BUKU SAKU STARKES 2022
BAB
KOMUNIKASI & EDUKASI
RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN TANGERANG
Jl. Jenderal Ahmad Yani No.9 Tangerang 15111
Telp. (021) 5523507, (021) 5513709 (Hunting), PO BOX 635
e-mail : [email protected] website:https://rsud-tangerangkab.id
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ....................................................................................................................................i
BIDANG MANAJEMEN:
TATA KELOLA RUMAH SAKIT (TKRS)................................................................................... 2
MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK) ...................................... 2
KUALIFIKASI DAN PENDIDIKAN STAF (KPS)....................................................................... 7
PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN (PMKP) ...................................... 9
PELAYANAN KEFARMASIAN DANG PENGGUNAAN OBAT (PKPO).............................. 14
BIDANG PELAYANAN:
PENDIDIKAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN (PPK) ................................................. 16
AKSES DAN KESINAMBUNGAN PELAYANAN (AKP)..................................................... 18
PELAYANAN DAN ASUHAN PASIEN (PAP) ......................................................................... 19
PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH (PAB) .................................................................... 26
PENGKAJIAN PASIEN (PP)................................................................................................ 28
PROGRAM NASIONAL ....................................................................................................... 31
BIDANG KEPERAWATAN:
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)......................................................... 35
MANAJEMEN REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN (MRMIK) ...................... 42
KOMUNIKASI EFEKTIF (KE) ................................................................................................... 42
HAK PASIEN DAN KELUARGA (HPK)................................................................................... 45
SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP) ........................................................................... 51
i
TATA KELOLA RUMAH SAKIT
VISI
Modern, Unggul dan Terpercaya
MISI
1. Memberikan pelayanan kesehatan perorangan yang profesional, santun dan mempunyai daya
saing yang tinggi.
2. Memberikan pelayanan unggulan yang didukung dengan peralatan canggih dan antisipasi
tuntutan lingkungan dan perkembangan penyakit.
3. Mengembangkan kerjasama dengan institusi pendidikan kedokteran dan kesehatan untuk
mendukung pendidikan dan penelitian di bidang kedokteran dan kesehatan.
MOTTO
“Kami Ada Untuk Anda”
FALSAFAH
“ Memberikan pelayanan melebihi harapan pelanggan ”
NILAI-NILAI
Integritas: Setiap personil baik dokter maupun paramedik dan pegawai akan terus menjaga
kejujuran dan kebenaran dalam melakukan tindakan dan pekerjaan.
Cakap: bahwa setiap personil baik dokter maupun paramedik dan pegawai terus menjaga
kecakapan agar dapat menjalankan fungsi secara professional
Akuntabel: sebagai BLUD maka RSU Kabupaten Tangerang harus dapat mendayagunakan
seluruh sumber daya untuk mencapai kinerja optimal dan dapat dipertanggunggugatkan
Responsif: bahwa sebagai instansi yang sangat tanggap pada kegawatdaruratan ataupun kondisi
yang fatal maka sikap tanggap dibudayakan melebihi sikap lainnya
Efisien: menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan kepada masyarakat/pasien dengan
menggunakan sumberdaya RSU Kabupaten Tangerang yang tersedia secara optimal dan
bertanggungjawab
MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK)
PERTANYAAN JAWABAN
1 Dimana titik kumpul jika 1. Area Parkir Depan Gedung IGD Lama
terjadi kebakaran/bencana? 2. Area Parkir Depan Gedung Poliklinik Rawat Jalan
3. Area Parkir Depan Gedung Paviliun Wijaya Kusuma
4. Area Parkir Depan Gedung Kantor
5. Area Parkir Depan Gedung Logistik
2
6. Area Parkir Gedung IPJ
7. Belakang Gedung Dahlia
2 Jika terjadi kebakaran di unit 1. Orang pertama yang melihat sumber api melakukan
kerja, langkah apa yang akan pagging Code Red (3x), dengan menyebutkan area
anda lakukan? lokasi kebakaran untuk meminta bantuan.
2. Petugas lain memadamkan api dengan menggunakan
APAR terdekat dan menelpon ke ext. 100.
3. Menunggu petugas bantuan datang.
4. Jika api tidak padam, lakukan tindakan evakuasi
menuju titik kumpul.
Tetap berada dititik kumpul sampai ada peringatan
kondisi aman.
3 Bagaimana cara anda 1. Telepon ke ext. 100 atau 200
melaporkan apabila terjadi 2. Sebutkan nama pelapor
kondisi kegawatdaruratan 3. Sebutkan kode kedaruratan (Kode Merah, Kode Biru,
internal di Rumah Sakit? Kode Hijau, Kode Abu-Abu, dll), pagging code
sebanyak 3x.
4. Sebutkan lokasi kejadian (code red)
• Sebutkan jenis yang terbakar.
• Sebut jenis kelamin dan perkiraan usia korban.
5. Laporkan situasi terakhir.
• Khusus kebakaran :
− Nama dan jumlah pasien / petugas,
− Peralatan yang dapat diselamatkan.
Khusus kode biru
4 Bagaimana prosedur Bila terjadi situasi darurat (kebakaran, gempa bumi,
evakuasi di rumah sakit? ancaman bom, dll) maka yang harus dilakukan :
1. Hentikan semua pekerjaan
2. Tetap tenang dan jangan panik
3. Lepaskan sepatu hak tinggi
4. Berjalanlah biasa dengan cepat, jangan lari, ikuti jalur
3
evakuasi menuju pintu keluar
5. Bila berada dilantai atas gunakan tangga darurat dan
bantu untuk evakuasi pasien, jangan menggunakan lift
6. Beritahu petugas lain/ tamu yang kebetulan berada di
ruang/ lantai tersebut untuk evakuasi bersama yang lain
7. Bila terjebak kepulan asap kebakaran, maka tetap
menuju tangga darurat
8. Tutup mulut dan hidung dengan handuk/tissue basah
untuk menghindari zat beracun upayakan merayap
atau merangkak untuk menghindari asap, jangan
berbalik arah karena akan bertabrakan dengan orang-
orang dibelakang anda
9. Jangan kembali ke ruangan sebelum ada instruksi
bahwa situasi telah aman.
10.Jika gempa terjadi lakukan langkah berikut :
a. Drop : Berhenti melakukan segala aktifitas,
dengan berjongkok.
b. Cover : Berlindung di sudut-sudut ruangan atau
bawah meja dengan melindungi bagian kepala.
c. Hold On : Jika gempa telah berhenti, segeralah
menuju titik kumpul dengan melindungi bagian
kepala.
Menuju titik kumpul terdekat.
5 Bagaimana prosedur 1. Ambil APAR terdekat
penggunaan APAR? 2. Bawa APAR mendekati titik api menyala dengan jarak
aman + 2 meter.
3. Lakukan langkah “TATS” :
• T : Tarik Kunci Pengaman / Safety Pin
• A : Arahkan Selang / Nozzle ke arah sumbu api
• T : Tekan Tuas
S : Semprotkan sisi ke sisi ke arah sumbu api
menyala apabila diruangan terbuka jangan
berlawanan dengan arah angin.
TATA CARA PENGGUNAAN APAR
DAN PERAN DALAM PENANGGULANGAN KEBAKARA
4
PERAN DALAM PENANGGULANGAN KEBAKARAN
Helm Merah • Bertindak sebagai kordinator pemadaman api
• Petugas pemadam (Fire Brigade)
Helm Kuning • Bertindak sebagai kordinator untuk mengevakuasi pasien,
• Mengatur proses evakuasi ketitik aman dengan mengikuti
jalur evakuasi (Floor Warden)
Helm Biru • Menghubungi / menginformasikan kode merah ke pusat
emergency, dalam hal ini adalah posko keamanan.
• Bertindak sebagai petugas yang mengevakuasi asset
(Fasilitas medik)
Helm Putih • Bertindak sebagai petugas yang menyelamatkan
dokumen-dokumen penting yang ada di ruangan.
Prosedur pelaporan insiden keselamatan dan kecelakaan kerja pada karyawan di Rumah Sakit
6 Apa yang anda ketahui Jenis-jenis Limbah :
tentang jenis-jenis limbah dan • Limbah Infeksius : limbah yang diduga mengandung
plastik limbah di Rumah bahan patogen contoh kultur laboratorium, limbah dari
5
Sakit? ruang isolasi, kapas, materi atau peralatan yang
tersentuh pasien yang terinfeksi.
• Limbah Non-infeksius : limbah domestik selain limbah
infeksius.
Cara pemilahan limbah di Rumah Sakit adalah :
• Limbah Infeksius dibuang menggunakan plastik kuning.
• Limbah Non-infeksius dibuang menggunakan plastik
hitam.
• Limbah Cytotoksik dibuang menggunakan plastik ungu.
• Limbah Obat (Obat Kadaluarsa)/B3 dibuang
menggunakan plastik cokelat.
Limbah Infeksius Tajam (Jarum bekas (suntik/infus/dsb))
dibuang kedalam safety box.
Jenis Limbah dan Kantung Plastik
No Kategori Limbah Warna Plastik Keterangan
1 Infeksius Kuning
2 Non Infeksius Hitam
3 Cytotoxic Ungu
4 Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Cokelat
5 Non Infeksius (Daur Ulang) Bening
6 Infeksius Tajam Safety Box
6
KUALIFIKASI DAN PENDIDIKAN STAF (KPS)
Dapatkah anda menjelaskan Uraian jabatan adalah proses, metode dan teknik untuk
1 urairan jabatan anda memperoleh data jabatan yang diolah menjadi informasi
jabatan dan disajikan untuk kepenetingan program
pegawai serta memberikan umpan balik bagi
organisasi/RS
Uraian Jabatan berisi :
1. Nama Jabatan
2. Ikhtisar jabatan (ringkasan tupoksi)
3. Syarat jabatan (pendidikan minimal dan pelatihan yg
harus diikuti)
4. Tugas
5. Wewenang
6. Hasil kerja
Korelasi (hubungan) jabatan
Uraian jabatan disimpan di bagian administrasi masing-
masing unit kerja dan salinan dimiliki setiap staf
2 Kredensial adalah Proses evaluasi terhadap staf klinis untuk menentukan
kelayakan pemberian kewenangan klinis.
