The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku ajar "Dasar-Dasar Kewirausahaan merupakan panduan yang mendalam mengenai langkah-langkah esensial dalam memulai dan mengelola bisnis. Mulai dari proses konsepsi ide kreatif hingga pengelolaan bisnis yang berkelanjutan, buku ini menyoroti pentingnya memahami pasar, mengembangkan rencana bisnis yang solid, serta mengelola risiko dengan bijaksana. Dengan penekanan pada penelitian pasar yang menyeluruh, pembaca diajak untuk memahami kebutuhan dan keinginan pasar sehingga dapat menghasilkan produk atau layanan yang relevan. Selain itu, pembaca juga akan diberikan wawasan mengenai manajemen risiko yang efektif dalam menghadapi tantangan dan peluang bisnis. Melalui pemahaman yang komprehensif tentang konsep- konsep kewirausahaan ini, pembaca diharapkan dapat mengembangkan bisnis yang sukses dan berkelanjutan.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by penamudamedia, 2024-05-11 12:29:33

Dasar-Dasar Kewirausahaan

Buku ajar "Dasar-Dasar Kewirausahaan merupakan panduan yang mendalam mengenai langkah-langkah esensial dalam memulai dan mengelola bisnis. Mulai dari proses konsepsi ide kreatif hingga pengelolaan bisnis yang berkelanjutan, buku ini menyoroti pentingnya memahami pasar, mengembangkan rencana bisnis yang solid, serta mengelola risiko dengan bijaksana. Dengan penekanan pada penelitian pasar yang menyeluruh, pembaca diajak untuk memahami kebutuhan dan keinginan pasar sehingga dapat menghasilkan produk atau layanan yang relevan. Selain itu, pembaca juga akan diberikan wawasan mengenai manajemen risiko yang efektif dalam menghadapi tantangan dan peluang bisnis. Melalui pemahaman yang komprehensif tentang konsep- konsep kewirausahaan ini, pembaca diharapkan dapat mengembangkan bisnis yang sukses dan berkelanjutan.

137 UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) memiliki sejumlah karakteristik yang membedakannya dari perusahaan besar. Pertama, skala operasi UMKM cenderung lebih kecil dengan jumlah karyawan yang terbatas. Mereka sering kali dikelola oleh pemilik tunggal atau keluarga dan memiliki modal terbatas untuk melakukan ekspansi besar-besaran. Kedua, UMKM biasanya lebih fleksibel dan responsif terhadap perubahan pasar. Mereka dapat dengan cepat menyesuaikan produk atau layanan mereka sesuai dengan permintaan pelanggan atau tren pasar yang berkembang. Ketiga, UMKM memiliki orientasi yang lebih lokal atau regional daripada perusahaan besar yang sering beroperasi secara nasional atau internasional. Mereka cenderung melayani pasar lokal atau pasar niche yang lebih kecil. Keempat, UMKM sering kali memiliki struktur manajemen yang sederhana dan proses pengambilan keputusan yang lebih cepat. Ini memungkinkan mereka untuk merespons peluang atau tantangan dengan lebih efisien. Kelima, UMKM sering kali lebih terlibat dalam inovasi dan pengembangan produk baru karena mereka cenderung lebih fleksibel dan dapat menyesuaikan lebih cepat dengan perubahan pasar. Terakhir, UMKM sering menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi di tingkat lokal atau regional karena kontribusi mereka terhadap penciptaan lapangan kerja, penerimaan pajak, dan pengembangan komunitas setempat.


138 Tantangan yang dihadapi UMKM dapat dikategorikan menjadi beberapa aspek yang memengaruhi kelangsungan dan pertumbuhan bisnis mereka. Pertama, masalah yang paling umum adalah terbatasnya akses terhadap modal dan pembiayaan. Banyak UMKM menghadapi kesulitan dalam mendapatkan pinjaman bank atau investasi karena kurangnya jaminan yang memadai atau kurangnya sejarah kredit yang solid. Akibatnya, mereka sering kali terbatas dalam melakukan ekspansi usaha atau meningkatkan kapasitas produksi mereka. Aspek kedua adalah tantangan dalam hal pemasaran dan penetrasi pasar. Banyak UMKM kesulitan memperluas jangkauan pasar mereka dan meningkatkan visibilitas merek mereka. Mereka mungkin tidak memiliki pengetahuan atau keterampilan dalam strategi pemasaran yang efektif, atau mungkin terbatas oleh anggaran yang terbatas untuk kampanye pemasaran. Selain itu, persaingan yang ketat dengan merek besar atau usaha sejenis juga dapat menjadi hambatan bagi UMKM dalam mendapatkan pangsa pasar yang signifikan. Ketiga, tantangan dalam hal manajemen dan sumber daya manusia juga sering dihadapi oleh UMKM. Banyak dari mereka beroperasi dengan tim yang kecil dan terbatas, yang dapat mengakibatkan beban kerja yang berlebihan dan kurangnya keahlian tertentu yang diperlukan untuk mengelola bisnis dengan efisien. Selain itu, kesulitan dalam merekrut dan mempertahankan tenaga kerja yang berkualitas juga dapat mempengaruhi produktivitas dan pertumbuhan bisnis UMKM. Oleh


139 karena itu, mengelola sumber daya manusia dengan baik menjadi kunci dalam mengatasi tantangan ini. (Salatalohy et al., 2024) Strategi pengembangan diperlukan karena UMKM perlu terus berkembang dan bersaing di pasar yang dinamis. Tanpa strategi pengembangan yang jelas, UMKM mungkin kesulitan untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dan mempertahankan keunggulan kompetitif. Berikut adalah beberapa alasan mengapa perlu adanya strategi pengembangan: (Hasibuan et al., 2021) 1. Pertumbuhan Bisnis: Strategi pengembangan membantu UMKM untuk mengidentifikasi peluang pertumbuhan baru, baik itu dalam hal ekspansi pasar, diversifikasi produk atau layanan, atau masuk ke segmen pasar yang baru. Dengan mengembangkan strategi yang tepat, UMKM dapat meningkatkan pendapatan dan pangsa pasar mereka. 2. Mengantisipasi Perubahan Pasar: Pasar bisnis selalu berubah, termasuk dalam hal tren konsumen, teknologi, dan regulasi. Strategi pengembangan memungkinkan UMKM untuk memantau perubahan pasar dan meresponsnya dengan cepat. Dengan merencanakan pengembangan yang sesuai, UMKM dapat tetap relevan dan bersaing di pasar yang berubah-ubah. 3. Meningkatkan Daya Saing: Dengan strategi pengembangan yang tepat, UMKM dapat meningkatkan daya saing mereka dengan mengoptimalkan


140 proses bisnis, meningkatkan efisiensi operasional, dan menawarkan nilai tambah yang unik kepada pelanggan. Hal ini memungkinkan UMKM untuk membedakan diri dari pesaing dan memenangkan pasar. 4. Mengelola Risiko: Strategi pengembangan juga membantu UMKM dalam mengelola risiko yang terkait dengan bisnis, seperti risiko finansial, operasional, dan reputasi. Dengan merencanakan langkah-langkah pengembangan dengan cermat, UMKM dapat mengurangi risiko dan meningkatkan keberlanjutan bisnis mereka. 5. Mencapai Tujuan Jangka Panjang: Dengan memiliki strategi pengembangan yang terstruktur, UMKM dapat bekerja menuju pencapaian tujuan jangka panjang mereka, baik itu dalam hal pertumbuhan pendapatan, ekspansi geografis, atau pengembangan merek. Strategi pengembangan memberikan arah yang jelas dan fokus bagi UMKM untuk mencapai visi mereka untuk bisnis mereka. Untuk mengembangkan UMKM secara efektif, ada beberapa langkah yang bisa diambil: (Hasibuan et al., 2021) 1. Analisis SWOT Lakukan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi UMKM. Dengan memahami faktor-faktor ini, UMKM dapat merancang strategi pengembangan yang lebih efektif.


