Asrul Sani, Ph.D., Yuniana Cahyaningrum, S.Kom., M.Kom., Cosmas Eko Suharyanto, S.Kom., M.MSI., Yutika Amelia Effendi, S.Kom., M.Kom., Ph.D (Cand)., Mohammad Robihul Mufid, S.ST., M.Tr.Kom., Irwan Adhi Prasetya, S.T.,M.T., Muhammad Faqih Dzulqarnain, S.T., M.CS., Dr. Andrianingsih., S. Kom., M.M.S.I., I Kadek Rian Prayana, S.A.P., M.A.P., Yunia Ikawati, S.ST, M.Tr.Kom., Yudha Riwanto,S.Kom, M.Kom., Dr. Ni Luh Yulyana Dewi, S.Ikom., M.A.P., Ajang Sopandi, S.Kom., M.Kom.
Pembangunan Smart City Pendekatan Integrasi Teknologi Informasi Copyright©PT Penamudamedia, 2024 Penulis: Asrul Sani, Ph.D., Yuniana Cahyaningrum, S.Kom., M.Kom., Cosmas Eko Suharyanto, S.Kom., M.MSI., Yutika Amelia Effendi, S.Kom., M.Kom., Ph.D (Cand)., Mohammad Robihul Mufid, S.ST., M.Tr.Kom., Irwan Adhi Prasetya, S.T.,M.T., Muhammad Faqih Dzulqarnain, S.T., M.CS., Dr. Andrianingsih., S. Kom., M.M.S.I., I Kadek Rian Prayana, S.A.P., M.A.P., Yunia Ikawati, S.ST, M.Tr.Kom., Yudha Riwanto,S.Kom, M.Kom., Dr. Ni Luh Yulyana Dewi, S.Ikom., M.A.P., Ajang Sopandi, S.Kom., M.Kom. ISBN: 978-623-8586-08-0 Desain Sampul: Tim PT Penamuda Media Tata Letak: Enbookdesign Diterbitkan Oleh PT Penamuda Media Casa Sidoarium RT 03 Ngentak, Sidoarium Dodeam Sleman Yogyakarta HP/Whatsapp : +6285700592256 Email : [email protected] Web : www.penamuda.com Instagram : @penamudamedia Cetakan Pertama, April 2024 xii + 222, 15x23 cm Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku tanpa izin Penerbit
v Kata Pengantar engan sukacita, kami mempersembahkan buku ini tentang pembangunan smart city. Buku ini mengajak pembaca untuk menjelajahi konsep inovatif yang mendorong transformasi perkotaan menuju keberlanjutan dan efisiensi yang lebih baik. Pembangunan smart city menjadi sebuah visi yang menarik dalam upaya menciptakan lingkungan urban yang lebih cerdas, terhubung, dan berkelanjutan. Melalui penerapan teknologi informasi dan komunikasi, smart city memungkinkan integrasi sistem yang lebih efisien dalam berbagai sektor, mulai dari transportasi hingga energi, untuk meningkatkan kualitas hidup penduduknya. Dalam buku ini, kami menguraikan beragam konsep dan praktik pembangunan smart city, mulai dari pengelolaan sumber daya hingga pelayanan publik yang terhubung secara digital. Kami berharap buku ini dapat memberikan wawasan yang mendalam tentang potensi dan tantangan dalam mewujudkan kota cerdas yang inklusif dan berkelanjutan. Kami berharap buku ini dapat menjadi panduan yang bermanfaat bagi para pembuat kebijakan, profesional teknologi, akademisi, dan masyarakat umum yang tertarik dalam memahami dinamika pembangunan smart city. Semoga buku ini menjadi sumber inspirasi bagi upaya bersama menuju kota-kota yang lebih pintar dan berdaya. D
vi Terakhir, kami mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah mendukung dan berkontribusi dalam pembuatan buku ini. Semoga buku ini tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga memicu diskusi dan tindakan positif dalam mewujudkan visi smart city yang inklusif dan berkelanjutan. Hormat kami, Penulis
vii Daftar Isi
viii
ix
x
xi
xii
1 Asrul Sani, Ph.D
2 mart City, atau kota pintar, adalah konsep yang mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan berbagai perangkat fisik yang terhubung ke jaringan (Internet of Things atau IoT) untuk mengoptimalkan fungsi kota, mempromosikan pembangunan ekonomi dan kualitas hidup, serta mengelola sumber daya secara efisien. Konsep Smart City bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang cerdas dan berkelanjutan melalui penggunaan teknologi canggih, analitik data besar, dan interaksi warga negara dengan pemerintah melalui platform digital. Definisi Smart City mengacu pada penggunaan solusi teknologi inovatif untuk meningkatkan manajemen perkotaan dan layanan kepada warga. Ini mencakup pengumpulan data secara real-time melalui sensor dan perangkat cerdas, analisis data untuk menginformasikan pengambilan keputusan, dan penggunaan platform digital untuk meningkatkan interaksi antara warga dan pemerintah. Smart City mencakup berbagai aspek kehidupan perkotaan, termasuk transportasi, energi, air, sampah, dan layanan publik, dengan tujuan untuk membuat kota lebih efisien, berkelanjutan, dan nyaman bagi penduduknya (Toli & Murtagh, 2020). Smart City merupakan konsepsi modern dari urbanisasi yang menggabungkan inovasi teknologi informasi untuk menciptakan lingkungan hidup yang lebih efektif, efisien, dan berkelanjutan. Dalam definisi alternatif ini, fokusnya bukan hanya pada pemanfaatan Internet of Things (IoT) tetapi juga pada integrasi berbagai teknologi canggih S
