The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa PPG Daljab Tahun 2021

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Irwan Maulana, 2023-08-06 11:18:49

Antologi Puisi

Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa PPG Daljab Tahun 2021

Keywords: Antologi Puisi

Antologi Puisi “Pejuang Centang Biru” 2021 Antologi Puisi Pejuang Centang Biru NOVIA ERWANDI, dkk.


II Antologi Puisi “Pejuang Centang Biru” UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA PASAL 72 1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu Ciptaan atau memberikan izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) bulan dan/ atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/ atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000.00 (lima miliar rupiah). 2. Barang siapa dengan sengaja menyerahkan, menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada pasal (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/ atau denda paling banyak Rp. 500.000.000.00 (lima ratus juta rupiah). Editor: Tri Mulyono Tata Letak: Febriani Safitri Desain Sampul: Sri Andayani Penerbit dan Pencetak: Satria Publisher Jalan Raya Tinggarjaya RT 01/09 Ja lawang, Banyumas, Jawa Tengah HP: 085867822579 ISBN: ....................................... 50 Halaman, 14, 8 x 21 cm Terbitan Pertama Cetakan Pertama 2021 Antologi Puisi Pejuang Centang Biru NOVIA ERWANDI, dkk.


III Antologi Puisi “Pejuang Centang Biru” Pada Progrogram Pendidikan Guru (PPG) angkatan 4 tahun 2021 Universitas Pancasak (UPS) Tegal saya kembali mendapatkan tugan untuk menyampaikan materi bahasa Indonesia Modul 3, Kesastraan yang isi materinya ada empat, yaitu (1) Genre Puisi dalam Pembelajaran Sastra Kurikulum 13, (2) Genre Prosa dalam Pembelajaran Sastra Kurikulum 2013, (3) Genre Drama dalam Pembelajaran Sastra Kurikulum 2013, dan (4) Perangkat Pembelajaran Sastra Kurikulum 2013. Tujuan pembelajarannya adalah para peserta dapat memahami semua materi dan menyampaikannya di depan kelas setelah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Mengingat hal itu, semua peserta saya beri tugas menulis puisi seusai pendalaman materiu, khususnya materi genre puisi. Tujuannya sangat jelas, yaitu agar para peserta dak hanya mampu memahami materi tetapi juga menulis dan membacakan puisi. Puisi-puisi yang terkumpul dalam buku ini adalah merupakan tugas mereka menulis puisi saat mengiku pendalaman materi, khususnya berkaitan dengan genre puisi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa berkaitan dengan genre puisi para peserta dak hanya dapat memahami materi tetapi juga menulis puisi sebagai implementasi pemahaman materi yang bersangkutan. Dengan kumpulan puisi ini harapannya bisa terjalin hubungan silaturahmi lebih erat antar para peserta PPG yang berasal dari berbagai Provinsi, misalnya I Wayan Ariyastani dan Ni Kadek Ima Suryani dari Bali, Nuryan dan Perwan Meylia dari Sumatra, dan Petrus Afendi dari Papus. Di samping sebagai buk bahwa para peserta telah memiliki kompetensi profesional dalam hal ketrampilan menulis puisi. Pemalang, 14 Oktober 2021 Tri Mulyono KATA PENGANTAR


Antologi Puisi “Pejuang Centang Biru” DAFTAR ISI IV Kata Pengantar ~ iii Da ar Isi ~ iv PEJUANG CENTANG BIRU - Adis Setyo Rini__1 SYUKUR - Anggraini Rima Wahyu Ningsih__2 DEMI GURU PROFESIONAL - Anton Parnozomi__3 GURUKU - Baharuddin Nurdin__4 TITIK NOL - Budi Teguh Harianto__5 PEJUANG CETAK BIRU - Budi Teguh Harianto__6 AWAL KITA - Chrisna Sukarni__7 HUJAN PAGI INI - Defni Janiar __8 CENTANG BIRU - Dwi Yuliana__9 BERDISKUSI DENGAN MALAM - Es Sumarni__10 CENTANG BIRU - Fivin Novidha__11 LAYAR MAYA - I Wayan Ariyastana__12 Kami dan PPG - Iis Darliah__13 BAKTI GURU GURU BAKTI - Irwan Maulana__14 MENUJU KATA PROFESIONAL - Ita Rahmah Haerani __15 BEL SEKOLAH - Lida Ekawa __16 ANANDA BESTARI - Maria Fransiska Dosila__18 PEJUANG CENTANG HIJAU - Mega Rosarianta Purba__19 GURUKU YANG LUAR BIASA - Muh Ali R__20 SECERCAH ASA PPG – Mumfia __23 LANGKAH PERMULAAN - Ni Kadek Ima Suryani__24


