The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Raden Dimas, 2023-12-11 07:15:07

BUKU_DIGITAL_KELOMPOK_1

BUKU_DIGITAL_KELOMPOK_1

96 BAB 11 PENILAIAN KELAS A. Peran Ujian Dalam Penilaian Kelas Pendidik melakukan evaluasi hasil belajar secara terus-menerus untuk memantau progres dan perkembangan belajar peserta didik serta meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Sementara evaluasi hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan mengevaluasi pencapaian kompetensi peserta didik di semua mata pelajaran. Evaluasi ini dilakukan melalui serangkaian kegiatan uji coba dan ujian yang terencana dan berkelanjutan. Ujian bertujuan untuk memantau perkembangan, melakukan penyesuaian pembelajaran, dan menilai keberhasilan belajar peserta didik. Evaluasi selama proses pembelajaran meliputi ulangan harian, ulangan pertengahan semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas yang dilakukan secara berkala 1) Ulangan Harian Merupakan kegiatan terjadwal yang bertujuan mengukur kemajuan peserta didik dalam mencapai satu atau lebih Kompetensi Dasar (KD) selama proses belajar. 2) Ujian Tengah Semester Merupakan evaluasi yang dilakukan oleh pendidik untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik setelah 8-9 minggu proses pembelajaran. Ujian ini mencakup semua indikator yang mencerminkan seluruh Kompetensi Dasar (KD) dalam periode tersebut. 3) Ujian Akhir Semester Merupakan evaluasi yang dilakukan oleh pendidik untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik pada akhir semester. Ujian ini mencakup semua indikator yang mencerminkan semua Kompetensi Dasar (KD) dalam periode semester tersebut. 4) Ujian Kenaikan Kelas Merupakan evaluasi yang dilakukan oleh pendidik di akhir semester genap untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik pada akhir semester


97 genap, khususnya dalam satuan pendidikan yang menerapkan sistem paket. Ujian ini mencakup semua indikator yang mencerminkan Kompetensi Dasar (KD) pada semester tersebut. 5) Ujian Sekolah Adalah evaluasi yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik. Kegiatan ini penting sebagai salah satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan. 6) Ujian Nasional Merupakan evaluasi yang mengukur pencapaian kompetensi peserta didik dalam beberapa mata pelajaran khusus yang termasuk dalam kelompok ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan tujuan menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan. B. Cara Melakukan Penilaian Kelas Dalam mengevaluasi pencapaian hasil belajar peserta didik, beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain: a. Tujuan evaluasi adalah untuk mengukur kemampuan siswa dalam memperoleh kompetensi. b. Evaluasi menggunakan standar kriteria yang didasarkan pada prestasi kompetensi siswa. c. Evaluasi dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan. d. Hasil evaluasi harus diikuti dengan program remedial untuk peserta didik yang mencapai kompetensi di bawah standar yang ditentukan. e. Evaluasi harus sejalan dengan kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Evaluasi hasil belajar peserta didik didasarkan pada: 1. Sahih, Evaluasi dilakukan dengan menggunakan informasi yang merepresentasikan kemampuan yang sedang diukur. 2. Objektif, Evaluasi dilakukan berdasarkan prosedur serta kriteria yang terdefinisi dengan jelas, menghindari pengaruh subjektivitas dari pihak penilai. 3. Adil, Evaluasi tidak boleh memberikan keuntungan atau kerugian kepada peserta didik yang memiliki kebutuhan khusus atau berbeda latar belakang seperti agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jenis kelamin.4. Terpadu, evaluasi oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.


