Belajar Dan Pembelajaran 50 of 91 Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengoptimalkan unsur-unsur dinamis pembelajaran (Siregar dan Nara, 2014) yaitu: 1) Biarkan peserta didik menangkap sesuai dengan kemampuan dan pengalamannya. 2) Kaitkan pengalaman belajar saat ini dengan pengalaman masa lalu dan kemampuan peserta didik. 3) Melakukan penggalian kemampuan dan pengalaman yang dimiliki siswa misalnya dengan melakukan tes lisan atau tulis. 4) Beri kesempatan peserta didik membandingkan apa yang sekarang dipelajari dengan kemampuan dan pengalaman yang telah dimiliki. c) Mengoptimalkan pemanfaatan upaya guru dalam membelajarkan peserta didik Jika guru bersemangat dan bergairah dalam mengajar maka motivasi siswa akan lebih baik begitupun sebaliknya. Pembelajaran menarik yang disajikan guru tentu akan mempengaruhi tumbuhnya motivasi peserta didik atau pengalaman dan kemampuan yang suda dimiliki. d) Mengembangkan aspirasi dalam belajar Cita-cita dan aspirasi juga penting dikembangkan sebagai upaya dalam memotivasi belajar peserta didik. Ada tiga langkah yang bisa dilakukan (dalam Siregar dan Nara, 2014) yaitu: 1) Kenalilah aspirasi dan cita-cita peserta didik. 2) Komunkasikan lah hasil pengenalan tersebut kepada peserta didik dan orangtuanya. 3) Buat program-program yang dapat mengembangkan cita-cita aspirasi peserta didik.
Belajar Dan Pembelajaran 51 of 91 BAB 10 SUMBER BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN A. Pengertian Sumber Belajar Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh siswa untuk mempelajari bahan dan pengalaman belajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.Sumber belajar apabila dipahami dalam pengertian yang sempit yaitu bukubuku atau bahan-bahan cetak lainnya, seperti majalah, koran, komik, buletin dan lain-lain. Karena sumber belajar tidak hanya dapat dipahami sebatas buku dan bahan cetak saja, akan tetapi memiliki pemahamannya yang lebih luas dari pada itu . Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu. L. Wilson, 2014 menjelaskan bahwa sumber belajar adalah segala peralatan dan alat bantu yang dipergunakan oleh guru/dosen/tutoratau peserta didik untuk meningkatkan terjadinya proses belajar; atau dengan kata lain agar terjadi proses belajar. Namun, sumber-sumber belajar yang dipergunakan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Sumber belajar yang efektif digunakan adalah sumber belajar yang mampu menstimulasi sejumlah sense pada diri peserta didik, seperti: penglihatan, pendengaran, dan rasa. Di samping itu, sumber belajar yang digunakan juga harus mudah dioperasionalkan dan dapat mendorong peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. B. Macam-macam Sumber Belajar Menurut Zaitun Y.A.Kherid (dalam Anonim, 2014) dalam modulnya yang berjudul “Sumber Belajar dari Berbagai Macam Sumber” menyebutkan bahwa terdapat
Belajar Dan Pembelajaran 52 of 91 berbagai macam sumber belajar yang dapat dimanfaatkan, antara lain sebagai berikut: 1. Perpustakaan Selama ini, perpustakaan di sekolah hanya sebagai pelengkap.Padahal, keberadaannya sangat penting sebagai salah satu sumber belajar.Perpustakaan dapat digunakan sebagai sarana peningkatan wawasan dan pengetahuan, meningkatkan minat dan kebiasaan membaca siswa, sarana pencarian pengetahuan/informasi dan perpustakaan pun dapat digunakan sebagai tempat diskusi, ajang bertukar pikiran antar kelompok belajar. Oleh karena itu sebuah perpustakaan harus memenuhi persyaratan minimal yang meliputi, pertama, perpustakaan dikelola secara baik. Kedua, tersedianya literatur (sumber bacaan) baik berupa buku pelajaran, berbagai bacaan, majalah, kamus ensiklopedi, dan sebagainya. Ketiga, memiliki ruang atau tempat yang memadai dan nyaman sehingga siswa betah berlama-lama di perpustakaan. Keempat, kemudahan siswa untuk memanfaatkan segala fasilitas yang ada di perpustakaan untuk menunjang proses pembelajaran. 2. Media Belajar/Alat Peraga Media belajar yang dimaksud adalah berbagai alat, bahan yang bisa digunakan untuk membantu dalam penyampaian materi pembelajaran. Media tersebut baik dibuat sendiri maupun karya orang lain. Berbagai media yang ada perlu digunakan secara optimal dan tentu saja harus dipelihara dan dijaga kelayakannya. Media yang telah rusak segera diperbaiki bahkan diganti. Media yang belum ada dan sekiranya berguna perlu dipikirkan untuk dimiliki, dengan cara membeli atau mengajukan bantuan. Media yang perlu dipertimbangkan untuk dimiliki terutama media elektronik (produk teknologi komunikasi). Biasanya dengan menggunakan media seperti ini pembelajaran akan lebih hidup dan siswa pun lebih antusias mengikutinya. Berbagai media seperti slide film, proyektor, VCD dapat digunakan sewaktu-waktu sebagai sumber belajar.
Belajar Dan Pembelajaran 53 of 91 3. Majalah Dinding Sumber belajar ini layak dipertimbangkan terutama bagi pembelajaran Bahasa Indonesia/Inggris. Mading dapat menjadi sarana penyebar informasi atau pengetahuan dari hasil karya siswa baik berupa karangan, puisi, cerpen dan lainlain. Di samping itu mading bisa menjadi motivasi bagi siswa untuk senang membaca, terdorong berkarya sekaligus bisa saling belajar atau menilai antar karya satu dengan yang lainnya. Dalam pengelolaannya perlu bimbingan dan pembinaan dari guru terutama guru bahasa, sedangkan dalam pelaksanaannya bisa dibentuk sebuah pengurus mading di tiap kelas atau tingkat sekolah.Mereka bertanggung jawab untuk mengelola mading secara baik dan berkesinambungan. 4. Sumber lainnya Di samping memanfaatkan sumber belajar yang ada, guru dituntut untuk mencari dan merencanakan sumber belajar lainnya baik hasil rancangan sendiri ataupun sumber yang sudah tergelar di sekeliling sekolah dan masyarakat. Sumber belajar yang dapat dimanfaatkan dan berada di masyarakat misalnya: a. Mengunjungi museum sesuai dengan materi (museum uang, museum sejarah atau museum hewan). b. Study tour mengunjungi gedung geologi, lembaga pemasyarakatan atau lembaga pemerintahan. c. Mengunjungi tempat ibadah, pasar, mal (tempat belanja). d. Mendatangkan tokoh untuk diskusi (polisi dan dokter membahas narkoba, anggota DPR membahas pemerintahan daerah dan lain-lain). e. Berbagai alternatif sumber belajar lain yang tentunya masih banyak. f. Keberadaan guru dalam perencanaan dan pengorganisasian pembelajaran menjadi cukup penting dan akan menentukan terhadap kualitas pembelajaran, artinya sejauh mana kemauan dan usaha guru yang bersangkutan.
Belajar Dan Pembelajaran 54 of 91 C. Manfaat Sumber Belajar Dalam Belajar dan Pembelajaran Berikut manfaat sumber belajar dalam belajar dan pembelajaran; 1. Memberi pengalaman belajar secara langsung dan konkret kepada siswa, misalny akaryawisata ke objek seperti masjid, makam, dan museum. 2. Dapat menyajikan sesuatu yang tidak mungkin diadakan, dikunjungi atau dilihat secaralangsung dan konkret, misalnya: denah, sketsa, foto, film, dan majalah. 3. Dapat menambah dan memperluas cakrawala sajian yang ada di dalam kelas, misalnya: buku tes, foto, dan narasumber. 4. Dapat memberi informasi yang akurat dan terbaru, misalnya: buku bacaan, ensiklopedia,koran. 5. Dapat membantu memecahkan masalah pendidikan (terhadap instruksional), baik dalamlingkup makro (misalnya belajar sistem jarak jauh melalui modul) maupun mikro pengaturan ruang kelas yang menarik, simulasi, penggunaan film, dan proyektor. 6. Dapat merangsang untuk berpikir, bersikap dan berkembang lebih lanjut, misalnya: bukuteks, buku bacaan, dan film yang mengandung daya penalaran sehingga dapatmerangsang siswa untuk berpikir, menganalisis, dan berkembang lebih lanjut.
