TESIS PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN PERALATAN BENGKEL SEKOLAH BERBASIS WEB DI SMK KOTA MAKASSAR DEVELOPMENT OF A WEB-BASED WORKSHOP EQUIPMENT MANAGEMENT INFORMATION SYSTEM AT SMK MAKASSAR CITY SITI ROKHMAH 210020301056 PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2023
TESIS PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN PERALATAN BENGKEL SEKOLAH BERBASIS WEB DI SMK KOTA MAKASSAR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada Prodi Pendidikan Teknologi Kejuruan Program Pascasarjana SITI ROKHMAH 210020301056 PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2023 i
LEMBAR PENGESAHAN TESIS Judul : Pengembangan Sistem Informasi Pengelolaan peralatan bengkel berbasis Web di SMK Kota Makassar Nama : Siti Rokhmah NIM : 210020301056 Program Studi : Pendidikan Teknologi Kejuruan Menyetujui, Komisi Penasehat Prof. Dr. Ir. Hj. Hasanah Nur, M.T. Ketua Dr. Anas Arfandi, M.Pd. Anggota Ketua Program Studi Mengetahui, Direktur Program Pascasarjana Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Dr. Anas Arfandi, M.Pd. NIP. 198009202005011002 Universitas Negeri Makassar Prof. Dr. Hamsu Abdul Gani, M.Pd. NIP. 196012311985031029 ii
KATA PENGANTAR Puji syukur yang sedalam-dalamnya penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas segala berkat dan limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengembangan Sistem Informasi Pengelolaan peralatan bengkel sekolah di SMK Negeri 2 Makassar“ Dapat Dirampungkan Dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Persyaratan Akademis Guna Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Teknologi Kejuruan Atau Vokasi Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar. Di dalam proses penulisan tesis ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak sehingga penulisan tesis ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, ucapan terimakasih yang sebesar besarnya dan penghargaan setinggi-tingginya penulis sampaikan Terkhusus kepada Ibu Rosmiati, Suami Rusli dan anak anak tercinta Arya Dan Airin yang telah memberi motivasi dan selalu mendoakan keberhasilan dan keselamatan selama menempuh perkuliahan. dengansegala kerendahan hati pada kesempatan kali ini penulis juga menghaturkan terimakasih kepada pihak-pihak yang terhormat: 1. Bapak Prof. Dr. H. Husain Syam, M.TP, selaku Rektor Universitas NegeriMakassar. 2. Bapak Prof. Dr. Hamsu Abdul Gani, M.Pd selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar 3. Bapak Dr. Anas Arfandi, M.Pd selaku ketua program Studi Pendidikan iii
Teknologi Kejuruan Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar 4. Ibu Prof. Dr. Ir. Hj. Hasanah Nur, M.T selaku pembimbing I yang telah banyak membantu penulis, terima kasih atas segala perhatian, arahan, bimbingan, nasehat dan motivasinya. 5. Bapak Dr. Anas Arfandi, M.Pd. selaku pembimbing II yang telah banyak membantu penulis, terima kasih atas segala perhatian, arahan, bimbingan, nasehat dan motivasinya 6. Ibu Prof. Dr. Ir. Riana T Mangesa, M.T Selaku penanggap I yang telah memberikan nasihat, bimbingan dan kritikan yang membangun karya penulis. 7. Bapak Dr. Ir. Abdul Muis Mappalotteng, S.Pd., M.Pd., M.T., IPM Selaku penanggap II yang telah memberikan nasihat, bimbingan dan kritikan yang membangun karya penulis. 8. Bapak dan Ibu Dosen serta staf program pascasarjana yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan membimbing penulis. 9. Teman-teman PTK Kelas Komunitas angkatan 2021 yang selalu memberikan dukungan dan Do’a bagi penulis. 10. Pihak-pihak lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. vi
Penulis menyadari bahwa tesis ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak. Semoga tesis penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua, Aamiin. Makassar, Juli 2023 Penulis v
HALAMAN PERSEMBAHAN Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan kasih sayang-Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkanku dengan cinta. Atas karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya tesis ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam selalu terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW. Kupersembahkan karya ini kepada orang yang sangat kukasihi dan kusayangi: IBU DAN AYAH TERCINTA Sebagai tanda bakti, hormat dan rasa terima kasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya ini kepada Ibu (Rosmiati) dan Ayah (Alm. Iskandar Dinata) yang telah memberikan kasih sayang, secara dukungan, ridho, dan cinta kasih yang tiada terhingga yang tiada mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat Ibu dan Ayah bahagia karena ku sadar, selama ini belum bisa berbuat lebih. Untuk Ibu dan ayah yang selalu membuatku termotivasi dan selalu menyirami kasih sayang, selalu mendoakanku, selalu menasehatiku serta selalu meridhoiku melakukan hal yang lebih baik, Terima kasih Ibu… Terima kasih Ayah… SUAMI DAN ANAK ANAK TERCINTA Sebagai tanda terima kasih, aku persembahkan karya kecil ini untuk Suami (Rusli), Anak anak tercinta (M. Arya Widana dan Airin Almahyra Novisha) dengan penuh cinta dan pengertian telah memberikan semangat dan motivasi dalam menyelesaikan tugas akhir ini. vi
TEMAN-TEMAN Buat semua teman-teman yang selalu memberikan motivasi, nasihat, dukungan moral yang selalu membuatku semangat untuk menyelesaikan tesis ini, semoga kita semua dapat terus saling mendukung dan saling mendoakan satu sama lain. DOSEN PEMBIMBING TUGAS AKHIR Ibu Prof. Dr. Ir. Hj. Hasanah Nur, MT. dan bapak Dr. Anas Arfandi, M.Pd. selaku Dosen pembimbing saya, terima kasih banyak atas waktu, ilmu, bimbingan dan arahan nya selama ini sampai tesis ini selesai. Tanpa Mereka, karya ini tidak akan pernah tercipta vii
SURAT PERNYATAAN KEORISINILAN viii
ABSTRAK Siti Rokhmah, 2023. Pengembangan Sistem Informasi Pengelolaan Peralatan Bengkel Sekolah yang Ada di SMK Negeri 2 Makassar. Prodi Pendidikan Teknologi Kejuruan Program Pascasarjana. Universitas Negeri Makassar (dibimbing oleh Hasanah Nur dan Anas Arfandi). System Informasi pengelolaan peralatan bengkel sebagai bagian dari sekolah yang berperan penting dalam menangani semua inventarisasi peralatan dan kelancaran aktifitas yang ada di bengkel sekolah yang dilakukan oleh siswa atau pun guru guru dalam melaksanakan praktek, sehingga dibutuhkan suatu tempat penyimpanan data yang efektif. Permasalahan yang ditemukan terkait pengolahan data inventarisasi pengelolaan peralatan bengkel di SMKN 2 Makassar adalah proses yang masih dilakukan secara manual, sehingga dapat berpotensi kesulitan dalam mendeteksi keberadaan data inventarisasi disebabkan karena pergantian pengelola bengkel Dengan adanya sistem informasi pengelolaan peralatan bengkel berbasis web dapat membantu guru dalam memproses, mengolah dan menyimpan data inventarisasi peralatan dan memberikan kelancaran dalam segala aktifitas yang ada di bengkel sekolah.dan juga akses mudah bagi pihak yang membutuhkan data dan informasi terkait penggunaan peralatan yang ada di bengkel sekolah. Pengembangan sistem ini menggunakan model 4D dengan 4 tahapan utama, yaitu: (1) Definie, (2) Design, (3) Develop, dan (4) Dessiminate. Uji validasi ahli dilakukan oleh 2 orang dosen untuk mengetahui kevalidan dari aspek software/program dan diperoleh rerata sebesar 4,9 dengan memenuhi kriteria valid. Pengujian selanjutnya yaitu pada aspek praktis dan efektif yang dilakukan dengan melibatkan 20 responden dan diperoleh rerata aspek praktis yaitu 96% dan rerata aspek efektif yaitu 95% sehingga terkategori sangan praktis dan efektif. Kata Kunci: Sistem informasi, pengelolaan peralatan bengkel sekolah ix
ABSTRACT Siti Rokhmah, 2023. Development of Information System for School Workshop Equipment Management at SMK Negeri 2 Makassar. Vocational Technology Education Study Program Postgraduate Program. Makassar State University (supervised by Mustari Lamada and Edi Suhardi Rahman). Information System management of workshop equipment as part of the school plays an important role in handling all equipment inventory and smooth activities in the school workshop carried out by students or teachers in carrying out practices, so an effective data storage place is needed. The problem found related to the processing of inventory data for workshop equipment management at SMKN 2 Makassar is a process that is still carried out manually, so it can potentially be difficult to detect the existence of inventory data due to changes in workshop managers With the existence of a web-based workshop equipment management information system can help teachersin processing, processing and storing equipment inventory data and providing smoothness in all activities in the school workshop.and also easy access for those who need data and information related to the use of equipment in the school workshop. The development of this system uses a 4D model with 4 main stages, namely: (1) Definie, (2) Design, (3) Develop, and (4) Dessiminate. Expert validation tests were conducted by 2 lecturers to determine the validity of the software/program aspect and obtained an average of 4.9 by meeting the valid criteria. The next test is on practical and effective aspects which was carried out involving 20 respondents and obtained an average practical aspect of 96% and an average effective aspect of 95% so that it is categorized as very practical and effective. Keywords: Informations system, management of school workshop equipment x
DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL............................................................................................ i LEMBAR PENGESAHAN TESIS......................................................................... ii ABSTRAK............................................................................................................. iii ABSTRACT............................................................................................................. iv KATA PENGANTAR............................................................................................. v DAFTAR ISI........................................................................................................ viii DAFTAR TABEL................................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1 A. Latar Belakang................................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah............................................................................................ 6 C. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 6 D. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 7 E. Spesifikasi Produk ........................................................................................... 8 BAB II TINJAUN PUSTAKA................................................................................ 9 A. Kajian Pustaka ................................................................................................. 9 B. Model Pengembangan.................................................................................... 17 C. Website........................................................................................................... 23 D. Penelitian Relevan ......................................................................................... 27 E. Kerangka Pikir............................................................................................... 30 BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 32 A. Jenis Penelitian .............................................................................................. 32 B. Tempat dan Waktu Penelitian........................................................................ 32 C. Subjek dan Objek Penelitian.......................................................................... 33 D. Prosedur Pengembangan................................................................................ 33 D. Alat Dan Bahan Kebutuhan Sistem ............................................................... 35 E. Teknik Pengumpulan Data............................................................................. 37 F. Instrumen Pengumpulan Data........................................................................ 38 xi
G. Teknik Analisa Data ...................................................................................... 38 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 42 A. Hasil Penelitian ............................................................................................ 42 B. Pembahasan.................................................................................................. 64 BAB V PENUTUP................................................................................................ 65 A. Kesimpulan .................................................................................................. 65 B. Saran............................................................................................................. 65 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 67 LAMPIRAN.......................................................................................................... 67 xii
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Rencana Kegiatan Penelitian................................................................. 32 Tabel 3.2 Kategori Validitas ................................................................................. 39 Tabel 3.3 Rentang persentase dan kriteria kepraktisan produk............................. 40 Tabel 3.4 Rentang persentase dan kriteria keefektifan produk ............................. 41 xiii
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Tahapan Pengembangan.................................................................... 18 Gambar 2.2 Kerangka Pikir................................................................................... 31 Gambar 3.1 Prosedur Pengembangan ................................................................... 34 xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan di sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dapat dilihat dalam dua sisi yaitu Pendidikan sebagai praktik dan Pendidikan sebagai teori. Pendidikan sebagai praktik yakni seperangkat kegiatan atau aktivitas yang dapat diamati dan disadari dengan tujuan untuk membantu peserta didik agar memperoleh perubahan prilaku. Sementara Pendidikan sebagai teori yaitu seperangkat pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan berfungsi untuk menjelaskan, menggambarkan, meramalkan dan mengontrol berbagai gejala dan peristiwa Pendidikan, baik yang bersumber dari pengalaman (empiris) maupun dari hasil perenungan yang mendalam untuk melihat makna Pendidikan dalam konteks yang lebih luas. Diantara keduanya memiliki keterkaitan dan tidak bisa dipisahkan. Praktik harus berlandaskan pada teori. Demikian pula teori bercermin dari praktik. Perubahan yang terjadi dalam praktik dapat memberikan imbas pada teori. Proses pembelajaran Teknik dan kejuruan diarahkan untuk menemukan inti materi pelajarannya dengan pendekatan pembelajaran praktis. Untuk itu diperlukan sarana bengkel kerja SMK yang layak sebagai penunjang pembelajaran Teknik kejurusan yang sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 34 tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan SMK. Pada hakikatnya bengkel kerja SMK merupakan tempat berlatih untuk meningkatkan keterampilan baik dalam hal pembuatan benda kerja, pemeliharaan 1
2 dan perbaikan maupun pengujian kebenaran suatu teori yang ditunjang oleh peralatan dan infrastruktur yang lengkap. Semua kegiatan di bengkel kerja SMK memerlukan administrasi yang teratur dan terorganisir, sehingga bengkel dapat ditata dan berfungsi secara optimal. Pengelolaan administrasi bengkel kerja yang terdapat di sekolah menengah kejuruan meliputi 5 aspek penting yaitu sumber daya manusia, mesin atau peralatan, material atau bahan baku, uang dan lingkungan pendukung kerja praktek dibengkel. Pengelolaan yang dimaksud adalah tentang bagaimnana system penataan dan perawatan yang akan diterapkan agar bengkel kerja dapat digunakan oleh siswa secara optimal untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Bengkel kerja di SMK di bidang sumber daya manusia adalah penataan terhadap guru/instruktur, siswa, pengelola, teknisi dan SDM yang terkait, kemudian pengelolaan materialnya adalah penataan terhadap jenis dan kualitas, distribusi, jumlah, pengadaan, stok material, dan penyimpanan. Demikian pula pengelolaan terhadap mesin, pengelolaan uang dan lingkungan kerja praktik. Semuanya harus dikelola dan ditata secara detail, rinci, dan terkendali. Hal ini sesuai dengan kebijakan pemerintah melalui peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia Nomor 34 tahun 2018 melalui Standar Nasional Pendidikan SMK. Dalam standar nasional Pendidikan SMK , standar kompetensi lulusan SMK meliputi 9 area kompetensi yang mencakup aspek karakter (soft skills), kompetensi teknis dan kewirausahaan. Perkembangan dalam bidang Pendidikan dapat dilihat pada beberapa sekolah kejuruan yang berada di Kota Makassar sebagai lembaga penyelenggara
3 pendidikan yang secara teknis beberapa sekolah ini termasuk kelompok teknologi dan industri yang memiliki beberapa program keahlian yaitu Bisnis konstruksi dan properti, desain pemodelan dan informasi bangunan, teknik ketenagalistrikan, teknik audio video, teknik elektronika industri, teknik pemesinan, teknik pengelasan, rekayasa perangkat lunak dan teknik komputer dan jaringan. Setiap program keahlian memiliki fasilitas yang salah satunya adalah tersedianya bengkel praktik. Permasalahan yang sering muncul di semua pengelola bengkel di setiap program keahlian menurut observasi awal peneliti pada tanggal 5 September 2022 adalah pencatatan data barang di dalam bengkel masih menggunakan pencatatan secara manual. sehingga rawan akan kehilangan data dan sulitnya mencari data yang diperlukan. Proses tersebut terkadang tidak berjalan sesuai rencana sehingga menyebabkan proses pelayanan menjadi lambat karena harus membuka lembar per lembar buku tersebut, sehingga perlu adanya perawatan dan penataan bengkel kerja di SMK tersebut adalah agar dapat digunakan dengan cepat, akurat, relevan, aman dan nyaman sehingga dapat mendukung produktivitas kerja praktek dan pembudayaan kerja yang efektif, efisien, dan produktif. Jika sistem perawatan dan penataan bengkel kerja di sekolah menengah kejuruan dilakukan dengan baik, maka bengkel tersebut dapat berfungsi secara optimal. Oleh karena itu bengkel kerja SMK memerlukan suatu sistem informasi yang tepat dan cepat dalam menata administrasi bengkel kerja di SMK tersebut. Sistem informasi di definisikan sebagai organisasi yang menyediakan proses dan informasi yang berguna bagi anggota dan pemangku kepentingannya.
