The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku ini merupakan panduan bagi mahasiswa dalam melaksanakan praktikuk kesuburan tanah dan pemupukan baik itu di laboratorium maupun dilapangan.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by febria.fitri.ff, 2022-08-17 11:00:19

Buku Kerja Praktik Mahasiswa (BKPM) Kesuburan Tanah dan Pemupukan

Buku ini merupakan panduan bagi mahasiswa dalam melaksanakan praktikuk kesuburan tanah dan pemupukan baik itu di laboratorium maupun dilapangan.

Keywords: praktik lapangan,laboratorium,kesuburan tanah,pemupukan

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

Latihan No : 10
Pokok Bahasan : Budidaya Tanaman Kedelai
Judul Praktik : Uji Pemberian Kapur pada Tanaman Kedelai (Persiapan

No. Kurikulum Lahan, Tanam dan Pupuk Dasar)
Kegiatan : 3.2.2
Tempat : Kerja Lapang
Alokasi Waktu : Lahan Praktek Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh
: 2 x 60 menit

I. CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS MATA KULIAH
1. Mahasiswa mampu melakukan penanaman kedelai pada lahan kering masam.
2. Mahasiswa mampu melakukan pemupukan pada tanaman kedelai.
II. TEORI

Cara tanam yang terbaik untuk memperoleh produktivitas tinggi yaitu dengan
membuat lubang tanam memakai tugal dengan kedalaman antara 1,5 – 2 cm. Setiap
lubang tanam diisi sebanyak 3 – 4 biji dan diupayakan 2 biji yang bisa tumbuh.
Observasi di lapangan dijumpai bahwa setiap lubang tanam diisi 5 biji, bahkan ada
yang sampai 7 – 9 biji sehingga terjadi pemborosan benih yang cukup banyak. Di
sisi lain, pertumbuhan tanaman mengalami etiolisasisehingga dapat mengakibatkan
tanaman menjadi mudah roboh. Kebutuhan benih yang optimal dengan daya
tumbuh lebih dari 90% yaitu 50 – 60 kg/ha. Penanaman ini dilakukan dengan jarak
tanam 40 cm x 10 – 15 cm. Pada lahan subur, jarak dalam barisan dapat diperjarang
menjadi 15 – 20 cm. Populasi tanaman yang optimal berkisar 400.000 – 500.000
tanaman per hektar.

Pemberian pupuk pada budidaya tanaman kedelai berdasarkan rekomendasi
secara umum yaitu 25-50 kg urea/hektar, 50-100 kg SP-36/hektar serta 50-100 kg
KCl/hektar. Perlu diketahui bahwa status dan keseimbangan unsur NPK setiap
lokasi sangat beragam, sehingga pemupukan secara umum tidak efisien karena akan
mempercepat degradasi. Oleh sebab itu perlu adanya optimasi pemupukan NPK
yang diberikan harus sesuai dengan target hasil yang ingin dicapai serta
berdasarkan pemupukan spesifik lokasi untuk mempertahankan status kesuburan
tanah (Permadi dan Haryati, 2015). Status hara dikategorikan menjadi tiga macam

45

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

yaitu rendah, sedang dan tinggi. Status hara rendah menunjukkan bahwa pupuk
yang dibutuhkan lebih banyak, respon pemupukan tinggi, tanpa pupuk gejala
kekahatan akan tampak, pertumbuhan tidak normal, kemungkinan mati kecil
meskipun tidak berbuah. Status hara sedang menunjukkan kebutuhan hara sedang,
respon pemupukan sedang, tanpa pemupukan pertumbuhan tanaman kurang
normal, gejala kahat tidak muncul dan produksi rendah. Status hara tinggi
membutuhkan pupuk sedikit, respon pemupukan rendah, tambahan pupuk hanya
untuk pemeliharaan kesuburan tanah (Wijanarko dan Taufik, 2008). Pemupukan
pada tanaman kedelai berdasarkan pengelolaan hara spesifik lokasi dengan metode
analisis perangkat uji tanah sawah bagi lahan sawah di musim kemarau dan metode
perangkat uji tanah kering yang menentukan kelas hara tanah termasuk rendah,
sedang dan tinggi. Pemberian pupuk N pada kelas hara tanah termasuk rendah,
sedang dan tinggi masing-masing sebesar 174, 152 dan 117 kg/hektar urea. Untuk
pupuk P pada kelas hara tanah rendah, sedang dan tinggi masing-masing 104, 80
dan 40 kg SP-36/ hektar. Untuk pupuk K pada kelas hara tanah rendah, sedang dan
tinggi adalah 210, 190 dan 150 kg KCl/ hektar (Permadi dan Haryati, 2015)
III. ORGANISASI
1. Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan anggota masing masing

