MODUL
Untuk SMK/MAK/Adminstrasi Perkantoran
ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
Tugas Matakuliah Kompetensi Dasar
Pengembangan Bahan Ajar Peraturan Cuti
ADP
yang dibina oleh
Drs. H. Mohammad Arief, M.Si
MEGA MAUDINA
Universitas Negeri Malang
Fakultas Ekonomi
Prodi Pendidikan Administrasi Perkantorai n
Desember 2017
Mega Maudina
ii
Peraturan Cuti
Untuk kelas XI SMK Semester 2
SMK/MAK
Berdasarkan Struktur Kurikulum 2013
Disusun oleh :
Mega Maudina
© 2016 All Rights Reserved
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Desain cover :
Mega Maudina
Diterbitkan dan dicetak oleh :
CV MAUDINA MEGA
Jl. Gresik No. 75
Telp. (0341) 5700441 – 7777888
Faks. (0341) 550343 PO Box 65145
Malang – 65145
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Sanksi Pelanggaran Pasal 72 :
Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1987
Pasal 44 tentang Hak Cipta
1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 2 ayat (1) atau pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana penjara masing-masing
paling sedkit 1 bulan dan atau denda paling sedikit Rp 1.000.000, atau pidana penjara
paling lama 7 tahun dan atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengerdakan, atau menjual
kepada umum suatu peciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait,
sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (1) dipipdana dengan pidana penjara paling lama 5
tahun dan atau denda paling banyak Rp 500.000.000
iii
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat
rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga modul Mengemukakan tentang
peraturan cuti dapat tersusun sebagai bahan pembelajaran di SMK
Administrasi Perkantoran. Kepegawaian ini yang bersifat untuk kalangan sendiri,
dengan harapan dapat digunakan sebagai Modul Pembelajaran untuk siswa Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan. Modul ini bertujuan
untuk mempermudah siswa dalam kegiatan belajar.
SMK merupakan salah satu institusi yang menyiapkan tenaga kerja tingkat
menengah, dituntut menghasilkan lulusan sebagaimana yang diharapkan dunia
usaha atau dunia industri yang memiliki kompetensi dengan bidang pekerjanya,
memiliki adaptasi dan daya saing tinggi. Atas dasar itu pengembangan kurikulum
dalam rangka penyempurnaan Pendidikan Menengah Kejuruan harus disesuaikan
dengan kondisi dan kebutuhan dunia kerja. Pendidikan Menengah Kejuruan
berperan untuk menyiapkan peserta didik agar siap bekerja, baik secara mandiri
(wiraswasta) maupun mengisi lowongan kerja yang ada. Oleh karena itu arah
pengembangan Pendidikan Menengah Kejuruan diorientasikan pada pemenuhan
permintaan kerja.
Modul ini disusun berdasarkan kurikulum 2013 (K13) untuk tingkat SMK
Jurusan Administrasi Perkantoran. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
berdampak pada perubahan tuntutan dunia kerja terhadap SDM yang dibutuhkan
karena itu pengembangan Kurikulum 2013 (K13) harus bisa mengakomodasikan
dan mengantisipasi perkembangan teknologi.
Demikian, semoga modul ini benar-benar dapat memberikan motivasi belajar
siswa dan mempersiapkan siswa memiliki karakter yang kuat, cerdas, mandiri,
kreatif, inovatif, dan tanggap terhadap perkembangan dunia kerja dalam
kepegawaian. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa modul ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan dengan sangat kritik dan
saran yang membangun dari semua pembaca karena tiada gading yang tak retak
begitu pula tiada hal yang sempurna karena sesungguhnya kesempurnaan hanya
milik Allah. Kami akan berusaha melengkapi kekurangan modul ini. Terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu menyumbangkan pikiran sampai
terselesainya modul.