98 5. Terbuka, Informasi mengenai prosedur evaluasi, kriteria evaluasi, serta landasan pengambilan keputusan harus tersedia dan dapat diakses oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan terkait. 6. Menyeluruh dan berkesinambungan, Penilaian oleh pendidik mencakup segala aspek kompetensi dengan memanfaatkan beragam teknik evaluasi yang sesuai, guna mengawasi perkembangan keterampilan peserta didik. 7. Sistematis, Evaluasi dilakukan dengan terencana dan berjenjang, sesuai dengan langkah-langkah standar. 8. Beracuan kriteria, Evaluasi berdasarkan pada standar pencapaian kompetensi yang telah ditentukan. 9. Akuntabel, Evaluasi dapat dipertanggungjawabkan baik dari segi teknis, prosedural, maupun hasilnya. Evaluasi harus mempertimbangkan hal-hal berikut agar memenuhi tujuan dan fungsinya. Evaluasi didesain berdasarkan pada kompetensi referensi untuk mengukur apakah siswa telah memperoleh kemampuan sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan. Materi evaluasi harus langsung terkait dengan indikator pencapaian kemampuan dan disesuaikan dengan materi dan pengalaman belajar siswa. Penugasan atau ulangan harus mencakup setiap kemampuan yang diharapkan dari siswa. Evaluasi yang dilakukan oleh guru harus menjadi bagian dari rencana pembelajaran guru dan dilaksanakan secara berkelanjutan melalui berbagai aktivitas evaluasi seperti tugas, pekerjaan rumah, ulangan harian, ulangan tengah dan akhir semester, serta akhir tahun ajaran. Evaluasi harus didesain secara menarik dengan menggunakan tes atau alat evaluasi lainnya yang sesuai agar siswa menyukai dan menikmati kegiatan evaluasi. Bentuk evaluasi yang menarik dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa. Evaluasi yang efektif harus memberikan informasi yang memadai bagi guru untuk pengambilan keputusan dan umpan balik. Pemilihan metode dan teknik evaluasi harus sesuai dengan tujuan evaluasi, dan prinsip "less-is-more" dapat diterapkan agar evaluasi memberikan informasi yang mendalam dan luas tanpa cakupan materi yang terlalu banyak. Guru juga harus mampu menganalisis hasil evaluasi untuk mengetahui kesalahan umum dan hal-hal positif yang dilakukan siswa serta memahami pola kesalahan umum yang dapat membantu dalam perbaikan pembelajaran. Analisis terhadap kesalahan jawaban siswa dapat membantu mencegah miskonsepsi dan ketidakjelasan dalam proses pembelajaran. Penilaian Hasil Belajar:


99 1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik: Dalam hal ini, penilaian dilakukan secara terus-menerus oleh pendidik dan mencakup segala aspek dari peserta didik, termasuk aspek kognitif dan afektif, yang sesuai dengan sifat mata pelajaran dalam kelompok ilmu pengetahuan dan teknologi. Terdapat empat hal penting yang harus diperhatikan dalam menilai hasil belajar peserta didik pada kelompok ilmu pengetahuan dan teknologi. Pertama, penilaian tersebut bertujuan untuk melihat hasil belajar secara menyeluruh, melibatkan baik aspek kognitif maupun afektif. Informasi mengenai hasil belajar tersebut harus disajikan dalam berbagai bentuk, mulai dari pencapaian numerik, kategori, hingga deskripsi naratif sesuai dengan aspek yang dievaluasi. Kedua, hasil penilaian dapat digunakan untuk menilai pencapaian kompetensi serta memberikan bimbingan pribadi kepada peserta didik. Ketiga, penilaian oleh pendidik bertujuan utama untuk membina prestasi dan mengembangkan potensi peserta didik. Sebagai contoh, jika seorang peserta didik menunjukkan kurangnya minat terhadap mata pelajaran dalam kelompok ilmu pengetahuan dan teknologi, langkah yang tepat adalah memberikan motivasi agar minatnya meningkat. Keempat, guna mendapatkan data yang lebih akurat untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan, diperlukan penggunaan berbagai teknik penilaian yang dilakukan secara berulang dan terus menerus. 2. Penilaian oleh Satuan Pendidikan: Penilaian dari satuan pendidikan merupakan evaluasi akhir yang bertujuan untuk mengevaluasi pencapaian Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Evaluasi pada kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi didasarkan pada hasil ujian sekolah. Penilaian oleh satuan pendidikan digunakan untuk beberapa tujuan: (a) sebagai salah satu syarat kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan, (b) sebagai landasan untuk meningkatkan kinerja pendidik, dan (c) sebagai dasar untuk mengevaluasi implementasi kurikulum di tingkat satuan pendidikan. 3. Penilaian oleh Pemerintah: Penilaian yang dilakukan oleh pemerintah merupakan evaluasi akhir di tingkat satuan pendidikan yang bertujuan untuk mengevaluasi pencapaian Standar Kompetensi Lulusan (SKL) pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok ilmu pengetahuan dan teknologi. Penilaian dari pemerintah digunakan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional.