kelompok sebanyak 4 -5 orang.
2. Masing-masing kelompok mendapatkan bahan dan alat sesuai kebutuhan.
3. Masing-masing kelompok bekerja aktif melaksanakan praktik sesuai dengan

objek praktikum.
4. Setiap mahasiswa selama praktikum dinilai oleh dosen.
5. Setiap pekerjaan praktik dibimbing oleh dosen dan teknisi.
IV. ALAT DAN BAHAN
1. Cangkul
2. Benih kedelai (Varietas yang adaptasi tinggi terhadap tanah masam seperti :

Tanggamus, Singgalang, Wilis, Pangrango).
3. Pancang Kayu
V. PELAKSANAAN PRAKTIK
1. Petakan pada lahan yang telah diinkubasi dengan kapur sedikit digemburkan

sebelum menanam kedelai.

46

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

2. Membuat lubang dengan cara ditugal dengan jarak 40 x 15 cm pada petakan.
3. Masukkan 2 benih kedelai per lubang, kemudian ditutup tipis dengan tanah.
4. Disiram hingga kapasitas lapang (tergantung cuaca).
VI. TUGAS DAN PERTANYAAN
1. Coba jelaskan tahapan pemilihan benih yang dapat digunakan dalam budidaya

tanaman kedelai !
2. Apa saja faktor penting yang mempengaruhi dalam pertumbuhan tanaman

kedelai ?
VII. DAFTAR PUSTAKA
Permadi, K., Haryati, Y. (2015) “Pemberian Pupuk N, P, dan K Berdasarkan

Pengelolaan Hara Spesifik Lokasi untuk Meningkatkan Produktivitas
Kedelai, ”Agrotrop, 5(1), hal. 1-8.
Wijanarko, A., Taufiq, A. (2008) “Pemenuhan Kebutuhan Pupuk Puntuk Tanaman
Kedelai, Kacang Tanah dan Kacang Hijau Berdasar Uji Tanah di Lahan
Kering Masam Ultisol, ” Buletin Palawija, 15, hal. 1-8.

47

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

Latihan No : 11
Pokok Bahasan : Budidaya Tanaman Jagung
Judul Praktik : Uji Pengaruh Pemupukan terhadap Pertumbuhan dan

No. Kurikulum Produksi Tanaman Jagung (Pembumbunan, Pemeliharaan
Kegiatan dan Pengamatan Pertumbuhan)
Tempat : 4.2.2
Alokasi Waktu : Kerja Lapang
: Lahan Praktek Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh
: 2 x 60 menit

I. CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS MATA KULIAH
1. Mahasiswa mampu melakukan pemeliharaan pada tanaman jagung.
2. Mahasiswa mampu melihat pengaruh pemupukan terhadap pertumbuhan
tanaman jagung.

II. TEORI
Secara umum tanaman jagung mempunyai pola pertumbuhan yang sama.

Namun, interval waktu dapat berbeda antar tahap pertumbuhan dan jumlah daun
yang berkembang. Tanaman jagung mempunyai tiga fase pertumbuhan yakni: (1)
fase perkecambahan, pada fase ini terjadinya pembengkakan biji sampai dengan
sebelum munculnya daun pertama yang disebut proses imbibisi air. (2) fase
pertumbuhan vegetatif, pada fase ini ditandai dengan munculnya daun pertama
yang terbuka sempurna sampai tasseling dan sebelum silking (keluarnya bunga
betina); (3) fase reproduktif, merupakan fase pertumbuhan setelah silking sampai
masak fisiologis (Subekti, et al., 2010).

Bunga tanaman jagung termasuk bunga tidak sempurna karena bunga
tanaman jagung masuk ke dalam golongan bunga berumah satu (monoecious).
Bunga jantan berada di ujung batang. Sedangkan bunga betina berada pada ketiak
daun keenam dan daun kedelapan dari bunga jantan. Penyerbukan tanaman jagung
umumnya terjadi penyerbukan silang, yaitu serbuk sari bunga jantan jatuh dan
menempel pada rambut bunga tongkol. Pada penyerbukan ini sangat jarang terjadi
penyerbukan dari serbuk sari dari tanaman itu sendiri (Purwono dan Hartono,
2005).

