PENDAHULUAN Latar Belakang Banyak orang seringkali bingung dengan beberapa istilah yang hampir sama. Kita seringkali mendengar tentang istilah yang hampir mirip selain desain komunikasi visual, yaitu desain grafis dan seni grafis. Istilah desain komunikasi visual sendiri sudah dijelaskan di atas. Sedangkan desain grafis sendiri memang salah satu istilah yang paling sering disalahtukarkan dengan Desain komunikasi visual. Memang keduanya sangat berhubungan erat, namun sebenarnya ada perbedaan di antara keduanya. Desain grafis atau Graphic Design. Kata grafis menurut etimologi adalah berasal dari kata graphic (bahasa Inggris) yang berasal dari bahasa Latin graphē (yang diadopsi kata Yunani graphos), yang berarti menulis, menggores atau menggambar diatas batu. Desain sendiri merupakan proses pemikiran dan perasaan yang akan menciptakan sesuatu, dengan menggabungkan fakta, konstruksi, fungsi dan estetika untuk memenuhi kebutuhan manusia atau Desain grafis juga biasa diartikan suatu konsep pemecahan masalah rupa, warna, bahan, teknik, biaya, guna dan pemakaian yang diungkapkan dalam gambar dan bentuk. Dalam desain grafis masalahnya mencakup berbagai bidang seperti teknik perencanaan gambar, bentuk, simbol, huruf, fotografi dan proses cetak disertai pula dengan pengetahuan tentang bahan dan biaya. Biasanya Desain grafis biasanya diterapkan untuk media-media statis, seperti buku, majalah, dan brosur tetapi sejalan dengan perkembangan zaman, desain grafis juga diterapkan dalam media elektronik, yang sering kali disebut sebagai desain interaktif atau desain multimedia. Tujuan desain grafis selain menciptakan desain atau perencanaan fungsional estetis, namun juga yang informatif dan komunikatif dengan masyarakat yang dilengkapi pula dengan pemahaman mengenai psikologi massa dan teori-teori pemasaran, sehingga karya-karya desain grafis ini bisa merupakan alat promosi yang ampuh. Dari sinilah Desain grafis juga seperti jenis desain lainnya merujuk kepada proses pembuatan, metode merancang, produk yang dihasilkan (rancangan), atau pun disiplin ilmu yang digunakan (desain).
MODUL DESAIN GRAFIS PERCETAKAN SEMESTER GENAP -- SR DAFTAR ISI PENDAHULUAN DAFTAR ISI BAB I FOTOGRAFI BAB II KAMERA DAN ALAT BANTU FOTOGRAFI BAB III KAMERA DIGITAL DAN PERAWATAN PERALATAN FOTOGRAFI BAB IV BIDANG PANDANG DAN SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR BAB V TATA CAHAYA DALAM PENGAMBILAN GAMBAR BAB VI PENGAMBILAN GAMBAR DENGAN TEKNIK ZOOMING DAN PANNING BAB VII PENGAMBILAN GAMBAR DENGAN TEKNIK BLURING BAB VIII KOMPOSISI GAMBAR DALAM FOTOGRAFI DAFTAR PUSTAKA
MODUL DESAIN GRAFIS PERCETAKAN SEMESTER GENAP -- SR SEMESTER II MODUL BAB I FOTOGRAFI 3.10 Menganalisis ilmu Fotografi 3.10.1 Menggunakan ilmu Fotografi 3.10.2 Menganalisis ilmu Fotografi 4.10. Mengembangkan referensi gambar sesuai ilmu Fotografi 4.10.1. Menggunakan referensi gambar sesuai ilmu Fotografi 4.10.2. Mengembangkan referensi gambar sesuai ilmu Fotografi A. Materi 1. Pengertian Fotografi Fotografi berasal dari kata ‘photos’ berarti cahaya, dan ‘graphos’ berarti menggambar yaitu bagaimana kita menggambar menggunakan cahaya. Sebuah karya foto tidak dapat dihasilkan tanpa menggunakan cahaya. Pembentukan gambar mati tersebut melalui suatu media disebut kamera. Alat ini mendistribusikan cahaya ke suatu bahan yang sensitif (peka) terhadap cahaya disebut negatif atau film. Sebenarnya pengertian fotografi tidak hanya terbatas dari definisi kata per kata, tetapi dalam cakupan lebih luas lagi dapat fotografi diartikan sebagai suatu proses pengambilan gambar dengan media kamera, penciptaan gaya, teknik kemudian mengubahnya dalam sebuah gambar. Melihat pengertian tersebut terlihat ada persamaan antara fotografi dan karya seni lukis atau menggambar. Yang jelas perbedaannya terletak pada media yang digunakannya. Bila dalam seni lukis yang dipakai gambar dengan menggunakan media warna (cat), kuas dan kanvas. Sedangkan dalam fotografi menggunakan cahaya yang dihasilkan lewat kamera. Tanpa adanya cahaya yang masuk dan terekam di dalam kamera, sebuah karya seni fotografi tidak akan tercipta. Selain itu, adanya film yang terletak di dalam kamera menjadi media penyimpan cahaya tersebut. Film yang berfungsi untuk merekam gambar tersebut terdiri dari sebuah lapisan tipis, lapisan itu mengandung emulsi peka di atas dasar yang fleksibel dan transparan. Emulsi mengandung zat perak halida, yaitu suatu senyawa kimia yang peka cahaya yang menjadi gelap jika terekspos oleh cahaya. Ketika film secara selektif terkena cahaya yang cukup maka sebuah gambar tersembunyi akan terbentuk. Tentunya gambar tersebut akan terlihat jika film yang telah digulung ke dalam selongsongnya kemudian dicuci dengan proses khusus.
MODUL DESAIN GRAFIS PERCETAKAN SEMESTER GENAP -- SR Aktivitas berkreasi dengan cahaya tersebut tentunya sangat berhubungan dengan pelakunya (subjek) dan objek yang akan direkam. Setiap pemotret mempunyai cara pandang yang berbeda tentang kondisi cuaca, pemandangan alam, tumbuhan, kehidupan hewan serta aktivitas manusia ketika melihatnya di balik lensa kamera. Cara memandang atau persepsi inilah yang kemudian direfleksikan lewat bidikan kamera. Hasilnya sebuah karya foto yang merupakan hasil ide atau konsep dari si pembuat foto. Andreas Feininger (1955) pernah menyatakan bahwa "kamera hanyalah sebuah alat untuk menghasilkan "karya seni". Nilai lebih dari karya seni itu dapat tergantung dari orang yang mengoperasikan kamera tersebut. Tampaknya ungkapan Feininger ada benarnya. Bila kamera diumpamakan sebagai gitar, tentunya setiap orang bisa memetik dawai gitar tersebut. Tapi belum tentu mampu memainkan lagu yang indah dan enak didengar. Begitu halnya dengan kamera, setiap orang dapat saja menjeprat-jepret dengan kamera untuk menghasilkan sebuah objek foto, tapi tidak semua orang yang mampu memotret itu menghasilkan karya imaji yang mengesankan. Sebuah foto yang sarat akan nilai dibalik guratan warna dan komposisi gambarnya. Bila sebuah karya foto adalah hasil kreativitas dari si pemotret, tentu saja ada respon dari orang yang memandangnya. Almarhum Kartono Ryadi, fotografer kawakan di negeri ini pernah berkomentar, bahwa foto yang bagus adalah foto yang mempunyai daya kejut dari yang lain. Menurut dia foto yang bagus adalah foto yang informatif yang mencakup konteks, content, dan komposisi (tata letak dan pencahayaan). Maksud dia, konteks berarti ada hal yang ingin divisualkan dengan jelas, misalnya tentang pemandangan. Di sisi lain, istilah content maksudnya apa yang ingin ditampilkan untuk memenuhi konteks gambar tersebut. 2. Sejarah Fotografi Sejarah fotografi bermula jauh sebelum Masehi. Dalam buku The History of Photography karya Alma Davenport, terbitan University of New Mexico Press tahun 1991, disebutkan bahwa pada abad ke-5 Sebelum Masehi (SM), seorang pria bernama Mo Ti sudah mengamati sebuah gejala. Apabila pada dinding ruangan yang gelap terdapat lubang kecil (pinhole), maka di bagian dalam ruang itu akan terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat lubang tadi. Mo Ti adalah orang pertama yang menyadari fenomena camera obscura.