100 C. Cara Melakukan Pemeringkatan Dalam Penilaian Kelas Penentuan peringkat siswa di kelas dapat dilakukan dengan berbagai cara, tergantung pada kriteria dan metode evaluasi yang digunakan oleh guru atau lembaga pendidikan. Beberapa metode umum untuk menetapkan peringkat siswa di kelas antara lain: 1. Nilai Akademik: Menggunakan nilai rata-rata dari ujian, tugas, proyek, dan ujian lainnya yang diberikan selama periode tertentu. Menggunakan sistem penilaian berbobot, di mana tugas, ujian, proyek, dan partisipasi kelas memiliki bobot tertentu. 2. Peringkat Klasik (Ranking): Memberikan peringkat berdasarkan nilai tertinggi hingga terendah dari seluruh siswa dalam kelas. Peringkat ini dapat diberikan berdasarkan nilai akhir atau ratarata dari semua penilaian. 3. Sistem Poin atau Skor: Menggunakan sistem poin untuk setiap tugas, ujian, atau proyek yang diselesaikan siswa. Akumulasi poin ini dapat digunakan untuk menentukan peringkat siswa. 1. Evaluasi Holistik: Selain hanya mempertimbangkan nilai akademik, bisa juga melibatkan aspek nonakademik seperti partisipasi kelas, perilaku, keterampilan sosial, dan keterampilan kepemimpinan.Guru dapat memberikan penilaian subjektif yang mempertimbangkan berbagai aspek ini. Adapun beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan peringkat siswa di kelas adalah: a) Konsistensi: Penting untuk menggunakan kriteria yang konsisten dan adil bagi semua siswa. b) Transparansi: Menjelaskan kepada siswa tentang kriteria penilaian dan bagaimana peringkat tersebut ditentukan dapat membantu mereka memahami proses evaluasi. c) Pertimbangkan Kekuatan dan Keterampilan Siswa: Siswa memiliki kekuatan dan keterampilan yang berbeda-beda, jadi penting untuk mempertimbangkan berbagai aspek dalam menentukan peringkat.


101 D. Cara Membuat Laporan Pada Penilaian Kelas 1. Laporan Kemajuan Hasil Penilaian Laporan kemajuan hasil belajar peserta didik adalah bentuk pertanggungjawaban sekolah kepada orang tua/wali peserta didik, komite sekolah, masyarakat, dan instansi terkait lainnya. Ini berfungsi sebagai alat komunikasi dan kerja sama antara sekolah, orang tua, dan masyarakat, bermanfaat bagi perkembangan peserta didik dan kemajuan sekolah. Dalam laporan hasil belajar, perlu: a. Mendetailkan kemajuan belajar peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan, terkait dengan penilaian yang berguna bagi pengembangan peserta didik. b. Memberikan informasi yang jelas, komprehensif, dan akurat. c. Memastikan informasi yang tepat dan tepat waktu untuk orang tua, khususnya saat anak memiliki masalah dalam belajar. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk setiap Kompetensi Dasar (KD) diberikan skor 0% - 100%. Idealnya, pencapaian masing-masing KD melebihi 75%, namun sekolah dapat menetapkan kriteria atau tingkat pencapaian KD, dengan pertimbangan tingkat kemampuan akademis peserta didik dan daya dukung guru serta sarana prasarana. Kualitas sekolah dievaluasi secara periodik oleh pihak luar, termasuk melalui hasil ujian nasional. Evaluasi ini membandingkan peringkat sekolah dengan yang lain (benchmarking), bertujuan mendorong peningkatan kualitas sekolah dalam mencapai kriteria pencapaian kompetensi yang lebih baik. a. Bagi peserta didik yang memerlukan remedial Siswa yang tidak memenuhi standar akan dikenakan remedial yang ditetapkan dalam pembelajaran. Guru menggunakan hasil ulangan harian siswa sebagai dasar untuk menentukan jenis kegiatan remedial yang tepat. Kegiatan remedial ini bisa berupa interaksi langsung dengan guru atau kesempatan untuk belajar mandiri, diikuti dengan penilaian yang meliputi menjawab pertanyaan, membuat ringkasan materi, atau menyelesaikan tugas yang melibatkan pengumpulan data. Waktu pelaksanaan remedial disesuaikan antara siswa dan


