The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Eriska Septianingrum, 2023-01-24 09:58:03

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN MAYA

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN MAYA

Belajar Dan Pembelajaran 0 of 91


Belajar Dan Pembelajaran 1 of 91 KATA PENGANTAR Bismillahirahmannirahim Alhamdullilah puji syukur panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kita semua dalam keadaan sehat walafiat dan dapat menjalankan aktivitas sehari-hari. Penulis memanjatkan syukur kepada Allah SWT karena berkat ridho-Nya, kami dapat menyelesaikan buku ini dengan baik. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, buku ini tidak akan terwujud. Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi mendukung kelancaran buku ajar ini mulai dari proses penulisan hingga proses cetak yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Buku ajar berjudul “Belajar dan Pembelajaran” telah selesai penulis buat secara maksimal dan sebaik mungkin agar menjadi manfaat bagi pembaca yang membutuhkan pengetahuan dan informasi mengenai Belajar dan Pembelajaran. Penulis menyadari jika buku ajar ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun. Demikian buku ajar ini penulis buat, semoga bermanfaat baik bagi penulis maupun pembaca. Pringsewu, Januari 2023 Afri Mardicko M.Pd


Belajar Dan Pembelajaran 2 of 91 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR............................................................................................... 0 DAFTAR ISI ............................................................................................................. 2 BAB 1 HAKIKAT DAN CIRI-CIRI BELAJAR...................................................... 5 A. Hakikat Belajar .......................................................................................... 5 B. Ciri ciri belajar........................................................................................... 7 BAB 2 HAKIKAT PEMBELAJARAN .................................................................... 9 A. Makna Pembelajaran ................................................................................ 9 B Unsur-unsur pembelajaran............................................................................. 10 BAB 3 PRINSIP-PRINSIP BELAJAR ................................................................... 15 A. Prinsip-prinsip Belajar ............................................................................ 15 BAB 4 PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN ..................................................... 20 A. Prinsip-prinsip Pembelajaran................................................................. 20 BAB 5 HASIL BELAJAR....................................................................................... 25 A. Pengertian Hasil Belajar.......................................................................... 25 B. Jenis-jenis Hasil Belajar .......................................................................... 25 C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar................................ 26 BAB 6 STANDAR PROSES SATUAN PENDIDIKAN ....................................... 30 A. Perencanaan Proses Pembelajaran ........................................................ 30 B. Prinsip-prinsip Penyusunan RPP........................................................... 30 C. Pelaksanaan Proses Pembelajaran ......................................................... 30 D. Penilaian Hasil Pembelajaran................................................................. 32


Belajar Dan Pembelajaran 3 of 91 E. Pengawasan Proses Pembelajaran.......................................................... 32 BAB 7 KECERDASAN EMOSIONAL ................................................................ 34 A. Pengertian Kecerdasan Emosional......................................................... 34 B. Ciri -Ciri Kecerdasaan Emosional ......................................................... 34 C. Emosi dan Kegunaanya ........................................................................... 35 D. Kecakapan- Kecakapan Emosional........................................................ 35 E. Penerapan Kecerdasan Emosional ......................................................... 36 BAB 8 BAHAN AJAR............................................................................................ 38 A. Pengertian Bahan Ajar ............................................................................ 38 B. Pembelajaran Berbasis Kompetensi (CBT)........................................... 39 C. Pemanfaatan Bahan Ajar Dalam Pembelajaran Berbasis Kompetensi 40 D. Cara Pemilihan Bahan Ajar Dalam Pembelajaran Berbasis Kompetensi....................................................................................................... 41 E. Prinsip-Prinsip Pemilihan Bahan Ajar .................................................. 42 1. Perhatian dan Motivasi ........................................................................... 43 BAB 9 MOTIVASI ................................................................................................. 47 A. Pengertian Motivasi ................................................................................. 47 B. Jenis dan Sumber Motivasi ..................................................................... 47 C. Peran Motivasi dalam Belajar dan Peserta didik ................................. 48 D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi ....................................... 49 E. Upaya-upaya memotivasi dalam belajar ............................................... 49 BAB 10 SUMBER BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN................................ 51 A. Pengertian Sumber Belajar..................................................................... 51


Belajar Dan Pembelajaran 4 of 91 B. Macam-macam Sumber Belajar............................................................. 51 C. Manfaat Sumber Belajar Dalam Belajar dan Pembelajaran .............. 54 BAB 11 EVALUASI HASIL BELAJAR DAN PEMBELAJARAN ..................... 55 A. Jenis penilaian hasil belajar .................................................................... 55 B. Evaluasi Hasil Pembelajaran dan Fungsinya........................................ 55 C. Instrumen Penilaian................................................................................. 56 BAB 12 KONDISI BELAJAR DAN MASALAH-MASALAH BELAJAR.......... 58 A. Apa saja jenis-jenis kesulitan belajar..................................................... 58 B. Faktor-faktor yang melatar belakagi kesulitan belajar ....................... 59 C. Cara Mengatasi Kesulitan Siswa Belajar .............................................. 60 BAB 13 RENCANA DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN....................... 62 A. Unsur-Unsur Rencana Pembelajaran .................................................... 62 B. Komponen –Komponen dan Langkah-Langkah Pembelajaran ......... 64 C. Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran ............................................. 69 D. Pengawasan Proses Pembelajaran.......................................................... 73 BAB 14 PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN ............................ 75 A. Pendekatan Pembelajaran Heuristik dan Ekspositorik....................... 75 B. Hakikat dari Metode Pembelajaran....................................................... 76 DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 86


Belajar Dan Pembelajaran 5 of 91 BAB 1 HAKIKAT DAN CIRI-CIRI BELAJAR A. Hakikat Belajar Belajar bukan hal ataupun kosa kata baru yang mungkin baru kita dengar. Belajar selalu dikaitkan dengan mengetahui. Dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari yang tidak mampu menjadi mampu. Tapi apakah belajar hanya sebatas itu saja? Sebelum kita membahas lebih dalam tentang makna belajar bacalah cerita di bawah ini! Di dalam aktivitas sehari-hari, belajar dianggap kegiatan terpisah. Ada waktu dan tempat khusus untuk melakukan aktivitas belajar yaitu di sekolah, maupun tempat tertentu yang diperuntukan untuk kegiatan belajar. Sumber belajar pun identik dengan buku dan yang mengajar pun identik dengan guru. Padahal menurut Aunurohman (2010) hampir semua aktivitas manusia tidak terlepas dari yang namanya belajar. Terlepas dari kegiatan yang dilakukan sendiri maupun berkelompok. Tidak ada waktu dan ruang yang mampu melepaskan manusia dari aktivitas belajar. Ini berarti belajar tidak dibatasi oleh waktu, ruang dan usia. Kata belajar sering digunakan baik dalam bentuk kegiatan yang dilakukan maupun peristiwa yang sudah terjadi yang dialami sendiri oleh individu maupun orang lain sehingga memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Tapi apakah semua pengetahuan dan keterampilan yang didapat dari guru bermanfaat untuk Wulan sekarang sudah masuk SD, namun dia belum mengenal huruf alfabet. Setelah 1 bulan bersekolah sekarang Wulan sudah bisa menyebutkan vocal huruf alfabet dengan benar dan lancar. Selain itu Wulan juga sudah bisa menulis huruf alfabet dari huruf a sampai z dengan benar. Maka kita dapat katakan bahwa Wulan sudah belajar.


Belajar Dan Pembelajaran 6 of 91 memecahkan masalah kehidupan sehari-hari siswa? Tentu jawabannya tidak padahal Nurdin dan Adriantoni (2019) mengungkapkan pengetahuan dan keterampilan ini yang nantinya akan digunakan untuk memecahkan masalah dalam hidupnya. Kita ambil salah satu kasus, hampir semua guru SD ketika mengajar IPS lebih berfokus ke kognitif (pengetahuan) dalam aktivitas belajar siswa, sedangkan pada segi afektif dan psikomotor sangat sedikit sekali (Putra, 2020). Harusnya "belajar merupakan suatu aktivitas mental (psikis) yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungannya sehingga menghasilkan perubahan yang bersifat relatif konstan" (Siregar dan Nara, 2014). Dikatakan aktivitas mental (psikis) dikarenakan adanya perubahan perilaku/tingkah di dalam kepribadian individu. Perubahan itu sendiri menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotor), bukan salah satu saja. Belajar selain aktivitas mental juga merupakan aktivitas fisiologis. Aktivitas mental seperti berpikir, memahami, menyimpulkan, menyimak, menelaah, membandingkan, membedakan, mengungkapkan, menganalisis dan lain sebagainya. Sedangkan aktivitas fisiologis merupakan aktivitas lebih kepada penerapan dan praktiknya, misalnya melakukan eksperimen atau percobaan, membuat produk/karya, latihan dan lain sebagainya (Rusman 2013). Senada dengan Rusman, Karwono dan Mularsih (2012) mengungkapkan bahwa dalam psikologi persoalan yang diamati dan diukur adalah perilaku. Perubahan diakui sebagai hasil belajar namun tidak seluruhnya merupakan hasil dari belajar. Supaya lebih memahami silahkan baca cerita dibawah ini!


