The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku berjudul Aku Anak Sehat, Aku Anak Kuat hasil karya bibit penulis Gendis Sewu SDN Kertajaya bersama pendampingan TBM se-Kecamatan Gubeng. Melalui antologi cerpen ini, penulis mengajak pembaca menyelami kisah menarik dengan kalimat sarat pesan informatif dan edukatif tentang pentingnya menjaga kesehatan.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by tbmkecamatangubeng, 2022-05-31 03:44:18

Aku Anak Sehat, Aku Anak Kuat

Buku berjudul Aku Anak Sehat, Aku Anak Kuat hasil karya bibit penulis Gendis Sewu SDN Kertajaya bersama pendampingan TBM se-Kecamatan Gubeng. Melalui antologi cerpen ini, penulis mengajak pembaca menyelami kisah menarik dengan kalimat sarat pesan informatif dan edukatif tentang pentingnya menjaga kesehatan.

Keywords: Kesehatan,Anak-anak

Antologi Cerita Pendek
Bibit Penulis Gendis Sewu Dinas Perpustakaan dan Kearsipan

Kota Surabaya
Bekerja Sama dengan SDN Kertajaya Surabaya



GENDIS SEWU BERKARYA

AKU ANAK SEHAT, AKU ANAK KUAT

Antologi Cerita Pendek
Bibit Penulis Gendis Sewu Dinas Perpustakaan dan

Kearsipan Kota Surabaya
Bekerja Sama dengan SDN Kertajaya Surabaya

AKU ANAK SEHAT, AKU ANAK KUAT

Penulis : Aurellia Kayla Ramadhani,

Azka Rahilah, Dewa Ayu Putu

M., dkk.

Desain Sampul : Salsabila Anjar Firhani

Penyunting : Nesa Karina, Rr. Ika

Widiastutik, Salsabila Anjar F.,

Sapto Wicaksono

Penyunting Akhir : Faradila Elifin Malidin, Vivi

Sulviana, Ameilia Rizky C,

Rici Alric K, Vegasari Yuniati

Diterbitkan pada tahun 2022 oleh
Dinas perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya.
Jalan Rungkut Asri Tengah 5-7, Surabaya
Buku ini merupakan kumpulan karya dari bibit
Gendis Sewu, sebagai penghargaan atas
partisipasi yang telah diberikan dalam melahirkan
1000 Penulis dan 1000 Pendongeng.
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang.

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji selalu Kami panjatkan
kepada Allah SWT atas ridho-Nya sehingga
mampu menyelesaikan buku ini sebagai bentuk
apresiasi kepada para bibit penulis SDN Kertajaya
mengikuti Gerakan Melahirkan 1000 Penulis Dan
1000 Pendongeng (Gendis Sewu) dengan baik dan
lancar.

Dalam penyusunan buku ini, kami
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
terkait yang ikut andil menyukseskan, membantu,
mengarahkan, dan membimbing kami.

Kami menghaturkan terima kasih kepada:
1. Mia Santi Dewi, SH, M.Si selaku Kepala

Dinas dan Perpustakaan Kota Surabaya
2. Sutrisno, S.Pd. selaku Kepala SDN

Kertajaya
3. Lyla Rahmah Kumala, S.Pd. selaku Kepala

Perpustakaan dan guru SDN Kertajaya

4. Para bibit penulis Gendis sewu SDN
Kertajaya

5. Kapten Tim Penulis
6. Editor Tim Penulis

a. Tutor Kelas Reguler Tingkat Kecamatan
b. Editor Area Wilayah Timur
7. Segenap petugas Dinas Perpustakaan Kota
Surabaya
8. Siswa-siswi SDN Kertajaya
Buku ini tidak luput dari kekurangan dan
kesalahan. Jika pembaca menemukan kesalahan
apapun, penulis mohon maaf setulusnya. Selalu
ada kesempatan untuk memperbaiki setiap
kesalahan, karena itu, dukungan berupa kritik &
saran akan selalu penulis terima dengan tangan
terbuka.
Kami menyadari bahwa sebuah karya
memiliki ketidaksempurnaan. Apabila dalam
penyusunan buku ini masih jauh dari sempurna dan
masih ada kekurangan maka kami mengharap kritik
dan saran yang bisa membangun dari pembaca
buku ini.

Semoga buku ini menjadi manfaat bagi
perkembangan karya tulis anak bangsa khususnya
di kota Surabaya dan seluruh Indonesia umumnya.

Surabaya, 2022

Petugas Taman Bacaan Masyarakat

se-Kecamatan Gubeng

KATA SAMBUTAN

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Kota Surabaya

Kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT,
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
Inayah-Nya, hanya dengan kemurahan-Nya kita
selalu dapat berikhtiar untuk berkarya dalam
membangun Kota Surabaya yang kita cintai.

Kita patut bangga dan memberi apresiasi
kepada para bibit penulis Gendis Sewu (Gerakan
Melahirkan 1000 Bibit Penulis dan 1000 Bibit
Pendongeng), para editor penulis Dispusip di Kota
Surabaya yang telah bekerja keras membuat karya
tulis yang berjudul Aku Anak Sehat, Aku Anak Kuat.

Buku para bibit penulis Gendis Sewu
menghasilkan karya tulis dari anak-anak cerdas
yang telah melalui proses panjang dan berjenjang
dan merupakan karya-karya imajinatif yang
mengandung pesan moral dengan bahasa yang
mudah dipahami juga sangat baik untuk dinikmati.

Semoga ke depannya akan menjadi inspirasi
untuk berkembangnya budaya literasi dari berbagai
kalangan masyarakat di Kota Surabaya. Akhir kata,
semoga buku berkarya Gendis Sewu berkarya
dengan judul Aku Anak Sehat, Aku Anak Kuat
bermanfaat bagi semua pihak dan perkembangan
para bibit Gendis Sewu.

Surabaya, 2022

Kepala Dinas Perpustakaan dan kearsipan

Kota Surabaya,

Mia Santi Dewi, SH, M.Si

SEKAPUR SIRIH

Kepala Bidang Pembinaan dan Pengelolaan
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya

Alhamdulillah, dengan menyebut nama Allah SWT
Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami
sangat bersyukur atas ke hadirat-Nya, hanya
dengan kemurahan Allah SWT, kami dapat
menghimpun berbagai karya tulis para bibit penulis
Gendis Sewu dan menerbitkannya dalam sebuah
buku antologi cerpen dengan judul Aku Anak
Sehat, Aku Anak Kuat.