Antologi Puisi “Pejuang Centang Biru” PEJUANG SERTIFIKAT - Nova Andriani Hutauruk__25 ASA DALAM MAYA - Novia Erwandi__26 SAHABAT PPG - Novita Surya D.A.__27 TIKTOK TIKTOK – Nuryan __28 Kau Bilang – Nuryan __29 Kau Bilang Aku Can k – Nuryan __30 Pejamkan Mata – Nuryan __31 Untukmu – Nuryan __32 RPP – Nuryan __33 Terima Kasihku – Nuryan __34 DILEMA GURU YANG INGIN SERTIFIKASI - Perwan Meylia__36 SANG INSPIRATOR - Petrus Afendi__37 BERSAMA MERAIH MIMPI - Ruswa __38 BERSAMA MERAIH MIMPI – Ruswa __39 PPG - Sapriadi Bin Syahrir__40 MENGEJAR SURYA – Suhendra__41 REDUP - Suryani,__42 Gugup – Tri Mulyono__43 Muhammad Ali – Tri Mulyono__44 Mumfia – Tri Mulyono__45 Ni Kadek Irma Suryani – Tri Mulyono__46 Novia Erwandi – Tri Mulyono__47 Percaya – Tri Mulyono__48 Maa an Jika Aku Keliru Menilaimu – Tri Mulyono__49 V


Antologi Puisi “Pejuang Centang Biru” Nuryan – Tri Mulyono__50 Kau Bilang – Tri Mulyono__51 Mengapa Besuk – Tri Mulyono__52 Bukan Merayu – Tri Mulyono__53 PROFESIKU GURU - Wilhelmina Bethan__54 PPG - Yulia Marini__55 PEJUANG CENTANG BIRU - Yuliana Natalia Kuyami__56 PESAN UNTUK MURIDKU - Yulita Nur Indrawa __57 Biografi Para Penulis - 58 VL


1 Antologi Puisi “Pejuang Centang Biru” Bertemu dalam dunia maya Saling tegur sapa Saling menanyakan kabar berita Ya...kita Para pejuang centang biru Berburu mengejar ilmu Bergulat dengan waktu Kita.. tak pernah bertemu Namun hati bisa menyatu Tetaplah semangat sahabat-sahabatku Teruslah berjuang demi harapan masa depan Demi negeri ini menjadi terdepan Demi anak didik kita menjadi pintar PEJUANG CENTANG BIRU Karya: Adisti Setyo Rini


2 Antologi Puisi “Pejuang Centang Biru” S Y U K U R Berhari-hari bertahun-tahun ku berjuang tanpa lelah Hanya demi sebuah harapan Harapan yang selalu aku impikan Harapan yang selalu membuatku tetap semangat Dan terus tetap berjuang Berkali-kali ujian saya hadapi Jatuh bangun aku lewati Berkali-kali ku menanti Hingga suatu hari kabar datang Namaku terdaftar peserta PPG Kabar baik yang slalu aku impikan dan harapan Dan ketika kabar bai itu datang Berkecamuk rasa di hati Bahagia dan penuh mengharu biru Sagala usahaku tak sia-sia Dan kini terbayar dengan tangis bahagia Puji syukur ku panjatkan padamu Tuhan Terima kasih atas segala kenikmatan yang kau berikan Tak akan kusia-siakan 'kan kugunakan kesempatan ini sebaik mungkin Terima kasih Tuhan atas segala kebaikan yang kau berikan Karya: Anggraini Rima Wahyu Ningsih


3 Antologi Puisi “Pejuang Centang Biru” DEMI GURU PROFESIONAL Karya: Anton Parnozomi sayup-sayup terdengar..kok kok kok ya…. itu suara ayam berkokok di pagi hari Pertanda bahwa menimba ilmu akan segera di mulai Tak perduli mata masih mengantuk Dan sisa lelah kemren belum hilang Bergegas kuraih leptop dan kupersiapkan segalanya Hari demi hari kujalani Tak peduli lelah dan letih Dimataku yangterlintas hanyalah wajah-wajah parasiswa Tekat bulat ku tanamkan Ini semua demi menjadi guru professional Bosan….ya Terkadang datang tiba-tiba Tetapi itu semua hilang ketika melihat semangat rekan guru Mereka selalu senyum semangat Hatikupun berkata “aku juga harus lebih semangat dari mereka”


4 Antologi Puisi “Pejuang Centang Biru” G U R U K U Karya: Baharuddin Nurdin Ketika anak didikmu berhasil Namamu tak jadi andil Ketika anak didikmu gagal Engkau jadi tumbal Namun, Itu bukan ukuran Itu juga bukan jaminan Tapi itu lecutan Untuk jadi lebih baik PPG pun dijalankan Agar dapat mengasah kemampuan Jadi profesional dan terbaik Sekelumit doa di ujung malam Disertai secercah pengharapan Semoga lulus selalu bersemayam Demi masa depan dan angan


