92 | K h a z a n a h K i t a b T a f s i r K o n t e m p o r e r إَل بعد أن تسمعه. لتعرف أن هذه تُقرأ ألف َلم ميم والثانية تقرأ ألم.. مع أن الكتابة واحدة في اَلثنين.. ولذلك َلبد أن تستمع إلى فقيه يقرأ القرآن قبل أن تت90 Surat al-Baqoroh diawali dengan alif-lam-mim. Ini adalah huruf muqhotoah (terputus-putus), yaitu huruf yang diucapkan dengan satu-persatu secara terpisah. Semua huruf punya ismun (ejaan) dan musamma (bacaan). Ketika حرف diucapkan dengan musamma, maka dibaca hurufun atau harfun. Dan jika ingin dibaca dengan ismun maka bacanya ha-ra-fa. Jika Rasulullah saw. pernah belajar dan Latihan maka pengucapan dengan ismun adalah suatu hal yang wajar, tapi sungguh tidak masuk akal kalua nabi yang bersifat ummi mampu mengucapkan ismun (ejaan). mengapa awal surat al-Baqoroh huruf alif-lam-mim diucapkan dengan ismun, tapi dalam surat alInsyiroh dan al-Fill diucapkan dengan musamma? Karena Rasul mendengarnya sesuai dengan apa yang diwahyukan Allah melalui Jibril as. Hal ini sebagai salah satu argumentasi bahwa alQuran itu memang benar-benar wahyu dari Allah bukan karangan dari nabi Muhammad sendiri.dan juga al-Quran itu pada dasarnya dibaca melalui pendengaran Sima’i. artinya tidak dibenarkan membaca al-Quran kecuali setelah mendengarkan dari ahlinya. 90 Muhammad Mutawalli as-Sya’rowi, Khowatir as-Sya’rowi, (Kairo: Dar an-Nasyr li Thob’i 2010) juz 1, hal. 100-101.
93 | K h a z a n a h K i t a b T a f s i r K o n t e m p o r e r BAB XII Tafsir al-Munir BAB XII Tafsir al-Muni “Karya Wahbah al-Zuhaili” (Maxal Mina El-Azhar, Abdul Hafidz & Firman) A. Profil Wahbah Zuhaili a) Riwayat Hidup Wahbah Zuhaili (1932-2015) adalah seorang cendekiawan Islam terkemuka yang lahir pada tahun 1932 di kota Damaskus, Suriah. Ia tumbuh dalam lingkungan yang kaya akan nilai-nilai agama dan memiliki ketertarikan yang mendalam terhadap ilmu agama sejak usia muda.91 Pendidikan menjadi bagian penting dalam perjalanan keilmuan Zuhaili. Ia menempuh pendidikan dasar dan menengah di kota kelahirannya, Damaskus, sebelum melanjutkan studi tingkat tinggi di Fakultas Syariah di Universitas Damaskus. Pada tahun 1954, Zuhaili meraih gelar sarjana dalam bidang Hukum Islam (syariah) dengan prestasi akademik yang sangat baik.92 Setelah menyelesaikan studi sarjananya, Zuhaili melanjutkan pendidikan pascasarjana di Fakultas Hukum dan Syariah Universitas Al-Azhar di Kairo, Mesir. Di sana, ia memperdalam pemahamannya tentang ilmu agama dan meraih gelar Doktor dalam bidang Hukum Islam (syariah) pada tahun 1963. Gelar doktor yang diperolehnya dari salah satu lembaga pendidikan 91 Hariyono A. Analisis Metode Tafsir Wahbah Zuhaili dalam Kitab Al-Munir. Jurnal Al-Dirayah. 2018 Jul 17;1(1). 92 Shofiah Nurul Huda. Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Menurut Syekh Wahbah Az-Zuhaili Dalam Tafsir Al-Munir Fi Al-‘Aqidah Wa AlSyari’ah Wa Al-Manhaj Pada Surah Al-Isra’ Ayat 22-30. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan, 2021. repository.uinsu.ac.id, http://repository.uinsu.ac.id/15385/..