Buku ini merupakan antologi cerpen
kolaborasi Gendis Sewu dengan SDN Kertajaya.
Kolaborasi ini menghasilkan 12 karya tulis cerpen
pendampingan Petugas se-Kecamatan Gubeng
yang diselenggarakan oleh Dinas Perpustakaan
dan Kearsipan Kota Surabaya.

Kegiatan Gendis Sewu memanfaatkan
platform buatan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Kota Surabaya yang bernama Taman Kalimas.

Taman Kalimas yang merupakan singkatan
dari Tempat Menampung Karya Literasi
Masyarakat memberikan layanan literasi yang di
dalamnya terdapat tiga layanan sekaligus, antara
lain layanan Taman Kalimas Pembelajaran, Taman
Kalimas Karya dan Taman Kalimas Publikasi.

Para bibit penulis Gendis Sewu terlebih
dahulu didaftarkan untuk mengikuti kelas
berjenjang dari mulai kelas reguler Taman Kalimas
di tingkat kecamatan, lalu untuk bibit terbaik akan
mendapat reward naik ke kelas khusus minat dan
bakat setelah itu karyanya akan dIbuat dan
dipublikasikan.

Saya mengapresiasi kepada para bibit
penulis Gendis Sewu yang memiliki semangat
literasi dengan tidak hanya menjadi pembaca pasif
melainkan menjadi pembaca aktif, yaitu selain
membaca juga mampu menulis.

Saya juga mengucapkan terima kasih
kepada Tim Gendis Sewu dan Tim Inti Penulis
Dispusip yang terdiri dari dari para tutor kelas
reguler di tingkat kecamatan, para editor area

(Dira), dan para penyunting akhir hingga buku ini
terselesaikan secara baik.

Buku ini adalah jawaban nyata atas kinerja
para Tim Inti Penulis Dispusip yang berkolaborasi
dengan SDN Kertajaya.

Membangun kota maka perlu disertai
‘membangun’ manusia di dalamnya. Tentu tidaklah
mudah, karena awal membangun seringkali terlihat
abstrak, dipertanyakan, atau diragukan. Walaupun
begitu, tetap terus ‘membangun’ karena
‘membangun’ manusia melalui literasi adalah
sebuah investasi jangka panjang untuk kota tercinta
kita Kota Surabaya.
Salam Literasi.

Surabaya, 2022

Kepala Bidang Pembinaan dan Pengelolaan

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya

Dani Arijanti, SE, M.Si

DAFTAR ISI 1
8
SEHAT ITU MAHAL 12
MAKANAN TIDAK BERGIZI 17
AYO JAGA KESEHATAN 21
KESEHATAN ITU PENTING 24
TIDAK BISA JAGA KESEHATAN 27
BUNDA TERKENA COVID-19 34
JARUM SUNTIK 37
LITA SAKIT 43
IQBAL SAKIT DEMAM 49
YUMA DAN ALASANNYA 55
SAKIT PERUT
COVID–19

Gendis Sewu Berkarya:
Aku Anak Sehat, Aku Anak Kuat – Sehat itu Mahal

SEHAT ITU MAHAL

Oleh Arzani Putri

Pagi itu, Ibu memanggilku dan Kakak untuk
sarapan.

“Kakak, Adik, ayo turun sarapan!” teriak Ibu.
“Iya, Bu …!” jawabku dan Kakak secara
bersamaan.
Aku, Kakak, Ayah, dan Ibu makan dua buah
roti.
Ibu bertanya kepadaku, “Ada pelajaran
olahraga ya, Dik?”
Kemudian aku mengangguk.
“Ibu bawakan nasi goreng, ya? Nanti
dimakan waktu istirahat,” ujar Ibu.
“Iya Bu!” jawabku.
Setelah sampai di sekolah, aku dan Kakak
memasuki kelas masing-masing. Waktu istirahat
pun tiba, aku dan temanku bernama Giselle sibuk
bermain di bangku Giselle. Sehingga aku lupa jika

1

Gendis Sewu Berkarya:
Aku Anak Sehat, Aku Anak Kuat – Sehat itu Mahal

membawa bekal nasi goreng. Setelah istirahat
selesai, aku teringat jika membawa bekal nasi
goreng.

“Sell aku balik ke bangku dulu, ya? Aku mau
makan,” ujarku.

“Kenapa enggak dari tadi, Sya, kamu
makan? Kamu punya mag loh,” ujar Giselle.

Aku langsung meninggalkan Giselle dan
bergegas mengambil bekal makan. Saat bekal
makanan sudah ada di tangan, bel berbunyi yang
artinya istirahat telah usai.

Ya sudah bel, makannya nanti saja kalau
begitu, ujarku dalam hati.

Pelajaran pun dimulai, aku dengan serius
mendengarkan Bu Guru. Ini membuat rasa laparku
menghilang. Tak terasa pelajaran hari ini sudah
selesai. Bel pulang sekolah sudah berbunyi.

Oh iya aku ada latihan di lapangan, batinku.
Aku langsung bergegas menuju lapangan.
Saat menuruni tangga, aku bertemu saudara
sepupu yang satu sekolah denganku bernama
Karina.

2

Gendis Sewu Berkarya:
Aku Anak Sehat, Aku Anak Kuat – Sehat itu Mahal

“Eh Rasya, kamu mau ke mana?” tanya
Karina.

“Aku ada latihan, bye …!” jawabku sambil
melambaikan tangan.

“Iya, bye …!” jawab Karina kembali.
Sebelum mulai latihan, aku menelepon
Kakak.
“Kak, aku ada latihan di lapangan. Kakak
pulang dulu ya,” ujarku.
“Siap, Dik! Kalau kamu lapar cari makanan
di luar ya, ingat kamu punya mag,” pesan Kakak.
“Siap, Kak!” jawabku.
Aku yang tidak menganggap perkataan
Kakak tadi, tidak melakukan apa yang Kakak suruh.
Setelah 2 jam latihan, perutku terasa perih dan
mual.
Kakak pembina yang melihatku lalu
bertanya. “Kok kamu pucat, Dik? Belum makan,
ya?”
“Belum, Kak!” jawabku sambil memegang
perutku yang terasa nyeri.