Masa berlaku kewenangan klinis adalah 3 tahun
Alur Kredensial :
1. Permohonan SPK RKK diajukan ke Direktur
2. Direktur menugaskan Sub Komite Kredensial
3. Komite medis/keperawatan/nakes lain memberikan
rekomendasi kepada Direktur
Direktur menetapkan Surat Penugasan Klinis (SPK) dan
Rincian Kewenangan Klinis (RKK)
3 Sasaran Kredensial 1. Kredensial untuk tenaga medis/dokter
2. Kredensial untuk tenaga keperawatan
3. Kredensial untuk tenaga kesehatan lain
(Bidan, Radiografer, ATLM, Apoteker, Tenaga
Teknis Kefarmasian, Fisoterapis, Penata Anestesi,
Terapis Wicara, Terapis Gigi dan Mulut, Tenisi Gigi,
Nutrisionis & Dietsien, Teknisi Pelayanan Darah,
Fisika Medis, Teknisi Kardiovaskuler, Refraksionis ,
Psikolog , Okupasiterapi )
4 Tujuan Kredensial 1. Memberikan kejelasan kewenangan klinis
2. Melindungi keselamatan pasen
5 Rekomendasi kredensial Kewenangan klinis yang bersangkutan :
dibuat untuk menentukan • Dilanjutkan
• Ditambahi
• Dikurangi
• Dibekukan untuk waktu tertentu
• Diubah/dimodifikasi
7
6 Orientasi • Diakhiri
7 Adalah waktu yang harus dijalani untuk mengenal dan
memahami peranan atau kedudukan pegawai dalam
organisasi yang ada dengan pegawai yg sudah ada
didalamnya dengan sistem dan proses kerja di unit tersebut
Orientasi ada 2 :
1. Orientasi Umum : diberikan dalam jangka waktu 5 hari
dengan pemberian materi : Profil RS,Visi Misi,
Pelayanan Prima, PPI, Peningkatan Program Mutu dan
Keselamatan Pasien, Disiplin Pegawai, Jabatan
Fungsional* (khusus ASN)
2. Orientasi Khusus : Pengenalan pada unit kerja dimana
calon pegawai tersebut kemungkinan ditempatkan,
waktu 3bulan.
Pasca Orientasi :
Bagian Kepegawaian membuat laporan orientasi umum
Ka Unit Kerja membuat laporan orientasi khusus
8 Penilaian Kerja • Evaluasi staf baru setelah 3 bulan bekerja
• Penilaian Sasaran Kinerja Pegawai (SKP)
dilakukan 1 tahun sekali
Penilaian kinerja berkelanjutan / OPPE untuk staf medis
minimal 1 kali dalam 1 tahun yang mencakup penilaian
PERILAKU, PENGEMBANGAN PROFESSIONAL
DAN KINERJA KLINIS yang terkait dengan pencapaian
indikator mutu unit
Penilaian pemenuhan uraian tugas dan perannya dalam
pencapaian indicator mutu dilakukan terhadap komite
Keperawatan dan PPA lainnya & staf klinis lainnya
sebagai pengganti OPPE
9 File Pegawai • File Pegawai tersimpat terpusat di Bagian
Kepegawaian
• File yang ada di unit kerja adalah SPK, RKK, SIP
STR, Uraian Tugas
10 Jelaskan Rincian Rincian kwenangan Klinis (RKK) adalah kewenangan
Kewenangan Klinis Anda yang diberikan oleh Pimpinan Rumah Sakit untuk
(RKK)! (Khusus Staf Medis, melakukan jenis tindakan berdasarkan penugasan klinis.
Tenaga Perawat dan Tenaga Surat Penugasan Klinis (SPK) dan Rincian Kewenangan
Kesehatan Lain) Klinis (RKK) disimpan oleh bagianadministrasi di masing-
masing unit kerja tempat bertugas dan salinannya harus
dimiliki oleh setiap karyawan.
(Bacalah RKK Anda, WAJIB TAHU)
11 Peragakan Cara Melakukan Bacalah SOP cara melakukan Bantuan Hidup Dasar
Bantuan Hidup Dasar (BHD), WAJIB TAHU!
(BHD)! (Untuk Semua
Karyawan)
8
12 Sebutkan Pelatihan atau Buktikan dengan sertifikat yang anda miliki untuk
Diklat apa yang pernah anda dilaporkan ke Bagian Kepegawaian, WAJIB TAHU!
Ikuti! (Untuk Semua
Karyawan)
PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN (PMKP)
1 Apa saja indikator mutu yang 1. Indikator Nasional Mutu (INM)
harus diukur? 2. Indikator Mutu Prioritas Rumah Sakit (IMP RS)
3. Indikator Mutu prioritas Unit (IMP Unit)
2 Apa saja Indikator Nasional 1. Kepatuhan kebersihan tangan standar ≥85%
Mutu (INM)? 2. Kepatuhan penggunaan alat pelindung diri (APD)
standar 100%
3. Kepatuhan identifikasi pasien standar 100%
4. Waktu Tanggap Emergency Sectio Secaria standar
≥80%
5. Waktu tunggu rawat jalan standar ≥80%
6. Penundaan operasi elektif standar ≤5%
7. Kepatuhan waktu visite dokter penanggung jawab
pelayanan standar ≥80%
8. Pelaporan hasil kritis laboratorium standar 100%
9. Kepatuhan penggunaan formularium nasional standar
≥80%
10. Kepatuhan terhadap clinical pathway standar
≥80%
11. Kepatuhan upaya pencegahan risiko pasien jatuh
standar 100%
12. Kecepatan waktu tanggap terhadap complain
standar ≥80%
13. Kepuasan pasien standar standar ≥76,61%
3 Apa saja Indikator Mutu 1. Kepatuhan Petugas dalam melakukan Identifikasi bayi
Prioritas Rumah Sakit (IMP sebelum melakukan tindakan
RS)? 2. Waktu Lapor Hasil Lab. Kritis
3. Tidak adanya kesalahan pemberian obat pada
Neonatus
4. Kepatuhan surgery Safety pada neonatus yang di
operasi
5. Angka kejadian IADP pada Bayi yang terpasang Long
line
6. Kepatuhan kebersihan cuci tangan di Ruang Neonatus
7. Kepatuhan Assesment Resiko Jatuh pasien pada bayi
8. Kemampuan menangani pasien BBLR (1500-2499 gr)
9. Kemampuan Menangani BBLSR <1500 gr t
10. Kepatuhan Terhadap PPK di Neonatus
(BBLR,BBLSR, Aspixia, Pneumonia dan Sepsis).
9
11. Angka Kematian Bayi/ Neonatus > 48 jam
12. BOR di Ruang Neonatus
13. Kepatuhan Penggunaan APD
14. Riset Klinik terkait neonatus
4 Siapa yang menjadi Kepala unit
penanggung jawab
peningkatan mutu dan
keselamatan pasien (PMKP)
ditingkat unit?
5 Siapa validator data tingkat Kepala unit
unit?
6 Siapa yang bertanggung Staf pengumpul data (PIC)
jawab terhadap proses
pengumpulan data (PMKP)?
7 Apa yang dimaksud dengan Kejadian yang tidak disengaja ketika memberikan asuhan
Insiden Keselamatan Pasien kepada pasien atau kondisi yang berhubungan dengan
(IKP)? lingkungan di RS termasuk infrastruktur, sarana prasarana
yang dapat berpotensi atau telah menyebabkan bahaya
bagi
pasien
8 Apa saja grading insiden • Biru
keselamatan pasien? • Hijau
• Kuning
• Merah
9 Apa saja jenis insiden 1. Kejadian yang tidak diharapkan (KTD)
keselamatan pasien? 2. Kejadian tidak cedera (KTC)
3. Kejadian nyaris cedera (KNC)
4. Kondisi potensial cidera signifikan (KPCS).
5. Sentinel
10 Apakah definisi kejadian Kejadian sentinel adalah Kejadian KTD yang
sentinel? mengakibatkan kecacatan permanen atau mengakibatkan
kematian pada pasien.
11 Apa saja yang meliputi 1. Bunuh diri;
kejadian sentinel? 2. Kematian bayi cukup bulan yang tidak diantisipasi;
3. Bayi dipulangkan kepada orang tua yang salah;
4. Penculikan pasien yang sedang menerima perawatan,
tata laksana, dan pelayanan;
5. Kaburnya pasien (atau pulang tanpa izin) (termasuk
UGD),
6. Reaksi transfusi hemolitik yang melibatkan pemberian
darah atau produk darah dengan inkompatibilitas
golongan darah mayor (ABO, Rh, kelompok darah
lainnya);
7. Pemerkosaan, kekerasan atau pembunuhan pasien
yang sedang menerima perawatan, tata laksana, dan
layanan ketika berada dalam lingkungan rumah sakit;
10
8. Pemerkosaan, kekerasan atau pembunuhan anggota
staf, praktisi mandiri berizin, pengunjung, atau vendor
ketika berada dalam lingkungan rumah sakit
9. Tindakan invasif, termasuk operasi yang dilakukan
pada pasien yang salah, pada sisi yang salah, atau
menggunakan prosedur yang salah (secara tidak
sengaja);
10. Tertinggalnya benda asing dalam tubuh pasien secara
tidak sengaja setelah suatu tindakan invasif, termasuk
operasi;
11. Hiperbilirubinemia neonatal berat (bilirubin > 30
mg/dL);
12. Fluoroskopi berkepanjangan dengan dosis kumulatif >
1.500 rad pada satu medan tunggal atau pemberian
radioterapi ke area tubuh yang salah atau pemberian
radioterapi > 25% melebihi dosis radioterapi yang
direncanakan;
13. Kebakaran, lidah api, atau asap, uap panas, atau
pijaran yang tidak diantisipasi selama satu episode
perawatan pasien;
14. Semua kematian ibu intrapartum (terkait dengan
proses persalinan); atau
15. Morbiditas ibu derajat berat (terutama tidak
berhubungan dengan perjalanan alamiah penyakit
pasien atau kondisi lain yang mendasari)
terjadi pada pasien dan menyebabkan
cedera permanen atau cedera sementara
derajat berat.
12 Bagaimana prosedur Bila terjadi insiden segera melapor dan mengisi formulir
pelaporan insiden? insiden, ada 2 macam formulir :
- Formulir KTD/KNC/KTC dan Sentinel Formuir
- Formulir KPCS
11
13 Definisi Budaya Keselamatan Budaya keselamatan di rumah sakit merupakan suatu
lingkungan kolaboratif di mana para dokter saling
menghargai satu sama lain, para pimpinan mendorong
kerja sama tim yang efektif dan menciptakan rasa aman
secara psikologis serta anggota tim dapat belajar dari
insiden keselamatan pasien
14 Prilaku yang bagaimana yang Perilaku yang tidak mendukung budaya keselamatan di
tidak mendukung budaya antaranya adalah:
keselamatan ? ➢ Perilaku yang tidak layak seperti katakata atau
bahasa tubuh yang merendahkan menyinggung
perasaan sesama staf, misalnya mengumpat dan
memaki
➢ Perilaku yang mengganggu, bentuk tindakan verbal
atau nonverbal yang membahayakan atau
mengintimidasi staf lain
➢ Perilaku yang melecehkan (harassment) terkait
dengan ras, agama, dan suku termasuk
gender,Pelecehan seksual
12
15 Apa yang dimaksud dengan Blaming culture adalah budaya menyalahkan orang lain
blaming culture ? ketika terjadi suatu yang akhirnya menghambat budaya
keselamatan sehingga pimpinan rumah sakit harus
16 Apa yang dimaksud dengan menerapkan perlakuan yang adil (just culture) ketika
just culture? terjadi kesalahan
Just culture atau budaya adil adalah :
1. Dimana ada saatnya staf tidak disalahkan ketika
terjadi kesalahan, misalnya pada kondisi:
✓ Komunikasi yang kurang baik antara pasien
dan staf.
