GENDIS SEWU BERKARYA
ANGAN ANAK HEBAT
Antologi Cerita Pendek
Bibit Penulis Gendis Sewu Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Kota Surabaya
Bekerja Sama dengan SDN Mojo 3
Surabaya
ANGAN ANAK HEBAT
Penulis : Ageng Danandria Dewanata,
Aksara Bahi Sang Ridho,
Amelia Farizcha Putri, dkk.
Ilustrator : Naufal Hilmy Rayana
Penyunting : Editor Penulis Kecamatan
Gubeng
Penyunting Akhir : Faradila Elifin, Vivi Sulviana,
Ameilia Rizky C, Rici Alric K,
Vegasari Yuniati
Diterbitkan pada tahun 2022 oleh Dinas
perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya.
Jalan Rungkut Asri Tengah 5-7, Surabaya
Buku ini merupakan kumpulan karya dari bibit
Gendis Sewu, sebagai penghargaan atas
partisipasi yang telah diberikan dalam melahirkan
1000 Penulis dan 1000 Pendongeng.
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji selalu Kami
panjatkan kepada Allah SWT atas ridho-Nya
sehingga penulis mampu menyelesaikan buku ini
sebagai bentuk apresiasi kepada para bibit penulis
SDN Mojo 3 mengikuti gerakan melahirkan 1000
penulis dan 1000 pendongeng (Gendis Sewu)
dengan baik dan lancar.
Dalam penyusunan buku ini, kami
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
terkait yang ikut andil mensukseskan, membantu,
mengarahkan, dan membimbing kami.
Kami menghaturkan terima kasih kepada:
1. Mia Santi Dewi, SH, M.Si selaku Kepala
Dinas dan Perpustakaan Kota Surabaya
2. Soemarlik, S.Pd, MM selaku Kepala Sekolah
SDN Mojo 3
3. Affif Cahya Pradiatama, S.Pd selaku Kepala
Perpustakaan dan guru SDN Mojo 3
4. Para bibit penulis Gendis sewu SDN Mojo 3
5. Kapten Tim Penulis
6. Editor Tim Penulis
a. Tutor Kelas Reguler Tingkat Kecamatan
b. Editor Area Wilayah Timur
7. Segenap petugas Dinas dan Perpustakaan
Kota Surabaya
8. Siswa-siswi SDN Mojo 3
9. Ilustrator
Buku ini tidak luput dari kekurangan dan
kesalahan. Jika pembaca menemukan kesalahan
apapun, penulis mohon maaf setulusnya. Selalu
ada kesempatan untuk memperbaiki setiap
kesalahan, karena itu, dukungan berupa kritik &
saran akan selalu penulis terima dengan tangan
terbuka.
Kami menyadari bahwa sebuah karya
memiliki ketidaksempurnaan. Apabila dalam
penyusunan buku ini masih jauh dari sempurna dan
masih ada kekurangan maka kami mengharap kritik
dan saran yang bisa membangun dari pembaca
buku ini.
Semoga buku ini menjadi manfaat bagi
perkembangan karya tulis anak bangsa khususnya
di kota Surabaya dan seluruh Indonesia umumnya.
Surabaya, 8 Maret 2022
Petugas Taman Bacaan Masyarakat
se-kecamatan Gubeng
KATA SAMBUTAN
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota
Surabaya
Kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah
SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya, hanya dengan kemurahan-Nya
kita selalu dapat berikhtiar untuk berkarya dalam
membangun Kota Surabaya yang kita cintai.
Kita patut bangga dan memberi apresiasi
kepada para bibit penulis Gendis Sewu (Gerakan
Melahirkan 1000 Bibit Penulis dan 1000 Bibit
Pendongeng), para editor penulis Dispusip di Kota
Surabaya yang telah bekerja keras membuat karya
tulis yang berjudul Angan Anak Hebat.
Buku para bibit penulis Gendis Sewu
menghasilkan karya tulis dari anak-anak cerdas
yang telah melalui proses panjang dan berjenjang
dan merupakan karya-karya imajinatif yang
mengandung pesan moral dengan bahasa yang
mudah dipahami juga sangat baik untuk dinikmati.
Semoga kedepannya akan menjadi inspirasi
untuk berkembangnya budaya literasi dari berbagai
kalangan masyarakat di Kota Surabaya. Akhir kata,
semoga buku berkarya Gendis Sewu berkarya
dengan judul Angan Anak Hebat bermanfaat bagi
semua pihak dan perkembangan para bibit Gendis
Sewu.
Surabaya, 8 Maret 2022
Kepala Dinas Perpustakaan dan kearsipan Kota
Surabaya,
Mia Santi Dewi, SH, M.Si
SEKAPUR SIRIH
Kepala Bidang Pembinaan dan Pengelolaan
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya
Alhamdulillah, dengan menyebut nama Allah
SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami sangat bersyukur atas kehadirat-Nya, hanya
dengan kemurahan Allah SWT, kami dapat
menghimpun berbagai karya tulis para bibit penulis
Gendis Sewu dan menerbitkannya dalam sebuah
buku antologi cerpen dengan judul Angan Anak
Hebat.
Buku ini merupakan antologi cerpen
kolaborasi Gendis Sewu dengan SDN Mojo 3.
Kolaborasi ini menghasilkan 23 karya tulis cerpen
pendampingan Petugas se-Kecamatan Gubeng
yang diselenggarakan oleh Dinas Perpustakaan
dan Kearsipan Kota Surabaya.