4 Sistem informasi tersebut dimaksudkan untuk membantu organisasi melakukan fungsi utamanya agar lebih efisien dan efektif. Pemangku kepentingan pada system informasi tertentu dapat berupa para pengembangnya, pengguna, pihak manajemen organisasi, konsumen, supplier dan badan pemerintah. Setiap organisasi memliki sistem informasi. Ada organisasi yang memiliki system informasi formal namun juga ada yang tidak. Sistem informasi informal terdiri dari isu, gosip dan lainnya, sedangkan system informasi formal adalah system informasi yang dikembangkan secara spesifik untuk mendukung jalannya organisasi. Sistem informasi formal diharapkan menghasilkan informasi berkualitas. Dalam dunia Pendidikan, keberadaan system informasi merupakan salah satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas pendidikan itu sendiri. Kedua domain ini memiliki tingkat ketergantungan yang cukup tinggi dalam membentuk karakteristik dunia Pendidikan tersebut. Manajemen dalam menggambarkan hubungan kedua aspek tersebut dimana pendidikan sebagai penggerak (drive) terhadap sistem informasi pendidikan, sedangkan sistem informasi akan menjadi penentu kinerja pendidikan di masa yang akan datang (Wardani, dkk : 2017). Sistem informasi dibuat untuk mempermudah dalam pengelolaan dan penyimpanan data sehingga dapat menghasilkan suatu informasi yang tepat dan akurat sehingga mengurangi terjadinya permasalahan dan kesalahan yang tidak diinginkan yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja yang lebih efisien dan cepat, salah satunya adalah pengelolaan dan penyimpanan data inventaris barang
5 yang biasanya dilakukan secara manual yang dicatat di buku saja sehingga jika ada pihak yang membutuhkan data inventaris tahun sebelumnya kesulitan mencari data tersebut. Permasalahan lain yang muncul adalah pada saat mendata peralatan bengkel pada saat pergantian pengelola, sering kali terjadi pergantian pengelola dan peralatan yang ada di bengkel sulit di data keberadaannya. Selain itu permasalahan yang sangat penting adalah saat sulitnya tim audit memeriksa pembelian barang/alat praktik dari setiap pengelola jurusan sebagai pengguna dana. Permasalahan yang terjadi dari siswa itu sendiri adalah ketika proses pembelajaran praktik berlangsung, sering kali peralatan praktik yang dipinjamkan dan Ketika dikembalikan jumlahnya berkurang bahkan tidak dikembalikan. Permasalahan pada penelitian terdahulu terkait dengan manajemen bengkel sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Manajemen bengkel sekolah yang dilaksanakan dengan baik dengan berdasarkan pada tahapan dalam pengelolaan sarana prasarana yang standar, mampu menjadikan unit bengkel sekolah sebagai sarana penunjang efektivitas pencapaian tujuan sekolah (Lusiana Pratiwi, 2021). Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ardihamsyah Willy (2021), Menyatakan bahwa dengan adanya aplikasi pengelolaan bengkel dapat membantu petugas atau pengelola bengkel dalam memberikan pelayanan sehingga menjadi lebih mudah dan teratur Bersumber dari uraian-uraian permasalahan di atas dapat diketahui bahwa kelancaran proses praktik pembelajaran dan pengelolaan bengkel yang sangat tepat penting untuk meningkatkan mutu Pendidikan pada jenjang SMK, sehingga masalah yang muncul dapat segera di atasi. Cara mengatasi permasalahan tersebut
6 salah satunya adalah dengan bantuan teknologi yaitu computer yang dapat digunakan untuk membantu pengelolaan bengkel kerja yang ada di SMK menjadi lebih terkendali dan terorganisir dengan baik. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana mengembangkan system informasi menggunakan aplikasi berbasis web yang dapat digunakan untuk mengatasi segala permasalahan yang berkaitan dengan pengelolaan dan penataan bengkel kerja demi keberlangsungan pelaksanaan praktik di SMK yang ada di Kota Makassar B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik suatu rumusan masalah, yaitu : 1. Bagaimana hasil Desain desain system informasi pengelolaaan peralatan bengkel yang dikembangkan di SMK? 2. Apakah system Informasi pengelolaan peralatan bengkel kerja berbasis web yang dikembangkan memenuhi kriteria valid digunakan di SMK? 3. Apakah system Informasi pengelolaan peralatan bengkel kerja berbasis Web yang dikembangkan praktis digunakan di SMK? 4. Apakah system Informasi pengelolaan peralatan bengkel kerja berbasis web yang dikembangkan efektif digunakan di SMK? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Untuk menghasilkan desain desain system informasi pengelolaan peralatan
7 bengkel yang dikembangkan di SMK 2. Untuk menghasilkan system informasi pengelolaan peralatan bengkel berbasis web yang dikembangkan dalam memenuhi kriteria valid digunakan di SMK. 3. Untuk menghasilkan system informasi pengelolaan peralatan bengkel berbasis web yang dikembangkan praktis digunakan di SMK. 4. Untuk menghasilkan system informasi pengelolaan peralatan bengkel berbasis web yang dikembangkan efektif digunakan di SMK D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis a. Sebagai salah satu karya ilmiah yang diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan, maupun masyarakat pada umunnya mengenai pengembangan system informasi pengelolaan bengkel berbasis web. b. Sebagai bahan acuan bagi para peneliti yang ingin mengkaji lebih lanjut mengenai system informasi pengelolaan bengkel berbasis web. c. Menambah wawasan dan memperkaya kajian tentang system informasi pengelolaan bengkel berbasis web.
