SUTRESNA SASTRA JAWA M. ANTON NUR ALFIAN, S.S 1 KAMUS JAWA-INDONESIA Katrangan (Keterangan) (ta) tembunga aran = kata benda (tg) tembung ganti = kata ganti (tk) tembung kriya = kata kerja (tkr) tembung katrangan = kata keadaan (tpw) tembung panguwuh = kata seru (tpr) tembung pangarep = kata depan (tpy) tembung panyambung = kata sambung (ts) tembung sipat = kata sifat (tsd) tembung sandhangan = kata sandang (tw) tembung wilangan = kata bilangan
SUTRESNA SASTRA JAWA M. ANTON NUR ALFIAN, S.S 2 SUTRESNA JAWA OLEH: M. Anton Nur Alfian, S.S
SUTRESNA SASTRA JAWA M. ANTON NUR ALFIAN, S.S 3 Info Penulis M. Anton Nur Alfian, menyelesaikan kuliah di Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta tahun 2002. Aktif mengajar Bahasa Jawa di MTsN 1 Ponorogo sampai sekarang. Penulis minta maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam menulis/menyadur bahasa yang disampaikan atau ditulis banyak campuran antara Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa, alasan penulis adalah agar mudah dipelajari oleh umum tidak hanya masyarakat Jawa saja. Demikian yang bisa penulis sampaikan, Terima kasih. M. Anton Nur Alfian e-mail: [email protected]
SUTRESNA SASTRA JAWA M. ANTON NUR ALFIAN, S.S 4 BAHASA JAWA AKSARA JAWA Bahasa Jawa banyak digunakan oleh etnis terbesar di Asia Tenggara. Hingga saat ini orang Jawa yang tinggal di perantauan, masih menggunakan bahasa Jawa sebagai alat komunikasi sesama orang Jawa. Kewibawaan bahasa Jawa menjadi lebih terhormat secara formal karena mendapat pengakuan dari negara. Terbukti bahasa jawa menjadi salah satu kurikulum lokal di sekolah dasar dan menengah. Bahkan ada beberapa Perguruan Tinggi Negeri yang membuka jurusan Bahasa dan Sastra Jawa. Meskipun Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi, umumnya sebagian besar menggunakan Bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari. Bahasa Jawa Dialek SoloJogja dianggap sebagai Bahasa Jawa Standar. Di samping itu terdapat sejumlah dialek Bahasa Jawa; namun secara umum terdiri dari dua, yakni kulonan dan timuran. Kulonan dituturkan di bagian barat Jawa Tengah, terdiri atas Dialek Banyumasan dan Dialek Tegal; dialek ini memiliki pengucapan yang cukup berbeda dengan Bahasa Jawa Standar. Sedang Timuran dituturkan di bagian timur Jawa Tengah, diantaranya terdiri atas Dialek Solo, Dialek Semarang. Diantara perbatasan kedua dialek tersebut, dituturkan Bahasa Jawa dengan campuran kedua dialek; daerah tersebut diantaranya adalah Pekalongan dan Kedu. KAMUS BAHASA JAWA ini merupakan Kamus Bahasa Jawa Tengah - Bahasa Indonesia dan Bahasa Indonesia - Bahasa Jawa, dan merupakan media alternatif kamus Bahasa Jawa Tengah. Tulisan yang pertama kali diketahui di Jawa dimulai pada abad ke 4, dimana pada saat itu orang-orang Jawa menulis dengan alphabet Pallava. Di abad ke 10 muncullah alphabet Kawi yang dikembangkan dari Pallava yang telah memiliki bentuk tulisan Jawa lebih jelas. Di abad 17 alphbet jawa yang juga disebut dengan tjarakan atau carakan berkembang menjadi bentuk seperti sekarang ini. Keistimewaan alphabet Jawa adalah sebagai berikut. Alphbet Jawa dalah alphbet tersendiri, setiap huruf mempunyai vokal khusus, vokal lainnya dapat dinyatakan dengan menggunakan sejumlah tanda pengenal yang terdapat diatasnya, dibawahnya, didepannya atau setelah tulisan utama tersebut. Setiap konsonan mempunyai dua bentuk, bentuk aksara digunakan diawal suku kata, sedangkan bentuk pasangan yang biasanya ada dibawah bentuk aksara digunakan untuk konsonan kedua dari satu susunan konsonan dan menghentikan vokal aksara tersebut Ada sejumlah huruf-huruf khusus yang disebut aksara murda atau aksara gedhe (huruf besar atau penting) yang digunakan untuk tujuan penghormatan, seperti untuk menulis nama orang-orang besar. Urutan konsonan membuat sebutan ”Hana caraka, data sawala padha jayanya, maga bathanga” yang berarti ”Ada dua utusan, yang berkelahi, keberanian mereka seimbang, mereka berdua mati”. Bahasa Jawa adalah bahasa yang membedakan gaya bahasa secara sosial menjadi tiga tingkatan, yaitu: ngoko, madya dan krama. Ngoko adalah salah satu tingkatan bahasa dalam Bahasa Jawa. Bahasa ini paling umum dipakai di kalangan orang Jawa. Pemakaiannya dihindari untuk berbicara dengan orang yang dihormati atau orang yang lebih tua. Madya adalah tingkatan dalam bahasa Jawa, pemakainya untuk berbicara dengan orang yang dihormati atau orang yang lebih tua. Sedangkan Krama adalah suatu tingkatan kehalusan bahasa Jawa tutur, dipakai oleh penutur untuk berkomunikasi dengan lawan bicara yang dianggap jelas lebih tua, seperti ayah, ibu, kakek, atau yang dianggap memiliki kedudukan/kekuasaan/pendidikan lebih tinggi, seperti majikan, Pak Guru, Pak Lurah
SUTRESNA SASTRA JAWA M. ANTON NUR ALFIAN, S.S 5 LAMBANG FONETIS Vokal [a] : [aku] = aku [ä] : [änä] = ana [é] : [saté] = sate [ê] : [lêmah] = lemah [è] : [akèh] = akeh [ i ] : [iki] = iki [ _ ] : [is_h] = isih [u] : [udan] = udan [ü] : [abüh] = abuh [o] : [omah] = omah Konsonan [h] : [häwä] = hawa [n] : [nakal] = nakal [c] : [cäkät] = cokot [r] : [rädä] = rada [k] : [kunä] = kuna [_] : [bapa_] = bapak [d] : [dudu] = dudu [t] : [takän] = takon [s] : [sawah] = sawah [w] : [wani] = wani [l] : [lärä] = lara [p] : [pawän] = pawon [D] : [Dawuh] = dhawuh [ j ] : [jajal] = jajal [y] : [yüswä] = yuswa [_] : [_äwä] = nyawa [m] : [mumêt] = mumet [g] : [gumün] = gumun [b] : [babi] = babi [T] : [Tukül] = thukul [_] : [_ilo] = ngilo [f] : [fak_r] = fakir [z] : [zakat] = zakat
SUTRESNA SASTRA JAWA M. ANTON NUR ALFIAN, S.S 2 KAMUS JAWA-INDONESIA A abab (ta) hawa mulut abang (ts) merah aba-aba (ta) aba-aba abar (tk) menguap (zat cair) abuh (ts) bengkak abrit ; abrit (ts) merah abyor (ts) bertebaran memenuhi (mis. bintang bertebaran memenuhi langit) acung (tk) menunjuk ke atas/ unjuk jari ada-ada (ta) inisiatif adang (tk) menanak nasi adas (ta) nama tanaman adi (ts) bernilai tinggi; mempunyai kelebihan adil (ts) adil adhang (tk) menunggu di tempat yang akan dilewati adhem (ts) dingin adhep (tk) hadap adhi (ta) adik adoh (tkr) jauh adol (tk) menjual adu (tk) adu adus (tk) mandi agama (ta) besar; agung agul-agul (ta) andalan; jagoan agung (ta) api agem (tk) pakai ageman (ta) pakaian ageng (ts) besar agni (ta) api aja (tpw) jangan ajag (ta) anjing hutan ajak (ts) ajak ajang (ta) wadah ajar (tk) ajar, belajar ajeg (tkr) tetap ajeng (tsb) akan aji (ta) nilai; harga ajur (ts) hancur akas (tkr) alon akas (ts) perai, keras (untuk nasi) ala (ts) buruk alangan (ta) halangan alas (ta) hutan alem (tk) puji aleman (ts) manja alesan (ta) alasan aling-aling (tk) bersembunyi di balik alis (ta) alis alok (tk) berkata alu (ta) antan alum (ts) layu alun-alun (ta) lapangan di tengah kota
SUTRESNA SASTRA JAWA M. ANTON NUR ALFIAN, S.S 3 alus (ts) halus aluwung (tpb) lebih baik ama (ta) hama aman (ts) aman amarga (tpy) karena amargi; amargi (tpy) karena amba (ts) lebar/luas ambah (tk) jejak/jelajah/datangi ambal (tk) ulang ambar (tk) tersebar (untuk bau harum) ambeg (ts) berwatak ambèn (ta) balai-balai ambèr (tkr) meluap (air) ambet; ambet (ta) bau amblas (tk) lenyap seketika ambles (tk) melesak ambrol (tk) runtuh ambruk (tk) tumbang/roboh ambu (ta) bau ambung (tk) cium ambus (tk) endus ambyar (tk) berserakan ambyuk (tk) menjatuhkan diri ambyur (tk) mencemplungkan diri ke dalam air amèk (tk) mencari amem (ts) melempem amem (ts) sunyi amis (ts) anyir ampas (ta) ampas ampek (tkr) sulit bernafas; sesak (untuk dada) ampil; ampil (tk) pinjam ampak-ampak (ta) kepulan debu amping-amping (tk) berlindung di balik sesuatu ampo (ta) nama jajanan terbuat dari tanah jenis tertentu amrih (tpy) agar, supaya anak (ta) anak anda (ta) tangga andaka (ta) banteng andika (tg) anda ancang-ancang (ta) persiapan, mengambil kuda-kuda ancas (ta) tujuan ancur (ta) air raksa ancik (tk) menginjak ancer-ancer (ta) prakiraan; ancar-ancar andhap (ta) bagian bawah/rendah andhang (ta) tangga kayu berkaki empat andheng-andheng (ta) tahi lalat andhong (ta) sejenis kereta kuda andum (tk) berbagi angen-angen (ta) pemikiran/ingatan anget (ts) hangat angga (ta) tubuh anggak (ts) sombong anggara (tg) selasa anggarbini (tk, ts) hamil anggep (tk) anggap