Malang, 25 November 2017
Penulis
iv
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................................... i
HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... ii
HALAMAN FRANCIS ......................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ...........................................................................................................v
PETA KEDUDUKAN ......................................................................................... vii
GLOSARIUM ..................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Deskripsi ...........................................................................................................1
1.2 Prasyarat ............................................................................................................1
1.3 Petunjuk Penggunaan Modul ............................................................................1
1.4 Tujuan Akhir ......................................................................................................3
1.5 Kompetensi .......................................................................................................4
1.6 Cek Kemampuan ...............................................................................................4
BAB II PEMBELAJARAN
2.1 Rencana Belajar Peserta Didik ..........................................................................5
2.2 Kegiatan Belajar : Peraturan Cuti .....................................................................5
A. Tujuan Kegiatan Belajar ................................................................................5
B. Uraian Materi .................................................................................................6
1. Landasan Hukum .........................................................................................6
2. Pengertian dan Tujuan Pemberian Cuti .......................................................6
3. Pejabat Yang Berwenang Memberikan Cuti ................................................7
4. Jenis-Jenis Cuti Pegawai Negeri Sipil .........................................................8
C. Rangkuman ..................................................................................................44
D. Tugas ...........................................................................................................45
E. Tes Formatif .................................................................................................45
F. Kunci Jawaban Formatif ..............................................................................47
G. Lembar Kerja ................................................................................................49
BAB III EVALUASI
3.1 Kognitif Skill ...................................................................................................52
3.2 Psikomotor Skill ..............................................................................................59
3.3 Atitude Skill .....................................................................................................65
3.4 Produk/Benda Kerja Sesuai Kriteria Standart .................................................75
v
3.5 Batas Waktu Yang Telah Ditetapkan ..............................................................75
3.6 Kunci Jawaban ................................................................................................76
BAB IV PENUTUP
4.1 Tindak Lanjut ...................................................................................................78
4.2 Harapan ............................................................................................................78
4.3 Daftar Rujukan ................................................................................................78
vi
PETA KEDUDUKAN MODUL
CUTI PEGAWAI
NEGERI SIPIL (CPNS)
Landasan Pengertian Pejabat Yang Jenis-Jenis
Hukum dan Tujuan Berwenang Cuti Pegawai
Pemberian Memberikan Negeri Sipil
Cuti Cuti
Cuti Cuti Cuti Cuti Cuti Cuti Di
Tahunan Besar Sakit Bersalin Karena Luar
Alasan
Penting Tanggungan
Negara
vii
GLOSARIUM
Chutti (Bahasa Belanda) atau Perlop / Verlop (Bahasa Belanda) adalah
ketidakhadiran secara sementara atau tertentu karena alasan tertentu yang mendapat
keterangan dari pihak-pihak yang terkait
Landasan Hukum Cuti adalah suatu ketentuan yang mengatur tentang peraturan
cuti
Surat Permohonan Cuti adalah surat yang diajukan PNS kepada pejabat yang
berwenang sebelum mengambil hak cuti
PPK (Pejabat Pembina Kepegawaian) adalah pejabat yang menerima delegasi
wewenang untuk memberikan hak atas cuti
Kepala BKN (Badan Kepegawaian Negara) adalah Lembaga Pemerintah non
Kementerian Indonesia yang bertugas untuk melakasanakan tugas-tugas
pemerintahan di bidang manajemen kepegawaian Negara. Contohnya, memberikan
persetujuan atau menolak cuti di luar tanggungan negara melalui surat keputusan
PPK
Kartu Cuti Pegawai Negeri Sipil adalah suatu kartu yang harus diisi ketika seorang
PNS mengambil ha katas cuti
viii
BAB I
PENDAHULUAN
DESKRIPSI
1.1 DESKRIPSI
Kompetensi yang diharapkan dari modul ini adalah Administrasi
Kepegawaian. Sub kompetensi yang akan dicapai adalah Peraturan Tentang Cuti
Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Modul ini terdiri atas satu kegiatan belajar yakni Peraturan Tentang Cuti
Pegawai Negeri Sipil (PNS) di mana dalam kegiatan belajar tersebut membahas
mengenai Landasan Hukum, Pengertian dan Tujuan Pemberian Cuti, Pejabat Yang
Berwenang Memberikan Cuti, dan Jenis-Jenis Cuti Pegawai Negeri Sipil.
1.2 PRASYARAT
Modul ini merupakan modul lanjutan yang memerlukan prasyarat bagi siswa.
Adapun prasyarat yang harus dilalui oleh siswa adalah menguasai kompetensi
mendeskripsikan pengertian Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan pejabat yang
berhubungan dengan PNS.
1.3 PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
1. Petunjuk bagi siswa
Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan
modul ini maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain:
1
a. Bacalah dengan cermat uraian-uraian materi yang ada pada masing-masing
kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, siswa dapat bertanya
pada guru atau instruktur yang mengampu kegiatan belajar.
b. Pahami dengan baik daftar pertanyaan pada “Cek Kemampuan” sebagai
pengukur yang harus dikuasai dalam modul ini. Kemudian Kerjakanlah
tugas-tugas formatif (soal latihan), baik secara individu ataupun kelompok
dengan jujur dan teliti serta tanggung jawab untuk mengetahui seberapa
besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-materi yang dibahas
dalam setiap kegiatan belajar.
c. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada
kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah pada guru atau instruktur yang
mengampu kegiatan pembelajaran yang bersangkutan.
d. Diskusikan dengan peserta didik yang lain mengenai yang telah Anda
cermati untuk mendapatkan pemahaman yang baik tentang tujuan belajar
dan kompetensi yang ingin dicapai dalam modul ini. Bila masih ragu,
tanyakan pada guru / instruktur Anda sampai dapat dipahami.
e. Peserta didik tidak dibenarkan melanjutkan ke kegiatan belajar berikutnya,
bila belum menguasai secara tuntas materi pada kegiatan belajar
sebelumnya.
f. Setelah semua modul untuk mencapai satu kompetensi telah tuntas
dipelajari, ajukan uji kompetensi dan sertifikasi.