Belajar Dan Pembelajaran 7 of 91 Seseorang dikatakan telah belajar jika sudah terdapat perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan ini merupakan akibat dari interaksi dengan lingkungannya bukan karena perubahan dan perkembangan fisik, penyakit, ataupun pengaruh minuman dan obat-obatan. Perubahan harus bersifat permanen, tahan lama, dan menetap bukan berlangsung sesaat (Siregar dan Nara, 2014). Dari sini dapat kita simpulkan bahwa belajar merupakan perubahan perilaku dalam bentuk aktivitas fisik maupun mental yang disebabkan oleh interaksi dengan lingkungannya yang hasilnya bersifat menetap/ permanen. B. Ciri ciri belajar Setelah seorang melakukan proses belajar, maka kita dapat melihat ciri-ciri bahwasanya dia sudah melakukan aktivitas belajar atau belum. Ciri-ciri belajar adalah perubahan. Jika belum ada perubahan terjadi kepada individu maka belum bisa dikatakan belajar. Perubahan itu sendiri bisa bersifat positif maupun negatif tergantung dari tujuan belajarnya (Karwono dan Mularsih, 2012). Adapun ciri-cirinya menurut Siregar dan Nara (2014) yaitu Pertama adanya kemampuan atau perubahan baru. Perubahan tingkah laku itu bersifat pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotorik). Kedua perubahan tidak berlangsung sesaat. Ketiga perubahan tidak terjadi dengan tiba-tiba melainkan ada usaha dan interaksi dengan lingkungannya. Keempat perubahan bukan semata-mata Pak budi mempunyai dua orang anak. Anak pertama bernama Rio berumur 7 tahun. Rio setiap hari minggu selalu pergi ke kolam renang untuk belajar berenang bersama pelatihnya. Sekarang Rio sudah jago berenang. Perubahan yang dialami Rio disebut dengan belajar . Anak kedua masih bayi bernama Ragil berumur 1 tahun. Saat ini Ragil masih merangkak dan sekali-kali berdiri untuk berjalan. Setelah 1 bulan berlalu sekarang Ragil sudah bisa berjalan tanpa harus berpegangan. Perubahan ini bukan karena proses belajar tapi karena proses kematangan dan pertumbuhan fisik.


Belajar Dan Pembelajaran 8 of 91 disebabkan oleh perubahan fisik atau kedewasaan, kelelahan, penyakit ataupun pengaruh minuman beralkohol dan obat-obatan. Senada dengan Siregar dan Nara, Karwono dan Mularsih (2012) mengungkapkan beberapa ciri-ciri belajar yaitu a. Belajar adalah proses untuk berubah, dan hasil belajar adalah bentuk perubahannya. Jika belum ada perubahan maka belum dikatakan belajar. b. Perubahan perilaku relatif permanen. Bukan tiba-tiba muncul seperti sulap. Namun jika perubahan ini tidak diulang-ulang maka akan lupa bahkan hilang. c. Perubahan perilaku tidak selalu terjadi secara langsung setelah proses belajar selesai. Ada jeda waktu yang dibutuhkan hingga perilaku ini bisa muncul sehingga dibutuhkan pengulangan proses belajar. d. Perubahan berasal dari latihan dan pengalaman. Perubahan ini bukan berasal dari kematangan dan insting. e. Pengalaman atau latihan yang sudah diperoleh harus diperkuat. Hasil dari belajar itu bisa hilang, lupa, tidak dikuasai maka harus dilatih secara berulang-ulang. f. Jadi dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri belajar yaitu g. Adanya perubahan baru dalam hal kognitif, afektif dan psikomotor. h. Perubahan tidak bersifat sesaat atau relatif permanen. Maka perubahan yang sudah terjadi harus selalu diulang- ulang. i. Perubahan tidak terjadi secara tiba-tiba namun berasal dari latihan dan pengalaman. Bukan berasal dari perubahan fisik (kematangan), insting ataupun adanya pengaruh yang mengakibatkan perubahan perilaku. j. Ada waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh perubahan. Maka dibutuhkan juga pengulangan.


Belajar Dan Pembelajaran 9 of 91 BAB 2 HAKIKAT PEMBELAJARAN A. Makna Pembelajaran Pada bab 1 kita sudah membahas tentang makna belajar. Supaya belajar dapat terlaksana dengan baik dan maksimal maka dibuat sebuah proses yang dinamakan pembelajaran. Jika berbicara tentang pembelajaran maka kita akan membayangkan tentang proses di dalam kelas, yang didalamnya ada guru yang mengajar dan ada siswa yang belajar. Lalu apakah pembelajaran hanya sebatas itu? Sebelum kita membahas makna pembelajaran lebih dalam, silahkan baca cerita di bawah ini! Pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan oleh faktor eksternal/luar agar terjadi proses belajar pada diri individu yang belajar (Karwono dan Mularsih, 2012). Faktor eksternal dimaksud disini adalah guru. Adapun upaya yang dilakukan guru agar masing-masing individu siswanya belajar dan upaya guru disebut dengan mengajar. Bu Ani adalah seorang guru SD. Beliau ketika mengajar di dalam kelas jarang sekali membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebelum mengajar. Akibatnya pembelajarannya tidak jelas karena hanya berpedoman kepada buku cetak. Setelah mendapat arahan dari kepala sekolah tentang pentingnya RPP, Bu Ani kini rajin membuat RPP sebelum mengajar. Sekarang beliau bisa melaksanakan pembelajaran dengan baik dan terstruktur. Pembelajaran Bu Ani juga tidak terbatas hanya di dalam kelas.


Belajar Dan Pembelajaran 10 of 91 Mengajar dan belajar disini merupakan dua proses yang berbeda bukan satu kesatuan. Siswa bisa/dapat belajar bukan hanya karena ada guru mengajar saja, tapi belajar bisa dilakukan dimana saja dan kapan pun terlepas ada tidaknya guru yang mengajar. Pembelajaran tidak hanya dalam kontek guru-siswa di kelas formal tetapi juga meliputi kegiatan belajar mengajar yang tak dihadiri oleh guru secara fisik (Parwati, dkk: 2019). Salah satu bentuk pembelajarannya yaitu pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran online ketika Dunia dilanda Pandemi Covid-19 beberapa waktu silam. Meskipun kala pandemi, proses pembelajaran tetap berlangsung tanpa ada guru didekat siswa. Di dalam pembelajaran juga ditekan pada kegiatan belajar siswa melalui usahausaha terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar (Parwati dkk, 2019). Sumber belajar bisa berupa metode, model, strategi pembelajaran yang akan digunakan guru, bahan ajar yang akan diberikan, lokasi pembelajaran, alat yang akan digunakan, narasumber jika dibutuhkan. Ini artinya makna dari istilah "pembelajaran" lebih luas dibandingkan "mengajar". Pembelajaran dibentuk supaya proses belajar siswa lebih terarah, jelas, efektif dan efesien (Karwono dan Mularsih, 2012). Senada dengan Karwono dan Mularsih, Siregar dan Nara (2014) juga mengungkapkan bahwa pembelajaran merupakan usaha sadar yang dilakukan dengan sengaja, terarah, dan terencana dengan tujuan yang sudah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya terkendali agar terjadi proses belajar terjadi di dalam diri siswa. Artinya sebelum proses pembelajaran dilaksanakan, guru terlebih dahulu membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Ini dimaksudkan agar proses pembelajaran bisa terlaksana dengan baik dan terarah. Jadi, dapat kita simpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses terstruktur yang sengaja dibuat dan dirancang guru yang tertuang di dalam RPP agar proses dan aktivitas belajar bisa berjalan efektif dan efesien. B. Unsur-unsur pembelajaran Pembelajaran sebagai sebuah interaksi, tentunya mempunyai unsur-unsur di dalamnya. Unsur-unsur bisa juga disebut dengan komponen. Parwati dkk (2019) mengungkapkan beberapa unsur-unsur dalam pembelajaran seperti lingkungan


Belajar Dan Pembelajaran 11 of 91 fisik, lingkungan sosial, penyajian oleh guru, konten atau materi pembelajaran, proses pembelajaran, dan produk-produk pembelajaran. Guru ketika merencanakan sebuah strategi pembelajaran harus memperhatikan keenam unsur di atas. Ini bertujuan agar terjadi keserasian dengan otak siswa. Strategi pembelajaran yang baik sekalipun tidak akan memberikan dampak yang optimal jika diterapkan dalam lingkungan yang berlawanan dengan prinsip kerja otak siswa (Parwati dkk, 2019). Selain keenam unsur di atas, Parwati dkk (2019) mengungkapkan ada juga unsurunsur pembelajaran yang bersifat dinamis. Unsur-unsur pembelajaran yang bersifat dinamis merujuk kepada dinamika siswa belajar siswa dalam belajar yang dapat dilihat dari ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Selain ranah kognitif, afektif dan psikomotor, yang menjadi unsur pembelajaran ada juga unsur-unsur pembelajaran yang merujuk kepada dinamika guru dalam kegiatan belajar mengajar. Unsur-unsur dinamika ini ditentukan oleh guru dan tentunya akan berpengaruh kepada proses belajar. Adapun komponen ataupun unsur-unsur pembelajaran yang perlu dipersiapkan guru seperti bahan ajar, suasana belajar, media dan sumber belajar dan guru sebagai subjek belajar (Parwati dkk, 2019). Senada dengan Parwati dkk, Hamalik (2013) juga mengungkapkan bahwa Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun melalui unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Dari pengertian ini kita dapat memahami bahwa di dalam proses pembelajaran ada unsur-unsur pembangun sebuah pembelajaran yang saling mempengaruhi satu sama lain yang bersifat dinamis dan tentunya harus relevan agar terwujud tujuan pembelajaran yang diinginkan dan tercipta pembelajaran yang berkualitas. Rusman (2013) mengemukan dengan sederhana beberapa komponen di dalam pembelajaran seperti: a. Tujuan Tujuan pembelajaran terdiri dari tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus. Tujuan umum meliputi Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Sedangkan tujuan pembelajaran khusus berupa indikator pembelajaran. Baik KI, KD dan indikator pembelajaran semua tertuang di dalam RPP.


Belajar Dan Pembelajaran 12 of 91 b. Sumber belajar Benda ataupun dalam bentuk lain, selama bisa digunakan untuk membuat dan mempermudah terjadinya proses belajar maka bisa dikatakan sumber belajar. Adapun bentuknya seperti buku, lingkungan, surat kabar, digital konten dan sumber informasi lainnya. c. Strategi pembelajaran Strategi pembelajaran merupakan suatu cara yang digunakan guru untuk menyampaikan infomasi atau materi pelajaran yang pada hakikatnya merupakan penerapan prinsip-prinsip psikologi dan prinsip-prinsip pendidikan bagi perkembangan anak. d. Media pembelajaran Media pembelajaran berupa software dan hardware untuk membantu proses interaksi guru dengan siswa dan interaksi siswa dengan lingkungan belajar sebagai alat bantu guru untuk menunjang penggunaan metode pembelajaran yang digunakan guru. e. Evaluasi pembelajaran Evaluasi merupakan alat indikator untuk menilai pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan serta menilai proses pelaksanaan pembelajaran secara keseluruhan. Evaluasi bukan hanya menilai secara spontan dan insidensial tapi menilai secara terencana, sistematik dan terarah berdasarkan tujuan yang jelas. Jadi dapat disimpulkan beberapa unsur/komponen di dalam pembelajaran yaitu 1. Lingkungan fisik dan sosial dalam bentuk Fasilitas 2. Penyajian oleh guru yang tersusun dari a. Konten atau materi pembelajaran. b. Proses pembelajaran. c. Suasana belajar. d. Prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. e. Strategi pembelajaran. 3. Tujuan pembelajaran umum dan khusus. 4. Perlengkapan dan material/produk-produk pembelajaran seperti Bahan ajar, Media dan sumber belajar. 5. Manusiawi yaitu Guru sebagai subjek belajar. 6. Evaluasi pembelajaran.