94 | K h a z a n a h K i t a b T a f s i r K o n t e m p o r e r Islam terkemuka ini menunjukkan keahlian dan kualitas keilmuannya.93 Setelah menyelesaikan pendidikan tingkat doktor, Zuhaili kembali ke Suriah dan memulai karir pengajarannya di Fakultas Syariah, Universitas Damaskus. Dia menjadi profesor di fakultas tersebut dan mendapatkan pengakuan sebagai seorang pemikir dan cendekiawan yang berpengaruh. Zuhaili juga menjabat sebagai ketua Departemen Fiqh dan Ushul Fiqh di fakultas tersebut.94 Prestasi Zuhaili tidak hanya terbatas pada karir akademiknya, tetapi juga dalam bidang keilmuan. Ia dikenal sebagai penulis yang produktif dan menghasilkan banyak karya yang berpengaruh dalam studi Islam, terutama dalam bidang fiqh (hukum Islam) dan tafsir Al-Quran. Salah satu karya paling terkenalnya adalah Tafsir AlMunir, yang telah diakui sebagai salah satu tafsir Al-Quran terbaik dalam bahasa Arab. Riwayat keilmuan Zuhaili juga mencakup pengabdian dan partisipasinya dalam organisasi-organisasi keagamaan. Ia aktif terlibat dalam berbagai forum, seminar, dan konferensi internasional untuk berbagi pemikiran dan pengalaman dengan para sarjana dan ulama lainnya. Kontribusinya dalam menjawab pertanyaan dan isu-isu kontemporer dalam Islam mengukuhkan reputasinya sebagai seorang intelektual yang berpengaruh. b) Wahbah Zuhaili meninggal dunia pada tahun 2015, Meninggalkan warisan berharga dalam bentuk tulisantulisannya dan sumbangsihnya dalam memperkaya pemahaman agama. 93 Arif Hidayatullah. Hukum Membuat Seni Rupa Patung (Studi Komparatif Pendapat Wahbah az-Zuhaili dan Quraish Shihab). UIN Ar-Raniry Banda Aceh, 6 Jan. 2023. repository.ar-raniry.ac.id, https://repository.arraniry.ac.id/id/eprint/25269/.. 94 Ibid,
95 | K h a z a n a h K i t a b T a f s i r K o n t e m p o r e r Wahbah al-Zuhaili aktif dalam belajar dan mengajarkan berbagai disiplin ilmu, baik dalam perkuliahan, ceramah dipengajian, diskusi, termasuk juga melalui media massa. Sebagai hasil aktivitas akademisnya yang produktif, tidak kurang dari 48 buku dan karya ensiklopedi (mausu’ah) dalam berbagai disipilin ilmu Islam telah ditulisnya. Mayoritas karyanya mencakup bidang Fiqh dan Tafsir. Di antara karya-karyanya tersebut sebagai berikut: 1. Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, (1997) dalam 9 jilid tebal. Ini adalah karya fiqhnya yang sangat terkenal. 2. Ushul al-Fiqh al-Islami, dalam 2 jilid besar. 3. Al-Wasit fi Ushul al-Fiqh, Universitas Damaskus, 1966. 4. Al-Fiqh al-Islāmi fi Uslub al-Jadid, Maktabah al-Haditsah, Damaskus, 1967. 5. Fiqh al-Mawāris fi al-Syari’āt al-Islāmiyyah, Dar al-Fikr, Damaskus, 1987. 6. Al-Qur’ān al-Karim; Bunyātuhu al-Tasyri’iyyah au Khas ā’isuhu alHasāriyah, Dar al-Fikr, Damaskus, 1993. 7. Al-Asas wa al-Masadir al-Ijtihād al-Musytarikah Bayna alSunnah wa alSyi’ah, Dar al-Maktabi, Damaskus, 1996. 8. Tafsir al-Munir fi al-‘Aqidah wa al-Syari’ah wa a-lManhaj, terdiri dari 16 jilid. Dar al-Fikr, Damaskus, 1991. 9. Tafsir al-Wajiz merupakan ringkasan dari Tafsir al-Munir. 10. Tafsir al-Wasit dalam 3 jilid tebal, dan karya-karya lainnya.95 B. Latar Belakang Penulisan Latar belakang penulisan Tafsir Al-Munir karya Wahbah Zuhaili dapat dikaitkan dengan beberapa faktor yang 95 Salim Salim. Fitnah Dalam Al-Qur’an Analisis Penafsiran Wahbah Al Zuhaili Dalam Tafsir Al-Munir. IAIN Palu, 2020. repository.iainpalu.ac.id, http://repository.iainpalu.ac.id/id/eprint/1076/.
96 | K h a z a n a h K i t a b T a f s i r K o n t e m p o r e r mempengaruhinya. Berikut adalah beberapa latar belakang yang relevan:96 1. Keinginan untuk Membantu Umat Muslim Memahami AlQuran: Salah satu latar belakang utama penulisan Tafsir AlMunir adalah keinginan untuk membantu umat Muslim memahami Al-Quran dengan lebih baik. Wahbah Zuhaili menyadari pentingnya memahami makna dan pesan yang terkandung dalam Al-Quran sebagai pedoman utama dalam kehidupan seorang Muslim. Dalam hal ini, ia merasa perlu menyajikan tafsir yang mudah dipahami dan relevan bagi umat Muslim saat ini. 2. Kekurangan Tafsir yang Komprehensif dalam Bahasa Arab Modern: Wahbah Zuhaili melihat adanya kekurangan tafsir yang komprehensif dalam bahasa Arab modern yang dapat diakses oleh umat Muslim. Sebagai seorang sarjana dan ahli hukum Islam yang berkecimpung dalam bidang ilmu tafsir, ia merasa perlu menyajikan tafsir yang tidak hanya memperhatikan aspek keilmuan, tetapi juga memenuhi kebutuhan umat Muslim dalam memahami Al-Quran dengan bahasa yang mudah dimengerti. 3. Pengaruh Tafsir Klasik dan Penelitian Ilmiah: Wahbah Zuhaili memiliki latar belakang pendidikan dan penelitian yang kuat dalam ilmu tafsir. Ia mendalami karya-karya tafsir klasik dan menggabungkan pemahaman dan pendekatan mereka dengan metode penelitian ilmiah. Hal ini memungkinkannya untuk 96 Baihaki. Studi Kitab Tafsir Al-Munir Karya Wahbah Az-Zuhaili Dan Contoh Penafsirannya Tentang Pernikhan Beda Agama. http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/analisis/article/view/740
97 | K h a z a n a h K i t a b T a f s i r K o n t e m p o r e r menghasilkan tafsir yang terperinci, berbasis bukti, dan sesuai dengan perkembangan kontemporer dalam ilmu pengetahuan dan pemahaman keagamaan. 4. Tantangan Perubahan Sosial dan Konteks Modern: Zaman modern yang penuh dengan perubahan sosial dan tantangan kontemporer mempengaruhi latar belakang penulisan Tafsir AlMunir. Zuhaili menyadari pentingnya memberikan penjelasan dan panduan yang relevan dalam menghadapi masalah dan situasi yang dihadapi oleh umat Muslim saat ini. Oleh karena itu, ia berusaha mengaitkan ayat-ayat Al-Quran dengan realitas dan konteks sosial yang berbeda-beda. 5. Keinginan untuk Mempromosikan Moderasi dan Toleransi: Latar belakang sosial dan budaya yang berkaitan dengan kehidupan Wahbah Zuhaili memainkan peran penting dalam penulisan Tafsir Al-Munir. Ia memiliki keinginan kuat untuk mempromosikan pemahaman Islam yang moderat, inklusif, dan toleran. Dalam tafsirnya, ia berusaha untuk menghindari ekstremisme dan memberikan penjelasan yang menyelaraskan pemahaman Islam dengan nilai-nilai universal seperti keadilan, kerukunan, dan perdamaian. Dengan latar belakang tersebut, Wahbah Zuhaili merasa terdorong untuk menulis Tafsir Al-Munir sebagai kontribusi intelektual dan spiritualnya dalam memfasilitasi pemahaman AlQuran yang lebih baik bagi umat Muslim.