SUTRESNA SASTRA JAWA M. ANTON NUR ALFIAN, S.S 4 angger (tsb) asalkan angger-angger (ta) peraturan anggur (ta) anggur anggon (tk) tempat angin (ta) angin angin-angin (tk) mencari udara angkah (ta) maksud angkara (ta) angkara angker (ts) angker angler (tkr) nyenyak angluh (tkr) dengan penuh rasa tidak berdaya mengahadapi situasi yang ada angon (tk) mengembala angop (tk) menguap angsal (tk) dapat angslé (ta) nama minuman angslup (tk) tenggelam angur (tsb) masih lebih baik angus (ta) angus anjlok (tk) turun tiba-tiba anjok (tpr) tiba di anèh (ts, tkr) aneh anèm (ts) muda anom (ts) muda antawecana (ta) Penggambaran sinopsis cerita, adegan, tokoh pagelaran wayangyang disampaikan oleh dalang dengan cara dilagukan antem (tk) pukul/hantam anteng (tk,ts) tenang antop (tk) bersendawa antuk (tk) dapat anyang (tk) tawar (harga) anyang-anyangen (ts) merasa seperti ingin kencing anyar (ts) baru anyel (ts) jengkel anyep (ts) tawar anyep (ts) dingin (tubuh atau bagian tubuh) anyes (ts) dingin (benda) apa (tg) apa apal (ts)) hafal apem (ta) apam apes (tk) sial apek (ts) bau tidak sedap yang berasal dari barang usang atau kamar yang lama tertutup api-api (tk) pura-pura apik (ts) baik apu (ta) kapur sirih; apura (ta) maaf apus (ta) sejenis bambu apus (tk) bohong ara-ara (ta) padang arah (ta) arah aran (ta) nama arang (tkr) jarang arang jarang aren (ta) enau areng (ta) arang arep (tsb) hendak
SUTRESNA SASTRA JAWA M. ANTON NUR ALFIAN, S.S 5 arga (ta) gunung ari (tg) adik ari-ari (ta) tali pusat aris (tkr) lugas arit (ta) sabit arsa (tkr) akan ; depan arta (ta) uang aruh-aruh (tk) menyapa arus (ts) anyir arwah (ta) arwah asal (ta) asal asat (ts) habis airnya (untuk sungai, danau, dsb.) asah (tk) asah asih (ta) kasih asin (ts) asin asrep (ts) dingin asma (ta) nama asmara (ta) asmara asmarandana (tg) nama metrum macapat asor (ts) nista asor (tkr) kalah asrep (ts) dingin asri (ts) menyenangkan untuk dipandang asta (ta) tangan asta (tk) bawa asu (ta) anjing asung (tk) menghaturkan asem (ta) asam (buah) ati (ta) hati ati-ati (tkr) hati-hati atis (ts) dingin (untuk hawa, udara) atos (ts) keras atur (tk) atur aturi (tk) beri; persilakan atus (ts) tidak lagi mengandung air awak (ta) badan, tubuh awan (ta, tk) siang awang (tk) berhitung tanpa alat bantu awang-awang (ta) langit bebas awas (ts) tajam (pengelihatan) awas (tpw) awas awèh (tk) beri awèt (ts) tidak cepat rusak awit (tpy) karena awis ; awis (tkr) mahal awis-awis (ts) jarang awoh (tk) berbuah awon awon (ts) jelek/buruk awor (tk, tkt) bercampur dengan awrat (tk) berat awu (ta) abu awur (tk) sebar awur (tk, tkt) asal-asalan awut (tk) membuat berantakan ayahan (ta) kewajiban ayam; ayam (ta) ayam
SUTRESNA SASTRA JAWA M. ANTON NUR ALFIAN, S.S 6 ayem (ts) tentram (hati) ayo (tpw) ayo ayom (tk) perlindungan ayu (ts) cantik aywa (tpw) jangan B bab (ta) bab, hal, mengenai babad (ta) cerita sejarah babagan (tsb) tentang babak-bundhas (ts) babak-belur babal (ta) putik buah nangka babar (ts) menjadi banyak babaran (tk) bersalin babat (ta) bagian dalam usus sapi babat (tk) tebang babit (tk) mengayunkan benda dengan menahan ujungnya babon (ta) induk ayam babu (ta) perempuan pembantu babut (ta) permadani bacem (tk) peram; dimasak dengan bumbu tertentu bacin (ts) bau bangkai bacut (tk) lanjut badan (ta) diri badhé (tk) tebak badhé; badhe (tsb) akan badheg (ts) bau busuk badhèk (ta) air tapai badhug (ta) tembok rendah untuk meletakkan sesuatu bagaskara (ta) matahari bagus (ts) tampan bahu (ta) 100 m2 bahu (ta) bahu; tenaga bahureksa (ta) penguasa bajang (ts) kerdil bajing (ta) tupai bajul (ta) buaya bakal (ta) bahan pakaian bakal (tsb) akan bakar (tk) bakar bakda (tkr) setelah bakul (ta) pedagang balang (tk) lempar balé (ta) rumah/bangunan balèn (tk) rujuk bali (tk) pulang balung (ta) tulang banaspati (ta) hantu berbentuk api bandar (ta) agen besar, cukong bandar (ta) pelabuhan bandhul (ta) bandul banger (ts) bau busuk (misalnya dari air keruh) banget (tkr) sangat bangga (tk) meronta
SUTRESNA SASTRA JAWA M. ANTON NUR ALFIAN, S.S 7 bangir (ts) mancung bangka (tk) mati (kasar) bangké (ta) bangkai bangkèkan (ta) pinggang bangkèlan (ta) buntalan besar bangku (ta) bangku bangsa (ta) bangsa banda (tk) mengikat kedua tangan ke belakang bandayuda (tk) berperang bandan (ta) tawanan bandha (ta) harta banon (ta) batu bata bantah (ta) bantah bantal (ta) bantal bantala (ta) tanah banting (tk) banting banyak (ts) angsa banyu (ta) air bapa (tg) bapa/ayah bapang (ta) parit/ genangan air bar (tkr) selesai barang (ta) barang barang (ta) pertunjukan kesenian berkeliling barat (ta) angin barep (ts) sulung barès (ts) terus terang baris (tk) baris baruna (tg) dewa lautan barung (ts) besar; utama baskara (ta) matahari bata (ta) bata batang (tk) tebak bathang (ta) bangkai bathara (tsd) sebutan untuk dewa bathari (tsd) sebutan untuk dewi bathok (ta) tempurung bathuk (ta) dahi bathi (ta) keuntungan batih (ta) keluarga baut (ts) pintar; trampil bawa (ta) pembukaan gending bawang (ta) bawang bawang lanang (ta) bawang berumbi tunggal bawèl (ts) nyinyir bawéra (ts) subur (untuk lahan) baya (ta) buaya bayan (ta) petugas keamanan desa bayar (tk) bayar bayem (ta) bayam bayèn (tk) melahirkan bayi (ta) bayi bayu (ta) angin bebana (ta) permintaan sebagai syarat bebandan (ta) tawanan bebasan (tsb) seperti; layaknya bebaya (ta) bahaya
SUTRESNA SASTRA JAWA M. ANTON NUR ALFIAN, S.S 8 bebayu (ta) otot bebedhag (tk) berburu bebucal; bebucal (tk) berhajat besar bebudhen (ta) kepribadian bebuwang (tk) berhajat besar bebed (ta) kain panjang yang dipakai pria bèbèk (ta) itik bebrayan (tk) berkeluarga bebungah (ta) hadiah bebendhu (ta) hukuman bedhigasan (ts) tingkahnya tidak karuan; tidak bisa diam bengkok (ta) tanah yang hak garapnya diberikan kepada lurah sebagai bagian dari fasilitas jabatan becik (ts) baik becus (ts) mampu béda (ts) berbeda béda (tk) goda bedaya (ta) tarian sakral yang menjadi ciri khas keraton bédhah (ts) terbuka paksa bedhidhing (ta) udara dingin di musim kemarau begawan (ta) pendeta begundhal (ta) kaki-tangan beja (ts) beruntung bejat (ts) rusak béka (tk) meronta bekasakan (ta) hantu hutan beksa (ta) tari beksan (ta) tarian belang (ta, ts) belang belèk (tk) iris sepanjang garis tengah bèlèk (ta) kotoran mata belik (ta) sumber air beling (ta) kaca bena (ta, ts) banjir bendara (ta) majikan bendha (ta) nama pohon bendhé (ta) gong kecil bendhel (ta) ikatan bendho (ta) alat pemotong (sejenis celurit) bendhol (ta) bengkak bener (tkr) benar bengawan (ta) sungai bengep (ts) sembab bengi (ta) malam benik (ta) kancing baju bening (ts) jernih benjut (ts) menjadi empuk karena tekanan/hantaman beras (ta) beras bèrèng (ta) luka di sudut bibir berèt (ts) tergores besar (ta) nama bulan dalam kalender jawa bèsèr (ts) sebentar-sebentar kencing besèt (ts) sayat besmi (tk) bakar besus (ts) pandai; trampil bethèk (ta) pintu pagar
SUTRESNA SASTRA JAWA M. ANTON NUR ALFIAN, S.S 9 bekti (ta) bakti beta (tk) bawa betah (tkr) betah; enggan pergi betah; betah (tk) butuh beton (ta) biji nangka beya (ta) biaya binarung (tkr) seiring; diiringi bingar (ts) ceria binggel (ta) gelang kaki bingget (ta) tanda dikulit akbiat jepitan atau lilitan yang ketat biyèn (tkr) dahulu blaka (tk) berterus terang blalak-blalak (ts) membeliak; besar (untuk mata) blanak (ta) jenis ikan blatèr (ts) ramah; mudah bergaul blarak (ta) daun kelapa kering bledhèg (ta) guntur bledhèh (tk) terbuka kancingnya (untuk baju) blèdru (tkr) salah pilih/tertukar karena mirip bléncong (ta) lampu minyak untuk penerangan dalam pagelaran wayang kulit bléndrang (ta) sisa masakan bersantan yeng sudah dipanaskan berkali-kali blereng (ts) tidak nampak jelas; kabur blesek (tk) membenamkan ke dalam tumpukan blirik (ts) berbintik kecil (mis. panci, ayam) bloloken (tkr) silau blondho (ta) endapan yang dihasilkan dalam pembuatan minyak kelapa blorok (ts) bulunya berbintik hitam putih (untuk ayam betina) bluluk (ta) buah kelapa yang masih sebesar telur bocah (ta) anak bodho (ts) bodoh bodong (ts) pusar yang menonjol keluar boga (ta) pangan bojo (ta) suami/isteri bokong (ta) pantat bokor (ta) mangkuk besar bolong (ts) berlubang bolot (ta) daki bonang (ta) alat musik pukul, bagian dari gamelan bong (tk) bakar bong (ta) makam Cina bong (ta) tukang khitan borok (ta) luka lama boyong (tk) pindah brabak (tk) berubah merah (wajah) brahala (ta) raksasa sebesar gunung brahmana (ta) pendeta brambang (ta) bawang merah bramantya (ts, ta) marah, kemarahan brangasn (ts) mudah marah branta (ta) asmara brastha (tk) berantas bréwok (ta) bercambang brindhil (ts) habis jarena dicabuti brodhol (ts) terlepas ikatannya brudhul (tk) keluar berama-ramai/berbarengan brobos (tk) masuk melalui celah atau kolong
