The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku ini merupakan panduan bagi mahasiswa dalam melaksanakan praktikuk kesuburan tanah dan pemupukan baik itu di laboratorium maupun dilapangan.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by febria.fitri.ff, 2022-08-17 11:00:19

Buku Kerja Praktik Mahasiswa (BKPM) Kesuburan Tanah dan Pemupukan

Buku ini merupakan panduan bagi mahasiswa dalam melaksanakan praktikuk kesuburan tanah dan pemupukan baik itu di laboratorium maupun dilapangan.

Keywords: praktik lapangan,laboratorium,kesuburan tanah,pemupukan

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

KESUBURAN TANAH
DAN PEMUPUKAN

Program Studi Teknologi Benih

FEBRIA FITRI, S.P.,M.P

POLITEKNIK PERTANIAN
NEGERI PAYAKUMBUH

i

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

ii

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
nikmat sehingga penulis dapat menyelesaikan Buku Kerja Praktik Mahasiswa
(BKPM) Kesuburan Tanah dan Pemupukan pada Program Studi Teknologi Benih.
Buku ini dibuat sebagai acuan dan memudahkan mahasiswa dalam melaksanakan
praktik di laboratorium dan lapangan. Penyusunan buku ini disesuaikan dengan
silabus mata kuliah Kesuburan Tanah dan Pemupukan Politeknik Pertanian Negeri
Payakumbuh.

Penulis telah berusaha dalam penulisan buku ini dengan baik, dan penulis
menerima kritik serta saran yang membangun agar penulisan selanjutnya dapat
lebih baik lagi. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi pembaca terutama bagi
mahasiswa Program Studi Teknologi Benih Politeknik Pertanian Negeri
Payakumbuh.

Tanjung Pati, Agustus 2022

Penulis

iii

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .......................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ vi
Persiapan Sampel dan Analisis pH dan Al-dd ....................................... 1
Perhitungan Kebutuhan Kapur ............................................................... 8
Analisis Kadar N-total Tanah ................................................................. 13
Analisis Kadar P-tersedia dan K-dd Tanah ............................................ 19
Uji Sifat Pupuk ....................................................................................... 25
Menghitung Kebutuhan Pupuk .............................................................. 31
Pengambilan Sampel Tanah di Lapangan .............................................. 34
Uji Pemberian Kapur pada Tanaman Kedelai (Persiapan Lahan,
Pemberian Kapur dan Pupuk Dasar) ...................................................... 38
Uji Pengaruh Pemupukan terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
Jagung (Persiapan Lahan,Pemberian Pupuk Dasar, Tanam dan Pemberian 42
Pupuk 1) .................................................................................................
Uji Pemberian Kapur pada Tanaman Kedelai (Persiapan Lahan, Tanam 45
dan Pupuk Dasar) ...................................................................................
Uji Pengaruh Pemupukan terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman 48
Jagung (Pembumbunan,Pemeliharaan dan Pengamatan Pertumbuhan)
Uji Pemberian Kapur pada Tanaman Kedelai (Pemeliharaan dan 51
Pengamatan Pertumbuhan) .....................................................................
Uji Pengaruh Pemupukan terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman 55
Jagung (Pemeliharaan dan Pengamatan Pertumbuhan) ......................... 58
Uji Pemberian Kapur pada Tanaman Kedelai (Panen) ...........................
Uji Pengaruh Pemupukan terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman 61
Jagung (Panen) .......................................................................................

iv

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Hasil Analisis Sampel Tanah. .............................................................. 7

2. Hasil Pengamatan Pupuk Buatan ......................................................... 29

3. Hasil Pengamatan Perlakuan Pencampuran Pupuk Buatan ................. 30

4. Pengambilan Contoh Tanah dan Alat yang digunakan ........................ 34

5. Hasil Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Kedelai ............................. 53

6. Hasil Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Jagung .............................. 57

v

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Hubungan pH tanah dengan Ketersediaan Unsur Hara . ...................... 1
2. Reaksi Tanah ........................................................................................ 2

3. Kadar Al-dd dan Kebutuhan Kapur ..................................................... 11
4. Gejala Defisiensi Unsur Hara N ........................................................... 15

5. Contoh Daun Kekurangan Unsur Phospor dan Kalium ....................... 20
6. Contoh Tanah Terganggu ..................................................................... 35

7. Pertumbuhan Tanaman Kedelai ........................................................... 39

vi

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

Latihan No :1
Pokok Bahasan : Reaksi Tanah (pH) dan Al-dd
Judul Praktik : Persiapan Sampel dan Analisis pH dan Al-dd
No. Kurikulum : 3.1.1
Kegiatan : Laboratorium
Tempat : Ruang Laboratorium
Alokasi Waktu : 4 x 60 menit

I. CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS MATA KULIAH
1. Mahasiswa mampu melakukan persiapan analisis sampel tanah.
2. Mahasiswa mampu menganalisis pH tanah.
3. Mahasiswa mampu melakukan analisis Al-dd tanah.
II. TEORI

Reaksi tanah menunjukkan tingkat kebasaan atau kemasaman tanah. Reaksi
tanah menjadi salah satu faktor penentu kesuburan tanah, karena reaksi tanah
menggambarkan ketersediaan unsur hara (Gambar 1). Gambar 1 menunjukkan
bahwa pada pH antara 5,5-7,0 ketersediaan unsur hara makro dan mikro berada
pada kondisi yang optimum. Selain itu, reaksi tanah juga ikut memengaruhi sifat
kimia dan biologi tanah lainnya. kapasitas tukar kation (KTK) tanah akan
meningkat seiring dengan meningkatnya pH tanah, begitu juga dengan aktivitas
mikroorganisme tanah yang meningkat pada kondisi pH tanah mendekati netral.

Gambar 1. Hubungan pH tanah dengan ketersediaan unsur hara (Ketterings et al.,
2016)

1

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

Nilai pH sebenarnya ukuran konsentrasi ion hidrogen. Karena konsentrasi ion
hidrogen bervariasi pada rentang yang luas, skala logaritmatik pH yang digunakan
yaitu setiap penurunan satu skala pH, kemasaman meningkat sepuluh kali. Ini
adalah skala “terbalik” di mana tanah yang sangat asam memiliki pH rendah dan
konsentrasi ion hidrogen yang tinggi. Oleh karena itu, pada nilai pH tinggi (basa),
konsentrasi ion hidrogen rendah. Kisaran pH yang diinginkan untuk pertumbuhan
tanaman secara optimal bervariasi. Beberapa tanaman tumbuh baik pada kisaran pH
6,0 hingga 7,0 yang lain tumbuh baik di bawah kondisi yang sedikit asam.

Gambar 2. Reaksi tanah (Anwar dan Sudadi, 2013)
Kemasaman tanah dapat disebabkan beberapa faktor sebagaimana dikemukakan
oleh Munawar (2011), yakni
1. Bahan induk tanah

Bahan induk tanah yang mempunyai komposisi kimia yang berbeda-beda,
bahan induk batuan granit akan lebih masam daripada tanah yang berkembang dari
bahan induk batuan kapur.
2. Kemasaman oleh air hujan dan pelindian

Curah hujan yang tinggi salah satu penyebab efektif hilangnya kation-kation
basa seperti Ca2+, Mg2+, K+ dan Na+ dari larutan tanah yang digantikan dengan H+
dan Al3+ yang bersifat masam. Air hujan yang mengalir sangat cepat melewati tanah
bertekstur pasiran akan dengan cepat mencuci seluruh action-kation tersebut karena
memiliki daya sangga yang rendah akibat rendahnya kandungan bahan organik dan
liat. Secara alamiah, air hujan tidak mengandung polutan pada dasarnya adalah air
destilasi, tetapi jika diruang terbuka ia akan bereaksi dengan atmosfer dan
mempunyai pH sekitar 5,6 akibat pelarutan CO2 didalam air, dengan reaksi :

H2O + CO2 = H2CO3 = H+ + HCO3- = 2H+ + CO32-

2

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

Konsentrasi H+ di dalam air yang bereaksi dengan CO2 dapat mengakibatkan
kemasaman tanah sampai dengan pH 5,6.
3. Pemupukan

Salah satu penyebab kemasaman tanah dari pemupukan yaitu jenis pupuk yang
memiliki kandungan ammonium dan kalsium monofosfat. Jika pupuk N ammonium
diberikan ke dalam tanah, maka ion ammonium akan ternitrifikasi yang
menghasilkan kemasaman, seperti contoh berikut pupuk Urea :

(NH2)2CO + 4O2 = 2NO3- +2H+ + CO2 +H2O
Pupuk P seperti tripelsuperfosfat (TSP) yang mengandung molekul kalsium
monofosfat [Ca(H2PO4)2], jika terhidrolisis maka akan menghasilkan dikalsium
fosfat dan asam fosfat yang menyebabkan kemasaman meskipun tidak sekuat
ammonium, dengan reaksi :

Ca(H2PO4)2 + 2H2O = CaHPO4 + H3PO4
4. Hidrolisis Aluminium

Pada tanah-tanah yang telah mengalami pelapukan lanjut bersifat masam,
konsentrasi kation-kation basa seperti Ca, Mg dan K padakompleks jerapan rendah.
Sebaliknya kation-kation asam seperti Al, Mn, Fe dan H dominan. Pada kondisi
demikian, kation Al dan Fe terutama akan terhidrolisis menghasilkan ion H+
didalam larutan tanah yang menjadi sumber kemasaman tanah sekaligus toksik bagi
tanaman, dengan rekasi berikut :

Al3+ + 2H2O = Al(OH)3 + 3H+
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan dalam mengatasi kemasaman tanah
telah dilaporkan U.S Department of Agriculture (2006) yaitu:
1. Pengapuran untuk menaikkan pH tanah masam
2. Pemberian pupuk N dalam jumlah yang tepat, dalam waktu yang tepat dan
pengelolaan irigasi yang baik untuk meminimalkan pencucian N.
3. Rotasi tanaman yang beragam untuk menghentikan pengasaman efek dari
aplikasi pupuk N.
4. Penanaman jenis tanaman toleransi tinggi terhadap kemasaman.

3

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

III. ORGANISASI

1. Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan anggota masing-masing

kelompok sebanyak 4 -5 orang.

2. Masing-masing kelompok mendapatkan bahan dan alat sesuai kebutuhan.

3. Masing-masing kelompok bekerja aktif melaksanakan praktik sesuai dengan

objek praktikum.