✓ Perlu pengambilan keputusan secara cepat.
✓ Kekurangan staf dalam pelayanan pasien.
2. Di sisi lain terdapat kesalahan yang dapat diminta
pertanggungjawabannya ketika staf dengan sengaja
melakukan perilaku yang tidak diinginkan (perilaku
sembrono) misalnya:
✓ Tidak mau melakukan kebersihan tangan.
✓ Tidak mau melakukan time-out (jeda) sebelum
operasi.
✓ Tidak mau memberi tanda pada lokasi
pembedahan.
Pertanggungjawaban dibedakan atas:
✓ Kesalahan manusia (human error) adalah
tindakan yang tidak disengaja yaitu melakukan
kegiatan tidak sesuai dengan apa yang
seharusnya dilakukan.
✓ Perilaku berisiko (risk behaviour) adalah
perilaku yang dapat meningkatkan risiko
(misalnya, mengambil langkah pada suatu proses
layanan tanpa berkonsultasi dengan atasan atau
tim kerja lainnya yang dapat menimbulkan
risiko)
Perilaku sembrono (reckless behavior) adalah perilaku
yang secara sengaja mengabaikan risiko yang substansial
dan tidak dapat dibenarkan
17 Kapan dilaksanakan Survey Survey budaya keselamatan dilaksnakan secara berkala
budaya keselamatan ? 1 Tahun Sekali
13
18 Bagaiman System Pelaporan Sistem pelaporan terkait budaya keselamatan bersifat
budaya keselamatan di RSU rahasia. Dilaporkan melalui google form dengan link
Kabupaten Tangerang https://forms.gle/eutRGXmAjZ8JbYWc6
19 Ruang Lingkup Manajemen 1. Identifikasi risiko
Risiko 2. Analisa Risiko
3. Analisis kecukupan Rencana
20 Tujuan Manajemen Risiko 4. Daftar lengkap Risiko
dalam Pelayanan Kesehatan 5. Evaluasi Risiko
6. Peta Risiko
21 Risiko Di Rumah Sakit
1. Meminimalkan kemungkinan kejadian yang memiliki
konsekuensi negatif bagi konsumen / pasien, staf dan
organisasi.
2. Meminimalkan risiko kematian, cedera dan / atau
penyakit bagi konsumen / pasien, karyawan dan
orang lain sebagai akibat dari pelayanan yang
diberikan.
3. Meningkatkan hasil asuhan pasien.
4. Mengelola sumber daya secara efektif.
5. Mendukung kepatuhan terhadap regulasi / peraturan
Perundang-undangan dan memastikan kelangsungan
dan pengembangan organisasi.
1. Risiko Klinis : Semua isu yang dapat berdampak
terhadap pencapaian pelayanan pasien yang bermutu,
aman dan efektif.
2. Risiko Nonklinis / Corporate Risk : Semua isu yang
dapat berdampak terhadap tercapainya tugas pokok
dan kewajiban hukum dari RS sebagai korporasi.
PELAYANAN KEFARMASIAN DANG PENGGUNAAN OBAT (PKPO)
1 Apa saja daftar obat-obatan 1. Daftar obat-obatan LASA ( Look a like Sound a
yang termasuk dalam LASA/ 2. like ) / NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan
NORUM Mirip).
3. Lihat SPO pengelolaan obat obatan
4. Contoh obat look alike adalah obat-obat dengan
tampilan yang mirip namun sebenarnya berbeda
dosis (misalnya Amlodipin 5 mg dan Amlodipin 10
mg). Sementara contoh obat sound alike adalah
14
azithromycin dan erithromycin (terdengar
azithromycin dan 15rythromycin (terdengar mirip).
2 Bagaimana kebijakan Obat- obatan high alert (Kalium klorida 7,46% dalam
penyimpanan elektrolit pekat di ampul dan Natrium klorida 3% dalam kolf) hanya
RS? disimpan di ruang rawat intensif (ICU, NICU, HCU)
Obat high alert tersebut diberi stiker “high alert”
berwarna merah dan khusus untuk larutan elektrolit
pekat juga diberi penandaan stiker yang bertuliskan
“elektrolit pekat, harus di encerkan sebelum
diberikan!”.
3 Bagaimana prosedur 1. Obat emergensi disimpan dalam troli/ kit/ lemari
pengelolaan obat emergensi di emergensi terkunci, diperiksa, dipastikan selalu
RS? tersedia dan harus diganti segera jika jenis dan
jumlahnya sudah tidak sesuai lagi dengan daftar
yang ditempel/ digantung/ ditroli kit/ lemari
emergensi. Perbekalan farmasi dan penguncian troli
tersebut dikontrol per hari oleh petugas ruang
perawatan
2. Troli akan diperiksa 1 bulan sekali oleh petugas
monitoring dan evaluasi instalasi farmasi untuk
dilihat kesesuaian perbekalan farmasi dengan daftar,
ketepatan penyimpanan dan tanggal kadaluwarsa
4 Bagaimana alur pelaporan 1. Baik dokter maupun perawat yang menemukan
insiden apabila terjadi terjadinya medication error harus melaporkan
medication error? kejadian tersebut ke kepala unit kerja.
2. SPO Pelaporan Insiden.
5 Bagaimanakah kebijakan RS Resep harus Resep harus memenuhi kelengkapan:
tentang persyaratan resep yang 1. Nama pasien, tanggal lahir atau umur pasien (jika
lengkap? tidak dapat mengingat tanggal lahir), no rekam
medik dan berat badan pasien (untuk pasien anak)
2. Nama dokter, tanggal penulisan resep dan ruang
pelayanan
3. Mengisi kolom riwayat alergi obat pada bagian
kanan atas lembar resep manual
4. Menuliskan tanda R/ pada setiap sediaan. Untuk
nama obat tunggal ditulis dengan nama generik.
Untuk obat kombinasi ditulis sesuai nama dalam
Formularium, dilengkapi dengan bentuk sediaan
obat (contoh: injeksi, tablet, kapsul, salep), serta
kekuatannya (contoh: 500 mg, 1 gram)
5. Bila obat berupa racikan dituliskan nama setiap
jenis/ bahan obat dan jumlah bahan obat (untuk
bahan padat: mikrogram, miligram, gram) dan
untuk cairan: tetes, milliliter, liter.
6. Pencampuran beberapa obat dalam satu sediaan
tidak dianjurkan, kecuali sediaan dalam bentuk
15
campuran tersebut telah terbukti aman dan efektif.
7. Aturan pakai (frekuensi, dosis, rute pemberian).
Untuk aturan pakai jika perlu atau prn atau “pro re
aturan pakai jika perlu atau prn atau “pro re nata”,
harus dituliskan dosis maksimal dalam sehari.
8. Resep hanya boleh ditulis oleh dokter, dan
DILARANG dilakukan PENULISAN/
PENYALINAN oleh petugas apotik
6 Apa yang Anda ketahui tentang Rumah Sakit melaksanakan program pengendalian
Pengendalian Resistensi resistensi antimikroba secara terpadu dan paripurna
Resistensi Antimik secara sesuai standar yang berlaku untuk meningkatkan
Antimikroba (PPRA)? mutu pelayanan dan menurunkan risiko resistensi obat
antibiotic pada pasien.
PENDIDIKAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN (PPK)
1 Supervisi adalah Bimbingan profesional yang diberikan kepada peserta didik
berdasarkan kebutuhannya melalui siklus yang sistematis.
Siklus sistematis ini meliputi: perencanaan, observasi yang
cermat atas pelaksanaan dan pengkajian observasi dengan
segera dan obyektif.
Tahapan Supervisi:
1. Pra Supervisi
2. Pelaksanaan Supervisi
3. Pasca Supervisi
Tingkatan Supervisi:
1. Supervisi Tinggi
Kemampuan asesmen peserta didik belum sahih
sehingga keputusan dalam membuat diagnosis dan
rencana asuhan harus dilakukan oleh dokter
penanggung jawab pelayanan (DPJP) / Clinical
Instructor (CI). Begitu pula tindakan medis dan
operatif hanya boleh dilakukan oleh DPJP.
2. Supervisi Moderat Tinggi
Kemampuan asesmen peserta didik sudah dianggap
sahih, namun kemampuan membuat keputusan
belurn sahih sehingga rencana asuhan yang dibuat
peserta didik harus disupervisi oleh DPJP / Clinical
Instructor (CI). Tindakan medis dan operatif dapat
dikerjakan oleh peserta didik dengan supervisi
langsung (onsite) oleh DPJP.
3. Supervisi Rendah
Kemampuan asesmen dan kemampuan rnembuat
keputusan sudah sahih sehingga dapat membuat
diagnosis dan rencana asuhan, namun karena belum
16
mempunyai legitimasi tetap harus melapor kepada
DPJP / Clinical Instructor (CI) Tindakan medis dan
operatif dapat dilakukan dengan supervise tidak
langsung oleh DPJP.
Adapun warna ID Card berdasarkan Tingkatan
Supervisi adalah sebagai berikut :
1. Supervisi tinggi : Warna merah (Tahap I)
2. Supervisi Moderat Tinggi : Warna Kuning (Tahap II)
3. Supervisi Rendah : Warna Hijau (Tahap III)
ID CARD Supervisi berisi Identitas mahasiswa yang terdiri
dari Nama Peserta didik dan Institusi Pendidikan.
Supervisi dilakukan seminggu sekali oleh
CI/Perceptorship. Hasil dari Supervisi tersebut di serahkan
kepada bagian Diklat
2 Pengkajian Rekam Medis Pengkajian rekam medis untuk memastikan kepatuhan
batasan kewenangan dan proses supervisi peserta
pendidikan yang mempunyai akses pengisian rekam medis.
Hak Acces Rekam Medis :
1. Dokter
2. Perawat
3. Bidan
4. Nakes Lain / PPA
5. Mahasiswa yang telah mendapatkan ijin dari
Dokter DPJP
Hasil dari Surpervisi tersebut di serahkan kepada bagian
diklat.
3 Kepuasan Pasien terhadap Pelaksanaan pendidikan klinis di rumah sakit harus
adanya Pendidikan Klinis mematuhi regulasi rumah sakit dan pelayanan yang
diberikan berada dalam upaya mempertahankan atau
meningkatkan mutu dan keselamatan pasien.
17
Survei kepuasan pasien terhadap pelayanan rumah sakit
atas dilaksanakannya Pendidikan klinis dilakukan berkala 1
tahun oleh CI / Perceptorship / Staf ruangan tersebut.