3 lainnya seperti kecerdasan buatan (AI), analitik data, cloud computing, dan teknologi blockchain untuk merombak infrastruktur dan layanan kota. Pendekatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup warga, memastikan pembangunan berkelanjutan, dan merespons secara dinamis terhadap tantangan perkotaan melalui solusi inovatif dan kolaboratif (Nikitas, Michalakopoulou, Njoya, & Karampatzakis, 2020; Toli & Murtagh, 2020). Kecerdasan buatan dan pembelajaran mesin menjadi pusat perhatian dalam definisi ini, memberdayakan kota untuk memproses dan menganalisis data skala besar dengan cepat dan akurat. Hal ini memungkinkan prediksi tren, pemahaman kebutuhan penduduk, dan pengambilan keputusan yang lebih baik dalam manajemen kota. AI dapat digunakan untuk mengoptimalkan layanan transportasi publik, meningkatkan keamanan publik melalui sistem pengawasan yang cerdas, dan bahkan dalam pengelolaan energi untuk mengurangi konsumsi dan meningkatkan efisiensi. Analitik data memainkan peran krusial dalam menginterpretasikan volume informasi yang dihasilkan oleh kota, membantu dalam identifikasi pola dan wawasan yang dapat memandu perencanaan urban dan kebijakan publik. Dengan menganalisis data dari berbagai sumber, termasuk sensor lingkungan, sistem transportasi, dan platform media sosial, pemerintah kota dapat merumuskan strategi yang lebih responsif terhadap kebutuhan dan preferensi penduduk. Cloud computing menawarkan infrastruktur yang fleksibel dan skalabel untuk penyimpanan dan pengolahan
4 data, memastikan bahwa layanan dan aplikasi kota dapat diakses oleh warga kapan saja dan di mana saja. Ini memungkinkan pengembangan platform layanan publik yang dapat diintegrasikan dan disesuaikan, memudahkan warga untuk mengakses informasi dan layanan kota, serta memperkuat partisipasi warga dalam tata kelola kota (Wcheiwse[, Szjcfei, & P_dcć, 2019). Dengan demikian, Smart City dalam konteks ini menjadi lebih dari sekadar kota yang dilengkapi dengan teknologi terbaru; itu adalah ekosistem yang adaptif dan resilien, yang mampu memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kehidupan sehari-hari warga, memastikan keberlanjutan lingkungan, dan mempromosikan inklusi sosial. Pendekatan ini mencerminkan transisi dari penggunaan teknologi sebagai alat menuju pemanfaatan teknologi sebagai mitra dalam desain dan operasi urban masa depan. Dalam memahami Smart City dengan pendekatan teknologi informasi yang berbeda, kita melihat sebuah ekosistem yang menggabungkan lebih dari sekadar Internet of Things (IoT) dan data besar. Karakteristik Smart City ini melibatkan integrasi dari berbagai teknologi canggih lainnya seperti kecerdasan buatan (AI), blockchain, cloud computing, dan teknologi realitas augmentasi (AR) dan virtual (VR). Pendekatan ini menargetkan tidak hanya peningkatan efisiensi dan keberlanjutan tetapi juga menciptakan pengalaman urban yang lebih imersif dan
5 interaktif bagi warganya (Ardinata, Rahmat, Andres, & Waryono, 2022). Karakteristik pertama adalah pemanfaatan AI dan pembelajaran mesin yang memungkinkan kota untuk menjadi lebih adaptif dan responsif. Dengan AI, kota dapat memproses dan menganalisis data dengan lebih cepat dan akurat, membantu dalam prediksi tren, pemahaman kebutuhan penduduk, dan memfasilitasi pengambilan keputusan yang cerdas dalam manajemen kota. AI juga dapat digunakan untuk mengoptimalkan layanan transportasi, meningkatkan keamanan publik melalui sistem pengawasan yang cerdas, dan dalam pengelolaan energi. Karakteristik kedua Blockchain yang menawarkan transparansi, keamanan, dan efisiensi yang meningkat dalam transaksi dan pertukaran data. Dengan menyediakan sistem pencatatan yang terdesentralisasi dan tidak dapat diubah, teknologi ini memastikan integritas data dan membangun kepercayaan dalam transaksi digital, dari pengelolaan identitas hingga keamanan data pribadi. Karakteristik ketiga adalah cloud computing yang memungkinkan infrastruktur TI yang fleksibel dan skalabel, mendukung penyimpanan data dan komputasi untuk layanan dan aplikasi kota yang mudah diakses oleh warga kapan saja dan di mana saja. Ini memudahkan integrasi dan penyesuaian platform layanan publik, memperkuat partisipasi warga dalam tata kelola kota. Termasuk juga teknologi AR dan VR menambahkan lapisan baru interaksi dalam pengalaman urban, memungkinkan warga untuk melihat informasi kota yang diperkaya atau simulasi proyek
6 perkotaan dalam real-time. Ini tidak hanya memperkaya pengalaman pendidikan dan budaya tetapi juga memungkinkan warga untuk berpartisipasi secara lebih imersif dalam perencanaan dan pengembangan kota. Karakteristik penting lainnya adalah integrasi sistem dan layanan melalui platform digital yang menyatukan berbagai layanan kota, dari transportasi hingga layanan kesehatan, dalam satu antarmuka yang mudah digunakan. Ini menciptakan ekosistem layanan yang terkoneksi, memudahkan akses warga ke berbagai layanan publik dan meningkatkan efisiensi operasional kota. Smart City yang didefinisikan dengan pendekatan teknologi informasi yang luas ini juga menekankan pada keterlibatan warga dan kolaborasi. Teknologi memfasilitasi dialog yang lebih besar antara warga dan pemerintah, memungkinkan partisipasi aktif dalam pengambilan keputusan dan inovasi perkotaan. Platform digital dan media sosial menjadi alat penting dalam mempromosikan transparansi dan kolaborasi antara pemerintah kota, sektor swasta, dan warga. Karakteristik ini menunjukkan gambaran Smart City sebagai lingkungan yang dinamis dan adaptif, di mana teknologi digunakan tidak hanya untuk meningkatkan operasional dan keberlanjutan tetapi juga untuk menciptakan pengalaman hidup yang lebih kaya dan lebih terhubung bagi warganya. Pendekatan ini mendorong inovasi berkelanjutan dan pengembangan solusi kreatif untuk tantangan perkotaan, menjadikan kota tidak hanya sebagai tempat tinggal tetapi sebagai pusat pertumbuhan, belajar, dan interaksi social (Rahmat, Novianti, Khadijah, Tahir, & Yuliawati, 2021).