4. Setiap mahasiswa selama praktikum dinilai oleh dosen.

5. Setiap pekerjaan praktik dibimbing oleh dosen dan teknisi.

IV. ALAT DAN BAHAN

4.1. Alat

1. Ayakan 2 mm 7. pH meter

2. Lumping porselen 8. Neraca analitik

3. Botol kocok 100 ml 9. Buret 10 ml

4. Gelas ukur 50 ml 10. Erlenmeyer 50 ml

5. Mesin pengocok 11. Kertas saring

6. Labu semprot 500 ml 12. Pipet 10 ml

4.2 Bahan

1. Sampel tanah

2. Larutan buffer pH 7,0 dan pH 4,0

3. KCl 1 M

4. H2O / air bebas ion

5. Penunjuk Phenolphtalin (pp) 0,1 %

6. NaF 4 %

7. Larutan baku NaOH 0,020 N

8. Larutan baku HCl 0,020 N

V. PELAKSANAAN PRAKTIK

5.1. Persiapan Sampel Tanah

5.1.1. Pengeringan Sampel Tanah

1. Sampel tanah disebarkan di atas tampah yang dialasi kertas sampul dan diberi

kode nomor pada masing-masing sampel.

2. Akar-akar atau sisa tanaman segar, kerikil dan kotoran lain dibuang.

3. Bongkahan besar dikecilkan dengan tangan.

4

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

4. Simpan pada rak di ruangan khusus bebas kontaminan yang terlindung dari
sinar matahari sampai tanah kering angin.

5.1.2. Penumbukan / Pengayakan Sampel Tanah
1. Contoh ditumbuk pada lumpang porselen atau mesin giling dan diayak dengan

ayakan dengan ukuran lubang 2 mm dan 0,5 mm.
2. Simpan dalam botol yang sudah diberi nomor contoh.
5.1.3. Penyimpanan Sampel Tanah

Simpan sampel tanah yang akan dianalisis di ruang sampel yang dekat dengan
ruang timbang. Setelah selesai dianalisis sampel tanah disimpan untuk jangka
waktu tertentu agar memudahkan bila diperlukan pengulangan analisis.
5.2.Penetapan Koreksi Kadar Air (KKA)

Ditimbang 10 g sampel tanah kering udara dalam cawan aluminium yang telah
diketahui bobotnya. Keringkan dalam oven pada suhu 105oC selama 4 jam. Angkat
cawan dengan penjepit dan dimasukkan ke dalam eksikator. Setelah sampel dingin
kemudian ditimbang. Bobot yang hilang adalah bobot air.
Perhitungan :
% Kadar Air = Bobot tanah kering angin – Bobot kering tetap x 100%

Bobot kering tetap
KKA = 1 + Kadar Air (dalam desimal)
5.3.Penetapan pH Tanah (Metode Elektrometrik)
1. Timbang 10,00 g sampel tanah.
2. Masukkan ke dalam botol kocok dan ditambahkan 50 ml air bebas ion ke botol

untuk pegukuran pH (H2O) dan 50 ml KCl 1 M ke dalam botol lainnya (pH
KCl).
3. Kocok dengan mesin pengocok selama 30 menit.
4. Suspensi tanah diukur dengan pH meter yang telah dikalibrasikan menggunakan
larutan sangga pH 7,0 dan pH 4,0.
5. Laporkan nilai pH dalam bentuk desimal.
5.3. Penetapan Al-dd Tanah (Metode Volumetrik)
1. Timbang 5,00 g tanah < 2 mm ke dalam botol kocok 100 ml, ditambah 50 ml
KCl 1 M.
2. Campuran dikocok dengan mesin kocok selama 30 menit.

5

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

3. Kemudian disaring dan ekstrak jernih dipipet 10 ml ke dalam erlenmeyer,
dibubuhi 3 tetes penunjuk PP kemudian dititar dengan larutan NaOH baku
sampai warna merah jambu.

4. Tambahkan sedikit larutan baku HCl agar warna merah jambu tepat hilang.
5. Tambah 2 ml NaF 4% (warna ekstrak akan merah kembali jika ada Al-dd pada

sampel tanah).
6. Kemudian dititar dengan larutan baku HCl sampai warna merah tepat hilang

(catat jumlah HCl yang terpakai). Selanjutnya kerjakan analisis blanko.
Perhitungan :
Al-dd (cmol/kg) = (ml HCl sampel – ml HCl blanko) x N HCl x 50 /10 x

1000/5 x 10-1 x KKA
= (ml HCl sampel – ml HCl blanko) x N HCl x 100 x KKA
Keterangan :
N HCl : normalitas HCl
50/10 : konversi dari 10 ml ke 50 ml ekstrak
1000/5 : konversi dari 5 g ke kg contoh
10-1 : konversi mmol (+) ke cmol (+)
VI. TUGAS DAN PERTANYAAN
6.1. Tugas
1. Lakukan perhitungan terhadap Al-dd sampel tanah yang digunakan.
2. Masukkan data analisis sampel tanah pada Tabel 1 dan bandingkan dengan
kriteria penilaian analisis tanah.
3. Persiapkan data analisis Al-dd untuk perhitungan kebutuhan kapur.
6.2. Pertanyaan
1. Bagaimana kita dapat mengetahui tanah tersebut memiliki tingkat kemasaman
tanah yang rendah atau tinggi selain dari pengukuran pH ?
2. Jelaskan perbedaan pH H2O dan pH KCl !
3. Bagaimana pengelolaan pada tanah masam yang akan digunakan untuk
budidaya tanaman yang tidak toleran terhadap kemasaman tanah?
VII. DAFTAR PUSTAKA
Ketterings, Q., Karl, C., Doug, B., dan Joe, L. 2016. Soil Fertility and Nutrient
Management. NRCCA: Study guide.

6

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

Munawar, Ali. 2011. Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman. IPB Press. Bogor.
U.S Department of Agriculture. 2006. Soil pH-Soil quality kit. U.S Department of

Agriculture Natural Resources Conservatio n Service. United State
Department of Agriculture.

Tabel 1. Hasil Analisis Sampel Tanah

No. Parameter Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3
Nilai Kriteria Nilai Kriteria
Tanah Nilai Kriteria

1. pH (H2O)

2. pH (KCl)

3. Al-dd (cmol/kg)

7

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

Latihan No :2
Pokok Bahasan : Kebutuhan Kapur
Judul Praktik : Perhitungan Kebutuhan Kapur
No. Kurikulum : 3.1.2
Kegiatan : Laboratorium
Tempat : Ruang Laboratorium
Alokasi Waktu : 2 x 60 menit

I. CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS MATA KULIAH
1. Mahasiswa mampu menghitung kebutuhan kapur pada sampel tanah yang

digunakan dalam praktikum.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan manfaat pengapuran pada tanah masam.
II. TEORI

Pengapuran dilakukan untuk meningkatkan pH tanah yang cocok untuk
pertumbuhan tanaman. Sama-sama kita ketahui bahwa Sebagian besar tanaman
tumbuh baik pada tanah mineral dengan rentang pH 5,8 – 6,5.Tanah membutuhkan
pemberian kapur yang tinggi jika kandungan Al-dd tinggi. Pemberian kapur
bertujuan untuk menghilangkan faktor yang membatasi pertumbuhan tanaman dan
menambah unsur hara tanaman. Salah satunya yaitu meningkatkan kandungan Ca
dan Mg, meningkatkan ketersediaan P dan aktivitas organisme tanah serta
mengurangi keracunan unsur Fe, Al dan Mn. Bahan kapur yang banyak digunakan
adalah kalsit (CaCO3), dolomit (CaMg(CO3)2), kapur bakar (CaO), kapur sirih
(MgO), kapur tembok [Ca(OH)2] dan kalsium silikat. Di dalam tanah masam, kapur
pertanian akan mengalami reaksi berikut :

CaCO3 + H2O → Ca2+ +HCO3- + OH-
H+ (dalam larutan tanah masam) + OH- → H2O
Hasil akhirnya yaitu terjadi netralisasi H+ larut oleh ion OH- dari bahan kapur.
Netralisasi oleh bahan kapur juga terjadi melalui reaksi berikut :
kompleks jerapan – Al + 3OH- → kompleks jerapan- + Al(OH)3
Pada reaksi diatas menunjukkan proses netralisasi ion Al pada kompleks
jerapan oleh ion OH- yang berasal dari bahan kapur dan kemudian diendapkan
sebagai hidroksida Al yang tidak larut, sehingga Al tidak meracun bagi tanaman.

8

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

Kompleks jerapan yang bermuatan negatif tadi dapat mengikat ion Ca2+ dari bahan
kapur. Reaksi kapur dengan partikel tanah juga dipengaruhi oleh ukuran bahan
kapur. Semakin halus bahan kapur maka semakin cepat reaksinya dengan partikel
tanah akibat semakin baiknya kontak atau pencampuran bahan kapur dengan tanah
dan sebaliknya.

Selain kadar Al-dd, pengaruh buruk dari Al diukur dengan derajat penjenuhan
Al yang dinyatakan dengan Al/KTK x 100 %. Bila kejenuhan Al > 60 %, tanah
tersebut dapat dikatakan tidak cocok untuk tanh pertanian sebelum dilakukan
reklamasi atau ameliorasi terlebih dahulu. Jenis tanah yang memperlihatkan adanya
gejala keracunan Al adalah tanah alluvial (acid sulfat soil), entisol sulfatquents,
tanah organosol yang asam (sulfohemist), tanah podsolik merah kuning (ultisol),
tanah podsol (spodosol) dan laterite andosol (andept).
III. ORGANISASI
1. Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan anggota masing-masing

kelompok sebanyak 4 -5 orang.
2. Masing-masing kelompok mendapatkan bahan dan alat sesuai kebutuhan.
3. Masing-masing kelompok bekerja aktif melaksanakan praktik sesuai dengan

objek praktikum.
4. Setiap mahasiswa selama praktikum dinilai oleh dosen.
5. Setiap pekerjaan praktik dibimbing oleh dosen dan teknisi.
IV. ALAT DAN BAHAN
4.1. Alat
1. Botol kocok 100 ml
2. Pipet ukur 25 ml
3. pH meter dan elektrode gelas kombinasi
4. Buret 10 ml
5. Neraca analitik
4.2. Bahan
1. NaOH 1 N (Buat dari larutan NaOH standar Titrisol)
2. NaOH 0,02 N (Pipet 20 ml larutan NaOH 1 N ke dalam labu ukur 1 l.