MODUL DESAIN GRAFIS PERCETAKAN SEMESTER GENAP -- SR Cara kerja kamera obscura inilah model kamera pertama. Beberapa abad kemudian, banyak orang yang menyadari serta mengagumi fenomena ini, beberapa diantaranya yaitu Aristoteles pada abad ke-3 SM dan seorang ilmuwan Arab Ibnu Al Haitam (Al Hazen) pada abad ke-10 SM, dan kemudian berusaha untuk menciptakan serta mengembangkan alat yang sekarang dikenal sebagai kamera. Pada tahun 1558, seorang ilmuwan Italia, Giambattista della Porta menyebut ”camera obscura” pada sebuah kotak yang membantu pelukis menangkap bayangan gambar (Bachtiar: 10). Menurut Szarkowski dalam Hartoyo (2004: 21), nama camera obscura diciptakan olehJohannes Keppler pada tahun 1611:“By the great Johannes Keppler has designed a portable camera constructed as a tent, and finaly give a device a name that stuck: camera obscura… The interior of the tent was dark except for the light admitted by a lens, which foucussed the image of the scene outside onto a piece of paper.” (Pada tahun 1611 Johannes Keppler membuat desain kamera portable yang dibuat seperti sebuah tenda, dan akhirnya memberi nama alat tersebut sebuah nama yang terkenal hingga kini: camera obscura… Keadaan dalam tenda tersebut sangat gelap kecualisedikit cahaya yang ditangkap oleh lensa, yang membentuk gambar keadaan di luar tenda di atas selembar kertas). Fotografi mulai tercatat resmi pada abad ke-19 dan lalu terpacu bersama kemajuan-kemajuan lain yang dilakukan manusia sejalan dengan kemajuan teknologi yang sedang gencar-gencarnya. Pada tahun 1839 yang dicanangkan sebagai tahun awal fotografi. Pada tahun itu, di Perancis dinyatakan secara resmi bahwa fotografi adalah sebuah terobosan teknologi. Saat itu, rekaman dua dimensi seperti yang dilihat mata sudah bisa dibuat permanen. Fotografi kemudian berkembang dengan sangat cepat. Menurut Szarkowski dalam Hartoyo (2004: 22), arsitek utama dunia fotografi modern adalah seorang
MODUL DESAIN GRAFIS PERCETAKAN SEMESTER GENAP -- SR pengusaha, yaitu George Eastman. Melalui perusahaannya yang bernama Kodak Eastman, George Eastman mengembangkan fotografi dengan menciptakan serta menjual roll film dan kamera boks yang praktis, sejalan dengan perkembangan dalam dunia fotografi melalui perbaikan lensa, shutter, film dan kertas foto. Tahun 1950 mulai digunakan prisma untuk memudahkan pembidikan pada kamera Single Lens Reflex (SLR), dan pada tahun yang sama Jepang mulai memasuki dunia fotografi dengan produksi kamera NIKON. Tahun 1972 mulai dipasarkan kamera Polaroid yang ditemukan oleh Edwin Land. Kamera Polaroid mampu menghasilkan gambar tanpa melalui proses pengembangan dan pencetakan film.Kemajuan teknologi turut memacu fotografi secara sangat cepat. Kalau dulu kamera sebesar tenda hanya bisa menghasilkan gambar yang tidak terlalu tajam, kini kamera digital yang cuma sebesar dompet mampu membuat foto yang sangat tajam dalam ukuran sebesar koran. 3. Tujuan Fotografi Tujuan fotografi bila ditinjau dari bidang dan lapangan penerapan menjadi : ❖ Penerangan bertujuan untuk mendidik, atau memungkinkan pengambilan keputusan yang benar. Contoh foto disurat kabar, majalah, buku petunjuk dan lain-lain. ❖ Informasi untuk tujuan tertentu bertujuan untuk menarik perhatian seseorang. ❖ Penemuan Bertujuan untuk membuka lapangan pekerjaan baru, memperluas cakrawala dan pandangan intelektual, serta meningkatkan taraf hidup. Contoh, foto untuk keperluan riset dan pengetahuan baru. ❖ Pencatatan untuk mengabadikan pengetahuan dan kenyataan. Contoh, foto katalog, reproduksi karya seni. ❖ Hiburan untuk memunculkan kemungkinan sumber hiburan yang terbatas dan untuk kesenangan. Contoh, foto perjalanan, pemoteretan amatir cerita bergambar dsb. ❖ Pribadi hampir tiap obyek dapat di abadikan secara tidak terbatas dan berbeda-beda. Dengan gambar dapat diutarakan tentang dunia perasaan, ide dan pikiran-pikiran mereka 4. Unsur-unsur Fotografi Suatu karya fotografi harus diapresiasi dengan cara dideskripsikan dengan unsur-unsur yang terkandung didalamnya, antara lain : a. Obyek foto (Subject Matter): orang, benda,tempat atau kejadian yang ada didalam fototersebut, serta menyebutkan karakter obyek-obyek tersebut. Misal : gedung tinggi yang monumental, anak-anak yang sedang berlari riang gembira, dll.
MODUL DESAIN GRAFIS PERCETAKAN SEMESTER GENAP -- SR b. Bentuk dan teknik (Form) : ❖ Unsur-unsur yang menyusun, mengatur dan membangun foto yaitu titik, garis, bidang, bentuk, warna, cahaya, tekstur, massa, ruang dan volume. ❖ Deskripsi tinjauan pada : rentang nada warna/hitam-putih, kontras objek, kontras kertas, format film, sudut pandang, jarak objek, lensa yang dipakai, pembingkaian, ruang tajam, tingkat ketajaman folus, ketajaman butiran, dsb. ❖ Menggunakan prinsip-prinsip desain seperti skala, proporsi, kesatuan dalam keragaman, keseimbangan, arah gaya dan penekanan. c. Media (Medium) : Deskripsi media dapat mencakup unsur teknis seperi unsur penyinaran, alat bantu penyinaran, alat bantu pemotretan, dsb. Mencakup semua aspek yang turut membangun terciptanya ekspresi si seniman pada karya foto serta dampak yang timbul bagi pelihatnya. d. Gaya (Style) : adalah menyangkut spirit jaman, gerakan seni, periode waktu, dan faktor geografi yang mempengaruhi seniman dalam membuat karya foto, yang bisa dikenali dari karya foto, teknis pemotretan dan media foto. 5. Kategori Fotografi Dari masa ke masa orang membuat kategori fotografi berdasarkan obyek (subject matter) atau bentuknya (form), tetapi dalam perkembangannya sebagai salah satu media komunikasi visual, dirasa perlu membuat suatu kategori baru yang dapat mengakomodasi setiap jenis foto yang ada / dibuat. Kategori yang dibuat harus mencakup seluruh jenis fotografi dari mulai foto seni atau non-seni, foto dokumentasi keluarga sampai foto yang dipamerkan di museum atau galeri. Penggolongan suatu foto ke dalam suatu kategori diperlukan suatu interpretasi awal. Kedudukan foto dalam suatu kategori sangat penting dalam rangka membaca atau menginterpretasi foto tersebut lebih lanjut dalam konteksnya. Kategori baru ini diklasifikasi berdasar pada bagaimana suatu karya foto dibuat dan apa fungsi dari karya foto tersebut (Barret, Terry, 2000, p.54). Menurut Barret kategori fotografi adalah sbb: a. Foto deskriptif (descriptive photographs) Foto-foto yang termasuk dalam kategori ini adalah: ❖ Foto identitas diri (pasfoto), ❖ Foto medis atau klinis (foto sinar-x), ❖ Foto mikrografi (foto hasil pengamatan suatu obyek dari mikroskop), ❖ Foto eksplorasi kebumian dan angkasa luar, ❖ Foto pengintaian (kepolisian dan militer / penegak hukum), ❖ Foto reproduksi benda seni / lukisan, dsb. Foto-foto jenis ini secara akurat menggambarkan benda (subject matter) yang direpresentasikannya. Contoh foto karya Daniel H. Gould (1971) yang menggambarkanpartikel virus penyebab kanker di bawah mikroskop dengan perbesaran 52.000 kali (lampiran foto A, foto 5). Foto seperti ini memungkinkan
MODUL DESAIN GRAFIS PERCETAKAN SEMESTER GENAP -- SR dokter melakukan studi atas mekanisme pembentukan penyakit kanker dan menemukan terapi atau pencegahan yang tepat atas penyakit tersebut. b. Foto yang menjelaskan sesuatu (explanatory photographs). Foto jenis ini memiliki sifat menjelaskan suatu fenomena, kejadian, yang dapat menjadi bukti visual dari suatu teori ilmiah, baik ilmu fisik maupun ilmu sosial (sosiologi visual dan antropologi visual). Foto-foto yang termasuk dalam kategori ini biasanya menunjukkan tempat dan waktu spesifik yang dapat menjadi bukti visual yang dapat dilacak kebenarannya. Untuk dapat masuk dalam kategori ini suatu foto harus menunjukkan penjelasan visual yang dapat diverifikasi dalam disiplin ilmu tertentu oleh seorang pakar dalam ilmu tersebut. Contohya Foto karya Harold Edgerton yang menggambarkan foto dirinya memegang balon yang meletus ditembus peluru menunjukkan sifat lintasan proyektil peluru ketika ditembakkan. Dengan foto seperti ini dapat diverifikasi (oleh ahli fisika) bahwa proyektil peluru memiliki kecepatan 15.000 mil/jam dan ketika menumbuk suatu benda keras proyektil peluru dapat pecah menjadi fragmen-fragmen. c. Foto Interpretasi (Interpretive photographs). Tidak seperti foto ilmiah yang sangat obyektif, foto interpretasi lebih bersifat