7 Pendekatan integrasi teknologi informasi dalam konsep Smart City mencakup beberapa elemen kunci 1. Internet of Things (IoT) Dalam era digital saat ini, integrasi teknologi informasi, khususnya Internet of Things (IoT), telah menjadi kunci utama dalam pengembangan konsep Smart City. Pendekatan ini mengandalkan kemampuan untuk menghubungkan objek sehari-hari ke internet, memungkinkan mereka untuk mengirim dan menerima data, sehingga membentuk jaringan komunikasi yang kompleks dan otomatis di antara berbagai elemen dalam sebuah kota. Dengan memanfaatkan IoT, kotakota dapat bertransformasi menjadi lingkungan yang lebih interaktif, efisien, dan responsif terhadap kebutuhan penduduknya. IoT memungkinkan berbagai perangkat dan sensor untuk berkomunikasi satu sama lain serta dengan pusat data untuk mengumpulkan, menganalisis, dan memanfaatkan informasi dalam waktu nyata. Hal ini menciptakan kemungkinan baru dalam pengelolaan sumber daya kota, peningkatan layanan publik, serta keterlibatan warga dalam proses pembuatan kebijakan dan pengelolaan kota. Dengan mengintegrasikan teknologi ini, kota dapat mengoptimalkan operasi mereka, mengurangi pemborosan, dan meningkatkan kualitas hidup warga (Toli & Murtagh, 2020). Salah satu aspek penting dari IoT dalam Smart City adalah kemampuannya untuk mengumpulkan data besar dari berbagai sumber secara real-time. Data ini dapat berasal dari sensor cuaca, kamera pengawas,
8 sensor lalu lintas, sistem pengelolaan energi, dan banyak lagi. Dengan menganalisis data ini, pemerintah kota dapat memahami pola dan tren, memprediksi kebutuhan masa depan, dan membuat keputusan yang lebih tepat dan efektif. Misalnya, data dari sensor lalu lintas dapat digunakan untuk mengoptimalkan aliran lalu lintas dan mengurangi kemacetan, sementara data dari sensor kualitas udara dapat membantu dalam mengidentifikasi dan mengatasi masalah polusi. Penggunaan platform digital dan aplikasi mobile juga merupakan bagian integral dari pendekatan IoT dalam Smart City. Platform ini memudahkan komunikasi dan interaksi antara warga dengan pemerintah, memungkinkan akses mudah ke informasi dan layanan publik, serta memfasilitasi partisipasi warga dalam pengambilan keputusan. Aplikasi mobile dapat digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari pembayaran pajak, pelaporan masalah infrastruktur, hingga pemesanan layanan publik, semuanya dengan beberapa ketukan di smartphone. Selain itu, IoT juga memainkan peran penting dalam pengelolaan energi dan sumber daya alam. Dengan memasang sensor cerdas dan sistem pengendalian otomatis, kota dapat mengelola konsumsi energi secara lebih efisien, mengurangi limbah, dan mempromosikan penggunaan sumber energi terbarukan. Contohnya, lampu jalan yang dilengkapi sensor dapat menyesuaikan tingkat pencahayaan berdasarkan keberadaan orang atau kendaraan, menghemat energi saat tidak dibutuhkan.
9 Kemampuan untuk mengelola sumber daya air juga ditingkatkan dengan IoT. Sensor cerdas dapat memonitor tingkat air, kualitas air, dan kebocoran, memungkinkan intervensi cepat dan pengelolaan sumber daya air yang lebih berkelanjutan. Hal ini tidak hanya mengurangi pemborosan tetapi juga memastikan bahwa warga memiliki akses ke air bersih dan aman. Dalam konteks pengelolaan limbah, IoT menawarkan solusi inovatif melalui penggunaan kontainer sampah cerdas yang dapat mengirimkan informasi tentang tingkat isinya secara real-time. Dengan informasi ini, layanan pengumpulan sampah dapat dijadwalkan dengan lebih efisien, menghindari penumpukan sampah dan memastikan kebersihan kota. Namun, dengan semua kemajuan ini, terdapat tantangan signifikan yang harus dihadapi, khususnya terkait dengan keamanan data dan privasi. Penting bagi pemerintah kota untuk mengimplementasikan kebijakan dan teknologi keamanan yang kuat untuk melindungi data warga dari ancaman siber dan penyalahgunaan. Selain itu, harus ada keseimbangan antara pengumpulan dan analisis data dengan hak privasi warga, memastikan bahwa teknologi digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup tanpa mengorbankan kebebasan individu. Implementasi IoT dalam konsep Smart City menawarkan janji besar untuk masa depan perkotaan. Dengan mengintegrasikan teknologi ini, kota-kota dapat menjadi lebih cerdas, lebih efisien, dan lebih
10 berkelanjutan, melayani warga dengan cara yang lebih efektif dan responsif. Namun, untuk mencapai potensi penuh ini, diperlukan perencanaan yang matang, investasi dalam infrastruktur teknologi, dan komitmen untuk melindungi data dan privasi warga. Melalui kolaborasi antara pemerintah, industri, dan masyarakat, kita dapat membangun kota pintar yang tidak hanya cerdas secara teknologi tetapi juga inklusif, berkelanjutan, dan nyaman bagi semua yang tinggal di dalamnya. 2. Analisa Big Data Big data menggunakan algoritma canggih dan teknologi komputasi untuk menganalisis volume data yang besar dari berbagai sumber, memungkinkan kota untuk mengidentifikasi tren, mengoptimalkan operasi, dan merespon secara proaktif terhadap perubahan kebutuhan warga. Dalam era digital saat ini, analisa big data telah menjadi tulang punggung dalam pengembangan dan operasionalisasi Smart City. Konsep ini mengandalkan pada pengumpulan, pengolahan, dan analisis data skala besar dari berbagai sumber untuk membuat keputusan yang berinformasi, meningkatkan layanan publik, dan mempromosikan keberlanjutan. Melalui pendekatan analitik ini, kota-kota cerdas dapat merespons dengan cepat terhadap dinamika perkotaan, memprediksi tren masa depan, dan menyesuaikan layanan sesuai dengan kebutuhan warga. Analisa big data dalam konteks Smart City mencakup berbagai aspek, mulai dari pengelolaan lalu
11 lintas dan transportasi, penggunaan energi, hingga kesehatan publik dan keamanan. Dengan mengintegrasikan data dari sensor IoT, sistem transportasi, jaringan sosial, dan sumber lainnya, pemerintah dan lembaga terkait dapat memperoleh wawasan mendalam tentang kondisi kota secara real-time. Ini memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi masalah sebelum berkembang menjadi lebih serius, mengoptimalkan alokasi sumber daya, dan merancang solusi yang lebih efektif untuk tantangan perkotaan (Hashem et al., 2016). Salah satu aplikasi utama dari analisa big data adalah dalam manajemen lalu lintas dan transportasi. Dengan mengumpulkan data dari kamera pengawas, sensor di jalan, dan aplikasi navigasi, kota dapat memantau kondisi lalu lintas secara real-time, mengidentifikasi pola kemacetan, dan menerapkan strategi untuk menguranginya. Contohnya, sistem manajemen lalu lintas cerdas dapat menyesuaikan waktu lampu lalu lintas berdasarkan volume kendaraan, atau memberikan rekomendasi rute alternatif kepada pengendara melalui aplikasi mobile. Ini tidak hanya meningkatkan efisiensi transportasi tetapi juga mengurangi emisi gas rumah kaca dari kendaraan. Dalam konteks pengelolaan energi, analisa big data memungkinkan kota untuk mengoptimalkan penggunaan dan distribusi energi. Dengan memonitor konsumsi energi secara real-time melalui sensor cerdas, kota dapat mengidentifikasi area dengan penggunaan energi tinggi dan menerapkan tindakan untuk meningkatkan