5 Antologi Puisi “Pejuang Centang Biru” Melayang di singgasana yang meluruh terbawa angin bencana bertubi-tubi tanpa lelah menghujam Langkah yang tiada terkira membuyarkan angan dan cita Ketika kaki tak berdaya menahan gempuran cerca, seolah pemikul dosa Taka da lagi kata yang pantas disandang tak ada lagi suara yang lantang terdengar Mulut terkunci wajah diselimuti kain hitam Asa tinggal se ujung rambut jagung yang kering kerontang Mata mulai redup tangan tak lagi mampu menggenggam Terbesit cahaya dari lubang kecil menyusun puing-puing dari dasar tanah Bayang-bayang semu segera berlalu pergi jauh diterpa ombak-ombak kecil Tunas mulai tumbuh di tengah gersang dan teriknya mentari Biarkan dia tumbuh menjulang rindang tempat berteduh di kala hujan TITIK NOL Karya: Budi Teguh Harianto


6 Antologi Puisi “Pejuang Centang Biru” PEJUANG CETAK BIRU Karya: Budi Teguh Harianto Teruntuk yang jauh disana di balik sebongkah batu panjang Layu sebelum berkembang gugur sebelum tunas Jalan yang tak bisa kau pilih kawan, demi selembar kertas cetak biru Kami masih setia melajutkan perjuangan yang kau ukir kawan Tangan bergetar dada berdegup kencang meledak-ledak Berpacu dengan waktu dan cuaca yang tak bersahabat Penghargaan yang dijanjikan dengan secarik kertas cetak biru bukan semu Mereka yang mencipta dan menerkanya, kita hanya melaluinya Itu yang mereka sebut sebongkah emas untuk kita Jiwa dan ragamu akan terbayar dengan senyuman tunas bangsa yang menanti jiwa terpanggil menolong mereka dari jeratan masa depan Goreskan sedikit cerita teruntuk pejuang cetak biru


7 Antologi Puisi “Pejuang Centang Biru” AWAL KITA Karya: Chrisna Sukarni Awal kita bertemu Tak kira kan bersatu Dimulai dengan kata penuh malu Membuka wacana nan deru Awal kita bersama Mengalir nada nan berirama Saling bertegur sapa Lewat jari jemari lincah menari dikeyboard media From zero to hero Dipenuhi rasa semangat menuntut ilmu Itulah tujuan kita bersama Saling memacu diri Hingga akhir mencapai target Guru profesional Program Profesional Guru dalam Jabatan Bahasa Indonesia Angkatan 4 Kita bisa…. Kita Yakin bisa… Kita pasti bisa…. Serang, 21 September 2021


8 Antologi Puisi “Pejuang Centang Biru” HUJAN PAGI INI Karya: Defni Janiarti Hujan yang jatuh pagi ini Derasnya masih seperti hari kemaren Seperti mentari yang selalu menunggu datangnya pagi Rindu masih tersemat di sini, pilu, dan mimpi-mimpi masih menunggu kenangan Perihal ingatan yang kau tanam berbuah dari pohon yang rindu Lalu siang yang tak lagi terik dengan datangnya mendung nan syahdu Sebuah mimpi yang tersimpan di kantong kenangan Dan kau ceritakan tentang kegamangan malam Aku membuka kenangan itu kembali, tentang hari-hari pada bulan januari Dan mawar yang tak lagi berduri Tetapi tetap saja terluka walau berkali-kali ku usap Terasa perih yang teramat hingga tak sanggup ku menutup tabir kembali


9 Antologi Puisi “Pejuang Centang Biru” CENTANG BIRU Karya: Dwi Yuliana Siapa sih kamu Hingga semua orang mengejarmu Semua orang menantimu Apakah kamu gubernur Atau aktris korea Hingga semua yang disini memperjuangkanmu Centang biru karena kamu Orang rela tidak tidur hanya untuk menendapatkanmu Orang sakit jadi sembuh hanya untukmu Centang biru Kenapa harus kamu Yang mendapat perhatianku Hingga suamiku cemburu Centang biru Kenapa harus kamu yang merenggut asa Tapi kau juga yang memberikan segalanya Kau murka saat kami tak bisa mendapatkanmu Namun keberadaanmu menjadi pelita Centang biru Jangan pergi lagi Biarlah kamu disini menemani Dimalam sahdu yang sepi Agar selalu ada centang biru di HPku


10 Antologi Puisi “Pejuang Centang Biru” BERDISKUSI DENGAN MALAM Karya: Esti Sumarni Malam ini ku ingin mengajakmu berdiskusi pecahkan serangkai masalahku Bisakah gelapmu tetap gelap sampai fajar panjangkan gelapmu seperti inginku Ku mohon izinkan kunang-kunang yang bergelayut di kelopak mataku untuk menjauh agar ku selesaikan dulu deretan kosakataku Bisakah gelapmu Singkirkan gerombolan balok yang menimpa jemariku agar ku mampu menggeser setiap deretan huruf yang berbaris tak tertata Malam…. panjangkan waktumu untuk setumpuk agendaku


11 Antologi Puisi “Pejuang Centang Biru” CENTANG BIRU Karya: Fivin Novidha Mulai hari ini, pikiranku tertuju pada satu tanda itu Dengan langkahku yang serba terburu-buru Susah payah ku berusaha menggapai tanda centang biru Tak kuhiraukan lagi pekerjaanku Aku korbanku murid-muridku Semua demi sebuah tanda centang biru Yang konon katanya bisa membuatku professional dalam mengajarmu Maa kan aku murid-muridku Semoga esok aku bisa kembali mengantarmu Menggapai cita-cita luhurmu (Yogyakarta, 20 September 2021)


