BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Perusahaan
Sampel dari penelitian ini adalah perusahan otomotif dan komponen yang
terdaftar di bursa efek Indonesia (BEI) yang memenuhi kriteria yang ditetapkan
oleh peneliti sebanyak 9 perusahan. Berikut ini adalah profil singkat perusahaan
yang dijadikan objek penelitian :
4.1.1 PT Astra International Tbk (ASII)
Astra International Tbk (ASII) didirikan pada tanggal 20 Februari 1957
dengan nama PT Astra International Incorporated. Kantor pusat Astra
berdomisili di Jl. Gaya Motor Raya No. 8, Sunter II, Jakarta 14330 – Indonesia.
Pada tahun 1990, ASII memperoleh Pernyataan efektif BAPEPAM-LK
untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham ASII (IPO) kepada
masyarakat sebanyak 30.000.000 saham dengan nominal Rp1.000,- per
saham, dengan Harga Penawaran Perdana Rp14.850,- per saham. Saham-
saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 04
April 1990.
85
86
1. Struktur Organisasi
Board of Commissioners Executive Committer
Board of Directors Audit Committee
Nomination And Remuneration Committee
Chief Executive Officer Corporate Operations
Corporate Operations
Deputy Chief Executive Officer Group of Business
Astra Foundations
Sumber : Laporan Keuangan PT. Astra Internasional Tbk Tahun 2019
Gambar 4.1
Struktur Organisasi PT. Astra Internasional Tbk
2. Bidang Kegiatan
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ASII bergerak di bidang
perdagangan umum, perindustrian, jasa pertambangan, pengangkutan,
pertanian, pembangunan dan jasa konsultasi. Ruang lingkup kegiatan
utama Astra bersama anak usahanya meliputi perakitan dan penyaluran
mobil (Toyota, Daihatsu, Isuzu, UD Trucks, Peugeot dan BMW), sepeda
motor (Honda) berikut suku cadangnya, penjualan dan penyewaan alat
87
berat, pertambangan dan jasa terkait, pengembangan perkebunan, jasa
keuangan, infrastruktur dan teknologi informasi.
4.1.2 PT Astra Otoparts Tbk (AUTO)
Astra Otoparts Tbk (AUTO) didirikan tanggal 20 September 1991 dan
memulai kegiatan komersialnya pada tahun 1991. Kantor pusat AUTO
beralamat di Jalan Raya Pegangsaan Dua Km. 2,2, Kelapa Gading, Jakarta
14250 – Indonesia, dan pabrik berlokasi di Jakarta dan Bogor. Pemegang
saham yang memiliki 5% atau lebih saham Astra Otoparts Tbk adalah Astra
International Tbk (ASII) (80,00%).
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan AUTO
terutama bergerak dalam perdagangan suku cadang kendaraan bermotor,
baik lokal maupun ekspor, dan manufaktur dalam bidang industri logam,
plastik dan suku cadang kendaraan bermotor. Produk-produk suku cadang
unggulan Astra Otoparts, antara lain: aki untuk kendaraan roda dua dan roda
empat (merek GS, Incoe, dan Aspira), ban untuk kendaraan roda dua dan truk
(Aspira dan Aspira Premio), suku cadang kendaraan roda dua dan roda empat
(Aspira, Federal, KYB, dan TDW) dan pelumas untuk kendaraan roda empat
dan industri (Shell Helix Astra dan HEO (Heavy Equipment Oil)).
Pada tanggal 29 Mei 1998, AUTO memperoleh pernyataan efektif dari
Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham AUTO (IPO)
88
kepada masyarakat sebanyak 75.000.000 saham dengan nilai nominal Rp500,-
per saham dan harga perdana sebesar Rp 575,- per saham. Pada tanggal 15
Juni 1998, saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.
1. Struktur Organisasi
Shareholder
Board of Commissioners Audit Committee
Board of Directors Nomination and
President Director Remuneration
Committee
Director In Charge
Corporate Functions
Corporate Operations
Sumber : Laporan Tahunan 2019 PT. Astra Otoparts Tbk.
Gambar 4.2
Struktur Organisasi PT. Astra Otoparts Tbk
2. Bidang Kegiatan
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
AUTO terutama bergerak dalam perdagangan suku cadang kendaraan
89
bermotor, baik lokal maupun ekspor, dan manufaktur dalam bidang
industri logam, plastik dan suku cadang kendaraan bermotor.
4.1.3 PT Garuda Metalindo Tbk (BLOT)
Garuda Metalindo Tbk (BOLT) didirikan tanggal 15 Maret 1982 dan mulai
beroperasi komersial pada tahun 1982. Kantor pusat BOLT berlokasi di Jl.
Kapuk Kamal Raya No 23, Jakarta 14470 – Indonesia, dan memiliki dua pabrik
yang masing-masing terletak di Jl. Kapuk Raya No. 23, Jakarta Utara dan Jl.
Industri Raya III Blok AE No. 23 Jatake, Tangerang. Pemegang saham yang
memiliki 5% atau lebih saham Garuda Metalindo Tbk, yaitu: PT Garuda Multi
Investama (57,60%) dan Herman Wijaya (12,80%).
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BOLT
adalah bergerak di bidang industri alat-alat dan komponen-komponen untuk
semua jenis kendaraan bermotor. Kegiatan usaha utama BOLT adalah
memproduksi dan memperdagangkan alat-alat, komponen-komponen, dan
sub komponen (termasuk mur dan baut) untuk semua jenis kendaraan
bermotor. Pelanggan utama BOLT (2016) adalah PT Astra Honda Motor, yakni
mencapai 59,97%.
Pada tanggal 26 Juni 2015, BOLD memperoleh pernyataan efektif dari
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan Penawaran Umum Perdana
Saham BOLT (IPO) kepada masyarakat sebanyak 468.750.000 saham dengan
90
nilai nominal Rp 100,- per saham dengan harga penawaran Rp 550,- per
saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI)
pada tanggal 07 Juli 2015.
1. Struktur Organisasi
General Meeting of Shareholder
Board of Comissioners
Audit Commitee
President Director
Director Director Director Director Director
Independen
Internal Corporate
Audit Secretary
Sumber : Laporan Tahunan PT. Garuda Metalindo Tbk Tahun 2019
Gambar 4.3
Struktur Organisasi PT. Garuda Metalindo Tbk
2. Bidang Kegiatan
Selama lebih dari 35 tahun, Garuda Metalindo telah andal
memproduksi fastener dan komponen rekayasa berkualitas tinggi,
terutama untuk industri otomotif.
91
Saat ini, Garuda Metalindo telah berkembang menjadi produsen dan
pemasok pengencang dan komponen terkemuka untuk sektor otomotif,
yang melayani pasar domestik dan internasional. Garuda Metalindo
dipercaya oleh merek otomotif OEM Roda 2 dan Roda 4 serta merek
komponen otomotif multinasional.
Produk Garuda Metalindo saat ini dikirim ke berbagai jalur perakitan
dan pabrik di Asia, Eropa dan Amerika.