Belajar Dan Pembelajaran 13 of 91 C. Ciri-ciri pembelajaran Setiap kegiatan belajar mempunyai ciri-ciri . Siregar dan Nara (2014) mengungkapkan beberapa ciri-ciri pembelajaran yaitu: 1. Merupakan upaya sadar dan disengaja 2. Pembelajaran harus membuat siswa belajar. 3. Tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan. 4. Pelaksanaannya terkendali, baik isinya, waktu, proses maupun hasilnya. Seringkali orang membedakan antara kata "pembelajaran" dengan "pengajaran" tetapi tidak jarang pula orang memberikan pengertian yang sama antara keduanya. Parwati dkk (2019) membedakan beberapa istilah berdasarkan ciri-cirinya yang dapat dilihat pada tabel di bawah. Tabel 2.1 Perbedaan antara pengajaran dan Pembelajaran No. Pengajaran Pembelajaran 1. Dilaksanakan oleh mereka yang berprofesi sebagai pengajar Dilaksanakan oleh mereka yang dapat membuat orang belajar 2. Tujuannya menyampaikan informasi kepada pembelajar Tujuannya agar terjadi belajar pada diri siswa atau pembelajar 3. Merupakan salah satu penerapan strategi pembelajaran Merupakan cara untuk mengembangkan rencana yang terorganisasi untuk keperluan belajar 4. Kegiatan belajar berlangsung bila ada guru atau pengajar Kegiatan belajar dapat berlangsung dengan atau tanpa hadirnya guru


Belajar Dan Pembelajaran 14 of 91 Berdasarkan perbedaan ciri-ciri antara pengajaran dan pembelajaran dapat kita pahami bahwa pembelajaran lebih luas maknanya dibandingkan pengajaran. Di dalam pembelajaran ada proses pengajaran yang dilakukan guru dan ada siswa yang belajar.


Belajar Dan Pembelajaran 15 of 91 BAB 3 PRINSIP-PRINSIP BELAJAR A. Prinsip-prinsip Belajar Agar proses belajar terjadi sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa prinsip. Alvin C. Eurich (dalam Karwono & Mularsi, 2012) menyimpulkan beberapa prinsip belajar yaitu: a) Hal apapun yang dipelajari siswa, maka ia harus mempelajarinya sendiri. Tidak ada seorangpun dapat melakukan kegiatan belajar untuknya. b) Setiap siswa belajar menurut temponya (kecepatannya) sendiri dan setiap umur terdapat variasi dalam kecepatan belajar. c) Seorang siswa belajar lebih banyak bilamana setiap langkah diberi penguatan (reinforcement). Guru hendaklah menguasai salah satu keterampilan dasar mengajar yaitu keterampilan memberikan penguatan (reinforcement) guna memotivasi siswa untuk meningkatkan kemampuan belajarnya. Penguatan tersebut ditujukan kepada siswa secara perorangan, kelompok kecil, dan kelompok besar. Terdapat juga penguatan yang ditujukan tidak penuh karena adanya jawaban siswa yang kurang sempurna. Bentuk dari penguatan yaitu penguatan verbal dan nonverbal. Penguatan verbal bisa dalam bentuk/berupa menyuruh siswa lain untuk tepuk tangan bagi siswa yang sudah menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan/atau menjawab pertanyaan guru dengan benar. Untuk penguatan non verbal bisa dalam bentuk gestur (gerak tubuh) seperti senyuman, acungan jempol, tepukan bahu, anggukan, salaman dan mengangguk (Aini dkk, 2018).


Belajar Dan Pembelajaran 16 of 91 d) Penguatan secara penuh dari setiap langkah memungkinkan belajar secara keseluruhan lebih berarti. e) Apabila diberi tanggung jawab mempelajari sendiri, siswa akan lebih termotivasi untuk belajar dan mengingat secara lebih baik. Nurdin &Andriantoni (2019) mengungkap beberapa prinsip belajar yaitu: a) Hubungan dengan tujuan anak Tujuan pelajaran hendaknya sesuai dengan tujuan yang nyata dan bermakna bagi anak. Pelajaran yang diberikan guru tentu akan memberikan motivasi, mengembangkan inisiatif, kreativitas dan kemandirian anak. b) Kontinuitas perkembangan Semua yang dipelajari anak di sekolah dapat dikaitkan dengan kegiatan mereka diluar sekolah dan yang mereka lakukan di luar sekolah dapat dipelajari di sekolah. c) Keunikan kecepatan belajar Setiap anak mempunyai kecepatannya masing-masing dalam belajar, maka harus ada usaha guru dalam memenuhi hal tersebut. Guru bisa dengan memberi bahan yang berbeda taraf kesulitannya. d) Belajar beberapa hal sekaligus Selain mempelajari bahan pelajaran, ada hal-hal yang dipelajari anak misalnya menyukai dan membenci suatu pelajaran. Hasil belajar sampingan itu disebut Concernitant Learning, yang tidak kurang pentingnya karena mempengaruhi pribadi anak. e) Penyesuian dengan kematangan anak Tidak semua anak diusia yang sama mempunyai kematangan yang sama. Mengharapkan lebih banyak dari anak sebelum ia cukup matang akan berdampak/ merusak anak. Begitupun sebaliknya tidak menantang anak dengan tugas sampai batas kemampuannya sama kerugiannya. Oleh karena itu guru harus lebih mengenal siswanya. Rothwall (dalam Karwono & Mularsih, 2012) mengemukakan prinsip-prinsip belajar yaitu: a) Prinsip Kesiapan (readiness) Proses belajar dipengaruhi oleh kesiapan dari siswa. Kesiapan atau readiness merupakan suatu kondisi yang memungkinkan siswa untuk dapat belajar. Siswa yang belum siap belajar akan mengalami kesulitan atau bahkan putus asa. Proses kesiapan meliputi kematangan, pertumbuhan , fisik, intelegensi,


Belajar Dan Pembelajaran 17 of 91 latar belakang pengalaman, hasil belajar yang baku, motivasi, persepsi dan faktor-fator lain yang memungkin siswa untuk belajar. b) Prinsip Motivasi (Motivation) Motivasi merupakan suatu kondisi dari siswa untuk memprakasai kegiatan, mengatur arah kegiatan itu, dan memelihara kesungguhan. Secara alami siswa memiliki rasa ingin tahu dan melakukan kegiatan penjajagan dalam lingkungannya. Rasa ingin tahu inilah yang harusnya didorong oleh guru dan bukannya dihambat dengan memberikan aturan yang sama untuk semua siswa. c) Prinsip Persepsi Persepsi merupakan interpretasi/ pandangan tentang suatu situasi yang hidup. Setiap individu siswa memiliki pandangan berbeda dalam melihat dunia. Perbedaan ini disebabkan karena siswa memiliki lingkungan yang berbeda. Siswa juga tidak melihat lingkungan yang sama dengan cara yang sama pula. Perbedaan siswa dalam memandang dan menafsirkan lingkungannya sesuai dengan tujuan, sikap, alasan, pengalaman, kesehatan, perasaan dan kemampuannya. Persepsi ini yang nantinya akan mempengaruhi perilaku siswa. Seorang guru akan dapat memahami siswanya dengan lebih baik bila ia peka terhadap bagaimana cara seseorang melihat suatu situasi tertentu. d) Prinsip Tujuan Tujuan merupakan sasaran khusus yang hendak dicapai siswa di dalam proses belajarnya. Ketika menetapkan tujuan seyogianya harus mempertimbangkan kebutuhan individu siswa dan masyarakat. Dalam merumuskan tujuan, guru harus membuat dengan jelas dan dan dapat diterima oleh siswa. e) Prinsip Perbedaan Individual Di dalam proses belajar di dalam kelas, guru hendaknya memperhatikan perbedaan individu sehingga dapat mempermudah tercapainya tujuan belajar yang setinggi-tingginya. Oleh karena itu diharpkan perlu memahami latar belakang, emosi, dorongan dan kemampuan individu, dan menyesuaikan materi untuk siswa. f) Prinsip Transfer dan Retensi Apapun yang dipelajari siswa pada akhirnya akan digunakan dalam situasi lain. Proses penerimaan/ yang dipelajari oleh siswaa dikenal dengan proses


Belajar Dan Pembelajaran 18 of 91 transfer, sedangkan menggunakan kemampuan sebagai hasil belajarnya disebut retensi. g) Prinsip Belajar Kognitif Belajar kognitif melibatkan proses pengenalan atau penemuan sehingga membentuk konsep yang nantinya membentuk perilaku baru. Berpikir, menalar, menilai dan berimajinasi merupakan aktivitas mental yang berkaitan dengan belajar kognitif. h) Prinsip Belajar Afektif Proses belajar afektif berkaitan dengan bagaimana seorang siswa memberikan reaksi terhadap stimulus atau lingkungan sedang yang dihadapi siswa. Belajar afektif berkaitan dengan pengelolaan emosi, dorongan, minat dan sikap. Dalam banyak hal siswa tidak menyadari belajar afektif. i) Prinsip Belajar Psikomotor Proses belajar psikomotor berkaitan dengan bagaimana siswa mampu mengendalikan aktivitas ragawinya. Belajar psikomotor berkaitan dengan mental dan fisik. j) Prinsip Evaluasi Pelaksanaan latihan evaluasi memungkinkan bagi siswa untuk menguji kemampuannya dalam pencapaian tujuan belajar. Evaluasi mencakup kemampuan/kesadaran siswa mengenai penampilan, motivasi belajar, dan kesiapan untuk belajar. Berdasarkan pendapat ahli di atas maka dapat kita tarik kesimpulan bahwa di dalam pembelajaran ada beberapa prinsip yaitu: a) Siswa harus mempelajari sendiri. Tidak ada seorangpun dapat menggantikannya. b) Hubungan dengan tujuan anak c) Pemberian tanggung jawab dalam melakukannya sendiri. d) Prinsip Perbedaan Individual berdasarkan Kontinuitas perkembangan dan Keunikan kecepatan belajarnya.