48

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

III. ORGANISASI
1. Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan anggota masing masing

kelompok sebanyak 4 -5 orang.
2. Masing-masing kelompok mendapatkan bahan dan alat sesuai kebutuhan.
3. Masing-masing kelompok bekerja aktif melaksanakan praktik sesuai dengan

objek praktikum.
4. Setiap mahasiswa selama praktikum dinilai oleh dosen.
5. Setiap pekerjaan praktik dibimbing oleh dosen dan teknisi.
IV. ALAT DAN BAHAN

1. Cangkul
2. Pena
3. Buku pengamatan
4. Meteran
5. Pestisida (jika dibutuhkan)
6. Herbisida (jika dibutuhkan)
7. Gembor
V. PELAKSANAAN PRAKTIK
1. Pembumbunan dilakukan dengan menggemburkan tanah disekitar perakaran
dan menaikkan tanah diantara bedengan ke daerah sekitar perakaran.
2. Penyiangan gulma dilakukan manual atau konvensional dengan mencabut
gulma yang terdapat pada bedengan dan disekitar tanaman jagung atau dengan
herbisida sesuai dengan anjuran dosis pemakaian.
3. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan jika muncul tanda-tanda pada
tanaman jagung dan dilihat tingkat serangannya. Apabila tidak dapat dilakukan
secara konvensional maka dapat dilakukan dengan penyemprotan pestisida
sesuai takaran.
4. Penyiraman dilakukan pada pagi atau sore hari menggunakan gembor, sesuai
dengan cauaca dilapangan.
5. Pengamatan pertumbuhan tanaman jagung terdiri dari (Catat pada buku
pengamatan) :
a. Tinggi tanaman (cm), diukur dari bagian batas awal pada tiang standar

sampai ujung daun tanaman jagung yang diluruskan secara vertikal

49

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

menggunakan meteran. Pengamatan dimulai pada umur 14 HST dan
interval waktu satu kali seminggu sampai muncul bunga jantan.
b. Jumlah daun (helai), dihitung secara manual dengan menghitung jumlah
daun yang telah membuka sempurna. Perhitungan jumlah daun dihitung
mulai dari 14 HST dan dilakukan dengan interval satu kali seminggu sampai
bunga jantan muncul
c. Lebar daun (cm), diukur dari ujung kanan ke kiri daun, di posisi bagian
tengah tegak lurus tulang daun terlebar tanaman sampel dengan
menggunakan mistar. Pengukuran dimulai pada umur tanaman 14 HST dan
dilakukan dengan interval satu kali seminggu sampai bunga jantan muncul.
VI. TUGAS DAN PERTANYAAN
1. Pada pengamatan yang Saudara lakukan apakah terdapat perbedaan dari
perlakuan yang diberikan? Jelaskan!
2. Apakah terdapat tanda-tanda serangan hama dan penyakit pada tanaman jagung
Saudara? Jelaskan!
3. Bagaimana tindakan yang Saudara lakukan?
4. Lakukan pengamatan dan catat pada buku pengamatan!
VII. DAFTAR PUSTAKA
Purwono dan R Hartono. 2005. Bertanam Jagung Unggul. Penebar Swadaya.
Depok.
Subekti, N.A., Syafruddin, R. Effendi dan S. Sunarti.2010. Morfologi Tanaman dan
Fase Pertumbuhan Jagung.Balai Penelitian Tanaman Serealia, maros 28 hal.

50

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

Latihan No : 12
Pokok Bahasan : Budidaya Tanaman Kedelai
Judul Praktik : Uji Pemberian Kapur pada Tanaman Kedelai

No. Kurikulum (Pemeliharaan dan Pengamatan Pertumbuhan)
Kegiatan : 3.2.3
Tempat : Kerja Lapang
Alokasi Waktu : Lahan Praktek Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh
: 1 x 60 menit

I. CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS MATA KULIAH
1. Mahasiswa mampu melihat pengaruh pemberian kapur terhadap pertumbuhan

tanaman kedelai.
2. Mahasiswa mampu melakukan pemeliharaan dalam budidaya tanaman kedelai.
II. TEORI