2. Petunjuk bagi guru
Dalam setiap kegiatan belajar guru atau instruktur berperan untuk:
a. Membantu siswa dalam merencanakan proses belajar yaitu dengan
menginformasikan tentang bagaimana cara menggunakan modul, cara
pembelajaran, cara penilaian, bahan dan alat yang digunakan, dan waktu
yang dibutuhkan.
b. Membimbing siswa melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam
tahap belajar
2
c. Membantu siswa dalam memahami konsep, praktik baru, dan menjawab
pertanyaan siswa bila mereka mendapatkan kesulitan.
d. Membantu siswa untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain
yang dipelukan untuk belajar
e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan
f. Merencanakan seorang ahli / pendamping guru dari tempat kerja untuk
membantu jika diperlukan
g. Monitor dan catat kemajuan peserta didik dan berikan feedback atas
pencapaian belajar peserta didik.
h. Selama kegiatan belajar mengajar (KBM), tetaplah berada di dalam
kelas/tempat belajar.
1.4 TUJUAN AKHIR
Setelah membaca secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam modul ini
siswa diharapkan :
1. Memahami landasan hukum
2. Memahami pengertian dan tujuan pemberian cuti
3. Memahami pejabat yang berwenang memberikan cuti
4. Memahami jenis-jenis cuti pegawai negeri sipil (PNS)
3
1.1 K
1.5 KOMPETENSI
Kompetensi Dasar Materi Pokok
3.6 Mengemukakan Peraturan Cuti
Landasan Hukum
4.6 Mengkaji Peraturan Cuti Pengertian dan Tujuan
Pemberian Cuti
Pejabat Yang Berwenang
Memberikan Cuti
Jenis-Jenis Cuti Pegawai
Negeri Sipil (PNS)
1.6 CEK KEMAMPUAN
Sebelum mempelajari modul ini, isilah dengan cek list (√) kemampuan yang
telah dimiliki siswa dengan sikap jujur dan dapat dipertanggung jawabkan :
Sub Kompetensi Pernyataan Jawaban Bila jawaban
Ya Tidak “Ya”,
kerjakan
Sub Kompetensi yang akan Peraturan Soal Tes
dicapai adalah peraturan Cuti Formatif 1
cuti
4
BAB II
PEMBELAJARAN
2.1 RENCANA BELAJAR PESERTA DIDIK
Rencanakan setiap kegiatan belajar anda dengan mengisi tabel dibawah ini dan
mintalah bukti belajar kepada guru jika telah selesai mempelajari setiap kegiatan
belajar.
Jenis Kegiatan Tempat Tempat Alasan Paraf
Waktu
Belajar Perubahan Guru
Peraturan Cuti
Setelah mengikuti pelajaran ini siswa diharapkan mampu:
1) Mengetahui landasan hukum peraturan cuti bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
2) Menjelaskan definisi dan tujuan pemberian cuti.
3) Menyebutkan pejabat yang berwenang memberikan cuti.
4) Mengidentifikasi jenis-jenis cuti Pegawai Negeri Sipil (PNS).
5
“ Mari Membaca ”
Landasan Hukum
Landasan hukum yang mengatur
tentang cuti pegawai adalah sebagai
berikut:
a. Undang-Undang Republik
Indonesia No. 43 Tahun 1999
Tentang Perubahan atas Undang-
Undang No. 8 Tahun 1974 Tentang
Pokok-Pokok Kepegawaian.
http://kur.ekon.go.id/upload/blog/16-04-
08_landasan-hukum_wbjt.jpg
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 11 Tahun 2017 Tentang
Manajemen PNS.
c. Surat Edaran Kepala BKN No. 01/SE/1977 Tentang Permintaan dan Pemberian
Cuti Pegawai Negeri Sipil.