simbolik, puitik, fiksi, dramatik dan diinterpretasi secara subyektifpersonal. Foto interpretasi pada umumnya dibuat (making photographs) bersifat hasil kreasi (expansive moments) dan bukan diambil (taking photographs) seperti halnya foto candid atau menemukan momen seperti foto dokumenter-jurnalistik (decisive moments). d. Foto etik (ethically evaluative photographs). Kategori ini memuat foto-foto yang memuat aspek-aspek sosial kemasyarakatan yang harus dinilai secara etik. Foto-foto tentang perang dan akibatnya (masalahpengungsi, imigran), penyakit menular yang mematikan (AIDS, SARS, dll.), wabah dan kelaparan, kehidupan kelas bawah (pengemis, anak jalanan, dll.), ketergantungan narkoba, isu-isu etnik-agama-ras seperti karya Carrie Mae Weems, serta perusakan lingkungan, masuk dalam kategori ini. Iklan politik dan propaganda pemerintah serta iklan komersial (baik produk maupun jasa) juga masuk dalam kategori ini. Foto-foto etik ini umumnya juga membawa misi meningkatkan hubungan kemasyarakatan yang dibangun dari kesadaran dan kepedulian akan perbedaan. Selain menggambarkankepincangan sosial, foto-foto etik ini bisa saja menggambarkan sesuatu yang positif, misalnya potret tokoh wanita yang inspirasional (seperti Indira Gandhi, Margaret Tatcher, dll). Kategori ini juga
MODUL DESAIN GRAFIS PERCETAKAN SEMESTER GENAP -- SR mengakomodasi foto-foto yang menggambarkan kehidupan masyarakat dalam suatu sistem ekonomi-politik tertentu (kapitalis-liberal, sosialis-marxis, dll.). e. Foto estetik (aesthetically evaluative photographs). Kategori ini mencakup karya foto yang biasa kita sebut ”foto seni”, fotofoto yang memerlukan tinjauan dan kontemplasi estetik. Foto-foto ini adalah tentang benda sebagai obyek estetik yang difoto dengan cara estetik. Umumnya foto-foto nude tentang studi bentuk tubuh manusia, foto-foto lansekap (alam, kota, atau gabungan bangunan dengan alam) ala Ansel Adams, foto still life, foto jalanan (street photography) ala Henri Cartier-Bresson, foto mosaik, foto eksperimental kamar gelap (alternative processes), masuk dalam kategori ini. Dibandingkan dengan kategori lainnya, foto estetik lebih mengeksplorasi bentuk (form) dan media (medium) daripada obyeknya (subject matter) sendiri (karya Jock Struges dan karya John Coplans). Obyek foto boleh jadi tidak indah seperti contoh foto Richard Misrach yang menggambarkan sapi-sapi yang mati di pinggir jalan bersalju. f. Foto teori (theoretical photographs). Kategori ini mencakup foto tentang fotografi, foto tentang seni dan pembuatan karya seni, politik seni, foto tentang film, model representasi, dan teoriteori tentang fotografi. Foto jenis ini biasanya menjadi semacam reproduksi dari suatu karya seni. Apa yang kita kenal sebagai seni konseptual serta fotografi konseptual masuk dalam kategori ini seperti karya Zeke Berman dan Sarah Charlesworth. 6. Jenis-jenis foto Kategori-kategori tersebut diatas dapat di breakdown lagi kedalam jenis-jenis foto, bertujuan untuk memperkenalkan beberapa jenis foto sebagai referensi lebih jauh lagi dalam memperdalam pengetahuan dunia fotografi. Jenis-jenis foto disini hanya sebagai pengelompokan secara garis besar, yang membantu mempermudah kita dalam memahami sebuah karya fotografi, dan ini bukan sebagai penggolongan yang paten untuk menghasilkan karya foto. a. Foto Manusia Foto manusia adalah semua foto yang obyek utamanya manusia, baik anak-anak sampai orang tua, muda maupun tua. Unsur utama dalam foto ini adalah manusia, yang dapat menawarkan nilai dan daya tarik untuk divisualisasikan. Foto ini dibagi lagi menjadi beberapa kategori yaitu : ❖ Portrait Portrait adalah foto yang menampilkan ekspresi dan karakter manusia dalam kesehariannya. Karakter manusia yang berbeda-beda akan menawarkan image tersendiri dalam membuat foto portrait. Tantangan dalam membuat foto
MODUL DESAIN GRAFIS PERCETAKAN SEMESTER GENAP -- SR portrait adalah dapat menangkap ekspresi obyek (mimic, tatapan, kerut wajah) yang mampu memberikan kesan emosional dan menciptakan karakter seseorang ❖ Human Interest Human Interest dalam karya fotografi adalah menggambarkan kehidupan manusia atau interaksi manusia dalam kehidupan sehari-hari serta ekspresi emosional yang memperlihatkan manusia dengan masalah kehidupannya, yang mana kesemuanya itu membawa rasa ketertarikan dan rasa simpati bagi para orang yang menikmati foto tersebut. ❖ Stage Photography Stage Photography adalah semua foto yang menampilkan aktivitas/gaya hidup manusia yang merupakan bagian dari budaya dan dunia entertainment untuk dieksploitasi dan menjadi bahan yang menarik untuk divisualisasikan. ❖ Sport Foto olahraga adalah jenis foto yang menangkap aksi menarik dan spektakuler dalam event dan pertandingan olah raga. Jenis foto ini membutuhkan kecermatan dan kecepatan seorang fotografer dalam menangkap momen terbaik. ❖ Fotografi Glamour (Glamour Photography) Orang awam kadang-kadang menyamakannya dengan pornografi, mungkin karena menampilkan ke seksian dan erotis tetapi sebenarnya bukanlah suatu hal yang porno. Alih-alih berfokus pada ketelanjangan atau pose seram, fotografi glamour berusaha untuk menangkap objek dalam pose yang menekankan kurva dan bayangan. Seperti namanya, tujuan fotografi glamor adalah untuk menggambarkan model dalam cahaya glamor. ❖ Fotografi Pernikahan (Wedding Photography) Fotografi pernikahan adalah campuran dari berbagai jenis fotografi. Meskipun albumpernikahan adalah sebuah foto dokumenter dari hari pernikahan, foto pernikahan dapat diolah dan diedit untuk menghasilkan berbagai efek. Sebagai contoh, seorang fotografer bisa mengolah beberapa gambar dengan toning sepia untuk memberi mereka lihat, lebih klasik abadi. Sebagai tambahan, seorang fotografer pernikahan harus memiliki keahlian dalam fotografi potret, mereka juga harus menggunakan teknik foto yang glamor untuk mengabadikan momen terbaik. b. Foto Nature Dalam jenis foto nature obyek utamanya adalah benda dan makhluk hidup alami (natural) seperti hewan, tumbuhan, gunung, hutan dan lain-lain.
MODUL DESAIN GRAFIS PERCETAKAN SEMESTER GENAP -- SR ❖ Foto Flora Jenis foto dengan obyek utama tanaman dan tumbuhan dikenal dengan jenis foto flora. Berbagai jenis tumbuhan dengan segala keanekaragamannya menawarkan nilai keindahan dan daya tarik untuk direkam dengan kamera. ❖ Foto Fauna Foto fauna adalah jenis foto dengan berbagai jenis binatang sebagai obyek utama. Foto ini menampilkan daya tarik dunia binatang dalam aktifitas dan interaksinya. ❖ Foto Lanskap Foto lanskap adalah jenis foto yang begitu popular seperti halnya foto manusia. Foto lanskap merupakan foto bentangan alam yang terdiri dari unsur langit, daratan dan air, sedangkan manusia, hewan, dan tumbuhan hanya sebagai unsur pendukung dalam foto ini. Ekspresi alam serta cuaca menjadi moment utama dalam menilai keberhasilan membuat foto lanskap. c. Foto Arsitektur Kemanapun anda pergi akan menjumpai bangunan-bangunan dalam berbagai ukuran, bentuk, warna dan desain. Dalam jenis foto ini menampilkan keindahan suatu bangunan baik dari segi sejarah, budaya, desain dan konstruksinya. Memotret suatu bangunan dari berbagai sisi dan menemukan nilai keindahannya menjadi sangat penting dalam membuat foto ini. Foto arsitektur ini tak lepas dari hebohnya dunia arsitektur dan teknik sipil sehingga jenis foto ini menjadi cukup penting peranannya. d. Foto Still Life Foto still life adalah menciptakan sebuah gambar dari benda atau obyek mati. Membuat gambar dari benda mati menjadi hal yang menarik dan tampak “hidup”, komunikatif, ekspresif dan mengandung pesan yang akan disampaikan merupakan bagian yang paling penting dalam penciptaan karya foto ini. Foto still life bukan sekadar menyalin atau memindahkan objek ke dalam film dengan cara seadanya, karena bila seperti itu yang dilakukan, namanya adalah mendokumentasikan. Jenis foto ini merupakan jenis foto yang menantang dalam menguji kreatifitas, imajinasi, dan kemampuan teknis. e. Foto Jurnalistik Foto jurnalistik adalah foto yang digunakan untuk kepentingan pers atau kepentingan informasi. Dalam penyampaian pesannya, harus terdapat caption (tulisan yang menerangkan isi foto) sebagai bagian dari penyajian jenis foto ini. Jenis foto ini sering kita jumpai dalam media massa (Koran, majalah, bulletin, dll).