Kegiatan Gendis Sewu memanfaatkan
platform buatan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Kota Surabaya yang bernama Taman Kalimas.
Taman Kalimas yang merupakan singkatan
dari Tempat Menampung Karya Literasi Masyarakat
memberikan layanan literasi yang di dalamnya
terdapat tiga layanan sekaligus, antara lain layanan
Taman Kalimas Pembelajaran, Taman Kalimas
Karya dan Taman Kalimas Publikasi.
Para bibit penulis Gendis Sewu terlebih
dahulu didaftarkan untuk mengikuti kelas
berjenjang dari mulai kelas reguler Taman Kalimas
di tingkat kecamatan, lalu untuk bibit terbaik akan
mendapat reward naik ke kelas khusus minat dan
bakat setelah itu karyanya akan dibuat dan
dipublikasikan.
Saya mengapresiasi bangga kepada para
bibit penulis Gendis Sewu yang memiliki semangat
literasi dengan tidak hanya menjadi pembaca pasif
melainkan menjadi pembaca aktif, yaitu selain
membaca juga mampu menulis.
Saya juga mengucapkan terima kasih
kepada Tim Gendis Sewu dan Tim Inti Penulis
Dispusip yang terdiri dari dari para tutor kelas
reguler di tingkat kecamatan, para editor area
(Dira), dan para penyunting akhir hingga buku ini
terselesaikan secara baik.
Buku ini adalah jawaban nyata atas kinerja
para Tim Inti Penulis Dispusip yang berkolaborasi
dengan SDN Mojo 3.
Membangun kota maka perlu disertai
‘membangun’ manusia di dalamnya. Tentu tidaklah
mudah, karena awal membangun seringkali terlihat
abstrak, dipertanyakan, atau diragukan. Walaupun
begitu, tetap terus ‘membangun’ karena
‘membangun’ manusia melalui literasi adalah
sebuah investasi jangka panjang untuk kota tercinta
kita Kota Surabaya.
Salam Literasi.
Surabaya, 8 Maret 2022
Kepala Bidang Pembinaan dan Pengelolaan
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya
Dani Arijanti, SE, M.Si
DAFTAR ISI 1
4
DOKTER ANAK 8
INGIN MENJADI PEMAIN BOLA 11
TAK MAMPU MEMUTAR WAKTU 16
CITA-CITA KARINA 21
AKU INGIN JADI DOKTER 24
CITA-CITAKU SETINGGI LANGIT 27
AKU INGIN JADI ANIMATOR 30
IBUKU IDOLAKU 33
INGIN MENJADI TENTARA 35
ANGAN-ANGANKU 38
TENTARA HEBAT 41
MENJADI PELUKIS 44
HARAPAN DAN CITA-CITA 47
KELAK KU MENJADI DOKTER 50
JASA SEORANG DOKTER 54
GURU PAHLAWAN TANPA TANDA JASA 57
AKU BISA MENJADI DOKTER 60
CITA-CITAKU MENJADI YOUTUBER 63
CITA-CITAKU MENJADI DOKTER HEWAN
JADI DOKTER HARUS MAKAN SAYUR
CITA-CITAKU MENJADI ASTRONAUT 66
MENJADI KOWAL 69
CITA-CITAKU MENJADI GURU 74
Gendis Sewu Berkarya:
Angan Anak Hebat – Dokter Anak
DOKTER ANAK
Oleh Ageng Danandria Dewanata
Senin sore, aku bermain ke rumah temanku yang
bernama Dito. Aku bermain ke sana, sekalian ingin
mengerjakan tugas kelompok yang diberikan guru.
Setibanya di rumah Dito, tak sengaja aku melihat
Ayahnya sedang menemui banyak orang di
ruangan samping. Orang-orang itu datang bersama
anak mereka. Rata-rata anak berumur balita.
Lalu aku bertanya pada Dito, “Ayahmu
sedang apa?”
Kemudian dia menjawab, “Ayahku sedang
memeriksa anak-anak yang sedang sakit. Ayahku
adalah seorang dokter anak.”
“Wah keren sekali pekerjaan ayahmu,”
ucapku.
“Iya dong. Aku bangga dengan pekerjaan
Ayahku karena ia membantu anak-anak yang sakit
supaya mereka bisa segera sembuh,” ucap Dito.
1
Gendis Sewu Berkarya:
Angan Anak Hebat – Dokter Anak
Aku pun merasa senang melihat ayah Dito
bisa membantu anak-anak yang sakit itu supaya
sembuh. Anak-anak itu jadi bisa riang gembira dan
bermain lagi. Setiap hari, dia melayani banyak
pasien anak-anak yang diantar orang tuanya. Maka
dari itu aku punya cita-cita menjadi dokter anak.
Pasti asyik ya, bekerja sambil menolong orang.
Namun untuk mencapai cita-citaku itu, aku
harus rajin belajar supaya bisa mendapat nilai yang
bagus. Nantinya aku ingin kuliah di jurusan
kedokteran sama seperti Ayah Dito. Saat ini, aku
membangun semangat agar tidak malas untuk
belajar. Aku harus mengubah sikapku itu untuk
menjadi lebih baik.
Dito menepuk pundakku sambil berkata “Hei,
Ageng kenapa kamu diam saja? Kamu melamun
ya?”
“Eh aku tidak sadar kalau sedang melamun
hehehe,” ucapku.