12 Antologi Puisi “Pejuang Centang Biru” LAYAR MAYA Karya : I Wayan Ariyastana Di depan layar menatap cahaya Sang surya tak sempat ku sapa Nyatanya sudah berlalu begitu saja Tersenyum lalu pergi Di depan layar berkeluh kesah Menyatakan diri layak digugu Aku kira selama ini layak di tiru Ternyata sebatas kertas dengan embel-embel di belakang Di depan layar menggali jati diri Kesibukanku bukan lagi sebatas tegur sapa Segudang kewajiban telah menanti Berbagi waktu nyatanya hanya teori belaka Di depan layar berpacu dengan waktu Detak yang melambat Tubuh yang melemah Senyum tetap terjaga Bali, 30 September 2021


13 Antologi Puisi “Pejuang Centang Biru” KAMI DAN PPG Karya: Iis Darliah Kami dari berbagai daerah Kami dari beranekaragam suku Kami berbeda Kami Satu Kami di sini dengan tekad Kami di sini ingin maju Kami semangat Kami Satu PPG mempertemukan kami di jagat maya PPG mempertemukan kami dengan insan cendikia PPG merangkul kami dengan suka cita PPG menyatukan kami yang berjiwa muda PPG membuat kami yang jauh menjadi dekat PPG membuat kami tersentuh oleh tekad PPG membuat kami selalu mengobarkan semangat PPG membuat kami menjadi guru hebat


14 Antologi Puisi “Pejuang Centang Biru” BAKTI GURU GURU BAKTI Karya: Irwan Maulana Lelah sudah kami berdiri belasan tahun tak ada kursi tak sedikit saudara kami Gugur dengan peluhnya sampai mengering Hari ini Dalam gubuk lusuh tempatku berteduh Hany langit redup tempatku mengadu Wahai para petinggi negeri jangan lupakan kami Anakku makan nasi seadanya Anak-anakku sudah menggapai cita-citanya Karena senyum mereka Adalah pelepas lara kami


15 Antologi Puisi “Pejuang Centang Biru” MENUJU KATA PROFESIONAL Karya: Ita Rahmah Haerani Hari-hari ku disni Lewat tatap maya kita bersua Googlemeet menjadi saksi perjuangan kita Melewati hari-hari yang tak mudah berlalu Hari-hari ku disini Walau kerikil tajam ku temui Walau banyak rintangan yang menghadang Walau tugas menumpuk tanpa henti Ku tak akan menyerah mengejar mimpi Meraih asa demi sebuah harapan Berharap jejak langkah ini mampu menggapai impian Demi sebuah masa depan Aku kembali melangkah Demi sebuah kertas yang bergelar serdik Menjejakan kakiku dengan pasti Untuk menuju kata profesional Tak ada yang berlari sendirian Kami saling bahu membahu menyelesaikan segala tugas Tuhan mengabulkan segala do'a Semoga Lelah ini dibayar tuntas dengan lulus 100 porsen


16 Antologi Puisi “Pejuang Centang Biru” BEL SEKOLAH Karya: Lida Ekawati Suara bel sekolah Riuh teman sekelas Tiap mentari senin telah tiba Hormat bendera padamu negeri Di bahu kami lekapkan harapan masa kan datang Sepotong pena telah tumpul Selama tiga tahun ditempa mengasah otak Akal dan budi dipertajam Sayang teman dan hormat pada guru Kami tanamkan dalam sanubari Berbekal budi bahasa Kini Anak panah akan melesat ke segala penjuru Mencari titik terang pada bumi Tempat singgah sementara Semla belajar menyisir rambut Kini Semua belajar menempa diri Tiga tahun bukan waktu yang lama Kita saling berbagi kisah Tiga tahun bukan waktu yang singkat Kita saling mengukir kisah


17 Antologi Puisi “Pejuang Centang Biru” Sepanjang jalan sepanjang masa Sejauh apa pun jua kaki melangkah Ingatlah jua tempat tuk kembali. Seluas apa pun hal baru Ingatlah budi jadi kunci diri Jasa guru jangan ditinggal Pesan orang tua jangan diabaikan. Kepada Tuhanlah semua kita menuju


18 Antologi Puisi “Pejuang Centang Biru” ANANDA BESTARI Karya: Maria Fransiska Dosila Menyusuri jejak sang pahlawan Mencari ilmu, melewati rimba Halang rintang, tak tergoyah Apapun untuk bekal hidupmu Arjunaku, Hidup seolah mengujimu Menahan tapak demi tapak jejakmu Pesonamu tak tergoyahkan Menuju nabastali demi masa depanmu Anindyaku, Jelita dan kemilaumu menyapa petang Tertatih, lunglai, tak kau hiraukan Selayaknya cinta, setitik ilmu menggelitik hatimu Ini bekalku katamu, bekalku menyapa semesta Berjuanglah, putra-putriku Kelak asamu kan merona menyapa karsamu Susah kini, bahagiamu kelak Setiap meraki pasti kan berujung bahagia Jangan menyerah, kalian harapan bentala