141 2. Identifikasi Peluang Identifikasi peluang baru untuk pertumbuhan dan pengembangan bisnis. Hal ini bisa meliputi ekspansi pasar, diversifikasi produk atau layanan, atau pemanfaatan teknologi baru untuk meningkatkan efisiensi. 3. Inovasi Produk dan Layanan Berinovasi dalam produk atau layanan yang ditawarkan agar tetap relevan dan menarik bagi pelanggan. Hal ini bisa meliputi pengembangan produk baru, peningkatan kualitas, atau pengenalan fitur tambahan yang memenuhi kebutuhan pasar. 4. Ekspansi Pasar Pertimbangkan untuk memperluas jangkauan pasar UMKM, baik itu dengan memasuki pasar baru di wilayah yang berbeda, menargetkan segmen pasar yang belum terjamah, atau menjajaki pasar internasional. 5. Meningkatkan Keberlanjutan Operasional Tingkatkan efisiensi operasional dengan mengidentifikasi dan mengurangi pemborosan dalam proses bisnis. Hal ini bisa dilakukan dengan memperbaiki rantai pasokan, mengotomatisasi prosesproduks, atau mengadopsi praktik-praktik manajemen terbaik. 6. Penggunaan Teknologi Manfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing. Ini


142 bisa termasuk penggunaan platform e-commerce, pemasaran digital, atau sistem manajemen yang terintegrasi. 7. Pengembangan SDM Berinvestasi dalam pengembangan karyawan dan pemilik UMKM melalui pelatihan dan pendidikan. Karyawan yang terampil dan berpengetahuan akan membantu meningkatkan kinerja bisnis dan menciptakan lingkungan kerja yang produktif. 8. Kolaborasi dan Kemitraan Jalin kerja sama dengan pihak lain, baik itu mitra bisnis, pemasok, atau lembaga keuangan, untuk saling mendukung dalam mencapai tujuan bisnis. Kolaborasi bisa membuka peluang baru dan mengurangi risiko yang dihadapi UMKM. 9. Memperhatikan Kualitas dan Layanan Fokus pada peningkatan kualitas produk atau layanan serta memberikan pelayanan pelanggan yang berkualitas. Kepuasan pelanggan merupakan kunci untuk mempertahankan dan memperluas pangsa pasar. 10. Manajemen Keuangan yang Bijaksana Kelola keuangan UMKM dengan baik, termasuk dalam hal perencanaan anggaran, pengelolaan kas, dan manajemen risiko keuangan. Hal ini penting untuk memastikan keberlanjutan dan pertumbuhan bisnis yang stabil.


143 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan tulang punggung ekonomi di banyak negara, termasuk Indonesia, dengan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan pemerataan ekonomi. Profil UMKM menunjukkan ragamnya bisnis dari skala kecil hingga menengah, yang sering kali dikelola oleh pemilik tunggal atau keluarga. Mereka beroperasi di berbagai sektor, mulai dari perdagangan, jasa, manufaktur, hingga pertanian. Namun, UMKM sering menghadapi tantangan seperti akses terbatas terhadap modal, pasar, dan teknologi, serta kurangnya kapasitas manajerial. Oleh karena itu, strategi pengembangan menjadi krusial untuk meningkatkan daya saing dan keberlangsungan UMKM. Strategi ini mencakup berbagai langkah seperti inovasi produk, ekspansi pasar, penggunaan teknologi, kolaborasi, dan pengembangan sumber daya manusia. Dengan menerapkan strategi pengembangan yang tepat, UMKM dapat meningkatkan produktivitas, memperluas pangsa pasar, dan berkontribusi lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.


144 Deskripsi Tugas: Anda diminta untuk melakukan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) untuk sebuah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang Anda pilih. Pilihlah UMKM yang Anda kenal baik atau lakukan riset untuk menemukan UMKM yang menarik bagi Anda. Setelah memilih UMKM, identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi oleh UMKM tersebut dalam konteks pasar dan lingkungan bisnis saat ini. Langkah-langkah: Pilih sebuah UMKM yang ingin Anda analisis. UMKM dapat beroperasi di berbagai sektor seperti perdagangan, jasa, manufaktur, atau pertanian. 1. Lakukan analisis SWOT untuk UMKM tersebut. Identifikasi kekuatan internal yang dimiliki oleh UMKM (misalnya, keunggulan produk, lokasi strategis, atau loyalitas pelanggan), kelemahan internal (misalnya, keterbatasan modal, manajemen yang tidak efektif, atau ketergantungan pada satu produk), peluang eksternal (misalnya, perkembangan pasar baru, perubahan kebijakan pemerintah yang


145 mendukung UMKM, atau tren industri yang menguntungkan), dan ancaman eksternal (misalnya, persaingan yang meningkat, perubahan regulasi, atau perubahan tren konsumen). 2. Gunakan data yang relevan dan bukti konkret untuk mendukung analisis SWOT Anda. 3. Buatlah laporan atau presentasi yang menyajikan hasil analisis SWOT dengan jelas dan terstruktur. 4. Berikan rekomendasi strategis berdasarkan temuan dari analisis SWOT Anda. Sarankan langkah-langkah konkret yang dapat diambil oleh UMKM untuk memanfaatkan kekuatan, mengatasi kelemahan, memanfaatkan peluang, dan menghadapi ancaman yang diidentifikasi.