3

Gendis Sewu Berkarya:
Aku Anak Sehat, Aku Anak Kuat – Sehat itu Mahal

“Ya ampun, nanti Kakak belikan makanan
dulu, ya di luar?” ujar Kakak pembina.

Aku yang lemas hanya mengangguk.
Temanku Lea menghampiriku dan bertanya,
“Kamu kenapa Sya?”
“Aku enggak apa-apa kok!” jawabku lemas.
“Enggak mungkin, wajahmu saja pucat
begini,” jawab Lea sambil mengambilkan minumku
di tas.
“Nih, minum dulu!“ ujar Lea sembari
memberi botol minum kepadaku.
“Makasih ya …“ jawabku lagi.
“Kamu belum makan, ya?” tanya Lea.
“Iya …,” jawabku sambil tersenyum.
Kakak pembina sampai membawa nasi dan
air putih untukku.
“Ini Dik makanan untukmu,” ujar Kakak
pembina.
“Makasih Kak,” jawabku.
“Kamu istirahat dulu ya, kalau sudah merasa
baik baru lanjut latihan,” kata Kakak pembina.
“Iya, Kak!“ jawabku.

4

Gendis Sewu Berkarya:
Aku Anak Sehat, Aku Anak Kuat – Sehat itu Mahal

“Aku tinggal dulu, ya!” ujar Lea.
Aku pun mengangguk.
Setengah jam kemudian, Kakak pembina
menghampiriku dan berkata, “Dik kamu pulang saja
ya, biar Kakak telepon orang tua kamu.”
“Ya, baik Kak!“ jawabku pelan.
Yeri yang mendengar percakapanku dengan
Kakak pembina menjawab “Biar aku saja Kak yang
menelepon orang tua Rasya, aku punya
nomornya.”
“Oh iya baik Dik kalau begitu Kakak tinggal
dulu,” jawab Kakak pembina.
Kemudian terdengar percakapan Yeri, “Halo
Tante, saya Yeri temannya Rasya. Apa Rasya bisa
dijemput sekarang? Mag Rasya kambuh!” tambah
Yeri.
“Iya Yeri, Tante ke sana sekarang ya, terima
kasih infonya,” jawab Ibu Rasya.
“Makasih ya, Yeri!“ kataku sambil tersenyum
manis.
“Iya, sama-sama!“ jawab Yeri.

5

Gendis Sewu Berkarya:
Aku Anak Sehat, Aku Anak Kuat – Sehat itu Mahal

Beberapa saat kemudian, terlihat Ibu Rasya
datang dan menyapa, “Eh Pak Jamal,”

“Oh, Ibu Rasya, cari Rasya ya? Rasya ada
di lapangan basket sebelah sana,” jawab Pak
Jamal, satpam sekolah Rasya.

“Makasih ya, Pak,“ jawab Ibu Rasya sambil
tersenyum.

Kemudian Ibu Rasya menuju lapangan
basket tempat Rasya latihan.

“Rasya …!” sapa Ibunya.
“Eh, Ibu sudah datang,” balas Rasya sambil
menuju dan memeluk Ibunya.
“Kamu masih pusing?” tanya Ibu pada
Rasya.
“Sudah membaik kok Bu,” jawab Rasya lagi.
“Makasih ya, Yeri sudah menemani Rasya,”
ujar Ibu Rasya.
“Ya, Tante sama-sama,” jawab Yeri.
Kemudian Rasya dan Ibunya menuju mobil.
“Tadi nasi goreng buatan Ibu enggak kamu
makan, ya?” tanya Ibu.
“Maaf Bu, Rasya lupa,“ jawabku lirih.

6

Gendis Sewu Berkarya:
Aku Anak Sehat, Aku Anak Kuat – Sehat itu Mahal

“Ya sudah tidak apa-apa. Lain kali jangan
sampai lupa makan ya, karena kesehatan kamu itu
penting,“ ujar Ibu Rasya.

“Iya Ibuku tersayang.” ujar Rasya sembari
mencium pipi dan memeluk Ibunya.

7

Gendis Sewu Berkarya:
Aku Anak Sehat, Aku Anak Kuat – Varo Suka Makanan Tidak Bergizi

MAKANAN TIDAK BERGIZI

Oleh Aurellia Kayla Ramadhani

Suatu hari saat Varo ingin berangkat ke sekolah,
dia disuruh sarapan terlebih dahulu oleh Ibunya.
Namun, Varo menolak karena ingin sarapan junk
food saja.

Ibu Varo menasihatinya, “Var, jangan
terlalu sering makan makanan seperti itu,”

Varo pun menjawab “Bu, Varo suka makan
makanan itu!” sambil berteriak.

Sesampai di sekolah, Varo bertemu dengan
teman-temannya.

Salah satu teman Varo yang bernama Rea,
berkata, “Var, tadi pasti sarapan junk food, ya?”

Varo menjawab, “Hehehe... iya …,”
“Iiiih Varo setiap hari selalu sarapan junk
food,” jawab Rea.
Datanglah Manda, teman Varo dan juga
Rea.

8

Gendis Sewu Berkarya:
Aku Anak Sehat, Aku Anak Kuat – Varo Suka Makanan Tidak Bergizi

Manda bertanya kepada Varo dan Rea,
“Pada ngobrol apa sih kalian?”

Lalu Rea menjawab, “Ini, kita lagi
ngomongin tentang si Varo nih yang hobi banget
makan junk food sama makanan enggak sehat
lain setiap hari.”

Manda berkata, “Ih ... biarkan saja makan
makanan seperti itu enak tahu.”

“Ya memang enak, tapi tidak sehat Manda,”
ujar Rea.

“Ya yang penting ‘kan enak, masalah sehat
tidak sehat urusan terakhir ‘lah,” ucap Manda.

“Ya sudah deh, nanti kalau sakit baru tahu
rasa.” jawab Rea.

Saat istirahat, Manda mengajak Varo
membeli jajanan di depan sekolah. Sudah pasti,
jajanannya makanan kotor dan tidak sehat.

Datanglah Rea, “Kan benar feeling Rea,
kalian pasti jajan di sini,” ucap Rea.

