The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Verona Tri, 2023-01-25 23:24:54

E-modul Sistem Reproduksi

E-modul Sistem Reproduksi

Sistem Reproduksi | i


Sistem Reproduksi | ii KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Kesehatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan E-module kelas XI IPA SMA dengan materi tentang “Sistem Reproduksi”. Pembuatan emodule ini untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Sarjan Pendidikan Biologi. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Sunarmi, M.Pd. dan Ibu Dra. Nursasi Handayani, M.Si. yang telah membimbing dalam menyelesaikan pengembangan e-module berbasis Problem-Based Learning ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada guru Biologi dan siswa kelas XI IPA dan XII IPA di SMA Negeri 1 Tumpang yang sudah memeberikan respons terkait uji coba e-module berbasis Problem-Based Learning ini. Penyususnan E-module disesuaikan dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) Kurikulum 2013. Pembelajaran sistem reproduksi membahas tentang struktur dan fungsi organ reproduksi pada pria dan wanita, proses yang berkaitan dengan sistem reproduksi pada manusia serta kelainan dan gangguan yang terjadi pada sistem reproduksi manusia. Harapannya dengan adanya E-module berbasis Problem-Based Learning ini dapat melatih keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar kognitif siswa kelas XI IPA. Malang, Februari 2022 Penulis


Sistem Reproduksi | iii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii KOMPETENSI ....................................................................................................... v PETA KONSEP .................................................................................................... vi PETUNJUK PENGGUNAAN E-MODULE .............................................................. viii KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 ............................................................................. 1 1. Alat Reproduksi Pria........................................................................................2 2. Alat Reproduksi Wanita ..................................................................................5 3. Pembentukan Sel Gamet.................................................................................6 4. Hormon dalam Sistem Reproduksi .............................................................10 LEMBAR KERJA SISWA 1......................................................................................13 SOAL LATIHAN.......................................................................................................21 PEDOMAN PENILAIAN..........................................................................................21 KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 .......................................................................... 22 1. Ovulasi dan Menstruasi.................................................................................23 2. Fertilisasi .........................................................................................................27 3. Selaput Ekstraembrio....................................................................................28 4. Plasenta...........................................................................................................29 5. Kehamilan dan Kelahiran ..............................................................................30 LEMBAR KERJA SISWA 2......................................................................................34 SOAL LATIHAN.......................................................................................................42 PEDOMAN PENILAIAN..........................................................................................42 KEGIATAN PEMBELAJARAN 3 .......................................................................... 43 1. Kelainan dan gangguan pada sistem Reproduksi manusia ....................44 2. Teknologi pada sistem Reproduksi manusia.............................................45 3. Metode Kontrasepsi pada sistem Reproduksi manusia...........................46 LEMBAR KERJA SISWA 3......................................................................................48 SOAL LATIHAN.......................................................................................................56 PEDOMAN PENILAIAN..........................................................................................56


Sistem Reproduksi | iv TES FORMATIF SISTEM REPRODUKSI .............................................................. 57 REFLEKSI DIRI................................................................................................... 61 KUNCI JAWABAN TES FORMATIF .................................................................... 62 GLOSARIUM ...................................................................................................... 63 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 67


Sistem Reproduksi | v KOMPETENSI 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KOMPETENSI INTI 3.11 Menganalisis hubungan struktur jaringan penyusun organ reproduksi dengan fungsinya dalam sistem reproduksi manusia. 4.11 Menyajikan hasil analisis dampak pergaulan bebas, penyakit dan kelainan pada struktur dan fungsi organ yang menyebabkan gangguan sistem reproduksi manusia serta teknologi sistem reproduksi. 3.11.1 Menjelaskan struktur dan fungsi alat-alat reproduksi pada pria dan wanita. 3.11.2 Menjelaskan proses pembentukan sel kelamin. 3.11.3 Menganalisis hubungan struktur jaringan penyusun organ reproduksi dengan fungsinya dalam sistem reproduksi manusia 3.11.4 Menganalisis kelainan atau penyakit yang berhubungan dengan sistem reproduksi KOMPETENSI DASAR INDIKATOR KOMPETENSI


Sistem Reproduksi | vi PETA KONSEP Sistem Reproduksi Manusia Organ Reproduksi Gangguan Sistem Reproduksi Manusia Pria Spermatogenesis Sel Sperma Wanita Menstruasi Alat Kelamin Saluran Reproduksi Kelenjar Reproduksi Alat Kelamin Saluran Reproduksi Kelenjar Reproduksi Oogenesis Sel Telur Fertilisasi Kehamilan pada mengalami memiliki memiliki Terdiri dari mengalami mengalami menghasilkan menghasilkan menyebabkan terjadi mengalami Kehamilan dapat mengalami


Sistem Reproduksi | vii E-module Sebuah modul akan bermakna kalau peserta didik dapat dengan mudah menggunakannya. Modul elektronik merupakan sumber belajar yang berisi materi, metode, batasan dan cara mengevaluasi yang di rancang sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang sesuai dengan kesulitan secara elektronik (Kemdikbud, 2017). Problem-Based Learning (PBL) Problem-Based Learning adalah model pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk aktif berpikir lebih dalam ketika siswa mempelajari sesuatu atau ketika diberikan suatu masalah. Arends (2012) mengemukakan sintaks PBL yang terdiri dari lima tahap, meliputi melakukan orientasi masalah kepada peserta didik, mengorganisasikan peserta didik untuk belajar, membimbing kelompok investigasi, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Berpikir Kritis Keterampilan berpikir kritis merupakan salah satu tujuan penting dari pendidikan. Salah satu keterampilan yang diharapkan menjadi output dalam proses pembelajaran yang berlangsung adalah keterampilan berpikir kristis (Kemdikbud, 2016). Menurut Ennis (2015) berpikir kritis adalah pemikiran reflektif yang masuk akal, fokus memutuskan apa yang harus dipercaya atau dilakukan. Berpikir kritis merupakan proses menganalisis atau mengevaluasi informasi suatu masalah berdasarkan pemikiran yang logis untuk menentukan keputusan.


Sistem Reproduksi | viii PETUNJUK PENGGUNAAN E-MODULE Keberhasilan dalam mempelajari materi Sistem Reproduksi menggunakan e-module ini bergantung pada ketekunan dan kedisiplinan dalam memahami serta mematuhi langkah belajar yang ada. Belajar dengan e-module dapat dilakukan secara kelompok ataupun mandiri, baik di sekolah maupun di luar sekolah. E-module ini membahas materi sistem reproduksi, namun bukan merupakan sumber belajar satu-satunya. Peserta didik dapat menggunakan sumber belajar lain yang relevan untuk lebih memahami materi. Berikut ini adalah langkah yang perlu diikuti dalam proses mempelajari materi sistem reproduksi menggunakan e-module: 1. Baca dan pahami tujuan pembelajaran yang terdapat pada setiap kegiatan. Lakukan secara berurutan. 2. Terdapat 3 kegiatan pada e-module ini yaitu kegiatan 1, Kegiatan 2 dan kegiatan 3. Setelah peserta didik merasa paham dengan materi kegiatan 1, peserta didik bisa melanjutkan pada kegiatan selanjutnya. 3. Bila dalam mempelajari e-module mengalami kesulitan, diskusikan dengan teman yang lain. Apabila belum terpecahkan bisa ditanyakan kepada guru. 4. Peserta didik dianjurkan mencari sumber informasi dari sumber lain untuk mengerjakan tugas di dalam e-module. 5. Koreksilah hasil pekerjaan melalui kunci jawaban yang ada di halaman akhir e-module. 6. Uraian kegiatan diatas dianjurkan untuk diikuti agar mendapat tingkat penguasaan yang baik dan penuh makna.