146


147


148 elalui bahasan tentang merancang bisnis dan model pengembangannya, serta pembahasan mengenai gagasan dan tujuan usaha, mahasiswa akan memperoleh pemahaman yang mendalam tentang proses perencanaan dan pembuatan suatu usaha. Mereka akan belajar bagaimana merumuskan ide bisnis yang inovatif, mengidentifikasi tujuan yang jelas untuk usaha tersebut, dan merancang model pengembangan yang sesuai dengan visi. Selain itu, mahasiswa akan memahami pentingnya memperhitungkan berbagai faktor eksternal dan internal yang memengaruhi keberhasilan usaha, serta bagaimana mengintegrasikan strategi yang tepat untuk mencapai tujuan bisnis yang telah ditetapkan. Dengan demikian, mereka akan memiliki landasan yang kuat dalam memulai dan mengelola usaha mereka sendiri atau berkontribusi secara signifikan dalam pengembangan bisnis di masa depan. Sebuah bisnis perlu dirancang karena merancang bisnis merupakan langkah kunci dalam mengubah sebuah gagasan menjadi sebuah entitas bisnis yang berfungsi. Proses perancangan bisnis membantu dalam mengklarifikasi tujuan, strategi, dan tindakan yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan bisnis. Berikut adalah beberapa alasan mengapa sebuah bisnis perlu dirancang: (Kusumaningrum et al., 2021) 1. Klarifikasi Visi dan Misi: Proses perancangan bisnis membantu para pemangku kepentingan untuk mengklarifikasi visi dan misi perusahaan. Ini


149 membantu dalam memahami tujuan jangka panjang dan prinsip-prinsip yang mendasari bisnis tersebut. 2. Pengidentifikasian Peluang dan Tantangan: Merancang bisnis melibatkan pengidentifikasian peluang pasar, tren industri, dan tantangan yang mungkin dihadapi. Dengan melakukan analisis yang cermat, perusahaan dapat mempersiapkan diri untuk mengambil keuntungan dari peluang yang ada dan mengatasi tantangan yang mungkin timbul. 3. Pemetaan Strategi: Proses perancangan bisnis membantu dalam merumuskan strategi yang tepat untuk mencapai tujuan bisnis. Ini melibatkan penentuan segmen pasar yang dituju, pengembangan proposisi nilai yang unik, dan identifikasi sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan strategi tersebut. 4. Pendefinisian Model Bisnis: Merancang bisnis juga melibatkan pendefinisian model bisnis yang akan digunakan oleh perusahaan. Ini mencakup bagaimana perusahaan akan menghasilkan pendapatan, berinteraksi dengan pelanggan, dan mengelola operasi bisnisnya. 5. Pendefinisian Rencana Tindakan: Proses perancangan bisnis menghasilkan rencana tindakan yang jelas yang menetapkan langkah-langkah konkret yang harus diambil untuk mencapai tujuan bisnis. Rencana tindakan ini membantu dalam mengalokasikan sumber daya secara efisien dan mengkoordinasikan upaya di seluruh organisasi.


150 Dengan merancang bisnis secara cermat, perusahaan dapat meningkatkan peluang kesuksesan jangka panjang dan mengurangi risiko kegagalan. Itu sebabnya merancang bisnis merupakan langkah yang penting dan strategis bagi setiap entitas bisnis. Merancang bisnis melibatkan serangkaian langkah yang sistematis untuk mengubah ide bisnis menjadi entitas yang berfungsi. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam merancang bisnis: 1. Penelitian Pasar Langkah pertama dalam merancang bisnis adalah melakukan penelitian pasar yang menyeluruh. Ini melibatkan pengumpulan dan analisis data tentang pasar target, pesaing, tren industri, serta preferensi dan kebutuhan pelanggan potensial. 2. Pemetaan Tujuan Bisnis Tentukan visi, misi, dan tujuan bisnis yang jelas. Visi merupakan gambaran jangka panjang tentang arah yang diinginkan oleh perusahaan, sedangkan misi adalah pernyataan yang menjelaskan tujuan inti dari eksistensi perusahaan. Tujuan bisnis harus spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan berbatas waktu (SMART). 3. Pengembangan Model Bisnis Definisikan model bisnis yang akan digunakan oleh perusahaan. Model bisnis menggambarkan cara perusahaan menghasilkan pendapatan, berinteraksi dengan pelanggan, dan mengelola operasi bisnisnya. Ini termasuk penentuan segmen pasar yang dituju,


151 proposisi nilai, kanal distribusi, dan sumber pendapatan. 4. Analisis SWOt Lakukan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Ini membantu dalam mengidentifikasi posisi kompetitif perusahaan dan menetapkan strategi yang sesuai. 5. Perencanaan Strategis Gunakan temuan dari penelitian pasar dan analisis SWOT untuk merumuskan rencana strategis perusahaan. Ini melibatkan penentuan strategi umum untuk mencapai tujuan bisnis, termasuk strategi pemasaran, operasional, keuangan, dan sumber daya manusia. 6. Pendanaan Tentukan kebutuhan dana yang diperlukan untuk melaksanakan rencana bisnis. Ini termasuk penilaian biaya awal untuk memulai bisnis dan proyeksi pendapatan serta pengeluaran dalam jangka waktu tertentu. 7. Implementasi Implementasikan rencana bisnis dengan mengambil langkah-langkah konkret untuk melaksanakan strategi yang telah ditetapkan. Ini melibatkan pengaturan struktur organisasi, perekrutan personel


152 kunci, pengembangan produk atau layanan, dan pelaksanaan kegiatan pemasaran dan operasional. 8. Evaluasi dan Penyesuaian Lakukan evaluasi terhadap kinerja bisnis secara berkala dan sesuaikan rencana bisnis sesuai dengan perubahan yang terjadi di pasar atau lingkungan bisnis. Ini memastikan bahwa bisnis tetap relevan dan adaptif terhadap perubahan yang terjadi di sekitarnya. Dengan mengikuti langkah-langkah ini, perusahaan dapat merancang bisnis secara sistematis dan meningkatkan peluang kesuksesannya dalam jangka panjang. Gagasan dalam konteks bisnis adalah konsep atau ideide kreatif yang memiliki potensi untuk diimplementasikan menjadi bisnis yang sukses. Gagasan bisnis dapat berkembang dari berbagai sumber, termasuk pengamatan pasar, identifikasi masalah atau kebutuhan yang belum terpenuhi, pengalaman pribadi, atau proses kreatif seperti brainstorming. Proses penentuan gagasan bisnis melibatkan identifikasi, penilaian, dan pengembangan ide-ide bisnis yang memiliki potensi untuk berhasil di pasar. Ada beberapa model atau pendekatan yang dapat digunakan dalam proses ini: (Safitri & Maryanti, 2022) 1. Observasi dan Analisis Tren: Model ini melibatkan observasi dan analisis tren yang sedang berkembang di pasar. Dengan memperhatikan perubahanperubahan dalam perilaku konsumen, teknologi baru,


153 atau tren industri, pengusaha dapat mengidentifikasi peluang bisnis yang muncul. Misalnya, dengan melihat tren meningkatnya permintaan akan produk ramah lingkungan, seseorang dapat menciptakan bisnis yang berfokus pada produk atau layanan yang berkelanjutan. 2. Identifikasi Masalah atau Kesenjangan: Pendekatan ini berfokus pada mengidentifikasi masalah atau kebutuhan yang belum terpenuhi di pasar. Dengan memahami masalah-masalah yang dihadapi oleh konsumen atau pelaku industri, seseorang dapat menciptakan solusi yang inovatif dan bernilai tambah. Contohnya, melihat adanya kesenjangan antara layanan pengiriman makanan yang mahal dan terbatas dengan kebutuhan konsumen akan opsi yang lebih terjangkau, seseorang dapat menciptakan platform pengiriman makanan yang lebih efisien dan terjangkau. 3. Brainstorming dan Kolaborasi: Model ini melibatkan sesi brainstorming di mana sekelompok orang berkumpul untuk menghasilkan ide-ide baru secara kreatif dan bebas. Dalam sesi ini, tidak ada penilaian atau kritik terhadap ide yang diajukan, yang memungkinkan munculnya gagasan-gagasan yang inovatif dan tidak terduga. Selain itu, kolaborasi dengan orang-orang dengan latar belakang dan pengalaman yang berbeda juga dapat memperkaya proses penentuan gagasan bisnis. 4. Pengalaman Pribadi atau Keterampilan: Pendekatan ini berfokus pada penggunaan pengalaman pribadi, minat, atau keterampilan yang dimiliki oleh seorang


154 individu untuk menentukan gagasan bisnis. Misalnya, seseorang yang memiliki keahlian dalam memasak dan minat dalam makanan dapat memanfaatkan hal tersebut untuk menciptakan bisnis kuliner seperti restoran, katering, atau produksi makanan olahan. Dengan menggunakan model-model ini, seorang pengusaha dapat merancang gagasan bisnis yang relevan, bernilai tambah, dan memiliki potensi untuk berhasil di pasar.