102 guru, dan bisa dilakukan di luar jam pelajaran reguler. Remedial hanya diberikan untuk Kompetensi Dasar (KD) yang belum terpenuhi. b. Bagi peserta didik yang memerlukan pengayaan Pengayaan diberikan kepada siswa yang menguasai materi lebih cepat daripada siswa lain, atau mereka yang telah mencapai pemahaman penuh ketika sebagian besar siswa lain belum mencapainya. Siswa yang memiliki kinerja akademis yang baik membutuhkan pengayaan untuk mengoptimalkan potensi mereka. Pengayaan dapat berupa penambahan materi, latihan tambahan, atau tugas individu yang dirancang untuk memperkaya pengetahuan yang telah mereka kuasai. Evaluasi dari kegiatan pengayaan ini dapat meningkatkan pemahaman atau nilai siswa pada mata pelajaran tertentu. Pengayaan dapat dilakukan kapan saja, baik di dalam maupun di luar jam pelajaran resmi. Untuk siswa yang secara konsisten menunjukkan pencapaian kompetensi lebih cepat, program akselerasi dapat diterapkan c. Bagi Pendidik Guru dapat memanfaatkan hasil penilaian untuk meningkatkan efektivitas program pembelajaran. Sebagai contoh, mereka dapat membuat keputusan yang akurat dan cepat untuk memberikan bantuan yang sesuai kepada kelas guna mencapai kompetensi yang diharapkan dalam kurikulum. Tindakan ini mencakup penyesuaian strategi pembelajaran, perubahan dalam penyampaian materi, dan peningkatan program pembelajaran secara keseluruhan. Oleh karena itu, evaluasi rutin diperlukan terhadap program, strategi pembelajaran, dan materi yang telah disusun. Jika ternyata tidak efektif, perbaikan dan penyesuaian harus dilakukan tanpa menunggu akhir semester agar dapat dilakukan lebih cepat. Bagi Kepala Sekolah, hasil penilaian memberikan dasar untuk mengevaluasi prestasi siswa, kinerja guru, dan kualitas keseluruhan sekolah. Informasi ini menjadi acuan dalam pengambilan keputusan terkait pengembangan sekolah di bawah kepemimpinan kepala sekolah. Dalam konteks akuntabilitas publik, kurikulum yang berfokus pada kompetensi dikelola dalam kerangka manajemen berbasis sekolah yang melibatkan partisipasi masyarakat, transparansi, dan tanggung jawab


103 terbuka. Oleh karena itu, laporan kemajuan hasil belajar siswa berfungsi sebagai pertanggungjawaban sekolah kepada orang tua, komite sekolah, masyarakat, dan instansi terkait. Laporan ini bertujuan sebagai alat komunikasi dan kerja sama antara sekolah, orang tua, dan masyarakat, untuk kemajuan belajar siswa serta pengembangan sekolah secara keseluruhan. Pelaporan hasil belajar harus mencakup: 1) Rincian prestasi belajar siswa sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, terkait dengan evaluasi yang bermanfaat untuk kemajuan peserta didik. 2) Informasi yang jelas, menyeluruh, dan akurat. 3) Penyampaian informasi yang tepat dan tepat waktu kepada orang tua, serta pemberitahuan segera jika ada masalah pembelajaran yang dihadapi oleh anak. a. Bentuk Laporan Laporan perkembangan belajar siswa bisa disajikan dalam format data yang mencakup aspek kuantitatif dan kualitatif. Informasi kuantitatif terdiri dari angka atau skor, seperti contohnya nilai 6 (enam) yang diperoleh seorang siswa dalam mata pelajaran Matematika. Untuk memahami arti angka ini, baik siswa maupun orang tua bisa berkonsultasi dengan guru dan melihat buku nilai. Langkah ini penting agar orang tua dapat mengetahui area mana yang perlu dibantu dalam pembelajaran anak mereka, apakah itu di aritmetika, aljabar, geometri, statistika, atau bidang lainnya. Untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat, laporan harus disajikan dalam bentuk yang lebih mudah dimengerti, termasuk informasi yang memuat catatan atau deskripsi dari guru. Dengan cara ini, "profil" atau kemajuan belajar siswa dapat diinterpretasikan dengan mudah oleh orang tua atau pihak yang berkepentingan. Dari laporan tersebut, orang tua dapat mengidentifikasi kompetensi yang masih belum dikuasai oleh anak mereka. Berdasarkan laporan ini, orang tua bisa menentukan jenis bantuan apa yang dibutuhkan oleh anak mereka. Sementara itu, anak juga dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan mereka sendiri serta aspek mana yang perlu ditingkatkan.