“Sudahlah Re, Varo mau makan makanan
ini kok. Kalau Rea tidak suka lihat Varo makan

9

Gendis Sewu Berkarya:
Aku Anak Sehat, Aku Anak Kuat – Varo Suka Makanan Tidak Bergizi

makanan ini, Rea pergi saja!” ucap Varo sambil
membentak Rea.

Rea pun pergi, karena tidak ingin terjadi
pertengkaran antara dirinya dan Varo. Kemudian
datanglah Felicia, sahabat Rea.

“Eh Re, tadi kamu dibentak sama Varo ya?”
tanya Rea.

Rea menjawab, “Hehehe ... biasalah si
Varo tidak mau dengerin nasihat Rea kalau
makan makanan seperti itu tidak sehat,” jawab
Rea.

“Ya sudah biarkan saja, terserah dia mau
makan apa saja” sahut Felicia.

Saat pulang sekolah, perut Varo terasa
sakit sampai Varo lemas dan pingsan. Teman-
teman membawanya ke UKS. Saat di UKS Varo
ditangani oleh suster UKS. Tidak lama kemudian,
Varo terbangun dan diberi obat. 30 menit
setelahnya Varo sudah merasa lebih enakan.

Teman-teman yang menunggu di luar
menanyakan keadaan Varo pada suster,
“Mengapa Varo bisa sakit perut sampai pingsan?”

10

Gendis Sewu Berkarya:
Aku Anak Sehat, Aku Anak Kuat – Varo Suka Makanan Tidak Bergizi

Suster menjawab “Karena Varo kurang

nutrisi dan gizi, sampai badannya lemas dan

pingsan. Faktornya karena Varo kurang makan
sayur dan juga buah.”

Setelah kejadian itu, Varo menjadi pribadi

yang berbeda. Sering makan buah-buahan dan

juga sayuran, serta jarang sekali makan

makanan tidak sehat seperti dulu. Varo juga

meminta maaf karena tidak mendengarkan

perkataan Rea dan pernah membentaknya.

Manda juga merasa menyesal karena tidak

mendengarkan perkataan Rea, dan

beruntungnya Manda belum merasakan sakit

perut sampai pingsan seperti yang dirasakan

Varo. Manda langsung mengubah kebiasaannya

untuk makan makanan kotor dan tidak bergizi.

Sekarang badan Varo menjadi kuat dan juga

sehat, jarang terkena penyakit.

11

Gendis Sewu Berkarya:
Aku Anak Sehat, Aku Anak Kuat – Ayo Jaga Kesehatan

AYO JAGA KESEHATAN

Oleh Azka Rahilah

Hai perkenalkan namaku Nayandra Ananta. Aku
akan bercerita tentang diriku yang dulu. Dulu aku
tidak suka makan sayur dan suka sekali jajan
sembarangan.

Saat istirahat tiba, aku bersama temanku
Alleza yang biasa aku panggil Zella.

”Zella ke kantin, yuk,” ajakku.
”Jangan jajan yang tidak sehat, ya,” ucap
Alleza.
Alleza selalu mengingatkanku, tetapi aku
malah mengabaikannya. Aku pun menuju ke kantin
bersama Alleza membeli gorengan.
“Jangan makan itu lagi, kemarin sudah loh,”
kata Alleza.
”Iya,” kataku.
Sewaktu pulang sekolah, aku mampir untuk
membeli cimol. Sampai di rumah, aku ganti baju
dan menonton televisi. Mama menghampiriku saat

12

Gendis Sewu Berkarya:
Aku Anak Sehat, Aku Anak Kuat – Ayo Jaga Kesehatan

sedang asyik menonton televisi sambil memakan
ice cream.

”Kak, tadi habis jajan apa saja?” tanya
Mamaku.

Aku pun menjawab, “Biasanya.”
”Jangan jajan sembarangan nanti sakit, loh,”
kata Mama.
Aku hanya mengangguk dan membuang
bungkus ice cream. Besoknya saat hendak
berangkat ke sekolah, aku malah sakit perut.
Awalnya tidak parah, Mama menyarankan
meminum air putih. Perutku tidak sakit lagi dan
sudah siap pergi ke sekolah. Namun, waktu
perjalanan ke sekolah perutku sakit lagi. Akhirnya
aku izin tidak masuk ke sekolah dan beristirahat di
rumah. Sesampai di rumah, Mama memberikanku
bubur dan sup.
“Ma, aku tidak suka ini, aku tidak suka
sayur,” kataku.
”Biar cepat sembuh, Kak,” jawab Mama
sambil menutup pintu kamarku.

13

Gendis Sewu Berkarya:
Aku Anak Sehat, Aku Anak Kuat – Ayo Jaga Kesehatan

Aku mencoba sup yang disediakan Mama.
Aku memakannya dengan lahap karena aku ingin
supnya cepat habis.

“Nah, gitu dong,” Mama masuk sambil
membawakanku obat.

Aku hanya tersenyum. Saat itu, aku benar-
benar bosan tidak tahu harus melakukan apa. Ada
ide yang terlintas di pikiranku yaitu membuat
gantungan kunci. Aku membuatnya dari kertas
flanel dan menempelkannya di gantungan kunciku
yang sudah lama tak terpakai. Aku pun
memakainya di tas. Menurutku itu lucu.
Setelahnya aku bergegas tidur siang.

Sore hari pun datang. Selesai mandi, aku
kembali berbaring di tempat tidur dan tidak tahu
harus melakukan apa lagi. Saat itu aku ingin jajan
mi pedas. Jadi aku memesannya lewat online.
Mama tidak ada di rumah karena sedang belanja
bersama Adik.

Mi pedas pun datang, segera kutaruh mi
tersebut di mangkuk. Setelah makan, awalnya aku
tidak apa-apa. Namun, lama-lama aku merasa sakit

14

Gendis Sewu Berkarya:
Aku Anak Sehat, Aku Anak Kuat – Ayo Jaga Kesehatan

perut itu datang lagi. Padahal aku sudah merasa
baik. Aku menceritakannya kepada Mama.

Aku diberikan sayur bayam, nasi, dan
jagung. Aku mulai menyukai sayur pada saat itu.
Setelah sembuh dari sakit perut, aku sudah masuk
sekolah lagi.

Saat sedang mengikat rambut aku berpikir.
Sepertinya aku sudah 5 hari tidak masuk sekolah,
batinku.

“Pagi, semuanya,” sapaku dengan gembira
karena rindu sekolah lagi.