Pengertian dan Tujuan Pemberian Cuti
Cuti berasal dari bahasa Hindi “chutti” atau perlop (verlop) dalam bahasa
Belanda yang berarti ketidakhadiran secara sementara atau tertentu karena alasan
tertentu yang mendapat keterangan dari pihak-pihak yang terkait. Sedangkan yang
dimaksud dengan cuti Pegawai Negeri Sipil (PNS) berdasarkan Pasal 1 ayat 27 PP
RI Nomor 11 Tahun 2017 tanggal 30 Maret 2017 adalah keadaan tidak masuk kerja
6
yang diizinkan dalam jangka waktu tertentu. Dalam rangka usaha menjamin
kesegaran jasmani dan rohani, maka kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS) setelah
bekerja dalam waktu tertentu perlu diberikan cuti. Tujuan dari adanya cuti adalah
sebagai berikut:
1. Untuk memberikan kesempatan istirahat bagi PNS dalam rangka menjamin
kesegaran jasmani dan rokhaninya
2. Untuk kepentingan PNS yang bersangkutan
Di beberapa Negara seperti Australia dan Selandia baru, cuti merupakan
kepentingan karyawan yang dikenal sebagai cuti dinas yang panjang. Sesuai dengan
ketentuan yang terdapat pada pasak 8 UPK 1974, semua pegawai negeri berhak
cuti, termasuk juga calon pegawai negeri sipil.
Pejabat Yang Berwenang Memberikan Cuti
Cuti merupakan hak bagi para Pegawai Negeri Sipil (PNS). Namun, untuk
mendapatkan cuti ini, diperlukan izin tertulis dari pihak pejabat yang berwenang
memberikan cuti. Tanpa adanya izin, maka kondisi tidak masuk kerja tidak bisa
disebut cuti. Oleh karena itu, sebelum mengambil hak cuti, PNS harus mengajukan
surat permohonan cuti kepada pejabat yang berwenang. Menurut Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil,
Pejabat yang berwenang memberikan cuti tersebut adalah:
Pasal 309
(1) Cuti diberikan oleh PPK (Pejabat Pembina Kepegawaian).
(2) PPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat mendelegasikan sebagian
wewenangnya kepada pejabat di lingkungannya untuk memberikan cuti,
kecuali ditentukan lain dalam Peraturan Pemerintah ini atau peraturan
perundang-undangan lainnya.
(3) Cuti bagi PNS yang ditugaskan pada lembaga yang bukan bagian dari
kementerian atau lembaga diberikan oleh pimpinan lembaga yang
bersangkutan kecuali cuti di luar tanggungan negara.
7
Sedangkan dalam Buku Layanan Administrasi Kepegawaian (2013: 157)
Pejabat yang berwenang memberikan cuti adalah:
1. Pemimpin lembaga tertinggi /Tinggi Negara bagi pemimpin Kesekretariatan
Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara;
2. Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan Lembaga Pemerintah Tertinggi Non
Departemen, Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi Negara/Lembaga
Tinggi Negara dan Pejabat lain yang ditentukan Presiden bagi PNS dalam
lingkungan kekuasaannya;
3. Kepala Perwakilan RI di Luar Negeri
Pejabat sebagaimana tersebut diatas dapat mendelegasikan kewenanannya
kapada Pejabat lain dalam lingkungannya untuk memberikan cuti, kecuali
ditentukan lain.
Jenis-Jenis Cuti Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Adapun jenis-jenis cuti menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
No. 11 Tahun 2017 terdiri atas: (a) Cuti tahunan; (b) Cuti besar; (c) Cuti sakit; (d)
Cuti melahirkan; (e) Cuti karena alasan penting; (f) Cuti bersama; dan (g) Cuti di
luar tanggungan negara.
a. Cuti Tahunan
Cuti tahunan merupakan cuti yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil
(PNS) dan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang telah bekerja sekurang-
kurangnya 1 Tahun secara terus menerus. Dalam Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No. 11 Tahun 2017 Bagian Ketiga Cuti Tahunan
menyebutkan bahwa:
Pasal 311
(1) PNS dan calon PNS yang telah bekerja paling kurang 1 (satu) tahun secara
terus menerus berhak atas cuti tahunan.
(2) Lamanya hak atas cuti tahunan sebagaimana di maksud pada ayat (1) adalah
12 (dua belas) hari kerja.
8
(3) Untuk menggunakan hak atas cuti tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2), PNS atau calon PNS yang bersangkutan mengajukan
permintaan secara tertulis kepada PPK atau pejabat yang menerima delegasi
wewenang untuk memberikan hak atas cuti tahunan.
(4) Hak atas cuti tahunan sebagaimana tersebut pada ayat (1) diberikan secara
tertulis oleh PPK atau pejabat yang menerima delegasi wewenang untuk
memberikan hak atas cuti tahunan.
