The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by mamanr080771, 2023-09-27 23:02:10

KOSP Kesetaraan

KOSP Kesetaraan

0 IMPLEMENTASI DAN ADAPTASI KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN KESETARAAN TAHUN AJARAN 20…./ 20….


1 A. Rasional Kondisi riil rasional kurikulum pendidikan kesetaraan: 1. Periode bonus demografi 2015-2030, populasi penduduk usia produktif (15-64 tahun) mencapai 70% 2. Struktur angkatan kerja Indonesia, 71,5 juta berpendidikan SMP ke bawah dan 19,8 juta berpendidikan SMA 3. Catatan Bank Dunia, tingkat pengangguran makin meningkat dari sekitar 7,4% pada tahun 2006 menjadi sekitar 9,1% pada tahun 2014. 4. Tenaga kerja Indonesia lemah di keterampilan, terutama dalam berbahasa Inggris, kepemimpinan, kreativitas, dan solusi masalah 5. Etos kerja lemah, dalam kedisiplinan, ketelitian, kejujuran, dan kerja keras 6. Koherensi antar dunia kerja dan pendidikan Tambahan: 7. Terdapat 4,1 juta Anak usia sekolah Tidak Sekolah (ATS) tahun 2020 8. Berdasarkan data Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) terdapat 17,9 juta anak usia 6-21 tahun yang mendapatkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) B. Landasan Regulasi 1. Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah BAGIAN I PENDAHULUAN


2 Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyeleng-garaan Pendidikan, sebagaimana diubah menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang standar pelayanan minimal (SPM) PAUD dan Pendidikan Kesetaraan; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan; 6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 14 Tahun 2007 tentang Standar Isi PendidikanKesetaraan; 7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 3Tahun 2008 tentang Standar Proses Pendidikan Kesetaraan Program Paket A, Paket B, dan Paket C; 8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 44 Tahun 2009 tentang Standar Pengelola Pendidikan Program Pendidikan kesetaraan paket A, Paket B, dan Program pendidikan kesetaraanpaket C; Permendikbud No. 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan 9. Permendikbud No. 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi 10. Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses 11. Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian; 12. Permendikbud No. 24Tahun 2016tentangKompetensi Inti dan Kompetensi Dasar; 13. Surat Edaran Menteri Nomor 1 tahun 2021 Tentang Peniadaan Ujian Nasional dan Ujian Kesetaraan Serta Pelaksanaan Ujian Sekolah dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19) 14. Peraturan Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Nomor 8040 Tahun 2020, Perubahan Atas Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, Dan Pendidikan Menengah Nomor 4060/C/Hk/2020 Tahun 2020 Tentang Petunjuk Teknis Bantuan Pemerintah Di Lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar,


3 dan Pendidikan Menengah. C. Lingkup Dokumen Berdasarkan lampiran Permendikbud Nomor 61 Tahun 2014 tentang Pedoman Pengembangan KOSP, komponen KOSP meliputi 3 Dokumen sebagai berikut. 1. Dokumen 1 a. Dokumen 1 disebut Buku I KOSP. b. Dokumen ini sekurang-kurangnya berisi tentang visi, misi, tujuan, muatan, pengaturan beban belajar, dan kalender pendidikan. c. Dokumen ini dikembangkan oleh satuan pendidikan di bawah tanggung jawab kepala satuan pendidikan. 2. Dokumen 2 a. Dokumen 2 disebut Buku II KOSP. b. Dokumen ini berisi silabus yang sudah disusun oleh Pemerintah, dan merupakan kumpulan silabus semua mata pelajaran kelompok A, Kelompok B dan kelompok C (Peminatan). c. Silabus merupakan lampiran dari Permendikbud Nomor 60 Tahun 2014, dan Keputusan Dirjen Dikmen No 1769/D3.3/KEP/KP/2014. Satuan pendidikan dapat melakukan analisis silabus yang hasilnya dapat dimasukkan menjadi bagian dari buku II KOSP. 3. Dokumen 3 a. Dokumen 3 disebut buku III KOSP. b. Dokumen ini berisi tentang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun sesuai potensi, minat, bakat, dan kemampuan peserta didik di lingkungan belajar. c. RPP disusun oleh guru dari satuan pendidikan yang terdiri atas kumpulan RPP semua mata pelajaran kelompok A, mata pelajaran kelompok B, dan mata pelajaran kelompok C (Peminatan). Penyusunan RPP dilakukan di awal tahun pembelajaran dan dapat dilakukan revisi sesuai kebutuhan pamonG dan tutor dalam pembelajaran.


4 A. Analisis Konteks 1. Persiapan Internal Menyiapkan tim internal yang akan terlibat dalam analisis, yang diharapkan terdiri dari beberapa unsur pengambil kebijakan (manajemen), dan perwakilan tutor dan pihak terkait yang dianggap relevan seperti dari komite sekolah Menyiapkan dokumen dan data sekunder. Ini bisa didapatkan dari data dokumen fisik ataupun informasi yang bisa dicari dari penelusuran di media cetak, berita on-line yang bisa diverifikasi kebenarannya. Dokumentersebut termasuk: kebijakan dandata lembaga satuan pendidikan, dokumen dan informasi mengenai kebijakan pembangunan setempat (bisa level desa, kecamatan bahkan kabupaten, seperti RPJMD dan dokumen lainnya yang relevan), kebijakan pendidikan di tingkat nasional terutama terkait dengan program P3, dan aneka dokumen atau bahan bacaan mengenai lembaga-lembaga lain di sekitar wilayah kegiatan satuan pendidikan, seperti organisasi masyarakat, lembaga bisnis, dan sebagainya. Adapun susunan tim internal yang disusun berdasarkan surat keputusan Kepala PKBM adalah sebagai berikut: SUSUNAN TIM PENGEMBANG KURIKULUM No N a m a Unsur Jabatan 1. Kepala Satuan Pendidikan Ketua BAGIAN II LATAR SATUAN PENDIDIKAN


5 2. Tutor Sekertaris 3 Tutor Anggota 4. Tutor Anggota 2. Metode dan Teknik Secara sederhana, ada tiga bagian utama dalam analisis menggunakan Pentagonal Aset yang digambarkan dalam bagan di bawah ini. 3. Pentagonal Aset a. Analisis Kerentanan dan Peluang: merupakan proses menganalisis faktor eksternal lembaga satuan pendidikan, terutama kondisi masyarakat, sebagai pengguna layanan dan penerima manfaat pendidikan. Perlu diingat, masyarakat tidaklah homogen, ada kelompok usia, ada kelompok gender, dan sebagainya. Pemetaan kondisi masyarakat akan menjadi acuan bagi lembaga pendidikan menyajikan model dan material pendidikan sesuai kebutuhan dan kondisi masyarakat. Kerentanan biasa dipengaruhi oleh adanya perubahan yang bersifat cukup masif dan


6 membutuhkan mitigasi strategi penanganan. Identifikasi kerentanan menjadi pertimbangan program kegiatan di masa mendatang (peneliti/analis bisa memasukkan ini dalam rekomendasi). Sementara peluang adalah hal-hal yang memungkinkan untuk dikembangkan oleh masyarakat dan satuan pendidikan untuk mencapai tujuan atau visi serta program yang dikembangkan b. Analisis Kebijakan: Yakni mengkaji semua aspek kebijakan yang relevan dan memiliki implikasi kinerja dan program satuan pendidikan. Satuan pendidikan yang visioner, programnya akan selaras dengan kebijakan-kebijakan pemerintah, mampu mendayagunakan kebijakan lembaga usaha, atau lembaga lain yang terkait. c. Analisis Aset Lembaga Pendidikan (Profil Lembaga): Hal ini dilakukan dengan menggunakan pentagonal aset, atau memetakan 5 aset lembaga sebagaimana dirincikan dalam (a) Aset/ sumberdaya alam (SDA) merupakan kondisi alam yang tersedia, dan atau berpotensi untuk dikelola dalam proses pendidikan dan mencapai tujuan keberlanjutan lembaga dan dampak pendidikan. (b) Aset manusia atau sumberdaya manusia (SDM), menganalisis secara kuantitatif dan kualitatif sumberdaya manusia yang tersedia dan berpotensi untuk dikelola. Setiap individu manusia memiliki pengalaman panjang selama hidupnya baik yang positif maupun yang kurang menguntungkan. Individu manusia akan menjadi sumberdaya dan aset bila menggabungkan antara kemampaun dan kemauan. Individu internal lembaga maupun di sekitarnya merupakan aset untuk mencapai tujuan, dan makanya perlu diidentifikasi kapasitasnya, termasuk pengetahuan keterampilan, sikap dan komitmen dan integritasnya. (c) Aset finansial (keuangan) merupakan sumber-sumber keuangan


7 yang dapat digunakan dan dimanfaatkan masyarakat dalam mencapai tujuan penghidupan mereka, yaitu meliputi cadangan atau persediaan baik milik sendiri ataupun lembaga keuangan serta berupa aliran dana teratur. Unsur aset keuangan meliputi penghasilan, tabungan, bantuan dan pengeluaran. (d) Aset sosial. Aset sosial bisa menjadi cerminan nilai keberagaman dan sekaligus penerapan nilainilai Pancasila. Termasuk dalam aset sosial adalah: nilai kejujuran, gotong royong, nilai berbagi, kepercayaan (trust), komitmen, dan lainnya. Aset atau modal sosial merupakan aset kolektif yang disumbangkan oleh anggotaanggota suatu kelompok, dengan batasan yang jelas, kewajiban dalam pertukaran, dan saling memberikan hak. Aset sosial sebagai keberadaan serangkaian nilai atau norma informal diantara anggota suatu kelompok yang memungkinkan kerja sama diantara mereka. Nilai atau norma informal ini penting dalam transaksi maupun interaksi formal. (e) Aset infrastruktur. Ada yang menyebutkan sebagai aset fisik, merupakan aset sarana dan prasarana yang tersedia dan atau bisa diakses oleh lembaga pendidikan dalam melakukan program kegiatannya. B. Pelaksanaan Analisis Konteks 1. Tujuan Analisis Tujuan analisis harus mengacu pada tujuan kebijakan Profil Pelajar Pancasila (P3) yang akan diterjemahkan dalam visi jangka panjang lembaga satuan pendidikan. Tujuan harus terukur dan rasional, ada baiknya ditetapkan satuan dalam rentang waktu. Adapun tujuan dari pelaksanaan analisis konteks ini adalah untuk membangun basis informasi untuk pengembangan lembaga dan program 5 tahun ke depan.


8 2. Mengidentifikasi Sumber Data Sumber data dalam pelaksanaan analisi konteks terdiri dari sumber internal yaitu pegawai PKBM seperti kepala satuan pendidikan, tutor kesetaraan maupun pegawai administrasi. Sedangkan sumber ekternal adalah para pihak baik lembaga maupun perorangan yang berkepentingan terhadap pelaksanaan pendidikan kesetaraan. C. Penyajian Data dan Informasi 1. Fakta Kerentanan dan Peluang Masyarakat 1 Kerentanan mengikuti pendidikan: 1. Motivasi dan keinginan yang masih rendah. 2. Keterbatasan biaya dan harus bekerja membantu orang tua 3. Sebagian belum terjangkau secara geografis dan mahalnya biaya transportasi. 4. Korban pelecehan seksual 5. Perpindahan tempat kerja orang tua karena banyak yang bekerja di Jakarta atau Tangerang. 6. Pola asuh di keluarga yang salah seperti pergaulan bebas. 7. Keterbatasan informasi dan layanan 8. Kejenuhan dan perubahan karakter karena teknologi dan informasi 9. Kurangnya partisipasi masyarakat. 2 Kurangnya optimalisasi penggunaan sarana pendidikan seperti perpustakaan berakibat terhadap rendahnya minat baca. Perlu diupayakan dari para pihak untuk meningkatkan minat baca dan umumnya minat terhadap mengikuti sekolah baik formal maupun non formal. 3 Tingkat kepercayaan yang masih rendah, sehingga perlu membuat terobosan untuk dapat menarik masyarakat /warga belajar terutama Pendidikan Informal / non formal agar lebih diakui oleh masyarakat dan tidak dipandang sebelah mata oleh kalangan masyarakat tertentu. 4 Pentingnya berbagai pihak dalam meningkatkan angka partisipasi sekolah utamanya berada di tingkat pemerintah desa melalui kepala desa/lurah harus mengambil peranan untuk bisa menghimbau, menyosialisasikan dan membantu masyarakat agar tidak putus sekolah yang memang harus diinstruksikan oleh Bupati Pandeglang, dan melaporkan capaian desanya mengenai warganya yang sekolah, tidak sekolah, dan lulus sekolah. 5 Perlu kesinergian dan kolaborasi yang masif dari berbagai pemangka kepentingan dalam meningkatkan angka partisipasi sekolah.


