Panduan Praktis: 8 Macam
Sistem Hidroponik dan Cara
Mudah Menanamnya
https://berkahkhair.com/sistem-hidroponik/
Apa yang dimaksud Hidroponik?
Dilansir dari laman wikepedia, Hidroponik atau
Hydroponic adalah kata yang berasal dari
bahasa Yunani yaitu hydro yang berarti air dan
ponos yang artinya daya.
Hidropinik dalam dunia pertanian dikenal juga
dengan istilah budidaya tanaman tanpa
menggunakan media tanah atau disebut
soilless culture.
Jadi dapat kami simpulkan pengertian dari
hidropnik adalah salah satu budidaya tanaman
dengan memanfaatkan air namun tidak
menggunakan media tanah dalam rangka
untuk menekankan pada kebutuhan nutrisi
bagi tanaman.
citycrop.io
Dalam kajian bahasa, hydro memiliki makna
air sedangkan ponos artinya kerja. Jadi,
apabila kita artikan secara bahasa. Hidroponik
adalah suatu cara membudidayakan tanaman
flora dengan lebih menekankan terhadap
pemenuhan kebutuhan nutrsi tanaman atau
lebih simpelnya bercocok tanam tanpa media
tanah melainkan dengan air.
Sistem hidropnik dilatar belakangi terhadap
tingginya animo masyarakat akan sangat
pentingnya kebutuhan pupuk bagi
perkembangan tanaman.
Apa itu TDS?
Total Dissolved Solids (TDS) meter adalah
alat untuk mengukur total padatan (mineral,
garam atau logam) yang terlarut dalam
sejumlah volume air, dinyatakan dalam
miligram per liter (mg/L) atau part per million
(PPM).
Total Dissolved Solids (TDS) Meter Asli dan
Berkualitas
Total Dissolved Solids (TDS) Meter Asli dan
Berkualitas
Isi Paket TDS Meter
• 1 bh TDS Meter
• 1 lbr Kertas Panduan
• 1 bh Sarung Kulit
• 2 bh Baterai Kancing LR44 (terpasang)
• 2 bh Baterai Kancing LR44 (cadangan)
Fitur TDS Meter
• Fungsi Temperatur: Mengukur
suhu/temperatur larutan.
• Fungsi Hold: Menyimpan pengukuran
untuk kenyamanan pembacaan.
• Fungsi Auto-Off: Otomatis mematikan
meter setelah 10 menit tidak digunakan
untuk menghemat baterai.
• Kisaran Ganda: Kisaran 0-999 PPM,
dengan resolusi 1 PPM. Kisaran 1000-
9999 PPM dengan resolusi 10 PPM,
ditandai dengan simbol x10 yang menyala.
Total Dissolved Solids (TDS) Meter Asli
dan Berkualitas
Spesifikasi TDS Meter
• Range: 0 – 9999 PPM
• Akurasi: +/- 2%
• Baterai: 2 x 1.5V (Baterai Kancing)
• Ukuran: 155 x 31 x 23 mm (6,1 x 1,2 x 0,9
inci)
Bagaimana Cara Penggunaan TDS Meter?
TDS meter dihidupkan dan dicelupkan ke
dalam larutan yang akan diukur sedalam 2-3
cm. Nilai akhir dapat dibaca setelah beberapa
saat dan angkanya stabil. Jika diperlukan,
tombol “hold” dapat ditekan untuk
menghentikan pengukuran, sehingga
angkanya tetap terbaca setelah TDS meter
diangkat.
Bagaimana Cara Mengkalibrasi TDS Meter
Total Dissolved Solids (TDS) Meter Original
• TDS Meter ini menggunakan kalibrasi
digital, jadi tidak tersedia sekrup pemutar
di belakang.
• Siapkan larutan kalibrasi, bisa
menggunakan NaCl 342 PPM atau 1000
PPM.
• Celupkan TDS Meter ke dalam larutan,
diaduk sebentar sampai angkanya stabil.
• Jika angka yang ditunjukkan tidak sesuai
dengan PPM larutan, tekan tombol
“TEMP” (tengah) selama beberapa saat
sampai angka bacaan berkedip.