Sistem Reproduksi |1 KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 STRUKTUR DAN FUNGSI ORGAN REPRODUKSI PADA PRIA DAN WANITA


Sistem Reproduksi |2 STRUKTUR DAN FUNGSI ORGAN REPRODUKSI PADA PRIA DAN WANITA PENDAHULUAN Sistem reproduksi pria dan wanita dirancang untuk memungkinkan penyatuan dari dua bahan genetik sel sperma dan sel telur (ovum). Fungsi esensial dari sistem reproduksi pada pria adalah menghasilkan sperma (spermatogenesis) dan menyalurkan sperma ke wanita. Dalam sistem reproduksi, peran wanita lebih rumit daripada peran pria. Fungsi esensial sistem reproduksi wanita adalah membentuk ovum (oogenesis), menerima sperma, mengangkut sperma dan ovum ke tempat penyatuan (fertilisasi), memelihara janin yang sedang tumbuh hingga janin dapat bertahan hidup di dunia luar (gestasi atau kehamilan), melahirkan, memproduksi ASI. 1. Alat Reproduksi Pria Sistem reproduksi pada pria terdiri atas organ reproduksi bagian luar (eksternal) dan organ reproduksi bagian dalam (internal). Organ reproduksi ekternal meliputi skrotum dan penis. Sedangkan organ reproduksi internal meliputi gonad yang menghasilkan sperma, kelenjar aksesori dan saluran yang mengangkut sperma serta sekresi kelenjar. Setelah mengikuti Kegiatan Pembelajaran melalui e-modul berbasis ProblemBased Learning ini, diharapkan siswa mampu untuk: 1. Menjelaskan hubungan antara struktur dan fungsi organ reproduksi pada pria dan Wanita 2. Menjelaskan proses pembentukan sel kelamin yang meliputi oogenesis dan spermatogenesis serta melatih keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar kognitif sesuai indikator keterampilan berpikir kritis dan indikator kognitif melalui kegiatan mengamati gambar & video, diskusi, dan kajian literatur yang baik dan benar. Tujuan Pembelajaran


Sistem Reproduksi |3 Gambar1.1 Struktur sistem reproduksi pada pria secara melintang (kiri) dan potongan struktur epididimis secara melintang (kanan) Sumber: Ganong a. Testis Gonad pria atau testis terdiri atas 900 saluran yang menggulung dan dikelilingi oleh beberapa lapis jaringan ikat. Saluran ini disebut tubulus seminiferus (gambar 1.1) sebagai tempat sperma terbentuk. Sel Leydig tersebar di antara tubulus seminiferous dan menghasilkan testosteron dan androgen yang lain. Pada manusia, produksi sperma terjadi jika suhu testis lebih rendah daripada suhu tubuh normal. Testis terbentuk di dalam rongga abdomen, kemudian bermigrasi ke skrotum selama perkembangan masa janin. Skrotum merupakan suatu lipatan dinding tubuh, berjumlah sepasang dan dipisahkan oleh septum internal. Setiap skrotum berisi satu testis. Fasia skrotum mengandung otot Dartos yang mampu berkontraksi membentuk kerutan sebagai respons terhadap udara dingin dan rangsangan seksual. Skrotum juga mengandung otot kremaster yang berfungsi mengatur suhu lingkungan testis beberapa derajat lebih rendah daripada suhu tubuh.Testis berkembang di dalam rongga perut dan turun ke dalam skrotum sebelum janin dilahirkan. b. Duktus atau Saluran Reproduksi Sperma melewati saluran menggulung dari tubulus seminiferous yang disebut epididimis. Pada manusia, sperma memerlukan waktu 3 minggu untuk melewati epididimis. Selama perjalanan, sperma menyelesaikan pematangannya dan menjadi motil. Sperma secara lambat didorong bergerak melewati epididimis ke dalam duktus deferens. Duktus deferens berfungsi sebagai tempat penting bagi penyimpanan sperma. Selama


Sistem Reproduksi |4 ejakulasi, sperma keluar dari epididimis melalui saluran vas deferens. Tempat vas deferens bergabung dengan saluran dari vesikula seminalis, membentuk duktus ejakulasi yang pendek. Setelah dari duktus ejakulasi menuju korpus kelenjar prostat dan bermuara ke dalam uretra. Uretra merupakan saluran terakhir pada sistem reproduksi pria dan sebagai saluran keluar bagi sistem ekskresi. c. Kelenjar Aksesoris Kelenjar aksesoris terdiri dari vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar bulbouretra, ketiganya menghasilkan sekresi yang berkombinasi dengan sperma untuk membentuk semen atau cairan yang diejakulasikan. Semen berfungsi untuk mendorong sperma melalui duktus ejakulasi dan uretra. Kedua vesikula seminalis menyumbang 60% volume semen yang membantu membilas sperma ke dalam uretra serta melarutkan massa kental sperma, sehingga memungkinkan sel ini untuk bergerak. Cairan dari vesikula seminalis bersifat kental, kekuningan dan basa serta mengandung mucus, gula fruktosa (penyedia energi pada sperma), enzim penggumpal, asam askrobat, fibrinogen dan prostaglandin. Kelenjar prostat menyekresikan produknya langsung ke dalam uretra melalui beberapa saluran kecil. Cairan ini bersifat encer seperti susu, serta mengandung enzim antikoagulan dan sitrat (salah satu nutrien sperma). Cairan prostat yang sedikit basa dapat menetralkan sifat asam cairan seminalis lainnya selama ejakulasi, dan juga meningkatkan motilitas dan fertilitas sperma. Kelenjar bulbouretra adalah sepasang kelenjar kecil di sepanjang uretra, di bawah prostat. Sebelum ejakulasi, kelenjar tersebut menyekresikan mukus jernih sebagai pelumas dan menetralisasi urin yang bersifat asam di dalam uretra. Cairan bulbouretra juga mengangkut beberapa sperma yang dilepaskan sebelum ejakulasi. d. Penis Penis manusia terdiri atas uretra, dan tiga silinder jaringan erektil yang seperti spons. Batang utama penis tertutup oleh kulit yang relatif tebal. Kepala atau glans penis memiliki penutup yang jauh lebih tipis sehingga lebih sensitif terhadap rangsangan. Glans manusia ditutupi oleh lipatan kulit yang disebut prepusium atau kulup yang bisa dibuang melalui khitan.


Sistem Reproduksi |5 2. Alat Reproduksi Wanita Sama seperti organ reproduksi pada pria, secra umum organ reproduksi Wanita terdiri atas organ reproduksi bagian luar berupa klitoris dan dua pasang labia. Sedangkan organ reproduksi bagian dalam berupa gonad (ovarium) dan saluran reproduksi. Ovarium dan saluran reproduksi wanita terletak di dalam rongga panggul. Gambar 1.2 Organ reproduksi wanita Sumber: Gyuton dan hall a. Ovarium Gonad perempuan adalah sepasang ovarium yang mengapit uterus dan dipertahankan pada posisi di dalam rongga abdominal oleh ligament seperti gambar 1.2. Ovarium menghasilkan sel telur maupun hormon reproduktif. Permukaan luar ovarium ditutupi oleh epitel germinativum. Lapisan luar dari setiap ovarium terdapat folikel yang masing-masing terdiri dari satu oosit. Pada saat lahir kedua ovarium mengandung sekitar 1-2 juta folikel, namun hanya sekitar 500 folikel yang matang sepenuhnya antara masa pubertas dan menopause. b. Oviduk dan Uterus Oviduk atau tuba fallopi membentang dari uterus ke arah masingmasing ovarium. Oviduk berfungsi sebagai tempat fertilisasi. Uterus lebih dikenal dengan sebutan rahim. Uterus adalah organ yang tebal dan berotot, kemudian dapat mengembang selama masa kehamilan untuk mengakomodasi fetus seberat 4 kg. Lapisan bagian dalam uterus disebut endometrium yang banyak disuplai dengan pembuluh darah. Bagian leher dari uterus adalah serviks yang membuka ke dalam vagina.