Belajar Dan Pembelajaran 55 of 91 BAB 11 EVALUASI HASIL BELAJAR DAN PEMBELAJARAN A. Jenis penilaian hasil belajar Menurut Kunandar (2014) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kompetensi atau kemampuan peserta didik baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik yang disesuaikan setelah proses pembelajaran. Sedangkan menurut Nana Sudjana(2012) berpendapat bahwa hasilbelajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa penilaian hasil belajar adalah kumpulan informasi mengenai pencapaian kemapuan atau kompetensi kognitif, afektif dan psikomotorik yang dimilikipeserta didik setelah menerima pembelajaran dan pengalaman belajarnya. Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan data pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaiannya mencangkup beberapa yaitu : penilaian otentik,penilaian diri,penilaian fortofolio, ulangan,ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujia tingkat kmpetensi, ujian nasional dan ujian sekolah/madrasah. B. Evaluasi Hasil Pembelajaran dan Fungsinya Suchman memandang, evaluasi sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan (Arikunto. 2010). Defenisi lain dikemukakan oleh Stutflebeam mengatakan bahwa, evaluasi merupakan proses penggambaran pencarian dan pemberian informasi yang sangat bermanfaat bagi pengambil keputusan dalam menentukan alternative keputusan. Arifin (2012:19-20) mencatat bahwa fungsi evaluasi pembelajaran adalah : Pertama, untuk perbaikan dan pengembangan sistem pembelajaran. Dengan demikian perbaikan dan pengembangan pembelajaran bukan hanya terhadap proses
Belajar Dan Pembelajaran 56 of 91 dan hasil belajar melainkan harus diarahkan pada semua komponen pembelajaran tersebut. Kedua, untuk akreditasi. Dalam UU No. 20 tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 Ayat 22 dijelaskan “akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dalam satuan pendidikan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan”. Salah satu komponen akreditasi adalah pembelajaran. Artinya fungsi akreditasi dapat dilaksanakan jika hasil evaluasi pembelajaran digunakan sebagai dasar akreditasi lembaga pendidikan. Secara umum fungsi evaluasi terdiri dari: a. mengukur kemajuan b. menunjang penyusunan rencana c. memperbaiki penyempurnaan kembali Adapun secara khusus evaluasi berfungsi dari segi psikologis untuk mengenal kapasitas dan status diri peserta didik. Segi didaktik untuk perbaikan dan peningkatan prestasi. Bagi pendidikan berfungsi sebagai diagnostik, penempatan, selektif, bimbingan, dan instruksional. Segi administratif untuk memberikan laporan, data, dan gambaran. Contohnya pengembangan sistem pembelajaran dan akreditasi. C. Instrumen Penilaian Pengertian instrumen dalam lingkup evaluasi diartikan sebagai perangkat yang digunakan oleh guru guna menilai tingkat ketercapai tujuan pembelajaran yang diperoleh dari hasil belajar siswa yang meliputi 3 ranah yakni ranah kognitif, afektif dan psikomotorik sebagai cakupan kompetensi tiap siswa. Penggunaan instrumen penilaian harus memenuhi kaidah dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dengan demikian, instrumen penilaian dibutuhkan dalam sistem penilaian untuk menentukan tingkat keberhasilan proses belajar yang mampu mengukur semua aspek kompetensi siswa yang menuntut siswa menjadi lebih aktif. Suatu instrumen
Belajar Dan Pembelajaran 57 of 91 dibutuhkan dalam kegiatan penilaian yang digunakan sebagai landasan dalam proses pelaksanaanya. Berdasarkan sejarah pengembanganya, penyusunan instrumen penilaian mengacu pada validasi dan reliabilitas, guru, serta siswa. Instrumen penilaian yang berkualitas memuat pertanyaan-pertanyaan yang secara akurat mampu menunjukkan apakah siswa tersebut benar-benar memahami dan mampu menerapkan konsep-konsep pelajaran dibarengi dengan sikap layaknya seorang ilmuan. Dalam mengembangkan instrumen penilaian, guru harus memperhatikan prinsipprinsip penilaian yang juga sejalan dengan tujuan penilaian itu sendiri. Proses penilaian yang dilakukan secara kontinuitas dapat dijadikan parameter terkait peningkatan atau penurunan yang dialami oleh siswa selama melakukan proses kegiatan pembelajaran. Agar sebuah proses penilaian dapat dipertanggung jawabkan maka penilaian harus sesuai dengan proses KBM, tujuan pembelajaran, keterlibatan antara guru dan siswa, proses penilaian harus bersifat transparan, bermakna bagi seluruh yang berkepentingan, adil serta mendidik. Karena di dalam instrumen penilaian bukan hanya memperlihatkan prinsip-prinsip penilaian, namun juga memperlihatkan karakteristik instrumen penilaian yang sejalan dengan tujuan penilaian. Prinsip-Prinsip Intrumen Penilaian: 1) Valid 2) Realibilitas 3) Adil dan Obyektif 4) Kontinu (terus menerus) 5) Praktibilitas 6) Terfokus dan Kompetensi 7) Mendidik 8) Transparan 9) Bermakna
Belajar Dan Pembelajaran 58 of 91 BAB 12 KONDISI BELAJAR DAN MASALAH-MASALAH BELAJAR A. Apa saja jenis-jenis kesulitan belajar Kesulitan belajar dilihat dari jenis belajar ada yang berat dan ada yang ringan. Setiap siswa mempunyai kadar kesulitan tertentu, hal ini merupakan tugas guru sebagai pendidik dan pengajar untuk mencari solusi agar kesulitan siswa dalam belajar dapat diatasi. Bila kesulitan belajar siswa dilhat dari mata pelajaran yang dipelajrinya, maka dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia siwa mengalami kesulitan, hal ini dikarenakan mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan pelajaran yang dirasa sulit bagi siswa. Kesulitan belajar dilihat dari sifat kesulitan antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya (Simanjuntak, 2011: 68). adapun kesulitan belajar menurut Djamarah (2014:200-201) dikelompokkan menjadi 4 macam yaitu : 1) Dilihat dari segi kesulitan belajar a) Ada yang berat b) Ada yang ringan 2) Dilhat dari mata pelajaran yang dipelajari a) Ada yang sebagaian mata pelajaran b) Ada yang sifatnya semetara 3) Dilhat dari sifat kesulitannya a) Ada yang sifatnya menetap b) Ada yang sifatnya sementara 4) Dilihat dari segi faktor penyebabnya a) Ada yang karena faktor intelegensi b) Ada yang karena faktornya nonintelegensi.
Belajar Dan Pembelajaran 59 of 91 B. Faktor-faktor yang melatar belakagi kesulitan belajar Siswa memiliki masalah berupa kesulitan belajar dilatar belakangi beberapa factor tidak terlepas dari keadaan jika mereka pada saat itu dalam memahami dan menerima perkembangan fisik.Berawal dari keadaan seperti itulah sehingga kesulitan belajar mendampingi siswa.19 Fenomena kesulitan belajar siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi balajar.Selain itu kesulitan belajar juga dapat dibuktikan dengan muculnya misbehavior seperti kesukaan berteriak –teriak di dalam kelas, menggagu teman, berkelahi, sering tidak masuk kelas dan sering bolos. Factor kesulitan belajar yang bersumber dari dalam diri siswa 1) Intelegensi yang kurang baik. 2) Bakat yang kurang atau tidak sesuai dengan bahan pelajran yang dipelajari atau yang diberikan guru. 3) Factor emosional yang kurang labil, misalnya mudah tersinggung, pemurung, pemarah, dan lain– lain. 4) Aktivitas yang kurang, lebih banyak malas daripada kegiatan belajar. 5) Kebiasaan belajar yang kurang baik, belajar dengan penguasaan ilmu pengetahuan pada tingkat hapalan, tidak dengan pengertian sehingga sukar di transfer ke situasi yang lain. 6) Penesuaian yang sulit, cepatnya penyerapan bahan pelajaran anak didik tentu menyebabkan anak didik susah menyesuaikan diri untuk mengimbanginya dalam belajar. 7) Latar belakang pengalaman yang pahit. 8) Keadaan fisik yang kurang menunjang. 9) Tidak ada motivasi dalam belajar materi pelajaran yang sukar diterima dan diserap bila anak didik .