155 Merancang bisnis adalah proses yang melibatkan pengembangan strategi dan rencana untuk menciptakan serta mengelola sebuah usaha. Langkah-langkahnya mencakup identifikasi tujuan bisnis, analisis pasar, serta perencanaan operasional dan keuangan. Sementara itu, model penentuan gagasan bisnis melibatkan strategi untuk memunculkan ide-ide kreatif yang memiliki potensi menjadi konsep bisnis yang sukses. Langkah-langkahnya termasuk analisis pasar, sesi brainstorming, pengamatan kebutuhan konsumen, dan memanfaatkan keterampilan serta pengalaman pribadi. Dengan merancang bisnis yang terstruktur dan mengembangkan gagasan bisnis yang relevan dengan kebutuhan pasar, seseorang dapat meningkatkan peluang kesuksesan dan daya saing usaha yang akan dijalankan.


156 Deskripsi: Anda diminta untuk membahas strategi dan proses merancang bisnis yang efektif, serta teknik untuk menciptakan ide bisnis yang inovatif dan relevan dengan pasar. Diskusi akan difokuskan pada langkah-langkah konkret dalam merancang bisnis, termasuk identifikasi tujuan bisnis, analisis pasar, perencanaan operasional dan keuangan, serta model pengembangan gagasan bisnis. Anda diharapkan untuk berbagi pengalaman, wawasan, dan pendapat mereka tentang tantangan dan peluang yang terkait dengan merancang dan mengembangkan bisnis. Diskusi juga akan menyoroti pentingnya kreativitas, riset pasar, dan pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan konsumen dalam merancang bisnis yang sukses. Hasil Diskusi: Setelah diskusi, Anda diharapkan dapat memahami pentingnya merancang bisnis dengan strategi yang tepat. Mereka juga diharapkan dapat mengenali langkah-langkah kunci dalam merancang bisnis, seperti menentukan visi


157 dan misi, mengidentifikasi pasar target, mengembangkan model bisnis yang berkelanjutan, dan mengadaptasi ide bisnis dengan perubahan pasar. Diskusi ini akan memberikan wawasan yang berharga bagi mahasiswa dalam menghadapi tantangan dalam memulai dan mengembangkan bisnis mereka sendiri di masa depan.


158


159


160 ujuan pembelajaran dari topik ini adalah untuk memberikan pemahaman yang mendalam kepada mahasiswa tentang proses merancang kekuatan bisnis baru dan model pengembangannya, serta pentingnya analisis dan evaluasi dalam pengembangan bisnis. Melalui pemahaman ini, diharapkan mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan untuk mengidentifikasi tujuan bisnis, menganalisis pasar, dan merancang model bisnis yang efektif. Mereka juga diharapkan dapat mengevaluasi kekuatan dan kelemahan bisnis, serta melakukan analisis yang mendalam untuk mengembangkan strategi pengembangan yang tepat. Dengan demikian, tujuan pembelajaran ini adalah untuk mempersiapkan mahasiswa menjadi pemimpin bisnis yang kompeten dan dapat sukses dalam mengembangkan bisnis baru atau yang sudah ada. Merancang kekuatan bisnis baru melibatkan serangkaian langkah yang bertujuan untuk membangun fondasi yang kuat bagi bisnis yang baru didirikan. Langkah-langkah ini mencakup : (Kuswibowo et al., 2024) 1. Identifikasi Tujuan Bisnis: Tahap pertama adalah menetapkan tujuan bisnis yang jelas dan spesifik. Tujuan ini harus terukur, realistis, dan sesuai dengan visi yang ingin dicapai. Misalnya, apakah bisnis tersebut bertujuan untuk memperkenalkan produk baru di pasar atau untuk memperluas jangkauan geografisnya.


161 2. Pengembangan Model Bisnis: Selanjutnya, pengembang perlu merancang model bisnis yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Model bisnis ini akan menentukan cara bisnis tersebut akan menghasilkan pendapatan, seperti melalui penjualan langsung, langganan, atau iklan. Pengembang juga harus mempertimbangkan cara bisnis akan memberikan nilai tambah kepada pelanggan dan menghasilkan keuntungan. 3. Pemetaan Sumber Daya: Setelah model bisnis ditetapkan, langkah berikutnya adalah melakukan pemetaan sumber daya yang diperlukan untuk mendukung operasi bisnis. Ini mencakup sumber daya manusia, keuangan, teknologi, serta infrastruktur yang dibutuhkan. Pemetaan yang cermat akan membantu memastikan bahwa bisnis memiliki semua yang diperlukan untuk beroperasi secara efisien. 4. Perencanaan Strategis: Perencanaan strategis diperlukan untuk mengidentifikasi langkah-langkah konkret yang akan diambil untuk mencapai tujuan bisnis. Ini meliputi perencanaan pemasaran, pengembangan produk, operasi harian, serta strategi pertumbuhan jangka panjang. Dalam perencanaan ini, pengembang juga harus mempertimbangkan cara untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja bisnis secara berkala. 5. Pertimbangan Risiko: Pengembang juga harus mempertimbangkan berbagai risiko yang mungkin dihadapi oleh bisnis baru dan mengembangkan strategi untuk mengelolanya. Risiko-risiko ini dapat


162 mencakup risiko pasar, risiko keuangan, risiko operasional, serta risiko hukum dan regulasi. Dengan mengidentifikasi risiko-risiko ini dan merencanakan respons yang sesuai, bisnis dapat mengurangi kemungkinan dampak negatifnya. Dengan mengikuti langkah-langkah ini secara cermat dan sistematis, pengembang dapat merancang kekuatan bisnis baru yang kokoh dan siap bersaing di pasar. Dalam proses ini, penting untuk mempertimbangkan faktorfaktor seperti pasar, persaingan, serta tren industri untuk memastikan bahwa bisnis baru memiliki posisi yang kuat di pasar yang bersangkutan. Selain itu, pengembang juga perlu mempertimbangkan berbagai risiko yang mungkin dihadapi dan mengembangkan strategi mitigasi yang efektif. Dengan merancang kekuatan bisnis baru secara komprehensif, para pengembang dapat meningkatkan peluang kesuksesan bisnis dalam jangka panjang. Model pengembangan bisnis merujuk pada rencana atau strategi yang digunakan untuk memperluas atau mengembangkan bisnis baru atau yang sudah ada. Berikut adalah beberapa model pengembangan bisnis yang umum digunakan: (Kurniawan, 2013) 1. Diversifikasi Produk atau Layanan: Model ini melibatkan ekspansi portofolio produk atau layanan bisnis ke area baru yang mungkin relevan atau terkait dengan bisnis utama. Diversifikasi dapat dilakukan dengan mengembangkan produk atau