98 | K h a z a n a h K i t a b T a f s i r K o n t e m p o r e r C. Deskripsi Kitab Tafsir Al-Munir a) Pengenalan Tafsir Al-Munir Tafsir Al-Munir adalah sebuah karya monumental dalam bidang tafsir Al-Quran yang ditulis oleh Wahbah Zuhaili, seorang cendekiawan Islam terkemuka. Tafsir ini telah mendapatkan pengakuan yang luas di kalangan umat Muslim dan dianggap sebagai salah satu tafsir Al-Quran terbaik dalam bahasa Arab.97 Tafsir Al-Munir memiliki ciri khas yang membedakannya dari tafsir-tafsir lainnya. Karya ini ditulis dengan pendekatan yang ilmiah, kontekstual, dan berdasarkan pemahaman yang mendalam tentang bahasa Arab serta pemahaman teologis Islam yang kuat. Zuhaili memadukan pendekatan linguistik dan metodologi tafsir tradisional untuk memberikan pemahaman yang komprehensif tentang ayat-ayat Al-Quran. Tafsir Al-Munir menelusuri makna-makna Al-Quran dengan mendalam, membahas aspek linguistik, sejarah, dan konteks sosial dari ayat-ayat yang dibahas. Zuhaili memperhatikan hubungan antara ayat-ayat dalam konteks keseluruhan Al-Quran, memberikan pemahaman yang holistik tentang pesan-pesan yang terkandung di dalamnya. Tafsir ini juga menekankan pentingnya nilai-nilai etika dan moral dalam pemahaman Al-Quran, sehingga memungkinkan pembaca untuk mengaplikasikan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari.98 97 Salim Salim. Fitnah Dalam Al-Qur’an Analisis Penafsiran Wahbah Al Zuhaili Dalam Tafsir Al-Munir. IAIN Palu, 2020. repository.iainpalu.ac.id, http://repository.iainpalu.ac.id/id/eprint/1076/. 98 Salim Salim. Fitnah Dalam Al-Qur’an Analisis Penafsiran Wahbah Al Zuhaili Dalam Tafsir Al-Munir. IAIN Palu, 2020. repository.iainpalu.ac.id, http://repository.iainpalu.ac.id/id/eprint/1076/.
99 | K h a z a n a h K i t a b T a f s i r K o n t e m p o r e r Tafsir Al-Munir juga memberikan penjelasan yang jelas dan sistematis tentang konsep-konsep teologis dan hukum Islam yang muncul dalam Al-Quran. Zuhaili menggunakan referensi dari berbagai sumber literatur Islam dan mengintegrasikan pandanganpandangan para ulama terdahulu dalam tafsirnya. Hal ini memperkaya konten Al-Munir dengan perspektif yang beragam dan memperkukuh keakuratan interpretasi yang disampaikan. Selain itu, Tafsir Al-Munir juga memberikan solusi kontemporer terkait isu-isu dan persoalan yang dihadapi oleh umat Muslim dalam era modern. Zuhaili mencoba menjembatani kesenjangan antara ajaran Islam yang murni dan realitas kehidupan kontemporer dengan memberikan panduan yang relevan dan memperhatikan kebutuhan umat Muslim pada masa kini. Tafsir Al-Munir telah menjadi rujukan penting bagi para sarjana, penuntut ilmu, dan umat Muslim yang ingin memperdalam pemahaman mereka tentang Al-Quran. Karya ini tidak hanya memberikan wawasan yang mendalam tentang teks suci, tetapi juga menginspirasi umat Muslim untuk menggali hikmah dan nilainilai yang terkandung dalam Al-Quran untuk memperbaiki kehidupan mereka secara spiritual dan moral. Dengan segala keunikan dan kontribusinya, Tafsir Al-Munir karya Wahbah Zuhaili tetap menjadi sumber inspirasi yang berharga bagi para pencari kebenaran dan penganut agama Islam. b) Ruang Lingkup dan Struktur Tafsir Tafsir Al-Munir karya Wahbah Zuhaili memiliki ruang lingkup yang luas dalam membahas Al-Quran. Tafsir ini mencakup seluruh surah dan ayat-ayat Al-Quran, sehingga menyajikan pemahaman yang komprehensif tentang teks suci Islam tersebut. Zuhaili menyajikan penjelasan yang rinci dan mendalam tentang