9 6 Salah unsur yang terdampak adanya pendemik Covid-19 adalah pendidikan mendorong putus sekolah, karena terkendala oleh instrumen pembelajaran khususnya yang bersifat on line karena terkendala biaya, quota dan kemampuan orangtua/anak dalam menggunakan teknologi pembelajarannya. 7 Pandemik sangat berdampak sekali, karena dlm kondisi pandemi sekarang ini hampir semua lembaga pendidikan tidak dapat memberikan layanan pendidikan yg maksimal kepada masyarakat. Begitu pula ketercapaian kurikulum dan tujuan pembelajaran tidak bisa optimal. 8 Pandemik telah mengubah pola hidup dan tatanan kehidupan masyarakat luas dari berbagai sektor baik ekonomi, sosial, budaya, beribadah, berkomunikasi, dan lain sebagainya. 2. Peluang Masyarakat 1 Pendidikan kesetaraan dapat berfungsi sebagai pengganti/penambah dan pelengkap pendidikan formal sehingga dapat saling memperkaya kompetensi. Pendidikan kesetaraan dapat menjangkau masyarakat yang tidak terjangkau. Kemudian program pendidikan kesetaraan dapat memperluas akses untuk sekolah, dapat membekali kemampuan akademik dan keterampilan. 2 Pilihan belajar di Ponpes Salafi tergolong tinggi. 3 Dapat menyesuaikan waktu belajar karena kepentingan ekonomi seperti turut membantu orang tua bekerja di ladsang. 4 Sebagai daerah yang pola pendidikannya berbasis pondok pesantren maka pendidikan kesetaraan merupakan bagian yg penting untuk alternatif membantu siswa/santri dengan layanan pendidikan yang sebagian besar para santri/Siswa yg tidak dapat menempuh pendidikan formal. 5 Dalam kondisi saat ini masyarakat dituntut memiliki kualifikasi pendidikan sesuai dengan tuntutan kebutuhan hidup mereka. Namun karena ada ketentuan yg membatasi pendidikan formal, maka program kesetaraan menjadi alternatif yg tepat untuk memberikan solusi kepada kelompok masyarakat yg tidak berkesempatan menempuh pendidikan formal. 6 Masyarakat mengharapokan agar anak memiliki masa depan yang baik dan mendapat kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan yang layak. 7 Ada beberpa dampak positif dari Pandemik Covid-19, yakni salah satunya lembaga satuan perlu meningkatkan kompetensi PTK-nya dgn hal-hal yg berbau teknologi informasi sehingga kompetensi PTK lebih terbaharui dan up to date. Sehingga menjadi sebuah solusi yang tepat dlm menghindari cluster baru covid 19.


10 8 Pendidikan kesetaraan sangat berpeluang dalam mengembangkan kewirausahaan, penggunaan TI dan kearifan lokal, karena memiliki potensi siswa yang heterogen, kelelusaan waktu dan memungkinkan lebih luas mengembangkan kurikulum yang ada serta pendidikan kesetaraan lebih dekat kepada masyarakat sesuai dengan kebutuhannya. 9 Pendidikan non formal lebih mengarah kepada kemandirian sehingga akan mudah terbentuk peserta didik menjadi Wirausaha. Untuk penggunaan teknologi informasi peserta didik diberikan seluas- luasnya mengakses pengetahuan dan informasi dimana pun karena pendidikan kesetaraan dapat dilaksanakan tanpa batas ruang dan waktu dan pembelajarannya fleksibel. Untuk kearifan lokal pengembaganya lebih berpeluang besar karena pendidikan kesetaraan cenderung belajar sesuai kebutuhan, berorientasi berbasis potensi dan kearifan lokal. 10 Lembaga ber- MoU dengan pihak Perusahaan Pabrikan .Potensi alam Pandeglang khususnya sangat berpeluang besar Contohnya Industri Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan serta Kelautan melalui teknologi Informatika dapat mendorong meningkatkan potensi alam yang berbasis kearifan Lokal seperti Budidaya Pertanian ,Perkebunan,Kehutanan dan Kelautan. 11 Bisa ikut serta dengan Balai Latihan Kerja (BLK) Pandeglang. 12 Dgn adanya pendidikan kesetaraan didalamnya terdapat kegiatan keterampilan sehingga siswa dikenalkan pada materi materi pelajaran yg dpt menunjang lifeskill dan pastinya siswa yg lulus pun terbagi menjadi beberpa kelompok diantaranya a. Kelompok yg melanjutkan ke jenjang lebih tinggi dan b. Kelompok yg lulus sekolah ingin bekerja. Dgn adanya kecanggihan TI bisa lebih memudahkan dlm memasarkan produk, dan bisa menjadi sebuah entitas produk manakala produk itu memiliki keunikan dan ke khasan yg menjadi sebuah ciri kearifan lokal (local wishdom). 13 1. Peluang pendidikan kesetaraan untuk mengembangkan pendidikan kewirausahaan sangat potensial, karena warga belajar yg mengikuti pendidikan keseteraan didominasi oleh masyarakat yg sudah memiliki pekerjaan hanya saja mereka membutuhkan legalitas kualifikasi pendidikannya, dengan adanya pendidikan kewirausahaan dlm kurikulum kesetaraan akan memberikan keterampilan / skill yg menujang pekerjaannya. 2. Teknologi Informasi saat ini menjadi perangkat yg sudah umum digunakan dalam semua jenis pekerjaan, oleh karena itu apabila dlm pendidikan kesetaraan dikembangkan pend.TI, akan memberikan nilai plus bagi lulusan pendidikan kesetaraan. 3. Pendidikan kesetaraan memiliki peluang yg luas dlm mengembangkan pendidikan mengacu pada kearifan lokal, warga belajar diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi jenis-jenis kearipsn lokal yg ada dilingkungan tempat tinggalnya.


11 14 a. mengadakan kemampuan live skill; peluang usaha mandiri dengan tetap di rumah saja. b. medsos dijadikan teman dalam segala hal, termasuk memudahkan dan memperluas jaringan. c. mengangkat budaya setempat dan mengolah bahan baku menjadi bahan yang memiliki nilai jual. 15 Mengangkat budaya setempat dan mengolah bahan baku menjadi bahan yang memiliki nilai jual. 16 Di antara tahun 2010 s.d 2017, PKBM Pandeglang pernah menjadi tempat pembinaan dan pembibita olahraga prestasi Sepak Takraw baik bagi warga belajar maupun masyarakat umum. 3. Fakta-fakta Kebijakan a. Kebijakan Internal 1 Yang dapat digali dan dikembangkan terkait potensi di kabupaten Pandeglang - Pemetaan sumber daya alam dan potensi lokal yang ada di sekitar wilayah Pandeglang - Nilai-nilai budaya luhur dan kearifan lokal - Kolaborasi pemerintah dan swasta melalui pendidikan yan link and match dimana kedua belah pihak terjadi mutual cooperatif - Menciptakan dan mendorong program kewirausahaan - Peningkatan teknologi informasi melalui program pembelra yang berbasis komputerisasi dan digitalisasi. 2 Dalam pengembangan Kompetensi yang mendukung Program Kewirausahaan di Kab Pandeglang sangat banyak Peluang besar dibidabg: Pertanian berbasis teknologi HIDROPONIK SAYUR MAYUR, BUDIDAYA PERTANIAN TEKNOLOGI BIBIT Pertanian dibidang Kelautan BUDIDAYA IKAN KERAPU,LOBSTER dan Pengolahan hasil Laut. dibidang Perkebunan : Budidaya kebun PEPAYA CALIPORNIA, CABAI,PISANG CAPENDIS ,TALAS BENENG, dan masih banya lagi fotensi alam Pabdeglang. 3 a. Potensi lokal dapat dijadikan salah satu pengembangan potensi. Misalnya, dilingkungan setempat terdapat budidaya lele, maka peserta didik dapat dilatih cara berternak ikan lele sehingga ada potensi yg dimiliki untuk dikembangkan di lingkungan nya. b. Pertanian ... Siswa dapat dilatih , Bagaimanna cara bercocok tanam. 4 Bisa saja membuat sebuah aplikasi atau produk aplikasi yg memudahkan dlm bertransaksi jual beli produk yang mengidentikan dgn kearifn lokal pandeglang, misalkan Aplikasi dgn sebuah produk yg diberi nama BADAK (Balanja Dadakan), jdi pendekatannya siswa harus lebih bnyk dikenalkan kedalam TI.


12 5 Peningkatan Skill Bagi Warga Belajar dengan melihat kebutuhan keterampilan ke depan, sebelumnya Lembaga pendidikan memetakan Jenis industri apa yang akan di kembangkan. 6 1. Pendidikan kewirausahaan 2. Pendidikan Teknologi informasi 3. Pendidikan bahasa inggris. 7 Yang harus disiapkan adalah menciptakan SDM yang unggul melalui pembelajaran jurusan khusus keahlian baik dalam bentuk pertanian,otomotif,pariwisata dll.sehingga tidak kalah bersaing dengan SDM dari luar kabupaten Pandeglang.. b. Kebijakan Pemerintah Setempat 1 Menggali ciri khas potensi wilayah dengan didukung oleh semua pihak dlam hal ini dinas Pendidikan dengan gerakan satu desa satu cerita. 2 a. Di Kab.Pandeglang melihat kondisi geografis, terdiri dari pertanian , perkebunan, perikanan, pariwisata, industri memiliki peluang kewirausahaan yg sangat beragam b. Dengan keragaman peluang kewirausahaan membuka peluang kebutuhan penguasaan teknologi informasi c. Pandeglang kaya akan kearifan lokalnya, mata pencaharian , makan khas, kesenian daerah, kegiatan keagamaan yg menjafi ciri khas dibeberapa daerah. Semua hal diatas bisa dijadikan sumber pengembangan kompetensi peserta didik kesetaraan. 3 1. Produk olahan makanan lokal 2. Kerajinan dan souvenir 3. SDM berbasis industri 4. Jasa travel dan akomodasi 4 Yng dapat dikembangkan adalah pendidikan vokasi ( budidaya ikan; peternakan; membuat souvenir; pendidikan bahasa inggris; memasak untuk di hotel; disain grafis ) yang dapat meningkatkan perekonomian dan memutus mata rantai pengangguran atau juga putus sekolah.. 5 Pariwisata yang dapat dikembangkan oleh lembaga pendidikan non formal di Pandeglang anara lain : a. Lembaga pendidikan non formal ikut mempromosikan wisata baik melalui media cetak atau on line b. membuat buku informasi dan atau panduan tentang tempat-tempat pariwisata c. peserta didik dilatih menjadi pemandu pemandu wisata yang berkarakter sopan, ramah dan santun d. peserta didik dibekali kemampuan berbahasa Inggris yan baik dan aktif agar menjadi pemandu yang piawai.