Garuda Metalindo juga memproduksi fastener dan komponen untuk
industri non otomotif seperti industri alat berat, infrastruktur, elektronik
dan furniture
Sesuai dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2017,
PT Garuda Metalindo Tbk bergerak di bidang usaha yang mencakup:
a. Pembuatan paku, mur, baut dan barang berulir sejenis yang
terbuat dari besi baja, tembaga, aluminium dan logam lainnya
(25952)
b. Pembuatan komponen dan suku cadang kendaraan bermotor
roda empat atau lebih, seperti leaf spring, radiator, fuel tank,
muffle, rem, gearboxes/persneling, as roda, road wheel,
suspensi & peredam kejut, radiator, silencer, pipa pembuangan,
kataliser pengubah, kopling, roda kemudi, sistem kolom kemudi
dan kotak kemudi; suku cadang dan aksesori untuk bodi karoseri
92
kendaraan bermotor, seperti sabuk pengaman, pintu, bumper,
airbag; tempat duduk mobil; peralatan listrik kendaraan
bermotor, seperti generator, alternator, busi, ignition wiring
harnesses/starter, sistem buka tutup pintu dan jendela otomatis,
pemasangan argometer ke dalam panel instrumen, pengatur
voltage; dan lain-lain (29300)
c. Pembuatan komponen dan suku cadang kendaraan roda dua
dan tiga, seperti motor pembakaran dalam, suspensi dan knalpot
(30912)
d. Perdagangan besar berbagai suku cadang, komponen dan
aksesori mobil yang terpisah dari perdagangannya, seperti karet
ban dan ban dalam, busi mobil, baterai (aki), perdagangan lampu
dan bagian-bagian kelistrikan (45301)
e. Perdagangan besar suku cadang sepeda motor dan aksesorisnya
(45405)
4.1.4 PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL)
Gajah Tunggal Tbk (GJTL) didirikan tanggal 24 Agustus 1951 dan memulai
kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1953. Kantor pusat GJTL beralamat
di Wisma Hayam Wuruk, Lantai 10 Jl. Hayam Wuruk 8, Jakarta dengan pabrik
berlokasi di Tangerang dan Serang. Pemegang saham yang memiliki 5% atau
93
lebih saham Gajah Tunggal Tbk, antara lain: Denham Pte. Ltd. (pengendalian)
(49,50%) dan Compagnie Financiere Michelin (5,36%).
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan GJTL
terutama meliputi bidang pengembangan, pembuatan dan penjualan barang-
barang dari karet, termasuk ban dalam dan luar segala jenis kendaraan, flap
dan rim tape serta juga produsen kain ban dan karet sintetis. GJTL
memproduksi dan memasarkan ban dengan merk, diantaranya merek sendiri
(Zeneos dan GT Radial) dan lisensi (merek IRC Tire, Inoue Rubber Company
(IRC) Japan merupakan pemegang merek dari IRC). GJTL juga melakukan
investasi saham pada perusahaaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia,
yakni Polychem Indonesia Tbk (ADMG) sebesar (25,56%).
Pada tanggal 15 Maret 1990, GJTL memperoleh pernyataan efektif dari
Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham GJTL (IPO)
kepada masyarakat sebanyak 20.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per
saham dengan harga penawaran Rp5.500,- per saham. Saham-saham
tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 08 Mei 1990.
94
1. Struktur Organisasi
Sumber : Laporan Keuangan PT. Gajah Tunggal Tbk Tahun 2019
Gambar 4.4
Struktur Organisasi PT. Gajah Tunggal Tbk
2. Bidang Kegiatan
Kegiatan usaha utama Perusahaan, yaitu menjalankan usaha dalam
bidang industri barang-barang karet dan mendirikan pabrik barang-
barang karet untuk memproduksi, menjual, memperdagangkan dan
mendistribusikan: Ban dalam dan ban luar untuk mobil, sepeda motor,
dan kendaraan lainnya, Barang-barang lainnya dari karet , Barang-barang
lainnya yang terkait dengan bahan baku ban.
95
4.1.5 PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS)
Indomobil Sukses Internasional Tbk (sebelumnya bernama Indomulti Inti
Industri Tbk) (IMAS) didirikan tanggal 20 Maret 1987 dengan nama PT
Cindramata Karya Persada dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada
tahun 1990. Kantor pusat IMAS terletak di Wisma Indomobil Lt. 6 , Jl. MT.
Haryono Kav. 8, Jakarta 13330 – Indonesia.
Produk-produk yang dijual IMAS dan anak usaha meliputi jenis kendaraan
bermotor roda dua, kendaraan bermotor roda empat, bus, truk, dan alat berat
dengan merek-merek, Indomobil memiliki anak usaha yang juga tercatat di
Bursa Efek Indonesia (BEI), yakni Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS).
Pada tahun 1993, IMAS memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK
untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham IMAS (IPO) kepada
masyarakat sebanyak 6.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham
dengan harga penawaran Rp3.800,- per saham. Saham-saham tersebut
dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 15 November 1993.
96
1. Struktur Organisasi
Sumber : Laporan Keuangan PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk.
Gambar 4.5
Struktur Organisasi PT. Indomobil Sukses Internsaional Tbk.
2. Bidang Kegiatan
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
IMAS melakukan penyertaan saham dalam perusahaan-perusahaan atau
kegiatan lainnya yang terkait dengan industri otomotif. Kegiatan usaha
utama IMAS dan anak usaha antara lain meliputi: pemegang lisensi merek,
distributor penjualan kendaraan, layanan purna jual, jasa pembiayaan
97
kendaraan bermotor, distributor suku cadang dengan merk “lndoParts”,
perakitan kendaraan bermotor, produsen komponen otomotif, jasa
persewaan kendaraan, serta usaha pendukung lainnya.
4.1.6 PT Indospring Tbk (INDS)
Indospring Tbk (INDS) didirikan tanggal 05 Mei 1978 dan memulai
kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1979. Kantor pusat INDS terletak di
Jalan Mayjend Sungkono No. 10, Segoromadu, Gresik 61123, Jawa Timur –
Indonesia.
Pada tanggal 26 Juni 1990, INDS memperoleh pernyataan efektif dari
Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham INDS (IPO)
kepada masyarakat sebanyak 3.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per
saham dengan harga penawaran Rp9.000,- per saham. Saham-saham
tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 10 Agustus
1990.
98
1. Struktur Organisasi
Sumber : Laporan Keuangan PT. Indospring Tbk.
Gambar 4.6
Struktur Organisasi PT. Indospring Tbk.
2. Bidang Kegiatan
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
INDS bergerak dalam bidang industri spare parts kendaraan bermotor
khususnya pegas, yang berupa leaf spring (pegas daun), coil spring (pegas
spiral) memiliki 2 produk turunan yaitu hot coil spring dan cold coil spring,
valve spring (pegas katup) dan wire ring.
99
4.1.7 PT Multi Prima Sejahtera Tbk (LPIN)
Multi Prima Sejahtera Tbk (LPIN) didirikan tanggal 07 Januari 1982 dengan
nama PT Lippo Champion Glory dan memulai kegiatan usaha komersialnya
pada tahun 1987. Kantor pusat LPIN berdomisili di Karawaci Office Park Blok
M No. 39-50 Lippo Karawaci, Tangerang 15139, sedangkan pabriknya
berlokasi di Jl. Kabupaten No. 454, Desa Tlajung Udik, Kecamatan Gunung
Putri, Bogor Jawa Barat.