8 2. Manfaat Praktis Memberikan kemudahan bagi pihak pihak yang terkait untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan data pengelolaan peralatan bengkel seperti data inventarisasi peralatan di SMK Kota makassar. E. Spesifikasi Produk Adapun spesifikasi dari produk yang akan dihasilkan yaitu sebagai berikut: 1. Sistem informasi ini menggunakan PHP dan MySQL dengan nama Sistem Informasi Pengelolaan Peralatan Bengkel berbasib WEB yang akan diterapkan di SMK Kota Makassar. 2. Terdapat 3 level pengguna yaitu Wakasek Sarana dan Prasarana, Ketua jurusan, Pengelola bengkel (Guru produktif / kejuruan )
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Sekolah Menengah Kejuruan Sesuai dengan Undang undang Nomor 20 tahun 2003 tentang system Pendidikan nasional pasal 15, keberadaan SMK dirancang untuk mempersiapkan lulusannya bekerja di bidang tertentu. Hal ini menunjukan bahwa Pendidikan menengah kejuruan ditujukan untuk menghasilkan lulusan yang siap kerja, baik bekerja secara mandiri maupun bekerja pada industry tertentu. SMK dituntut mampu menghasilkan lulusan sebagaimana yang diharapkan oleh sekolah, masyarakat dan DU/DI. Tenaga kerja yang dibutuhkan adalah tenaga kerja yang memiliki kompetensi kerja sesuai dengan bidangnya, memiliki kemampuan adaptasi, dan daya saing yang tinggi (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016). Menurut Suyitno (2020), Lulusan SMK dipersiapkan untuk memberi kesempatan berkembang kompetensi yang relevan dengan perkembangan permintaan pasar kerja serta memberi ruang gerak pada diri peserta didik untuk mengembangkan dan melakukan berbagai aktivitas yang dapat memberi kontribusi terhadap kecakapan hidup di lingkungan masyarakat. Sebagai bagian dari system Pendidikan menengah, secara umum SMK bertujuan untuk : a) Menyiapkan peserta didik agar dapat menjalani kehidupan secara layak b) Meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik 9
10 c) Menyiapkan peserta didik agar menjadi warga negara yang mandiri dan bertanggung jawab d) Menyiapkan peserta didik agar memahami dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa indonesia, dan e) Menyiapkan peserta didik agar dapat menerapkan dan memelihara hidup sehat, memiliki wawasan lingkungan, pengetahuan, dan seni. Secara khusus, SMK bertujuan: a) Menyiapkan peserta didik agar dapat bekerja, baik secara mandiri atau mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah, sesuai dengan bidang dan program keahlian yang diminati. b) Membekali peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam berkompetisi, dan mampu mengembangkan sikap professional dalam bidang keahlian yang diminatinya. 2. Sistem Informasi Menurut Samiaji Saroso (2019) System informasi di definisikan sebagai organisasi yang menyediakan proses dan informs yang berguna bagi anggota dan pemangku kepentingannya. System informasi tersebut dimaksudkan untuk membantu organisasi melakukan fungsi utamanya agar lebih efisien dan efektif. Pemangku kepentingan pada system informasi tertentu dapat berupa para pengembangnya, pengguna, pihak manajemen organisasi, konsumen, supplier, dan badan pemerintah.
11 Setiap organisasi memiliki system informasi. Ada organisasi yang memiliki system informasi formal namun juga ada yang tidak. Sistem informasi informal terdiri atas gossip, isu dan lainnya. System informasi formal adalah system informasi yang dikembangkan secara spesifik untuk mendukung jalannya organisasi. Sistem informasi formal diharapkan menghasilkan informasi berkualitas. Sistem informasi berbasis computer dapat mengolah data menjadi informasi dengan akurasi, kecepatan, dan kehandalan yang lebih baik daripada system informasi manual. Volume data yang dapat diolah oleh system informasi berbasis computer juga lebih banyak secara signifikan dibandingkan system informasi manual. Dengan bantuan computer, atribut informasi yang berkualitas dapat dicapai dengan harga yang lebih murah daripada secara manual. Sistem informasi modern mengolah data dalam berbagai format. Data yang diolah antara lain teks, gambar, suara ( audio ), film ( video ) dan berbagai data lainnya. Tren dalam dunia system informasi adalah Big data. Big data merujuk pada pengolahan dan pengelolaan data ( terstruktur dan tidak terstruktur ) dalam jumlah besar untuk berbagai kepentingan organisasi (Saroso Samiaji, 2019). 3. Pengembangan Sistem Informasi Saroso Samiaji (2019), Pengembangan system informasi didefinisikan sebagai proses penggalian, gagasan, analisa, perancangan, dan penerapan ( implementasi) suatu system informasi. Pengembangan system informasi berbasis computer merupakan kegiatan yang kompleks, memakan biaya dan sumber daya
12 yang relative besar, dan merupakan kegiatan esensial dalam setiap organisasi. Kompleksitas pengembangan sitem informasi muncul karena beberapa hal : a) Pemangku kepentingan yang beragam dengan kehendak, kebutuhan, dan agenda yang beraneka macam. b) Rumitnya struktur dan proses bisnis dalam organisasi dimana system informasi tersebut dikembangkan. c) Rumit dan lamanya proses pengembangan system informasi itu sendiri. d) Skala system informasi yang dikembangkan 4. Komponen Sistem Informasi Menurut Abdul kadir (2014), Menjelaskan bahwa system informasi berbasis computer dalam suatu organisasi terdiri berikut: a) Perangkat Keras, yaitu perangkat keras komponen untuk melengkapi kegiatan memasukan data, memproses data, dan keluaran data. b) Perangkat lunak, yaitu program dan instruksi yang diberikan computer. c) Database, yaitu kumpulan data dan informasi yang diorganisasikan sedemikian rupa, sehingga mudah di akses pengguna system informasi. d) Telekomunikasi, yaitu komunikasi yang menghubungkan antara pengguna system dengan system computer secara bersama sama ke dalam suatu jaringan kerja yang efektif e) Manusia, yaitu personel dari system informasi, meliputi manajer, analis, programmer, dan operator, serta bertanggung jawab terhadap perawatan system.
13 5. Pengelolaan Bengkel a. Pengertian Pengelolaan Pengertian pengelolaan menurut kamus besar Bahasa Indonesia ( KBBI ) adalah proes, cara, perbuatan mengelola. Arti lainnya adalah proses melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakkan tenaga orang lain. Masih menurut KBBI, pengertian pengelolaan adalah proses yang membantu merumuskan dan tujuan organisasi, atau proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan. Beberapa pengertian kata pengelolaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia antara lain yaitu: 1) Pengelolaan adalah proses atau cara perbuatan mengelola. 2) Pengelolaan adalah proses yang membantu merumuskan kebijakan dan tujuan organisasi. 3) Pengelolaan adalah proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijakan dan pencapaian. Menurut Sukardi, dkk (2015) Pengelolaan bengkel merupakan cara untuk mengatur segala sesuatu dan sumber daya yang ada pada bengkel secara efektif dan efisien. Bengkel merupakan bagian dari sarana Pendidikan, menjadi suatu yang sangat penting terutama bagi sekolah yang berkaitan dengan bidang eksakta. Pengelolaan bengkel Pendidikan kejuruan merupakan petunjuk praktis bagi para pendidik di sekolah - sekolah kejuruan. Para pendidik harus mengerti bagaimana tata cara dalam memanajemen bengkel dengan baik dan benar. Dalam manajemen terdapat beberapa proses yaitu mulai dari perencanaan bengkel,
14 pengorganisasian bengkel, penggerakan bengkel, serta pengawasan. b. Pengertian bengkel Menurut Direktorat Pembinaan SMK (2017), bengkel adalah sarana dan tempat mendukung kegiatan pelatihan dan tempat peningkatan keterampilan, dalam rangka pengembangan pemahaman dan keterampilan sesuai dengan bidang keahlian. Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1980 tentang pokok pokok organisasi Universitas/Institut. Pengertian bengkel dijelaskan pada pasal 27 dan pasal 28. Pasal 27 menjelaskan tentang pengertian Bengkel, sedangkan pasal 28 menjelaskan tentang personal yang berhak mengelola bengkel. Sukardi (2015), bengkel atau workshop secara garis besar memiliki fungsi sebagai tempat untuk memberikan kelengkapan bagi pelajaran teori yang telah diterima, sehingga antara teori dan praktik bukan merupakan dua hal yang terpisah, melainkan dua hal yang merupakan satu kesatuan. Bengkel juga memiliki peranan untuk memberikan keterampilan kerja ilmiah bagi siswa, serta untuk memupuk dan membina rasa percaya diri sebagai keterampilan yang diperoleh di bengkel. Menurut Direktorat Pembinaan SMK (2017) Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh bengkel sebagai berikut : 1) Tempat kerja, peralatan tetap dan perabotannya, maupun peralatan dan system nya yang terintegrasi atau tambahan, terawat dengan baik, tetap bersih, dalam keadaan efisien, dalam urutan kerja yang efisien, dan dalam kondisi baik dan sebaiknya diberi system cadangan dengan pemeliharaan terencana dan
15 pencatatan yang sesuai, sedangkan untuk pemeliharaan, meliputi inspeksi, penyetelan, pelumasan, pembersihan seluruh peralatan dan perlengkapan bengkel. 2) Atmosfer bengkel meliputi beberapa persyaratan yaitu kondisi sekeliling bengkel harus terpelihara dengan cara membuka jendela, memasang kipas angin di dinding atau langit langit untuk memberi kesejukan udara di bengkel, jika ventilasi diperlukan untuk melindungi para personel bengkel, sistemnya harus dipasangi alarm pendeteksi kegagalan, mampu memasok udara bersih 5 – 8 liter/detik/pekerja,dirawat,dibersihkan dan kinerjanya diperiksa secara rutin. 3) Temperatur tempat kerja selama jam kerja, harus memenuhi standar. 4) Pencahayaan : harus memadai dan mencukupi, jika memungkinkan memanfaatkan cahaya alami, lampu darurat harus di pasang untuk berjaga jaga seandainya lampu utama mengalami kegagalan dan menimbulkan bahaya. 5) Perawatan ( house keeping ) : tempat kerja, perabotan, dan fitting harus tetap bersih, dinding, lantai dan langit langit harus tetap bersih, memeriksa penumpukan debu di atas permukaan datar terutama pada struktur bangunan, balok girder penopang atap, serta tempat sampah bahan api. 6) Workstation : harus nyaman untuk semua yang bekerja disana, memliki pintu darurat yang ditandai dengan jelas, lantai harus tetap bersih dan tidak licin, bahaya sandungan disingkirkan, bekerja pada posisi kaku dan janggal sebaiknya tidak dilakukan terlalu lama, benda benda kerja dan material kerja harus mudah diraih dari posisi kerja.