13 6 Program Industri Pariwisata yang harus segera di kembangkan di Pandeglang terutama SENI KRIYA, BUDIDAYA PERTANIAN, TEKNOLOGI PERTANIAN, HASIL PERTANIAN, Pengembangan Pariwisata di Pandeglang Industri Pariwisata Alam Pegunungan,Laut dan Alam serta Seni budaya Warisan Leluhurur. 7 1. Program tentang sadar wisata 2. Program Agro industri yg berbasis kebutuhan lokal. 8 1. potensi jasa-jasa lingkungan yang terdapat di kawasan pesisir pantai atau pulau-pulau 2. pelatihan keterampilan tata boga 3. pengelolaan objek wisata AIR. 9 Visi dan Misi Kabupaten Pandeglang Tahun 2021-2026: Visi : Pandeglang Berkah, Berdaya Saing, dan Sejahtera Misi : 1. Memantafkan inftrastruktur akses pendidikan, kesehatan, dan pusat pertumbuhan ekonomi; 2. Mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia 3. Meningkatkan kualitas pelayanan publik melalui pemanfaatan teknologi informasi; 4. Meningkatkan kemudahan berinvestasi dalam pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan; 5. Meningkatkan pemberdayaanmasyarakat dalam upaya peningkatan nilai tambah sektor pertanian, perikanan, pariwisata dan sentra industri kecil dan menengah. Sejarah Pandeglang: Nama “Pandeglang” yang sekarang digunakan ini baik sebagai ibu kota kabupaten maupun sebagai nama kabupaten hal ini ada beberapa pendapat antara lain yaitu pandeglang yang berasal dari nama “Pandai Gelang” yang artinya tukang atau tempat menempa gelang. Pendapat ini terutama dikaitkan dengan legenda “Si Amuk” yang konon kabarnya pada zaman Kesultanan Banten, di Desa Kadu Pandak ada seorang tukang pandai (tukang tempa besi) yang termasyur. 10 Visi dan Misi Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olah Raga Kabupaten Pandeglang: Visi : Terwujudnya pendidikan yang terjangkau dan berkualitas. Misi : 1. Meningkatkan kualitas layanan pendidikan 2. Penyempurnaan tata kelola penyelenggaraan pendidikan 3. Meningkatkan kerja sama pemangku kepentingan dalam bidang pendidikan. 4. Menyinergikan satuan pendidikan dengan dunia usaha dan industri 5. Meningkatkan ketersediaan sarana perkantoran


14 6. Meningkatkan akuntabilitas kinerja OPD Pendidikan. 7. Meningkatkan jangkauan layanan pendidikan. 8. Meningkatkan dan mengembangkan mutu layanan pendidikan. 9. Meningkatkan fungsi organisasi/kelembagaan pendidikan 10. Memperkuat peran serta orang tua/masyarakat dalam meningkatkan layanan pendidikan terpadu dengan dunia usaha dan industri. c. Kebijakan Lembaga Non Pemerintah dan DUDI 1 DUDI dan pengembangan kompetensi peserta didik merupakan dua elemen yang sinergi (Link and Match ), hal nyata yang dapat dilakukan adalah dimana DUDI berperan mendorong peningkatan kompetensi peserta didik dengan memberikan pendidikan Vokasi sehingga lulusan pendidikan kesetaraan dapat diserap/diterima. hal potensial yang dapat dikembangkan dari potensi kebupaten Pandeglang adalah aspek Pariwisata. Oleh karena itu, peserta didik dibekali pendidikan yang berkaitan dengan dunia pariwisata, misalnya memberikan pendidikan Vokasi bahasa Inggris ( tour guide), memasak, keterampilan membuat souvenir berbasis kearifan lokal. hal lain adalah yang berhubungan dengan pertanian, peternakan dan perikanan sehingga perlu kerjasama dengan DUDI yang bergerak di aspek pertanian, peternakan dan perikanan. 2 Kewirausahaan a) pengolahan hasil pertanian b) pengolahan perikanan Teknologi informasi a) Membuat promosi produk yang dibuat dengan membuat iklan Kearifan lokal a) seni rampak bedug dijadikan bahan ajar mulok di tingkat SD dan SMP. 3 1. Sosialisasi 2. Mou dengan Pemerintah Daerah 3. PKS dengan OPD Terkait 4. Rapat koordinasi dan monev secara intensif. 4 kemitraan dapat mendorong pembentukan profil pelajar pancasila, melalui kerjasama dengan DUDI akan membentuk karakter peserta didik. salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh lembaga/PKBM misalnya adalah melakukan On job training atau magang, dimana peserta didik melakukan praktik langsung di tempat kerja, maka secara langsung peserta didik terlatih untuk jujur, mandiri, bergotong royong, kreatif, kritis dan bertaqwa terhadap Allah SWT, karenan karakter ini diperlukan di dalam DUDI. 5 Upaya upaya yang dapat ditempuh oleh lembaga pendidikan non formal dalam bermitra dengan Dunia usaha misalnya dalam kegiatan magang peserta didik diibekali dan latih a. akhlak dan sikap kejujuran b. kemampuan berkomunikasi, kerja keras, Kolaborasi, dan berbagi serta menghargai kebinekaan c. Memiliki kreativitas,inovatif dan adaptif secara berfikir secara logis dan kritis d. Kemampuan tentang teknologi dan informasi yang memadai.


15 6 Bekerja sama dengan perusahan, bank, industri dll, untuk dapat lebih mengembangkan dan memanfatkan peluang kerja, agar bisa terbentuk warga belajar yang trampil, dan di butuhkan sesuai bakat dan minat warga belajar 7 Yang harus ditempuh adalah bersosialisasi kepada jajaran sekolah dan menyususn capaian pembelajaran,alur tujuan pembelajaran dan membuat modul ajar yang berpusat pada siswa dengan cara bekerjasama,berkomunikasi dan gotong royong dalam menetapkan itu semua.. 8 Lembaga penyelengara (PKBM) melakukan komunikasi dan membuat MoU terkait kerjasama/kemitraan dengan dunia usaha dan industri dengan tujuan memberikan pengalaman kepada para peserta didik sehingga dapat membentuk profil pelajar Pancasila. d. Fakta-fakta Aset (1) Aset Sumber Daya Alam 1 banyak jajanan pasar yang disenangi baik yang tradisonal dan modern seperti kue opak dari beras ketan, apem bodas ,kue pasung, bolu pisang dsb 2 Kerajinan tangan (baik dari barang-barang bekas : dari botol aqua bisa jadi tempat pe sil cantik, jadi pas bunga, atau bahan mentah yang bisa kita beli dipasar kemudian diolah. misalnya bros/gantungan dari kain flanel, buket bunga dari kain flanel untuk acara wisuda, boneka wisuda dari kain flanel, kotak tisu dari kain flanel dsb) 3 Tarian rampak bedug, kita bisa membuat sanggar tari untuk memajukan tarian rampak bedug. 4 SDA yg dibanggakan di daerah pandeglang & bisa di kembangkan itu di bidang pariwisata, perdagangan. 5 Makanan ringan emping,rengginang,kursi rotan,budidaya jamur tiram dll.. 6 Ya karena selama ini, sekolah atau lembaga pendidikan hanya memfokuskan kelulusan saja dan jarang memberikan bekal pelatihan ketika disekolah misalnya : membuat kerajinan dari barang-barang bekas atau limbah yang bisa dijual, membuat masakan (demo masak) makanan khas suatu daera, dsb. Sehingga diharapkan dengan adanya pembuatan modul kita bisa mempraktikkannya. 7 Dengan cara Selektif: yaitu memilih, menggunakan, dan mengusahakan sumber daya alam dengan sungguh-sungguh untuk kepentingan keberlangsungan kehidupan. Misalnya botol aqua bisa dijadikan kreasi kerajinan tangan, stik es krim, kardus bekas, dsb. 8 Kita bisa membuat sanggar dengan mendatangkan guru tari untuk menimba ilmu serta kita bisa menimba ilmu dari media internet. 9 lembaga PKBM pandeglang letaknya strategis, Jika akan ada kegiatan dilakukan sangat mendukung , terutama mengadakan keterampilan tata boga (aneka bolu dan kue) karena disekitar lingkungan banyak yang jual makanan


16 (2) Aset Sumber Daya Manusia 1 Proses pembelajaran bisa d PKBM dg mendatangkan tenaga ahli misal bekerjasama dg disperindag atau melalui internet 2 (1). Segi keilmuan : LKP, dari dinas pangan, UMKM, (2) bahan dasar : beli ditoko-toko krna banyak tersedia, (3) praktek pembuatan dari lingkungan sekitar terutama dari para pamong / tutor mempunyai kompetensi dalam bidan tersebut,( 4) pemasaran : lingkungan sekitar tersedia krn dekat dekat dengan keramaian, menjalin mitra degan koprasi dinas pendidikan, dan online 3 Mengundang orang (pengrajin atau instuktur) ke PKBM, serta berkunjung ke tempat pengrajin. misal modul tentang kuliner atau makanan khas suatu daerah atau modul tentang keseniaan. 4 Partisipasi masyarakat setempat dan di bantu oleh pemerintah melalui LKP,UMKM,PKBM serta dinas pangan Sangat membantu dalam proses pengembangan potensi khas daerah setempat. 5 Potensi daerah yang akan di kembangkan bisa bermanfaat bila bisa mendatangkan income atau pendapatan bagi masyarakat dan menambah lapangan pekerjaan. Produk bisa di gemari jika pengemasan dan pelabelan nya bagus dan rasanya yang unik sehingga memiliki daya jual. Dengan mengembangkan potensi daerah kita bisa menjaga kelestarian potensi ciri khas daerah kita 6 Peserta didik kesetaraan & masyarakat yg membutuhkan, utk narasumber, tutor, wirausahaan,pelatih,pendamping minimal sudah berpengalaman di bidangnya dan yang mempunyai sertifikat 7 Tutor harus banyak belajar, untuk meningkatkan kompetensi kita baik itu belajar langsung sama orang yang berkompeten maupun melalui media internet. 8 SDM bisa di dayagunakan jika sudah mempunyai ilmu dan keterampilan, artinya jika sdm tersebut sudah mempunyai kualitas, kejujuran, kehadiran,sikap, inisiatif dan kreatif, pengetahuan dan tanggung jawab terhadap pekerjaan nya. 9 Pendampingan/pembimbingan perlu dilakukan supaya proses tranfer ilmu bisa lebih efektif sesuai dengan yang diinginkan serta untuk lebih meningkatkan kompetensi warga belajar 10 Peserta : Warga binaan PKBM atau masyarakat yg membutuhkan contohnya masyarakat yg ingin memiliki pekerjaan tetapi tdk pnya ke ahlian di masing2 kegiatan minimal berjumlah 10-20 orang Tutor/pelatih yaitu yg berpengalaman & mempunyai serifikat yg menunjang di masing2 kegiatan minimal 3 orang tutor/pelatih Wirausahawaan sebagai mitra kerja seperti pelaku umkm atau para pengusaha yg sudah berhasil di bidang'y mininal 5-10 utk bahan perbandingan Pendamping yg mendampingi warga belajar, bisa dari unsur karyawan PKBM sendiri atau dari dinas yg di tunjuk utk mendampingi, tiap program minimal 1 pendamping