100 | K h a z a n a h K i t a b T a f s i r K o n t e m p o r e r makna dan pesan yang terkandung dalam setiap ayat Al-Quran yang dia bahas.99 Struktur Tafsir Al-Munir didesain dengan baik, memudahkan pembaca dalam mengakses dan memahami penafsiran ayat-ayat Al-Quran. Biasanya, setiap surah Al-Quran diberikan perhatian khusus dalam tafsir ini. Setiap surah dimulai dengan penjelasan umum mengenai latar belakang dan konteks sejarah yang relevan dengan surah tersebut. Dalam setiap ayat yang dibahas, Zuhaili menggunakan pendekatan tafsir ayat demi ayat. Artinya, setiap ayat Al-Quran dianalisis dan ditafsirkan secara terpisah untuk memahami pesan dan maknanya. Penjelasan ini sering kali mencakup aspek linguistik, semantik, dan gramatikal dari ayat tersebut. Zuhaili juga mengacu pada sumber-sumber asli Islam seperti hadis, pendapat para sahabat Nabi, dan interpretasi para ulama terdahulu untuk memberikan konteks yang lebih lengkap. Selain itu, Tafsir Al-Munir juga memberikan perhatian pada hubungan dan keterkaitan antara ayat-ayat Al-Quran. Zuhaili membahas tema dan topik tertentu yang muncul dalam beberapa ayat yang saling berkaitan. Hal ini memungkinkan pembaca untuk memahami hubungan dan kesinambungan antara ayat-ayat AlQuran, sehingga memperdalam pemahaman mereka tentang pesan yang ingin disampaikan dalam konteks yang lebih luas. Struktur Tafsir Al-Munir juga mencakup komentar dan penjelasan terkait dengan konsep teologis dan hukum Islam yang muncul dalam Al-Quran. Zuhaili memberikan analisis yang komprehensif dan terperinci tentang berbagai konsep seperti tauhid (keyakinan kepada Allah), ibadah, hukum-hukum syariah, dan etika Islam. Hal ini membantu pembaca untuk memperoleh 99 Wahyu Eka Setiawan, and M. Ag Saifudin. "Konsep Hak Asasi Manusia Telaah Tafsir Al-Munir Karya Wahbah Zuhaili." PhD diss., Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2022.
101 | K h a z a n a h K i t a b T a f s i r K o n t e m p o r e r pemahaman yang mendalam tentang ajaran Islam dan bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan ruang lingkup dan struktur yang lengkap, Tafsir Al-Munir memberikan panduan yang komprehensif bagi pembaca dalam memahami dan menggali makna Al-Quran secara mendalam. Struktur yang teratur dan penjelasan yang rinci membuat tafsir ini menjadi sumber yang berharga bagi mereka yang ingin memperdalam pemahaman tentang Al-Quran dan ajaran Islam c) Kualitas dan Penerimaan Tafsir Al-Munir karya Wahbah Zuhaili diakui secara luas sebagai salah satu tafsir Al-Quran yang memiliki kualitas tinggi.100 Berikut adalah beberapa faktor yang menjadikan Al-Munir sangat dihargai dan diterima dengan baik oleh umat Muslim: 1. Keilmuan yang Mendalam: Wahbah Zuhaili adalah seorang cendekiawan Islam yang terkenal dengan pemahaman dan keahliannya dalam bidang hukum Islam (fiqh) dan tafsir AlQuran. Dalam Al-Munir, ia menggabungkan keilmuannya yang mendalam dengan pendekatan yang ilmiah dan akademis. Hal ini membuat tafsir ini memiliki kualitas tinggi dan dianggap sebagai salah satu karya penting dalam studi Al-Quran. 2. Metodologi yang Komprehensif: Al-Munir menggunakan pendekatan tafsir ayat demi ayat, memungkinkan pembaca untuk mendapatkan pemahaman yang rinci tentang setiap ayat Al-Quran. Zuhaili juga mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu, termasuk linguistik, sejarah, dan ilmu syariah, untuk memberikan interpretasi yang komprehensif. Metodologi yang 100 Nadirsyah Hosen. Tafsir Al-Quran di Medsos: Mengkaji Makna dan Rahasia Ayat Suci pada Era Media Sosial (REPUBLISH). Bentang Pustaka, 2019.