SUTRESNA SASTRA JAWA M. ANTON NUR ALFIAN, S.S 10 brojol (tk) keluar sebelum waktunya; keluar dari bungkusan brongkos (tg) nama masakan brukut (ts) terbungkus rapat brutu (ta) tunggir ayam bubar (ts) bubar; selesai bubul (ta) semacam bisul di telapak kaki bubur (ta) bubur bubut (tk) mencabuti buda (tg) rabu budeg (ts) tuli budeng (tg) kera hitam bujana (ta) hidangan bujel (ts) tumpul bulak (ts) pudar warnanya bulak (ta) daerah terbuka/ padang bulan (ta) bulan bumbu (ta) bumbu; rempah-rempah bumbung (ta) tempat berbentuk pipa besar atau terbuat dari bambu bumpet (ts) tersumbat bunder (ts) bundar bundhas (ts) melecet (cedera) bundhel (ts) ujungnya membulat bundhet (ts) diberi ikatan mati pada ujungnya (mis. benang) bung (ta) rebung bungah (ts) gembira bungkem (tk) diam; tidak mau mengatakan apa-apa bungkik (ts) kerdil bungkil (ta) ampas minyak kacang bungkus (ta) bungkus bungur (tg) nama tanaman buntel (tk) bungkus buntet (ts) buntu; tidak berongga buntil (ta) masakan terbuat dari kelapa muda, ikan teri dan daun keladi sebagai pembungkus buntu (ts) buntu buntung (tsa) hilang/patah bagian ujungnya burek (ts) legap bureng (ts) tidak jelas terlihat buri (tkr) belakang burik (ts) bopeng buru (tk) kejar buruh (ta) bekerja untuk orang lain busana (ta) pakaian busana (tk) berpakaian buthak (ts) botak buthuk (ts) membusuk (untuk ikan) buwang (tk) buang buyut (ta) cicit buyuten (ts) bagian tubuhnya bergerak-gerak tidak terkendali karena ketuaan C cabar (ts) kehilangan arti cabé (ta) nama rempah untuk jamu cacat (ts) cacat cadhong (tk) menadahkan tangan
SUTRESNA SASTRA JAWA M. ANTON NUR ALFIAN, S.S 11 cagak (ta) tongkat/penyangga cakepan (ta) lirik lagu cakot (tk) gigit cambah (ta) tauge campur (tk) campur candala (ts) jahat candhik kala (ta) semburat merah di langit pada saat senja hari candra (ta) bulan candra (ta) kiasan cantrik (tg) murid padepokan candramawa (ta) kucing hitam cangkem (ta) mulut cangking (tk) jinjing cangkir (ta) cangkir cangklong (ta) pipa cangklong (tk) menyandang di bahu (mis. tas) cakra (ta) senjata dalam pewayangan; lingkaran canthas (ts) bicaranya lantang (untuk wanita) canthèl (ta) sejenis jagung cantheng (ta) radang di jari, umumnya di ibu jari kaki akibat tertusuk kuku canthing (ta) alat untuk membatik canthol (tk) cantol capil (ta) topi petani, bentuknya bulat berujung runcing caping (ta) topi petani, bentuknya bulat berujung runcing caplak (ta) penyakit kulit caplok (tk) memasukkan semua ke dalam mulut cara (ta) cara caraka (ta) utusan carang (ta) ranting carita (ta) cerita carup (tk) raup cathèk (tk) gigit (anjing) cathet (tk) catat catur (ts) empat caturan (tk) bercakap-cakap cawang (ta) tanda V cawet (ta) celana dalam cawé-cawé (tk) turun tangan, ikut campur cawis (tk) sedia cawik (tk) cebok cawuk (tk) mengambil dengan cara menyendokkan tangan cecak (ta) cicak cedhak (ts) dekat cédhal (ts) cadel; tidak bisa mengucapkan bunyi tertentu dengan benar cegat (tk) hadang cèkèr (ta) kaki unggas cekel (tk) pegang celempung (ta) alat musik bagian dari gamelan cekak (ts) tidak mencukupi; ukurannya tidak memadai; pendek sekali cekakakan (tk) tertawa-tawa dengan keras cekakik (ta) ampas kopi (sisa setelah diminum) celak (ts) dekat celak (ta) penegas garis tepi mata celuk (tk) panggil celak (ta) penegas garis tepi mata cemani (ts) hitam
SUTRESNA SASTRA JAWA M. ANTON NUR ALFIAN, S.S 12 cemawis (ts) tersedia cemeng (ta) hitam cemèng (ta) anak kucing cemèt (ts) pipih karena tertimpa/tertekan beban berat cemplang (ts) tidak sedap/ kurang pas (mis. nada, rasa) cemplung (tk) masuk (dalam cairan) cendhak (ts) pendek cengkir (ta) buah kelapa yang masih sebesar kepalan, belum berdaging buah cepak (ts) tersedia, siap cepak-cepak (tk) siap-siap cepeng; cepeng( (tk) pegang ceplus (tk) gigit (untuk cabai) cepuk (ta) wadah kecil, biasanya untuk menyimpan perhiasan cerek (ta) tanda bunyi "re" pada aksara Jawa cèrèt (ta) cerek ceriwis (ts) banyak bicara cetha (tkr) jelas cethèk (tk) dangkal céthok (ta) sendok semen cethik (tk) menyalakan (api) cethil (ts) pelit cethot (tk) cubit besar cicil (tk) angsur cicip (tk) merasai cidra (tk) tidak menepati janji cidra (tk) curi; culik cilaka (ts) celaka cilik (ts) kecil cingak (ts) terkejut karena heran cluluk (tk) tiba-tiba berkata clingus (ts) pemalu, tidak percaya diri cluluk (tk) tiba-tiba berkata cluthak (ts) suka mencuri makanan (untuk hewan, terutama kucing) clomètan (tk) berteriak tak beraturan/bersahutan climèn (tkr) kecil-kecilan cocot (ta) mulut (kasar) colong (tK) curi colok (ta) penerangan/ obor congor (ta) hidung binatang berkaki empat conthèng (ta) coret silang coplok (tkr) tanggal copot (ta) tanggal/cabut coro (ta) kecoa cotho (ts) repot karena ditinggalkan; kehilangan andalan crah (tkr) bercerai; saling bermusuhan cubles (tk) menusuk dengan benda runcing cubluk (ts) bodoh cucuk (ta) paruh cucakrawa (ta) nama burung cungkup (ta) atap makam culek (tk) mencolok mata culik (tk) mengambil sebagian nasi yang sedang dimasak culik (tk) culik cunduk (ta) tusuk cundrik (ta) keris kecil cupet (ts) terbatas
SUTRESNA SASTRA JAWA M. ANTON NUR ALFIAN, S.S 13 cupu (ta) wadah kecil, biasanya untuk menyimpan perhiasan curek (ta) kotoran telinga cures (ts) habis/tertumpas curut (ta) tikus bermoncong runcing cuthik (ta) tongkat penunjuk/ potongan dahan cuwa (ts) kecewa cuwil (tk) mengambil sebagian kecil cuwil (tkr) terkoyak/terpotong /pecah sedikit di bagian tepi D dadak (ta) harus, terpaksa dadakan (tkr) tanpa rencana dadakan (ta) pemicu timbulnya permasalahan dadar (ta) makanan/ telor digoreng melebar tipis dadèn-dadèn (ts) jadi-jadian dhadhal (ts) runtuh terbawa arus air dadi (ts) jadi dados; dados (ts) jadi dagang (tk) berdagang dahana (ta) api dahuru (ta) huru-hara dahwèn (ta) suka mencerca dalah (tpy) dan; bersama dengan dalan (ta) jalan dalem (ta) rumah dalu; dalu (ta, tkr) malam damar (ta) lak damar (ta) pelita damèn (ta) barang padi dami (ta) jerami nangka damu (tk) tiup dandan (tk) bersolek/ merias diri dandan-dandan (tk) memperbaiki bangunan (rumah dsb.) dandang (ta) periuk nasi dandos; dandos (tk) perbaiki danawa raksasa dara (ta) burung dara dara (ts) betina muda (untuk ayam) darbé (tk) milik, mempunyai darma (ta) darma, kewajiban dalam hidup dasa (tw) puluh dawa (ts) panjang dawet (ta) cendol daya (ta) daya daya-daya (tkr) bersegera dédé (tkr) bukan degan (ta) kelapa muda deling (ta) bambu demèk (tk) pegang déné (tpy) sedangkan dengkul (ta) lutut désa (ta) desa déwa (ta) dewa dhadha mengakui kesalahan dhadha (ta) dada
SUTRESNA SASTRA JAWA M. ANTON NUR ALFIAN, S.S 14 dhadhak (ta) getah dhadhakmerak (ta) pemain dalam kesenian reog yang memakai hiasan bulu merak di kepalanya dhadhu (ta) dadu dhadhung (ta) tali dhagelan (ta) lawak dhangka (ta) tempat asal dhalang (ta) dalang dhawah (tk) jatuh dhawuh (ta; tk) ucapan; perintah; memerintahkan dhayoh (ta) tamu dhédhé (tkr) berjemur dhèdhèl (ts) terlepas jahitannya dhèdhès (ta) bau harum yang keluar dari tubuh musang dhedhes (tk) mendesak seseorang dengan pertanyaan agar ybs mengaku/ membuka rahasia dhemen (tk) suka dhèmpèt (ts) melekat/rapat dhèndhèng (ta) daging dikeringkan dengan bumbu tertentu dhéwé (tkr) sendiri; sendirian dhidhis (tk) mencari kutu di kepala sendiril dhingklang (ts) pincang dhingkluk (tk) tunduk/menghadak ke bawah dhodhog (tk) ketuk pintu dhodhos (tk) lubangi dari bawah dhompol (tw) untaian dalam 1 tangkai (untuk buah) dhondhong (ta) nama buah dhongkol (ta) mantan pejabat dhoyong (ts) miring dhudha (ta) duda dhupak (tk) tendang menggunakan tumit dhuwit (ta) uang dhuwur (ts) tinggi dingklik (ta) bangku kecil disik (tkr) terlebih dulu dluwang (ta) kertas dolan (tk) bertandang dolanan (ta, tk) bermain, mainan, permainan donga (ta) doa dora (tkr) tidak terus terang dosa (ta) dosa drèngès (ta) bunga sirih driji (ta) jari dubang (ta) ludah merah/ ludah orang yang makan sirih duduh (ta) kuah duduh (tk) beritahu dugang (tk) tendang dengan lutut dulur (ta) saudara dulit (tk) colek dumuk (tk) sentuh dumunung (tk) berada; bertempat dunung (ta) tempat duratmaka (ta) pencuri duren (ta) durian durung (tkr) belum dustha (tk) curi
SUTRESNA SASTRA JAWA M. ANTON NUR ALFIAN, S.S 15 duwa (tk) tentang, lawan, tidak menyetujui dwi (tw) dua E éca; éca (ts) enak édan (ts) gila eden (tk) ejan édhum (ts) terlindung dari sinar matahari èdi (ts) indah éka (tw) satu elar (ta) bulu unggas èlèk (ts) jelek éling (tk, ts) ingat, sadar élok (tkr) aneh, ajaib eluk (tk) tekuk éman (tk) sayang kalau hilang atau rusak embah (ta) nenek/kakek embuh (tpw) entah emoh (tk) tidak mau emplok (tk) memasukkan ke mulut empuk (ts) lembut émut ; émut (tk) ingat emut (tk) kulum enak (ts) enak èncèr (ts) cair éndah (ts) indah endas (ta) kepala binatang éndha (tk) berkelit éndhang (ta) gadis padepokan éndhang (tk) jenguk endi (tg) mana endog (ta) telur enek (ts) mual enem (tw) enam enep (tk) endap ener (ta) arah énggal (tkr) cepat énggal (ts) baru énggar (tk) hibur énggok (tk) belok enggon (ta) tempat enjing (ta, tkr) pagi entas (tk) angkat, ambil enték (ts) habis entén (tk) tunggu entén-entén (ta) isi jajanan terbuat dari partan kelapa dimasak dengan gula merah énthéng (ts) ringan énthong (ta) sendok nasi éntuk (tk) dapat, boleh entup (ta) sengat entut (ta) kentut enyang tawar (harga) epang (ta) dahan erah (tk) ambil