Hasil dari survey tersebut di serahkan kepada bagian diklat
untuk didokumentasikan dalam bentuk laporan tahunan
kepuasan survey pasien.
AKSES DAN KESINAMBUNGAN PELAYANAN (AKP)
1 Skrining rumah sakit itu apa? Proses mengindentifikasi pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan pasien sesuai dengan misi serta sumber daya
rumah sakit
2 Dimana saja skrining di Luar rumah sakit: di tempat pasien berada,di
lakukan? ambulans,dll
Dalam rumah sakit:
1. Rawat Jalan
2. IGD
3. Rawat Inap
3 Bagaimana prosedur skrining Skrining di lakukan saat pasien datang ke Poliklinik
di IRJ? untuk menentukan pasien bisa berobat ke klinik-klinik-
ataupun tidak.
4 Bagaimana prosedur skrining Skrining dilaksanakan melalui kriteria triase
di IGD 1. Triage dilakukan di IGD oleh petugas IGD, dinilai
dari kondisi umum dan pemeriksaan fisik,
kemudian di tentukan apakah pasien masuk kategori
merah, kuning, hijau atau hitam.
2. Rumah sakit melaksanakan proses triase berbasis
bukti untuk memprioritaskan pasien sesuai dengan
kegawatannya menggunakan ATS (Australian
Triage Scale)
5 Bagaimana prosedur 1. Prosedur penerimaan pasien rawat jalan: proses
penerimaan pasien rawat inap pendaftaran dilakukan di loket pendaftaran oleh
dan rawat jalan? petugas pendaftaran
2. Proses penerimaan pasien rawat inap: pasein
mendapatkan form pengantar MRS yang telah diisi
dan di tandatangani DPJP, kemudian mendaftar di
admisi rawat inap.
3. SPO Penerimaan Pasien Rawat Inap
4. SPO Penerimaan Pasien Rawat Jalan
5. SPO Penahanan Pasien untuk diobservasi
18
6 Apa itu penundaan pelayanan 1. Penundaan pelayanan adalah penundaan atau
perubahan jadwal pelayanan yang disebabkan oleh
berbagai hal seperti kondisi pasien, dokter
berhalangan, kerusakan alat, masalah administrasi,
penundaan jadwal operasi, pemeriksaan penunjang
diagnostik dan lain-lain (bukan berasal dari
keinginan pasien).
2. Baik penundaan/kelambatan pelayanan berikut
alasan dan alternative nya harus di sampaikan ke
pasien/keluarga dan di dokumentasikan di form
edukasi pasien dan keluarga.
7 Apa itu kelambatan pelayanan? Adalah kondisi dimana suatu pelayanan/tindakan
melebihi durasi yang normative.misalnya operasi yang
normative 1 jam tetapi berlangsung > 1jam
8 Apa itu MPP/case manager? Adalah manajer pelayanan pasien yang di SK kan oleh
Direktur bukan merupakan PPA aktif yang berfungsi
9 Bagaimana prosedur transfer untuk memfasilitasi,mengoptimalkan terlaksananya
internal di Rumah Sakit? pelayanan berfokus pada pasien
Transfer internal adalah memindahkan pasien dari
10 Bagaimana prosedur ruangan ke ruangan perawatan lainnya di dalam RSU
pemulangan pasien/discharge Kabupaten Tangerang dengan di damping SDM yang
planning sesuai dengan kriteria atau kondisi pasien
Perencanaan pemulangan bagi pasien dibuat 1×24 jam
setelah pasien diterima sebagai pasien rawat inap.di buat
dan dicatat di pengkajian awal pasien
PELAYANAN DAN ASUHAN PASIEN (PAP)
1 Apa itu early warning system Early Warning System (EWS) adalah sistem peringatan
(EWS)? dini yang dapat diartikan sebagai rangkaian sistem
komunikasi informasi yang dimulai dari deteksi awal,
dan pengambilan keputusan selanjutnya. Early Warning
System melibatkan berbagai PPA antara lain : dokter,
perawat, petugas laboratorium, dll.
Unit-unit yang terkait antara lain :
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Maternal dan Perinatal
a. Ruang Nifas
b. Ruang Perinatologi
3. Instalasi Gawat Darurat (IGD)
19
Parameter penilaian early warning system (EWS)
Tindakan penilaian EWS
20
2 Apa itu nyeri dan bagaimana Nyeri adalah sensasi atau perasaan tidak nyaman yang
penilaiannya? bersifat subjektif yang diutarakan/digambarkan oleh
pasien dan perlu ditangani/ dilakukan tatalaksana nyeri.
Nyeri juga dapat didefinisikan sebagai apapun yang yang
menyakitkan tubuh yang dikatakan pasien yang
mengalaminya, yang ada kapanpun pasien itu
mengatakannya. Semua nyeri adalah nyata, meskipun
penyebabnya tidak diketahui.
Asesmen nyeri dapat menggunakan Visual Analogue
Scale (VAS)
Visual Analogue Scale (VAS) merupakan alat
pengukuran intensitas nyeri yang dianggap paling efisien
yang telah digunakan dalam penelitian dan pengaturan
klinis. VAS umumnya disajikan dalam bentuk garis
horisontal. Dalam perkembangannya VAS menyerupai
NRS yang cara penyajiannya diberikan angka 0-10 yang
masing-masing nomor dapat menunjukkan intensitas
nyeri yang dirasakan oleh pasien.
0 - 1 = sangat bahagia karena tidak merasa nyeri sama
sekali
2 – 3 = sedikit nyeri
4 – 5 = cukup nyeri
6 – 7 = lumayan nyeri
8 – 9 = sangat nyeri
10 = amat sangat nyeri (tak tertahankan)
21
3 Apa itu pelayanan pasien tahap Pasien tahap terminal adalah suatu keadaan dirnana
terminal? seseorang mengalami penyakit/sakit yang tidak
mernpunyai harapan untuk sembuh yang diakibatkan
kegagalan organ atau multiorgan sehingga sangat dekat
proses kematian.
Tujuan pelayanan pada pasien tahap terminal :
1. Meringankan pasien dari penderitaannya. baik fisik
(misalnya rasa nyeri, mual, muntah, dll), rnaupun
psikis (sedih, marah, khawatir, dll) yang berhubungan
dengan penyakitnya sehingga tercapai kenyamanan
fisik dan psikis.
2. Memberikan dukungan rnoril, spiritual muupun
pelatihan praktis dalarn hal perawatan pasien bagi
keluarga pasien dan perawat.
3. Menghindarkan atau mengurangi rasa kesepian, takut,
depresi dan isolasi.
4. Meningkatkan mutu pelayanan pad a pasien tahap
terminal.
5. Memberikan pelayanan sesuai dengan yang
dibutuhkan oleh pasien tahap terminal dengan segala
kebutuhan uniknya.
6. Menyiapkan dukungan dan bantu an bagi pasien
sehingga pada saat-saat terakhir dalam hidupnya bisa
bermakna dan akhirnya dapat meninggal dengan
senang dan damai.
4 Bagaimana pelayanan pasien Pelayanan pasien gelisah di RSU Tangerang salah satu
yang gelisah di RSU nya adalah dengan menggunakan Restraint.
Tangerang? Restraint secara definisi dapat diartikan menjadi :
1. Pengertian dasar restraint: ‘membatasi gerak’ atau
‘membatasi kebebasan’
2. Pengertian secara internasional: restraint adalah suatu
metode/cara pembatasan/ restriksi yang disengaja
terhadap gerakan/perilaku seseorang. Dalam hal ini,
‘perilaku’ yang dimaksudkan adalah tindakan yang
direncanakan, bukan suatu tindakan yang tidak
disadari /
tidak disengaja / sebagai suatu refleks.
3. Pengertian lainnya: restraint adalah suatu tindakan
untuk menghambat / mencegah seseorang
melakukan sesuatu yang diinginkan.
22
5 Apa itu pelayanan Bantuan Bantuan Hidup Dasar (BHD) adalah suatu tindakan
Hidup Dasar (BHD) dan pertolongan yang dilakukan kepada korban yang
Bantuan Hidup Lanjut (BHL)? mengalami henti napas dan henti jantung guna
kelangsungan hidup pasien. Bantuan hidup dasar bisa
dilakukan oleh siapapun yang sudah memiliki
kompetensi pelatihan BHD.
Bantuan Hidup Lanjut (BHL) adalah suatu alur
pelayanan lanjutan dari bantuan hidup dasar yang
dilakukan untuk tim medis, tujuan dari BHL yaitu
stabilisasi pasien yang sudah dilakukan pertolongan
sebelumnya, pelayanan BHL akan dilanjutkan di unit
yang lebih memadai (ICU/ICCU).
Alur Pelayanan Pasien yang Membutuhkan Bantuan
Hidup Dasar dan Lanjut
Ditemukan pasien terjatuh/tidak sadar
Cek Respons / Penilaian Kesadaran
Panggil Bantuan / Call For Help
Code blue hubungi operator ext.200 dan sebutkan
lokasinya
Cek Nadi
Kompresi Dada/Pijat jantung luar
Evaluasi
Tim code blue datang Lanjut BHL
23
6 Algoritma Henti Jantung Pada Dewasa
24
7 Bagaimana Pelayanan darah Pelayanan darah adalah upaya pelayanan kesehatan
dan Transfusi di RSU yang memanfaatkan darah manusia sebagai bahan dasar
Tangerang? dengan tujuan kemanusiaan.
Transfusi darah adalah pemindahan darah dari donor ke
dalam peredaran darah penerima (resipien). Pelaksanaan
pemberian darah dan komponen darah di Rumah Sakit
Umum Kabupaten Tangerang ditentukan oleh DPJP.
Rencana tindakan pemberian darah atau komponen darah
diberitahukan kepada pasien dan keluarga pasien untuk
meminta persetujuan tindakan tersebut.
Alur Pelayanan Darah dan Transfusi di RSU
Tangerang
8. Apa itu pelayanan pasien Pasien geriatri adalah pasien lanjut usia dengan multi
geriatri? penyakit/gangguan akibat penurunan fungsi organ,
psikologi, ekonomi, dan lingkungan sehingga
membutuhkan pelayanan kesehatan yang terpadu dengan
pendekatan multi disiplin yang bekerjasama secara
interdisiplin.