102 | K h a z a n a h K i t a b T a f s i r K o n t e m p o r e r cermat dan terstruktur ini memberikan nilai tambah dalam memahami teks suci Al-Quran. 3. Konteks Sosial dan Kontemporer: Tafsir Al-Munir mengakui pentingnya memahami ayat-ayat Al-Quran dalam konteks sosial dan kontemporer. Zuhaili membahas isu-isu yang relevan dengan zaman modern, memberikan solusi dan panduan Islam yang relevan dalam menghadapi tantangan dan persoalan masa kini. Hal ini menjadikan Al-Munir relevan dan bermanfaat bagi umat Muslim yang hidup di era ini. 4. Pemahaman yang Komprehensif: Al-Munir memberikan penjelasan yang komprehensif tentang berbagai konsep teologis dan hukum Islam yang muncul dalam Al-Quran. Zuhaili menggabungkan berbagai perspektif ulama terdahulu dan menghadirkannya dalam sebuah tafsir yang lengkap. Pemahaman yang komprehensif ini memungkinkan pembaca untuk memperoleh wawasan yang lebih mendalam tentang ajaran Islam. Penerimaan terhadap Al-Munir juga sangat positif. Banyak ulama, sarjana, dan umat Muslim yang menghargai kualitas dan kontribusi Al-Munir dalam memperkaya pemahaman Al-Quran. Karya ini telah menjadi rujukan utama bagi mereka yang ingin memperdalam pemahaman agama dan menerapkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Penerimaan yang luas ini merupakan bukti pengakuan akan kualitas dan nilai yang terkandung dalam Tafsir Al-Munir. D. Karakteristuk, Metode, Corak dan Sistematika Penulisan Tafsir Al-Munir a) Karakteristik
103 | K h a z a n a h K i t a b T a f s i r K o n t e m p o r e r Karakteristik Tafsir Al-Munir yang ditulis oleh Wahbah Zuhaili mencakup beberapa aspek penting. Berikut adalah beberapa karakteristik yang dapat ditemukan dalam tafsir ini:101 1. Keilmuan yang Kokoh: Tafsir Al-Munir ditulis dengan landasan keilmuan yang kuat. Wahbah Zuhaili adalah seorang cendekiawan yang memiliki latar belakang pendidikan yang luas dalam bidang ilmu tafsir, hukum Islam, dan ilmu-ilmu terkait. Karya ini didasarkan pada penelitian mendalam terhadap sumber-sumber primer, seperti Al-Quran itu sendiri, hadis, dan tafsir klasik, serta pendekatan metodologis yang ilmiah. 2. Tidak Berat Sebelah (Netral): Tafsir Al-Munir mencerminkan pendekatan yang netral dan tidak berat sebelah. Wahbah Zuhaili berusaha menjaga objektivitas dalam penafsirannya dan tidak terpengaruh oleh pandangan-pandangan pribadi atau kepentingan kelompok tertentu. Ia berusaha memberikan penjelasan yang obyektif dan berimbang berdasarkan nash-nash AlQuran dan konteks yang relevan. 3. Pendekatan yang Komprehensif: Tafsir Al-Munir mencakup berbagai aspek tafsir yang relevan, seperti tafsir linguistik, tafsir kontekstual, tafsir sejarah, dan tafsir hukum. Wahbah Zuhaili berusaha untuk memberikan pemahaman yang komprehensif tentang ayat-ayat Al-Quran, menggabungkan berbagai dimensi dan perspektif dalam penafsirannya. Hal ini membantu 101 Ainol, Metode Penafsiran Al-Zuhayli Dalam Al-Tafsir Al-Munir (Volume 1, Nomor 2; Mutawâtir: Jurnal Keilmuan Tafsir Hadis 2011) 144
104 | K h a z a n a h K i t a b T a f s i r K o n t e m p o r e r pembaca mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang makna dan implikasi ayat-ayat Al-Quran. 4. Berlandaskan pada Sumber-Sumber Utama: Tafsir AlMunir didasarkan pada sumber-sumber utama dalam ilmu tafsir, seperti Al-Quran itu sendiri, hadis Nabi Muhammad SAW, dan tafsir klasik yang diakui secara luas. Wahbah Zuhaili mengacu pada sumber-sumber tersebut untuk mendapatkan pemahaman yang akurat tentang konteks dan makna ayat-ayat Al-Quran. Ia juga mengutip dan merujuk kepada ulama terkemuka dalam tradisi tafsir. 5. Keterkaitan dengan Konteks Kontemporer: Tafsir AlMunir memiliki keterkaitan yang kuat dengan konteks kontemporer. Wahbah Zuhaili membahas isu-isu yang relevan dengan zaman modern, termasuk masalah sosial, politik, ekonomi, dan etika yang dihadapi oleh umat Muslim saat ini. Ia memberikan pandangan dan pedoman berdasarkan ajaran Al-Quran yang relevan dan praktis dalam menghadapi tantangan zaman sekarang. 6. Bahasa yang Mudah Dipahami: Tafsir Al-Munir ditulis dengan bahasa yang mudah dipahami, sehingga dapat diakses oleh pembaca dari berbagai latar belakang dan tingkat pemahaman. Wahbah Zuhaili menggunakan gaya penulisan yang jelas dan lugas, menghindari penggunaan istilah-istilah teknis yang sulit dipahami. Hal ini memudahkan pembaca dalam memahami konsep dan pesan yang disampaikan dalam tafsir ini. Karakteristik-karakteristik ini menjadikan Tafsir Al-Munir sebagai sebuah karya yang kaya akan pengetahuan, obyektif, komprehensif, dan relevan dengan zaman modern.