Saat pelajaran pertama dimulai, guruku, Pak
Faris menceritakan tentang kesehatan. Katanya
kesehatan sangat penting, kita juga harus makan
makanan bergizi.

“Anak-anak jika tidak ingin terkena sakit,
kalian harus rajin memakan sayur dan buah.
Jangan lupa juga minum air putih minimal 2-3 ml /
8-12 gelas perhar,.” kata Pak Faris.

Saat istirahat, Alleza mengingatkanku untuk
tidak jajan sembarangan.

15

Gendis Sewu Berkarya:
Aku Anak Sehat, Aku Anak Kuat – Ayo Jaga Kesehatan

“Jangan jajan aneh-aneh, lagi kamu ‘kan
sudah pernah sakit perut,” kata Alleza.

“Aku bawa bekal,” kataku sambil membuka
kotak makan.

Kemudian Alleza tampak bingung.
“Kok bawa bekal sayur, tumben?” tanya
Alleza.
Sejak sakit perut, aku mulai menyukai sayur.
Aku dan Alleza tertawa bersama.
Begitulah kisahku. Dulu tidak suka sayur,
tetapi sekarang aku malah suka sayur. Aku juga
tidak bisa dinasihati kalau soal makanan. Kadang-
kadang Mama sampai marah gara-gara aku tidak
mau makan sayur padahal itu sehat.

16

Gendis Sewu Berkarya:
Aku Anak Sehat, Aku Anak Kuat – Menjaga Kesehatan itu Penting

KESEHATAN ITU PENTING

Oleh Dewa Ayu Putu

Ada anak bernama Doni yang duduk di kelas 3. Dia
sangat suka bermain gim online di handphone
miliknya yang beberapa bulan lalu dibelikan oleh
Ibu. Namun, dia terlalu sering bermain gim, hingga
lupa waktu. Sebenarnya Ibu sudah mengingatkan
untuk tidak bermain gim terus, tetapi dia tidak mau
mendengar. Dia juga sering terlambat makan
bahkan sampai lupa. Dia juga malas mengerjakan
tugas sekolah.

Hari minggu, Doni bermain gim dari pagi
sampai sore, perutnya terasa sangat sakit dan
perih. Karena sakit sekali dia menangis ke Ibu.

“Ibu, perut aku rasanya sangat sakit dan
perih,” ucap Doni.

“Doni, apakah kamu sudah makan? Mungkin
karena kamu belum makan dari pagi sampai sore,”
ujar Ibu.

17

Gendis Sewu Berkarya:
Aku Anak Sehat, Aku Anak Kuat – Menjaga Kesehatan itu Penting

“Iya Ibu, aku belum makan dari pagi.
Maafkan Doni karena tidak mendengarkan Ibu,”
kata Doni.

“Iya itu namanya mag, lain kali jangan lupa
makan yang teratur,” ucap Ibu menasihati.

“Baik Bu, tetapi perutku masih sakit,” kata
Doni sambil memegang perutnya.

Ibu menjawab, “Coba kamu minum obat mag
dulu ya.”

“Baik Bu,” sahut Doni.
Keesokan harinya, Doni bangun jam 4 pagi.
Dia langsung ke dapur untuk minum air. Dia kaget
ternyata Ibu sedang memasak sayur untuk sup
untuk sarapan pagi dan bekal ke sekolah. Setelah
matang, dia dan Ibu langsung sarapan kemudian
bergegas mandi. Selesai mandi, Doni menyiapkan
buku mata pelajaran yang harus dibawa.
Setelah semuanya sudah disiapkan, tak lupa
berdoa lalu berangkat ke sekolah. Sampai di
sekolah jam 6 pagi, karena perjalanan ke sekolah
cukup jauh.

18

Gendis Sewu Berkarya:
Aku Anak Sehat, Aku Anak Kuat – Menjaga Kesehatan itu Penting

Keesokan harinya Doni mendapat kabar
bahwa sekolah libur selama 2 minggu. Dia senang
karena libur. Namun, permasalahannya handphone
miliknya dibawa Ibu supaya tidak terlalu banyak
bermain. Dua minggu kemudian, sekolah
mengumumkan libur 2 minggu lagi.

Ternyata, sudah 2 tahun berlalu karena
pandemi Covid-19. Doni dan teman-temannya
hanya belajar di rumah melalui online. Sebelum
pandemi Covid-19, Doni belajar di sekolah
mendengarkan guru menjelaskan materi di kelas.
Namun, sekarang melalui zoom meeting. Banyak
tugas yang diberikan sebagai PR. Seperti PR
Matematika, Bahasa Inggris, dan Tematik. Tugas
sekolah juga dikumpulkan melalui foto atau video
dikirim melalui WhatsApp guru kelas.

Doni mengerjakan tugas sekolah yang
membuat kepalanya sering pusing dan perutnya
sering mual. Persis seperti sakit mag yang pernah
ia alami sebelumnya.

“Ibu kenapa sekarang Doni sering sakit perut
dan mual ya? Apakah Doni kena mag lagi?”

19

Gendis Sewu Berkarya:
Aku Anak Sehat, Aku Anak Kuat – Menjaga Kesehatan itu Penting

“Itu karena kamu terlalu sibuk,” jawab Ibu.

Sekarang Doni sudah kelas lima. Dia sudah

mulai terbiasa dengan rutinitas sekolah online.

Selama pandemi Covid-19, semua orang harus

menjaga jarak memakai masker.

Suatu hari Doni yang bandel tidak memakai

masker ketika ke luar rumah. Esoknya dia sakit.

Gejalanya batuk dan tenggorokannya terasa gatal.

Suhu tubuhnya tinggi disertai demam, kelelahan,

dan tidak bisa mencium bau. Ibunya panik dan

segera membawanya ke rumah sakit. Kata dokter

Doni terkena virus Covid-19. Dokter menyuruh Doni

untuk isolasi mandiri di rumah.

Setelah 2 minggu isolasi mandiri, Doni

dinyatakan sembuh. Ibu sangat senang dan lega

karena Doni sudah sembuh. Setelah melewati

masa itu, Doni mendapat pelajaran besar. Demi

menjaga kesehatan tubuh harus istirahat dan

makan yang teratur.

