∞∞
                           ∑ 4  −1     =    ∑ 4  −1    −1
                             =2                  =2
                                 ∞
                           =    (∑(4  )  −1 − 1)
                                       =2
                                     1
                           =    (1 − 4   − 1)
                                   
                           = 1 − 4   −   
Sehingga persamaan di atas menjadi
                  (  )  −  1  −  3    =  2    (  )  −  2    +  1           −    
                                                                  − 4  
yang ekuivalen dengan
                                              1 − 3  
                                (  ) = (1 − 4  )(1 − 2  )
Karena
                   (1      −  1 − 3      2  )  =  1  1⁄2      +  1  1⁄2
                              4  )(1 −               − 4            − 2  
maka diperoleh
          (  )     =    1  (1   1     +  1   1       =   ∞    1  (4    +   2  )    
                        2      − 4          − 2  )            2
                                                        ∑
                                                          =0
Dengan  demikian,  solusi  yang  dimaksud      adalah         =  1  (4    +  2  ).
                                                                 2
                                            97 | M o d u l M a t e m a t i k a D i s k r i t
RANGKUMAN
1. Bagi suatu fungsi numerik (  0,   1,   2, … ,     , … ) dan sembarang r, suatu
    persamaan yang mengaitkan      dengan satu atau lebih     ,    <   , dinamakan
    relasi rekursif (recurrence relation). Relasi rekursif juga dinamakan persamaan
beda (difference equation).
2. Bentuk umum bagian rekursif dari suatu relasi rekursif linear berderajat k
adalah                             sebagai  berikut:
      (  ) =   0     +   1    −1 +   2    −2 + ⋯ +         −  
    dimana      sebagai konstanta dan   (  ) adalah fungsi dalam n dan   0 ≠ 0.
3. Jika   (  ) = 0 maka relasi rekursifnya disebut homogeny; jika tidak demikian,
nonhomogen. Selanjutnya, jika untuk setiap    ∈ {1, 2, 3, … ,   },      sebagai
konstanta, maka relasi rekursifnya disebut relasi rekursif dengan koefisien
konstanta.
4. Bnetuk umum dari relasi rekursif linear homogeny dengan koefisien konstanta
adalah sebagai berikut:
                               +   1    −1 + ⋯ +         −   = 0;      ≠ 0
    dengan k kondisi awal (syarat batas), dan untuk 1 ≤    ≤   ,      = konstanta.
5. Solusi homogeny bagi suatu relasi rekursif linear dengan koefisien-koefisien
    konstanta mempunyai bentuk     1  ; dalam hal ini   1 dinamakan akar
    karakteristik.
persamaan ini dapat disederhanakan menjadi
                         0     +   1    −1 +   2    −2 + ⋯ +      = 0
yang dinamakan persamaan karakteristik bagi relasi rekursif bersangkutan.
6. Jika persamaan karakteristik dari relasi rekursif      +   1    −1 + ⋯ +         −   =
0;      ≠ 0 mempunyai sebuah akar,   1 katakan, rangkap    ≤   , maka solusi
umum                                                                       dari
         +   1    −1 + ⋯ +         −   = 0;      ≠ 0 yang melibatkan   1 mempunyai
    bentuk
                        0  1   +   1  1   +   2  2  1   + ⋯ +     −1    −1  1  
7. Bentuk umum dari relasi rekursif linear tidak homogeny dengan koefisien
konstanta adalah sebagai berikut:
                                   98 | M o d u l M a t e m a t i k a D i s k r i t
     +   1    −1 + ⋯ +         −   =   (  );      ≠ 0,   (  ) ≠ 0
    dengan k kondisi awal (syarat batas), dan untuk 1 ≤    ≤   ,      = konstanta.
8. Bila   (  ) ,erupakan suatu polinom berderajat t di dalam n yaitu
                                 1     +   2    −1 + ⋯ +        +     +1
    maka bentuk umum solusi khususnya
                                 1     +   2    −1 + ⋯ +      +     +1
9. Bila   (  ) berbentuk   1, maka solusi khususnya akan berbentuk umum     1,
    dengan syarat    bukan akar krakteristik relasi rekursif tersebut.
10. Bila   (  ) berbentuk perkalian antara polinom dengan fungsi eksponen, maka
    solusi khususnya akan berbentuk perkalian antara kasus 1 dengan kasus 2.