12 efisiensi. Selain itu, data analisis dapat mendukung integrasi sumber energi terbarukan ke dalam grid, memastikan bahwa produksi dan konsumsi energi seimbang dan berkelanjutan (Hashem et al., 2016). Kesehatan publik adalah area lain di mana analisa big data memiliki dampak signifikan. Dengan menggabungkan data dari rekam medis elektronik, media sosial, dan sistem pemantauan lingkungan, pejabat kesehatan dapat mengidentifikasi wabah penyakit lebih awal, memahami penyebarannya, dan mengkoordinasikan respons yang efektif. Analisis data juga dapat membantu dalam merancang program kesehatan publik yang lebih efektif, menargetkan intervensi berdasarkan kebutuhan spesifik komunitas. Keamanan publik juga dapat ditingkatkan melalui pemanfaatan analisa big data. Dengan mengintegrasikan data dari sistem CCTV, laporan polisi, dan sumber lain, lembaga keamanan dapat menganalisis pola kriminalitas dan mengalokasikan sumber daya lebih efektif untuk mencegah kejahatan. Teknologi prediktif dapat digunakan untuk mengidentifikasi area berisiko tinggi dan waktu ketika kejahatan lebih mungkin terjadi, memungkinkan tindakan pencegahan sebelum kejahatan terjadi. Namun, penggunaan analisa big data dalam Smart City juga menimbulkan pertanyaan tentang privasi dan keamanan data. Penting bagi pemerintah kota untuk mengimplementasikan kebijakan dan teknologi yang memastikan data dikumpulkan, disimpan, dan dianalisis dengan cara yang melindungi privasi warga. Ini
13 termasuk enkripsi data, kontrol akses yang ketat, dan transparansi tentang bagaimana data digunakan. Pendekatan analisa big data dalam Smart City menawarkan potensi yang signifikan untuk meningkatkan kehidupan urban. Dengan 3. Platform Digital dan Aplikasi Mobile Dalam konsep Smart City, penggunaan platform digital dan aplikasi mobile memainkan peranan krusial dalam menghubungkan warga dengan infrastruktur dan layanan kota, memfasilitasi interaksi yang lebih efisien dan responsif antara pemerintah dan penduduknya. Teknologi informasi ini tidak hanya memperkuat komunikasi dan akses ke layanan tetapi juga mendorong partisipasi warga dalam tata kelola perkotaan, menciptakan ekosistem yang lebih inklusif dan demokratis. Platform digital dan aplikasi mobile memberikan berbagai kemudahan untuk warga, mulai dari pembayaran pajak, pemesanan transportasi umum, pengelolaan konsumsi energi, hingga akses ke informasi kesehatan dan pendidikan. Melalui integrasi sistem ini, kota dapat menyediakan layanan yang lebih personal dan disesuaikan dengan kebutuhan spesifik individu dan komunitas, meningkatkan efisiensi layanan publik dan kualitas hidup warga (Ilmananda, Marcus, & Pamuji, 2022). Salah satu aspek penting dari penggunaan platform digital dalam Smart City adalah kemampuan untuk mengumpulkan feedback dari warga secara real-time. Ini memungkinkan pemerintah kota untuk memantau
14 dan mengevaluasi efektivitas layanan publik secara terus menerus, mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan, dan merespons secara cepat terhadap masalah atau kebutuhan baru. Dengan demikian, platform digital berfungsi sebagai alat penting untuk memastikan bahwa suara warga didengar dan diintegrasikan dalam pengambilan keputusan dan perencanaan perkotaan. Aplikasi mobile, di sisi lain, memberikan kemudahan dan fleksibilitas untuk warga mengakses layanan kota dari mana saja dan kapan saja. Dengan smartphone yang kini menjadi perangkat sehari-hari bagi sebagian besar orang, aplikasi mobile menjadi sarana penting untuk memastikan bahwa informasi dan layanan kota dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat. Dari sistem pembayaran digital untuk transportasi umum hingga aplikasi yang memberikan informasi real-time tentang kondisi lalu lintas atau kualitas udara, aplikasi mobile memperkuat keterlibatan warga dengan lingkungan urban mereka. Penggunaan platform digital dan aplikasi mobile dalam Smart City juga memainkan peran penting dalam manajemen krisis dan respons darurat. Dengan kemampuan untuk menyebarkan informasi secara cepat dan luas, pemerintah kota dapat memastikan bahwa warga menerima peringatan dini tentang bencana alam atau situasi darurat lainnya, serta instruksi tentang bagaimana merespons. Ini tidak hanya meningkatkan keamanan publik tetapi juga memperkuat ketahanan
15 komunitas dalam menghadapi krisis (Ilmananda et al., 2022). Di samping itu, teknologi ini memungkinkan pengembangan solusi kreatif untuk tantangan perkotaan. Misalnya, aplikasi yang mendorong warga untuk berpartisipasi dalam inisiatif berkelanjutan, seperti pengurangan sampah atau penggunaan transportasi umum, dapat memainkan peran penting dalam upaya kota untuk mencapai tujuan keberlanjutan. Demikian pula, platform digital yang memfasilitasi partisipasi warga dalam perencanaan perkotaan atau pengembangan kebijakan dapat meningkatkan demokrasi partisipatif dan memastikan bahwa perkembangan kota mencerminkan kebutuhan dan aspirasi penduduknya. Namun, penggunaan luas platform digital dan aplikasi mobile dalam Smart City juga menimbulkan tantangan, terutama terkait dengan privasi dan keamanan data. Penting bagi pemerintah kota untuk mengimplementasikan praktik terbaik dalam perlindungan data, memastikan bahwa informasi pribadi warga dilindungi dan digunakan dengan cara yang transparan dan bertanggung jawab. Selain itu, aksesibilitas menjadi isu penting, memastikan bahwa teknologi ini dapat diakses oleh semua warga, termasuk mereka yang mungkin memiliki keterbatasan akses ke teknologi atau keterampilan digital yang terbatas. Dalam merangkum, integrasi platform digital dan aplikasi mobile dalam konsep Smart City merupakan langkah revolusioner menuju pengelolaan Memungkinkan warga dan pemerintah berkomunikasi dan