• Tekan tombol “HOLD” (atas) atau
“ON/OFF” (bawah) untuk
menaikkan/menurunkan angka bacaan
agar sesuai dengan PPM larutan.
• Biarkan beberapa saat sampai angka
bacaan berhenti berkedip dan kalibrasi
selesai.
Harga Normal
Harga Promo Rp. 70.000 (Hemat Rp. 10.000)
Gratis Ongkir Seluruh Indonesia*
*Syarat dan Ketentuan Berlaku
Pesan Sekarang Juga Sebelum
Kehabisan!!!
Kirim SMS/WA ke No 0853 6298 9409 (No.
Resmi) dengan Format
(#Nama Penerima#No. Hp Penerima#Kode
Pos#Provinsi#Kotamadya/Kabupaten#Keca
matan#Alamat Lengkap#Jumlah
Pemesanan
Ingin Tanya Produk atau Alat-alat
Hidroponik Lainnya? Langsung Tanya Saja
Ke No. 0853 6298 9409
Bagaimana Sejarah Munculnya
Hidroponik?
thecoolist.com
Pada buku yang berjudul Sylva Sylvarum
karangan Francis Bacon yang dicetak tahun
1628 menyebutkan bahwa awal mulanya
bercocok tanam dengan sistem tanpa
menggunakan media tanah adalah tahun
1627.
Di tahun tersebut teknik budidaya dengans
istem hidroponik menjadi penelitian yang
sangat populer. Kemudian 77 tahun
setelahnya seorang bernama John Woodward
melakukan ekperimen budidaya air dengan
spearmint.
Dia menyatakan bahwa tanaman yang tumbuh
dengan media air kurang murni lebih baik dari
tanaman yang tumbuh dengan air murni.
Lalu pada tahun 1842, dua orang
berkebangsaan jerman Julius von Saches dan
Wilhem Knop menyusun 9 daftar elemen yang
sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan
tanaman.
Dan tidak lama setelah itu yakni tahun 1859-
1865 penggunaan sistem tanam tanpa
menggunakan tanah mengalami
perkembangan yang sangat signifikan.
Teknik ini merupakan suatu teknik dalam
membudidayakan tanaman yang lebih
menekankan pada kebutuhan nutrisi bagi
tanaman. Sehingga dengan model ini menjadi
suatu standar penelitian dan sebagai sebagai
teknik pembelajaran.
Dewasa ini Solution cukture merupakan sutau
teknik media tanam tanpa menyediakan unsur
hara melainkan.
Belum ada berselang 1 abad yakni pada
tahun 1929, Seorang peneliti asal Universitas
California bernama William Frederick Gericke
secara resmi mempromosikan Solution culture
sebagai solusi untuk menghasilkan dan
membudidayakan tanaman pertanian.
Akan tetapi awalnya dia menyebutnya dengan
istilah aquaculture (budidaya perairan) namun
nama ini ternyata sudah populer dalam
pembudidayaan hewan air.
Pada eksperimen perdananya dia
melakukannya pada tanaman tomat yang
mampu tumbuh menjalar setingggi 25 kaki di
belakang rumahnya. Dia memanfatakan
larutan nutrient sebagai mineral selain tanah.
Jadi istilah hidroponik pertama sekali
dipopulerkan oleh peneliti Universitas
California yakni William Frederick Gericke
sebagai cara bercocok tanam dengan
menggunakan air.
Dalam perkembangannya teknik dengan
sistem hidroponik banyak dilakukan hanya
dalam segala kecil sebagai hobi atau sekedar
kesukaan di masyarakat khususnya Indonesia.
Namun tidak sedikit juga telah
mengkomersilkan hasil tanaman hidroponik
ini. Tetapi mempertimbangkan aspek sosial
dan ekonomis.
Adapun jenis tanaman yang sering
dibudidayakan dengan sistem hidropnik yakni
paprika, tomat, timun jepang, melon, terong
dan selada.
Baca juga:
20 Jenis Pisang yang Dikonsumsi
Masyarakat Indonesia
Apa yang Dimaksud Media
Tanam Hidroponik?
epagma.eu
Setalah kam imenjelaskan tentang pengertian
dan sejarah muncul hidroponik sekarang
saaatnya untuk menjelaskan pengertian media
tanam hidroponik.