Tambahkan air bebas ion hingga tepat 1 l. Titar larutan ini ditetapkan dengan
HCl 0,02 N setiap kali dipakai).

9

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

3. NaOH 0,05 N (Pipet 25 ml larutan NaOH 1 N ke dalam labu ukur 500 ml.

Tambahkan air bebas ion hingga tepat 500 ml. Titar larutan ini ditetapkan

dengan HCl 0,02 N setiap kali dipakai).

4. HCl 1 N (Buat dari larutan HCl standar Titrisol)

5. HCl 0,02 N (Pipet 2 ml larutan HCl 1 N ke dalam labu ukur 100 ml. Tambahkan

air bebas ion hingga tepat 100 ml).

6. Larutan sangga pH 7,0 dan pH 4,0.

V. PELAKSANAAN PRAKTIK

1. Timbang 10,00 g tanah untuk setiap tingkat penambahan basa dan masing-

masing dimasukkan ke dalam botol kocok 100 ml.

2. Tambahkan dengan pipet larutan NaOH 0,02 N masing-masing sebanyak 0; 1;

2; 4; 6; 8; dan 10 ml dan air bebas ion sehingga jumlah setiap larutan menjadi

25 ml (air ditambahkan terlebih dahulu sebelum larutan NaOH 0,02N).

3. Penambahan NaOH ini menghasilkan deret penambahan basa 0; 0,02; 0,04;

0,08; 0,12; 0,16; dan 0,20 m.e.

4. Kocok campuran selama 1 jam dan ukur pH suspensi dengan alat pH meter yang

telah dikalibrasi menggunakan larutan sangga pH 7,0 dan 4,0.

Perhitungan :

Kebutuhan kapur (kw CaCO3/ha) = (m.e. NaOH x 50) x 10-8 x (1,5 x 108) x KKA

= m.e. NaOH x 75 x KKA

Keterangan:

50 : bst CaCO3
10-8 : konversi mg ke kuintal CaCO3
1,5 x 108 : konversi g contoh ke ha

Pehitungan Jika diketahui Al-dd Tanah

Jika tanah mengandung Al-dd sebanyak 0,4752 me/100 g tanah dan akan ditekan

melalui penambahan kapur kalsit (CaCO3) atau dolomit (CaMg(CO3)2) sebanyak 1

kali Al-dd, maka untuk perhitungannya dapat dilakukan sebagai berikut :

Kebutuhan Ca = 1 x BA Ca/Valensi x me Al-dd/100 g tanah

= 1 x 40/2 x 0,4752 mg/100 g tanah

= 1 x 20 x 0,4752 mg/100 g tanah

= 9,504 mg Ca/100 g tanah

10

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

= 95,04 mg Ca/1000 g tanah = 95,04 mg Ca/kg tanah
Jika berat tanah untuk 1 ha = 2 x 106 kg (BV = 1 g/cm3), maka :

Kebutuhan Ca = 2 x 106 kg x 95,04 mg Ca/kg tanah
= 190 x 106 mg/ha = 190 kg Ca/ha

Kebutuhan CaCO3/ha = (BM CaCO3/BA Ca) x 190 kg Ca/ha

= (100/40) x 190 kg/ha = 475 kg CacO3/ha

Kebutuhan (CaMg(CO3)2)/ha = (BM (CaMg(CO3)2)/BA Ca) x 190 kg Ca/ha

= (184/40) x 190 kg Ca/ha = 874 kg / ha

Untuk tanaman Jagung 1,5 x Al-dd, maka :

Kebutuhan CaCO3/ha = 1,5 x 475 kg/ha = 712,5 kg CaCO3/ha

Untuk tanaman Kedelai 2 x Al-dd, maka :

Kebutuhan (CaMg(CO3)2)/ha = 2 x 874 kg/ha = 1.748 kg/ha = 1,748 ton/ha

Penentuan Kebutuhan Kapur dengan Metode Corey

Menggunakan persamaan linear yaitu sebagai berikut :

Y = 2,0 + 2,7 X

Keterangan :

Y : jumlah kapur yang diperlukan (ton/ha)

X : kadar Al-dd (me/100g)

Hubungan kadar Al-dd dan kebutuhan kapur

14 Y = 2,0 + 2,7 X
12
10 234

8
6
4
2
0

1

Al-dd (me/100g)

Gambar 3. Kadar Al-dd dan kebutuhan kapur

11

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

VI. TUGAS DAN PERTANYAAN
6.1. Tugas
1. Hitung kebutuhan kapur pertanian jika diketahui Al-dd tanah sebesar 2 me/100

g!
2. Lakukan hal yang sama pada soal nomor 1 untuk jenis kapur dolomit !
3. Jika digunakan metode corey, berapakah kebutuhan kapur yang diperoleh ?
6.2. Pertanyaan
1. Bagaimana reaksi kapur didalam tanah sehingga dapat menekan jumlah Al pada

tanah?
2. Apakah yang terjadi jika kita memberikan kapur yang berlebihan pada tanah

yang bereaksi masam?

VII. DAFTAR PUSTAKA
Munawar, Ali. 2011. Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman. IPB Press. Bogor.
Rosmarkam, Afandi dan Nasih Widya Yuwono. 2001. Ilmu Kesuburan Tanah.

Kanisius. Yogyakarta.
Taisa, Rianida, Tioner Purba, Sakiah, Jajuk Herawati Abdus Salam Junaedi,

Halimatus Syahdia Hasibuan Junairiah dan Refa Firgiyanto. 2021. Ilmu
Kesuburan Tanah dan Pemupukan. Yayasan Kita Menulis. Medan.

12

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

Latihan No :3
Pokok Bahasan : Unsur Nitrogen (N)
Judul Praktik : Analisis Kadar N-total Tanah (Metode Kjeldahl)
No. Kurikulum : 2.1.1
Kegiatan : Laboratorium
Tempat : Ruang Laboratorium
Alokasi Waktu : 4 x 60 menit

I. CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS MATA KULIAH
1. Mahasiswa mampu menjelaskan perubahan N di dalam tanah.
2. Mahasiswa mampu melaksanakan analisis kadar N-total tanah.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi dan sumber Nitrogen tanah.
II. TEORI

Unsur hara secara umum terbagi menjadi dua yaitu unsur hara Makro dan
Mikro. Unsur hara makro merupakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam
jumlah yang relatif besar sedangkan unsur hara mikro dibutuhkan tanaman dalam
jumlah yang relatif kecil. Unsur hara makro meliputi nitrogen (N), pospor (P),
kalium (K), Carbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), calcium (Ca), magnesium (Mg),
dan sulfur (S), sedangkan unsur hara mikro meliputi besi (Fe), mangan (Mn), seng
(Zn), tembaga (Cu), boran (B), molybdenum (Mo) dan chlor (Cl). Nitrogen adalah
unsur hara makro yang dibutuhkan oleh tanaman sehingga apabila kekurangan
unsur hara ini menyebabkan tanaman tidak mampu menyelesaikan siklus hidupnya
dengan adanya gejala defisiensi.

Nitrogen ( N) diserap tanaman dalam bentuk nitrat ( NO3 – ) dan amonium
( NH4 +). Sumber utama Nitrogen dalam tanah adalah bahan organik yang dapat
berupa sisa tanaman, hewan, manusia, pupuk organik ( pupuk hijau, pupuk kandang
dan kompos ) sumber lain adalah air hujan, hasil fiksasi N- simbiotik/non simbiotik,
gunung berapi dan pupuk buatan.Secara rinci perubahan-perubahan bentuk N
dalam tanah melalui beberapa macam proses yaitu:

13

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

Mineralisasi N
Mineralisasi N merupakan proses perombakan bentuk dari N organik menjadi
bentuk anorganik dengan bantuan organisme tanah yang menggunakan bahan
organik sebagai sumber energi. Pada tahapan ini terdapat tiga proses yaitu :
Aminisasi yaitu pembentukan senyawa amino (R-NH2) oleh bermacam-macam
mikroorganisme dari bahan organik (protein). Selain amino juga dihasilkan CO2
dan energi bagi pertumbuhan mikroorganisme di dalam tanah.

Protein + Enzim → R-NH2 + CO2 + energi
Amonifikasi yaitu pembentukan ammonium oleh mikroorganisme dari senyawa
amino. Reduksi dari N amin menjadi amoniak (NH3) atau ion-ion amonium (NH4).
Senyawa amonium yang dihasilkan dari proses ini dapat dikonversi ke nitrit dan
nitrat dan diambil langsung oleh tanaman.

R-NH2 + H2O → R-OH + NH3 + Energi
NH3 + H2O → NH4OH → NH4+ + OH-
Nitrifikasi yaitu proses perubahan ammonium (NH4+) menjadi nitrit oleh bakteri
Nitrosomonas dan kemudian diubah menjadi nitrat dengan bantuan bakteri
Nitrobacter. Pada reaksi ini akan membebaskan H+, yang merupakan sebab
terjadinya pengasaman tanah bila dipupuk dengan pupuk-pupuk NH4 atau pupuk
buatan seperti urea. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi proses ini yaitu
jumlah NH4⁺ di dalam tanah, populasi bakteri nitrifikasi, reaksi tanah, aerasi,
kelembaban tanah dan suhu. Berikut adalah reaksinya:

2 NH4+ + 3O2 → 2NO2- + 4H+ +2H2O
2NO2- + O2 → 2NO3-

Adapun peran dari unsur hara N bagi tanaman yaitu:
1. Membentuk asam amino yang berperan sebagai bahan pembentukan protein

apabila secara biologis bergabung dengan C, H, O dan S.
2. Nitrogen berperan dalam semua reaksi enzimatis dalam tanaman karena semua

enzim tumbuhan berasal dari protein.
3. Nitrogen merupakan salah satu unsur penyusun klorofil yang menjadi agen

utama dari kloroplas.
4. Nitrogen merupakan komponen dari beberapa vitamin yang nantinya dihasilkan

oleh tanaman untuk dikonsumsi oleh manusia.

14

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

5. Pada tanaman sayuran daun dan tanaman berbiji, N berperan dalam peningkatan
kualitas dan kuantitas dari bahan kering yang dihasilkan dan kandungan protein
di dalamnya.

Gejala kekurangan nitrogen yaitu :
1. Pertumbuhan terhambat dapat terjadi karena reduksi dalam pembelahan sel.
2. Muncul warna hijau pucat hingga kuning muda (klorosis) pertama pada daun

yang lebih tua.
3. Pengurangan N menurunkan kandungan protein biji dan bagian vegetatif.