16 berinteraksi secara efisien. Ini dapat mencakup aplikasi untuk layanan publik, platform untuk feedback warga, dan dashboard untuk visualisasi data kota secara realtime. Berikut adalah beberapa contoh penerapan konsep Smart City di berbagai belahan dunia: 1. Singapura Melalui inisiatif Smart Nation, Singapura telah mengembangkan berbagai aplikasi dan layanan digital untuk kesehatan, transportasi, dan keamanan. Contohnya termasuk sistem manajemen lalu lintas cerdas yang menggunakan data real-time untuk mengoptimalkan aliran lalu lintas dan mengurangi kemacetan. 2. Amsterdam Kota ini memanfaatkan teknologi IoT untuk mengelola energi secara efisien dan mempromosikan penggunaan energi terbarukan. Amsterdam Smart City inisiatif melibatkan proyek seperti penerangan jalan cerdas yang menyesuaikan intensitas cahaya berdasarkan kehadiran orang atau kendaraan. 3. Barcelona Melalui inisiatif smart city, Barcelona telah mengimplementasikan sistem irigasi cerdas yang mengoptimalkan penggunaan air untuk taman kota, serta
17 sistem penanganan sampah cerdas yang menggunakan sensor untuk mengoptimalkan pengumpulan sampah. Dalam merancang dan mengimplementasikan Smart City, sangat penting untuk mempertimbangkan keamanan data dan privasi warga. Integrasi teknologi informasi harus dilakukan dengan cara yang menghormati hak individu dan mendorong partisipasi aktif warga dalam pengembangan kota mereka. Kesimpulannya, konsep Smart City adalah tentang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk membuat kehidupan perkotaan lebih berkelanjutan, efisien, dan inklusif. Melalui integrasi IoT, analisis data besar, dan platform digital, kota-kota di seluruh dunia dapat menghadapi tantangan perkotaan masa kinkini dan masa depan dengan lebih cerdas dan responsif.
18
19 Yuniana Cahyaningrum, S.Kom., M.Kom.
20 Konsep pembangunan smart city memiliki tujuan dengan memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dapat meningkatkan kualitas hidup, mengefisiensikan operasional, dan interaksi sosial yang ada dalam tatanan kota. Konsep ini meliputi integrasi yang dilakukan oleh berbagai sistem dan pelayanan kota, antara lain seperti transportasi, energi, pengelolaan pemerintahan, pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, pengelolaan limbah, dan lain sebagainya. Penggunaan teknologi untuk mengumpulkan dan menganalisis data dilakukan secara realtime, kapan, dan dimana saja dalam mengambil keputusan yang lebih tepat dan efisien (Sergiy et al., 2024). Smart City memiliki konsep sebuah kota yang memiliki kinerja baik dengan visi ke depan dalam aspek ekonomi, penduduk, pemerintahan, mobilitas, dan lingkungan hidup. Sebuah kota ini menjadi pusat kegiatan yang dapat mengontrol dan mengintegrasi semua infrastruktur termasuk jalanan, jembatan, terowongan, rel, kereta bawah tanah, bandara, pelabuhan, komunikasi, air, listrik, dan pengelolaan Gedung. Dengan demikian dapat mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki dan telah direncanakan tindakan preventif. Dalam hal ini kegiatan ataupun aktivitas dalam pemeliharaan dan perawatan keamanan dilakukan oleh masyarakat (Rachmawati, 2018). Smart City pada prinsipnya dapat menghubungkan infrastruktur Teknologi Informasi (TI), infrastruktur fisik, infrastruktur sosial, dan insfrastruktur bisnis dalam mewujudkan dan meningkatkan kota yang cerdas. Sehingga, smart city dapat menciptakan kondisi kota yang
21 lebih efektif dan efisien serta suasana nyaman yang layak untuk ditempati. Smart City memanfaatkan penggunaan smart computing dengan fasilitas pelayanan yang meliputi pendidikan, kesehatan, keselamatan umum, transportasi yang lebih cerdas, saling terkait dan berhubungan, serta lebih efektif dan efisien.(Dixit & Shaw, 2023) Pembangunan jaringan broadband yang luas dan koneksi internet yang cepat menjadi dasar dari pembangunan Smart City. Dengan menggunakan berbagai perangkat dapat memungkinkan sistem terhubung satu sama lain (connected) untuk berbagi data secara realtime. Infrastruktur TIK menjadi hal yang sangat penting dalam proses pembangunan Smart City ini (Ardinata et al., 2022). Smart City menggunakan sensor, perangkat Internet of Things (IoT), dan pendukung teknologi lainnya dalam mengumpulkan data dari lingkungan yang ada dalam kota. Data yang diambil kemudian dianalisis untuk dapat dipergunakan dalam mengelola kota secata lebih efisien dalam meningkatkan layanan kepada masyarakat. Smart City menyediakan layanan yang dapat digunakan oleh masyarakat umum yang dapat terhubung, seperti fasilitas yang dapat dipergunakan publik antara lain transportasi umum yang dapat terintegrasi, sistem manajemen pengelolaan limbah yang cerdas, sistem penerangan jalan yang efektif dan efisien, dan lain sebagainya. Hal ini dapat membantu meningkatkan kenyamanan dan aktivitas yang lebih efisien dan efektif dalam kehidupan sehari-hari (Cahyaningrum, 2024b).
22 Pemerintahan kota menggunakan teknologi secara online dalam manajemen pengelolaanya yang biasanya disebut Pemerintah Elektronik (e-Government). Aktivitas seperti pembayaran pajak, perizinan, dan layanan lainnya. Hal ini dapat memungkinkan memberikan kemudahan akses dan kecepatan informasi yang diperoleh bagi masyarakat maupun pelaku bisnis (Cahyaningrum, 2024a). Smart City juga dapat memotivasi partisipasi aktif masyarakat dalam proses pengambilan keputusan melalui platform online, jaringan sosial, dan berbagai alat komunikasi lainnya. Hal ini dilakukan agar dapat membantu meningkatkan keterlibatan secara aktif masyarakat dalam melakukan perencanaan dan pengelolaan tata kota. Smart City juga berfokus pada keberlanjutan lingkungan dengan mengadopsi teknologi hijau dan ramah lingkungan dalam praktiknya. Penggunaan energi terbarukan, transportasi berbasis listrik, manajemen pengelolaan limbah yang efisien, dan penghijauan kota menjadi contoh kegiatan pemanfaatan teknologi hijau (green tech) (Dai et al., 2024). Smart City mendorong keterbukaan dan aksesibilitas data pemeritah yang dapat meningkatkan transparasi dan akuntabilitas. Data yang disajikan dalam informasi yang terbuka dapat dipergunakan oleh pihak ketiga dalam pengembangan aplikasi. Selain itu, layanan inovatif yang diberikan kepada masyarakat dapat dimanfaatkan di masa mendatang. Karakteristik tersebut dapat membuat konsep pembangunan Smart City yang dapat menciptakan lingkungan yang lebih efisien, inklusif, berkelanjutan (sustainable), dan layanan yang lebih baik bagi masyarakat perkotaan (Sharifi et al., 2024).