19 Antologi Puisi “Pejuang Centang Biru” Ingin ku bercengkrama, bercanda Tapi waktu berkata Maaf, aku tak sempat Ah semua terasa penat, berat… Ingin ku menepi, berhenti sejenak Tapi dermaga itu berkata Maaf, tak ada tempat Ah, semua terasa penat, berat.. Kini mata terkadang berkunang Jidat mengerut, raga seakan merintih Berpacu dengan waktu Beradu dengan semua itu Namun… Aku, kau, kita harus bangkit Jangan menyerah walau terasa susah Semua demi centang hijau Centang hijau dan centang hijau Ingat… Disana ada sejuta harapan Aku, kau, kita tetap berpacu Hingga garis inish menyapa indah Torehkan senyuman dan impian… PEJUANG CENTANG HIJAU Karya: Mega Rosarianta Purba


20 Antologi Puisi “Pejuang Centang Biru” GURUKU YANG LUAR BIASA Karya: Muh Ali R Guruku yang luar biasa….. Kau sambut mentari dalam senandung Berpacu dengan sang waktu Tak peduli dengan bising kendaraan Kala suara knalpot menggelegar Tak peduli dengan panas Kala sang surya bersinar menyengat Tak peduli dengan dingin Kala sang penguasa langit membasahi bumi Wajah-wajah lugu yang haus akan ilmu dan pengetahuan Menunggu kehadiranmu di pelupuk mata Untaian kata terucap dari bibirmu penuh makna Untaian kata terucap dari bibirmu menyejukkan jiwa Ruangan persegi menjadi bilik pengabdianmu Guruku Yang Luar Biasa….. Engkau selalu sabar dalam menghadapi kami Engkau selalu tabah memberikan ilmumu Engkau selau sabar membimbing kami Engkau memberikan arah dalam kesesatan kami Engkau ibarat pelangi di tengah hujan dan badai Sejuta rintangan di depanmu Menjadi cambuk perjuangan Sejuta pengabdian di depanmu Bagaikan koin-koin emas Ruangan persegi menjadi bilik pengabdianmu


21 Antologi Puisi “Pejuang Centang Biru” Guruku yang luar biasa….. Engkau yang sayang kepada kami Walaupun terkadang kami membuatmu marah Namun dibalik itu semua ada harapan dan doa untuk kami Agar kami menjadi anak yang sukses dan berguna bagi bangsa dan Negara Engkau bagaikan hujan di musim kemarau Memberi secercah harapan ditengah ketidakpastiaan Ruangan persegi menjadi bilik pengabdianmu Guruku yang luar biasa ….. Gajimu kecil tapi tak pelit Gajimu cukup tapi tak boros Gajimu kecil tapi tak berkecil hati Gajimu cukup tapi tak menyombongkan diri Walaupun terkadang masih ada yang iri dan sakit hati Melihatmu menerima serti ikasi Ruangan persegi menjadi bilik pengabdianmu Guruku yang luar biasa ….. Maa kanlah kami ini Yang terkadang tak mendengar nasihat-nasihatmu Maa kalah kami ini Yang terkadang lalai dari perintahmu Guruku yang luar biasa…… Engkau pahlawan kami Engkau pelita di dalam kegelapan Engkau penyejuk di dalam kehidupan


22 Antologi Puisi “Pejuang Centang Biru” Guruku yang luar biasa…… Terima kasih…… Terima kasih…… Terima kasih…… Ruangan persegi menjadi bilik pengabdianmu


23 Antologi Puisi “Pejuang Centang Biru” SECERCAH ASA PPG Karya: Mum iati Degup dadaku Terdengar hingga lorong terjauh anganku 'Tika segaris asa masih dalam keraguan Ada tuntutan Ada kewajiban Untuk segera ditamatkan Sebab di situlah secercah harapan Ingin kusejukkan kegersangan Ingin kuhapus perih beban di batin Ingin kuukir senyum di wajah wajah terkasih Meski sekedar setetes manisnya kebahagiaan Serdik ditangan


24 Antologi Puisi “Pejuang Centang Biru” LANGKAH PERMULAAN Karya: Ni Kadek Ima Suryani Menapak langkah teguhkan hati Setelah sekian lama menanti Tentang harapan tentang cita Sampai mimpi jadi nyata Ini baru langkah permulaan Mantapkan tujuan perluas wawasan Melawan hari hancurkan keraguan Untuk mencerahkan hari depan Tak perlu risaukan pertemuan Layar perantara telah mengukir kenangan Suara nyaring memecah keheningan Saling menguatkan melepas kebimbangan Jangan biarkan waktu menggiring Terus bergerak bukan terbaring Menggali ilmu matangkan mental Untuk abdi yang profesional