2
Gendis Sewu Berkarya:
Angan Anak Hebat – Dokter Anak
“Aku jadi terpikir untuk menjadi seorang
dokter anak seperti ayahmu, Dit,” tambahku lagi
pada Dito.
“Wah ternyata pekerjaan ayahku memberimu
inspirasi ya Geng?” kata Dito.
“Iya nih Dit, ya sudah ayo kita mulai
mengerjakan tugas kelompok kita agar cepat
selesai,” ajakku.
“Iya ayo segera masuk ke rumahku kalau
begitu,” ajak Dito padaku.
3
Gendis Sewu Berkarya:
Angan Anak Hebat – Ingin Menjadi Pemain Bola
INGIN MENJADI PEMAIN BOLA
Oleh Aksara Bahi Sang Ridho
Namaku Aksara Bahi, umurku 11 tahun. Aku
sekarang kelas 5 sekolah dasar. Kalau besar nanti
aku ingin menjadi seorang pemain sepak bola.
Menjadi pemain sepak bola adalah impianku sejak
kecil. Aku ingin menjadi pemain sepak bola yang
jago dan handal seperti Christiano Ronaldo.
Selain menjadi pemain sepak bola, aku
ingin menjadi seorang pelukis karena aku juga
sangat suka menggambar. Aku sangat ingin sekali
menjadi seseorang yang serba bisa dan bisa
menjadi anak yang membanggakan buat kedua
orang tua.
Untuk bisa mewujudkannya, aku sering
berlatih dengan teman-temanku di waktu senggang.
Beruntung sekali di dekat rumahku ada sebuah
lapangan, jadi aku bisa berlatih di sana.
4
Gendis Sewu Berkarya:
Angan Anak Hebat – Ingin Menjadi Pemain Bola
Aku bertemu dengan teman-temanku setelah
salat magrib.
“Aksara …,” sapa Devita.
“Hai Dev, mana yang lain?” tanyaku kepada
Devita.
Lalu Devita menunjuk ke arah teman-teman
yang sedang berkumpul sambil berkata “Itu.”
Ternyata sudah ada Diva dan Gladys di
sana, dan mereka pun menyapaku.
“Hai… Aksara,” ucap mereka bersamaan.
Kemudian aku juga bertemu dengan yang
lain.
“Oii Assalamualaikum,” sapa Bima yang baru
saja datang kepada yang lain.
Aku, Gladys, Devita, Diva pun menjawab
bersamaan “Waalaikumsalam…”
Alka juga menjawab “Waalaikumsalam…”
Devita memanggil Alka dan mengajak untuk
bermain sepak bola di hari Minggu.
5
Gendis Sewu Berkarya:
Angan Anak Hebat – Ingin Menjadi Pemain Bola
Bima dan Alka bersama-sama membalas
ajakan Devita dengan pertanyaan “Di mana?”
Lalu Aku, Diva dan Gladys pun ikut bertanya
“Di mana?”
Devita menjawab dengan gampangnya
“Ya… di lapangan lah.”
“Aku cuma lihat saja ya,” kata Gladys.
“Loh… memangnya kenapa kok kamu cuma
lihat saja?” Devita pun balik bertanya kepada
Devita.
“Aku gak bisa main,” jawab Gladys.
“Oke… besok pagi jam 09:00 saja ya,” Bima
mengajak yang lainnya untuk bermain sepak bola.
“Oke…’’ jawab lainnya termasuk Aku.
Setelah semua setuju, kita pun langsung
pulang ke rumah masing-masing untuk beristirahat
lebih awal. Ini kami lakukan supaya besok pagi
tidak ada yang datang terlambat bermain sepak
bola. Diva minta untuk dijemput, tidak lupa
mengingatkanku.
6
Gendis Sewu Berkarya:
Angan Anak Hebat – Ingin Menjadi Pemain Bola
Keesokan pagi yang cerah tampak matahari
sedang menyambut dunia. Aku pun baru bangun
langsung membuka HP. Aku membaca pesan di
grup WhatsApp, ternyata sudah rame chat
teman-teman untuk bersiap latihan sepak bola di
lapangan komplek dekat rumah. Aku pun bergegas
untuk mandi dan bersiap-siap berangkat, tidak lupa
untuk sarapan terlebih dahulu. Setelah selesai
sarapan aku pun berangkat menjemput Diva dan
kita pun berangkat bersama ke lapangan.
Setelah sampai di lapangan, di sana sudah
tampak Bima, Devita, Gladys, dan Alka yang sudah
menunggu kedatanganku bersama Diva. Setelah
sekian lama, akhirnya kita pun bermain sepak bola
dengan riang gembira dan bersemangat tetapi
tanpa Gladys. Gladys hanya duduk melihat kita
semua yang sedang bermain karena Gladys tidak
bisa main sepak bola.
Kita pun merasa sangat senang bisa
bertemu dan bermain bersama. Jam sudah
7
Gendis Sewu Berkarya:
Angan Anak Hebat – Ingin Menjadi Pemain Bola
menunjukkan pukul 11:00 dan hari sudah mulai
terasa panas. Akhirnya kita menyudahi permainan
hari ini dan pulang ke rumah masing-masing.
Seru sekali bermain bersama teman yang
hanya bisa dilakukan seminggu sekali. Selain bisa
bermain, bertemu dan bersenang-senang, aku juga
bisa berlatih untuk mengasah kemampuan untuk
menjadi seorang pemain sepak bola. Semoga aku
bisa mewujudkan cita-cita menjadi seorang pemain
sepak bola yang handal.