20

Gendis Sewu Berkarya:
Aku Anak Sehat, Aku Anak Kuat – Nia Tidak Bisa Menjaga Kesehatan

TIDAK BISA JAGA KESEHATAN

Oleh Janeeta Ayu Syakirah

Suatu hari saat kecil, Nia selalu membeli jajanan
yang tidak sehat setiap hari. Padahal Ibunya sudah
pernah memberitahu Nia.

“Nia, kamu tidak boleh terlalu sering
memakan jajanan yang tidak sehat, Nak,” ucap Ibu.

“Apa sih Bu, Nia itu suka sama jajanan ini,
kenapa Ibu melarang Nia?” ucap Nia sambil
membentak Ibunya.

Ibu pun berusaha sabar dengan sikap Nia.
Saat menonton televisi sambil memakan jajanan
yang dibeli di warung seperti biasa, Nia pun tertidur
di sofa. Mengetahui hal itu, Ibu segera
memindahkan Nia ke kasur.

Saat pagi Nia terbangun dari tidurnya. ia
berteriak.

“Aaaa … sakit sekali perutku, Ibu tolong
bantu aku, perutku sangat sakit.”

21

Gendis Sewu Berkarya:
Aku Anak Sehat, Aku Anak Kuat – Nia Tidak Bisa Menjaga Kesehatan

Ibu yang sedang memasak di dapur
mendengar jeritan Nia dan segera menuju ke
kamarnya.

“Nak, kamu kenapa?” ucap Ibu.
“Bu, tolong aku, perutku sangat sakit,” rintih
Nia kesakitan.
Kemudian Ibu pun segera membawa Nia ke
Puskesmas terdekat. Nia juga sudah tidak bisa
menahan rasa sakitnya. Setiba di Puskesmas, Ibu
dan Nia dibantu oleh dokter dan suster untuk
memeriksa penyakitnya. Setelah itu Nia diberikan
resep oleh dokter.
Dokter berkata “Nia pasti sering membeli
jajanan di luar, ya?”
“Iya, Dok. Nia memakan jajanan itu karena
Nia suka,” ucap Nia.
“Nia sekarang tidak boleh terlalu sering
membeli jajanan di luar, karena itu tidak sehat, apa
Nia mau kejadian ini terulang kembali?” tanya
dokter.
“Tidak mau Dok, Nia mau segera pulang
saja, terima kasih ya Dok,” ucap Nia.

22

Gendis Sewu Berkarya:
Aku Anak Sehat, Aku Anak Kuat – Nia Tidak Bisa Menjaga Kesehatan

“Iya sama-sama,” jawab dokter.
Nia pun sekarang sudah tidak mau membeli
jajanan yang tidak sehat, karena Nia tidak ingin
kejadian yang kemarin terulang kembali.
Keesokan harinya, Nia melihat matahari
yang tersenyum indah. Ia sedikit demi sedikit bisa
mengatur pola makannya menjadi 4 sehat 5
sempurna. Nia sekarang tidak pernah kesakitan
lagi seperti kejadian yang dulu. Ibu pun juga ikut
senang karena Nia sudah bisa menjaga kesehatan
tubuhnya.

23

Gendis Sewu Berkarya:
Aku Anak Sehat, Aku Anak Kuat – Bunda Terkena Covid

BUNDA TERKENA COVID-19

Oleh Jihan Adinda Ramadhani

“Bunda positif…!!!”
Aku mendengar berita tersebut seperti petir
yang menggelegar di siang bolong. Perasaanku
sangat sedih mendengarnya terbayang betapa
ganasnya virus Corona yang selama berbulan-
bulan menjadi berita di media sosial. Sekarang
menyerang Bundaku, sehingga harus melakukan
isolasi mandiri di rumah.
Aku dan Bibi segera menyiapkan kamar di
atas untuk Bunda serta menyediakan selimut,
bantal, daster, mukenah, sajadah, laptop, obat, dan
keperluan Bunda yang lain selama isolasi mandiri
di rumah. Tiba saatnya Bunda datang dari dokter,
wajah Bunda tampak sedih dan bingung. Kemudian
Bapak memberitahukan kepada semua orang di
rumah agar menjaga jarak dengan Bunda dan
selalu menggunakan masker. Serta tidak boleh
berpelukan, menggunakan kamar mandi yang

24

Gendis Sewu Berkarya:
Aku Anak Sehat, Aku Anak Kuat – Bunda Terkena Covid

terpisah, tidak boleh makan bersama maupun tidur
bersama.

Bunda melangkah lesu menuju ke lantai dua
dengan mata sedih. Dari lantai atas, Bunda
menatap sedih ke arahku dan Bapak. Muncul ide di
kepala untuk menghibur Bunda, aku mulai
menyanyikan lagu ‘Si Nopal Berangkat ke Sekolah’
dengan suara khas si Nopal dan gerakan serta
ekspresi wajah yang kubuat lucu, Bunda mulai
tersenyum dan tertawa.

Bunda tersenyum dan mengatakan, “Terima
kasih Jihan, lucu sekali.”

Kemudian aku pun menjawab, “Sama-sama
Bunda, semoga cepat sembuh ya ….”

Bunda kembali tersenyum dan melambaikan
tangannya kemudian masuk ke kamarnya.

Hari beranjak malam, kamar mulai terasa
sepi tanpa canda tawa dan pelukan Bunda.
Sebelum tidur mataku tidak mau terpejam, mulailah
aku merengek untuk bertemu Bunda, tetapi Bapak
mengingatkanku untuk bersabar.

25

Gendis Sewu Berkarya:
Aku Anak Sehat, Aku Anak Kuat – Bunda Terkena Covid

“Sabar Jihan, tunggu sampai Bunda
sembuh, karena virus ini sangat mudah menular,”
kata Bapak sambil memelukku.

Hari sangat lambat, aku menunggu bisa
bermain kembali bersama Bunda. Sampai pada
suatu hari Bapak mengantarkan Bunda untuk
melaksanakan tes PCR, dalam hati aku berdoa
agar hasil tes Bunda negatif.

Detik demi detik kurasakan sangat lama
menunggu kedatangan Bapak dan Bunda. Hingga,
terdengar suara kendaraan Bapak sampai di depan
pagar. Aku berlari menyambut dengan tatapan
penuh tanya dan harapan.

“Alhamdulillah, Bunda sudah negatif …,”
teriak Bunda di depan pintu rumah sambil berlari
memelukku dengan erat.