163 layanan baru yang memenuhi kebutuhan pelanggan yang berbeda atau dengan memasuki pasar baru yang belum dijelajahi sebelumnya. 2. Ekspansi Geografis Model ini melibatkan ekspansi geografis bisnis dengan memperluas operasi ke wilayah baru, baik itu di dalam negeri maupun internasional. Ekspansi ini dapat dilakukan dengan membuka cabang baru, mendirikan kantor baru, atau melakukan kerjasama dengan mitra lokal di wilayah target. 3. Aliansi Strategis atau Kemitraan Melalui model ini, bisnis dapat mencapai pertumbuhan dengan melakukan kemitraan atau aliansi strategis dengan perusahaan lain. Ini dapat mencakup kemitraan pemasaran, aliansi produksi, atau kemitraan teknologi untuk meningkatkan daya saing dan memperluas pangsa pasar. 4. Akuisisi atau Penggabungan Model ini melibatkan pertumbuhan bisnis melalui akuisisi atau penggabungan dengan perusahaan lain. Dengan mengakuisisi atau bergabung dengan perusahaan lain, bisnis dapat memperluas portofolio produk atau layanannya, memperluas jangkauan geografisnya, atau memperkuat posisi pasar dalam industri tertentu. 5. Inovasi Produk atau Layanan Model ini fokus pada pengembangan inovasi produk atau layanan yang dapat membedakan bisnis


164 dari pesaingnya dan memenuhi kebutuhan atau keinginan pelanggan yang berkembang. Inovasi dapat mencakup pengembangan produk baru, peningkatan fitur produk, atau penyediaan layanan tambahan yang bernilai tambah bagi pelanggan. Melalui penggunaan model pengembangan bisnis yang tepat, bisnis dapat mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dan memperkuat posisinya di pasar. Penting untuk menganalisis dengan cermat setiap model pengembangan yang dipertimbangkan dan memilih yang paling sesuai dengan tujuan dan kondisi bisnis secara keseluruhan. Analisis bisnis baru merupakan langkah penting dalam memahami potensi dan tantangan yang dihadapi oleh sebuah usaha yang akan dimulai. Pertama-tama, analisis pasar menjadi aspek kunci untuk mengetahui apakah ada permintaan yang cukup untuk produk atau layanan yang akan ditawarkan. Ini melibatkan penelitian menyeluruh tentang preferensi pelanggan, tren pasar, dan kompetisi yang ada. Dengan pemahaman yang baik tentang pasar, bisnis baru dapat mengidentifikasi peluang dan merumuskan strategi pemasaran yang efektif. Selanjutnya, analisis keuangan menjadi langkah penting dalam menilai kelayakan bisnis baru. Ini meliputi proyeksi pendapatan dan biaya yang terkait dengan memulai dan mengoperasikan bisnis, serta perkiraan arus kas dan keuntungan potensial. Dengan melakukan analisis keuangan yang cermat, pengusaha dapat mengevaluasi


165 risiko finansial dan membuat keputusan yang lebih cerdas dalam alokasi sumber daya. Selain itu, analisis pesaing juga diperlukan untuk memahami lanskap kompetitif di pasar. Ini melibatkan penelitian tentang produk atau layanan yang ditawarkan oleh pesaing potensial, kekuatan dan kelemahan mereka, serta strategi pemasaran dan harga yang mereka gunakan. Dengan memahami pesaing, bisnis baru dapat mengidentifikasi peluang diferensiasi dan mengembangkan strategi yang dapat memberikan keunggulan kompetitif. Analisis risiko juga penting untuk mengevaluasi potensi hambatan atau tantangan yang mungkin dihadapi oleh bisnis baru. Ini meliputi identifikasi risiko operasional, finansial, hukum, dan lainnya yang dapat mempengaruhi kesuksesan bisnis. Dengan menyadari risiko-risiko ini, pengusaha dapat merancang rencana mitigasi yang efektif untuk mengurangi dampak negatifnya. Selanjutnya, analisis regulasi dan hukum diperlukan untuk memastikan bahwa bisnis baru beroperasi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Ini meliputi pemahaman tentang lisensi dan izin yang diperlukan, pajak yang berlaku, serta persyaratan kepatuhan lainnya. Dengan mematuhi regulasi dan hukum yang berlaku, bisnis baru dapat menghindari masalah hukum dan potensi sanksi. Terakhir, analisis internal tentang kekuatan dan kelemahan internal perusahaan juga diperlukan. Ini melibatkan evaluasi sumber daya yang tersedia, keterampilan tim manajemen, infrastruktur teknologi, dan


166 proses operasional. Dengan memahami kekuatan dan kelemahan internal, bisnis baru dapat memanfaatkan aset yang ada dan mengatasi tantangan yang dihadapi untuk mencapai keberhasilan jangka panjang. Dengan menjalankan analisis bisnis yang komprehensif, pengusaha dapat membuat keputusan yang lebih baik, merencanakan dengan lebih baik, dan meningkatkan peluang kesuksesan untuk bisnis baru mereka. (Sulastri, 2016) Evaluasi bisnis baru sangat penting untuk mengukur keberhasilan dan memastikan arah yang tepat dalam pengembangan bisnis. Pertama-tama, evaluasi diperlukan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan bisnis baru. Ini membantu pemilik bisnis memahami apa yang telah berhasil dan di mana ada ruang untuk perbaikan. Selain itu, evaluasi juga membantu dalam mengevaluasi sejauh mana bisnis baru dapat memenuhi kebutuhan pasar dan menghadapi persaingan. Dengan mengetahui kebutuhan dan preferensi pelanggan serta mengidentifikasi pesaing utama, pemilik bisnis dapat membuat strategi yang lebih efektif untuk meningkatkan pangsa pasar mereka. Evaluasi juga membantu dalam menilai ketersediaan sumber daya yang diperlukan, seperti modal, tenaga kerja, dan infrastruktur. Ini membantu dalam merencanakan pengembangan bisnis secara efisien dan mengalokasikan sumber daya dengan bijaksana. Selain itu, evaluasi juga membantu dalam mengidentifikasi peluang pertumbuhan dan risiko yang mungkin dihadapi bisnis