Dalam kasus yang parah, berbunga sangat berkurang.
4. Pada tanaman serealia ditandai dengan jumlah anakan sedikit, jumlah tongkol

persatuan luas sedikit.
5. Defisiensi N menyebabkan pematangan dini pada beberapa tanaman, yang

menghasilkan pengurangan yang signifikan dalam hasil dan kualitas.

Gambar 4. Gejela Defisiensi unsur hara N (J. A. Silva and R. Uchida, 2000)
III. ORGANISASI
1. Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan anggota masing masing

kelompok sebanyak 4 -5 orang.
2. Masing-masing kelompok mendapatkan bahan dan alat sesuai kebutuhan.
3. Masing-masing kelompok bekerja aktif melaksanakan praktik sesuai dengan

objek praktikum.
4. Setiap mahasiswa selama praktikum dinilai oleh dosen.
5. Setiap pekerjaan praktik dibimbing oleh dosen dan teknisi.

15

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

IV. ALAT DAN BAHAN
4.1. Alat
1. Neraca analitik tiga desimal
2. Tabung digestion & blok digestion
3. Labu didih 250 ml
4. Erlenmeyer 100 ml bertera
5. Buret 10 ml
6. Pengaduk magnetik
7. Gelas Ukur
8. Tabung reaksi
9. Pengocok tabung
10. Alat destilasi
4.2. Bahan
Destruksi :
1. Asam sulfat pekat (95-97 %) (Campuran selen p.a. atau dibuat dengan

mencampurkan 1,55 g CuSO4 anhidrat, 96,9 g).
2. Na2SO4 anhidrat dan 1,55 g selen kemudian dihaluskan.
Destilasi :
1. Asam borat 1% (Dilarutkan 10 g H3BO3 dengan 1 l air bebas ion).
2. Natrium Hidroksida 40% (Dilarutkan 400 g NaOH dalam piala gelas dengan air

bebas ion 600 ml, setelah dingin diencerkan menjadi 1 l).
3. Batu didih
4. Penunjuk Conway (Dilarutkan 0,100 g merah metil (metil red) dan 0,150 g hijau

bromkresol (bromcresol green) dengan 200 ml etanol 96%).
5. Larutan baku asam sulfat 1 N (Titrisol)
6. H2SO4 4 N (Masukan 111 ml H2SO4 p.a. pekat (95-97%) sedikit demi sedikit

melalui dinding labu labu ukur 1.000 ml yang telah berisi sekitar 700 ml air
bebas ion, kocok dan biarkan menjadi dingin. Tambahkan lagi air bebas ion
hingga 1.000 ml, kocok).
7. Larutan baku asam sulfat 0,050 N (Pipet 50 ml larutan baku H2SO4 1 N Titrisol
ke dalam labu ukur 1 l. Encerkan dengan air bebas ion hingga 1 l.

16

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

V. PELAKSANAAN PRAKTIK
Destruksi :
1. Ditimbang 0,5 g contoh tanah ukuran < 0,5 mm, dimasukkan ke dalam tabung

digest.
2. Ditambahkan 1 g campuran selen dan 3 ml asam sulfat pekat, didestruksi hingga

suhu 350oC (3-4 jam). Destruksi selesai bila keluar uap putih dan didapat
ekstrak jernih (sekitar 4 jam).
3. Tabung diangkat, didinginkan dan kemudian ekstrak diencerkan dengan air
bebas ion hingga tepat 50 ml.
4. Kocok sampai homogen, biarkan semalam agar partikel mengendap. Ekstrak
digunakan untuk pengukuran N dengan cara destilasi.
Destilasi :
1. Pindahkan secara kualitatif seluruh ekstrak contoh ke dalam labu didih
(gunakan air bebas ion dan labu semprot).
2. Tambahkan sedikit serbuk batu didih dan aquades hingga setengah volume labu.
3. Disiapkan penampung untuk NH3 yang dibebaskan yaitu erlenmeyer yang berisi
10 ml asam borat 1% yang ditambah tiga tetes indikator Conway (berwarna
merah) dan dihubungkan dengan alat destilasi.
4. Dengan gelas ukur, tambahkan NaOH 40% sebanyak 10 ml ke dalam labu didih
yang berisi contoh dan secepatnya ditutup.
5. Didestilasi hingga volume penampung mencapai 50–75 ml (berwarna hijau).
6. Destilat dititrasi dengan H2SO4 0,050 N hingga warna merah muda. Catat
volume titar contoh (Vc) dan blanko (Vb).
Perhitungan :
Cara destilasi:
Kadar nitrogen (%) = (Vc - Vb) x N x bst N x 100/mg contoh x KKA

= (Vc - Vb) x N x 14 x 100/500 x KKA
= (Vc - Vb) x N x 2,8 x KKA
Keterangan:
V(c,b) : ml titar contoh dan blanko
N : normalitas larutan baku H2SO4
14 : bobot setara nitrogen

17

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

100 : konversi ke %
VI. TUGAS DAN PERTANYAAN
6.1. Tugas
1. Lakukan analisis N-total pada sampel tanah dan bandingkan dengan kriteria !
2. Jelaskan hasil analisis N-total yang Saudara peroleh dan tindakan apa yang akan

dilakukan untuk menangani masalah tersebut agar dapat dimanfaatkan untuk
budidaya tanaman !
6.2. Pertanyaan
1. Mengapa unsur Nitrogen sangat dibutuhkan dalam proses pertumbuhan
tanaman?
2. Apa yang akan terjadi jika suatu tanaman mengalami kekurangan unsur
Nitrogen?
3. Secara visual yang terlihat dilapangan apa gejalan kekurangan unsur Nitrogen
pada tanaman?

VII. DAFTAR PUSTAKA
Munawar, Ali. 2011. Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman. IPB Press. Bogor.
Rosmarkam, Afandi dan Nasih Widya Yuwono. 2001. Ilmu Kesuburan Tanah.

Kanisius. Yogyakarta.
Taisa, Rianida, Tioner Purba, Sakiah, Jajuk Herawati Abdus Salam Junaedi,

Halimatus Syahdia Hasibuan Junairiah dan Refa Firgiyanto. 2021. Ilmu
Kesuburan Tanah dan Pemupukan. Yayasan Kita Menulis. Medan.

18

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

Latihan No :4
Pokok Bahasan : Unsur Phospor (P) dan Kalium (K)
Judul Praktik : Analisis Kadar P-tersedia dan K-dd Tanah
No. Kurikulum : 2.1.2
Kegiatan : Laboratorium
Tempat : Ruang Laboratorium
Alokasi Waktu : 2 x 60 menit

I. CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS MATA KULIAH
1. Mahasiswa mampu menjelaskan faktor yang mempengaruhi ketersediaan

Phospor dan Kalium tanah.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi Phospor dan Kalium terhadap

pertumbuhan tanaman.
3. Mahasiswa mampu melakukan analisis kadar P-tersedia tanah.
4. Mahasiswa mampu melalakukan analisis kadar K-dd tanah.
II. TEORI

Phosphor (P) merupakan salah satu unsur hara esensial penyusun senyawa
kunci dan sebagai katalis reaksi-reaksi biokimia penting di dalam tanaman. Melalui
perannya yang penting bagi tanaman, jumlah yang tersedia di dalam tanah pada
umumnya terbatas yaitu antara 0,02 % sampai 0,5 % karena Sebagian besar fraksi
P masih dalam bentuk mineral atau senyawa yang belum bisa dimanfaatkan atau
diserap oleh tanaman. P di dalam tanah berasal terutama dari hasil dekomposisi
batuan yang mengandung mineral apatit [Ca10(PO4)6(F,Cl,OH)2].

Di dalam tanah P terbagi menjadi P organik dan P inorganik. P organik terdapat
dalam sisa-sisa tanaman, hewan dan jaringan jasad renik sedangkan P inorganik
terdiri dari mineral apatit, kompleks Fe dan Al, dan P terjerap pada partikel liat.
Unsur P diserap tanaman dalam bentuk ion ortophospat (HPO42- dan H2PO4-) yang
merupakan hasil pelapukan mineral dan mineralisasi bahan organik serta pupuk P
terlarut.

Ketersediaan P didalam tanah dipengaruhi oleh adanya fiksasi P oleh oksida
Fe dan Al (seskuioksida), koloida amorfus dan tipe liat silikat. Semakin tinggi kadar
bahan-bahan tersebut di dalam tanah makas semakin besar kemampuan fiksasi P

19

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

suatu tanah sehingga ketersediaan P di dalam tanah rendah. Dengan demikian
tanah-tanah yang berkembang lanjut di daerah tropika basah (Ultisol dan Oxisol)
memiliki kemampuan fiksasi P paling tinggi. Contoh reaksi fiksasi P akibat
hidrolisis Al sebagai berikut :

Al3+ + 2H2O → Al(OH)2+ + 2H+ (Hidrolisis)
Al(OH)2+ + H2PO4- → Al(OH)2H2PO4 (Penjerapan/fiksasi)
Umumnya P tersedia pada rentang pH 6,0 sampai 6,5. Ketika pada tanah
alkalin (pH) tinggi ion Ca dan senyawa karbonatnya akan mengikat P sdalam
bentuk Ca-P sehingga P tidak tersedia bagi tanaman.
Apabila tanaman mengakami defisiensi terdapat ciri-ciri yaitu :
• Tanaman kerdil
• Tangkai daun kadang berwarna hijau keunguan karena meningkatnya kadar
pigmen antosianin.
• Pada tahap yang kahat akan mengalami nekrosis dan akhirnya mati.
Fungsi Unsur Phospat yaitu :
• P adalah anasir dari beberapa senyawa organik yang mutlak diperlukan
dalam pertumbuhan tanaman, yaitu : fosfolipid nucleoprotein, gula - gula
fosfat, DNA, ATP, ADP.
• Penyusun bahan - bahan penting dalam sel tanaman dan merupakan bagian
dari senyawa fosfat berenergi tinggi yang dibutuhkan tanaman untuk
asimilasi dan respirasi.

Gambar 5. Contoh daun kekurangan Unsur Phosphor dan Kalium
20

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

Selain unsur N dan P, unusr Kalium (K) merupakan salah satu unsur hara

esensial bagi tanaman yang. Kandungan K di dalam tanah beragam, mulai dari 0,1

% - 3%, dan sekitar 98% K tanah terikat dalam bentuk mineral sehingga tidak

tersedia bagi tanaman. K di dalam tanah dalam bentuk inorganik. Sumber dari K

yaitu mineral primer kelompok felspar dan mika. Hasil pelapukan mineral-mineral

tersebut yang akan menyumbangkan ion K ke dalam larutan tanah dan dijerap oleh

koloid liat dan organik sebagai ion K+ dapat ditukar (K-dd) yang dapat diserap oleh

tanaman.