Aku merasa sangat senang dan hatiku
seperti akan melompat keluar dari dadaku. Aku pun
membalas pelukan dari Bunda dengan erat.

26

Gendis Sewu Berkarya:
Aku Anak Sehat, Aku Anak Kuat – Jarum Suntik

JARUM SUNTIK

Oleh Ken Amrtya Akeela El Jati

Aku beringsut di salah satu bangku Puskesmas. Air
mataku hampir bergulir melihat Adikku menangis,
ketika jarum suntik menembus pembuluh darah
mungilnya. Tangisnya seketika pecah memenuhi
hiruk pikuk Puskemas yang ramai dengan warga.

“Nomor tujuh belas, anak Akeela menuju
ruang periksa dua,” panggil petugas.

“I-iya Bu,” jawabku terbata-bata.
Kakiku seakan memberontak melarikan diri
ketika petugas akhirnya menyebut namaku dengan
lembut melalui pengeras suara. Tanganku
menegang, mataku terpejam, bibirku meringis
ketika akhirnya jarum rapid tes Covid-19 itu
menembus kulitku. Ya, wabah menular itu akhirnya
menghampiri pintu rumahku.
Juni 2020, beberapa bulan setelah virus itu
tersebar ke kota kami, Ayahku terjangkit virus
Corona untuk pertama kalinya. Beliau tertular

27

Gendis Sewu Berkarya:
Aku Anak Sehat, Aku Anak Kuat – Jarum Suntik

sewaktu bekerja, karena wabah itu telah menyebar
cepat di tempat kerjanya.

Air mataku belum mengering menahan sakit
tusukan jarum suntik, ketika kulihat raut Mama
yang masih terkejut dengan berita buruk ini. Sehari
sebelumnya, kabar Ayah positif membuat Mama
panik dan mendadak paranoid dengan kebersihan.
Rumah kami ibarat rumah sakit, disinfektan tak
henti-hentinya tersembur dari botolnya hampir
setiap waktu.

Desiran angin saat motor kami
meninggalkan halaman Puskesmas sedikit
menghiburku. Kami masih terdiam selama
perjalanan. Ingatanku terseret kembali ke peristiwa
tadi pagi. Ayah dijemput ambulans untuk dibawa ke
tempat karantina. Tidak ada yang salah dari beliau,
tidak pula terlihat tanda-tanda sakit ataupun gejala-
gejala yang mencurigakan. Namun, diagnosis hasil
tes tak dapat dibantah. Beliau harus mengurung diri
jauh dari keluarga dan orang lain agar virus tidak
menyebar.

28

Gendis Sewu Berkarya:
Aku Anak Sehat, Aku Anak Kuat – Jarum Suntik

Deru motor mendadak menghilang. Mata
sembabku nanar menatap pita kuning hitam
tersampir melingkar di pagar rumah. Asap foging
disinfektan membumbung dari dalam rumah.
Petugas berseragam lengkap bergegas keluar
meninggalkan kediaman kami.

Entah berapa lama kami hanya bisa
termangu menatap teras yang kehilangan jarak
pandangnya. Kabut tipis masih tersisa di lantai, bau
disinfektan menyengat merasuki lubang hidungku.

“Ayo, masuk Akeela dan Azzam,” ajak
Mama.

“Baik Ma,” kami menyahut hampir
bersamaan.

Kemudian Azzam menyela, “Aku tidak mau
diambil darahku lagi, sakit.”

“Iya. Aku juga, Ma,” ujarku.
Kami bertiga pun mulai berjalan mendekat
ke pagar rumah. Aku baca tulisan di papan yang
tersampir di pagar, 'Penghuni dalam karantina
Covid-19'.

29

Gendis Sewu Berkarya:
Aku Anak Sehat, Aku Anak Kuat – Jarum Suntik

Suasana rumah masih murung, meskipun
matahari mulai terik menyinari Kota Surabaya.
Sunyi senyap tak terdengar suara apa pun.
Lengang bahkan tidak terdengar suara lalat sekali
pun. Mataku sulit terpejam. Sesekali kurapikan
selimut Mama dan Adikku yang sudah tertidur
karena kelelahan. Mataku menerawang ke luar
jendela. Ternyata selama ini aku salah, aku kira
belajar di rumah adalah liburan panjang yang
menyenangkan. Bukan, ternyata virus itu ada.
Wabah itu nyata.

Sebelas bulan kemudian, aku naik ke
bangku kelas tiga sekolah dasar. Kenaikan kelas
keduaku yang hambar. Setahun enam bulan sudah
tanpa senyum, maupun canda tawa sahabat-
sahabat di sekolah. Dunia kecil yang mewarnai
hari-hariku direnggut oleh virus Covid-19. Aku rindu
sudut-sudut oranye sekolahku. Meskipun sedikit
mirip warna kebangsaan Kantor Pos, tapi warna
cerianya selalu sanggup membuatku gembira. Ya,
se-oranye warna baskom air hangat ini.

“Aduh!” teriak ku terkejut.

30

Gendis Sewu Berkarya:
Aku Anak Sehat, Aku Anak Kuat – Jarum Suntik

Lamunanku buyar terciprat air dari baskom
itu. Air hangat untuk mandi Mamaku yang
karantina di ruangan depan. Ya benar, kalian tidak
salah baca. Kali ini Mamaku yang dihampiri virus
terkutuk itu. Tiga hari setelah demam tinggi Mama
dinyatakan positif Covid-19 berdasarkan hasil
rapid tes. Para penyiar televisi itu menyebutnya
varian delta. Lebih ganas, brutal, dan berbahaya.
Kabar kelam di tengah suram wabah ini.
Kekhawatiran terlihat jelas di mata Mamaku.
Cahaya di dalamnya sedikit redup terserap
ganasnya Covid-19. Makan tak berselera, karena
lidah kehilangan indra pengecapnya. Aroma
disinfektan yang menyengat, tak mengganggu
indra penciumannya. Anosmia, demikian gejala itu
disebut Ayahku.