167 baru. Dengan memahami peluang dan risiko yang ada, pemilik bisnis dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan mengelola risiko dengan baik. Dengan demikian, evaluasi bisnis baru membantu dalam membuat keputusan strategis yang tepat dan meningkatkan peluang kesuksesan jangka panjang bisnis tersebut. Model evaluasi merupakan alat penting dalam mengukur kinerja dan efektivitas suatu program, proyek, atau kegiatan bisnis. Salah satu model evaluasi yang umum digunakan adalah Model CIPP (Context, Input, Process, Product). Dimensi konteks dalam model ini mengevaluasi lingkungan atau kondisi eksternal yang mempengaruhi pelaksanaan program. Ini termasuk faktor-faktor seperti budaya organisasi, peraturan pemerintah, dan kondisi pasar yang dapat memengaruhi keberhasilan program. Dimensi masukan menilai sumber daya yang tersedia untuk program, seperti tenaga kerja, anggaran, dan infrastruktur. Evaluasi masukan membantu dalam menentukan apakah program memiliki sumber daya yang cukup untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Dimensi proses dalam model CIPP mengevaluasi pelaksanaan atau implementasi program. Ini mencakup penilaian terhadap efisiensi, kualitas, dan kesesuaian pelaksanaan program dengan rencana awalnya. Evaluasi proses membantu dalam mengidentifikasi potensi penyimpangan atau perbaikan dalam pelaksanaan program. Terakhir, dimensi produk mengevaluasi hasil atau dampak yang dihasilkan oleh program. Ini mencakup penilaian terhadap hasil yang dicapai oleh program,


168 seperti perubahan dalam perilaku, kepuasan pelanggan, atau dampak sosial yang dihasilkan. Selain Model CIPP, ada berbagai model evaluasi lain yang digunakan dalam praktek, seperti model Logika atau Teori Berbasis, Analisis Cost-Benefit, dan Pendekatan Partisipatif. Setiap model memiliki pendekatan yang unik dan fokus evaluasi yang berbeda. Misalnya, model Logika atau Teori Berbasis mengevaluasi hubungan sebab-akibat antara kegiatan dan hasil yang diharapkan, sementara Analisis Cost-Benefit mengevaluasi efisiensi ekonomi dari suatu program dengan membandingkan biaya dan manfaatnya. Pendekatan Partisipatif melibatkan pemangku kepentingan dalam proses evaluasi untuk memastikan pemahaman yang komprehensif tentang kinerja program. Pemilihan model evaluasi yang tepat sangat bergantung pada tujuan evaluasi, sifat program yang dievaluasi, dan kebutuhan pemangku kepentingan. Dengan menggunakan model evaluasi yang sesuai, organisasi dapat mengumpulkan data yang relevan, menganalisis informasi dengan cara yang sistematis, dan membuat keputusan berdasarkan temuan evaluasi. Hasil evaluasi yang baik dapat membantu organisasi untuk memahami kinerja mereka, mengidentifikasi area perbaikan, dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi program, proyek, atau kegiatan bisnis mereka.


169 Merancang Kekuatan Bisnis Baru dan Model Pengembangannya merupakan langkah awal yang krusial dalam membangun sebuah bisnis yang berkelanjutan. Proses ini mencakup identifikasi visi, misi, dan nilai inti bisnis, serta pengenalan kekuatan internal yang dapat diandalkan dan kelemahan yang perlu diperbaiki. Selain itu, model pengembangan bisnis perlu dirumuskan untuk mengarahkan pertumbuhan yang berkelanjutan dan meningkatkan kinerja bisnis dari waktu ke waktu. Di sisi lain, Analisis dan Evaluasi Bisnis Baru merupakan tahap penting dalam memahami sejauh mana bisnis baru telah mencapai tujuan awalnya dan seberapa baik ia memenuhi kebutuhan pasar. Proses analisis ini mencakup penilaian menyeluruh terhadap berbagai aspek bisnis, termasuk pasar, keuangan, operasional, dan risiko. Evaluasi yang cermat memungkinkan pemangku kepentingan untuk mengidentifikasi peluang pertumbuhan, mengidentifikasi potensi perbaikan, dan mengambil langkah-langkah korektif yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja bisnis secara keseluruhan. Dengan demikian, kedua aspek ini membantu mendefinisikan arah dan mengukur keberhasilan bisnis baru dalam jangka panjang.


170 Perusahaan startup yang sedang berkembang ini, yang bernama Learning Solutions", didirikan pada tahun 2018 oleh sekelompok mahasiswa dan profesional di bidang teknologi dan pendidikan. EduTech Learning Solutions berkomitmen untuk menyediakan akses pendidikan yang terjangkau dan berkualitas tinggi melalui platform belajar daring mereka. Mereka menawarkan berbagai kursus dan konten pendidikan dalam berbagai subjek, mulai dari matematika dan sains hingga bisnis dan keterampilan teknis. Platform ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan beragam pengguna, mulai dari siswa sekolah menengah hingga profesional yang ingin meningkatkan keterampilan mereka. Dengan fokus pada inovasi dan kualitas, EduTech Learning Solutions terus mengembangkan fitur-fitur baru dan meningkatkan pengalaman pengguna mereka. Mereka memiliki tim yang berdedikasi untuk menghasilkan konten pendidikan berkualitas tinggi dan memastikan platform mereka mudah digunakan dan responsif. Selain itu, mereka juga aktif melakukan kerja sama dengan lembaga pendidikan dan organisasi lainnya untuk meningkatkan jangkauan dan dampak mereka Meskipun telah mengalami pertumbuhan yang signifikan sejak didirikan, EduTech Learning Solutions


171 masih dihadapkan pada berbagai tantangan dan peluang. Studi kasus ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk menganalisis strategi bisnis perusahaan ini dengan seksama, mengidentifikasi area-area yang perlu diperbaiki, dan mengusulkan solusi yang tepat untuk meningkatkan kinerja bisnis mereka di pasar yang kompetitif. Instruksi : 1. Bacalah studi kasus tentang perusahaan "EduTech Learning Solutions" yang diberikan dengan cermat. 2. Analisislah kekuatan dan kelemahan perusahaan tersebut dengan menggunakan kerangka kerja yang telah dipelajari dalam materi, seperti analisis SWOT, analisis Five Forces Porter, atau kerangka kerja Value Chain. 3. Identifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan dalam lingkungan bisnisnya yang kompetitif. 4. Evaluasilah strategi bisnis perusahaan tersebut, termasuk model penghasilan, pemasaran, dan operasional. 5. Susunlah rekomendasi yang spesifik dan terperinci untuk perbaikan atau pertumbuhan di masa depan perusahaan, berdasarkan analisis dan evaluasi yang telah Anda lakukan. 6. Tulislah laporan atau presentasi yang merangkum temuan Anda, termasuk analisis, evaluasi, dan rekomendasi Anda.


172 7. Pastikan untuk memberikan justifikasi yang kuat untuk setiap rekomendasi yang Anda ajukan, dan dukung dengan bukti atau data yang relevan dari studi kasus dan penelitian tambahan yang Anda lakukan. 8. Akhirnya, susunlah laporan atau presentasi Anda dalam format yang jelas, terstruktur, dan profesional.