105 | K h a z a n a h K i t a b T a f s i r K o n t e m p o r e r b) Metode Tafsir Menurut ‘Abd al-H}ayy al-Farmawi, terdapat empat metode dalam menafsirkan al-Qur’an; tahlili, ijmali, muqaran, dan maudu’i.102 Pertama, Metode tafsir tahlili yaitu cara menafsirkan ayatayat al-Quran dengan cara meneliti semua aspeknya, dimulai dari uraian makna kosakata, kalimat, kaitan antar pemisah (munasabat), sampai sisi-sisi keterkaitan antar pemisah itu dengan bantuan asbab al-nuzul, serta mengikuti prosedur susunan tartib mushafi dengan sedikit banyak melakukan analisis di dalamnya. Kedua, Metode tafsir Ijmali yaitu cara menafsirkan alQuran secara global, berdasarkan susunan (urutan) mushaf alQur’an, dengan tujuan menjelaskan makna-makna al-Qur’an dengan uraian singkat dan bahasa yang mudah dimengerti serta dipahami semua orang. Ketiga, metode tafsir muqaran yaitu cara menafsirkan alQur’an dengan membandingkan ayat-ayat al-Quran yang berbicara pada tema-tema tertentu, seperti redaksi yang berbeda padahal isi kandungannya sama, atau antara ayatayat yang memiliki redaksi yang mirip padahal isi kandungannya berlainan atau juga membandingkan ayat-ayat al-Quran dengan hadis-hadis nabi, yang selintas tampak kontradiktif dengan al-Qur’an. Keempat, metode tafsir maudhu’i yaitu cara menafsirkan al-Qur’an dengan mengumpulkan ayat-ayat al-Qur’an yang membicarakan tema yang sama, kemudian dianalisis satu-persatu terhadap isi kandungannya berdasarkan cara-cara tertentu, untuk menjelaskan makna-maknanya dan mengeluarkan unsur-unsurnya serta menghubung-hubungkan antara yang satu dengan yang lain 102 Wahbah Az-Zuhaili. Tafsir Al-Munir, terj. Abdul Hayyi al-Kattani, Mujiburrahman Subadi, Ahmad Ikhwani, dkk (Cet. I; Jakarta: Gema Insani 2013)
106 | K h a z a n a h K i t a b T a f s i r K o n t e m p o r e r dengan korelasi yang bersifat komprehensif. Sehingga dapat menyajikan tema secara utuh dan dapat mengambil pemahaman Penutup secara sempurna. c) Corak Tafsir Corak Tafsir Al-Munir yang di tulis oleh al-Zuhaylî kelihatannya masih dipengaruhi oleh latar belakang keilmuannya, yaitu hukum Islam dan filsafat hukum, dalam diskusinya mengenai makna ayat-ayat al-Qur’an. Di sini dapat dilihat bahwa Tafsîr alMunîr memiliki corak fiqih yang kental. Selain dari corak fiqih, tafsir ini juga kental dengan nuansa sastra, budaya dan kemasyarakatan (al-âdâb al-ijtimâ‘i), yaitu suatu corak tafsir yang menjelaskan petunjuk-petunjuk al-Qur’an yang terkait langsung dengan kehidupan masyarakat serta usaha-usaha untuk menanggulangi masalah-masalah tersebut dengan penjelasan yang indah namun mudah dipahami.103 Bagian yang diberi sub judul fiqh alhayah aw al-ahkam berperan dalam membahas hal-hal yang belum seutuhnya tuntas dibahas dalam penafsiran ayat, atau adakalanya juga persoalanpersoalan yang diangkat merupakan persoalan yang masih menimbulkan polemik (syubhat) di kalangan umat Islam dan bahkan membicarakan hukum dan perbedaan pendapat (ikhtilâf) fukaha di dalamnya. Dengan demikian, permasalahanpermasalahan yang dikaji tersebut mendapat kejelasan. Bahkan, tidak jarang al-Zuhaylî menarik suatu kesimpulan atau nasehat sebagai pelajaran dari penjelasan-penjelasannya. d) Sistematika Penulisan 103 M. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat (Bandung: Mizan, 2007) (Pengertian corak ini lihat Shihab, Membumikan al-Qur’an, h. 108. )
107 | K h a z a n a h K i t a b T a f s i r K o n t e m p o r e r Sistematika penulisan Tafsir Al-Munir karya Wahbah Zuhaili mengikuti struktur yang teratur dan terorganisir. Berikut adalah beberapa bagian utama yang biasanya ditemukan dalam penulisan tafsir ini:104 1. Pendahuluan: Tafsir Al-Munir dimulai dengan pendahuluan yang memberikan pengantar tentang tujuan penulisan, metodologi, dan pendekatan yang digunakan oleh penulis dalam menafsirkan Al-Quran. Pendahuluan juga mencakup informasi tentang latar belakang penulis, konteks penulisan, dan pandangan umum terhadap pentingnya pemahaman Al-Quran. 2. Surah atau Ayat Terkait: Setiap bagian tafsir didedikasikan untuk menjelaskan surah atau ayat tertentu dari Al-Quran. Bagian ini dimulai dengan menyebutkan nama surah atau ayat yang akan ditafsirkan, diikuti dengan penjelasan tentang konteks historis dan lingkungan saat ayat tersebut diturunkan. 3. Tafsir Ayat-ayat: Bagian utama dari Tafsir Al-Munir adalah tafsir ayat-ayat Al-Quran. Dalam bagian ini, setiap ayat secara terpisah dianalisis dan dijelaskan secara terperinci. Wahbah Zuhaili menggunakan pendekatan ayat demi ayat dalam menjelaskan makna, konteks, dan implikasi ayat tersebut. Ia juga mengutip tafsir klasik yang relevan dan memberikan penafsiran sesuai dengan pendekatan dan metodologi yang dianutnya. 104 Ummul Aiman, Metode Penafsiran Wahbah Al-Zuhayli: Kajian Tafsir Al-Munir (Miqot Vol. XXXVI No. 1 : 2002) 3
108 | K h a z a n a h K i t a b T a f s i r K o n t e m p o r e r 4. Keterkaitan dengan Konteks dan Sumber Lain: Dalam tafsirnya, Wahbah Zuhaili sering kali menyoroti keterkaitan ayat-ayat Al-Quran dengan konteks sejarah, budaya, dan sosial yang relevan. Ia juga merujuk pada hadis Nabi Muhammad SAW dan karya-karya tafsir klasik untuk memberikan perspektif yang lebih luas dan mendalam. 5. Penjelasan Leksikal dan Tatabahasa: Wahbah Zuhaili memberikan penjelasan leksikal dan tatabahasa untuk kata-kata dan frasa-frasa penting yang ditemui dalam ayat-ayat Al-Quran. Ini membantu pembaca dalam memahami makna dan penggunaan kata-kata secara lebih akurat dan komprehensif. 6. Konteks Hukum dan Praktis: Tafsir Al-Munir juga mencakup penjelasan tentang implikasi hukum dan praktis dari ayat-ayat Al-Quran. Wahbah Zuhaili memberikan pemahaman tentang bagaimana ayat-ayat tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam masalah-masalah sosial, ekonomi, politik, dan etika yang dihadapi oleh umat Muslim. 7. Setiap bagian tafsir biasanya diakhiri dengan kesimpulan yang merangkum pokok-pokok penting yang dibahas dalam tafsir tersebut. Kesimpulan juga dapat mencakup pesan-pesan penting dan pelajaran yang dapat dipetik dari ayat-ayat yang ditafsirkan.