Belajar Dan Pembelajaran 60 of 91 Faktor Ektren ( dari luar diri siswa ) yang meliputi : 1) Factor lingkungan keluarga seperti ketidak harmonisan antara ayah dan ibu dan rendahnya tingkat rendahnya ekonomi. 2) Factor lingkungan masyarakat, seperti wilayah tempat tinggal yang kumuh, teman sepermainan yang nakal. 3) Factor lingkungan sekolah, yang termasuk factor ini adalah : a. Guru, kesulitan belajar juga dapat disebabkan oleh guru, apabila guru tidak kialifid, hubungan guru dan siswa tidak baik, guru menuntut standar pelajaran diatas kemampuan anak, dan dalam mengajar guru tidak memakai metode yang baik dan bervariasi. b. Factor alat, alat pelajaran yang kurang lengkap yang akan menimbulkan kesulitan belajar bagi anak. c. Kurangnya bahan bacaan yang sebagai sumber pendukung dalam pengajaran. d. Kondisi gedung, gedung harus berjendela, ventilasi cukup udara masuk ruangan, sinar matahari C. Cara Mengatasi Kesulitan Siswa Belajar Menurut lamer dalam Abdurrahman Mulyono mengatakan ada Sembilan upaya guru bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar yaitu : a. Menyusun rancangan program identifikasi, asesmen dan pembelajaran anak berkesulitan belajar. b. Berpartisipasi dalam penjaringan, asesmen dan evaluasi anak berkesulitan belajar. c. Berkonsultasi dengan para ahli yang terkait dan menginterpretasikan laporan mereka. d. Melakukan tes baik dengan tes formal maupun dengan tes informal.Berpartisipasi dalam menyusun program
Belajar Dan Pembelajaran 61 of 91 e. pendidikan yang diindividualkan. f. Menyelenggarakan pertemun dan wawancara dengan orang tua murid g. Mengimplementasikan pendidikan yang diindividualkan. h. Bekerjasama dengan guru regular atau guru kelas untuk memahami anak atau menyesuaikan pembelajaran yan efektif. i. Membantu anak dalam mengembangkan pemahaman diri dan memperoleh harapan untuk berhasil serta kenyakinan dan kesanggupan mengatasi kesulitan belajar. cara mengatasi kesulitan belajar : a. Bagi Siswa 1) Siswa hendaknya memiliki semangat dan motivasi belajar yang lebih tinggi dengan 2) disiplin belajar terutama pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. b. Bagi Guru 2) Guru perlu membangkitkan semangat dan motivasi belajar siswa terutama dalam pelajaran Bahasa Indonesia . 3) Guru perlu memberikan penjelasan yang lebih mendalam dengan menggunakan media pembelajaran untuk mempermudah dan memberipemahaman. 4) Guru diharapkan mampu menciptakan pembelajaran yang lebih menarik perhatian siswa baik dari penggunaan media pembelajaran, model maupu metode pembelajaran.
Belajar Dan Pembelajaran 62 of 91 BAB 13 RENCANA DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN A. Unsur-Unsur Rencana Pembelajaran 1. Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran adalah sesuatu yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran, yaitu gambaran perubahan perilaku siswa ke arah yang lebih positif, baik dari segi pengetahuan keterampilan dan sikap. Tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional berisi rumusan pertanyaan mengenai kemampuan atau kualifikasi tingkah laku yang diharapkan dimiliki/dikuasai siswa setelah mengikuti proses pembelajaran, yang harus diperhatikan guru dalam membuat tujuan khusus atau indikator pembelajaran adalah: a. Guru harus memperhatikan silabus/kurikulum yang berlaku sebagai pedoman dalam menjabarkan tujuan. b. Guru harus memahami tipe-tipe hasil belajar. c. Guru harus memahami cara merumuskan tujuan pembelajaran sampai tujuan tersebut jelas isinya dan dapat dicapai oleh siswa setelah setiap proses pembelajaran berakhir. 2. Materi Pembelajaran Materi harus direncanakan dan dikembangkan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Materi pembelajaran harus disusun secara sistematik berdasarkan skuensinya dan diorientasikan pada upaya mencapai tujuan pembelajaran. Kriteria dalam merumuskan dan mengembangkan bahan pembelajaran diantaranya:
Belajar Dan Pembelajaran 63 of 91 a. Bahan harus benar (valid) dan berarti (significant) sesuai dengan pembangunan dan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). b. Bahan harus relevan dengan aspek sosial siswa. c. Bahan harus mengandung kesinambungan antara kedalaman dan keluasan. d. Bahan pelajaran harus mencakup berbagai ragam tujuan, pengetahuan, keterampilan, dan sikap. 3. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran harus menggambarkan aktivitas siswa, karena pada hakikatnya yang belajar itu adalah siswa, guru hanya sebagai fasilisator. Maka guru harus merancang kegiatan pembelajaran dengan sistematis, efektif, efisien, serta berorientasi pada tujuan pembelajaran. Dalam perencanaan pembelajaran kegiatan belajar mengajar harus dirumuskan secara jelas dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Kegiatan pembelajaran harus berorientasikan pada tujuan pembelajaran khusus atau indikator pembelajaran yang ditetapkan. b. Kegiatan pembelajaran harus dilaksanakan secara sistematis. c. Kegiatan pembelajaran harus efektif dan efisien. d. Kegiatan pembelajaran harus fleksibel. e. Kegiatan pembelajaran harus disesuaikan dengan kemampuan siswa. f. Kegiatan pembelajaran harus memperhatikan dengan alat/ fasilitas yang tersedia. g. Kegiatan pemelajaran harus dapat mengembangkan kemampuan siswa baik dari segi pengetahuan, keterampilan dan sikap. h. Penggunaan metode mengajar harus disesuaikan dengan tujuan yang telah ditetapkan. i. Kegiatan pembelajaran harus menggambarkan atau mendeskripsikan tentang materi yang akan digunakan dan memberikan peluang untuk memungkinkan siswa belajar aktif.
Belajar Dan Pembelajaran 64 of 91 4. Evaluasi Evaluasi pembelajaran dilaksanakan pada kegiatan pembelajaran meliputi evaluasi awal pembelajaran, evaluasi proses pembelajaran, dan evaluasi akhir pembelajaran. Evaluasi juga berfungsi sebagai dasar diagnosis belajar siswa yang dilanjutkan dengan bimbingan atau untuk pemberian pengayaan. Dalam melaksanakan evaluasi aspek-aspek pokok yang harus diperhatikan meliputi: a) Tujuan evaluasi b) Bentuk dan jenis evaluasi yang digunakan. Kriteria evaluasi dalam perencanaan pembelajaran adalah sebagai berikut: a. Evaluasi harus berorientasi pada tujuan pembelajaran. b. Evaluasi harus berdasarkan pada pengembangan kegiatan pembelajaran. c. Evaluasi harus memperhatikan waktu yang tersedia. d. Evaluasi harus memungkinkan ada kegiatan tindak lanjut. e. Evaluasi harus memberikan umpan balik. f. Evaluasi harus berdasarkan pada bahasan materi. B. Komponen –Komponen dan Langkah-Langkah Pembelajaran a. Komponen-komponen Pembelajaran Menurut Rahyubi (2012,hlm.234) komponen pembelajaran meliputi tujuan pembelajaran, kurikulum, guru, siswa, metode, materi, alatpembelajaran (media), dan evaluasi. 1) Tujuanpembelajaran Tujuan pembelajaran adalah target atau hal-hal yang harus dicapai dalamproses pembelajaran. Tujuan pembelajaran biasanya berkaitan dengan dimensi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Tujuan pembelajaran bisa tercapai jika pembelajar atau peserta didik mampu menguasai dimensi kognitif dan afektif dengan baik, serta cekatan dan terampil dalam aspek psikomotoriknya. Selain itu, tujuan pembelajaran akan tercapai jika pembelajar atau peserta didik mampu mengekspresikan dan menampilkan bakat serta potensinya secara optimal.