Sistem Reproduksi |6 c. Vagina dan Vulva Vagina adalah ruang yang menghubungkan uterus dengan lingkungan eksternal. Vagina merupakan saluran berotot namun elastis serta tempat penampungan sperma saat kopulasi. Vagina juga berperan sebagai saluran bayi dilahirkan, membuka ke arah luar vulva. Vulva adalah organ reproduksi eksternal. Sepasang tepian yang tebal dan berlemak, disebut labia mayora sebagai pembungkus dan pelindung bagian vulva yang lain. Bukaan vagina dan bukaan uretra yang terpisah terletak di dalam rongga yang dibatasi oleh sepasang lipatan kulit tipis, labia minora. Sepotong jaringan tipis yang disebut himen sebagian menutupi bukaan vagina pada manusia saat lahir, dan biasanya sampai hubungan seksual atau aktivitas fisik yang keras merobeknya. Terletak di bagian atas persimpangan labia minora, terdapat klitoris yaitu suatu struktur erotik kecil yang terdiri dari jaringan serupa dengan yang terdapat di penis dan terletak di ujung anterior lipatan labia minora. Selama gairah seksual naik, klitoris, vagina, dan labia minora terisi dengan darah dan membesar. d. Kelenjar Susu Kelenjar susu terdapat pada kedua kelamin, namun hanya pada perempuan saja yang mampu menghasilkan susu. Walaupun bukan termasuk sistem reproduksi, kelenjar susu perempuan penting bagi reproduksi. Tersusun oleh jaringan epitel yang menyekresikan susu, kemudian mengalir ke serangkaian saluran yang membuka di puting susu. Kadar estradiol yang rendah pada pria menyebabkan perkembangan deposit lemak terbatas, sehingga payudara pria tetap kecil. 3. Pembentukan Sel Gamet a. Spermatogenesis Tubulus seminiferus merupakan penghasil sperma di dalam testis selama masa seksual aktif akibat stimulasi oleh hormon gonadotropik hipofisis anterior, yang dimulai rata-rata pada usia 13 tahun. Di tubulus ini terdapat dua jenis sel yaitu sel germinativum, yang sebagian besar berada dalam berbagai tahap pembentukan sperma, dan sel Sertoli, yang memberi dukungan krusial bagi spermatogenesis . Spermatogenesis adalah suatu


Sistem Reproduksi |7 proses kompleks ketika sel germinativum primordial yang relatif belum diferensiasi (primitif atau awal), spermatogonia berproliferasi dan diubah menjadi spermatozoa khusus dan motil (sperma). Sel germinativum dalam suatu progresi anatomik pembentukan sperma, dimulai dari yang paling kurang berdiferensiasi di lapisan luar dan bergerak masuk melalui berbagai tahap pembelahan ke lumen, tempat sperma yang sangat berdiferensiasi siap untuk keluar dari testis. Gambar 1.3 Spermatogenesis Sumber: Junqueira Spermatogenesis mencakup tiga tahap utama: Proliferasi Mitotik. Spermatogonia yang terletak di lapisan terluar tubulus terus menerus bermitosis, dengan semua sel baru yang mengandung komplemen lengkap 46 kromosom identik dengan sel induk. Spermatogonia bermigrasi di antara sel Sertoli menuju lumen sentral tubulus seminiferus. Sel sertoli ini sangat besar, dengan pembungkus sitoplasma yang sangat banyak dan mengelilingi Sel benih yang merupakan asal mula sel sperma adalah sel diploid (mengandung 46 kromosom atau 23 pasang) dan disebut spermatogonium. Pembelahan mitosis sel ini menghasilkan satu sel benih baru dan satu sel yang akan bermeiosis. Sel yang akan bermeiosis tersebut adalah spermatosit primer. Pembelahan meiosis pertama berasal dari spermatosit primer diploid. Sel haploid (hanya mengandung 23 kromosom) yang dihasilkan dari pembelahan meiosis pertama disebut spermatosit sekunder. Pembelahan meiosis kedua berasal dari spermatosit sekunder dan menghasilkan spermatid. Proses spermiogenesis bermula dengan spermatid dan menghasilkan perubahan morfologis yang diperlukan untuk membentuk sperma motil.


Sistem Reproduksi |8 spermatogonia yang sedang berkembang sampai ke bagian sentral lumen tubulus. Pada manusia, sel anak penghasil sperma membelah secara mitotik dua kali lagi untuk menghasilkan empat spermatosit primer identik. Setelah pembelahan mitotik terakhir, spermatosit primer masuk ke fase istirahat ketika kromosom terduplikasi dan untai rangkap tersebut tetap menyatu sebagai persiapan untuk pembelahan meiosis pertama seperti pada gambar 1.3. Meiosis, Spermatogonia yang melewati sawar (lapisan pertahanan) masuk ke dalam lapisan sel sertoli akan dimodifikasi secara berkelanjutan dan membesar membentuk spermatosit primer. Setiap spermatosit primer (dengan jumlah diploid 46 kromosom rangkap) membentuk dua spermatosit sekunder (masing-masing dengan jumlah haploid 23 kromosom rangkap) selama pembelahan meiosis pertama, akhirnya menghasilkan empat spermatid (masing-masing dengan 23 kromosom tunggal) akibat pembelahan meiosis kedua. Setiap spermatid mengalami remodeling menjadi spermatozoa (sperma). Karena setiap spermatogonium secara mitotis menghasilkan empat spermatosit primer dan setiap spermatosit primer secara meiosis menghasilkan empat spermatid (calon spermatozoa), rangkaian spermatogenik pada manusia secara teoretis menghasilkan 16 spermatozoa setiap kali spermatogonium memulai proses ini. Pengemasan, setelah meiosis, spermatid secara struktural masih mirip spermatogonia yang belum berdiferensiasi, kecuali komplemen kromosomnya kini hanya separuh. Pembentukan spermatozoa yang sangat khusus dan bergerak dari spermatid memerlukan proses pengemasan, ekstensif elemen sel, suatu proses yang dikenal sebagai spermiogenesis. Spermatozoa (Gambar 1.4) memiliki tiga bagian, kepala yang ditudungi oleh akrosom, bagian tengah, dan ekor. Kepala terdiri dari nukleus padat yang mengandung informasi genetik sperma dan hanya mengandung sedikit sitoplasma. Akrosom dibentuk oleh Gambar 1.4 Bagian Spermatozoa Sumber: Sherwood