25
Pelayanan geriatri di Rumah Sakit Umum Tangerang
saat ini berada ditingkat lengkap, yang meliputi :
1. Rawat Jalan
2. Rawat inap akut
3. Home care
PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH (PAB)
1 1. Regulasi pelayanan anestesi dan sedasi dan
Regulasi terkait pelayanan pembedahan meliputi :
anastesi dan bedah a. Pedoman pelayanan anestesi
b. Kebijakan Anestesi
c. PPK Anastesi
d. Panduan pelayanan bedah
e. Panduan pemasangan implant
2 Surat Kompetensi Anestesi Kompetensi pegawai tercatat di file kepegawaian dan
/Sedasi Yang Dibutuhkan unit meliputi
1. STR
2. SIP
3. Ijazah / serrtifikat
4. Surat pengajuan RKK
5. Surat penugasan dan kewenangan klinis ( SPK
dan RKK)
6. MOU (Untuk mendatangkan Tenaga medis dari
Luar)
3 Kewenangan klinis perawat Semua profesi melalui proses assesmen dan kredensial
anestesi diterbitkan oleh siapa ? oleh assesor (internal/eksternal) dan kredensial oleh
komite profesi. Hasil diajukan surat pengajuan RKK dan
akan terbit surat keputusan / penugasan dan kewenangan
klinis
4 Bagaimana pelaksanaan 1. pengkajian prasedasi dan anestesi meliputi:
asessmen pra sedasi dan a. Pengkajian pra-anestesi
anestesi b. Pengkajian prainduksi
2. Pengkajian meliputi :
a. Mengidentifikasi masalah saluran pernapasan
yang dapat mempengaruhi jenis sedasi yang
digunakan;
b. Mengevaluasi pasien terhadap risiko tindakan
sedasi
c. Merencanakan jenis sedasi dan tingkat
kedalaman sedasi yang diperlukan pasien
berdasarkan prosedur/tindakan yang akan
dilakukan;
d. Pemberian sedasi secara aman;
26
e. Menyimpulkan temuan hasil pemantauan pasien
selama prosedur sedasi dan pemulihan.
3. Pemberian informasi kepada pasien dan atau
keluarga atau pihak yang akan memberikan
keputusan tentang jenis, risiko, manfaat, alternatif
dan analagsia pasca tindakan sedasi atau anastesi.
4. Pemberian informasi dilakukan oleh dokter spesialis
anastesi dan didokumentasikan dalam formulir
persetujuan tindakan anastesi/sedasi
5 Bagaimana tatalaksana 1. Frekuensi dan jenis pemantauan selama tindakan
pemberian sedasi monitoring anestesi dan pembedahan didasarkan pada status
selama anestesi dan pasca praanestesi pasien, anestesi yang digunakan, serta
anestesi prosedur pembedahan yang dilakukan.
2. Pemantauan status fisiologis pasien sesuai dengan
panduan praktik klinis (PPK)
3. Pemantauan selama anestesi menjadi dasar
pemantauan saat pemulihan pascaanestesi.
4. Pemindahan pasien dari area pemulihan
pascaanestesi atau penghentian pemantauan
berdasarkan kriteria pascaanestesi yang ditetapkan
oleh rumah sakit, tercatat dalam rekam medis
5. Waktu dimulai dan dihentikannya proses pemulihan
dicatat di dalam rekam medis pasien.
7 Bagaimana pelaksanaan 1. Pengkajian pra bedah
asuhan pembedahan di kamar a. Dilakukan pengkajian prabedah pada pasien
bedah b. Diagnosis praoperasi dan rencana
prosedur/tindakan operasi berdasarkan hasil
pengkajian prabedah
c. Risiko, manfaat dan alternatif tindakan
pembedahan didiskusikan dengan pasien dan
atau keluarga atau pihak lain yang berwenang
yang memberikan keputusan
2. Intra bedah
Informasi yang terkait dengan operasi / Ada laporan
operasi yang memuat Informasi yang terkait dengan
operasi
3. Pasca bedah
Rencana asuhan dan perubahan rencana asuhan
Pasca operasi tercatat dalam CPPT
4. Perawatan bedah yang mencakup implantasi alat
medis direncanakan
27
PENGKAJIAN PASIEN (PP)
1 Kapan melakukan penilaian Saat pengkajian awal dan pengkajian ulang atau sesuai
risiko jatuh? kebutuhan pasien
2 Metode apa yang digunakan Pasien anak : scoring HUMPTY DUMPTY
untuk melakukan penilaian
risiko jatuh?
Pasien dewasa : scoring MORSE
28
Pasien geriatri : scoring SYDNEY
29
3 Apa yang dilakukan perawat 1. Pasang gelang risiko berwarna KUNING di
jika mendapati pasien pergelangan tangan pasien
memiliki risiko jatuh? 2. Edukasi pasien dan/atau keluarga maksud
pemasangan gelang tersebut
3. Pasang segitiga risiko jatuh berwarna kuning di
tempat tidur pasien
4 Bagaimana prosedur Status gizi dinilai dengan menggunakan kriteria MUST
pengkajian status gizi pasien di (Malnutrition Universal Screening Tool) untuk
rumah sakit? mengidentifikasi dan menatalaksana pasien dewasa yang
mengalami gizi buruk, kurang gizi atau obesitas.
5 Bagaimana prosedur Pengkajian rasa nyeri menggunakan :
pengkajian nyeri di rumah Neonatal Infants Pain Scale (NIPS) untuk usia < 1
sakit? tahun,
1. FLACCS untuk usia 1-3 tahun,
2. Wong Baker Faces Rating Scale untuk usia > 3
tahun
3. Numeric Scale untuk dewasa.
4. Comfort Scale digunakan pada pasien bayi, anak,
dan dewasa di ruang rawat intensif / kamar
operasi / ruang rawat inap yang tidak dapat dinilai
30
6 Kapan asesmen awal harus menggunakan Numeric Rating Scale
diselesaikan? WongBakerFACES PainScale.
1. Asesmen medis dan awal diselesaikan dalam
waktu 1x24jam dan asesmen keperawatan
diselesaikan sebelum 8 jam setelah pasien masuk
rawat inap ,dan seluruh Format harus di isi
dengan lengkap
2. Asesmen medis awal yang dilakukan sebelum
pasien masuk sebagai pasien rawat inap atau
sebelum prosedur rawat jalan di rumah sakit tidak
berlangsung lebih dari 30 hari atau riwayat
kesehatan telah diperbarui dan pemeriksaan fisik
diulang.(untuk Rawat jalan di ulang setiap 30 hari
)
Untuk asesmen yang berusia kurang dari 30 hari,
perubahan-perubahan signifikan dalam kondisi
pasien semenjak asesmen dicatat dalam rekam
medis pada saat penerimaan pasien sebagai pasien
rawat inap.
PROGRAM NASIONAL
1 Apa yang anda ketahui tentang 1. Peningkatan Kesehatan Ibu dan Bayi
Program Nasional 2. Penurunan angka kesakitan Tuberculosis (TBC)
(PROGNAS)..? 3. Penurunan angka kesakitan HIV/ AIDS
4. Penurunan prevalensi Stunting dan Wasting
5. Pelayanan Keluarga Berencana Rumah Sakit
2 Apa yang dilakukan RS untuk Rumah Sakit melaksanakan program PONEK 24
meningkatkan Kesehatan ibu dan jam sehari dan 7 sehari seminggu serta melakukan
bayi? pembinaan kepada jejaring fasilitas Kesehatan
rujukan yang ada.
Apa yang Anda ketahui 1. Rumah sakit melaksanakan program PONEK
3 mengenai PONEK RS? (Pelayanan Obstetri Neonatal Semergensi
Komprehensif) untuk menurunkan angka kematian
bayi dan meningkatkan kesehatan ibu
2. Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang
membentuk Tim PONEK untuk menjalankan
program PONEK RS
4 Apa yang Anda ketahui Rumah Sakit melaksanakan progam penanggulangan
mengenai program TB- DOTS TB;
RS? Rumah Sakit membentuk Tim TB-DOTS sebagai
pengelola program penanggulangan TB di RS.
5 Apa saja program yang 1. Promosi Kesehatan
diselenggarakan tim TB DOTS 2. Kegiatan promosi kesehatan dilakukan melalui
RS untuk penanggulangan TB? penyuluhan tentang TB dan pencegahannya di RS
31
Ix/bulan, penyebaran leaflet kepada pelanggan
rumah sakit, pemasangan poster di lingkungan
rumah sakit
3. Surveilans TB
4. Surveilans dilakukan dengan mengumpulkan data
jumlah pasien, demografi, status pengobatan,
resistensi obat serta penyakit obat.
5. Pengendalian Faktor Risiko
6. Pengendalian faktor risiko TB dengan
membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat,
etika batuk, penanganan penyakit penyerta,
penyediaan pojok dahak, dan pembagian masker.
7. Penemuan dan Penanganan Kasus TB
8. Penemuan kasus TB secara aktif dan pasif.
Dilakukan dengan melakukan skrining TB pada
semua pasien yang datang ke RS Imanuel dari
bagian pendaftaran
9. Menetapkan klasifikasi tipe pasien TB setelah
dilakukan diagnosis
10. Penanganan kasus dalam penanggulangan TB
dilakukan melalui kegiatan tata laksana kasus sesuai
peraturan perundang-undangan.
11. Pemberian Kekebalan
12. Pemberian kekebalan melalui imunisasi BCG
terhadap bayi.
13. Pemberian Obat Pencegahan
Pemberian obat pencegahan TB ditujukan pada
anak usia di bawah 5 (lima) tahun yang kontak erat
dengan pasien TB aktif, orang dengan HIV dan
AIDS (ODHA) yang tidak terdiagnosa TB; atau
populasi tertentu lainnya.
6 Bagaimana pelayanan TB DOTS Rumah sakit menyediakan :
di RS? Pelayanan rawat jalan bagi penderita TB,
Ruang isolasi bagi pasien rawat inap, Pelayanan pojok
dahak untuk pengambilan spesimen yang memenuhi
pedoman PPI
Alur pelayanan tercantum dalam bagan
7
32
8 Apa yang dimaksud dengan DOT (Directly Observed Treatment) atau
DOT? Pengawasan Langsung Menelan Obat merupakan
paduan pengobatan yang dianjurkan untuk
menyembuhkan sebagian besar pasien TB baru
tanpa memicu munculnya kuman resistan obat. Agar
hal hal tersebut tercapai, sangat penting memastikan
bahwa pasien menelan seluruh obat yang diberikan
sesuai anjuran, dengan pengawasan langsung oleh
seorang PMO (Pengawas Menelan Obat) untuk
mencegah terjadinya resistensi obat.
9 Siapakah PMO? 1. PMO sebaiknya merupakan petugas kesehatan.
2. Bila tidak tersedia, PMO dapat berasal dari kader
kesehatan, guru, anggota PPTI, PPK, tokoh
masyarakat, atau anggota keluarga.
3. PMO sebaiknya merupakan orang yang dikenal,
dipercaya dan disetujui baik oleh petugas kesehatan
dan pasien.