Pasal 312
Dalam hal hak atas cuti tahunan yang akan digunakan di tempat yang sulit
perhubungannya, jangka waktu cuti tahunan tersebut dapat ditambah untuk
paling lama 12 (dua belas) hari kalender.
Pasal 313
(1) Hak atas cuti tahunan yang tidak digunakan dalam tahun yang bersangkutan,
dapat digunakan dalam tahun berikutnya untuk paling lama 18 (delapan
belas) hari kerja termasuk cuti tahunan dalam tahun berjalan.
(2) Hak atas cuti tahunan yang tidak digunakan 2 (dua) tahun atau lebih
berturut-turut, dapat digunakan dalam tahun berikutnya untuk paling lama
24 (dua puluh empat) hari kerja termasuk hak atas cuti tahunan dalam tahun
berjalan.
Pasal 314
(1) Hak atas cuti tahunan dapat ditangguhkan penggunaannya oleh PPK atau
pejabat yang menerima delegasi wewenang untuk memberikan hak atas cuti
untuk paling lama 1 (satu) tahun, apabila kepentingan dinas mendesak.
(2) Hak atas cuti tahunan yang ditangguhkan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat digunakan dalam tahun berikutnya selama 24 (dua puluh empat)
hari kerja termasuk hak atas cuti tahunan dalam tahun berjalan.
Pasal 315
PNS yang menduduki Jabatan guru pada sekolah dan Jabatan dosen pada
perguruan tinggi yang mendapat liburan menurut peraturan perundang-
undangan, disamakan dengan PNS yang telah menggunakan hak cuti tahunan.
9
Contoh surat permintaan cuti tahunan dan contoh surat pemberian izin cuti
tahunan sesuai dengan Surat Edaran BAKN No. 01/ SE/ 1977 tanggal 25
Februari 1977 adalah sebagai berikut:
a) Contoh surat permintaan cuti tahunan
Catatan:
1. Kolom “CATATAN PEJABAT KEPEGAWAIAN” diisi oleh pejabat yang bertugas dalam
urusan kepegawaian instansi tersebut.
2. Kolom “CATATAN PERTIMBANGAN ATASAN LANGSUNG” diisi oleh atasan
langsung dari pegawai yang mengajukan permintaan cuti atau pejabat yang memberikan
tanda tangan persetujuan tersebut.
3. Kolom “KEPUTUSAN PEJABAT YANG BERWENANG” adalah tanda tangan
persetujuan oleh pejabat yang dituju dalam alamat dalam.
10
b) Contoh surat pemberian izin cuti tahunan
11
b. Cuti Besar
Cuti besar merupakan cuti yang diberikan
kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang telah
bekerja sekurang-kurangnya 5 Tahun secara
terus menerus. Dalam Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No. 11 Tahun 2017 Bagian
Keempat Cuti Tahunan menyebutkan bahwa:
http://paragraf.co/data/2017/08/Khamim-Haji-Berjalan-Kaki-1.jpg
Cuti besar bagi PNS dapat digunakan untuk
Melakukan Ibadah keagamaan, misalnya
Menunaikan ibadah haji.
Pasal 316
(1) PNS yang telah bekerja paling singkat 5 (lima) tahun secara terus menerus
berhak atas cuti besar paling lama 3 (tiga) bulan.
(2) Ketentuan paling singkat 5 (lima) tahun secara terus menerus dikecualikan
bagi PNS yang masa kerjanya belum 5 (lima) tahun, untuk kepentingan
agama.
(3) PNS yang menggunakan hak atas cuti besar tidak berhak atas cuti tahunan
dalam tahun yang bersangkutan.
(4) Untuk mendapatkan hak atas cuti besar, PNS yang bersangkutan
mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK atau pejabat yang
menerima delegasi wewenang untuk memberikan hak atas cuti besar.
(5) Hak cuti besar diberikan secara tertulis oleh PPK atau pejabat yang
menerima delegasi wewenang untuk memberikan hak atas cuti besar.
Pasal 317
Hak cuti besar dapat ditangguhkan penggunaannya oleh PPK atau pejabat yang
menerima delegasi wewenang untuk memberikan hak atas cuti besar untuk
paling lama 1 (satu) tahun apabila kepentingan dinas mendesak, kecuali untuk
kepentingan agama.
12
Pasal 318
Selama menggunakan hak atas cuti besar, PNS yang bersangkutan menerima
penghasilan PNS.