MODUL DESAIN GRAFIS PERCETAKAN SEMESTER GENAP -- SR f. Fotografi Makro (Macro Photography) Fotografi makro adalah jenis fotografi dengan pengambilan gambar dari jarak dekat. Fotografi ini membutuhkan peralatan yang canggih dan mahal, akan tetapi fotografer amatir dapat berlatih dengan menggunakan mode macro pada kamera digital. Objek fotografi makro dapat berupa serangga, bunga, bulir air atau benda lain yang kalau di close-up kan akan menghasilkan detail yang menarik. g. Fotografi Mikro (Micro Photography) Fotografi mikro menggunakan kamera khusus dan mikroskop untuk menangkap gambar objek yang sangat kecil. Kebanyakan aplikasi fotografi mikro paling cocok untuk dunia ilmiah. Misalnya, fotografi yang digunakan dalam disiplin ilmu yang beragam seperti astronomi, biologi dan kedokteran. h. Fotografi Aerial (Aerial Photography) Seorang fotografer aerial mempunyai spesialisasi dalam mengambil foto dari udara. Foto dapat digunakan untuk survei atau konstruksi, untuk memotret burung atau cuaca pada film atau untuk tujuan militer. Fotografer aerial biasanya menggunakan pesawat, parasut, balon dan pesawat remote control untuk mengambil foto dari udara. i. Fotografi Bawah Air (Underwater Photography) Fotografi bawah air biasanya digunakan oleh penyelam scuba atau perenang snorkel. Namun, biaya scuba diving, ditambah dengan peralatan fotografi sering mahal dan berat di bawah air, membuat ini salah satu jenis kurang umum dalam dunia fotografi. Demikian pula jika seorang fotografer amatir yang sudah memiliki peralatan fotografi bawah air dan peralatan scuba, mengambil gambar bawah air dapat menjadi sesuatu yang sulit, karena kacamata scuba yang besar dan mendistorsi visi fotografer. j. Fotografi Seni Rupa (Fine Art Photography) Fotografi seni rupa, juga dikenal hanya sebagai fotografi seni, mengacu pada cabang fotografi yang didedikasikan untuk memproduksi foto untuk tujuan murni estetika. Fotografi seni, yang biasanya dipajang di museum dan galeri, umumnya berkaitan dengan penyajian benda-benda yang indah atau benda biasa dengan cara yang indah untuk menyampaikan intensitas dan emosi. 7. Interpretasi Fotografi Jika kita membahas foto sebagai penangkap waktu, kita berurusan dengan tiga jenis foto:
MODUL DESAIN GRAFIS PERCETAKAN SEMESTER GENAP -- SR a. Foto dengan waktu mengambang, waktu seolah-olah berhenti, bisa kapan saja. contoh: foto lansekap, still life. b. Foto dengan waktu puncak atau sering disebut decisive moment, instant, tak terulang. c. Foto dengan waktu acak, sebelum atau sesudah waktu puncak, foto sepintas lalu dari kehidupan sehari-hari yang seolah-olah dibuat dengan serampangan, ambigu (bermakna ganda), dan secara komposisi klasik tidak seimbang. Pembuatan karya fotografi harus berdasarkan Deskripsi dan interpretasi. Deskripsi dan interpretasi harus dinyatakan dengan baik dan terstruktur, terutama jika menyangkut rasa dan perasaan. Kita dapat menggunakan dasar pertanyaan: “Apa yang saya rasakan? Mengapa saya merasakan hal ini? Bagian mana dari karya ini yang menggugah perasaan saya: obyeknya, bentuknya, atau medianya?”. Umumnya kita menggunakan istilah-istilah atau kata-kata sifat sebagai berikut: masuk akal, menarik, pencerahan, berwawasan, bermakna, membuka pikiran, asli (original), atau sebaliknya: tidak beralasan, tidak masuk akal (absurd), tidak mungkin, tidak dapat dipercaya, tidak pantas, tidak layak, tidak cocok, tragedi, menyedihkan, menegangkan, mengerikan, dan lain-lain. Interpretasi yang benar dapat masuk akal dan obyektif sejauh berdasar kaidahkaidah tersebut di atas. Suatu interpretasi bahkan belum tentu benar meski datang dari si seniman sendiri, karena mungkin si seniman berkarya tanpa intensi (khusus) tertentu alias iseng-iseng saja, atau tidak perduli akan intensinya, dan menyerahkan apresiasi sepenuhnya padapengamat. Bisa jadi kita sedang berurusan dengan seniman yang bekerja atas dorongan lubuk hati atau pikiran bawah sadarnya (subconciousness), seperti karya-karya Cindy Sherman, Sandy Skoglund, atau surealis ala Jerry Uelsmann. Tetapi satu hal yang jelas, interpretasi yang baik dari seseorang terbuka terhadap interpretasi lain dari orang lain, jadi (mungkin) di sinilah letak subyektivitasnya. Kita mengandaikan bahwa ada banyak orang lain yang sedang menginterpretasi karya ini juga. Tidak ada satu interpretasi yang sungguh benar karena kita bisa menggunakan dasar interpretasi berbeda. Di sinilah pentingnya peran komunitas fotografi sebagai ajang diskusi, tukar-menukar interpretasi. Seniman akan merasa dihargai karena ada sekelompok orang yang secara konsisten merekonstruksi karya-karyanya, membuatnya lebih matang berkarya.Kini jelaslah bagi kita suatu opini atau apresiasi yang tidak berdasar pada ukuran-ukuran yang diuraikan di atas adalah tidak berarti, tidak bermutu, dan tidak berguna. Suatu penilaian atas karya foto yang hanya berdasar rasa suka atau tidak suka, meletakkan penilaian hanya berdasar unsur teknis semata, atau menganggap suatu karya foto (apalagi foto seni) adalah subyektif merupakan penilaian yang dangkal, kerdil, dan tidak bertanggung jawab.
MODUL DESAIN GRAFIS PERCETAKAN SEMESTER GENAP -- SR B. Evaluasi 1. Jelaskan pengertian Fotografi ? 2. Jelaskan sejarah mulanya Fotografi itu ditemukan ? 3. Sebutkan beberapa tujuan Fotografi, beserta contohnya ? 4. Sebutkan kategori Fotografi menurut Barret ? 5. Jelaskan pengertian foto Jurnalistik ?
MODUL DESAIN GRAFIS PERCETAKAN SEMESTER GENAP -- SR BAB II KAMERA DAN ALAT BANTU FOTOGRAFI 3.11 Memahami jenis-jenis kamera dan alat bantu fotografi 3.11.1 Memahami jenis-jenis kamera dan alat bantu fotografi 3.11.2 Menjelaskan jenis-jenis kamera dan alat bantu fotografi 4.11. Mengoperasikan jenis-jenis kamera dan alat bantu fotografi 4.11.1 Menjelaskan pengoperasian jenis-jenis kamera dan alat bantu fotografi 4.11.2 Mengoperasikan jenis-jenis kamera dan alat bantu fotografi A. Materi 1. Jenis-Jenis Kamera a. Berdasarkan sistem bidiknya ❖ Kamera Saku (Pocket Camera) Jenis yang paling populer digunakan masyarakat umum. Lensa utama tak bisa diganti, umumnya otomatis cahaya yang melewati lensa langsung membakar medium. Kelemahan film ini adalah gambar yang ditangkap oleh mata akan berbeda dengan yang akan dihasilkan film, karena ada perbedaan sudut pandang jendela pembidik dengan lensa.Kamera yg paling pasaran dipakai, orang menyebut “kamera pasti jadi” karena penggunaannya tinggal jepret dan pasti jadi. Memiliki jendela bidik yang mudah dipakai (Simple Viewfinder) dan menggunakan film 35 mm. keunggulannya adalah ukuran yg relatif kecil, harga terjangkau dan auto fokus. ❖ Kamera 35 mm Ada dua macam yaitu kamera RF (range finder) dan SLR (Single Lens Reflex). a) RF (range finder) Memiliki jendela bidik langsung (direct optical viewfinder) sama dengan kamera saku (lihat gambar). Yang membedakan adalah sistem fokusnya. Ketika membidik objek, lensa harus kita atur sedemikian rupa agar menemukan jarak yang tepat agar objek fokus (fokus ditandai oleh objek yang tidak berbayang) karena itulah disebut sebagai kamera penemu jarak. b) SLR (Single Lens Reflex) Mempunyai fasilitas yang lebih lengkap daripada RF. Menggunakan sistem bidik pantulan yang dipantulkan melalui prisma (lihat gambar). Kemampuannya selain lensa bida diatur untuk menemukan jarak yang tepat agar objek fokus yaitu pemotret dapat mengendalikan kecepatan rana dan diafragma. Memungkinkan fotografer untuk menciptakan gambar yang
MODUL DESAIN GRAFIS PERCETAKAN SEMESTER GENAP -- SR diinginkan. Prinsip kamera ini adalah “man behind the gun” karena pemotretlah yang menentukan kualitas hasil foto, dan dengan fasilitas yang ada pemrotet dapat berkreasi lebih jauh dalam bidang fotografi. Perbedaan antara kamera RF dan SLR, perhatikan arah pengambilan gambarnya: ❖ Kamera Twin Lens Dari namanya kamera ini mempunyai 2 lensa pada tubuhnya. Prinsip kerjanya hampir sama dengan kamera RF dimana memiliki jendela bidik yang terpisah. Pembidikan dilakukan secara vertikal pada lensa bagian atas dan tidak langsung ke lensa utama/lensa bagian bawah.Lensa atas berfungsi menangkap objek yang dipantulkan oleh cermin ke pembidik, sedang lensa bagian bawah berfungsi untuk menangkap objek untuk diteruskan ke film. Kedua lensa tersebut bergerak bersama-sama sampai objek yang akan dipotret tampak menyatu. ❖ Kamera Medium Format Merupakan kamera SLR tetapi menggunakan film format 120 mm atau 220 mm. Memiliki sistem yang hampir sama dengan SLR. Karena ukuran filmnya besar maka kamera ini lebih cocok digunakan untuk yang menginginkan perbesaran
MODUL DESAIN GRAFIS PERCETAKAN SEMESTER GENAP -- SR gambar dengan kualitas maksimal, misal membuat foto di billboard dll. Selain itu kamera ini memungkinkan untuk memotret objek lebih mendetail sehingga lebih banyak dipakai untuk memotret benda diam yang tidak membutuhkan banyak mobilitas/pergerakan, misalnya foto produk, iklan, model, benda2 mati atau still life. ❖ Kamera Format Besar Dari namanya, karena menggunakan ukuran film yang relatif besar (4x5 inci atau 8x10 inci). Kelebihannya adalah kemampuan untuk melakukan tilt dan swing. Keduanya digunakan untuk mengoreksi perspektif, seperti dalam foto arsitektur dan pemandangan alam. Kualitas reproduksi gambar dari kamera ini adalah yang terbaik, hanya saja akan kesulitan untuk memotret objek yang bergerak cepat, karena kamera ini cukup besar. b. Berdasarkan penggunaan dalam dunia fotografi ❖ Kamera Udara Digunakan untuk pemetaan bumi, terpasang pada dasar pesawat, film yang digunakan berukuran besar. ❖ Kamera percetakan (Lithography Camera) Digunakan untuk membuat pelat cetak, kameranya sangat besar, film yang digunakan berukuran dalam orde puluhan centimeter sampai meter, film yang digunakan jenis ortho film.