PMO juga sebaiknya seseorang yang tinggal dekat
dengan pasien, disegani atau dihormati pasien,
bersedia membantu dengan sukarela, dan bersedia
dilatih atau mendapat penyuluhan bersama pasien
1 Apa yang Anda ketahui 1. Rumah sakit melaksanakan penanggulangan
0 mengenai upaya penurunan HIV/AIDS sesuai dengan peraturan perundang-
angka kesakitan HIV/AIDS RS? undangan (Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2013
tentang Penanggulangan HIV dan AIDS)
33
2. RSU Kabupaten Tangerang membentuk Tim HIV-
AIDS sebagai pengelola program penanggulangan
HIV dan AIDS di RSU Kabupaten Tangerang
1 Apa yang Anda ketahui tentang Rumah sakit melaksanakan penanggulangan HIV/AIDS
1 penanggulangan HIV/AIDS di sesuai peraturan per undang-undagan meliputi:
RS? 1. VCT (Voluntary Counseling Testing),
2. CST (Care Support & Treatment)
3. ART (Antiretroviral Therapy),
4. PMTCT (Prevention Mother to Child Transmision),
5. IO (Pelayanan Infeksi Oportunistik)
6. ODHA dengan faktor risiko IDU (Injecting Drug
User)
7. Pelayanan penunjang yang meliputi pelayanan
Gizi, Laboratorium, Radiologi, pencatatan dan
pelaporan.
1 Apa yang dilakukan RS untuk Rumah Sakit melakukan penurunan prevalensi Stunting
2 menurunkan prevalensi Stunting dan Wasting dengan melakukan edukasi, pendampingan,
dan wasting intervensi dan pengelolaan gizi serta penguatan jejaring
rujukan kepada rumah sakit kelas dibawahnya dan
EKTP di wilayahnya serta rujukan masalah gizi.
1 Apa yang dimaksud Keluarga Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran
3 Berencana? anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur
kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan
sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan
keluarga yang berkualitas
1 Bagaimana cara membantu Melalui Alat Bantu Pengambilan Keputusan yang
4 pasien untuk mengambil selanjutnya disebut ABPK adalah lembar balik,
keputusan ber- KB? digunakan untuk membantu petugas melakukan
konseling sesuai standar dengan adanya tanda pengingat
mengenai ketrampilan konseling yang perlu dilakukan
dan informasi yang perlu diberikan sesuai dengan
kebutuhan pasien.
1 Apa yang dimaksud dengan MKJP adalah Mteode Kontrasepsi Jangka Panjang yang
5 MKJP? terdiri dari:
MOW (Metode Operatif Wanita) yang disebut dengan
Tubektomi
MOP (Metode Operasi Pria) yang disebut dengan
Vasektomi
AKDR (Alat Kontasepsi Dalam Rahim) lebih dikenal
dengan istilah IUD adalah alat kontrasepsi berbentuk
kecil, silastis, dengan lengan atau kawat tembaga
disekitarnya yang dipasang di dalam Rahim.
Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK) yang lebih
dikenal dengan susuk KB atau implant adalah alat
kontrasepsi berbentuk kapsul lunik kecil yang
mengandung hormone diletakkan tepat
34
dibawah kulit lengan atas.
1 Jika pasien menyetujui Pemberian Informed consent / persetujuan tertulis yang
6 Kontrasepsi yang akan di menyatakan kesediaan dan kesiapan akseptor atau
keluarganya atas dasar informasi dan penjelasan
gunakan, tindakan apa yang mengenai tindakan medis yang akan dilakukan.
selanjutnya akan diberikan
kepada pasien?
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
1 Apa Program PPI di Unit 1. Melakukan Surveilens (Pemantauan PPI secara
terus menerus termasuk pemakaian Antibiotik dan
adanya aut break)
2. Melakukan Monitoring
3. Sterelisasi di CSSD dan Re Use
4. Menejemen linen dan laundry
5. Pengelolaan gizi (sanitasi dapur dan engineering
control)
6. Pemantauan pelaksanaan renovasidan
Pembangunan
7. Pengelolaan pasien isolasi
8. Tehnik pengamanan (APD) dan kebersihan tangan
2 Kasus apa saja yang termasuk 1. ILO (Infeksi Luka Operasi)
Infeksi Rumah Sakit (HAIs) 2. ISK (Infeksi Saluran Kemih)
3. IADP (Infeksi Aliran DarahPrimer)
4. VAP (Ventilator AssosiatedInfeksi)
5. Infeksi lainnya :
• Flebitis
• Decubitus
3 Bagaimana alur pelaporan 1. Perawat/IPCLN melakukan monitoring kejadian
kejadian infeksi di RS Infeksi
2. Perawat/ IPCLN mengisi lembar Surveilens setiap
hari
3. Laporkan kepada Tim PPI/IPCN
4. IPCN melakukan Investigasi
5. Pembahasan Tim PPI
6. Kejadian infeksi dilaporkan ke Direktur
7. Tim PPI memberitahukan pada unit terkait
4 Ada 2 jenis Kewaspadaan 1. Dua jenis Kewaspadaan Isolasi :
sebutkan ✓ Kewaspadan Standar
✓ Kewaspadaan Berdasarkan Transmisi
5 Sebutkan Kewaspadaan 1. Kewaspadaan Standar :
Standar ✓ Kebersihan Tangan
✓ Alat Pelindung Diri (APD)
✓ Pemrosesan Alat
35
✓ Penatalaksanaan linen
✓ Pengelolaan limbah
✓ Pengendalian lingkungan RumahSakit
Perlindungan Petugas Kesehatan (Kesehatan
karyawan)
✓ Penempatan Pasien
✓ Kebersihan nafas / etika batuk
✓ Penyuntikan yang aman
✓ Praktek Lumbal punksi
2. KewaspadaanBerdasarkanTransmisi:
✓ Kewaspadaan Penularan lewatUdara
(Airborne)
✓ Kewaspadaan Penularan lewatDroplet
✓ Kewaspadaan Penularan lewatKontak
6 Sebutkan 5 momen Kebersihan A. 5 Momen Kebersihan Tangan :
Tangan dan 6 langkah Cuci 1. Sebelum Kontak dengan pasien
Tangan 2. Sebelum melakukan tindakanAseptik
3. Setelah terpapar cairan tubuhPasien
4. Setelah kontak dengan Pasien
5. Setelah kontak dengan lingkunganpasien
B. 6 Langkah CuciTangan :
1. TelapakTangan
2. PunggungTangan Kiri &Kanan
3. Sela-sela jari
4. Buku-bukujari
36
5. Ibu jarikiri&Kanan
6. Kuku-kuku jarikiri & kanan
7 Ada berapa cara melakukan Ada 2 cara melakukan kebersihan tangan :
kebersihan tangan (Hand ✓ Menggunakan air mengalir dan sabun antiseptic
Hygiene) dan lamanya lamanya 40 s/d 60 detik
✓ Menggunakan Handrub berbasis alcohol 70%
lamanya 20 s/d 30 detik
8 Apa yang harus di perhatikan 1. Kuku pendek tidak menggunakan cat kuku
untuk menjaga kebersihan 2. Tidak menggunakan kuku palsu
tangan 3. Tidak menggunakan perhiasan ( Cincin)
9 Sebutkan langkah-langkah Langkah-langkah etika batuk:
Etika batuk 1. Jika menggunakan masker
a. Ganti masker dengan masker baru
37
Buang masker yang digunakan saat batuk ke
tempat sampah infeksius
c. Cuci tangan
2. Jika tidak menggunakan masker
a. Tutup mulut menggunakan tissue atau
punggung tangan atau tutup mulut dan hidung
dengan lengan atas bagian dalam
b. Buang Tissue kedalam sampah medis
c. Lakukan cuci tangan
10 Penyakit-penyakit apa saja 1. TB paru pada orang Dewasa : BTA pusitif, atau
yang masuk Isolasi Udara suspek sampai terbukti BTA Negatif dalam 3 kali
pemeriksaan berturut-turut
2. Rubella
3. Influenza
4. Difteri
11 Ada berapa Ruang Isolasi di RS 1. Perawatan bayi infeksius ( Peristi )
2. Perawatan Penyakit Infeksius (Edelweis)
12 Apa yang dilakukan bila ruang 1. Pasien mengambil ruangan tersendiri
isolasi penuh 2. Dengan system kohorting (dirawat pada kamar
yang memiliki penyakit yang sama /tidak boleh
dengan infeksi lain.
3. Jika terpaksa ada pasien dengan penyakit infeksi
lain maka jarak tempat tidur ≥2 meter dan harus ada
38
sekat )
13 Sebutkan jenis APD yang ada 1. SarungTangan :
✓ Steril
di RS
✓ Non Steril (bersih)
✓ Sarung tangan RumahTangga
2. Masker :
✓ Masker bedah
✓ Masker N95
3. Penutup Kepala (Topi)
4. Pelindung wajah :
✓ Google
✓ Pace Shild
5. Gaun Pelindung :
✓ Apron
✓ Gown
6. Pelindung Kaki :
✓ Sepatu Boot
✓ Sendal tertutup
14 Pada saat apa saja kita Menggunakan sarung tangan :
menggunakan APD : Sarung 1. Ada kemungkinan kontak tangan dengan darah
Tangan, masker, Apron/gaun atau cairan tubuh lainnya, membrane mukosa, atau
kulit yang terlepas
2. Melakukan prosedur medis yang bersifat invasive
misalnya
:Memasukan sesuatu kedalam pembuluh darah
seperti memasang infus
3. Menangani bahan – bahan bekas pakai, yang telah
terkontaminasi atau menyentuh permukaan yang
tercemar
Menggunakan masker pada saat petugas Kesehatan
menangani pasiendengan tujuan :
1. Menahan cipratan yang keluar saat pasien atau
petugas kesehatan batuk/bersin
2. Mencegah cipratan darah atau cairan tubuh pasien
masuk kedalam mulut / hidung petugas
Menggunakan Apron pada saat :
1. Pada saat melakukan tindakan ke pasien
2. Merawat pasien dimana ada resiko tumpahan
darah atau cairan tubuh lainnya
15 Apa yang dimaksud dengan Teknik penyuntikan yang aman adalah :
tehnik penyuntikan yang aman 1. Tekhnik menyuntik dengan tidak menekuk,
mematahkan , atau menutup ulang jarum
2. Penyuntikan dilakukan dengan tekhnik Aseptik
16 Apa yang dilakukan jika Bila terpajan cairan tubuh pada mukosa adalah :
terpapar pajanan cairan tubuh 1. Mata : cuci dengan air mengalir atau dengan cairan
pasien pada mukosa Fisiologis (NaCl 0,9%)
2. Mulut : Ludahkan dan kumur-kumur berulang kali
39
dengan air
3. Hidung : bersihkan dengan air dan hembuskan
4. Kulit yang tidak utuh : cuci dengan air mengalir
keringkan dan ber larutan antiseptic
17 Bagaimana alur penanganan Alur Penanganan tertusuk jrum :
tertusuk jarum 1. Jangan panic
2. Cuci bagian yang tertusuk/cidera pada air yang
mengalir dan gunakan sabun antiseptic
3. Tidak boleh di pijit-pijit
4. Tidak boleh menghisap dengan mulut
5. Keringkan dan beri alcohol 70% atau betadin
6. Tutup luka akibat tusukan
7. Lapor ke Penanggung jawab Ruangan/Karu
8. Karu/Penanggung jawabruangan membuat /mengisi
Form Insiden
9. Bawa ke IGD untuk assesmen selanjutnya
18 Pelayanan Sterelisasi, sebutkan 1. Ruangan kotor/Ruang Dekontaminasi
alur ruang sterelisasi 2. Ruang Precleaning/prabilas
3. Ruang Cleaning/Pembersihan
4. Ruang Desinfeksi Tingkat tinggi (DTT)
5. Ruang Sterelisasi
6. Ruang Pengemasan alat
7. Ruang penandaan / Pelabelan
8. Ruang Penyimpanan barang steril
9. Ruang Pengambilan alat steril/ alat bersih /Distribusi
19 Bagaimana Pengelolaan 1. Dilakukan Pembersihan di Unit CSSD dengan cara
Peralatan Steril menghilangkan darah dan kotoran yg menempel
pada alat
2. Dilakukan desinfeksi di Ruang sterilisasi
3. Menggunakan box terpisah Antara peralatan yang
steril dan tidaksteril di Unit terkait
4. Pengemasan peralatan yang steril dapat
menggunakan :
• Kain batas kadaluarsa 3 hari
• Kertas Paper greenbatas Kadaluarsa
7 hari
• Pouches
• Suhu tinggi batas kadaluarsa 3bulan
• Pouches suhu rendah batas kadaluarsa 1
bulan
• Pouches suhu rendah batas kadaluarsa 6
bulan
20 Peralatan apa saja apa saja yang 1. Peralatan Re-Use disesuaikan dengan cara
dilakukan Re-Use dan pengelolaan yang tertera dalam kemasan alat
bagaimana Pengelolaannya 2. Peralatan yang dilakukan Re-Use harus dilakukan
monitoring beberapa kali pemakaian
40
3. Peralatan Re-Use dilakukan apabila peralatannya
sulit di dapat dan harganya mahal
21 Apa perbedaan Trolly Linen Perbedaannya di label nama Linen bersih dan linen kotor
kotor dan Linen Bersih
22 Apa yang disebut linen Linen Infeksius adalah :
Infeksius dan bagaimana ✓ Linen yang terkontiminasi dengan pasien
penanganannya Infeksius (Hepatitis /HBSAg +, HIV AID,
COVID, Difteri, MUMs, Rubella)
✓ Linen yang terkontaminasi dengan cairan tubuh
pasien (Darah, Faeces, Urine, Muntahan)
Cara Penangannya :
✓ Linen infeksius dipisahkan dengan linen non
infeksius dan dimasukan kekantong pelastik
Kuning dan diserahkan ke Unit Loundry untuk
dikelola sesuai pngelolaan linen Infeksius.