Belajar Dan Pembelajaran 65 of 91 2) Kurikulum Secara terminologis, istilah kurikulum mengandung arti sejumlah pengetahuan atau mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan siswa guna mencapai suatu tingkatan atau ijazah. Pengertian kurikulum secara luas tidak hanya berupa mata pelajaran atau bidang studi dan aktivitas belajar siswa tetapi juga segala sesuatu yang berpengaruh terhadap pembentukan pribadi siswa sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan. Misalnya: fasilitas sekolah, lingkungan yang aman, suasana keakraban dalam proses belajar mengajar, media, dan sumber-sumber belajar yang memadai. Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan dan perkembangan manusia, maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan landasan yang kokoh dan kuat. 3) Guru Kata Guru berasal dari bahasa Sansekerta “guru” yang juga berarti pendidik, yaitu seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, memfasilitasi, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Guru merupakan satu diantara pembentuk-pembentuk utama calon warga masyarakat. Peranan guru tidak terbatas sebagai pengajar (penyampai ilmu pengetahuan), tetapi juga sebagai pembimbing, pengembang, dan pengelola kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 4) Siswa Siswa atau peserta didik adalah seseorang yang mengikuti suatu program pendidikan disekolah atau lembaga pendidikan dibawah bimbingan seorang atau beberapa guru, pelatih, dan instruktur. Siswa jangan selalu dianggap sebagai objek belajar yang tidak tahu apa-apa, melainkan subjek pendidikan yang punya pengetahuan, kelebihan, dan potensi tertentu. Siswa memiliki latar belakang, minat,
Belajar Dan Pembelajaran 66 of 91 dan kebutuhan serta kemampuan yang berbeda. 5) Metode Metode pembelajaran adalah suatu model dan cara yang dapat dilakukan untuk menggelar aktivitas belajar mengajar agar berjalan dengan baik. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode sangat diperlukan oleh guru, dengan penggunaan yang bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Menguasai metode mengajar merupakan keniscayaan, sebab seorang guru tidak akan dapat mengajar dengan baik apabila ia tidak menguasai metode secara tepat. 6) Materi Materi merupakan salah satu faktor penentu keterlibatan siswa jika materi pelajaran yang diberikan menarik, kemungkinan besar keterlibatan siswa akan tinggi; sebaliknya jika materi pelajaran tidak menarik, keterlibatan siswa akan rendah. Dalam kegiatan belajar, materi harus didesain sedemikian rupa sehingga cocok untuk mencapai tujuan dengan memerhatikan komponen-komponen yang lain, terutama komponen peserta didik yang merupakan sentral sekaligus subyek pendidik dan pembelajaran. 7) Alat pembelajaran (Media) Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari “medium” yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Jadi, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Media pembelajaran adalah perangkat lunak (soft ware) atau perangkat keras (hardware) yang berfungsi sebagai alat belajar atau alat bantu belajar. 8) Evaluasi Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya, sedalam-dalamnya yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa, guna mengetahui sebab akibat dan hasil belajar siswa yang dapat mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar. Evaluasi yang efektif harus
Belajar Dan Pembelajaran 67 of 91 mempunyai dasar yang kuat dan tujuan yang jelas. Dasar evaluasi yang dimaksud adalah filsafat, psikologi, komunikasi, kurikulum, manajemen, sosiologi, antropologi, dan lain-lain. b. Langkah-Langkah Pembelajaran Langkah-langkah pembelajaran merupakan salah satu komponen dalam RPP Tematik dan secara eksplesif dijelaskan dalam permendikbud RI No. 65 tahun 2013 tentang standar proses pendidikan disebutkan, bahwa komponen“langkahlangkah pembelajaran” merupakan salah satu RPP yang letaknya setelah komponen “media, alat, dan sumber belajar”, dan sebelumnya komponen “penilaian”. Langkah-langkah pembelajaran ini dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu tahapan pendahuluan, inti, dan penutup. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : 1. Kegiatan Awal (Pendahuluan) Langkah yang pertama (pendahuluan) yang harus dilakukan oleh seorang guru adalah pembukaan. Pembukaan yang dimaksud adalah memberikan salam, mengajak siswa untuk berdo’a bersama, memberikan apresiasi, memberikan pengantar materi, serta memberikan motivasi awal. Hal ini bertujuan agar peserta didik memiliki gambaran tentang materi apa yang akan disampaikan, dan peserta didik juga akan lebih memiliki persiapan serta merasa nyaman dalam proses pembelajaran. 2. Kegiatan Inti a) Obeserving(Mengamati) Mengamati adalah proses awal dari serangkaian tahapan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Dalam proses mengamati ini diharapkan dapat melatih dalam hal kesungguhan dan ketelitian dalam mencari sebuah informasi. Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan : melihat, menyimak, mendengar dan membaca yang diformulasikan pada sekenario proses pembelajaran. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk
Belajar Dan Pembelajaran 68 of 91 memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek (Permendikbud No. 81a Th. 2013). b) Questioning(Menanya) Menanya melatih peserta didik untuk mengembangkan kreativitas rasa ingin tahun, rasa penasaran, rasa percaya diri, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.Dalam kegiatan menanya guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai fakta, konsep, prinsip atau prosedur yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat menanya atau mengajukan pertanyaan: Pertanyaan tentang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang abstrak. Siswa harus dilatih agar bisa menanya hal-hal yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik.Dari situasi di mana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri.(Permendikbud No. 81a Th. 2013). c) Experimenting (Mencoba) Mengumpulkan informasi melatih siswa mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat (Permendikbud No. 81a Th. 2013) d) Associating(Menalar) Mengasosiasi adalah kegiatan mengolah informasi yang mampu melatih peserta didik untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.
Belajar Dan Pembelajaran 69 of 91 e) Creating Networking Communication Implementating (Mengkomunikasikan) Mengkomunikasi dapat melatih siswa untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.Kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada tahapan mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. 3. Kegiatan Akhir (Penutup) Pada kegiatan penutup ini guru memberikan simpulan dari apa yang sudah dipelajari pada hari itu, memberikan motivasi akhir, memberikan pengayaan, serta memberikan salam dan berdo’a bersama. Dengan adanya kegiatan penutup ini peserta didik akan diajak menginat kembali pembelajaran yang sudah dilakukan serta peserta didik akan mendapatkan point pokok dari materi yang sudah dipelajari. Dengan demikian diharapkan peserta didik akan memilik daya ingat yang kuat, sehingga materi yang sudah didapatkan dapat dipahami secara keseluruhan dan berkelanjutan. C. Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran Penilaian Proses dalam Pembelajaran adalah suatu proses atau upaya formal pengumpulan informasi yang berkaitan dengan variabel- variabel penting pembelajaran sebagai bahan dalam pengambilan keputusan oleh guru untuk memperbaiki proses dan hasil beiajar siswa. Penilaian proses adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilaian terhadap aktivitas siswa sebagaimana yang terjadi. Penilaian proses pembelajaran dilaksanakan saat proses pembelajaran berlangsung. Penilaian proses pembelajaran merupakan penilaian
Belajar Dan Pembelajaran 70 of 91 yang menitik beratkan sasaran penilaian pada tingkat efektifitas kegiatan belajar mengajar dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran. Penilaian proses pembelajaran menyangkut penilaian terhadap kegiatan guru, kegiatan siswa, pola interaksi guru-siswa dan keterlaksanaan proses pembelajaran, sedangkan penilaian hasil belajar menyangkut hasil belajar jangka panjang dan hasil belajar jangka pendek.Penilaian proses pembelajaran berkaitan dengan paradigma bahwa dalam kegiatan belajar kegiatan utama terletak pada siswa, siswa yang secara dominan berkegiatan belajar mandiri dan guru hanya melakukan pembimbingan. Dalam konteks ini guru harus memantau berbagai kesukaran siswa dalam proses pembelajaran tersebut setiap pertemuan. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa ciri penilaian proses pembelajaran dalam kelas adalah sebagai berikut: 1. Proses penilaian merupakan bagian integral dari proses pembelajaran. 2. Strategi yang digunakan mencerminkan kemampuan anak secara autentik. 3. Penilaiannya menggunakan acuan patokan atau criteria. Hal ini dilakukan untuk mengetahui ketercapaian kompetensi siswa. 4. Memanfaatkan berbagai jenis informasi 5. Menggunakan berbagai cara dan alat penilaian. 6. Menggunakan system pencatatan yang bervariasi. 7. Keputusan tingkat pencapaian hasil belajar berdasarkan berbaga informasi. Penilaian dilakukan terhadap unjuk kerja, tingkah laku, atau interaksi siswa. Penilaian proses dilaksanakan saat proses pembelajaran berlangsung. Penilaian proses merupakan penilaian yang menitikberatkan sasaran penilaian pada tingkat efektivitas kegiatan belajar mengajar dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran. Penilaian proses belajar mengajar menyangkut penilaian terhadap kegiatan guru, kegiatan siswa, pola interaksi guru-siswa dan keterlaksanaan proses belajar mengajar.