25 Antologi Puisi “Pejuang Centang Biru” PEJUANG SERTIFIKAT Karya: Nova Andriani Hutauruk Awal pengumuman dalam hati cemas Tak yakin akan diri Apa daya harus dijalani Demi menjadi guru profesional Demi selembar serti ikat Bertemu teman seperjuangan Dari Sabang sampai Merauke Dari berbagai ladang berjuang besama Belajar bersama Bertemu di depan layar Berkomunikasi dari dunia maya Pengajar yang setia membimbing Banyak hal yang tak ku tahu hingga tahu Demi pendidikan yang lebih maju Harap perjuangan PPG tak sia-sia Harap akan sampai titik akhir perjuangan bersama Kan kuikuti setiap alurnya Demi selembar serti ikat


26 Antologi Puisi “Pejuang Centang Biru” ASA DALAM MAYA Karya: Novia Erwandi Baru saja ku duduk untuk bermimpi Mimpi yang berjalan dalam bayangan semu Namun, tiba-tiba dalam bisu virtual Mengabarkan seberkas asa itu menjadi nyata Rasa gundah bercampur sukacita Menemani senja pada hari itu Rasa tak percaya ketentuan-Mu menjadi bukti Di setiap berkas pada pencari indraloka Pertemuan maya dengan ratusan mata Menjadi saksi kebhinekaan Indonesia Aceh sampai Papua mengisahkan Bahwa kita ini nusantara dan punya ibu pertiwi Sahaja, tawa, canda, gundah, dan lelah menjadi warna Membawa silaturahmi yang tak ingin sampai di sini Waktu yang bergulir mengajarkan sebuah makna Bahwa kita ini memiliki satu nadi Meskipun kini, detik demi detik itu mulai memberi isyarat Bahwa kita punya satu titik Namun, kisah ini kan terbingkai abadi di sanubari Dan ku ceritakan pada anak pertiwi Bahwa kita pernah berjumpa di dunia maya Pancasakti (Bingkai dalam PPG) Kaju, 28 September 2021


27 Antologi Puisi “Pejuang Centang Biru” SAHABAT PPG Karya: Novita Surya D.A, Kita terpisahkan oleh jarak yang begitu jauh. Walau raga ini jauh, tetapi kita tetap satu tujuan. Meski jarak membentang di antara kita. Tak kubiarkan meluluhkan benang kasih yang telah tercipta. Meski wajah tak pernah bertatap, meski tangan tak pernah berjabat. Kau goreskan seribu asa dalam benak. Kau torehkan sejuta inspirasi dalam ilusi. Membangkitkan gelora baru dalam diri. Selama matahari masih terbit dan terbenam, Selama panas dan hujan masih silih berganti, Selama bulan dan bintang dilangit masih bercahaya, Mari terus menggapai cita, dalam satu asa dan doa. Kita percaya, Tuhan selalu berpihak pada kita. Dan biarkanlah kisah kita terus terangkai, Kini, esok, dan selamanya.


28 Antologi Puisi “Pejuang Centang Biru” TIKTOK TIKTOK Karya: Nuryanti Dulu waktu aku kecil, sebagai pengantar tidurku adalah dongeng Dulu waktu aku kecil, cita-citaku pingin punya baju loreng Mainanku katapel, membidik layaknya kolonel Mainanku bedil-bedilan dari kayu Jika sudah kumainkan riuh suara amukan amunisi dari mulutku Olah ragaku angkat besi Melatih agar otot-ototku terisi Namun yang paling aku gemari adalah berlari Mengejar meraih mimpi-mimpi untuk negeri Kini… Lihat lah, otot-otot itu tak ada lagi Mereka hanya menari-nari Hingga hilang jati diri Mereka tak paham apa itu amunisi Mereka tak tahu apa itu dongeng, baju loreng, bedil, katapel Lihat lah maskulinnya terkikis habis Demi eksis, viewers dan followers Tiktok tiktok tiktok


29 Antologi Puisi “Pejuang Centang Biru” KAU BILANG Kau bilang menulis itu Seperti bicara Tapi harus kau tau Menulis dan berbicara itu... Dua hal yang berbeda Mana bisa kau samakan Seperti bikin teh Sedangkan teh perlu gelas Menulis butuh kertas Aku bukan tak percaya Tapi tak cukup mudah Terserah lah... Karya: Nuryanti


30 Antologi Puisi “Pejuang Centang Biru” Karya: Nuryanti KAU BILANG AKU CANTIK Kau bilang aku cantik Berbeda dan muda Aku harap kau bukan menggoda Atau tengah bercanda Namun fakta benar adanya Benarkah aku rewel Aku bukan bawel Aku juga bukan pejengkel Tapi aku jengkel jika kau bawel Kau bilang aku pendiam Tapi jangan kau bilang aku pendendam Atau juga bukan tak paham Diamku bukan berarti padam Aku bukan tak tau Mungkin saja sedikit lugu Namun aku juga bukan belagu Karna ilmu siapa yang tau Apakah harus selalu bertanya? Tentang segala hal yang ada Riau, 10 Oktober 2021


