Di Balik Pintu Panti Asuhan Yesstoya / Gabriele Tjiphanata, Eunike Jeannyfer Caroline,
Desi Yoanita, S.Sos., M.Med.Kom.
Surabaya, Bagian Penerbit Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat,
Universitas Kristen Petra, 2021
ISBN: 978-602-5446-91-7
Kutipan Pasal 44
1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa dan tanpa hak mengumumkan atau
memperbanyak suatu ciptaan atau memberi ijin untuk itu, dipidana paling lama 7
(tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 100.000.000,- (seratus juta rupiah).
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau
menjual kepada umum dalam ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5
(lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).
Desainer Sampul & Penata Letak:
Justyn Theodore Tio & Karin Intan Liliana
@Hak cipta ada pada penulis Hak penerbit pada penerbit
Tidak boleh diproduksi sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun tanpa seijin
tertulis dari pengarang dan/atau penerbit
Penerbit:
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat PETRA PRESS
Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto No. 121-131, Surabaya 60236
Telp. 031-2983139, 2983147; Fax. 031-2983111
Di Balik Pintu Panti Asuhan Yesstoya
Steering Committee Divisi Sekretariat
Desi Yoanita, S. Sos.,M.Med.Kom. Natalicia Iandra
Britney Maximillian Vyby
Clarisa Michelle Eugenia Natania Marcella
Magdeline Priscilia Purwanto
Putri Kurnia Utami Kamlasi Divisi Sponsor
Marvela Nagatha Lyviea Winata
Jessica Kristy Widodo
Clarens Anthony
Ketua Kelvin Wilson Utomo
Nicholas Abdiel Manoarfa
Divisi Perlengkapan
Sekretaris Sumano Wijaya Ksatria
Eunike Jeannyfer Caroline
James Alberto Ciu
Bendahara Anthony Reynaldi
Gabriele Tjiphanata
Divisi Publikasi dan Dokumentasi
Divisi Acara Justyn Theodore Tio
Stevano Nyoto Prawiro Karin Intan Liliana
Manuela Octaviani Sutrisno Ellen Monica Lee
Nataszha Aurelvanka Surya Hadiwijono Aurelia
Justin Prawiro
Penulis
Nathania Grace, Andreas, Caroline Kurniawan, Feronica Natalia Rivaldi,
Engracia Saputra, Yoan Riza Nataya, Patrick Jonathan, Pricilla Angelina,
Samuel Njoo, Peter Yudhistira, Charaqua Vania Rawiadji, Levina Chrisa Anjani
Setiawan, Maria Shappira Joever Pranata, Amelia Teresa, Angeline Emmaneulkoku,
Joan Jona Naftali, Jennifer Oentoro, Ancilla Christie, Theofilus Natanael Wijaya,
Jonathan Dita Harjadi, Rico Stevanus, Leroy Olen Tanur, Ariella Thania Rijaya, Yosua
Catur Satya, Monica Angeline, Jesse Aveline, Ellen Valencia, Fiona Elizabeth, Amelia
Syatriadi, Marcellino Kevin, Evelyn Fabriane, Gabrielle Vini Tanoehardjo, Pacquita
Mahamaya, Kelvin Jayadi Figo, Elizabeth Venska, Irene Trixie Natalie, Grace Natasha,
Veronica Nathania, Angelina Caroline Utomo, Thomas Hans.
Illustrator
Justyn Theodore Tio, Karin Intan Liliana,
Ellen Monica, Aurelia
Desain Sampul dan Tata Letak
Justyn Theodore Tio dan Karin Intan Liliana
Kontributor
Di Balik Pintu Panti Asuhan Yesstoya
PenKgaatantar
Mengucap syukur. seluruh penulis untuk kontribusinya yang
Ini adalah frasa yang muncul di sungguh sangat memberkati.
Terima kasih kepada seluruh pengelola
benak saya ketika membaca Panti Asuhan Yesstoya dan rekan-rekan
tulisan-tulisan yang ada dalam buku ini. di sana yang bersedia berbagi cerita dan
Tangan saya mencoba mengetik kata bersaksi bahwa Tuhan baik.
“thankfulness” dalam kolom mesin Terima kasih kepada Ibu Desi Yoanita
pencari di internet. Saya tertegun saat sebagai Pembina Pers Mahasiswa UK
mesin pencari mengarahkan saya pada Petra yang terus memberikan semangat
sebuah judul “Have You Taken Time to dan kasih yang hangat.
Say Thank You?”, diambil dari tulisan
Robert Solomon yang diringkas oleh situs Pengalaman perjumpaan ini
Our Daily Bread. Bacalah Lukas 17: 11-19 semoga membawa berkat dan kenangan
yang mendasari tulisan tersebut. Ada indah. Tidak hanya kesempatan untuk
perbedaan antara orang-orang yang berkolaborasi dan menjalin relasi, tetapi
senang karena kondisinya berubah lebih juga kesempatan untuk belajar
baik dengan orang-orang yang selalu bersyukur. Bersyukur karena rekan-rekan
mengucap syukur. “Grateful”. semakin kreatif dan inovatif dalam
menghadirkan bentuk kegiatan
Mungkin kebiasaan kita adalah pengabdian masyarakat yang berbeda
mengucap syukur sebelum makan. Mari dalam masa pandemi ini.
mulai sekarang kita juga mengucap Kepada para pembaca yang budiman,
syukur sebelum membaca, belajar, selamat menikmati sekelumit potret
bermain, rapat, membuat podcast atau kepingan masa yang begitu bermakna.
vlog, jalan pagi, olah raga, menyiram Selamat ulang tahun ke-57, Genta.
tanaman, ngobrol dengan orang-orang Teruslah mengucap syukur dan semakin
terdekat, bahkan dalam semua menjadi berkat. Kiranya semua hal baik
kesempatan, termasuk memulai menulis. dapat dilanjutkan dan dikembangkan
Tulisan-tulisan indah di buku ini untuk kemuliaan Tuhan.
mengajak kita untuk lebih dalam “Delightful Petra. Delighted World”
memaknai arti ucapan syukur. Salam, Arja Sadjiarto
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan
Terima kasih kepada Nicholas Periode 2017-2021
Abdiel selaku Ketua Panitia Acara HUT
Genta ke-57 dan segenap tim untuk kerja
kerasnya. Terima kasih kepada Clarisa
Michelle selaku Pemimpin Umum Pers
Mahasiswa UK Petra dan rekan-rekan
Persma untuk inisiatif dan semangatnya.
Terima kasih dan apresiasi kepada
Profil Panti Asuhan Yesstoya
Di Balik Pintu Panti Asuhan Yesstoya
ProfilYePsasnttoi yAasuhan
Panti Asuhan Yesus Tolong kasih sayang kepada lima anak yang
Saya (Yesstoya) berdiri pada tahun 2006 diasuhnya, Wiwik pun setuju untuk
di Taman Pinang, Sidoarjo. Panti asuhan merawat mereka. Keputusan membawa
tersebut didirikan oleh Rifka Rubiyem anak asuhan pindah ke sebuah rumah di
dan saat ini dikelola oleh pasangan Makarya, Sidoarjo menjadi langkah awal
suami istri, Fredik Sanam yang kerap Wiwik dan suami. Rumah ini dipinjamkan
dipanggil Fredik dan Sri Widjajani, yang oleh seorang notaris sekaligus teman
akrab dipanggil Wiwik. Hingga Maret dari sang suami. Saat itu, hanya lima
2021, terdapat 25 anak yang tinggal di anak yang tinggal bersama mereka
panti asuhan tersebut. Usia mereka pun karena yang lain telah bekerja dan
bervariasi, mulai dari anak yang belum memutuskan untuk keluar.
bersekolah hingga yang berada di bangku
kuliah. Hari demi hari pun dilalui
dengan sukacita dan dipenuhi berkat
Berawal dari Rifka, ibunda Tuhan. Anak-anak yang awalnya hanya
Wiwik yang dulunya juru masak di sebuah berjumlah lima, bertambah menjadi 23
panti asuhan. Setelah berjalan selama anak. Suatu ketika, Wiwik mendapat
tiga tahun, ia memutuskan untuk keluar kabar bahwa rumah tersebut telah dijual
dari panti dan kembali ke tempat tinggal- kepada Perusahaan Listrik Negara (PLN)
nya karena masalah kesehatan. Tiga dan mereka harus segera pindah dalam
tahun berlalu, 12 anak panti asuhan di waktu satu bulan. Dalam kebingungan
tempat ia bekerja sebelumnya rindu dan yang dirasakan, Wiwik dan suaminya
datang menemui Rifka. Selama empat selalu berdoa meminta petunjuk dari
tahun berikutnya, anak-anak tersebut Tuhan. Tepat pada waktu-Nya, Tuhan pun
memutuskan untuk tinggal sembari menjawab doa mereka dengan mengirim-
menyemangati Rifka yang kerap opname. kan seorang dokter untuk membantu
Alhasil, Wiwik dan saudara-saudaranya membayar rumah kontrakan baru yang
berbagi tugas untuk menjaga anak-anak juga berada di Makarya, Sidoarjo. Tidak
hingga meninggalnya Rifka pada Agustus hanya itu, pihak PLN pun memberikan
2013. Sebelum Rifka tutup usia, ia bantuan dana pendidikan kepada setiap
sempat menitipkan anak-anak kepada anak. Fredik dan Wiwik sangat bersyukur
Wiwik dan suaminya. “Pada waktu itu, kepada Tuhan atas berkat yang tak
aku setuju saja supaya mama senang dan henti-hentinya.
cepat sembuh, ternyata mama dipanggil
pulang ke rumah Tuhan,” jelas Wiwik. Pada saat masa kontrakan
rumah tersebut habis, Tuhan juga telah
Pesan sang ibu sebelum menyediakan tempat tinggal yang baru.
meninggal mengawali keputusan Fredik Rumah tersebut berada di Jalan Jemur
dan Wiwik untuk mengelola panti Andayani VIII nomor 5 dan menjadi lokasi
asuhan. Berkat dukungan suami dan Panti Asuhan Yesstoya hingga saat ini.