104 2. Jenis Administrasi dan Pelaporan a. Leger Leger adalah buku yang mencatat pencapaian akademis peserta didik di sebuah kelas selama satu tahun pelajaran. Buku ini memberikan gambaran mendetail tentang prestasi akademik mereka serta catatan pribadi sepanjang tahun tersebut. Fungsi dari leger ini adalah: 1) Merekam kemajuan belajar siswa dalam satu kelas, mencakup: a) Identitas siswa, b) Deskripsi mata pelajaran yang dipelajari, c) Catatan tentang kelulusan dan tanggal perbaikan jika ada mata pelajaran yang belum tuntas. 2) Memberikan informasi tentang kemajuan belajar siswa dalam kelas tersebut secara keseluruhan. b. Buku Laporan (Rapor) Rapor adalah sebuah buku yang melaporkan kemajuan belajar peserta didik secara administratif setiap semester. Buku ini mencakup semua mata pelajaran yang telah diselesaikan oleh siswa. Namun, jika ada mata pelajaran yang belum mencapai standar ketuntasan, maka informasi tersebut tidak dimasukkan ke dalam rapor. Untuk mengatasi situasi tersebut, sekolah bisa mengeluarkan sebuah rapor sementara. c. Transkrip Transkrip adalah rangkuman dari pencapaian hasil belajar peserta didik pada akhir masa pendidikan. Ini memberikan deskripsi yang detail dan komprehensif mengenai kompetensi dan prestasi peserta didik selama proses pendidikan. Tujuannya adalah memberikan penjelasan terperinci mengenai pencapaian peserta didik pada akhir pendidikan. d. Paspor Keterampilan (Skill Passport) Paspor keterampilan atau skill passport merupakan dokumen yang mencatat pengakuan terhadap keterampilan yang telah diperoleh oleh individu yang memiliki paspor tersebut. Skill passport berfungsi sebagai: 1) Bukti atau pengakuan terhadap kemampuan yang dimiliki oleh individu.


105 2) Alat pertimbangan bagi perusahaan atau pihak yang mencari tenaga kerja (DU/DI) untuk memilih karyawan atau mempromosikan karyawan yang terbukti memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan. 3) Alat bagi pekerja dan manajemen untuk merencanakan peningkatan keterampilan atau penambahan keterampilan baru secara terencana dan diakui. Skill passport bertujuan untuk memberikan informasi mengenai keterampilan yang telah dikuasai, serta memberikan gambaran kepada dunia kerja (DU/DI) atau pihak terkait lainnya tentang riwayat pencapaian kompetensi yang dimiliki oleh individu yang memegangnya. e. Ijazah Ijazah adalah dokumen resmi yang menyatakan bahwa individu telah menyelesaikan dan lulus dari suatu jenjang pendidikan tertentu, contohnya Sekolah Menengah Kejuruan. Ijazah diberikan kepada peserta didik pada akhir jenjang pendidikan (tingkat III atau tingkat IV) setelah berhasil menyelesaikan semua program yang ditawarkan dan lulus dalam ujian yang telah diadakan. f. Sertifikat Kompetensi Sertifikat kompetensi adalah dokumen yang menegaskan kelulusan dalam ujian kompetensi, dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi profesi, asosiasi profesi, perusahaan, atau institusi pendidikan yang memiliki akreditasi. Sertifikat kompetensi memberikan legitimasi atau izin kepada pemiliknya untuk menjalankan tugas-tugas yang sesuai dengan keterampilan yang dimilikinya.


106 3. Penentuan Kenaikan Kelas Evaluasi hasil belajar peserta didik adalah bagian penting dari proses pembelajaran, mencerminkan standar kelulusan berdasarkan standar kompetensi tertentu. Evaluasi ini harus menjadi panduan dalam merancang pembelajaran karena esensi dari pembelajaran itu sendiri adalah untuk memenuhi kebutuhan evaluasi. Jika evaluasi didasarkan pada indikator dari suatu kompetensi tertentu, maka proses pembelajaran harus mencakup aspek pengetahuan, keterampilan praktis, atau sikap yang dinilai. Rancangan evaluasi yang baik akan memberikan panduan kepada guru tentang cara yang efektif untuk mengajar. Bagi peserta didik, rancangan evaluasi ini akan memberikan informasi tentang apa yang harus dicapai dan bagaimana cara mereka harus belajar agar bisa menguasai materi. Panduan teknis untuk evaluasi hasil belajar dan pelaporan ditujukan untuk memastikan pemahaman yang seragam tentang evaluasi hasil belajar. Untuk menyempurnakan materi ini, kami mengharapkan partisipasi Anda dalam memberikan saran dan masukan.