Sistem Reproduksi |9 aparatus golgi, berisi enzim yang menutupi ujung kepala, berperan penting bagi sperma untuk menembus ovum. Enzim akrosomal tetap inaktif hingga sperma berkontak dengan telur, saat ketika enzim dilepaskan. Mobilitas spermatozoa dihasilkan oleh suatu ekor panjang mirip cambuk yang gerakannya dijalankan oleh energi yang dihasilkan oleh mitokondria yang terkonsentrasi di bagian tengah sperma. Gambar 1.5 Gametogenesis manusia Sumber: Hopson & Wessels, 1990 b. Oogenesis Oogenesis dimulai di dalam embrio perempuan dengan produksi oogonium dari sel punca primordial. Oogonium membelah secara mitosis untuk membentuk sel yang memulai meiosis, namun menghentikan proses tersebut pada profase I. Oosit primer ini (gambar 1.5), menunda perkembangan sebelum kelahiran. Selama masa kanak-kanak, sel granulosa diyakini berfungsi memberi makanan untuk ovum dan untuk menyekresi suatu faktor penghambat pematangan oosit, yang membuat ovum tetap tertahan dalam keadaan primordial. Dimulai pada saat pubertas, hormon perangsang folikel (FSH) secara periodik merangsang folikel untuk melanjutkan perkembangannya. Biasanya, hanya satu folikel yang matang penuh setiap bulan dengan oosit primernya menuntaskan meiosis I, sedangkan sisanya mengalami atresia dan folikelnya disebut atretik. Pembelahan meiosis kedua dimulai, namun berhenti pada metafase. Dalam kondisi tertahan pada meiosis II, oosit sekunder dilepaskan saat


Sistem Reproduksi |10 ovulasi ketika folikelnya pecah. Jika sebuah sperma menembus oosit, pembelahan meiosis II dilanjutkan. Setiap pembelahan meiosis akan melibatkan sitokinesis yang tak setara, dengan sel yang lebih kecil menjadi badan kutub yang akhirnya hancur (badan kutub pertama dapat atau tidak dapat membelah lagi). Jadi, produk fungsional dari oogenesis yang lengkap adalah satu sel telur matang yang sudah mengandung kepala sperma (fertilisasi). Folikel pecah yang tersisa setelah ovulasi berkembang menjadi korpus luteum yang menyekresi sejumlah besar kedua hormon utama perempuan yaitu progesteron dan estrogen. Jika oosit yang dilepaskan tidak difertilisasi dan tidak menyelesaikan oogenesis, korpus luteum akan hancur. Korpus luteum mulai berinvolusi dan akhirnya kehilangan fungsi sekresi dalam waktu sekitar 12 hari setelah ovulasi, kemudian menjadi korpus albikans. Beberapa minggu setelahnya, korpus albikans akan digantikan oleh jaringan ikat. Sedangkan hormon ovarium yaitu estrogen dan progesteron akan sangat berkurang jumlahnya dan terjadi menstruasi. Penurunan kesuburan yang terjadi saat perempuan menua merupakan akibat dari habisnya oogonium, selain akibat dari kehancuran oosit yang menua. 4. Hormon dalam Sistem Reproduksi Hormon memiliki peran penting dalam sistem reproduksi. Berikut adalah hormon yang berperan dalam sistem reproduksi pria dan wanita; a. Hormon dalam sistem reproduksi Pria 1) Testosteron: disekresi oleh sel leydig yang terletak di interstisium testis. Berperan untuk pertumbuhan dan pembelahan sel germinal testis yang merupakan tahap pertama pembentukan sperma. 2) Gonadotropin (GnRH): berfungsi untuk merangsang pelepasan dua jenis gonadotropin yaitu LH dan FSH Klik link berikut untuk melihat video Oogenesis: https://www.youtube.com/watch?v=63hFfJOJg9w


Sistem Reproduksi |11 3) Hormon luteinisasi atau Luteinezing Hormone (LH): disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior, merangsang sel leydig untuk menyekresi testosteron. 4) Hormon perangsang-folikel atau Follicle Stimulating Hormone (FSH): disekresi oleh sel kelenjar hopifisis anterior untuk merangsang sel sertoli. Tanpa adanya ransangan, pengubahan spermatid menjadi sperma dalam spermiogenesis tidak akan terjadi. 5) Estrogen: dibentuk dari testosteron oleh sel sertoli aat sel sertoli mendapat rangsangan dari FSH. Berperan dalam spermiogenesis. 6) Growth Hormone: diperlukan untuk mengatur latar belakang fungsi metabolisme testis. Hormon pertumbuhan dapat meningkatkan pembelahan awal spermatogenesis. b. Hormon dalam sistem reproduksi Wanita 1) Gonadotropin Kronik Manusia (hCG): mempertahankan korpus luteum kehamilan 2) Estrogen: Merangsang pertumbuhan dan memelihara keseluruhan saluran reproduksi, mendorong perkembangan karakteristik seks sekunder, Merangsang pertumbuhan miometrium, meningkatkan kekuatan uterus untuk persalinan 3) Progesteron: mempersiapkan lingkungan yang sesuai untuk memelihara embrio hingga janin yang sedang tumbuh, menekan kontraksi uterus agar lingkungan perkembangan janin menjadi tenang. 4) Relaksin: melunakkan serviks dalam persiapan untuk pembukaan serviks saat persalinan, melonggarkan jaringan ikat antara tulang panggul sebagai persiapan untuk persalinan


Sistem Reproduksi |12 a. Pada manusia reproduksi terjadi secara seksual. b. Organ reproduksi pria dan wanita terdiri dari organ reproduksi bagian luar (eksternal) dan organ reproduksi bagian dalam (internal). c. Organ reproduksi ekternal pada pria meliputi skrotum dan penis. Sedangkan organ reproduksi internal meliputi gonad yang menghasilkan sperma, kelenjar aksesori dan saluran yang mengangkut sperma serta sekresi kelenjar. d. Organ reproduksi Wanita bagian luar berupa klitoris dan dua pasang labia. Sedangkan organ reproduksi bagian dalam berupa gonad (ovarium) dan saluran reproduksi. e. Proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa disebut spermatogenesis. Spermatogenesis terdiri dari tiga tahap yaitu proliferasi mitotik, Meiosis dan pengemasan. f. Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur di dalam ovarium pada siklus menstruasi. g. Hormon yang berperan dalam pada sistem reproduksi pria adalah hormon testosteron, LH, FSH, estrogen dan hormon pertumbuhan. h. Hormon yang berperan dalam sistem reproduksi wanita adalah FSH, LH, estrogen, dan progesteron. RANGKUMAN MATERI


Sistem Reproduksi |13 LEMBAR KERJA SISWA 1 Struktur dan Fungsi Organ Reproduksi Manusia Kompetensi Dasar Menganalisis hubungan struktur jaringan penyusun organ reproduksi dengan fungsinya dalam sistem reproduksi manusia. Tujuan Melalui kegiatan studi literatur dan diskusi dengan teman serta guru, siswa kelas XI dapat: 1. Menjelaskan hubungan antara struktur dan fungsi organ reproduksi pada pria dan wanita 2. Menjelaskan proses pembentukan sel kelamin yang meliputi oogenesis dan spermatogenesis 3. Melatih keterampilan berpikir kritis sesuai dengan indikator berpikir kritis dalam pembelajaran berbasis Problem-Based Learning. Prosedur 1. Tulislah identitas berupa kelompok, nama anggota dan kelas. 2. Kerjakan lembar kerja siswa (LKS) secara berkelompok. 3. Diskusikanlah jawaban dengan menerapkan berpikir kritis, kreatif, komunikatif dan kolaboratif. 4. Presentasikan dengan baik hasil diskusi di depan kelas. Nama Kelompok : Nama Anggota : 1. … 2. … 3. … 4. … Kelas :


Sistem Reproduksi |14 ORIENTASI SISWA PADA MASALAH Merumuskan Masalah Baca dan cermati terlebih dahulu artikel di bawah ini! Pentingnya Memperhatikan Kesehatan Alat Reproduksi Bagi Wanita https://www.umy.ac.id/pentingnya-memperhatikan-kesehatan-alat-reproduksibagi-wanita Lihatlah video Cara Menjaga Organ Reproduksi Pria di bawah ini! https://www.youtube.com/watch?v=W3pg065Sft0 Setelah membaca artikel dan menonton video tersebut, buatlah 2 pertanyaan yang berhubungan dengan artikel dan cuplikan video tersebut! Pastikan pertanyaan yang kalian buat berkaitan dengan materi yang dibahas pada kegiatan belajar ini! ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… 1