Contoh surat permintaan cuti besar dan contoh surat pemberian izin cuti
besar sesuai dengan Surat Edaran BAKN No. 01/ SE/ 1977 tanggal 25 Februari
1977 adalah sebagai berikut:
a) Contoh surat permintaan cuti besar
13
b) Contoh surat pemberian izin cuti besar
14
Cuti Sakit
Cuti sakit merupakan cuti
yang diberikan kepada Pegawai
Negeri Sipil (PNS) yang
sedang sakit lebih dari satu hari
sampai dengan empat belas
hari. Dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia http://www.pandle.co.uk/wp-
No. 11 Tahun 2017 Bagian content/uploads/2015/10/the-spread-of-office-
Kelima Cuti Sakit germs.jpg
menyebutkan bahwa: PNS yang mengalami sakit dapat mengajukan izin cuti sakit
Pasal 319
Setiap PNS yang menderita sakit berhak atas cuti sakit.
Pasal 320
(1) PNS yang sakit lebih dari 1 (satu) hari sampai dengan 14 (empat belas) hari
berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan PNS yang bersangkutan harus
mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK atau pejabat yang
menerima delegasi wewenang untuk memberikan hak atas cuti sakit dengan
melampirkan surat keterangan dokter.
(2) PNS yang menderita sakit lebih dari 14 (empat belas) hari berhak atas cuti
sakit, dengan ketentuan PNS yang bersangkutan harus mengajukan
permintaan secara tertulis kepada PPK atau pejabat yang menerima delegasi
wewenang untuk memberikan hak atas cuti sakit dengan melampirkan surat
keterangan dokter pemerintah.
(3) Surat keterangan dokter sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit
memuat pernyataan tentang perlunya diberikan cuti, lamanya cuti, dan
keterangan lain yang diperlukan.
(4) Hak atas cuti sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan untuk
waktu paling lama 1 (satu) tahun.
(5) Jangka waktu cuti sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
ditambah untuk paling lama 6 (enam) bulan apabila diperlukan, berdasarkan
15
surat keterangan tim penguji kesehatan yang ditetapkan oleh menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan.
(6) PNS yang tidak sembuh dari penyakitnya dalam jangka waktu sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5), harus diuji kembali kesehatannya oleh
tim penguji kesehatan yang ditetapkan oleh menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan.
(7) Apabila berdasarkan hasil pengujian kesehatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (6) PNS belum sembuh dari penyakitnya, PNS yang bersangkutan
diberhentikan dengan hormat dari Jabatannya karena sakit dengan mendapat
uang tunggu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 321
(1) PNS yang mengalami gugur kandungan berhak atas cuti sakit untuk paling
lama 1 1/2 (satu setengah) bulan.
(2) Untuk mendapatkan hak atas cuti sakit sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), PNS yang bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada
PPK atau pejabat yang menerima delegasi wewenang untuk memberikan
hak atas cuti sakit dengan melampirkan surat keterangan dokter atau bidan.
Pasal 322
PNS yang mengalami kecelakaan dalam dan oleh karena menjalankan tugas
kewajibannya sehingga yang bersangkutan perlu mendapat perawatan berhak
atas cuti sakit sampai yang bersangkutan sembuh dari penyakitnya.
Pasal 323
Selama menjalankan cuti sakit, PNS yang bersangkutan menerima penghasilan
PNS.
Pasal 324
(1) Cuti sakit diberikan secara tertulis oleh PPK atau pejabat yang menerima
delegasi wewenang untuk memberikan hak atas cuti sakit.
(2) Cuti sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicatat oleh pejabat yang
membidangi kepegawaian.
16
Contoh surat permintaan cuti sakit dan contoh surat pemberian izin cuti sakit
sesuai dengan Surat Edaran BAKN No. 01/ SE/ 1977 tanggal 25 Februari 1977
adalah sebagai berikut:
a) Contoh surat permintaan cuti sakit
17
b) Contoh surat pemberian izin cuti sakit
18
c. Cuti Melahirkan
Cuti melahirkan merupakan cuti yang diberikan kepada Pegawai Negeri
Sipil (PNS) yang sedang melahirkan anak pertama sampai dengan anak ketiga.
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 11 Tahun 2017 Bagian
Keenam Cuti Melahirkan menyebutkan bahwa:
Pasal 325
(1) Untuk kelahiran anak pertama sampai
dengan kelahiran anak ketiga pada saat
menjadi PNS, berhak atas cuti melahirkan.
(2) Untuk kelahiran anak keempat dan
seterusnya, kepada PNS diberikan cuti besar.
https://cdns.klimg.com/fimela.com/fam
ily/resources/news/2013/09/27/1331/pa
ging/2444/640xauto-ibu-hamil-
berencana-cuti-melahirkan-apa-yang-
wajib-dipersiapkan-130927p-1.jpg
(3) Lamanya cuti melahirkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
adalah 3 (tiga) bulan.