8
Gendis Sewu Berkarya:
Angan Anak Hebat – Tak Mampu Memutar Waktu
TAK MAMPU MEMUTAR WAKTU
Oleh Alliyah Ramadhani
Ketika tubuhku tak setinggi, seberat, dan tampak
sebagai seorang remaja seperti sekarang. Ketika
banyak orang terutama keluargaku merasa terhibur
dengan kehadiranku. Walaupun terkadang juga aku
menjengkelkan mereka. Ketika itu, aku tak sama
seperti sekarang.
Ketika berada di meja makan, aku bertanya
kepada Ibuku.
“Ibu, apakah ketika dewasa aku bisa menjadi
lebih baik dari sekarang?”
“Semua itu tergantung sama komitmenmu.”
“Baik Bu, mulai sekarang aku akan merubah
sikapku menjadi lebih baik lagi.”
“Semoga kamu bisa bertanggung jawab
sama perkataanmu.” Ibuku berkata, sambil berjalan
menuju dapur membereskan piring kotor.
8
Gendis Sewu Berkarya:
Angan Anak Hebat – Tak Mampu Memutar Waktu
Tingkahku sekarang berbeda jauh dari aku
yang dulu. Ketika usiaku belum terlalu mengerti
untuk bertingkah yang baik. Aku memang
kekanak-kanakan, itu karena aku masih anak-anak.
Suasana sekarang tak sama seperti dulu. Banyak
sekali perubahan, dari perkembangan zaman, cara
berpikir, globalisasi, sampai global warming.
Dulu aku bebas, bebas tanpa terbebani
banyak masalah yang memusingkan kepala. Tak
seperti sekarang. Hidupku ini untuk memikirkan dan
menyelesaikan masalah, yang kalau dipikirkan
malah buat pusing. Sekalipun aku selalu bikin
masalah, dan aku lelah, aku rindu, aku yang dulu.
Tapi sekarang memang tak sama seperti
dulu. Tak masalah aku sering dimarahi seperti dulu.
Tingkah yang tak bisa diatur dan terkadang buat
orang jengkel, itu sudah biasa aku lakukan.
Namanya juga anak-anak, tak memperdulikan
dampaknya yang penting aku bisa
bersenang-senang. Oh anak-anak, itulah
9
Gendis Sewu Berkarya:
Angan Anak Hebat – Tak Mampu Memutar Waktu
masa-masa yang menyenangkan dan memberi
kesenangan.
Sekarang aku jarang dimarahi, aku lebih
sering diberi nasehat. Tak sama memang dimarahi
dan dinasehati, mungkin karena aku sudah
dewasa. Tapi aku rindu tangan-tangan yang
sebenarnya terpaksa menjewer telinga ini,
mencubit terkadang memerah. Tapi sekarang aku
mengerti alasan mereka memarahiku, dan aku
rindu saat-saat itu. Aku rindu, tapi sekarang
memang tak sama seperti dulu.
10
Gendis Sewu Berkarya:
Angan Anak Hebat – Cita-Cita Karina
CITA-CITA KARINA
Oleh Amelia Farizcha Putri
Di suatu negeri yang hanya ditinggali oleh spesies
burung bernama Birdword. Tinggallah seekor
burung yang sangat baik hati bernama Karina.
Karina memiliki kelainan sejak dia lahir, yaitu sayap
Karina yang lumpuh permanen. Itu menyebabkan
dia tidak bisa terbang seperti teman-temannya.
Karina juga tak memiliki banyak teman,
karena mereka menjauhinya. Akan tetapi, Karina
terkenal di kalangan masyarakat. Hal itu
disebabkan karena kebaikan hati Karina. Sehingga
dia dijuluki sebagai malaikat tak bersayap.
Dari dulu Karina memiliki cita-cita yang
sangat dia impikan, yaitu menjadi seorang polisi
wanita. Saat dia masih kecil, dia pernah melihat
seorang polisi yang menangkap pencuri di pasar.
Sejak itu, dia sangat ingin menjadi seorang polisi
wanita. Akan tetapi, saat dia menceritakan
11
Gendis Sewu Berkarya:
Angan Anak Hebat – Cita-Cita Karina
cita-citanya kepada teman-teman kelasnya,
teman-teman Karina banyak yang tertawa
mendengar cita-cita Karina.
Bahkan salah satu teman Karina yang
bernama Tori.
“Hahaha … mana mungkin kamu bisa
menjadi seorang polisi wanita tanpa sebuah
sayap?”
Mendengar perkataan Tori, Karina sangat
sedih. Namun saat semua burung
menertawakannya, ada seekor burung yang yakin
akan kemampuan Karina.
“Dia pasti bisa! Dia pasti bisa menggapai
cita-citanya, tak peduli setinggi apapun cita-cita
yang dia miliki.”
Ternyata yang bicara seperti itu adalah Haru.
Haru adalah sahabat Karina yang selalu membela
Karina.
Ketika Haru datang ke rumah Karina.
Kedatangan Haru disambut baik oleh Ibu Karina.
12
Gendis Sewu Berkarya:
Angan Anak Hebat – Cita-Cita Karina
“Ada apa Haru? Kenapa tiba-tiba datang ke
sini tanpa mengabari terlebih dahulu? Apa ada
masalah?” tanya Ibu Karina.