LPIN beberapa kali melakukan perubahan nama, antara lain:
i. PT Lippo Champion Glory, per 07-Jan-1982;
ii. PT Champion Spark Plug Industries, per 21-Sep-1989;
iii. PT Lippo Industries (Lippo Industries Tbk), per 21-Ags-1990 (1996);
iv. Lippo Enterprises Tbk, per 1997;
v. Multi Prima Sejahtera Tbk, per tahun 2001.
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Multi Prima
Sejahtera Tbk adalah Pacific Asia Holdings Limited, Cook Islands, dengan
persentase kepemilikan sebesar 25,00%.
Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan LPIN
meliputi : manufaktur busi dan suku cadang kendaraan bermotor,
perdagangan barang-barang hasil produksi sendiri atau perusahaan yang
mempunyai hubungan berelasi, dan penyertaan dalam perusahaan –
perusahaan atau badan hukum lain. Pendapatan utama LPIN berasal dari
manufaktur busi (dengan merek champion).
100
Pada tahun 1990, LPIN memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK
untuk melakukan penawaran umum perdana saham LPIN (IPO) kepada
masyarakat sebanyak 1.250.000 dengan nilai nominal Rp.1.000.- per saham
dengan harga penawaran Rp.3.000,- per saham. saham-saham tersebut
dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 17 Oktober 1994.
1. Struktur Organisasi
Sumber : Laporan Keuangan PT. Multi Prima Sejahtera Tbk.
Gambar 4.6
Struktur Organisasi PT. Multi Prima Sejahtera Tbk.
101
2. Bidang Kegiatan
Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan
LPIN meliuti : manufaktur busi dan suku cadang kendaraan bermotor,
perdagangan barang-barang hasil produksi sendiri atau perushaan yang
mempunyai hubungan berelasi, dan penyertaan dalam perusahaan –
perusahaan atau badan hukum lain. Pendapatan utama LPIN berasal dari
manufaktur busi (dengan merek champion).
4.1.8 PT Prima Alloy Steel Universal Tbk (PRAS)
Prima Alloy Steel Universal Tbk (PRAS) didirikan tanggal 20 Februari 1984
dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1986. Kantor pusat dan
pabrik PRAS terletak di Jalan Muncul No. 1, Gedangan, Sidoarjo, Jawa Timur
61254 – Indonesia. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham
Prima Alloy Steel Universal Tbk, yaitu: PT Enmaru Internasional (pengendali)
(37,94%) Vinice Enterprises Holdings Limited, British Virgin Islands (16,12%).
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan PRAS
meliputi industri rim, stabilizer, velg aluminium dan peralatan lain dari alloy
aluminium dan baja, serta perdagangan umum untuk produk-produk tersebut.
Saat ini, Prima Alloy Steel bergerak dalam bidang industri velg kendaraan
bermotor roda empat (dengan merek dagang Panther, PCW, Devino, Akuza,
102
Incubus, Ballistic, Menzari, dan Viscera) yang terbuat dari bahan aluminium
alloy yang umumnya dikenal sebagai velg racing atau aluminium alloy wheels.
Pada tahun 1990, PRAS memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK
untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham PRAS (IPO) kepada
masyarakat sebanyak 2.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham
dengan harga penawaran Rp6.750,- per saham. Saham-saham tersebut
dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 12 Juli 1990.
1. Struktur Organisasi
President Commissioner
President Director Komite Audit
Corporate Secretary Internal Audit
Marketing Finance Accounting IT…. Logistics P & GA Production
Sumber : Laporan Tahunan 2019 PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk
Gambar 4.8
Struktur Organisasi
PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk
103
2. Bidang Kegiatan
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
PRAS meliputi industri rim, stabilizer, velg aluminium dan peralatan lain
dari alloy aluminium dan baja, serta perdagangan umum untuk produk-
produk tersebut. Saat ini, Prima Alloy Steel bergerak dalam bidang
industri velg kendaraan bermotor roda empat (dengan merek dagang
Panther, PCW, Devino, Akuza, Incubus, Ballistic, Menzari, dan Viscera)
yang terbuat dari bahan aluminium alloy yang umumnya dikenal sebagai
velg racing atau aluminium alloy wheels.
4.1.9 PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM)
Selamat Sempurna Tbk (SMSM) didirikan di Indonesia pada tanggal 19
Januari 1976 dan memulai kegiatan operasi komersialnya sejak tahun 1980.
Kantor pusat SMSM berlokasi di Wisma ADR, Jalan Pluit Raya I No. 1, Jakarta
Utara 14440 – Indonesia, sedangkan pabriknya berlokasi di Jakarta dan
Tangerang. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Selamat
Sempurna Tbk adalah PT Adrindo Inti Perkasa, dengan persentase
kepemilikan sebesar 58,13%
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan SMSM
terutama adalah bergerak dalam bidang industri alat-alat perlengkapan (suku
cadang) dari berbagai macam alat-alat mesin pabrik dan kendaraan, dan yang
104
sejenisnya. Merek produk dari Selamat Sempurna Tbk, antara lain: merk
Sakura untuk produk S/F dan Filtration; dan merek ADR untuk produk radiator,
dump hoist, coolant dan brake parts.
Pada tanggal 13 Agustus 1996, SMSM memperoleh pernyataan efektif
dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham SMSM
(IPO) kepada masyarakat sebanyak 34.400.000 saham dengan nilai nominal
Rp500,- per saham dan harga penawaran Rp1.700,- per saham. Saham-saham
tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 09
September 1996.
Sehubungan dengan transaksi penggabungan usaha (Merger) SMSM
dengan Andhi Chandra Automotive Products Tbk (anak usaha), yang berlaku
efektif pada tanggal 28 Desember 2006, SMSM menerbitkan saham baru
sejumlah 141.000.060 saham dengan nilai nominal Rp100,- per saham.
Saham-saham tersebut telah dicatatkan di BEI pada tanggal 2 Januari 2007.
105
1. Struktur Organisasi
Board of
Commissioners
Nomination & Audit Committee
Remuneration
Board of Directors
Committee
Corporate Secretary
Internal Audit
Operational Finance, Accounting Human Resources Sales &
Marketing
Division & Administration Division
Division
Sumber : Laporan Tahunan 2019 PT. Selamat Sempurna Tbk
Gambar 4.9
Struktur Organisasi
PT. Selamat Sempurna Tbk
2. Bidang Kegiatan
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
SMSM terutama adalah bergerak dalam bidang industri alat-alat
perlengkapan (suku cadang) dari berbagai macam alat-alat mesin pabrik
dan kendaraan, dan yang sejenisnya. Merek produk dari Selamat
Sempurna Tbk, antara lain: merek Sakura untuk produk S/F dan Filtration;
dan merek ADR untuk produk radiator, dump hoist, coolant dan brake
parts.