23 Apa yang di maksud dengan Hygiene Sanitasi makanan dan minuman adalah :
Hygiene dan sanitasi makanan 1. Hygiene adalah upaya kesehatan dengan cara
dan Minuman memelihara dan melindungi kebersihan individu
misalnya : Kebersihan tangan, mencuci piring,
membuaang bagian makanan yang rusak
2. Sanitasi adalah Upaya kesehatan dengan cara
memelihara dan melindungi kebersihan lingkungan.
24 Bagaimana cara penyimpanan Cara penyimpanan bahan makanan dalam ruangan :
bahan makanan dalam ruangan 1. Penyimpanan bahan makanan Tidak menempel pada
lantai, dinding atau langit-langit
2. Jarak makanan dengan lantai 15 cm
3. Jarak bahan makanan dengan dinding 5 cm
4. Jarak bahan makanan dengan langit-langit 60 cm
25 Apa yang dimaksud dari Adalah : Semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan
Limbah Rumah Sakit Rumah Sakit dalam bentuk padat, Cair dan gas
26 Bagaimana cara labeling 1. Limbah padat Infeksius : Pelastik kantong warna
limbah kuning
2. Limbah padat non Infeksius : Pelastik kantong
warna hitam
3. Limbah benda tajam : Wadah khusus Safety box
yang tahan tusuk dan anti bocor
27 Bagaimana Pelayanan Jenazah Pelayanan Jenazah Infeksius di Rumah Sakit :
Infeksius di RS 1. Keluarga di Informasikan bahwa jenazah harus
dibersihkan di RS
2. Jenazah di bersihkan di Rumah Sakit sesuai kaidah
agama masing-masing
3. Jenazah infeksius yang dikelola di Rumah Sakit
Umum Kab. Tangerang adalah Jenazah COVID
4. Brancard bekas pakai Jenazah dibersihkan dengan
Clorin 0,5 %
41
5. Ambulance di bersihkan dan di cuci menggunakan
Clorin 0,5%
MANAJEMEN REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN (MRMIK)
1 Apa makna simbol/warna dalam + : Meninggal
: Laki-laki
pelabelan dokumen rekam ♂ : Perempuan
medis? ♀
: BahanBeracun
Daftar singkatan Diagnosa dan Tulisan Merah Alergi . Keputusan
Simbol yang berlaku ? DirekturtentangPenetapan Daftar Singkatan, Diagnosa
dan simbol yang berlaku di RekamMedisRSU
Kabupaten Tangerang
2 Cara Identifikasi Bayi Baru Bayi baru lahir: membuat cap kaki kanan & kiri,
Lahir membuat cap ibu jari tangan dari bayi dan pemberian
gelang nama kepada bayi
3 Bagaimana cara rumah sakit Petugas rekam medis dan petugas Kesehatan lain
melindungi berkas rekam medik menggunakan dokumen RM wajib menjaga privasi dan
pasien dari kehilangan/ kerahasiaan data pasien dan hak akses serta menjaga
kerusakan/penyalahgunaan? dari kerusakan dan kehilangan dokumen.
4 Bagaiman cara pembetulan Tenaga Kesehatan/PPA yang bertanggung jawab dapat
apabila terjadi kesalahan dalam melakukan pembetulan dengan cara pencoretan tanpa
RM? menghilangkan catatan yang dibetulkan dan di bubuhi
paraf petugas yang bersangkutan.
5 Bagaiman cara pencatatan Setiap pencatatan kedalam RM harus dibubuhi nama,
dalam aspek autentifikasi pada waktu dan di tandatangani dokter, dokter gigi atau
rekam medis? tenaga Kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan
Kesehatan.
6 Bagaimana sistem penyimpanan Penyimpanan rekam medis dilakukan secara sentralisasi
berkas rekam medis baik catatan rawat inap maupun catatan rawat jalan
KOMUNIKASI EFEKTIF (KE)
1 Apa yang dimaksud dengan informasi Informasi adalah suatu pesan yang disampaikan
oleh komunikator kepada komunikan yang berupa
data, fakta, gagasan, konsep, kebijakan, aturan,
standar, norma, pedoman atau acuan, yang
diharapkan dapat diketahui, dipahami, diyakini
dan diimplementasikan oleh komunikan.
2 Siapakah yang memberikan edukasi Setiap pemberian informasi & edukasi kepada
kepada pasien & keluarga? pasien & keluarga diberikan oleh petugas yang
kompeten & di koordinasikan oleh tim Promosi
Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
42
3 Siapakah yang dimaksud dengan Dokter, perawat, bidan, farmasi klinik, ahli gizi,
petugas yang berkompeten tersebut? fisiotherafis
4 Apa yang dimaksud dengan pemberian Pemberian informasi adalah kegiatan yang
informasi dilakukan dalam interaksi pasien dengan tenaga
kesehatan/ non kesehatan berupa penjelasan
tentang rencana/ asuhan medis, keperawatan, non
medis yang akan dilakukan selama pasien di
rumah sakit
5 Apa yang dimaksud dengan edukasi Edukasi adalah penambahan pengetahuan dan
kemampuan seseorang melalui teknik praktik
belajar atau instruksi dengan tujuan untuk
mengingat fakta atau kondisi nyata
6 Apa tujuan pemberian informasi dan Komunikasi dan edukasi yang efekltif akan
edikasi membantu pasien untuk memahami dan
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan pengobatan yang dijalaninya
7 Siapa saja yang dapat menerima Penerima informasi dan edukasi adalah:
informasi dan edukasi 1. Pasien, apabila pasien bersedia menerima
informasi dan kondisinya memungkinkan
2. Keluarga atau orang lain yang ditunjuk
oleh pasien
3. Keluarga atau pihak lain yang menjadi
wali atau penanggung jawab atas pasien
kalau kondisi pasien tidak memungkinkan
untuk berkomunikasi sendiri secara
langsung
8 Bagaimana proses pemberian informasi 1. Tahap pengumpulan informasi pasien
dan edukasi 2. Tahap penyampaian informasi dan edukasi
yang efektif
3. Tahap verifikasi( memastikan pasien dan
keluarganya menerima edukasi yang
diberikan)
9 Apa saja yang dikaji pada tahap 1. Kemampuan membaca, tingkat pendidikan
asesmen dalam hal pemberian 2. Bahasa yang diperlukan (apakah
informasi/edukasi? diperlukan penerjemah)
3. Hambatan emosional dan motivasi
4. Keterbatasan fisik dan kognitif
5. Kesediaan pasien menerima informasi
6. Nilai-nilai dan pilihan pasien
10 Bagaiman prosedur pemberian edukasi SPO Edukasi
yang benar? 1. Ucapkan salam ”selamat pagi/ sore/
malam, bapak/Ibu“ Saya… (nama, sebut
unit kerja/ ruangan)
2. Pastikan identitas pasien
3. Ciptakan suasana yang nyaman dan
43
hindari tampak lelah
4. Jelaskan materi edukasi kepada pasien dan
atau keluarga
5. Lakukan verifikasi kepada pasien dan atau
keluarga terhadap materi edukasi yang
telah diberikan
6. Berikan formulir edukasi untuk
ditandatangani oleh pasien atau keluarga
7. Tawarkan bantuan kembali “Apakah
masih ada yang dapat saya bantu?”
8. Ucapkan terimakasih dan semoga lekas
sembuh
9. Berdiri ketika pasien hendak pulang
11 Bagaiman prosedur pemberian edukasi 1. SPO Edukasu Kolaboratif:
kolaboratif ? 2. Lakukan pengkajian kebutuhan edukasi
pasien;
3. Catat kemungkinan adanya kebutuhan
edukasi kolaboratif;
4. Siapkan tempat dan media edukasi;
5. Lakukan komunikasi dan kolaborasi
dengan petugas kesehatan yang sesuai
dengan kebutuhan edukasi pasien;
6. Membuat kesepakatan waktu untuk
membuat edukasi secara bersama-sama
7. Masing-masing petugas menyiapkan
materi yang akan diberikan mengikuti
panduan yang akan dibuat sesuai disiplin
ilmunya.