Profil Panti Asuhan Yesstoya
Di Balik Pintu Panti Asuhan Yesstoya
Meskipun rumah tersebut bukan milik atau memutuskan untuk hidup mandiri.
pribadi, Wiwik tetap bersyukur kepada Kini, Panti Asuhan Yesstoya
Tuhan beserta berkat yang
disediakan-Nya. Wiwik berharap setelah memiliki proyek pembangunan Rumah
ini panti asuhan dapat memiliki lokasi Doa Maranatha di daerah Candi, Sidoarjo.
tetap. Awalnya rumah tersebut adalah tempat
tinggal Fredik dan Wiwik sebelum
Pendanaan panti asuhan bera- mengelola panti asuhan. “Tuhan taruh
sal dari penghasilan Fredik dan berkat dalam hati, bahwa rumah tersebut harus
yang Tuhan berikan. Fredik saat ini beker- menjadi Rumah Doa Maranatha. Kami
ja sebagai staf Universitas Kristen (UK) juga sudah tiga kali melihat pelangi
Petra, sedangkan Wiwik mendampingi dengan jelas sebagai peneguhan dari
anak-anak sekaligus aktif dalam Tuhan,” ujar Wiwik. Tuhan tidak sekadar
pelayanan. Anak-anak yang tinggal di memberikan perintah, namun Ia akan
Panti Asuhan Yesstoya adalah anak yang selalu menyertai semua proses hingga
diserahkan atau dititipkan oleh orang akhir. Segala material yang dibutuhkan
tuanya. Daerah asal mereka juga bera- selalu tersedia tepat pada waktunya.
gam seperti Bali, Jember, Kediri, hingga “Waktu itu semen tinggal satu sak.
Nusa Tenggara Timur (NTT). Meskipun Ternyata ada yang kirim 2 sak, kemudian
berasal dari berbagai daerah, Panti 10 sak,” jelas Wiwik dengan rasa syukur.
asuhan Yesstoya telah menjadi rumah Rumah doa tersebut diharapkan dapat
yang menyambut mereka dengan hangat. menjadi tempat pemulihan bagi tamu
Umumnya, anak-anak dapat berada di yang hadir, terutama warga sekitar.
panti asuhan sampai mereka bekerja
Profil Panti Asuhan Yesstoya
Di Balik Pintu Panti Asuhan Yesstoya 1
4
DCearfittaar 8
11
Keluarga bak Emas dan Perisai 14
Aku, Musik, dan Cita-citaku 17
Kebersamaan di Tengah Keterbatasan 20
Niken dan Lika-liku Sekolah Online 23
Bunga di Padang, Burung di Udara, dan Kartu Kehidupan 26
Bersyukur di Tengah Keterbatasan 29
Berani Bermimpi dan Memulai 31
Bahagia itu Sederhana: Tetap Bersyukur akan Segala Hal 34
Kesederhanaan yang Penuh Makna 37
Berlian di Balik Tumpukan Jerami 40
Sebuah Terang untuk Sebuah Mimpi 43
Good Old Memories dari Sekolah Daring 47
Suka Duka Bersama saat Kuliah Daring 50
Mengejar Mimpi Lewat Empati 53
Canda Tawa Membawa Harapan 56
Sudahkah Anda Bersyukur Hari Ini? 59
Rumahku, Tempat Kebanggaanku
Mensyukuri Hal-hal Kecil dalam Kehidupan
Rindu, Mimpi, dan Perjuangan
Kejarlah Mimpi Selagi Mampu
Daftar Isi
Lembaran Cerita
Sejuta Ceria
Dewi Sherlina Lopake
KeludaargnaPbearkisEami as
Penulis: Nathania Grace & Andreas
Illustrator: Justyn Theodore Tio
Sebagai makhluk sosial, sudah emas dan tameng bagi dirinya, sekaligus
sewajarnya manusia tidak dapat hidup menjadi landasan dalam menjalani
sendiri. Manusia membutuhkan kehidupannya hingga saat ini.
keberadaan sesama dan lingkungan
sekitar untuk membantu Dewi berusia 22 tahun dan
keberlangsungan hidupnya. Setiap hari, berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT).
manusia hidup satu dengan yang lainnya Bertempat tinggal di Panti Asuhan
untuk saling tolong-menolong, Yesstoya, setiap harinya Dewi membantu
melengkapi, menghibur, dan berjalannya kegiatan di sana. Kegiatan
menguatkan. Setiap manusia juga pada ini meliputi memasak, memimpin doa
umumnya memiliki sosok ‘pahlawan’ bersama, dan membantu merawat
dalam hidupnya. Bagi Dewi Sherlina teman-teman yang sakit. Tidak banyak
Lopake, pahlawan dalam hidupnya yang dapat dilakukan terlebih di tengah
adalah keluarga. Keluarga merupakan pandemi. Namun, ia senang masih dapat
beraktivitas bersama. Dewi telah
Keluarga bak Emas dan Perisai 1
Dewi Sherlina Lopake
menetap di panti asuhan selama empat memberi perban, dan mengobati yang
bulan lamanya, terpisah dari kedua orang sakit. “Saya bersyukur. Pastinya
tuanya. Dewi juga ingin bisa membantu bersyukur dengan apa yang saya miliki
keluarganya yang berada jauh di NTT baik dan bisa jalani sampai sekarang,” jelas
dari segi finansial maupun pendidikan Dewi tentang bersyukur.
adiknya. Keinginannya untuk membantu
keluarga menjadi satu dari sekian Meskipun dengan keterbatasan
banyaknya alasan dirinya merantau. yang membuatnya sulit untuk menggapai
Menurutnya, peluang di pulau Jawa lebih cita-cita, doa dan usaha tetap dilakukan
besar dibandingkan NTT. olehnya. Tidak ada hal yang terlalu berat
untuk dilakukan Dewi. Ia percaya, sekecil
“Saya mau jadi perawat. apa pun tindakannya pasti akan menjadi
Perawat itu bisa membantu banyak berkat bagi lingkungan. Hal ini juga
orang, saya mau menjadi orang yang bisa merupakan bagian dari sebuah proses.
menolong orang-orang yang
membutuhkan pertolongan,” ungkap Nantinya jika Dewi beranjak
Dewi mengenai cita-citanya. Baginya, dewasa, ia ingin dikenal sebagai orang
menjadi perawat adalah kesenangan yang bisa menyembuhkan kesedihan
tersendiri. Tak jarang Dewi orang-orang yang ditemuinya. Ia
mengimplementasikan hal ini di Panti mendapati banyak orang yang
Asuhan Yesstoya. Misalnya, menolong membutuhkan pertolongan, namun
teman-teman panti yang terluka, sedikit yang tertolong. Dewi tidak
2 Keluarga bak Emas dan Perisai
Dewi Sherlina Lopake
mengharapkan menjadi orang besar yang terjadi dalam hidupnya, ia selalu
seperti presiden ataupun tokoh terkenal. ingin membalas kebaikan kedua orang
Menjangkau sedikit orang saja sudah tuanya. Bagaikan emas dan perisai, orang
menjadi kepuasan yang lebih dari cukup. tua merupakan sosok yang selalu
mendukung dirinya untuk berbuat
Dalam hidupnya, ia tentu kebaikan dan berkembang sampai
pernah mengalami suka dan duka. Salah sekarang. Dewi memandang kedua orang
satu kedukaan yang sangat mendalam tuanya sebagai sosok yang luar biasa.
adalah jarak antara dirinya dengan Perjuangan kedua orang tuanya menjadi
keluarga. Namun, ia menyadari, jarak cerminan untuk terus mengembangkan
bukanlah hambatan untuk menggapai diri hingga sekarang.
impiannya. Dengan memilih untuk
merantau, niscaya Dewi dapat
membanggakan dan membahagiakan
kedua orang tuanya kelak. Di kala Dewi
sedih, ia selalu berdoa dan berpegang
teguh pada kepercayaan dan setia
dengan panggilan hidupnya.
Dewi juga mengungkapkan, jika
hal yang paling berdampak bagi dirinya
adalah keluarga. Apa pun perubahan
Keluarga bak Emas dan Perisai 3
Lodia Fransina Silla
AkCui,taM-uCsitika, kduan
Penulis: Caroline Kurniawan & Feronica Natalia Rivaldi
Illustrator: Justyn Theodore Tio
Menjadi bagian keluarga di Gadis berusia 20 tahun ini
panti asuhan tidak menjadi pembatas sedang mengenyam pendidikan di
untuk berkarya. Seorang gadis berparas jenjang perguruan tinggi, Program Studi
manis dengan nama Lodia Fransina Silla (Prodi) Manajemen Keuangan. Tentunya,
menjadi pendobrak dari pemikiran yang pendidikan yang ditempuhnya ingin ia
ada itu. Gadis yang kerap disapa Diana ini gunakan semaksimal mungkin. Diana
menyampaikan, keluarga Panti Asuhan berharap, ia mampu meraih kesuksesan
Yesstoya merupakan penyemangat dan dapat membahagiakan orang tua
kehidupan sehari-harinya. Tiap detik asuh yang sudah menganggapnya seperti
yang dilalui bersama keluarga panti keluarga sendiri. Membahagiakan
asuhan merupakan waktu paling mereka menjadi salah satu tujuan yang
membahagiakan dalam hidupnya. Di kala ingin Diana raih semasa hidupnya.
pandemi, Diana merasa senang dapat Perlahan-lahan, Diana berusaha untuk
meluangkan lebih banyak waktu bersama merealisasikan tujuan itu. Bukan suatu
keluarga di Panti Asuhan Yesstoya. hal yang mudah tentunya, banyak
4 Aku, Musik, dan Cita Citaku
Lodia Fransina Silla
Aku, Musik, dan Cita Citaku 5
Lodia Fransina Silla
rintangan yang harus dilalui dalam sebenarnya gemar bermain musik dan
mencapai titik kesuksesan tertentu. bernyanyi. Tak jarang, ia mengajari
Untuk saat ini, yang dapat ia lakukan adik-adik di Panti Asuhan Yesstoya
adalah mengulurkan tangan untuk bermain musik dan secara tidak langsung
saudara-saudaranya di panti asuhan. malah mengasah kemampuannya itu. Di
Misalnya, mengerjakan tugas seputar sela-sela waktu, Diana juga berlatih
laporan keuangan ataupun mengajarkan dengan melakukan cover lagu yang
cara bermain musik. Semua ini dilakukan kemudian diunggah di media sosial
Diana karena semata-mata ingin menjadi miliknya. Sebagian besar lagu yang
inspirasi bagi saudara-saudaranya untuk dinyanyikan adalah lagu rohani.
berbuat baik. Menurutnya, lagu rohani membawa
kedamaian tersendiri.