106
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Uji Keabsahan Data
4.2.1.1 Normalitas
Uji normalitas data dilakukan untuk menguji kenormalan
distribusi data, dimana data yang normal atau terdistribusi secara
normal akan memusat pada nilai rata-rata dan median. Suatu
penelitian diharuskan menggunakan data yang berdistribusi normal.
Jika syarat ini tidak terpenuhi maka uji statistic maupun estimasi
nilai variabel dependen akan menghasilkan hasil yang tidak valid.
Pada penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Suatu data penelitian
dikatakan terdistribusikan normal dengan melihat nilai signifikan
dari hasil uji Kolmogorov-Smirnov. Jika nilai signifikan > 0,05 maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa data terdistribusi secara normal
sedangkan jika nilai signifikan menunjukan hasil sebaliknya yaitu
<_0,05 maka data tidak terdistribusikan secara normal. Berikut ini
adalah hasil uji normalitas :
Tabel 4.1
107
Hasil Pengujian Normalitas
Model Kolmogorov- Sig. Kriteria Keterangan
Smirnov Z Sig. > 0,05 Normal
Unstandardized 0,850 0,465
Residual
Sumber : Hasil Pengolahan Data Statistik, 2021
Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa nilai Kolmogorov-
Smirnov sebesar 0,6 dengan nilai signifikan sebesar 0,465 > 0,05,
maka dapat disimpulakan bahwa dalam penelitian sekarang
berdistribusi normal.
Uji normalitas juga dapat dilihat dari hasil olah data pada
gambar Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual. Jika
data normal maka titik-titik data akan menyebar sejalan atau sejajar
dengan garis diagonal atau titik-titik data berada di sekitar garis
diagonal, seperti data yang berikut :
108
Sumber : Hasil Output SPSS 16, 2021
Gambar 4.10
Hasil Pengujian Normalitas P-Plot
Pada gambar 4.10 dapat dilihat bahwa titik-titik data tersebar
di sekitar garis diagonal dan tidak terdapat garis titik yang terletak
sangat jauh dari garis diagonal, hingga dapat disimpulkan bahwa
model regresi pada penelitian ini adalah normal.
4.2.1.2 Multikolinieritas
Uji multikolinieritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya
variabel independen yang memiliki kemiripan antar variabel
independen dalam suatu model regresi.
109
Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas pada suatu
model regresi, dapat dilihat pada hasil statistik dari nilai tolerance
value atau nilai variance inflation factor (VIF). Model regresi
dinyatakan tidak terdapat multikolinearitas jika nilai tolerance >
0,10 dan nilai VIP < 10.
Berikut ini merupakan hasil pengujian multikolinearitas pada
penelitian ini :
Tabel 4.2
Hasil Pengujian Multikolinieritas
Variabel Collinearity Statistic Syarat Keterangan
Tolerance VIF
DER 0,674 1,483 Tolerance > 0,10 Tidak terjadi Multikolinieritas
TATO 0,796 1,257 VIF < 10 Tidak terjadi Multikolinieritas
EPS 0,671 1,490 Tidak terjadi Multikolinieritas
Sumber : Hasil Pengolahan Data Statistik, 2021
Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa semua variabel
independen memiliki nilai tolerance value lebih dari 0,10 dan nilai
VIF kurang dari 10, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa
variabel-variabel independen pada model regresi penelitian ini
tidak terjadi gejala multikolinieritas.
110
4.2.1.3 Autokorelasi
Uji Autokorelasi memiliki tujuan untuk mengetahui ada atau
tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada periode
tertentu dengan variabel sebelumnya.
Uji Autokorelasi pada penelitian ini dengan melihat nilai
Durbin-Watson (D-W) dari hasil olah data statistik. Sebuah model
regresi dikatakan tidak memiliki autokorelasi jika nilai D-W ada di
antara -2 sampai dengan 2 atau -2 < D-W < 2.
Berikut hasil dari pengujian autokorelasi pada penelitian ini :
Tabel 4.3
Hasil Pengujian Autokorelasi
Model R R Square Adjusted R Std. Error of Durbin-Watson
1 0,637a 0,406 Square the Estimate
0,362 0,852722 1,070
Sumber : Hasil Pengolah Data Statistik, 2021
Dari tabel diatas, nilai Durbin-Watson adalah 1,070. Jadi posisi
nilai Durbin-Watsonnya adalah -2 < 1,070 < 2 atau 1,070 terletak di
antara -2 sampai dengan 2. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat autokorelasi pada model regresi di penelitian ini.
111
4.2.1.4 Heteroskedaksiditas
Uji heteroskedaksiditas menguji terjadinya perbedan varian
residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang
lain. Cara memprediksi ada tidaknya heteroksiditas pada suatu
model regresi dapat dilihat dari pola gambar scatterplot.
Berikut adalah gambar Scatterplot dari model regresi pada
penelitian ini :
Sumber : Hasil Output SPSS 16, 2021
Gambar 4.11
Hasil Pengujian Heteroskedaksiditas
Dari gambar 4.11 dapat terlihat bahwa titik-titik data menyebar di
atas dan dibawah atau di sekitar angka 0. Titik-titik data juga tidak
112
menggumpal hanya di atas atau di bawah saja. Penyebarang titik-titik
data tidak membentuk sebuah pola. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat heteroskedaksiditas pada model regresi di penelitian ini.
4.2.2 Transformasi Data
Transformasi data adalah mengubah skala pengukuran data asli
menjadi bentuk lain sehingga data dapat memenuhi asumsi-asumsi agar
data berdistribusi normal. Dalam sebuah data penelitian terkadang
terdapat data yang memiliki satuan berbeda dengan data lainnya
sehingga membuat data tidak normal. Oleh karena itu perlu dilakukan
transformasi data agar data penelitian normal.
Transformasi data pada penelitian ini menggunakan Logaritma
Natural atau Log-N dengan bantuan alat analisis yaitu SPSS 16.
4.2.3 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dalam suatu penelitian digunakan untuk
memberikan gambaran atau deskriptif mengenai variabel-variabel yang
diteliti dengan melihat nilai minimum, nilai maksimum dan nilai rata-rata
atau mean. Variabel pada penelitian ini adalah Debt to equity ratio (DER),
Total Asset Turnover (TATO), Earning Per Share (EPS) dan Harga Saham
pada perusahaan Otomotif dan Komponen yang terdaftar di Bursa Efek
113
Indonesia (BEI) periode 2015-2019. Berikut hasil analisis deskriptif setiap
variabel yang diteliti :
1. Debt to equity ratio (DER)
Tabel 4.4
Hasil Analisis Debt to Equity Ratio (DER)
No Kode Tahun Rata -
rata
2015 2016 2017 2018 2019 91%
39%
1 ASII 94% 87% 89% 98% 88% 51%
220%
2 AUTO 41% 39% 37% 41% 37% 293%
18%
3 BOLT 21% 25% 65% 78% 66% 208%
133%
4 GJTL 225% 220% 220% 235% 202% 38%
121%
5 IMAS 271% 282% 238% 297% 375%
6 INDS 33% 20% 14% 13% 10%
7 LPIN 178% 826% 16% 10% 7%
8 PRAS 112% 130% 128% 138% 157%
9 SMSM 54% 43% 34% 30% 27%
Rata-rata 114% 186% 93% 104% 108%
Standar Deviasi 143 %
Sumber : Hasil Pengolahan Data Statistik, 2021
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan nilai Debt to equity ratio
(DER) di perusahaan otomotif dan komponen yang terdaftar di BEI
periode 2015-2019. Rata-rata DER tertinggi ada pada PT. Indomobil
Sukses Internasional Tbk (IMAS) dengan nilai sebesar 293% dan DER
terendah pada PT. Indospring Tbk (INDS) dengan nilai 18%.