Pasal 326
(1) Untuk dapat menggunakan hak atas cuti melahirkan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 325, PNS yang bersangkutan mengajukan permintaan secara
tertulis kepada PPK atau pejabat yang menerima delegasi wewenang untuk
memberikan hak atas cuti melahirkan.
(2) Hak cuti melahirkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan secara
tertulis oleh PPK atau pejabat yang menerima delegasi wewenang untuk
memberikan hak atas cuti melahirkan.
Pasal 327
Selama menggunakan hak cuti melahirkan, PNS yang bersangkutan menerima
penghasilan PNS.
Contoh surat permintaan cuti bersalin, contoh surat pemberian izin cuti
bersalin, surat keputusan cuti di luar tanggungan Negara untuk persalinan yang
keempat dan seterusnya, dan surat keputusan pengaktifan kembali pegawai
negeri sipil wanita yang diberi cuti di luar tanggungan Negara untuk bersalin
19
sesuai dengan Surat Edaran BAKN No. 01/ SE/ 1977 tanggal 25 Februari 1977
adalah sebagai berikut:
a) Contoh surat permintaan cuti bersalin
20
b) Contoh surat pemberian izin cuti bersalin
21
c) Contoh surat keputusan cuti di luar tanggungan Negara untuk persalinan
yang keempat dan seterusnya.
22
23
d) Contoh surat keputusan pengaktifan kembali pegawai negeri sipil wanita
yang diberi cuti di luar tanggungan Negara untuk bersalin
24
d. Cuti Karena Alasan Penting
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 11 Tahun 2017
Bagian Ketujuh Cuti Karena Alasan Penting menyebutkan bahwa:
Pasal 328
PNS berhak atas cuti karena alasan penting, apabila:
a. Ibu, Bapak, Isteri Atau Suami, Anak, Adik, Kakak, Mertua, Atau Menantu
Sakit Keras Atau Meninggal Dunia;
http://media.mercola.com/imageserver/public/2009/October/10.31sickchild.jpg
b. Salah Seorang Anggota Keluarga Yang Dimaksud Dalam Huruf A
Meninggal Dunia, Dan Menurut Peraturan Perundang-Undangan PNS Yang
Bersangkutan Harus Mengurus Hak-Hak Dari Anggota Keluarganya Yang
Meninggal Dunia; Atau
https://www.cahayaislam.id/wpcontent/up
loads/kuburan-e1463369476245.jpg
https://i0.wp.com/www.beritaterkini.biz/
wp-content/uploads/2017/08/Diduga-
Karena-Kekurangan-Oksigen-Terdapat-
60-Anak-Meninggal-Di-Rumah-Sakit-Di-
India..jpg?resize=563%2C353
25
c. Melangsungkan Perkawinan.
http://thewedding.id/wp-
content/uploads/2016/11/engagement.jpg
http://batakgaul.com/cdn/batakgaul.com/RE
KOR%20MURI/nikah_lambok_sarah_dana
u_toba_batakgaul.png
Pasal 329
PNS yang ditempatkan pada perwakilan Republik Indonesia yang rawan
dan/atau berbahaya dapat mengajukan cuti karena alasan penting guna
memulihkan kondisi kejiwaan PNS yang bersangkutan.
Pasal 330
Lamanya cuti karena alasan penting ditentukan oleh PPK atau pejabat yang
menerima delegasi wewenang untuk memberikan hak atas cuti karena alasan
penting paling lama 1 (satu) bulan.
Pasal 331
(1) Untuk menggunakan hak atas cuti karena alasan penting, PNS yang
bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis dengan menyebutkan
alasan kepada PPK atau pejabat yang menerima delegasi wewenang untuk
memberikan hak atas cuti karena alasan penting.
(2) Hak atas cuti karena alasan penting sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan secara tertulis oleh PPK atau pejabat yang menerima delegasi
wewenang untuk memberikan hak atas cuti karena alasan penting.
(3) Dalam hal yang mendesak, sehingga PNS yang bersangkutan tidak dapat
menunggu keputusan dari PPK atau pejabat yang menerima delegasi
wewenang untuk memberikan hak atas cuti karena alasan penting, pejabat
yang tertinggi di tempat PNS yang bersangkutan bekerja dapat memberikan
26
izin sementara secara tertulis untuk menggunakan hak atas cuti karena
alasan penting.