Untuk mengurangi penguapan tanah pada lahan, dapat digunakan mulsa
berupa jerami kering. Mulsa ditebarkan di antara barisan tempat penanaman benih
dengan ketebalan antara 3 cm – 5 cm. Satu minggu setelah penanaman, dilakukan
kegiatan penyulaman. Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih kedelai yang
mati atau tidak tumbuh. Keterlambatan penyulaman akan mengakibatkan tingkat
pertumbuhan tanaman yang jauh berbeda. Tanaman kedelai sangat memerlukan air
saat perkecambahan (0 – 5 hari setelah tanam), stadium awal vegetatif (15 – 20
hari), masa pembungaan dan pembentukan biji (35 – 65 hari). Pengairan sebaiknya
dilakukan pada pagi atau sore hari. Pengairan dilakukan dengan menggenangi
saluran drainase selama 15 – 30 menit. Kelebihan air dibuang melalui saluran
pembuangan. Jangan sampai terjadi tanah terlalu becek atau bahkan kekeringan.
Pada saat tanaman berumur 20 – 30 hari setelah tanam, dilakukan kegiatan
penyiangan. Penyiangan pertama dilakukan bersamaan dengan kegiatan
pemupukan susulan. Penyiangan kedua dilakukan setelah tanaman kedelai selesai
berbunga. Penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma yang tumbuh
menggunakan tangan. Selain itu, dilakukan pula penggemburan tanah.
Penggemburan dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak perakaran tanaman.
Pemberian pupuk susulan dilakukan saat tanaman berumur 20 – 30 hari setelah

51

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

tanam. Pemberian pupuk susulan hanya dilakukan pada tanah yang kurang subur
saja. Pupuk yang digunakan berupa Urea sebanyak 50 kg/ha. Pupuk diberikan
dalam larikan di antara barisan tanaman kedelai, selanjutnya ditutup dengan tanah.
Hama dan penyakit dilakukan pengendalian pada tanaman kedelai apabila sudah
terlihat tanda-tanda tanaman terserang oleh Organisme Penganggu Tanaman (OPT)
dengan cara makanis maupun kimiawi. Secara mekanis dilakukan bila tanaman
yang pertumbuhannya tidak normal, diserang oleh hama atau penyakit maka
dilakukan pencabutan dan dibuang pada tempat yang tidak memungkinkan dapat
menular pada tanaman lain. Secara kimiawi dilakukan bila tanaman yang terserang
hama dan penyakit cukup banyak.
III. ORGANISASI
1. Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan anggota masing masing

kelompok sebanyak 4 -5 orang.
2. Masing-masing kelompok mendapatkan bahan dan alat sesuai kebutuhan.
3. Masing-masing kelompok bekerja aktif melaksanakan praktik sesuai dengan

objek praktikum.
4. Setiap mahasiswa selama praktikum dinilai oleh dosen.
5. Setiap pekerjaan praktik dibimbing oleh dosen dan teknisi.
IV. ALAT DAN BAHAN
1. Cangkul
2. Pena
3. Buku pengamatan
4. Meteran
5. Pestisida (jika dibutuhkan)
6. Herbisida (jika dibutuhkan)
7. Gembor
V. PELAKSANAAN PRAKTIK
1. Penyiraman tanaman kedelai dilakukan setelah benih ditanam. Penyiraman

dilakukan setiap hari pada pagi atau sore dan disesuaikan dengan kondisi cuaca
di lapangan, pada saat turun hujan tidak dilakukan penyiraman. Kegiatan
penyiraman dibantu dengan menggunakan gembor.

52

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

2. Penyiangan gulma dilakukan secara konvensional atau manual yaitu dengan

mencabut gulma. Tujuannya agar gulma tidak menganggu pertumbuhan

tanaman kedelai.

3. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan apabila sudah terlihat tanda-tanda

tanaman terserang dengan cara makanis maupun kimiawi. Secara mekanis

dilakukan bila tanaman yang pertumbuhannya tidak normal, diserang oleh hama

atau penyakit maka dilakukan pencabutan dan dibuang pada tempat yang tidak

memungkinkan dapat menular pada tanaman lain. Secara kimiawi dilakukan

bila tanaman yang terserang hama dan penyakit cukup banyak melalui

penyemprotan pestisida sesuai dosis.

4. Pengamatan pertumbuhan tanaman kedelai terdiri dari :

a. Tinggi tanaman (cm), diukur mulai dari pangkal batang sampai ujung daun

tertinggi tanaman kedelai. Dilakukan pada umur 5-8 MST menggunakan

meteran dan dilakukan satu kali seminggu.

b. Jumlah cabang produktif (batang), dilakukan pada 9-13 MST. Pengamatan

dilakukan dengan cara menghitung jumlah cabang yang menghasilkan polong

setiap perlakuan pada masing-masing ulangan. Dilakukan satu kali seminggu.