17 (3) Aset Sosial 1 Tantangan : masalah kinerja karyawan, karena kinerja karyawan bisa dikaitkan dengan kepuasan dalam bekerja (kepuasan terhadap pimpinan, kepuasan terhadap pekerjaan, kepuasan dengan rekan kerja dan kepuasan terhadap pendapatan honor/gaji) Hambatan : kurangnya tanggung jawab dan komitmen dalam bekerja baik secara mandiri dan bekerja dengan tim sehingga bekerja hanya karena ada pemimpin saja. Peluangnya : membangun komitmen yang baik meningkatkan kinerja 2 Tantangan: Pemasaran kue dan bolu bisa tetap berjalan lancar walaupun pada masa pandemi Hambatan : susah berinteraksi tatap muka, berkomunikasi langsung untuk memasarkan produk. Peluang : masih ada harapan dengan pemasaran melalui online, what's up atau melalui sambungan telepon. 3 Sulit & susah diatur, karena qt koordinasi melalui daring semua penjelasan yg di samapaiKan kurang baik, kemudian bnyk yg tdk memiliki kuota atau sinyal yg susah, tp di sisi lain para pegawai bisa mempelajari teknologi informasi yg berkembang di era modern, waktu fleksible, jd tantangan & peluang pd masa pandemi memiliki banyak kekurangan & kelebihan, maka itu harus kerja salama dalam mensukseskan perubahan kinerja seperti ini. 4 (1)Tantangan : kegiatan atau program KEMASYARAKATAN PKBM semakin berkurang , warga belajar baik Paket B dan C usia sekolahnya menurun , kurang diperhatikan doleh dinas terkait, tidak semuanya pemangku jabatan mengetahui tentang PKBM, (2)Hambatannya : menerapkan pembelajaran yang sdh dirancang atau didesain tdk diimplementasikan, banyak saingan untuk mengajukan program krn terbatas kuota, (3) peluang : bisa mengajukan proposal / bantuan , bisa mengadakan program kegiatan, banyak bermitra dalam bidang kewirausahaan. 5 Di buat team work 6 Sebagai teknisi untuk Membantu suatu kegiatan agar berjalan lancar dan tidak ada kendala 7 untuk mengenalkan PKBM ke masyarakat, dengan adanya kurikulum tambahan ini dan masyarakat ikut di dalamnya serta dikenal masyarakat akan menjadi daya jual PKBM. 8 mencetak sumber daya manusia yang memiliki kemampuan untuk melakukan analisis terhadap perubahan dan permasalahan sosial yang terjadi dan sekaligus diharapkan mampu mengefisienkan dan mengefektifkan implementasi programprogram pembangunan dan pemecahan-pemecahan kinerja dalam pekerjaan secara praktis.


18 9 Karena PKBM sasaran nya warga belajar dan masyarakat luas, sehingga akan selalu berinteraksi dengan masyarakat. Gotong royong masih sangat diperlukan karena sarana dan prasarana terkadang tidak memadai jadi dukungan dari masyarakat sangat diperlukan. 10 Semua yang berada di lingkungan PKBM, baik karyawan maupun warga belajarnya. sedangkan peran dang fungsinya sesuai dengan arahan pimpinan. (4) Aset Infrastruktur 1 Sarpras yang dimiliki PKBM adalah Ruang komputer dengan perangkatnya, jaringan internet. Yang belum tersedia Adalah instruktur tik yang kompeten. Standar minimal pelaksanaan program mulok komputer adalah adanya perangkat komputer yang memadai beserta instruktur yang profesional. 2 Tersedia ruang kelas, aula, ruang komputer, tidak tersedia lapangan,. 3 Untuk kegiatan tata boga sarana dan prasarana sudah tersedia. 4 Sarana dan prasaran PKBM dalam bidang keterampilan mendukung sekali seperti : tabung gas, kompor, dangdang, mixser, cetakan bolu dan kue dll, yg tidak tersedia lulusan akademik keterampilan belum ada, tetapi instruktur tersebut sudah berpengalaman dalam pembuatan bolu dan kue, Standarnya memiliki sertifikat. 5 Sarana & prasana yg tersedia : Tempat, fasilitator, peralatan Sarana & prasana yg tidak tersedia : peralatan sebagaian belum ada, seperti utk kesenian rampak bedug qt belum pnya alat kesenian'y Standar'y : Kondosi sangat baik, aman, harga terjangkau. 6 Untuk rampag bedug tempat sudah layak seperti aula, tapi untuk sound masih harus diperbaiki, serta alat dan bahan untuk rampak bedug harus ada. 7 Sarana dan prasarana yang tersedia yaitu komputer dan lab komputer yang mendukung dilengkapi dengan internet juga. Sedangkan yang belum tersedia yaitu tenaga pendidik yang lebih berkompeten di bidangnya. Misalnya tutor TIK belum ada yang kualifikasi pendidikan nya yang sesuai , walaupun tutor yang lain bisa. 8 Semua pegawai bekerjasama untuk memelihara sarana dan prasarana yang ada. 9 Gotong royong ketika sarana kurang memadai, misalnya tata boga membuat kue brownies, untuk membuatnya dibutuhkan 2 mixer, 5 loyang dsb.. PKBM hanya mempunya 1 mixer dan 2 loyang, jadi kita bisa membuat pertanyaan kepada


19 warga belajar yg ikut pelatihan tata boga : anak-anak kalau dirumah punya mixer atau loyang lebih, nanti dibawah yah kalau ada pelatihan tata boga. Begitupun dengan sarana prasarana : dibutuhkan pelatih atau instuktur tata boga (karena setiap perempuan (tutor) bisa memasak dan membuat kue tapi tidak semua perempuan bisa memasak dan membuat kue sesuai lidah dan selera rasa orang lain). 10 Jika Prasarana lengkap proses kegiatan akan berjalan lancar. Jika tidak tersedia akan menghambat kegiatan tersebut. Solusinya bisa meminta partisipasi atau gotong royong dari warga belajar dalam penyediaan prasarana yang tidak tersedia tersebut. (5) Aset Keuangan 1 hanya satu sumber keuangan PKBM Pandeglang yaitu Bantuan Operasional penyelenggaraan (BOP). 2 Sumber keuangan yang bisa di galang oleh PKBM untuk dapat dari BOP, swadaya maupun pengajuan proposal ke daerah maupun ke pusat. 3 MENGADAKAN PROGRAM KEGIATAN KETERAMPILAN TATABOGA ( MEMBUAT ANEKA BOLU DAN KUE). 4 Karena untuk pembuatan modul dan Pelaksanaan atau implementasi tentu kita membutuhkan sarana/prasarana yang kadang kala tidak ada di PKBM, maka kita harus mengeluarkan biaya untuk membeli atau menyewa. 5 Kita promosikan program yang ada di PKBM di situ kita dapat peluang untuk mendapatkan sumber dana. 6 Karena setiap kegiatan pasti ada pengeluaran, sehingga modal sangat di butuhkan. 8 Yang harus bertanggung jawab ya kita sama sama karena kita sebagai karyawan PKBM dari mulai pelaporan mencari sumber dana, dan kita sama sama mencari sponsor untuk pementasan. 9 Dengan hasil swadaya 10 Disamping warga belajar masuk bop, kita bisa mengajukan ke balai propinsi untuk kursus, dan kita cari sponsor.


20 A. Visi Visi merupakan gambaran tentang masa depan (future) yang realistik dan ingin mewujudkan dalam kurun waktu tertentu. Visi adalah pernyataan yang diucapkan atau ditulis hari ini, yang merupakan proses manajemen saat ini dan menjangkau masa yang akan datang. 1. Penyusunan Visi Visi Pemerintah Kabupaten Pandeglang Visi : Pandeglang Berkah, Berdaya Saing, dan Sejahtera 2. Rekomendasi Internal - Berkualitas, berwirausaha, kreatif dan mandiri - Menciptakan lulusan yang mempunyai skill dalam pemanfaatan potensi lokal - Membentuk SDM yang unggul dan berdaya saing. 3. Rekomendasi Eksternal - Menjadi satuan pendidikan yang berbasis pemanfaatan teknologi informasi - Terwujudnya pendidikan yang kreatif, inovatif, dan berkarakter 4. Rumusan Visi PKBM ……………………….: VISINYA…… B. Penyusunan Misi Misi adalah pernyataan mengenai hal-hal yang harus dicapai organisasi bagi pihak yang berkepentingan dimasa datang. Misi merupakan penjabaran dari visi sehingga menjadi lebih konkret dan dapat terukur dalam bentuk rumusan tugas, kewajiban dan rancangan tindakan yang dijadikan arahan untuk mewujudkan visi. Dengan demikian, misi adalah bentuk layanan BAGIAN III VISI, MISI, DAN TUJUAN


21 untuk memenuhi tuntutan yang dituangkan dalam visi. Pernyataan misi mencerminkan tentang penjelasan layanan yang ditawarkan kepada warga satuan pendidikan maupun stakeholders. Tabel Penyusunan Misi Bagian Visi Rumusan Misi 1. Menyelenggaraan pembelajaran dengan tiga model tatap muka, tutorial dan tugas mandiri termasuk di dalamnya penggunaan aplikasi seTARA Daring. 2. Memanfaatkan teknologi informasi dalam menghadapi tantangan global. 3. Meningkatkan jangkauan layanan pendidikan ke daerahdaerah 3T. 1. Meningkatkan pelayanan pendidikan berbasis wira usaha dan kemandirian 2. Bersinergi dengan DUDI dan lembaga terkait dalam meningkatkan kualitas lulusan. 1. Membentuk insan dengan olah pikir, olah jiwa dan olah raga. 2. Menanamkan muatan karakter Pancasila dalam pembelajaran. C. Penyusunan Tujuan Tujuan merupakan penjabaran dari pernyataan misi, oleh karena itu tujuan adalah suatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Penetapan tujuan pada umumnya didasarkan pada faktor-faktor kunci keberhasilan yang dilakukan setelah penetapan visi dan misi. Tujuan tidak harus dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, akan tetapi harus dapat menunjukan kondisi yang ingin dicapai pada masa mendatang. Tujuan akan mengarahkan perumusan sasaran, kebijaksanaan, program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan misi, oleh karena itu tujuan harus dapat menyediakan dasar yang kuat untuk menetapkan indikator.


22 Tabel Penyusunan Tujuan Rumusan Misi Rumusan Tujuan Menyelenggaraan pembelajaran dengan tiga model tatap muka, tutorial dan tugas mandiri termasuk di dalamnya penggunaan aplikasi seTARA Daring. 1. Hasil pembelajaran lebih berkualitas dan prestasi meningkat. 2. Pemahaman penggunaan aplikasi seTARA Daring membuat pembelajaran bisa dilaksanakan tanpa terbatas oleh waktu dan tempat. Memanfaatkan teknologi informasi dalam menghadapi tantangan global. 1. Meningkatkan literasi digital 2. Meningjatkan daya saing global Meningkatkan jangkauan layanan pendidikan ke daerahdaerah 3T. 1. Mengakomodasi peserta didik yang terbatas transportasi. 2. Mengokomodasi peserta didik yang tidak berkesempatan mengenyam pendidikan formal 3. Meningkatkan angka partisipasi sekolah (APS) Kabupaten Pandeglang Meningkatkan pelayanan pendidikan berbasis wira usaha dan kemandirian 1. Menghasilkan SDM yang melek wira usah 2. Memupuk kemandirian menjalani kehidupan. Bersinergi dengan DUDI dan lembaga terkait dalam meningkatkan kualitas lulusan. 1. Menciptakan lulusan yang bisa bersaing dalam dunia usaha dan industri terutama UMKM. 2. Terciptanya link and match dalam memunculkan potensi yang berada di lingkungan sekitar. Membentuk insan dengan olah pikir, olah jiwa dan olah raga. Terbentuknya peserta didik yang cerdas, selalu berfikir positif serta meiliki badan yang sehat. Menanamkan muatan karakter Pancasila dalam pembelajaran. 1. Menghasilkan sumber daya manusia yang berkarakter. 2. Mengembangkan potensi kearifan lokal


23 A. Konteks Kurikulum Kurikulum yang menjadikan lulusan pendidikan kesetaraan memiliki: 1. Kesetaraan: kualitas setara lulusan pendidikan formal, 2. Keberdayaan: mengatasi masalah, menjawab tantangan hidup, dan 3. Keterampilan: memasuki dunia kerja, menumbuhkan kreativitas, dan produktivitas dalam kehidupan. Tingkatan pendidikan kesetaraan: 1. Paket A a. Tingkat 1 setara kelas I-III b. Tingkat 2 setara kelas IV-VI 2. Paket B a. Tingkat 3 setara kelas VII-VIII b. Tingkat 4 setara kelas IX 3. Paket C a. Tingkat 5 setara kelas X-XI b. Tingkat 6 setara kelas XII B. Struktur Kurikulum Paket A Mata Pelajaran Bobot Satuan Kredit Kompetensi (SKK) Tingkat 1/ Setara kelas I-III Tingkat 2/ Setara Kelas IV-VI Jumlah Kelompok Umum 1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 71 82 153 2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan BAGIAN IV KONTEKSTUALISASI KURIKULUM