Selain itu, Diana juga
menyimpan suatu impian dalam Namun, Diana diperhadapkan
benaknya. Layaknya anak remaja pada dengan dilema saat mengunggah
umumnya, tentu saja memiliki keinginan nyanyiannya di media sosial. Diana
dan impian yang besar. Setempo dengan menjadi terlalu fokus pada pujian dalam
pendidikan Diana saat ini, sempat bentuk jumlah views dan like. Seiring
terbesit di pikirannya untuk mendirikan berjalannya waktu, Diana menyadari
sebuah bisnis di kemudian hari. Namun, bahwa ia harus mengubah pola pikirnya
Diana belum begitu yakin mengenai arah menjadi lebih baik. Lambat laun, ia
bisnis yang ingin ia kembangkan, menjadi sadar, impian untuk menjadi
semuanya masih samar-samar. Setelah penyanyi seharusnya membawa berkat
itu, Diana menyadari, ternyata mimpinya bagi orang lain, bukan untuk kesenangan
adalah menjadi seorang penyanyi. Awal pribadi. Melalui mimpinya itu, Diana ingin
mulanya, Diana masih berada di tahap memberikan secercah harapan dan
denial. Ia merasa, menjadi penyanyi kebahagiaan bagi siapapun yang
merupakan hal yang sulit untuk mendengarkan melodi yang
direalisasikan dibandingkan dengan dilantunkannya. Berawal dari lantunan
membuka bisnis. Padahal, Diana melodi, Diana menemukan suatu
6 Aku, Musik, dan Cita Citaku
Lodia Fransina Silla
panggilan hidup untuk meraih Tuhan di posisi utama. Dengan itu, kita
impiannya. Panggilan hidup ini kemudian menjadi lebih tahu akan arah tujuan
mengubah pandangan hidupnya. hidup kita. Mengejar impian memang
Awalnya, hanya berfokus pada diri sendiri tidak mudah, kita harus bisa fokus pada
menjadi fokus terhadap Tuhan. Diana tujuan awal yang ingin kita capai. Tetapi
berharap, apa yang dilakukannya dapat dengan kemauan besar, semuanya
memberikan inspirasi bagi orang lain. menjadi mungkin, bukan?
Di balik pandangan hidupnya
itu, ternyata ada sosok yang memotivasi
Diana untuk berubah. Bercita-cita
sebagai penyanyi, Diana menjadikan
Agnes Monica sebagai panutan. Diana
menuturkan, Agnes bukan hanya sosok
penyanyi yang sukses, tetapi selalu
mengandalkan Tuhan dalam hidupnya.
Sosok Agnes semakin meyakinkan Diana
untuk menjadi seorang penyanyi sukses
dengan tetap mengandalkan Tuhan.
Selain Agnes, tentu saja keberadaan
keluarga Panti Asuhan Yesstoya
merupakan hal terpenting yang
menuntunnya hingga saat ini. Dukungan
dari keluarga Panti Asuhan Yesstoya
senantiasa mendorongnya untuk berani
untuk bermimpi dan berkarya setinggi
mungkin.
Melalui cerita Diana, kita
disadarkan untuk selalu menempatkan
Aku, Musik, dan Cita Citaku 7
Ester Herlina Lak'apu
TeKnegabherKseatmerabaantadsi an
Penulis: Engracia Saputra & Yoan Riza Nataya
Illustrator: Justyn Theodore Tio
Semua orang dilahirkan dengan membuat banyak siswa kesulitan untuk
keadaan yang berbeda-beda, baik dari beradaptasi. Tidak hanya sulit melakukan
keluarga, bakat, dan kepintaran. Sering kegiatan belajar mengajar, mereka juga
kali, kita tidak mensyukuri keadaan yang sulit untuk mempersiapkan fasilitas yang
Tuhan berikan dan justru mengeluh. harus digunakan saat sekolah daring.
Seolah lupa, bahwa ada yang tidak
seberuntung kita. Sejak Covid-19 Berbeda dengan anak-anak
melanda dunia, banyak hal yang harus yang menjalani sekolah daring dengan
berubah. Kebijakan work from home fasilitas memadai, anak-anak di Panti
(WFH) yang dilakukan oleh pemerintah Asuhan Yesstoya harus berbagi device
mengakibatkan banyak aktivitas di luar dan koneksi internet. Keterbatasan
rumah seperti pendidikan dan pekerjaan fasilitas membuat mereka harus saling
menjadi terbatas. Terhitung mulai bulan berbagi dan mengalah. Ester Herlina
Maret 2020, seluruh siswa hingga Lak’apu adalah salah satu anak yang
mahasiswa harus melakukan tinggal di Panti Asuhan Yesstoya. Siswa
pembelajaran secara daring. Metode Prodi Administrasi Perkantoran yang
belajar baru sekaligus mendadak ini, bersekolah di Sekolah Menengah
8 Kebersamaan di Tengah Keterbatasan
Ester Herlina Lak'apu
Kejuruan (SMK) Ketintang ini terbiasa Meskipun demikian, Ester
menggunakan handphone saat menunjukkan semangat belajarnya
pembelajaran daring. Jika handphone dengan usaha untuk bertanya pada
yang digunakan mengalami gangguan, ia teman maupun guru demi mendapatkan
diperbolehkan menggunakan laptop kejelasan materi. “Guru itu senang kalau
yang disediakan oleh Panti Asuhan ditanya seperti itu karena kebanyakan
Yesstoya. Walau disediakan, penggunaan murid tidak mau bertanya. Makanya
laptop kurang efektif karena jumlahnya diberi materi seperti itu supaya kita
yang terbatas. Anak-anak panti asuhan aktif bertanya. Selain itu, ada nilai
harus bergiliran jika ingin memakainya. yang diberikan saat siswa aktif
Selain itu, koneksi Wi-Fi yang disediakan bertanya,” ujarnya.
pihak panti juga terkadang tidak cukup
untuk digunakan seluruh anak. “Di panti Selain mengikuti pelajaran
kan ada Wi-Fi tapi tidak terlalu kuat gitu, seperti siswa pada umumnya, Ester juga
kalau semua laptop menyala, maka aktif dalam kegiatan organisasi.
jaringan handphone akan terputus. Jadi Mendapat jabatan sebagai sekretaris
kasihan, adik-adik yang mau sekolah Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
juga.” ujar Ester. membuatnya aktif pergi ke sekolah
meskipun pada masa pandemi. Tak hanya
Tidak hanya device dan koneksi, itu, ia juga aktif dalam kegiatan Palang
metode penyampaian materi oleh guru Merah Remaja (PMR). Siswi yang sempat
juga berbeda saat sekolah daring. Hal putus sekolah pada tahun 2019 ini juga
tersebut membuat remaja berusia 16 sering dipercaya oleh teman-temannya
tahun ini cukup kesulitan menangkap untuk menjadi ketua kelas.
materi yang diberikan. Metode
pembelajaran yang sering digunakan Dalam keseharian di panti,
adalah melalui file materi dalam bentuk Ester memulai sekolahnya sekitar pukul
PowerPoint Presentation (PPT) yang 07.30 WIB. Sembari menunggu absensi
dapat diakses melalui web sekolah. Siswa kelas, ia menyempatkan waktu untuk
harus mempelajari PPT secara mandiri, mengerjakan tugas piketnya. Tugas
tanpa ada penjelasan dari guru. piket yang dilakukan berkisar antara
Kebersamaan di Tengah Keterbatasan 9
Ester Herlina Lak'apu
membersihkan kebun. Seusai sekolah, Untuk melepas penat dari
Ester biasanya melanjutkan piket yang sibuknya sekolah daring, biasanya
tertunda dan mengerjakan tugas remaja berdarah campuran Ambon dan
sekolah. Tugas yang diberikan guru pun Nusa Tenggara Timur (NTT) ini bernyanyi
tidak sedikit, terutama dengan batas dengan iringan gitar, atau
waktu yang saling berdekatan satu mengobrol dengan saudara-saudaranya.
dengan yang lain. Walau begitu, ia tetap Kekeluargaan di panti Yesstoya ini sangat
semangat menjalani aktivitasnya karena terasa, karena Ester sendiri merasa jika ia
semua anak di panti saling membantu lebih dekat dengan saudara-saudaranya
satu sama lain. Biasanya, ia dibantu oleh daripada teman-teman di sekolah. Rasa
adik-adiknya bila ada tugas poster solidaritas dan saling memiliki membuat
ataupun membuat video. “Aku paling hubungan mereka menjadi erat.
susah kalo pelajaran simulasi digital,
biasanya harus meng-edit, bikin pamflet. Kegiatan sekolah daring di
Aduh Kak, biasanya kalau dapat tugas Panti Asuhan Yesstoya tidaklah buruk.
seperti itu, aku suruh adik-adik,” tuturnya Meskipun berada di tengah keterbatasan,
selagi tertawa. Terkadang remaja yang anak-anak di panti tetap bisa bekerja
hobi bernyanyi ini juga ikut membantu sama menjalani aktivitas sekolah
menjaga adik-adiknya yang masih kecil mereka. Tidak egois, ringan tangan dan
bila kakak-kakaknya sedang sibuk. rendah hati antar sesama menjadikan
mereka sebagai satu keluarga meskipun
berasal dari latar belakang yang
berbeda-beda.
10 Kebersamaan di Tengah Keterbatasan
Debora Niken Silla
NikSeenkodlaanh OLiknalin-eLiku
Penulis: Patrick Jonathan & Pricilla Angelina
Illustrator: Justyn Theodore Tio
Ini adalah kisah seorang gadis Dalam prosesnya, Niken
kecil yang menjalani hari-harinya di Panti ditemani oleh seorang pendamping.
Asuhan Yesstoya Surabaya. Debora Oriana Francelinda, atau biasa dikenal
Niken Silla, atau yang akrab dipanggil dengan Kak Orin, bertugas mendampingi
Niken, saat ini sedang bersekolah di SMP Niken dan teman-temannya untuk
Yos Sudarso, Sidoarjo. Gadis kelahiran 6 belajar dari rumah. “Semua prosesnya
Desember 2006 ini tengah duduk di kelas dilakukan melalui daring, mulai dari
2 SMP. Selama pandemi Covid-19 melan- pelajaran di kelas, tugas, ulangan harian,
da, Niken harus menjalani kehidupan UTS, hingga UAS,” jelas Orin. Meski
sekolahnya secara daring. “Rasanya tidak terasa memberatkan, tapi gadis kecil ini
enak, tidak bisa bertemu dengan teman. mampu beradaptasi dengan cepat.
Kemudian, tugasnya semakin bertambah Kesulitan yang timbul akibat sekolah
banyak,” ucap Niken. daring ini bisa terasa ringan berkat
bantuan dari Kak Orin. “Namun, tidak
Niken dan Lika-Liku Sekolah Online 11
Debora Niken Silla
12 Niken dan Lika-Like Sekolah Online
Debora Niken Silla
berarti setiap saat ditemani, kalau belum Niken. Seiring dengan keputusan belajar
mengerti sama pelajarannya baru diban- dari rumah yang telah berjalan satu
tu sama Kak Orin,” ujar Niken. tahun, muncul juga rasa bosan pada diri
Niken. Jika dulu Niken bisa berinteraksi
Kegiatan belajar mengajar di dengan teman-temannya, bisa bermain
sekolah Niken dilakukan dengan dua secara tatap muka, saat ini semuanya
cara, yaitu menggunakan Zoom dan tidak bisa dilakukan. Meskipun demikian,
menonton video materi pelajaran. ia mengaku lebih menyukai cara belajar
“Biasanya ada kendala di sinyal yang secara daring. “Walaupun gampang bikin
sering macet-macet. Makanya aku lebih ngantuk karena melihat layar terus, tapi
suka belajar lewat video yang dikirim aku lebih suka begini kak. Kalau di
sama guru, kemudian mereka juga balas sekolah kan pergaulannya keras, banyak
chat kita kalau ada yang mau ditanya- anak yang ngomong gak baik, nanti
kan,” jelas gadis yang sangat menyukai takutnya bisa ikut-ikutan yang gak baik,”
pelajaran Fisika ini. Waktu belajar Niken tambah Niken.
dan teman-temannya dilakukan setiap
hari Senin hingga Jumat, mulai dari jam 7 Selain itu, Niken juga merasa
pagi hingga 12 siang. Berbeda dengan sekolah daring ini lebih santai karena
sebelum adanya pandemi, dimana bisa belajar dari mana saja. Walaupun
sekolah berlangsung hingga jam 2 siang. sejujurnya, Niken juga ingin kembali
sekolah seperti biasa. “Kalau sekolah
Selain menyukai pelajaran tatap muka bisa lebih jelas dan dimen-
Fisika, ternyata Niken juga gemar gerti sewaktu guru menerangkan, trus
bermain voli. “Aku suka banget main voli kalau bingung bisa langsung bertanya,”
dan ikut ekstrakurikuler voli di sekolah. ujar Niken.