Tabel 5. Hasil Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Kedelai

No. Pengamatan Tinggi Tanaman (cm) Jumlah cabang produktif
1. 5 MST (batang)

2. 6 MST

3. 7 MST

4. 8 MST

5. 9 MST

6. 10 MST

7. 11 MST

8. 12 MST

9. 13 MST

VI. TUGAS DAN PERTANYAAN
1. Dari pengamatan yang Saudara lakukan bagaimana pengaruh perlakuan kapur

terhadap pertumbuhan tanaman kedelai ?

53

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

2. Pada perlakuan yang apa pertumbuhan tanaman kedelai optimal ?
3. Apa kendala yang Saudara hadapi dalam pemeliharaan tanaman kedelai ?

bagaimana cara mengatasisnya ?
VII. DAFTAR PUSTAKA
Adie, M., dan Krisnawati, A. 2013. Biologi Tanaman Kedelai. Balai Penelitian

Tanaman Aneka Kacang dan Umbi. Malang.
Irwan, A.W. 2006. Budidaya Tanaman Kedelai. Universitas Padjadjaran.

Jatinangor.

54

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

Latihan No : 13
Pokok Bahasan : Budidaya Tanaman Jagung
Judul Praktik : Uji Pengaruh Pemupukan terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Tanaman Jagung (Pemeliharaan dan Pengamatan
No. Kurikulum Pertumbuhan)
Kegiatan : 4.2.3
Tempat : Kerja Lapang
Alokasi Waktu : Lahan Praktek Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh
: 1 x 60 menit

I. CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS MATA KULIAH
1. Mahasiswa mampu melakukan pemeliharaan pada tanaman jagung.
2. Mahasiswa mampu melihat pengaruh pemupukan terhadap pertumbuhan

tanaman jagung.
II. TEORI

Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya
diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap
pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi
tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya
berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m.
Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum
bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan (seperti
padi), pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini. Akar jagung
tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian
besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul
akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga
tegaknya tanaman (Barnito, 2009).

Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah dalam satu
tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku
Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae
(tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan
bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga

55

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

betina tersusun dalam tongkol. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat
menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina.
Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada
bunga betinanya (protandri). Bunga betina jagung berupa "tongkol" yang
terbungkus oleh semacam pelepah dengan "rambut". Rambut jagung sebenarnya
adalah tangkai putik (Barnito, 2009).
III. ORGANISASI
1. Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan anggota masing masing

kelompok sebanyak 4 -5 orang.
2. Masing-masing kelompok mendapatkan bahan dan alat sesuai kebutuhan.
3. Masing-masing kelompok bekerja aktif melaksanakan praktik sesuai dengan

objek praktikum.
4. Setiap mahasiswa selama praktikum dinilai oleh dosen.
5. Setiap pekerjaan praktik dibimbing oleh dosen dan teknisi.
IV. ALAT DAN BAHAN
1. Cangkul
2. Pena
3. Buku pengamatan
4. Meteran
5. Pestisida (jika dibutuhkan)
6. Herbisida (jika dibutuhkan)
7. Gembor
V. PELAKSANAAN PRAKTIK
1. Penyiangan gulma dilakukan manual atau konvensional dengan mencabut

gulma yang terdapat pada bedengan dan disekitar tanaman jagung atau dengan
herbisida sesuai dengan anjuran dosis pemakaian.
2. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan jika muncul tanda-tanda pada
tanaman jagung dan dilihat tingkat serangannya. Apabila tidak dapat dilakukan
secara konvensional maka dapat dilakukan dengan penyemprotan pestisida
sesuai takaran.
3. Penyiraman dilakukan pada pagi atau sore hari menggunakan gembor, sesuai
dengan cuaca dilapangan.

56

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

4. Pengamatan pertumbuhan tanaman jagung terdiri dari (Isikan data pada buku

pengamatan pada Tabel.) :

a. Tinggi tanaman (cm), diukur dari bagian batas awal pada tiang standar

sampai ujung daun tanaman jagung yang diluruskan secara vertikal

menggunakan meteran. Pengamatan dimulai pada umur 14 HST dan

interval waktu satu kali seminggu sampai muncul bunga jantan.

b. Jumlah daun (helai), dihitung secara manual dengan menghitung jumlah

daun yang telah membuka sempurna. Perhitungan jumlah daun dihitung

mulai dari 14 HST dan dilakukan dengan interval satu kali seminggu sampai

bunga jantan muncul

c. Lebar daun (cm), diukur dari ujung kanan ke kiri daun, di posisi bagian

tengah tegak lurus tulang daun terlebar tanaman sampel dengan

menggunakan mistar. Pengukuran dimulai pada umur tanaman 14 HST dan

dilakukan dengan interval satu kali seminggu sampai bunga jantan muncul.