Dalam periode pengamatan tahun 2015-2019 nilai DER paling
tinggi ada pada tahun 2016 dengan nilai 186% dan DER paling rendah
pada tahun 2017 dengan nilai 93%.
114
Dari 9 perusahan otomotif dan komponen periode 2015-2019
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) didapat nilai rata-rata
total (Mean) DER adalah 121%. Standar deviasi menunjukan nilai
sebesar 143%, hal ini menunjukan bahwa nilai mean lebih kecil
dibanding standar deviasi yaitu 121% < 143%. Artinya penyimpangan
atau perubahan data menunjukan adanya kesenjangan yang besar
antara nilai maksimum dan nilai minimum atau data mengalami
perubahan fluktuatif yang tinggi.
2. Total Asset Turnover (TATO)
Tabel 4.5
Hasil Analisis Total Asset Turnover
No Kode Tahun Rata -
rata
2015 2016 2017 2018 2019 0,70
0,67 0,91
1 ASII 0,75 0,69 0,70 0,69 0,96 0,91
0,95 0,77
2 AUTO 0,82 0,88 0,92 0,97 0,85 0,53
0,42 0,76
3 BOLT 0,93 0,87 0,88 0,90 0,74 0,30
0,27 0,26
4 GJTL 0,74 0,73 0,78 0,78 0,21 1,32
1,27 0,72
5 IMAS 0,73 0,59 0,49 0,43 0,70
6 INDS 0,65 0,66 0,81 0,97
7 LPIN 0,24 0,30 0,38 0,32
8 PRAS 0,31 0,23 0,23 0,35
9 SMSM 1,26 1,28 1,37 1,40
Rata-rata 0,71 0,69 0,73 0,76
Standar Deviasi 0,32
Sumber : Hasil Pengolahan Data Statistik, 2021
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan nilai Total Asset Turnover
(TATO) di perusahan otomotif dan komponen yang terdaftar di BEI
115
periode 2015-2019. Rata-rata TATO tertinggi ada pada PT. Selamat
Sempurna Tbk (SMSM) dengan nilai sebesar 1,32 dan TATO terendah
pada PT. Prima Alloy Steel Universal (PRAS) dengan nilai 0,26.
Dalam periode pengamatan tahun 2015-2019 nilai TATO paling
tinggi ada pada tahun 2018 dengan nilai 0,76 dan TATO paling rendah
pada tahun 2016 dengan nilai 0,69.
Dari 9 perusahan otomotif dan komponen periode 2015-2019
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) didapat nilai rata-rata
total TATO adalah 0,72. Standar deviasi menunjukan nilai sebesar
0.32x, hal ini menunjukan bahwa nilai mean lebih besar dibanding
standar deviasi yaitu 0,72x > 0,32x. Artinya penyimpangan atau
perubahan data menunjukan kesenjangan antara nilai maksimum
dan nilai minimum tidak terlalu besar atau data mengalami
perubahan fluktuatif yang rendah.
116
3. Earning Per Share (EPS)
Tabel 4.6
Hasil Analisis Earning Per Share (EPS)
No Kode Tahun 2018 2019 Rata -
2015 2016 2017 535,00 536,00 rata
127,00 153,00 453,60
1 ASII 357,00 374,00 466,00 32,05 21,27 109,40
-21,40 77,23 39,64
2 AUTO 66,00 87,00 114,00 61,50 31,73
8,41 153,35 -18,19
3 BOLT 59,00 46,29 39,60 169,24 70,00 114,72
308,00 -62,20 -174,80
4 GJTL -89,92 179,82 12,92 100,00
9,10 123,35 -8,54
5 IMAS -16,54 -104,66 -39,64 97,00 87,40
140,49 70,55
6 INDS 1,44 75,81 173,75
7 LPIN -665,00 -2394,00 1807,00
8 PRAS 18,80 -3,80 -4,60
9 SMSM 74,00 79,00 87,00
Rata-rata -21,69 -184,50 295,11
Standar Deviasi 491,76
Sumber : Hasil Pengolahan Data Statistik, 2021
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan nilai Earning Per Share (EPS)
di perusahaan otomotif dan komponen yang terdaftar di BEI periode
2015-2019. Rata-rata EPS tertinggi ada pada PT. Astra
Internasional_Tbk (ASII) dengan nilai sebesar Rp 453,60 / lembar
saham dan EPS terendah pada PT. Multi Prima Sejahtera Tbk (LPIN)
dengan nilai -Rp 174,80 / lembar saham.
Dalam periode pengamatan tahun 2015-2019 nilai EPS paling
tinggi ada pada tahun 2017 dengan nilai Rp 295,11 / lembar saham
dan EPS paling rendah pada tahun 2016 dengan nilai -Rp. 184,50 /
lembar saham.
117
Dari 9 perusahan otomotif dan komponen periode 2015-2019
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) didapat nilai rata-rata
total EPS adalah Rp 70,55 / lembar saham. Standar deviasi
menunjukan nilai sebesar Rp. 491,76 / lembar saham, hal ini
menunjukan bahwa nilai mean lebih kecil dibanding standar deviasi
yaitu Rp 70,55 < Rp. 491,76 Artinya penyimpangan atau perubahan
data menunjukan adanya kesenjangan yang besar antara nilai
maksimum dan nilai minimum atau data mengalami perubahan
fluktuatif yang tinggi.
4. Harga Saham
Tabel 4.7
Hasil Analisis Harga Saham
No Kode Tahun 2019 Rata -
2015 2016 2017 2018 6.925 rata
1.240 7.545
1 ASII 6.000 8.275 8.300 8.225 1.684
841
2 AUTO 1.600 2.050 2.060 1.470 585 943
1.155 703
3 BOLT 1.126 790 985 973 2.300 1.566
284 1.388
4 GJTL 530 1.070 680 650 136 2.672
1.490 166
5 IMAS 2.365 1.310 840 2.160 1.662 1.263
1.992
6 INDS 350 810 1.260 2.220
7 LPIN 5.375 5.400 1.305 995
8 PRAS 125 170 220 177
9 SMSM 1.190 980 1.255 1.400
Rata-rata 2.073 2.317 1.878 2.030
Standar Deviasi 2.276
Sumber : Hasil Pengolahan Data Statistik, 2021
118
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan nilai Harga Saham di
perusahan otomotif dan komponen yang terdaftar di BEI periode
2015-2019. Rata-rata harga saham tertinggi ada pada PT. Astra
Internasional_Tbk (ASII) dengan nilai sebesar Rp 7.545 / lembar
saham dan harga saham terendah pada PT. Prima Alloy Steel
Universal Tbk (PRAS) dengan nilai Rp 166/ lembar saham.