24 3 Bahasa Indonesia 4 Matematika 5 Ilmu Pengetahuan Alam 6 Ilmu Pengetahuan Sosial Kelompok Khusus 7 Pemberdayaan 31 35 66 8 Keterampilan Jumlah 102 117 219 Keterangan: a. Kelompok umum memuat mata pelajaran yang disusun mengacu pada standar pendidikan formal sesuai Peraturan Mendikbud Nomor 21 tahun 2016 tentang Standar Isi serta kontennya dikembangkan oleh pusat dan merupakan mata pelajaran yang wajib diberikan untuk semua peserta didik. b. Kelompok khusus: berisi program pengembangan kecakapan hidup yang mencakup keterampilan okupasional, fungsional, vokasional, sikap dan kepribadian profesional, dan jiwa wirausaha mandiri yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan yaitu: 1) Pemberdayaan memuat kompetensi untuk menumbuhkan keberdayaan, harga diri, percaya diri, sehingga peserta didik mampu mandiri dan berkreasi dalam kehidupan bermasyarakat. Materimateri untuk mencapai kompetensi dapat meliputi: Pengembangan diri, pengembangan kapasitas 2) Keterampilan diberikan dengan memperhatikan variasi potensi sumber daya daerah yang ada, kebutuhan peserta didik dan peluang kesempatan kerja yang tersedia, sehingga peserta didik mampu melakukan aktualisasi kemandirian, otonomi, kebebasan dan kreativitas dalam berkarya untuk mengisi ruang publik secara produktif. Keterampilan terdiri atas: a) Muatan wajib, berisi: ▪ Seni dan budaya untuk membentuk karakter peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa seni dan pemahaman budaya. ▪ Pendidikan Olahraga dan Rekreasi untuk membentuk karakter peserta didik agar sehat jasmani dan rohani, dan menumbuhkan rasa sportivitas. ▪ Prakarya untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki kecakapan okupasional dan vokasional


25 b) Muatan pilihan berisi keterampilan keahlian yang dipilih peserta didik sesuai potensi, kebutuhan, kearifan lokal dan karakteristik peserta didik. c. Strategi dan pendekatan pembelajaran dapat dirancang secara tematikterpadu atau menggunakan pendekatan berbasis mata pelajaran sesuai dengan karakteristk dan kebutuhan pendidikan kesetaraan dan peserta didik d. Tingkatan pada pendidikan kesetaraan adalah sebagai berikut. 1) Muatan dan kompetensi Derajat 1 setara dengan kelas I-III pada jenjang pendidikan formal 2) Muatan dan kompetensi Derajat 2 setara dengan kelas IV-VI pada jenjang pendidikan formal e. Beban belajar program dinyatakan dalam Satuan Kredit Kompetensi (SKK) yang menunjukkan bobot kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik dalam mengikuti program pembelajaran, baik melalui tatap muka, praktek keterampilan, dan/atau kegiatan mandiri. Satu SKK adalah satu satuan kompetensi yang dicapai melalui pembelajaran 1 jam tatap muka atau 2 jam tutorial atau 3 jam mandiri, atau kombinasi secara proporsional dari ketiganya. Satu jam tatap muka yang dimaksud adalah satu jam pembelajaran yaitu sama dengan 35 menit untuk Paket A. Paket B Mata Pelajaran Bobot Satuan Kredit Kompetensi (SKK) Tingkat 3/ Setara Kelas VII-VIII Tingkat 4/ Setara Kelas IX Jumlah Kelompok Umum 1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 56 27 83 2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3 Bahasa Indonesia 4 Matematika 5 Ilmu Pengetahuan Alam 6 Ilmu Pengetahuan Sosial 7 Bahasa Inggris Kelompok Khusus 8 Pemberdayaan 24 11 35 9 Keterampilan


26 Jumlah 80 38 118 Keterangan: a. kelompok umum memuat mata pelajaran yang disusun mengacu pada standar pendidikan formal sesuai Peraturan Mendikbud No. 21 tahun 2016 tentang Standar Isi serta kontennya dikembangkan oleh pusat dan merupakan mata pelajaran yang wajib diberikan untuk semua peserta didik b. Kelompok khusus: berisi program pengembangan kecakapan hidup yang mencakup keterampilan okupasional, fungsional, vokasional, sikap dan kepribadian profesional, dan jiwa wirausaha mandiri yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan yaitu: 1) Pemberdayaan memuat kompetensi untuk menumbuhkan keberdayaan, harga diri, percaya diri, sehingga peserta didik mampu mandiri dan berkreasi dalam kehidupan bermasyarakat. Materi-materi untuk mencapai kompetensi dapat meliputi: Pengembangan diri, pengembangan kapasitas 2) Keterampilan diberikan dengan memperhatikan variasi potensi sumber daya daerah yang ada, kebutuhan peserta didik dan peluang kesempatan kerja yang tersedia, sehingga peserta didik mampu melakukan aktualisasi kemandirian, otonomi, kebebasan dan kreativitas dalam berkarya untuk mengisi ruang publik secara produktif. Keterampilan terdiri atas: a) Muatan wajib, berisi: ▪ Seni dan budaya untuk membentuk karakter peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa seni dan pemahaman budaya. ▪ Pendidikan Olahraga dan Rekreasi untuk membentuk karakter peserta didik agar sehat jasmani dan rohani, dan menumbuhkan rasa sportivitas. ▪ Prakarya untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki kecakapan okupasional dan vokasional b) Muatan pilihan berisi keterampilan keahlian yang dipilih peserta didik sesuai potensi, kebutuhan, kearifan lokal dan karakteristik peserta didik. c. Strategi dan pendekatan pembelajaran dapat dirancang secara tematikterpadu atau menggunakan pendekatan berbasis mata pelajaran sesuai dengan karakteristk dan kebutuhan pendidikan kesetaraan dan peserta didik d. Tingkatan pada pendidikan kesetaraan adalah sebagai berikut. 1) Muatan dan kompetensi Derajat 3 setara dengan kelas VII-VIII pada jenjang pendidikan formal 2) Muatan dan kompetensi Derajat 4 setara dengan kelas IX pada jenjang pendidikan formal


27 e. Beban belajar program dinyatakan dalam satuan kredit kompetensi (SKK) yang menunjukkan bobot kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik dalam mengikuti program pembelajaran, baik melalui tatap muka, praktek keterampilan, dan/atau kegiatan mandiri. Satu SKK adalah satu satuan kompetensi yang dicapai melalui pembelajaran 1 jam tatap muka atau 2 jam tutorial atau 3 jam mandiri, atau kombinasi secara proporsional dari ketiganya. Satu jam tatap muka yang dimaksud adalah satu jam pembelajaran yaitu sama dengan 40 menit untuk Paket B. Paket C Mata Pelajaran Bobot Satuan Kredit Kompetensi (SKK) Tingkat 5 Tingkat 6 Jumlah A. Kelompok Umum 1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 26 14 40 2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3 Bahasa Indonesia 4 Matematika 5 Sejarah Indonesia 6 Bahasa Inggris B. Kelompok Peminatan B.1 Matematika dan Ilmu Alam 30 15 45 7 Matematika 8 Biologi 9 Fisika 10 Kimia B.2 Ilmu-ilmu Sosial 7 Geografi 8 Sejarah 9 Sosiologi 10 Ekonomi B.3 Ilmu Bahasa dan Budaya


28 7 Bahasa dan Sastra Indonesia 8 Bahasa dan Sastra Inggris 9 Bahasa Asing Lain (Arab, Mandarin, Jepang, Korea, Jerman, Perancis) 10 Antropologi C. Kelompok Khusus 11 Pemberdayaan 24 13 37 12 Keterampilan : - Non sertifikasi - Tersertifikasi Jumlah 80 42 122 Keterangan: a. Kelompok umum memuat mata pelajaran yang disusun mengacu pada standar pendidikan formal sesuai Peraturan Mendikbud No. 21 tahun 2016 tentang Standar Isi serta kontennya dikembangkan oleh pusat dan merupakan mata pelajaran yang wajib diberikan untuk semua peserta didik. Kelompok umum termasuk mata pelajaran peminatan, yang terbagi menjadi 3 pilihan, yaitu: Peminatan Matematika dan Ilmu Alam, Peminatan Ilmu-ilmu Sosial, dan Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya. b. Kelompok khusus: berisi program pengembangan kecakapan hidup yang mencakup keterampilan okupasional, fungsional, vokasional, sikap dan kepribadian profesional, dan jiwa wirausaha mandiri yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan yaitu: 1) Pemberdayaan memuat kompetensi untuk menumbuhkan keberdayaan, harga diri, percaya diri, sehingga peserta didik mampu mandiri dan berkreasi dalam kehidupan bermasyarakat. Materi-materi untuk mencapai kompetensi dapat meliputi: Pengembangan diri, pengembangan kapasitas 2) Keterampilan diberikan dengan memperhatikan variasi potensi sumber daya daerah yang ada, kebutuhan peserta didik dan peluang kesempatan kerja yang tersedia, sehingga peserta didik mampu melakukan aktualisasi kemandirian, otonomi, kebebasan dan kreativitas dalam berkarya untuk mengisi ruang publik secara produktif. Keterampilan terdiri atas: a. Muatan wajib, berisi:


29 ▪ Seni dan budaya untuk membentuk karakter peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa seni dan pemahaman budaya. ▪ Pendidikan Olahraga dan Rekreasi untuk membentuk karakter peserta didik agar sehat jasmani dan rohani, dan menumbuhkan rasa sportivitas. ▪ Prakarya untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki kecakapan okupasional dan vokasional b. Muatan pilihan berisi keterampilan keahlian yang dipilih peserta didik sesuai potensi, kebutuhan, kearifan lokal dan karakteristik peserta didik. Keterampilan keahlian untuk Paket C terbagi menjadi dua pilihan, yaitu non sertifikasi dan tersertifikasi. Khusus untuk keterampilan tersertifikasi merupakan keterampilan yang dituntut uji kompetensi oleh lembaga yang berhak di akhir programnya. Alokasi SKK dalam Struktur kurikulum untuk keterampilan terstruktur/tersertifikasi merupakan alokasi waktu untuk penguasaan pengetahuan, kebutuhan beban belajar untuk praktik disesuaikan dengan jenis keterampilan yang diambil dan diatur oleh lembaga yang melakukan sertifikasi. c. Strategi dan pendekatan pembelajaran dapat dirancang secara tematik-terpadu atau menggunakan pendekatan berbasis mata pelajaran sesuai dengan karakteristk dan kebutuhan pendidikan kesetaraan dan peserta didik d. Tingkatan pada pendidikan kesetaraan adalah sebagai berikut. ▪ Muatan dan kompetensi Derajat 5 setara dengan kelas X-XI pada jenjang pendidikan formal ▪ Muatan dan kompetensi Derajat 6 setara dengan kelas XII pada jenjang pendidikan formal e. Beban belajar program dinyatakan dalam satuan kredit kompetensi (SKK) yang menunjukkan bobot kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik dalam mengikuti program pembelajaran, baik melalui tatap muka, praktek keterampilan, dan/atau kegiatan mandiri. Satu SKK adalah satu satuan kompetensi yang dicapai melalui pembelajaran 1 jam tatap muka atau 2 jam tutorial atau 3 jam mandiri, atau kombinasi secara proporsional dari ketiganya. Satu jam tatap muka yang dimaksud adalah satu jam pembelajaran yaitu sama dengan 45 menit untuk Paket C


30 C. Rancangan Pembelajaran 1. Dasar Rancangan Pembelajaran 1) Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2) Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar Dan Menengah 3) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang pemberlakuan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013 4) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor XX Tahun 2019 tentang Pendidikan Kesetaraan 2. Rancangan Pembelajaran Berbasis Modul Bahan ajar di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Pandeglang yang akan dipakai oleh dan tutor dan digunakan oleh peserta didik untuk belajar mandiri adalah modul, baik yang dilaksanakan secara offline maupun online. Karena modul adalah sebagai bahan ajar mandiri, penggunaannya mampu membuat peserta didik belajar secara mandiri. Dengan demikian, modul bertujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri dan efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Lebih lanjut strategi pembelajaran berbasis modul dapat diartikan sebagai suatu kegiatan belajar mengajar dengan memberikan banyak tugas sesuai dengan aturan yang dipakai dan tugas tersebut sudah mencakup petunjuk, tujuan, serta materi pelajaran dan evaluasi. Pembelajaran berbasis modul untuk kesetaraan paket A,B dan C harus sesuai dengan karakteristik peserta didik di PKBM Pandeglang. Oleh karena itu rancangan pembelajaran berbasis modul seperti contoh Mapel PPKn tingkatan V setara kelas X – XI Modul 1 s.d 5 semester 1 dan 2 dirancang dengan menpelajari dulu karateristik peserta didik yang ada di PKBM Pandeglang.