Belajar Dan Pembelajaran 71 of 91 Tindak lanjut dari penilaian proses pembelajaran jika memperoleh hasil yang kurang memuaskan, maka dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Berarti seorang guru berusaha mendiagnosa penyebab kesukaran anak didik dalam proses belajar tersebut, pada gilirannya menemukan suatu cara seagai solusi permasalahan tersebut. Inilah yang menjadi cikal bakal PTK bagi seorang guru.Berbeda halnya dengan kegiatan ujian, jika seorang guru menemukan anak didik tidak memenuhi kriteria yang telah ditetapkan pada KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) maka solusinya adalah melakukan pembelajaran remedial. Tujuan penilaian proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah untuk mengetahui kegiatan belajar mengajar, terutama efesiensi, keefektifan, dan produktivitas dalam mencapai tujuan pengajaran. Dimensi penilaian proses belajar mengajar berkenaan dengan komponen-komponen proses belajarmengajar seperti tujuan pengajaran, metode, bahan pengajaran, kegiatan belajar dan mengajar guru, dan penilaian. Adapun secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) PenentuanTujuanPenilaian Penentuan tujuan penilaian merupakan langkah awal dalam rangkaiankegiatan penilaian secara keseluruhan, seperti untuk penilaian harian,tengah semester, akhir semester. Sehingga di sini jelas apa yang akandinilai. 2) MemilihTeknikPenilaian Memilih atau menentukanteknik penilaian sesuai dengan kebutuhanpengukuran. Secara garis besar, teknik penilaian dapat digolongkanmenjadidua,yaitupenilaian melalui tesdan nontes. 3) Penyusunan kisi-kisi Kisi-kisi penilaian merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan perencanaan pembelajaran dalam bentuk silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Di dalam silabus, pendidik menunjukkan keterkaitan antar a standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/materi pembelajaran, alokasi waktu,
Belajar Dan Pembelajaran 72 of 91 sumber belajar dengan ini dikatakan pencapaian kompetensi dasar yang bersangkutan beserta teknik penilaian dan bentuk instrument yang digunakan. 4) Perumusan Indikator Pencapaian Indikator pencapaian dikembangkan oleh pendidik berdasarkan kompetensi dasar mata pelajaran tersebut. 5) Telaah Instrument (Review) Telaah instrument dapat dianalisis secara kualitatif atau pun kuantitatif. Telaah instrument dengan menelaah atau mereview instrument penilaian yang telah dibuat. Telaah mencakup substansi isi, konsep, dan bahasa yang digunakan. Berdasarkan hasil telaah tersebut dilakukan revisi terhadap butirsoal yang kurang baik. 6) Pelaksanaan Penilaian Penilaian untuk mata pelajaran dilakukan melalui ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, penugasan, dan pengamatan dengan menggunakan instrument yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Penilaian melalui ulangan dapat dilakukan dalam bentuk tes tertulis dan tes praktik tergantung pada karakteristik mata pelajaran. 7) PengolahanPenilaian Pengolahan hasil penilaian dilakukan oleh pendidik untuk memberikan makna terhadap data yang diperoleh melalui penskoran. 8) Penafsiran Hasil Penilaian Untuk penafsiran hasil penilaian, guru membuat deskripsi hasil penilaiannya. 9) Pemanfaatan atau Perbaikan Hasil penilaian bermanfaat sebagai umpan balik bagi guru dalam upaya mengetahui tingkat keterlaksanaan dan ketercapaian program pembelajaran yang telah dilakukan, serta untuk perbaikan proses pembelajaran selanjutnya dan perbaikan ini pun biasanya didasarkan kepada pemikiran peserta didik untuk memahami isi dari kalimat yang diberikan, hal ini mengandung arti bahwa kalimat
Belajar Dan Pembelajaran 73 of 91 yang disusun hendaknya mudah di pahami oleh para peserta didik . 10) Pelaporan Hasil Penilaian Pelaporan hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan disampaikan dalam bentuk angka pencapaian kompetensi (nilai), disertai dengan deskripsi dan profil kemajuan belajar. D. Pengawasan Proses Pembelajaran Pengawasan proses pembelajaran merupakan salah satu bentuk penjaminan mutu pada satuan pendidikan yang dilakukan secara internal dan eksternal. Pengawasan internal dilakukan oleh kepala sekolah, dan pengawasan eksternal oleh pengawas sekolah. Pengawasan proses pembelajaran dilakukan melalui kegiatan pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, serta tindak lanjut secara berkala dan berkelanjutan. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsadan negara. Pengawasan proses pembelajaran dilakukan oleh kepala satuan pendidikan dan pengawas. a. Prinsip Pengawasan Pengawasan dilakukan dengan prinsip objektif dan transparan guna peningkatan mutu secara berkelanjutan dan menetapkan peringkat akreditasi. b. Sistem dan Entitas Pengawasan Sistem pengawasan internal dilakukan oleh kepala sekolah, pengawas, dinas pendidikan dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan.
Belajar Dan Pembelajaran 74 of 91 1) Kepala Sekolah, Pengawas dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan melakukan pengawasan dalam rangka peningkatan mutu. 2) Kepala Sekolah dan Pengawas melakukan pengawasan dalam bentuk supervisi akademik dan supervisi manajerial. 3) Pengawasan yang dilakukan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan diwujudkan dalam bentuk Evaluasi Diri Sekolah. c. Proses Pengawasan 1) Pemantauan Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran. Pemantauan dilakukan melalui antara lain, diskusi kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara, dan dokumentasi. 2) Supervisi Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran yang dilakukan melalui antara lain, pemberian contoh, diskusi, konsultasi, atau pelatihan. 3) Pelaporan Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran disusun dalam bentuk laporan untuk kepentingan tindak lanjut pengembangan keprofesionalan pendidik secara berkelanjutan. 4) Tindak Lanjut Tindak lanjut hasil pengawasan dilakukan dalam bentuk: a) penguatan dan penghargaan kepada guru yang menunjukkan kinerja yang memenuhi atau melampaui standar; dan b) pemberian kesempatan kepada guru untuk mengikuti program pengembangan keprofesionalan berkelanjutan.