Sistem Reproduksi |15 MENGORGANISASI SISWA UNTUK BELAJAR Menganalisis Argumen Dari artikel dan video yang telah disajikan, cobalah analisis dan berikan argumen terhadap permasalahan yang terjadi! Hubungkan dengan materi struktur dan fungsi sistem reproduksi manusia! Membuat, menilai kesimpulan induktif dan argumen Buatlah kesimpulan tentang pentingnya menjaga organ reproduksi dan hubungkan dengan struktur serta fungsi organ reproduksi pria maupun wanita! ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………............. ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… 2


Sistem Reproduksi |16 Mengartikan Istilah dan Menilai Suatu Definisi Sistem reproduksi pada pria dan wanita memiliki banyak perbedaan, salah satunya yaitu menghasilkan sel gamet yang berbeda. Pada wanita, pembentukan sel gamet sudah dimulai sejak embrio. Kemudian dilanjutkan proses pembentukannya pada saat masa pubertas. Cobalah evaluasi pernyataan tersebut (benar atau tidak) dan berikan argumen menurut pemahamanmu! ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………


Sistem Reproduksi |17 MEMBANTU INVESTIGASI MANDIRI DAN KELOMPOK Mendeduksi dan Mempertimbangkan Hasil Deduksi Di samping ini merupakan gambar sistem reproduksi manusia. Analisislah struktur dan fungsi dari setiap organ! Terdapat beberapa organ dalam struktur reproduksi pria dan wanita. Manakah organ yang paling berpengaruh dalam pembentukan sel gamet? Jelaskan bagaimana pembentukan sel gamet tersebut pada organ pria dan wanita! ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………. 3 Gambar: sistem reproduksi manusia Sumber: freepik, harianhaluan.com


Sistem Reproduksi |18 Menggunakan Pengetahuan yang Ada Seperti yang kita ketahui bahwa hormon FSH dan LH banyak disebutkan pada peristiwa reproduksi pada wanita. Namun ternyata, hormon tersebut juga berfungsi pada reproduksi pria. Cobalah analisis kemiripan fungsi dari kedua hormon antara pada reproduksi pria dan wanita, gunakan pengetahuan yang sudah kalian miliki! ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………..


Sistem Reproduksi |19 MENGEMBANGKAN DAN MENYAJIKAN HASIL KARYA Mengobservasi dan Mempertimbangkan Hasil Observasi Baca dan cermatilah artikel di bawah ini! Tetap Sehat Dengan Menjaga Kesehatan Organ Reproduksi https://ugm.ac.id/id/berita/22168-tetap-sehat-dengan-menjaga-kesehatan-organreproduksi#:~:text=Menjaga%20kesehatan%20organ%20reproduksi%20merupakan,de ngan%20generasi%20pada%20saat%20ini. Organ reproduksi merupakan organ yang penting dalam suatu organisme. Organ ini harus tetap terjaga kesehatannya agar dapat menjamin keberlangsungan hidup manusia dari generasi ke generasi. Organ reproduksi pria maupun wanita penting untuk dijaga kesehatannya dengan cara memperhatikan kebersihan organ reproduksi, terutama organ reproduksi luar. Analisislah bagaimana jika seseorang tidak menjaga kebersihan organ reproduksinya! Berikan penjelasan dengan menghubungkan antara struktur dan fungsi organ reproduksi! ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… 4


Sistem Reproduksi |20 MENGANALISIS DAN MENGEVALUASI PROSES PEMECAHAN MASALAH Berpikir sebagai Anggapan Sel sperma dan sel telur merupakan dua tipe gamet yang berbeda pada manusia. Bagaimana perbedaan ukuran dan kandungan seluler antara sperma dan sel telur berkaitan dengan fungsi dan spesifik dari kedua jenis gamet dalam reproduksi? Jelaskan menurut anggapan kalian setelah mempelajari materi struktur dan fungsi organ reproduksi manusia! ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… 5


Sistem Reproduksi |21 SOAL LATIHAN PEDOMAN PENILAIAN 1. Lembar Kerja Siswa (LKS) Hasil dari persentase tersebut kemudian dianalisis berdasarkan persentase Kriteria Kemampuan Berpikir Kritis pada tabel berikut: Tabel Kriteria Keterampilan Berpikir Kritis No Persentase Kriteria Keterlaksanaan 1. 92% - 100% Baik sekali 2. 75% - 91% Baik 3. 50% - 74% Cukup baik 4. 25% - 49% Kurang baik 5. 0 – 24% Tidak baik 2. Kognitif Konversi tingkat penguasaan: 90 – 100 = baik sekali 80 – 89 = baik 70 – 79 = cukup <70 = kurang Klik link berikut untuk mengerjakan Soal Latihan Kegiatan Pembelajaran 1! https://forms.gle/c1rndZt5kcD2NMJp8 Rumus untuk mengetahui keterampilan berpikir kritis menggunakan pedoman berikut: Nilai keterampilan berpikir kritis = ℎ × 100 Nilai (%) keterampilan berpikir kritis = ℎ × 100% Nilai = ℎ × 100


Sistem Reproduksi |22 KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 PROSES YANG BERKAITAN DENGAN SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA


Sistem Reproduksi |23 PROSES YANG BERKAITAN DENGAN SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA 1. Ovulasi dan Menstruasi Gambar 2.1 tahapan pertumbuhan folikel dalam ovarium, dan pembentukan korpus luteum Sumber: Junquiera Gambar 2.1 memperlihatkan tahapan progresif pertumbuhan folikel di ovarium. Ketika seorang anak perempuan dilahirkan, tiap ovum diselubungi oleh selapis sel granulosa yang disebut folikel primordial. Sepanjang masa kanakkanak, sel granulosa berfungsi memberi makanan untuk ovum dan untuk menyekresi suatu faktor penghambat pematangan oosit, yang membuat ovum tetap tertahan dalam keadaan primordial, dalam tahap profase pembelahan Setelah mengikuti Kegiatan Pembelajaran melalui e-modul berbasis ProblemBased Learning ini, diharapkan siswa mampu untuk: 1. Menganalisis hubungan struktur jaringan penyusun organ reproduksi dengan fungsinya dalam sistem reproduksi manusia serta melatih keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar kognitif sesuai indikator keterampilan berpikir kritis dan indikator kognitif melalui kegiatan mengamati gambar & video, diskusi, dan kajian literatur yang baik dan benar. Tujuan Pembelajaran