31 Penentuan ketuntasan modul dilakukan dengan cara dibandingkan nilai modul dengan nilai KKM. Nilai modul yang dibandingkan adalah nilai capaian pengetahuan dan capaian keterampilan. Ketentuan ketuntasan modul diatur sebagai berikut. ❖ Kriteria modul tuntas adalah nilai capaian pengetahuan dan nilai capaian keterampilan sama atau lebih dengan nilai KKM. ❖ Jika nilai capaian pengetahuan dinyatakan tuntas artinya sama atau lebih dari nilai KKM sedangkan nilai capaian keterampilan belum mencapai nilai KKM, maka dinyatakan belum tuntas untuk modul tersebut. Tutor bisa melakukan remedial dengan memberikan penugasan. ❖ Jika nilai capaian keterampilan dinyatakan tuntas artinya sama atau lebih dari nilai KKM sedangkan nilai capaian pengetahuan belum mencapai nilai KKM, maka dinyatakan belum tuntas untuk modul tersebut. Tutor bisa memberikan remidial dengan memberikan penugasan dan atau melakukan ujian modul ulang. Modul yang digunakan dalam pembelajaran Pendidikan kesetaraan di PKBM Pandeglang terdiri dari dua (2) macam yaitu yang pertama adalah modul untuk rumpun mata pelajaran umum dan peminatan yang sudah disusun oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan bekerjasama dengan Puskurbel yang terdiri dari 6 (enam) mata pelajaran kelompok umum dan 4 (empat) mata pelajaran yang termasuk ke dalam kelompok pemintan dan untuk PKBM Pandeglang memilih peminatan ilmu sosial. Pada setiap modul sudah disediakan penilaian untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik baik pengetahuan dan keterampilan termasuk sikap spiritual dan sikap sosial untuk mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti serta Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Modul yang kedua adalah modul yang merupakan bahan ajar untuk rumpun mata pelajaran kelompok khusus yang terbagi ke dalam kegiatan pemberdayaan dan keterampilan. Modul ini yang merupakan produk lokal hasil karya dan kreativitas para tutor di PKBM Pandeglang yang


32 berdasarkan pada konten dan konteks lokal yang dimiliki oleh masyarakat dan peserta didik binaan sesuai dengan domisili PKBM Pandeglang. Modul ini dibuat berdasarkan hasil analisis konteks yang sebelumnya dilakukan untuk menggali potensi yang potensial dikembangkan di masa depan guna peningkatan kualitas lulusan. Dari hasil analisis konteks tadi didapatkan 5 (lima) potensi yang diangkat untuk dibuat bahan modul pembelajaran yaitu berupa : pengolahan penganan yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi guna perbaikan taraf ekonomi masyarakat pandeglang pada umumnya dan perserta didik kesetaraan pada khususnya; Pemanfaatan dan pengolahan (daur ulang) limbah konsumsi masyarakat seperti botol bekas minuman, kain perca dan lain-lain sehingga menghasilkan produk baru yang memiliki nilai jual tinggi; Olah raga untuk menciptakan peserta didik kesetaraan yang bugar dan memiliki prestasi dalam cabang olahraga tersebut; Kesenian daerah yang merupakan kesenian daerah khas kabupaten Pandeglang; Pembekalan keterampilan kerja berupa keahlian operasional komputer; dan Bimbingan Konseling untuk mengenali dan mengarahkan potensi, minat dan bakat yang dimiliki peserta didik kesetaraan PKBM Pandeglang. 3. Kegiatan Pembelajaran Modul Dalam kegiatan pembelajaran di kesetaraan paket A,B dan C PKBM Pandeglang kegiatan pembelajaran atau strategi pembelajarannya adalah Tatap muka, tutorial dan Mandiri yang diatur selama 5 (lima) hari pertemuan. 4. Persiapan Daya Dukung Di PKBM Pandeglang persiapan daya dukung diantaranya Warga belajar, Pendidik dan tenaga kependidikan dengan kualifikasi Pendidikan minimal S1, Kurikulum, sarana belajar yang cukup lengkap, Proses belajar yang bisa dilakukan semi formal dari segi waktu belajar baik secara offline maupun online, Tempat belajar, Evaluasi, dan pengukuran hasil belajar sesuai dengan kebutuhan pembelajaran dan sasaran peserta didik . Daya


33 dukung lain juga yang dikembangkan di PKBM Pandeglang yaitu Modul dengan konten lokal dan pembelajaran melalui pemanfaatan aplikasi setara daring dan aplikasi pembelajaran online lainnya yang sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran. D. Asesmen 1. Asesmen Pembelajaran Asesmen pembelajaran adalah proses untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk landasan pengambilan keputusan tentang siswa baik yang menyangkut kurikulumnya, program pembelajarannya, iklim sekolah maupun kebijakankebijakan sekolah. Tabel Rancangan Diagnosa Tingkatan V Setara kelas X – XI Paket C /Tata boga Capaian Pembelajaran Peserta didik mampu menganalisis Bolu dan Kue Tujuan Pembelajaran 1. Peserta didik mampu Mengidentifikasi pengertian Bolu dan kue 2. Peserta didik mampu Menyebutkan bahan dan alat yang digunakan , cara pembuatan Bulu dan kue 3. Peserta didik mampu membedakan ciri dari masing-masing penghidangan bolu dan kue Profil Pancasila Bernalar kritis : Peserta didik akan mengembangkan kemampuan bernalar kritis setelah memperoleh dan memproses informasi tentang bolu dan kue dan menggunakannya untuk menentukan macam-macam bolu, bahan dan alat yang digunakannnya. Informasi apa saja yang ingin digali? Pertanyaan kunci yang ingin ditanyakan


34 Aktivitas peserta didik selama belajar di rumah Aktivitas peserta didik selama belajar di 2. Asesman kognitif Waktu asesmen Akhir setelah tutor menjelaskan tentang pengertiaan bolu dan kue Durasi asesmen 5’ – 10’ per orang Identifikasi materi yang akan di ujikan Pertanyaan Kemungkinan jawaban Skor (katagori) Rencana tindak lanjut 3. Langkah-langkah Pokok Assessment 1) Menyusun rencana assessment. 2) Mengumpulkan data. 3) Melakukan Verifikasi. 4) Mengolah dan menganalisa data. 5) Melakukan penafsiran / interprestasi dan menarik kesimpulan. 6) Menyimpan instrumen dan hasil assessment. 7) Menindak lanjuti hasil assessment. 4. Persiapan Pelaksanaan Asesmen Diagnosis Kognitif Berkala mencakup tiga langkah: 1) Membuat Rencana Pelaksanaan Asesmen. 2) Identifikasi Materi Asesmen. 3) Menyusun 10 Soal Sederhana


35 Asesmen Diagnostik adalah asesmen yang dilakukan secara spesifik untuk mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, kelemahan peserta didik, sehingga pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan kompetensi dan kondisi peserta didik. Dengan demikian guru dapat menyesuaikan materi pembelajaran dengan kemampuan siswa Diagnosis Berkala, yang terdiri dari tiga tahap: (1) Persiapan; (2) Pelaksanaan; (3) Diagnosis dan Tindak Lanjut. 1) Persiapan. Persiapan mencakup tiga Langkah yaitu, membuat rencana pelaksanaan asesmen; identifikasi materi asesmen; dan menyusun 10 soal sederhana. 2) Pelaksanaan Asesmen. 3) Diagnosis dan Tindak Lanjut Asesmen 5. Tindak Lanjut Hasil asesmen yang diperoleh peserta didik menggambarkan assessment of, assessment for dan assessment as learning yang bermanfaat bagi pendidik, peserta didik maupun stakeholders. Capaian kompetensi peserta didik di akhir pembelajaran tidak hanya menunjukkan ketercapaian kurikulum tetapi lebih jauh untuk memperoleh informasi bagi peserta didik akan kelemahan dirinya sekaligus refleksi bagi proses belajar. Bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan modul perlu diberikan layanan remedial dan bagi yang sudah tuntas diberikan layanan pengayaan. Pendidik merancang layanan remedial diharapkan mampu meningkatkan kompetensi peserta didik yang masih lemah. Kegiatan pengayaan mesti dirancang pendidik untuk meningkatkan kompetensi peserta didik dalam materi tertentu. E. Program Remedial dan Pengayaan Bagi peserta didik yang belum mencapai KKM pada setiap modul maka dilakukan tindakan remedial dan bagi peserta didik yang sudah mencapai atau melampaui ketuntasan belajar diberikan pengayaan. Pembelajaran remedial dan pengayaan dilaksanakan untuk kompetensi pengetahuan dan keterampilan,


36 sedangkan sikap tidak ada remedial atau pengayaan namun merupakan penumbuhkembangan sikap, perilaku, dan pembinaan karakter setiap peserta didik. 1. Bentuk Pelaksanaan Remedial Setelah diketahui kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik, langkah berikutnya adalah memberikan perlakuan berupa pembelajaran remedial. Bentukbentuk pelaksanaan pembelajaran remedial antara lain. a. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda. Pembelajaran ulang dapat disampaikan dengan variasi cara penyajian, penyederhanaan tes/pertanyaan. Pembelajaran ulang dilakukan bilamana sebagian besar atau semua peserta didik belum mencapai ketuntasan belajar atau mengalami kesulitan belajar. Pendidik perlu memberikan penjelasan kembali dengan menggunakan metode dan/atau media yang lebih tepat. b. Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan. Dalam hal pembelajaran klasikal peserta didik tertentu mengalami kesulitan, perlu dipilih alternatif tindak lanjut berupa pemberian bimbingan secara individual. Pemberian bimbingan perorangan merupakan implikasi peran pendidik sebagai tutor pendidikan kesetaraan. Sistem tutorial dilaksanakan bilamana terdapat satu atau beberapa peserta didik yang belum berhasil mencapai ketuntasan. c. Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus. Dalam rangka pelaksanaan remedial, tugas-tugas latihan perlu diperbanyak agar peserta didik tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan tes akhir. Peserta didik perlu diberi pelatihan intensif untuk membantu menguasai kompetensi yang ditetapkan. d. Pemanfaatan tutor pendidikan kesetaraan sebaya. Tutor pendidikan kesetaraan sebaya adalah teman sekelas atau kakak kelas yang memiliki kecepatan belajar lebih. Mereka perlu dimanfaatkan untuk memberikan tutorial kepada rekan atau adik kelas yang mengalami kesulitan belajar.