107 DAFTAR PUSTAKA Abdurakhman, O., & Rusli, R. K. (2017). Teori Belajar dan Pembelajaran. DIDAKTIKATAUHIDI: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar. https://unida.ac.id/ojs/index.php/jtdik/article/viewFile/302/173 Alindra, Bagoes Malik. (2021). Tokoh tokoh teori pembelajaran humanistik dan urgensinya pada pembelajaran PAI, JIED: Journal of Education Integration and Development,1(4). Amalia, R., & Fadholi, A. N. (2018). Teori Behavioristik (Universitas Muhammadiyah Sidoarjo). http://eprints.umsida.ac.id/1402/ Baharuddin, dkk. (2012). Teori belajar & Pembelajaran. Yogyakarta: Ar Ruzz Media. Baharuddin. (2015). Pendidikan dan Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Ar Ruzz Media Budiningsih, Asri. (2015). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Chandra Angelina Hutomo 09 November 2018 pendidikan ordf plat z jati A (2023 Desember 15). Perkembangan yang baik dahalan z http.aline I &Achmad R.y (2011mei 22) menjadi generasi Daniel Marston, P. ( 2022, Desember 2). Perilaku Maladaptif. Dr. H. Amka, M. S. (2021 ). Identifikasi Anak berbakat/ Gifted Di sekolah Inskulasi . sidoarjo : Nizamia Learning Center . Fitriana, D. (2019). Individu Berbakat (Giftedness): Tinjauan Psikologi Pendidikan. Al-Qalb : Jurnal Psikologi Islam, 6(1), 53–61. https://doi.org/10.15548/alqalb.v6i1.813 Hadnan, (2022) “Pendidikan Belajar” https:// hadnan s.z123.com/wp- pendidikan belajar /storysis convretis /sites/41/h208922/09/22095100/ pemahaman baik1.jpg 20 September 2022 Hardianto, D. (2012). Paradigma Teori Behavioristik dalam Pengembangan multimedia Pembelajaran.Jurnal Majalah Ilmiah Pembelajaran. https://journal.uny.ac.id/index.php/mip/article/view/2807/2333


108 Hidayah Nur, dkk. (2017). Psikologi Pendidikan, Malang : Universitas Negeri Malang. https://www.coursehero.com/file/42358107/HUMANISTIKdocx/ https://eprints.uny.ac.id/9813/2/BAB2%20-%2008111241026.pdf https://www.academia.edu/32935333/teori_belajar_behavioristik_kognitif_dan_humanistik Idris, M. H. (2017). Anak berbakat (keberbakatan). Jurnal Pendidikan PAUD, 2(1), 35–50. ISMATURRAHMI. (2020). UPAYA GURU BK DALAM MENGATASI PERILAKU MALADAPTIF SISWA SMAN 8 BANDA ACEH . Insani, F. D. (2019). Teori Belajar Humanistik Abraham Maslow Dan Carl Rogers Serta Implikasinya Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. As-Salam 8(2), 209–230. Irwan. (2015). Teori Belajar Aliran Behavioristik Serta Implikasinya dalam Pembelajaran Improvisasi Jazz. Jurnal PPKn Dan Hukum, 10(2), 95–117. Jeanne Ellis Ormrod.2008.Psikolgi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang.Jakarta:PT Gelora Aksara Pratama John W.Santrock.2004.Psikologi Pendidikan.Jakarta:PT Fajar Interpratama Mandiri Jum Anidar.(2018).” Teori Belajar Menurut Aliran Kognitif Serta Implikasinya Dalam Pembelajaran”.https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/attaujih/article/download/ 528/445 Khodijah, N. (2014). Psikologi Pendidikan. Magdalena, Ina M. (2020). Tulisan bersama tentang psikologi pendidikan.Sukabumi: CV Jejak. Nidawati. (2918). Variasi Individual dalam Pembelajaran. Ni'matuzahroh, S. Y. (2016). Individu Berkebutuhan Khusus dan Pendidikan Inklusif. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang. Nugroho, Puspo. (2015). Pandangan Kognitifisme Dan Aplikasinya Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Anak Usia Dini. ThufuLA: Jurnal Inovasi Pendidikan Islam Anak Usia Dini. Vol. 3 | No. 2 | Juli-Desember. Nurbaiti. (2019). Pendidikan Humanistik Islami Melalui Pembelajaran Aplikatif. Kordinat 18(1), 160–193.