Sistem Reproduksi |24 meiosis. Kemudian, sesudah pubertas, ketika FSH dan LH dari kelenjar hipofisis anterior disekresi, seluruh ovarium, bersama dengan sebagian folikel di dalamnya, mulai tumbuh. Tahap pertama pertumbuhan folikel berupa pembesaran yang diameternya meningkat menjadi dua sampai tiga kali lipat. Kemudian diikuti dengan pertumbuhan lapisan sel granulosa tambahan di sebagian folikel yang dikenal sebagai folikel primer. Sel berbentuk kumparan yang berasal dari interstisium ovarium berkumpul menjadi beberapa lapisan di luar sel granulosa, membentuk massa sel kedua yang disebut teka. Teka terbagi menjadi dua lapisan. Di dalam teka interna, selnya mempunyai karakteristik epitelium yang mirip dengan sel granulosa dan mampu untuk menyekresi hormon steroid seks tambahan (estrogen dan progesteron). Lapisan luar, teka eksterna, berkembang menjadi kapsul jaringan ikat dan kapsul folikel yang sedang tumbuh. Sesudah tahap proliferasi, massa sel granulosa menyekresi cairan folikular yang mengandung estrogen dan menyebabkan munculnya antrum. Kemudian terjadi pertumbuhan yang sangat cepat pada folikel yang lebih besar, atau disebut folikel vesikular. Sejak folikel antral mulai tumbuh, pertumbuhannya terjadi sangat. cepat. Diameter ovum juga membesar tiga sampai empat kali lipat. Setelah pertumbuhan selama satu minggu atau lebih tetapi sebelum terjadi ovulasi salah satu folikel mulai tumbuh melebihi yang lain. 5 sampai 11 folikel yang tersisa, sedang tumbuh berinvolusi (suatu proses yang disebut atresia), dan folikel tersebut dinamakan atretik. Proses atresia tersebut penting, karena dapat memungkinkan hanya satu folikel tumbuh sampai besar untuk berovulasi setiap bulan. Hal ini mencegah lebih dari satu embrio yang berkembang dalam setiap kehamilan. Folikel tunggal dapat mencapai diameter 1 sampai 1,5 cm pada saat ovulasi dan disebut folikel matang.


Sistem Reproduksi |25 Gambar 2.2 Siklus Menstruasi Sumber: Silverthorn, dkk., (2010) Sewaktu mencapai kematangan seksual, pria melangsungkan gametogenesis secara terus-menerus, sementara perempuan menghasilkan gamet menurut siklus. Ovulasi terjadi hanya setelah endometrium mulai menebal dan mengembangkan suplai darah yang kaya, sehingga mempersiapkan uterus untuk implantasi embrio yang mungkin terjadi. Jika kehamilan tidak terjadi, lapisan uterus akan terlepas. Pelepasan siklis endometrium dari uterus, yang terjadi dalam suatu aliran melewati serviks dan vagina, disebut menstruasi. Siklus menstruasi terdiri dari tiga fase. a. Fase Menstruasi Fase mentruasi terjadi jika sel telur yang sudah diovulasi tidak dibuahi oleh sperma. Fase ini ditandai oleh pengeluaran darah dan sisa endometrium dari vagina. Pada saat itu, produksi estrogen dan progesteron


Sistem Reproduksi |26 berhenti sehingga kadar kedua hormon tersebut di dalam darah menjadi menurun. Akibatnya, sel telur yang tertanam pada endometrium menjadi lepas bersamaan dengan robeknya endometrium. Kejadian ini biasanya berlangsung selama lima hingga tujuh hari setelah degenerasi korpus luteum, bersamaan dengan bagian awal fase folikular ovarium. Setelah lima hingga tujuh hari di bawah pengaruh FSH dan LH, folikel yang baru berkembang telah menghasilkan cukup estrogen untuk mendorong perbaikan dan pertumbuhan endometrium. b. Fase Proliferatif Siklus dimulai bersamaan dengan bagian terakhir fase folikular ovarium ketika endometrium mulai memperbaiki diri dan berproliferasi di bawah pengaruh estrogen. Saat aliran darah haid berhenti, yang tersisa adalah lapisan endometrium tipis dengan ketebalan kurang dari 1 mm. Estrogen merangsang proliferasi sel epitel, kelenjar, dan pembuluh darah di endometrium, meningkatkan ketebalan lapisan ini menjadi 3 hingga 5 mm. Fase proliferatif yang didominasi oleh estrogen ini berlangsung dari akhir haid hingga ovulasi. Kadar puncak estrogen memicu lonjakan LH yang menjadi penyebab ovulasi. c. Fase Sekretorik atau Progestasional Setelah ovulasi, ketika terbentuk korpus luteum baru uterus masuk ke fase sekretorik, atau progestasional yang bersamaan waktunya dengan fase luteal ovarium. Korpus luteum mengeluarkan sejumlah besar progesteron dan estrogen. Progesteron mengubah endometrium tebal yang telah dipersiapkan oleh estrogen menjadi jaringan kaya vaskular dan glikogen. Periode ini disebut fase sekretorik karena kelenjar endometrium aktif mengeluarkan glikogen ke dalam uterus untuk makanan awal embrio yang sedang berkembang sebelum implantasinya, atau fase progestasional (sebelum kehamilan) yang merujuk kepada lapisan subur endometrium yang mampu menopang kehidupan awal mudigah setelah berimplantasi. Jika pembuahan dan implantasi tidak terjadi, korpus luteum berdegenerasi dan fase folikular dan fase menstruasi baru dimulai kembali.


Sistem Reproduksi |27 2. Fertilisasi Fertilisasi adalah proses penggabungan sperma dan ovum (pada fase oosit sekunder). Setelah ejakulasi ke dalam saluran reproduksi perempuan, sperma akan tetap hidup selama beberapa hari. Sedangkan ovum akan tetap fertile selama 24 jam setelah ovulasi. Setelah sperma memasuki uterus, kontraksi pada endometrium akan membantu sperma mendekati ovum. Sperma yang akan membuahi menembus korona radiata melalui enzim, kemudian terikat antara membran plasma kepala sperma dengan reseptor pada zona pelusida seperti pada gambar 2.3. Pengikatan ini memicu reaksi akrosom saat enzim hidrolistik padaakrosom dibebaskan ke zona pelusida. Enzim acrosomal mencerna zona pelusida, membentuk jalur ke membrane plasma ovum. Sperma merangsang pelepasan berbagai enzim yang tersimpan di dalam granula kortikal di ovum. Hal tersebut dapat menginaktifkan reseptor ZP3 dan mengeraskan zona pelusida sehingga menghambat terjadinya polispermia. Klik link berikut untuk melihat video tentang menstruasi: https://www.youtube.com/watch?v=vXrQ_FhZmos Gambar 2.3 Proses fertilisasi Sumber: Sherwood, 2010


Sistem Reproduksi |28 Proses masuknya sperma akan merangsang oosit sekunder menyelesaikan pembelahan meiosis yang kedua. Kepala sperma yang bersifat haploid akan membengkak dan membentuk pronukleus jantan. Pronukleus jantan akan melebur dengan pronukleus betina, kemudian membentuk nukleus zigot yang diploid. Zigot akan tumbuh menjadi embrio di dalam uterus sejak terjadi fertilisasi hingga dilahirkan. 3. Selaput Ekstraembrio Membran embrio terbentuk selama periode embrionik. Membran ini berfungsi sebagai pelindung dan penyedia makanan bagi embrio. a. Amnion Amnion merupakan membran pelindung yang tebal dan membungkus embrio secara langsung. Saat embrio tumbuh, amnion menyelubungi embrio dan membentuk ruang yang berisi cairan amnion. Cairan amnion berfungsi melindungi embrio dari gesekan dan membantu pengaturan suhu tubuh embrio. Adanya cairan ini memungkinkan embrio untuk melakukan gerakan dan berkembang lebih lanjut. b. Korion Korion merupakan derivat mesoderm dan ektoderm tropoblas serta lapisan pembungkus terluar embrio. Korion berperan sebagai penghasil Human Chorionik Gonadotrophin (HCG). Korion menjadi bagian utama plasenta serta menyelubungi amnion dan kantung yolk. c. Kantung yolk (kuning telur) Kantung yolk adalah membrane yang dibatasi endoderma. Kantung ini berfungsi menyediakan tempat awal bagi pembentukan sel darah. Kantung yolk mengandung sel yang akan berkembang menjadi spermagonium atau oogonium setelah bayi dewasa. d. Alantois Alantois berupa membran vaskular kecil yang merupakan tempat awal pembentukan darah. Fungsi alantois yaitu sebagai respirasi, saluran makanan, dan ekskresi, serta berpartisipasi dalam pembentukan plasenta.