Unsur K berfungsi dalam pembentukan lapisan kutikula yang sangat penting

untuk pertahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit. Tanaman yang

dipasok K yang cukup mempunyai aktivitas enzim tinggi dan tahan terhadap

serangan jamur dan sengatan serangga. Selain itu unsur K juga terlibat dalam proses

pemasakan buah, melalui sintesis likopen, pigmen yang bertanggungjawab

terhadap warna merah pada buah. Sedangkan kekurangan unsur K menjadikan

daun-daun muda berwarna hijau tua, batang kecil dan buku pendek. Daun-daun

tuanya nekrosis pada bagian pinggir dan ujung daun, serta keriting tegak atau

nekrosis di daerah antar tulang daun. Pada tanaman padi dan jagung, kekurangan K

menyebabkan batang bmenjadi lebih kecil, lemah dan mudah rebah.

III. ORGANISASI

1. Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan anggota masing masing

kelompok sebanyak 4 -5 orang.

2. Masing-masing kelompok mendapatkan bahan dan alat sesuai kebutuhan.

3. Masing-masing kelompok bekerja aktif melaksanakan praktik sesuai dengan

objek praktikum.

4. Setiap mahasiswa selama praktikum dinilai oleh dosen.

5. Setiap pekerjaan praktik dibimbing oleh dosen dan teknisi.

IV. ALAT DAN BAHAN

4.1. Alat

1. Gelas ukur 25 ml 5. Kertas saring

2. Gelas ukur 10 ml 6. Botol kocok 50 ml

3. Tabung reaksi 7. Mesin pengocok

4. Pipet 2 ml 8. Spektrofotometer

21

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

4.2. Bahan
1. HCl 5 N (sebanyak 416 ml HCl p.a. pekat (37 %) dimasukkan dalam labu ukur

1.000 ml yang telah berisi sekitar 400 ml air bebas ion, kocok dan biarkan
menjadi dingin. Tambahkan lagi air bebas ion hingga 1.000 ml).
2. Pengekstrak Bray dan Kurts I (larutan 0,025 N HCl + NH4F 0,03 N) Ditimbang
1,11 g hablur NH4F, dilarutkan dengan lebih kurang 600 ml air bebas ion,
ditambahkan 5 ml HCl 5 N, kemudian diencerkan sampai 1 l.
3. Pereaksi P pekat (Larutkan 12 g (NH4)6 Mo7O24.4H2O dengan 100 ml air bebas
ion dalam labu ukur 1 l. Tambahkan 0,277 g H2O (SbO)C4H4O6 0,5 K dan
secara perlahan 140 ml H2SO4 pekat. Jadikan 1 l dengan air bebas ion).
4. Pereaksi pewarna P (Campurkan 1,06 g asam askorbat dan 100 ml pereaksi P
pekat, kemudian dijadikan 1 l dengan air bebas ion. Pereaksi P ini harus selalu
dibuat baru).
5. Standar induk 1.000 ppm PO4 (Titrisol) (Pindahkan secara kuantitatif larutan
standar induk PO4 Titrisol di dalam ampul ke dalam labu ukur 1 l. Impitkan
dengan air bebas ion sampai dengan tanda garis, kocok).
6. Standar induk 100 ppm PO4 (Pipet 10 ml larutan standar induk 1.000 ppm PO4
ke dalam labu 100 ml. Impitkan dengan air bebas ion sampai dengan tanda garis
lalu kocok).
7. Deret standar PO4 (0-20 ppm) (Pipet berturut-turut 0; 2; 4; 8; 12; 16; dan 20 ml
larutan standar 100 ppm PO4 ke dalam labu ukur 100 ml, diencerkan dengan
pengekstrak Olsen hingga 100 ml).
V. PELAKSANAAN PRAKTIK
5.1. P-tersedia Tanah
1. Ditimbang 2,5 g contoh tanah < 2 mm.
2. Ditambah pengekstrak Bray dan Kurt I sebanyak 25 ml, kemudian dikocok
selama 5 menit.
3. Disaring dan bila larutan keruh dikembalikan ke atas saringan semula (proses
penyaringan maksimum 5 menit).
4. Dipipet 2 ml ekstrak jernih ke dalam tabung reaksi.
5. Contoh dan deret standar masing-masing ditambah pereaksi pewarna fosfat
sebanyak 10 ml, dikocok dan dibiarkan 30 menit.

22

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

6. Diukur absorbansinya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 889

nm.

Perhitungan :

Kadar P2O5 tersedia (ppm)
= ppm kurva x ml ekstrak/1.000 ml x 1.000 g (g contoh)-1 x fp x 142/190 x KKA

= ppm kurva x 25/1.000 x 1.000/2,5 x fp x 142/19 x KKA

= ppm kurva x 10 x fp x 142/190 x KKA

Keterangan:

ppm kurva : kadar contoh yang didapat dari kurva hubungan antara kadar deret

standar dengan pembacaannya setelah dikoreksi blanko.

fp : faktor pengenceran (bila ada)

142/190 : faktor konversi bentuk PO4 menjadi P2O5

5.2. K-dd Tanah

Perkolat dan deret standar K masing-masing dipipet 1 ml ke dalam tabung

reaksi, kemudian ditambahkan 9 ml larutan La 0,25% dan dikocok hingga

homogen. Diukur dengan SSA cara emisi dengan menggunakan deret standar

sebagai pembanding.

K-dd (cmol/kg) = (ppm kurva/BE K) x ml ekstrak/1000 ml x 1000 g/g contoh

x 0,1 x fp x fk

Keterangan:

ppm kurva : kadar contoh yang didapat dari kurva hubungan antara kadar deret

standar dengan pembacaannya setelah dikoreksi blanko.

0,1 : faktor konversi dari m.e. ke cmol(+)

BE K : 39

fp : faktor pengenceran (bila ada)

VI. TUGAS DAN PERTANYAAN

6.1. Tugas

1. Lakukan analisis P-tersedia dan K-dd pada sampel tanah dan bandingkan

dengan kriteria !

2. Jelaskan hasil analisis P-tersedia dan K-dd yang Saudara peroleh dan tindakan

apa yang akan dilakukan jika tanah tersebut akan digunakan untuk budidaya

tanaman jagung dan kedelai !

23

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

6.2. Pertanyaan
1. Kenapa P-tersedia pada tanah lanjut seperti Ultisol dan Oxisol rendah?
2. Apa yang membedakan unsur Kalium dibandingkan dengan unsur Nitrogen

dan Phospor ?
3. Mengapa pada analisis P-tersedia pada tanah masam menggunakan metode

Bray I ?
4. Apakah pH berpengaruh terhadap kersediaan K di dalam tanah? Jelaskan !

VII. DAFTAR PUSTAKA
Munawar, Ali. 2011. Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman. IPB Press. Bogor.
Havlin, JL, Beaton, JD, Nelson SL, Nelson WL. 2005. Soil Fertility and Fertilizers

An Introduction to Nutrient Management. Pearson Prentice Hall. New
Jersey.
Jones Jr JB. 1998. Plant Nutrition Manual. CRC Press. Boca Raton.
Rosmarkam, Afandi dan Nasih Widya Yuwono. 2001. Ilmu Kesuburan Tanah.
Kanisius. Yogyakarta.

24

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

Latihan No :5
Pokok Bahasan : Pemupukan
Judul Praktik : Uji Sifat Pupuk
No. Kurikulum : 4.1.1
Kegiatan : Laboratorium
Tempat : Ruang Laboratorium
Alokasi Waktu : 2 x 60 menit

I. CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS MATA KULIAH
1. Mahasiswa mampu menjelaskan klasifikasi pupuk.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan sifat-sifat pupuk buatan.
3. Mahasiswa mampu mengenal jenis-jenis pupuk buatan.
II. TEORI

Pupuk menurut Peraturan Menteri Pertanian Nomor:
06/Permentan/SR.130/2/2011 adalah bahan kimia atau organisme yang berperan
dalam penyediaan unsur hara bagi keperluan tanaman secara langsung atau tidak
langsung. Pupuk menurut Buckman (1994) yaitu bahan anorganik atau organik,
alami atau buatan yg ditambahkan ke dalam tanah untuk memberikan unsur esensial
tertentu bagi pertumbuhan tanaman secara normal. Pupuk diklasifikasikan sebagai
berikut, yaitu :
1. Berdasarkan bahan asalnya pupuk dibedakan menjadi: (a) pupuk alami, yaitu

pupuk yang bahannya berasal dari alam dan proses pembuatanya dilakukan
secara alami dan sederhana; (b) pupuk buatan, yaitu pupuk yang dibuat melalui
proses pabrikasi, atau proses secara kimia.
2. Berdasarkan jumlah kandungan hara pupuk dibedakan menjadi: (a) pupuk
tunggal, yaitu pupuk yang mengandung satu unsur hara; (b) pupuk majemuk,
yaitu pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara.
3. Berdasarkan kelarutannya pupuk dibedakan menjadi: (a) pupuk fast-release,
yaitu pupuk yang cepat tersedia bagi tanaman; (b) pupuk slow-release, yaitu
pupuk yang lambat tersedia bagi tanaman.
4. Berdasarkan bentuknya, pupuk dibedakan menjadi: (a) pupuk padat, yaitu
pupuk yang bisa diaplikasikan dalam bentuk padat, atau dilarutkan dengan

25

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

menggunakan air; (b) pupuk cair, yaitu pupuk yang pengaplikasiannya harus
dilarutkan dengan menggunakan air.
5. Berdasarkan macam hara yang dikandung, pupuk dibedakan menjadi: (a) pupuk
makro, yaitu pupuk yang mengandung hara makro saja; (b) pupuk mikro, yaitu
pupuk yang mengandung hara mikro saja; (c) pupuk campuran, yaitu pupuk
yang mengandung hara makro dan hara mikro.
6. Berdasarkan cara aplikasinya pupuk dibedakan menjadi: (a) pupuk akar, yaitu
pupuk yang diaplikasikan ke dalam tanah dan diberikan di sekitar perakaran
tanaman; (b) pupuk daun, yaitu pupuk yang diaplikasikan dengan cara
dilarutkan terlebih dahulu dengan menggunakan air, kemudian disemprotkan ke
daun.
7. Berdasarkan reaksi fisiologisnya, pupuk dibedakan menjadi: (a) pupuk yang
bereaksi asam, yaitu pupuk yang apabila diaplikasikan ke dalam tanah dapat
menyebabkan perubahan pH tanah menjadi asam, contohnya pupuk urea; (b)
pupuk yang bereaksi basa, yaitu pupuk yang apabila diaplikasikan ke dalam
tanah menyebabkan perubahan pH tanah menjadi basa, contohnya pupuk
kalsium sianida.
8. Berdasarkan senyawanya, pupuk dibedakan menjadi: (a) pupuk organik, yaitu
pupuk yang mengandung senyawa organik, pupuk yang tergolong pupuk
organik contohnya kompos, pupuk kandang, dan pupuk hijau; (b) pupuk
anorganik, yaitu pupuk yang berasal dari senyawa anorganik/kimia.
Kelebihan pupuk buatan antara lain:
1. Lebih mudah menentukan jumlah pupuk yang diperlukan sesuai dengan
keperluan tanaman.
2. Hara yang diberikan dalam bentuk yang tersedia.
3. Dapat diberikan pada saat-saat yang tepat.
4. Pemakaian dan pengangkutannya lebih mudah dan murah.
5. Mengandung unsur hara yang tinggi.
6. Kelarutannya yang tinggi, sehingga lebih cepat tersedia bagi tanaman.
7. Memperbaiki sifat kimia tanah secara instan.