Belajar Dan Pembelajaran 19 of 91 e) Penyesuian dengan kematangan anak f) Prinsip Kesiapan (readiness) g) Prinsip Motivasi (Motivation) h) Prinsip Persepsi i) Prinsip Transfer dan Retensi j) Prinsip Belajar Kognitif, Afektif, dan Psikomotor k) Prinsip Evaluasi


Belajar Dan Pembelajaran 20 of 91 BAB 4 PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN A. Prinsip-prinsip Pembelajaran Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru harus memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran untuk tercapainya hasil yang optimal. Adapun prinsip-prinsip pembelajaran menurut Suparman (dalam Siregar dan Nara, 2014) yaitu: a. Respons-respons baru (new responses) yang merupakan pengulangan sebagai akibat dari respons yang terjadi sebelumnya. Bentuk dari respons baru seperti pemberian umpan balik positif dengan segera kepada respons positif yang benar dari siswa. Siswa harus aktif memberikan respons bukan hanya duduk berdiam mendengarkan saja. b. Perilaku tidak hanya dikontrol oleh akibat dari respons juga dibawah pengaruh kondisi atau tanda-tanda dilingkungan siswa. Bentuk penerapannya guru perlu memberikan tujuan pembelajaran dengan jelas sebelum pelajaran dimulai supaya siswa bersedia belajar lebih giat. Penggunaan metode dan media dibutuhkan juga ntuk mendorong keaktifan dalam/ketika proses belajar. c. Perilaku yang ditimbulkan bisa hilang ataupun berkurang frekuensinya bila tidak dilakukan penguatan yang menyenangkan. Bentuk penerapannya seperti guru memberikan isi pelajaran yang berguna di dunia luar ruang kelas siswa; memberikan balikan (feedback) berupa penghargaan terhadap keberhasilan siswa. Bentuk balikan (feedback) bisa dapat berupa ucapan selamat, memuji siswa ataupun gerakan seperti ajungan jempol; dan guru juga harus seringsering memberikan latihan/tes agar pengetahuan (Kognitif), sikap (Afektif)


Belajar Dan Pembelajaran 21 of 91 dan keterampilan (psikomotor) yang baru dikuasai siswa bisa dimunculkan kembali. d. Belajar yang berbentuk respons terhadap tanda-tanda yang terbatas akan ditransfer kepada situasi lain yang terbatas pula. Bentuk penerapannya yang dilakukan guru dengan memberikan kegiatan belajar yang melibatkan tandatanda atau konsisi yang mirip dengan kondisi reel (nyata) siswa. Penyajian isi pembelajaran perlu menggunakan media pembelajaran seperti gambar, diagram, film, rekaman audia/ vidio, komputer serta berbagai metode pembelajaran seperti simulasi, dramatisasi dll. e. Belajar menggeneralisasikan dan membedakan merupakan dasar untuk belajar sesuatu yang kompleks seperti yang berkenaan dengan pemecahan masalah. Bentuk penerapan yang bisa dilakukan guru seperti memberikan bukan hanya contoh-contoh yang postif saja tapi juga yang negatif. f. Situasi mental siswa akan mempengaruhi perhatian dan ketekunan siswa dalam proses pembelajaran. Bentuk penerapannya yang bisa guru lakukan seperti memberikan dan menunjukkan hal perlu dikuasi siswa ketika proses belajar selasai, bagaimana menggunakan yang dikuasai dikehidupan sehari siswa, proses yang harus dilalui dan dilakukan siswa supaya tujuan pembelajaran bisa tercapai dsb. g. Kegiatan belajar yang dibagi menjadi langkah-langkah kecil dan setiap langkah disertai umpan balik. Bentuk penerapannya yang dilakukan yaitu guru harus menganalisis terlebih dahulu pengalaman belajar siswa menjadi bagian-bagian kecil disertai latihan dan balikan terhadap hasilnya. h. Kebutuhan memecah materi yang kompleks menjadi kegiatan-kegiatan kecil dapat dikurangi yang diwujudkan kedalam suatu model. Bentuk penerapannya guru bisa menggunakan media metode pembelajaran yang dapat menggambarkan materi secara kompleks kepada siswa seperti model, realia, film, program vidio, komputer, drama, demonstrasi dan lain-lain. i. Keterampilan Tingkat Tinggi (kompleks) terbentuk dari keterampilan dasar yang lebih sederhana. Bentuk penerapannya guru bisa merumuskan tujuan pembelajaran secara lebih operasional. Demonstrasi atau model yang


Belajar Dan Pembelajaran 22 of 91 digunakan atau dirancang harus menggambarkan dengan jelas komponenkomponen yang termasuk perilaku/ keterampilan yang kompleks itu. Keterampilan Tingkat Tinggi pun terdiri dari 2 aspek yaitu kritis dan kreatif. Pemilihan kata-kata operasional dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Sumber: Hidayati, 2017 j. Belajar akan lebih cepat, efektif dan menyenangkan jika siswa diberitahu tentang kualitas penampilannya dan cara meningkatkannya. Guru memulai pembelajaran dari yang sederhana ke arah yang lebih kompleks secara bertahap. Disini kemajuan siswa dalam menyelesaikan pembelajaran harus selalu diinformasikan kepada siswa. k. Kecepatan dan perkembangan setiap siswa berbeda dan bervariasi. Ada yang maju lebih cepat dan ada yang lebih lambat. Siswa harus menguasai materi prasyarat pembelajaran terlebih dahulu sebelum lanjut kemateri selanjutnya. Siswa dapat maju dengan menurut kecepatannya masing-masing. l. Dengan persiapan, siswa dapat mengembangkan kemampuan mengorganisasikan kegiatan belajarnya sendiri dan menimbulkan umpan balik bagi dirinya dan membuat respons yang benar. Disini guru memberi kemungkinan bagi siswa untuk memilih waktu, cara dan sumber-sumber disamping yang telah dipersiapkan dan ditentukan agar dapat membuat diri siswa mencapai tujuan pembelajaran.


Belajar Dan Pembelajaran 23 of 91 Gegne (dalam Parwati dkk, 2019) mengemukakan 9 (sembilan) prinsip yang bisa dilakukan guru dalam melaksanakan pembelajaran yaitu: 1. Menarik perhatian (gaining attention) Pembelajaran hendaknya minimbulkan minat siswa. Beberapa cara guru dalam menumbuhkan minat siswa dengan cara mengemukakan cara yang baru, aneh, kontradiksi atau kompleks. 2. Menyampaikan tujuan pembelajaran (informing learning of the objectives). Pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan harus ada tujuan yang hendak dicapai. Guru hendak memberitahukan kemampuan apa yang harus dikuasai siswa setelah selasai mengikuti pelajaran. 3. Mengingatkan konsep/prinsip yang telah dipelajari (stimulating recall or prior leaning). Guru hendaknya mengingatkan kembali konsep/materi yang telah dipelajari siswa. Ini bertujuan untuk merangsang ingatan siswa dan merupakan syarat untuk mempelajari materi yang baru. 4. Menyampaikan materi pelajaran (presenting the stimulus) Ketika pelaksanaan pembelajaran guru hendaknya menyampaikan materi pelajaran yang telah direncanakan sebelumnya di dalam RPP. 5. Memberikan bimbingan belajar (providing learner guidance) Guru memberikan bimbingan belajar kepada siswa bisa dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang nantinya membimbing proses/alur berpikir siswa. Ini bertujuan supaya siswa memiliki pemahaman yang lebih baik. 6. Memperoleh kinerja/ penampilan siswa (eliciting performance). Guru meminta siswa untuk menunjukkan apa yang telah dipelajari atau untuk melihat penguasaan materi oleh siswa. 7. Memberikan balikan (providing feedback) Memberikan balikan bertujuan untuk memberitahu siswa seberapa jauh ketepan performance siswa. 8. Menilai hasil belajar (assesing performance) Guru memberikan tes/tugas untuk melihat hasil belajar dan seberapa jauh siswa menguasai materi/tujuan pembelajaran. 9. Memperkuat retensi dan transfer belajar (enhacing retention and transfer) Guru bisa melakukan dengan merangsang kemampuan siswa untuk mengingat-ingat dan menstransfer dengan memberikan rangkuman, mengadakan review, dan/atau mempraktikkan apa yang sudah dipelajari.


Belajar Dan Pembelajaran 24 of 91 Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas maka dapat kita menarik beberapa prinsip pembelajaran yaitu: 1. Harus adanya respon baru dari siswa 2. Memberikan tujuan pembelajaran (informing learning of the objectives) untuk menghindari perilaku yang tidak terkontrol dari siswa. 3. Memberikan pengulangan/balikan (providing feedback) untuk mengingatkan konsep/prinsip yang telah dipelajari (stimulating recall or prior leaning) untuk menghindari lupa atau berkurangnya frekuensi kemampuan siswa. 4. Menyampaikan materi pelajaran (presenting the stimulus) dengan kegiatan pembelajaran yang nyata (reel). 5. Belajar menggeneralisasikan dan membedakan merupakan dasar untuk belajar sesuatu yang kompleks 6. Memperhatikan situasi mental siswa 7. Membagi pembelajaran menjadi langkah-langkah kecil. 8. Mengurangi langkah-langkah kecil pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran atau penggunaan media. 9. Menerapakan keterampilan Tingkat Tinggi 10. Memberitahu siswa tentang kualitas penampilannya, kinerja dan penampilannya (eliciting performance) serta cara meningkatkannya. 11. Kecepatan dan perkembangan siswa berbeda-beda. 12. Memberikan kesempatan siswa belajar dengan caranya sendiri. 13. Pembelajaran hendaknya menarik perhatian siswa. 14. Memberikan bimbingan belajar (providing learner guidance) 15. Menilai hasil belajar (assesing performance) siswa. 16. Memperkuat retensi dan transfer belajar (enhacing retention and transfer) dengan mereview kembali pelajaran.