Tabel 6. Hasil Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Jagung

No. Pengamatan Tinggi Tanaman Jumlah daun Lebar daun
1. 14 HST (cm) (helai) (cm)

2. 21 HST

3. 28 HST

4. 35 HST

VI. TUGAS DAN PERTANYAAN
1. Isikan semua data pengamatan pada tabel yang telah disediakan!
2. Dari perlakukan yang diberikan, coba Saudara jelaskan maksud dan tujuan

perlakuan tersebut setelah melihat hasil pengamatan tanaman Saudara!
3. Lakukan pemeliharaan tanaman sampai panen!

VII. DAFTAR PUSTAKA
Barnito, N. 2009. Budidaya Tanaman Jagung. Yogyakarta. Suka Abadi.

57

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

Latihan No : 14
Pokok Bahasan : Budidaya Tanaman Kedelai
Judul Praktik : Uji Pemberian Kapur pada Tanaman Kedelai (Panen)
No. Kurikulum : 3.2.4
Kegiatan : Kerja Lapang
Tempat : Lahan Praktek Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh
Alokasi Waktu : 1 x 60 menit

I. CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS MATA KULIAH
1. Mahasiswa mampu melihat pengaruh pemberian kapur terhadap hasil produksi

tanaman kedelai.
2. Mahasiswa mampu melakukan pemanenan dan mengukur parameter produksi

tanaman kedelai.
II. TEORI

Komponen lingkungan yang menjadi penentu terhadap produksi tanaman
kedelai adalah faktor iklim, sifat fisik, kimia dan biologi. Faktor iklim seperti suhu,
intensitas cahaya matahari, curah hujan dan distribusinya. Sedangkan untuk sifat
fisik, kimia, dan biologi tanah seperti tekstur, pH, ketersediaan unsur hara,
kelembaban tanah, bahan organik tanah, drainase, dan aerasi tanah serta mikroba
tanah. Kedelai dapat tumbuh pada lingkungan dengan intensitas cahaya dan suhu
sedang, serta tanah cukup lembab. Pada daerah panas pertumbuhannya terhambat
karena enzim RuBisCO (Ribulose-1,5-bisphosphate carboxylase oxygenase)
mengikat banyak oksigen yang menyebabkan meningkatnya suhu dan memacu
fotorespirasi yang menyebabkan kehilangan karbon dan nitrogen sehingga
menghambat pertumbuhan.

Menurut Taufiq dan Sundari (2012), kedelai adalah tanaman berhari pendek,
yaitu tanaman yang tidak mampu berbunga bila penyinaran melebihi 16 jam, dan
cepat berbunga bila kurang dari 12 jam. Lama penyinaran matahari di Indonesia
umumnya sekitar 12 jam. Di Indonesia kedelai berbunga pada umur 25-40 hari dan
panen pada umur 75-95 hari, sedangkan di wilayah subtropika dengan panjang hari
14-16 jam kedelai berbunga umur 50-70 hari dan panen pada umur 150-160 hari.
Lama penyinaran optimal adalah 10-12 jam, penyinaran kurang dari 10 jam atau

58

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

lebih dari 12 jam menyebabkan pembungaan lambat, penurunan jumlah bunga,
polong dan hasil, tetapi ukuran biji tidak berpengaruh dan menjadi lebih kecil bila
penyinaran <6 jam.

Berdasarkan tipe fotosintesis, kedelai merupakan kelompok tanaman C3.
Tingkat kejenuhan fotosintesis kelompok tanaman C3 dicapai pada intensitas
cahaya lebih rendah dibandingkan tanaman C4. Tingkat kejenuhan cahaya bagi
individu daun kelompok tanaman C3 dicapai pada kisaran 50% cahaya penuh,
sedangkan tanaman C4 hampir linier hingga 100% cahaya penuh. Laju fotosintesis
lambat pada kondisi intensitas cahaya dan suhu tinggi. Fotosisntesis pada kondisi
suhu dingin, lembab, namun cahaya normal lebih efisien dibandingkan tanaman C4.
Pada tanaman C3, enzim yang menyatukan CO2 dengan substrat untuk
pembentukan karbohidrat pada saat bersamaan dapat mengikat O2 untuk proses
fotorespirasi.
III. ORGANISASI
1. Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan anggota masing masing