23 Pada proses keberjalanannya terdapat enam model Smart City dalam mencapai keberhasialan sebuah kota dalam menjalankan konsep Smart City antara lain (Mursalim, 2017): 1. Smart Government Smart Government atau pemerintahan yang cerdas merupakan kunci utama dalam membangun Smart City. Pemerintah memiliki tugas dalam membentuk pencitraan kepada masyarakat mengenai kehidupan yang lebih baik sebagai bagian tugas pokok yang paling mendasar dalam melakukan perannya. Pemerintah yang cerdas adalah pemerintah yang peduli dan transparan kepada masyarakatnya. Hal ini merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan pengelolaan yang akuntabel dan membangun kepercayaan kepada masyarakat terhadap pemerintahan yang berjalan (Cahyaningrum et al., 2024). Pembentukan dan pengaturan hukum yang jelas dengan kebebasan berpendapat atau demokrasi juga perlu diwujudkan dalam menjamin keamanan, keselamatan, dan kenyamanan pada masyarakat. Rencana yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan struktur pembangunan yang nyata, dapat mengendalikan arus keuangan atau ekonomi, serta manajemen pengelolaan sumber daya juga merupakan upaya yang dapat dilakukan pemerintah untuk dapat mulai mengurangi import dan mulai memanfaatkan hasil bumi yang dihasilkan serta didukung dengan sumber daya manusia penduduk asli (pribumi) dari
24 putra daerah. Yang tidak kalah penting dalam menciptakan Smart Government adalah terbentuknya karakter pemerintah yang profesional, bertanggung jawab, dan bersih (Cahyaningrum et al., 2021). 2. Smart People Visi utama dari program Smart People for Smar City adalah terbentuknya masyarakat yang madani dan sadar diri. Masyarakat madani merupakan kondisi dalam sebuah masyarakat dimana seluruh sumber daya manusia yang ada dalam sebuah kota sudah benarbenar menjadi insan yang berkompeten. Sadar diri merupakan sebuah kesadaran yang muncul dalam hati setiap manusia bahwa mereka merupakan makhluk sosial, yang artinya setiap yang dilakukan bukan hanya senantiasa untuk kepentingan individua tau pribadi saja. Namun, juga untuk kepentingan manusia lainnya kaitannya dalam bersosialisasi agar tercipta sifat gotong-royong, saling membantu, saling percaya, toleransi dan saling mengerti satu sama lain merupakan sifat-sifat yang terlahir jika memiliki kesadaran dalam setiap diri manusia. Dua hal ini menjadi kunci yang apabila dapat diraih maka akan tercipta yang disebut Smart People, karena manusia merupakan actor utama dalam mewujudkan Smart City maka pencerdasan paling awal dimulai dari diri sendiri sedini mungkin. 3. Smart Economy Smart economy atau yang biasa disebut ekonomi pintar apabila semakin tinggi inovasi baru yang ditingkatkan maka akan menambah peluang usaha baru. Selain itu, dapat meningkatkan persaingan pasar
25 usaha atau modal. Ekonomi pintar menjadi salah satu model smart city yang dapat mengoptimalkan keungan yang ada dimasyarakat pintar. 4. Smart Mobility Smart mobility atau mobilitas pintar merupakan pengelolaan infrastruktur kota uang dikembangkan dimasa depan. Sebuah sistem pengelolaan dilakukan secara terpadu untuk dapat menjamin keberpihakan pada kepentingan publik. 5. Smart Living Lingkungan yang pintar dapat memberikan kenyamanan, keberlanjutan sumber daya, keindahan fisi maupun non fisik, serta visual maupun non visual bagi masyarakat dan publik. 6. Smart Live Smart live atau hidup pintar merupakan penentu dalam kualitas hidup yang terukur dan berbudaya. Adapun tahapan proses kerangka transformasi Smart City antara lain sebagai-berikut (Gavurova et al., 2022): 1. Smart City Goal Definition Pada sebuah studi literatur yang mendefinisikan capaian (goal) terakhir dari proses transformasi. Smart City memiliki pemilik yang relevan dalam menjalankannya. Stakeholders memimpin dan mengatur jalannya masyakarat dengan nyaman. Identifikasi pengembangan isu dan mengerti betul kondisi nasional dan regional dalam konteks masyarakat di perkotaan. Smart City Factors antara lain luas atau ukuran kota,
26 status ekonomi dalam kota, dan komunikasi diantara stakeholders. 2. Smart City Technology Innovation Dalam menjalankannya perlu menjaga kenyamanan privasi dalam membagi teknologi. Pemangku kepentingan atau stakeholder dalam hal ini secar anasional dan pemerintah lokal, masyarakat, dan peneliti institusi. Kuncinya pada inovasi pengembangan teknologi untuk meningkatkan lebih kemungkinan penyelesaian isu perpindahan masyarakat. Smart City Factors yang ada meliputi manajemen data, pengetahuan masyarakat, anggaran, dan potensi kerusakan lingkungan. 3. Smart City Strategy Development Pemerintah lokal sebagai penunjuk jalan dalam strategi pengembangannya. Pemangku kepentingan seperti firma, peneliti institusi, dan pihak yang terlibat sesuai perjanjian. Kuncinya pada kebutuhan keseimbangan oleh pemangku kepentingan dan bentuk pemerintah lokal smart city. Smart City Factors seperti formasi pemerintah dan integrasi teknologi. 4. Smart City Plan Implementation Proyek tim menjadi penunjuk dalam keberjalanannya. Sementara pemerintah lokal, komunitas, dan firma sebagai pemangku kepentingan. Kuncinya pada klarifikasi jenis-jenis proyek untuk mencapai keberhasilan dan pengiriman proyek. Smart City Factors seperti sumber, dan tipe bentuk proyek yang dijalankan.