Sistem Reproduksi |29 4. Plasenta Pada bulan ketiga, terjadi pembentukan plasenta (ari-ari atau tembuni). Plasenta berbetuk pipih dan berkembang dari korion dan sebagian dari endometrium ibu. Plasenta memiliki fungsi sebagai berikut; 1) Memungkinkan oksigen dan makanan dari darah ibu berdifusi ke darah janin. 2) Memungkinkan karbondioksida dan sisa metabolisme janin berdifusi ke darah ibu. 3) Mencegah mikroorganisme masuk ke tubuh janin. 4) Menyuplai makanan ke tubuh janin. 5) Menghasilkan beberapa hormon yang dibutuhkan untuk memelihara kehamilan. Selama pertumbuhan embrio, pada korion tumbuh struktur seperti jari-jari yang disebut vili korion (gambar 2.4). Vili korion mengandung pembuluh darah janin dari alantois. Vili korion tumbuh terus hingga terendam pada ruang darah ibu yang disebut ruang intervili. Darah ibu dan janin akan berdekatan, tetapi tidak bercampur. Fungsi vili korion sebagai tempat pertukaran oksigen dan makanan dari darah ibu ke bayi. Tali pusar tersusun dari lapisan terluar amnion yang mengandung arteri umbilikus dan vena umbilikus serta diperkuat oleh jaringan ikat pipih dan salantois. Setelah bayi lahir tali pusar akan tetap menempel di perut bayi hingga beberapa hari. Setelah tali pusar tanggal akan meninggalkan bekas di perut yang disebut pusar. Gambar 2.4 Struktur Plasenta Sumber: SpecialPengetahuan


Sistem Reproduksi |30 5. Kehamilan dan Kelahiran Fertilisasi terjadi ketika sebuah sperma melebur dengan sel telur (oosit matang) di dalam oviduk. Sekitar 24 jam kemudian, zigot yang dihasilkan mulai membelah. Setelah 2-3 hari lagi, embrio biasanya tiba di uterus sebagai bola yang terdiri dari 16 sel. Sekitar 1 minggu setelah fertilisasi, pembelahan menghasilkan tahap embrionik yang disebut blastosit, bulatan sel-sel yang mengelilingi rongga sentral seperti pada gambar 2.5. Gambar 2.5 Tahap awal perkembangan dari fertilisasi hingga implantasi Sumber: Sherwood, 2010 Beberapa hari setelah pembentukan blastosit, embrio tertanam ke dalam endometrium (implantasi). Kemudian embrio bisa berkembang menjadi fetus. Embrio yang terimplantasi menyekresikan hormon yang mensinyal keberadaannya dan meregulasi sistem reproduktif ibu. Salah satu hormon embrionik, gonadotropin korionik manusia (Human Chorionic Gonadotropin, HCG), bekerja seperti LH pituitari dalam mempertahankan sekresi progesteron dan estrogen oleh korpus lutem selama beberapa bulan pertama kehamilan. Jika tidak ada HCG yang menggantikan peran LH selama kehamilan, korpus luteum akan hancur dan kadar progesteron akan turun, mengakibatkan menstruasi dan kehilangan embrio. Kadar HCG dalam Klik link berikut untuk melihat video tentang fertilisasi: https://www.youtube.com/watch?v=_5OvgQW6FG4&t=14s


Sistem Reproduksi |31 darah ibu tinggi sehingga sebagian antaranya diekskresikan dalam urin, keberadaannya merupakan dasar kehamilan awal yang digunakan. Kondisi mengandung satu atau lebih embrio dalam uterus disebut kehamilan atau gestasi. Kehamilan manusia berlangsung rata-rata 38 minggu dari fertilisasi telur, atau 40 minggu dari awal siklus menstruasi terakhir. Gestasi manusia dapat dibagi menjadi tiga trimester yang masingmasing berlangsung sekitar tiga bulan. Endometrium merespon implantasi dengan tumbuh menyelubungi blastosit. Selama 2-4 minggu pertama perkembangan, embrio memperoleh nutrien secara langsung dari endometrium. Sementara itu, lapisan terluar blastosit, disebut trofoblas, tumbuh ke luar dan bercampur dengan endometrium, kemudian menjadi plasenta berbentuk cakram, yang mengandung pembuluh darah embrio maupun ibu. Material yang berdifusi antara sistem sirkulasi ibu dan embrio menyuplai nutrien, memberikan perlindungan kekebalan, pertukarkan gas respirasi, dan membuang zat buangan dari embrio. Trimester pertama adalah periode utama organogenesis atau perkembangan organ tubuh, sehingga embrio paling rawan terhadap kerusakan, misalnya akibat radiasi atau obat obatan, yang dapat menyebabkan cacat lahir. Pada minggu ke 8, semua struktur utama orang dewasa terdapat dalam bentuk rudimenter, dan embrio disebut fetus atau janin. Jantung mulai berdetak pada minggu ke 4, detak jantung dapat terdeteksi pada minggu ke 8-10. Pada akhir trimester pertama, walaupun fetus telah terdiferensiasi dengan baik, hanya memiliki panjang 5 cm. Sementara itu, ibu juga mengalami perubahan yang cepat. Kadar progesteron yang tinggi memicu perubahan dalam sistem reproduksinya: peningkatan mukus di dalam serviks membentuk sumbat untuk melindungi dari infeksi. plasenta bagian ibu tumbuh, uterus menjadi semakin besar, dan (melalui umpan-balik negatif pada hipotalamus dan pituitari) ovulasi serta Klik link berikut untuk melihat video kehamilan trimester 1: https://www.youtube.com/watc h?v=8312a32dcQc


Sistem Reproduksi |32 siklus menstruasi berhenti. Payudara juga membesar secara cepat dan seringkali menjadi lunak. Selama trimester kedua, uterus tumbuh cukup besar sehingga kehamilan terlihat jelas. Fetus tumbuh hingga panjangnya sekitar 30 cm dan sangat aktif. Ibu mungkin merasakan pergerakan fetus pada bulan pertama trimester kedua. Aktivitas fetus biasanya terlihat melalui dinding abdomen satu atau dua bulan kemudian. Kadar hormon menjadi stabil seiring penurunan HCG. Korpus luteum hancur, dan plasenta sepenuhnya mengambil alih produksi progesteron, hormon yang mempertahankan kehamilan. Selama trimester terakhir, fetus tumbuh hingga bobotnya sekitar 3-4 kg dan panjangnya 50 cm. Aktivitas fetus bisa menurun saat ia mengisi ruang yang tersedia. Seiring pertumbuhan fetus dan pelebaran uterus di sekitarnya, organ abdominal ibu menjadi tertekan dan terimpit, sehingga menyebabkan sering buang air kecil, sulit buang air besar, dan pegal pada otot punggung. Interaksi yang kompleks dari regulator lokal (prostaglandin) dan hormon (terutama estradiol dan oksitosin) menginduksi dan meregulasi persalinan, proses ketika kelahiran bayi terjadi. Serangkaian kontraksi uterus yang kuat dan ritmis selama ketiga tahap persalinan mendorong bayi hingga dilahirkan, atau parturisi. Tahap pertama adalah pembukaan dan penipisan serviks, diakhiri dengan dilatasi sempurna. Tahap kedua adalah ekspulsi, atau pengeluaran bayi. Kontraksi yang kuat dan terus-menerus mendorong fetus keluar dari uterus dan melewati vagina. Tahap terakhir persalinan adalah pengeluaran plasenta. Klik link berikut untuk melihat video tentang kelahiran: https://www.youtube.com/watch?v=dYu-0rOnLpA Klik link berikut untuk melihat video kehamilan trimester 2: https://www.youtube.com/watch ?v=usxM_dhEK6M