SUTRESNA SASTRA JAWA M. ANTON NUR ALFIAN, S.S 16 éram (tk) heran eri (ta) duri esthi (tk) latih; pelajari estu (tkr) sungguh, jadi esuk (ta, tkr) pagi éthok-éthok (tk) pura-pura éwa (ts) kecewa éwadéné (tpy) walaupun demikian éwah (tk) ubah; berubah éwuh (tk) rikuh; serba salah éyang (ta) terlindung dari sinar matahari atau hujan éyup (ts) terlindung dari sinar matahari atau hujan G gada (ta) gada; senjata pemukul gadhah (tk) mempunyai gabah (ta) padi yang telah terlepas dari tangkainya gagah (ts) gagah gagak (ta) burung pemakan bangkai gagang (ta) tangkai gagas (tk) pikir gagasan (ta) pemikiran gagé (tkr) cepat gajah (ta) gajah gajih (ta) lemak jenuh galak (ts) galak galar (ta) batang bambu; alas kasur galengan (ta) jalur pembatas petak sawah galih (tk) merasakan dalam hati gaman (ta) senjata gambang (ta) alat musik pukul, bagian dari gamelan gambar (ta) gambar gambas (ta) petola gambir (ta) buah pinang yang sudah diolah gambir anom (ta) nama tarian ksatria gambyong (ta) nama tarian untuk menyambut tamu gamel (tg) tukang merawat kuda gamelan (ta) alat musik Jawa gampang senang/mudah gampil (ts) gampang gamping (ta) kapur tembok ganda (ta) bau gandarwa (ta) hantu besar hitam gandheng (ts) gandeng gandhes (ts) luwes gandhol (tkr) bergantung pada sesuatu gandhul (tkr) tergantung (untuk benda yang berat) ganep (ts) gebap gangsal (tw) lima gangsar (tkr) lancar ganjar (tk) ganjar ganjaran (ta) hadiah ganjil (ts) ganjil gantung (tk) gantung gaplek (ta) singkong yang dikeringkan
SUTRESNA SASTRA JAWA M. ANTON NUR ALFIAN, S.S 17 gapuk (ts) rapuh dimakan usia (untuk kayu) gapyuk (tkr) tidak sengaja bertemu berhadapan garan (ta) gagang garing (ts) kering garu (ta; tk) alat penggaruk tanah; menggaruk tanah garudha (ta) garuda, nama burung dalam mitos Jawa garwa (ta) suami/istri gasik (tkr) awal gatel (ts) gatal gathot (ta) makanan dari gaplek gawan (ta) bawaan gawang-gawang (tk) terbayang gawat (ts) gawat gawé (tk) buat gayuh (tk) capai geber (tk) layar penutup panggung gebug (tk, ta) hantam badan dengan benda keras; pemukul besar gedhang (ta) pisang gedhé (ts) besar gegana (ta) angkasa gegayuhan (ta) keinginan/cita-cita geger (ta) punggung gègèr (tkr) riuh gegedhug (ta) pimpinan (untuk kelompok penjahat, pembuat onar) gela (ts) kecewa gelak (tk) percepat gelang (ta) gelang gelar (tk) bentang (tikar) gelas (ta) gelas gelem (tk) mau gelis (tkr) cepat gemak (ta) burung puyuh gemang (tk) tidak mau gembili (ta) sejenis ubi/talas gemblak (ta) anak lelaki yang dijadikan kekasih seorang lelaki gemblung (ts) tidak normal pikirannya gembok (ta) gembok gembor (ta) alat untuk menyiram tanaman gemes (tk) gemas gemlethak (ts) bergeletakan gemlundung (tk) bergelundungan gemuk (ta) lemak; pelumas gemrégah (tk) bangkit seketika gemrubug (tkr) menderu (suara angin) gemrudug (tkr) pergi/datangnya dalam jumlah besar genah (ts) jelas gendèr (ta) nama alat musik pukul gendhakan (ta) wanita simpanan gendhèng (ts) atap seng genthèng (ts) genteng gendheng (ts) gila gendhing (ta) musik Jawa gendhuk (tg) panggilan untuk anak perempuan gendruwo (ta) hantu besar hitam gendul (ta) botol geni (ta) api
SUTRESNA SASTRA JAWA M. ANTON NUR ALFIAN, S.S 18 gènjèr (ta) nama sayuran genjot (tk) genjot gèntèr (ta) galah genthong (ta) tempayan genuk (ta) tempayan kecil gepuk (tk) pukul geplak (ta) nama jajanan terbuat dari kelapa parut dan gula gèpèng (ts) pipih gerah (ts) sakit gerang (ts) dewasa gerèh (ta) ikan asin gering (ts) sakit germo (ta) mucikari gero-gero (tk) menangis melolong-lolong gèsèh (ts) berbeda; tidak pas geseng (ts) hitam getak (tk) hardik getap (ts) cepat bertindak/bereaksi getas (ts) retas; mudah patah gèthèk (ta) rakit gething (tk) benci gethuk (ta) singkong rebus tumbuk getih (ta) darah getir (ts) rasa antara pahit menusuk getun (ts) menyesal gila (ts) jijik gilig (ts) tidak pipih ginanjar (tk) diberi hadiah/ganjaran giris (ts) ngeri githok (ta) belakang leher glangsaran (tkr) jatuh terkapar glathik (ta) burung gelatik glenik (tk) bujuk glethak (tk) terletak glindhing (tk) menggelinding; bergulir gludhug (ta) guruh glundhung (tk) menggelinding; terguling gobang (ta) uang logam gocèk (tk) berpegang godhag (ts) mampu berbuat godhog (ts, tk) rebus godhong (ta) daun gombak (ta) surai kuda gombal (ta) kain usang gondhal-gandhul (ts) berayun-ayun (untuk benda yang tergantung) gondhangen (ts) bengkak setelah dikhitan gondhelan (tk) berpegang gondhok (ta) bengkak pada kelenjar di leher gondhol (tk) bawa lari/gonggong gondhong (ta) bengkak pada leher gosong (ts) hangus gothot (ts) berotot gotong (tk) angkat gowang (ts) berlubang pada tepi (gigi, pisau) grabah (ta) perlengkapan rumah dari tanah liat gragal (ta) kerikil besar
SUTRESNA SASTRA JAWA M. ANTON NUR ALFIAN, S.S 19 gragapan (tkr) dalam keadaan belum sepenuhnya terjaga dari tidur grahana (ta) gerhana grana (ta) hidung grapyak (ts) ramah grenengan (tk) berbicara dengan suara rendah grèsèk (tk) mencari di antara sisa-sisa gringgingen (ts) kesemutan gringsing (tg) jenis kain/tenunan griya (ta) rumah gruwung (ts) berlubang grudhal (ta) kotoran gigi gudig (ta) kudis gudir (ta) agar-agar gugah (tk) bangunkan gugu (tk) percaya gulu (ta) leher gulung (tk) gulung guling (ta) guling gumpil (tk) runtuh (tanah) gumuk (ta) bukit kecil gumyak (kr)) ramai; ceria gundhul (ts) tidak berambut gundhul (ta) kepala gurah (ta) nama tanaman gurah (tk) membersihkan saluran pernafasan menggunakan getah tanaman gurah gusah (tk) halau guwa (ta) gua guyon (tk) gurau guyub (ts) rukun damai gudheg (ta) masakan terbuat dari nangka muda gori (ta) nangka muda gogor (ta) anak harimau gugur (tk) mati di medan perang grudug (tk) pergi/ datang dalam jumlah besar gya (tkr) segera H hastha (tw) delapan hara (tpw) coba hayo (tpw) hayo I iba (tsb) betapa iberé (ta) terbang ibu (ta) ibu ical; ical (ts) hilang idep (ta) bulu mata ider (tk) berjualan berkeliling idu (ta) ludah idhep-idhep (tsb) sekalian; hitung-hitung idhi (ta) izin iga (ta) tulang belikat iguh (ta) upaya; cara
SUTRESNA SASTRA JAWA M. ANTON NUR ALFIAN, S.S 20 ijir (tk) berhitung ijem; ijem (ts) hijau ijo (ts) hijau ijol (tk) tukar iket (ta) ikat kepala iki (tg) ini iku (tg) itu iler (ta) air liur iming-iming (ta) hadiah yang dijanjikan ila-ila (ta) kepercayaan; pantangan ilat (ta) lidah iler (ta) liur ili (ta) aliran (air, darah, dsb.) imbal (tsb) berselang-seling; saling imbu (tk) peram imbuh (tk) tambah; bonus impèn (ta) mimpi; impian ina (ts) hina ing (tpr) di inger (tk) geser dengan sedikit mengubah arah ingklik (ta) bunga singkong ingklik (tkr) cepat-cepat berlalu; berjalan cepat ingkung (ta) ayam panggang utuh ingsun (tg) saya ingu (tk) memelihara (hewan) ingon-ingon (ta) hewan peliharaan inuman (ta) minuman iring (tk) iring iringan (tkr) samping ireng (ts) hitam isep hisap isih (tkr) masih isin (ta, ts) malu isis (ts) sejuk terkena semilir angin iwak (ta) ikan J jabang (ta) bayi jabel (tk) cabut kembali jabut (tk) cabut jadah (ta) nama jajanan dari ketan jaé (ta) jahe jaga (tk) jaga jagabaya (ta) petugas keamanan desa jagad (ta) dunia jagal (ta) tukang potong hewan ternak jagang (ta) penopang, standar jail (ts) jahil jajah (tk) menguasai wilayah negara lain jajah (ts) telah bepergian ke berbagai pelosok jajal (tk) coba jajan (ta) makanan ringan jaka (ts) jejaka jala (ta) jala jaladri (ta) lautan
SUTRESNA SASTRA JAWA M. ANTON NUR ALFIAN, S.S 21 jalak (ta) nama burung jalaran (ta) penyebab jaler; jaler (ts) laki-laki jalma (ta) manusia jalu (ta) taji jaluk (tk) minta jaman (ta) jaman jamas (tk) keramas jambak (tk) tarik rambut jamban (ta) peturasan; kamar mandi jambé (ta) pinang (tanaman) jambul (ta) jambul jamu (ta) obat tradisional jawa jan (tpw) sungguh-sungguh jangan (ta) sayur jangar (ts) rasa sakit dan panas di kepala jangga (ta) leher janggel (ta) tongkol jagung janggut (ta) dagu jangka (ta) jangka; ramalan jangkar (tk) memanggil nama, tanpa sebutan penghormatan janma (ta) manusia japa (ta) mantra jarak (tk) cari perkara jaran (ta) kuda jarang (ta) air panas jaré (tk) katanya jarem (ts) tuam jarik (ta) kain panjang jarit (ta) kain panjang jarké (tk) biarkan jarwa (tk) cerita, terjemah jatah (ta) jatah jathilan(ta) tarian kuda kepang jatukrama(ta) jodoh jawa (ta) jawa jawa (ts) bertanggung jawab; tahu kewajibannya jawah (tk,ta) hujan jawat (tk) ganggu, godha (antara pria dan wanita) jawata (ta) dewa jawi (ta) jawa jawil (tk) senggol jaya (ts) jaya jèbèng (ta) panggilan untuk bayi jegog (tk) salak (anjing) jegur (tk) terjun ke dalam air jejeg (tk) tendang jejeg (ts) tegak jejer (ta) adegan dalam pagelaran wayang yang menggambarkan pertemuan raja, para punggawa serta keluarga istana jèjèr (ts) bersanding, bersebelahan jejuluk panggilan, sebutan jelih (tk) teriak jembar (ts) luas jembrak (ts) rambut yang gondrong dan berdiri jèmbrèng (tk) buka lebar (untuk kain, kertas, dsb.)