Lalu Haru menjawab “Tidak ada apa-apa,
aku ingin mengajak Karina bermain.”
Haru pun mengajak Karina pergi ke rumah
pohon. Rumah pohon itu dibangun oleh ayah
Karina saat Karina masih kecil. Ternyata Haru
membawa Karina ke sana untuk mengajari Karina
cara untuk terbang.
“Tidak mungkin Haru. Aku tak mungkin bisa
terbang. Karena sayapku lumpuh. Aku tak mungkin
bisa terbang,” kata Karina.
Lalu Haru menjawab “Bagaimana kita bisa
tahu kalau kita belum mencobanya!”
Setelah mendengar jawaban Haru, Karina
langsung pergi.
“Ya sudah Haru. Aku pulang dulu ya.
Tiba-tiba aku merasa capek. Aku mau pulang dulu.
Sebaiknya kamu juga pulang dan istirahat. Karena
13
Gendis Sewu Berkarya:
Angan Anak Hebat – Cita-Cita Karina
besok kita akan kemah di hutan. Dah … Haru,” kata
Karina sambil meninggalkan tempat itu.
Keesokan harinya, Haru menjemput Karina
untuk pergi ke acara perkemahan sekolah.
Sesampainya di sana, mereka sangat terkejut
melihat tempatnya sangat indah dan asri. Sebelum
acara dimulai, para peserta harus membangun
tenda terlebih dahulu. Tenda milik Karina berada
tak jauh dari tenda milik Haru. Ketika malam tiba,
hujan turun dengan derasnya.
“Untung saja tenda aku anti air, jadi air gak
bakal tembus ke dalam deh,” gumam Karina.
Pagi pun tiba, tanah menjadi becek karena
hujan kemarin malam. Karina dan Haru
memutuskan untuk mencari kayu bakar di hutan.
Namun, Haru tergelincir dan hampir terjatuh ke
jurang. Untungnya Haru berpegangan pada sebuah
ranting pohon.
Karina begitu panik dan mencoba menolong
Haru. Dia menyuruh Haru untuk terbang, tetapi
14
Gendis Sewu Berkarya:
Angan Anak Hebat – Cita-Cita Karina
Haru menjawab jika sayapnya terkilir saat dia
terjatuh. Karina mengulurkan tangannya kepada
Haru. Namun, Karina tiba-tiba tergelincir dan
hampir ikut jatuh.
Keajaiban datang, sayap Karina tiba-tiba
terbuka dan Karina pun bisa terbang. Karina
langsung mengangkat Haru ke atas jurang. Haru
sangat kaget melihat Karina yang bisa terbang.
Karina pun menjelaskan kejadian saat di
perkemahan kepada Ibunya. Ibu Karina sangat
bahagia sampai menangis melihat anaknya bisa
terbang.
Bertahun-tahun sudah berlalu dan kini
Karina sangat senang, karena baru saja menerima
surat penerimaan pekerjaan dari Badan Kepolisian
Birdword. Dia diterima bekerja menjadi polisi dan
segera memberitahu ibunya, kemudian Haru. Haru
dan Ibu Karina sangat terkejut dan senang
mendengar itu.
15
Gendis Sewu Berkarya:
Angan Anak Hebat – Cita-Cita Karina
Haru juga baru saja diterima menjadi
seorang dokter di Rumah Kesehatan Birdword.
Karina kini sangat senang berbeda dengan
hidupnya dulu yang penuh rintangan dan masalah.
Kini Karina sadar bahwa roda itu berputar. Yang
diatas tak akan selalu di atas, yang di bawah tak
akan selalu di bawah.
16
Gendis Sewu Berkarya:
Angan Anak Hebat – Aku Ingin Jadi Dokter
AKU INGIN JADI DOKTER
Oleh Annisyah Aprilya Putri
Senja mulai temaram, sang mentari pun
bersembunyi dibalik awan. Menandakan hari mulai
petang, semilirnya angin menambah sejuknya
suasana petang saat itu. Nampak seorang gadis
kecil sedang asyik duduk melamun di teras,
rambutnya yang tergerai menari-nari tertiup angin
senja.
Terdengar suara azan magrib
berkumandang, seketika membuyarkan
lamunannya.
“Nisya?” panggil Ibu dari dalam rumah.
“Iya Bu, ada apa?” sahutnya
malas-malasan.
“Kok ada apa sih. Hari sudah malam, ayo
masuk!” perintah ibu dengan tegas.
“Kamu lagi ngapain, magrib-magrib duduk
melamun? Mikirin apa?” pertanyaan dari ibu tidak
segera Nisya jawab, dengan malas-malasan Nisya
16
Gendis Sewu Berkarya:
Angan Anak Hebat – Aku Ingin Jadi Dokter
pun segera masuk rumah dan tak lupa menutup
pintu.
Sambil melangkah santai, Nisya balik
bertanya, “Ayah ke mana Bu? Kok dari tadi gak
kelihatan?”
“Ayahmu kan belum pulang kerja, emang
kenapa? Makanya jangan kebanyakan melamun,”
jawab ibu sambil tertawa meledekku.
Nisya pun cuma nyengir saja, diledek sama
ibu.
“Huft, Ibu ini,” gumam Nisya.
“Sudah sana ambil air wudhu. Kita salat
magrib,” perintah ibu.
“Oke Bu siap,” Nisya pun bergegas ambil air
wudhu.