Belajar Dan Pembelajaran 25 of 91 BAB 5 HASIL BELAJAR A. Pengertian Hasil Belajar Untuk mengetahui seseorang telah belajar atau belum, maka dibutuhkan suatu indikator yaitu hasil belajar. Hasil belajar merupakan semua hal yang diperoleh setelah melakukan aktivitas belajar. Sudjana (dalam Parwati dkk, 2019) mengungkapkan bahwa hasil belajar meruapakan suatu perbuatan tingkah laku yang mencangkup aspek kognitif, afektif dan psikomotor. B. Jenis-jenis Hasil Belajar Hasil belajar yang digunakan di Indonesia dinyatakan dalam klasifikasi yang dikembangkan oleh Blomm dan kawan-kawannya. Bloom membagi hasil belajar menjadi tiga ranah hasil yaitu kognitif, afektif dan psikomotor yang dikenal dengan Taksonomi Bloom. Pembagaian ranah taksonomi Bloom dapat dilihat pada gambar di bawah ini Jenis-jenis Hasil Belajar Taksonomi Bloom Ranah Kognitif Ranah Afektif Ranah Psikomotor Penerimaan Penanggapan Penghargaan Pengorganisasian Penjatidirian Pengetahuan Pemahaman Aplikasi Analisis Sintesis Evaluasi Persepsi Kesiapan Respons Terpimpin Mekanisme Respons Kompleks Penyesuaian


Belajar Dan Pembelajaran 26 of 91 Gambar 5.1 Jenis Hasil Belajar Menurut Bloom Pada tahun 2001, Taksonomi Bloom mengalami sedikit perubahan pada tabel kognitifnya. Perubahannya terletak pada level ke-6 (C6) yaitu evaluasi yang selanjutnya menjadi tahap ke-5 (C5) dan ada revisi tambahan "Creating" sebagai level tertinggi di Taksonomi Bloom Revisi. Tabel Bloom yang sudah direvisi dapat pada gambar 5.2 berikut. C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Parwati dkk (2019) mengungkapkan ada 2 (dua) faktor yang mempengaruhi hasil belajar secara umum yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor ini saling mempengaruhi kualitas dari hasil belajar seseorang. Adapun faktor-faktonya akan dijabarkan sebagai berikut. a. Faktor Internal Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri seseorang individu. Faktor internal meliputi faktor fisiologis, psikologis, dan kelelahan. Faktor fisiologis berkaitan dengan kondisi fisik seseorang. Ada 2 (dua) hal yang masuk ke dalam kategorinya yaitu pertama keadaan jasmani itu sendiri yang tentunya akan mempengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar tentu akan memberi dampak yang positif bagi hasil belajar individu. Seseorang yang kondisi fisiknya terganggu/kurang baik tentu akan menghambat belajarnya. Sebaliknya kondisi fisik yang lemah atau sakit tentu akan mengahambat untuk tercapainya hasil belajar yang maksimal. Kedua, keadaan fungsi dari jasmani/fisiologis. Selama belajar peran dari fungsi fisiologis ini sangat mempengaruhi hasil belajar seseorang individu terutama pancaindranya. Pancaindra yang berfungsi dengan pastinya akan mempermudah Penciptaan


Belajar Dan Pembelajaran 27 of 91 aktivitas belajar. Dalam kegiatan belajar pancaindra merupakan gerbang masuknya segala macam informasi sehingga seseorang dapat mengenal dunia luar. Pancaindra yang memiliki peran besar disini yaitu mata dan telinga. Oleh karena itu baik guru dan siswa wajib menjaga pancandra baik secara preventif maupun kuratif, dengan cara menyediakan sarana belajar yang memenihi syarat, memeriksa fungsi mata dan telinga secara periodik, mengkonsumsi makanan yang bergizi dan lain sebagainya. Faktor selanjutnya yaitu faktor psikologis yang tentunya dapat mempengaruhi proses belajar seseorang. Beberapa faktor psikologis yang utama dapat mempengaruhi hasil belajar yaitu kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap, bakat dan percaya diri. Kecerdasan/intelegensi merupakan faktor yang paling penting dalam proses belajar siswa dan tentunya akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Semakin tinggi intelensi seorang siswa maka semakin tinggi pula peluangnya untuk suskes dalam belajar. Dan begitupun sebaliknya, semakin rendah intelegensi seseorang maka akan semakin sulit untuk mencapai kesuksesan di dalam belajar.Motivasi merupakan keinginan untuk melakukan sesuatu termasuk juga belajar. b. Faktor Ekstern Syah (dalam Parwati dkk, 2019) menjelaskan bahwa faktor-faktor ekstern yang mempengaruhi belajar dapat dikelompokkan mejadi tiga kelompok yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Faktor keluarga akan mempengaruhi siswa dalam belajar dapat berupa cara orangtua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga, keadaan ekonomi keluarga, dan pengertian orangtua. Keluarga merupakan pendidikan informal dan juga merupakan lembaga pendidikan pertama bagi anak. Keluarga merupakan lembaga yang berskala kecil namun memiliki nampak yang sangat besar. Hal ini dikarenakan cara orangtua mendidik akan mempengaruhi anak-anaknya bagaimana ia akan belajar di masa yang akan datang.


Belajar Dan Pembelajaran 28 of 91 Di dalam keluarga terjadi relasi (hubungan) baik hubungan anak dengan orangtuanya, anak dengan saudaranya ataupun dengan anggota keluarga yang lain. Wujud dari relasi ini adanya hubungan yang penuh kasih sayang ataukah relasi yang diliputi oleh kebencian, sikap yang terlalu keras ataupun acuh tak acuh dan lain sebagainya. Suasana rumah juga merupakan faktor yang mempengaruhi hasil belajar anak. Suasana rumah merupakan faktor penting yang bukan merupakan faktor yang disengaja. Suasana rumah yang gaduh dan semrawut, sering cekcok, ribut, pertengkaran antar anggota keluarga atau dengan keluarga lain akan menyebabkan anak menjadi bosan di rumah dan lebih suka keluyur keluar rumah. Sehingga menyebabkan belajar anak menjadi kacau. Agar anak bisa belajar dengan baik maka orangtua harus menciptakan suasana rumah yang tenang dan tentram yang tentunya akan membuat anak betah dirumah dan dapat belajar dengan baik. Keadaan ekonomi keluarga juga bisa mempengaruhi hasil belajar anak. Jika anak yang berasal dari keluarga yang kurang mampu, kebutuhan pokoknya akan kurang terpenuhi, akibatnya kesehatannya terganggu sehingga belajarnya pun ikut terganggu. Anak menjadi sedih dan akhirnya minder dengan teman-temannya yang lebih mampu. Bahkan ada anak yang harus ikut bekerja mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan. Walaupun tidak dipungkiri adanya anak yang menderita akibat dari ekonomi keluarga yang lemah, namun disisi lain keadaan ini bisa menjadi cambuk baginya untuk belajar lebih giat lagi dan sukses dimasa depan. Sebaliknya anak yang berasal dari keluarga yang mapan dan berkecukupan, orangtua bisa menyediakan semua kebutuhan belajar anak baik dari peralatan dan fasilitas belajar. Namun tak dipungkiri juga dengan mudahnya orangtua memenuhi kebutuhan dan keinginan anak akan menimbulkan sifat manja dan foya-foya. Akibatnya anak kurang memusatkan perhatian belajar.


Belajar Dan Pembelajaran 29 of 91 Ada kalanya anak mengalami kurang bersemangat, maka tugas orangtua untuk dapat memberikan pengertian dan dorongan, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak. Kalau perlu orangtua menghubungi guru anaknya untuk mengetahui perkembangan anak. Faktor ekstern selanjutnya yaitu faktor sekolah. Ada beberapa hal yang mencangkup faktor sekolah yaitu metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disilpin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas sekolah (Parwati dkk, 2019). Berdasarkan penelitian yang dilakukan Anugraheni (2017), hambatanhambatanyang dialami guru yaitu 1) Hambatan dalam mempersiapkan pembelajaran seperti kurangnya buku bagi guru dan siswa, kurangnya tenaga pendidik, jarak tempuh yang jauh bagi guru. 2) Hambatan dalam merencanakan pembelajaran seperti kurangnya pengetahuan tentang metode pembelajaran dan materi yang tidak sesuai dengan kondisi di lingkungan. 3) Hambatan dalam melakukan evaluasi seperti kurangnya pemahaman guru tentang penilaian afektif dan psikomor sehingga guru hanya melakukan penilaian kognitif saja dan jarak sekolah dengan tempat tinggal guru yang jauh sehingga guru tidak sempat melakukan penilaian proses. Faktor ketiga yaitu faktor masyarakat. Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh kepada hasil belajar siswa. Hal ini dikarenakan keberadaan siswa di dalam masyarakat. Pengaruh tersebut diantaranya kegiatan siswa di dalam masyarakat, media massa, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat (Parwati dkk, 2019).