26

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

Sedangkan kelemahannya dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Bila tidak dengan perhitungan penggunaannya, pupuk buatan dapat merusak

tanah, tanaman dan lingkungan.
2. Umumnya tidak atau sedikit mengandung unsur hara mikro, dan hanya unsur

hara tertentu saja (misalnya, unsur hara N, P dan K) yang mempunyai
konsentrasi yang tinggi.
III. ORGANISASI
1. Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan anggota masing
masing kelompok sebanyak 4 -5 orang.
2. Masing-masing kelompok mendapatkan bahan dan alat sesuai kebutuhan.
3. Masing-masing kelompok bekerja aktif melaksanakan praktik sesuai dengan
objek praktikum.
4. Setiap mahasiswa selama praktikum dinilai oleh dosen.
5. Setiap pekerjaan praktik dibimbing oleh dosen dan teknisi.
IV. ALAT DAN BAHAN
4.1. Alat
1. Timbangan
2. Sendok
4.2. Bahan
1. Pupuk buatan
2. Pupuk cair
3. Pupuk alam
4. Karet
5. Kantong plastik
V. PELAKSANAAN PRAKTIK
5.1. Pengenalan Berbagai Jenis Pupuk
1. Masing-masing pupuk yang telah dibawa diletakkan di atas plastik yang
berbeda.
2. Amati dan identifikasi semua jenis tersebut mulai dari nama, jenis pupuk, ciri
yang terlihat dan hal-hal khusus yang dapat membedakan satu sama lainnya.

27

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

5.2. Pengamatan Sifat Pupuk Buatan
1. Disiapkan berbagai perlakuan untuk melihat sifat pupuk dengan cara

pencampuran dua atau tiga jenis pupuk.
2. Perlakuan yang dicoba yaitu dalam penyimpanan terbuka dan penyimpanan

tertutup, maksud penyimpanan terbuka adalah plastik pembungkus tidak diikat
sedangkan penyimpanan tertutup adalah plastik diikat dengan karet.
3. Masing-masing perlakuan terdiri dari : Urea, TSP, KCl, Urea + TSP, Urea +
KCl, Urea + TSP + KCl dan TSP + KCl.
4. Tempatkan semua perlakuan ditempat yang agak lembab dan tidak terkena
cahaya matahari langsung.
5. Perubahan yang terjadi setiap hari diamati hingga hari ke lima dan hasil
pengamatan dicatat ke dalam tabel yang tersedia.
6. Untuk higroskopisitas diuji dengan cara kuantitatif, yaitu dengan cara
memasukkan pupuk 5 gram ke dalam plastik (berat hari ke 1), dibiarkan
terbuka, setiap 7 hari ditimbang dan diukur higroskopisitasnya :
Hari ke 7 : Berat hari ke 7 – Berat hari ke 1 x 100 %

Berat hari ke 1
Hari ke 14 : Berat hari ke 14 – Berat hari ke 1 x 100 %

Berat hari ke 1
Setelah 28 hari besarnya higroskopisnya di rata-ratakan.
VI. TUGAS DAN PERTANYAAN
6.1. Tugas
1. Tuliskan hasil pengamatan pupuk buatan pada Tabel yang telah disediakan
(Tabel 2) !
2. Tuliskan hasil perlakuan pencampuran pupuk pada penyimpanan terbuka dan
tertutup di Tabel 3 !
6.2. Pertanyaan
1. Jelaskan pendapat Saudara mengenai pengamatan yang dilakukan jika pupuk
dicampur pada saat penyimpanan !
2. Mengapa kita perlu mengetahui higroskopistas pupuk ?
3. Kenapa kebanyakan petani lebih sering menggunakan pupuk buatan daripada
pupuk alam?

28

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

VII. DAFTAR PUSTAKA
Pemerintah, I. 2011. Peraturan Menteri Pertanian No 70/Permentan/SR.

140/10/2011 tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayati Dan Pembenah Tanah.
Purba, Tioner, Ringkop Situmeang, Hanif Fatur Rohman Mahyati, Arsi, Refa

Firgiyanto, Abdus Salam Junaedi Tatuk Tojibatus Saadah, Junairiah Jajuk
Herawati dan Arum Asriyanti Suhastyo. 2021. Pupuk dan Tekonolgi
Pemupukan. Yayasan Kita Menulis. Medan.
Rajiman. 2020. Pengantar Pemupukan. Deepublish. Yogyakarta.

Tabel 2. Hasil Pengamatan Pupuk Buatan

No. Nama Jenis Pupuk Warna Tekstur Higroskopisitas Rumus Kadar Unsur
Pupuk dan Kimia Hara dan
bentuknya
1. Struktur

2.

3.

4.

5.

6.

7.

29

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

Tabel 3. Hasil Pengamatan Perlakuan Pencampuran Pupuk Buatan

No. Nama Pupuk Perlakuan Pengamatan hari ke … Terjadi……

Terbuka
1. Urea

Tertutup

Terbuka
2. TSP

Tertutup

Terbuka
3. KCl

Tertutup

Terbuka
4. Urea + TSP

Tertutup

Terbuka
5. Urea + KCl

Tertutup

Terbuka
6. TSP + KCl

Tertutup

Urea + TSP + Terbuka
7.

KCl Tertutup

30

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

Latihan No :6
Pokok Bahasan : Pemupukan
Judul Praktik : Menghitung Kebutuhan Pupuk
No. Kurikulum : 4.1.2
Kegiatan : Laboratorium
Tempat : Ruang Laboratorium
Alokasi Waktu : 2 x 60 menit

I. CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS MATA KULIAH
1. Mahasiswa mampu menghitung kebutuhan pupuk untuk tanaman Jagung dan

Kedelai berdasarkan hasil analisis tanah.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan hubungan analisis tanah dengan kebutuhan

pupuk untuk tanaman tertentu.
II. TEORI

Penggunaan pupuk seringkali berlebihan atau kurang sehingga hasil
pertanian tidak dapat optimal. Untuk menentukan kebutuhan pupuk suatu lahan
harus memperhatikan dosis pupuk yang diberikan, kandungan hara pupuk yang
digunakan dan kehilangan hara dari lahan. Pemberian pupuk yang tidak tepat akan
berakibat terhadap tanah dan tanaman. Berdasarkan kondisi tersebut, maka
pemberian pupuk perlu diperhitungkan dengan tepat.
1. Ketersediaan hara tanah
Dapat menggunakan rumus :

Jumlah hara tersedia = % hara tanah x berat tanah per hektar

Contoh :
Hasil analisis laboratorium menunjukkan suatu tanah mengandung nitrogen
sebanyak 0,5 %. Berapa jumlah nitrogen tanah seluas 1 ha, jika diketahui BV tanah
= 1,25 g/cm3 dengan asumsi lapisan olah 25 cm.
Jawab : Berat tanah = luas x kedalaman x BV

= 108 cm2 x 20 cm x 1,25 g/cm3 = 2 x 109 g = 3.125ton
Jumlah Nitrogen = % N total tanah x Berat tanah per hektar

= (0,5/100) x 3.125 ton = 15,625 ton

31

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

2. Kebutuhan hara tanaman
Dapat menggunakan rumus :

Kht = % kadar hara tanaman x berat kering tanaman per hektar
Contoh :
Penanaman padi menghasilkan gabah kering giling 5,1 ton/ha dan Jerami kering
1,8 ton/ha. Hasil analisis jaringan diperoleh kandungan nitrogen gabah 2,8 % dan
Jerami 0,8 %. Berapa kebutuhan nitrogen yang harus ditambahkan ke lahan padi?
Jawab :
Kht N = % N tanaman x berat kering tanaman per ha

= (% N gabah x berat gabah) + (%N Jerami x berat Jerami)
= (2,8 x 5,1) + (0,8 x 1,8)
= 15,72 ton
3. Kebutuhan hara yang ditambahkan
Merupakan selisih hara yang dibutuhkan tanaman dengan ketersediaan hara dalam
tanah. Secara persamaan :

Jumlah hara yang diberikan = Hara tanaman – hara tanah
Berdasarkan contoh 1 dan 2 dapat dihitung jumlah pupuk nitrogen yang harus
diberikan ke lahan adalah :
Jumlah Nitrogen yang diberikan = 15,72 – 15,625 ton

= 0,095 ton = 95 kg nitrogen
Pupuk yang diberikan tidak 100% dapat diserap tanaman maka harus
memperhatikan efisensi pupuknya.
Kebutuhan pupuk nitrogen = 95 x 100/60 = 211,1 kg
4. Kebutuhan pupuk
Kebutuhan pupuk ditentukan oleh jenis pupuk yang digunakan dan kandungan hara
didalamnya. Salah satu jenis pupuk nitrogen adalah Urea yang memiliki kandungan
nitrogen sebesar 46 %. Perhitungan kebutuhan pupuk :

Kebutuhan pupuk per hektar = kebutuhan nitrogen x 100/kandungan hara
Contoh :
Kebutuhan Urea = 211,1 kg x 100/46