    Yaitu, bila   (  ) berbentuk
    (  1     +   2    −1 + ⋯ +        +     +1)    
    maka bentuk umum solusi khususnya
    (  1     +   2    −1 + ⋯ +      +     +1)    
11. Solusi (total) bagi suatu relasi rekursif linear tidak homogeny dengan koefisien-
    koefisien konstanta merupakan jumlah dua bagian, solusi homogeny (khusus)
    yang memenuhi relasi rekursif itu bila ruas kanannya disamakan dengan 0, dan
    solusi khusus yang memenuhi relasi rekursif itu dengan   (  ) di tuas kanan.
12. Prosedur umum untuk menentukan fungsi pembangkit bagi fungsi numeric a
    dari relasi rekursif   0     +   1    −1 +   2    −2 + ⋯ +         −   =   (  ) yang
    berlaku untuk    ≥   , dalam hal ini    ≥   . Dengan mengalikan kedua ruas
    persamaan ini dengan      dan kemudian menjumlahkan hasilnya dari n = a ke n
    = ∞, kita memperoleh
                    ∞∞
             ∑(  0     +   1    −1 +   2    −2 + ⋯ +         −  )      = ∑   (  )    
                     =     =  
                                                   99 | M o d u l M a t e m a t i k a D i s k r i t
Latihan 5
1. Selesaikan relasi rekursif berikut dengan metode akar karateristik.
    a)   1 =   2 = 1 ;      =     −1 +     −2 ,    ≥ 3
    b)   0 = 0 ;   1 = −1 ;      = 7    −1 − 12    −2 ,    ≥ 2
    c)   0 =   1 = 1 ;      = 2    −1 + 3    −2 ,    ≥ 2
    d)   1 = 2,   2 = 6 ;      − 4    −1 + 4    −2 = 0 ,    ≥ 3
    e)   0 = 0,   1 = 1,   2 = 2 ;      = 9    −1 − 15    −2 + 7    −3 ,    ≥ 3
    f)   0 = 0,   1 = 1,   2 = 2,   3 = 3;      + 2    −2 +     −4 = 0 ,    ≥ 4
    g)   0 =   1 =   2 = 0,   3 = 5;      = 10    −1 − 37    −2 + 60    −3 −
         36    −4 ,    ≥ 4
2. Sebuah tangga memiliki n buah anak tangga. Anda diminta menaiki tangga
    tersebut dengan aturan sebagai berikut:
    Setiap kali melangkah, Anda diperbolehkan “melangkah” satu atau dua anak
    tangga sekaligus.
    a) Jika      menyatakan banyaknya cara yang berbeda Anda dapat menaiki
         tangga dengan n anak tangga tersebut, tulis relasi rekursif untuk     
    b) Selesaikan relasi rekursif pada soal (a)
3. Tentukan solusi khusus bagi persamaan beda
         a)      − 3    −1 + 2    −2 = 2  
         b)      − 4    −1 + 4    −2 = 2  
4. Selesaikan relasi rekursif berikut dengan fungsi pembangkit
    a)   1 = 3 ;     −1 = 2     + 4  ,    ≥ 0
    b)   0 = 0 ;     +1 =      +    + 7,    ≥ 0
    c)   0 = 2 ;   1 = 1 ;     +2 − 2    +1 +      = 2  ,    ≥ 2
    d)   0 = 1 ;     +1 = 2  .      + 2     + 2,    ≥ 0
    e)   0 = 2 ;      = 2  .     −1 +   ,    ≥ 1
    f)   0 = 0 ;      =     −1 + 2  ,    ≥ 1
    g)   0 = 2 ;      =     −1 +   (   − 1),    ≥ 1.
                                                 100 | M o d u l M a t e m a t i k a D i s k r i t
REFERENSI
1. Sutarno, Heri, dkk. 2005. Matematika Diskrit. IKIP Malang: UM Press
2. Munir, Rinaldi. 2010. Matematika Diskrit. Bandung: Informatika Bandung
3. K.H. Rosen. 2012. Discrete Mathematics and Applications 7th Edition.
     McGraw-Hill: New York.
4. Lipschutz, S. (1981). Set Theory and Related Topics. Schaum Outline Series.
     Singapore: McGraw Hill International Book Company.
5. Purcell, E.J. dan Varberg, D. (1996). Kalkulus dan Geometri Analitis. Jakarta:
     Erlangga.
6. Thomas, D.A. (2002). Modern Geometry. California, USA: Pacific Grove.
7. Wheeler, R.E. (1992). Modern Mathematics. Belmont, CA: Wadsworth.
                                                 101 | M o d u l M a t e m a t i k a D i s k r i t