Median tanam hidroponik adalah suatu media
yang terbuat dari material atau bahan selain
tanah yang digunakan sebagai tempat tumbuh
dan berkembangnya akar tanaman.
Dari pengertian diatas maka media tanam
hidroponik berfungsi sebagai tempat
menopang tanaman agar mampu berdiri tegak
sehingga tidak mudah roboh.
Disinlah dapat kita pahami bahwa perbedaan
yang sangat mencolok antara menanam
dengan cara konvensional dengan sistem
hidroponik. Yaitu terletak pada media tanam
yang digunakan.
Kalau cara konvensional sebagaimana yang
sudah lazim menggunakan tanah. Namun
pada sistem hidroponik menggunakan media
non tanah.
Dalam mengkomersilkan atau sekedar hobi,
maka lebih baik sebelum bercocok tanam
menggunakan sistem hodroponik sebaiknya
kenali dulu berbagai macam media tanam
yang digunakan.
Karena pemilihan media tanam akan sangat
mempengaruhi hasil yang ditanam. Dan juga
pastikan media tanam yang dipilih sesuai dan
mudah diperoleh serta sesuai dengan budget.
Apa Ciri-ciri atau Kriteria Media Tanam
Hidroponik?
growweedeasy.com
Sebelum menggunakan media tanam maka
hal yang tak boleh dihindari adalah kriteria
dalam memilih media tanam hidroponik.
Sedikitnya ada 6 kriteria diantaranya:
• Media tanam tersebut bersifat mudah
menyerap air yang berlebih atau poros.
• Media tanam itu memiliki struktur material
yang gembur, subur dan mampu
menyimpan persidiaan air yang cukup
untuk dialirkan pada tanaman.
• Media tanam tidak mengandung NaCl
atau garam atau kadar salinitasnya sangat
rendah.
• Tingkat keasamaan media tanam
mencapai titik netral atau setidaknya pH
diantara 6-7.
• Media tanam tidak mengandung suatu
jenis organisme yang menimbulkan hama
atau penyakit sehingga bisa merusak
tanaman.
• Media tanam juga harus memiliki
setidaknya kandungan kapur atau unsur
kalium. Karena sebagai nutrisi bagi
tanaman.
Apa saja Macam-macam Media Tanam
Hidroponik?
Dari penjelasan kriteria diatas maka kita dapat
mengetahui media tanam apa saja yang
pantas untuk tanaman hidroponik. Sehingga
dengan pemilihan ini sebagai langkah awal
bagi kita untuk memulai bercocok tanam
dengan sistem hidroponik. Apa sajakah itu?
#1 Media Tanam Hidroponik:
Mineral Wool atau Rockwool
hydroponics-hydroponics.com
Banyak kita temukan para petani Indonesia
menggunakan media tanam yang satu ini.
Kenapa? Karena rckwool adalah media tanam
berbentuk semacam busa dan mempunyai
serabut halus serta beratnya sangat ringan.
Mineral wool merupakan jenis media tanam
yang berasal dari batuan basalt yang telah
dilelehkan dengan suhu yang sangat tinggi.
Katika batu tersebut mencair maka serat yang
halus akan terbentuk. Lalu kemudian dicetak
dengan bentuk lempengan atau blok dengan
ukuran yang besar.
Nah, ketika proses pencetakan selesai maka
mineral wool tersebut dipotong sesuai dengan
kebutuhan. Pada umumnya mineral wool dijual
dalam bentuk lempengan atau block dengan
ukurang yang sangat besar.
Kegunaaan media tanam dengan
menggunakan mineral wool atau rock wool
adalah dapat dugunakan sebagai media semai
dan media tanam.
#2 Media Tanam Hidroponik:
Arang Sekam
ichsantirtonotolife.wordpress.com
Media tanam yang cukup populer digunakan
oleh para petani hidro adalah arang sekam.
Karena arang sekam memiliki dua keunggulan
yakni bisa digunakan untuk teknik hidroponik
dan dapat juga digunakan di dalam pot.
Dengan membakar hasil limbah dari
penggilingan padi maka akan dapat
menghasilkan arang sekam. Dengan
mengunakan arang sekam pada media tanam
maka akan sangat baik dan steril dari bakteri
dan cendawan.