Tapi karena ini pandemi, aku cuma
latihan sendiri di rumah,” ucap gadis Lika-liku sekolah daring yang
yang terbiasa bermain di posisi libero ini. Niken jalani memang mengundang
Terkadang, Niken harus merekam dirinya banyak tantangan. Tapi, layaknya seekor
ketika bermain voli, lalu dikirimkan burung yang harus berjuang melawan
kepada pelatih voli di sekolahnya sebagai ketidaknyamanan, demi bisa terbang
bentuk penilaian. Kebijakan belajar dari bebas menjulang. Begitu pula dengan
rumah memang menuntut adanya Niken. Perempuan yang bercita-cita
cara-cara baru dalam kegiatan belajar menjadi seorang pengusaha ini masih
mengajar. menyimpan harap di tengah kondisi yang
tidak tetap. “Aku harap sih pandeminya
Situasi belajar dari rumah yang cepat selesai, biar bisa kembali ke
tak disangka-sangka ini sempat membuat sekolah lagi karena sudah lama tidak
Niken kaget. “Awalnya aku kira ini libur bertemu dengan teman-teman,”
cuma dua minggu gitu kak, ternyata pungkasnya.
sampai sekarang belum selesai,” ucap
Niken dan Lika-Liku Sekolah Online 13
Ria Adiyun Mau
BuBKrauurnntgguadKdi eiUhPdidaaurdpaaa,nndg,an
Penulis: Samuel Njoo & Peter Yudhistira
Illustrator: Justyn Theodore Tio
Hidup ini seperti sebuah kartu hidup tidak hanya lima puluh
permainan kartu, tidak ada yang dua—ada terlalu banyak lembarnya untuk
mengetahui kartu apa yang setelah ini didaftar. Seperti berdiri di tanah lapang,
akan kita tarik. Tidak ada jaminan kita dengan mata ditutup kain hitam,
seseorang bisa selalu menarik kartu yang tanpa apapun yang bisa dijadikan
ia inginkan; namun itu bisa terjadi, dan patokan atau pegangan.
sebaliknya juga benar. Kemampuan
perencanaan kita terbatas oleh kartu apa Pun pada kesempatan ini, kami
yang sudah terbuka di hadapan kita, dan berkesempatan untuk bertemu dengan
apa yang belum ada di tangan kita, Kak Ria, salah satu penghuni Panti
namun keberadaannya diketahui. Pada Asuhan Yesstoya. Usianya 21 tahun, tidak
satu set kartu remi, hal ini bukan menjadi jauh beda dengan usia kami. Melalui
masalah yang besar karena kita tahu kamera Zoom, kami bertatap muka
berapa banyak kartu yang tersedia, dan dengannya. Wajahnya tertutup masker
berapa yang sudah kita miliki. Namun, per regulasi. Namun, sebuah nyala
14 Bunga di Padang, Burung di Udara, dan Kartu Kehidupan
Ria Adiyun Mau
terpancar dari matanya, menyerukan ingin pulang ke NTT. “Sudah 3 tahun
bahwa ia telah bergulat dengan hidup, tidak pulang. Kangen mama [kandung],”
dan menang. Kami berbincang seputar katanya sambil mengalihkan
beberapa hal, seperti rutinitas, sejarah, pandangannya. Sembari menunggu
mimpi, dan keadaan dalam pandemi. momen yang tepat untuk pulang, Kak Ria
Melalui perbincangan ini, kami dapat dibantu Mama untuk terus mencari
mengintip sedikit ke sudut pandang yang pekerjaan. Ia ingin cepat bisa mencari
asing bagi kami. nafkah dan berdiri sendiri.
Hari Kak Ria dimulai pukul lima Saat kami bertanya tentang
subuh. Bersama Mama —orang tua asuh pengalaman yang pernah membuatnya
Panti Asuhan Yesstoya— dan penghuni depresi, ia terdiam sejenak. Nampaknya
panti yang lain, mereka berdoa pagi. kami telah menggali memori yang kurang
Selepas doa, dengan semangat yang baik.
baru, Kak Ria bergegas mengerjakan
tugas sesuai jadwal piketnya, entah itu “Dulu waktu aku masih kecil,
memasak, menyapu, atau mengepel Papa meninggal,” ucapnya, nada
lantai. Jika ia selesai duluan, ia akan bicaranya menjadi sedikit lebih rendah.
membantu petugas lainnya. Ketika “Kadang aku bertanya-tanya, kenapa hal
adik-adik yang sedang sekolah secara ini terjadi, apa maksudnya. Tapi akhirnya
daring membutuhkan bantuan, Kak Ria aku sadar, kalau ini semua rencana
akan membantu sebisanya. Di sela-sela Tuhan,” lanjutnya.
pekerjaannya, Kak Ria menyempatkan
diri melakukan hobinya, yaitu membaca. Kejadian yang kurang
Terkadang pula ia bermain gitar, walau menyenangkan tersebut seperti
menurutnya ia tidak terlalu pandai rangkaian pengalaman getir baginya.
bermusik. Kak Ria mengakhiri harinya Namun di tengah semua pencobaan yang
pukul 10 malam. ditimpakan kepadanya, ia tetap percaya
bahwa Tuhan baik, dan Dia pelihara
Ketika kami tanya apa yang anak-anak-Nya. Tuhan selalu
sedang ia nantikan, Kak Ria memperhatikannya, dan mencukupkan
mengutarakan bahwa ia sedang mencari kebutuhannya. Sekarang, Kak Ria merasa
kerja lagi. Ternyata, ia sudah bekerja senang tinggal di panti dengan Mama
sebelum pandemi. Kak Ria meninggalkan dan adik-adik.
tanah kelahirannya, Nusa Tenggara
Timur (NTT), pada tahun 2018 untuk Katanya, “Bersyukur, Tuhan
mencoba peruntungan bekerja di kota masih cukupkan. Masih bisa makan,
Surabaya. Ia berhasil mendapatkan masih bisa tidur di dalam rumah, masih
pekerjaan di Surabaya. Namun, di tengah terlindung dari mara bahaya. Sekarang
peraduan nasibnya, kondisi dunia senang. Bisa jadi tulang punggung, hidup
berubah. Kemunculan pandemi Covid-19 sama adik-adik dan sahabat.”
terpaksa membuat Kak Ria kehilangan
pekerjaannya. Hari demi hari berlalu, tapi Percakapan singkat ini
pandemi tak kunjung usai. Mencari setidaknya telah membukakan sebuah
pekerjaan menjadi lebih sulit dari perspektif yang berbeda dari kami. Kak
biasanya, ingin pulang pun juga tak bisa. Ria, menghidupi kesehariannya dengan
Dari sanalah akhirnya Kak Ria diajak penuh syukur dan menjalani setiap
untuk tinggal bersama di panti. Jika musim hidupnya tanpa khawatir. Ia
pandemi telah usai, Kak Ria bilang ia percaya bahwa Tuhan memelihara dia,
Bunga di Padang, Burung di Udara, dan Kartu Kehidupan 15
Ria Adiyun Mau
dan mencukupkan segalanya bagi dia. permainan kartu hidup ini, tidaklah kita
Mengapa harus takut, mengapa harus perlu khawatir tentang apa yang ada di
khawatir jika kita tahu bahwa kehidupan tangan kita, atau yang belum. Tidaklah
kita ada yang menjamin? Burung tidak kita perlu khawatir tentang besar ruang
menanam, ia tidak menuai; ia tidak tahu sampelnya, atau ekspektasi munculnya
dari mana gandum berasal, atau kartu tertentu. Kita hanya perlu percaya
bagaimana mereka tumbuh, namun ia bahwa Ia yang memegang semua kartu
tahu bahwa itu akan disediakan baginya. dan telah mengatur segalanya. Pada
Bunga bakung di belantara tidak tahu akhirnya, kita hanya perlu percaya, Ia
kapan hujan turun; ia tidak pusing adalah bandar yang memberikan
memikirkan pigmen jenis apa yang ada keselamatan bagi semua pemainnya.
padanya, namun ia tahu bahwa ketika
tiba waktunya, mekarlah ia dan jadilah ia
indah. Kami mengagumi Kak Ria, karena
ia bak burung dan bunga bakung itu; ia
tidak khawatir tentang yang akan datang,
karena ia tahu di atas semuanya, Tuhan
pasti pelihara, dan Ia pasti sediakan.
Kami mengagumi imannya.
Pada akhirnya, dalam
16 Bunga di Padang, Burung di Udara, dan Kartu Kehidupan
Moses
BerKseytuekrubradtai sTaenngah
Penulis: Charaqua Vania Rawiadji dan Levina Chrisa Anjani Setiawan
Illustrator: Ellen Monica Lee
Adanya pandemi Covid-19 Panti Asuhan Yesstoya. Moses sendiri
membuat banyak orang hanya fokus memiliki hobi untuk bermain futsal
pada kehidupan mereka masing-masing. bersama teman-temannya. Dulu, ia
Wajar saja, di tengah ketidakpastian, sempat bercita-cita menjadi seorang TNI.
mayoritas orang akan memastikan Namun, karena satu dan lain hal, ia harus
keselamatan dan kenyamanannya mengubur mimpi itu. Meskipun demikian,
sendiri. Namun, bila terlalu fokus pada Moses lantas tidak putus asa. Ia memiliki
hidup sendiri, kita akan melewatkan keinginan lain untuk menjadi seorang
kesempatan untuk berkaca dan belajar juru masak. Sejak kecil, memasak
dari hidup orang lain. Perbuatan menjadi salah satu kegiatan favoritnya.
sederhana seperti membuka percakapan Tak jarang, ia ikut membantu
dan mendengarkan cerita satu sama lain dalam proses memasak di Panti
bisa berdampak besar di era pandemi. Asuhan Yesstoya.