MODUL DESAIN GRAFIS PERCETAKAN SEMESTER GENAP -- SR ❖ View Camera Plaubel Digunakan untuk pemotretan arsitektur, kelebihannya terletak pada posisi lensa dan filmyang dapat diubah-ubah sudutnya ( antara film dan lensa tidak sejajar), sehingga perspektif dapat diubah-ubah ❖ Kamera studio Digunakan untuk membuat hasil cetak berukuran besar sehingga film harus berukuran cukup besar (6 x 6 cm) untuk menjamin mutu cetak secara maksimal ❖ Kamera Dalam air Digunakan para penyelam atau petualang untuk memotet kegiatan atau objek mereka. ❖ Kamera 3-D Mempunyai 2 lensa, yang membuat sekaligus 2 gambar tiap kali pemotretan, untuk mengamati fotonya harus menggunakan pengamat stereo, sehingga pengamat mendapat kesan melihat objek 3 dimensi ❖ Kamera Polaroid (Instan Camera) Kamera Polaroid atau lebih dikenal dengan kamera langsung jadi adalah model kamera yang dapat memproses foto sendiri di dalam badan kamera setelah dilakukan pemotretan. Kamera polaroid ini menggunakan film khusus yang dinamakan film polaroid. Film polaroid yang dapat menghasilkan gambar berwarna dinamakanfilm polacolor. Menurut sejarahnya, kamera polaroid atau kamera gambar seketika jadi ini dirancang untuk pertama kalinya oleh Dr. Edwin Land dari perusahaan Polaroid dan dipasarkan sejak tahun 1947. Nama Polaroid itu sebetulnya adalah merek dagang, seperti orang menyebut semua pasta gigi dengan nama Pepsodent, atau orang menyebut sepeda motor dengan nama Honda.
MODUL DESAIN GRAFIS PERCETAKAN SEMESTER GENAP -- SR Pada perkembangan akhir-akhir ini telah ada kamera yang sistem kerja dan reproduksinya tidak lagi konvensional (berdasarkan media simpannya), yaitu seperti : ❖ Kamera disk Sarana penyimpanan gambarnya memakai film yang berbentuk cakram (disk), sementara proses pencucian dan pencetakan masih seperti film biasa. ❖ Kamera digital Kamera ini tidak lagi memakai film sebagai pengambil gambar tetapi diganti dengan alat sensor peka cahaya. Pada kamera digital cahaya diterima oleh sensor tersebut kemudian diubah ke data digital. Data tersebut kemudian disimpan pada media penyimpan seperti SD card, CF, MMC, dll. Pada beberapa sumber, jenis-jenis kamera yaitu: ❖ Compact digital Kamera jenis ini merupakan kamera digital paling simpel. Dengan ukurannya yang tidak telalu besar dan pas di kantong atau biasa disebut kamera saku, menjadikan kamera ini banyak dipilih untuk pengguna yang membutuhkan kamera yang hanya sekedar mendapat foto saja. Dengan fitur standar namun memiliki mobilitas tinggi. Kamera ini juga tidak mempunyai shoot mode dialer. Biasanya untuk menekan harga kamera ini memiliki dua jenis input bateri, batre AAA atau pun bateri bawaan yang bisa di charge. Yang menggunakan bateri AAA harganya jauh lebih murah.Cocok digunakan pada Event indoor, Event outdoor yang tidak terlalu mengandalkan zoom, dokumentasi standar, Anda yg memiliki mobilitas tinggi & tidak mau repot. Ciri-cirinya yaitu ada mode exposure manual, berukuran sensor besar, dapat memilih format foto RAW, punya hotshoe untuk dudukan flash external/aksesoris, bodi kamera biasanya lebih besar dari biasanya. Kelebihannya yaitu sensor yang lebih kecil, ukuran lebih kecil dan mudah dibawa kemana-mana, harga terjangkau. Sedangkan kekurangannya yaitu auto focus yang
MODUL DESAIN GRAFIS PERCETAKAN SEMESTER GENAP -- SR lambat, kualitas gambar yang kurang bersih, kualitas rentang dinamis yang kurang baik. ❖ Prosumer Kata “prosumer “ diambil dari PROfesional dan conSUMER. Kamera yang berjenis “point and shoot” ini mempunyai fitur lebih lengkap dibandingkan dengan kamera saku, antara lain pengaturan exposure dan iso secara manual. Ada beberapa orang yang menggunakan kamera jenis ini untuk memulai belajar fotografi karena dirasa lebih praktis dan fungsional daripada kamera DSLR. Ciri-ciri nya yaitu kamera prosumer terdiri dari dua jenis, yaitu Kamera prosumer berbentuk Kamera digital SLR (DSLR-like) yang juga disebut Bridge Cameradengan lensa tetap yang tak dapat dilepas, sedangkan MILC walaupun lensanya dapat dilepas, tetapi tidak memiliki Cermin Reflex dan tentunya juga tidak memiliki Optical Viewfinder dan sebagai gantinya dipakai Electronical Viewfinder atau layar LCD saja. Kelebihannya yaitu kamera digital prosumer memiliki bodi mirip kamera DSLR dan berlensa panjang namun tidak bisa dilepas-pasang layaknya lensa pada kamera DSLR. Untuk ukuran lingkaran lensa, prosumer cenderung lebih kecil dari pada DSLR dan lebih besar dari compact.Untuk fitur, kamera prosumer menyerupai DSLR. Setingan programnnya bisa diatur secara manual. Aperture/diafraghma, ISO dan Shutter Speed bisa diatur secara manual.Dengan kemampuan dan tekhnologi yang ada, prosumer dianggap lebih praktis untuk fotografi sehari-hari. Sedangkan kekurangannya yaitu sensor prosumer yang lebih kecil disbanding DSLR berakibat kualitas hasil foto tidak bisa sebaik kamera DSLR, kecepatan auto focus dan jeda antar satu foto dengan foto selanjutnya jugamerupakan kendala bagi yang membutuhkan moment penting dan cepat.
MODUL DESAIN GRAFIS PERCETAKAN SEMESTER GENAP -- SR ❖ Bridge Camera Jenis kamera digital prosumer atau disebut juga Bridge CDC (Compact Digital Camera). Jenis kamera ini disebut bridge karena menjembatani pengguna kamera pocket untuk mendapatkan fitur dan kualitas yang lebih baik. Kualitas jenis kamera ini berada diantara kamera pocket dan kamera profesional (DSLR). Ciri-cirinya yaitu kemampuan zoomnya yang saat ini sudah melampaui 50x bahkan 60x dan untuk itu diperlukan sistem stabilisasi yang mumpuni, sehingga ada Bridge Camera yang dilengkapi dengan 5-axis Image Stabilization (Pitch, Yaw, Roll, Vertical Shift and Horizontal Shift), sehingga lebih unggul dari pada Sistem Stabilisasi yang dimiliki oleh Kamera digital SLR.Image Stabilization yang unggul juga berguna untuk pengambilan gambar video sambil berjalan dan tentunya juga dapat mengambil foto dengan Kecepatan yang lebih lambat.Kelebihannya yaitu punya lensa yang bisa zoom sangat jauh (ideal untuk foto subjek yang jauh seperti burung, atau pemandangan seperti detail gunung dll. Sebagai perbandingannya, lensa kamera superzoom dapat mencapai lebih dari 500mm. Beberapa diantavranya mencapai 1000mm. Sedangkan untuk kamera DSLR kebanyakan 200-300mm dan itu pun perlu membeli lensa zoom telefoto terlebih dahulu.Ukuran dan beratnya lebih ringan dan sedikit lebih kecil. Beberapa kamera memiliki kecepatan foto berturutturut melebihi 10 foto per detik. Relatif murah dibandingkan kamera DSLR. Sedangkan kekurangannya yaitu kualitas foto masih jauh dibandingkan hasil kamera DSLR karena pemakaian sensor foto yang sangat kecil. Kualitas foto yang dihasilkan lebih menyerupai kualitas kamera saku atau ponsel canggih.Karena bukaan lensa biasanya makin kecil saat zooming, maka kita perlu cahaya lingkungan yang terang. Jika cahaya agak gelap, seperti sore hari atau di dalam ruangan, kualitas foto akan sangat menurun. Mengunakan tripod akan sangat membantu di dalam ruangan.Tidak bisa ganti-ganti lensa seperti kamera DSLR.