Belajar Dan Pembelajaran 75 of 91 BAB 14 PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN A. Pendekatan Pembelajaran Heuristik dan Ekspositorik Pendekatan heuristik adalah pendekatan pengajaran yang menyajikan sejumlah data dan siswa diminta untuk membuat kesimpulan menggunakan data tersebut, implementasinya dalam pengajaran menggunakan metode penemuan dan metode inkuiri. Metode penemuan didasarkan pada anggapan, bahwa materi suatu bidang studi saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Dengan metode ini akan dicari hubungan antar ,materi-materi yang sebelumnya belum diketahui oleh siswa. Lain halnya dengan metode inkuiri, metode inkuiri adalah para siswanya bebas memilih atau menyusun objek yang dipelajarinya, mulai dari menentukan masalah, mengumpulkan data, analisis data hingga pada kesimpulannya yaitu anak menemukan sendiri.Pendekatan heuristikini mempunyai kelemahan antara lain; 1. Tidak semua peserta didik cocok dengan pendekatan ini, kadang-kadang peserta didik lebih senang diberi pelajaran oleh gurunya melalui ceramah dan Tanya jawab, 2. Guru kurang biasa menggunakan pendekatan ini dalam penyelenggaraan di sekolah karena factor kemampuan 3. Pendekatan ini kurang cocok bagi peserta didik yang lamban 4. Pendekatan ini menuntut perlengkapan yang memadai, terutama bagi pekerjaan laboratorium. Pendekatan ekspositorik bertolak dari pandangan, bahwa tingkah laku kelas dan penyebaran pengetahuan dikontrol dan ditentukan oleh.guru/pengajar. Hakikat mengajar menurut pandangan ini adalah menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa. Siswa dipandang sebagai objek yang menerima apa yang diberikan oleh guru Biasanya guru menyampaikan informasi
Belajar Dan Pembelajaran 76 of 91 mengenai bahan pengajaran dalam bentuk penjelasan dan penuturan secara lisan, yang dikenal dengan istilah, kuliah, ceramah, dan lecture. Dalam pendekatan ini siswa diharapkan dapat mengingat informasi yang telah diberikan guru, serta mengungkapkan kembali apa yang dimilikinya melalui respon yang ia berikan pada saat diberikan pertanyaan oleh guru.Pendekatan ini menunjukkan bahwa guru berperan lebih aktif, lebih banyak melakukan aktivitas dibandingkan siswanya, karena guru telah mengelola dan mempersiapkan bahan ajaran secara tuntas, sedangkan siswanya berperan lebih pasif tanpa banyak melakukan pengolahan bahan, karena menerima bahan ajaran yang disampaiakan guru. Pendekatan ekspositori disebut juga mengajar secara konvesional seperti metode ceramah maupun demonstrasi. Secara garis besar prosedurny adalah: 1. Persiapan(preparation)yaitu guru menyiapkan bahan selangkapnya secara sistematik dan rapi 2. Pertautan (apperception)bahan terdahulu yaitu guru bertanya atau memberikan uraian singkat untuk mengarahkan perhatian siswa kepada materi yang telah diajarkan 3. Penyajian (presentation) terhadap bahan yang baru, yaitu guru menyajikan dengan cara member ceramah atau menyuruh siswa membaca bahan yang telah dipersiapkan diambil dari buku, teks tertentu atau ditulis oleh guru 4. Evaluasi (recitation),yaitu guru bertanya dan siswa menjawab sesuai dengan bahan yang dipelajari, atau siswa yang disuruh menyatakan kembali dengankata-kata sendiri pokok-pokok yang telah dipelajari lisan atau tulisan. B. Hakikat dari Metode Pembelajaran Konsep pembelajaran menurut Corey (Sagala, 2010:61) adalah ”suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan
Belajar Dan Pembelajaran 77 of 91 ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan”. Lingkungan belajar hendaknya dikelola dengan baik karena pembelajaran memiliki peranan penting dalam pendidikan. Sejalan dengan pendapat Sagala (2010: 61) bahwa pembelajaran adalah ”membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan”. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 mengenai Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, diuraikan bahwa: “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi. Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.”. Metode pembelajaran menurut Djamarah, SB. (2006: 46) ”suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan’. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru agar penggunaanya bervariasi sesuai yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Metode pembelajaran adalah cara atau tahapan yang digunakan dalam interaksi antara peserta didik dan pendidik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sesuai dengan materi dan mekanisme metode pembelajaran. Macam-macam metode pembelajaran yaitu: 1. Metode Karya Wisata (Out Door) Pembelajaran Outdoor hampir identik dengan pembelajaran karya wisata artinya aktivitas belajar siswa dibawa ke luar kelas. Pembelajaran ini harus direncanakan, dalikasanakan, dan dievaluasi secara sistematis dan sistemik. Sering dalam implementasi outdoor, siswa tidak memiliki panduan belajar
Belajar Dan Pembelajaran 78 of 91 sehingga esensi kegiatan tersebut kurang dirasakan manfaatnya. Pembelajaran outdoor selain untuk peningkatan kemampuan juga lebih bersifat untuk peningkatan aspek-aspek psikologi siswa, seperti rasa senang dan rasa kebersamaan yang selanjutnya berdampak terhadap peningkatan motivasi belajar siswa. Menurut Muslisch M (2009:239) Pembelajaran luar kelas adalah guru mengajak siswa belajar di luar kelas untuk melihat peristiwa langsung di lapangan dengan tujuan mengakrabkan siswa dengan lingkungannya. melalui pembelajaran luar kelas peran guru adalah sebagai motivator artinya guru sebagai pemandu agar siswa belajar secara aktif, kreatif, dan akrab dengan lingkungan. 2. Metode Talking Stick Metode pembelajaran talking stick adalah Metode pembelajaran yang dilakukan dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi pokoknya. Metode pembelajaran talking stick dipergunakan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran yang berorientasi pada terciptanya kondisi belajar melalui permainan tongkat yang diberikan dari satu siswa kepada siswa yang lainnya pada saat guru menjelaskan materi pelajaran dan selanjutnya mengajukan pertanyaan. Saat guru selesai mengajukan pertanyaan, maka siswa yang sedang memegang tongkat, itulah yang yang memperoleh kesempatan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Salah satu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta menuntut siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran yaitu metode Talking Stick. Pembelajaran dengan metode Talking Stick mendorong peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat. pembelajaran dengan metode Talking Stick diawali oleh penjelasan guru mengenai materi pokok yang akan dipelajari. Peserta didik diberi kesempatan membaca dan mempelajari materi tersebut. Berikan waktu yang
Belajar Dan Pembelajaran 79 of 91 cukup untuk aktivitas ini. Guru selanjutnya meminta kepada peserta didik menutup bukunya. Guru mengambil tongkat yang telah dipersiapkan sebelumnya. Tongkat tersebut diberikan kepada salah satu peserta didik. Peserta didik yang menerima tongkat tersebut diwajibkan menjawab pertanyaan dari guru demikian seterusnya. Ketika stick bergulir dari peserta didik lainnya, seyogianya diiringi musik. langkah akhir dari metode Talking Stick adalah guru memberikan kesempatan kepada peserta didik melakukan refleksi terhadap materi yang telah dipelajarinya. Guru memberi ulasan terhadap seluruh jawaban yang diberikan peserta didik, selanjutnya bersamasama peserta didik merumuskan kesimpulan. Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan –kegunaan sebagai berikut: 1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (Dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka). 2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera. 3) Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif peserta didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk menimbulkan kegairahan belajar, memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungannya dan kenyataannya, memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya. 4) Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa maka guru banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan , yaitu dengan kemampuannya dalam memberikan perangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama. (Dalam Sadiman dkk, 2008: 17-18).