16 7) Tempat duduk : Dimanapun pekerjaan dilakukan, tempat duduk harus tersedia, tempat duduk harus sesuai dengan jenis pekerjaannya dan memliki sandaran punggung dan penumpu kaki, harus kondisi baik jika terjadi kerusakan harus diperbaiki atau diganti. 8) Lantai : Tidak diberi beban berlebih, rata dan mulus, tidak berlubang, bergelombang atau rusak yang mungkin menyebabkan bahaya sandungan, bebas hambatan dari barang barang diletakkan di tempat yang telah ditentukan, tidak licin, memiliki sarana drainase yang memadai jika ada kemungkinan terkena air, memiliki pemisah antara jalu jalur lalu lintas dan pejalan kaki berupa hand rail, penghalang atau marka lantai, memiliki penghalang di sekitar lubang atau tempat yang tersedia. c. Pengembangan system laboratorium dan Bengkel berbasis komputer Direktorat pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (2017) Adanya informasi mengenai aktivitas belajar mengajar yang berlangsung dalam sekolah adalah suatu kebutuhan dalam era persaingan global pada saat ini. Tanpa adanya informasi yan akurat mengenai aktivitas belajar, SMK akan sulit mengoptimalkan proses pembelajaran dan melakukan pengambilan keputusan secara cepat. SMK pada umumnya memiliki banyak peralatan dan fasilitas yang menggerakkan aktivitasnya. Peralatan dan fasilitas tersebut merupakan fasilitas penting yang mendukung kegiatan operasional SMK. Fasilitas tersebut memerlukan perawatan secara fisik sehingga dapat beroperasi secara optimal sesuai dengan fungsinya sebagai alat produksi yang menghasilkan keuntungan.
17 Direktorat pembinaan SMK (2017) Kehadiran teknologi komputer dengan kekuatan prosesnya telah memungkinkan pengembangan system informasi manajemen berbasis computer.Penggunaan teknologi computer, didapat manfaat berupa kemudahan menyimpan, mengorganisasi dan melakukan pengambilan terhadap berbagai data di industry di dukung dengan perangkat lunak dan konfigurasi perangkat keras yang tepat dapat membangun system informasi manajemen yang handal dan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja industry secara keseluruhan. Perawatan fasilitas secara preventif dapat dilakukan dengan menggunakan system informasi berbasis computer yang mengolah data data fasilitas dan data perawatannya dalam satu basis data yang menyimpan data fasilitas tersebut. Adanya sistem berbasis computer tersebut, informasi fasilitas, perawatan, biaya serta detail fasilitas tersebut dapat tersimpan dan perawatan fasilitas dilakukan lebih terjadwal sesuai dengan data perawatan yang telah dimasukkan ke dalam basis data. B. Model Pengembangan Menurut Risa & Wahyu (2020), model pengembangan penelitian memiliki beberapa jenis diantaranya yaitu : Model 4D, Borg dan Gall, Model pengembangan Instruksional (MPI ), ASSURE, dan lain lain. Model tahapan pengembangan media pembelajaran yang paling terkenal dan paling simple adalah model 4D. Walaupun sering dianggap lebih simple dari model ADDIE maupun model ASSURE, model pengembangan 4D ini tetap banyak peminatnya dan sebenarnya tidak sesimpel yang dibayangkan dan sering digunakan dalam pengembangan bahan ajar seperti modul, LKS, dan buku ajar. Model
18 Define (Pendefinisian) Design (Perancangan) Develop (Pengembangan) pengembangan 4D terdiri dari 4 tahap yaitu Definie, Design, Develop, dan Disseminate. Pemilihan model pengembangan 4D karena pertimbangan Langkahlangkah pengembangannya lebih terperinci namun sederhana dan mudah diikuti prosedur pengembangannya. Pemilihan jenis model pengembangan ini berdasarkan atas pertimbangan secara sistematis dan menuntut pada landasan teoritis suatu proses pembelajaran. Model pengembangan ini terprogram dengan urutan kegiatan yang sistematis untuk memecahkan masalah inventarisasi pengelolaan peralatan yang berkaitan dengan aplikasi berbasis website dan disesuaikan dengan kebutuhan pengelola bengkel kerja. Kelebihan model pengembangan 4-D yaitu sangat baik dipergunakan untuk pengembanagan system pembelajaran (Albet Maydiantoro, 2021). Pada tahapan ini digambarkan sebagai berikut. Gambar 2.1 Tahapan Pengembangan Disseminate (Penyebaran)
19 Adapun rincian tahapan pengembangan sebagai berikut: 1) Tahap Define (Pendefinisian) Tahap awal dalam model 4D ialah pendefinisian terkait sayarat pengembangan. Sederhananya, pada tahap ini adalah tahap analisis kebutuhan. Dalam pengembangan produk pengembang perlu mengacu kepada syarat pengembangan, manganalisa dan mengumpulkan informasi sejauh mana pengembangan perlu dilakukan. Tahap pendefinisian atau analisa kebutuhan dapat dilakukan melalui analisa terhadap penelitian terdahulu dan studi literatur. (Thiagarajan, 1974) menyebut ada lima kegiatan yang bisa dilakukan pada tahap define, yakni meliputi: a) Front-end Analysis (Analisa Awal) Analisa awal dilakukan untuk mengidentifikasi dan menentukan dasar permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran sehingga melatarbelakangi perlunya pengembangan. Dengan melakukan analisis awal peneliti/pengembang memperoleh gambaran fakta dan alternatif penyelesaian. Hal ini dapat membantu dalan menentukan dan pemilihan perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan. b) Learner Analysis (Analisa Peserta Didik) Analisa peserta didik merupakan kegiatan mengidentifikasi bagaimana karakteristik peserta didik yang menjadi target atas pengembangan perangkat pembelajaran. Karakteristik yang dimaksud ialah berkaitan dengan kemampuan akademik, perkembangan kognitif, motivasi dan keterampilan individu yang berkaitan dengan topik pembelajaran, media, format, dan bahasa. c) Task Analysis (Analisa Tugas) Analisa tugas bertujuan untuk mengidentifikasi keterampilan yang dikaji peneliti untuk kemudian dianalisa ke dalam himpunan keterampilan tambahan yang mungkin diperlukan. Dalam hal ini, pendidik menganalisa tugas pokok yang harus dikuasai peserta didik
20 agar peserta didik bisa mencapai kompetensi minimal yang ditetapkan. d) Concept Analysis (Analisa Konsep) Dalam analisa konsep dilakukan identifkasi konsep pokok yang akan diajarkan, menuangkannya dalam bentuk hirarki, dan merinci konsep-konsep individu ke dalam hal yang kritis dan tidak relevan. Analisa konsep selain menganalisis konsep yang akan diajarkan juga menyusun langkah-langkah yang akan dilakukan secara rasional. e) Specifying Instructional Objectives (Perumusan Tujuan Pembelajaran) Perumusan tujuan pembelajaran berguna untuk merangkum hasil dari analisa konsep (concept analysis) dan analisa tugas (task analysis) untuk menentukan perilaku objek penelitian. 2) Tahap Design (Perancangan) Tahap kedua dalam model 4D adalah perancangan (design). Ada 4 langkah yang harus dilalui pada tahap ini yakni constructing criterion-referenced test (penyusunan standar tes), media selection (pemilihan media), format selection (pemilihan format), dan initial design (rancangan awal). a) Constructing Criterion-Referenced Test (Penyusunan Standar Tes) Penyusunan standar tes adalah langkah yang menghubungkan tahappendefinisan dengan tahap perancangan. Penyusunan standar tes didasarkan pada hasil analisa spesifikasi tujuan pembelajaran dan analisa peserta didik. Dari hal ini disusun kisi-kisi tes hasil belajar. Tes disesuaikan dengan kemampuan kognitif peserta didik dan penskoran hasil tes menggunakan panduan evaluasi yang memuat penduan penskoran dan kunci jawaban soal. b) Media Selection (Pemilihan Media) Secara garis besar pemilihan media dilakukan untuk identifikasi media pembelajaran yang