31 Antologi Puisi “Pejuang Centang Biru” Karya: Nuryanti PEJAMKAN MATA Pejamkan mata saat kutatap dunia Penuh fana dan bukit terjal Bak bola api yang membara Penuh drama dalam setiap tawa Namun angin berhembus Tetes embun menyentuh halus Gemercik air membelai mulus Kata hatiku sangat tulus Untukmu wahai pujangga Pembuka jendela dunia Terpana hempaskan hampa Aku tau kau pujangga Melepas rasa dengan kata-kata Meski kartumu sudah terbaca Namun kau memikat sesiapapun yang ada Mungkin saat ini aku ada Dan kau masih berada Suatu saat jika kita tiada Kau akan tetap ada dalam jiwa Untukmu wahai pujangga Terimakasihku tiada tara...


32 Antologi Puisi “Pejuang Centang Biru” Karya: Nuryanti Untukmu wahai pujangga Ya, aku bukan siapa-siapa Aku hanyalah wanita Wanita yang memang biasa saja Memasak itu tugasku Bersolek itu seleraku Membimbing buat hati kewajibanku Namu seni adalah hobiku Aku bersyukur akan diriku Merangkul semua yang ada di pundakku Memasak, mencuci, menyapu, Mengepel, setrika, dan merayu Merayu buluh perinduku untuk mendekapku Sesiapapun engkau dimana berada Kita hanya insan biasa Insan sempurna hanya diantara yang bernyawa Bukan seperti Nabi atau Malaikat Namun kita tetap punya martabat Yang layak kelak di akhirat Hilafmu bukan dosa Atau sebuah neraka Namun itu pertanda Bahwa kau sempurna U N T U K M U


33 Antologi Puisi “Pejuang Centang Biru” Rpp bagiku artinya Rapopo... Rapopo aku nggak bisa buat Rapopo aku nggak bisa kilat Rapopo meski aku butuh obat Dan rapopo seng penting aku tobat Yang penting bagiku dalam kelas Siswa ibarat air dalam gelas Ku transfer ilmu tanpa batas Dan takkan pernah terbias Meski terik mentari panas Anak-anakku adalah dambaan Harapan di masa depan Mereka harus selalu terdepan Dengan trik dariku meski aku bukan ilmuan Rpp juga penting Meski terkadang situasi genting Yang bikin aku jadi radak sinting Dan berhasil buat aku pusing tujuh keliling Ya Tuhaaan aku kudu tetap eling Karna ini sangat penting Karya: Nuryanti R P P


34 Antologi Puisi “Pejuang Centang Biru” Aku seorang guru Yang masih minim ilmu Ya, aku sangat tau Tau kemampuanku Yang masih sebuku dan... Seujung kuku Ilmu yang kupunya tak seberapa Namun jangan dikata Aku tak bisa berbuat apa-apa Aku masih punya daya Dan masih bisa berupaya Aku punya asa dan bahkan percaya Seiring waktu menuntunku menjadi luar biasa Hari berlalu membawaku pada masa jaya Ya ya ya itu mimpiku yang ingin menjadi nyata Karna itu aku menemuimu Dosen pembimbingku Aku datang untuk berguru Aku hadir untuk menimba ilmu Dan aku ada di hadapanmu Untuk sesuatu yang penting bagiku Karya: Nuryanti TERIMA KASIHKU


35 Antologi Puisi “Pejuang Centang Biru” kanda tri Mulyono Yang penuh dengan toto kromo Kanda Syamsul Anwar tak berhenti berbagi ajar Terima kasih Dosenku yang terkasih Membimbing dengan hati bersih Menuntun dengan segala jerih Kelak Jannah, dari Yang Maha Pengasih


36 Antologi Puisi “Pejuang Centang Biru” DILEMA GURU YANG INGIN SERTIFIKASI Karya: Perwanti Meylia Hampir empat bulan dilalui Mengantungkan asa di tengah kepastian Meraih profesi dengan uji kelayakan Ahh… demi sebuah kertas Ya kertas, kertas yang akan ditulis dengan kata PROFESIONAL Guru Haruskah sebuah tanggung jawab melupakan kewajiban Selayaknya sebuah hak tak perlu terkurung sepi seorang diri Karena berstatus professional harus berserti ikat Semua guru di tatar melalui tahap-tahapan Agar bisa menjadi guru yang hebat Menjadi sebuah pengakuan kinerja yang dibuktikan dengan serti ikat pendidik Pada akhirnya menerima penghargaan berupa angka dan nominal Ya inilah yang disebut sebagai Tunjangan Tambahan Penghasilan Profesi Guru Inilah yang orang bilang guru berserti ikasi Yang menjadikan profesi guru selalu dicemburui oleh profesi lainnya Dilema ini tak henti-hentinya mengganggu Bagai hantu terselubung Yang membuat bingung Adakah secercah harapan untuk menggapainya Tanpa harus disebut kami professional berserti ikat