Dalam periode pengamatan tahun 2015-2019 nilai harga saham
paling tinggi ada pada tahun 2016 dengan nilai Rp 2.317 / lembar
saham dan harga saham paling rendah pada tahun 2019 dengan nilai
Rp. 1.662 / lembar saham.
Dari 9 perusahan otomotif dan komponen periode 2015-2019
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) didapat nilai rata-rata
total harga saham adalah Rp 1.992 / lembar saham. Standar deviasi
menunjukan nilai sebesar Rp. 2.276 / lembar saham, hal ini
menunjukan bahwa nilai mean lebih kecil dibanding standar deviasi
yaitu Rp 1.992 < Rp. 2.276. Artinya penyimpangan atau perubahan
data menunjukan adanya kesenjangan yang besar antara nilai
maksimum dan nilai minimum atau data mengalami perubahan
fluktuatif yang tinggi.
119
4.2.4 Analisis Verifikatif
4.2.4.1 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda adalah alat analisis yang digunakan
untuk mengetahui hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat
variabel independen (X) yaitu Debt to equity ratio (DER) sebagai X1, Total
Asset Turnover (TATO) sebagai X2 dan Earning Per Share (EPS) terhadap
variabel dependen (Y) yaitu Harga Saham. Dari hasil pengolahan data
dengan menggunakan SPSS 16, didapat hasil pada tabel berikut :
Tabel 4.8
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 4,974 0,458
DER 0,408 0,109 0,546
TATO 0,730 0,453 0,218
EPS 0,312 0,071 0,649
Sumber : Hasil Pengolahan Data Statistik, 2021
Hasil analisis regresi linier berganda dari tabel 4.8, diperoleh
koefisien untuk variabel independen adalah X1 = 0,408 ; X2 = 0,730 dan
X3 = 0,312 dengan konstanta sebesar 4,974 sehingga model persamaan
regresi yang diperoleh adalah :
= 4,974 + 0,408 1 + 0,730 2 + 0,312 3
Dimana : Y = Harga Saham
120
X1 = Debt to equity ratio
X2 = Total Asset Turnover
X3 = Earning Per Share
Dari persamaan regresi linier berganda diatas, maka dapat
diinterpretasikan sebagai berikut :
1. Nilai konstanta pada persamaan regresi sebesar 4,974 yang
mempunyai arti apabila variabel independen Debt to equity
ratio (DER), Total Asset Turnover (TATO) dan Earning Per Share
(EPS) bernilai nol atau konstan, maka harga saham akan naik
atau bertambah sebesar 4,974.
2. Pada model regresi di atas, variabel X1 yaitu Debt to equity ratio
(DER) memiliki nilai 0,408 yang berarti apabila Debt to equity
ratio (DER) mengalami peningkatan maka Harga Saham juga
akan meningkat sebesar 0,408 atau 40,8% dengan asumsi
variabel independen lainnya dianggap nol atau konstan.
3. Variabel X2 yaitu Total Asset Turnover (TATO) pada model
regresi memiliki nilai 0,730 berarti setiap Total Asset Turnover
mengalami peningkatan maka Harga Saham juga ikut
meningkat sebesar 0,730 atau 73% dengan asumsi variabel
independen lainnya dianggap nol atau konstan.
4. Earning Per Share (EPS) pada model regresi diatas sebagai X3
memiliki nilai 0,312 yang memiliki arti jika Earning Per Share
121
mengalami peningkatan maka Harga Saham juga akan
meningkat sebesar 0,312 atau 31,2% dengan asumsi variabel
independen lainnya dianggap nol atau konstan.
4.2.4.2 Analisis Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (KD) digunakan untuk mengukur seberapa
besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel
dependen.
Tabel 4.9
Hasil Analisis Koefisien Determinasi
Model Summaryb Durbin-
Watson
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate 1,070
1 0,637a 0,406 0,362 0,852722
Sumber : Hasil Pengolahan Data Statistik, 2021
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai Adjusted R square adalah
0,362 atau 36,2%. Hal ini menunjukan bahwa variabel harga saham
dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu Debt to Equity Ratio,
Total Asset Turnover dan Earning Per Share sebesar 36,2%, sedangkan
sisanya sebesar 63,8% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak
diteliti pada penelitian ini.
122
4.2.5 Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen pada model regresi. Pada
penelitian ini terdapat dua pengujian yaitu uji t (parsial) dan uji F
(simultan).
4.2.5.1 Uji Parsial (Uji t)
Analisis perbandingan variabel bebas dikenal dengan uji t atau uji
tes. Tujuan uji t adalah untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh
satu variabel independen secara individual dalam menjelaskan
variabel dependen. Berikut hasil oleh data SPSS dari uji t (parsial) :
Tabel 4.10
Hasil Olah Data SPSS Uji Parsial (Uji t)
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
10,862 0,000
B Std. Error Beta 3,723 0,001
1,614 0,114
1 (Constant) 4,974 0,458 4,417 0,000
DER 0,408 0,109 0,546
TATO 0,730 0,453 0,218
EPS 0,312 0,071 0,649
a. Dependent Variabel: Harga_Saham
Sumber : Hasil Pengolahan Data Statistik, 2021
123
1. Pengaruh Secara Parsial Debt to equity ratio (X1) terhadap Harga
Saham (Y)
H0 : yx1 ; yx2 = 0 Tidak terdapat pengaruh Debt to equity
ratio (DER) terhadap Harga Saham
H1 : yx1 ; yx2 0 Terdapat pengaruh Debt to equity ratio
(DER) berpengaruh Harga Saham
Kriteria uji : H0 ditolak jika Sig. < atau thitung > ttabel
Pengaruh debt to equity ratio (X1) secara parsial terhadap
harga saham (Y) dengan tingkat signifikansi = 5% ; df = (n-3) =
45-3 = 42 diperoleh ttabel = 2,018. Dari tabel 4.10 nilai thitung = 3,723
dengan nilai Sig. 0,001 Dengan demikian pengaruh secara parsial
X1 terhadap Y dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 4.11
Uji Parsial Variabel X1 Terhadap Variabel Y
Struktural Sig. thitung ttabel Kesimpulan
H0 ditolak
yx1 0,001 0,050 3,723 2,018
Sumber : Hasil Pengolahan Data Statistik, 2021
Berdasarkan data uji pengaruh parsial pada tabel 4.11,
menunjukan bahwa nilai Sig. (0,001) < (0,050) dan thitung
(3,723)_> ttabel (2,018), maka H0 ditolak. Maka dapat disimpulkan
124
bahwa terdapat pengaruh secara parsial debt to equity ratio
terhadap harga saham.