kelompok sebanyak 4 -5 orang.
2. Masing-masing kelompok mendapatkan bahan dan alat sesuai kebutuhan.
3. Masing-masing kelompok bekerja aktif melaksanakan praktik sesuai dengan

objek praktikum.
4. Setiap mahasiswa selama praktikum dinilai oleh dosen.
5. Setiap pekerjaan praktik dibimbing oleh dosen dan teknisi.
IV. ALAT DAN BAHAN
1. Gunting / alat pemotong yang tajam
2. Timbangan
3. Kantong plastik
4. Buku dan alat tulis
V. PELAKSANAAN PRAKTIK
1. Pemanenan dilakukan setelah tanaman kedelai menunjukkan kriteria panen

yaitu tanaman sudah matang dimana 90% polong sudah matang sempurna,
berwarna kecoklatan, daun telah rontok, kulit polong mudah dikupas, dan
batang sudah kering
2. Batang utama tanaman kedelai dipotong tepat diatas permukaan tanah.

59

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

3. Pada masing-masing polong tanaman kedelai dilakukan dengan cara
menggunting polong pertanaman dan dipisahkan berdasarkan perlakuan dan
ulangan yang telah ditetapkan.

4. Kemudian dilakukan penjemuran atau pengeringan ± 3 hari dan disusun diatas
kantong plastik sesuai dengan perlakuan. Agar kedelai kering sempurna maka
dilakukan pembalikan pada saat penjemuran.

5. Setelah kering sempurna (Kadar air 14 -16 %) maka biji kedelai dipisahkan dari
polong dan digabungkan sesuai dengan perlakuan.

6. Timbang hasil biji pertanaman sesuai perlakuan dengan menggunakan
timbangan.

VI. TUGAS DAN PERTANYAAN
1. Jelaskan pengaruh pemberian kapur terhadap hasil produksi tanaman kedelai

yang Saudara peroleh!
2. Pada kondisi bagaimana tanaman kedelai bisa kita panen?
3. Jelaskan pengaruh lama penyinaran matahari terhadap umur panen tanaman

kedelai!
VII. DAFTAR PUSTAKA
Taufiq, A., dan Sundari, T. 2012. Respons Tanaman Kedelai terhadap Lingkungan

Tumbuh. Jurnal Palawija 23(2): 13-26.
Taufiq, A. 2014. Identifikasi Masalah Keharaan Tanaman Kedelai. Balai Penelitian

Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi): Malang.

60

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

Latihan No : 15
Pokok Bahasan : Budidaya Tanaman Jagung
Judul Praktik : Uji Pengaruh Pemupukan terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Tanaman Jagung (Panen)
No. Kurikulum : 4.2.4
Kegiatan : Kerja Lapang
Tempat : Lahan Praktek Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh
Alokasi Waktu : 1 x 60 menit

I. CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS MATA KULIAH
1. Mahasiswa mampu melihat pengaruh pemberian pupuk terhadap hasil prosuksi

tanaman jagung.
2. Mahasiswa mampu melakukan pemanenan dan mengukur parameter produksi

tanaman jagung.
II. TEORI

Umur panen jagung bergantung pada tujuan dan jenis jagung yang
digunakan. Jagung semi dipanen pada umur 50 hari setelah tanam ketika tongkol
masih sangat muda. Pada jenis jagung yang memiliki tongkol lebih dari satu pada
setiap tanaman jagung yang muncul ke dua atau ke tiga dipetik pada umur 50 hari
sebagai jagung semi, satu tongkol jagung yang muncul pertama dipelihara hingga
tua. Jenis jagung manis dipanen ketika fase masak susu, yaitu ketika rambut jagung
telah kering, bulir terisi penuh, warna klobot masih hijau, jika bulir ditekan masih
mengeluarkan cairan pekat. Di dataran rendah jagung manis dipanen sekitar umur
60 – 67 hari setelah tanam. Tanaman yang ditanam di dataran tinggi atau daerah
yang bertemperatur dingin umur panen lebih panjang. Hal ini karena tanaman
jagung merespon dengan akumulasi jumlah panas yang diterima selama
pertumbuhannya untuk menentukan fase perkembangan tanaman.