8. Tentukan tempat untuk edukasi
9. Pasien dan keluarga diberitahukan waktu
dan tempat edukasi kolaboratif
10. Pemberian edukasi dilaksanakan ditempat
yang telah disiapkan/ ditentukan secara
terstruktur oleh setiap petugas terkait baik
di Rawat Jalan, Rawat Inap, ruang tunggu
dan semua unit di RSU Tangerang
11. Lakukan evaluasi terhadap pemberian
edukasi dengan meminta feedback dari
pasien;
12. Lakukan pencatatan dan
pendokumentasian kegiatan edukasi
kolaboratif.
12 Bagaimana agar pasien/ keluarga 1. Diberikan materi tertulis ( leflet,
mudah memahami informasi/ edukasi brosur,dll)
yang diberikan petugas 2. Dilakukan verifikasi
13 Bagaiman mekanisme pemberian 1. Asesmen kemampuan & kemauan serta
44
informasi atau edukasi kepada pasien kebutuhan edukasi pasien & keluarga
& keluarga? 2. Menentukan kebutuhan edukasi sesuai hasil
asesmen
3. Melaksanakan edukasi sesuai dengan
kebutuhan pasien & keluarga
4. Mendokumentasikan kegiatan edukasi dalam
form RM
14 Edukasi apa yang WAJIB diberikan 1. Teknik cuci tangan yang benar
kepada semua pasien 2. Etika batuk
15 Siapa yang memberikan edukasi Semua pemberian informasi dan edukasi kepada
kepada pasien dan keluarga pasien dan keluarga diberikan oleh petugas yang
berkompeten dan dikoordinasikan oleh tim PKRS
16 Bagaimana prosedur pemberian Lihat SPO pemberian informasi atau edukasi
informasi atau edukasi kepada pasien
& keluarga
17 Bagaimana cara anda mengetahui 1. Melakukan verifikasi bahwa pasien dan
pencapaian keberhasilan edukasi yang keluarga bisa menerima & memahami
diberikan edukasi yang diberikan. Apabila pasien &
keluarga belum memahami materi yang
diberikan, maka perlu dilakukan edukasi
ulang
Lihat SPO pemberian informasi atau edukasi
18 Apa bukti edukasi telah diberikan 1. Ada bahan materi yang diberikan kepada
kepada pasien? pasien dan atau keluarga
2. Ada dokumen pemberian edukasi berupa
formulir pemberian edukasi yang
ditandatangani oleh pemberi edukasi dan
penerima edukasi
3. Memakai Bahasa yang sederhana dan
mudah dimengerti oleh pasien & keluarga
19 Tahukah anda singkatan dan symbol RS telah mensosialisasikan standarisasi singkatan
yang berlaku di rumah sakit? dan symbol yang boleh digunakan dalam
pelayanan
20 Bagaiman cara RS melindungi berkas RS mengembangkan suatu kebijakan bahwa yang
rekam medis pasien dari diberikan kewenangan mengakses rekam medis
kehilangan/kerusakan/penyalahgunaan? klinis pasien adalah para praktisi kesehatan
(DPJP, residen dan perawat serta PPA lainnya)
HAK PASIEN DAN KELUARGA (HPK)
1 Tahukah anda apa saja hak 1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan
pasien dan keluarga di RSU peraturan yang berlaku di Rumah Sakit ;
Kabupaten Tangerang? 2. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban
pasien, memberikan informasi yang benar, jelas dan
jujur mengenai hak dan kewajiban pasien ;
45
3. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur,
dan tanpa diskriminasi
4. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu
sesuai dengan standar profesi dan standar
prosedur operasional ;
5. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien
sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan
materi ;
6. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan
yang didapatkan ;
7. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai
dengan keinginannya dan peraturan yang berlaku
di RumahSakit ;
8. Meminta konsultasi tentang penyakit yang
dideritanya kepada dokter lain yang mempunyai
Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di
luar Rumah Sakit ;
9. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit
yangdiderita termasuk data-data medisnya ;
10. Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan
tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis,
alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang
mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan
yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan;
11. Memberikan persetujuan atau menolak atas
tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga
kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya ;
12. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis ;
13. Menjalankan ibadah sesuai agama atau
kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak
mengganggu pasien lainnya ;
14. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya
selama dalam perawatan di Rumah Sakit ;
15. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan
Rumah Sakit terhadap dirinya ;
16. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak
sesuai dengan agama dan kepercayaan yang
dianutnya ;
17. Menggugat dan/ atau menuntut Rumah Sakit
apabila Rumah Sakit diduga memberikan
pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik
secaraperdata ataupun pidana.
18. Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak
sesuai dengan standar pelayanan melalui media
cetak dan elektronik sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
46
2 Tahukah anda apa saja 1. Mematuhi peraturan yang berlaku di Rumah
kewajiban pasien dan keluarga Sakit;
di RSU Kab Tangerang? 2. Menggunakan fasilitas Rumah Sakit secara
bertanggung jawab ;
3. Menghormati hak Pasien lain, pengunjung dan
hak Tenaga Kesehatan serta petugas lainnya yang
bekerja di Rumah Sakit ;
4. Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan
akurat sesuai dengan kemampuan dan
pengetahuannya tentang masalah kesehatannya;
5. Memberikan informasi mengenai kemampuan
finansial dan jaminan kesehatan yang
dimilikinya;
6. Mematuhi rencana terapi yang
direkomendasikan oleh Tenaga Kesehatan di
Rumah Sakit dan disetujui oleh Pasien yang
bersangkutan setelah mendapatkan penjelasan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
7. Menerima segala konsekuensi atas keputusan
pribadinya untuk menolak rencana terapi yang
direkomendasikan oleh Tenaga Kesehatan
dan/atau tidak mematuhi petunjuk yang
diberikan oleh Tenaga Kesehatan untuk
penyembuhan penyakit atau
masalah kesehatannya; dan
8. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang
diterima.
3 Bagaimana prosedur pemberian Pemberian informasi dan edukasi kepada pasien dan
informasi dan edukasi kepada keluarga diberikan sesuai kebutuhan dan diberikan oleh
pasien dan keluarga di RSU petugas dengan kompetensi yang sesuai.
Kab Tangerang ? SPO pemberian informasi dan edukasi.
4 Apa saja yang dilaksanakan 1. Menjelaskan HPK ketika pertama kali masuk
RSU Kabupaten Tangerang dirawat di RSU Kab Tangerang.
dalam menghargai HPK ? 2. Memberikan informasi tata tertib dan peraturan
yang berlaku di RSU Kab Tangerang
3. RS memberikan kebebasan kepada pasien dalam
memilih dokter yang sesuai dengan kebutuhan
pasien.
4. RS memberikan kesempatan kepada pasien
untuk mendapat second opinion kepada dokter
lain sesuai kebijakan dan SPO.
5. RS menjamin privasi pasien & kerahasiaan data
data medis pasien.
6. SPO Perlindungan Kebutuhan Privasi Pasien.
7. Pasien berhak menolak pengobatan/ tindakan,
47
termasuk tindakan resusitasi (DNR/ Do Not
Resuscite).
8. DNR didokumentasikan dalam RM dan pasien
diberi penanda gelang warna ungu.
9. RS memberikan kebebasan beribadah kepada
pasien & keluarga (SPO Pelayanan Kerohanian).
10. RS menjamin keamanan dan keselamatan
pasien & keluarga di lingkungan RS.
11. SPO Perlindungan Barang Milik Pasien & SPO
Perlindungan terhadap Kekerasan Fisik.
12. RS memberikan fasilitas kotak saran bagi pasien
& keluarga untuk mengajukan usul & saran demi
kemajuan RS serta untuk menyampaikan
keluhan terhadap pelayanan yang tidak sesuai
harapan.
13. SPO Penyampaian Komplain
14. Pasien dapat menyampaikan keluhan
secara langsung.
5. Bagaimana prosedur 1. Persetujuan tindakan kedokteran (acuan ) :
pemberian informed consent PERATURAN MENTERI KESEHATAN
kepada pasien dan keluarga di REPUBLIK INDONESIA
RSU Kab Tangerang ? NO.290/MENKES/PER/II/2008 TENTANG
PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN
2. Pernyataan persetujuan (informed consent)
didapat dari pasien setelah pasien mendapatkan
penjelasan yang cukup dari tenaga kesehatan
sehingga pasien memahami penjelasan yang
diberikan melalui suatu proses yang ditetapkan
rumah sakit dan dilaksanakan oleh staf yang
terlatih, dalam bahasa yang dipahami pasien.
3. SPO Pemberian Penjelasan untuk
mendapatkan persetujuan pasien.
4. Informed Consent harus diberikan/ diperoleh :
5. Sebelum operasi
6. Tindakan anestesi
7. Penggunaan darah atau produk darah
8. Tindakan serta pengobatan lain yang berisiko
tinggi (hemodialisa dan kemoterapi)
9. Semua tindakan kedokteran harus mendapat
persetujuan pasien dan atau keluarga setelah
mendapat penjelasan yang cukup tentang hal-hal
yang berkaitan dengan tindakan tersebut dari
DPJP.
10. Yang berhak untuk memberikan persetujuan
setelah mendapat informasi adalah :
11. Pasien sendiri, yaitu apabila telah berumur 21
48
tahun atau telah menikah
12. Bagi pasien dibawah umur 21 tahun persetujuan
(inform consent) atau penolakan tindakan medis
diberikan oleh mereka menurut urutan hak
sebagai berikut :
13. Ayah atau ibu kandung
14. Saudara-saudara kandung
15. Bagi pasien dibawah umur 21 tahun dan tidak
mempunyai orang tua atau orang tuanya
berhalanganhadir, persetujuan (informed consent)
atau penolakan tindakan medis diberikan oleh
mereka menurut hak sebagai berikut :
16. Ayah atau ibu adopsi
17. Saudara-saudara kandung
18. Induk semang
19. Bagi pasien dewasa dengan gangguan mental
persetujuan (informed consent) atau penolakan-
penolakan tindakan medis diberikan oleh mereka
menurut hak sebagai berikut :
20. Ayah atau ibu kandung
21. Wali yang sah
22. Saudara-saudara kandung
23. Bagi pasien dewasa yang berada di bawah
pengampunan (curatelle) persetujuan atau
penolakan tindakan medis diberikan menurut hak
sebagai berikut:
24. Wali
25. Curator
26. Bagi pasien dewasa yang telah menikah atau
orang tua, persetujuan atau penolakan tindakan
medis diberikan oleh mereka menurut urutan
hak sebagaiberikut :
27. Suami atau istri
28. Ayah atau ibu kandung
29. Anak- anak kandung
30. Saudara-saudara kandung
31. Informed consent berisi penjelasan tentang :
32. Kondisi pasien/ diagnosa penyakit
33. Usulan pengobatan
34. Nama individu yang melakukan pengobatan
35. Potensi, manfaat dan kekurangan
36. Kemungkinan alternative pengobatan
37. Kemungkinan keberhasilan
38. Kemungkinan timbulnya masalah selama masa
pemulihan
39. Kemungkinan yang terjadi apabila tidak diobati
49