173


174 engan mempelajari penentuan anggaran bisnis baru, kita akan mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana mengelola dan mengalokasikan sumber daya finansial secara efektif untuk mendukung pertumbuhan dan keberhasilan bisnis baru. Ini meliputi pemahaman tentang proses perencanaan anggaran, pengidentifikasian sumber pendapatan dan pengeluaran, penentuan alokasi dana untuk berbagai keperluan bisnis, serta strategi untuk memantau dan mengelola anggaran secara efisien. Selain itu, kita juga akan memahami pentingnya memperhitungkan risiko dan ketidakpastian dalam menyusun anggaran bisnis baru, serta bagaimana membuat proyeksi keuangan yang realistis untuk mendukung rencana pertumbuhan jangka panjang dan keberlanjutan bisnis. Dengan pemahaman ini, kita akan dapat membuat keputusan finansial yang lebih baik, mengelola risiko secara proaktif, dan meningkatkan peluang kesuksesan bisnis baru dalam jangka panjang. Urgensi dari konsep penentuan budget untuk bisnis baru sangatlah signifikan karena menyangkut keberhasilan dan kelangsungan hidup bisnis tersebut. Pertama-tama, penetapan budget yang tepat memungkinkan bisnis baru untuk mengalokasikan sumber daya finansial dengan efisien dan efektif. Hal ini membantu dalam menghindari pemborosan atau pengeluaran yang tidak perlu, sehingga modal yang dimiliki dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk membangun fondasi yang kuat bagi bisnis tersebut.


175 Kedua, dengan penetapan budget yang jelas dan terinci, pemilik bisnis dan para pemangku kepentingan lainnya dapat memiliki pandangan yang lebih baik tentang tujuan keuangan yang ingin dicapai dan langkah-langkah yang harus diambil untuk mencapainya. Hal ini membantu dalam menetapkan target yang realistis dan memberikan pedoman yang jelas dalam perencanaan dan pengambilan keputusan. Selain itu, penetapan budget yang baik juga menjadi landasan bagi bisnis baru untuk mengevaluasi kinerja keuangan mereka secara teratur, sehingga mereka dapat mengidentifikasi dan mengatasi masalah keuangan lebih cepat dan lebih efektif. Dengan demikian, konsep penentuan budget bisnis baru bukan hanya menjadi kebutuhan, tetapi juga merupakan langkah yang krusial dalam memastikan kesuksesan dan pertumbuhan bisnis di masa depan. Penentuan budget bisnis baru melibatkan beberapa poin penting yang perlu dibahas, antara lain: (Chen et al., 2015) 1. Identifikasi Kebutuhan Keuangan: Menganalisis dan mengidentifikasi kebutuhan keuangan yang spesifik untuk mendukung berbagai aspek operasional bisnis baru, termasuk pembelian inventaris, biaya pemasaran, gaji karyawan, biaya overhead, dan lain sebagainya. 2. Penetapan Tujuan Keuangan: Menetapkan tujuan keuangan yang jelas dan terukur untuk bisnis baru, seperti target pendapatan, laba bersih, atau pertumbuhan bisnis dalam jangka waktu tertentu.


176 Tujuan ini harus sesuai dengan visi dan misi bisnis serta dapat diukur secara realistis. 3. Analisis Risiko dan Potensi Pengembalian: Mengevaluasi risiko finansial yang mungkin dihadapi oleh bisnis baru dan mengidentifikasi potensi pengembalian investasi. Ini melibatkan pemahaman mendalam tentang industri dan pasar yang menjadi target, serta perhitungan potensial pendapatan dan biaya. 4. Penetapan Anggaran: Menetapkan anggaran yang tepat untuk setiap aspek bisnis baru berdasarkan kebutuhan yang telah diidentifikasi. Ini mencakup alokasi dana untuk setiap bagian bisnis, seperti produksi, pemasaran, penelitian dan pengembangan, administrasi, dan lain sebagainya. 5. Monitoring dan Pengendalian Keuangan: Membuat sistem monitoring dan pengendalian keuangan yang efektif untuk memastikan bahwa anggaran bisnis baru dijalankan sesuai rencana. Ini melibatkan pemantauan secara berkala terhadap pengeluaran dan pendapatan, serta penyesuaian anggaran jika diperlukan untuk menghadapi perubahan situasi. 6. Evaluasi Kinerja Keuangan: Melakukan evaluasi terhadap kinerja keuangan bisnis baru secara berkala untuk mengukur pencapaian terhadap tujuan keuangan yang telah ditetapkan. Hal ini memungkinkan untuk mengidentifikasi potensi masalah atau peluang, serta melakukan perbaikan atau penyesuaian strategi keuangan jika diperlukan.


177 Dalam konsep penentuan budget bisnis baru, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan, antara lain: (Burns, 2022) 1. Kebutuhan Modal Awal Merupakan jumlah modal yang diperlukan untuk memulai bisnis baru, termasuk pembelian inventaris, pembayaran sewa tempat usaha, biaya pemasaran awal, dan lain sebagainya. 2. Biaya Operasional Meliputi berbagai biaya yang diperlukan untuk menjalankan bisnis sehari-hari, seperti biaya gaji karyawan, biaya bahan baku atau produk, biaya utilitas, biaya sewa tempat usaha, dan biaya administrasi. 3. Biaya Pemasaran Merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mempromosikan bisnis dan produknya kepada pasar target, termasuk biaya iklan, promosi penjualan, strategi pemasaran online, dan kegiatan promosi lainnya. 4. Biaya Penelitian dan Pengembangan Penting untuk mengalokasikan anggaran untuk penelitian dan pengembangan produk atau layanan agar bisnis dapat terus berinovasi dan bersaing di pasar yang terus berubah. 5. Biaya Overhead Meliputi berbagai biaya tetap yang diperlukan untuk menjalankan bisnis, seperti biaya sewa kantor, biaya


178 perangkat lunak, biaya asuransi, dan biaya lainnya yang tidak terkait langsung dengan produksi atau pemasaran. 6. Pendapatan Proyeksi Perlu memperkirakan pendapatan yang diharapkan dari penjualan produk atau layanan dalam periode tertentu untuk menentukan seberapa besar anggaran yang dapat dialokasikan untuk berbagai keperluan bisnis. 7. Proyeksi Pengeluaran Masa Depan Selain menghitung biaya operasional saat ini, juga penting untuk mempertimbangkan proyeksi pengeluaran masa depan yang mungkin timbul, seperti biaya ekspansi, biaya pemeliharaan, atau biaya upgrade sistem. 8. Faktor Risiko Evaluasi risiko-risiko yang mungkin dihadapi bisnis baru dan menyisihkan dana cadangan atau mengalokasikan anggaran untuk mengatasi kemungkinan masalah yang timbul, seperti penurunan penjualan atau biaya tak terduga. 9. Pengembalian Investasi Penting untuk mempertimbangkan potensi pengembalian investasi (ROI) dari setiap pengeluaran yang direncanakan, sehingga anggaran dapat dialokasikan secara efisien untuk mendukung pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis. Dengan memperhatikan faktor-faktor ini, pengusaha dapat menyusun anggaran yang realistis dan terukur untuk menjalankan bisnis baru dengan baik serta meningkatkan peluang kesuksesannya.