MODUL DESAIN GRAFIS PERCETAKAN SEMESTER GENAP -- SR ❖ Consumer DSLR DSLR bisa ganti lensa, harga relatif kompetitif 4 juta sampe 6 jutaan. Dengan Lensa Kit 18-55, kualitas gambar yang bagus menjadi pilihan anak muda sekarang. Ciri-cirinya yaitu bisa ganti lensa, memiliki jenis body warna lebih dari 1, harga relatif murah 4 – 6 Juta, menggunakan lensa Kit 18-55mm. Kelebihannya yaitu lebih fleksibilitas, gampang upgradable, kinerja yang lebih baik, kualitas gambar lebih baik, sedangkan kekurangannya yaitu harganya yang terbilang relatif mahal jika pengguna masih tergolong di dalam kelas pemula di dunia fotografilebih besar dan lebih berat dari camdigorang akan merasa sulit untuk mengubah lensa atau terus mengoperasikan banyak tombol. ❖ Microless camera / tlr Hybrid atau Mirorrless ini adalah kamera mirip DSLR tanpa mirror dengan bentuk yg kompak. Biasanya memiliki kemampuan yang sama dengan DSLR dengan sensor 4/3 dan APSC memberikan kualitas gambar yang sama dan bisa ganti lensa memberikan nilai + sendiri. Bentuk kompak + kualitas bagus.Ciricirinya yaitu ukurannya yang relatif kecil, beratnya yang ringan,lensa yang dapat diganti-ganti,hasil bidikan yang dihasilkan juga tidak jauh beda dengan DSLR, sedangkan kelebihannya yaitu memiliki kemampuan yang sama dengan DSLR dengan sensor 4/3 dan APSC memberikan kualitas gambar yang sama dan bisa ganti lensa memberikan nilai + sendiri. Kekurangannya yaitu gambar dalam jendela bidik dibalik secara horizontal (dari kiri ke kanan) yang mengakibatkan pembingkaian foto yang sulit, terutama bagi pengguna yang belum berpengalaman atau dengan subjek yang bergerak.
MODUL DESAIN GRAFIS PERCETAKAN SEMESTER GENAP -- SR ❖ Semi Pro DSLR Fullframe atau APSH kualitas tidak perlu di ragukan dengan harga 20 ~ 50 jutaan. Biasanya sih di gunakan di Studio Foto.Yang membedakan antara Pro dan Semi Pro adalah kemampuan sensor(CCD) dalam menangkap gambar. Pada DSLR –Pro , CCD sudah mengadopsi 1/1 (terbuka penuh).Kemudian pada memori DSLR-Pro sudah menggunakan High Speed Memory. Disamping itu fasilitas fitur-fitur pada kedua jenis ini hampir sama, bisa dioperasikan dengan berbagai pilihan program maupun manual. Ciri-cirinya yaitu lensa yang dapat dibuka/diganti, sehingga fotografer dapat memilih lensa sesuai yang diinginkan. ❖ Boutique Camera Kamera Butik, Stylish dan Powerfull dengan rata rata menggunakan sensor fullframe ( Leica M9 ) atau APS C ( X100 ) dengan kualitas gambar yg tak perlu di ragukan. Menurut Kai W seorang Fotografer dari Hongkong, Kualitas Kamera Butik lebih bagus dari pada Fullframe DSLR seperti D3S, dan Butik APSC seperti X100 mengalahkan EOS7D dari segi Image Quality menurut DXO Mark dengan bentuk yang Compact. Dengan 69 Juta mau beli ( Leica M9 ) dan X100 13 Juta dan Harga Lensa Kamera Butik juga mahal. Ciri-cirinya yaitu rata rata menggunakan Sensor Fullframe ( Leica M9 ) atau APS C ( X100 ) dengan kualitas gambar yg tak perlu di ragukan, harganya cukup mahal. Kelebihannya yaitu stylish dan powerfull, kualitas lebih bagus dari pada Fullframe DSLR. Sedangkan kekurangannya yaitu harga lensa yang mahal.
MODUL DESAIN GRAFIS PERCETAKAN SEMESTER GENAP -- SR ❖ Medium format DSLR Kamera Medium Format merupakan kamera yang biasanya menggunakan rollfilm. Besarnya format film pada kamera ini ditentukan oleh panjang foto yang direkam diatas kamera.Kelebihannya yaitu kualitas hasil foto yang bisa dicetak dengan ukuran besar, sehingga kebanyakan kamera ini dipakai untuk tujuan komersial atau reproduksi, sedangkan kekurangannya yaitu harga peralatan yang relatif mahal, adanya keterbatasan dalam depth of field (DOF) pada lensa dengan sudut gambar yang sama. 2. Alat Bantu Fotografi (Albatorf) Dalam pemotretan, selain menggunakan kamera dengan segala fasilitasnya, ada kalanya kita memerlukan alat pendukung untuk memaksimalkan hasil pemotretan kita. Alat pendukung ini sangat berguna untuk membantu kita dalam setiap pemotretan dan penggunaan alat bantu fotografi tergantung pada kebutuhan kita. Penggunaan alat bantu dapat mempengaruhi hasil pemotretan yang akan kita peroleh. Semuanya tergantung pada sejauh mana kreatifitas kita dalam menciptakan karya fotografi dan seperti apa foto yang kita inginkan. Ada 2 jenis alat bantu fotografi yang harus kita kenali, yaitu: 1) Alat Bantu Pemotretan a. Filter Sesuai dengan namanya alat ini cara kerjanya sama seperti filter pada umumnya yaitu sebagai penyaring, jika di dalam rokok berguna menyaring asaptapi disini filter berfungsi menyaring cahaya yang masuk sehingga menimbulkan efek-efek yang kita inginkan. Penggunaannya dengan cara dipasang diujung lensa. Bentuk filter ada dua yaitu square (kotak) dan circle (bulat). Jika menggunakan filter square, kita harus menambahkan ring khusus di depan lensa. Untuk penggunaan filter yang bentuknya bulat, kita harus memperhatikan diameter dari lensa kamera yang kita gunakan.
MODUL DESAIN GRAFIS PERCETAKAN SEMESTER GENAP -- SR b. Tudung Lensa Alat yang dipasang pada lensa ini berfungsi menghilangkan cahaya/sinar yang tidak diinginkan masuk kedalam lensa karena cahaya tersebut biasanya dapat menyebabkan flare pada hasil pemotretan. Flare dapat merusak hasil foto karena menurunkan kontras dan mengurangi saturasi warna. Alat ini sangat berguna terutama pada pemotretan yang berhadapan langsung dengan arah datangnya cahaya. c. Tripod Tripod atau biasa disebut kaki tiga berfungsi sebagai peyangga kamera saat pemotretan agar kamera tidak mengalami guncangan (shaking). Biasanya digunakan pada pemotretan yang menggunakan kecepatan (speed ) rendah/lambat dan untuk menopang lensa-lensa panjang.
MODUL DESAIN GRAFIS PERCETAKAN SEMESTER GENAP -- SR d. Monopod Mempunyai fungsi yang sama dengan tripod tetapi hanya bentuknya yang berbeda yaitu hanya satu kaki sehingga lebih praktis. e. Kabel Release Bentuknya hampir seperti injeksi yang lentur berfungsi untuk menghindari goncangan saat shutter ditekan karena saat memakai alat ini kita tidak perlu menekan shutter secara langsung. Penggunaannya dipasang pada soket kabel release yang biasanya terdapat pada tombol shutter. Biasanya ini soulmate-nya tripod dan biar penggunaan tripod leih afdol.
MODUL DESAIN GRAFIS PERCETAKAN SEMESTER GENAP -- SR f. Background Kain atau latar belakang yang digunakan untuk pemotretan studio dengan berbagai macam gambar, pola dan warna. g. Stand Background Alat penyangga background, dan dalam penggunaannya paling tidak ada 2 stand. Alat ini bisa dinaik – turunkan sesuai kebutuhan.
MODUL DESAIN GRAFIS PERCETAKAN SEMESTER GENAP -- SR 2) Alat Bantu Pencahayaan a. Flash atau Blitz Diperlukan dalam pemotretan apabila cahaya yang ada dirasa kurang/ minim, misalnya pemotretan pada malam hari. Meskipun demikian, tidak diharamkan bagi kita untuk menggunakan flash pada siang hari, saat cahaya yang ada sudah cukup banyak/terang. Penggunaan flash pada siang hari biasanya untuk fill in. Sumber tenaga flash berasal dari baterai. Flash dapat digunakan sesuai dengan kekuatannya, jaraknya, hingga fasilitas lebih yang dimilikinya. b. Slave Unit
MODUL DESAIN GRAFIS PERCETAKAN SEMESTER GENAP -- SR Dapat disebut sebagai alat sensor. Cara kerja slave unit adalah menangkap cahaya dari main light (sumber cahaya utama) untuk kemudian menyalakan sumber cahaya lainnya yang terhubung dengan slave unit tersebut. c. Sincro Cable/Kabel Sinkro Kabel yang digunakan untuk membantu menyalakan flash tambahan atau sumber cahaya pemotretan yang lain. Cara penggunaan kabel sinkro yaitu dengan cara menghubungkannya dari sumber cahaya tambahan ke body kamera. d. Holder atau Braket Alat ini digunakan jika kita merasa perlu menggunakan flash tambahan. Holder berfungsi sebagai penyangga flash tambahan dan slave unit. Penggunaannya dengan cara dipasang pada body kamera. e. Strobo atau Strobe Alat ini hampir mirip dengan flash, tapi bentuknya lebih besar dan cahaya yang dihasilkan jugalebih besar. Strobo dapat menyimpan cahaya dengan sumber tenaga yang berasal daritenaga listrik AC atau baterai kering. Strobo memiliki sensor yang dapat menangkap main light sumber cahaya utama. Jadi strobo akan menyala
MODUL DESAIN GRAFIS PERCETAKAN SEMESTER GENAP -- SR secara otomatis ketika ada main light yang dinyalakan. Jika tidak menggunakan main light, strobo dapat diaktifkan dengan cara menghubungkan kabel sinkro langsung dari strobo ke kamera. Ukuran kekuatan cahaya yang dihasilkan strobo dapat kita atur sesuai selera kita. Alat ini lebih banyak digunakan untuk pemotretan studio/indoor. f. AC Slave Hampir mirip dengan strobo cara kerja dan penggunaannya. Tetapi sifat arah cahaya dari AC Slave lebih melebar atau menyebar ke segala arah. g. Snoot Alat ini berfungsi mengarahkan cahaya pada satu titik agar tidak menyebar/terpusat. Bentuk snoot menyerupai corong dan juga lebih banyak digunakan untuk pemotretan studio/indoor. Biasanya juga digunakan untuk pemotretan double dan multi expose.