Hal ini terbukti lewat sebuah percakapan
dengan salah satu anak Panti Asuhan Selain memasak, ada banyak
Yesstoya Surabaya. Percakapan ini hal yang bisa ia kerjakan. Moses biasanya
membuahkan pelajaran tentang arti bangun pukul 5 pagi dan memulai hari
rasa bersyukur. dengan berdoa. Ia membantu
adik-adiknya mengakses laptop untuk
Namanya Moses, seorang mengikuti pembelajaran daring. Moses
laki-laki berusia 19 tahun yang sekarang sendiri juga sedang mengikuti kejar
bertempat tinggal di Surabaya, tepatnya paket dan mempersiapkan diri untuk
Bersyukur di Tengah Keterbatasan 107
Moses
ujian. Meskipun sempat putus sekolah, ia bandara. Kemudian mereka pun bertukar
tidak kehilangan semangat untuk cerita. Mendengar cerita tentang kondisi
bangkit dan mencoba lagi. Selain belajar, Moses, bapak pendiri panti akhirnya
Moses juga membantu pekerjaan di panti menawarkan pada Moses untuk ke
seperti menyapu, memasak, mencuci Surabaya dalam rangka melanjutkan
piring, dan lain sebagainya. Bila sekolah. Setelah berpikir untuk beberapa
pekerjaan sudah selesai, ia saat, Moses akhirnya menerima tawaran
menghabiskan waktu dengan membaca tersebut. Ia pun dapat melanjutkan
buku, menonton film, atau tidur. sekolah dan tinggal bersama dengan
Mungkin terdengar membosankan dan teman-teman lainnya. Moses sangat
sederhana, tapi Moses tetap senang bersyukur bisa mendapat kesempatan
karena ia memiliki banyak teman di panti tersebut. Tak bisa dipungkiri,
asuhan. Saat malam pun, mereka kerinduannya akan kampung halaman
biasanya saling bertukar cerita kadang muncul. Namun, ia bertekad
sebelum tidur. untuk menyelesaikan sekolah, mencari
pekerjaan, dan mengumpulkan uang
Titik balik dari kehidupan terlebih dahulu sebelum kembali ke
Moses bermula ketika ia duduk di bangku kampung halaman. Harapannya, ia bisa
kelas lima sekolah dasar di Kupang, Nusa membangun NTT menjadi lebih baik lagi
Tenggara Timur (NTT). Mau tidak mau, ia suatu saat nanti.
terpaksa putus sekolah karena situasi
dan kondisi ekonomi yang tidak Meskipun hidupnya penuh
mendukung. Saat itu, Moses bertemu tantangan dan keterbatasan, Moses
dengan pendiri Panti Yesstoya di sangat ceria dan bersemangat. Masa lalu
18 Bersyukur di Tengah Keterbatasan 2
Moses
yang kurang ideal tidak menyurutkan
niatnya untuk bangkit dan mengejar
masa depan yang lebih baik. Selain itu, ia
sangat mensyukuri dan menikmati
kehidupannya sekarang. Hal yang
mungkin kita anggap sederhana seperti
bercerita bersama teman-teman
ternyata menjadi hal yang sangat
disyukuri oleh Moses. Cerita Moses juga
mengingatkan kita untuk selalu
mensyukuri kehidupan. Meskipun
pandemi belum berlalu, kita patut
bersyukur akan rumah, fasilitas, dan
akses untuk melakukan berbagai
kegiatan. Semoga ini dapat menjadi
pengingat bagi kita untuk terus peduli
pada sekitar dan tidak lupa
untuk bersyukur.
Bersyukur di Tengah Keterbatasan 19
Yosi Puspita Dewi
Bedraanni MBeemrumlaimi pi
Penulis: Maria Shappira Joever Pranata & Amelia Teresa
Illustrator: Aurelia
Yosi Puspita Dewi merupakan membantu pekerjaan di panti asuhan.
seorang remaja perempuan dengan Hobinya bermain alat musik gitar ini
sebuah mimpi yang besar. Panti Asuhan muncul sejak kelas 4 SD. Berbekal ajaran
Yesstoya Surabaya adalah tempat yang diberikan oleh kakaknya, ia
tinggalnya bersama dengan keluarga. kemudian berinisiatif untuk menambah
Tinggal di sebuah panti asuhan memang pengetahuannya tentang gitar melalui
tidak menjadi penghalang baginya untuk YouTube. Berkat itulah, Yosi semakin
bertekad besar dalam bermimpi. Saat menyukai hobinya. Tidak hanya gitar, Yosi
ini, perempuan yang akrab dipanggil Yosi juga pernah mencoba untuk belajar
ini tengah duduk di bangku bermain drum dan gitar bas. Namun,
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pilihannya tetap jatuh kepada alat musik
tingkat pertama. gitar dibandingkan drum dan gitar bas.
Selama pandemi akibat Perempuan berusia 15 tahun ini
Covid-19, Yosi mengisi kesehariannya mengatakan, hal-hal kecil yang
dengan sekolah secara daring yang juga seseorang inginkan juga dapat disebut
disertai pembelajaran secara luring. sebagai mimpi. Menurutnya, hal-hal kecil
Remaja yang gemar bermain gitar ini juga dapat menjadi sesuatu yang besar jika
menyediakan waktu untuk mengerjakan ditekuni. Mimpi itu sendiri mempunyai
tugas piket, melakukan hobinya, dan arti harapan seseorang untuk masa
20 Berani Bermimpi dan Memulai
Yosi Puspa Dewi
depan. Sama seperti kebanyakan remaja catatan kecil menjadi tindakan nyata
pada umumnya, Yosi memiliki banyak untuk mencapai mimpinya. Yosi selalu
mimpi yang ingin dicapai. Di antaranya berusaha untuk belajar dan
adalah menjadi seorang arsitek, koki, dan menghafalkan teori yang berkaitan,
dokter jantung. Namun, tekad dan mulai dari anatomi jantung, serta nama
ketertarikan Yosi dalam menjadi dokter alat yang digunakan dalam bidang
jantung berhasil mengalahkan mimpi kedokteran bagian jantung.
lainnya. Sampai saat ini, menjadi seorang
dokter jantung masih menjadi mimpinya. Profesi dokter jantung dan
dokter bedah jantung adalah dua hal
Mimpi sebagai dokter jantung yang berbeda. Saat ditanya apakah Yosi
muncul sejak ia duduk di bangku Sekolah tertarik untuk menjadi dokter bedah
Menengah Pertama (SMP). Pelajaran IPA jantung, ia menolak dan lebih memilih
yang ia dapatkan pada tingkat kedua menjadi dokter jantung. Yosi
berhasil membuatnya tertarik pada menceritakan bahwa ia merasa takut dan
profesi dokter jantung. Belajar melalui tidak berani untuk melakukan tindakan
YouTube, buku IPA, dan Google serta pembedahan. Ia merasa takut jika tidak
menggambar organ jantung beserta dapat menyelamatkan pasien.
Berani Bermimpi dan Memulai 21
Yosi Puspita Dewi
Menolong orang sakit yang untuk menghafalkan semua teori yang
kurang mampu merupakan motivasi berkaitan dengan jantung karena materi
utama untuk mencapai mimpi tersebut. yang sangat luas. Meskipun demikian,
Yosi ingin dapat memberikan hal ini tidak menjadi alasan untuk
pengobatan secara gratis kepada orang menyerah dalam menggapai mimpi. Ia
yang membutuhkan. Ia melihat mengatasi berbagai tantangan dengan
kenyataan bahwa banyak orang yang terus memperluas pengetahuan dan
tidak mendapatkan pengobatan layak wawasannya.
karena keterbatasan ekonomi. Niat
mulia ini mendapatkan banyak Yosi berharap, kelak mimpi
dukungan dan doa dari orang-orang mulia sebagai seorang dokter jantung
sekitar. Berkat dukungan tersebut, Yosi dapat terwujud. Melalui mimpi tersebut,
semakin bersemangat untuk Yosi ingin membuktikan bahwa ia dapat
mewujudkan mimpinya. berhasil dan dapat membantu banyak
orang. Ia juga berharap dapat menjadi
Dalam proses untuk seseorang yang memberikan dampak
menggapai mimpi, ia merasa senang positif bagi orang lain. Sembari
karena mendapat banyak pengetahuan mengejar mimpinya, ia juga tidak
baru melalui hasil ketekunannya dalam melupakan kewajibannya sebagai anak
menggambar jantung. Namun, Tuhan dengan tetap melakukan
kesenangan itu juga didampingi oleh pelayanan di gereja.
adanya kesulitan. Yosi merasa sulit
22 Berani Bermimpi dan Memulai
Jefen Otniel Banua Sanam
BTeathaapgiSaBeeitgruaslaySueHkdauelrrhaaknaan:
Penulis: Angeline Emmaneulkoku & Joan Jona Naftali
Illustrator: Ellen Monica Lee
Kita tahu manusia selalu Jefen merupakan seorang
berlomba-lomba untuk menggapai suatu laki-laki berusia 16 tahun dan
kebahagiaan. Hingga tanpa disadari, kita bercita-cita menjadi seorang hakim.
bisa menjadi sangat egois dalam proses Mengulas latar belakang Jefen sendiri, ia
mencapai kebahagiaan tersebut. sudah berada di panti asuhan sejak kecil.
Kebanyakan tidak pernah merasa puas Berdasarkan cerita ini, kehidupan Jefen
dengan keadaan saat ini. Akan tetapi, mungkin tidak mudah dan berbeda dari
apakah teman-teman sudah tahu bahwa beberapa anak remaja lainnya. Namun,
sebenarnya kebahagiaan itu bisa pernyataan tersebut dibuktikan salah
terwujud dalam bentuk yang sangat oleh Jefen. Dari awal, remaja yang baru
sederhana? Apakah teman-teman juga duduk di SMA kelas 1 ini menekankan
pernah memikirkan keadaan mereka untuk selalu bersyukur kepada Tuhan.