109 Nurhadi. (2018). Teori Belajar dan Pembelajaran Kognitivistik. Program Magister Pasca Sarjana (Pps) Prodi Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Sutan Syarif Kasim Riau Pekanbaru. Prof. Dr. Mudjiran, M. K. (2021). PSIKOLOGI PENDIDIKAN penerapan prinsip-prinsip psikologi dalam pembelajaran. Jakarta: KENCANA. Prof. Dr. Syamsul Bachri Thalib, M. (2010 ). Psikilogi Pendidikan berbasis Analasis Aplikatif . Jakarta : kencana . Prof. Dr. Syamsul Bachri Thalib, M.Si.2010.Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif.Jakarta: PT Kharisma Putra Utama Purwanto, Kriesna, Kharisma (2010) “Pertumbuhan dan Perkembangan Individu” http://repository.billfath.ac.id/kriesna/2020/03/kriesna_bab_ii___pertumbuhan_dan_perkemb angan_individu.pdf 27 Agustus 2010 Qodir, A. (2017). Teori Belajar Humanistik Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Pedagogik, 04(02), 188–202. Sahara, Dara (2020) “Pertumbuhan dan Perkembangan Individu” https://www.studocu.com/id/document/universitas-syiah-kuala/pengantar psikologisosial/makalah-kelompok-6-pertumbuhan-dan-perkembangan individu/45329245 12 Novemver 2020 Santrock, J. W. (2008). Psikologi Pendidikan. Prenada Media Group. Sarwono, S. W. (2017). Pengantar Psikologi Umum. Sholehah, A. M., & Putro, K. Z. (2022). Anak Berbakat (Jenius Atau Gifted Children). Indonesian Journal of Early Childhood: Jurnal Dunia Anak Usia Dini, 4(1), 304. https://doi.org/10.35473/ijec.v4i1.996 Siregar, E. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Ghalia Indonesia Susanto, Ahmad.(2011). Perkembangan Anak Usia Dini, Jakarta: Kencana Prenada Media Group Sutarto. M.Pd.(2017). “Teori Kognitif dan Implikasinya Dalam Pembelajaran”, https://ummaspul.e-journal.id/RMH/article/download/5088/219


110 Thabroni, Gamal (2022) “Aspek Perkembangan Manusia: Fisik, Kognitif, Emosi (Afeksi), Bahasa, dll” https://serupa.id/aspek-perkembangan-manusia fisik-kognitif-emosi-afeksibahasa-dll/ 10 Agustus 2022 Thalib.Bachri.Syamsul.2010. Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif (HAL 32).Makassar : KENCANA Thalib, Syamsul Bachri. (2010). Psikologi pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group Tyas, E. H. (2016). Mengenali Gaya Belajar Peserta Didik. Vinti, Dwi (2013) “Perkembangan Individu” https://www.scribd.com/doc/208089248/makalah-perkembangan-individu 12 Mei 2013 Wustaqaa, Urwatul (2022) “Contoh Kata Pengantar Makalah Beserta Struktur dan Cara Membuatnya” https://www.detik.com/sulsel/berita/d-6366750/15- contoh-kata-pengantarmakalah-beserta-struktur-dan-cara membuatnya/amp 25 Oktober 202 Witherington, (1991). Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta. Yansen Alberth Reba, S. A. (2021). Bimbingan dan Konseling Anak Berkebutuhan Khusus. Purbalingga: EUREKA MEDIA AKSARA. Yuliandri, M. (2017). Pembelajaran Inovatif Di Sekolah Dasar Berdasarkan Paradigma Teori Belajar Humanistik. Journal Of Moral And Civic Education, 1(2), 101–115. Andjarwati, T. (2015). Motivasi dari sudut pandang teori hirarki kebutuhan Maslow, teori dua faktor Herzberg, teori xy Mc Gregor, dan teori motivasi prestasi Mc Clelland. JMM17: Jurnal Ilmu ekonomi dan manajemen, 2(01). Ariyanto, A., & Sulistyorini, S. (2020). Konsep motivasi dasar dan aplikasi dalam lembaga pendidikan Islam. AL-ASASIYYA: Jurnal Pendidikan Dasar , 4 (2), 103-114. Prawira, Purwa. Atmaja. (2014). Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Baru. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Prihartanta, W. (2015). Teori-teori Motivasi.Jurnal Adabiya,1(83), 1-14. Santrock, John. W. (2013). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana. Setiawan, K. C. (2015). Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan level pelaksana di divisi operasi PT. Pusri Palembang. Psikis: Jurnal Psikologi Islami, 1(2), 43-53.