Malam itu Nisya bersama sang Ibu
melaksanakan salat berjamaah di rumah, karena di
luar sedang hujan deras. Setelah selesai salat, tak
lupa aku pun berdoa. Doaku lama sekali.
Sampai-sampai ibuku bertanya.
17
Gendis Sewu Berkarya:
Angan Anak Hebat – Aku Ingin Jadi Dokter
“Nis, kamu doa apa saja sih, lama banget?”
tanya ibuku penasaran.
“Hahaha ... ibu mau tau aja, apa tau
banget?” ganti Nisya yang meledek ibu.
“Nih anak, ditanya malah cengengesan,”
sahut ibu sambil melotot ke arah Nisya.
Sambil melepas mukena Nisya pun
menjawab pertanyaan ibu, “Nisya tadi berdoa,
semoga kelak dewasa nanti cita-citaku terkabulkan
Bu,”
Nisya merasa sedih dan termenung.
“Loh kamu kenapa sedih, bukannya
semangat untuk menggapai cita-cita?” kata ibu
penasaran.
Soalnya Nisya galau Bu.
“Hiks … hiks … hiks …,” Nisya menangis
sambil memeluk ibu.
“Cup … cup … cup … sayang. Jangan sedih
coba ceritakan sama ibu, kamu galau kenapa?”
18
Gendis Sewu Berkarya:
Angan Anak Hebat – Aku Ingin Jadi Dokter
“Nisya ingin jadi dokter Bu, tapi disisi lain
Nisya suka menggambar. Terus aku pilih yang
mana?”
“Nak, semua cita-cita yang kamu inginkan itu
sangat mulia. Mantapkan hatimu, pikirkanlah
baik-baik,” nasehat ibu sangat menghiburku.
Ibu masih memeluk dan mengelus rambutku.
Terasa damai sekali hati ini rasanya.
“Ibu, Nisya mau jadi dokter, boleh tidak?”
tanyaku sama ibu.
“Terus apa?” tanya ibu sambil mengernyitkan
dahi.
“Menggambarku bagaimana?” tanyaku
dengan lesu.
“Lakukan saja Nak. Pintar-pintarlah membagi
waktu. Semua akan berjalan secara beriringan.”
“Iya Bu, terima kasih atas nasehatnya.”
Nisya pun memeluk dan mencium Ibu
dengan rasa sayangku.
19
Gendis Sewu Berkarya:
Angan Anak Hebat – Aku Ingin Jadi Dokter
“Nisya akan semangat belajar Bu, agar
Nisya bisa jadi dokter dan bisa menyalurkan hobiku
untuk tetap menggambar.”
“Iya, semoga tercapai cita-citamu nak. Doa
orang tua menyertaimu. Aamiin,”
“Assalamualaikum kok sepi, pada kemana
ya?” tiba-tiba terdengar suara Ayah di luar.
“Waalaikumsalam,” sahut Ibu dari dalam
sambil membuka pintu.
“Hore … ayah sudah pulang? Ayah lapar?
Ayah capek?” tanyaku sama ayah.
“Bawel amat sih putri Ayah ini,” kata Ayah
sambil tersenyum.
“Ayah laper nih, Ibu masak apa?” tanya
Ayah.
“Ibu tadi masak oseng kangkung, sama
goreng ikan gurami dan tempe tepung,” jawab
Nisya.
20
Gendis Sewu Berkarya:
Angan Anak Hebat – Aku Ingin Jadi Dokter
“Wah mantap tuh. Ayo kita makan,” sahutku
sambil menggandeng tangan ayah. Akhirnya kita
pun makan malam bersama.
Ya Allah panjangkanlah umur ayah dan
ibuku. Agar kelak dewasa Nisya bisa
membahagiakan beliau dengan menjadi dokter,
Nisya pun bisa mengobati Ayah dan Ibu jika beliau
sakit. Nisya juga bisa menggambar wajah beliau
saat usia mereka senja nanti. Aamiin...
21
Gendis Sewu Berkarya:
Angan Anak Hebat – Cita-Citaku Setinggi Langit
CITA-CITAKU SETINGGI LANGIT
Oleh Atiqah Eka Agustina
Hai, perkenalkan nama saya Atiqah Eka Agustina.
Saya bercita-cita ingin menjadi seorang guru.
Mungkin cita-cita saya ini tidak sama dengan
kebanyakan teman-teman di sekitar. Ada yang ingin
jadi pegawai kantoran, pengusaha dan lain
sebagainya. Mereka juga ingin sukses dimasa
depan.
“Atiqah mau menjadi guru?” tanya Ibu.
“Ya Bu, Atiqah ingin sekali menjadi guru”
jawabku dengan lantang.
Ibu adalah salah satu dari sekian banyak
orang yang bertanya kenapa saya ingin menjadi
guru. Sebenarnya ibu ingin saya menjadi seorang
perawat, agar bisa merawat ibu nanti. Padahal ada
banyak alasan yang membuat saya yakin untuk
mengejar profesi menjadi seorang guru. Berikut ini
21
Gendis Sewu Berkarya:
Angan Anak Hebat – Cita-Citaku Setinggi Langit
alasan saya mengapa saya ingin menjadi seorang
guru.
Alasan pertama, saya ingin memberi ilmu
yang saya dapat selama ini. Mengajar adalah salah
satu impian saya. Oleh karena itu saya bercita-cita
menjadi guru, agar bisa menjadikan generasi muda
Indonesia lebih pintar dan berguna bagi nusa dan
bangsa.