Belajar Dan Pembelajaran 80 of 91 3. Metode Simulasi Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru agar penggunaanya bervariasi sesuai yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai satu pun metode mengajar yang dirumuskan dan dikemukakan para ahli psikologi dan pendidikan. Simulasi adalah tiruan atau perbuatan yang hanya pura-pura saja (dari kata simulate yang artinya pura-pura atau berbuat seolah-olah; dan simulation artinya tiruan atau perbuatan yang pura-pura saja) Hasibuan dan Moedjiono (2008: 27). Sedangkan menurut Hamalik dalam Taniredja, dkk (2011: 40) simulasi adalah suatu teknik yang digunakan dalam semua sistem pengajaran, terutama dalam desain instruksional yang berorientasi pada tujuan-tujuan tingkah laku. Latihan-latihan ketrampilan menuntut praktik yang dilaksanakan di dalam situasi kehidupan nyata (dalam pekerjaan tertentu), atau dalam situasi simulasi yang mengandung ciri-ciri situasi kehidupan senyatanya. Latihanlatihan dalam bentuk simulasi pada dasarnya berlatih melaksanakan tugastugas yang akan dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. 4. Metode Discovery Learning Menurut Djamarah (2008: 22) Discovery Learning adalah belajar mencari dan menemukan sendiri. Dalam sistem belajar mengajar ini guru menyajikan bahan pelajaran yang tidak berbentuk final, tetapi anak didik diberi peluang untuk mencari dan menemukan sendiri dengan menggunakan teknik pendekatan pemecahan masalah. 5. Metode Brainstorming Brainstorming merupakan bentuk dari pengembangan metode diskusi. Model diskusi banyak dikembangkan menjadi Metode pembelajaran baru salah satunya yaitu metode Branstorming. Diskusi adalah membahas suatu masalah oleh sejumlah anggota kelompok, setiap anggota kelompok bebas untuk
Belajar Dan Pembelajaran 81 of 91 menyumbangkan ide, saran, pendapat, informasi yang dimiliki, dan gagasan. Setiap anggota bebas untuk menanggapi, didukung, atau bahkan tidak sepihak. Sedangkan dalam metode Brainstorming semua ide tau gagasan ditampung oleh ketua kelompok dan hasilnya kemudian dijadikan peta gagasan.Hasil dari peta gagasan menjadi kesepakatan bersama dalam kelompok. Menurut Danajaya (2010: 79), Brainstorming adalah dirancang untuk mendorong kelompok mengekspresikan berbagai macam ide dan menunda penilaian-penilaian kritis. Setiap orang menawarkan ide yang dicatat, kemudian dikombinasikan dengan berbagai macam ide yang lainnya. Pada akhirnya kelompok tersebut setuju dengan hasil Brainstroming adalah mendorong kelompok menyumbangkanide-ide baru tanpa dinilai segera. Setiap anggota kelompok mengeluarkan pendapatnya. Hasil belajar yang diharapkan ialah agar anggota kelompok belajar menghargai pendapat orang lain, menumbuhkan rasa percaya pada diri sendiri dalam menyumbangkan ide-ide yang ditemukannya yang dianggap benar (Hasibuan dalam Afandi dkk, 2008: 21). Sedangkan metode Brainstorming menurut Parera (1991: 190), ialah aktivitas dari sekelompok kecil yang telah berkumpul untuk memproduksi atau menciptakan gagasan yang baru, original, praktis sebanyak-banyaknya. Metode Brainstorming merupakan suatu bentuk diskusi dalam rangka menghimpun gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan, dan pengalaman dari semua peserta. Tujuan Brainstorming untuk membuat kumpulan pendapat, informasi, pengalaman semua peserta yang sama atau berbeda, dan hasilnya kemudian dijadikan peta informasi atau peta gagasan untuk menjadi pembelajaran bersama. 6. Metode Diskusi
Belajar Dan Pembelajaran 82 of 91 Diskusi menurut Suryosubroto (2009:167) adalah percakapan ilmiah oleh beberapa yang tergabung dalam satu kelompok untuk saling bertukar pendapat tentang suatu masalah atau bersama-sama mencari pemecahan mendapatkan jawaban dan kebenaran atas suatu masalah. Menurut Wahab (2008:100) diskusi adalah suatu tugas yang benar- benar memerlukan keahlian sedangkan menurut Sagala (2011:208) Diskusi adalah percakapan ilmiah yang reponsif berisikan pertukaran pendapat yang dijalin dengan pertanyaan-pertanyaan problematis pemunculan ide-ide dan pengujian ide-ide ataupun pendapat dilakukan oleh beberapa orang yang tergabung dalam kelompok itu yang diarahkan untuk memperoleh pemecahan masalahnya dan untuk mencari kebenaran. Dalam diskusi selalu ada suatu pokok yang dibicarakan. Dalam percakapan itu diharapkan para pembicara tidak menyimpang dari pokok pembicaraan. Mereka harus selalu senantiasa kembali kepada pokok masalahnya. Pada hakikatnya diskusi berbeda dengan percakapan, situasi lebih santai kadang diselingi dengan humor. Dalam diskusi, semua anggota turut berfikir dan diperlukan disiplin yang ketat. Metode diskusi menurut Suryosubroto (2009:167) adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau penyusunan berbagai alternatif pemecahan atas sesuatu masalah. Jenis-jenis diskusi yang lazim dilakukan: 1. Diskusi panel. Diskusi ini hanya dilakukan oleh beberapa orang yang terpilih sebagai wakil orang banyak. Mereka adalah pakar di bidangnya masing-masing dan memiliki wawasan yang berbeda. Diskusi terjadi diantara diskusi panel. Jika diskusi melibatkan peserta diskusi lainnya, maka diskusi itu disebut forum. 2. Simposium. Jalan diskusinya sama dengan panel, namun diakhiri dengan sebuah keputusan. Tiap pembicaraan mengemukakan pendirian dan pandangan
Belajar Dan Pembelajaran 83 of 91 yang berbeda. Pada diskusi ini peserta juga diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat (forum). 3. Diskusi seminar. Dalam seminar terdapat jenis pengarahan yang memberi garis pembicaraan nanti dalam diskusi. Setelah pengarahan disampaikan, baru disajikan kertas kerja oleh beberapa orang ahli. Bahan yang diterima dari pengarahan dan kertas kerja menjadi bahan untuk didiskusikan. 4. Diskusi lokakarya. Konsep hasil seminar diturunkan kepada yang bersifat praktias seperti pada kegiatan penulisan modul. Sebelum kegiatan ini dilakukan, dibicarakan dulu dalam lokakarya, terutama cara-cara menulis perkembanganpeserta didik. Kadang-kadang lokakarya digabung dengan kegiatan penulisan modul. Sebelum kegiatan ini dilakukan, dibicarakan dulu dalam lokakarya, terutama cara-cara penulisan modul, bahan-bahan tulisanya, serta pemakaian bahasa yang cocok dengan perkembangan peserta didik. Kadang- kadang lokakarya digabung dengan kegiatan penataran dan disebut penlok (penataran likakarya). 5. Diskusi formal. Diskusi ini mengikuti cara-cara yang dilakukan dalam rapat formal seperti dalam rapat guru dan kepala sekolah atau pertemuan periodik antara guru dan kepala peserta didik. Dikelas diskusi ini juga bisa dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut: a. Guru menjelaskan permasalahan dihadapan peserta didik untuk dipecahkan. b. Setelah peserta didik memahami masalahnya, diskusi dimulai, dan setiap peserta didik diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya. c. Pengambilan kesimpulan. 6. Bila memungkinkan, pimpinan diskusi diserahkan kepada peserta didik dengan uraian itu didiskusikan. 7. Diskusi kuliah, Diskusi ini dilakukan setelah kuliah selesai, dimulai dari sebuah urutan singkat tentang pokok bahasan. Berbagai masalah dari uraian itu didiskusikan.
Belajar Dan Pembelajaran 84 of 91 8. Brainstorming. Diskusi ini dimaksudkan untuk menampung sejumlah pendapat dari para anggota diskusi sebagai bahan pemecah masalah yang sedang dihadapi. Semua pendapat, tanpa didiskusikan lebih jauh, ditampung saja. Pemimpin diskusi atau pihak yang ditunjuk mencoba memecahkan masalah dengan menggunakan berbagai pendapat tadi. Diskusi ini jarang dipakai dalam mengajar. 7. Metode Pembelajaran Luar Kelas Kajawati (1995) menyatakan bahwa metode outdoor study atau metode di luar kelas adalah metode dimana guru mengajak siswa belajar di luar kelas untuk melihat peristiwa langsung dilapangan dengan tujuan mengakrabkan siswa dengan lingkungannya. Melalui outdoor study lingkungan luar kelas dapat digunakan sebagai sumber belajar. Peran guru disini adalah sebagai motivator artinya guru sebagai pemandu agar siswa belajar secara aktif, kreatif dan akrab dengan lingkungan. (Muslisch, M, dalam Afandi 2009 : 239) Hal- hal yang harus diperhatikan oleh seorang guru agar metode pembelajaran di luar kelas (OutDoor Study) berhasil dengan baik diantaranya adalah a) mampu mengidentifikasi objek outdoor study yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, b) membuat perencanaan dan panduan siswa dalam melaksanakan outdoor study c) mampu mempersiapkan bahan dan alat akan digunakan dalam kegiatan, d) mampu mengontrol, memfasilitasi dan membimbing aktivitas siswa selama melaksanakan kegiatan, e) mampu menilai kegiatan outdoor study. pembelajaran di luar kelas mempunyai manfaat yaitu : 1. Kesenangan.