SUTRESNA SASTRA JAWA M. ANTON NUR ALFIAN, S.S 22 jembut (ta) rambut kemaluan jempalik (tk) terguling ke arah berlawanan jempol (ta) ibu jari jemuwah (ta) jumat jenang (ta) bubur halus jenar (ts) merah; kuning emas Jenaté (ts) Almarhum jené (ta) kuning jeneng (ta) nama jenggèlèk (tkr) bangkit secara tiba-tiba jenggong (tk) salak (anjing) jengkar (tk) pindah, meninggalkan tempat jèngkèl (ta) jengkel jengking (tk) tungging jengkol (ta) jering jenthik (ta) kelingking jepit (tk) jepit jeplak (tk) membuka dengan cepat jeram (ta) jeruk jèrèng (ts) juling jerit (tk) jerit jero (ts) dalam jerohan (ta) isi perut jeruk (ta) limau jethungan (tk) petak umpet jèwèr (tk) ditarik telinganya jimat (ta) jimat jirih (ts) penakut jiwa (ta) jiwa jiwit (tk) cubit jlèntrèh (tk) jelaskan jodho (ta) jodoh jojoh (tk) cucuk dengan benda tajam jomplang (ts) tidak setimbang jorok (tk) dorong sampai jatuh jothak (tk) seteru juju (tk) suap langsung ke dalam paruh jujug (tk) langsung menuju jujul (ta) kembalian jujur (ts) lurus jujur (ts) jujur julungpujut (tg) nama wuku dalam penanggalan jawa julungwangi (tg)nama wuku dalam penanggalan jawa jumadilakir (tg) nama bulan dalam penanggalan jawa jumadilawal (tg) nama bulan dalam penanggalan jawa jumantara (ta) angkasa jumawa (ts) angkuh jumbuh (ts) bertemu, cocok (untuk pendapat, pemikiran) jumpalitan (tk) berguling-guling (koprol) jungkat (ta) sisir jupuk (tk) ambil juragan (ta) majikan juwèh (ts) suka memberikan komentar tentang urusan orang lain juragan (ta) majikan
SUTRESNA SASTRA JAWA M. ANTON NUR ALFIAN, S.S 23 O obah (tk) bergerak obong (tk) bakar obor (ta) obor obok-obok (tk) aduk-aduk menggunakan tangan oceh (tk) cakap ogak (ts) goyang (untuk gigi) ombak (ta) ombak ombe (tk) minum omben-omben (ta) minuman omber (ts) luas ombyok (tw) ikatan besar (untuk sayuran, buah- buahan, dsb.) omong (tk) cakap ompol (ta) air kencing yang dikeluarkan dalam tidur opak (ta) kerupuk dari umbi-umbian ora (tkr) tidak orak-arik (ta) masakan dari telur orat-arit (tk) berantakan osik (ta) gerak owah (ts) gila owah (tk, ts) berubah oyok (tk) rebut oyot (ta) akar U ubarampé (ta) perlengkapan ucek (tk) gosok-gosokkan (mata, cucian) uceng (ta) jenis ikan sungai udakara (tpy) kira-kira, kurang lebih ucul (tk, ts) terlepas udal-udal (tk) membongkar udan (ta) hujan udani (tk) telanjangi udel (ta) pusar udheng (ta) ikat kepala udi (tk) ajar; pelajari udud (ta; tk) rokok; merokok udun (ta) bisul udur (tk) berdebat uga (tkr) juga ugal-ugalan (tkr) bertindak tanpa mengindahkan aturan ugel-ugel (ta) pergelangan tangan uger-uger(ta) kusen uget-uget (ta) larva ugi (tkr) juga ugungan (ts) senang dipuji uja (tk) penuhi segala keinginan ujar (ta) perkataan ujub (tk) laksanakan ujur (ta) membujur ukara (ta) kalimat ukir (tk) ukir ula (ta) ular
SUTRESNA SASTRA JAWA M. ANTON NUR ALFIAN, S.S 24 ular-ular (ta) petuah ulem (tk) undang uleng-ulengan desak-desakan uler (ta) ulat ules (ta) warna (untuk binatang) ulet (ts) liat ulu (tk) telan ulung (tk) serah uman (tk) kebagian umbar (tk) biarkan/ lepaskan umbel (ta) ingus umbul (ta) gambar umbul (ta) mata air umbul-umbul (ta) bendera umek (ts) tidak bisa diam umik-umik (tk) komat-kamit umob (ts) didih umpak (ta) alas tiang umplung (ta) kaleng umum (tk) umum umur (ta) umur umyek (tk) sibuk sendiri undamana (tk) maki-maki undang (tk) panggil under (tkr) pusat, inti undha (tk) terbangkan (untuk layang-layang) undha-undhi (tks) sama saja, selisih usianya sedikit undhuh (tk) petik/tuai undur (tk) gerak ke belakang undur-undur (ta) nama serangga uni (ta) bunyi, suara unjuk (tk) geser naik unjuk (tk) minum unta (ta) onta untab (tk) temani saat-saat keberangkatan untal (tk) telan semuanya untel-untel (tk) gulung unthuk (ta) busa unting (tk) ikat segepok untir (tk) pelintir untu (ta) gigi untup-untup (tk) muncul sedikit upama (tpy) umpama upaya (ta) upaya ura-ura (tk) bernyanyi urik (ts) curang urip (tk,ts) hidup usada (ta) obat usir (tk) usir usus (ta) usus usus-usus (ta) tali kolor utang (ta) hutang uwa (tg) sebutan untuk kakak ayah/ibu uwal (tkr) terlepas dari ikatan (untuk manusia) uwan (ta) uban uwang (ta) rahang bawah
SUTRESNA SASTRA JAWA M. ANTON NUR ALFIAN, S.S 25 uwi (ta) talas uyuh air seni uyup hirup (untuk cairan, mis. kuah sayur) W waca (tk) baca wacana (ta) wacana, diskursus wadal (ta) tumbal wadanan (ta) julukan wadas (ta) cadas wadat (tkr) tidak menikah wadhag (ta) jasmani wadhah (ta) tempat wadhang (ts) masakan kemarin (untuk nasi) wadhuk (ta) bendungan wadhuk (ta) perut wadi (ta) rahasia wadon (ts) perempuan wadul (tk) mengadu wagé (tg) nama pasaran wagu (ts) janggal waja (ta) gigi waja (ta) baja wajan (ta) kuali wajik (ta) nama jajanan terbuat dari ketan wajik (ts) jajaran genjang walanda (tg) belanda walandi (tg) belalang walang (ta) belalang walèh (tkr) bosan wales (tk) balas walesan (ta) gagang pancing wali (ta) wali walik (ta) balik waluh (ta) labu waluya (ts) sehat wana (ta) hutan wanara (ta) kera wanadri (ta) hutan rimba wanci (ta) waktu wanda (ta) suku kata wanda (ta) badan wandé (ta) warung wandu (ts) banci wangi (ts) harum wangsit (ta) wahyu wangun (ta) bentuk wangwung (ta) kumbang wani (ts) berani wanita (ta) wanita wanodya (ta) wanita wanti-wanti (tk) berpesan dengan sangat wanuh (tk) tahu, kenal waos (ta) gigi
SUTRESNA SASTRA JAWA M. ANTON NUR ALFIAN, S.S 26 waos (tk) baca wara-wara (ta) pengumuman warah (tk) tunjuk/ajar warak (ta) badak warangan (ta) racun (biasanya dipakai untuk melumuri keris) waranggana (ta) penyanyi (dengan iringan gamelan) warangka (ta) kerangka, sarung keris waras (ts) sehat wareg (ts) kenyang warèng (tg) keturunan ke 5 warga (ta) warga wargi (ta) warga warih (ta) banyu waris (ta) waris waringuten (tkr) kewalahan warna (ta) warna warok (ta) orang berilmu (daerah Madiun, Ponorogo, Tenggalek dan sekitarnya) warsa (ta) tahun warta (ta) berita warung (ta) warung wasis (ta) pandai waskitha (ts) waspada waspa (ta) air mata waspada (ts) waspada wastani (tk) kira, sangka; namakan, sebut wastra (ta) laut watak (ta) watak watara (tkr) kira-kira watek (ta) watak wates (ta) batas waton (tkr) asal-asalan; asalkan watu (ta) batu wau (tg) tadi wawacan (ta) bacaan wawansabda (tk) bercakap-cakap wawas (tk) pikir, timbang wawasan (ta) pikiran, pertimbangan wayah (ta) masa/waktu wayah (ta) cucu wayang (ta) wayang wayu (ts) basi wayuh (tk) diduakan (oleh suami) wé (ta) air wédang (ta) minuman hangat wédang (ta) air matang wedhak (ta) bedak wedhar (tk) urai, bahas wedhi (ta) pasir wedi (ts) takut wedhon (t hantu sawah wédhok (ts) perempuan wedus (ta) kambing wegah (ts) enggan wekas (ta) pesan wekasan (ta) akhir wekdal (ta) waktu