Alasan kedua yaitu, kedua orang tua sangat
mendukung saya untuk menjadi seorang guru.
Disisi lain saya juga ingin menjadi pribadi yang
mandiri dengan memiliki pekerjaan yang
membanggakan bagi saya dan keluarga saya.
Alasan terakhir yang mendorong saya
sebagai guru adalah ingin mencerdaskan generasi
muda bangsa Indonesia dan menjadi guru
merupakan pekerjaan yang sangat mulia.
Saya berharap cita-cita saya dapat tercapai
agar bisa menjadi guru yang baik. Meneladani serta
menginspirasi bagi anak-anak muda generasi
22
Gendis Sewu Berkarya:
Angan Anak Hebat – Cita-Citaku Setinggi Langit
bangsa untuk meraih cita-cita. Itulah rencana yang
akan saya kerjakan di masa mendatang, Semoga
cita-cita saya ini dapat tercapai dengan mudah, dan
bagi teman- teman yang mempunyai keinginan
kalian harus terus berusaha dengan keras dan
jangan mudah menyerah agar keinginan kalian bisa
terwujud.
23
Gendis Sewu Berkarya:
Angan Anak Hebat – Aku Ingin Jadi Animator
AKU INGIN JADI ANIMATOR
Oleh Attaya Bima Appriliansyah
Namaku Attaya Bima, teman-teman biasa
memanggilku Bima. Aku bersekolah di SDN Mojo 3
Surabaya, kelas 3. Saat ini aku dan teman-teman
sedang menjalani pembelajaran daring karena
pandemi.
Aku sangat menyukai semua hal yang
berhubungan dengan kreativitas. Aku sangat suka
menggambar karakter yang dibuat oleh tanganku
sendiri. Saat ini sudah ada 15 karakter yang aku
buat.
Kegiatanku setiap hari selain bersekolah
adalah berlatih membuat karakter animasi, karena
aku mempunyai cita-cita ingin menjadi seorang
animator yang terkenal. Teman-teman seusiaku
asing ketika mendengar kata animator.
“Apa itu animator?” tanya Rendy, teman
sekelasku.
24
Gendis Sewu Berkarya:
Angan Anak Hebat – Aku Ingin Jadi Animator
“Iya, aku juga baru dengar.” sahut Dony
sambil mengunyah permen karet.
“Animator itu, orang yang menggambar
karakter di film, atau dalam games” jawabku di
tengah ramainya kantin sekolah.
Meskipun temanku tidak mengerti, tapi aku
tetap yakin dengan cita-citaku. Aku semangat
berlatih. Biasanya, aku menggambar menggunakan
aplikasi yang ada di handphone. Selain
menggambar menggunakan aplikasi, aku juga
senang menggambar di atas kertas.
Untuk bisa mewujudkan cita-citaku sebagai
seorang animator, aku harus banyak belajar dan
berlatih. Aku juga mengikuti kursus menggambar
supaya gambaranku bisa bagus. Sebenarnya
mama dan papaku tidak begitu senang dengan
cita-citaku sebagai animator, karena menurut
mereka aku harus meneruskan usaha yang sedang
dijalankan oleh orang tuaku. Aku sangat sedih
sekali.
25
Gendis Sewu Berkarya:
Angan Anak Hebat – Aku Ingin Jadi Animator
Aku tidak akan patah semangat meskipun
mama dan papaku tidak menyukai cita-citaku. Aku
akan terus berusaha dan menunjukkan kepada
mereka bahwa aku bisa menjadi seorang animator
yang terbaik. Mulai saat ini aku akan terus belajar
dan berlatih membuat karakter animasi.
Aku ingin pengetahuan dan kemampuanku
untuk membuat animasi dapat terus berkembang.
Sehingga aku dapat menciptakan karakter animasi
yang keren. Serta karyaku bisa dilihat dan dinikmati
oleh banyak orang, dan namaku akan dikenal orang
banyak sebagai animator.
Aku juga harus bisa membuat buku sendiri
yang berisi hasil karyaku, supaya kedua orang
tuaku bangga kepadaku dan mau mendukungku
untuk menjadi seorang animator.
26
Gendis Sewu Berkarya:
Angan Anak Hebat – Ibuku Idolaku
IBUKU IDOLAKU
Oleh Audrey Olivia Damaura
Setiap orang pasti mempunyai idola, begitupun
dengan aku. Aku juga mempunyai idola seperti
yang lainnya, jika orang lain mengidolakan
tokoh-tokoh ternama dunia atau para
bintang-bintang ternama dunia, maka tidak halnya
denganku. Jika ada yang bertanya siapa idolaku,
maka aku akan dengan bangga menjawabnya
ibuku.
Tidak, ibuku bukanlah seorang bintang
terkenal dengan kehidupannya yang gemerlap.
Ibuku juga bukan orang yang ikut andil dalam
pemerintahan negara. Ibuku hanya seorang wanita
biasa. Tetapi aku sangat mengidolakan ibuku
karena kata-kata dan nasehat-nasehat bijak yang
selalu dikatakannya padaku.
Karena kebijaksanaannya itulah aku ingin
bisa menjadi seperti ibu. Bercita-cita menjadi
27
Gendis Sewu Berkarya:
Angan Anak Hebat – Ibuku Idolaku
seorang yang baik dan tidak sombong. Bijak dalam
berkata dan juga bersikap. Namun hal itu tidaklah
mudah, aku masih harus sering berlatih dan
bersabar untuk menghadapi situasi yang sulit.