109 | K h a z a n a h K i t a b T a f s i r K o n t e m p o r e r E. Contoh Penafsiran a. Pengaruh Tafsir Al-Munir terhadap ayat Al-Quran surah AlBaqarah ayat 183:105 ُكأم تَتَّقُ َّ ل ِذ َ ين ِ من قَأبِل ُكأم لَعَ َّ ْ ُ كتِ َب َ علَأي ُكُم ِ ٱلصيَ ُام َ كَم ُ ا كتِ َب َ علَى ٱل امنُوا ِذ َ ين َ ء َ َّ َها ٱل يُّ َ أ يَ َون ٰٓ Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (Al-Baqarah: 183) Penafsiran Tafsir Al-Munir: Mufradaat lughawiyah (penjelasan kata yang sulit) (امَ ُٱلصي ( ِ Ash-shiyam, artinya menahan diri dari sesuatu dan meninggalkannya. Sedang artinya dalam istilah syariat adalah menahan dari makan, minum, dan jimak sejak fajar hingga terbenamnya matahari, dengan niat mengharap pahala dari Allah dan mempersiapkan jiwa untuk takwa kepada Allah. Puasa disyariatkan dalam semua agama. Puasa dikenal di kalangan orang-orang Mesir kuno, bangsa Yunani, Romawi, dan India. Ada riwayat yang kuat bahwa Musa a.s. dulu berpuasa selama empat puluh hari, sedangkan pada zaman sekarang kaum Yahudi berpuasa selama seminggu sebagai peringatan hancurnya Yerusalem dan direbutnya kota ini oleh musuh; dan mereka pun berpuasa satu hari di bulan Agustus. Puasa di kalangan kaum Nasrani, yang paling terkenal dan sudah berlaku sejak dahulu kala, adalah puasa besar yang dilaksanakan sebelum Hari Paskah, dan puasa hari tersebut dulu dijalani oleh 105 Wahbah az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir, jilid I,
110 | K h a z a n a h K i t a b T a f s i r K o n t e m p o r e r Musa, Isa, dan kaum Hawariyyin (sahabat-sahabat setia Nabi Isa), kemudian para pemimpin gereja menetapkan macam-macam puasa yang lain. َون) ُقَّتَت” ,(agar kamu bertakwa”, yaitu agar kalian menghindari maksiat, sebab puasa mematahkan syahwat, yang merupakan titik awal terjadinya maksiat, mendatangkan rasa takwa, mengekang hawa nafsu, mencegah pesta pora, kesombongan, dan perbuatanperbuatan keji, serta menyepelekan kenikmatan-kenikmatan dunia. Ayat ini merupakan perintah kepada umat Muslim untuk melaksanakan ibadah puasa. Dalam penafsiran ini, Wahbah Zuhaili menjelaskan beberapa poin penting terkait dengan ayat ini: 1. Makna dan Tujuan Berpuasa: Wahbah Zuhaili menjelaskan bahwa berpuasa memiliki makna ibadah yang melibatkan menahan diri dari makan, minum, dan hubungan intim dari terbit fajar hingga terbenam matahari selama bulan Ramadan. Tujuan berpuasa adalah untuk mencapai takwa, yaitu ketakwaan kepada Allah SWT dengan meningkatkan kesadaran spiritual, menahan diri dari hal-hal yang dilarang, dan memperkuat ikatan dengan Allah. 2. Kewajiban Berpuasa: Wahbah Zuhaili menekankan bahwa berpuasa adalah kewajiban yang diwajibkan kepada umat Muslim. Ini menunjukkan pentingnya menjalankan ibadah puasa sebagai salah satu rukun Islam yang harus dipenuhi oleh setiap Muslim dewasa, yang telah memenuhi syaratsyarat tertentu seperti sehat jasmani dan mampu melaksanakannya. 3. Kontinuitas dengan Umat Sebelumnya: Wahbah Zuhaili menjelaskan bahwa puasa telah diwajibkan juga kepada umat-umat sebelumnya sebagai bentuk ibadah yang mendorong takwa. Hal ini menunjukkan bahwa puasa
111 | K h a z a n a h K i t a b T a f s i r K o n t e m p o r e r merupakan praktik ibadah yang memiliki akar dalam ajaran-ajaran sebelum Islam. Dalam konteks ini, puasa menjadi simbol kesinambungan dan persatuan antara umat Muslim dengan para nabi dan umat sebelumnya. 4. Hubungan antara Puasa dan Takwa: Wahbah Zuhaili menekankan bahwa tujuan utama dari berpuasa adalah untuk mencapai takwa. Dengan menahan diri dari kebutuhan-kebutuhan fisik, seorang Muslim diuji dalam kesabarannya dan meningkatkan kesadaran spiritualnya. Berpuasa dapat membantu seseorang untuk mengendalikan hawa nafsunya, meningkatkan ketaqwaan, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. 