Jagung yang penggunaannya untuk pakan ternak atau olahan tepung dan
keperluan benih dipanen ketika tongkol sudah tua dan bulir jagung memadat.
Pemanenan untuk tujuan ini sekitar 95 – 110 hari setelah tanam bergantung
varietasnya. Umumnya kriteria panen secara visual ditandai dengan tanaman
mengering, kelobot berwarna kuning dan kering, bulir jagung mengkilat dan

61

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

memadat, jika ditekan keras. Buah tanaman jagung terdiri atas tongkol, biji dan
daun pembungkus. Biji jagung mempunyai bentuk, warna dan kandungan
endosperm yang bervariasi, tergantung pada jenisnya. Pada umumnya jagung
memiliki barisan biji yang melitit secara lurus atau berkelok-kelok pada tongkol
dan berjumlah antara 8-20 baris biji. Biji jagung terdiri atas tiga bagian utama yaitu
kulit biji, endosperm dan embrio (Syafruddin, 2004).

Biji jagung berkeping tunggal, berderet rapi pada tongkolnya. Pada setiap
tanaman jagung ada satu tongkol, kadang-kadang ada yang dua. Setiap tongkol
terdapat 10-14 deret biji jagung yang terdiri dari 200-400 butir biji jagung
(Suprapto, 2005). Biji jagung terdiri atas tiga bagian utama, yaitu pericarp, berupa
lapisan luar yang tipis, berfungsi mencegah embrio dari organisme pengganggu dan
kehilangan air; endosperm, sebagai cadangan makanan, mencapai 75 % dari bobot
biji yang mengandung 90 % pati dan 10 % protein, mineral, minyak, dan lainnya;
dan embrio (lembaga), sebagai calon tanaman yang terdiri atas plamule akar
radikal, scute lum, dan koleoptil (Subekti, 2012).
III. ORGANISASI
1. Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan anggota masing masing

kelompok sebanyak 4 -5 orang.
2. Masing-masing kelompok mendapatkan bahan dan alat sesuai kebutuhan.
3. Masing-masing kelompok bekerja aktif melaksanakan praktik sesuai dengan

objek praktikum.
4. Setiap mahasiswa selama praktikum dinilai oleh dosen.
5. Setiap pekerjaan praktik dibimbing oleh dosen dan teknisi.
IV. ALAT DAN BAHAN
1. Cangkul
2. Timbangan
3. Kantong plastik
4. Buku dan alat tulis
V. PELAKSANAAN PRAKTIK
1. Setelah tanaman sudah masak fisiologis yang ditandai dengan kriteria buah

telah mengalami perubahan warna pada rambut jagung yaitu berubah menjadi

62

POLITEKNIK PERTANIAN BUKU KERJA PRAKTIK MAHASISWA
NEGERI PAYAKUMBUH (BKPM)

kecoklatan, tongkol atau kelobot mulai mengering, biji kering, keras, dan
mengkilat, ketika ditekan tidak membekas.
2. Kemudian jagung dipanen dengan cara dipetik dari batang jagung dan
dipisahkan dari kelobotnya
3. Dihitung jumlah tongkol pertanaman per masing-masing perlakuan.
4. Dihitung jumlah biji per tongkol dengan cara :
a=mxn
keterangan:
a : Jumlah biji per tongkol
b : Jumlah baris dalamsatu tongkol
c : Jumlah biji dalam satu baris

VI. TUGAS DAN PERTANYAAN
1. Bagaimana pengaruh pemupukan terhadap hasil produksi tanaman jagung?
2. Perlakuan apa yang Saudara rekomendasikan untuk tanaman jagung dengan

karakteristik tanah yang sama?
3. Catat hasil produksi pada buku pengamatan!

VII. DAFTAR PUSTAKA
Riwandi, Merakati Handajaningsih dan Hasanudin. 2014. Teknik Budidaya Jagung

dengan Sistem Organik di Lahan Marjinal. UNIB Press. Bengkulu.
Subekti, N. A. 2012. Morfologi tanaman dan dan fase pertumbuhan jagung. Balai

Penelitian Tanaman Serealia, Hal 185-204.
Suprapto, dan Marzuki. 2005. Botani Tanaman Jagung. Universitas Sumatera Utara

Press. Sumatera Utara.
Syafruddin, dan A. F. Fadhly. 2004. Budidaya Jagung untuk Produksi Benih.

Pelatihan Peningkatan Kemampuan Petugas Produksi Benih Serealia. 14- 16.

63


Click to View FlipBook Version