111 Shaleh, Abdul. Rahman. (2009). Psikologi suatu pengantar dalam perspektif islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Simanjuntak, C. E., Simangunsong, R. M., & Hasugian, A. P. (2019). Gambaran self efficacy pada mahasiswa psikologi universitas hkbp nommensen Medan. Jurnal Psikologi Universitas HKBP Nommensen, 6(1), 36-42. Stapleton, Merv. (2018) Pendidikan berbasis Psikologi. Bandung: CV . hikam Media Uta Susanto, NH, & Lestari, C. (2018). Problematika Pendidikan Islam di Indonesia: Eksplorasi Teori Motivasi Abraham Maslow dan David McClelland. Edukasi Islamika: Jurnal Pendidikan Islam , 3 (2), 184-202. Wallace, Patricia, Jeffrey H. Goldstein, Peter Nathan, 2007. Introduction to Psychology. Dubuque, IA: Wm. C. Brown. Wangi, E. N., & Annisaa, F. R. (2015, February). Subjective well-being pada guru honorer di SMP Terbuka 27 Bandung. In Prosiding Seminar Psikologi & Kemanusiaan (pp. 94- 98). Winardi, J. (2001). Motivasi danPemotivasian dalam Manajemen.Jakarta: Raja Grafindo Persada. Ambarjaya, B. S. (2012). Psikologi Pendidikan dan Pengajaran. Yogyakarta: PT. BUKU SERU. Drs. Sumadi Suryabrata, B. M. (2013). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Mustaqim, D. H. (2001). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Shaleh, A. R. (2004). Psikologi : Suatu Pengantar dalam Perspekstif Islam . Jakarta: KENCANA. Asrori, M. (2016). Pengertian, Tujuan Dan Ruang Lingkup Akuntansi Sektor Pemerintah. Madrasah, 6(2), 26. https://www.researchgate.net Dewi, W. A. F., & Wardani, K. W. (2021). Metaanalisis Efektivitas Model Pembelajaran Inquiry Dan Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 5(3), 1241–1251.


112 https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/915 Duna Yoseph. (2018). Learning Center Berbasis Teori Kecerdasan Majemuk Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora Di Solo. 11–39. http://ejournal.uajy.ac.id/id/eprint/16206 Huda, M. N. (2017). Konsep Manajemen Kelas Akselerasi. Ta’dibi : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Vol 5 No 2 (2017): Maret, 55–77. http://ejurnal.stail.ac.id/index.php/tadibi/article/view/28 Santrock, J. W., & Santrock, J. W. (2007). Psiklogi Pendidikan edisi kedua. Wiyanto, W. (2017). Pendekatan Saintifik Pada Perkuliahan Dengan Sistem E-Learning. Integralistik, 28(2), 217–229. https://doi.org/10.15294/integralistik.v28i2.13738 Arikunto. (2020). “Ragam Jenis Assesment Pembelajaran”, BAB II.pdf (unila.ac.id) 2 Juni 2020. Firman. (2016). “Pengukuran dalam Pembelajaran”, 9. NIM 8146173012 BAB I.pdf (unimed.ac.id) 12 Agustus 2016. Ghufron, Anik. (2014). “Pengertian Assesment dan Pengukuran”, MODUL 1 (ut.ac.id) 25 April 2014. Sopian, Wahyu. (2020). “Assesment dalam Proses Pembelajaran”, S_PGSD_1602164_Chapter1.pdf (upi.edu) 2 Mei 2020. Sumardi. (2020). Teknik Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar : Yogyakarta : CV Budi Utama. Sunary, Yaya. (2016). “Konsep Dasar Assesment dan Pengukuran”, KONSEP DASAR.rtf (upi.edu) 16 Oktober 2016. Thalib, Syamsul Bachri. (2021). Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif : Jakarta : Prenada Media Group. Wibowo. (2015). “Prinsip Assesment dalam Pembelajaran”, T_PKKH_0908275_CHAPTER1 (upi.edu) 3 Januari 2015. Wulan, Ana Ratna. (2019). “Pengertian dan Esensi Konsep Assesment dan Pengukuran”, Microsoft Word - pengertian asesmen.doc (upi.edu) 8 November 2019.


113 Yus, Anita. (2016). “Konsep Assesment dan Kaitannya dengan Pembelajaran”, CAUD010802- M1.pdf (ut.ac.id) 15 Desember 2016. Endrayanto, H. Y., & Harumurti, Y. W. (2014). Penilaian Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: PT KANISIUS. Prof. Dr. Yetti Supriyati, M., & Dr. Agus Dudung, M.Pd. (2019). PENILAIAN KELAS. Depok: KARIMA. SMP, T. D. (2017). PANDUAN PENILAIAN OLEH PENDIDIK DAN SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama.


114 TIM PENYUSUN CHUSNUL CHATIMA RAHMAN HANJELYN OCHTERYANI ASYIFAH ATZANJANI SYARIF


Click to View FlipBook Version