Belajar Dan Pembelajaran 30 of 91 BAB 6 STANDAR PROSES SATUAN PENDIDIKAN A. Perencanaan Proses Pembelajaran Perencanaan proses pembelajaran meliputi Silabus dan Rencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP kurikulum 2013 berdasarkan Permendikbud No 22 Tahun 2016 memuat identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan, identitas mata pelajaran atau tema/subtema, kelas/ semester, materi pokok, alokasi waktu, tujuan pembelajaran, Kompetensi Dasar (KD) dan indikator pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar, langkah-langkah pembelajaran dan penilaian hasil belajar. B. Prinsip-prinsip Penyusunan RPP Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan ketika menyusun RPP (Rusman, 2013) yaitu: a. Memperhatikan Perbedaan Individu Peserta Didik. b. Mendorong Partisipasi Aktif Peserta Didik. c. Mengembangkan Budaya Membaca dan Menulis. d. Memberikan Umpan Balik dan Tindak Lanjut. e.Keterkaitan dan Keterpaduan f. Menerapkan Teknologi Informasi dan Komunikasi C. Pelaksanaan Proses Pembelajaran a. Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran 1). Rombongan Belajar


Belajar Dan Pembelajaran 31 of 91 Jumlah maksimal peserta didik setiap rombongan belajar (Rombel) berdasarkan Permendikbud No. 23 Tahun 2013 pasal 2 poin 2 yaitu jumlah peserta didik dalam rombongan velajar SD/MI tidak melebihi 32 orang, dan untuk SMP/ MTs tidak melebihi 36 orang. Untuk setiap rombongan belajar tersedia 1 (satu) ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru serta papan tulis. Permendikbud tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, aturan pengisian jumlah robel berdasarkan rasio jumlah peserta didik diterapkan dalam aplikasi Depodik versi terbaru tahun 2023. Rasio robel ini hanya berlaku untuk tingkat 1, 7 dan 10. NO Satuan Pendidikan Jumlah Rombel Jumlah maksimal siswa per Rombel 1. SD/MI 6-24 28 2. SMP/MTs 3-33 32 3. SMA/MA 3-36 36 4. SMK 3-72 36 5. SDLB 6 5 6. SMPPLB 3 8 7. SMALB 3 8 2). Beban Kerja Minimal Guru Beban kerja guru mencangkup 2 yaitu mencangkup kegiatan pokok dan lama beban kerja. Untuk kegiatan pokok guru yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran serta melaksanakan tugas tambahan. Untuk lama beban kerja guru yaitu sekurangkurangnya 24 (dua pulub empat) jam tatatp muka dalam 1 (satu) minggu (Rusman, 2013). 3). Buku Teks Pelajaran Ada beberapa hal perlu diperhatikan (Rusman, 2013) yaitu: a) Buku yang akan digunakan oleh seolah harus melalui rapat dengan pertimbangan komite dari buku-buku yang sudah ditetapkan oleh menteri. b) Rasio buku dengan peserta didik yaitu 1:1


Belajar Dan Pembelajaran 32 of 91 c) Selain buku teks pelajaran, guru menggunakan buku lain seperti buku panduan guru, buku pengayaan, buku referensi dan sumber belajar lainnya. b. Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP yang sudah disusun guru sebelumntya. Pelaksanaan pembelajaran di dalam RPP meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. D. Penilaian Hasil Pembelajaran Penilaian dilakukan oleh guru untuk mengukur kompetensi peserta didik. Hasilnya akan digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar peserta didik dan memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematis dalam bentuk tes ataupun nontes dengan bentuk tertulis ataupun lisan, pengamatan proyek, portofolio, serta penilaian diri. Penilaian hasil pembelajaran menggunakan Standar Penilaian Pendidikan dan Panduan Penilaian Kelompok Pelajaran (Rusman, 2013). E. Pengawasan Proses Pembelajaran a. Pemantauan Rusman (2013) menjelaskan beberapa cara pemantauan seperti: 1) Pemantauan proses pembelajaran yang dilakukan pada perencanaan, pelaksanaan dan penilaian hasil pembelajaran. 2) Pemantauan dilakukan dengan cara diskusi kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara dan dokumentasi. 3) Kegiatan pemantauan dilaksanakan oleh kepala dan pengawas satuan pendidikan. b. Supervisi Rusman (2013) menjelaskan beberapa cara supervisi seperti:


Belajar Dan Pembelajaran 33 of 91 1) Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan penilaian hasil pembelajaran. 2) Supervisi pembelajaran diselenggarakan dengan cara pemberian contoh diskusi, pelatihan dan konsultasi. 3) Kegiatan supervisi dilakukan oleh kepala dan pengawas satuan pendidikan. 3. Evaluasi Rusman (2013) menjelaskan beberapa cara evaluasi seperti: a) Evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan, mencangkup tahap perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran 4. Pelaporan Hasil kegiatan pemantauan, supervisi dan evaluasi proses pembelajaran dilaporkan kepada pemangku kepentingan (Rusman, 2013) 5. Tindak Lanjut Rusman (2013) menjelaskan beberapa cara evaluasi seperti: a) Penguatan dan penghargaan diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar. b) Teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum memenuhi standar c) Guru diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan/penataran lebih lanjut.


Belajar Dan Pembelajaran 34 of 91 BAB 7 KECERDASAN EMOSIONAL A. Pengertian Kecerdasan Emosional a. Menurut Goleman ,D.(2015) Kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain ,memotivasi diri sendiri,serta mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain . b. Menurut Yulita et al., (2018) kecerdasan emosional merupakan Kemampuan seseorang dalam mengenali perasaan diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungannya dengan Orang lain. c. Menurut Suhaedah (2020) kecerdasan emosional Memiliki beberapa komponen utama diantaranya kemampuan pengenalan diri, kemampuan pengendalian Diri, motivasi diri, empati pada orang lain dan keterampilan sosial d. Menurut Saam (2012, dalam Ismoyo 2010) kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk memahami dan mengelola emosi diri sendiri dan orang lain secara efektif, sehingga interaksi dan hasil kerja menjadi lebih produktif. B. Ciri -Ciri Kecerdasaan Emosional 1. Kemampuan memotivasi diri sendiri 2. Ketahanan menghadapi frustasi. 3. Kemampuan mengendalikan dorongan hati


Belajar Dan Pembelajaran 35 of 91 dan tidak melebih-lebihkan kesenangan. 4. Kemampuan menjaga suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati dan berdo’a C. Emosi dan Kegunaanya Emosi adalah bentuk yang kompleks dari organisme, yang melibatkan perubahan fisik dari karakter yang luas-dalam bernafas, denyut nadi, produksi kelenjar, dan sebagainya. Dan dari sudut mental, adalah suatu keadaan senang atau cemas, yang ditandai adanya perasaan yang kuat, dan biasanya dorongan menuju bentuk nyata dari suatu tingkah laku. Beberapa kegunaan penting dari emosi adalah: 1. Memotivasi mengambil tindakanMembantu menghindari bahaya. 2. Memudahkan pengambilan keputusan. 3. Memudahkan dipahami orang lain. 4. Membantu memahami orang lain. D. Kecakapan- Kecakapan Emosional Kecakapan emosional adalah mengungkapkan dan memahami perasaan, mengendalikan amarah, kemandirian, kemampuan menyesuaikan diri, disukai, kemampuan memecahkan masalah antar pribadi, ketekunan, kesetia kawanan, keramahan, dan adanya sikap hormat. Kecakapan emosional ini meliputi aspek perkembangan pribadi peranannya individu dalam lingkungan sosial. Berdasarkan kecakapan emosional dari individu tersebutlah, tingkat perkembangan kecerdasan emosional diukur, sejauh mana individu bersangkutan memaknai proses pelatihan dalam memperkembangkan dan mengarahkan emosinya dengan cara yang baik. Menurut Howard Gardner yang dikutip Agus Ngemarto (2008:98), kecerdasan emosional terdiri dari dua kecakapan yaitu Intrapersonal Intelligence (kemampuan untuk memahami diri sendiri dan bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri), dan Interpersonal Intelligence (kemampuan untuk


Belajar Dan Pembelajaran 36 of 91 berhubungan dengan orang lain dan sekitarnya). Oleh sebab itu, kecerdasan intrapersonal sangat berkaitan dengan kecerdasan emosional, yang oleh ahlinya, yaitu Daniel Goleman disebut Emotional Intelligence (Kecerdasan Emosional). Kecerdasan intrapersonal merupakan bahagian daripada kecerdasan emosional, dikarenakan di dalam kecerdasan emosional mempunyai dua kecakapan yaitu kecakapan intrapersonal dan kecakapan interpersonal. Oleh sebab itu, di dalam kecerdasan emosional memiliki lima unsur yang merupakan gabungan daripada masing-masing kecerdasan intrapersonal dan kecerdasan interpersonal. Lima unsur tersebut yaitu: kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati dan sosial. Tiga unsur pertama merupakan bagian daripada kecerdasan intrapersonal, yaitu kesadaran diri, pengaturan diri, dan motivasi, sedangkan dua unsur terakhir merupakan bagian daripada kecerdasan interpersonal, yaitu empati dan sosial. Kecerdasan di sini merupakan sebuah kelihaian dan keterampilan. E. Penerapan Kecerdasan Emosional a.Mengembangkan empati dan kepedulian: pengajar mengajarkan siswanya untukmenolong orang, bersedia berbagi dengan temannya, meminjamkan peralatan tulis kepada teman yang tidak membawa. b. Mengajarkan kejujuran dan integritas: disetiap pelajaran yang diajarkan pengajar juga menyisipkan nasehat-nasehat tentang nilai-nilai positif, pengajar memberikan kepercayaan kepada sisiwa untuk berperilaku jujur dan integritas ketika pengajar meminta siswa untuk menilai hasil ulangan.


Belajar Dan Pembelajaran 37 of 91 c. Menghargai privasi anak didik: pengajar berusaha untuk tidak membeberkan hal buruk tentang anak didiknya di depan umum yang akan membuat anak didik itu merasa malu dan minder. d. Mengajarkan memecahkan masalah : pengajar memberikan pelajaran mengenai cara berpikir sistematis agar dapat menyelesaikan persoalan dengan baik.