37 Melalui tutor pendidikan kesetaraan sebaya diharapkan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar akan lebih terbuka dan akrab. e. Memberi motivasi pada peserta didik untuk dalam mengikuti setara daring. 2. Bentuk Pelaksanaan Pengayaan Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan antara lain melalui: a. belajar kelompok, yaitu sekelompok peserta didik yang memiliki minat tertentu diberikan pembelajaran bersama di luar jam pelajaran satuan pendidikan; b. belajar mandiri terstruktur, yaitu secara mandiri peserta didik belajar mengenai sesuatu yang belum dipahami/dimengerti; dan c. pembelajaran berbasis tema, yaitu memadukan kurikulum di bawah tema besar sehingga peserta didik dapat mempelajari hubungan antara berbagai disiplin ilmu. 3. Hasil Penilaian a. Nilai remedial yang diperoleh diolah menjadi nilai modul. b. Nilai modul setelah remedial untuk aspek pengetahuan dihitung dengan mengganti nilai penugasan atau nilai ujian modul. c. Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan tidak sama dengan kegiatan pembelajaran biasa, tetapi cukup dalam bentuk portofolio, dan harus dihargai sebagai nilai tambah (lebih) dari peserta didik yang normal. F. Refleksi Pembelajaran Di akhir belajar, pendidik perlu melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan. Refleksi dapat dilakukan oleh pendidik maupun peserta didik untuk memperoleh informasi kelemahan dan kekuatan saat pelaksanaan proses pembelajaran. Kegiatan refleksi ini menjadi penting dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran pada masa mendatang.


38 G. Gambaran Adaptasi SKK dan Penjadwalan 1. Dasar Penentuan SKK Salah satu ciri khas pembelajaran di Pendidikan kesetaraan di samping pembelajaran moduler yaitu menggunakan sistem Satuan Kredit Kompetensi (SKK). Melalui SKK ini, peserta didik pada satuan Pendidikan kesetaraan dilayani untuk belajar sesuai dengan kebutuhan dan kecepatan belajarnya. Pemerintah hanya mengatur total beban belajar untuk setiap tingkatan. Satuan Pendidikan diberikan kesempatan untuk mendistribusikan beban belajar sesuai dengan tingkat keluasan dan kerumitan pembelajaran, karakteristik peserta didik dan kondisi satuan Pendidikan. Penerapan system SKK merupakan salah satu cara untuk melayani peserta didik Pendidikan kesetaraan sesuai dengan kecepatan belajarnya. SKK menjadi acuan dalam perncanaan proses pembelajaran untuk pengakuan pencapaian kompetensi peserta didik sebagai tanda penguasaan satu mata pelajaran. Bagi satuan Pendidikan, menentukan beban SKK untuk setiap mata pelajaran setiap semester sampai menentukan jadwal pelaksanaan pembelajaran merupakan hal yang krusial. Ada beberapa hal yang menjadi dasar pertimbangan dalam menentukan beban SKK untuk setiap mata pelajaran, antara lain sarana dan prasarana yang tersedia, karakteristik pesesrta didik, dan tutor sebagai fasilitator. Namun yang terpenting dalam menentukan SKK yaitu rekomendasi dari hasil analisis konteks yang akan dikembangkan menjadi program unggulan. Ketika satuan Pendidikan sudah menentukan program unggulan kemudian dilakukan identifikasi muatan materi yang terkait. Muatan materi ini menjadi acuan untuk penentuan besarnya SKK pada mata pelajaran dan muatan khusus, kegiatan pembelajaran secara keseluruhan diarahkan untuk mengembangkan muatan materi terutama yang memiliki bobot lebih besar dalam SKK. Untuk memulai penggambaran SKK dapat memperhatikan kembali hasil analisis konteks yang kemudian dipilih sebagai program unggulan pada latar satuan Pendidikan. Program satuan Pendidikan mengacu kepada program unggulan yang sudah ditetapkan oleh satuan Pendidikan. Program yang yang telah ditetapkan kemudian diidentifikasi muatan materi yang terkait. Hasil identifikasi akan diperoleh jenis muatan materi yang paling banyak berkaitan dengan program


39 sehingga dapat diperoleh informasi materi mana yang berkait dengan mata pelajaran baik muatan kelompok umum maupun kelompok khusus. 2. Menentukan SKK Dari hasil identifikasi muatan materi yang terkait program unggulan yang didapatkan muatan materi yang paling banyak terkait.Muatan materi yang teridentifikasi paling banyak terkait terkait ini diberikan bobot SKK yang paling besar. Artinya, mata pelajaran yang banyak memuat materi tersebut akan memperoleh bobot SKK yang besar. Hal ini untuk memberi ruang pengembangan pembelajaran untuk mencapai program yang sudah ditetapkan. Berdasarkan analisis konteks yang sudah dilakukan oleh satuan Pendidikan PKBM kabupaten Pandeglang, diperoleh data bahwa ada 5 (lima) program unggulan yang akan dilaksanakan pada pembelajaran tahun pelajaran 2021/2022 yaitu : • Pengolahan bahan makanan/penganan lokal (tata boga) • Komputer • Sepak Takraw • Kesenian Rampak Bedug • Pengolahan Limbah Barang Bekas/Daur Ulang Sampah Dengan pemilihan program unggulan tersebut, maka dapat dibuat pemetaan SKK untuk pembelajaran dalam kurilulum operasional PKBM Pandeglang Tahun Pelajaran 20…/20… adalah sebagai berikut : Tabel Struktur kurikulum Paket A Struktur Kurikulum dan Contoh Pemetaan SKK Tiap Paket Kompetensi pada Paket A Setara SD PKBM PANDEGLANG Tahun Ajaran 20…/20… Mata Pelajaran Bobot Satuan Kredit Kompetensi (SKK) Tingkatan 1 Setara Kelas I-III Tingkatan 2 Setara Kelas IV-VI Setara Kelas I Setara Kelas II Setara Kelas III Setara Kelas IV Setara Kelas V Setara Kelas VI


40 PK 1.1 PK 1.2 PK 1.3 PK 1.4 PK 1.5 PK 1.6 Jumlah Tingkatan 1 PK 2.1 PK 2.2 PK 2.3 PK 2.4 PK 2.5 PK 2.6 Jumlah Tingkatan 2 Kelompok Umum 11 11 11 12 13 13 71 15 13 15 13 14 12 82 1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 2 2 2 2 2 2 12 2 2 2 2 2 2 12 2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 3 3 3 15 2 2 2 2 2 2 12 3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4 5 5 26 4 4 4 4 4 4 24 4. Matematika 3 3 3 3 3 3 18 3 3 3 3 3 2 17 5. Ilmu Pengetahuan Alam 0 2 1 2 1 1 1 8 6. Ilmu Pengetahuan Sosial 0 2 1 2 1 2 1 9 Kelompok Khusus 5 5 5 5 6 5 31 6 6 6 6 6 5 35 7 Pemberdayaan 2 2 2 2 3 2 13 3 3 3 3 3 3 18 8 Keterampilan 3 3 3 3 3 3 18 3 3 3 3 3 2 17 Jumlah 16 16 16 17 19 18 102 21 19 21 19 20 17 117 A. Struktur Kurikulum Pada struktur kurikulum pendidikan kesetaraan Paket A berisi sejumlah mata pelajaran yang harus disampaikan kepada peserta didik. Mengingat adanya perbedaan individu sudah barang tentu keluasan dan kedalamannya akan berpengaruh terhadap peserta didik pada setiap satuan pendidikan. Struktur kurikulum pendidikan kesetaraan Program Paket A, merupakan pola susunan mata pelajaran dan beban belajar yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, meliputi mata pelajaran dan bobot satuan kredit kompetensi (SKK) (Depdiknas, 2007). Satuan mata pelajarannya terdiri atas berbagai mata pelajaran untuk pengembangan kemampuan olah hati, olah piker, olah rasa, olah raga dan olah karya, termasuk muatan lokal, ketrampilan fungsional, dan pengembangan kepribadian professional Sedangkan beban belajar yang dinyatakan dalam satuan kredit kompetensi (SKK) menunjukkan bobot kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik dalam mengikuti program pembelajaran, baik melalui tatap muka, praktek ketrampilan, dan atau kegiatan mandiri.


41 Struktur kurikulum dimaksudkan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 tahun 2006, dengan orientasi pengembangan olah karya untuk mencapai ketrampilan fungsional yang menjadi kekhasan program pendidikan kesetaraan, yaitu: peserta didk Paket A : memiliki keterampilan berwirausaha Struktur kurikulum pendidikan kesetaraan Paket A Setara SD/MI dilaksanakan dalam sistem tingkatan dan derajat yang setara dengan sistem kelas pada pendidikan formal dengan kompetensi sebagai berikut (Depdiknas, 2007): a. Tingkatan 1 dengan derajat kompetensi setara dengan kelas 1 S/D 3 SD/MI, bertujuan: Meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut b. Tingkatan II dengan derajat setara dengan kelas IV S/D VI D/MI, diarahkan untuk pencapaian kemampuan akademik dan keterampilan fungsional secara etis, sehingga peserta didik dapat bekerja mandiri atau berwirausaha, bersikap professional, berpartisipasi aktif dan produktif dalam kehidupan masyarakat, serta dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. B. Muatan Kurikulum 2013 Dalam struktur kurikulum pendidikan kesetaraan Paket A, yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan KOSP pada setiap jenjang satuan pendidikan adalah; (1) mata pelajaran yang harus dipenuhi dalam penyelenggaraan pendidikan, (2) muatan lokal sebagai mata pelajaran tambahan, dan (3) kegiatan pengembangan kepribadian profesional untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik. 1. Kelompok umum memuat mata pelajaran yang disusun mengacu pada standar pendidikan formal sesuai Peraturan Mendikbud No. 21 tahun 2016 tentang Standar Isi serta kontennya dikembangkan oleh pusat dan merupakan mata pelajaran yang wajib diberikan untuk semua peserta didik. 2. Kelompok khusus: berisi program pengembangan kecakapan hidup yang mencakup keterampilan okupasional, fungsional, vokasional, sikap dan kepribadian profesional, dan jiwa wirausaha mandiri yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan yaitu:


42 a. Pemberdayaan memuat kompetensi untuk menumbuhkan keberdayaan, harga diri, percaya diri, sehingga peserta didik mampu mandiri dan berkreasi dalam kehidupan bermasyarakat. Materimateri untuk mencapai kompetensi dapat meliputi: Pengembangan diri, pengembangan kapasitas untuk mendukung keterampilan yang dipilih peserta didik. b. Keterampilan diberikan dengan memperhatikan variasi potensi sumber daya daerah yang ada, kebutuhan peserta didik dan peluang kesempatan kerja yang tersedia, sehingga peserta didik mampu melakukan aktualisasi kemandirian, otonomi, kebebasan dan kreativitas dalam berkarya untuk mengisi ruang publik secara produktif. Keterampilan terdiri atas: • Seni dan budaya untuk membentuk karakter peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa seni dan pemahaman budaya. • Pendidikan Olahraga dan Rekreasi untuk membentuk karakter peserta didik agar sehat jasmani dan rohani, dan menumbuhkan rasa sportivitas. • Prakarya untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki kecakapan okupasional dan vokasional Muatan keterampilan tersebut merupakan muatan wajib, akan tetapi untuk pendalaman atau spesialisasi peserta didik dapat memilih salah satu keterampilan keahlian sesuai potensi, kebutuhan, kearifan local dan karakteristik peserta didik. a. Strategi dan pendekatan pembelajaran dapat dirancang secara tematikterpadu atau menggunakan pendekatan berbasis mata pelajaran sesuai dengan karakteristk dan kebutuhan pendidikan kesetaraan dan peserta didik b. Tingkatan pada pendidikan kesetaraan adalah sebagai berikut. 1) Muatan dan kompetensi Tingkatan 1/ setara dengan kelas 1 –III pada jenjang pendidikan formal 2) Muatan dan kompetensi Tingkatan 2/ setara dengan kelas IV -VIpada jenjang pendidikan formal Muatan belajar program pendidikan kesetaraan dinyatakan dalam satuan kredit kompetensi (SKK) yang menunjukkan bobot kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik dalam mengikuti program pembelajaran, baik melalui tatap muka, praktek keterampilan, dan/atau kegiatan mandiri. Satu SKK adalah satu satuan kompetensi yang dicapai melalui pembelajaran 1 jam tatap muka atau 2 jam