Sistem Reproduksi |33 • Ovulasi terjadi hanya setelah endometrium mulai menebal dan mengembangkan suplai darah yang kaya, sehingga mempersiapkan uterus untuk implantasi embrio yang mungkin terjadi. • Jika kehamilan tidak terjadi, lapiran uterus akan terlepas yang mengakibatkan peristiwa menstruasi. • Siklus menstruasi terdiri dari tiga fase yaitu fase menstruasi, fase proliferatif dan fase sekretorik atau progestasional. • Pada manusia, selaput ekstraembrio terdiri dari amnion, korion, kantung yolk dan alantois. • Plasenta memiliki beberapa fungsi, salah satunya yaitu menyuplai makanan ke tubuh janin. • Fertilisasi terjadi ketika sebuah sperma melebur dengan sel telur (oosit matang) di dalam oviduk. • Kehamilan merupakan kondisi mengandung satu atau lebih embrio dalam uterus. Kehamilan manusia berlangsung rata-rata 38 minggu hingga 40 minggu. • Proses kelahiran bayi terdiri dari serangkaian kontraksi uterus yang kuat dan ritmis selama tiga tahap persalinan untuk mendorong bayi dilahirkan. RANGKUMAN MATERI


Sistem Reproduksi |34 LEMBAR KERJA SISWA 2 Proses yang Berkaitan dengan Reproduksi Manusia Kompetensi Dasar Menganalisis hubungan struktur jaringan penyusun organ reproduksi dengan fungsinya dalam sistem reproduksi manusia. Tujuan Melalui kegiatan studi literatur dan diskusi dengan teman serta guru, siswa kelas XI dapat: 1. Menganalisis hubungan struktur jaringan penyusun organ reproduksi dengan fungsinya dalam sistem reproduksi manusia 2. Melatih keterampilan berpikir kritis sesuai dengan indikator berpikir kritis dalam pembelajaran berbasis Problem-Based Learning. Prosedur 1. Tulislah identitas berupa kelompok, nama anggota dan kelas. 2. Kerjakan lembar kerja siswa (LKS) secara berkelompok. 3. Diskusikanlah jawaban dengan menerapkan berpikir kritis, kreatif, komunikatif dan kolaboratif. 4. Presentasikan dengan baik hasil diskusi di depan kelas. Nama Kelompok : Nama Anggota : 1. … 2. … 3. … 4. … Kelas :


Sistem Reproduksi |35 ORIENTASI SISWA PADA MASALAH Merumuskan Masalah Baca dan cermati terlebih dahulu artikel di bawah ini! Dampak Narkoba Terhadap Kesehatan Reproduksi https://yogyakarta.bnn.go.id/dampak-narkoba-terhadap-kesehatan-reproduksi/ Setelah membaca artikel, buatlah 2 pertanyaan yang berhubungan dengan artikel! Pastikan pertanyaan yang kalian buat berkaitan dengan materi yang dibahas pada kegiatan belajar ini! ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… 1


Sistem Reproduksi |36 MENGORGANISASI SISWA UNTUK BELAJAR Menganalisis Argumen Dari artikel yang telah disajikan, cobalah analisis dan berikan argumen terhadap permasalahan yang terjadi! Hubungkan dengan materi proses yang berkaitan dengan sistem reproduksi manusia! Membuat, menilai kesimpulan induktif dan argumen Buatlah kesimpulan tentang dampak konsumsi narkoba terhadap organ reproduksi dan hubungkan dengan proses yang berkaitan di dalam sistem reproduksi manusia! ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………............. ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… 2


Sistem Reproduksi |37 Mengartikan Istilah dan Menilai Suatu Definisi Fertilisasi merupakan proses bersatunya sperma dan ovum. Proses masuknya sperma akan merangsang oosit sekunder untuk menyelesaikan pembelahan meiosis. Kepala sperma yang bersifat haploid akan membengkak dan membentuk pronukelus. Cobalah evaluasi pernyataan tersebut (benar atau tidak) dan berikan argumen menurut pemahamanmu! ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………


Sistem Reproduksi |38 MEMBANTU INVESTIGASI MANDIRI DAN KELOMPOK Mendeduksi dan Mempertimbangkan Hasil Deduksi Wanita yang sudah pubertas akan mengalami menstruasi. Dalam siklus menstruasi, terdapat tiga fase yaitu fase proliferasi, fase sekresi dan fase menstruasi. Dari ketiganya, fase manakah yang paling penting untuk merencanakan atau menentukan keberhasilan kehamilan pada wanita? Jelaskan alasanmu dan analisilah peristiwa yang terjadi serta hormone apa saja yang bekerja! ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………….…… .……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………….…… 3


Sistem Reproduksi |39 Menggunakan Pengetahuan yang Ada Perempuan hamil tidak mengalami siklus menstruasi hingga bayi dalam kandungan dilahirkan. Cobalah analisis mengapa peristiwa tersebut dapat terjadi? gunakan pengetahuan yang sudah kalian miliki setelah mempelajari materi proses yang berkaitan dengan reproduksi manusia! ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………..


Sistem Reproduksi |40 MENGEMBANGKAN DAN MENYAJIKAN HASIL KARYA Mengobservasi dan Mempertimbangkan Hasil Observasi Gambar di samping merupakan perkembangan janin dalam perut ibu dari usia kandungan satu bulan hingga sembilan bulan. Bagaimankah cara janin dapat berkembang di dalam perut ibu dan selalu berada di tempat yang sama hingga bayi siap dilahirkan? Apakah bayi bisa bertahan hidup jika berkembang diluar rahim ibu? Gunakan sumber yang valid untuk mendukung penjelasan kalian! ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… 4 Sumber: good doctor


Sistem Reproduksi |41 MENGANALISIS DAN MENGEVALUASI PROSES PEMECAHAN MASALAH Berpikir sebagai Anggapan Mengapa keberadaan Human Chorionic gonadotropin (HCG) dapat digunakan sebagai tes kehamilan pada masa awal kehamilan, namun tidak dapat digunakan diakhir masa kehamilan? Apa fungsi HCG dalam kehamilan? Jelaskan menurut anggapan kalian setelah mempelajari materi proses yang berkaitan dengan reproduksi manusia! ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… 5


Sistem Reproduksi |42 SOAL LATIHAN PEDOMAN PENILAIAN 1. Lembar Kerja Siswa (LKS) Hasil dari persentase tersebut kemudian dianalisis berdasarkan persentase Kriteria Kemampuan Berpikir Kritis pada tabel berikut: Tabel Kriteria Keterampilan Berpikir Kritis No Persentase Kriteria Keterlaksanaan 1. 92% - 100% Baik sekali 2. 75% - 91% Baik 3. 50% - 74% Cukup baik 4. 25% - 49% Kurang baik 5. 0 – 24% Tidak baik 2. Kognitif Konversi tingkat penguasaan: 90 – 100 = baik sekali 80 – 89 = baik 70 – 79 = cukup <70 = kurang Klik link berikut untuk mengerjakan Soal Latihan Kegiatan Pembelajaran 2! https://forms.gle/n6YpxxArHYVzEZQA8 Rumus untuk mengetahui keterampilan berpikir kritis menggunakan pedoman berikut: Nilai keterampilan berpikir kritis = ℎ × 100 Nilai (%) keterampilan berpikir kritis = ℎ × 100% Nilai = ℎ × 100


Click to View FlipBook Version