Belajar Dan Pembelajaran 85 of 91 2. Membangun kepercayaan diri dan harga diri. 3. Meningkatkan kesadaran sosial dan lingkunagan. 4. Mempelajari berbagai keterampilan baru. 5. Meningkatkan kesegaran dan kebugaran tubuh. 6. Meningkatkan pencapaian akademik.
Belajar Dan Pembelajaran 86 of 91 DAFTAR PUSTAKA Afandi, dkk. (2013). MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN DI SEKOLAH. Semarang: Universitas Islam Sultan Agung Semarang, Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang 50113 PO. Box 1054/SM Aini, Hurul, Suandi,Nengah dan Nurjaya, Gede. 2018. PEMBERIAN PENGUATAN (REINFORCEMENT) VERBAL DAN NONVERBAL GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS VIII MTSN SERIRIT. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UNDIKSHA. Volume 8 Nomor 1 Akhmad Sudrajat. 2009. Penilaian dan Pengawasan Proses Pembelajaran. Diakses pada tanggal 05 Maret 2014. Anggraini, T. R, & Anggraini, N. (2019). PERSEPSI DAN PENGGUNAAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN. Prosiding Seminar Nasional STKIP PGRI Bandar Lampung, 1(1), Vol. 1 No. 1. 185-198. Retrieved from https://proceeding,stkippgribl.ac.id/index.php/semnas/article/view/20 Anonim. 2014. Sumber Belajar. (Online), (http://forumgurunusantara.blogspot.co.id /2012/10/sumber-belajar.html), diakses tanggal 26 Maret 2016 Anugraheni, Indri. 2017. Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar Guru-Guru Sekolah Dasar. Jurnal Manajemen Pendidikan Univ. Kristen Satya Wacana Vol:4 No.2. Arifin, Z. (2012). Evaluasi Pembelajaran : Prinsip Teknik Prosedur. Bandung: Remaja Arifin, Zainal, 2012. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdukarya. Arifin, Zainal, 2014. Penelitian Pendidikan: Metoode dan Paradigma Baru Bandang. Arikunto, Suharsimi, and Cepi Safruddin Abdul Jabar. (2010). Evaluasi Program Pendidikan; Aunurohman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Aunurrahman. (2014). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Belajar Dan Pembelajaran 87 of 91 Bariyah, L. (2014). Analisis Kesesuaian RPP Dan Pelaksanaan Pembelajaran Guru Smpn Di Kabupaten Mojokerto Pada Sub Materi Fotosintesis Dengan Kerikulum 2013. Jurnal BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi, 3(3), 453-460. Goleman , D .(2015). Emosional intelligence: Kecerdasan Emosional Mengapa El Lebih Penting Dari Pada IQ. Jakarta . PT Gramedia Pustaka Goleman, Daniel. (2016). Emotional Intelligence (kecerdasan emosional) mengapa EI lebih penting dari pada IQ (terjemahan T. Hermaya) Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Hamalik, Oemar. 2013 Kurikulum dan Pembelajran, Jakarta: Bumi aksara. Hidayah, Nurul. 2013. Sumber Belajar. (Online), (http://nurulpai.blogspot.co.id/2013/01/sumber-belajar.html), diakses tanggal 26 Maret 2016 Hidayati, Arini Ulfah. 2017. Melatih Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Dalam Pembelajaran Matematika Pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar Volume 4 Nomor 2 Hidayati, Arini Ulfah. 2017. Melatih Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Dalam Pembelajaran Matematika Pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar Volume 4 Nomor 2 Hidayatullah. Tanpa tahun. Sumber Belajar, Media, dan Alat Peraga. (Online), (https://sites.google.com/site/tirtayasa/sumber-belajar-media-dan-alat-peraga), diakses tanggal 26 Maret 2016 https://books.google.co.id/books?id=V09mDwAAQBAJ&pg=PA86&dq=tujuan+rpp&hl =id&sa=X&ved=0ahUKEwjR6uvlu4nmAhWZb30KHUMmCwIQ6AEINjAC#v=onepage&q =tujuan%20rpp&f=false, https://iqhenujha.blogspot.com/2015/01/makalah-perencanaanpembelajaran.html Imran, Syaiful. 2014. Kriteria Pemilihan Sumber Belajar yang Berkualitas. (Online), (http://ilmu-pendidikan.net/pembelajaran/sumber-belajar/kriteria-pemilihansumber-belajar-berkualitas), diakses tanggal 26 Maret 2016s JURIDIKDAS: Jurnal Riset Pendidikan Dasar, 1(3).
Belajar Dan Pembelajaran 88 of 91 Karwono dan Heni Mularsih. 2012. Belajar dan Pembelajaran Serta Pemanfaatan Sumber Belajar. Jakarta: RajaGrafndo Persada. Karwono dan Mularsih, Heni. 2012. Belajar dan Pembelajaran Serta Pemanfaatan Sumber Belajar. Jakarta: RajaGrafndo Persada. Karwono dan Mularsih, Heni. 2012. Belajar dan Pembelajaran Serta Pemanfaatan Sumber Belajar. Jakarta: RajaGrafndo Persada Kecerdasan Emosional (Emotional Intelligence) Siswa Kelas V SDN 50 Kota Bengkulu. Lubis,MaulanaArafatdanNazranAzizan.2019.PembelajaranTematikMI/SDImple mentasiKurikulum 2013 Berbasis HOTS (Higher Order Thinking Skill), Yogyakarta: SamudraBiru. Nurdin, Syafruddin dan Adriantoni. 2019. Kurikulum dan Pembelajaran. Depok: RajaGrafindo Persada. Nurdin, Syafruddin dan Adriantoni. 2019. Kurikulum dan Pembelajaran. Depok: RajaGrafindo Persada. Nurdin, Syafruddin dan Adriantoni. 2019. Kurikulum dan Pembelajaran. Depok: RajaGrafindo Persada. Nurhanifah, “Teknik Dan Instrumen Penilaian”. Kotabumi, Lampung Utara (2019). Nurhayati Ai Sri, S, Si. 2012, Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan RPP Terintegrasi TIK. Jakarta: Pusat Tegnologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan(PUSTEKOM) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Parwati, Ni Nyoman, Suryawan, Putu Pesek dan Apsari, Ratih Ayu. 2019. Belajar dan Pembelajaran. Depok: RajaGrafindo Persada. Parwati, Ni Nyoman, Suryawan, Putu Pesek dan Apsari, Ratih Ayu. 2019. Belajar dan Pembelajaran. Depok: RajaGrafindo Persada. Pedoman Teoritis Praktis Bagi Maha Peserta. Jakarta: Bumi Aksara. Prastowo,Handi.2017.MenyusunRencanaPelaksanaanPembelajan(RPP)TematikTerp adu.Jakarta: Kencana. Putra, Edi Susrianto Indra. 2020. IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN IPS DI SEKOLAH DASAR (Studi Kasus di Kabupaten Indragiri Hilir Propinsi Riau). Jurnal Edukasi ISSN: 2087-0310 E-ISSN:2721-7728
Belajar Dan Pembelajaran 89 of 91 Putra, Edi Susrianto Indra. 2020. IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN IPS DI SEKOLAH DASAR (Studi Kasus di Kabupaten Indragiri Hilir Propinsi Riau). Jurnal Edukasi ISSN: 2087-0310 E-ISSN:2721-7728 Rosdakarya. Rusman. 2013. Belajar dan Pembelajaran berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta. Rusman. 2013. Belajar dan Pembelajaran berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta. Rusman. 2013. Belajar dan Pembelajaran berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta. Siregar, Evelune dan Nara, Hartini. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia. Siregar, Evelune dan Nara, Hartini. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia. Siregar, Evelune dan Nara, Hartini. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia. Siregar, Evelune dan Nara, Hartini. 2014. Teori Belajar dan Peserta didikan. Bogor: Ghalia Indonesia. Slameto. (2013). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana, Nana. (2016). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset Suhaedah. (2020). Pengaruh kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Skripsi. Makassar.Universitas Muhamadiah Makasar. Supriyadi. (2013). Strategi Belajar dan Mengajar. Yogyakarta : Penerbit Jaya Ilmu Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta:Kencana, 2011, hlm. 174 Yulita, E., Lusa, H., & Dadi, S. (2018). Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua dengan
Belajar Dan Pembelajaran 90 of 91