= 458,97 kg

32

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

III. ORGANISASI
1. Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan anggota masing masing

kelompok sebanyak 4 -5 orang.
2. Masing-masing kelompok mendapatkan bahan dan alat sesuai kebutuhan.
3. Masing-masing kelompok bekerja aktif melaksanakan praktik sesuai dengan

objek praktikum.
4. Setiap mahasiswa selama praktikum dinilai oleh dosen.
5. Setiap pekerjaan praktik dibimbing oleh dosen dan teknisi.
IV. ALAT DAN BAHAN
1. Alat Tulis
2. Buku Kerja Praktik Mahasiswa
3. Buku Tulis
4. Hasil Analisis N, P dan K sampel tanah
V. PELAKSANAAN PRAKTIK
1. Siapkan hasil analisis tanah yang telah dilakukan seperti N-total (%), P-tersedia

(ppm) dan K-dd (cmol/kg).
2. Hitung ketersediaan hara dalam 1 ha (Berat tanah 1 ha = 2 x 106 kg).
3. Hitung kebutuhan N, P dan K untuk tanamana Jagung dan Kedelai per tanaman.
4. Hitung kekurangan N, P dan K untuk memenuhi kebutuhan tanaman Jagung

dan Kedelai per tanaman.
VI. TUGAS DAN PERTANYAAN
1. Hitung ketersediaan hara 1 ha jika suatu tanah mengandung P-tersedia sebesar

4 ppm dengan BV 1 g/cm3 dan lapisan olah 20 cm !
2. Jika suatu tanaman membutuhkan pupuk P sebesar 100 kg, hitung kebutuhan

TSP yang diberikan !
VII. DAFTAR PUSTAKA
Rajiman. 2020. Pengantar Pemupukan. Deepublish. Yogyakarta.
Rosmarkam, Afandi dan Nasih Widya Yuwono. 2001. Ilmu Kesuburan Tanah.

Kanisius. Yogyakarta.

33

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

Latihan No :7
Pokok Bahasan : Pengambilan Sampel Tanah
Judul Praktik : Pengambilan Sampel Tanah di Lapangan
No. Kurikulum : 2.2.1
Kegiatan : Lapang
Tempat : Lahan Praktek Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh
Alokasi Waktu : 2 x 60 menit

I. CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS MATA KULIAH

1. Mahasiswa mampu melakukan pengambilan sampel tanah untuk analisis kimia

tanah di laboratorium.

2. Mahasiswa mampu membedakan pengambilan sampel tanah utuh dan sampel

tanah terganggu.

3. Mahasiswa mampu menjelaskan beberapa metode dalam pengambilan sampel

tanah di lapangan.

II. TEORI

Analisis sifat fisik tanah memerlukan contoh tanah yang berbeda, tergantung

tujuannya. Ada beberapa jenis contoh tanah, diantaranya contoh tanah utuh

(undisturbed soil sample), agregat utuh (undisturbed soil aggregate), dan contoh

tanah tidak utuh (disturbed soil sample) yang peruntukan analisisnya berbeda.

Peralatan yang digunakan untuk mengambil contoh tanah berbeda sesuai dengan

macam contoh tanah yang akan diambil. Jenis peralatan yang digunakan disajikan

pada Tabel 4.

Tabel 4. Pengambilan Contoh Tanah dan Alat yang digunakan

No. Jenis Contoh Tanah Jenis Alat

1. Contoh tanah utuh (undisturbed Tabung logam kuningan atau tembaga

soil sample) (ring sample), sekop/cangkul, pisau

tajam tipis

2. Contoh tanah dengan agregat Cangkul, kotak contoh
utuh (undisturbed soil
aggregate)

3. Contoh tanah terganggu Cangkul dan atau bor tanah, kantong

(disturbed soil sample) plastik tebal

34

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

Contoh tanah terganggu dapat juga digunakan untuk analisis sifat-sifat kimia
tanah. Kondisi contoh tanah terganggu tidak sama dengan keadaan di lapangan,
karena sudah terganggu sejak dalam pengambilan contoh. Contoh tanah ini dapat
dikemas menggunakan kantong plastik tebal atau tipis. Kemudian diberi label yang
berisikan informasi tentang lokasi, tanggal pengambilan, dan kedalaman tanah.
Label ditempatkan di dalam atau di luar kantong plastik. Jika label dimasukkan ke
dalam kantong plastik bersamaan dengan dimasukkannya contoh tanah, maka label
dalam ini perlu dibungkus dengan kantong plastik kecil, agar informasi yang telah
tercatat tidak hilang karena terganggu oleh kelembapan air tanah. Pengangkutan
semua contoh tanah hendaknya berpegang kepada prinsip dasar, bahwa contoh
tanah tidak boleh tercampur satu sama lain dan tidak mengalami perubahan apapun
selama dalam perjalanan. Contoh tanah terganggu lebih dikenal sebagai contoh
tanah biasa (disturbed soil sample), merupakan contoh tanah yang diambil dengan
menggunakan cangkul, sekop atau bor tanah dari kedalaman tertentu sebanyak 1-2
kg. Contoh tanah terganggu digunakan untuk keperluan analisis kandungan air,
tekstur tanah, perkolasi, batas cair, batas plastis, batas kerut, dan lain-lain.

Gambar 6. Contoh tanah terganggu (Suganda et al.,2006)
Pengambilan contoh tanah komposit adalah teknik pengambilan contoh
tanah pada beberapa titik pengambilan, kemudian contoh-contoh tersebut disatukan
dan dicampur/diaduk sampai merata, kemudian di analisis. Dengan contoh tanah
komposit yang dianalisis, maka jumlah contoh tanah sangat berkurang. Teknik ini
sering digunakan dalam pengambilan contoh tanah, karena sangat menguntungkan
dalam mengurangi biaya analisis. Sejumlah literatur banyak membahas ini, baik
secara teori maupun praktek, tetapi cara penetapan yang baik dan metode yang
dapat diterapkan dalam pengambilan contoh tanah ini tidak cukup tersedia. Asumsi

35

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

yang bersifat umum dan mendasar, bahwa hasil analisis dari contoh tanah yang
diambil secara komposit memberikan hasil analisis yang sama, jika contoh tanah
yang membentuk komposit tersebut diambil secara satu persatu (individual).
III. ORGANISASI
1. Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan anggota masing masing

kelompok sebanyak 4 -5 orang.
2. Masing-masing kelompok mendapatkan bahan dan alat sesuai kebutuhan.
3. Masing-masing kelompok bekerja aktif melaksanakan praktik sesuai dengan

objek praktikum.
4. Setiap mahasiswa selama praktikum dinilai oleh dosen.
5. Setiap pekerjaan praktik dibimbing oleh dosen dan teknisi.
IV. ALAT DAN BAHAN
4.1. Alat
1. Cangkul atau Bor belgi
2. Spidol
4.2.Bahan
1. Kertas label
2. Plastik
3. Karet
V. PELAKSANAAN PRAKTIK
1. Tetapkan areal pengambilan sampel tanah.
2. Tetapkan lima titik sampel yang mewakili areal tersebut dan diberi tanda.
3. Ambil contoh tanah pada sertiap titik yang telah diberi tanda dengan kedalaman

15 – 20 cm, dapat menggunakan cangkul maupun bor belgi.
4. Sampel tanah diletakkan pada masing-masing plastik yang telah disediakan.
5. Siapkan plastik untuk menggabungkan (komposit) lima titik sampel tanah

tersebut, kemudian digabungkan dan diaduk sampai homogen.
6. Ambil sampel tanah yang telah dikompositkan tersebut sebanyak ± 1kg dan

dimasukkan ke dalam palstik dan diberi label.
7. Sampel yang telah diberi label dibawa ke laboratorium untuk dikering

anginkan.

36

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

VI. TUGAS DAN PERTANYAAN
1. Dalam analisis sifat kimia tanah sampel tanah apa yang bisa kita gunakan?
2. Jelaskan maksud sampel tanah utuh dan sampel tanah terganggu serta

kegunaannya dalam analisis sampel tanah !
VII. DAFTAR PUSTAKA
Cameron, D. R., M. Nyborg, J. A. Toogood, and D. H. Laverty. 1971. Accuracy of

field sampling for soil tests. Can. J. Soil.Sci. 51: 165-175
Suganda, Husein, Achmad Rachman dan Sutono. 2006. Petunjuk Pengambilan

Contoh Tanah.

37

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

Latihan No :8
Pokok Bahasan : Budidaya Tanaman Kedelai
Judul Praktik : Uji Pemberian Kapur pada Tanaman Kedelai (Persiapan

No. Kurikulum Lahan, Pemberian Kapur dan Pupuk Dasar)
Kegiatan : 3.2.1
Tempat : Kerja Lapang
Alokasi Waktu : Lahan Praktek Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh
: 2 x 60 menit

I. CAPAIAN PEMBELAJRAN KHUSUS MATA KULIAH
1. Mahasiswa mampu mempersiapkan lahan yang akan digunakan untuk budidaya

kedelai.
2. Mahasiswa mampu memberikan perlakuan (kapur) pada tanaman kedelai.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan dampak pemberian perlakuan (kapur) pada

tanah yang digunakan untuk budidaya tanaman kedelai.
II. TEORI

Menurut Falagh et al (2018), tanaman kedelai tumbuh baik pada tanah yang
sedikit masam sampai mendekati netral, pada pH 5,5-7,0 dan pH optimal 6,0-6,5.
Pada kisaran pH tersebut hara makro dan mikro tersedia bagi tanaman kedelai. Pada
tanah yang bereaksi masam (pH kurang dari 5,5), hara fosfat (P), kalsium (Ca),
magnesium (Mg), kalium (K), sulfur (S) tidak mudah tersedia bagi tanaman kedelai.
Pada tanah yang bereaksi basa (pH lebih dari 7.0) unsur hara mikro terutama Fe,
Zn, Mn, dan juga P menjadi tidak mudah tersedia bagi tanaman. Pada tanah masam,
mineral Mn, Al, dan Fe tersedia secara berlebihan, sehingga dapat meracun bagi
tanaman. Pada tanah masam yang mengandung Al tinggi, kadar lebih dari 20%
menyebabkan terjadinya keracunan pada akar kedelai, sehingga akar tidak
berkembang, tanaman tumbuh kerdil, daun berwarna kuning kecoklatan, dan tidak
mampu membentuk polong (Saragih, et al. 2016).