SUTRESNA SASTRA JAWA M. ANTON NUR ALFIAN, S.S 27 wektu (ta) waktu welas (ta, tk) rasa kasihan; merasa kasihan welèh (tk) balasan setimpal weling (ta) ular belang weling (ta) pesan wenang (ts) berwenang, berhak wengku (tk) memangku, menikahi (pria menikahi wanita) wening (ts) bening wengi (tkr, tkr) malam wentis (ta) betis werdi (ta) arti werna (ta) warna, jenis weruh (tk) nampak, tahu wesi (ta) besi wèt (ta) hukum wetah (ts) utuh wétan (tg) timur weteng (ta) perut weton (ta) hari kelahiran wetu (tk) keluar wewaler (ta) pantangan wéwé (ta) hantu perempuan wèwèh (tk) memberi wewengkon (ta) daerah kekuasaan, wilayah widada (ts) selamat widadara/i (ta) bidadari laki-laki/perempuan wigati (ts) penting wiji (ta) biji; benih wijik (tk) mencuci tangan wilang (tk) hitung wilangan (ta) bilangan wilujeng (tkr) selamat winarah (tk) terjadi wingènané (tg) dua hari yang lalu wingi (tg) kemarin wingit (ts) angker wingking; wingking (tkr) belakang winengku (tk) disunting; diperistri winisuda (tk) diwisuda winih (ta) benih wirama (ta) irama wirang (ts) malu wirid (ta) kata atau kalimat pujian kepada Allah yang dibaca berulang-ulang wiridan (ta) pembacaan wirid wiring galih (ta) hitam (ayam jago) wiron (ta) bagian dari kain panjang yang dilipat memanjang bersusun yang akan diletakkan di bagian terluar di depan pada saat kain panjang dikenakan wiru (tk) melipat bagian tepi kain panjang menjadi lipatan-lipatan kecil memanjang bersusun wis (tkr) sudah wisa (ta) bisa, racun wisik (ta) bisikan, wahyu wisma (ta) rumah wisuh (tk) basuh tangan/kaki wisuda (tk) wisuda wit (ta) pohon
SUTRESNA SASTRA JAWA M. ANTON NUR ALFIAN, S.S 28 witikna (tpy) salah sendiri; mengapa pula wiwit (tk) mulai wondéné (tpy) sedangkan wong (ta) orang wos (ta) arti wos; wos (ta) beras wot (ta) jembatan wrangka (ta) sarung keris wré (ta) kera wréda (ta) yua wucal; wucal ajar wuda (tkr) telanjang wudhar (tk) terurai wudun (ta) bisul wukir (ta) gunung wulang ajar wulu (ta) bulu wulung (ta) elang wulung (ts) ungu tua wungkuk (ts) bongkok wungu (ts) ungu wungu (tk) bangun wuninga (ts) tahu wuri (tkr) belakang wuruk (tk) tunjuk/ajar wurung (tkr) batal wus (tkr) sudah wusana akhir, kejadian wuta (ts) buta wutah (tk) tumpah wutuh (ts) utuh wuwung (ta) bubungan atap wuwuh (tk) tambah wuwus (ta) bicara, kata-kata wuyung (ts) kasmaran Y yasa (tk) membuat yamadipati (tg) dewa kematian yayah (ta) ayah yuyu (ta) kepiting sungai yayi (tg) adik yèn (tpy) bila, jika yuta (tw) juta yuswa (ta) umur yekti (ts) sungguh; benar yuwana (ts) selamat yaksa (ta) raksasa
SUTRESNA SASTRA JAWA M. ANTON NUR ALFIAN, S.S 29 Tembung Ngoko-Kromo Madya-Kromo Inggil Ngoko Kromo Kromo Inggil Abang Abrit Abrit Anak yoga Putra adus adus siram aran nama asma banyu toya toya bojo semah garwa buwang bucal kéndhang buyar rampung rampung carita cariyos cariyos cukur cukur paras, pangkas dadi dados dados dalan radinan margi dandan dandos busana deleng ningali mriksani dhewé piyambak piyambak doyan purun kersa duwé gadhah kagungan embuh kirangan ngapunten endi pundi pundi epék pendhet pundhut gawa bekta asta gedhé ageng ageng gelem purun kersa gelis énggal énggal iki niki punika ilang ical ical imbuh imbet tanduk inep nyipeng nyaré isin isin lingsem iya inggih sendika jaga jagi reksa jaluk nedi suwun jamu jampi loloh jarit sinjang nyamping jungkat serat pethat jupuk pendhet pundhut kabéh sedaya sedanten kakang kakang raka kanggo kanggé kagem
SUTRESNA SASTRA JAWA M. ANTON NUR ALFIAN, S.S 30 kandha sanjang ngendika kklambi rasukan ageman keris dhuwung wangkingan kongkon kéngkén utus SEJARAH HA NA CA RA KA Aksårå Hånåcåråkå ( utåwå ) iku sarupaníng aksårå síng kaanggo ing Tanah Jåwå lan saubêngé kåyå tå ing Madurå, Bali, Lómbók lan ugå Tatar Sundhå. Aksårå Hånåcåråkå iku babóné aksårå Brahmi síng asalé såkå Hindhústan. Ing anak bawånå Indhia iku akèh rupa-rupaníng aksårå. Salah sijiníng aksårå síng wigati iku aksara Pallawa saka Indhia sisih kidúl. Aksårå Pallawa Aksårå Pallawa iku asalé såkå India sisíh kidúl. Jênís aksårå iki digunakaké ing kiwå-têngêné abad kapíng 4 lan abad kapíng 5. Búkti kapisan panganggonan jênís aksårå iki ing Nuswantårå ditêmókaké ing pulo Kalimantan sisíh wétan ing cêdhak tlatah síng saiki diarani Kutai. Aksara Majapait Ing sajarah Nuswantårå mångså antårå taún 1250 - 1450 iki ditandhani karo dhominasi Måjåpait ing Jåwå Wétan. Aksårå Måjåpait iki ugå nudúhaké pangarúh såkå gaya panulisan ing róntal lan rupané éndhah. Gayané sêmu kaligrafis. Muncule Aksara Anyar Hanacaraka Sawisé jaman Måjåpait, muncúl jaman Islam lan uga jaman Kolonialismê Kulón ing Tanah Jawa. Ing jaman iki banjúr muncúl naskah-naskah manuskrip kapisan síng wís nganggo aksårå Hånåcåråkå Anyar. Naskah-naskah iki ora namúng katulís ing gódhóng palêm (róntal utawa nipah) manèh, nangíng ugå ing dluwang utawa kêrtas lan awujúd buku utåwå codex ("kodhèks"). Komputerisasi Aksara Hanacaraka Wiwít dåsåwårså 1980-an pungkasan lan purwané 1990-an, aksårå Hånåcåråkå ugå digawèkaké fónt ing kanggo panrapan ing kómputêr. Salah siji síng kapisan nggawé fónt aksårå Jåwå iku Willem van der Molen, dhosèn filologi lan sastrå Jåwå Kuna ing Univèrsitas Leiden. PASINAON AKSARA JAWA 01. Pasinaon - Aksara Nglegena Aksara Nglegena artinya adalah aksara yang belum berpakaian atau belum memakai "Sandhangan". Aksara Nglegena jumlahnya: 20 buah, biasa disebut dengan "Carakan", namun ada pula yang menyebut dengan: "Denta Wyanjana", 02. Pasinaon - Aksara Pasangan Aksara Nglegena apabila dipasangi dengan aksara pasangan, maka aksara nglegena tersebut menjadi "Mati". Ragam bentuk aksara pasangan, ada 3 macam:
SUTRESNA SASTRA JAWA M. ANTON NUR ALFIAN, S.S 31 03. Pasinaon - Aksara Murda Dari 20 buah Aksara Nglegena terdapat beberapa Aksara Murda, yang digunakan untuk menulis : 1. Nama Gelar dan Nama Diri, 2. Nama Geografi, 3. Nama Lembaga Pemerintah, 4. Nama Lembaga Badan Hukum, 5. Penghormatan. 04. Pasinaon - Aksara Rekan Carakan Jawa mempunyai 5 Aksara Rekan, yang digunakan untuk menulis bahasa asing terutama bahasa Arab, sebagai berikut: 05. Pasinaon - Aksara Swara Carakan Jawa mempunyai 5 Aksara Swara, yang digunakan untuk menulis bahasa asing agar pengucapannya tepat, sebagai berikut: 06. Pasinaon - Angka Jawa Ragam Bentuk Angka Jawa seperti tersebut dibawah ini, angka Jawa ditulis diantara 2 (dua) pada pangkat. 07. Pasinaon - Sandhangan Swara Aksara Nglegena adalah aksara yang belum berpakaian atau belum memakai "Sandhangan" disebut sebagai aksara mati, untuk menghidupkannya diperlukan Sandhangan. Carakan Jawa mempunyai 4 Sandhangan: a. Sandhangan Swara b. Sandhangan Panyigeging Wanda c. Sandhangan Wiyanjana d. Sandangan Panjingan 08. Pasinaon - Sandhangan Panyigeging Wanda Sigeg = berhenti, Wanda = suku kata, wanda yang disegeg berarti berhenti atau mati. Sandhangan Panyigeging Wanda ada 4 buah: 1. Sandhangan Wignyan 2. Sandhangan Layar 3. Sandhangan Cecak 4. Sandhangan Pangkon 09. Pasinaon - Sandhangan Wiyanjana Sandhangan Wiyanjana ada 3 buah: 1. Sandhangan Cakra 2. Sandhangan Keret 3. Sandhangan Pengkal 10. Pasinaon - Pratandha Yang dimaksud dengan Pratandha adalah seperangkat tanda atau rambu yang digunakan untuk menulis dan membaca Carakan Jawa. Pratandha ada 2 buah, yaitu : Adeg adeg dan Pada.