Belajar Dan Pembelajaran 38 of 91 BAB 8 BAHAN AJAR A. Pengertian Bahan Ajar Keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan sangat tergantung pada keberhasilan guru merancang materi pembelajaran.Materi pembelajaran pada hakikatnya merupakan bagian tak terpisahkan dari silabus , yakni perencanaan , prediksi dan proyeksi tentang apa yang akan dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran . Secara garis besar dapat dikemukakan bahwa materi pembelajran (instructional materials) adalah pengetahuan , keterampilan , dan sikap yang harus dikuasai perserta didik dalam rangka memenuhi stadar kompetensi yang ditetapkan. Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum , yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran . Sasaran tersebut harus sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta didik . artinya, materi yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta tercapainya indikator. Materi pembelajaran dipilih seoptimal mungkin untuk membantu peserta didik dalam mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Hal-hal yang perlu diperhatikan berkenaan dengan pemilihan materi pembelajaran adalah jenis, cakupan, urutan, dan perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran tersebut. Agar guru dapat membuat persiapan yang berdaya guna dan berhasil guna,dituntut memahami berbagai aspek yang berkaitan dengan pengembangan


Belajar Dan Pembelajaran 39 of 91 materi pembelajran, baik berkaitan dengan hakikat , fungsi, prinsip, maupun prosedur pengembangan materi serta mengukur efektivitas persiapan tersebut . B. Pembelajaran Berbasis Kompetensi (CBT) Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi pencapaian kompetensi peserta didik. Sehingga muara akhir hasil pembelajaran adalah meningkatnya kompetensi peserta didik yang dapat diukur dalam pola sikap, pengetahuan, dan keterampilannya (Sidik Purnomo) Konsep pembelajaran berbasis kompetensi mensyaratkan dirumuskannya secara jelas kompetensi yang harus dimiliki atau ditampilkan peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Dengan tolok ukur pencapaian kompetensi maka dalam kegiatan pembelajaran peserta didik akan terhindar dari mempelajari materi yang tidak perlu yaitu materi yang tidak menunjang tercapainya penguasaan kompetensi. Pencapaian setiap kompetensi tersebut terkait erat dengan sistem pembelajaran. Dengan demikian komponen minimal pembelajaran berbasis kompetensi adalah: a. pemilihan dan perumusan kompetensi yang tepat b. spesifikasi indikator penilaian untuk menentukan pencapaian kompetensi c. pengembangan sistem penyampaian yang fungsional dan relevan dengan kompetensi dan sistem penilaian. Terkait dengan aspek pembelajaran, Depdiknas (2002) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis kompetensi memiliki lima karakteristik sebagai berikut: (1) Menekankan pada ketercapaian kompetensi peserta didik baik secara individu maupun klasikal. (2) Berorientasi pada hasil belajar dan keragaman. (3) Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi. (4) Sumber belajar bukan hanya dosen tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif. (5) Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian kompetensi.


Belajar Dan Pembelajaran 40 of 91 Karakteristik pembelajaran berbasis kompetensi tersebut menuntut dosen/guru untuk selalu berinovasi dan berimprovisasi dalam menentukan metode dan strategi pembelajaran yang sesuai. Dalam proses pembelajaran yang banyak mengalami kendala, dosen/guru dituntut untuk mencari dan menemukan pendekatan baru yang efektif dan efisien. Namun pada saat ini guru/dosen dinilai masih kurang memilki bekal pengetahuan didaktik, metodik, materi dan kreativitas dalam pembelajaran (Dedi Supriyadi, 2001). Dalam kondisi seperti ini maka pemilihan model pembelajaran harus disesuaikan dengan kemampuan dosen, dan tidak memberatkan pekerjaan dosen. C. Pemanfaatan Bahan Ajar Dalam Pembelajaran Berbasis Kompetensi Mengembangkan modul berarti mengajarkan suatu mata pelajaran melalui tulisan. Oleh karena itu, prinsip-prinsip yang digunakan dalam mengembangkan modul sama dengan yang digunakan dalam pembelajaran biasa. Bedanya adalah, bahasa yang digunakan bersifat setengah formal dan setengah lisan, bukan bahasa buku teks yang bersifat sangat formal. Ada tiga teknik yang dapat dipilih dalam menyusun modul. Ketiga teknik tersebut menurut Sungkono, dkk.(2003: 10), yaitu menuulis sendiri, pengemasan kembali informasi, dan penataan informasi: 1. Menulis Sendiri (Starting from Scratch) Penulis/guru dapat menulis sendiri modul yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Asumsi yang mendasari cara ini adalah bahwa guru adalah pakar yang berkompeten dalam bidang ilmunya, mempunyai kemampuan menulis, dan mengetahui kebutuhan siswa dalam bidang ilmu tersebut. Untuk menulis modul sendiri, di samping penguasaan bidang ilmu, juga diperlukan kemampuan menulis modul sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran, yaitu selalu berlandaskan kebutuhan peserta belajar, yang meliputi pengetahuan, keterampilan, bimbingan, latihan, dan umpan balik. Pengetahuan itu dapat diperoleh melalui analisis


Belajar Dan Pembelajaran 41 of 91 pembelajaran, dan silabus. Jadi, materi yang disajikan dalam modul adalah pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang tercantum dalam silabus. 2. Pengemasan Kembali Informasi (Information Repackaging) Penulis/guru tidak menulis modul sendiri, tetapi memanfaatkan buku-buku teks dan informasi yang telah ada di pasaran untuk dikemas kembali menjadi modul yang memenuhi karakteristik modul yang baik. Modul atau informasi yang sudah ada dikumpulkan berdasarkan kebutuhan (sesuai dengan kompetensi, silabus dan RPP/SAP), kemudian disusun kembali dengan gaya bahasa yang sesuai. Selain itu juga diberi tambahan keterampilan atau kompetensi yang akan dicapai, latihan, tes formatif, dan umpan balik. 3. Penataan Informasi (Compilation) Cara ini mirip dengan cara kedua, tetapi dalam penataan informasi tidak ada perubahan yang dilakukan terhadap modul yang diambil dari buku teks, jurnal ilmiah, artikel, dan lain-lain. Dengan kata lain, materi-materi tersebut dikumpulkan, digandakan dan digunakan secara langsung. Materi-materi tersebut dipilih, dipilah dan disusun berdasarkan kompetensi yang akan dicapai dan silabus yang hendak digunakan. D. Cara Pemilihan Bahan Ajar Dalam Pembelajaran Berbasis Kompetensi Beranjak dari aspek-aspek perilaku yang terdapat pada standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditentukan, selanjutnya dilakukan penentuan atau pemilihan bahan ajar yang sesuai dengan aspek-aspek perilaku yang terdapat pada kedua tujuan pembelajaran tersebut. Bahan pembelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik perlu diklasifikasikan, apakah termasuk ke dalam aspek kognitif, aspek psikomotorik, atau aspef afektif. Jika temasuk aspek kognitif, apakah berupa fakta, konsep, prinsip, atau prosedur. Dengan demikian seorang pendidik mendapatkan kemudahan dalam pengajarannya.


Belajar Dan Pembelajaran 42 of 91 Untuk memperjelas uraian di atas, di bawah ini akan penulis uraikan tentang jenisjenis bahan ajar beserta contoh-contohnya. 1. Bahan pembelajaran jenis fakta antara lain dapat berupa nama benda, nama orang, nama tempat, lambang dan sebagainya. 2. Bahan pembelajaran jenis konsep antara lain dapat berupa hakekat, definisi, rangkuman isi,dan sebagainya. 3. Bahan pembelajaran jenis prinsip antara lain dapat berupa rumus, paradigma, dalil dan sebagainya. 4. Bahan pembelajaran jenis prosedur antara lain dapat berupa langkahlangkah kegiatan yang sistematis, seperti langkah-langkah menulis karangan eksposisi yang baik, langkah-langkah menulis cerpen,dan sebagainya. 5. Bahan pembelajaran aspek motorik antara lain dapat berupa jenis keterampilan yang harus dikuasai oleh peserta didik, seperti : keterampilan berpidato, keterampilan menulis, keterampilan membaca puisi, dan lain sebagainya. 6. Bahan pembelajaran aspek afektif antara lain dapat berupa pemberian penilaian, penghargaan, pemberian respon, dan lain sebagainya E. Prinsip-Prinsip Pemilihan Bahan Ajar Ada beberapa prinsip yang harus dipertimbangkan atau diperhatikan dalam memilih bahan ajar. Prinsipprinsip tersebut mencakup : prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan ( Aunurrahman, 2009 ). Prinsip relevansi ialah prinsip keterkaitan. Bahan pembelajaran harus relevan atau ada kaitannya dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Contohnya : jika kompetensi yang harus dikuasai peserta didik berupa hafalan fakta, maka bahan ajar yang diajarkan harus berupa hafalan fakta. Prinsip konsistensi ialah prinsip keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik berjumlah empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus berjumlah empat macam. Contohnya jika kompetensi dasar


Belajar Dan Pembelajaran 43 of 91 yang harus dikuasai peserta didik adalah keterampilan menulis empat macam karangan, maka materi yang diajarkan juga harus meliputi keterampilan menulis empat macam karangan. Prinsip ketiga ialah prinsip kecukupan, artinya bahan yang diajarkanharus cukup atau memadai untuk membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran (menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar ).Bahan ajar tidak boleh terlalu sedikit atau terlalu banyak karena jika terlalu sedikit akan mengakibatkan peserta didik sulit untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan jika terlalu banyak hanya akan mengakibatkan ketidakefisienan waktu dan tenaga. 1. Perhatian dan Motivasi Pendidik dituntut dapat memberikan perhatian terhadap semua rangsangan yang mengarah kepada pencapaian tujuan belajar. Adanya tuntutan untuk selalu memberikan perhatian, ini menyebabkan peserta didik harus membangkitkan perhatiannya kepada pesan yang dipelajarinya, demikian pula halnya dengan motivasi. Implikasi prinsip perhatian bagi pendidik adalah pada perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran akan terwujud dalam perilaku dengan menggunakan metode bervariasi, media yang relevan, bahasa yang sederhana serta pertanyaan yang sifatnya membimbing. Sedangkan pada motivasi dapat dilihat pada penguasaan bahan ajar, penguasaan kelas, serta kemampuan dalam menciptakan kondisi lingkungan yang menyenangkan. Sedangkan implikasi prinsip motivasi peserta didik adalah menyadari bahwa motivasi belajar yang ada pada dirinya harus dibangkitkan dan dikembangkan secara terus-menerus.