Tanaman kedelai umumnya tumbuh tegak, berbentuk semak, dan merupakan
tanaman semusim. Morfologi tanaman kedelai didukung oleh komponen utamanya,
yaitu akar, daun, batang, polong, dan biji sehingga pertumbuhannya bisa optimal.
Kualitas benih sangat menentukan keberhasilan usaha tani kedelai. Pada

38

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

penanaman kedelai, biji atau benih ditanam secara langsung, sehingga apabila
kemampuan tumbuhnya rendah, jumlah populasi per satuan luas akan berkurang.
Di samping itu, kedelai tidak dapat membentuk anakan sehingga apabila benih tidak
tumbuh, tidak dapat ditutup oleh tanaman yang ada. Oleh karena itu, agar dapat
memberikan hasil yang memuaskan, harus dipilih varietas kedelai yang sesuai
dengan kebutuhan, mampu beradaptasi dengan kondisi lapang, dan memenuhi
standar mutu benih yang baik.

Gambar 7. Pertumbuhan tanaman kedelai (University of Illinois,1992)
III. ORGANISASI
1. Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan anggota masing masing

kelompok sebanyak 4 -5 orang.
2. Masing-masing kelompok mendapatkan bahan dan alat sesuai kebutuhan.
3. Masing-masing kelompok bekerja aktif melaksanakan praktik sesuai dengan

objek praktikum.
4. Setiap mahasiswa selama praktikum dinilai oleh dosen.
5. Setiap pekerjaan praktik dibimbing oleh dosen dan teknisi.
IV. ALAT DAN BAHAN
4.1. Alat
1. Cangkul
2. pH meter
3. Pancang Kayu
4. Label
5. Timbangan
6. Spidol

39

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

6.2.Bahan
1. Pupuk buatan (Urea, TSP dan KCl)
2. Kapur pertanian (CaCO3) dan Dolomit (CaMg(CO3)2).
V. PELAKSANAAN PRAKTIK
5.1. Persiapan Lahan
1. Tanah dicangkul atau dibajak sedalam 15 cm – 20 cm. Di sekeliling lahan dibuat

parit selebar 40 cm dengan kedalaman 30 cm.
2. Dibuat petakan-petakan dengan ukuran ± 1,5 m x 1 m.
3. Antara petakan yang satu dengan yang lain (kanan dan kiri) dibuat parit selebar

dan sedalam 25 cm.
4. Antara petakan satu dengan petakan di belakangnya dibuat parit selebar 30 cm

dengan kedalaman 25 cm.
5.2. Pemberian Kapur dan Pupuk Dasar
1. Perlakuan pemberian kapur terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan, sehingga

diperoleh 12 satuan percobaan yang terdiri dari : A0 = tanpa kapur, A1 = 1 x
Al-dd (CaCO3), A2 = 1 x Al-dd (CaMg(CO3)2, A3 = 2 x Al-dd (CaCO3), A4 =
2 x Al-dd (CaMg(CO3)2.
2. Tanah pada petakan yang telah diolah diberikan perlakuan kapur sesuai
percobaan dengan cara kapur ditebar merata kemudian tanah dibalik sedalam ±
20 cm dan disiram hingga cukup basah (tergantung keadaan cuaca).
3. Setelah merata tanah diinkubasi ± 10 – 14 hari. Diberi label untuk setiap
perlakuan.
4. Sehari sebelum penanaman diberikan pupuk dasar 50 kg/ha Urea; 100 kg/ha
TSP dan 75 kg/ha KCl yang disebar merata pada masing-masing petakan.
VI. TUGAS DAN PERTANYAAN
1. Kenapa dalam budidaya kedelai kita harus memperhatikan Al-dd tanah?
2. Bagaimana peran kapur dalam mengatasi masalah tersebut?
3. Apa yang harus kita persiapkan dan lakukan sebelum melakukan budidaya
tanaman kedelai agar nemperoleh produksi yang optimal?

40

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

VII. DAFTAR PUSTAKA
Falaqh, H.N., Sabrina, dan Fauzi. 2018. Peningkatan Kesuburan Tanah Inseptisol

serta Pertumbuhan dan Produksi Kedelai Akibat Pemberian Kompos
diperkaya Cangkang Telur Ayam dan Mikroba Bermanfaat. Jurnal
Agroekoteknologi FP USU 6(4): 862-873.
Saragih, S. D., Hasanah, Y. dan Bayu E. S. 2016. Respons Pertumbuhan dan
Produksi Kedelai (Glycine max (L.) Merril.) terhadap Aplikasi Pupuk Hayati
dan Tepung Cangkang Telur. Jurnal Agroekoteknologi 4(3): 2167-2172.

41

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

Latihan No :9
Pokok Bahasan : Budidaya Tanaman Jagung
Judul Praktik : Uji Pengaruh Pemupukan terhadap Pertumbuhan dan

No. Kurikulum Produksi Tanaman Jagung (Persiapan Lahan, Pemberian
Kegiatan Pupuk Dasar, Tanam dan Pemberian Pupuk 1)
Tempat : 4.2.1
Alokasi Waktu : Kerja Lapang
: Lahan Praktek Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh
: 2 x 60 menit

I. CAPAIAN PEMBELAJRAN KHUSUS MATA KULIAH
1. Mahasiswa mampu melakukan persiapan lahan untuk tanaman jagung.
2. Mahasiswa mampu melakukan budidaya tanaman jagung.
II. TEORI

Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman yang mampu
beradaptasi pada kondisi iklim yang bervariasi. Suhu optimum untuk pertumbuhan
tanaman jagung berkisar antara 24 – 30 0 C. Jagung merupakan tanaman C4, yang
dalam pertumbuhannya membutuhkan sinar matahari penuh agar dapat melakukan
proses fotosintesis dengan sempurna. Curah hujan yang cocok untuk pertumbuhan
jagung berkisar antara 250-5000 mm. Media tumbuh yang optimal bagi tanaman
jagung adalah tanah yang gembur dan subur, serta drainase dan aerasi yang baik.
Reaksi tanah (pH) yang sesuai untuk tanaman jagung berkisar antara 5,5 – 7,0
dengan ketinggian 0 – 1300 mdpl (Novriani, 2010).

Kesuburan tanah sering dihubungkan dengan keadaan lapisan olahannya (top
soil) karena sistem perakaran tanaman dapat berkembang dengan baik pada lapisan
ini, pengolahan tanah sangat penting bagi tanaman pada saat sebelum penanaman
dan pengolahan tanah pada waktu pemeliharaan. Jagung merupakan tanaman yang
dapat tumbuh di berbagai jenis lahan karena tanaman jagung tidak memerlukan
persyaratan tanah yang khusus dalam penanamannya. Tanaman jagung dapat
tumbuh dengan baik pada tanah yang subur, kaya humus, gembur, dan kadar
keasaman tanah antara 5,6 - 7,5. Agar kecilnya kemungkinan terjadinya erosi pada

42

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

tanah maka kemiringan tanah untuk tanaman jagung maksimum 8% (Purwono dan
Hartono, 2005).

Jarak tanam menentukan populasi tanaman per hektar. Balitsereal (2010)
merekomendasikan populasi untuk jagung 66.000 sampai dengan 71.000 tanaman
per hektar. Populasi tersebut dapat diperoleh dengan menerapkan jarak tanam 20
cm x 75 cm atau 25 cm x 70 cm. Pada tanah marjinal sebaiknya tidak menanam
jagung dengan populasi rapat untuk memberikan ruang tumbuh yang memadai di
tanah yang kurang tingkat kesuburannya. Penanaman jagung dilakukan dengan cara
menugal menggunakan balok kayu yang salah satu ujungnya runcing, pada setiap
lubang tanam ditanam 2 benih jagung.
III. ORGANISASI
1. Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan anggota masing masing

kelompok sebanyak 4 -5 orang.
2. Masing-masing kelompok mendapatkan bahan dan alat sesuai kebutuhan.
3. Masing-masing kelompok bekerja aktif melaksanakan praktik sesuai dengan

objek praktikum.
4. Setiap mahasiswa selama praktikum dinilai oleh dosen.
5. Setiap pekerjaan praktik dibimbing oleh dosen dan teknisi.
IV. ALAT DAN BAHAN
4.1. Alat
1. Cangkul
2. Pancang
3. Timbangan
4. Spidol
4.2. Bahan
1. Pupuk buatan (NPK)
2. Pupuk Kandang
3. Benih jagung (Varietas)
V. PELAKSANAAN PRAKTIK
1. Bersihkan lahan yang akan digunakan dari gulma atau sisa-sisa tanaman

sebelumnya.
2. Tanah dicangkul atau dibajak sedalam 15 cm – 25 cm.

43

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

3. Buat petakan 1,5 m x 1 m dengan tinggi petakan ±20 cm, jarak antar petakan
50 cm.

4. Lubang tanah dengan cara ditugal, dengan jarak tanam 75 cm x 20 cm.
5. Pasang label dan tiang standar. Tiang standar dipasang pada tiap sampel dengan

ketinggian 15 cm dimana 5 cm ditancapkan ke dalam tanah, sedangkan 10 cm
berada diatas permukaan tanah. Tiang standar digunakan sebagai dasar
pengukuran tinggi tanaman agar tidak berubah.
6. Pemupukan pertama diberikan dosis pupuk NPK Phonska dengan ½
Rekomendasi (350 kg/ha, 300 kg/ha dan 250 kg/ha) dan pupuk urea 100 kg/ha
pada umur 10 hari setelah tanam (HST).
7. Pemupukan kedua dilakukan saat berumur 35 HST dengan pemberian ½
Rekomendasi NPK Phonska dan 150 kg/ha pupuk urea.
8. Pemupukan dilakukan dengan cara menabur pada lubang yang dibuat sedalam
5 cm dengan jarak 10 cm dari lubang tanam, lalu ditutup dengan tanah.
VI. TUGAS DAN PERTANYAAN
1. Kenapa jarak tanam jagung pada lahan marjinal (kurang subur) berbeda dengan
lahan yang subur?
2. Apa yang harus kita lakukan pada suatu lahan sebelum melakukan budidaya
tanaman jagung?
VII. DAFTAR PUSTAKA
Balitsereal (Balai Penelitian Tanaman Serealia). 2010. Deskripsi Varietas Unggul

Jagung. A. M. Adnan, Constance Rapar, Zubachtirodin (Penyusun). Balai
Penelitian Tanaman Serealia Maros.
Novriani. 2010. Alternatif Pengelolaan unsur hara P (Fosfor) pada budidaya jagung.
Agronobis., 2 (3) : 42-49.
Purwono dan R Hartono. 2005. Bertanam Jagung Unggul. Penebar Swadaya.
Depok.

44


Click to View FlipBook Version