2. Pengaruh Secara Parsial Total Asset Turnover (X2) terhadap
Harga Saham (Y)
H0 : yx1 ; yx2 = 0 Tidak terdapat pengaruh Total Asset
Turnover (TATO) terhadap Harga Saham
H1 : yx1 ; yx2 0 Terdapat pengaruh Total Asset Turnover
(TATO) berpengaruh Harga Saham
Kriteria uji : H0 ditolak jika Sig. < atau thitung > ttabel
Pengaruh total asset turnover (X2) secara parsial terhadap
harga saham (Y) dengan tingkat signifikansi = 5% ; df = (n-3) =
45-3 = 42 diperoleh ttabel = 2,018. Dari tabel 4.10 nilai thitung = 1,614
dengan nilai Sig. 0,114. Dengan demikian pengaruh secara parsial
X2 terhadap Y dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 4.12
Uji Parsial Variabel X2 Terhadap Variabel Y
Struktural Sig. thitung ttabel Kesimpulan
H0 diterima
yx1 0,114 0,050 1,614 2,018
Sumber : Hasil Pengolahan Data Statistik, 2021
125
Berdasarkan data uji pengaruh parsial pada tabel 4.12,
menunjukan bahwa nilai Sig. (0,114) > (0,050) dan thitung
(1,614)_< ttabel (2,018), maka H0 diterima. Maka dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat pengaruh total asset turnover terhadap
harga saham.
3. Pengaruh Secara Parsial Earning Per Share (X3) terhadap Harga
Saham (Y)
H0 : yx1 ; yx2 = 0 Tidak terdapat pengaruh Earning Per
Share (EPS) terhadap Harga Saham
H1 : yx1 ; yx2 0 Terdapat pengaruh Earning Per Share (EPS)
berpengaruh Harga Saham
Kriteria uji : H0 ditolak jika Sig. < atau thitung > ttabel
Pengaruh earning per share (X3) secara parsial terhadap harga
saham (Y) dengan tingkat signifikansi = 5% ; df = (n-3) = 45-3 =
42 diperoleh ttabel = 2,018. Dari tabel 4.10 nilai thitung = 4,417
dengan nilai Sig. 0,000. Dengan demikian pengaruh secara parsial
X3 terhadap Y dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
126
Tabel 4.13
Uji Parsial Variabel X3 Terhadap Variabel Y
Struktural Sig. thitung ttabel Kesimpulan
H0 ditolak
yx1 0,000 0,050 4,417 2,018
Sumber : Hasil Pengolahan Data Statistik, 2021
Berdasarkan data uji pengaruh parsial pada tabel 4.13,
menunjukan bahwa nilai Sig. (0,000) < (0,050) dan thitung (4,417)
> ttabel (2,018), maka H0 ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh signifikan earning per share terhadap harga
saham.
4.2.5.2 Uji Simultan (Uji F)
Uji hipotesis secara bersama-sama atau uji simultan (Uji F) antara
variabel independen yaitu debt to equity ratio (X1), total asset turnover
(X2) dan earning per share (X3) terhadap variabel dependen yaitu harga
saham (Y), dapat diketahu melalui pengujian sebagai berikut :
H0 : yx1 ; yx2 = 0 Tidak terdapat pengaruh DER (X1), TATO (X2) dan
EPS (X3) terhadap Harga Saham
H1 : yx1 ; yx2 0 Terdapat pengaruh DER (X1), TATO (X2) dan EPS
(X3) berpengaruh Harga Saham
Kriteria uji : H0 ditolak jika Sig. < atau thitung > ttabel
127
Pengaruh secara simultan debt to equity ratio (X1), total asset
turnover (X2) dan earning per share (X3) terhadap harga saham (Y)
dengan tingkat signifikan = 5% ; (df1) = K-1 = 4-1 = 3 sebagai
pembilang dan (df2) = n-K = 45-4 = 41 sebagai penyebut, maka
diperoleh Ftabel = 2,83. Sedangkan Fhitung dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.14
Hasil Olah Data SPSS Uji Simultan (Uji F)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
9,338 0,000a
1 Regression 20,369 3 6,790
Residual 29,812 41 0,727
Total 50,182 44
Sumber : Hasil Pengolahan Data Statistik, 2021
Berdasarkan hasil olah data pada tabel 4.14, bahwa Fhitung = 9,338
dan Sig. 0,000. Dengan demikian maka pengaruh secara simultan X1,
X2 dan X3 terhadap Y dapat dilihat pada tabel berikut :
128
Tabel 4.15
Uji Pengaruh Simultan Variabel X1 , X2 dan X3 Terhadap Variabel Y
Struktural Sig. Fhitung Ftabel Kesimpulan
H0 ditolak
yx1 0,000 0,050 9,338 2,820
Sumber : Hasil Pengolahan Data Statistik, 2021
Berdasarkan tabel 4.15, dapat diketahui bahwa nilai Sig. (0,000) <
(0,050) dan Fhitung (9,338) > Ftabel (2,820), maka H0 ditolak. Dengan
demikian dapat disimpulkan terdapat pengaruh simultan yang
signifikan debt to equity ratio, total asset turnover dan earning per
share terhadap harga saham.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Pembahasan Deskriptif
Berdasarkan hasil olah data penelitian yang telah dibahas, maka dapat
disajikan tentang pembahasan deskriptif dari 9 perusahan otomotif dan
komponen yang terdaftar di BEI periode 2015-2019 yang menjadi sampel
sebagai berikut :
4.3.1.1 Debt to Equity Ratio (X1)
Debt to equity ratio merupakan perbandingan antara hutang
dengan modal perusahaan. Nilai rata-rata DER pada perusahaan
otomotif dan komponen yang terdaftar di BEI periode 2015-219
mengalami perubahan yang fluktuatif. Rata-rata DER perusahaan
otomotif dan komponen sebesar 121%. Akan tetapi nilai Mean pada
129
DER lebih kecil dari nilai Standar Deviasi yaitu 121% < 143% sehingga
nilai Mean tidak dapat merepresentasikan DER pada penelitian ini. Hal
ini menunjukan bahwa penyimpangan antara nilai minimum dan nilai
maksimum terlalu tinggi yaitu 7% untuk nilai minimum dan 826% untuk
nilai maksimum. Dengan nilai standar deviasi yang lebih tinggi dari pada
Mean juga menunjukan bahwa perubahan fluktuatif yang cukup tinggi
pada rasio DER.
Rata-rata DER tertinggi ada pada PT. Indomobil Sukses
Internasional Tbk (IMAS) dengan nilai 293% artinya hutang perusahaan
lebih besar dibandingkan modal perusahaan. Semakin tinggi rasio ini
berarti modal sendiri semakin sedikit dibanding dengan hutangnya,
berarti sebagian besar pendapatan perusahaan akan digunakan untuk
menutupi hutang, hal ini memiliki resiko yang cukup tinggi. Perusahaan
harus mampu memanfaatkan hutang yang dimiliki perusahaan untuk
meningkatkan laba. Dengan itu dapat menarik investor untuk
berinvestasi sehingga permintaan saham perusahaan meningkat dan
harga saham perusahaan ikut naik.
Nilai rata-rata DER terendah sebesar 18% ada pada PT. Indospring
Tbk (INDS), artinya hutang perusahaan lebih kecil dari modal
perusahaan. Nilai DER yang rendah menunjukan sebagaian besar
kegiatan perusahaan dibiayai oleh modal sendiri, sehingga keuntungan
130
yang didapat perusahaan tidak banyak digunakan untuk membayar
hutang. Hal ini dapat menarik minat investor karena perusahaan tidak
memiliki beban hutang yang banyak.