yang berada di posisi kesusahan? Berikut Ketika ditanya mengenai perasaan
adalah cerita mengenai Jefen Otniel setelah tinggal di panti selama 16 tahun,
Banua Sanam yang merupakan salah ia tampak menjawab dengan lapang
satu seorang anak yang tinggal di dada. Pada mulanya ia sempat merasa
Panti Asuhan Yesstoya, Jemur kecewa dan sedih karena tidak memiliki
Andayani, Surabaya. keluarga utuh seperti layaknya
Bahagia itu Sederhana: Tetap Bersyukur akan Segala Hal 23
Jefen Otniel Banua Sanam
anak-anak lain. Namun, seiring kelucuan dan tingkah laku mereka yang
berjalannya waktu, Jefen menjadi lebih masih polos. Ada pula pengalaman
dewasa dan tidak terbebani dengan menyenangkan saat liburan bersama
pemikiran seperti itu lagi. “Keadaan anak panti ke Kebun Binatang Surabaya,
mungkin tidak akan berubah, tetapi Taman Safari Prigen, bertemu Miss
alasan utama untuk bahagia adalah Indonesia, dan bahkan mendaki bersama
tetap bersyukur karena ada yang mau di Gunung Lawu. Cerita kebahagiaan
merawat dan sayang,” ujar Jefen. yang dibagikan oleh Jefen tentunya tidak
berhenti di sana saja. Ia bercerita
Jefen juga membagikan cerita bagaimana ia sangat menikmati
mengenai kebahagiaan-kebahagiaan pelajaran matematika dan pendidikan
yang ia rasakan selama berada di panti kewarganegaraan (PKn), memiliki banyak
asuhan. Hal pertama yang Jefen sahabat karib di sekolah, bermain
ceritakan adalah rasa bahagia ketika bersama dengan anak-anak panti yang
melihat tingkah lucu kedua adiknya yang lain, dan kesibukannya belakangan ini
masih kecil, yaitu Ovet dan Jesselin. dalam membantu pembangunan Rumah
Pada akhir proses wawancara ini, mereka Doa Maranatha. Rumah doa tersebut
sempat memberikan sambutan hangat. adalah milik panti asuhan Yesstoya yang
Meskipun mereka hanya muncul berlokasi di Sidoarjo.
sebentar untuk menginterupsi
Jefen, mereka telah menunjukkan
24 Bahagia itu Sederhana: Tetap Bersyukur akan Segala Hal
Jefen Otniel Banua Sanam
Mungkin banyak yang bahkan juga menyampaikan besarnya
bertanya-tanya, kebahagiaan apa yang kekhawatiran yang ia rasakan mengenai
didapat dari membangun rumah doa? kondisi kesehatan maupun kesibukan
Bukankah wajar bila merasa lelah dan mamanya. Sebelum mengakhiri
penat? Namun, Jefen tidak memandang wawancara, Jefen memberi pesan bahwa
demikian. Ia justru ia merasa senang dan ia ingin semua anak-anak maupun
bangga karena dirinya telah berguna pengurus panti untuk tetap bersyukur
dalam proses pembangunan Rumah Doa kepada Tuhan. Ia juga memberikan pesan
Maranatha. Jefen sangat senang bisa khusus kepada mamanya untuk menjaga
membantu orang-orang dengan kondisi kesehatannya.
membagikan sebagian dari tenaganya
untuk proses pembangunan. Ia juga Sungguh sederhana dan mulia
merasa bersyukur karena ia makna kebahagiaan yang disampaikan
dapat melayani Tuhan sekaligus oleh Jefen. Tak hanya dari cerita-cerita
membantu proses pembangunan Rumah yang disampaikan, tetapi juga makna
Doa Maranatha. kebahagiaan baginya. Melalui
perbincangan dengan Jefen, kita dapat
Jefen juga bercerita mengenai belajar untuk bersyukur dan menikmati
orang terfavorit, yaitu mamanya, salah hal-hal sederhana yang sering kali
satu pengurus di panti asuhan ini. Ia diabaikan. “Kebahagiaan itu bukan cuma
membagikan bahwa makna kebahagiaan bergantung dari hadiah maupun kejadian
menurutnya adalah melihat orang saja, tetapi janganlah lupa juga
di sekitar bahagia, terutama untuk mengimbanginya dengan tetap
senyum bahagia dari mamanya. Jefen bersyukur akan segala hal,” ujar Jefen.
Bahagia itu Sederhana: Tetap Bersyukur akan Segala Hal 225
Silvia Regina
KesePdeenruhhanMaaaknnayang
Penulis: Jennifer Oentoro & Ancilla Christie
Illustrator: Karin Intan Liliana
Sebagai lembaga yang merawat Salah satunya, Panti Asuhan
dan mengasuh anak yatim piatu atau Yesstoya, yang bertempat di Surabaya.
yang terdampak masalah sosial internal Pola pengasuhan yang diterapkan dalam
keluarga, panti asuhan diharapkan panti ini adalah pendekatan
menjadi “rumah” tempat anak-anak itu kekeluargaan. Kedudukan orang tua
bertumbuh. Kebersamaan dengan nasib digantikan secara penuh dengan sebutan
yang sama menjadi sumber ilmu yang ‘Mama’ dan ‘Papa’. Dengan catatan,
saling timbal balik, hingga menjadi mereka bisa merasakan kebahagian
sebuah keluarga baru. Begitu banyak tanpa merasa tertekan. Kegiatan yang
kisah yang dapat diceritakan di panti diajarkan meliputi pengasuhan fisik,
asuhan. Dari rumah baru inilah, mereka moral, spiritual, mental, intelektual,
mulai menimba ilmu dengan keterampilan, hingga aktivitas sosial.
menjadikannya sebagai tempat belajar Setiap hari mereka melakukan kegiatan
utama dan pengganti keluarga. doa bersama, pagi dan malam hari.
Harapannya, mereka dapat menjadi
26 Kesederhanaan yang Penuh Makna
Silvia Regina
berkah dan membawa dampak bagi dan terkadang melakukan jogging, baik
sesama. itu di pagi atau sore hari. Pada saat ia
ingin menghabiskan waktu sendiri, ia
Silvia Regina, merupakan salah akan membuka aplikasi TikTok atau
satu anak Panti Asuhan Yesstoya yang melakukan hobinya, menulis. Namun,
berusia 15 tahun. Ia sedang menempuh sebagai pelajar, ia tidak akan melupakan
pendidikan di bangku Sekolah Menengah tanggung jawabnya. Biasanya, ia akan
Pertama (SMP). Silvia mempunyai hobi belajar dengan bantuan kakak-kakak
menulis mengenai kehidupan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau
sehari-harinya ataupun menulis kalimat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
motivasi. Kebahagiaan merupakan
sebuah kata yang subjektif, bisa berasal Selain itu, terdapat hal-hal kecil
dari hal kecil hingga besar. Akan tetapi, yang membuat Silvia menjadi marah.
apakah hal yang sama juga terjadi di Salah satunya ketika ada teman-teman
kehidupan Silvia? Bagaimana Panti panti yang tidak merapikan tempat tidur
Asuhan Yesstoya bisa menjadi rumah masing-masing. Akibatnya, ia yang
yang nyaman baginya? nantinya akan merapikan tempat tidur
tersebut. Akhirnya ia pun memberikan
Silvia mengatakan, tentu ia konsekuensi kepada anak yang
memiliki beberapa kelebihan dan melanggar tanggung jawabnya. Namun,
kekurangan. Salah satu kelebihannya hal itu hanya menjadi bagian kecil dari
adalah menjadi seorang pendengar yang kehidupan Silvia. Terkadang ia merasa
baik. Ia juga senang jika dapat membantu rindu pada keluarga kandungnya.
dan memberikan dampak bagi sesama. “Pengen kumpul sama keluarga
Namun, terkadang, ia tidak bisa (kandung), tapi di sini kan sudah ada
mengontrol emosi dan mudah marah. Ia keluarga baru.” Ia juga mengungkapkan,
menyebutnya sebagai anak yang hal yang paling membuatnya bahagia.
‘moody-an’. Meskipun demikian, ia ingin “Aku menikmati waktuku di sini, soalnya
terus memperbaiki diri menjadi orang aku merasakan ada kebersamaan seperti
yang lebih baik. keluarga gitu. Aku berharap, tempat ini
bisa tetap menjadi tempat untuk aku dan
Silvia juga berbagi cerita teman-teman yang lain supaya bisa
mengenai rutinitasnya sehari-hari. menikmati kebersamaan dan mencari
Harinya dimulai dengan doa pagi ilmu yang berguna di kehidupan,”
bersama dan melakukan piket pagi. tuturnya.
Setelah itu, ia akan mengikuti
pembelajaran secara daring. Ia juga akan Cerita kehidupan Silvia
melakukan piket sore dan makan malam. mungkin terdengar sangat sederhana.
Sebelum tidur, biasanya anak-anak di Namun, itulah yang menjadi daya tarik
panti akan berkumpul untuk melakukan dari Panti Asuhan Yesstoya. Meskipun
doa bersama. Tentu saja, ini bukanlah sering terjadi pertengkaran kecil, mereka
kegiatan yang bersifat paten dan tidak merasa bahagia tinggal di tempat ini.
bisa diganggu gugat. Bila terdapat waktu Mereka menjadikan panti ini sebagai
luang, Silvia akan menghabiskan rumah mereka, tempat yang nyaman
waktunya dengan bermain kartu bersama untuk mereka tempati.
temannya, saling curhat, bermain gitar,
Kesederhanaan yang Penuh Makna 27
Silvia Regina
28 Kesederhanaan yang Penuh Makna
Joy Firnando Alexander Sanam
TBumerpliuaknandi JBeraalimk i
Penulis: Theofilus Natanael Wijaya & Jonathan Dita Harjadi
Illustrator: Ellen Monica Lee
Pandemi sedang melanda Joy merupakan seorang pemuda yang
negeri ini, mengubah seluruh tatanan duduk di bangku kelas 12 Prodi Teknik
kehidupan yang ada. Semua jajaran Kendaraan Ringan (TKR) Sekolah
masyarakat pun dituntut untuk Menengah Kejuruan (SMK) Kristen Petra
menghadapi situasi normal yang baru, Surabaya. Adanya pandemi ini juga
tak terkecuali anak-anak di panti asuhan. memaksa Joy untuk mengikuti kelas
Kehidupan yang sudah cukup pelik, secara daring.
ditambah lagi dengan beban akibat
pandemi ini. Namun, bukan manusia Rutinitas harian Joy dimulai
namanya jika tak mampu beradaptasi. sejak pukul 4.00 WIB dengan saat teduh
Mereka semua—termasuk anak-anak dan doa pagi bersama. Setelah itu, ia
panti asuhan—berusaha untuk tetap bersiap diri sebelum memulai kelas
menjalani kehidupan, walau kini secara daring. Kelas tepat dimulai pukul
kehidupan sudah tak lagi sama. 8.15 WIB dan berakhir pada pukul 14.00
WIB. Walau kelas sudah usai, ia masih
Hal ini pula yang dirasakan oleh harus mengerjakan tugas-tugas yang
Joy Firnando Alexander Sanam, salah diberikan oleh guru di luar jam kelas. Tak
satu anak di Panti Asuhan Yesstoya. hanya itu, selain mengerjakan tugas dari
Pandemi turut mengubah kehidupan guru, Joy juga sering kali membantu
pemuda yang akrab disapa Joy ini, Wiwik—atau yang biasa dipanggil mama
terutama dalam kehidupan sekolahnya. oleh anak-anak panti—dalam mengasuh
Berlian di Balik Tumpukan Jerami 29
Joy Firnando Alexander Sanam
Bagai berlian dalam tumpukan Dengan kondisi pembelajaran
jerami, Joy menemukan anugerah di balik secara daring ini, mayoritas siswa ingin
dampak pembelajaran daring. Joy merasa kembali masuk dan bertemu teman
senang ketika belajar secara daring sekolahnya. Namun berbeda dengan Joy,
karena ia bisa menyimak dengan lebih ia justru sering merasa terganggu
baik. Selain itu, ilmu yang didapatkan dengan keributan teman-teman
juga lebih lengkap—tidak hanya dari guru sekolahnya saat sedang belajar. Hal
saja, tetapi juga dari berbagai sumber inilah yang membuatnya berharap
lain. Joy juga merasa lebih bebas ketika pembelajaran daring tetap dilaksanakan.
belajar secara daring karena tidak Tak hanya itu, dengan pembelajaran
terkekang oleh kegiatan sekolah. daring, Joy juga dapat lebih produktif. Ia
Sebelumnya, Joy mengaku bahwa dapat lebih sering membantu mama
sebenarnya dia tidak tertarik untuk mengerjakan beberapa pekerjaan panti
masuk Prodi TKR. Ia mengaku keadaan tersebut. Joy juga lebih fleksibel dalam
yang memaksanya untuk memilih prodi mengatur jadwal sehingga tidak
tersebut. Sebenarnya, Joy ingin meniti terkekang oleh jadwal-jadwal yang ada.
karier sebagai pebasket profesional. Joy Walau saat ini ia tidak berada di bidang
merasa lebih senang ketika memiliki yang benar-benar ia inginkan, Joy akan
waktu bermain basket bersama tetap berusaha semaksimal mungkin
teman-temannya. Namun, saat ini ia agar dapat membanggakan mama, papa,
sedang mempertimbangkan beasiswa serta saudara-saudaranya.