5. Penerapan dalam Kehidupan Sehari-hari: Wahbah Zuhaili menjelaskan bahwa berpuasa tidak hanya tentang menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga melibatkan pengendalian diri dalam perilaku dan ucapan. Puasa juga harus tercermin dalam sikap dan tindakan yang baik, seperti meningkatkan kebajikan, memperbaiki hubungan sosial, dan meningkatkan kualitas ibadah lainnya. Ini menggarisbawahi pentingnya menjalankan puasa dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Dalam contoh penafsiran di atas, Tafsir Al-Munir memberikan pemahaman yang mendalam tentang makna dan hikmah berpuasa, serta menyoroti pentingnya tujuan takwa dalam melaksanakan ibadah tersebut. b. Tafsir Al-Munir terkait dengan masalah fiqh: 106 و ِق َ َمَرافِ ْ لَى ٱل ِ ُكْم إ ْيِديَ َ وأ َ ُ و ُج َوه ُكْم ۟ ُوا ٰوةِ فَ ْ ٱغ ِسل َّ ى ٱلصلَ لَ ِ ْم إ ْمتُ ِذَا قُ ۟ إ ٓوا امنُ ِذ َ ين َ ء َ َّ َها ٱل يُّ َ أ ۟ ْٱم َس ُحوا ْو َ ع َ َّ م مْر َض ٰىٓ أ ُن كنتُ ِ ۚ وإ َ ۟ َّ ٱط َّهُروا ْم ُ جنُب ا فَ ُن كنتُ ِ ۚ وإ ِن َ َك ْعبَ ْي ْ لَى ٱل ِ ْر ُجلَ ُكْم إ َ وأ َ ٍر ِ ُر ُء ِوس ُكْم ٰى ب َ سفَ لَ 106 Wahbah az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir, jilid III,
112 | K h a z a n a h K i t a b T a f s i r K o n t e m p o r e r ِ َ ا طي َ صِعيد ۟ ء فَتَيَ َّمُموا َ مآ ۟ ِجدُوا ْم تَ َء فَلَ ِ َسآ ُم ٱلن َم ْستُ ٰ ْو لَ َ غَآئِ ِط أ ْ َحد ِ م ُ نك ِ م م َن ٱل َ َء أ ْو َ جآ َ أ ۟ ْٱم َس ُحوا ب ا فَ ِكن ٰ ولَ ْي ُك ِ م م ْن َ ح َرجٍ َ ِريدُ َّ ٱَّللُ ِ ليَ ْجعَ َل َ علَ َ ۚ ما يُ ْيِد ُ يك ِ م مْنهُ َ وأ َ ِ ُو ُج ِوه ُكْم َّم ب وِليُتِ َ َطِ هَر ُكْم ِريدُ ِ ليُ يُ ُكْم تَ ْش ُكُر َون َّ ل ْي ُكْم لَعَ َ ۥ علَ نِ ْعَمتَهُ Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kaki-kakimu sampai kedua mata kaki." (Al-Maidah: 6) Penafsiran Tafsir Al-Munir: Ayat ini merupakan perintah Allah SWT untuk membersihkan diri sebelum melaksanakan shalat. Dalam penafsiran ini, Wahbah Zuhaili menjelaskan beberapa poin penting terkait dengan masalah fiqh yang terkandung dalam ayat ini: 1. Wudhu Sebelum Shalat: Wahbah Zuhaili menjelaskan bahwa ayat ini menunjukkan pentingnya menjalankan wudhu (ritual pembersihan) sebelum melaksanakan shalat. Hal ini meliputi mencuci wajah, kedua tangan sampai siku, menyapu kepala, dan mencuci kedua kaki sampai mata kaki. Penafsiran ini memberikan panduan praktis tentang tata cara wudhu yang harus diikuti oleh seorang Muslim sebelum melaksanakan shalat. 2. Kebersihan Jasmani dan Spiritual: Wahbah Zuhaili menekankan bahwa ayat ini melibatkan dua aspek penting, yaitu kebersihan jasmani dan kebersihan spiritual. Dalam konteks fiqh, menjaga kebersihan jasmani adalah persyaratan yang harus dipenuhi sebelum melaksanakan shalat. Namun, lebih dari itu, ayat ini juga mengajarkan pentingnya menjaga kebersihan hati dan pikiran, serta membersihkan diri dari dosa-dosa dan sikap-sikap negatif sebelum beribadah kepada Allah.
113 | K h a z a n a h K i t a b T a f s i r K o n t e m p o r e r 3. Rukun Shalat dan Syarat Sahnya: Wahbah Zuhaili menjelaskan bahwa menjalankan wudhu dengan benar dan lengkap adalah salah satu rukun (pilar) dari shalat. Dalam konteks ini, ayat tersebut menegaskan pentingnya memenuhi syarat-syarat sahnya shalat, termasuk menjalankan wudhu dengan tepat sebelum melaksanakan shalat. 4. Pedoman Fiqh dalam Ibadah: Wahbah Zuhaili menyoroti bahwa ayat ini memberikan pedoman fiqh yang konkret dalam ibadah shalat. Penafsiran ini memberikan panduan yang jelas tentang bagaimana menjalankan wudhu yang benar, serta menegaskan pentingnya menjaga kebersihan jasmani dan spiritual dalam melaksanakan ibadah kepada Allah SWT. Dalam contoh penafsiran di atas, Tafsir Al-Munir memberikan pemahaman yang komprehensif tentang masalah fiqh yang terkait dengan ibadah shalat, khususnya dalam konteks menjalankan wudhu. Penafsiran ini memberikan panduan praktis dan hukumhukum yang berkaitan dengan persyaratan sahnya shalat.
114 | K h a z a n a h K i t a b T a f s i r K o n t e m p o r e r DAFTAR PUSTAKA