4.3.1.2 Total Asset Turnover (X2)
Total Asset Turnover menunjukan perputaran aktiva yang diukur
dari volume penjualan atau seberapa jauh aktiva menciptakan
penjualan. Nilai rata-rata (Mean) TATO pada perusahaan otomotif dan
komponen yang terdaftar di BEI periode 2015-219 mengalami
perubahan yang fluktuatif. Rata-rata TATO perusahaan otomotif dan
komponen sebesar 0,72x. Nilai Mean TATO lebih besar dibandingkan
nilai standar deviasi yaitu 0,72x > 0,32x sehingga nilai Mean dapat
merepresentasikan TATO pada penelitian ini. Hal ini menunjukan bahwa
penyimpangan antara nilai minimum dan nilai maksimum rendah yaitu
0,21x untuk nilai minimum dan 1,40x untuk nilai maksimum. Dengan
nilai standar deviasi yang lebih rendah daripada Mean juga menunjukan
bahwa perubahan fluktuatif yang rendah pada rasio TATO.
Rata-rata TATO tertinggi ada pada PT. Selamat Sempurna Tbk
(SMSM) dengan nilai 1,32x artinya setiap rupiah aktiva yang dimiliki
perusahaan menghasilkan 1,32x penjualan. Hal ini menunjukan bahwa
131
aktiva yang dimiliki perusahaan dapat dimanfaatkan atau dikelola
dengan baik sehingga menghasilkan penjualan yang tinggi.
Nilai rata-rata terendah sebesar 0,26x ada pada PT. Prima Alloy
Steel Universal Tbk (PRAS) artinya setiap rupiah aktiva yang dimiliki
perusahaan menghasilkan 0,26x penjualan. Hal ini menunjukan bahwa
aktiva perusahaan tidak dapat menghasilkan penjualan yang maksimal
sehingga laba yang diperoleh perusahaan menurun atau kecil.
4.3.1.3 Earning Per Share (X3)
Earning per share menunjukan kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba. Earning per share juga merupakan salah satu cara
untuk mengukur keberhasilan dalam mencapai keuntungan bagi para
pemilik saham dalam perusahaan. Nilai rata-rata EPS pada perusahaan
otomotif dan komponen yang terdaftar di BEI periode 2015-219
mengalami perubahan yang fluktuatif. Rata-rata EPS perusahaan
otomotif dan komponen sebesar Rp. 70,55 / lembar saham. Nilai Mean
EPS lebih kecil dibandingkan nilai standar deviasi yaitu Rp. 70,55 <
Rp._491,76 sehingga nilai Mean tidak dapat merepresentasikan EPS
pada penelitian ini. Hal ini menunjukan bahwa penyimpangan antara
nilai minimum dan nilai maksimum tinggi yaitu -Rp. 2.394 untuk nilai
minimum dan Rp. 1.807 untuk nilai maksimum. Dengan nilai standar
132
deviasi yang lebih tinggi dari pada Mean juga menunjukan bahwa
perubahan fluktuatif yang tinggi pada rasio EPS.
Rata-rata EPS tertinggi ada pada PT. Astra International Tbk (ASII)
dengan nilai Rp. 453,6 artinya pemegang saham akan mendapatkan Rp.
453,6 untuk setiap lembar saham yang dimiliki. Hal ini menunjukan
perusahaan mampu menghasilkan laba perusahaan sehingga
perusahaan bisa memberikan keuntung berupa deviden kepada para
pemegang saham, tentu saja hal ini sangat bernilai positif bagi
perusahaan karena para pemegang saham akan percaya bahwa kinerja
perusahaan bagus.
Nilai nilai rata-rata ada pada terendah ada pada PT. Multi Prima
Sejahtera Tbk (LPIN) sebesar -Rp. 174,8 artinya pemegang saham akan
mendapatkan -Rp. 174,8 untuk setiap lembar saham yang dimiliki.
Artinya perusahaan belum bisa memberikan keuntungan kepada para
pemegang saham karena perusahaan sendiri mengalami kerugian
sehingga nilai EPS bernilai minus. Jika hal ini terjadi secara terus
menerus tentu saja ini dapat membuat pemegang saham memilih untuk
menjual saham yang dimiliki pada perusahaan. Oleh karena itu
perusahaan harus segera mencari penyebab dari kerugian perusahaan
agar perusahaan dapat bangkit.
133
4.3.1.4 Harga Saham (Y)
Harga saham merupakan harga suatu saham pada pasar bursa yang
ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan
penawaran saham dan menggambarkan kekayaan perusahaan yang
mengeluarkan saham. Rata-rata harga saham pada perusahaan
otomotif dan komponen yang terdaftar di BEI periode 2015-219
mengalami perubahan yang fluktuatif. Rata-rata harga saham
perusahaan otomotif dan komponen sebesar Rp. 1.995 / lembar saham.
Nilai Mean EPS lebih kecil dibandingkan nilai standar deviasi yaitu Rp.
1.992 < Rp._2.276 sehingga nilai Mean tidak dapat merepresentasikan
harga saham pada penelitian ini. Hal ini menunjukan bahwa
penyimpangan antara nilai minimum dan nilai maksimum tinggi yaitu Rp.
125 untuk nilai minimum dan Rp. 8.300 untuk nilai maksimum. Dengan
nilai standar deviasi yang lebih tinggi dari pada Mean juga menunjukan
bahwa perubahan fluktuatif yang tinggi pada rasio EPS.
Rata-rata harga saham tertinggi ada pada PT. Astra International
Tbk (ASII) sebesar Rp. 7.545, menunjukan bahwa banyak investor yang
berminat untuk membeli saham pada perusahaan sehingga harga
sahamnya tinggi. Hal ini dapat disebabkan oleh banyak hal seperti
kinerja perusahaan yang baik dalam mengelola perusahaannya
sehingga menimbulkan kepercayaan bagi para investor untuk
menanamkan modalnya pada perusahaan.
134
Nilai rata-rata terendah ada pada PT. Prima Alloy Steel Tbk (PRAS)
sebesar Rp. 166 , menunjukan bahwa tidak investor yang berminat
untuk membeli saham pada perusahaan sehingga harga saham
perusahaan kecil atau rendah. Hal ini bisa disebabkan karena kinerja
perusahaan yang kurang baik dalam mengelola perusahaan sehingga
para investor tidak yakin jika ingin menanamkan modalnya. Jika hal ini
berkelanjutan makan dapat menurunkan kepercayaan para pemegang
saham.
4.3.2 Pembahasan Verifikatif
Berdasarkan hasil olah data penelitian yang telah dibahas, maka
dapat disajikan tentang pembahasan verifikatif sebagai berikut :
1. Pengaruh Debt to equity ratio Terhadap Harga Saham
Debt to equity ratio memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap harga saham. Hal ini didasarkan pada uji parsial (uji t) DER
memiliki nilai t hitung sebesar 3,723 > t tabel (2,018) , koefisien
regresi sebesar 0,408 dan nilai probabilitas sebesar 0,001. Hal ini
berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa
DER berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham pada
perusahaan Otomotif dan Komponen yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2015-2019.