Seperti biasa, hari ini aku diolok-olok lagi
oleh teman-temanku karena aku mengidolakan
ibuku. Tetapi aku menanggapi mereka dengan
senyuman, aku tidak marah ataupun kesal pada
mereka. Aku selalu ingat akan kata-kata bijak
ibuku, dan aku hanya menganggap mereka
sekadar iseng belaka meskipun setiap hari mereka
terus saja mengolok-olokku. Toh, nanti pada
akhirnya mereka akan lelah sendiri karena terus
mengolok-olokku.
Sepulang sekolah aku menceritakan
kejadian yang aku alami pada ibu. Kemudian ibu
memberiku nasehat “Biarlah mereka terus
mengejekmu Audrey, karena jika kamu yang terus
menanggapi mereka, mereka akan merasa
senang,”
28
Gendis Sewu Berkarya:
Angan Anak Hebat – Ibuku Idolaku
“Iya Bu, Audrey selalu mengingat pesan ibu,”
jawabku.
Walaupun teman-teman selalu mengejekku,
aku tetap bersikap baik pada mereka. Jika mereka
membutuhkan bantuan, aku bersedia membantu
mereka. Saat ada teman yang tidak membawa alat
tulis, aku meminjami pensil dan penghapus
punyaku.
Sampai pada suatu hari salah satu temanku
itu mengatakan “Audrey kenapa kamu masih saja
baik meminjamiku pensil dan penghapus padahal
aku sering mengejekmu?”
“Karena kata ibuku, kita tetap harus menjadi
orang yang baik dan tidak boleh sombong pada
siapapun, termasuk yang jahat terhadap kita,”
jawab Audrey.
“Aku minta maaf ya Audrey, karena sudah
sering mengejekmu,” ucap temannya.
“Iya, tidak apa-apa. Aku sudah
memaafkanmu kok,” jawab Audrey.
29
Gendis Sewu Berkarya:
Angan Anak Hebat – Ibuku Idolaku
Audrey merasa senang karena berkat
nasehat ibunya lah akhirnya teman-temannya
sadar.
INGIN MENJADI TENTARA
Oleh Dafa Nur Fairendra
Saat masih kecil, Ibu selalu mengajak saya untuk
melihat sebuah pertunjukan yang berhubungan
dengan tentara, seperti pertunjukan drumband
tentara alutsista. Pada awalnya saya merasa takut,
tetapi rasa ingin tahu saya juga besar. Akhirnya
saya memberanikan diri untuk ikut ajakan Ibu.
Pertunjukan itu diadakan di Jalan Tunjungan
Surabaya. Banyak sekali warga yang ingin melihat
para tentara dan alat tempur yang dipamerkan.
30
Gendis Sewu Berkarya:
Angan Anak Hebat – Ingin Menjadi Tentara
Alat-alat yang besar itu membuat saya takut, dan
tatapan mata tentara yang tajam juga membuat
saya agak merinding. Tetapi saya juga kagum
melihat penampilan drumband tentara itu.
Saat acara pertunjukan, semakin banyak
orang-orang yang datang untuk melihat. Saking
ramainya, sampai saya terpisah dengan Ibu. Saya
kebingungan dan takut sampai menangis. Saya
berlari mencari Ibu saya, dan jatuh. Ada seorang
tentara yang baik sekali karena membantu saya
berdiri dan mencarikan Ibu saya. Saya masih ingat
tentara itu bernama Pak Kuncoro di nama dadanya.
Akhirnya setelah bertemu dengan Ibu saya. Saya
menangis sambil berkata,
“Terima kasih Pak Tentara”. Pak Tentara
menjawab sambil tersenyum,
“Sama-sama dik. Lain kali jangan nangis ya.
Kamu harus berani!”. Kemudian saya jadi sangat
suka dengan tentara karena ternyata meskipun
kelihatan menakutkan, tapi hatinya baik. Tentara
30
Gendis Sewu Berkarya:
Angan Anak Hebat – Ingin Menjadi Tentara
juga terlihat sangat gagah dan dihormati saat
memegang senjata.
Suatu hari saat masih sekolah TK, ada suatu
acara yang mengharuskan kita memakai baju
tentara. Saya senang sekali saat itu. Ibu saya
terinspirasi dari drama korea yang menceritakan
tentang tentara korea yang membantu korban
gempa. Kemudian saya dirias oleh Ibu saya persis
seperti tentara di drama Korea itu. Penampilan
saya terlihat gagah dan berani setelah dirias.
Sehingga saya semakin suka dengan tentara. Saya
bercita-cita ingin menjadi tentara karena tentara
menjadi wadah untuk menunjukkan rasa
patriotisme dengan mengabdi kepada negara.
Selain itu, abdi negara disukai karena punya
performa yang luar biasa seperti berpakaian
seragam rapi yang membuat mereka semakin
disegani. Tugas saya saat ini adalah belajar dengan
giat dan berlatih untuk jadi anak yang lebih berani.
31
Gendis Sewu Berkarya:
Angan Anak Hebat – Angan-Anganku
ANGAN-ANGANKU
Oleh Oktavia Aliyah Zahirah
Berawal dari pikiran saja, sampai berani untuk
mencoba bermimpi lebih tinggi tentang sebuah
keinginan menjadi pengusaha yang sukses.
Mungkin saja bagi mereka angan-angan atau
impianku ini adalah mimpi yang terlalu besar untuk
33