179 Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam penentuan budget untuk bisnis baru, antara lain: (Siegel & Wright, 2015) 1. Metode Persentase Penjualan Dalam metode ini, anggaran ditentukan sebagai persentase dari pendapatan penjualan yang diharapkan. Misalnya, perusahaan dapat mengalokasikan 10% dari pendapatan penjualan untuk biaya pemasaran atau 20% untuk biaya operasional. 2. Metode Perbandingan Metode ini melibatkan perbandingan dengan bisnis serupa di industri yang sama. Pengusaha dapat melakukan penelitian untuk menentukan rata-rata pengeluaran bisnis sejenis dan menggunakan informasi tersebut sebagai panduan dalam menetapkan anggaran. 3. Metode Penetapan Tujuan dan Kebutuhan Dalam metode ini, anggaran ditentukan berdasarkan tujuan dan kebutuhan spesifik bisnis. Pengusaha membuat daftar semua kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan bisnisnya dan menetapkan anggaran untuk setiap kegiatan tersebut. 4. Metode Nol Berbasis Aktivitas Metode ini melibatkan peninjauan ulang semua biaya dan kegiatan bisnis dari awal, tanpa mempertimbangkan anggaran tahun sebelumnya.


180 Setiap biaya harus dijustifikasi kembali berdasarkan kebutuhan bisnis saat ini. 5. Metode Penentuan Prioritas Pengusaha dapat menetapkan prioritas untuk setiap kegiatan bisnis dan mengalokasikan anggaran berdasarkan prioritas tersebut. Misalnya, kegiatan yang dianggap paling penting akan mendapatkan alokasi anggaran yang lebih besar. 6. Metode Bottom-Up Dalam metode ini, anggaran dibuat berdasarkan perkiraan biaya detail untuk setiap departemen atau fungsi bisnis. Kemudian, anggaran departemen digabungkan untuk membentuk anggaran keseluruhan bisnis. 7. Metode Top-Down Sebaliknya, metode top-down melibatkan penetapan anggaran secara keseluruhan oleh manajemen atau pemilik bisnis, yang kemudian dibagi-bagi ke departemen atau fungsi bisnis berdasarkan kebutuhan. 8. Metode Benchmarking Pengusaha dapat menggunakan data benchmarking untuk menetapkan anggaran bisnis baru dengan membandingkan kinerja dan pengeluaran bisnis serupa di industri yang sama. Dalam memilih metode yang tepat, pengusaha perlu mempertimbangkan kebutuhan bisnis, sumber daya yang tersedia, dan lingkungan bisnis saat ini. Kombinasi dari


181 beberapa metode di atas juga dapat digunakan untuk menyusun anggaran yang komprehensif dan realistis. Tidak ada metode yang secara mutlak terbaik dalam penentuan budget bisnis baru, karena setiap bisnis memiliki kebutuhan, tujuan, dan konteks yang berbeda. Pemilihan metode tergantung pada faktor-faktor seperti kompleksitas bisnis, sumber daya yang tersedia, tingkat risiko, dan preferensi manajemen. Beberapa bisnis mungkin menemukan metode perbandingan atau metode penetapan tujuan dan kebutuhan lebih sesuai, sementara yang lain mungkin memilih metode nol berbasis aktivitas atau metode bottom-up untuk tingkat kontrol yang lebih besar. Pentingnya adalah untuk memilih metode yang dapat memberikan pandangan yang akurat dan realistis tentang kebutuhan dan kemampuan finansial bisnis. Terlepas dari metode yang dipilih, pengusaha harus memastikan bahwa anggaran yang dibuat dapat mendukung pertumbuhan bisnis, mengelola risiko, dan memenuhi tujuan jangka panjang. Selain itu, fleksibilitas dalam mengadaptasi anggaran terhadap perubahan pasar dan keadaan bisnis juga merupakan faktor penting dalam memilih metode penentuan budget yang tepat.


182 Dalam proses penentuan budget bisnis baru, pemilihan metode yang sesuai menjadi kunci utama. Berbagai metode seperti metode perbandingan, metode penetapan tujuan dan kebutuhan, metode nol berbasis aktivitas, dan metode bottom-up tersedia untuk membantu pengusaha membuat estimasi yang akurat terkait kebutuhan finansial bisnis. Penting bagi pengusaha untuk mempertimbangkan kompleksitas bisnis, tingkat risiko, dan preferensi manajemen dalam memilih metode yang paling sesuai. Namun, terlepas dari metode yang dipilih, fleksibilitas dalam menyesuaikan anggaran dengan perubahan pasar dan kondisi bisnis menjadi kunci untuk mendukung pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan dan pencapaian tujuan jangka panjang.


183 1. Berikan dua strategi yang dapat digunakan untuk mengatasi ketidakpastian dalam menentukan budget untuk bisnis baru, dan jelaskan bagaimana kedua strategi tersebut dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik. 2. Diskusikan peran penting analisis SWOT dalam proses penentuan budget untuk bisnis baru. Sebutkan setidaknya tiga faktor internal dan tiga faktor eksternal yang harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT dan bagaimana faktor-faktor tersebut dapat memengaruhi alokasi anggaran. 3. Dalam konteks penentuan budget untuk bisnis baru, apa perbedaan antara pendekatan top-down dan bottom-up dalam menentukan anggaran? Berikan contoh situasi di mana masing-masing pendekatan tersebut lebih cocok digunakan. 4. Diskusikan tentang risiko-risiko yang mungkin timbul dalam menentukan budget untuk bisnis baru dan strategi apa yang dapat diambil untuk mengelola risiko-risiko tersebut agar tetap dapat mencapai tujuan bisnis. 5. Bagaimana konsep nilai waktu uang (time value of money) dapat memengaruhi proses penentuan budget untuk bisnis baru? Jelaskan bagaimana konsep ini


184 dapat digunakan untuk mengevaluasi opsi investasi dan memutuskan alokasi sumber daya yang optimal.


185


186 elalui pembahasan tentang kekuatan dan kelemahan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah), kita akan memahami lebih mendalam tentang peran penting serta tantangan yang dihadapi oleh sektor UMKM dalam perekonomian. Pembahasan ini akan memberikan wawasan tentang kontribusi UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan pemberdayaan masyarakat. Di sisi lain, kita juga akan mengeksplorasi berbagai hambatan yang dihadapi oleh UMKM, seperti keterbatasan akses terhadap modal, keterampilan manajerial yang terbatas, serta tantangan dalam pemasaran dan penetrasi pasar. Dengan memahami kedua aspek ini secara menyeluruh, kita dapat mengidentifikasi strategi dan solusi yang tepat untuk mendukung pertumbuhan dan keberlanjutan UMKM serta kontribusinya terhadap perekonomian secara keseluruhan. Kekuatan UMKM merupakan elemen vital dalam perekonomian suatu negara. Pertama, UMKM memiliki fleksibilitas yang tinggi dalam menyesuaikan diri dengan perubahan pasar dan kebutuhan pelanggan. Kemampuan untuk merespons perubahan trend dan permintaan pasar secara cepat memberikan keunggulan kompetitif tersendiri bagi UMKM. Fleksibilitas ini memungkinkan UMKM untuk beradaptasi dengan kondisi ekonomi yang dinamis serta menghadapi tantangan yang muncul. Selanjutnya, UMKM cenderung lebih inovatif dalam menciptakan produk atau layanan yang unik dan berbeda. Kreativitas dan inovasi sering kali menjadi kekuatan utama UMKM dalam membedakan diri dari pesaing, menarik


Click to View FlipBook Version