Sama halnya dengan rockwool arang sekam
juga dapat digunakan sebagai media semai
dan media tanam. Keunikan dari media sekam
ini adalah mampu bertahan cukup lama sebab
tidak terurai dan dapat juga digunakan
berulang-ulang.
#3 Media Tanam Hidroponik:
Hydroton
advancednutrients.com
Hydroton adalah media tanam yang memiliki
pH yang stabil dan netral yang terbuat dari
bahan dasar lempung yang dipanskan.
Hydroton memiliki ukuran yang sangat kecil
yakni dengan diameter 1-2,5 cm dan tekstur
bulat dan berpori-pori kecil.
Pori yang terdapat pada hydroton berfungsi
sebagai media menyerap air yang nantinya
akan digunakan sebagai penyedia nutrisi
untuk makanan tumbuhan.
Bentuknya yang bulat dan tidak memiliki sudut
maka akan menjamin tanaman tidak akan
rusak yang biasa disebabkan karena
bersentuhan dengan hdroton yang lain.
Selain itu hydroton juga media tanam yang
baik karena mampu menyediakan oksigen
sehingga sangat tepat untuk akar tanaman.
Sama halnya dengan arang sekam, hydroron
juga dapat dugunakan berulang kali.
Yaitu dengan cara mencuci hingga bersih agar
dapat menghilangkan kotoran seperti lumut
yang menempel pada sisi bagian hydroton.
Baca:
Pengertian, Jenis dan Keuntungan
Menanam Tanaman Hidroponik Lengkap
Dengan Gambar
#4 Media Tanam Hidroponik:
Serbuk Sabut Kelapa
greglo.com
Media tanam kali ini adalah bersifat
organikdan juga dapat digunakan dalam
sistem hidroponik. Nama lain media tanam ini
adalah cocopeat.
Dimana cocopeat mampu menyerap air
dengan penyerapan yang cukup tinggi. Dan
juga kadar keasamaannya yakni cukup stabil
yaitu 5,0 – 6,8.
Akan tetapi ketika menggunakan media
serbuk sabut kelapa ini maka mesti
menambahkan media tanam lain seperti arang
sekam bakar dengan perbandingan 50:50.
Hal ini bertujuan untuk dapat meningkatkan
pasokan oksigen yang diperuntukkan pada
akar tanaman. Dengan begitu semakin tinggi
tingkat aerasi maka semakin bagus pula
pasokan oksigen pada akar tanaman tersebut.
Media tanam serbuk sabut kelapa sangat baik
sehingga sangat berpengaruh positif dalam
pertumbuhan akar pada tanaman.
#5 Media Tanam Hidroponik: Spons
hidroponikpangandaran.blogspot.com
Sering kita jumpai benda yang satu ini berada
di dapur. Namun tahukah kamu bahwa spons
sendiri memiliki fungsi lain yakni sebagai
media tanam yang baik untuk hidroponik.
Hal ini dikarenakan pori-pori yang dimilikinya
dapat dijadikan sarana dalam mengalirkan air
yang berisi nutrisi ke akar tumbuhan.
Spons merupakan media tanam hidroponik
yang sangat mudah ditemukan. Bisa
ditemukan pada bagian lapisan sofa maupun
jok kendaran. Keunggulan spon ialah mampu
menyerap air dan juga menahan serapan yang
cukup tinggi.
Keunggulan lainnya sppon juga memiliki 2
fungsi lain yakni sebagai media tanam
hidroponik dan media semai. Karena
mudahnya diperoleh maka akan menghemat
biaya dalam
#6 Media Tanam Hidroponik:
Perlite
virtogroup.com
Apa itu perlite? Perlite adalah sejenis
bebatuan yang berwarna putih dan berasal
dari batu silica yang telah dipanaskan dengan
suhu yang sangat tinggi.
Dengan memanaskan batu silica dengan suhu
yang sangat tinggi maka akan berubah bentuk
menjadi cairan lalu dicetak dengan ukuran
yang sangat kecil.
Dengan menggunakan perlite ini maka akan
menghasilkan aerasi yang cukup bagus. Dan
juga nilai atau kadar keasaaman pH adalah
netral atau stabil. Disamping itu juga ukuran
dari perlite ini sangat ringan seperti gabus.