(4) Pemberian izin sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus segera
diberitahukan kepada PPK atau pejabat yang menerima delegasi wewenang
untuk memberikan hak atas cuti karena alasan penting.
(5) PPK atau pejabat yang menerima delegasi wewenang untuk memberikan
hak atas cuti karena alasan penting setelah menerima pemberitahuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) , memberikan hak atas cuti karena
alasan penting kepada PNS yang bersangkutan.
Pasal 332
Selama menggunakan hak atas cuti karena alasan penting, PNS yang
bersangkutan menerima penghasilan PNS.
Contoh surat permintaan cuti, pemberian izin cuti karena alasan penting,
dan izin sementara cuti karena alasan penting sesuai dengan Surat Edaran
BAKN No. 01/ SE/ 1977 tanggal 25 Februari 1977 adalah sebagai berikut:
a) Contoh surat permintaan cuti karena alasan penting
27
b) Contoh surat pemberian izin cuti karena alasan penting
c) Contoh surat izin sementara cuti karena alasan penting
28
e. Cuti Bersama
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 11 Tahun 2017
Bagian Kedelapan Cuti Bersama menyebutkan bahwa:
Pasal 333
(1) Presiden dapat menetapkan cuti bersama.
(2) Cuti bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak mengurangi hak
cuti tahunan.
(3) PNS yang karena Jabatannya tidak diberikan hak atas cuti bersama, hak cuti
tahunannya ditambah sesuai dengan jumlah cuti bersama yang tidak
diberikan.
(4) Cuti bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Keputusan Presiden.
Pemerintah tetapkan libur nasional dan cuti bersama Tahun 2018
No. Tanggal Hari Keterangan
1. 13, 14, 18, & 19 Rabu, Kamis, Hari Raya Idul Fitri 1439 H
Senin, dan Selasa
2. 24 Desember Hari Raya Natal
f. Cuti di Luar Tanggungan Negara
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 11 Tahun 2017
Bagian Kesembilan Cuti di Luar Tanggungan Negara menyebutkan bahwa:
Pasal 334
(1) PNS yang telah bekerja paling singkat 5 (lima) tahun secara terus-menerus
karena alasan pribadi dan mendesak dapat diberikan cuti di luar tanggungan
negara.
(2) Cuti di luar tanggungan negara dapat diberikan untuk paling lama 3 (tiga)
tahun.
(3) Jangka waktu cuti di luar tanggungan negara sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dapat diperpanjang paling lama 1 (satu) tahun apabila ada alasan-
alasan yang penting untuk memperpanjangnya.
29
Pasal 335
(1) Cuti di luar tanggungan negara mengakibatkan PNS yang bersangkutan
diberhentikan dari Jabatannya.
(2) Jabatan yang menjadi lowong karena pemberian cuti di luar tanggungan
negara harus diisi.
Pasal 336
(1) Untuk mendapatkan cuti di luar tanggungan negara, PNS yang bersangkutan
mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK disertai dengan alasan.
(2) Cuti di luar tanggungan negara hanya dapat diberikan dengan surat
keputusan PPK setelah mendapat persetujuan dari Kepala BKN.
(3) PPK sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dapat mendelegasikan
kewenangan pemberian cuti di luar tanggungan negara.
(4) Permohonan cuti di luar tanggungan negara sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dapat ditolak.
Pasal 337
(1) Selama menjalankan cuti di luar tanggungan negara, PNS yang
bersangkutan tidak menerima penghasilan PNS.
(2) Selama menjalankan cuti di luar tanggungan negara tidak diperhitungkan
sebagai masa kerja PNS.
Contoh surat yang berhubungan dengan cuti di luar tanggungan Negara
sesuai dengan Surat Edaran BAKN No. 01/ SE/ 1977 tanggal 25 Februari 1977
adalah sebagai berikut:
30
a) Contoh permintaan cuti di luar tanggungan Negara
31
b) Contoh surat keputusan cuti di luar tanggungan Negara
32
33
c) Contoh permintaan persetujuan cuti di luar tanggungan Negara
34
d) Contoh permintaan perpanjangan cuti di luar tanggungan Negara
35
e) Contoh surat keputusan perpanjangan cuti di luar tanggungan Negara
36
f) Contoh permintaan persetujuan perpanjangan cuti di luar tanggungan
Negara
37
g) Contoh laporan telah selesai menjalankan cuti di luar tanggungan Negara
38
h) Contoh laporan untuk penyaluran penempatan pada instansi lain
39
i) Contoh keputusan penempatan kembali
40
41
j) Contoh permintaan persetujuan mempekerjakan kembali setelah selesai
menjalankan cuti di luar tanggungan Negara
42