Ayahku yang pernah menjadi penyintas
Covid-19, terlihat lebih tua. Kecemasan tergambar
di wajahnya. Hitam merah kulitnya terbakar
matahari Surabaya siang itu. Kekecewaan dan
kelelahan yang ditahan dibalik senyumnya yang
sedikit dipaksakan. Hari ini, separuh Kota

31

Gendis Sewu Berkarya:
Aku Anak Sehat, Aku Anak Kuat – Jarum Suntik

Surabaya dilaluinya. Sudah puluhan apotek
didatangi, namun obat Covid-19 dalam resep yang
dipegangnya tak kunjung didapat. Syukurlah,
Tuhan masih sayang keluargaku. Mama sembuh
dua minggu lebih cepat jika dibandingkan dengan
Ayah. Sinar mata beliau yang ramah selalu
menjadi sumber keceriaan keluarga kami. Hilang
tak berbekas sakit yang beliau derita dua minggu
sebelumnya.

Waktu pun berlalu.
“Tidak mau!” teriak Adik kecilku yang
memberontak dari dekapan Ayah.
Matanya nanar menatap jarum suntik. Ya,
jarum suntik. Aku tidak salah tulis dan kalian tidak
salah membaca. Namun, kali ini jarum itu
berwarna ceria. Seperti gelak tawa warga sekolah
yang melihat kelakuan lucu Adikku. Vaksin Covid-
19 akhirnya ditemukan.
“Tahan ya, Nak! Tidak sakit kok, rasanya
seperti digigit nyamuk,” ujar dokter kepadaku
sambil mempersiapkan jarum suntik.

32

Gendis Sewu Berkarya:
Aku Anak Sehat, Aku Anak Kuat – Jarum Suntik

Untuk saat ini aku menghadapi jarum suntik
dengan senyum. Sedikit sakit, sedikit meringis,
tapi penuh harapan. Harapan semoga pandemi ini
segera berlalu. Harapan agar kerinduan sudut
oranye, canda tawa sahabat kelasku, senyum
guru-guruku dapat kulihat langsung tanpa harus
menyalakan zoom meeting di telepon genggamku.

33

Gendis Sewu Berkarya:
Aku Anak Sehat, Aku Anak Kuat – Lita Sakit

LITA SAKIT

Oleh Naomi Siautta

Ini adalah kisah seorang anak bernama Lita. Ia
masih duduk di bangku kelas enam SDN Putra
Bangsa 5 Surabaya. Ia sangat senang bermain
sepeda dengan teman-temannya. Biasanya saat
pulang sekolah, ia kembali ke rumahnya, dan
langsung mandi, makan, belajar, lalu tidur siang.
Setelah bangun dari tidur siang, Lita diajak teman-
temannya bermain sepeda. Mereka sering bermain
bersama dan berteman dengan rukun.

Hingga pada suatu ketika Ibu Lita berkata,
“Lita, jangan lama-lama main sepedanya.”

“Iya, Ibu,” jawab Lita.
Namun, Lita tetap lanjut bermain sepeda. Ia
sangat senang bermain sepeda. Saat malam hari
tiba, Lita merasa lelah dan lesu sehingga tidak bisa
tidur. Ia pun memanggil Ibunya.
“Ibu, tubuhku terasa lelah dan aku tidak bisa
tidur,” ucap Lita lirih.

34

Gendis Sewu Berkarya:
Aku Anak Sehat, Aku Anak Kuat – Lita Sakit

“Tadi Ibu ‘kan sudah bilang, jangan terlalu
lama main sepedanya,” jawab Ibu.

Keesokan harinya, Lita merasa tidak enak
badan. Suhu tubuhnya menjadi tinggi dan
kepalanya terasa pusing. Ibu dan Ayah Lita
membawanya ke Puskesmas. Saat di perjalanan,
Lita mengeluh sakit perut dan kepalanya sangat
pusing. Sesampainya di Puskesmas, mereka duduk
untuk menunggu giliran.

“Ibu, kapan giliran Lita diperiksa?” rengek
Lita.

“Sabar ya sayang, masih ada orang yang
diperiksa oleh dokter,” jawab Ibu.

Setelah beberapa menit kemudian, Lita
dipanggil untuk memasuki ruangan dokter. Di sana,
Ibu menjelaskan apa saja keluhan yang dirasakan
Lita. Sebelum akhirnya Lita diperiksa oleh dokter.

“Ibu, Lita sedang terkena sakit tifus. Jadi,
Lita harus banyak istirahat, serta mengonsumsi
makanan yang halus, seperti bubur,” kata dokter.

Ibu berkata, “Baik Dok, terima kasih banyak.”

35

Gendis Sewu Berkarya:
Aku Anak Sehat, Aku Anak Kuat – Lita Sakit

Di perjalanan pulang Ibu berkata, “Lita kamu
harus beristirahat ya, nanti Ibu akan izin kepada Ibu
Guru karena Lita sakit.”

Lita pun menjawab, “Baik, Ibu.”
Pada sore harinya teman-teman menjenguk
Lita, mereka datang dengan membawa roti. Mereka
terlihat menghibur Lita.
“Lekas sembuh ya, Lita,” ucap teman-teman.
Setiap hari Lita makan, minum obat, dan
istirahat. Lita benar-benar menjaga kesehatannya.
Akhirnya Lita sembuh dan bisa bersekolah serta
bermain dengan teman-temannya lagi.

36

Gendis Sewu Berkarya:
Aku Anak Sehat, Aku Anak Kuat – Iqbal Sakit Demam

IQBAL SAKIT DEMAM

Oleh Radhika Alifiandra

Pada hari minggu sore Iqbal, Edo, Danen, dan
Fatih bermain sepeda kemudian turun hujan deras.
Iqbal mengajak teman-temannya untuk bermain
hujan-hujanan.

“Ayo bermain hujan-hujanan,” kata Iqbal.
“Ayo …!” kata Edo, Danen, dan Fatih.
Akhirnya Iqbal bersama teman-temannya
bermain hujan-hujanan di lapangan. Setelah
beberapa lama hujan semakin deras, Edo merasa
kedinginan dan ingin segera pulang. Edo pun
mengajak teman-temannya.
“Iqbal, Danen, Fatih ayo kita pulang. Hujan
semakin deras dan udaranya semakin dingin, nanti
kita akan kedinginan,” kata Edo.
“Ayo pulang!” ajak Danen dan Fatih.
Tetapi Iqbal tidak mau pulang karena masih
ingin bermain hujan-hujanan. Akhirnya, Edo dan
teman-teman meninggalkan Iqbal bermain hujan-

37


Click to View FlipBook Version