Dari kriteria diatas, secara umum perlite sudah
memenuhi kriteria yang baik untuk media
tanam hidroponik yang juga memiliki daya
serap yang cukup tinggi.
Namun apabila ingin mendapat hasil yang
lebih baik maka ada bagusnya menambahkan
media tanam lain seperti cocopaet.
#7 Media Tanam Hidroponik:
Vermiculite
phuthinhjsc.vn
Nah, media tanam yang ketujuh ini banyak
petani hidropnik tidak mengetahuinya.
Padahal secara sifat vermiculite mirip dengan
perlite yang sama-sama dihasilkan daerah
proses pemanasan batu.
Perbedaannya yaitu terletak pada daya serap
yang lebih tinggi daripada perlite. Yang kedua
ukuran vermiculite lebih berat dibandingkan
perlite dan memiliki tekstur seperti kerang laut.
Sama halnya seperti perlite untuk
mendapatkan hasil yang bagus maka perlu
menambahkan media tanam lain seperti arang
sekam maupun cocopeat.
#8 Media Tanam Hidroponik:
Akar Pakis
fietha.wordpress.com
Media tanam organik lainnya selain cocopeat
dan arang sekam adalah akar pakis. Akar
pakis merupakan media tanam yang tergolong
mudah untuk mendapatkannya.
Akan tetapi akar pakis merupakan media
tanam yang kurang baik sebab memiliki daya
serap kurang baik dan mudah membusuk.
Namun bukan berarti buruk keseluruhan,
dalam pengaplikasiannya akar pakis bisa
ditambahkan dengan arangs ekam atau
cocopeat sehingga dapat menghasilkan
tanaman hidroponik yang baik.
#9 Media Tanam Hidroponik:
Kapas
berkahkhair.com
Media tanam yang ke-9 ini boleh digunakan
sebagai awal saja yakni kapas. Kapas
merupakan media tanam yang sangat baik
sebagai langkah awal dalalm penyemaian
benih.
Kenapa? Karena daya serap kapas terhadap
air sangat tinggi sehingga pemberian nutrisi
untuk tanaman hidroponik sangat bagus.
Dalam pengaplikasiannya yakni selain deberi
air yang cukup dan juga pupuk sebagai
penunjang tanaman maka akan mendapatkan
hasil yang menjanjikan hingga akhirnya siap
untuk dipindahkan di media tanaman lain.
#10 Media Tanam Hidroponik:
Hydrogel
berkahkhair.com
Berbeda dari hydroton yang terbuat dari batu-
bata. Media tanam kali ini sangat tepat apabila
diletakkan di ruang tamu. Karena memiliki
warna yang beraneka ragam dan cantik.
Dia adalah hydrogel. Hydrogel pada umumnya
media tanam hydropinik bukan untuk
pembudiyaan. Akan tetapi media tanam
dengan jenis bunga atau tanaman sejenisnya.
Dengan bentuknya yang bundar dan warna-
warnu maka akan membuat suasana ruang
tamu menjadi lebih fresh, nyaman dan
terkesan unik. Dan satu lagi dengan media
tanam yang ini maka bisa menggunakan
ukuran tanaman yang cukup besar.
#11 Media Tanam Hidroponik:
Kerikil
tavip1708.wordpress.com
Kerikil adalah media tanam yang cukup baik
dan biasanya digunkan di dalam pot atau vas
bunga. Bentuknya yang kecil-kecil akan
membuat ruang tamu menjadi unik dan segar.
Ditambah lagi apabila dipsangai vas bunga
yang trasparan maka akan menambah
keunikan dalam ruangan. Tetapi perlu diingat,
umumnya ini hanya digunakan untuk tanaman
jenis bunga.
#12 Media Tanam Hidroponik:
Pasir
fietha.wordpress.com
Pasir juga merupakan media tanam yang baik
sama halnya dengan hydrogel dan kerikil.
Kebanyakan orang lebih menggunakan pasir
daripantau ataupun pengunungan.
Karena kedua jenis pasir ini memiliki tekstur
yang lebih lembut dan warnanya kehitaman
dan bening. Sama seperti kerikil dan hydrogel
dapat jadikan media tanam untuk
disandingkan dengan pot dan diletakkan di
dalam ruang tamu.