21 sesuai/relevan dengan karakteristik materi. Pemilihan media didasarkan kepada hasil analisa konsep, analisis tugas, karakteristik peserta didik sebagai pengguna, serta rencana penyebaran menggunakan variasi media yang beragam. Pemilihan media harus didasari untuk memaksimalkan penggunaan bahan ajar dalam proses pengembanan bahan ajar pada proses pembelajaran. c) Format Selection (Pemilihan Format) Pemilihan format dalam pengembangan perangkat pembelajaran bertujuan untuk merumuskan rancangan media pembelajaran, pemilihan strategi, pendekatan, metode, dan sumber pembelajaran. d) Initial Design (Rancangan Awal) Rancangan awal adalah keseluruhan rancangan perangkat pembelajaran yang harus dikerjakan sebelum ujicoba dilakukan. Rancangan ini meliputi berbagai aktifitas pembelajaran yang terstruktur dan praktik kemampuan pembelajaran yang berbeda melalui praktik mengajar (Microteaching). 3) Tahap Develop (Pengembangan) Tahap ketiga dalam pengembangan perangkat pembelajaran model 4D adalah pengembangan (develop). Tahap pengembangan merupakan tahap untuk menghasilkan sebuah produk pengembangan. Tahap ini terdiri dari dua langkah yaitu expert appraisal (penilaian ahli) yang disertai revisi dan delopmental testing (uji coba pengembangan). a) Expert Appraisal (Penilaian Ahli) Expert appraisal merupakan teknik untuk mendapatkan saran perbaikan materi. Dengan melakukan penilaian oleh ahli dan mendapatkan saran perbaikan perangkat pembelajaran yang dikembangkan selanjutnya direvisi sesuai saran ahli. Penilaian ahli diharapkan membuat perangkat pembelajaran lebih tepat,
22 efektif, teruji, dan memiliki teknik yang tinggi. b) Delopmental Testing (Uji Coba Pengembangan) Uji coba pengembangan dilaksanakan untuk mendapatkan masukan langsung berupa respon, reaksi, komentar peserta didik, para pengamat atas perangkat pembelajaran yang sudah disusun. Uji coba dan revisi dilakukan berulang dengan tujuan memperoleh perangkat pembelajaran yang efektif dan konsisten. 4) Tahap Disseminate (Penyebarluasan) Tahap terakhir dalam pengembangan perangkat pembelajaran model 4D ialah tahap penyebarluasan. Tahap akhir pengemasan akhir, difusi, dan adopsi adalah yang paling penting meskipun paling sering diabaikan. Tahap penyebarluasan dilakukan untuk mempromosikan produk hasil pengembangan adar diterima pengguna oleh individu, kelompok, atau sistem. Pengemasan materi harus selektif agar menghasilkan bentuk yang tepat. Terdapat tiga tahap utama dalam tahap disseminate yakni validation testing, packaging, serta diffusion and adoption. Dalam tahap validation testing, produk yang selesai direvisi pada tahap pengembangan diimplementasikan pada target atau sasaran sesungguhnya. Pada tahap ini juga dilakukan pengukuran ketercapaian tujuan yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas produk yang dikembangkan. Selanjutnya setelah diterapkan, peneliti/pengembang perlu mengamati hasil pencapaian tujuan, tujuan yang belum dapat tercapai harus dijelaskan solusinya agar tidak berulang saat setelah produk disebarluaskan. Pada tahap packaging serta diffusion and adoption, pengemasan produk dilakukan dengan mencetak buku panduan penerapan yang selanjutnya disebarluaskan agar dapat diserap
23 (difusi) atau dipahami orang lain dan dapat digunakan (diadopsi) pada kelas mereka. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalm melaksanakan diseminasi/penyebarluasan adalah analisa pengguna, strategi dan tema, pemilihan waktu penyebaran, dan pemilihan media penyebaran. Kelebihan model 4D yaitu tidak membutuhkan waktu yang realtif lama, karena tahapan relatif tidak terlalu kompleks. Kelemahan Model 4D yaitu di dalam model 4D hanya sampai pada tahapan penyebaran saja, dan tidak ada evaluasi, dimana evaluasi yang dimaksud adalah mengukur kualitas produk yang telah diujikan, uji kualitas produk dilakukan untuk hasil sebelum dan sesudah menggunakan produk. C. Website 1. Definisi Website dapat diartikan sebagai kumpulan halaman-halaman yang digunakan untuk mempublikasikan informasi berupa teks, gambar, dan program multimedia lainnya berupa animasi (gambar gerak, tulisan gerak), suara, dan atau gabungan dari semuanya itu baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait antara satu halaman dengan halaman yang lain yang sering disebut sebagai hyperlink (Marisa, 2017). Definisi website menurut Hidayat (2018), adalah jaringan komputer yang terdiri dari kumpulan situs internet yang menawarkan teks dan grafik dan suara dan sumber daya animasi melalui hypertext transfer protocol. Halaman Website merupakan file teks murni yang berisi sintaks-sintaks HTML yang dapat dibuka/dilihat/diterjemahkan dengan Internet Browser. Website yang disebut pula
24 sebagai WWW, adalah informasi yang dapat diakses melalui internet di mana dokumen hypermedia (file komputer) disimpan dan kemudian diambil dengan cara-cara yang menggunakan metode penentuan alamat unik. Website adalah suatu metode untuk menampilkan informasi di internet, baik berupa teks, gambar, suara maupun video yang interaktif dan mempunyai kelebihan untuk menghubungkan (link) satu dokumen dengan dokumen lainnya (hypertext) yang dapat diakses melalu sebuah browser. Browser adalah perangkat lunak untuk mengakses halaman-halaman website, seperti Internet Explorer, Mozilla Firefox, Opera, Safari, dan lain-lain. Informasi yang disajikan melalui browser dibangun dengan bahasa semi pemrograman HTML dan kemudian ditingkatkan fungsinya dengan menyisipkan kode-kode bahasa pemrograman ·web, seperti PHP, ASP, JSP dan lain-lain, sehingga mampu menampilkan informasi yang lebih interaktif dan dinamis serta terhubung dengan database. Menurut Hidayat (2018), Website atau situs dapat diartikan sebagai kumpulan halaman-halaman yang digunakan untuk menampilkan informasi teks, gambar diam atau gerak, animasi, suara, dan atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait, yang masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman. Hubungan antara satu halaman web dengan halaman web yang lainnya disebut Hyperlink, sedangkan teks yang dijadikan penghubung disebut Hypertext. Jenis website berdasarkan sifat atau style-nya:
25 a) Website Dinamis, merupakan sebuah website yang menyediakan content atau isi yang selalu berubah-ubah setiap saat. Bahasa pemograman yang digunakan antara lain PHP, ASP, .NET dan database MySQL; b) Website Statis, merupakan website yang content-nya sangat jarang diubah. Bahasa pemograman yang digunakan adalah HTML dan belum memanfaatkan database (Hidayat, 2010). Sesuatu dapat dikatakan berguna dengan baik apabila kegagalan dalam penggunaannya dapat dihilangkan atau diminimalkan serta memberi manfaat dan kepuasan kepada pengguna. Usability atau juga disebut ketergunaan berkaitan dengan kemudahan dan keterbacaan informasi seka1igus pengalaman navigasi yang user friendly. Biasanya dipakai untuk halaman web agar dapat digunakan secara lebih efisien, dan mudah (Handiwidjojo & Ernawati, 2016). Ada 5 syarat yang harus dipenuhi agar suatu web mencapai tingkat usability yang ideal, yaitu: 1) Lernability, berkaitan dengan seberapa mudah suatu aplikasi atau web digunakan. Kemudahan tersebut diukur dari pemakaian fungsi-fungsi dan fitur yang tersedia. 2) Errors, berkaitan dengan kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh yang dilakukan oleh pengguna selama berinteraksi dengan web atau aplikasi tertentu. 3) Efficiency, berkaitan dengan kecepatan dalam pengerjaan tugas dalam web atau aplikasi perangkat lunak tertentu. 4) Memorability, berkaitan kemarnpuan pengguna mempertahankan pengetahuannya setelah jangka waktu tertentu. Kemampuan tersebut diarahkan oleh tata letak desain interface yang relatif tetap. 5) Satisfaction, berkaitan dengan kepuasan pengguna setelah menggunakan web (Handiwidjojo & Ernawati, 2016).
26 2. PHP Menurut Marisa (2017) PHP merupakan singkatan dari PHP Hypertext Preprocessor yang biasa digunakan sebagai bahasa script server side dalam pengembangan web yang disisipkan pada dokumen HTML. Berbeda dengan HTML yang hanya bisa menampilkan konten statis, PHP bisa berinteraksi dengan database, file dan folder, sehingga membuat PHP bisa menampilkan konten yang dinamis dari sebuah web. PHP merupakan bahasa pemrograman yang digunakan untuk membuat aplikasi berbasis web. Sebagai sebuah aplikasi, web tersebut hendaknya memiliki sifat dinamis dan interaktif. Memiliki sifat dinarnis artinya, web tersebut bisa berubah tampilan kontennya sesuai kondisi tertentu misalnya, menampilkan produk yang berbeda-beda untuk setiap pengunjung. Interaktif artinya, web tersebut dapat memberi feedback bagi user misalnya, menampilkan hasil pencarian produk (Pahlevi dkk, 2018). PHP adalah bahasa pemrograman web server-side yang bersifat open source. PHP merupakan script yang terintegrasi dengan HTML dan berada pada server (server side HTML embedded scripting). PHP adalah script yang digunakan untuk membuat halaman web yang dinamis. Dinamis berarti halaman yang akan ditampilkan dibuat saat halaman itu diminta oleh client. Mekanisme ini menyebabkan informasi yang diterima client selalu yang terbaru. Semua script PHP dieksekusi pada server di mana script tersebut dijalankan (Hidayat, 2010). 3. MySQL MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL (bahasa Inggris: database management system) atau DBMS yang multi-thread,
27 multi-user, dengan sekitar 6 juta instalasi di seluruh dunia. MySQL AB membuat MySQL tersedia sebagai perangkat lunak gratis di bawah lisensi GNU General Public License (GPL), tetapi mereka juga menjual dibawah lisensi komersial untuk kasus-kasus dimana penggunaannya tidak cocok dengan penggunaan GPL (Daulae, 2012). Tidak seperti PHP atau Apache yang merupakan software yang dikembangkan oleh komunitas umum, dan hak cipta untuk kode sumber dimiliki oleh penulisnya masing-masing, MySQL dimiliki dan disponsori oleh sebuah perusahaan komersial Swedia yaitu MySQL AB. MySQL AB memegang penuh hak cipta hampir atas semua kode sumbernya. Kedua orang Swedia dan satu orang Finlandia yang mendirikan MySQL AB adalah: David Axmark, Allan Larsson, dan Michael "Monty" Widenius (Solichin, 2018). D. Penelitian Relevan Penelitian mengenai sistem informasi bimbingan dan konseling maupun pengembangan sistem informasi bimbingan dan konseling telah banyak dilakukan oleh peneliti lain, antara lain sebagai berikut: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Eko Mulyanto (2017), diperoleh kesimpulan bahwa pengelolaan bengkel Teknik mekatronika di SMK yang meliputi Pengadan alat dan bahan, penggunaan alat dan bahan dan pemeliharaan alat dan bahan harus dibuat secara sistematis sehingga pelaksanaan praktik akan lebih efektif dan optimal. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Willy Ardi Hamsyah, dkk. (2021), diperoleh kesimpulan bahwa pengelolaan bengkel TKR di SMKN 2 Banjar baru
28 berbasis web dapat membantu petugas atau toolman dalam mengelola bengkel TKR menjadi lebih mudah dan teratur. Dalam pengelolaan bengkel TKR SMKN2 banjarbaru berbasis web ini menyajikan laporan secara cepat dan teratur dan dapat memberi kemudahan dalam proses pengajuan, peminjaman, pengembalian, hingga urusan denda sehingga dapat menghasilkan kinerja yang efektif dan efisien. 3. Penelitian yang dilakukan Habibburachman, dkk (2022), diperoleh kesimpulan bahwa ada pengaruh antara pengelolaan fasilitas bengkel terhadap prestasi belajar siswa. Artinya bahwa siswa dapat memanfaatkan fasilitas bengkel dan melakukan pengelolaan dengan baik. Fasilitas bengkel dan pengelolaannya dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap prestasi belajar bila siswa mampu memanfaatkan waktu saat berada di dalam , karena bengkel itu sendiri merupakan tempat untuk belajar. Prilaku seperti mempergunakan waktu di bengkel untuk mencocokkan materi yang ada di buku pelajaran dengan media nyata, bertanya tentang materi pada instruktur atau toolman selepas waktu diluar jam belajar, dll.Sebaiknya bila siswa mempergunakan waktu saat berada di bengkel hanya untuk bergurau dan hal hal yang mengarah ke perilaku negative dapat dinilai sebagai kegiatan yang kurang bermanfaat 4. Penelitian yang dilakukan Lusiana Pratiwi, dkk (2022) diperoleh kesimpulan bahwa manajemen bengkel sekolah yang dilaksanakan dengan baik dengan mendasarkan pada tahapan dalam pengelolaan sarana dan prasarana yang