Belajar Dan Pembelajaran 44 of 91 2. Keaktifan Peserta didik sebagai subyek sekaligus obyek dalam kegiatan pembelajaran, dituntut untuk aktif memproses dan mengolah perolehan belajarnya. Untuk dapat memproses dan mengolah perolehan belajarnya, maka peserta didik harus aktif secara fisik, intelektual maupun emosional. Implikasi prinsip keaktifan bagi peserta didik dapat berwujud perilaku-perilaku seperti mencari sumber informasi yang dibutuhkan, membuat kliping, membuat karya tulis dan lain sebagainya. Sedangkan untuk mengaktifkan peserta didik dalam belajar, pendidik dapat melakukan perilaku sebagai berikut, penggunaan multi media dan metode pembelajaran aktif, memberi tugas individu maupun kelompok, menugaskan pembuatan resume terhadap bahan ajar atau hasil bacaan dan lain sebagainya. 3. Keterlibatan Langsung/ Berpengalaman Sebagai peserta didik dalam mengikuti pembelajaran harus terlibat langsung. Implikasi prinsip ini dituntut peserta didik untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan di sekolah. Dengan keterlibatan mereka secara langsung dapat memperoleh banyak pengalaman. Bentuk-bentuk perilaku yang merupakan implikasi prinsip keterlibatan langsung peserta didik, misalnya mencari ayat-ayat makiyah dan madaniyah, membuat laporan dari hasil survey dan sebagainya. Implikasi prinsip keterlibatan langsung bagi pendidik adalah merancang aktivitas pembelajaran individual dan kelompok kecil, menggunakan media yang langsung dapat dipakai oleh peserta didik, memberi tugas untuk mempraktekkan gerakan psikomotorik yang dicontohkan, melibatkan peserta didik mencari informasi dari sumbernya.


Belajar Dan Pembelajaran 45 of 91 4. Pengulangan Pengulangan dalam kegiatan pembelajaran perlu dilakukan, seperti yang dikemukakan Davies bahwa, penguasaan secara penuh dari setiap langkah memungkinkan belajar secara keseluruhan lebih berarti. Perilaku pendidik sebagai implikasi dari prinsip pengulangan adalah merancang kegiatan pengulangan misalnya mengerjakan soalsoal latihan, membuat pengulangan yang bervariasi, mengembangkan alat evaluasi untuk kegiatan pengulangan. Implikasi adanya prinsip pengulangan bagi peserta didik adalah kesadaran mereka untuk bersedia mengerjakan latihan-latihan secara berulang untuk memecahkan masalah, dengan kesadaran ini diharapkan peserta didik tidak merasa bosan dalam melakukan pengulangan. 5. Tantangan Tantangan dalam kegiatan pembelajaran dapat dijumpai oleh peserta didik, jika pendidik memberinya tanggung jawab dan merancangnya dalam bentuk kegiatan pembelajaran yang dipilih seperti bahan ajar, alat pembelajaran yang dipilih. Perilaku pendidik sebagai implikasi dari prinsip tantangan di antaranya merancang dan mengolah kegiatan eksperimen, memberi tugas untuk memecahkan masalah yang membutuhkan informasi dari orang lain. Prinsip tantangan dalam belajar sesuai dengan pendapat Davies dalam Dimyati. Apabila peserta didik diberikan tanggung jawab untuk mempelajari sendiri, maka lebih termotivasi untuk belajar. Ia akan belajar dan mengingat secara baik.18 Hal ini menunjukkan bahwa peserta didik selalu menghadapi tantangan untuk memperoleh, memproses dan mengolah setiap pesan yang ada dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Adapun bentuk perilaku peserta didik yang merupakan


Belajar Dan Pembelajaran 46 of 91 implikasi dari prinsip tantangan di antaranya adalah melakukan eksprimen, melaksanakan tugas mandiri atau berusaha memecahkan masalah dan lain-lain. 6. Perbedaan Individu Telah diketahui bahwa setiap peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Sebab itu, setiap mereka belajar menurut tempo (kecepatan) nya sendiri dan untuk setiap kelompok umur terdapat variasi kecepatan belajar, dengan adanya kesadaran bahwa di antara mereka terdapat perbedaan akan membantu dalam menentukan cara belajar bagi dirinya. Adapun implikasi prinsip perbedaan individu bagi pendidik terwujud dalam perilaku di antaranya, memilih metode pembelajaran dengan memperhatikan karakterisik dan perbedaan individu di antara mereka. Merancang pemanfaatan media dengan memperhatikan tipetipe belajar setiap peserta didik. Apabila hal tersebut menjadi perhatian pendidik, maka tujuan pembelajaran dapat terwujud dengan baik. Implikasi adanya prinsip perbedaan individu bagi peserta didik adalah menentukan tempat duduk di kelas, menyusun jadwal belajar dan lain-lain


Belajar Dan Pembelajaran 47 of 91 BAB 9 MOTIVASI A. Pengertian Motivasi Motivasi berasal dari bahasa Latin "movere", yang artinya adalah menggerakkan. Dari sini lah makna dari motivasi menjadi berkembang. Wlodkowski (dalam Siregar dan Nara, 2014) menjelaskan bahwa motivasi merupakan suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, serta memberi dampak arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut. Imron (dalam Siregar dan Nara, 2014) menjelaskan bahwa motivasi berasal dari bahasa Inggris yaitu "motivation" yang artinya dorongan. Kata kerjanya adalah to motivate yang berarti mendorong, menyebabkan dan merangsang. Motive sendiri berarti alasan, sebab dan daya penggerak. Motif adalah keadaan dalam diri seseorang individu yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu aktivitas tertentu guna mencapai tujuan yang diinginkan (Suryabrata dalam dalam Siregar dan Nara, 2014) B. Jenis dan Sumber Motivasi Motivasi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu motivasi instriksik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik merupakan motivasi yang berasal dari dalam diri individu tanpa adanya rangsangan dari luar. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari luar misalnya pemberian pujian, nilai, hadiah dan faktorfaktor lainnya yang memiliki daya dorong motivasional (Siregar dan Nara, 2014). Motivasi instrinsik realitasnya lebih memiliki daya tahan yang lebih kuat dibandingkan dengan motivasi ekstrinsik. Faktor ekstrinsik dapat saja mengakibatkan berkurangnya frekuensi motivasi individu diakibatkan oleh motivasi ekstrinsik itu mengecewakan individu (Siregar dan Nara, 2014). Menurut teori kebutuhan yang dikemukan oleh Abraham Maslow (dalam Siregar dan Nara, 2014) bahwa sumber motivasi seseorang berdasarkan kebutuhan. Setiap


Belajar Dan Pembelajaran 48 of 91 manusia bertindak dan didorong berdasarkan dorongan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan (needs) tertentu. Kebutuhan dalam diri manusia senantiasa menuntut pemenuhan. Pemenuhan itu dimulai dari yang dasar menuju yang lebih tinggi. Jika kebutuh yang paling rendah sudah terpenuhi maka kebutuhan yang berada ditingkat atasnya akan menjadi stongerst need. Oleh karena kebutuhan manusia secara berjenjang minta dipenuhi. Meskipun teori Maslow ini tidak sepenuhnya benar ya. ng mengungkapkan bahwa seseorang tidak akan bisa melakukan aktualisasi diri sebelum esteem needs dan kebutuhan lainnya terpenuhi. Tapi dalam prakteknya tidak sedikit orang yang termotivasi untuk melakukan sesuatu yang konstruktif (aktualisasi) meski kebutuhan lainnya belum terpenuhi (Siregar dan Nara, 2014). َ َّلٱ َِۡعفۡر ه َنِ ۡذٱ ُ ه ُ َ ۡونلما ْۡا َۡ َون لَُن َنِ ۡذٱ ه ُ َ َولما ل ٱ ْ ۡ ن َ َم َ ُ رََ ۡ َٰۡ ج ٖۡۚ Yang memiliki arti: Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dapat dilihat dari ayat Alquran tentang pendidikan diatas bahwa manusia yang terus melanjutkan pendidikannya akan mendapatkan derajat yang tinggi. Oleh karena itu sebagai umat Islam penting untuk terus memelihara motivasi belajar. Semoga informasi ini bermanfaat C. Peran Motivasi dalam Belajar dan Peserta didik Secara umum ada 2 (dua) peranan motivasi dalam belajar dan peserta didik. Pertama ditinjau dari hal psikis dalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar demi tercapainya tujuan. Kedua, motivasi memberikan peserta didik gairah, semangat, rasa senang dalam belajar sehingga peserta didik mempunyai motivasi yang tinggi dan energi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar.


Belajar Dan Pembelajaran 49 of 91 D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Menurut Imron (dalam Siregar dan Nara, 2014) mengemukakan enam unsur yang bisa menjadi pengaruh motivasi yaitu: a) Cita-cita/ aspirasi peserta didik b) Kemampuan peserta didik c) Kondisi peserta didik d) Kondisi lingkungan peserta didik e) Unsur-unsur dinamis belajar/ peserta didikan f) Upaya guru dalam membelajarkan peserta didik E. Upaya-upaya memotivasi dalam belajar Motivasi kadang kala mengalami naik turun. Oleh karena itu diperlukan cara untuk memotivasi peserta didik. Imron (dalam Siregar dan Nara, 2014) mengemukakan beberapa cara untuk meningkatkan motivasi yaitu: a) Mengoptimalkan prinsip- prinsip belajar Prinsip-prinsip tersebut antara lain prinsip keaktifan, perhatian, keterlibatan langsung, pengulangan belajar, rangsangan dan tantangan, pemberian balikan dan penguatan, serta prinsip perbedaan individu. Untuk mengoptimalkan semua prinsip itu maka guru harus menggunakan strategi pembelajaran yang tepat untuk mengurangi kendala-kendala yang ditemui dalam proses optimalisasi. b) Mengoptimalkan unsur-unsur dinamis pembelajaran Pengoptimalan ini perlu dilakukan untuk memotivasi peserta didik. Mengoptimalisasikan unsur-unsur dinamis pembelajaran dapat dilakukan dengan menyiapkan alat-alat pembelajaran sekreatif mungkin. Pemanfaatan sumber-sumber belajar yang berada diluar sekolah.


Click to View FlipBook Version