Prodi Otomotif di negeri Paman Sam atau
Amerika Serikat.
30 Berlian di balik Tumpukan Jerami 2
Lembaran Cerita
Sejuta Ceria
Agustina Ina
untSuketSiteikbTuaehraMnigmpi
Penulis: Rico Stevanus & Leroy Olen Tanur
Illustrator: Aurelia
Di tengah kerasnya perjalanan mimpi besar untuk mendirikan sebuah
kehidupan, semua orang saling berjuang klinik kesehatan ibu dan anak. Mimpi ini
demi menggapai mimpi yang telah lahir dari pengalamannya merawat anak
diimpikan. Bukan sekadar mimpi biasa, kecil dan keinginannya untuk membantu
tetapi mimpi besar yang diharapkan ibu-ibu hamil serta anak-anak jalanan.
dapat mengubah kehidupan. Semakin “Mungkin motivasiku yang lain itu, aku
besar mimpi yang dikejar, semakin ingin membuktikan ke orang-orang kalau
banyak pula yang harus dikorbankan. sebenarnya sekalipun kita tidak punya
Memang benar jika bagi sebagian orang, orang tua dan dipandang sebelah mata,
hidup ini seperti berjalan di tengah kita masih bisa sukses,” ujar perempuan
ketidakpastian. Tetapi, justru semangat yang tinggal di Panti Asuhan Yesstoya,
juang dan pengorbanan tersebut yang Surabaya ini. Mimpi menjadi seorang
membawa setiap individu menuju sebuah bidan bukan hanya sebuah mimpi,
kepastian. Kesuksesan dalam banyak usaha yang telah ia lakukan.
mewujudkan mimpi tidak terbatas oleh
latar belakang seseorang. Setiap orang Sebenarnya, keinginan terjun
memiliki kesempatan untuk berjuang dalam bidang kesehatan telah muncul
dalam menggapai mimpi-mimpinya. sejak lama, hingga ia bertujuan untuk
menempuh Sekolah Menengah Kejuruan
Agustina Ina, seorang (SMK) dalam bidang tersebut. Namun
perempuan yang memiliki cita-cita karena pendaftaran untuk Prodi
menjadi seorang bidan dan memiliki Kesehatan telah ditutup, ia memutuskan
31 Setitik Terang untuk Sebuah Mimpi
Agustina Ina
Setitik Terang untuk Sebuah Mimpi 32
Agustina Ina
memutuskan untuk mendaftar di Prodi Nina, tetapi ada satu hal pasti yang tidak
Teknik. Setelah lulus, perempuan yang dapat direbut oleh hidup ini, yaitu mimpi.
hobi membaca dan menulis ini tetap Mimpi Nina bukanlah sekadar mimpi di
tergerak untuk kembali masuk dalam saat tidur yang hanya bertahan sampai
bidang kesehatan. Karena sering kita membuka mata di pagi hari.
menjaga adik di rumah sakit, Mimpinya tidak berdasarkan bagaimana
keinginannya menjadi perawat pun dunia menghantam kehidupannya, tetapi
semakin membara. “Tuhan aku mau, aku berdasarkan rasa syukur yang telah ia
ingin jadi bidan atau perawat,” ujar dapat selama ini. Banyak orang yang
perempuan yang akrab dengan panggilan telah membantu Nina selama ini.
Nina dalam hati. Walaupun Nina sekolah Mungkin bantuan yang ia dapatkan
di Prodi Teknik, ia sering meluangkan sering dilihat sebelah mata oleh
waktu untuk menonton video cara kebanyakan orang, tetapi setiap bantuan
menyuntik, memasang infus, dan yang ia dapatkan akan selalu menjadi
sejenisnya. Ketika awal berkuliah di rasa syukur baginya. Nina akan selalu
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan William mengingat bantuan dari tamu panti
Booth, ia juga membaca beberapa buku asuhan yang membawa kebahagiaan bagi
kesehatan untuk mengejar dia dan teman-temannya di panti asuhan.
ketertinggalan. Tidak hanya mengucap syukur atas
bantuan yang ia dapatkan, Nina juga
Hambatan yang terjadi dalam ingin dirinya dapat menjadi orang yang
menggapai mimpi pun terus berlanjut. Di memberikan bantuan kepada orang lain.
antaranya rasa putus asa saat memasuki Meskipun Nina pernah merasakan
awal perkuliahan, ekspektasi yang tidak ditinggalkan oleh orang lain dan hidup
sesuai dengan realita, hingga keinginan sendiri, ia ingin mimpinya untuk
untuk menyerah. Namun, dalam kondisi membawa kebahagiaan kepada orang
yang seperti itu, Nina selalu lain dapat terwujud.
menekankan, ia harus belajar untuk
bertanggung jawab atas keputusan yang Tekadnya untuk menjadi
telah diambil. Menurutnya tidak banyak perpanjangan tangan Tuhan begitu besar
hal yang bisa ia lakukan selain berserah dan ia ingin untuk mendedikasikan
kepada Tuhan melalui doa. Nina percaya hidupnya sebagai persembahan bagi
rencana Tuhan akan datang untuknya Tuhan. Bagi Nina, semangat untuk
pada waktu yang tepat, terutama saat ia menggapai mimpinya akan selalu
mulai masuk di Panti Asuhan Yesstoya. berkobar, namun ia percaya rencana
“Setiap hari di panti itu aku mengalami Tuhan selalu yang terbaik “Jadi kita itu
namanya pemulihan, rasa benci kepada harus siap menerima semua itu, apa pun
orang tua, rasa benci kepada nanti yang terjadi, apa pun yang kita
orang-orang yang menyakiti, lama-lama dapatkan, kita harus terima,” tegas Nina.
itu seperti terobati gitu,” ujar Nina. Menurutnya seberat apa pun
Bahkan sebelumnya sempat terpikir permasalahan yang diizinkan Tuhan hadir
“Kenapa sih aku harus dilahirkan kalau dalam hidup, tidak akan melebihi
aku ditinggalkan, kenapa sih aku harus kekuatan umat-Nya. Jika kelak ia telah
ada di dunia?”. Setelah lima tahun mencapai mimpinya menjadi bidan, Nina
berjalan, baru ia tersadar kalau Tuhan menyatakan langkah berikutnya,
benar-benar menyertai, menyediakan “Mungkin hal pertama yang aku cari
apa yang ia butuhkan dan perlukan. adalah mencari orang tua, merekalah
yang menghadirkan aku dalam dunia, ”
Mungkin hidup ini sempat ucapnya dengan senyum.
mengambil semangat yang dimiliki oleh
33 Setitik Terang untuk Sebuah Mimpi
Maria Oksalina Sanam & Debora Niken Silla
dGaoroidSOekldolaMhemDoarrieinsg
Penulis: Ariella Thania Rijaya & Yosua Catur Satya
Illustrator: Aurelia
Tanggal 2 Maret 2020, Joko Mereka bisa memasak, menari, dan
Widodo, Presiden Republik Indonesia, bahkan dapat menguasai mata pelajaran
mengumumkan kasus pertama terinfeksi sekolahnya dengan baik. Ketika mereka
virus Covid-19 di Indonesia. Dampak virus menyalurkan bakat memasaknya,
ini sangat memengaruhi banyak bidang, mereka selalu berusaha membagikannya
salah satunya bidang pendidikan. Saat ke orang-orang di luar panti yang
ini, sebagian besar murid dan mahasiswa membutuhkan. Kepedulian mereka
di Indonesia masih menjalani proses merupakan salah satu sikap yang layak
belajar mengajar secara daring. Maria menjadi contoh dan diterapkan dalam
Oksalina Sanam dan Debora Niken Silla kehidupan sehari-hari.
adalah dua di antara puluhan juta murid
lainnya yang harus menjalani sekolah Setiap hari Senin hingga Jumat,
daring. Cara belajar yang baru ini tentu keduanya mengikuti sekolah secara
membawa suka dan duka tersendiri bagi daring. Mereka tetap bersemangat
para murid yang menjalani. mengikuti kegiatan belajar mengajar
meskipun beberapa mata pelajaran
Maria dan Niken merupakan masih beradaptasi dengan sistem daring,
remaja yang tinggal di Panti Asuhan misalnya olahraga. “Materi yang
Yesstoya, Surabaya. Melalui cerita yang diberikan berupa teori atau tugas
disampaikan, dapat diambil kesimpulan membuat video sebagai ganti praktik,”
bahwa mereka dikaruniai banyak talenta. ujar Maria dan dilengkapi oleh Niken.
Good Old Memories dari Sekolah Daring 34
Maria Oksalina Sanam & Debora Niken Silla
35 Good Old Memories dari Sekolah Daring
Maria Oksalina Sanam & Debora Niken Silla
Pandemi juga menyebabkan aktivitas teman-teman. Alasannya, mereka dapat
berolahraga menjadi terbatas, meski mengikuti pelajaran dengan lebih
demikian, semangat belajar gadis berusia nyaman dan jelas. Tidak hanya itu, ada
14 tahun dan 15 tahun ini tetap berkobar. hal lain yang mereka rindukan dari
proses belajar sebelum pandemi.
Tidak dapat dipungkiri, sekolah Beberapa hal yang mereka ingin lakukan
daring memang membawa kendala yang adalah belajar bersama teman-teman di
berbeda dengan sekolah luring. Salah kantin sekolah mereka, bercanda dengan
satunya adalah kesulitan untuk teman serta guru, dan banyak aktivitas
berkonsentrasi akibat banyaknya lain yang selayaknya dilakukan
gangguan. Bagi Niken, menonton drama anak-anak seumuran mereka.