#13 Media Tanam Hidroponik: Pumice
berkahkhair.com
Pumice adalah media tanam hidropnik yang
tepat sebagai pembudidayaan. Pumice
berasal dari letusan gunung berapi yakni
batuan jenis basalt. Namun dalam
pengaplikasiannya pumice dapat dicampur
dengan media tanam lain seperti arangs ekam
bakar atau vermiculite.
#14 Media Tanam Hidroponik: Expended
Clay
serbahidroponik.blogspot.com
Media tanam kali ini adalah berasal dari tanah
liat yang telah mengandung unsur hara
maupun mineral. Dalam pengaplikasianya
pumice sangat tepat digunakan sebagai
langkah awal dalam pemyemaian benih.
Apa saja Jenis-jenis Sistem Hidroponik &
Bagaimana Cara Menanamnya?
Setelah kita memahami jenis media tanam
yang baik dan tepat untuk pembudidayaan
tanaman, maka tahap selanjutnya adalah
memahami model sistem pengairan hidroponik
dan cara menggunakanya.
Cara Menanam Sayuran Dengan Sistem
Hidroponik Bagian 1
Cara Menanam Sayuran Dengan Sistem
Hidroponik Bagian 2
Ada sebanyak 8 sistem model pengairan
hidroponik. Setiap sistem ini punya kelebihan
dan kekuraangan. Yuk, kita bahas satu
persatu.
#1 Sistem Hidroponik Aeroponik
gardenculturemagazine.com
Aeroponik berasal dari dua kata yakni aero
adalah udara dan poniq adalah cara budidaya.
Jadi aeroponik adalah suatu sistem
penanaman sayuran yang paling baik dengan
menggunakan udara dan ekosistem air tanpa
menggunakan tanah.
Teknik ini merupakan metode penanaman
hidroponik dengan menggunakan
menggunakan bantuan teknologi. Dengan
menempatkan tanaman sedemikian rupa
hingga akar tanaman terlihat menggantung.
Prinsip kerja aeroponik sistem adalah dengan
memanfaatkan air dan nutrisi yang diberikan
ke tanaman dalam bentuk butiran kecil
ataupun kabut.
Adapun proses pengkabutan ini berasal dari
sebuah pompa air yang diletakkan di bak
penampungan dan disermprotkan dengan
menggunakan nozzle. Sehingga dengan
begitu nutrisi yang diberikan ke tanaman akan
lebih cepat diserap akar tanaman yang
menggantung.
Sistem aeroponik merupakan langkah yang
tepat dan baik dalam pembudidayaan
tanaman sebab dari teknik ini tanaman akan
mendapatkan dua hal yaitu nutrsi serta
oksigen secara bersamaan.
Banyak petani senang dengan menggunakan
teknik ini. Karena kualitas sayuran yang
ditanam dengan teknik ini terbukti mempunyai
kualitas yang baik, higeinis, segar, renyah,
beraroma dan disertai juga dengan citarasa
yang tinggi.
Keunggulan dari sistem ini yakni terletak pada
proses oksigenisasi yang langusng sampai ke
akar yang dimulai dari tiap butiran kabut halus
yang sudah dicampur unsur haranya.
Jadi banyak di negara berkembang
menggunakan sistem ini termasuk di
Idnonesia. Kelebihan dari sistem ini ada 8
diantaranya:
• Tidak perlu menggunakan lahan yang
luas, Cukup dengan lahan yang kecil saja.
• Sistem aeroponik sangat ramah
lingkungan karena dapat menghemat air.
• Dengan akar yang menggantung di udara
maka akan lebih banyak dalam
penerimaan oksigen.
• Dapat mengurangi jumlah tenaga kerja.
• Mengurangi pertumbuhan pathogen yang
berbahaya.
• Tanaman akan lebih mudah melakukan
fotosintesis sebab tanaman tersebut akan
memanfaatkan karbon dioksida yang kaya
akan oksigen.
• Tidak perlu menggunakan tanah, sebab
dengan aor yang cukup maka sudah bisa
membudi dayakan tanaman ini.
• Mampu menghasilkan tanaman yang
memenuhi 3K yaitu kualitas, kuantitas dan
kontinuitas.