29 sesuai dengan standar, mampu menjadikan unit bengkel sekolah sebagai sarana penunjang efektivitas pencapaian tujuan sekolah. 5. Penelitian yang dilakukan SetyAnjadi (2018 ) diperoleh kesimpulan bahwa perlunya pengelolaan bengkel yang lebih teratur untuk menunjang proses pembelajaran di bengkel yang meliputi baik dari mulai pengadaan alat dan bahan, penggunaan alat dan bahan sampai pemeliharaan peralatan secara berkala. 6. Penelitian yang dilakukan Rundhi Ageng, dkk (2019 ) diperoleh kesimpulan bahwa berdasarkan factor factor penghambat pengelolaan fasilitas bengkel diperlukan pendekatan kualitatif yang menakup perencanaan peralatan bengkel melalui analisis kebutuhan dan penentuan skala prioritas sehingga penggunaan fasilitas bengkel bisa lebih optimal. 7. Penelitian yang dilakukan Syahrul Qodri ( 2019 ) diperoleh kesimpulan bahwa perlunya manajemen bengkel yang baik, optimalsisasi pemanfaatan peralatan mesin dibengkel seperti jadwal parktikum, jadwal penggunaan alat sehingga praktik di bengkel lebih kondusif dan menunjang proses pembelajaran. 8. Penelitian yang dilakukan oleh fathur rozak ( 2019 ) diperoleh kesimpulan bahwa factor factor yang mendukung inventarisasi sarana dan prasarana Pendidikan disekolah Menengah kejuruan negeri 2 pekanbaru adalah adanya Kerjasama antara warga sekolah dan fasilitas yang memadai berupa format inventaris yang menggunakan pendataan computer, sedangkan factor factor yang menghambat inventarisasi sarana dan prasarana Pendidikan disekolah ini
30 adalah kurangnya koordinasi dari pengelola jurusan ( bengkel ) dengan bagian sarana dan prasarana sekolah. 9. Penelitian yang dilakukan oleh Unggul Wicaksono, dkk ( 2018 ) diperoleh kesimpulan bahwa manajemen bengkel dan kualitas pembelajaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran praktik pemesinan di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta. 10. Penelitian yang dilakukan oleh Moch Vicky Cahya (2021 ) diperoleh kesimpulan bahwa Dengan adanya manajemen sarana dan prasarana yang dilakukan dengan baik meliputi perencanaan, pengorganisasian , pelaksanaan sampai pengawasan dapat meningkatkan mutu Pendidikan pada program keahlian Teknik pemesinan di SMK negeri 3 Surabaya. E. Kerangka Pikir Pengembangan sistem informasi pengelolaan bengkel di lingkungan SMK Negeri 2 Makassar merupakan salah satu bentuk usaha yang dilakukan untuk menghasilkan informasi yang tepat dan memberikan pelayanan yang baik di setiap aktifitas yang ada di dalam bengkel sehingga memberikan kemudahan dalam mengelola dan menggunakan fasilitas peralatan bengkel pada saat melakukan praktikum. Pengembangan sistem informasi pengelolaan peralatan bengkel di lingkungan SMK Negeri 2 Makassar akan membantu meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan. Pengelolaan dan penyimpanan data inventaris peralatan bengkel dapat dilakukan dengan mudah sehingga dapat menghasilkan informasi yang tepat dan akurat untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada gambar 2.2
31 Gambar 2.2 Kerangka Pikir Hasil Membuat Sistem Informasi pengelolaan peralatan bengkel berbasis web 1. Pengelolaan dan penyimpanan data inventaris peralatan masih bersifat manual 2. Sulitnya mendata peralatan jika terjadi pergantian pengelola bengkel 3. Sulitnya mengontrol pengguna peralaatn bengkel pada saat praktek 4. Pihak yang berkepentingan ( Tim audit ) sulit Meringankan kinerja pengelola bengkel Solusi Masalah
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah menggunakan pengembangan Research and Development (R & D) yang merupakan pengembangan perangkat lunak (software development) yang bertujuan untuk (pengembangan sistem informasi) Sistem Informasi pengelolaan peralatan bengkel sekolah yang ada di SMK Negeri 2 Makassar serta menguji kelayakan perangkat lunak. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat pelaksanaan penelitian dan uji coba produk ini adalah di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Makassar. Penelitian dilaksanakan dari bulan April sampai Juni 2023. C. Subjek dan Objek Penelitian Subjek pada penelitian ini adalah Kepala Sekolah, Wakasek Sarana dan Prasarana, Pengelola Dana Sekolah, Wakasek Kurikulum, ketua Jurusan, Pengelola Bengkel, dan Guru Produktif. Sedangkan objek penelitian ini adalah Sistem Informasi Pengelolaan Peralatan bengkel berbasis website. D. Prosedur Pengembangan Prosedur pengembangan system informasi pengelolaan peralatan bengkel berbasis website meliputi 4 tahap utama yang disesuaikan dengan model 4D yang digunakan. Adapun gambar prosedur penelitian seperti yang terlihat pada gambar berikut : 33
34 Prototype Awal Tolak Valid? Revisi Ya Tolak Valid? Revisi Ya Analisis Tujuan Pengembangan Analisis pengelolaan bengkel Analisis rancangan SI Analisis kebutuhan bengkel Analisis Awal Akhir Validation Testing, Packaging, dan Diffusion and Adaption Sistem Informasi Bengkel SMK Uji Coba Validasi Ahli Merancang system Merancang website perancangan tampilan masukan system Perancangan tampilan keluaran system Gambar 3.1 Prosedur Pengembangan Disseminate Develop Design Define
35 1. Define (Pendefenisian) Tahap define terdiri dari lima kegiatan, yaitu : Analisis awal akhir ( front and analysis ), dan analisis kebutuhan bengkel, analisis rancangan system informasi, analisis pengelolaan bengkel sekolah dan terakhir analisis tujuan pengembangan berbasis web. 2. Design (Perancangan) Tahap design terdiri dari empat kegiatan, yaitu : Perancangan system, pemilihan media berbasis web, pengembangan fitur, dan rancangan awal pengembangan. 3. Develop (Pengembangan) Tahap pengembangan dalam dua kegiatan yaitu : validasi (expert appraisal ) dan uji coba (Developmental testing). 4. Disseminate (Penyebaran) Tahap disseminate dibagi kedalam tiga kegiatan yaitu : pengimplementasian produk yang sudah di revisi (validating testing), pengemasan (packaging) dan diffusion and adoption. D. Alat Dan Bahan Kebutuhan Sistem Kebutuhan perangkat keras dan perangkat lunak dalam pengembangan sistem informasi pengelolaan peralatan bengkel sekolah di SMK Negeri 2 Makassar. Alat dan bahan yang digunakan untuk pengembangan perangkat lunak ini adalah sebuah PC/Laptop dengan spesifikasi sebagai berikut:
36 1. Perangkat keras yang digunakan yaitu : a. Laptop dengan Prosesor Intel Core I7 b. Memori RAM 16GB c. Harddisk 1.5 TB 2. Perangkat lunak yang digunakan yaitu: a. Sistem operasi Microsoft Windows 10 b. Web browser c. NotePad++, Sublime text 3 d. PHP, HTML,(Bahasa Pemprograman) e. Mysql, Apache, Filezilla yang tergabung dalam Xampp Control Panel. f. Pengolah kata (Microsoft Word 2010) g. Pengolah diagram (yed graphic editor) 3. Spesifikasi Minimum. Agar Sistem Informasi pengelolaan peralatan bengkel sekolah dapat bekerja dengan optimal pada komputer, maka diperlukan perangkat keras dengan spesifikasi minimum tersedia adakah sebagai berikut: a. Processor: minimal Pentium III 500 Mhz b. RAM (Random Access Memory): 1 GB c. Harddisk: 80 Gb d. Koneksi internet