37 Antologi Puisi “Pejuang Centang Biru” Wahai guruku sang inspiratorku Ketika kami pupus harapan Engkau selalu hadir dan memberi diri Ketika persoalan dan perbedaan datang silih berganti Engkau tetap teguh dan memberi solusi dan petuah Kesejukan kata- katamu memberi kami kedamaian dan kebahagiaan Oh guruku … Kehadiranmu sungguh menyejukan hati Senyummu yang merekah memberi kami sejuta harapan Harapan untuk tetap menjadi yang terbaik Teladanmu terus kami guguh Tingkah lakumu menjadi pedoman hidup kami Terima kasih guruku sang inspiratorku Engkau mengajarkan kami banyak hal positif tentang menghargai perbedaan Tuntunan kesabaran dan keterbukaan hatimu Sangat menginspirasi kami Kasih sayangmu selalu membekas dalam hidup kami Engkau sungguh guru sejati dan teladan hidup kami SANG INSPIRATOR Karya: Petrus Afendi


38 Antologi Puisi “Pejuang Centang Biru” BERSAMA MERAIH MIMPI Karya: Ruswati waktu tenaga pikiran disiapkan untuk mencapai tujuan guru profesional adalah dambaan serti ikat bukti pengakuan perjuangan PPG dimulai ruang maya menjadi saksi terekam dalam baris melodi terukir indah dan terpatri bersama kita bangkit dan berjuang singkirkan keraguan saling erat menggenggam tuk saling menguatkan yakin berakhir senyuman


39 Antologi Puisi “Pejuang Centang Biru” BERSAMA MERAIH MIMPI Karya: Ruswati waktu tenaga pikiran disiapkan untuk mencapai tujuan guru profesional adalah dambaan serti ikat bukti pengakuan perjuangan PPG dimulai ruang maya menjadi saksi terekam dalam baris melodi terukir indah dan terpatri bersama kita bangkit dan berjuang singkirkan keraguan saling erat menggenggam tuk saling menguatkan yakin berakhir senyuman


40 Antologi Puisi “Pejuang Centang Biru” P P G 6 tahun diriku menanti, Menanti dirimu dengan setia, Putus asa kadang menghampiri Menyapa dalam penantianku ini 6 tahun diriku menanti, Menanti dirimu dengan setia, Kadang lelah mengerogoti diri Berharap dirimu mengutus kabar 6 tahun diriku menanti, Menanti dirimu dengan setia, Akhirnya engkau hadir jua Menghapus derita penantian ini 6 tahun diriku menanti, Menanti dirimu dengan setia, Rangkulanmu ini akhirnya kurasa Sebagai anugerah Ilahi Robbi 201699796147 SMP Satap 5 Bulukumba Sulawesi Selatan Karya: Sapriadi Bin Syahrir


41 Antologi Puisi “Pejuang Centang Biru” MENGEJAR SURYA Karya: Suhendra Ketika lelah menghampirimu Malas menjadi dirimu Mengapa kau menikmatinya Ketika lelah menjadi masa lalu Jangan biarkan melekat di telingamu Sedang lelahmu akan berarti Ketika malas tumbuh di tubuhmu Jangan biarkan merusak hidupmu Sedang lelahmu lebih besar Ketika lelah membawa duka Mengapa kau biarkan mereka tenggelam Sedang kau dapat menggenggam mentari


42 Antologi Puisi “Pejuang Centang Biru” R E D U P Karya: Suryani Kulihat, Kini kau tak lagi semekar dulu Dulu, abdimu pada negri dijunjung tinggi Abdimu pada negri seperti nyawa dalam jiwa Tanpamu tunas ilmu seperti mati Denganmu tunas ilmu tumbuh kembali Tapi kulihat kini kau tak lagi semekar dulu Dulu, kau andaikan lentera dalam gulita Tapi kini, redup sudah lentera itu Redup dan semakin meredup Akankah kau perlahan memadam? Untukmu abdi ilmu Tetaplah menyala, Jika kini kau meredup, Tapi jangan kau padam! Tetaplah tertatih Untuk tunas ilmu Sampai nanti kau akan kembali benderang Untuk negri…. Suryani, S.Pd SMPN 50 Batam


43 Antologi Puisi “Pejuang Centang Biru” Mega Rosarianta Mengajar urutan pertama Dengan jantung berdegup Hingga terlihat sangat gugup Dia pun salah sapa Peserta didik dibilang pak Yang perempuan dipanggil ibu Satu kata diulang salah Tak pernah berubah Misalnya kata boleh Sepuluh kali lebih Disebut okeh Pemalang, 09 Oktober 2021 G U G U P Karya: Tri Mulyono


44 Antologi Puisi “Pejuang Centang Biru” MUHAMMAD ALI Muhammad Ali Mengajar dengan nada tinggi baik sekali dan mudah dipahami Peserta didik tertarik Tidak saling melirik Mengikuti dengan baik Pemalang, 09 Oktober 2021 Karya: Tri Mulyono


Click to View FlipBook Version