Nah, kekurangan sistem ini adalah apabila
dalam sistem pengkabutan tidak dikontrol
dengan benar maka akar yang menggantung
akan cepat mengering sebab mengganggu
proses pengabutan.
#1.1 Cara Menaman dengan
Sistem Aeroponik
berkahkhair.com
Sebelum kami terangkan cara menanam
sistem hidroponik, maka lebih utama dulu
mengenal bahan atau alat yang diperlukan.
Ada 9 alat dan bahan yang perlu disediakan.
Diantaranya:
• Jaringan irigasi sprinkler
• Pompa air atau jet pump (sanyo)
• Nozzle sprinkler
• Pipa paralon
• Pipa etilen
• Rockwool
• Gabus atau Styrofoam
• Larutan nutrisi
• Dan bibit tanaman.
Fungsi dari sprinkler adalah sebagai alat untuk
menjamin ketepatan waktu dalam penyiraman,
jumlah air yang digunakan dan keseragaman
dalam mendistribusikan air seluruh permukaan
akar tanaman.
Sehingga dengan cara tersebut akan sangat
membantu dalam menciptakan uap air di
udara yang mengenai semua tanaman dan
memberikan lapisan air pada akar dan juga
akan menurunkan suhu disekitar daun serta
mampu mengurangi evantranspirasi.
Pertama atur sistem pancaran atau
pengabutan pada sprinkler jet spray secara
intermittend. Dengan memanfaatkan tombol
on-off yang telah disetting dengan
menggunakan timer.
Kemudian apabila proses pengabutannya mati
tidak lebih dari 15 menit maka tanaman akan
tetap tumbuh namun perlu diperhatikan juga
apabila pompa air mati lebih dari 20 menit
maka akan menyebabkan akar tanaman
mongering dan akhirnya mati.
Ada 5 kelebihan yang dapat diperoleh dari
sistem ini yakni:
• Mampu mengendalikan akar tanaman.
• Mampu memenuhi kebutuhan air dengan
baik dam juga mudah.
• Keseragaman nutrisi dan juga kadar
konsentrasi nutrisi da pat diatur sesuai
dengan umur dan jenis tanaman.
• Tanaman dapat diproduksi hingga
beberapa kali dengan periode yang
pendek.
• Dapat dijadikan sebagai media
eksoerimen sebab adanya variabel yang
dapat dikontrol sehingga dapat
memungkinkan hasil tanaman high
planting density.
Namun sistem ini memerlukan investasi dan
biaya perawatan yang sangat mahal. Selain itu
sangat tergantung pada energy listrik dan juga
mudah terserang penyakit apabila tidak
dirawat dengan baik dan benar.
#2 Sitem Hidroponik Nutrient
Film Technique (NFT)
instructables.com
Sistem Nutrient Film Technique (NFT) adalah
teknik baru dalam hal bercocok tanam
hidroponik di Indonesia. Sistem ini sangat
tepat apabila diaplikasikan pada lahan yang
tidak subur dan namun dapat diterapkan di
dataran tinggi maupun rendah.
Intinya tujuan akhir dari sistem ini adalah
memperoleh panen yang berkualitas. Ada
sedikit perbedaan penerapan sistem NFT
dengan aeroponik.
Perbedaannta yakni terletak pada peletakan
akar tanaman di atas lapisan air yang dangkal.
Akan tetapi air tersebut telah mengalami
proses sirkulasi dan mengandung sejumlah
nutrient sesuai dengan kebutuhan tanaman,
Sehingga dengan begitu akar tanama akan
terus berkembang sebab dikelilingi oleh
lapisan nutrisi. Keungulan dan kelemahan
teknik ini yakni terletak pada pasokan daya
listrik.
Apabila pasokan listrik baik itu pompanya
mengalami kerusakan maka akar tanaman
akan cepat kering yang kemudian
terganggunya nutrisi dan menyebabkan
kematian.
Namun dengan cara ini akan lebih menjamin
tanaman dapat tumbuh dan berproduksi lebih
maksimal dan berhasil.
#2.1 Cara Menaman dengan
Sistem Nutrient Film
Technique (NFT)
berkahkhair.com
Cara menanam teknik ini yaitu pertama
apabila telah selesai proses pembuatan media
tanam dan pecampuran nursi beserta air,
maka larutan nutrsi dipompakan ke dalam
growing tray.