27 5. Smart City Plan Evaluation Pemerintah pusat dan lokal yang menjalankan dengan pemangku kepentingan dalam kaitannya dengan teknologi. Sementara evaluasi menjadi kunci utama secara keseluruhan menunjukkan kemampuan proyek dan memutuskan untuk kembali pada tahapan dan membuat rencana keputusan. Tool dan model evaluasi menjadi Smart City factors nya. Gambar 2.1 Tahapan Proses Kerangka Transformasi Smart City
28
29 Cosmas Eko Suharyanto, S.Kom., M.MSI.
30 The United Nations Economic Commission for Europe (ECE atau UNECE) adalah Komisi Ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Eropa, salah satu dari lima komisi regional di bawah yurisdiksi Dewan Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pada Mei 2016, UNECE dan International Telecommunication Union (ITU) secara bersama-sama meluncurkan inisiatif United for Smart Sustainable Cities (U4SSC) (UNECE, n.d.). U4SSC adalah inisiatif Smart City/ kota pintar global yang menyediakan platform internasional untuk pertukaran informasi, berbagi pengetahuan, dan membangun kemitraan, dengan tujuan merumuskan panduan strategis untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) dan menerapkan New Urban Agenda serta perjanjian internasional lainnya. Selain ITU dan UNECE, 14 lembaga, program, dana, dan sekretariat PBB lainnya mendukung inisiatif ini, termasuk Secretariat of the Convention on Biological Diversity (CBD), the Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO), UNWomen, the United Nations Commission for Africa (UNECA), the Economic Commission for Latin America and the Caribbean (ECLAC), the Secretariat of the United Nations Convention to Combat Desertification (UNCCD), UN-Habitat, the United Nations Environment Programme (UNEP), including the United Nations Environment Programme Finance Initiative (UNEP-FI), the Secretariat of the United Nations Framework Convention for Climate Change (UNFCCC), the United Nations Industrial Development Organization (UNIDO), the United Nations
31 University Institute for the Advanced Study of Sustainability (UNU-IAS), the World Meteorological Organization (WMO) dan the World Trade Organization (WTO). Fungsi utama U4SSC adalah: 1. Untuk mengembangkan pedoman, kebijakan dan kerangka kerja untuk integrasi TIK ke dalam operasional perkotaan, berdasarkan SDGs, standar internasional dan indikator kinerja utama (KPI) perkotaan; dan 2. Untuk membantu para pemimpin kota menyederhanakan rencana aksi Smart City dan secara global menetapkan praktik terbaik dan target yang layak yang didorong untuk dipenuhi oleh para pemangku kepentingan pembangunan perkotaan. Dalam kerangka U4SSC, UNECE dan ITU mengembangkan, bersama dengan 14 entitas PBB lainnya dan beberapa mitra, KPI untuk kota cerdas yang berkelanjutan. Sejak dibentuk, KPI ini telah mendapatkan momentum yang besar dan telah berperan dalam membantu kota-kota memantau kemajuan mereka menuju tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Lebih dari 50 kota di seluruh dunia telah menerapkan indikator ini, termasuk Singapura, Dubai, Montevideo, Moskow, dan Valencia. KPI tersebut mencakup 92 indikator (inti dan lanjutan) yang mencakup 3 dimensi pembangunan berkelanjutan: ekonomi, lingkungan hidup, dan sosial budaya. KPI
32 mencakup topik-topik berikut: TIK, transportasi, produktivitas, infrastruktur, perencanaan tata ruang, inovasi, kualitas udara, air dan sanitasi, limbah, ruang publik, energi, pendidikan, kesehatan, budaya, keselamatan, perumahan, pangan dan inklusi sosial. Indikatorindikator tersebut sepenuhnya selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) dan berfungsi sebagai alat untuk pengambilan keputusan berbasis bukti, pemantauan kemajuan dan pencapaian SDGs di tingkat lokal. Prinsip-prinsip utama pembangunan Smart City adalah panduan strategis yang membimbing transformasi kota menuju penggunaan teknologi dan data untuk meningkatkan kualitas hidup, keberlanjutan, dan efisiensi layanan. Berikut adalah beberapa prinsip utama pembangunan Smart City: 1. Partisipasi Masyarakat Partisipasi masyarakat merupakan salah satu prinsip utama dalam pembangunan Smart City. Hal ini ditegaskan oleh beberapa organisasi internasional, seperti: a. ITU (International Telecommunication Union): Dalam publikasinya berjudul "Guidelines for Smart Sustainable Cities", ITU menyatakan bahwa partisipasi masyarakat sangat penting untuk memastikan bahwa Smart City dibangun sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat (ITU, 2015). b. UN-Habitat (United Nations Human Settlements Programme): Dalam publikasinya berjudul "Smart Cities and Inclusive Development", UN-Habitat
33 menyatakan bahwa partisipasi masyarakat dapat membantu membangun rasa kepemilikan dan tanggung jawab masyarakat terhadap Smart City (UNHabitat, 2016). Pembangunan Smart City menekankan pentingnya keterlibatan dan kontribusi aktif warga dalam proses perencanaan, implementasi, dan pengelolaan kota. Hal ini memperkuat hubungan antara pemerintah kota dan masyarakat, menciptakan lingkungan yang inklusif, serta memastikan bahwa perkembangan Smart City mencerminkan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dalam pembangunan Smart City: a. Konsultasi publik: Masyarakat dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan, seperti perumusan kebijakan dan perencanaan proyek. b. Survei dan jajak pendapat: Masyarakat dilibatkan dalam memberikan masukan dan saran terhadap berbagai program dan kegiatan Smart City. c. Crowdsourcing: Masyarakat dilibatkan dalam proses pemecahan masalah dan pengembangan solusi inovatif untuk Smart City. d. Open data: Masyarakat diberikan akses terhadap data publik untuk mendukung partisipasi mereka dalam pembangunan Smart City. Dengan menjadikan partisipasi masyarakat sebagai prinsip utama, Smart City tidak hanya menjadi proyek teknologi, tetapi juga menjadi jawaban atas kebutuhan masyarakat yang relevan.
