosmetika
No Nama alat dan Gambar Fungsi
1. Sisir sasak Strukturnya yang tidak rata,sisir sasak
digunakan untuk membantu menyasak rambut
agar bervolume.
41 |SANGGUL DAN TRADISIONAL
2. Sisir Sunggar ( caboki) Digunakan untuk menyisir rambut dari
kekusutan atau membantu memberikan
volume rambut ataupun sunggar.
3. Sisir Penghalus Sasak Digunakan untuk menghaluskan sasakan
untuk dibentuk menjadi sunggar ataupun
tatanan sanggul.
4. Jepit Bebek Digunakan untuk merapikan rambut dan
membantu bentuk sunggar.
5. Jepit Lidi Digunakan untuk menjepit tatanan rambut
yang sudah di bentuk.
6. Harnal Baja Untuk meguatkan rambut sambungan atau
cemara .
7. Karet Gelang Digunakan untuk mengikat rambut .
8. Hair net Digunakan untuk membantu penataan rambut
dan merapikan rambut halus atau sanggul
agar tidak berantakan.
9. Cemara rambut Digunakan sebagai penganti rambut yang
digunakan untuk membuat sanggul.
10. Hair spray Kosmetik yang digunakan untuk merapikan
dan membentuk sunggar dan rambut
42 |SANGGUL DAN TRADISIONAL
b. Langkah Kerja Gambar
No Langkah Kerja
1. Menyisir rambut dari kekusutan
menggunakan sisir ekor sehingga tidak ada
kekusutan pada rambut.
2. Parting rambut menjadi dua bagian yaitu
belakang dan bagian depan.Arah parting
rambut dimulai dari garis lurus dari atas
telinga.
3. Pada partingan rambut bagian belakang
tinggi ikatan rambut di tentukan dengan
ukuran 5 jari dari hair line belakang.
4. Ikat rambut menggunakan 2 buah jepit lidi
dan gelang karet.
5. Ikat rambut dengan kuat
6. Rapikan rambut dengan hair spray.Jarak hair
spray ke kepala kurang lebih 30 cm.
7. Membuat sasakan pada partingan depan
,sasak rambut dari bagian depan terlebih
dahulu kemudian ke belakang.Lakukan pada
sisi kanan dan kiri kepala.Pastikan sasakan
padat pada bagian akarnya dan tidak
mengantung pada bagian batang rambut
43 |SANGGUL DAN TRADISIONAL
8. Setelah sasakan selesai,rapikan sasakan
kembali dengan membawa sasakan kearah
belakang.
9. Bentuk jabing pada bagian puncak sedikit
kempes seperti sunggar solo dan depan
telinga tidak lebar sehingga menutupi 1/3
telinga,kemudian kuatkan dengan
menggunakan bantuan jepit bebek dan hair
spray.
10. Rapikan jabing dengan menggunakan
bantuan jepit bebek.
11. Setelah terbentuk rapi,ganti jepet bebek
dengan menggunakan jepit lidi.dan rapikan
sisa rambut.
44 |SANGGUL DAN TRADISIONAL
12. Memasang cemara yang panjangnya 125
cm dengan mengaitkan harnal baja pada
ikatan rambut asli
13. Bentuk sanggul seperti membuat ukel jawa,
bagian tengah sanggul harus tetap mengarah
lurus kebawah, cemara diputar kekanan
menurun masuk diatas belahan tengah
sanggul dan ujung rambut / sisa cemara harus
hilang ditengah cemara ( tidak boleh
kelihatan ) kemudian dipasang harnet dan
rapikan dengan hair spray.
45 |SANGGUL DAN TRADISIONAL
c.Lampiran
➢ Sanggul tampak dari bagian depan
➢ Sanggul tampak dari bagian samping
➢ Sanggul tampak dari bagian Belakang
46 |SANGGUL DAN TRADISIONAL
D. Sunggar pada Sanggul pusung Tagel
( Bali )
Sanggul adalah istilah yang mendeskripsikan penataaan rambut dengan
bentuk dan gaya tertentu yang memberikin tanda khusus pada seseorang di suatu
daerah.Dalam adat Bali terdapat berbagai variasi hiasan yang bisa membedakan
status penggunanya dan sanggul ini diperuntukkan bagi wantia yang sudah
menikah atau sudah mempunyai suami.
Pusung Tagel merupakan sanggul adat bali yang dipakai oleh wanita yang telah
bersuami,Biasanya para wanita bersanggul saat beribadah dan menghadiri acara
tertentu.
Ciri-ciri Sanggul :
➢ Rambut tidak disasak,
➢ Memakai lungsen
➢ Memakai sunggar/ angkuk-angkuan
➢ Sanggul asimetris
Hiasan sanggul :
➢ Sisir/ mahkota diletakan di atas lungsen
➢ Bunga cepaka satu tangkai diletakan di atas mahkota,
➢ Bunga kantil yang diletakan pada bagian kanan dan kiri pusung
➢ Bunga semangi dipasangkan disamping butun pusung
➢ Kompyong ( bunga hidup seperti simangi,kenanga,mawar,kamboja) yang
dipasang disebelah kanan tegelan.
a.Alat,Bahan dan kosmetika Fungsi
No Nama alat dan Gambar Strukturnya yang tidak rata,sisir sasak
1. Sisir sasak digunakan untuk membantu menyasak rambut
agar bervolume.
2. Sisir Sunggar ( caboki) Digunakan untuk menyisir rambut dari
kekusutan atau membantu memberikan
3. Sisir Penghalus Sasak volume rambut ataupun sunggar.
Digunakan untuk menghaluskan sasakan
untuk dibentuk menjadi sunggar ataupun
tatanan sanggul.
47 |SANGGUL DAN TRADISIONAL