Growing tray merupakan tempat bisa berupa
keranjang maipun pot untuk tumbuhan yang
umumnya adalah tabung. Jadi larutan nutrisi
akan mengalir melewati akar tanaman lalu
selanjut akan kembali lagi ke bak
penampungan.
Biasanya sistem ini ditempatkan apda
keranjang plastik yang mana akar
menggantung ke dalam larutan nutrisi. Namun
cara ini ternyata kurang efektif, sebab harus
melewati penyemaian biji hingga ditempatkan
ke sistem NFT.
Apabila cara diatas kurang bisa dipahami,
maka dapat dilakukan salah satu dari 2
metode metode berikiut ini:
Cara pertama: Siapkan alat dan bahan
dengan spesifikasi berikut ini. Sediakan talang
air sepanjang satu meter sebanyak 6 buah.
Lalu gabus atau Styrofoam dengan ukuran 1
meter sedikitnya 6 buah.
Gunanya dua alat ini yaitu sebagai tempat
aliran air. Apabila telah selesai alat dan
bahannya. Maka buatlah lubang pada gabus
dan dijadikan tempat tanamn sebanyak 5
buah.
Dengan tiap buah masing-masing berdiameter
6 cm perlubang. Kemudian tempelkan gabus
itu pada talang air yang telah dipasangi pipa di
kedua ujung talang.
Nah, cara ini dapat disusun secara vertical
maupun horizontal tergantung kreatifitas.
Metode cara pertama ini tergolong mudah
sebab hanya tinggal meletakkan bibit tanaman
dan media tanam rockwoll.
Cara kedua:
• Dipotong paralon 3 inci menjadi 4 bagian
yang masing-masing bagian telah diberi
lubang dengan cara dibor. Sebelum dibor
sebaiknya diukur terlebih dahulu jarak
antar lubang.
• Pada masing-masing ujung paralon, beri
penutup dan pastikan sesuai dengan drat
yang digunakan.
• Setalah itu susun paralon secara vertical
yang telah dibuat instlasinya. Lalu pasang
pipa air di kedua ujung paralon. Model
isntlasi ini sesuai dengan kreatifitas.
Kemduian pasanglah drat.
• Selanjutnya masukkan pompa air yang
telah diberi larutan nutrsi dan
disambungkan dengan selang agar air
tersebut dapat mengalir ke bagian atas.
• Setalah urusan diatas selesai, maka baru
kemudian masukkan media tanam ke
bagian plastik yang telah sebelumnya
dilubangi dan diletakkan bibit tanaman.
• Dan terakhir gula plastik tersebut
dimasukkan kedalam pipa paralon.
#3 Sistem Hidroponik Drip System
wpcextrusionmachine.com
Sistem Drip atau Sistm tetes adalah sistem
hidroponik banyak diterapkan di rumah-rumah
yang sebeneranya tujuan utamanya yaitu
hanya sekedar hobi namun tidak tutup
kemungkinan juga untuk dikomersilkan.
Sistem ini tergolong sederhana sebab tidak
membutuhkan begitu banyaj perlengkapan,
serta multifungsi dan efektif.
Banyak sekali variasi yang dapat kita rancang
serta bangun. Dan semuanya hanya
tergantung pada kreativitas dan inovasi.
Sesuai dengan namanya sistem ini
menerapkan tetesan larutan nutrisi ke setiap
akar tanaman dengan tujuan agar lembab dan
juga basah.
Teknik ini bisa dirancang sesuai kebutuhan
dan lahan, bisa dari skala kecil maupun skala
besar. Akan tetapi lebih efektif cara ini untuk
tanaman yang agak besar yang membutuhkan
ruang yang lebih untuk pertumbuhan akar.
Dan juga teknik ini tidak begitu banyak
membutuhkan air dalam sistem pengairannya
serta pipa ataupun selang dapat ditarik secara
memanjang. Kekurangan hanya media tanam
yang banyak agar mudah diserap dan
disimpan.
Kenapa menggunakan tanaman besar?
Karena tanaman besar tahan terhadap
tekanan atau stress dan tidak sensitif terhadap
keterlambatan waktu pengairan.