34 Kolaborasi antar pengembang, baik pemerintah maupun pihak ke tiga dengan masyarakat, seyogyanya justeru akan memberikan manfaat bagi pembangunan keberlanjutan dari Smart City, seperti: a. Meningkatkan kualitas Smart City: Partisipasi masyarakat dapat membantu memastikan bahwa Smart City dibangun sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. b. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi: Partisipasi masyarakat dapat membantu meningkatkan akuntabilitas dan transparansi pemerintah dalam pembangunan Smart City. c. Meningkatkan rasa kepemilikan dan tanggung jawab: Partisipasi masyarakat dapat membantu membangun rasa kepemilikan dan tanggung jawab masyarakat terhadap Smart City. d. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembangunan Smart City: Partisipasi masyarakat dapat membantu meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembangunan Smart City dengan memanfaatkan sumber daya dan pengetahuan masyarakat di wilayah tersebut. 2. Kolaborasi Pembangunan Smart City menjadi semakin relevan dalam menghadapi tantangan perkotaan modern. Salah satu prinsip utama yang mendukung keberhasilan pembangunan Smart City adalah kolaborasi yang erat antara pemerintah kota, sektor swasta, akademisi, dan masyarakat sipil. Melalui kerja sama yang kuat ini, Smart City dapat mengintegrasikan berbagai sumber
35 daya, pengetahuan, dan keahlian untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan dan inovatif. Pemerintah kota berperan sebagai inisiator utama dalam merancang dan mengelola proyek Smart City. Melibatkan berbagai pihak terkait dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi proyek. Demikian juga kontribusi Sektor Swasta; keterlibatan perusahaan teknologi, penyedia layanan infrastruktur, dan industri terkait lainnya sangat penting. Swasta dapat menyumbangkan investasi, inovasi teknologi, dan keahlian bisnis untuk mendukung pembangunan dan operasional Smart City (Kitchin, 2015). Peran akademisi juga sangat penting, terutama dalam riset dan pengembangan. Institusi akademis membantu dalam penelitian, pengembangan teknologi, dan memberikan wawasan ilmiah. Kerja sama dengan perguruan tinggi dapat menghasilkan solusi inovatif berdasarkan pengetahuan akademis yang mendalam. Berikutnya tentu saja adalah kolaborasi dengan masyarakat pada umumnya. Melibatkan masyarakat sipil sebagai pemangku kepentingan yang kritis dalam menentukan kebutuhan lokal dan memberikan umpan balik. Masyarakat sipil dapat menjadi ujung tombak dalam mendorong transparansi dan akuntabilitas dalam proyek Smart City (Nicos Komninos, n.d.). Kolaborasi pengembangan Smart City antara pemerintah, sektor swasta, akademisi, dan masyarakat sipil, akan memberikan manfaat penting, diataranya:
36 a. Meningkatkan sumber daya dan keahlian: Kolaborasi dapat membantu pemerintah kota mengakses sumber daya dan keahlian yang dibutuhkan untuk membangun Smart City. b. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas: Kolaborasi dapat membantu pemerintah kota membangun Smart City yang lebih efisien dan efektif. c. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi: Kolaborasi dapat membantu meningkatkan akuntabilitas dan transparansi pemerintah dalam pembangunan Smart City. d. Meningkatkan keberlanjutan: Kolaborasi dapat membantu membangun Smart City yang lebih berkelanjutan. 3. Konsep Pengembangan Berkelanjutan Pengembangan berkelanjutan menjadi prinsip utama dalam pembangunan Smart City, menggarisbawahi kebutuhan untuk merancang, mengelola, dan membangun kota dengan memperhatikan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Konsep ini memastikan bahwa transformasi kota menjadi Smart City tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek, tetapi juga menciptakan keberlanjutan jangka panjang yang seimbang (Andrea Caragliu & Nijkamp, 2011). a. Keberlanjutan Ekonomi Fokus pada pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dengan merangsang inovasi, kewirausahaan, dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Mengintegrasikan prinsip-prinsip ekonomi berkelanjut-
37 an untuk menghasilkan nilai tambah bagi seluruh komunitas kota. b. Pemeliharaan Lingkungan Meminimalkan dampak lingkungan dari pembangunan dan operasional Smart City. Menerapkan praktik ramah lingkungan, seperti penggunaan energi terbarukan, pengelolaan limbah yang efisien, dan pelestarian area hijau perkotaan. c. Kesetaraan Sosial Menciptakan Smart City yang inklusif dengan menekankan kesetaraan sosial dan aksesibilitas bagi semua lapisan masyarakat. Menyelaraskan pembangunan infrastruktur dan layanan untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan seluruh warga kota. d. Penggunaan Teknologi yang Bijak Memastikan bahwa teknologi digunakan sebagai alat untuk meningkatkan kualitas hidup dan efisiensi, bukan sebagai tujuan akhir. Mengintegrasikan solusi teknologi yang ramah lingkungan dan memberikan manfaat maksimal bagi warga kota. e. Pengembangan Tata kota yang Terencana Perencanaan ruang kota yang berkelanjutan, mempertimbangkan kebutuhan ruang terbuka, transportasi berkelanjutan, dan penataan kota yang efisien. Meminimalkan urban sprawl dan mengoptimalkan pemanfaatan lahan yang ada. Konsep pengembangan berkelanjutan merupakan prinsip utama dalam pembangunan Smart City. Smart City harus dibangun dengan memperhatikan dimensi ekonomi, sosial, dan lingkungan. Penerapan konsep ini dapat membantu meningkatkan kualitas hidup
38 masyarakat dan mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Pemerintah kota perlu mengembangkan strategi dan kebijakan yang jelas untuk mengintegrasikan konsep pengembangan berkelanjutan dalam pembangunan Smart City. Selain itu, Pemerintah kota perlu melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala untuk memastikan bahwa pembangunan Smart City berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip keberlanjutan. 4. Keamanan Siber dan Privasi Data Keamanan siber dan privasi data merupakan salah satu prinsip utama dalam pembangunan Smart City untuk menjaga integritas, kerahasiaan, dan ketersediaan data. Dalam konteks Smart City, di mana data dan konektivitas sangat terbuka, perlindungan terhadap informasi pribadi dan keamanan infrastruktur teknologi menjadi sangat penting. Beberapa ancaman Keamanan Siber dan Privasi Data dalam Smart City diantaranya: a. Serangan siber terhadap infrastruktur Smart City. b. Pencurian data pribadi masyarakat. c. Penyalahgunaan data pribadi masyarakat. Oleh karena itu dalam pengembangannya, perlu memperhatikan infrastruktur Smart City yang aman dan tangguh. Menerapkan regulasi dan kebijakan yang melindungi privasi data pribadi masyarakat. Selain itu, yang tidak kalah pentingnya adalah meningkatkan