MODUL DESAIN GRAFIS PERCETAKAN SEMESTER GENAP -- SR h. Payung Reflektor Sifat cahaya yang dihasilkan lebih luas sehingga bayangan dan cahaya keseluruhan menjadi lebih lembut. Payung reflektor memiliki bermacam-macam warna. Warna standardnya putih, tapi ada juga yang berwarna perak (menghasilkan cahaya yang lebih kuat) dan emas(menghasilkan cahaya yang hangat) . Sumber cahaya alat ini berasal dari strobo. i. Reflektor Digunakan untuk memberi cahaya tambahan yang merupakan pantulan cahaya dari main light. Biasanya berbentuk bundar dan kotak. Pada umumnya memiliki 3 warna yaitu putih, perak dan emas. Kita juga dapat menggunakan sehelai kain putih, styrofoam dan kertas mengkilap sebagai reflektor yang berguna pada saat
MODUL DESAIN GRAFIS PERCETAKAN SEMESTER GENAP -- SR pemotretan. j. Soft Box Sebuah kotak yang terbuat dari kain dengan kedudukan atau rangka yang berbentuk seperti pyramid. Cahaya yang dihasilkan softbox lebih lembut daripada cahaya yang dihasilkan payung reflektor maupun reflektor. Softbox memiliki bermacam-macam ukuran(semakin besar ukurannya semakin lembut cahaya yang dihasilkan). Sumber cahaya Soft Box juga berasal dari strobo. k. Barndoors Berbentuk segi empat dan bewarna gelap. Biasanya dipasang pada soft box. Kegunaan dari barndoors adalah untuk mengarahkan cahaya yang keluar dari sumber cahaya.
MODUL DESAIN GRAFIS PERCETAKAN SEMESTER GENAP -- SR l. Honeycomb/Sarang Tawon Alat ini sejenis dengan filter dan bentuknya bundar seperti sarang tawon, tapi dipasang pada lampu/sumber cahaya. Berfungsi untuk menghaluskan cahaya yang jatuh ke arah obyek. m. Light Stand Alat yang digunakan untuk menyangga lampu studio. n. Flash Meter Berfungsi sebagai pengukur kekuatan sumber cahaya dalam pemotretan indoor atau outdoor. Alat ini lebih akurat daripada light meter yang ada pada kamera.
MODUL DESAIN GRAFIS PERCETAKAN SEMESTER GENAP -- SR o. Infrared Sender Mengirimkan sinar infrared untuk memancing nyala flash atau lampu studio p. Trigger Menyalakan flash/lampu studio dengan gelombang elektro
MODUL DESAIN GRAFIS PERCETAKAN SEMESTER GENAP -- SR B. Evaluasi 1. Sebutkan jenis-jenis kamera ? 2. Perhatikan gambar dibawah ini ! Jelaskan ciri-ciri dari gambar di atas dan jelaskan kelebihan dan kekurangan dari gambar di atas ? 3. Jelaskan perbedaan kamera Pro dan Semi Pro ? 4. Jelaskan 2 macam alat bantu Fotografi ? 5. Jelaskan kegunaan Snoot dalam alat bantu pencahayaan ?
MODUL DESAIN GRAFIS PERCETAKAN SEMESTER GENAP -- SR BAB III KAMERA DIGITAL DAN PERAWATAN PERALATAN FOTOGRAFI 3.12 Menerapkan pengoperasian kamera digital dan perawatan peralatan fotografi 3.12.1 Melakukan pengoperasian kamera digital dan perawatan peralatan fotografi 3.12.2 Menerapkan pengoperasian kamera digital dan perawatan peralatan fotografi 4.12. Mengoperasikan kamera digital dan perawatan peralatan fotografi 4.12.1 Menggunakan kamera digital dan perawatan peralatan fotografI 4.12.2 Mengoperasikan kamera digital dan perawatan peralatan fotografi A. Materi 1. Kamera Digital Sebelum kita membahas apa itu kamera digital, mungkin kita bisa mencoba mengerti dulu apa sih yang dimaksud dengan Digital? Bagi yang belum tahu, dunia kita ini semuanya adalah analog. Bisa dibilang manusia mengenal digital tidak terlalu lama. Dahulu kala semua mesin dan peralatan mesin dijalankan secara analog, bahkan sampai sekarang pun masih banyak mesin yang masih menjalankan system analog. Contoh terutama adalah kamera anda sendiri. Lensa anda memakai teknologi mekanik. Meski demikian kamera yang memakai film sebagian besar pasti mempunyai bagian yang memakai teknologi digital. Jika kamera itu mempunyai panel LCD, sudah pasti itu merupakan teknologi digital. Menurut saya "Digital is the future", mau tidak mau kita tidak bisa menghindar bahwa semua yang ada di sekitar kita akan memakai teknologi digital. Secara penampilan kamera digital mirip dengan kamera biasa (jenis film), perbedaan terbesar kamera digital tidak memakai film. Lupakan lah pergi ke toko membeli film setiap kali anda mau pergi memotret. Kamera digital tidak memerlukan film sama sekali. Ini semua diganti dengan media penyimpan yang bisa dihapus ulang, layaknya disket komputer. Nah disket komputer khan mempunyai kapasitas sendiri, sama juga dengan memory kamera ini. Sizenya dari 8MB sampai ke 4GB (4000 MB), data ini valid pada saat Dec 2003. Formatnya pun bermacam macam, sebagai contoh:
MODUL DESAIN GRAFIS PERCETAKAN SEMESTER GENAP -- SR Compact Flash (Type 1 dan 2), SD card, MMC card, Memory Stick (Khusus kamera Sony), Disket, CDR. Satu hal yang pasti dari adanya media seperti ini, anda bisa menghemat biaya karena media ini bisa dipakai berkali-kali. Bagaimana kamera digitalmenangkap cahaya yang masuk dari lensa? Cahaya ini tidak ditangkap oleh memory (lihat atas), kerja memory hanya menyimpan gambar yang sudah diproses. Cahaya yang masuk sebenarnya ditangkap oleh CCD sensor atau CMOS sensor. CCD (Charged Coupled Device) dan CMOS (Complementary Metal Oxide Semiconductor) adalah suatu chip yang terletak tepat di belakang lensa anda. CCD Sensor (Tidak sesuai ukuran asli). Ukuran asli jauh lebih kecil Untuk kebanyakan kamera digital di pasaran chip ini kecil sekali, lebih kecil dari ukuran film 35mm. Pada saat ini hanya satu kamera saja yang mempunyai sensor sebesar 35mm yaitu Canon 1Ds. Jadi untuk kamera digital, sensor inilah yang dimaksud dengan film. CCD dan CMOS adalah 2 teknologi yang umum digunakan di dalam kamera. Umumnya kamera yang ada di pasaran menggunakan CCD sensor. Masih ada satu jenis chip yang dinamakan X3 sensor, tapi ini masih belum umum digunakan karena masih mahal harganya dan kualitas photo yang dihasilkan masih tidak terlalu berbeda dengan 2 sensor yang saya utarakan sebelumnya. Setiap kali anda membeli kamera pasti ditanya mau beli yang berapa megapixel, tahukan anda megapixel disini adalah jumlah pixel pada CCD atau CMOS sensor anda. Jadi kalau anda mempunyai 4 MegaPixel camera, berarti CCD sensor anda mempunyai sekitar 4,000,000 pixel. Satu pixel itu sangat kecil, dan satu pixel itu hanya menangkap satu
MODUL DESAIN GRAFIS PERCETAKAN SEMESTER GENAP -- SR jenis warna. Jika sensor diatas diperbesar sampai pixelnya terlihat maka kirakira yang akan anda lihat seperti gambar dibawah. Kebanyakan sensor di pasaran memakai format RGBG, pixel untuk menangkap warna hijau lebih banyak. Pixelnya sendiri tidak berwarna, diatas pixel ada coating warna. Berhubung kamera digital mempunyai sensor yang lebih kecil dari film, maka panjang fokal lensa pun tidak berlaku seperti layaknya pada kamera film biasa. Idealnya sih seharusnya ukuran sensor harus setara dengan film, tetapi itu merupakan hal yang tidak memungkinkan. Sebab untuk membuat ukuran sensor sebesar film maka harga kamera anda bisa selangit (Hanya Canon 1Ds mempunyai sensor sebesar 35mm, harganya $$$$). Lagipula dengan ukuran yang mini seperti sekarang saja, kualitas gambar sudah lumayan memuaskan. Kelebihan kamera digital yaitu kalau dihitung secara jangka panjang, kamera digital lebih murah. Sebab tidak perlu membelifilm, dan hasil potret yang gagal bisa dihapus dan tinggal mengambil shot lagi, hasil potret real time, kita dapat melihat hasil apakah bagus apa tidak, karena format sudah digital maka untuk proses editing sangat mudah, hanya perlu dihubungkan ke komputer dan diedit (Scanner sudah tidak diperlukan lagi), memory kamera digital sangatlah besar sehingga anda tidak perlu terlalu cepat membeli memory baru. Tidak ada teknologi yang sempurna, maka dari itu kekurangan dari kamera digital yaitu kamera digital cenderung memiliki shutter lag yang lebih lama dibanding kamera jenis film, harga kamera yang cenderung mahal dibanding kamera jenis film, karena ukuran sensor yang tidak sesuai dengan kamera jenis film, maka
MODUL DESAIN GRAFIS PERCETAKAN SEMESTER GENAP -- SR untuk mendapatkan wide angle shot pada DSLR diharuskan membeli lensa yang lebih lebar. 2. Perawatan Peralatan Fotografi Peralatan fotografi membutuhkan perawatan seperti sebagaimana perawatan untuk barang-barang lainnya, apalagi sudah menyangkut barang elektronik seperti kamera digital beserta peralatan pendukungnya. Perawatan dan penyimpanan yang baik pada suatu barang akan membuat barang tersebut menjadi lebih awet dan tahan lama. Alat untuk menyimpan dan merawat peralatan fotografi yaitu: a. Dry Box Dry box merupakan sebuah lemari yang memiliki sifat anti lembab yang biasa digunakan untuk menyimpan alat-alat fotografi yang sering terkena serangan jamur, seperti lensa. Lemari yang dilengkapi dengan lampu berukuran 2,5 watt ini mampu menjaga suhu agar tetap dalam kondisi hangat. b. Waterproof Bag Waterproof bag ini berfungsi untuk menyimpan kamera dan lensa agar lebih aman dan terhindar dari berbagai benturan, hujan dan tas ini merupakan tas tahan air.