SUTRESNA SASTRA JAWA M. ANTON NUR ALFIAN, S.S 32 Pasangan consonants Aksara murda consonants Subscript aksara murda consonants Aksara Jawa (Huruf Jawa) ha na ca ra ka da ta sa wa la pa dha ja ya nya ma ga ba tha nga
SUTRESNA SASTRA JAWA M. ANTON NUR ALFIAN, S.S 33 Vowels, vowel diacritics and final consonant diacritics Punctuation Angka Jawa Arané Anak Kewan (nama-nama anak hewan) Kewan Arané Anak 1 Ayam (pitik) Kuthuk 2 Bandeng Nénér 3 Banthéng waréng 4 Banyak blengur 5 Baya rété 6 Bébék meri 7 bulus ketul 8 cacing lur 9 cecak sawiyah 10 coro méndhét 11 dara piyik 12 dhorang tampér 13 emprit indhil
SUTRESNA SASTRA JAWA M. ANTON NUR ALFIAN, S.S 34 14 gagak engkak 15 gajah bleduk 16 gangsir clondho 17 garangan rasé 18 glathik cécrékan 19 jangkrik gendholo 20 jaran belo 21 kadhal tobil 22 kalajengking ketupa 23 kancil kenthi 24 kebo gudél 25 kecapung jenthit 26 kidang kompréng 27 kinjeng senggrutu 28 kinjeng dom undur-undur 29 kethek munyuk 30 kodhok precil 31 kombang engkuk 32 kremi racek 33 kucing cemeng 34 keyong krikik 35 kupu uler 36 kura laos 37 laler kotesan 38 lawa kamprét 39 lemut uget-uget 40 lélé jabrisan 41 macan gogor 42 menjangan kompréng 43 sapi pedhét 44 singa dibal 45 tawon gana 46 tekék celolo 47 tikus cindhil 48 tongkol cengkik 49 tuma kor 50 ula kisi/ucet 51 urang grago/nener 52 walang dhogol 53 warak plencing 54 wedhus cempé 55 welut udhet 56 yuyu béyés Arané Godhong (nama-nama daun) Godhong Arané arén dliring asem sinom cocor bébék tiba urip dhadhap tawa gedhang enom pupus gedhang garing klaras ambé pracat, dedel jarak bledhég jati jompong kacang lanjaran lembayung katés gampléng kecipir cethéthét jati jompong kelor limaran kluwih kléyang klapa enom janur klapa tuwa blarak lempuyang lirih lombok sabrang mlinjo eso pari damen randhu baladéwa siwalan lontar tales lumbu tebu rapak turi pethuk wuni mojar Arané Isi / Wiji sebutan nama biji Wiji Arané asem klungsu cipir botor durén ponggé jambé jebug kapas wuku katés trémpos kluwek pocung kluwih bethem
SUTRESNA SASTRA JAWA M. ANTON NUR ALFIAN, S.S 35 sebutan nama biji kesambi kecacil mlinjo klathak nangka beton pelem pelok randhu klentheng salak kenthos sawo kecik semangka kwaci Arané Kembang (Nama-nama bunga) Kembang Arané Arén dangu blimbing maya durén dlongop gedhang ontong jambé mayang jambu karuk jagung sinuwun jati janggleng jéngkol kecuwis kacang besengut kapas kadi kélor limaran Kembang Arané kopi blanggréng kluwih onthél krambil manggar lombok menik mlinjo uceng nangka angkup peté pendul pring krosak randhu karuk salak ketheker suruh dréngés tebu glagah / gleges Arané Pentil sebutan kecilnya buah (buah muda) pentil arané asem cempaluk jagung jantén jambé bleber jambu karuk kacang besengut krambil bluluk, cengkir, degan manggis blibar nangka babal pelem pencit randhu plencing semangka plonco so/mlinjo kroto timun serit Tembung Camboran Kata Majemuk, kata gabungan dari dua kata Contoh Tembung Camboran wutuh ajur-ajer bibit kawit edi peni gagah prakosa abot entheng lanang wadon bapa biyung gedhe cilik bratayudha pancasila dwiwarna
SUTRESNA SASTRA JAWA M. ANTON NUR ALFIAN, S.S 36 Contoh Tembung camboran Cekak/Tugel tembung camboran asal kata bangjo abang ijo barbeh bubar kabeh jiro siji loro lunglit balung kulit pakdhe bapak gedhe paklik bapak cilik tingwe nglinting dhewe wulu sewu telu CANGKRIMAN (TEBAK-TEBAKAN) 1. Pitik Walik Saba Kebon (Nanas) 2. Sega Sakepel dirubung tinggi (Salak) 3. Ngarep ireng, mburi ireng sing tengah methénthéng (wong mikul areng) 4. Dikethok Malah Tambah Dhuwur (Celana) TEMBUNG GARBA kata yang berasal dari Singkatan 2 kata Tulodho = Contoh Tembung Berasal dari anéng ana + ing kalyan kalih + lan lumebéng lumebu + ing mahameru maha + meru narendra nara + indra narpendah nara + endah prawirotama prawira + utama sarotama saru + utama sitinggil siti + inggil sugyarta sugih + arta
SUTRESNA SASTRA JAWA M. ANTON NUR ALFIAN, S.S 37 TEMBUNG ENTAR Tembung Kosok Balen (Lawan kata) Andhap x Inggil Banter x Alon Cedhak x Adoh Dursila x Susila Edan x Waras Gemi x Boros Jujur x Culika Kasar x Alus Landhep x Kethul Marem x Gela Nistha x Utama abang kupinge = nesu banget abang-abang lambe = ora tenanan, mung lelamisan adus kringet = nyambut gawe abot banget adus luh = nemen anggoné nangis bening atiné = sumeh bukak wadi = ngandhakaké wewadiné cagak elék = camilan supaya betah melékan cilik atiné = gampang nesu cepak rejekiné = gampang olih rejeki cepak jodhoné = gelis oleh jodho dadi gawé = ngrepotaké dawa-dawa ula = perkara sing ora uwis-uwis dhuwur atine = gumedhé empuk rembugé = gunemé énak dirungokaké entek atiné = kuwatir banget / kewedén entheng tangané = seneng tandang gawé gedhe endasé = sombong gedhe omongé = omonge ora ana nyatané gilig rembugé = rembuge pasti idu geni = omongane tansah kelakon ilang klilipé = ilang musuhé jembar dhadhane = sugih pangapura jembar kawruhé = akeh ngilmuné jero kawruhé = akeh ngilmuné, pinter kadalu warsa = wis kliwat, kasép kandel kupingé = ora nggugu pitutur lambé tipis = ceriwis / akeh omongé landhep pikirané = pinter banget larang pangan = paceklik luhur budiné = kelakuané becik manis ésemé = esemé nyenegaké ati mateni pangané = gawe ilang panguripané ngangsu kawruh = golek ngilmu, meguru
SUTRESNA SASTRA JAWA M. ANTON NUR ALFIAN, S.S 38 Tembung Mbangetake Kata ganti menyangatkan abang mbranang gagah prakoso ajur mumur garing sring anyar gres grimis riwis-riwis anyep njejet guyup rukun biru kecu ijo royo-royo babar blas ireng thuntheng banjir bandhang jejel uyel-uyel cedhak nyaklek jembar gilar-gilar cilik menthik kapok kawus cukat trengginas lila legawa dhewe emple malang megung dhuwur mencit nangis ngguguk endhek erek-erek panas sumelet esuk uthuk-uthuk teles kebes Parikan-Pantun 1. Awan2 tuku Brambang Ana prawan Klambiné abang 2. Wedang bubuk, gula jawa, Yen Kepethuk atiné lega 3. Buah kenitu buah kedhondhong, jangan begitu dong (bhs. Indonesia...:-) 4. Esuk nyuling sore nyuling, sulinge arék suroboyo, Esuk éling soré éling sing diéling ora rumangsa. 5. Suwé ora jamu, jamu godhong téla, suwé ora ketemu ketemu pisan gawé gela 6. Mangga dipun tambahi ....! Paribasan Adigang, adigung, adiguna - Ngandelaké kakuwatané, kaluhurané, lan kapinterané. Bathok bolu isi madu - Wong asor nanging sugih kapinteran. Becik ketitik ala ketara - becik lan ala bakalan ketara ing mburiné Dhemit ora ndulit, setan ora doyan - Tansah diparingi slamet ora ana kang ngrusuhi Emban cindhé emban siladan - Pilih kasih ora adil Enggon welut didoli udhet - Panggoné wong pinter dipameri kapinteran sing ora sepirowa Gupak puluté ora mangan nangkané - Mélu rekasa nanging ora mélu ngarakaké kepénaké Jer Basuki mawa béa - Samubarang gegayuhan mbutuhaké wragat Kacang ora ninggal lanjaran - Anak niru wong tuwané Kaya banyu karo lenga - Wong kang ora bisa rukun Kebo nusu gudél - wong tuwa njaluk wuruk marang wong enom
SUTRESNA SASTRA JAWA M. ANTON NUR ALFIAN, S.S 39 Kegedhen empyak kurang cagak - Kegedhén kakarepan nanging kurang sembada Kuthuk marani sunduk - Ula marani gepuk -- Marani bebaya Maju tatu mundur ajur - Prakara kang sarwa pakéwuh Nabok Nyilih tangan - Tumindak ala kanthi kongkonan wong liya Pupur sakdurungé benjut - Ngati ati mumpung durung cilaka Sapa Sing salah bakal séléh - Sapa sing salah bakal konangan Tumbak cucukan - Wong kang seneng adu-adu Tulung Menthung - ditulungi malah ngrusuhi Wiwit kuncung nganti gelung - Wiwit cilik nganti tuwa Yuyu rumpung mbarong rongé - Omahé magrong2 nanging sejatiné mlarat Pepindhan - (Pepatah/Perumpamaan) Abangé - kaya godhong katirah Ali-aliné - nggunung sapikul Alusé - kaya sutra Antengé - kaya temantén ditemokaké Ayuné - kaya Déwi Ratih Bagusé - kaya bathara Kamajaya Banteré - kaya angin Bédané - kaya bumi langit Cahyané bingar - kaya rembulan karainan Cep clakep - kaya orong-orong kepidak Dalané - nggeger sapi Galaké - kaya macan manak Gelungané - minangkara Gelisé - kaya banyu sinaring Ijo kumpul padha ijo - kaya béthét sayuta Jangguté - pindha tawon gumantung Kuningé - kaya emas sinangling Mlakuné mundur -kaya mungkur gangsir Nangisé - ngorong-ngorong Omahé - glathik mungup Padhangé - kaya rina Padha pleg - pindha jambé sinigar Rukuné - kaya mini lan mintuna Tembung Plutan penyingkatan kata untuk mempercepat pengucapan tembung dadiné abot bot amrih mrih amung mung awit wit awor wor alon lon liyan lyan luwih lwih maring mring murih mrih para pra perang prang sarana srana sari sri serat srat