Korea di sela-sela kelas sangatlah
menggoda. Hal serupa dialami oleh Maria dan Niken juga ditanya
Maria, ditambah rasa kantuk yang kerap mengenai saran atau pesan yang ingin
menyerang hingga keinginan nyemil. disampaikan kepada anak-anak di luar
Menariknya, mereka selalu mempelajari sana yang sedang belajar daring selama
kembali materi yang telah diberikan oleh pandemi. Mereka menjawab dengan
guru sebagai persiapan mengikuti ujian. penuh harapan agar semua orang yang
Hal ini yang menjadi kunci utama agar sedang berada di situasi serupa dapat
keduanya dapat mengikuti dan tetap semangat dan tidak menyerah.
mengerjakan ulangan dengan baik. Pada akhir wawancara, mereka berharap
agar anak-anak dapat tetap belajar
Di sisi lain, sekolah daring dengan giat, mengejar dan meraih
memberi keuntungan untuk pelajar. impian mereka, serta menjadi seseorang
Misalnya, memiliki kesempatan untuk yang berprestasi dan memenangkan
belajar sembari makan dan banyak lomba. Hal-hal ini tetap
menyesuaikan posisi belajar mereka agar perlu dilakukan selagi menunggu
lebih santai dan tidak lelah. pandemi berakhir.
Kebersamaan dan momen unik ketika
sekolah daring juga tidak kalah Demikianlah kehidupan Maria
mengesankan. “Waktu itu kita pernah dan Niken dalam menjalani sekolah
makan sambil kelas. Pernah juga daring selama pandemi. Ada banyak
ketiduran ketika guru lagi menjelaskan pengalaman dan kegiatan baru yang
hahaha,” beber Maria, berpaling pada mereka alami, baik itu keuntungan
Niken yang ikut tergelak. Hal-hal maupun kesulitan bagi mereka. Namun,
sederhana ini dapat menjadi kenangan pada akhirnya kita harus tetap menjalani
yang menyenangkan untuk diingat pada kehidupan dengan maksimal dan penuh
saat mereka bertumbuh dewasa atau harapan. Kita berharap dan berdoa agar
sering disebut “Good old memories”. pandemi ini cepat usai dan dapat kembali
melakukan segala aktivitas secara
Dengan kelebihan dan normal. Selalu patuhi protokol kesehatan
kekurangan sekolah daring dan luring jika harus berada di luar rumah. Semoga,
yang telah dirasakan, mereka lebih anak-anak di panti asuhan maupun
memilih belajar secara tatap muka orang-orang di luar sana dapat terus
dengan guru dan bertemu dengan semangat dan pantang menyerah!
Good Old Memories dari Sekolah Daring 36
Lodia Fransina Silla
Suka Duka Bersama
saat Kuliah Daring
Penulis: Monica Angeline & Jesse Aveline
Illustrator: Aurelia
Tentang anak Panti Asuhan dalam kehidupannya kala pandemi
Yesstoya—Siapa bilang mereka tidak menguasai Indonesia. Keseharian Diana
punya kesempatan layaknya anak-anak diawali dengan pembelajaran daring
lain? Atau mereka tidak berhak yang sudah menantinya. Kelas yang
merasakan kebahagiaan? Justru dulunya menyenangkan berubah
merekalah yang paham betul apa itu arti menjadi suatu hal yang—menurutnya—
kesempatan dan kebahagiaan. Menyerah tidak menarik. Memang sudah menjadi
bahkan bukanlah sebuah pilihan. tantangan bagi pelajar di Indonesia
untuk tetap fokus dan memahami
Contohnya, Lodia Fransina materi saat pembelajaran daring, tak
Silla, atau yang kerap disapa Diana, terkecuali Diana.
mahasiswi Prodi Manajemen Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Mahardhika Menurutnya, materi dalam
sekaligus anak Panti Asuhan Yesstoya. perkuliahan menjadi lebih sulit
Diana merupakan sosok yang pantang dipahami, terlebih jika dosen hanya
menyerah dan selalu bersemangat. memberikan tugas. Pada saat kuliah
Namun, perubahan besar hadir tatap muka, Diana kerap berkumpul dan
37 Suka Duka Bersama saat Kuliah Daring
Lodia Fransina Silla
Suka Duka Bersama saat Kuliah Daring 38
Lodia Fransina Silla
membahas materi perkuliahan bersama pembelajaran daring berlangsung, Diana
teman-temannya setelah kelas. kerap merasa rindu pada kampus dan
Sayangnya, kini mereka hanya bisa teman-teman kuliahnya. Akhirnya, Diana
berkumpul melalui panggilan video. hanya bisa menerima keadaan dan
Namun, Diana merasa panggilan video berharap semuanya dapat segera pulih.
masih bisa meringankan beban dan
tekanannya. Tak jarang, mereka saling Belum berhenti sampai sana,
membantu mengerjakan tugas melalui Diana dilanda dengan dilema yang lain.
panggilan video. Di situlah ia Memasuki semester 6, Diana sebentar
menemukan arti teman yang mau saling lagi akan melakukan aktivitas magang.
mendukung dan berbagi beban dalam hal Dilema ini muncul saat ia harus memilih
perkuliahan. Ia bahkan sudah memiliki antara magang atau melanjutkan
keinginan untuk mengajak temannya Program Kreativitas Mahasiswa (PKM)
jalan-jalan saat pandemi berakhir. yang telah ia kerjakan saat semester 5.
Belum dapat memutuskan, ia tetap
Meskipun saat ini tidak dapat berusaha dan berdoa agar penyertaan
bertemu teman kampus, Diana memiliki Tuhan selalu melingkupi. Diana percaya,
teman di Panti Asuhan Yesstoya untuk kemana pun ia berpijak, Tuhan akan
berbagi waktu senggang bersama. Hal selalu menuntunnya. Walaupun jika
inilah yang membuat Diana tidak pernah mengalami kegagalan, ia tidak
merasa kesepian meskipun dilanda tugas akan pernah berhenti mencoba
kuliah yang semakin menumpuk. Dalam dan melangkah.
keadaan sibuk pun, Diana tetap
mengikuti kegiatan doa bersama anak Satu ayat yang selalu diingat
panti lainnya. Ia juga tak segan dan dipegang oleh Diana, Yeremia 29:11
membantu adik-adiknya jika mengalami “Sebab Aku ini mengetahui
kesulitan saat mengikuti kelas daring. rancangan-rancangan apa yang ada
Menjadi ketiga yang tertua di panti pada-Ku mengenai kamu, demikianlah
asuhan Yesstoya, membuatnya memiliki firman TUHAN, yaitu rancangan damai
tanggung jawab yang lebih untuk sejahtera dan bukan rancangan
membantu saudara-saudaranya. Hal kecelakaan, untuk memberikan
kecil seperti inilah yang dapat kepadamu hari depan yang penuh
membawa kebahagiaan bagi Diana dan harapan.” Ayat inilah yang menjadi
anak-anak lain. tonggak bagi Diana dalam menjalani
kehidupan. Ia percaya, Tuhan telah
Terlepas dari sibuknya dunia mempersiapkan yang terbaik baginya di
perkuliahan daring, Diana masih masa depan. Diana berharap, kelak
mengalami dilema jika harus memilih dirinya dapat menjadi pribadi yang lebih
antara perkuliahan daring atau tatap baik dan berdampak positif bagi
muka. Sebelum pandemi, ia selalu ingin orang lain.
mendapat libur dari kuliah. Tapi setelah
39 Suka Duka Bersama saat Kuliah Daring
Silvia Regina
MengejaErmMpimatpii Lewat
Penulis: Ellen Valencia & Fiona Elizabeth
Illustrator: Aurelia
Mimpi adalah bagian dari hidup dapat mencapai tujuan yang kita miliki.
semua orang. Kita pasti memiliki sebuah Meskipun begitu, mencapai mimpi tentu
mimpi yang ingin dicapai. Pertanyaan tidaklah mudah. alan menuju mimpi pasti
seperti “Kalau sudah besar nanti mau jadi bergelombang dan berliku. Maka dari itu,
apa?” dan “Apa cita-citamu?” sudah tidak dalam mencapai mimpi harus siap untuk
asing lagi bagi kita. Sejak kecil, orang tua bekerja keras, belajar, serta tidak mudah
maupun guru di sekolah sudah menyerah ketika mengalami kegagalan.
mendorong untuk memikirkan masa
depan yang kita inginkan—meskipun Melansir dari Forbes, Simon
anak kecil belum memiliki pengertian Isaacs melakukan survei mengenai
yang cukup mengenai impiannya. ambisi anak berusia 1 hingga 10 tahun.
Dengan memikirkan mimpi kita, Hasil survei yang didapat sangat
selangkah demi langkah kita bergerak bervariasi, mulai dari atlet, dokter,
maju. Seiring berjalannya waktu, astronot, desainer video game, sampai
impian kita akan berubah mengikuti pahlawan super. Lantas, bagaimana
perkembangan zaman, lingkungan, dan dengan impian anak yang tinggal di panti
menjadi semakin realistis dengan asuhan?
hidup kita.
Kami mendapat kesempatan
Kehadiran mimpi dapat untuk berbincang dengan salah satu
mendorong diri untuk berkembang agar anak dari Panti Asuhan Yesstoya di
Mengejar Mimpi Lewat Empati 40
Silvia Regina
Surabaya bernama Vivi. Ia adalah seorang Ia juga kerap memberikan solusi untuk
siswi kelas 8 Sekolah Menengah Pertama masalah-masalah temannya. Impiannya
(SMP) yang tinggal di Panti Asuhan ini ia dedikasikan kepada Panti
Yesstoya bersama teman-temannya yang Asuhan Yesstoya. Vivi berharap dapat
lain. Ia gemar menulis buku harian dan mengembangkan panti asuhan tempat ia
membaca cerita secara online yang dibesarkan agar menjadi lebih baik lagi.
tersedia pada laman Wattpad. Buku Dengan menjadi psikolog, ia sekiranya
hariannya ia gunakan untuk dapat membantu permasalahan yang
mencurahkan isi hatinya ketika senang dimiliki anak-anak panti asuhan tersebut.
maupun sedih sebagai sarana refleksi diri Harapannya, semua anak panti memiliki
agar dapat berkembang menjadi pribadi seseorang yang dapat menjadi sandaran
yang lebih baik. dan tidak merasa kesepian.
“Mau jadi psikolog!” cetusnya
dengan mata berbinar kala dihadapkan
pada pertanyaan terkait mimpi.
Impiannya menjadi psikolog didorong
oleh rasa suka dan nyamannya ketika
menjadi telinga bagi teman-teman
yang membutuhkan seseorang untuk
mendengarkan masalah mereka.
41 Mengejar Mimpi Lewat Empati