MODUL DESAIN GRAFIS PERCETAKAN SEMESTER GENAP -- SR c. Blower Brush Alat ini berfungsi untuk mengeluarkan udara pada saat membersihkan lensa kamera dari debu. d. Tissue Lensa Tisu tersebut berfungsi untuk membersihkan kotoran pada lensa. Tisu ini didesain khusus untuk lensa kamera. e. Silica Gel Silica gel merupakan zat yang digunakan untuk mengantisipasi kelembaban pada kamera. Dengan menggunakan silica gel, kamera kita akan terlindungi dari jamur yang muncul akibat lembab. Teknik perawatan alat-alat fotografi yaitu:
MODUL DESAIN GRAFIS PERCETAKAN SEMESTER GENAP -- SR a. Perawatan Kamera ❖ Membersihkan kamera tidak begitu rumit dan mudah dilakukan. Peralatannya pun hampir sama dengan kit untuk membersihkan lensa. Untuk bagian-bagian tersembunyi di sela-sela tombol menu dan tombol putar perlu juga kuas kecil dengan rambut sedikit kaku. ❖ Membersihkan kamera digital sebaiknya juga dilakukan secara berkala, terutama setelah kamera digunakan. ❖ Caranya: Lepas lensa dari badan kamera dan tutup connector lensa dengan tutupnya, Sebelumnya bersihkan seluruh badan lensa kecuali LCD-nya, bersihkan dengan kuas agar debu yang menempel bisa terangkat, kemudian semprot dengan blower dan lap dengan lap kulit untuk kamera, Bersihkan bagian-bagian LCD dan viewfunder menggunakan tisu lensa atau lap kulit. Pada bagian viewfunder, jika kesulitan dijangkau dengan lap dapat menggunakan cotton bud. Tambahkan cairan pembersih lensa jika perlu. b. Perawatan Lensa Membersihkan lensa secara berkala bisa dilakukan dengan blower camera, kuas halus dan lap dari bahan kulit. Caranya yaitu: ❖ Lepas lensa dari body kamera, jika lensa memiliki lens hood, lepaskan pula lens hood ini. ❖ Lepas filter yang terpasang diujung bagian muka lensa ❖ Sapu dengan kuas seluruh permukaan badan dan kedua ujung lensa, kemudian semprot dengan blower ❖ Jika masih ada kotoran yang menempel, sapu dengan kain dari bahan kulit secara perlahan ❖ Lakukan hal yang sama pada filter lensa c. Perawatan Baterai Seperti peralatan elektronik pada umumnya, sebuah kamera digital juga memerlukan sumber daya listrik sebagai pasokan energi yang membuat feature kamera digital dapat digunakan secara maksimal. Baterai adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan untuk mengabadikan moment berharga. Kamera yang tidak mempunyai cukup power tidak dapat diaktifkan.
MODUL DESAIN GRAFIS PERCETAKAN SEMESTER GENAP -- SR ❖ Secara garis besar ada 2 jenis baterai yang biasa digunakan pada kamera digital, yaitu Jenis baterai pertama adalah jenis AA yang biasanya juga NiMH, bentuknya sama seperti yang digunakan pada jam dinding atau senter kecil. Baterai AA adalah jenis baterai yang mudah dan menarik untuk digunakan pada kamera digital, karena baterai ini mudah didapat.Jenis baterai kedua adalah jenis Lithium, kalau dilihat pada jenis kamera pocket atau SLR yang ada dipasaran, rata-rata sudah menggunakan beterai jenis ini. Jika menggunakan baterai jenis ini maka jangan sesekali mengosongkan baterai sampai benar-benar habis, ini akan merusak struktur yang ada didalam baterai. ❖ Pada saat menyimpan kamera disarankan pula untuk melepas baterai sebelum menyimpan, karena jika baterainya bocor akan merusak kamera. d. Perawatan Memory Card Tips merawat memory card yaitu: ❖ Jangan terlalu sering memindah-mindahkan kartu memori dari perangkat satu ke perangkat lainnya. ❖ Lebih baik menggunakan card reader bila ingin memindahkan file ❖ Jangan mencabut kartu memori secara sembarangan karena akan beresiko kehilangan file. ❖ Sesekali lakukan format memori, setiap beberapa bulan sekali, namun sebelum diformat backup dulu semua data yang dimiliki. ❖ Jangan sampai mematikan kamera saat software sedang melakukan pemuatan atau buffering. ❖ Tidak perlu memaksakan kartu memori harus penuh. Lebih baik beri ruang kosong untuk kartu memori ❖ Hindari benturan atau terkena air karena dapat merusak komponen kartu memori ❖ Jauhkan kartu memori dari magnet ❖ Pastikan untuk melakukan pembersihan pada kartu memori.
MODUL DESAIN GRAFIS PERCETAKAN SEMESTER GENAP -- SR e. Perawatan Tas Kamera Tas kamera merupakan media penyimpanan kamera saat berpergian, maka perlu dilakukan pembersihan secara rutin agar tas bersih dan bebas debu. Jika merasa perlu cuci tas kamera secra berkala. B. Evaluasi 1. Apa itu kamera digital ? 2. Jelaskan kelebihan dan kekurangan kamera digital ? 3. Jelaskan apa saja alat yang digunakan untuk menyimpan peralatan fotografi ? 4. Sebutkan teknik-teknik perawatan alat-alat fotografi ? 5. Fungsi dari gambar dibawah ini adalah ?
MODUL DESAIN GRAFIS PERCETAKAN SEMESTER GENAP -- SR BAB IV BIDANG PANDANG DAN SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR 3.13 Menerapkan prosedur pengukuran bidang pandang dan sudut pengambilan gambar 3.13.1 Menjelaskan prosedur pengukuran bidang pandang dan sudut pengambilan gambar 3.13.2 Menerapkan prosedur pengukuran bidang pandang dan sudut pengambilan gambar 4.13. Mengambil gambar sesuai bidang pandang dan sudut pandang 4.13.1 Menjelaskan gambar sesuai bidang pandang dan sudut pandang 4.13.2 Mengambil gambar sesuai bidang pandang dan sudut pandang A. Materi 1. Ukuran Bidang Pandang Pengambilan Gambar a. Extreme Close Up Pengambilan gambar sangat dekat sehingga detail objek terlihat sangat jelas. b. Head Shot
MODUL DESAIN GRAFIS PERCETAKAN SEMESTER GENAP -- SR Pengambilan gambar yang fokus dari atas kepala-dagu. c. Close Up Pengambilan gambar fokus dari atas kepala-bahu. d. Medium Close Up Pengambilan gambar dari atas kepala hingga dada. e. Mid Shot (setengah badan) Pengambilan gambar dari atas kepala-pinggang. f. Medium Shot (tiga perempat badan)
MODUL DESAIN GRAFIS PERCETAKAN SEMESTER GENAP -- SR Pengambilan gambar dari atas kepala - lutut. g. Full shot (seluruh badan) Pengambilan gambar dari atas kepala – kaki.
MODUL DESAIN GRAFIS PERCETAKAN SEMESTER GENAP -- SR h. Long shot Pengambilan gambar dengan memberikan porsi background atau foreground lebih banyak sehingga objek terlihat kecil atau jauh. 2. Sudut Pengambilan Gambar (Camera Angle) Hal yang umum dilakukan oleh pemula dalam fotografi adalah dengan memposisikan kamera di “ketinggian normal” pada saat pengambilan foto.Salah satu cara untuk membuat foto tampil ‘berbeda’ adalah dengan melihat dari sudut pandang kamera yang berbeda / tidak berada di ketinggian normal.mPerbedaan sudut kamera menghasilkan efek psikologis yang berbeda terhadap gambar. a. High Angle Posisi kamera berada di atas subjek dan sudut kamera mengarah ke bawah. Efek : mengecilkan subjek, memberikan kesan inferior pada subjek.
MODUL DESAIN GRAFIS PERCETAKAN SEMESTER GENAP -- SR b. Low Angle Posisi kamera berada di bawah subjek dan sudut kamera menghadap ke atas. Efek yaitu membesarkan subjek, memberikan kesan superior pada subjek.
MODUL DESAIN GRAFIS PERCETAKAN SEMESTER GENAP -- SR c. Bird Eye View Posisi kamera berada di atas subjek dan sudut kamera menghadap ke bawah secara vertikal. Efeknya menekankan pada kecilnya subjek dengan menghubungkan dengan kondisi sekitar. d. Eye Level View Posisi kamera berada sejajar dengan subjek dan sudut pandang kamera menjadi lurus secara horisontal terhadap subjek. Efeknya yaitu memberikan kesan normal dan natural.