SUTRESNA SASTRA JAWA M. ANTON NUR ALFIAN, S.S 40 seru sru suwara swara suwarga swarga suwawi swawi suwiwi swiwi weruh wruh Tembung Rurabasa (kata-kata yang salah tapi terlanjur biasa/lazim dipakai) Sanépan (Kata ungkapan yang bermakna kebalikannya) tembung tegesé adang sega adang beras supaya dadi sega bakul jangan wong sing dodol keperluané masak mangan awan mangan sega wayah awan menek klapa ménék wité klapa mikul bakso mikul kwali sing isiné bakso ndhudhuk sumur ndhudhuk lemah digawé sumur njahit klambi njahit kain supaya dadi klambi negor klapa negor wit klapa nglinting rokok nglinting klobot karo mbako supaya dadi rokok tangi turu melék bar turu tembung sanépan makna abang dluwang putih banget abot kapuk entheng banget amba godhong kelor ciyut banget arang kranjang rapet banget arang wulu kucing akeh banget arum jamban mambu banget atos debog empuk banget banter keyong alon banget bening leri buthek banget dhuwur kencur endhék banget jero tapak meri cethek banget kandel kulit bawang tipis banget kuning silit kwali ireng banget kuru semangka lemu banget landhep dhengkul kethul banget legi bratawali pahit banget pait madu legi banget peret beton lunyu banget resik paceran kotor banget
SUTRESNA SASTRA JAWA M. ANTON NUR ALFIAN, S.S 41 Tembung Saroja (kata yang semakna untuk menyangatkan) Atut runtut Imbal pangandika Ayem tentrem Imbal wacana Babak bundhas Jabang bayi Bagas waras Jiwa sraya Campur adhuk Kabur kanginan Cundhuk mentul Kadang konang Dalan padhang Olah pikir Dora cara Pacak bans Edi peni Pacak golu Gada gitik Rahayu slamet Gagah pideksa Rina wengi Prénahé Sedulur (Nama Sebutan untuk saudara / keluarga) Prenahé Artiné sedulur sedulur tunggal bapak ibu misanan sedulur tunggal mbah mindhoan sedulur tunggal buyut keponakan anaké sedulur tuwa / enom putu anaké anak putu keponakan anaké keponakan pak lik adhine bapak/ibu lanang bu lik adhine bapak/ibu wadon pak dhe - uwa kangmasé bapak/ibu lanang budhe - uwa mbakyuné bapak/ibu wadon bésan wong tuwané mantu maratuwa wong tuwané bojo anak mantu bojoné anak putu mantu bojoné putu ipé seduluré bojo pripéan ipéne sedulur bapak kuwalon bapak tiri ibu kuwalon ibu tiri anak kuwalon anak tiri sedulur kuwalon sedulur tiri tunggal banyu sedulur tunggal guru tunggal welat sedulur tunggal bapak ibu Tembung Sanalika (Kata tambahan untuk mempertegas kata aslinya) amblas plas anjlog jleg bacok crok bedhil dhor, dhér cemplung plung dhodhok prok
SUTRESNA SASTRA JAWA M. ANTON NUR ALFIAN, S.S 42 goréng sréng gunting kres guyu ger idu cuh iris kres jiwit cekit kaplok plok mabur bur, bleber mandheg greg murub byar ombé cleguk peteng dhedhet suwék brébét tugel thel Purwakanthi syair - pantun - kata bersajak GURU SWARA 1 Ana awan, ana pangan 2 Ngalah nangin oleh 3 sing salah kudu seleh 4 becik ketitik ala ketara 5 sing weweh bakal pikoleh 6 adigang adigung adiguna 7 inggih-inggih ora kepanggih 8 ciri wanci lelai ginawa mati 9 desa mawa cara negara mawa tata 10 witing tresna jalaran seka kulina 11 giri lungsi, jalma tan kena ingina 12 yen menang, aja njur sewenang wenang 13 ana bungah, ana susah iku wis lumrah 14 sing gelem ngalah, bakal luhur wekasane 15 yen krasa enak, aja njur lali anak, lali bojo, lali kanca GURU SASTRA 1 tata titi titig tatag, tanggung tertib 2 aja dhemen memada, dhateng saphadhaning dumadi 3 taberi nastiti lan ngati-ati, mesthi bakal dadi 4 wong jejodohan kudu ngelingi : babat,bibit,bobot,bebet 5 ruruh,rereh,ririh ing wewarihipun, mrih reseping para muyarsi 6 ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karya, tut wuri handayani 7 tarti tata-tata, ate metu turut ratan, diutus tuku tahu tempe dhuwite kertas telung atus 8 tindak tanduk lan tutur kang kalantur, tamtu katula-tula katali, bakal kacatur,katutuh,kapatuh, pan dadi awon 9 sluman slumun slamet, salamun nyemplung kali plung, slulup slelep-slelep oleh slepi isi klobot, njumbul bul klambine teles bles 10 kala kula kelas kalih, kula kilak kalo kalih kuli-kuli kula, kalo kula kéli, kali kilén kula, kalo kula kampul-kampul, kula kelap kelip kala-kala keling-keling
SUTRESNA SASTRA JAWA M. ANTON NUR ALFIAN, S.S 43 Silah-silahing Tembung (Jenis-jenis kata dalam Bhs. Jawa) 1. Tembung Aran (Kata Benda) Tuladha : Radio, lemari, meja, lsp 2. Tembung Kriya (Kata Kerja) Tuladha : maca, mangan, nulis, lsp 3. Tembung Ganti (Kata Ganti) Tuladha : aku, kowe, bapak, lsp 4. Tembung Wilangan (Kata Bilangan) Tuladha : siji, loro, satus, lsp 5. Tembung Sipat/Kaanan (Kata Sifat) Tuladha : panas, apik, seneng, lsp 6. Tembung Katrangan (Kata Keterangan) Tuladha : ngarep, ngisor, kulon, lsp 7. Tembung Seru/Pangguwuh (Kata Seru) Tuladha : wah, adhuh, tulung, lsp 8. Tembung Sandhangan (Kata Sandang) Tuladha : Raden, Kyai, Pangeran, lsp 9. Tembung Penyambung (Kata Sambung) Tuladha : lan, sarta, utawi, lsp 10. Tembung Pangarep (Kata Depan) Tuladha : ing, sing, yen, lsp Silah-silahing Ukara (Jenis-jenis Kalimat dlm Bhs. Jawa) 1. Ukara Kandha (Kalimat Langsung) Tuladha : Ibu ngendika ' Kowe kudu sekolah' 2. Ukara Crita (Kalimat Cerita) Tuladha : Ngendikane Ibu yen sregep sekolah mesthi pinter. 3. Ukara Tanduk (Kalimat Aktif) Tuladha : Bapak tindak kantor 4. Ukara Tanggap (Kalimat Pasif) Tuladha : Sepedane dicet abang 5. Ukara Pakon (Kalimat Perintah) Tuladha : Jupukna sepedaku neng omahe Paklik 6. Ukara Panjaluk (kalimat Permohonan) Tuladha : Tulung njupukna buku kuwi TEMBANG JAWA 1 Macapat Dhandhang gula Asmaradana Durma Gambuh Kinanthi Maskumambang Megatruh Mijil Pangkur Pucung Sinom 2 Tembang Tengahan Balabak Girisa Jurudemung Wirangrong 3. Tembang Gedhe Citramengeng Kusumastuti Mintajiwa Pamularsih
SUTRESNA SASTRA JAWA M. ANTON NUR ALFIAN, S.S 44 Tembung Kerata Basa (makna kata dari penjabaran kata asalnya) tembung tegesé anak karep apa-apa kudu ana lan énak bapak bap apa-apa pepak batur embat-embating tutur bocah yén mangan kaya kebo, penggawéyané ora kecacah brekat didéléh mak breg terus diangkat cangkem yén ora dicancang ora mingkem cangkir kanggo nyancang pikir cengkir kencengé pikir désémber gedhé-gedhéné sumber dongeng dipaido ora méngéng garwa sigarané nyawa gedhang digeget bar madhang guru digugu lan ditiru gusti bagusing ati januari udan saben ari kaji tekadé siji kathok diangkat sitok-sitok kodhok téka-téka ndhodhok krikil keri nang sikil kuping kaku njepiping kupluk kaku nyempluk kursi yén diungkuraké banjur isi ludruk guluné gélo-gélo, sikilé gedrug-gedrug maling njupuk amalé wong sing ora éling mantu diéman-éman meksa metu maratuwa mara-mara ketemu tuwa prawan yén pepara(lelungan) kudu wayah awan saru kasar lan keliru sejarah sejané ngarah sekuter sambi sendheku mlayu bantur sepuh sabdané ampuh simah isiné omah sinom isih enom sirah isiné rah siti isiné bulu bekti sopir yén ngaso mampir sulap yén kesusu bakal ketilap tandur nata karo mundur tapa tatané kaya wong papa tarub ditata supaya katon murub tayub ditata supaya katon guyub tebu antebé kalbu tuwa untuné wis rowa, ngenténi metuné nyawa wanita wani ditata wédang dianggo gawé kadhang wedhus suwé ora tau adus weteng ruwet tur peteng
SUTRESNA SASTRA JAWA M. ANTON NUR ALFIAN, S.S 45 ULAR-ULAR (wejangan/nasehat) 1. Basa iku busananing bangsa - Budi pekerti seseorang bisa terlihat dari tutur kata yang diucapkannya 2. Sapa sing salah bakal Séléh - Orang yang salah akan ketahuan juga 3. Adigang adigung adiguna - Mengandalkan kekuatan, kebaikan dan kepintaran 4. Jer Basuki Mawa Béa - Segala sesuatu butuh biaya 5. Rawé rawé rantas malang malang putung - Siap menghadapi segala rintangan untuk mencapai cita-cita 6. Gliyak-glitak tumindak, saréh pakoléh - Walaupun perlahan-lahan tetapi tercapai apa yang dikehendakinya 7. Kacang ora ninggal lanjaran - Tingkah anak tidak beda dari orang tuanya 8. Kakéhan Gludhug kurang udan - Kebanyakan Omongan tidak ada tindakannya 9. Kuthuk nggéndhong kemiri - Melakukan pekerjaan sesuai dengan kemampuan 10. Pupur sadurungé benjut - Berhati-hati mumpung belum celaka 11. Sabar saréh mesti bakal pikoléh - Berbuat sesuatu jangan terburu-buru 12. Yitna yuwana mati léna - Orang yang hati-hati akan selamat orang yang sembrono bakal celaka 13. Ajining Diri saka lathi - Ajining Salira saka Busana Bagusnya orang bisa dilihat dari tutur kata dan Pakaiannya Wilangan angka jawa dan istilahnya istilah jawa bhs. indonesia eka 1 (siji) satu dwi 2 (loro) dua tri 3 (telu) tiga catur 4 (papat) empat panca 5 (lima) lima sad 6 (enem) enam sapta 7 (pitu) tujuh astha 8 (wolu) delapan nawa 9 (sanga) sembilan dasa 10 (sepuluh) sepuluh sata 100 (satus) seratus sasra 1000 (séwu) seribu saleksa 100000 (satus éwu) seratus ribu sayuta 1000000 (sayuta) sejuta
SUTRESNA SASTRA JAWA M. ANTON NUR ALFIAN, S.S 46 Wangsalan (mengganti kata tertentu dengan kata-kata yang mempunyai arti yang mirip fungsinya untuk memperhalus kata) - Jenang Gula Kowé Aja Lali. (jenang gula = glali) - Sekar aren mas, sampun dangu kok mboten kepanggih (dangu) - kembang jambu, kemaruk duwé dolanan anyar ( karuk ) GAMELAN