43 tutorial atau 3 jam mandiri, atau kombinasi secara proporsional dari ketiganya. Satu jam tatap muka yang dimaksud adalah satu jam pembelajaran yaitu sama dengan 40 menit untuk Paket A. 2. Pengembangan Kurikulum a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya b. Beragam dan terpadu. c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan e. Menyeluruh dan berkesinambungan. f. Belajar sepanjang hayat. g. Seimbang antara kepentingan nasional dan daerah a. Tematik i. Partisipatif. 3. Pengaturan Beban Belajar Satuan kredit kompetensi merupakan penghargaan terhadap pencapaian kompetensi sebagai hasil belajar peserta didik dalam menguasai suatu mata pelajaran. SKK diperhitungkan untuk setiap mata pelajaran yang terdapat dalam struktur kurikulum. Kegiatan tatap muka merupakan kegiatan pembelajaran dalam interaksi langsung antara peserta didik dengan pendidik sebagai kegiatan tutorial untuk pendalaman materi yang sulit, penguatan motivasi, dan peningkatan ketuntasan belajar, serta penilaian hasil belajar. Kegiatan tatap muka menerapkan pendekatan partisipatif andragogi yang tidak ditekankan pada transfer pengetahuan semata. Praktek keterampilan merupakan kegiatan pembelajaran yang mendukung pencapaian kompetensi keterampilan fungsional dan kepribadian profesional yang pada gilirannya dapat mewujudkan kompetensi kecakapan hidup. Kompetensi kecakapan hidup meliputi kompetensi personal, kompetensi sosial, kompetensi intelektual dan kompetensi vokasional.


44 Kegiatan belajar mandiri merupakan kegiatan pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan oleh peserta didik dengan bimbingan pendidikatau disesuaikan dengan kebutuhan, kesempatan, penyelesaian, dan ketuntasan yang diatur oleh peserta didik. 4. Ketuntasan Belajar Ketuntasan belajar merupakan pencapaian kompetensi pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai sebagai hasil belajar yang dapat diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Maju berkelanjutan merupakan pencapaian kompetensi secara bertahap menuju ketuntasan belajar dari suatu kompetensi ke kompetensi berikutnya. 5. Kenaikan Kelas dan Kelulusan Kelulusan program Paket A, mengacu kepada ketentuan Pemendiknas No. 23 tahun 2006 tentang Standar Kelulusan, peserta didik Paket A dinyatakan lulus setelah memenuhi persyaratan berikut, yaitu: a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran, b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran, c. Lulus Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan (UNPK) untuk kelompok mata pelajaran UNPK.


Tabel Struktur Mata Pelajaran Program Paket B Pemetaan SKK Tiap Paket Kompetensi pada Paket B Setara SMP PKBM PANDEGLANG Tahun Ajaran 20…/20… Mata Pelajaran Bobot Satuan Kredit Kompetensi (SKK) Tingkatan 3 Setara Kelas VII-VIII Tingkatan 4 Setara Kelas IX Setara Kelas VII Setara Kelas VIII Jumlah Tingkatan 3 Setara Kelas IX Jumlah Tingkatan 4 PK 3.1 PK 3.2 PK 3.3 PK 3.4 PK 4.1 PK 4.2 Kelompok Umum 15 13 15 13 56 15 12 27 1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 1 1 1 1 4 1 1 2 2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 1 1 1 1 4 1 1 2 3. Bahasa Indonesia 3 3 3 3 12 3 2 5 4. Bahasa Inggris 2 2 2 2 8 2 2 4 5. Matematika 3 2 3 2 10 3 2 5 6. Ilmu Pengetahuan Alam 2 2 2 2 8 2 2 4 7. Ilmu Pengetahuan Sosial 3 2 3 2 10 3 2 5 Kelompok Khusus 6 6 6 6 24 6 5 11 8. Pemberdayaan 1 1 1 1 4 1 1 2 Bimbingan Konseling 1 1 1 1 4 1 1 2 9. Keterampilan a. Keterampilan Wajib 3 3 3 3 12 3 3 6 a.1. Seni Budaya 1 1 1 1 4 1 1 2 a.2. Penjaskes 1 1 1 1 4 1 1 2 a.3. Prakarya 1 1 1 1 4 1 1 2 b. Keterampilan Pilihan 2 2 2 2 8 3 2 5


b.1. Sepak Takraw 2 2 2 2 8 3 2 5 b.2. Tata Boga b.3. Seni rampak Bedug b.4. Komputer/TIK Jumlah 21 19 21 19 80 21 17 38 A. Struktur Kurikulum Pada struktur kurikulum pendidikan kesetaraan berisi sejumlah mata pelajaran yang harus disampaikan kepada warga belajar. Mengingat perbedaan individu sudah barang tentu keluasan dan kedalamannya akan berpengaruh terhadap warga belajar pada setiap satuan pendidikan. Pada program pendidikan kesetaraan Paket B setara SMP, jumlah SKK sekurang-kurangnya 118 SKK (satuan kredit kompetensi) yang menunjukkan bobot kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik dalam mengikuti program pembelajaran, baik melalui tatap muka, praktek keterampilan, dan/atau kegiatan mandiri. Satu jam tatap muka adalah satu jam pembelajaran yaitu sama dengan 40 menit untuk Paket B. Pengaturan beban belajar menyesuaikan dengan alokasi waktu yang telah ditentukan dalam struktur kurikulum. Setiap satuan pendidikan dimungkinkan menentukan pola pembelajaran sesuai dengan ketersediaan waktu. B. Muatan KOSP Kompetensi Inti Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) dan Paket B merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus dimiliki seorang peserta didik SMP/MTs/ Paket B pada setiap tingkat kelas. Kompetensi inti dirancang untuk setiap kelas. Melalui kompetensi inti, sinkronisasi horizontal berbagai kompetensi dasar antarmata pelajaran pada kelas yang sama dapat dijaga. Selain itu sinkronisasi


vertikal berbagai kompetensi dasar pada mata pelajaran yang sama pada kelas yang berbeda dapat dijaga pula. Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut: 1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual; 2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial; 3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan 4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 3. Kelompok umum memuat mata pelajaran yang disusun mengacu pada standar pendidikan formal sesuai Peraturan Mendikbud No. 21 tahun 2016 tentang Standar Isi serta kontennya dikembangkan oleh pusat dan merupakan mata pelajaran yang wajib diberikan untuk semua peserta didik. 4. Kelompok khusus: berisi program pengembangan kecakapan hidup yang mencakup keterampilan okupasional, fungsional, vokasional, sikap dan kepribadian profesional, dan jiwa wirausaha mandiri yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan yaitu: c. Pemberdayaan memuat kompetensi untuk menumbuhkan keberdayaan, harga diri, percaya diri, sehingga peserta didik mampu mandiri dan berkreasi dalam kehidupan bermasyarakat. Materimateri untuk mencapai kompetensi dapat meliputi: Pengembangan diri, pengembangan kapasitas untuk mendukung keterampilan yang dipilih peserta didik. d. Keterampilan diberikan dengan memperhatikan variasi potensi sumber daya daerah yang ada, kebutuhan peserta didik dan peluang kesempatan kerja yang tersedia, sehingga peserta didik mampu melakukan aktualisasi kemandirian, otonomi, kebebasan dan kreativitas dalam berkarya untuk mengisi ruang publik secara produktif. Keterampilan terdiri atas: • Seni dan budaya untuk membentuk karakter peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa seni dan pemahaman budaya.


• Pendidikan Olahraga dan Rekreasi untuk membentuk karakter peserta didik agar sehat jasmani dan rohani, dan menumbuhkan rasa sportivitas. • Prakarya untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki kecakapan okupasional dan vokasional Muatan keterampilan tersebut merupakan muatan wajib, akan tetapi untuk pendalaman atau spesialisasi peserta didik dapat memilih salah satu keterampilan keahlian sesuai potensi, kebutuhan, kearifan local dan karakteristik peserta didik. c. Strategi dan pendekatan pembelajaran dapat dirancang secara tematikterpadu atau menggunakan pendekatan berbasis mata pelajaran sesuai dengan karakteristk dan kebutuhan pendidikan kesetaraan dan peserta didik d. Tingkatan pada pendidikan kesetaraan adalah sebagai berikut. 3) Muatan dan kompetensi Tingkatan 3/ setara dengan kelas VII –VIII pada jenjang pendidikan formal 4) Muatan dan kompetensi Tingkatan 4/ setara dengan kelas IX pada jenjang pendidikan formal Muatan belajar program pendidikan kesetaraan dinyatakan dalam satuan kredit kompetensi (SKK) yang menunjukkan bobot kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik dalam mengikuti program pembelajaran, baik melalui tatap muka, praktek keterampilan, dan/atau kegiatan mandiri. Satu SKK adalah satu satuan kompetensi yang dicapai melalui pembelajaran 1 jam tatap muka atau 2 jam tutorial atau 3 jam mandiri, atau kombinasi secara proporsional dari ketiganya. Satu jam tatap muka yang dimaksud adalah satu jam pembelajaran yaitu sama dengan 40 menit untuk Paket B. 1. Mata Pelajaran Mata pelajaran merupakan materi bahan ajar berdasarkan landasan keilmuan yang akan dibelajarkan kepada warga belajar sebagai beban belajar melalui metode dan pendekatan tertentu. Kurikulum Paket B PKBM , terdiri dari kelompok mata pelajaran Umum dan kelompok khusus yang harus diberikan kepada warga belajar.


Kelompok umum memuat mata pelajaran yang disusun mengacu pada standar pendidikan formal sesuai Peraturan Mendikbud No. 21 tahun 2016 tentang Standar Isi serta kontennya dikembangkan oleh pusat danmerupakan mata pelajaran yang wajib diberikan untuk semua peserta didik Kelompok khusus: berisi program pengembangan kecakapan hidup yang mencakup keterampilan okupasional, fungsional, vokasional, sikap dan kepribadian profesional, dan jiwa wirausaha mandiri yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesctaraan yaitu: Pemberdayaan memuat kompetensi untuk menumbuhkan keberdayaan, harga diri, percaya diri, sehingga peserta didik mampu mandiri dan berkreasi dalam kehidupan bermasyarakat. Materi-materi untuk mencapai kompetensi dapat meliputi: Pengembangan diri, pengembangan kapasitas untuk mendukung keterampilan yang dipilih peserta didik. Keterampilan diberikan dengan memperhatikan variasi potensi sumber daya daerah yang ada, kebutuhan peserta didik dan peluang kesempatan kerja yang tersedia, sehingga peserta didik mampu melakukan aktualisasi kemandirian, otonomi, kebebasan dan kreativitas dalam berkarya untuk mengisi ruang publik secara produktif. Keterampilan terdiri atas: eni dan budaya untuk membentuk karakter peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa seni dan pemahaman budaya. Pendidikan Olahraga dan Rekreasi untuk membentuk karakter peserta didik agar sehat jasmani dan rohani, dan menumbuhkan rasa sportivitas. Prakarya untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki kecakapan okupasional dan vokasional Muatan keterampilan tersebut merupakan muatan wajib, akan tetapi untuk pendalaman atau spesialisasi peserta didik dapat memilih salah satu keterampilan keahlian sesuai potensi, kebutuhan, kearifan lokal dan karakteristik peserta didik.


Click to View FlipBook Version